11
\]LAPORAN PENDAHULUAN MOBILITAS Diposkan oleh ukHty_sHucHy di 20.20 A. PENGERTIAN Mobilitas atau Mobilisasi adalah kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah, dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan kesehatannya. Imobilitas atau Imobilisasi adalah keadaan dimana seseorang tidak dapat bergerak secara bebas karena kondisi yang menggangu pergerakan (aktivitas). A. J B. C. D. ]ENIS MOBILITAS DAN IMOBILITAS Jenis Mobilitas : 1. Mobilitas penuh, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh dan bebas, sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan menjalankan peran sehari-hari. 2. Mobilitas Sebagian, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan jelas dan tidak mampu bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan sensorik pada area tubuhnya, mobilitas sebagian dibagi dua jenis : a. Mobilitas sebagian temporer,

LAPORAN PENDAHULUAN MOBILITAS1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

LP mobilisasi

Citation preview

Page 1: LAPORAN PENDAHULUAN MOBILITAS1

\]LAPORAN PENDAHULUAN MOBILITAS

Diposkan oleh ukHty_sHucHy di 20.20

A.      PENGERTIAN

  Mobilitas atau Mobilisasi adalah kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah,

dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan

kesehatannya.

  Imobilitas atau Imobilisasi adalah keadaan dimana seseorang tidak dapat bergerak secara bebas

karena kondisi yang menggangu pergerakan (aktivitas).

A. J

B.

C.

D. ]ENIS MOBILITAS DAN IMOBILITAS

         Jenis Mobilitas :

1.      Mobilitas penuh,

merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh dan bebas, sehingga dapat

melakukan interaksi sosial dan menjalankan peran sehari-hari.

2.      Mobilitas Sebagian,

 merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan jelas dan tidak mampu

bergerak secara bebas karena dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan sensorik pada

area tubuhnya, mobilitas sebagian dibagi dua jenis :

a.       Mobilitas sebagian temporer,

merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya sementara.

b.      Mobilitas sebagian permanen,

 merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya menetap.

         Jenis Imobilitas :

1.      Imobilisasi fisik,

merupakan pembatasan untuk bergerak secara fisik dengan tujuan mencegah terjadinya

gangguan komplikasi pergerakan.

Page 2: LAPORAN PENDAHULUAN MOBILITAS1

2.      Imobilisasi intelektual,

 merupakan keadaan ketika seseorang mengalami keterbatasan daya pikir.

3.      Imobilitas emosional,

merupakan keadaan ketika seseorang mengalami pembatasan secara emosional karena

adanya perubahan secara tiba-tiba dalam menyesuaikan diri.

4.      Imobilitas sosial,

merupakan keadaan individu yang mengalami hambatan dalam melakukan interaksi sosial

karena keadaan penyakitnya, sehingga dapat mempengaruhi perannya dalam kehidupan

sosial.

B.     FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOBILITAS

1.      Gaya Hidup

 Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi kemampuan mobilitas seseorang karena gaya

hidup berdampak pada perilaku atau kebiasaan sehari-hari

2.      Proses Penyakit / Cedera

Proses penyakit dapat mempengaruhi kemampuan mobilitas karena dapat mempengaruhi

fungsi sistem tubuh

3.      Kebudayaan

Kemampuan melakukan mobilitas dapat juga dipengaruhi kebudayaan.

4.      Tingkat Energi

Energi adalh sumber untuk mobilitas. Agar seseorang dapat melakukan mobilitas dengan

baik, dibutuhkan energi yang cukup.

5.      Usia dan Status Perkembangan

Terdapat perbedaan kemampuan mobilitas pada tingkat usia yang berbeda. Hal ini

dikarenakan kemampuan atau kematangan fungsi alat gerka sejalan dengan perkembangan

usia.

C.     PERUBAHAN SISTEM TUBUH AKIBAT IMOBILITAS

(Tanda dan Gejala)

Page 3: LAPORAN PENDAHULUAN MOBILITAS1

a.       Perubahan Metabolisme

Secara umum imobilitas dapat mengganggu metabolisme secara normal, mengingat

imobilitas dapat menyebabkan turunnya kecepatan metabolisme dalam tubuh.

b.      Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit

Terjadinya ketidakseimbangan cairan dan elektrolit sebagai dampak dari imobilitas akan

mengakibatkan persediaan protein menurun dan konsenstrasi protein serum berkurang

sehingga dapat mengganggu kebutuhan cairan tubuh. Berkurangnya perpindahan cairan dari

intravaskular ke interstitial dapat menyebabkan edema, sehingga terjadi ketidakseimbangan

cairan dan elektrolit.

