12
LAPORAN PENDAHULUAN BRONKHITIS A. PENGERTIAN 1. Bronkitis akut adalah suatu peradangan dari bronkioli, bronkus dan trakea, oleh berbagai sebab (Junadi, 2000 : 206). 2. Bronkhitis adalah hipersekresi mukus dan batuk produktif kronis berulang-ulang minimal selama 3 bulan pertahun atau paling sedikit dalam 2 tahun berturut-turut pada pasien yang diketahui tidak terdapat penyebab lain (Brunnner and Suddart, 2002). 3. Bronchitis akut adalah radang pada bronchus yang biasanya mengenai trachea dan laring, sehingga sering dinamai juga dengan laringotracheobronchitis. B. ETIOLOGI Bronkitis akut biasanya sering disebabkan oleh virus seperti Rhinovirus, Respiratory Syncitial virus (RSV), virus influenza, virus para influenza, dan coxsackie virus. Bronkitis akut juga dapat dijumpai pada anak yang sedang menderita morbilli, pertusis dan infeksi mycoplasma pneumonia. Penyebab lain dari bronkitis akut dapat juga oleh bakteri (staphylokokus, streptokokus, pneumokokus, hemophylus influenzae). Bronkitis dapat juga disebabkan oleh parasit seperti askariasis dan jamur. Penyebab non infeksi adalah akibat aspirassi terhadap bahan fisik

LAPORAN PENDAHULUAN BRONKHITIS

  • Upload
    tuwiw

  • View
    867

  • Download
    73

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN PENDAHULUAN BRONKHITIS

LAPORAN PENDAHULUAN

BRONKHITIS

A. PENGERTIAN

1. Bronkitis akut adalah suatu peradangan dari bronkioli, bronkus dan trakea, oleh

berbagai sebab (Junadi, 2000 : 206).

2. Bronkhitis adalah hipersekresi mukus dan batuk produktif kronis berulang-

ulang minimal selama 3 bulan pertahun atau paling sedikit dalam 2 tahun

berturut-turut pada pasien yang diketahui tidak terdapat penyebab lain

(Brunnner and Suddart, 2002).

3. Bronchitis akut adalah radang pada bronchus yang biasanya mengenai trachea

dan laring, sehingga sering dinamai juga dengan laringotracheobronchitis.

B. ETIOLOGI

Bronkitis akut biasanya sering disebabkan oleh virus seperti Rhinovirus,

Respiratory Syncitial virus (RSV), virus influenza, virus para influenza, dan

coxsackie virus. Bronkitis akut juga dapat dijumpai pada anak yang sedang

menderita morbilli, pertusis dan infeksi mycoplasma pneumonia. Penyebab lain

dari bronkitis akut dapat juga oleh bakteri (staphylokokus, streptokokus,

pneumokokus, hemophylus influenzae). Bronkitis dapat juga disebabkan oleh

parasit seperti askariasis dan jamur. Penyebab non infeksi adalah akibat aspirassi

terhadap bahan fisik atau kimia. Faktor predisposisi terjadinya bronkitis akut adalah

perubahan cuaca, alergi, polusi udara dan infeksi saluran nafas atas kronik

memudahkan terjadinya bronchitis.

C. PATOFISIOLOGI

Masuknya infeksi viral, bakteri, polutan, kedinginan, kelelahan dan

malnutrisi dapat mengakibatkan terjadinya hiperemia membran mukosa pada

dinding bronchus dan terjadi desquamasi mukosa yang dapat mengakibatkan udem

pada dinding bronchus. Selanjutnya, dapat mengakibatkan infiltrasi leukosit dari

submukosa bronchus. Dan akan terjadi produksi eksudat mucopurelent pada proses

ini ditandai dengan batuk-batuk kecil ini sebagai respon tubuh.

Page 2: LAPORAN PENDAHULUAN BRONKHITIS

Silia bronchus berfungsi untuk sel fagosit memfagosit dari sel-sel yang

rusuk dan dapat mengakibatkan pembesaran pada limfe dimana sebagai tanda

adanya peradangan. Dimana terjadi gangguan limfe. Bakteri yang masuk dapat

menginfeksi bronchus yang dapat mengakibatkan akumulasi sel dan eksudat

mucopurulent dan dapat terjadi obstruksi jalan nafas.

