20
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN RETARDASI MENTAL 1. TEORI RETARDASI MENTAL 1.1 Pengertian Retardasi Mental (RM) dapat didefinisikan sebagai keterbatasan dalam kecerdasan yang mengganggu adaptasi normal terhadap lingkungan. Retardasi Mental adalah kemampuan mental yang tidak mencukupi (WHO). Sedangkan menurut Melly Budhiman seseorang dikatakan retardasi mental bila memenuhi kriteria sebagai berikut: fungsi intelektual berada di bawah normal, terdapat kendala dalam perilaku adaptif sosial, gejalanya timbul dalam masa perkembangan yaitu dibawah 18 tahun (Soetjiningsih 1995:191). 1.2 Etilogi Penyebab RM dari faktor primer (keturunan/ genetik dan tak jelas sebabnya (simpleks) dan dari faktor sekunder (Faktor dari luar yang berpengaruh terhadap otak bayi dalam kandungan atau anak-anak (Cecily, 2002). Penyebab Retardasi Mental, yaitu: 1

LAPORAN PENDAHULUAN retardatsi mental ute.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

asuhan keperawatan jiwa anak RM

Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN RETARDASI MENTAL

1. TEORI RETARDASI MENTAL1.1 PengertianRetardasi Mental (RM) dapat didefinisikan sebagai keterbatasan dalam kecerdasan yang mengganggu adaptasi normal terhadap lingkungan. Retardasi Mental adalah kemampuan mental yang tidak mencukupi (WHO). Sedangkan menurut Melly Budhiman seseorang dikatakan retardasi mental bila memenuhi kriteria sebagai berikut: fungsi intelektual berada di bawah normal, terdapat kendala dalam perilaku adaptif sosial, gejalanya timbul dalam masa perkembangan yaitu dibawah 18 tahun (Soetjiningsih 1995:191).1.2 EtilogiPenyebab RM dari faktor primer (keturunan/ genetik dan tak jelas sebabnya (simpleks) dan dari faktor sekunder (Faktor dari luar yang berpengaruh terhadap otak bayi dalam kandungan atau anak-anak (Cecily, 2002). Penyebab Retardasi Mental, yaitu:1) Infeksi dan intoksikasi Dalam kelompok ini termasuk keadaan RM karena kerusakan jaringan otak akibat infeksi intra cranial, obat atau zat toksin lainnya.2) Rudapaksa Rudapaksa sebelum lahir serta juga trauma lain, seperti sinar X, bahan kontrasepsi dan usaha melakukan abortus dapat mengakibatkan kelainan dengan Retardasi Mental.

3) Gangguan metabolismeSemua RM yang langsung disebabkan oleh gangguan metabolism (misalnya gangguan metabolism lemak, karbohidrat dan protein).4) Gangguan giziGangguan gizi yang berat dan yang berlangsung lama sebelum umur 4 tahun sangat mempengaruhi perkembangan otak dan mengakibatkan RM. Keadaan dapat diperbaiki dengan memperbaiki gizi sebelum umur 6 tahun, Sesudah ini biarpun anak itu diberikan makanan bergizi, intelegensi yang rendah itu sukar ditingkatkan.5) Penyakit otak yang nyata (post natal)Dalam kelompok ini termasuk RM akibat neoplasma (tidak termasuk pertumbuhan sekunder karena rudapaksa atau peradangan) dan beberapa reaksi sel-sel otak yang nyata, tetapi belum diketahui betul etiologinya (diduga herediter).6) Penyakit atau pengaruh pra natal yang tidak jelas Keadaan ini diketahui sudah ada sejak sebelum lahir, tetapi tidak diketahui etiologinya, termasuk anomaly cranial primer dan defek congenital yang tidak diketahui sebabnya.7) Kelainan kromosomKelainan kromosom mungkin terdapat dalam jumlah atau dalam bentuknya. Hal ini mencakup jumlah terbesar dari penyebab genetic dan paling sering adalah trisomi yang melibatkan kromosom tambahan. Kelainan kromosom seks, seperti Sindroma Klinefeker (XXY), Sindroma Turner.

