29
AKADEMI TEKNOLOGI KULIT YOGYAKARTA TBKKP.TPL.2008 | WWW.HIMABATPL08.WORDPRESS.COM 2009 ANALISA KADAR VITAMIN C PADA JAMBU BIJI MERAH

Laporan Penelitian Kadar Vit c Jambu Biji Agus

  • Upload
    surya343

  • View
    4.056

  • Download
    14

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Penelitian Kadar Vit c Jambu Biji Agus

AKADEMI TEKNOLOGI KULIT YOGYAKARTA

TBKKP.TPL.2008 | WWW.HIMABATPL08.WORDPRESS.COM

2009 ANALISA KADAR VITAMIN C PADA

JAMBU BIJI MERAH

Page 2: Laporan Penelitian Kadar Vit c Jambu Biji Agus

(Kadar Vitamin C pada Jambu Biji Merah ) Page 2

LAPORAN RESMI

PENENTUAN KADAR VITAMIN C

DALAM BUAH JAMBU BIJI MERAH

Disusun oleh :

AGUS SETIAWAN (08.TBKKP.TPL.61)

SAHUDI (08.TBKKP.TPL.70)

WEFI MAHROZAH (08.TBKKP.TPL.74)

DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN RI

AKADEMI TEKNOLOGI KULIT

YOGYAKARTA

2009

Page 3: Laporan Penelitian Kadar Vit c Jambu Biji Agus

(Kadar Vitamin C pada Jambu Biji Merah ) Page 3

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rohmat dan

hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan penelitian serta penyusunan laporan ini. Hanya

kepada Allah-lah kita berharap dan menyerahkan segala sesuatunya atas hasil dari setiap

usaha kita.

Praktikum yang berjudul “PENENTUAN KADAR VITAMIN C PADA JAMBU BIJI

MERAH” ini bertujuan untuk menentukan kadar vitamin c pada jambu biji. Pelaksanaan

praktikum ini dilakukan di Laboratorium kimia Akademi Teknologi Kulit Yogyakarta. Pada

kesempatan ini penyusun menyampaikan terima kasih kepada:

a. Bapak M. Wahyu Sya’baini ST., selaku dosen pembimbing Kimia analisis Akademi

Teknologi Kulit Yogyakarta, yang telah memberikan bimbingan serta pengetahuan

selama penyusun melakukan penelitian.

b. Ibu Rita Kamdari dan Ibu Endang S selaku asisten laboran Laboratorium Akademi

Teknologi Kulit Yogyakarta.

c. Bapak dan Ibu serta seluruh keluarga atas dukungan serta dorongannya.

d. Teman-teman satu kelas TBKKP TPL angkatan 2008 yang telah memberi warna baru

pada penyusun.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan naskah ini masih banyak ditemukan

kekurangan serta kesalahan. Oleh karena itu, penyusun akan menerima dengan senang hati

atas saran serta kritik yang bersifat membangun. Semoga penelitian ini dapat memberikan

manfaat bagi kita bersama.

Yogyakarta, 30 Juni 2009

Penyusun

Page 4: Laporan Penelitian Kadar Vit c Jambu Biji Agus

(Kadar Vitamin C pada Jambu Biji Merah ) Page 4

DAFTAR ISI

Halaman Judul …………………....................…………………………........….…..…….... i

Kata Pengantar …………………………………………………...……..................………. ii

Daftar Isi ……………………………………………………………….......................…… iii

BAB I. Pendahuluan ……………………………………………………....................…...... 1

A. Latar Belakang …………………………………………………..….................... 1

B. Tujuan Praktikum ……………………………………………..……................... 2

C. Tinjauan Pustaka …………………………………………...……….................... 2

D. Hipotesis …………………………………………………………….................... 8

BAB II. Pelaksanaan Praktikum ……………………………………………...................... 9

A. Tempat Praktikum ……………………………………………………................ 9

B. Alat dan Bahan Praktikum……………………………………………….…......... 9

C. Langkah Kerja Praktikum ... ………………………………………………….... 10

BAB III. Hasil Praktikum dan Perhitungan …………………………………..................... 12

BAB IV. Pembahasan ………………………………………………………… ................. 17

BAB V. Penutup....................................................................................................................23

Daftar Pustaka …………………………………………………………….…......................24

Page 5: Laporan Penelitian Kadar Vit c Jambu Biji Agus

(Kadar Vitamin C pada Jambu Biji Merah ) Page 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita

yang berfungsi untuk mambantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh. Tanpa vitamin

manusia, hewan, dan makhluk hidup lainnya tidak akan dapat melakukan aktifitas hidup

dan kekurangan vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit

pada tubuh kita. Vitamin berdasarkan kelarutannya di dalam air, dibagi menjadi 2, yaitu

vitamin yang larut di dalam air : Vitamin B dan Vitamin C dan Vitamin yang tidak larut

di dalam air : Vitamin A, D, E, dan K.

(Anonim, 2009)

Vitamin C merupakan suplemen yang sangat penting bagi tubuh manusia dimana

dianjurkan sebesar 30-60 mg per hari. Diantara kegunaan vitamin ini yaitu sebagai

senyawa utama tubuh yang dibutuhkan dalam berbagai proses penting mulai dari

pembuatan kolagen, pengangkut lemak, sampai dengan pengatur tingkat kolesterol.

