21
LAPORAN PEMBUATAN MANISAN PEPAYA KERING (DRIED PAPAYA’S SWEETS) Oleh Nurul Qomariyah 105100300111035 Lufi Tri Wahyu N. 105100300111037 Rizqi Akbar M. 105100300111031 Qurrata A’yunin 105100301111033 JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013

LAPORAN PEMBUATAN MANISAN PEPAYA KERING · untuk memperpanjang masa simpan. Dewasa ini pemanfaatan buah pepaya dalam usaha pengawetan dengan cara mengubahnya menjadi produk yang lebih

Embed Size (px)

Citation preview

LAPORAN

PEMBUATAN MANISAN PEPAYA KERING

(DRIED PAPAYA’S SWEETS)

Oleh

Nurul Qomariyah 105100300111035

Lufi Tri Wahyu N. 105100300111037

Rizqi Akbar M. 105100300111031

Qurrata A’yunin 105100301111033

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2013

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pepaya (Carica papaya L) berasal dari keluarga Caricaceae. Pepaya banyak

dibudiyakan oleh masyarakat baik sebagai hobi ataupun usaha komersil. Hal ini

karena pepaya memiliki kelebihan diantaranya dapat dibudidayakan dipekarangan

atau kebun, cepat berbuah dan mampu berbuah lebat, rasanya manis, tumbuh tanpa

perawatan yang rumit dan kandungan gizi yang cukup banyak. Buah pepaya

tergolong buah yang populer dan digemari oleh hampir seluruh penduduk penghuni

bumi. Daging buahnya lunak dengan warna merah dan kuning, rasanya manis dan

menyegarkan karena mengandung banyak air. Nilai gizi buah pepaya cukup tinggi

karena mengandung banyak provitamin A, vitamin C, dan kalsium. Buah-buahan

mempunyai arti penting sebagai sumber vitamin, mineral dan zat-zat lain dalam

menunjang kecukupan gizi, tetapi buah-buahan segar termasuk komoditi yang tidak

tahan lama. Daya tahan buah-buahan tergantung pada jenis buah dan perlakuan

lepas panen yang diberikan. Pengolahan buah-buahan penting dilakukan karena

sifatnya yang mudah rusak dan musiman sehingga perlu dilakukan pengawetan

untuk memperpanjang masa simpan. Dewasa ini pemanfaatan buah pepaya dalam

usaha pengawetan dengan cara mengubahnya menjadi produk yang lebih awet

seperti manisan, buah dalam sirup, selai, dan sebagainya.

Manisan merupakan salah satu jenis pengolahan yang dapat digunakan untuk

memperpanjang daya simpan buah pepaya. Selain itu, manisan merupakan salah

satu bentuk diversifikasi pengolahan pangan tradisional di Indonesia. Manisan buah

dapat dibedakan menjadi dua, yakni manisan basah dan manisan kering. Melihat

potensi buah pepaya yang cukup besar di Indonesia, maka terdapat peluang yang

cukup besar untuk memproduksi produk ini. Di pasaran produksi manisan pepaya

masih dilakukan dalam skala rumah tangga dan belum ada teknologi khusus yang

digunakan. Melihat keadaan pasar tersebut, maka kami melakukan inovasi terhadap

teknologi yang digunakan dan bentuk dari produk. Teknologi yang digunakan dalam

produksi manisan pepaya kering ini adalah blanching yang bertujuan untuk

mempertahankan warna dan keawetan manisan. Dengan beberapa keunggulan dan

inovasi tersebut, maka produk manisan pepaya kering ini dirasa mempunyai peluang

yang cukup baik di pasaran.

B. Tujuan

Tujuan dari produksi manisan pepaya kering ini adalah untuk menambah

diversifikasi pengolahan produk pangan dengan inovasi teknologi dan bentuk produk

yang baru atau belum umum ada dimasyarakat. Selain itu pembuatan manisan

pepaya kering ini dilakukan untuk mengetahui mutu organoleptik produk tersebut.