8) PrematuritasKelompok ini termasuk retardasi mental yang berhubungan dengan keadaan bayi waktu lahir berat badannya kurang dari 2500 gram atau dengan masa kehamilan kurang dari 38 minggu serta tidak terdapat sebab-sebab lain seperti dalam sub kategori sebelum ini.9) Gangguan jiwaRetardasi mental juga dapat terjadi karena adanya gangguan jiwa yang berat pada masa kanak-kanak.10) Devripasi psikososialDevripasi artinya tidak terpenuhinya kebutuhan psikososial. Tidak terpenuhinya kebutuhan psikososial awal perkembangan ternyata juga dapat menyebabkan terjadinya retardasi mental pada anak.1.3 Manifestasi Klinis berdasarkan Klasifikasi Retardasi Mental1.3.1 Manifestasi Klinis(Cecily, 2002)1) Gangguam kognitif 2) Lambatnya ketrampilan ekspresi dan resepsi bahasa3) Gagal melewati tahap perkembangan yang utama4) Lingkar kepala diatas atau di bawah normal5) Kemungkinan lambatnya pertumbuhan 6) Kemungkinan tonus otot abnormal7) Kemungkinan ciri-dismorfik8) Terlambat perkembangan motorik halus dan kasar

Untuk menentukan berat ringannya retardasi mental, kriteria yang dipakai adalah: (Soetjiningsih 1995:192).1. Intelligence Quotient (IQ),2. Kemampuan anak untuk dididik dan dilatih, dan3. Kemampuan sosial dan bekerja (vokasional).1.4 DiagnosaUntuk menegakkan diagnosa dapat dilakukan: (Soetjiningsih 1995:191).1) Anamnesis, yaitu untuk mengetahui penyebab kelainan ini organik atau non-organik, apakah kelainannya dapat diobati atau tidak.2) Skrining dengan menggunakan DDST (Denver Development Screening Test).3) Anamnesis dari orang tua, guru dan pengasuh tentang perkembangan anak.Test IQ setelah anak berumur 6 tahun.1.5 Pemeriksaan Penunjang (Soetjiningsih 1995:197).1) Pemeriksaan kromosom2) Pemeriksaan serum atau titer virus3) Test diagnostic seperti: EEG, CT Scan untuk identifikasi abnomalitas perkembangan jaringan otak, injuri jaringan otak atau trauma yang mengakibatkan perubahan.1.6 Pencegahan (Cecily, 2004:410)1) Imunisasi bagi anak dan ibu sebelum kehamilan2) Konseling perkawinan3) Pemeriksaan kehamilan rutin4) Nutrisi yang baik5) Persalinan oleh tenaga kesehatan6) Pendidikan kesehatan mengenai pola hidup sehat

1.7 Komplikasi1) Gangguan konduksi, depresi dan penyakit ansietas.2) Pencapaian akademik kurang, gagal di sekolah, sulit membaca dan mengerjakan aritmatika (sering kali akibat abnormalitas konsentrasi).3) Hubungan dengan teman sebaya buruk (sering kali akibat perilaku agresif dan kata-kata yang diungkapkan).1.8 PenatalaksanaanRencana pengobatan bagi anak dengan gangguan ini terdiri atas:1) Modifikasi perilaku 2) Pendidikan orang tua, dan konseling keluarga. 3) Orang tua mungkin mengutarakan kekhawatirannya tentang penggunaan obat. Resiko dan keuntungan dari obat harus dijelaskan pada orang tua, termasuk pencegahan skolastik dan gangguan sosial yang terus menerus karena pengunaan obat-obat psikostimulan. 4) Psikostimulan- metilfenidat (Ritalin), amfetamin sulfat (Benzedrine), dan dekstroamfetamin sulfat (Dexedrine) dapat memperbaiki rentang perhatian dan konsentrasi anak dengan meningkatkan efek paradoksikal pada kebanyakan anak dan sebagian orang dewasa yang menderita gangguan ini.1.9 WOC