Dikarenakan khasiat penting yang terkandung dalam vitamin C itulah, maka banyak

orang yang memburu sumber-sumber vitamin C baik dalam bentuk alami maupun dalam

bentuk kemasan tablet. Kebutuhan untuk vitamin C adalah 60 mg/hari, tapi hal ini

bervariasi pada setiap individu. Stres fisik seperti luka bakar, infeksi, keracunan logam

berat, rokok, penggunaan terus-menerus obat-obatan tertentu (termasuk aspirin, obat

tidur) meningkatkan kebutuhan tubuh akan vitamin C. Perokok membutuhkan vitamin C

sekitar 100 mg/hari. Buah dan sayuran mengandung banyak vitamin C. Akan tetapi

banyak persepsi orang yang salah berkaitan dengan sumber vitamin C dalam bentuk

alami. Kebanyakan orang mengira bahwasanya buah yang paling banyak mengandung

vitamin C adalah jeruk. Padahal kandungan vitamin C pada jeruk jauh lebih sedikit dari

pada jambu biji merah.

Setelah ditemukannya penelitian yang mengungkapkan bahwa jambu biji merah

mengandung banyak vitamin C, zat antioksidan dan anti kanker yang berguna bagi

kesehatan diantaranya menurunkan kadar kolesterol darah, mengobati infeksi, mengobati

Page 6: Laporan Penelitian Kadar Vit c Jambu Biji Agus

(Kadar Vitamin C pada Jambu Biji Merah ) Page 6

sariawan, memperlancar peredaran darah, melancarkan saluran pencernaan, mencegah

kontipasi dan menyembuhkan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), kini sebagian

masyarakat cenderung mengkonsumsi buah ini dalam jumlah banyak. Tetapi banyak

penemuan itu tidak sedikitpun menjelaskan tentang berapa kadar vitamin C pada buah

tersebut.

Berdasarkan alasan diatas, kami melakukan penelitian untuk mengetahui kadar

vitamin C dalam jambu biji merah dan juga mengetahui kadar vitamin C pada kulit,

daging, buah dan biji pada jambu biji merah matang dan setengah matang. Penelitian ini

diharapkan dapat memberikan masukan yang cukup berarti dalam ilmu pengetahuan.

B. TUJUAN PRAKTIKUM

Adapun tujuan praktikum ini adalah :

1. Untuk mengetahui kadar vitamin C dalam 100 g bahan (sampel).

2. Mengetahui perbedaan kadar vitamin C pada kulit,daging dan isi jambu biji merah

pada jambu biji yang sudah masak dan setengah masak.

C. Tinjauan Pustaka

Para ahli gizi, telah meneliti besarnya kandungan vitamin C pada setiap buah. Pada 1

buah jeruk yang berukuran sedang, memiliki kandungan vitamin C sebesar 66 mg, 1

cangkir jus anggur segar = 93 mg, 1/2 cangkir stroberi = 44 mg, 1 cangkir jus jeruk segar

124 mg, 1/2 blackberry = 15 mg, 1/2 pepaya ukuran sedang = 85 mg, 1/2 mangkuk

brokoli mentah = 70 mg, dan 1/2 mangkuk bayam mentah = 14 mg. Untuk Kebutuhan

dari vitamin adalah 60 mg/hari, tapi hal ini bervariasi pada setiap individu. Stres fisik

seperti luka bakar, infeksi, keracunan logam berat, rokok, penggunaan terus-menerus

obat-obatan tertentu (termasuk aspirin, obat tidur) meningkatkan kebutuhan tubuh akan

vitamin C. Perokok membutuhkan vitamin C sekitar 100 mg/hari

(Anonim, 2009)

Page 7: Laporan Penelitian Kadar Vit c Jambu Biji Agus

(Kadar Vitamin C pada Jambu Biji Merah ) Page 7

Vitamin C mempunyai rumus C6H8C6 dalam bentuk murni merupakan kristal putih,

tak berwarna, tidak bau dan mencair pada suhu 190-192 0C. Senyawa ini bersifat

reduktor kuat dan mempunyai rasa asam. Sifat yang paling utama vitamin C adalah

kemampuan mereduksi yang kuat dan mudah teroksidasi yang dikatalis oleh beberapa

logam terutama Cu dan Ag.

(Patricia, 1983)

Sebuah buah konsumsi, jeruk besar mempunyai kedudukan ekonomi yang cukup

tinggi. Menjadi nilai nutrisi tinggi yaitu beberapa macam vitamin, terutama vitamin C.

Dalam 100 gr bagian jeruk besar yang dapat dimakan dikandung vitamin C sebanyak 43

mg dan vitamin A sebanyak 20 mg. Karena kandungan vitamin C dan A yang cukup

tinggi, maka jeruk ini mampu mencegah rabun dan sariawan.

(Setiawan, 1993 )

Vitamin berasal dari kata vita (hidup) dan amin (gugusan NH2). Vitamin dapat

membantu kerja enzim, seperti pada vitamin B-komplek yang berfungsi sebagai koenzim

dari beberapa enzim tertentu. Pada tanaman tingkat tinggi yang berkhlorofil tidak semua

bagiannya memproduksi vitamin, jadi bagian yang kekurangan vitamin akan menerima

vitamin dari bagian tanaman yang kelebihan (translokasi vitamin). Contoh yang terjadi

pada tanaman adalah apabila daun-daun tua yang kekurangan vitamin, ia akan mendapat

vitamin dari daun-daun muda. Contoh lain misalnya dari daun ke bagian akar begitu juga

sebaliknya

(Dwiseputro dkk, 1980)

Vitamin C merupakan senyawa yang sangat mudah larut dalam air, mempunyai sifat

asam dan sifat pereduksi yang kuat. Sifat tersebut terutama disebabkan adanya struktur

eradial yang berkonjugasi dengan gugus karbonil dalam cincin lekton. Bentuk vitamin C

yang ada di alam terutama adalah L-asam askorbat, D-asam askorbat jarang terdapat di

alam dan hanya dimiliki 10% aktivitas vitamin C.

