47
LAPORAN PENELITIAN MANDIRI Budidaya Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) Dengan Pemberian Pakan Komersil Oleh : AKHMAD MURJANI NIP.19631031 199003 1 001 Biaya Mandiri FAKULTAS PERIKANAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 2009

LAPORAN PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/5/1/e-JURNAL SEPAT RAWA.pdf · Budidaya Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) ... Warna tubuh ikan ini dipengaruhi

  • Upload
    haphuc

  • View
    238

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/5/1/e-JURNAL SEPAT RAWA.pdf · Budidaya Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) ... Warna tubuh ikan ini dipengaruhi

LAPORAN PENELITIAN MANDIRI

Budidaya Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus)

Dengan Pemberian Pakan Komersil

Oleh :

AKHMAD MURJANI NIP.19631031 199003 1 001

Biaya Mandiri

FAKULTAS PERIKANAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 2009

Page 2: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/5/1/e-JURNAL SEPAT RAWA.pdf · Budidaya Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) ... Warna tubuh ikan ini dipengaruhi
Page 3: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/5/1/e-JURNAL SEPAT RAWA.pdf · Budidaya Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) ... Warna tubuh ikan ini dipengaruhi

KATA PENGANTAR

Penelitian ini dilaksanakan sebagai wujud tanggung jawab saya

sebagai seorang dosen dalam rangka melaksanakan salah satu dharma

dalam Tridharma Perguruan Tinggi, yakni melaksanakan kegiatan

penelitian. Disamping itu membantu pengembangan dunia perikanan,

khususnya informasi dalam pelaksanaan dan pengembangan budidaya

ikan sepat rawa.

Ikan sepat rawa sekarang ini tidak bisa hanya dipandang sebelah

mata, oleh karena hanya merupakan makanan pedesaan, tetapi hingga

saat ini ikan sepat rawa banyak dicari dan harganyapun relatif mahal,

hingga mencapai Rp 150.000.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah) pada

musim paceklik. Maklum selama ini ikan sepat rawa hanya diperoleh hasil

tangkapan dari alam, khususnya pada perairan rawa, sehingga

keberadaan-nyapun di alam tergantung dari musim.

Informasi tentang budidaya ikan sepat rawa sangat diperlukan,

khususnya dalam hal domestikasi untuk menentukan lokasi hidup, tumbuh

dan berkembangbiak ikan sepat rawa yang sesuai pada suatu perairan.

Semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua,

guna perkembangan budidaya ikan sepat rawa.

Banjarbaru, Mei 2009 Penulis,

Ir. Akhmad Murjani, M.S

NIP.19631031 199003 1 001

Page 4: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/5/1/e-JURNAL SEPAT RAWA.pdf · Budidaya Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) ... Warna tubuh ikan ini dipengaruhi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI iii

DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vii BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1 1.2. Perumusan Masalah 2 1.3. Tujuan Penelitian 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 4 2.1. Sepat Rawa 4

2.2. Kebiasaan Hidup dan Penyebaran 6 2.3. Pakan 7 2.4. Pertumbuhan 8

2.5. Kualitas Air 9 2.5.1. Suhu Air 9 2.5.2. Oksigen Terlarut (DO) 9

2.5.3. Amoniak (NH3) 10 2.5.4. Derajat Keasaman (pH) 11

BAB III.METODE PENELITIAN 12 3.1. Waktu dan Tempat 12

3.2. Alat dan Bahan 13 3.2.1. Ikan Uji 13 3.2.2. Pakan Uji 13

3.2.3. Wadah Pemeliharaan 14 3.2.4. Alat-Alat Sampling 14 3.3. Manajemen Pemberian Pakan 15

3.4. Manajemen Penelitian 15 3.4.1. Persiapan Tempat 15 3.4.2. Penebaran 16

3.4.3. Pemeliharaan 16 3.5. Perlakuan 18 3.6. Rancangan Percobaan 19

3.7. Peubah 20 3.7.1. Pertumbuhan Relatif Berat 20 3.7.2. Pertumbuhan Relatif Panjang 20

3.7.3. Konversi Pakan 20 3.8. Hipotesis 21

3.9. Analisis Data 22

Page 5: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/5/1/e-JURNAL SEPAT RAWA.pdf · Budidaya Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) ... Warna tubuh ikan ini dipengaruhi

BAB IV.HASIL DAN PEMBAHASAN 24

4.1. Laju Pertumbuhan Relatif Berat 24 4.2. Laju pertumbuhan Relatif Panjang 26 4.3. Konversi Pakan 30

4.4. Daya Kelangsungan Hidup 32 4.5. Kualitas Air 34

4.5.1. Suhu Air 35 4.5.2. Oksigen Terlarut (DO) 35 4.5.3. Amoniak 35

BAB V.PENUTUP 37 5.1. Kesimpulan 37

5.2. Saran 37 DAFTAR PUSTAKA 38

LAMPIRAN-LAMPIRAN 41

Page 6: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/5/1/e-JURNAL SEPAT RAWA.pdf · Budidaya Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) ... Warna tubuh ikan ini dipengaruhi

DAFTAR TABEL 3.1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian 12 3.2. Parameter Kualitas Air Yang Di Uji 15

4.1. Rerata Berat Awal, Berat Akhir, Pertambahan Berat dan Laju Per- tumbuhan Relatif Berat Individu Ikan Uji Selama Masa Pemeliharaan 24

4.2. Rerata Panjang Awal, Panjang Akhir, Pertambahan Panjang dan Laju Pertumbuhan Relatif Panjang Individu Ikan Uji Selama Masa Pemeliharaan 26

4.3. Nilai Rerata Konversi Pakan Ikan Uji Selama Masa Pemeliharaan 30 4.4. Rerata Daya Kelangsungan Hidup Ikan Sepat Rawa 33 4.5. Parameter Kualitas Air Penelitian Dibandingkan Dengan Literatur

36

Page 7: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/5/1/e-JURNAL SEPAT RAWA.pdf · Budidaya Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) ... Warna tubuh ikan ini dipengaruhi

DAFTAR GAMBAR

2.1. Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus Pall) dan Perairan Rawa 4

3.1. Hapa Wadah Penelitian 14 3.2. Tata Letak Penempatan Perlakuan dan Ulangan Yang Diterapkan

Dalam Penelitian 19

4.1. Laju Pertumbuhan Relatif Berat (%) Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) Selama Masa Pemeliharaan 25

4.2. Laju Pertumbuhan Relatif Panjang (%) Ikan Sepat Rawa

(Trichogaster trichopterus) Selama Masa Pemeliharaan 27 4.3. Konversi Pakan Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus)

Selama Masa Pemeliharaan 31

4.4. Daya Kelangsungan Hidup Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) Selama Masa Pemeliharaan 33

Page 8: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/5/1/e-JURNAL SEPAT RAWA.pdf · Budidaya Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) ... Warna tubuh ikan ini dipengaruhi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Hasil Pengacakan untuk Penempatan Perlakuan dan Ulangan

Menurut Nazir (1988) 41 2. Berat Rata-rata (g) Individu Ikan Sepat Rawa

(Trichogaster trichopterus) Selama Masa Pemeliharaan 42

3. Pertambahan Berat (g) per Sampling Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) Selama Masa Pemeliharaan 43

4. Rerata Laju Pertumbuhan Relatif Berat (%) Ikan Sepat Rawa

(Trichogaster trichopterus) Selama Masa Pemeliharaan 44 5. Uji Normalitas Lilliefors Terhadap Rerata Laju Pertumbuhan Relatif

Berat Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) Selama Masa

Pemeliharaan 45 6. Uji Homogenitas Ragam Bartlett Terhadap Rerata Laju Pertumbuhan

Relatif Berat Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) Selama

Masa Pemeliharaan 46 7. Analisis Sidik Ragam (Anova) Rerata Laju Pertumbuhan Relatif Berat

Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) Selama Masa

Pemeliharaan 47 8. Panjang Rata-Rata (Cm) Individu Ikan Sepat Rawa (Trichogaster

trichopterus) Selama Masa Pemeliharaan 48 9. Pertambahan Panjang (Cm) Per Sampling Ikan Sepat Rawa

(Trichogaster trichopterus) Selama Masa Pemeliharaan 49

10. Rerata Laju Pertumbuhan Relatif Panjang (%) Populasi Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) Selama Masa Pemeliharaan 50

11. Uji Normalitas Lilliefors Terhadap Rerata Laju Pertumbuhan Relatif

Panjang Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) Selama Masa Pemeliharaan 51

12. Uji Homogenitas Ragam Bartlett Terhadap Rerata Laju Pertumbuhan

Relatif Panjang Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) Selama Masa Pemeliharaan 52

13. Analisis Sidik Ragam (Anova) Rerata Laju Pertumbuhan Relatif

Panjang Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) Selama Masa Pemeliharaan 53

14. Jumlah Pakan (g) Yang Diberikan Kepada Ikan Sepat Rawa

(Trichogaster trichopterus) Selama Masa Pemeliharaan 54 15. Konversi Pakan Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) Selama

Masa Pemeliharaan 55 16. Uji Normalitas Lilliefors Terhadap Konversi Pakan Ikan Sepat Rawa

(Trichogaster trichopterus) Selama Masa Pemeliharaan 56

17. Uji Homogenitas Ragam Bartlett Terhadap Konversi Pakan Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) Selama Masa Pemeliharaan 57