2. ASUHAN KEPERAWATAN2.1 Pengkajian2.1.1 Anamnese1) Identitas (Arif Mutaqim)Anak : umur (untuk interpretasi perkembangan anak), jenis kelamin.Orang tua: umur, pendidikan, pekerjaan (menggambarkan status sosial dan pola asuh)2) Riwayat PenyakitPertumbuhan dan perkembangan anak terlambat tidak sesuai dengan kelompok usianya. Riwayat penyakit seperti rubella. Tetanus, meningitis, morbili, polio, pertusis, varicella, dan ensefalitis3) Riwayat Antenatal, Natal dan Pascanatal(1) AntenatalAdanya kelainan kromosom, riwayat infeksi intera uteri (TORCH, HIV), riwayat penggunaan alcohol, kokain dari ibu. (2) NatalKelahiran premature, adanya trauma lahir, kelainan metabolic (hipoglikemi, hiperbilirubin)(3) PascanatalTrauma berat pada kepala, gizi buruk, riwayat infeksi (meningitis, encephalitis), kelainan metabolism karbohidrat, protein.4) Riwayat Pertumbuhan dan PerkembanganPerkembangan motorik kasar, motorik halus, kemampuan sosialisasi dan bahasa terhambat. Tidak terpenuhinya kebutuhan psikososial awal perkembangan5) Sosial EkonomiKebanyakan anak yang menderita Retardasi Mental berasal dari golongan sosial ekonomi rendah karena dapat mengakibatkan: kurangnya stimulus dari lingkungan sehingga secara bertahap menurunkan IQ, kurang gizi baik pada ibu hamil maupun pada anak yang dilahirkan2.1.2 Pemeriksaan Fisik 1) Kepala : Mikro/ makrosepali, plagiosepali (bentuk kepala tidak simetris)2) Rambut : Pusar ganda, rambut panjang/ tidak ada, halus mudah putus dan cepat berubah.3) Muka : Panjang filtrum yang bertambah, hipoplasia.4) Leher : pendek, adanya pembesaran kelenjar tiroid yang dapat mengganggu proses pertumbuhan dan perkembangan anak.5) Mata : mikroftalmia, juling, nistagmus6) Hidung : jembatan/punggung hidung mendatar, ukuran kecil, cuping melengkung ke atas.7) Mulut : bentuk V yang terbalik dari bibir atas, langit-langit lebar/melengkung ke atas8) Gigi : odontogenesis yang tidak normal9) Telinga : keduanya letak rendah10) Dada dan abdomen : terdapat beberapa putting dan buncit11) Tangan : jari pendek dan tegap atau panjang kecil meruncing, ibu jari gemuk dan lebar, klonodaktil.12) Kaki : jari kaki saling tumpang tindih, panjang dan tegap/panjang kecil meruncing di ujungnya, lebar, besar dan gemuk.13) Genetalia : mikropenis, testis tidak turun.2.1.3 Pola Aktivitas Sehari-hari 2.1.3.1 Pola Pemenuhan NutrisiKeterlambatan dalam perkembangan keterampilan perawatan diri yang bersifat dasar, misal: makan sendiri 2.1.3.2 Pola EliminasiKeterlambatan dalam perkembangan ketrampilan perawatan diri misal: toilet training2.1.3.3 Pola Kebersihan diriPada Retardasi Mental Profunda untuk kebutuhan kebersihan diri membutuhkan perawatan total2.1.4 