(Andarwulan N dan Kuswano S, 1992)

Page 8: Laporan Penelitian Kadar Vit c Jambu Biji Agus

(Kadar Vitamin C pada Jambu Biji Merah ) Page 8

Vitamin dapat dibedakan antar yang larut dalam air dan yang larut dalam lemak.

Vitamin yang larut dalam air digalongkan kedalam vitamin-B kompleks dan vitamin C,

sedangkan vitamin A, D, E dan K larut dalam lemak.

(Girindra, 1990)

Vitamin C merupakan nutrien dan vitamin yang larut dalam air dan penting untuk

kehidupan serta untuk menjaga kesehatan. Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia

dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat. Asam askorbat mempunyai struktur yang

mirip monosakarida, tetapi struktur ini mempunyai beberapa gambaran yang tidak lazim.

Senyawa ini adalah lakton tak jenuh beranggotakan lima dengan dua gugus hidroksil

pada ikatan ganda duanya. Struktur enadiol seperti ini jarang ditemukan.

Sebagai akibat dari gugus ini, asam askorbat muah dioksidasi menjadi asam dehidro

askorbat. Kedua bentuk ini secara biologi aktiv sebagai vitamin. Tidak dijumpai gugus

karboksil pada asam askorbat, tetapi kenyataannya dia adalah suatu asam. Hidroksil pada

C-3 bersifat sangat asam, karena anoin yang dihasilkan dari lepasnya proton

dimantapkan oleh resonansi yang mempunyai anion karboksilat.

Vitamin C dikenal sebagai senyawa utama tubuh yang dibutuhkan dalam berbagai

proses penting mulai dari pembuatan kolage (protein berserat yang membentuk jaringan

ikat pada tulang), pengangkut lemak, pengangkut elektron dari berbagai reaksi enzimatis,

memacu gusi yang sehat, pengantur tingkat kolesterol, serta pengangkut imunitas. Selain

itu vitamin C sangat diperlukan tubuh untuk penyembuhan luka dan meningkatkan

fungsi otak agar dapat bekerja maksimal. Sumber vitamin C yang penting didalam

makanan yang berasal dari hewani pada umumnya bukan merupakan sumber vitamin C

yang tinggi. Sayuran segar mengandung vitamin C yang lebih sedikit dibandingkan

dengan buah-buahan.

1. Jambu Biji

Jambu biji (Psidium guajava linn) berasal dari Amerika Tengah yaitu dari Brazil.

Disebarkan di Indonesia melalui Thailand. Tanaman ini dapat tumbuh baik didataran

rendah maupun pada dtaran tinggi. Umumnya ditanam di pekarangan dan di ladang-

ladang. Pohon jambu ini merupakan tanaman perdu yang bercabang, tingginya dapat

mencapai 12 m. Besarnya buah bervarasi dari yang berdiameter 2,5 cm sampai dengan

lebih dari 10 cm.

Page 9: Laporan Penelitian Kadar Vit c Jambu Biji Agus

(Kadar Vitamin C pada Jambu Biji Merah ) Page 9

Beberapa macam/kultivar jambu biji dikenal di Indonesia, sebagian dikenal sejak

lama dan yang lain merupakan introduksi dari negara lain. Diantaranya adalah:

a. Jambu Pasar Minggu

Jambu pasar minggu merupakan ras lokal yang memiliki dua variasiyaitu

berdaging buah putih dan berdaging buah merah.

b. Jambu Australia

c. Jambu Australia

d. Jambu Sukun

e. Jambu Bangkok

Klasifikasi ilmiah jambu biji:

Regnum : Plantae

Divisio : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Myrtales

Familia : Myrtaceae

Genus : Psidium

Species : Psidium guajav

Nama binominal : Psidium guajava L

(wikipedia.com)

2. Kandungan Jambu Biji

Jambu biji dikatakan sebagai buah istimewa karena memiliki kandungan zat

yang sangat tinggi, seperti viitamin C dan zat besi. Selain itu juga kaya zat

nongizi, seperti serat pangan, komponen karotenoid dan polifenol. Buah jambu

biji bebas dari lemak asam jenuh dan sodium, rendah lemak dan energi tetap

tinggi akan serat pangan (diatery fyber).

Diantara berbagai jenis buah, jambu biji banyak mengandung vitamin C yang

paling tinggi dan cukup mengandung vitamin A. Dibanding buah buah-buahan

yang lain seperti jeruk manis yang mempunyai kandungan vitamin C 49 mg/100

Page 10: Laporan Penelitian Kadar Vit c Jambu Biji Agus

(Kadar Vitamin C pada Jambu Biji Merah ) Page 10

gr bahan, kandungan vitamin C jambu biji 2 kali lipat. Vitamin C ini baik sebagai

zat anti oksidan. Sebagian besar vitamin C terkonsentrasi pada bagian kulit dan

daging bagian luarnya yang lunak dan tebal.

Tabel 1. Perbandingan kadar vitamin C per 100 gram bahan pangan

(Parimin S. P. Penebar Swadaya, 2007)

3. Jambu Biji Merah Pasar Minggu

Jambu biji merah pasar minggu ini memiliki berbagai macam kelebihan

dibanding dengan jambu biji merah yang lain. Yaitu lebih banyak mengandung

vitamin C yang dianggap sebagai anti oksidan untuk menambah daya tahan

tubuh. Kandungan vitamin C pada jambu biji merah ini lebih banyak atau dua kali

lipat dari jeruk manis yang disebut-sebut sumber vitamin C terbanyak.