D. SKEMA PATOFISIOLOGI

Infeksi viral, Polutan, Kedinginan, Lelah, Malnutrisi

Hyperemi membran mukosa

Desquamasi mukosa

Udema pada dinding bronchus

Infiltrasi leukosit dari sub mukosa bronchus

Produksi eksudat mucopurelent

Gangguan limfe

Bakteri masuk ke bronchioli yang steril

Obstruksi jalan nafas

Udema dinding bronchioli

                                             Rerensi sekrat                   Spasme musculus

                                                                                          Bronchioli

                                            Bersihan jalan                                   

                                        nafas tidak efektif        Gangguan pertukaran gas,

                                                                                  intoleransi aktivitas

Page 3: LAPORAN PENDAHULUAN BRONKHITIS

E. MANIFESTASI KLINIS

1. Tanda toksemi   : Malaise, demam, badan terasa lemah, banyak keringat

“Diaphoresis”, tachycardia, tachypnoe.

2. Tanda iritasi       : Batuk, ekspektorasi/ peningkatan produksi sekret, rasa sakit

dibawah sternum.

3. Tanda obstruksi : sesak nafas, rasa mau muntah.

F. TEST DIAGNOSTIK

a) Sinar x dada : Dapat menyatakan hiperinflasi paru – paru, mendatarnya

diafragma, peningkatan area udara retrosternal, hasil normal selama periode

remisi.

b) Tes fungsi paru : Untuk menentukan penyebab dispnoe, melihat obstruksi,

memperkirakan derajat disfungsi.

c) TLC : Meningkat   

d) Volume residu : Meningkat.

e) FEV1/FVC : Rasio volume meningkat.

f) GDA : PaO2 dan PaCO2 menurun, pH Normal.

g) Bronchogram : Menunjukkan di latasi silinder bronchus saat inspirasi,

pembesaran duktus mukosa.

h) Sputum : Kultur untuk menentukan adanya infeksi, mengidentifikasi

patogen.

i) EKG : Disritmia atrial, peninggian gelombang P pada lead II, III,

AVF.

j) Analisa gas darah memperlihatkan penurunan oksigen arteri dan peningkatan

karbon dioksida arteri.

k) Polisetemia (peningkatan konsentrasi sel darah merah) terjadi akibat hipoksia

kronik yang disertai sianosis, menyebabkan kulit berwarna kebiruan.

G. PENGKAJIAN

a)      Aktivitas/istirahat

Gejala Keletihan, kelelahan, malaise, Ketidakmampuan melakukan

aktivitas sehari – hari, Ketidakmampuan untuk tidur, Dispnoe

pada saat istirahat.

Page 4: LAPORAN PENDAHULUAN BRONKHITIS

Tanda Keletihan, Gelisah, insomnia, Kelemahan umum/kehilangan

massa otot.

b)      Sirkulasi

Gejala Pembengkakan pada ekstremitas bawah.

Tanda Peningkatan tekanan darah, peningkatan frekuensi

jantung/takikardia berat, Distensi vena leher, Edema

dependent, Bunyi jantung redup, Warna kulit/membran

mukosa normal/cyanosis, Pucat, dapat menunjukkan anemi.

c)      Integritas Ego

Gejala Peningkatan faktor resiko, Perubahan pola hidup

Tanda Ansietas, ketakutan, peka rangsang.

d)     Makanan/cairan

Gejala Mual/muntah, nafsu makan buruk/anoreksia, ketidakmampuan

untuk makan, penurunan berat badan, peningkatan berat

badan.

Tanda Turgor kulit buruk, edema dependen, berkeringat, penurunan

berat badan, palpitasi abdomen.

e)      Hygiene

Gejala Penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan

Tanda Kebersihan buruk, bau badan.

f)       Pernafasan

Gejala Batuk menetap dengan produksi sputum setiap hari selama

minimun 3 bulan berturut – turut tiap tahun sedikitnya 2

tahun, episode batuk hilang timbul.

Tanda Pernafasan biasa cepat, penggunaan otot bantu pernafasan,

bentuk barel chest, gerakan diafragma minimal, bunyi nafas

ronchi, perkusi hyperresonan pada area paru, warna pucat

dengan cyanosis bibir dan dasar kuku, abu – abu keseluruhan.

Page 5: LAPORAN PENDAHULUAN BRONKHITIS

g)       Keamanan

Gejala Riwayat reaksi alergi terhadap zat/faktor lingkungan, adanya /

berulangnya infeksi.

h)      Seksualitas

Gejala Penurunan libido

i)        Interaksi social

Gejala Hubungan ketergantungan, kegagalan dukungan/terhadap

pasangan/orang dekat, penyakit lama/ketidakmampuan

membaik

Tanda Ketidakmampuan untuk mempertahankan suara karena

distress pernafasan. Keterbatasan mobilitas fisik, kelalaian

hubungan dengan anggota keluarga lain.

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi

sekret.

2. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas oleh

sekresi, spasme bronchus.

3. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan broncokontriksi, mukus.