Pemeriksaan Penunjang1) Pemeriksaan kromosom2) Pemeriksaan serum atau titer virus3) Test diagnostic seperti: EEG, CT Scan 2.2 Diagnosa Keperawatan1) Gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan kelainan fungsi kognitif2) Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan kelainan fungsi kognitif3) Risiko cidera berhubungan dengan perilaku agresif ketidakseimbangan mobilitas fisik4) Gangguan interaksi social berhubungan dengan bicara/kesulitan adaptasi social5) Gangguan proses keluarga berhubungan dengan memiliki anak retardasi mental6) Defisit perawatan diri berhubungan dengan perubahan mobilitas fisik/kurangnya kematangan perkembangan.2.3 IntervensiDP 1Tujuan : Pertumbuhan dan perkembangan berjalan sesuai tahapan Kriteria hasil : Pasien dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya Pasien kembali mempunyai rasa percaya diriIntervensi:1) Kaji factor penyebab gangguan perkembangan anakR/ Agar tindakan yang dilakukna tepat dan akurat2) Identifikasi dan gunakan sumber pendidikan untuk memfasilitasi perkembangan anak yang optimal.R/Meningkatkan upaya perkembangan mental anak3) Berikan aktivitas stimulasi yang sesuai dengan usiaR/Meningkatkan rasa percaya diri anak4) Manajemen perilaku anak yang sulitR/ Melatih otak untuk lebih perpikir supaya otak mengalami perkembangan5) Berikan perawatan yang konsistenR/ Agar perkembangan mental anak tidak mengalami pemberhentian atau kemunduran DP 2 Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan kelainan fungsi kognitifTujuan : Setelah dilakukan perawatan pasien dapat berkomunikasi secara baik dengan orang lain sesuai dengan tahap perkembangannyaKriteria hasil: Pasien dapat berkomunikasi dengan baik Pasien dapat merasa nyaman dengan cara berkomunikasinyaIntervensi :1) Kaji sejauh mana tingkat penerimaan pesanR/ Mengetahui seberapa parah gangguan komunikasi verbal pasien2) Tingkatkan komunikasi verbal dan stimulasi taksil.R/ Untuk tetap melancarkan proses pengobatan / melatih perkembangan anak3) Berikan instruksi berulang dan sederhana.R/ Agar anak bisa menerima hal apa yang akan kita sampaikan 4) Ajarkan tehnik-tehnik kepada orang terdekat dan pendekatan berulang untuk meningkatkan komunikasiR/ Mempermudah berkomunikasi dengan orang lain DP 3 Risiko cidera berhubungan dengan perilaku agresif ketidakseimbangan mobilitas fisikTujuan : Menunjukkan perubahan perilaku, pola hidup untuk menurunkan factor risiko dan untuk melindungi diri dari cidera.Intervensi :1) Berikan posisi yang aman dan nyamanR/ Posisi yang aman dan nyaman akan membuat anak lebih tenang2) Manajemen perilaku anak yang sulit.R/ Melatih otak untuk lebih perpikir supaya otak mengalami perkembangan