(Indra, 2008)

No Bahan Pangan Kadar Vitamin C/ 100 gr

1. Jambu Biji

87

2, Pepaya

78

3. Jeruk 49

4. Rambutan 58

5. Mangga 30

6. Belimbing 35

7. Durian 53

8. Jeruk Bali 43

9. Bayam 80

10. Daun Katuk 239

11. Kembang Kol 69

12. Sawi 102

Page 11: Laporan Penelitian Kadar Vit c Jambu Biji Agus

(Kadar Vitamin C pada Jambu Biji Merah ) Page 11

Gambar 1. Jenis jambu yang diteliti

4. Kelebihan Jambu Biji Merah

Jambu biji merah yang tergolong jenis jambu pasarminggu ini memiliki

berbagai macam kelebihan dibanding dengan jenis jambu pasar minggu lainnya

yaitu lebih banyak mengandung vitamin C yang dianggap sebagai antioksidan

untuk menambah daya tahan tubuh. Kandungan vitamin C pada jambu biji merah

dua kali lebih banyak dari jeruk manis yang disebut-sebut sumber vitamin C

terbanyak Selain itu, jambu biji merah berkhasiat mengobati berbagai jenis

penyakit diantaranya Demam Berdarah Dengue (DBD).

(Indra,2008)

5. Manfaat Jambu Biji Merah bagi kesehatan tubuh

Jambu biji merah bermanfaat bagi kesehatan tubuh diantaranya :

a. Menurunkan kadar kolesterol darah

b. Mengobati infeksi

c. Mengobati sariawan

d. Memperlancar peredaran darah

e. Melancarkan saluran pencernaan

f. Mencegah konstipasi

Page 12: Laporan Penelitian Kadar Vit c Jambu Biji Agus

(Kadar Vitamin C pada Jambu Biji Merah ) Page 12

D. HIPOTESIS

Jambu biji merah diduga banyak mengandung vitamin C yang berguna bagi kesehatan

tubuh.

Page 13: Laporan Penelitian Kadar Vit c Jambu Biji Agus

(Kadar Vitamin C pada Jambu Biji Merah ) Page 13

BAB II

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. TEMPAT PRAKTIKUM

Praktikum dilaksanakan di laboratorium kimia Akademi Teknologi Kulit Yogyakarta

pada hari selasa tanggal 9 juni 2009.

B. ALAT DAN BAHAN

1. Alat-alat yang digunakan:

Tabel 2. Alat-alat yang digunakan dalam praktikum

No Nama Alat Spesifikasi Jumlah

1. Buret 50 ml 1

2. Erlenmeyer 250 ml 1

3. Corong Gelas - 1

4. Beaker Glass 100 ml, 250 ml, 1000 ml @ 1

5. Pengaduk/spatula - 1

6. Neraca timbang - 1

7. Gelas Ukur 100 ml, 10 ml @ 1

8. Gelas Arloji - 1

9. Klem dan Statif - 1

10. Pipet Volume 10 ml 1

11. Propipet - 1

12. Botol Reagent - 1

13. Labu Ukur 250 ml, 1000 ml @ 1

Page 14: Laporan Penelitian Kadar Vit c Jambu Biji Agus

(Kadar Vitamin C pada Jambu Biji Merah ) Page 14

2. Bahan-bahan yang digunakan:

a. I2 (Iodium)

b. Na2SO3 (Natrium Thiosulfat)

c. K2Cr2O7 (Kalium Dikromat)

d. KI (Kalium Iodidat)

e. Indikator Amylum

f. H2SO4 (Asam sulfat)

g. Aquades

C. LANGKAH KERJA

1. Pembuatan Larutan

a. Pembuatan larutan K2Cr2O7

Menimbang 0,6378 gr K2Cr2O7

Dilarutkan dalam gelas beker 100 ml dan dituangkan dalam labu ukur 100

ml

Ditambahkan aquades sampai dengan 50 ml

b. Pembuatan larutan Na2S2O3 0,1 N

Menimbang 0,92 gram Na2S2O3 5H2O

Larutkan dengan aquades sampai 100 ml dalam labu ukur

c. Pembuatan larutan H2SO4 2 N

Memipet H2SO4 4N sebanyak 25 ml

Larutkan dengan aquades sampai 50 ml dalam labu takar

d. Pembuatan amilum 1 %

Kita tidak membuat amilum tapi di laboratorium sudah tersedia

2. Standarisasi Larutan

a. Standarisasi Na2S2O3 0,1 N dengan K2Cr2O7 0,1 N

5 ml K2Cr2O7 0,1 N dipipet dan dituangkan dalam erlenmeyer 250 ml

Ditambah KI 10 % sebanyak 5 ml

Ditambah 10 ml H2SO4 2 N

Dititrasi dengan Na2S2O3 sampai berwarna kuning muda

Ditambah 10 tetes amilum 1 % kemudian titrasi dilanjutkan sampai

dengan warna biru hilang

Page 15: Laporan Penelitian Kadar Vit c Jambu Biji Agus

(Kadar Vitamin C pada Jambu Biji Merah ) Page 15

b. Standarisasi I2 dengan Na2S2O3

10 ml Na2S2O3 0,1 N dipipet dan dituangkan dalam erlenmeyer 250 ml

Ditambah amilum 3 tetes

Dititrasi dengan I2 sampai berwarna biru konstan

3. Penetapan Kadar Vitamin C

Adapun prosedur dalam penetapan kadar vitamin C adalah sebagai berikut :

Jambu dibersihkan dari kotoran dan tangkainya.