c.       Gangguan Pengubahan Zat Gizi

Terjadinya gangguan zat gizi yang disebabkan oleh menurunnya pemasukan protein dan

kalori dapat mengakibatkan pengubahan zat-zat makanan pada tingkat sel menurun, dan tidak

bisa melaksanakan aktivitas metabolisme,

d.      Gangguan Fungsi Gastrointestinal

Imobilitas dapat menyebabkan gangguan fungsi  gastrointestinal, karena imobilitas dapat

menurunkan hasil makanan yang dicerna dan dapat menyebabkan gangguan proses eliminasi.

e.       Perubahan Sistem Pernapasan

Imobilitas menyebabkan terjadinya perubahan sistem pernapasan. Akibat imobilitas, kadar

hemoglobin menurun, ekspansi paru menurun, dan terjadinya lemah otot,

f.       Perubahan Kardiovaskular

Perubahan sistem kardiovaskular akibat imobilitas, yaitu berupa hipotensi ortostatik,

meningkatnya kerja jantung, dan terjadinya pembentukan trombus.

g.      Perubahan Sistem Muskuloskeletal

-          Gangguan Muskular    : menurunnya massa otot sebagai dampak imobilitas,

  dapat menyebabkan turunnya kekuatan otot secara

  langsung.

-          Gangguan Skeletal      : adanya imobilitas juga dapat menyebabkan gangguan

  skeletal, misalnya akan mudah terjadi kontraktur sendi

  dan osteoporosis.

h.      Perubahan Sistem Integumen

Perubahan sistem integumen yang terjadi berupa penurunan elastisitas kulit karena

menurunnya sirkulasi darah akibat imobilitas.

i.        Perubahan Eliminasi

Perubahan dalam eliminasi misalnya dalam penurunan jumlah urine.

Page 4: LAPORAN PENDAHULUAN MOBILITAS1

j.        Perubahan Perilaku

Perubahan perilaku sebagai akibat imobilitas, antara lain timbulnya rasa bermusuhan,

bingung, cemas, dan sebagainya.

D.    PROSES KEPERAWATAN

1.      Pengkajian

a.       Riwayat Keperawatan Sekarang

Pengkajian riwayat pasien saat ini meliputi alasan pasien yang menyebabkan terjadi keluhan /

gangguan dalam mobilitas dan imobilitas.

b.      Riwayat Keperawatan Dahulu

Pengkajian riwayat penyakit di masa lalu yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan

mobilitas

c.       Riwayat Keperawatan Keluarga

Pengkajian riwayat penyakit keluarga, misalnya tentang ada atau tidaknya riwayat alergi,

stroke, penyakit jantung, diabetes melitus.

d.      Kemampuan Mobilitas

Tingkat Aktivitas/Mobilitas Kategori

Tingkat 0

Tingkat 1

Tingkat 2

Tingkat 3

Tingkat 4

Mampu merawat diri secara penuh

Memerlukan penggunaan alat

Memerlukan bantuan atau pengawasan orang

lain

Memerlukan bantuan, pengawasan orang lain,

dan peralatan

Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan

atau berpartisipasi dalam perawatan

e.       Kemampuan Rentang Gerak

Pengkajian rentang gerak (ROM) dilakukan pada daerah seperti bahu, siku, lengan, panggul,

dan kaki dengan derajat rentang gerak normal yang berbeda pada setiap gerakan (Abduksi,

adduksi, fleksi, ekstensi, hiperekstensi)

f.       Perubahan Intoleransi Aktivitas

Page 5: LAPORAN PENDAHULUAN MOBILITAS1

Pengkajian intoleransi aktivitas dapat berhubungan dengan perubahan sistem pernapasan dan

sistem kardiovaskular.

g.      Kekuatan Otot dan Gangguan Koordinasi

Dalam mengkaji kekuatan otot dapat ditentukan kekuatan secara bilateral atau tidak.

Skal

a

Procentase Kekuatan

Normal

Karakteristik

0

1

2

3

4

5

0

10

25

50

75

100

Paralisis sempurna

Tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat

dipalpasi atau dilihat

Gerakan otot penuh melawan gravitasi

dengan topangan

Gerakan yang normal melawan gravitasi

Gerakan penuh yang normal melawan

gravitasi dan melawan tahan minimal

Kekuatan normal, gerakan penuh yang

normal melawan gravitasi dan tahanan

penuh

h.      Perubahan psikologis

Pengkajian perubahan psikologis yang disebabkan oleh adanya gangguan mobilitas dan

imobilitas, antara lain perubahan perilaku, peningkatan emosi, dan sebagainya.