18. Analisis Sidik Ragam (ANOVA) Terhadap Konversi Pakan Ikan Sepat

Rawa (Trichogaster trichopterus) Selama Masa Pemeliharaan 58

Page 9: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/5/1/e-JURNAL SEPAT RAWA.pdf · Budidaya Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) ... Warna tubuh ikan ini dipengaruhi

19. Jumlah (ekor) Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) Yang

Hidup Selama Masa Pemeliharaan 59 20. Daya Kelangsungan Hidup (%) Populasi Ikan Sepat Rawa

(Trichogaster trichopterus) Selama Masa Pemeliharaan 60

21. Uji Normalitas Lilliefors Terhadap Daya Kelangsungan Hidup Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) Selama Masa Pemeliharaan 61

22. Uji Homogenitas Ragam Bartlett Terhadap Daya Kelangsungan Hidup Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) Selama Masa

Pemeliharaan 62 23. Analisis Sidik Ragam (ANOVA) Daya Kelangsungan Hidup Ikan Sepat

Rawa (Trichogaster trichopterus) Selama Masa Pemeliharaan 63

24. Dokumentasi Penelitian 64

Page 10: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/5/1/e-JURNAL SEPAT RAWA.pdf · Budidaya Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) ... Warna tubuh ikan ini dipengaruhi

BAB I.PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu jenis perairan yang cukup luas dan sangat potensial

untuk dilakukan upaya konservasinya yaitu perairan rawa yang luasnya

dapat mencapai 994.435 ha (Anonim 2002). Luasnya perairan rawa

tersebut sangat memungkinkan bagi berbagai jenis biota yang hidup di

dalamnya untuk hidup dan berkembangbiak dengan baik bagi ikan rawa.

Jenis perairan rawa di Kalimantan Selatan ada tiga jenis, yaitu rawa

monoton, rawa pasang surut dan rawa tadah hujan (Halim dan Noor,

2007). Perairan ini dihuni oleh berbagai jenis ikan rawa, salah satunya

adalah ikan sepat rawa (Trichogaster trichopterus Pall) yang termasuk

salah satu famili anabantidae dengan nama umum “three spot goramy”

karena pada tubuhnya terdapat dua bintik hitam dan satu mata yang

menjadi 3 bintik hitam. Mendiami perairan tawar Malaysia, Birma,

Indonesia, dan perairan yang bersuhu antara 20 - 28°C.

Ikan sepat rawa memiliki nilai ekonomi yang tinggi, dimana

awalnya adalah sebagai sumber protein di daerah pedesaan, namun

sekarang sudah merupakan sumber protein bagi warga perkotaan bahkan

dijadikan sebagai cendramata dan makanan bagi para pengunjung ke

daerah penghasil. Selain dijual dalam keadaan segar di pasar, ikan sepat

rawa kerap diawetkan dalam bentuk ikan asin, bekasam dan lain-lain,

sehingga dapat dikirimkan ke tempat-tempat lain. Beberapa daerah yang

banyak menghasilkan ikan sepat olahan di antaranya adalah Jambi,

terutama dari Kumpeh dan Kumpeh Ulu; Sumatera Selatan, dan

Kalimantan Selatan.

Ikan sepat rawa (Trichogaster trichopterus Pall) segar dapat

mencapai harga Rp.15.000,- – Rp.25.000,-/kg, sedangkan untuk yang

kering ikan sepat rawa (Trichogaster trichopterus Regan) dapat mencapai

harga antara Rp.30.000,- s/d. Rp.60.000,-/kg. Bahkan saat tidak musim,

Page 11: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/5/1/e-JURNAL SEPAT RAWA.pdf · Budidaya Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) ... Warna tubuh ikan ini dipengaruhi

mencapai harga Rp 120.000,-/kg. Ikan sepat rawa sangat disukai oleh

masyarakat Kalimantan Selatan dan para tamu dari daerah lain, karena

rasa dagingnya yang manis, bertulang lembut dan dapat dijadikan oleh-

oleh. Bentuk olahan yang sering dibuat untuk ikan sepat rawa adalah

dipepes, digoreng dan digoreng kering ditambah tepung, serta digoreng

kering asin (keripik). Di Kalimantan Selatan sekarang ini, ikan sepat rawa

telah menjadi makanan kelas elite yang disajikan di restoran dan hotel.

Ikan sepat rawa bersifat musiman dan kehidupannya masih liar di

alam. Karena sifatnya musiman sehingga ada tidaknya ikan sepat rawa di

pasaran tergantung kepada musim. Agar ikan sepat rawa selalu ada di

pasaran diperlukan adanya pemeliharaan ikan sepat rawa di lingkungan

budidaya. Ikan sepat rawa terdiri dari berbagai varietas, sehingga diteliti

pula varietas mana yang paling baik pertumbuhannya apabila dipelihara di

lingkungan budidaya.

1.2. Perumusan Masalah

Ikan untuk dapat hidup, tumbuh dan berkembang biak dengan baik

memerlukan media yang sesuai dengan kondisi fisiologisnya, tidak

terkecuali dengan ikan sepat rawa yang hidup, tumbuh dan berkembang

biak pada berbagai jenis perairan rawa.

Sebaiknya dalam pelaksanaan budidaya perairan, ikan dipelihara

pada media yang sesuai dengan ketersediaan perairan oleh pembudidaya,

namun diyakini dengan telah dilakukan aklimatisasi dengan baik dan

benar, ikan dapat menyesuaikan diri dengan baik pada media hidup yang

baru.

Apakah ikan sepat rawa dari berbagai varietas (rawa monoton,

pasang surut, tadah hujan dan padang gelam), jika dipelihara dalam suatu

jenis kondisi wilayah tertentu akan memberikan pertumbuhan yang relatif

sama.

Page 12: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/5/1/e-JURNAL SEPAT RAWA.pdf · Budidaya Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) ... Warna tubuh ikan ini dipengaruhi

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kecepatan

pertumbuhan dan kelangsungan hidup beberapa varietas ikan sepat rawa

(Trichogaster trichopterus Pall) dari rawa monoton, rawa pasang surut,

rawa tadah hujan dan rawa padang gelam yang dipelihara di hapa.

Page 13: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/5/1/e-JURNAL SEPAT RAWA.pdf · Budidaya Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) ... Warna tubuh ikan ini dipengaruhi

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sepat Rawa

Sepat rawa adalah sejenis ikan air tawar. Di Jawa Barat dan

seputaran Jakarta ikan ini disebut sepat siam, sedangkan di Jawa Timur ia

juga dikenal dengan nama sliper. Dalam bahasa Inggris disebut snake-skin

gouramy, merujuk pada pola warna belang-belang di sisi tubuhnya. Nama

ilmiahnya adalah Trichogaster trichopterus Pall (Saanin, 1968).

Kingdom : Animalia

Phyllum : Chordata

Classis : Pisces

Familia : Anabantidae

Ordo : Labyrinthici

Genus : Trichogaster

Spesies : Trichogaster trichopterus Pall

Visualisasi jenis ikan rawa dan salah satu bentuk perairan rawa di

Kalimantan Selatan dapat dilihat dalam Gambar 2.1.

Gambar 2.1.

Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus Pall) dan Perairan Rawa

Page 14: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/5/1/e-JURNAL SEPAT RAWA.pdf · Budidaya Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) ... Warna tubuh ikan ini dipengaruhi

Sepat rawa adalah ikan yang hidup di air tawar pada suhu 20 –

28oC. Di Jawa Barat dan seputaran Jakarta ikan ini disebut sepat siam, di

Sumatera Selatan dinamakan sepat merah mato atau bisa juga disebut

three spot gouramy karena pada tubuhnya terdapat dua bintik hitam dan

satu mata yang menjadi 3 bintik hitam, sedangkan di Jawa Timur ia juga

dikenal dengan nama sliper. Dalam bahasa Inggris ikan sepat rawa

disebut snake-skin gouramy, merujuk pada pola warna belang-belang di

sisi tubuhnya (Anonim, 2008).

Ikan sepat rawa merupakan kelompok ikan yang mempunyai

pernafasan tambahan berupa tulang tipis yang berlekuk-lekuk seperti

buangan karang yang disebut labirin dengan menggunakan dan

mengambil oksigen langsung dari udara. Sebagian dapat membangun

karang berbusa yang berguna untuk menyimpan telurnya di dalam mulut.

Warna tubuh ikan ini dipengaruhi oleh jenis kelamin reproduksi dan

umurnya. Sirip punggung lebih kecil dari pada sirip dubur, mempunyai 6-8

jari-jari keras dan 8-10 jari-jari lunak. Sirip duburnya mempunyai 10-12

jari-jari keras 33-38 jari-jari lunak. Sirip perut memiliki 1 jari-jari keras dan

3-4 jari-jari lunak, satu diantaranya menjadi alat peraba yang panjang

seperti ijuk. Sirip dada mempunyai 9-10 jari-jari lunak. Terkadang pada

bagian sirip punggung dan sirip ekor yang lunak ada bulatan hitam.

(Djuhanda, 1981).

Ikan sepat rawa (Trichogaster trichopterus Pall) memiliki ciri-ciri

bentuk tubuhnya seperti ikan sepat siam yaitu tubuhnya pipih, kepalanya

mirip dengan ikan gurami muda yaitu lancip. Panjang tubuhnya tidak

dapat lebih besar dari 15 cm, permulaan sirip punggung terdapat di atas

bagian yang lemah dari sirip dubur. Pada tubuhnya ada dua bulatan hitam,

satu di tengah-tengah dan satu di pangkal sirip ekor. Sirip ekor terbagi ke

dalam dua lekukan yang dangkal, memiliki permulaan sirip punggung atas

yang lemah dari sirip duburnya. A. XI – X (XII). 33-38. bagian kepala

Page 15: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/5/1/e-JURNAL SEPAT RAWA.pdf · Budidaya Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) ... Warna tubuh ikan ini dipengaruhi

dibelakang mata dua kali lebih dari permulaan sirip punggung di atas

bagian berjari-jari keras dari sirip dubur (Saanin, 1968).