C. Manfaat

Hasil penelitian tentang pembuatan manisan pepaya kering ini diharapkan

dapat diperoleh cara yang terbaik sehingga didapatkan manisan pepaya kering yang

bernilai ekonomis, mempunyai gizi tinggi, layak dikonsumsi, aman, disukai

konsumen dan tahan lama.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pepaya

Papaya merupakan tanaman herba. Batangnya berongga, biasanya tidak

bercabang, dan tingginya dapat mencapai 10 m. daunnya merupakan daun tunggal,

berukuran besar, dan bercangap. Tangkai daun panjang dan berongga. Bunganya

terdiri dari tiga jenis, yaitu bunga jantan, bunga betina, dan bunga sempurna. Bentuk

buah bulat sampai lonjong. Batang, daun, dan buahnya mengandung getah yang

memiliki daya enzimatis, yaitu dapat memecah protein. Pertumbuhan tanaman

papaya termasuk cepat karena antara 10-12 bulan setelah ditanam buahnya telah

dapat dipanen (Kalie, 2008).

2.1.1 Klasifikasi Pepaya

Klasifikasi tanaman pepaya dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan

diklasifikasikan sebagai berikut (Kalie, 2008):

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dycotyledoneae

Ordo : Caricales

Famili : Caricaceae

Genus : Carica

Spesies : Carica papaya L

Klasifikasi tanaman pepaya termasuk dalam famili Caricaceae. Famili ini

memiliki empat genus yaitu Carica, Jarilla, Jacaranta dan Cylicomorpha. Ketiga

genus pertama merupakan tanaman asli Amerika Tropis, sedangkan genus keempat

merupakan tanaman yang berasal dari Afrika. Genus Carica memiliki 24 spesies,

salah satu diantaranya adalah pepaya. Tanaman dari genus Carica banyak

diusahakan petani karena buahnya enak dimakan (Kalie, 2008).

2.1.2 Kandungan Gizi Pepaya

Buah pepaya baik yang masih dalam kondisi mentah/muda (biasa difungsikan

sebagai bahan sayuran) maupun yang secara fisiologis sudah matang, masing-

masing memiliki kandungan unsur gizi dan kalori yang cukup dapat diandalkan.

Adapun gizi dan beberapa unsur penting lain yang terkandung di dalam pepaya

adalah sebagai berikut (Suprapti, 2005):

No. Unsur Gizi Kadar/100 g Bahan

Pepaya Mentah Pepaya Matang

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

Energi (kal)

Protein (g)

Lemak (g)

Karbohidrat (g)

Kalsium (mg)

Fosfor (mg)

Besi (mg)

Vitamin A (Sl)

Vitamin B (mg)

Vitamin C (mg)

Air (g)

26

2,1

0,1

4,9

50

16

0,4

50

0,02

19

92,3

46

0,5

-

12,2

23

12

1,7

365

0,04

78

86,7

2.1.3 Kegunaan Pepaya

Tanaman pepaya mengandung unsur-unsur yang sangat dibutuhkan bagi

kesehatan. Adapun manfaatnya secara resmi dalam bidang kesehatan adalah

sebagai berikut (Suprapti, 2005):

a. Akar

Akar pepaya sering dimanfaatkan sebagai obat cacing, ginjal, kandung kemih,

sakit persediaan, dan pegal-pegal.

b. Batang

Bagian dalam batang pepaya sering digunakan sebagai makanan ternak,

terutama kuda penarik.

c. Daun

Air perasan daun pepaya muda dapat digunakan sebagai obat malaria, kejang

perut, beri-beri dan sakit panas.

d. Bunga

Air rebusan bunga pepaya jantan berkhasiat untuk meningkatkan nafsu makan,

membersihkan darah, dan obat sakit kuning.

e. Buah Muda

Olahan buah pepaya muda berkhasiat melancarkan ASI.

f. Buah Matang

Kandungan vitamin A dan C dalam buah pepaya sangat mendukung proses

pertumbuhan badan, menjaga kesehatan selaput lendir pada alat-alat

pernapasan, menghindari penyakit rabun ayam, memelihara kekokohan sel-sel

tubuh, melawan infeksi, dan mencegah penyakit sariawan.

g. Biji

Biji pepaya dapat digunakan sebagai obat cacing.

2.2 Manisan Buah

Manisan merupakan salah satu bentuk pangan olahan yang banyak disukai

oleh masyarakat. Rasanya yang manis bercampur rasa khas buah sangat cocok

untuk dinikmati dalam berbagai kesempatan. Manisan merupakan salah satu produk

yang mengandung kadar gula tinggi. Dengan kadar gula tinggi ini, produk manisan

dapat disimpan dalam jangka waktu yang relatif lama. Pembuatan manisan juga

merupakan salah satu alternatif memperpanjang daya simpan bahan pangan

(Fachruddin, 1998).

