Laporan Pembuatan Media

Embed Size (px)

DESCRIPTION

free

Citation preview

PEMBUATAN MEDIA KULTUR JARINGAN TANAMANPENDAHULUANLatar Belakang Kultur in vitro atau kultur jaringan tanaman merupakan suatu teknik untuk mengisolasi bagian tanaman (sel, jaringan, dan organ tanaman), untuk ditumbuhkan pada media dengan kondisi aseptik agar bagian tanaman tersebut dapat memperbanyak diri dan membentuk tanaman yang sempurna (Gunawan 1992). Sukmadjadja dan Mariska (2003) menyatakan bahwa terdapat beberapa kelebihan dari penggunaan teknik kultur jaringan dibandingkan dengan cara konvensional yaitu faktor perbanyakan tinggi, tidak tergantung pada musim karena lingkungan tumbuh in vitro terkendali, bahan tanaman yang digunakan sedikit sehingga tidak merusak pohon induk, tanaman yang dihasilkan bebas dari penyakit meskipun dari induk yang mengandung patogen internal serta tidak membutuhkan tempat yang sangat luas untuk menghasilkan tanaman dalam jumlah banyak.Media dasar dan zat pengatur tumbuh diperlukan dalam metode perbanyakan tanaman secara in vitro. Media yang seing digunakan dalam kultur in vitro adalah media Murashige dan Skoog atau media Gamborg (B5) (Gamborg 1995). Menurut Wattimena (1988), peran ZPT dalam pertumbuhan dan perkembangan kultur adalah mengawali reaksi-reaksi biokimia dan mengubah komposisi kimia di dalam media tanam, yang mengakibatkan terbentuknya organ tanaman. Dalam media diberikan berbagai garam mineral, air, gula, asam amino, zat pengatur tumbuh, pemadat media untuk pertumbuhan dan perkembangan, serta kadang-kadang arang aktif untuk mengurangi efek penghambatan dari persenyawaan polifenol (warna coklat-hitam) yang keluar akibat pelukaan jaringan pada jenis-jenis tanaman tertentu. Gula, asam amino, dan vitamin ditambahkan karena eksplan yang ditanam tidak lagi sepenuhnya hidup secara autotrof (hidup dari bahan-bahan anorganik dari alam). Dalam kultur in vitro, segmen tanaman hidup secara heterotrof (mendapat suplai bahan organik) (Gunawan 1995).Komposisi nutrisi medium kultur dapat dikatagorikan dalam : garam-garam mineral, karbohidrat, vitamin dan bahan organik lain zat tumbuh dan senyawa-senyawa organik kompleks seperti air kelapa, sari tomat, ekstrak yeast dan lain-lain (Hattmann and Kaster 1968). media kultur yang memenuhi syarat adalah media yang mengandung nutrien makro dan mikro dalam kadar dan perbandingan tertentu, serta sumber tenaga (umumnya digunakan sukrosa). Garam-garam anorganik atau garam-garam mineral terdiri atas : unsur-unsur makro nitrogen, phospor, potasium, kalsium, magnesium dan sulfur sangat penting untuk seluruh jaringan tanaman dan pertumbuhan bagian tanaman secara in vitro. Dan unsur-unsur mikro yaitu B, Co, Fe, Mn, Zn, Cu, Mo, penting di tambahkan tetapi pada beberapa media dapat dihilangkan. Unsur-unsur esensial dalam suatu media berfungsi untuk mengatur proses-proses fisiologis, serta mengaktifkan enzim dan mengatur kecepatan proses enzim (Epstein 1972). Disamping itu juga untuk mengatur proses-proses metabolisme. Kekurangan unsur-unsur esensial akan menimbulkan gangguan fisiologis. Dalam praktikum ini dilakukan pembuatan media tanam kultur jaringan dan melakukan pengamatan jumlah media yang steril dan kontam. Pengamatan media dilakukan pada perbanyakan cepat tanaman pada tanaman Krisantimum karena media yang dibuat digunakan untuk perbanyakan tanaman krisantimum. TujuanMengetahui bagaimana cara membuat media tanam MS pada teknik kultur jaringan. BAHAN DAN METODEBahanLarutan stok, gula, agar-agar, plastik penutup, karet gelang. Alat yan digunakan adalah labu takar dan botol kultur.MetodeCara