Ikan ini memiliki warna yang menarik dengan berbagai variasi,

sehingga sering dijadikan ikan hias. Ada 2 jenis yang berwarna menarik,

yaitu blue gouramy (warnanya biru) dan gold gouramy (warnanya

keemas-an) (Anonim, 2008).

Blue gouramy dapat mencapai ukuran 200-350 gram dengan

panjang 12,7 cm. Ikan sepat yang jantan tubuhnya lebih pipih, sedangkan

yang betina lebih gemuk terutama pada ikan betina yang sedang matang

kelamin. Pemijahan blue gouramy umumnya berlangsung pada saat suhu

air 26,5 °C (80 °F). Telur yang sudah dibuahi diletakkan di dalam sarang

yang mereka buat dari buih (Anonim, 2008).

2.2. Kebiasaan Hidup dan Penyebaran

Sifat makanan ikan sepat adalah omnivora, di perairan umum

mereka lebih banyak memakan fitoplankton. Sebagian besar makanan

sepat rawa adalah tumbuh-tumbuhan air dan lumut. Namun ikan ini juga

memangsa hewan-hewan kecil di air, termasuk ikan-ikan kecil yang dapat

termuat di mulutnya. Ikan sepat rawa menyimpan telur-telurnya dalam

sebuah sarang busa yang dijagai oleh si jantan. Setelah menetas, anak-

anak sepat diasuh oleh induk jantan, hingga dapat mencari makanan

sendiri. Sedangkan ikan yang dipelihara di dalam akuarium diberi pakan

tubifex, kutu air, larva nyamuk, dan pakan kering (Anonim, 2008).

Sepat rawa diketahui dapat bernafas langsung dari udara, selain

menggunakan insangnya untuk menyerap oksigen dari air. Akan tetapi,

tak seperti ikan-ikan yang mempunyai kemampuan serupa (misalnya ikan

gabus, betok atau lele), ikan sepat tak mampu bertahan lama di luar air.

Ikan ini justru dikenal sebagai ikan yang mudah mati jika ditangkap

(Anonim, 2008).

Page 16: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/5/1/e-JURNAL SEPAT RAWA.pdf · Budidaya Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) ... Warna tubuh ikan ini dipengaruhi

Ikan sepat rawa menyukai rawa-rawa, danau, sungai dan parit-parit

yang berair tenang; terutama yang banyak ditumbuhi tumbuhan air. Juga

kerap terbawa oleh banjir dan masuk ke kolam-kolam serta saluran-

saluran air hingga ke sawah. Ikan ini sering ditemui di tempat-tempat

yang terlindung oleh vegetasi atau sampah-sampah yang menyangkut di

tepi air (Anonim, 2008).

Penyebaran asli ikan ini adalah dari Asia Tenggara, terutama dari

lembah Sungai Mekong di Laos, Thailand, Kamboja dan Vietnam; juga dari

lembah Chao Phraya. Di Indonesia ikan ini merupakan hewan introduksi

yang telah meliar dan berbiak di alam, termasuk di Jawa (Anonim, 2008).

2.3. Pakan

Ikan memerlukan pakan sejak mulai hidup dari ukuran larva

(burayak), dewasa sampai ukuran induk. Fungsi pakan adalah untuk

pertumbuhan dan kelangsungan hidup. Pakan yang dimakan oleh ikan

pertama-tama digunakan untuk kelangsungan hidup dan apabila ada

kelebihannya akan dimanfaatkan untuk pertumbuhan. Jadi bila

menghendaki pertumbuhan ikan yang baik, maka harus diberi sejumlah

pakan yang melebihi kebutuhan untuk pemeliharaan tubuhnya

(Djajasewaka, 1985).

Menurut Priyambodo dan Wahyuningsih (2001), salah satu faktor

yang menentukan keberhasilan budidaya ikan adalah ketersediaan

pakannya. Dalam penyediaan pakan harus diperhatikan beberapa faktor,

yaitu jumlah dan kualitas pakan, kemudahan untuk menyediakannya,

serta lama waktu pengambilan pakan yang berkaitan dengan jenis ikan

maupun umurnya.

Jenis pakan yang dapat diberikan pada ikan berupa pakan alami

maupun pakan buatan. Menurut Ahmad Mujiman (1994), secara umum

pakan ikan yang baik mengandung protein antara 20 – 40 %, lemak

Page 17: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/5/1/e-JURNAL SEPAT RAWA.pdf · Budidaya Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) ... Warna tubuh ikan ini dipengaruhi

antara 5 – 14 % dan khusus untuk ikan omnivora kandungan

karbohidratnya menghendaki sekitar 9% saja.

Makanan utama ikan sepat rawa (Trichogaster trichopterus Pall)

adalah berupa tumbuh-tumbuhan air, cacing dan larva nyamuk. Rotifera

dan kutu air juga cocok untuk makanan benih ikan ini (Lingga dan

Susanto, 1987) maka ikan ini dapat digolongkan sebagai ikan omnivora

dan diharapkan dapat diberikan makanan buatan atau makanan

tambahan.

Pemberian makanan tambahan atau makanan buatan dapat

menaikan produksi sampai 3 kali lipat dibanding pemberian makanan

tumbuhan, menurut Boyd (1982) mengatakan bahwa makanan buatan

harus memenuhi syarat tepat jenis, tepat ukuran, tepat jumlah dan tepat

waktu. Selain itu makanan buatan yang bermutu baik ditentukan oleh

komposisi bahan penyusunnya, penanganannya, pembuatannya serta

ketahanannya dalam air.

Banyaknya pemberian makan setiap harinya secara optimal adalah

30% dari berat tubuh (Boyd, 1982) dan menurut Mujiman (1994)

menyatakan bahwa pemberian makanan pada ikan umumnya berlaku

pada pagi dan sore hari.

Pada penelitian ini ikan sepat rawa yang dipelihara dalam hapa

diberikan makanan tambahan berupa pakan ikan dalam bentuk pelet

yang komposisi kandungan gizinya seperti protein, lemak, karbohidrat,

serat kasar dan mineral dapat dilihat pada lampiran.

2.4. Pertumbuhan

Menurut Effendie (1997), pertumbuhan merupakan proses biologis

komplek yang banyak faktor mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut

digolongkan menjadi dua bagian, yaitu faktor dalam dan faktor luar.

Faktor dalam umumnya adalah faktor yang sukar dikontrol, diantaranya

adalah keturunan sex, umur, parasit dan penyakit. Faktor luar yang utama

Page 18: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/5/1/e-JURNAL SEPAT RAWA.pdf · Budidaya Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) ... Warna tubuh ikan ini dipengaruhi

mempengaruhi pertumbuhan adalah pakan dan lingkungan (suhu

perairan).

Menurut Asmawi (1983), pakan dimanfaatkan oleh ikan untuk

memelihara tubuh dan mengganti sel-sel tubuh yang rusak, setelah itu

kelebihannya digunakan untuk pertumbuhan. Pertumbuhan akan terjadi

jika jumlah makanan yang dimakan lebih besar dari keperluan untuk

mempertahankan berat badan ikan dan pertumbuhan maksimum dapat

dicapai jika pakan yang diberikan telah melebihi kebutuhan untuk

pemeliharaan tubuh. Dari sejumlah pakan yang dimakan oleh ikan lebih

kurang 10% saja yang digunakan untuk tumbuh dan menambah berat

badan, selebihnya digunakan untuk tenaga atau memang tidak dapat

dicerna (Mudjiman, 1994).

Kecepatan tumbuh tiap jenis ikan berbeda-beda tergantung kepada

sistem metabolisme dalam tubuh tiap jenis ikan. Pertumbuhan akan lebih

cepat terjadi pada ikan-ikan muda, karena tingkat metabolisme lebih

tinggi.

2.5. Kualitas Air

Budidaya ikan memerlukan kualitas air adalah setiap peubah

(variabel) yang mempengaruhi pengelolaan dan kelangsungan hidup,

berkembang biak, pertumbuhan atau produksi ikan (Boyd, 1982). Kualitas

air yang cocok sangat penting baik pertumbuhan dan kelangsungan biota

perairan. Kondisi air harus disesuaikan dengan kebutuhan optimal bagi

pertumbuhan biota yang dipelihara (Mulyanto, 1992).

2.5.1. Suhu Air

Suhu air merupakan salah satu fisik yang dapat mempengaruhi

nafsu makan dan pertumbuhan ikan. Menurut Cholik dkk (1986), ikan-

ikan tropis tumbuh dengan baik pada suhu antara 250C sampai 300C.

Pendapat ini diperkuat Jangkaru (1976) yang menyatakan bahwa suhu

Page 19: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/5/1/e-JURNAL SEPAT RAWA.pdf · Budidaya Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) ... Warna tubuh ikan ini dipengaruhi

optimum untuk selera makan bagi ikan adalah antara 250C sampai 270C,

suhu optimum tersebut biasanya pada pagi dan sore hari. Suhu air yang

ideal untuk ikan sepat rawa yaitu 230 C sampai 280 C (Ortanez, 2008).