2.2.1 Manisan Buah Kering

Manisan buah pada umumnya dibedakan menjadi manisan buah basah dan

manisan buah kering. Perbedaan kedua macam manisan tersebut terletak pada cara

pembuatannya, daya awetnya, dan penampakannya. Manisan kering adalah

manisan yang setelah direndam air gula pekat yang dikeringkan di bawah sinar

matahari atau menggunakan oven pengering (Fachruddin, 1998).

2.2.2 Manisan Buah Basah

Manisan buah basah dinilai lebih menarik daripada manisan buah kering.

Manisan buah basah tampil seperti buah aslinya, segar, dan tidak berubah warna.

Manisan buah ini dikemas dalam stoples atau botol-botol besar dan tetap direndam

dalam air gula. Selain itu bias juga dikemas dalam plastic polietilen dengan sedikit

atau tanpa air rendaman (Muaris, 2003).

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Ide Pembuatan Produk

Ide pembuatan produk manisan pepaya kering ini merujuk pada hasil

penelitian yang dilaksanakan untuk pembinaan masyarakat sebuah desa dalam

memanfaatkan buah pepaya agar bernilai tambah lebih tinggi. Produk manisan

kering pepaya memang telah ada di pasaran, namun demikian jumlahnya masih

terbatas dalam skala rumah tangga dan belum ada hak paten resmi untuk produk ini.

Ide pembuatan produk ini didukung dengan potensi bahan baku yang melimpah

dengan harga murah dan kebutuhan konsumen akan produk makanan yang kaya

akan kandungan gizi.

3.2 Strategi Pengembangan Produk

Strategi yang dipilih dalam ide pembuatan manisan pepaya kering ini adalah

pengembangan produk yang ada, yakni melalui modifikasi. Modifikasi dalam strategi

pengembangan produk ini adalah pada tampilan atau appearence, bentuk dan

teknologi yang digunakan. Strategi pengembangan produk merupakan hal yang

sangat penting karena nantinya akan berpengaruh terhadap product life cycle. Untuk

mengetahui strategi yang sesuai harus diperhatikan peluang pertumbuhannya,

perlindungan untuk inovasi, ukuran pasar, kompetisi, sistem distribusi dan

rekomendasi.

3.3 Konsep Produk

a. Deskripsi Umum Produk

Produk berupa manisan pepaya kering (dried papayas’s sweets) ini

merupakan salah satu bentuk diversifikasi pangan tradisional yang berbahan baku

buah pepaya. Buah pepaya merupakan buah yang memiliki potensi jumlah produksi

cukup besar di Indonesia. Harga buah pepaya yang cukup murah apabila dijual

dalam bentuk buah mentah mempunyai nilai ekonomi yang lebih rendah apabila

dibandingkan dengan menjual hasil olahan buah pepaya tersebut. Manisan pepaya

kering merupakan produk makanan yang dapat dikategorikan ke dalam bentuk

camilan. Produk makanan ini awalnya telah diproduksi dalam skala rumah tangga

dengan cara pengolahan yang tradisional. Melihat keadaan tersebut maka

muncullah ide pengembangan produk untuk memodifikasi pembuatan manisan

pepaya kering tersebut. Manisan pepaya kering merupakan produk makanan yang

mempunyai nilai kandungan gizi yang baik. Salah satu manfaat dari produk tersebut

adalah mempunyai kandungan vitamin A yang tinggi untuk kesehatan mata. Selain

itu, produk manisan kering juga dapat melancarkan pencernaan. Produk manisan

pepaya kering ini mempunyai bentuk yang unik yakni berupa bulan, bintang dan

bebek. Bentuk yang unik tersebut mempunyai ukuran rata-rata (3,5 x 4) cm. Pada

bagian luarnya terdapat taburan gula yang menyelimuti manisan tersebut, sehingga

inilah salah satu hal yang membedakannya dengan produk manisan pepaya yang

sudah ada. Produk pepaya kering ini dapat dikonsumsi oleh masyarakat usia 5 - 55

tahun. Jenis kemasan yang digunakan adalah kertas karton dengan inner berupa

kemasan plastik.

