Click here to load reader
Upload
puti-fatimah
View
137
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
1111
Citation preview
Laporan Pendahuluan
“Ansietas”
A. Kasus (masalah utama)
Tn. H 59 tahun, datang ke rumah sakit persahabatan pada tanggal 21 Mei 2013
dengan keluhan pusing, mual, dan rasa sakit di hitung serta telinga. Diagnosa medis
klien adalah karsinoma naso faring, klien sudah didiagnosa terkena penyakit ini sejak
beberapa tahun yang lalu. Rambut klien tampak berantakan , dan tidak terawat. Klien
mengatakan sering cemas tentang penyakit yang dideritanya, klien juga direncanakan
untuk menjalani terapi sinar untuk karsinoma yang dideritanya. Saat pengkajian, klien
tampak lebih sering tidur dibandingkan dengan mengobrol dengan keluarga yang
menjaganya. Klien mengatakan ia adaah seorang nasrani yang taat beribadah. Klien
mengatakan sudah dapat menerima penyakitnya walaupun terkadang sering cemas
dengan pengobatan yang akan ia jalani. Napsu makan klien baik, klien mengatakan
sering merasa lapar dan haus. Tekanan darah pasien 120/80 mmHg, nadi 80x/menit, rr
20x/menit, suhu 36,5oC, klien tampak serimg bertanya tentang pengobatan yang akan
ia jalani.
Proses Terjadi Masalah
1. Pengertian
Ansietas adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-samar karena
ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai suatu respons ( sumber seringkali
tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu); suatu perasaan takut akan terjadi
sesuatu yang disebabkan oleh antisipasi bahaya. Ini merupakan sinyal yang
menyadarkan bahwa peringatan tentang bahaya yang akan datang dan
memperkuat individu mengambil tindakan menghadapi ancaman.
2. Etiologi
Stress adalah keletihan dan kecemasan pada tubuh yang disebabkan oleh hidup
(Selye, 1956). Ansietas terjadi ketika seseorang mengalami kesulitan menghadapi
situasi, masalah, dan tujuan hidup. Setiap individu menghadapi stress dengan cara
yang berbeda, seseorang dapat tumbuh dalam suatu situasi yang menimbulkan
distress berat pada orang lain.
a. Faktor presipitasi
1) Ancaman integritas fisik : ketidakmampuan fisiologis dan menurunnya
kemampuan melaksanakan ADL
2) Ancaman terhadap sistem “diri” : mengancam identitas, harga diri,
integritas social. Misalnya : kesulitan peran baru
b. Faktor predisposisi
1) Dalam psikoanalitik, ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara
dua elemen kepribadian, id dan superego.
2) Menurut interpersonal, ansietas timbul dari perasaan takut terhadap tidak
adanya penerimaan dari hubungan interpersonal.
3) Menurut pandangan perilaku, ansietas merupakan produk frustasi yaitu
segala sesuatu yang menganggu kemampuan seseorang untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
4) Kajian keluarga menunjukan bahwa gangguan ansietas merupakam hal
yang biasa ditemui dalam suatu keluarga.
5) Kajian biologis menunjukan bahwa otak mengandung reseptor khusu
benzodiazepine. Reseptor ini mungkin membantu mengatur ansietas
penghambat dalam aminobutirik. Gamma neuroregulator (GABA) juga
mungkin memainkan peran utama dalam mekanisme biologis berhubungan
dengan ansietas sebagaimana halnya endorfin.
3. Tingkatan ansietas :
a. Ansietas ringan dan sedang : pada tingkatan ini individu dapat memproses
informasi, belajar, dan menyelesaikan masalah. Pada kenyataannya, tingkat
ansietas ini memotivasi pembelajaran dan perubahan perilaku. Keterampilan
kognitif mendominasi tingkat ansietas ini.
b. Ansietas berat dan panik : keterampilan bertahan yang lebih sederhana
mengambil alih, respon defensive terjadi danketerampilan kognitif menurun
secara signifikan. Pasien yang mengalami ansietas ini sulit untuk berfikir dan
melakukan pertimbangan, otot-ototnya menjadi tegang, TTV meningkat dan
terlihat mondar mandir, memprtlihatkan kegelisahan.
4. Tanda dan gejala
Keluhan-keluhan yang sering ditemukan oleh orang yang mengalami ansietas
(Hawari,2008), antara lain :
a. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah
tersinggung
b. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut
c. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang
d. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan
e. Gangguan konsentrasi dan daya ingat
f. Keluhan-keluhan somatic, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang.