2.5.2. Oksigen Terlarut (DO)

Semua makhluk hidup yang berkembangbiak di bumi memerlukan

oksigen untuk hidup. Menurut Sitanggang (1987), oksigen terlarut

penting bagi pernapasan dan merupakan salah satu komponen utama

metabolisme. Kebutuhan organisme terhadap oksigen terlarut tergantung

jenis, umur, dan aktivitasnya. Dalam stadia muda (burayak) keperluan

akan oksigen terlarut relatif lebih besar dibandingkan dengan dewasa.

Ikan memerlukan oksigen dalam air untuk bernapas dalam bentuk

oksigen terlarut. Oksigen terlarut dipengaruhi oleh suhu, pH dan

karbondioksida (Lingga, 1992).

Jumlah oksigen yang dapat larut dalam air terbatas. Ini berarti

bahwa ada titik jenuh bagi air dalam melarutkan oksigen. Jumlah oksigen

dalam air pada keadaan normal adalah lebih kurang 5,8 mg/L, pada suhu

260C (Dwiponggo, 1983). Selanjutnya Djajasewaka (1985), apabila

kandungan oksigen terlarut dalam air makin rendah maka nafsu makan

ikan makin menurun.

Oksigen merupakan gas yang terpenting untuk respirasi dan

metabolisme dalam tubuh ikan. Konsentrasi yang terlarut dalam kolam

akan berkurang karena oksigen digunakan untuk pernapasan ikan dan

oksigen lainnya serta untuk reaksi kimia bahan organik (kotoran ikan, sisa

pakan, pembusukan tumbuhan dan hewan yang mati dan sebagainya).

Akan tetapi penurunan konsentrasi oksigen ini di imbangi dengan

penambahan oksigen dari hasil fotosintesis yang berlangsung pada siang

hari dan dari proses pencampuran udara dengan air yang disebabkan

oleh angin di permukaan.

Page 20: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/5/1/e-JURNAL SEPAT RAWA.pdf · Budidaya Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) ... Warna tubuh ikan ini dipengaruhi

Menurut Boyd (1982), keperluan oksigen tergantung dari jenis ikan,

ukuran, aktivitas, temperatur, jenis makanan dan faktor lainnya. Ikan

sepat rawa kandungan oksigen yang baik untuk pertumbuhannya yaitu

antara 5 – 7 mg/l (Mujiman, 1994).

2.5.3. Amoniak (NH3)

Amoniak adalah senyawa bersifat racun yang berasal dari hasil

penguraian protein secara kimiawi. Protein yang terurai bersumber dari

makanan dan sisa-sisa metabolisme larva. Kandungan amoniak di dalam

air akan dipengaruhi oleh temperatur, pH, dan faktor lainya. Kenaikan pH

dan penurunan suhu dapat menaikan konsentrasi amoniak di dalam

media. Kenaikan pH juga dapat mempengaruhi daya racun amoniak. Di

daerah perairan Kalimantan Selatan dimana banyak ikan sepat terdapat,

kandungan amoniak berkisar antara 0,014 – 0,074 ppm (Anonim, 1983).

2.5.4. Derajat Keasaman (pH)

Derajat keasaman (pH) adalah suatu ukuran dari konsentrasi ion hydrogen

dan menunjukkan suatu air bersifat asam atau basa. Air bersifat asam

apabila pHnya kurang dari 7 dan bersifat basa apabila pHnya lebih dari 7.

Ikan sepat rawa dapat hidup pada pH 6,0 – 8,3 (Ortanez, 2008).

Page 21: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/5/1/e-JURNAL SEPAT RAWA.pdf · Budidaya Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) ... Warna tubuh ikan ini dipengaruhi

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan yang meliputi persiapan

alat dan bahan, percobaan dan penyusunan laporan, dimana masa

pemeliharaan ikan sepat rawa selama 8 minggu.

Penelitian ini dilakukan di kolam rawa pasang surut Desa Beringin,

Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala, Provinsi Kalimantan Selatan.

Untuk lebih jelasnya, rincian penggunaan waktu dapat dilihat pada Tabel

3.1.

Tabel 3.1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Tabel 1. Jadual Kegiatan Penelitian

Keterangan : I, II, III, IV = Bulan pelaksanaan

1,2,3,4 = Minggu pelaksanaan

* = Pelaksanaan

No Kegiatan

Waktu Kegiatan

I II III IV

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Observasi dan perizinan lokasi penelitian

*

*

*

*

2. Pelaksanaan penelitian - Persiapan - Pelaksana-

an

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

3. Pelaporan (pengolahan data, penyu-sunan lapor-an,penggan-daan dan distribusi.

*

*

*

*

Page 22: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/5/1/e-JURNAL SEPAT RAWA.pdf · Budidaya Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) ... Warna tubuh ikan ini dipengaruhi

3.2. Alat dan Bahan

3.2.1. Ikan uji

Ikan sepat rawa (Trichogaster trichopterus Pall) yang di ambil dari

empat lokasi rawa yaitu rawa monoton di Desa Tabat Pemangkih

Kabupaten Hulu Sungai Tengah, rawa pasang surut di Desa Beringin

Kabupaten Barito Kuala, rawa tadah hujan di Bati-bati Kabupaten Tanah

Laut dan rawa padang galam di Gambut Kabupaten Banjar. Keempat

varietas ikan sepat rawa yang berasal dari empat jenis rawa tersebut

diperoleh dari hasil tangkapan atau dari pedagang pengumpul yang telah

kita pesan sebelumnya.

Ikan sepat rawa yang baru kita peroleh dari pedagang pengumpul

tersebut selanjutnya kita lakukan proses aklimatisasi (proses adaptasi

pada lingkungan terkontrol) untuk menjamin agar dia mampu hidup pada

lingkungan yang telah kita rekayasa sedemikian rupa. Jumlah ikan sepat

rawa yang kita perlukan adalah 15 ekor/hapa. Dalam penelitian ini

pengambilan ukuran panjang dan berat awal dari berbagai varietas ikan

uji dilakukan secara homogen.

3.2.2. Pakan Uji

Pada penelitian ini ikan sepat rawa yang dipelihara dalam hapa

diberikan makanan berupa pakan ikan dalam bentuk pakan komersil dari

produk PT. Suri Tani Pemuka yang komposisi kandungan gizinya seperti

protein, lemak, karbohidrat, serat kasar dan mineral yaitu :

- Protein : 30 – 32 %

- Lemak : 6 - 8 %

- Abu : 8 - 10 %

- Serat Kasar : 4 - 5 %

- Kadar Air : 10 - 12 %

Page 23: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/5/1/e-JURNAL SEPAT RAWA.pdf · Budidaya Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) ... Warna tubuh ikan ini dipengaruhi

3.2.3. Wadah Pemeliharaan

Secara umum bentuk hapa berupa persegi panjang atau bujur

sangkar. Hapa adalah kain yang terbuat dari sintetis (nylon) dengan mata

jaring berukuran 1 – 4 mm. Dalam penelitian ini, hapa yang dipergunakan

berukuran panjang 2 m lebar 1,5 m dan tinggi 1,5 m yang diikatkan pada

tiang penyangga seperti pada Gambar 3.1.

Panjang 2 m

Lebar 1,5 m

Ting

gi1,

5 m

Gambar Hapa

Tonggak tiang

penyangga hapa

Kain hapa

Tali penyangga

hapa

Ikan betok dalam

hapa

Jumlah hapa yang digunakan dalam penelitian ini adalah 12 buah

dengan rincian 3 buah untuk ikan sepat rawa dari rawa monoton, 3 buah

untuk rawa tadah hujan, 3 buah untuk rawa pasang surut dan 3 buah

untuk rawa padang galam. Hapa diletakkan secara acak dalam suatu

lokasi yang telah ditentukan.

3.2.4. Alat-Alat sampling

Alat-alat yang digunakan dalam pengukuran kualitas air yaitu Water

Checker Horiba dengan parameter yang di ukur antara lain : pH, Suhu,

DO, Sedangkan untuk mengukur berat ikan dan jumlah pakan yang

diberikan menggunakan timbangan (Triple Beam Balance Ohaus Gros)

dengan ketelitian 0,01 gram dan alat ukur panjang untuk mengetahui

pertambahan panjang ikan uji dengan ketelitian 0,01 cm. Jenis

Gambar 3.1. Hapa Wadah Penelitian

Ikan Sepat dalam hapa

Page 24: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/5/1/e-JURNAL SEPAT RAWA.pdf · Budidaya Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) ... Warna tubuh ikan ini dipengaruhi

parameter, peralatan dan metode pengukuran kualitas air dapat dilihat

dalam Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Parameter Kualitas Air Yang di Uji

3.3. Manajemen Pemberian Pakan

Ikan sepat rawa sebelum dimasukkan dalam hapa penelitian, maka

terlebih dahulu di ukur panjang dan di timbang berat awalnya secara

keseluruhan, dilakukan pengukuran kualitas air awal, dan pengukuran

seterusnya dilakukan dengan interval waktu setiap 2 minggu sekali

sebanyak 4 kali selama 2 bulan.

Padat penebaran benih pada tiap hapa adalah 15 ekor/m3. Ikan

sepat diberi pakan berupa pelet komersil dengan cara ditebar sebanyak

3% dari berat badan. Frekuensi pemberian pakan sebanyak 3 kali sehari

yaitu pada pukul 08.00 Wita, 13.00 Wita, dan 18.00 Wita.