Jambu dibelah dan dipisahkan antara bagian kulit,daging dan isinya.

Menghaluskan masing-masing jambu biji tersebut hingga halus,untuk bagian

biji dan dagingnya dilakukun pemblenderan dan diambil sarinya saja

sedangkan agian kulit ditumbuk dan dilarutkan dalam aquades dan disaring.

Memasukkan 10 ml sampel larutan kulit kedalam erlenmeyer 250 ml.

Menambahkan larutan amylum dan 5 ml H2SO4 dan diaduk hingga merata.

kemudian titrasi dengan I2 sampai mengalami perubahan warna menjadi biru.

ulangi langkah nomor 4-6 dengan sampel larutan daging dan isinya.

Dalam menghitung kadar vitamin C mempergunakan rumus sebagai berikut:

Kadar vitamin C = 100 x V I2 (ml) x N I2 x

Page 16: Laporan Penelitian Kadar Vit c Jambu Biji Agus

(Kadar Vitamin C pada Jambu Biji Merah ) Page 16

BAB III

HASIL PRAKTIKUM DAN PERHITUNGAN

A. HASIL PRAKTIKUM

1. Standarisasi Na2S2O3 0,1 N dengan K2Cr2O7

No Volume K2Cr2O7 (ml) Volume K2Cr2O7 (ml) Perubahan warna saat titrasi

1. 5 15,3 Coklat menjadi biru jernih

2. 5 15,3 Coklat menjadi biru jernih

3. 5 15,45 Coklat menjadi biru jernih

Rerata 5 15,35

Standarisasi Na2S2O3 dengan K2Cr2O7

K2Cr2O7 2K+ + Cr2O7

2-

N K2Cr2O7 = n x M

= n x x

= 2 x x

= 0,0996 N

N x V (Na2S2O7) = N x V (K2Cr2O7)

N (Na2S2O7) =

=

= 0,032 N

Page 17: Laporan Penelitian Kadar Vit c Jambu Biji Agus

(Kadar Vitamin C pada Jambu Biji Merah ) Page 17

2. Standarisasi I2 dengan Na2S2O3

No Volume Na2S2O3 (ml) Volume I2 (ml) Perubahan warna saat titrasi

1. 10 1,9 Bening menjadi biru

2. 10 1,9 Bening menjadi biru

3. 10 2,1 Bening menjadi biru

Rerata 10 1,97

Standarisasi I2 dengan Na2S2O3

N x V (Na2S2O7) = N x V (I2)

N (I2) =

=

= 0,162 N

3. Penetapan kadar vitamin C

a. Buah jambu biji merah matang (warna kuning )

Bagian kulit, berat 3,0964 gram

No Volume sampel (ml) Volume I2 (ml) Perubahan warna selama titrasi

1. 10 0,1 Kuning menjadi biru

2. 10 0,1 Kuning menjadi biru

3. 10 0,1 Kuning menjadi biru

Rerata 10 0,1

Kadar vitamin C = 100 x V I2 (ml) x N I2 x

= 100 x 0,1 x 0,162 x

= 92,08 mg dalam 100 gram

Page 18: Laporan Penelitian Kadar Vit c Jambu Biji Agus

(Kadar Vitamin C pada Jambu Biji Merah ) Page 18

Bagian daging, berat 5,0129 gram

No Volume sampel (ml) Volume I2 (ml) Perubahan warna selama titrasi

1. 10 0,1 Merah muda encer menjadi biru

2. 10 0,1 Merah muda encer menjadi biru

3. 10 0,1 Merah muda encer menjadi biru

Rerata 10 0,1

Kadar vitamin C = 100 x V I2 (ml) x N I2 x

= 100 x 0,1 x 0,162 x

= 56,88 mg dalam 100 gram

Bagian isi, berat 14,2415 gram

No Volume sampel (ml) Volume I2 (ml) Perubahan warna selama titrasi

1. 10 0,1 Merah muda pekat menjadi biru

2. 10 0,1 Merah muda pekat menjadi biru

3. 10 0,1 Merah muda pekat menjadi biru

Rerata 10 0,1

Kadar vitamin C = 100 x V I2 (ml) x N I2 x

= 100 x 0,1 x 0,162 x

= 20,02 mg dalam 100 gram

Rata- rata Vitamin C =

=

= 56,3266 mg dalam 100 gram

Page 19: Laporan Penelitian Kadar Vit c Jambu Biji Agus

(Kadar Vitamin C pada Jambu Biji Merah ) Page 19

b. Buah jambu biji merah setengah matang (warna hijau)