b. Posisi Produk di Pasaran (PLC)

Product life cycle (PLC) atau siklus hidup produk merupakan konsep yang

penting dalam pengembangan produk dan pemasaran karena memberikan

pemahaman yang mendalam mengenai dinamika bersaing suatu produk hasil

pengembangan. Siklus hidup produk manisan pepaya kering ini terdiri dari lima

tahapan, yakni tahap perkenalan, tahap pertumbuhan, tahap kedewasaan dan tahap

penurunan. Hal ini didasarkan pada teori-teori terdahulu yang sudah ada. Siklus

hidup produk erat kaitannya dengan strategi pengembangan produk yang

digunakan, karena nantinya akan berpengaruh pada aspek pemasaraannya.

c. Konsumen Sasaran

Konsumen sasaran untuk manisan pepaya kering (dried papaya’s sweets) ini

adalah masyarakat usia 5 - 55 tahun. Sasaran pasar ini diambil berdasarkan

pertimbangan kemungkinan-kemungkinan yang mungkin akan muncul ketika produk

ini dikonsumsi oleh balita ataupun lansia. Balita yang mengkonsumsi produk ini

ditakutkan akan mengalami diare, sedangkan apabila dikonsumsi oleh lansia maka

dapat menyebabkan peningkatan gula darah dalam tubuh. Produk manisan pepaya

kering ini juga membidik konsumen sasaran yang merupakan orang-orang yang

sedang menjalani program diet. Produk ini selain mempunyai kandungan nilai gizi

yang cukup tinggi juga dapat memperlancar pencernaan. Kandungan gula yang

terdapat pada manisan pepaya kering ini tidak perlu dikhawatirkan, karena telah

diimbangi dengan serat dan kandungan gizi yang tinggi di dalamnya.

d. Dukungan Teknologi Pengolahan

Teknologi pengolahan merupakan salah satu hal yang penting dalam

pengembangan suatu produk. Teknologi pengolahan yang efektif dan efisien dapat

mengurangi biaya produksi sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan.

Teknologi pengolahan juga merupakan aspek penting yang mempengaruhi kualitas

atau mutu suatu produk. Pada pembuatan manisan pepaya kering ini teknologi yang

digunakan adalah pengeringan dengan menggunakan oven. Sejauh ini pembuatan

manisan kering yang ada di masyarakat masih melalui cara pengeringan tradisional,

yakni menggunakan bantuan sinar matahari.

Pengeringan menggunakan sinar matahari memakan waktu yang cukup lama

dan kurang higienis apabila dibandingkan dengan pengeringan menggunakan oven.

Selain itu suhu pengeringan dengan sinar matahari tidak dapat dikontrol, sehingga

panas yang diberikan sesuai dengan cuaca yang ada, hal ini berpengaruh terhadap

lama waktu pengeringan. Dalam proses pengeringan, suhu pengeringan memegang

peranan yang sangat penting. Jika suhu pengeringan terlalu tinggi akan

mengakibatkan penurunan nilai gizi dan perubahan warna produk yang dikeringkan.

Sedangkan apabila suhu yang digunakan terlalu rendah, maka produk yang

dihasilkan basah dan lengket serta berbau busuk sehingga memerlukan waktu yang

terlalu lama. Pada pembuatan manisan pepaya kering ini, sebelum dilakukan proses

pengeringan dilakukan perlakuan pendahuluan, yanki blanching yang bertujuan

untuk menjaga mutu produk, dengan cara menonaktifkan enzim alami yang terdapat

pada bahan pangan. Enzim tersebut di nonaktifkan karena dapat mengganggu

kualitas pangan saat dilakukan proses pengolahan selanjutnya. Berikut adalah daftar

alat dan mesin yang digunakan dalam proses pembuatan manisan kering pepaya.

Tabel 1. Alat dan Mesin

No. Nama alat/mesin Jumlah

1 Pisau 2

2 Baskom 3

3 Timbangan digital 1

4 Timbangan analitik 1

5 Tabung ukur 1

6 Panci 2

7 Kompor gas 1

8 Cetakan 6

9 Loyang 2

10 Oven 1

11 Pengaduk 1

12 Termometer 1

13 Cawan petri 1

e. Keunggulan Produk

Keunggulan produk merupakan salah satu hal yang harus dimiliki sebuah

produk agar produk tersebut dapat diterima dan laku di pasaran. Keunggulan produk

manisan pepaya kering ini diantaranya adalah:

Hingga saat ini belum ada produk manisan buah pepaya kering di pasaran.