3.4. Manajemen Penelitian

3.4.1. Persiapan tempat

Pada proses pemeliharaan ini, terlebih dahulu dilakukan proses

persiapan wadah. Tujuan dari proses ini adalah agar wadah yang

digunakan dalam proses pemeliharaan ini sesuai dengan standar

penggunaan sehingga biota yang dipelihara di dalamnya terjaga

kesehatan maupun kualitasnya. Masa persiapan ini juga meliputi

pengadaan alat dan bahan di lokasi penelitian.

No Parameter Satuan Alat Metode

1. Suhu oC Water Checker U-10 Horiba Pemuaian

2. DO mg/L Water Checker U-10 Horiba Elektroda

3. pH - Water Checker U-10 Horiba Elektroda

4. Amoniak mg/L Spectrofotometer HACH DR 2000

Tetrimetrik

Page 25: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/5/1/e-JURNAL SEPAT RAWA.pdf · Budidaya Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) ... Warna tubuh ikan ini dipengaruhi

3.4.2. Penebaran

Ikan sepat rawa sebelum dilakukan penebaran yang baru kita

peroleh dari pedagang pengumpul tersebut selanjutnya kita lakukan

proses aklimatisasi (proses adaptasi pada lingkungan terkontrol) untuk

menjamin agar dia mampu hidup pada lingkungan yang telah kita

rekayasa sedemikian rupa. Jumlah ikan sepat rawa yang kita perlukan

adalah 15 ekor/varietas/ hapa. Dalam penelitian ini pengambilan ukuran

panjang dan berat awal dari berbagai varietas ikan uji dilakukan secara

homogen.

3.4.3. Pemeliharaan

Alat dan bahan setelah siap semua, ikan sepat di tebar dalam hapa

pada sore hari, sebelumnya ikan sepat diukur panjang dan beratnya.

Pengukuran pertumbuhan dilakukan setiap 2 minggu sekali pemberian

pakan sebanyak 3 % dari berat tubuh populasi ikan dengan frekuensi 3

kali dalam satu hari, yaitu pagi, siang, dan sore hari.

Pengamatan ikan uji yang dicobakan dilakukan sampling setiap 2

minggu sekali meliputi bobot (gram), panjang (cm), banyaknya ikan yang

mati (mortalitas), sedangkan untuk pengamatan terhadap parameter

kualitas air (Suhu, DO, pH dan NH3). Pengambilan sampel dilakukan

dengan cara – cara yang meliputi data sebagai berikut :

a. Pengukuran parameter kualitas air meliputi :

Suhu di ukur dengan menggunakan alat Water Checker U-10 Horiba

dengan cara : Terlebih dahulu alat di kalibrasi pada larutan

aquadest dengan suhu udara, kemudian di celupkan selama ± 5

menit kedalam perairan, tekan tombol mode sampai pada layar

menunjukkan mode pengukuran suhu, setelah angka pada layar

sudah stabil, kemudian di lakukan pencatatan data suhu perairan.

Oksigen terlarut (DO) di ukur dengan menggunakan alat Water

Checker U-10 Horiba dengan cara : Terlebih dahulu alat di kalibrasi

Page 26: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/5/1/e-JURNAL SEPAT RAWA.pdf · Budidaya Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) ... Warna tubuh ikan ini dipengaruhi

pada larutan aquadest, kemudian di celupkan selama ± 5 menit ke

dalam perairan, atau setelah melakukan pengukuran suhu dapat

langsung melanjutkan pengukuran DO dengan menekan tombol

mode sampai pada layar menunjukkan mode parameter DO, setelah

angka pada layar sudah stabil, lakukan pencatatan dan

pengambilan data Oksigen terlarut (DO) pada perairan.

Derajat keasaman (pH) di ukur dengan menggunakan alat Water

Checker U-10 Horiba cara pengukurannya terlebih dahulu alat di

kalibrasi pada larutan aquadest, kemudian di celupkan selama ± 5

menit, atau setelah melakukan pengukuran DO dapat langsung

melanjutkan pengukuran ke pengukuran pH dengan menekan

tombol mode sampai pada layar menunjukkan mode parameter pH,

setelah angka pada layar sudah stabil, lakukan pencatatan dan

pengambilan data pH pada perairan.

Amoniak (NH3), pengukuran amoniak di lakukan dengan mengguna-

kan alat Spectrofotometer Hach DR 2800, dengan cara : Siapkan

alat Spectrofotometer Hach DR 2800. tekan tombol stored

programs, masukkan 25 ml sample kedalam tabung reaksi sample,

masukkan 25 ml aquabides kedalam tabung reaksi pembanding,

tambahkan 3 tetes, tambahkan tiga tetes larutan penetral mineral

ke dalam masing-masing tabung reaksi, tutup dan kocok beberapa

kali, tambahkan 3 tetes alcohol pada tiap tabung, tutup dan kocok,

masukkan 1,0 ml regent kedalam masing masing tabung, tutup dan

kocok beberapa kali. Tekan timer untuk mengatur lama reaksi,

tuangkan 10 ml, tuangkan 10 ml dari tiap solusi ke dalam tabung

sample. ketika timer berakhir, tekan Read untuk membaca hasil

analisa.

b. Pengamatan berat ikan betok di lakukan pada saat sampling dengan

cara sebagai berikut :

Page 27: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/5/1/e-JURNAL SEPAT RAWA.pdf · Budidaya Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) ... Warna tubuh ikan ini dipengaruhi

Siapkan alat berupa timbangan Triple Beam Balance Ohaus Gros

dengan tingkat ketelitian 0,01 Gram.

Siapkan ikan yang akan di ukur beratnya.

Siapkan wadah penampungan ikan yang telah di ukur beratnya.

Letakkan lapisan berupa kertas di atas timbangan Triple Beam

Balance Ohaus Gros untuk memudahkan pengukuran berat ikan

dan mengura-ngi gerakan ikan.

Normalkan angka pada layar sampai pada layar menunjukkan angka

0,00 gram.

Setelah angka pada layer stabil catat berat ikan betok tersebut dan

teruskan pada sample selanjutnya.

c. Pengamatan panjang ikan betok di lakukan dengan cara :

Siapkan alat berupa mistar alat ukur khusus untuk ikan.

Siapkan ikan yang akan di ukur panjangnya.

Siapkan wadah penampungan ikan yang telah di ukur panjangnya.

Letakkan ikan betok pada mistar tersebut, kemudian catat panjang

ikan betok tersebut dan teruskan pada sample selanjutnya.

d. Mortalitas (%). Pengamatan terhadap mortalitas dilakukan setiap

sampling atau setiap 2 minggu sekali dan di lakukan pencatatan jumlah

ikan betok yang mati.

3.5. Perlakuan

Penelitian ini menggunakan 4 perlakuan dengan 3 kali ulangan.

Masalah yang diteliti adalah pengaruh pakan komersil terhadap

pertumbuhan dan kelangsungan hidup beberapa varietas ikan sepat rawa

(rawa monoton, rawa tadah hujan, rawa padang galam dan rawa pasang

surut) yang dipelihara dalam hapa di kolam pasang surut. Tiap perlakuan

disimbolkan dengan huruf dan ulangan disimbolkan dengan angka, seperti

berikut ini :

Page 28: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/5/1/e-JURNAL SEPAT RAWA.pdf · Budidaya Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) ... Warna tubuh ikan ini dipengaruhi

Perlakuan :

Perlakuan A : ikan sepat rawa dari rawa pasang surut

Perlakuan B : ikan sepat rawa dari rawa padang galam

Perlakuan C : ikan sepat rawa dari rawa tadah hujan

Perlakuan D : ikan sepat rawa dari rawa monoton

3.6. Rancangan Percobaan

Rancangan yang digunakan dalam penelitian adalah Rancangan

Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Menurut

Srigandono (1981), rancangan acak lengkap dengan model rancangan

sebagai berikut :

Xij = μ + i + ∑ ij

Keterangan :

i = Perlakuan (1,2,….I,…K) dari jumlah K perlakuan

j = Ulangan (1,2,….j,….n) Dari jumlah n ulangan

Xij = Nilai pengamatan pada perlakuan ke – I ulangan ke –j

i = Pengaruh perlakuan ke-i

µ = Nilai tengah dari seluruh perlakuan

∑ij = Kesalahan percobaan pada perlakuan ke-I ulangan ke-j

Penempatan masing-masing perlakuan dan ulangan dilakukan

secara teracak (Nazir, 1988). Berdasarkan hasil pengacakan didapatkan

bagan percobaan dan bilangan acak seperti Gambar 3.3 dan Lampiran 1.