2.      Diagnosis

-          Gangguan penurunan curah jantung berhubungan dengan imobilitas

-          Intoleransi aktivitas berhubungan dengan menurunnya terus dan kekuatan otot

-          Tidak efektifnya pola napas berhubunagn dengan menurunnya ekspansi paru

-          Gannguan interaksi sosial berhubungan dengan imobilitas

-          Gangguan konsep diri berhubungan dengan imobilitas

3.      Perencanaan

Tujuan :

1.      Meningkatkan kekuatan, ketahanan otot, dan fleksibilitas sendi

2.      Meningkatkan fungsi kardiovaskular

Page 6: LAPORAN PENDAHULUAN MOBILITAS1

3.      Meningkatkan fungsi respirasi

4.      Memperbaiki gangguan psikologis

Rencana Tindakan :

a.       Pengaturan posisi dengan cara mempertahankan posisi dalam postur tubuh yang benar

b.      Ambulasi dini

c.       Melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri

d.      Latihan isotonik dan isometrik

e.       Latihan ROM

f.       Latihan napas dalam dan batuk efektif

g.      Melakukan postural drainage

h.      Melakukan komunikasi terapeutik

4.      Pelaksanaan

a.       Pengaturan Posisi Tubuh sesuai Kebutuhan Pasien

Pengaturan posisi dalam mengatasi masalah kebutuhan mobilitas, digunakan untuk

meningkatkan kekuatan, ketahanan otot, dan fleksibilitas sendi. Posisi-posisi tersebut, yaitu :

1.      Posisi fowler

2.      Posisi sim

3.      Posisi trendelenburg

4.      Posisi Dorsal Recumbent

5.      Posisi lithotomi

6.      Posisi genu pectoral

b.      Ambulasi dini

Cara ini adalah salah satu tindakan yang dapat meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot

serta meningkatkan fungsi kardiovaskular.. Tindakan ini bisa dilakukan dengan cara melatih

posisi duduk di tempat tidur, turun dari tempat tidur, bergerak ke kursi roda, dan lain-lain.

c.       Melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri juga dilakukan untuk melatih kekuatan,

ketahanan, kemampuan sendi agar mudah bergerak, serta meningkatkan fungsi

kardiovaskular.

d.      Latihan isotonik dan isometrik

Page 7: LAPORAN PENDAHULUAN MOBILITAS1

Latihan ini juga dapat dilakukan untuk melatih kekuatan dan ketahanan otot dengan cara

mengangkat beban ringan, lalu beban yang berat. Latihan isotonik (dynamic exercise) dapat

dilakukan dengan rentang gerak (ROM) secara aktif, sedangkan latihan isometrik (static

exercise) dapat dilakukan dengan meningkatkan curah jantung dan denyut nadi.

e.       Latihan ROM Pasif dan Aktif

Latihan ini baik ROM aktif maupun pasif merupakan tindakan pelatihan untuk mengurangi

kekakuan pada sendi dan kelemahan otot.

Latihan-latihan itu, yaitu :

1.      Fleksi dan ekstensi pergelangan tangan

2.      Fleksi dan ekstensi siku

3.      Pronasi dan supinasi lengan bawah

4.      Pronasi fleksi bahu

5.      Abduksi dan adduksi

6.      Rotasi bahu

7.      Fleksi dan ekstensi jari-jari

8.      Infersi dan efersi  kaki

9.      Fleksi dan ekstensi pergelangan kaki

10.  Fleksi dan ekstensi lutut

11.  Rotasi pangkal paha

12.  Abduksi dan adduksi pangkal paha

f.       Latihan Napas Dalam dan Batuk Efektif

Latihan ini dilakukan untuk meningkatkan fungsi respirasi sebagai dampak terjadinya

imobilitas.

g.      Melakukan Postural Drainase

Postural drainase merupakan cara klasik untuk mengeluarkan sekret dari paru dengan

menggunakan gaya berat (gravitasi) dari sekret itu sendiri. Postural drainase dilakukan untuk

mencegah terkumpulnya sekret dalam saluran napas tetapi juga mempercepat pengeluaran

sekret sehingga tidak terjadi atelektasis, sehingga dapat meningkatkan fungsi respirasi. Pada

penderita dengan produksi sputum yang banyak, postural drainase lebih efektif bila diikuti

dengan perkusi dan vibrasi dada.

h.      Melakukan komunikasi terapeutik

Page 8: LAPORAN PENDAHULUAN MOBILITAS1

Cara ini dilakukan untuk memperbaiki gangguan psikologis yaitu dengan cara berbagi

perasaan dengan pasien, membantu pasien untuk mengekspresikan kecemasannya,

memberikan dukungan moril, dan lain-lain.

5.      Evaluasi

Evaluasi yang diharapkan dari hasil tindakan keperawatan untuk mengatasi gangguan

mobilitas adalah :

a.       Peningkatan fungsi sistem tubuh

b.      Peningkatan kekuatan dan ketahanan otot

c.       Peningkatan fleksibilitas sendi

d.      Peningkatan fungsi motorik, perasaan nyaman pada pasien, dan ekspresi pasien menunjukkan

keceriaan