Potensi sumber bahan baku besar dengan harga yang relatif murah.

Manisan kering buah pepaya jauh lebih tahan lama dalam penyimpanan

dibanding manisan basah.

Bentuk manisan yang unik dan belum ada di pasaran.

Cara mengkonsumsinya yang praktis dan mudah untuk dibawa.

Kandungan nilai gizi yang tinggi dan dapat memperlancar proses pencernaan.

Tidak menggunakan bahan pengawet dan pewarna makanan.

f. Cara Menggunakan Produk

Produk manisan kering pepaya merupakan sebuah produk yang praktis, enak,

bernilai gizi tinggi dan dapat membantu memperlancar proses pencernaan. Produk

makanan ini dapat dikonsumsi secara langsung tanpa harus melakukan pengolahan

lebih lanjut lagi. Produk ini dapat dikonsumsi setiap hari sebagai salah satu sumber

nutrisi bagi tubuh dan dapat memperlancar proses pencernaan. Manisan kering

pepaya bukan merupakan produk sekali habis, jadi setelah kemasan dibuka masih

dapat dikonsumsi untuk hari berikutnya.

g. Nama Produk

Tema produk yang dibuat adalah manisan buah. Manisan buah ini adalah

manisan buah kering dari bahan baku berupa buah pepaya mengkal. Merk dari

produk ini adalah Dried Papaya’s Sweets. Produk ini mengambil tema bentuk-bentuk

yang unik seperti bulan, bintang, dan bebek yang belum ada di pasaran. Hal ini

bertujuan untuk menarik pasar khususnya anak kecil dengan bentuk-bentuk yang

unik tersebut.

f. Pembuatan Manisan Kering

Tabel 2. Bahan Baku dan Tambahan

No. Bahan Baku/Bahan Tambahan Jumlah

1 Pepaya mengkal 2 kg

2 Air perendaman kapur sirih 2 liter

3 Air perendaman larutan gula 2 liter

4 Air blanching 2 liter

5 Gula pasir 1,5 kg

6 Kapur sirih 6 gram

7 Jeruk nipis 2 biji

Bahan baku yang digunakan adalah berupa pepaya mengkal sejumlah 2 kg.

Berat pepaya 2 kg tersebut adalah setelah dikupas dan dicetak. Air yang digunakan

dalam proses perendaman dengan kapur sirih, larutan gula dan proses blanching

adalah sama, yakni sebanyak 2 liter. Gula pasir digunakan sebagai larutan gula dan

taburan pada bagian luar manisan, sehingga 1 kg digunakan untuk membuat larutan

gula dan 0,5 kg untuk taburan pada bagian luar. Perendaman dengan larutan gula

selama 24 jam bertujuan untuk mengawetkan manisan pepaya tersebut. Kapur sirih

yang digunakan adalah sebesar 6 gram. Larutan kapur sirih digunakan untuk

merendam pepaya selama kurang lebih satu jam untuk memperkuat jaringan buah.

Jeruk nipis digunakan sebagai penambahan asam sitrat alami saat pemasakan

selesai. Hal ini berfungsi untuk menurunkan pH menjadi 3,8 – 4,4. Pada kondisi

asam, akan menghambat pertumbuhan mikroba. Jeruk nipis yang digunakan adalah

sebanyak dua biji. Proses pembuatan manisan dilakukan melalui dua kali proses

karena adanya keterbatasan peralatan. Sehingga OPC yang dibuat adalah

berdasarkan ukuran tiap kali proses, yakni dengan bahan baku sebesar 1 kg.