B2 D3 A1 A3

B3 C2 D2 D1

A2 B1 C3 C1

Gambar 3.2. Tata Letak Penempatan Perlakuan dan

Ulangan yang Diterapkan Dalam Penelitian

Page 29: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/5/1/e-JURNAL SEPAT RAWA.pdf · Budidaya Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) ... Warna tubuh ikan ini dipengaruhi

3.7. Peubah

Peubah utama yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

3.7.1. Pertumbuhan Relatif Berat

Menurut Effendie (1997) pertumbuhan relatif berat didefinisikan

sebagai persentase pertumbuhan pada tiap interval waktu yang

dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan :

H = Laju pertumbuhan relatif berat (%)

Wt = Berat akhir rata-rata individu (g)

Wo = Berat awal rata-rata individu (g)

3.7.2. Pertumbuhan Relatif Panjang

Relatif Panjang diukur dengan menggunakan mistar plastik dengan

ketelitian 1 mm, yang dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan :

P = Laju pertumbuhan relatif panjang (%)

Lt = Panjang akhir rata-rata (cm)

Lo = Panjang awal rata-rata (cm)

%100xWo

WoWtH

%100XLo

LoLtP

Page 30: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/5/1/e-JURNAL SEPAT RAWA.pdf · Budidaya Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) ... Warna tubuh ikan ini dipengaruhi

3.7.3. Konversi Pakan

Konversi pakan adalah jumlah pakan yang diberikan selama masa

pemeliharaan dibagi dengan penambahan rerata berat ikan uji (gram) dan

jumlah berat ikan yang mati selama pemeliharaan dikurang rerata berat

awal ikan uji (gram). Dirumuskan oleh Djajasewaka (1985) sebagai

berikut :

Keterangan :

FCR= feed Convertion ratio (konversi makanan)

F = Jumlah Pakan yang diberikan selama pemeliharaan (g)

Wt = Rata-rata berat akhir ikan uji (g)

Wo = Rata-rata berat awal ikan uji (g)

D = jumlah berat ikan yang mati selama pemeliharaan (g)

3.7.4. Daya kelangsungan hidup (Survival Rate)

Survival rate adalah suatu perbandingan antara jumlah akhir

individu ikan hidup dengan jumlah awal individu ikan selama masa

pemeliharan. Dirumuskan oleh Effendi (1997) sebagai berikut :

Keterangan :

Nt = Jumlah akhir ikan yang hidup (ekor)

No = Jumlah awal individu ikan yang hidup (ekor)

3.8. Hipotesis

Hipotesis yang digunakan adalah :

WoDWt

FFCR

)(

%100xNo

NtS

Page 31: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/5/1/e-JURNAL SEPAT RAWA.pdf · Budidaya Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) ... Warna tubuh ikan ini dipengaruhi

Ho, Pemeliharaan ikan sepat rawa dari berbagai varietas tidak

berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan survival rate ikan yang

dipelihara dalam hapa pada perairan pasang surut.

H1, Pemeliharaan ikan sepat rawa dari berbagai varietas berpengaruh

nyata terhadap pertumbuhan dan survival rate ikan yang dipelihara dalam

hapa pada perairan pasang surut.

3.9. Analisis Data

Data hasil percobaan yang diperoleh dapat bersifat tidak normal

akibat adanya variasi lapangan atau kesalahan yang timbul akibatnya

perlakuan, karena itu data perlu diuji kenormalannya dengan

menggunakan uji Liliefors (Nasoetion dan Barizi, 1985), dengan kaidah

pengujian sebagai berikut :

≤ L (n) terima H0 (data normal)

Jika L hit

> L (n), tolak Ho (data tidak normal)

Uji berikutnya adalah uji kehomogenan data dilakukan dengan

suatu uji kehomogenan Ragam Bartlet (Sudjana,1994), dengan kaidah

sebagai berikut :

≤ X2 (1 - ) (K-1), terima Ho (data homogen)

Jika X2 Hitung

> X2 (1 - ) (K-1),tolak Ho (data tidak

homogen)

Data yang dinyatakan tidak normal atau tidak homogen, sebelum

dilakukan analisis keragaman harus dilakukan transformasi log x, Menurut

Hanafiah (1993) transformasi log x dilakukan apabila data yang diperoleh

menunjukkan efek-efek utama yang bersifat multiplikatif dan tidak

mengandung angka nol.

Page 32: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/5/1/e-JURNAL SEPAT RAWA.pdf · Budidaya Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) ... Warna tubuh ikan ini dipengaruhi

Setelah asumsi di atas terpenuhi dilakukan analisis keragaman

sehingga didapat nilai F hitungnya. K kaidah pengujian sebagai berikut :

≤ F tabel (5 %) terima H0

Jika F Hitung

> F tabel ( 5 %, 1 % ) tolak H0/terima H1

Apabila data dinyatakan tidak normal atau tidak homogen, maka

sebelum dilakukan analisis lebih lanjut dilakukan transformasi data.

Setelah asumsi di atas terpenuhi maka dilakukan Analisis Sidik Ragam

(ANOVA) dengan kaidah sebagai berikut :

Jika pengujian hipotesis adalah menolak Ho dan terima H1, maka

analisis data dilanjutkan dengan uji beda nilai tengah. Menurut Hanafiah

(1993), uji lanjutan yang dipergunakan tergantung pada koefisien

keragaman (KK) yang diperoleh dengan rumus:

KTG

KK = x 100%

Y

Menurut Hanafiah (1993), bahwa uji lanjutan tersebut memenuhi

kriteria sebagai berikut:

a. Jika KK besar, (minimal 10 % pada kondisi homogen atau minimal 20

% pada kondisi heterogen), uji lanjutan yang sebaiknya digunakan

adalah uji Duncan.

b. Jika KK sedang (antara 5 % - 10 % pada kondisi homogen antara 10 -

20 % pada kondisi heterogen), uji lanjutan yang sebaiknva dipakai

adalah uji BNT (beda nyata terkecil).

< F tabel (5%,1%), terima H0 tolak

H1

> F tabel (5%,1%), terima H1 tolak

H0

Jika F hitung

Page 33: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/5/1/e-JURNAL SEPAT RAWA.pdf · Budidaya Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) ... Warna tubuh ikan ini dipengaruhi

c. Jika KK kecil (maksimal 5 % pada kondisi homogen atau maksimal 10

% pada kondisi heterogen), uji lanjutan yang sebaiknya dipakai adalah

uji BNJ (beda nyata jujur).

Page 34: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/5/1/e-JURNAL SEPAT RAWA.pdf · Budidaya Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) ... Warna tubuh ikan ini dipengaruhi

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengamatan selama 8 (delapan) minggu masa pemeliharaan,

diperoleh data yang meliputi laju pertumbuhan relatif berat (%), laju

pertumbuhan relatif panjang (%), konversi pakan, daya kelangsungan

hidup (survival rate), faktor kondisi (%), dan data kualitas air,

sebagaimana tercantum dalam Lampiran 4, Lampiran 10, Lampiran 15,

Lampiran 20, Lampiran 23 dan Lampiran 24.

4.1. Laju Pertumbuhan Relatif Berat

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data berat rerata (g) individu

(lihat Lampiran 2), sedangkan rerata laju pertumbuhan relatif berat (%)

dapat dilihat Tabel 4.1, selanjutnya Grafik laju pertumbuhan berat (%)

ikan sepat rawa selama masa pemeliharaan dapat dilihat pada Gambar

4.1.

Tabel 4.1.Rerata Berat Awal, Berat Akhir, Pertambahan Berat dan Laju Per-

tumbuhan Relatif Berat Individu Ikan Uji Selama Masa Pemeliharaan

Perlakuan Berat (g) Pertambahan Berat (g)

Laju Pertumbuhan Relatif Berat (%) Awal Akhir

A 7,33 9,38 2,05 27,95

B 7,17 9,10 1,93 26,83

C 7,25 9,38 2,13 29,36

D 7,32 9,39 2,07 28,22

Sumber:data primer, 2009 yang diolah. Keterangan : A : ikan sepat rawa dari rawa pasang surut ;

B : ikan sepat rawa dari rawa padang galam ; C : ikan sepat rawa dari rawa tadah hujan ; D : ikan sepat rawa dari rawa monoton

Tabel 4.1 dan Gambar 4.1 memperlihatkan bahwa rerata laju

pertumbuhan relatif berat (%) yang tertinggi terjadi pada perlakuan C

Page 35: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/5/1/e-JURNAL SEPAT RAWA.pdf · Budidaya Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) ... Warna tubuh ikan ini dipengaruhi

(29,36 %), diikuti oleh perlakuan D (28,22 %) dan perlakuan A (27,95 %),

serta perlakuan B (26,83 %).

Tingginya laju pertumbuhan relatif berat pada perlakuan C di

banding perlakuan lainnya di sebabkan karena ikan sepat dari rawa tadah

hujan memiliki sifat ekspresi genotipe yang lebih tinggi dibandingkan

dengan sifat ekspresi dari ikan sepat rawa dari tempat lainya. Karena sifat

dari tipe ekosistem rawa tadah hujan yang merupakan habitat dari ikan

sepat rawa tadah hujan memiliki lingkungan yang lebih ekstrim

dibandingkan dengan tipe ekosistem perairan lainnya, sehingga sifat

lingkungan yang ekstrim tersebut membuat ikan sepat rawa dari tadah

hujan mengekspresikan kondisi metabolisme lebih komplit dibandingkan

dengan tipe lainnya.

0

5

10

15

20

25

30

35

2 4 6 8

La

ju P

ertu

mb

uh

an

Rel

ati

f B

erat

(%)

A

B

C

D

Gambar 4.1.

Laju Pertumbuhan Relatif Berat (%) Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) Selama Masa Pemeliharaan

Hasil uji normalitas lilliefors dan homogenitas ragam Bartlett

terhadap laju pertumbuhan rerata relatif berat menunjukkan bahwa data

Minggu Ke-

Page 36: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/5/1/e-JURNAL SEPAT RAWA.pdf · Budidaya Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) ... Warna tubuh ikan ini dipengaruhi

menyebar normal, dimana Li max < Li tabel (lihat Lampiran 5) dan

mempunyai ragam data yang homogen, yakni X2 hitung < X2 tabel (lihat

Lampiran 6). Selanjutnya berdasarkan hasil analisa keragaman (ANOVA)

laju pertumbuhan rerata relatif berat (%) diperoleh F hitung < F tabel,

yaitu 1,04 < 4,07 (Lampiran 7), maka terima Ho dan tolak H1. Hal ini

menunjukkan bahwa variasi jenis ikan sepat rawa tidak berpengaruh nyata

terhadap laju pertumbuhan relatif berat ikan sepat rawa.