Bagian kulit, berat 5,3251 gram

No Volume sampel (ml) Volume I2 (ml) Perubahan warna selama titrasi

1. 10 0,1 Hijau muda encer menjadi biru

2. 10 0,1 Hijau muda encer menjadi biru

3. 10 0,1 Hijau muda encer menjadi biru

Rerata 10 0,1

Kadar vitamin C = 100 x V I2 (ml) x N I2 x

= 100 x 0,1 x 0,162 x

= 53,54 mg dalam 100 gram

Bagian daging, berat 8,6569 gram

No Volume sampel (ml) Volume I2 (ml) Perubahan warna selama titrasi

1. 10 0,2 Kuning kecoklatan menjadi biru

2. 10 0,2 Kuning kecoklatan menjadi biru

3. 10 0,2 Kuning kecoklatan menjadi biru

Rerata 10 0,2

Kadar vitamin C = 100 x V I2 (ml) x N I2 x

= 100 x 0,2 x 0,162 x

= 32,94 mg dalam 100 gram

Bagian isi, berat 10,0333 gram

No Volume sampel (ml) Volume I2 (ml) Perubahan warna selama titrasi

1. 10 0,05 Merah muda menjadi biru

2. 10 0,05 Merah muda menjadi biru

3. 10 0,05 Merah muda menjadi biru

Rerata 10 0,2

Page 20: Laporan Penelitian Kadar Vit c Jambu Biji Agus

(Kadar Vitamin C pada Jambu Biji Merah ) Page 20

Kadar vitamin C = 100 x V I2 (ml) x N I2 x

= 100 x 0,1 x 0,162 x

= 28,42 mg dalam 100 gram

Rata- rata Vitamin C =

=

= 38,3 mg

Page 21: Laporan Penelitian Kadar Vit c Jambu Biji Agus

(Kadar Vitamin C pada Jambu Biji Merah ) Page 21

BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam bahasa latin Jambu ini artinya adalah Psidium Guajava. Bahasa Inggrisnya

Guava. Kita sering mengenalnya jambu biji. Buah ini sangat kaya vitamin C dan beberapa

jenis mineral yang mampu menangkis berbagai jenis penyakit dan menjaga kebugaran tubuh.

Daun dan kulit batangnya mengandung zat anti bakteri yang dapat menyembuhkan beberapa

jenis penyakit. Selain vitamin C, jambu biji juga mengandung potasium dan besi.

Selain anti-oksidan, vitamin C disini memiliki fungsi menjaga dan memacu kesehatan

pembuluh kapiler, mencegah anemia, sariawan, gusi berdarah, dll. Selain itu juga vitamin C

disini juga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dalam melawan berbagai inveksi.

Sehingga kita tidak mudah sakit seperti sakit flu, batuk, demam, dll. Vitamin C disini juga

berperan dalam pembentukan kolagen yang sangat bermanfaat untuk menyembuhkan luka.

Keterediaan vitamin C yang cukup dalam darah dapat mendorong selenium dalam

menghambat sel kanker, terutama kanker paru-paru, prostat, payudara, usus besar, empedu

dan otak. Sebagian besar vitamin C jambu biji terkonsentrasi pada bagian kulit serta daging

bagian luarnya yang lunak dan tebal. Sehinga, jambu biji lebih baik dikonsumsi beserta

kulitnya.

(Ternyata Vit. C pada Jambu Biji Banyak Terdapat pada Kulitnya! « CintaHerbal )Blog 4

Pecinta Herbal.htm)

Dalam praktikum kali ini kelompok kami menggunakan buah jambu biji merah

sebagai sampel. Kami ingin menguji kadar vitamin C yang ada dalam jambu biji.Dalam

analisis secara volumetri, yang dimaksud dengan Iodometri adalah titrasi terhadap (I2) bebas

yang terdapat dalam larutan. Sedang Iodimetri adalah titrasi dengan larutan I2 standard.

Potensial reduksi normalnya dapat ditunjukkan dengan sistem reversible sebagai berikut:

I2 (p)- + 2 e

– 2 I

-

Page 22: Laporan Penelitian Kadar Vit c Jambu Biji Agus

(Kadar Vitamin C pada Jambu Biji Merah ) Page 22

dan besarnya = 0,5345 volt. Pesamaan tersebut menunjukkan larutan jenuh Iodium padat dan

reaksi setengah sel (half-cell) akan terjadi pada akhir titrasi ion Iodida dengan zat

pengoksidasi seperti KMnO4 apabila konsentrasi ion I relatif menjadi rendah.

Dalam sebagian besar titrasi Iodimetri, apabila dalam larutan terdapat kelebihan ion

Iodida ( I- ), maka akan terjadi ion Tri iodida ( I3

- ) menurut persamaan reaksi berikut :

I2- (aq) + I

- I3

-

Hal ini di sebabkan karena Iodium larut secara cepat dalam larutan Iodida. Dengan

demikian maka reaksi setengah sel tersebut di atas lebih baik di tuliskan sebagai berikut :

I3- + 2 e

- 3 I

-

Dan potensial reduksi standardnya adalah = 0,5355 volt.

Dibandingkan dengan oksidator-oksidator seperti : KMnO4, K2Cr2O7 atau Ce(SO4)2,

Iodium (I2) merupakan oksidator yang lebih lemah, tetapi merupakan zat reduktor yang lebih

kuat ( bandingkan potensial reduksinya).

Dalam sebagian besar titrasi Iodimetri, yang dipergunakan sebagai larutan standard

adalah I2 dalam KI, dan sebagai spesien yang reaktif adalah ion I3-, sehingga untuk semua

persamaan reaksi yang meliputi reaksi dengan I2 sebaiknya di tuliskan dengan I3-; sebagai

contoh misalnya reaksinya dengan ion S2O3 = di tuliskan sebagai berikut :

2 S2O3= + I3

- 3 I

- + S4O6

=

Dalam larutan asam, larutan I2 standard dapat dipergunakan untuk menitrir secara

cepat beberapa jenis zat-zat reduktor kuat seperti : SnCl2 , H2SO3 , H2S dan NaS2O3 , sedang

untuk zat-zat reduktor yang lebih lemah seperti misalnya : As+++

; Sb+++

dan {Fe(CN)6}≡

hanya dapat teroksidasi sempurna apabila larutan bersifat netral atau sedikit asam.