membuat media dengan Media Dasar MS0 sebagai berikut:Larutkan 15 gram gula dengan menambahkan akuades sebanyak 500 ml dan campurkan ke dalam labu takar. Tambahkan 10 ml larutan stok A dan B, masukkan ke dalam labu takar.Tambahkan 2,5 ml masing-masing larutan stok C, stok D, stok ETambahkan 5 ml masing-masing larutan stok F, Myo dan VitaminTera PH media dengan menambahkan HCl 1 N atau KOH 1 N sampai mencapai 5,9Tambahkan media ke dalam tempat yang volumenya 1 liter, lalu tambahkan 3,5 gram agar-agar.Panaskan media sampai agar-agar larut (sambil diaduk)Tuangkan media ke dalam botol kultur sterilSterilisasi media selama 15-20 menit, pada suhu 121 C tekanan 17,5 psiUntuk media MS13 setelah langkah ke 4 ditambahkan dengan Zat Pengatur Tumbuh dan langkah selanjutnya sama. HASIL DAN PEMBAHASANtabel 1. Media kultur jaringan pada perbanyakan cepat pucuk krisntimumHasil ULANGAN MST1234111002110031110411115111161111711118111191111101111111111121100tabel 2. Media kultur jaringan pada perbanyakan cepat batang krisantimumket: 1 = steril, 0 = kontam ULANGAN MST1234111112100031100411005111161111711118111190000101111111111121111ket: 1 = steril, 0 = kontamtabel 3. Jumlah Media kultur jaringan yang steril dan kontam krisntimum mediajumlah media1 mst2 mst3 mst4 mststeril 23221514kontam1278Pembahasan Dalam pengamatan media ini, digunakan media pada perbanyakan cepat tanaman Krisantimum karena media hasil praktikum digunakan pada perbanyakan cepat tanaman Krisantimum. Berdasarkan hasil praktikum, dapat dikatahui bahwa jumlah media yang steril dari 1 MST sampai 4 MST mengalami penurunan. Pada 1 MST media yang steril paling banyak yaitu 23 dan 1 yang kontam sedangkan pada 4 MST media yang steril paling sedikit yaitu 14 dan 8 yang kontam. Penurunan tersebut kemungkinan dikarenakan oleh serangan patogen yang terbawa saat pembuatan media ataupun saat penanaman Krisantimum. Kendala yang dialami dalam praktikum ini adalah keterbatasan autoclave sehingga harus bergantian dalam penggunaannya, ada beberapa ulangan yang mengalami kontaminasi oleh patogen, hal tersebut dikarenakan kurang streril pada saat penanaman sehingga patogen dapat terbawa. Patogen yang menyerang berdasarkan pengamatan fisik dari golongan bakteri putih berlendir dan cendawan putih hifa membentuk benang dan cendawan hitam. Jenis cendawan dan bakterinya tidak diketahui karena tidak ada pengujiannya. Pembuatan media harus dilakukan dengan cara yang baik dan benar kerena media merupakan elemen penting dalam teknik kultur jaringan. Baik tidaknya hasil perbanyakan cepat sangat ditentukan oleh media tanam. KESIMPULAN Dalam pembuatan media harus dilakukan dengan baik dan benar supaya menghasilkan perbanyakan tanaman banyak dan tidak terkontaminasi. DAFTAR PUSTAKA Epstein E. 1972. Mineral Nutrition of Plants. Principles and Perspectives. New York: John Wiley and Sons. Inc.Hartmann HT, Kester DE. 1968. Plant Propagation, Principles and Practices. New York: Prentice Hall. IncGamborg, O.L. 1995. Metode Kultur Jaringan Tanaman. Dalam L.R. Wetter dan F. Constabel (Eds). Metode Kultur Jaringan Tanaman. Institut Teknologi Bandung. Bandung. Hal 1-13. Gunawan, L. W. 1992. Teknik Kultur Jaringan Tanaman. Departemen Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Bioteknologi Institut Pertanian Bogor. Bogor. 165 hal.Sukmadjadja, D. dan I. Mariska. 2003. Perbanyakan Bibit Jati melalui Kultur Jaringan. Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian. Bogor. 17 hal.Wattimena, G.A. 1988. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Pusat Antar Universitas Bioteknologi Institut Pertanian Bogor. Bogor. 145 hal.