4.2. Laju Pertumbuhan Relatif Panjang

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data panjang rerata (cm)

individu (lihat Lampiran 8) dan rerata laju pertumbuhan relatif panjang

(%) (lihat Tabel 4.2 dan Lampiran 10).

Tabel 4.2. Rerata Panjang Awal, Panjang Akhir, Pertambahan Panjang dan Laju Pertumbuhan Relatif Panjang Individu Ikan Uji Selama Masa Pemeliharaan

Perlakuan Panjang (cm) Pertambahan

Panjang (cm)

Laju Pertumbuhan Relatif

Panjang (%) Awal Akhir

A 8,02 8,76 0,74 9,18

B 7,74 8,46 0,72 9,35

C 7,86 8,53 0,67 8,56

D 7,98 8,64 0,66 8,31

Sumber:data primer, 2009 yang diolah. Keterangan :

A : ikan sepat rawa dari rawa pasang surut ; B : ikan sepat rawa dari rawa padang galam ; C : ikan sepat rawa dari rawa tadah hujan ;

D : ikan sepat rawa dari rawa monoton

Tabel 4.2 memperlihatkan bahwa rerata laju pertumbuhan relatif

panjang (%) yang tertinggi terjadi pada perlakuan B(9,35 %), diikuti oleh

perlakuan A (9,18 %), kemudian perlakuan C (8,56 %), dan perlakuan D

(8,31 %). Sedangkan grafik laju pertumbuhan panjang (%) ikan sepat

rawa selama masa pemeliharaan dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Page 37: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/5/1/e-JURNAL SEPAT RAWA.pdf · Budidaya Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) ... Warna tubuh ikan ini dipengaruhi

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

2 4 6 8

La

ju P

ertu

mb

uh

an

Rel

ati

f P

an

jan

g (

%)

A

B

C

D

Gambar 4.2.

Laju Pertumbuhan Relatif Panjang (%) Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) Selama Masa Pemeliharaan

Tingginya laju pertumbuhan relatif panjang pada perlakuan ikan

sepat rawa padang galam dibandingkan dengan perlakuan lainnya

disebabkan karena sifat dari tipe ekosistem rawa padang galam ini

memiliki habitat yang hampir sama dengan rawa tadah hujan, tetapi

bedanya di lihat dari perairan padang galam dimana air pada daerah

tersebut memiliki kondisi peairan yang buruk, dengan kualitas air yang

kurang baik untuk tempat hidup biota air dan hanya sebagian biota air

tertentu saja yang dapat tumbuh dan berkembang biak dengan baik di

lpkasi tersebut. Karena kondisi perairannya yang ekstrim dalam perairan

padang galam ini kondisinya bisa semakin buruk, perairannya tidak subur,

kurang pakan alami, serta akan menyebabkan air berwarna kuning bahkan

sampai menjadi berwarna merah atau disebut juga dengan “bangai”. Ikan

pada tipe ini juga melakukan pertumbuhan panjang terlebih dahulu,

setelah pertumbuhan panjang yang di alami telah mencapai tahap akhir

dan tidak dapat menambah panjang tubuhnya lagi, disaat itulah ikan

tersebut mengalami pertumbuhan berat, karena dapat kita lihat dari hasil

Minggu Ke-

Page 38: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/5/1/e-JURNAL SEPAT RAWA.pdf · Budidaya Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) ... Warna tubuh ikan ini dipengaruhi

data yang didapatkan, ikan sepat rawa pada perlakuan ini ukuran beratnya

lebih kecil atau kurus dibandingkan dengan ikan sepat rawa lainnya.

Hasil uji normalitas lilliefors dan homogenitas ragam Bartlett

terhadap laju pertumbuhan rerata relatif panjang menunjukkan bahwa

data menyebar normal, dimana Li max < Li tabel (Lampiran 11) dan

mempunyai ragam data yang homogen, yakni X2 hitung < X2 tabel

(Lampiran 12). Selanjutnya berdasarkan hasil analisa keragaman (ANOVA)

laju pertumbuhan rerata relatif panjang (%) diperoleh F hitung < F tabel,

yaitu 0,58 < 4,07 (Lampiran 13), maka terima Ho dan tolak H1. Hal ini

menunjukkan bahwa variasi jenis ikan sepat rawa tidak berpengaruh nyata

terhadap laju pertumbuhan relatif panjang ikan sepat rawa.

Menurut Wiwarni (1991), pertumbuhan relatif berat dengan

pemberian makanan 5 % dari berat tubuh sebesar 159,19 %; 7 % dari

berat tubuh sebesar 131,58 %; dan 3 % dari berat tubuh sebesar 125,91

%. Di lihat dari laju pertumbuhan relatife berat pada penelitian Anggraini

(2009), yaitu dari rawa monoton dengan 34,35 % di karenakan bahwa

Anggraini menggunakan pakan buatan yang membuat ikan sepat rawa

dari tiap – tiap rawa memperoleh rangsangan daya selera makan sangat

besar terhadap pakan buatan yang diberikan karena banyak mengandung

banyak bahan – bahan yang tercampur dalam pakan buatan, sedangkan

pada peneliti menggunakan pakan berupa pelet komersil dengan kadar

protein 30 – 32 % mendapatkan laju pertumbuhan 29,36 % saja.

Pertumbuhan secara umum dikatakan bahwa pertambahan dari

ukuran berat atau panjang dalam suatu masa pemeliharaan. Asiah (1983)

menyatakan bahwa pertumbuhan ikan sangat dipengaruhi oleh sejumlah

faktor seperti keturunan, kecepatan pertumbuhan relatif, kemampuan

memanfaatkan makanan dan kepadatan populasi. Laju pertumbuhan

seperti yang dikemukakan Asmawi (1983), adalah tergantung kepada

sejumlah makanan yang diberikan, ruang, dan dalamnya perairan serta

faktor-faktor lainnya. Hal ini juga didukung oleh Effendie (1978); Effendie

Page 39: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/5/1/e-JURNAL SEPAT RAWA.pdf · Budidaya Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) ... Warna tubuh ikan ini dipengaruhi

(1997) dan Sahwan (2001), bahwa laju pertumbuhan tergantung pada

sejumlah pakan yang diberikan, ruang, jumlah populasi, kedalaman air,

suhu, oksigen terlarut, faktor kualitas air, umur dan ukuran ikan serta

tingkat kematangan gonad.

Menurut Iriadenta (2007), suhu air mempengaruhi laju

metabolisme, kebutuhan oksigen terlarut dan penguraian di perairan.

Suhu air merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas

serta memacu atau menghambat perkembangbiakan organisme perairan.

Peningkatan suhu juga menyebabkan peningkatan kecepatan metabolisme

dan respirasi organisme air, dan selanjutnya mengakibatkan peningkatan

konsumsi oksigen. Pakan yang dimanfaatkan oleh ikan pertama-tama

digunakan untuk pemeliharaan tubuh dan mengganti alat-alat tubuh yang

rusak setelah itu kelebihan pakan yang tersisa digunakan untuk per-

tumbuhan.

Penelitian ini sependapat dengan literature yang sudah ada bahwa

ikan sepat rawa yang dipelihara dalam budidaya terkontrol ini terjadi

perbedaan laju pertumbuhan pada tiap masing-masing domestikasi. Pada

perlakuan C (rawa monoton) mendapatkan laju pertumbuhan yang sangat

berbeda disbanding dengan perlakuan yang lainnya. Hal ini sependapat

dengan effendi (1997) dan sahwan (2001) karena untuk tumbuh dan ber-

kembang biak dengan baik memiliki beberapa faktor yang dapat

mempengaruhinya.

Ikan sepat rawa dibanding dengan dari daerah pasang surut, ikan –

ikan sepat rawa dari daerah rawa monoton, rawa padang galam dan rawa

tadah hujan lainnya harus melalui proses aklimatisasi yang memerlukan

waktu cukup lama untuk bisa bertahan hidup pada daerah barunya.

Ikan jantan hanya menggunakan makanan untuk bergerak dan

tumbuh, sedangkan ikan betina menggunakan makanan untuk bergerak,

tumbuh dan untuk proses kematangan gonad dari dalam tubuhnya. Dilihat

dari umur ikan-ikan sepat rawa yang dikumpulkan dari tiap-tipa rawa

Page 40: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/5/1/e-JURNAL SEPAT RAWA.pdf · Budidaya Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) ... Warna tubuh ikan ini dipengaruhi

monoton, rawa padang galam, rawa pasang surut dan rawa tadah hujan

yaitu kira – kira berkisar antara umur 1,5 – 2 bulan, dan diketahu pada

saat – saat umur seperti itu merupakan fase untuk pertumbuhan yang

besar dalam tubuhnya. Meskipun demikian dapat diketahui pula bahwa

ikan sepat rawa pada rawa monoton, rawa padang galam dan rawa tadah

hujan mempunyai daya untuk bertahan hidup yang cukup besar untuk

tumbuh di perairan rawa pasang surut yang merupakan rawa yang

terpengaruh oleh pasang surut di desa Beringin Kecamatan Alalak

Kabupaten Barito Kuala, Provinsi Kalimantan Selatan di bandingkan

dengan ikan sepat rawa yang hidup pada perairan rawa pasang surut.