Dalam proses Iodimetri ada 2 hal penting yang perlu diperhatikan karena hal ini dapat

menjadi sumber kesalahan, ke dua hal tersebut ialah:

Page 23: Laporan Penelitian Kadar Vit c Jambu Biji Agus

(Kadar Vitamin C pada Jambu Biji Merah ) Page 23

a. Berkurang atau hilangnya sebagian I2 karena sifat volatilitasnya.

b. Terjadinya oksidasi udara terhadap larutan Iodida, menurut persamaan reaksi berikut:

4 I- + O2 + 4 H

+ 2 I2 + 2 H2O

Volatilitas I2 dapat diperkecil dalam larutan iodida berlebihan, karena terjadinya ion

triiodida (I3-); sehingga pada temperatur kamar hilangnya I2 karena sifat volatilitasnya dari

suatu larutan yang paling sedikit mengandung 4% Kalium iodida dapat diabaikan. Demikian

juga titrasi harus di lakukan terhadap larutan yang dingin dan dalam tempat yang tertutup,

jangan dalam gelas bikar.

Sedang terjadinya oksidasi udara terhadap iodida dalam larutan dapat diabaikan

dengan adanya katalisator, adapun katalisator yang dipergunakan adalah ion-ion logam

tertentu terutama Tembaga dan juga ion NO2-.

Dalam percobaan iodometri kali ini dalam standarisasi larutan tiosulfat digunakan

sebagai pengoksidasi hal ini dikarenakan senyawa ini bisa didapat dengan tingkat kemurnian

yang tinggi,senyawa ini juga mempunyai berat ekivalen yang cukup tinggi,tidak

hidroskopik,dan padat serta larutanya sangat stabil.Reaksi yang terjadi adalah

Cr2O72-

+ 6I- + 14 H

+ 2Cr

3+ + 3I2 + 7H2O

Larutan standar sekunder yang dipakai dalam percobaan iodometri adalah Natrium

Tiosulfat.Garam ini biasa tersedia dalam pentahidrat Na2S2O3.5H2O.Larutan ini tidak boleh

distandarisasikan dengan penimbangan secara langsung tetapi harus distandarisasi dengan

standar primer.Larutan tiosulfat tidak stabil dalam waktu yang lama.tiosulfat terurai dalam

larutan asam,membentuk belerang sebagai endapan seperti susu

S2O32-

+ 2H+ H2S2O3 H2SO3 + S

akan tetapi reaksinya lambat dan tidak terjadi apabila tiosulfat dititrasi dengan larutan

berasam dari iodium jika larutanya diaduk dengan baik.Reaksi antara iodium dengan tiosulfat

jauh lebih cepat dari pada reaksi penguraian.Iodium mengoksidasi tiosulfat menjadi ion

tetrationat.

I2 + 2S2O32-

2I- + S4O6

2-

Page 24: Laporan Penelitian Kadar Vit c Jambu Biji Agus

(Kadar Vitamin C pada Jambu Biji Merah ) Page 24

Meskipun garam Natrium thiosulfat pentahidrat (Na2S2O3.5H2O), mudah diperoleh

dalam keadaan murni, tetapi oleh karena kandungan air kristalnya tidak dapat diketahui

dengan tepat, sehingga larutannya tidak dapat dipergunakan sebagai larutan standard primer.

Sebagai zat reduktor reaksi setengah sel (half-cell reaction)nya adalah sebagai berikut :

2 S2O3= S4O6

= + 2 e

-

berat ekivalennya = 248,19 gram

Sebelum diuraikan cara menstandardisasinya, perlu diperhatikan hal-hal yang dapat

mempengaruhi kestabilan larutan thiosulfat. Oleh karena akuades biasanya masih

mengandung kelebihan Karbondioksida (CO2), sehingga apabila digunakan sebagai pelarut

dalam pembuatan larutan standard thiosulfat, maka akan menyebabkan terjadinya peruraian

ion thiosulfat membentuk Belerang (S) bebas, meskipun peruraian tersebut sangat lambat, hal

ini dapat dilihat pada persamaan reaksi sebagai berikut :

S2O3= + H

+ HSO3

- + S

Lebih lanjut perubahan tersebut juga dapat disebabkan karena keaktifan bakteri

(misalnya Thiobacillus thioparus), terutama apabila larutan disimpan beberapa lama.

Karena alasan-alasan tersebut, maka untuk pembuatan larutan Natrium thiosulfat

sebaiknya dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Larutkan garam kristalnya dalam akuades yang mendidih.

b. Tambahkan 3 tetes Kholoroform (CHCl3) atau 10 mgram Merkuri iodida (HgCl2) dalam

1 liter larutan, karena senyawa-senyawa tersebut dapat membantu memperbaiki kualitas

larutan.

c. Larutan yang telah terjadi harus disimpan yang di tempat yang tidak terkena sinar

matahari, karena hal ini juga dapat mempercepat terjadinya peruraian thiosulfat.

Dalam standarisasi Na2S2O3.5H2O dengan K2Cr2O7 larutan K2Cr2O7 yang awalnya

jernih setelah ditambahkan KI dan H2SO4 larutan berwarna kuning muda namun setelah

ditaruh ditempat gelap larutan berubah menjadi coklat tua,setelh itu dititrasi dengan Tiosulfat

larutan berwarna kuning kemudian ditambahkan amilum hal ini untuk memperjelas

perubahan warna yang terjadi saat mencapai titik ekivalen.setelah itu dititrasi lagi akhirnya

Page 25: Laporan Penelitian Kadar Vit c Jambu Biji Agus

(Kadar Vitamin C pada Jambu Biji Merah ) Page 25

larutan berwarna biru jernih.dalam standarisasi ini untuk menentukan normalitas dari tiosulfat

itu.