I-1

Air

1 LiterGula

0,5 Kg

Jeruk Nipis

1 Buan

Air Kapur

(Air 1 Liter +

Kapur 3 Gram)

Pepaya

Ditimbang

(timbangan)

Ditimbang

(timbangan)

Ditimbang

(timbangan)

Ditimbang

(timbangan)

Ditimbang

(timbangan)0,5' I-5 I-4 I-3 I-20,5' 0,5' 0,5'0,5'

PETA PROSES OPERASI

Nama Objek : Pembuatan Manisan Kering Pepaya

Nomor Peta :

Dipetakan Oleh : Kelompok 6

Tanggal Peta : 18 April 2013

I-7

O-2

I-6

O-1

O-3

O-4

I-8

O-5

Pengupasan

dan

pembersihan

Pemotongan

Pengerasan

selama lebih

kurang 1 jam

Pencucian,

pembilasan,

penirisan

Blanching

selama 5

menit suhu

80 derajat

celcius

20'

15'

60'

15'

5'

I-9

O-6

O-7

I-10

O-8

Perendaman

dalam larutan

gula lebih

kurang 12

jam

Manisan

Kering

Pepaya

Pengeringan

Penirisan

720'

5'

120'

RINGKASAN

Kegiatan Keterangan Jumlah Waktu

Operasi

Pemeriksaan

Penyimpanan

3

5

1

80'

2,5'

TOTAL

Operasi dan

Inspeksi5' 880'

962,5'14

g. Hasil Uji Fisik (Kadar Air)

Pengujian kadar air dilakukan untuk mengetahui kandungan air pada produk

manisan kering pepaya. Standar kadar air merupakan salah satu parameter kritis

yang harus diperhatikan, karena mempengaruhi daya simpan produk. Adanya air

dalam bahan pangan merupakan media yang baik bagi pertumbuhan

mikroorganisme terutama untuk produk kering adalah tumbuhnya kapang dan

khamir. Kadar air manisan ini dipengaruhi pada saat pengeringan. Waktu yang

diperlukan dalam proses pengeringan dipengaruhi oleh struktur bahan, dan distribusi

aliran udara, suhu, kelembaban serta kecepatan udara. Kadar air bahan dihitung

dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

Kadar air (%bb) = 𝑐−(𝑎−𝑏 )

𝑐 x 100%

Keterangan: a = berat cawan dan sampel akhir (g)

b = berat cawan (g)

c = berat sampel awal (g)

sehingga diperoleh hasil perhitungan kadar air sebagai berikut:

Kadar air (%bb) = 𝑐−(𝑎−𝑏 )

𝑐 x 100%

= 23,254−(46,035−35,834)

23,254 x 100%

= 56,13 %

Dari hasil perhitungan di atas maka di dapatkan hasil kadar air produk sebesar

56,13%. Berdasarkan standar mutu manisan kering buah-buahan (SII No. 0718-83

dalam Fitriani, 2008), kadar air manisan kering maksimum 25%. Hasil ini berarti

masih terlalu tinggi untuk kadar air yang ada pada manisan buah kering. Oleh sebab

itu pada proses pembuatan selanjutnya lama waktu pengeringan harus lebih lama

lagi. Pada pengeringan secara tradisional menggunakan matahari lama waktu yang

dibutuhkan adalah selama tiga hari, sehingga setidaknya untuk pengeringan

menggunakan oven memerlukan waktu selama 1-2 hari. Tinggi rendahnya kadar air

suatu bahan sa-ngat ditentukan oleh air terikat dan air bebas yang terdapat dalam

bahan. Air terikat ini membutuhkan suhu yang lebih tinggi untuk menguapkannya

daripada air bebas yang membutuhkan suhu yang relatif rendah untuk

menguapkannya, sehingga bahan yang memiliki air terikat yang lebih banyak

cenderung memiliki kadar air lebih tinggi.

h. Hasil Uji Organoleptik Uji organoleptik yang dilakukan adalah uji kesukaan terhadap warna, aroma,

rasa, bentuk dan tekstur berdasarkan tingkat kesukaan konsumen. Pengujian

organoleptik dilakukan kepada panelis tidak terlatih yang berjumlah 15 orang. Setiap

panelis memberikan penilaian berdasarkan rentang nilai sangat tidak suka sampai

sangat suka. Rentang penilaian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. Uji Organoleptik

Penerimaan Nilai

Sangat tidak suka 1

Tidak suka 2

Biasa 3

Suka 4

Sangat suka 5

Berikut hasil dari uji organoleptik dalam bentuk grafik diagram.

Grafik 1. Hasil Uji Organoleptik

i.