3) Batasi aktivitas yang berlebihanR/ Aktivitas yang berlebihan meningkatkan resiko terjadinya cidera4) Ambulasi dengan bantuan (beri kamar mandi khusus)DP 4 Gangguan interaksi social berhubungan dengan bicara/kesulitan adaptasi socialTujuan : meminimalkan gangguan interaksi socialKriteria hasil : 1) Setelah dirawat dirumah sakit anak dapat berinteraksi secara normal dengan orang lain2) Setelah dirawat dirumah sakit klien dapat bersosialisasi dengan teman-temannyaIntervensi:1) Ciptakan lingkungan yang aman saat berinteraksi dengan siapapunR/ Tidak merasa canggung, tegang, atau takut saat berinteraksi2) Beri pengetahuan terhadap orang terdekat anak mengenai Retardasi Mental.R/ Pengetahuan yang baik tentang retardasi mental akan membantu orang-orang terdekat untuk membantu anak dengan retardasi mental untuk bisa berinteraksi social3) Bina hubungan saling percaya : sikap terbuka dan empati, sapa klien dengan ramah, pertahankan kontak mata selama interaksi R/ Meningkatkan kepercayaan hubungan antara klien dengan perawat, dan mempermudah perawat untuk berinterksi dengan anak

4) Dorong anak melakukan sosialisasi dengan orang lainR/ Klien mungkin mengalami perasaan tidak nyaman, malu dalam berhubungan sehingga perlu dilatih secara bertahap dalam berhubungan dengan orang lain 5) Berikan reinforcement positif atas hasil yang dicapai anak.R/ Untuk meningkatkan rasa percaya diri dari anakDP 5 Gangguan proses keluarga berhubungan dengan memiliki anak retardasi mentalTujuan : Keluarga menunjukan pemahaman tentang penyakit anak dan terapinyaIntervensi :1) Kaji pemahaman keluarga tentang penyakit anak dan rencana perawatanR/ Untuk menilai sejauh mana pemahaman keluarga tentang penyakit anaknya2) Tekankan dan jelaskan tentang kondisi anak, prosedur dan terapi yang dianjurkan.R/ Agar keluarga kooperatif dengan tindakan yang dilakukan3) Gunakan setiap kesempatan untuk meningkatkan pemahaman keluarga tentang penyakit dan terapinya.R/ Untuk menngkatkan pemahaman keluarga tentang penyakit anaknya dan terapi yang diberikan 4) Ulangi informasi sesering mungkinR/ Agar orang tua pemahami tentang keadaan anaknya.DP 6 Defisit perawatan diri berhubungan dengan perubahan mobilitas fisik/kurangnya kematangan perkembangan.Tujuan : melakukan perawatan diri sesuai tingkat usia dan perkembangan anak.Intervensi :1) Identifikasi kebutuhan dan kebersihan anak dan berikan bantuan sesuai kebutuhanR/ Dengan memberikan bantuan sesuai kebutuhan akan meningkatkan kemandirian anak untuk bisa merawat diri sesuai kemampuannya2) Indentifikasi kesulitan dalam perawatan diri, seperti keterbatasan fisik, penurunan kognitifR/ Keterbatasan fisik dan penurunan kognitif menyebabkan keterbatasan anak dalam perawatan diri3) Dorong anak melakukan perawatan diriR/ Untuk melatih anak sehingga anak bisa melakukan perawatan diri sesuai kemampuannya2.4 Pendidikan pada orang tua1) Perkembangan anak untuk tiap tahap usia.2) Dukung keterlibatan orang tua dalam perawatan anak.3) Bimbingan antisipasi dan manajemen menghadapi perilaku anak yang sulit.4) Informasikan sarana pendidikan yang ada dan kelompok.2.5 Evaluasi1) Anak berfungsi optimal sesuai tingkatannya dan aktivitas bersama anak-anak dan keluarga lain.2) Anak dapat berkomunikasi dengan baik sesuai usia3) Perilaku dan pola hidup anak jauh dari risiko cidera4) Anak berpartisipasi5) Keluarga menunjukkan pemahaman tentang penyakit anak dan terapinya.6) Anak melakukan perawatan diri sesuai tingkat usia dan perkembangan.DAFTAR PUSTAKA

Cecily L, Betz. (2002). Buku saku Keperawatan Pediatri. Jakarta: EGC. Alih bahasa: Jan Tambayong. (1997).

Muttaqin, Arif.(2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatn Klien Dengan Gangguan Sistem Persyarafan. Jakarta: Salemba Medika

Schwartz, M. William (2005). Pedoman Klinis Pediatri. Jakarta: EGC. Alih bahasa: Brahm et al (1996).

Soetjiningsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC

Wong, Donna L. (1996). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Alih Bahasa: Monica Ester. (2003). Jakarta: EGC.

1