Dalam standarisasi Na2S2O3 dengan I2 alrutan yang awalnya berwarna bening

kemudian ditambahkan amilum hal ini untuk memperjelas perubahan warna yang terjadi saat

mencapai titik ekivalen berwarna bening.namun setelah dititrasi dengan I2 larutan berwarna

biru.

Kandungan vitamin C pada jambu biji mencapai puncaknya menjelang matang.

Sebagian besar vitamin C jambu biji terkonsentrasi pada bagian kulit serta daging bagian

luarnya yang lunak dan tebal. Karena itu, jambu biji sebaiknya dikonsumsi beserta kulitnya.

Tabel 3. Volume I2 yang dibutuhkan pada buah jambu biji merah matang

No Kulit Daging Isi

1. 0,1 0,1 0,1

2. 0,1 0,1 0,1

3. 0,1 0,1 0,1

Rerata 0,1 0,1 0,1

Tabel 4. Volume I2 yang dibutuhkan pada buah jambu biji merah setengah matang

No Kulit Daging Isi

1. 0,1 0,2 0,05

2. 0,1 0,2 0,05

3. 0,1 0,2 0,05

Rerata 0,1 0,2 0,05

Perubahan warna yang terjadi adalah untuk

a. Untuk jambu biji matang

Untuk kulit dari kuning menjadi biru

Untuk daging dari merah muda encer menjadi biru

Untuk isi dari merah muda pekat menjadi biru

Page 26: Laporan Penelitian Kadar Vit c Jambu Biji Agus

(Kadar Vitamin C pada Jambu Biji Merah ) Page 26

b. Untuk jambu biji setengah matang

Untuk kulit dari hijau menjadi biru

Untuk daging dari kuning kecoklatan menjadi biru

Untuk isi dari merah muda pekat menjadi biru

Dari praktikum dipreoleh data bahwa normalitas dari K2Cr2O7 adalah sebesar 0,0996

N,sedangkan normalitas dari Na2S2O3 adalah sebesar 0,032 N.Sedangkan untuk kadar

vitamin C pada buah,daging dan isi adalah sebagai berikut :

a. Pada jambu biji merah matang

Kadar vitamin C pada kulit sebesar 92,08 mg/100g

Kadar vitamin C pada daging sebesar 56,88 mg/100g

Kadar vitamin C pada isi sebesar 20,02 mg/100g

b. Pada jambu merah setengah matang

Kadar vitamin C pada kulit sebesar 53,54 mg/100g

Kadar vitamin C pada daging sebesar 32,94 mg/100g

Kadar vitamin C pada isi sebesar 28,42 mg/100g

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa kadar vitamin C pada buah matang lebih

banyak dari pada yang setengah matang dan kadar vitamin C dalam kulit lebih banyak

daripada di daging dan isinya.Untuk itu diharapkan agara memekan jambu biji beserta kulitya

saja.

Page 27: Laporan Penelitian Kadar Vit c Jambu Biji Agus

(Kadar Vitamin C pada Jambu Biji Merah ) Page 27

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari praktikum ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Dalam titrasi antara K2Cr2O7 dengan Na2S2O3 terjadi perubahan warna dari coklat

menjadi biru jernih.

Dalam titrasi antara Na2S2O3 dengan I2 terjadi perubahan warna dari bening

menjadi biru.

Kadar vitamin C pada jambu matang adalah 56,3266 mg lebih besar dari pada

jambu biji setangah matang yang hanya 38,3 mg.

Kadar vitamin C pada kulit lebih banyak daripada di daging dan isi.

Page 28: Laporan Penelitian Kadar Vit c Jambu Biji Agus

(Kadar Vitamin C pada Jambu Biji Merah ) Page 28

DAFTAR PUSTAKA

Sya’bani, M Wahyu.2009. “Buku Petunjuk Praktikum Kimia Analisis”.Akademi

Teknologi Kulit.Yogyakarta.

Day,R.A.Underwood,A.L.1983. “Analisis Kimia Kuantitatif”.Erlangga: Jakarta.

http://annadhif.blogspot.com/2008/06/kti-kadar-vitamin-c-pada-jambu-biji.html

(diakses pada kamis,4 4 Juni 2009).

http://www.smallcrab.com/kesehatan/25-healthy/442-khasiat-buah-jambu-biji

(diakses pada minggu, 31 Mei 2009).

Hart, Harold. Kimia Organik: Suatu Kuliah Singkat. Erlangga: Jakarta.

http://kesehatan.kompas.com/read/mxl/2008/03/12/18344226/jambu.biji.cegah

jantung. (diakses pada Minggu, 31 Mei 2009)

Page 29: Laporan Penelitian Kadar Vit c Jambu Biji Agus

(Kadar Vitamin C pada Jambu Biji Merah ) Page 29

Yogyakarta, 30 juni 2009

Praktikan

(Agus S) (Sahudi) (Wefi M)

(08.tbkkp.tpl.61) (08.tbkkp.tpl.70) (08.tbkkp.tpl.74)

Mengetahui,

Asisten Pembimbing, Dosen Pembimbing,

(Endang Sulistyoningsih) (Rita Kamdari) (M. Wahyu Sya’bani, ST)