0

1

2

3

4

5

6

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Warna

Aroma

Rasa

Bentuk

Tekstur

i. Desain Produk

Gambar 1. Produk Manisan Kering Pepaya

Keterangan gambar ukuran bentuk cetakan:

Bintang : (3 x 3) cm

Bulan : (4 x 2,2) cm

Bebek : (4 x 3,5) cm

Ukuran tebal untuk ketiga bentuk cetakan adalah sama, yakni 1,5 cm.

j. Produk Pesaing yang ada di Pasaran

Produk manisan kering pepaya belum ada yang dijual di masyarakat, namun

telah ada yang memproduksi dalam lingkungan rumah tangga yang dilakukan

secara tradisional. Berikut adalah salah satu contoh manisan kering pepaya yang

dibuat dalam lingkup rumah tangga. Bentuknya masih biasa dan tekstur luarnya

kasar.

Gambar 2. Produk Pesaing

k. Analisis Produk

Pemasaran

Pemasaran terhadap produk manisan kering pepaya ini akan meliputi usaha

untuk menjembatani interaksi antara perusahaan dan pelanggan, memfasilitasi

proses identifikasi peluang produk, pendefinisian segmen pasar, identifikasi

kebutuhan pelanggan, merancang peluncuran produk dan promosi produk. Salah

satu usaha dalam pemasaran produk manisan kering pepaya ini adalah

menggunakan media online untuk promosi dan melakukan pemesanan.

Perancangan

Perancangan dalam pembuatan produk manisan kering pepaya ini akan

meliputi beberapa hal. Ruang lingkup perancangan tersebut diantaranya adalah

pendefinisian bentuk fisik produk agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan,

desain engineering (mekanik, elektrik, software, dll) serta desain industri yang

meliputi estetika, ergonomi, dll.

Manufaktur

Pada pembuatan produk manisan kering pepaya ini manufaktur bertanggung

jawab untuk merancang dan mengoperasikan sistem produksi pada proses produksi

tersebut. Fungsi manufaktur secara luas adalah mencakup pembelian, distribusi dan

instalasi (supply chain). Dengan manufaktur yang baik maka proses produksi dapat

berjalan dengan lancar dan biaya dapat diminimasi untuk meningkatkan pendapatan

dan keuntungan perusahaan.

IV. KESIMPULAN

Produk manisan kering pepaya merupakan sebuah ide pengembangan produk

yang merujuk pada sebuah jurnal penelitian tentang pembuatan manisan kering

pepaya pada sebuah desa binaan. Produk ini belum ada di pasaran namun sudah

pernah dibuat dalam lingkup rumah tangga dengan cara tradisional. Modifikasi yang

dilakukan pada pembuatan manisan kering pepaya tersebut adalah pada bentuk

yang unik dan teknologi yang digunakan. Pembuatan manisan kering pepaya

tersebut menggunakan teknologi pengeringan modern, yakni menggunakan oven

sehingga waktu pengeringan akan lebih cepat jika dibandingkan dengan

pengeringan secara tradisional menggunakan sinar matahari. Hasil dari pengujian

kadar air produk didapatkan nilai kadar air sebesar 56,13%. Nilai kadar air tersebut

masih jauh dari standar SNI yakni maksimal 25%. Hal ini menjadi dasar untuk

pembuatan produk selanjutnya dalam penambahan jumlah waktu pengeringan

sehingga didapatkan nilai sesuai standar mutu manisan buah kering. Tiga hal

penting yang terdapat dalam fungsi utama perusahaan yang harus diperhatikan

adalah pemasaran, perancangan dan manufaktur. Produk manisan yang telah jadi

tersebut selanjutnya dilakukan uji organoleptik melalui 15 panelis untuk penilaian

warna, aroma, rasa, bentuk dan tekstur.

DAFTAR PUSTAKA

Kalie, M. Baga. 2008. Bertanam Pepaya. Penebar Swadaya. Jakarta.

Suprapti, Lies M. 2005. Aneka Olahan Pepaya Mentah dan Mengkal. Kanisius.

Yogyakarta.

Fachruddin, Lisdiana. 1998. Membuat Aneka Manisan. Kanisius. Yogyakarta.

Muaris, Hindah. 2003. Manisan Buah. Gramedia. Jakarta.

LAMPIRAN