5. Pohon Masalah
Defisit perawatan diri
Koping tidak efektif
6. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji.
1. Defisit perawatan diri
DS : Klien mengatakan sulit untuk melakukan perawatan diri sendiri
DO :
- Penampilan klien tampak tidak terawat
- Rambut klien tampak berantakan
2. Ansietas
DS :
- Klien mengeluh khawatir dengan pengobatan yang akan ia alami
Ansietas
- Klien mengatakan takut dengan hari esok
- Klien mengeluh nyeri di bagian otot dan tulangnya
DO :
- Klien mengalami kesulitan tidur saat malam hari
- Klien tampak tidak tenang atau gelisah
3. Koping yang tidak efektif
DS :
-Klien mengatakan hanya ingin sendiri jika tidak ada yang menjaganya
Do :
- Klien tampak sulit mengendalikan rasa nyeri yang ia alami
- Klien tampa lebih sering untuk tidur.
7. Diagnosa Keperawatan
- Defisit perawatan diri
- Ansietas
- Koping tidak efektif
8. Rencana Tindakan Keperawatan
Ansietas
Tujuan Umum :
Klien mampu memahami apa yang dimaksud dengan cemas dan cara mengatasi
rasa cemas
Tujuan Khusus :
1. Klien mampu menjelaskan pengertian cmas
2. Klien mampu menjelaskan cara mengurangi rasa cemas dengan
melakukan teknik relaksasi (napas dalam), distraksi, hipnotis lima jari dan
keyakinan spiritual
3. Klien mampu mendemonstrasikan kembali cara melakukan teknik cara
mengurangi rasa cemas dengan melakukan teknik relaksasi (napas dalam),
distraksi, hipnotis lima jari dan keyakinan spiritual
Rencana Tindakan
1. Bina hubungan saling percaya
2. Jelaskan mengenai pengertian cemas serta tanda dan gejala cemas
3. Jelaskan mengenai cara mengurangi rasa cemas
4. Ajarkan mengenai tknik mengurangi rasa cemas teknik relaksasi napas
dalam, distraksi, dan hipnotis 5 jari serta pendekatan spiritual.
Koping individu tidak efektif
Tujuan Umum :
Klien mampu memiliki koping yang efektif dalam menghadapi stressor
Tujuan Khusus :
1. Klien mampu menembangkan dan menggunakan koping yang sesuai dan dapat
diterima secara sosial
2. Klien mampu mendemonstrasikan kemampuan dan kesediaan untuk mengikuti
peraturan perawatan dan mengembangkan koping secaraefektif selama
perawatan.
3. Klien mampu mendiskusikan masalahnya, klien mampu beradaptasi dengan
lingkungan.
Rencana Tindakan :
1. Bina hubungan saling percaya
2. Berikan aktivitas motorik sesuai dengan indikasi
3. Tidak melakukan perdebtan, perang mulut, atau melakukan tawar menawar
4. Berikan dorongan untuk mengungkapkan perasaan atau masalahnya
5. Diskusikan dengan klien cara alternatif untuk mengatasi rasa frustasi yang
paling cocok dengan gaya hidup klien. Berikan dukungan dan umpan balik
positik sambil mencoba strategi baru.
Defisit Perawatan Diri
Tujuan Umum
Klien dapat memelihara kebersihan diri secara mandiri
Tujuan Khusus
- Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
- klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diri
- klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan perawat
- Klien dapat dukungan keluarga dalam meningkatkan kebersihan diri.
Rencana Tindakan
1. Jelaskan pada keluarga tentang penyebab kurang minatnya klien menjaga
kebersihan diri.
2. Diskusikan bersama keluarga tentang tindakanyang telah dilakukan klien
selama di RS dalam menjaga kebersihan dan kemajuan yang telah dialami di
RS.
3. Anjurkan keluarga untuk memutuskan memberi stimulasi terhadap kemajuan
yang telah dialami di RS.
4. Jelaskan pada keluarga tentang manfaat sarana yang lengkap dalam menjaga
kebersihan diri klien.
5. Anjurkan keluarga untuk menyiapkan sarana dalam menjaga kebersihan diri.
6. Diskusikan bersama keluarga cara membantu klien dalam menjaga kebersihan
diri.
7. Diskusikan dengan keluarga mengenai hal yang dilakukan misalnya:
mengingatkan pada waktu mandi, sikat gigi, mandi, keramas, dan lain-lain.