4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan dispnoe,

anoreksia, mual muntah.

I. INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi

sekret.

Tujuan : Mempertahankan jalan nafas paten.

Kriteria Hasil : - Pertukaran gas dan ventilasi tidak berbahaya

-Irama dan frekuensi pernafasan dalam rentang normal

- Klien mempunyai jalan nafas yang paten

Page 6: LAPORAN PENDAHULUAN BRONKHITIS

Intervensi Rasional

Auskultasi bunyi nafas. Beberapa derajat spasme bronkus

terjadi dengan obstruksi jalan nafas

dan dapat dimanifestasikan dengan

adanya bunyi nafas.

Kaji/pantau frekuensi pernafasan. Tachipnoe biasanya ada pada beberapa

derajat dan dapat ditemukan selama /

adanya proses infeksi akut.

Dorong/bantu latihan nafas abdomen

atau bibir

Memberikan cara untuk mengatasi dan

mengontrol dispoe dan menurunkan

jebakan udara.

Observasi karakteristik batuk Batuk dapat menetap tetapi tidak

efektif, khususnya pada lansia,

penyakit akut atau kelemahan

Tingkatkan masukan cairan sampai

3000 ml/hari

Hidrasi membantu menurunkan

kekentalan sekret mempermudah

pengeluaran.

2. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas oleh

sekresi, spasme bronchus.

Tujuan : Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi

jaringan yang adekuat

Kriteria Hasil : - GDA dalam rentang normal dan bebas gejala distress

pernafasan.

Intervensi Rasional

Kaji frekuensi, kedalaman

pernafasan.

Berguna dalam evaluasi derajat distress

pernafasan dan kronisnya proses

penyakit.

Tinggikan kepala tempat tidur,

dorong nafas dalam.

Pengiriman oksigen dapat diperbaiki

dengan posisi duduk tinggi dan latihan

Page 7: LAPORAN PENDAHULUAN BRONKHITIS

nafas untuk menurunkan kolaps jalan

nafas, dispenea dan kerja nafas.

Auskultasi bunyi nafas. Bunyi nafas makin redup karena

penurunan aliran udara atau area

konsolidasi.

Awasi tanda vital dan irama jantung Takikardia, disritmia dan perubahan

tekanan darah dapat menunjukkan efek

hipoksemia sistemik pada fungsi

jantung.

Awasi GDA PaCO2 biasanya meningkat, dan PaO2

menurun sehingga hipoksia terjadi

derajat lebih besar/kecil.

Berikan O2 tambahan sesuai dengan

indikasi hasil GDA

Dapat memperbaiki/mencegah

buruknya hipoksia.

3. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan broncokontriksi, mukus.

Tujuan : Perbaikan dalam pola nafas.

Kriteria Hasil : - Pola nafas teratur

- Respirasi dalam batas normal 16-24 per menit

Intervensi Rasional

Ajarkan pasien pernafasan diafragmatik

dan pernafasan bibir

Membantu pasien memperpanjang

waktu ekspirasi. Dengan teknik ini

pasien akan bernafas lebih efisien

dan efektif.

Berikan dorongan untuk menyelingi

aktivitas dan periode istirahat

memungkinkan pasien untuk

melakukan aktivitas tanpa distres

berlebihan.

Berikan dorongan penggunaan pelatihan

otot-otot pernafsan jika diharuskan

menguatkan dan mengkondisikan

otot-otot pernafasan

Page 8: LAPORAN PENDAHULUAN BRONKHITIS

4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan dispnoe,

anoreksia, mual muntah.

Tujuan : Menunjukkan peningkatan berat badan.

Kriteria Hasil : - Pasien akan mempertahankan berat badannya

- Mempertahankan massa tubuh dalam batas normal

Intervensi Rasional

Kaji kebiasaan diet. Pasien distress pernafasan akut,

anoreksia karena dispnea, produksi

sputum.

Auskultasi bunyi usus Penurunan bising usus

menunjukkan penurunan motilitas

gaster.

Berikan perawatan oral Rasa tidak enak, bau adalah

pencegahan utama yang dapat

membuat mual dan muntah.

Timbang berat badan sesuai indikasi. Berguna menentukan kebutuhan

kalori dan evaluasi keadekuatan

rencana nutrisi.

Konsul ahli gizi Kebutuhan kalori yang didasarkan

pada kebutuhan individu

memberikan nutrisi maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Page 9: LAPORAN PENDAHULUAN BRONKHITIS

Brunner and Suddart. 2002. Keperawatan Medikal Bedah, Jilid 3. Jakarta : EGC.

Carpenito Lynda Juall. 2000. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan.

Edisi 6. Jakarta : EGC.