4.3. Konversi Pakan

Besar konversi pakan merupakan gambaran tentang tingkat

efisiensi pakan yang diberikan. Menurut Mudjiman (1994), konversi pakan

merupakan perbandingan antara berat pakan yang diberikan selama

pemeliharaan dengan pertambahan berat ikan yang dipelihara yang biasa

pula disebut dengan Feed Convertion Ratio (FCR). Konversi pakan

merupakan nilai efisien dari pakan. Semakin kecil nilai konversi pakan,

semakin efisien pakan yang diberikan dalam menambah berat ikan.

Besarnya nilai konversi pakan masing-masing perlakuan selama masa

pemeliharaan dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan Lampiran 15.

Tabel 4.3. Nilai Rerata Konversi Pakan Ikan Uji Selama Masa Pemeliharaan

Perlakuan Total Pakan

(g)

Bobot Akhir

(Wt)

Bobot yang

mati (D)

Bobot Awal

(Wo)

(Wt +

D) – Wo

Konversi Pakan

(K)

A 169,7 96,49 36,77 110 23,24 7,33

B 172,4 103,99 27,23 107,6 23,63 7,38

C 173,2 106,25 28,01 108,7 25,56 6,80

D 171,2 106,49 27,87 109,85 24,52 7,04

Keterangan : A : ikan sepat rawa dari rawa pasang surut ;

B : ikan sepat rawa dari rawa padang galam ; C : ikan sepat rawa dari rawa tadah hujan ; D : ikan sepat rawa dari rawa monoton

Page 41: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/5/1/e-JURNAL SEPAT RAWA.pdf · Budidaya Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) ... Warna tubuh ikan ini dipengaruhi

Tabel 4.3 memperlihatkan bahwa nilai konversi pakan yang paling

baik terjadi pada perlakuan C (6,80), diikuti oleh perlakuan D (7,04),

kemudian perlakuan A (7,33) dan perlakuan B (7,38). Sedangkan grafik

nilai konversi pakan ikan sepat rawa selama masa pemeliharaan dapat

dilihat pada Gambar 4.3.

6.5

6.6

6.7

6.8

6.9

7

7.1

7.2

7.3

7.4

7.5

A B C D

Nil

ai

Ko

nv

ers

i P

ak

an

K onvers i pakan

Gambar 4.3.

Konversi Pakan Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) Selama Masa Pemeliharaan

Hasil uji normalitas lilliefors dan homogenitas ragam Bartlett

menunjukkan bahwa data menyebar normal, dimana Li max < Li tabel

(Lampiran 16) dan mempunyai ragam data yang homogen, yakni X2 hitung

< X2 tabel (Lampiran 17). Selanjutnya hasil analisa keragaman (ANOVA)

menunjukkan bahwa keempat perlakuan tidak berpengaruh nyata

terhadap konversi pakan ikan sepat rawa, dimana diperoleh F hitung < F

tabel, yaitu 0,75 < 4,07 (terima Ho) (Lampiran 18).

Nilai konversi pakan digunakan untuk mengetahui baik buruknya

kualitas pakan yang diberikan pada ikan. Sumeru dan Anna (1992)

menyatakan nilai konversi pakan sebenarnya bukan merupakan angka

mutlak, karena tidak hanya ditentukan oleh kualitas pakan, akan tetapi

Perlakuan

Page 42: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/5/1/e-JURNAL SEPAT RAWA.pdf · Budidaya Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) ... Warna tubuh ikan ini dipengaruhi

dipengaruhi pula oleh faktor-faktor lain seperti jenis ikan dan ukuran ikan,

jumlah padat tebar, kualitas air dan faktor genetik.

Menurut Mudjiman (1994), bahwa nilai konversi pakan berkisar

antara 1-8, tergantung dari jenis makanannya, sedangkan menurut

Bardach et al (1972) menyatakan bahwa nilai konversi makanan yang

umum berkisar antara 3,0 – 4,0 untuk mendapatkan pertumbuhan ikan

yang baik.

Menurut Ismit (1991), nilai konversi pakan ikan sepat rawa dengan

pemberian pakan 5% dari berat tubuh berkisar antara 1,19 – 2,01.

Sedangkan menurut Wiwarni (1991), ikan sepat rawa yang diberi pakan

3% dari berat tubuh (kadar protein 27 – 29 %) memiliki nilai konversi

pakan 2,60; 5% dari berat tubuh senilai 3,81; dan 7% dari berat tubuh

senilai 5,80.

Menurut Anggraini (2009), ikan sepat rawa dengan pemberian

pakan 3% dari berat tubuh memiliki nilai konversi pakan antara 5,95 -

6,49 (kadar protein 15,77), sedangkan hasil dari penelitian peneliti

didapatkan nilai konversi pakan antara 6,80 – 7,38. Hal ini bisa

dimungkinkan, karena ikan sepat rawa tidak menyukai pakan yang

diberikan atau pengaruh dari nafsu makan ikan yang menurun serta dari

perbedaan system metabolisme tubuhnya.

4.4. Daya Kelangsungan Hidup

Daya kelangsungan hidup merupakan persentase jumlah ikan yang

hidup selama masa pemeliharaan dimana nilainya akan berbanding

terbalik dengan mortalitas. Daya kelangsungan hidup ikan sepat rawa

dapat dilihat pada Tabel 4.4 dan Lampiran 20.

Page 43: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/5/1/e-JURNAL SEPAT RAWA.pdf · Budidaya Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) ... Warna tubuh ikan ini dipengaruhi

Tabel 4.4. Rerata Daya Kelangsungan Hidup Ikan Sepat Rawa

Perlakuan & Ulangan

Jumlah Awal (ekor)

Jumlah Akhir (ekor)

Daya Kelangsungan Hidup (%)

A 15 10,33 68,89

B 15 11,33 75,56

C 15 11,33 75,56

D 15 11,33 75,56

Keterangan : A : ikan sepat rawa dari rawa pasang surut ; B : ikan sepat rawa dari rawa padang galam ;

C : ikan sepat rawa dari rawa tadah hujan ; D : ikan sepat rawa dari rawa monoton

Tabel 4.4 memperlihatkan bahwa daya kelangsungan hidup yang

tertinggi terjadi pada perlakuan B, C dan D (75,56 %), kemudian di ikuti

perlakuan A (68,89 %). Sedangkan grafik daya kelangsungan hidup ikan

sepat rawa selama masa pemeliharaan dapat dilihat pada Gambar 4.4.

64

66

68

70

72

74

76

78

A B C D

Da

ya

Kela

ng

sun

ga

n H

idu

p %

)

Daya kelangs unganhidup

Gambar 4.4. Daya kelangsungan hidup ikan sepat rawa (Trichogaster trichopterus)

selama masa pemeliharaan

Perlakuan

Page 44: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/5/1/e-JURNAL SEPAT RAWA.pdf · Budidaya Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) ... Warna tubuh ikan ini dipengaruhi

Hasil uji normalitas lilliefors dan Homogenitas ragam bartlett

menunjukkan bahwa data menyebar normal, dimana Li max < Li tabel

(Lampiran 21) dan mempunyai ragam data yang homogen, yakni X2 hitung

< X2 tabel (Lampiran 22). Selanjutnya hasil analisa keragaman (ANOVA)

menunjukkan bahwa keempat perlakuan tidak berpengaruh nyata

terhadap daya kelangsungan hidup ikan sepat rawa, dimana diperoleh F

hitung < F tabel, yaitu 0,56 < 4,07 (terima Ho) (Lampiran 23).

Menurut Fatimah (1992), daya kelangsungan hidup ikan sangat

bergantung kepada daya adaptasi ikan terhadap makanan yang baik,

keadaan fisik ikan yang cukup kuat, kualitas makanan yang diberikan

cukup baik, dan kualitas air yang cukup mendukung pertumbuhan.

Salah satu kelemahan dari penelitian ini adalah hapa yang

digunakan tidak bertutup, hal ini sangat berpengaruh terhadap daya

kelangsungan hidup ikan sepat rawa, karena banyaknya predator (burung)

di lingkungan tersebut yang memangsanya. Faktor lain yang juga

mempengaruhi, yaitu tidak adanya shelter (tempat berlindung bagi ikan)

yang mengakibatkan suhu perairan akan meningkat pada siang hari. Daya

kelangsungan hidup juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lain seperti

umur, kualitas air, makanan, dan hama penyakit. Hal ini didukung oleh

Merlina (2004) yang menyatakan bahwa mortalitas dipengaruhi oleh

adanya faktor dalam dan faktor luar, dimana faktor yang paling dominan

mempengaruhi mortalitas adalah kompetisi antar jenis, meningkatnya

predator dan parasit, kekurangan makanan baik kualitas maupun

kuantitas, penanganan dan kualitas air.

4.5. Kualitas Air

Pengamatan terhadap kualitas air sangat penting sekali dilakukan,

karena secara langsung atau tidak langsung dapat berpengaruh terhadap

pertumbuhan dan daya kelangsungan hidup organisme yang ada di

Page 45: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/5/1/e-JURNAL SEPAT RAWA.pdf · Budidaya Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) ... Warna tubuh ikan ini dipengaruhi

dalamnya. Kualitas air yang diukur dalam penelitian ini meliputi suhu, DO,

dan pH.

4.5.1. Suhu Air

Pengamatan suhu dilakukan setiap 2 minggu sekali, hasil

pengukuran suhu selama penelitian berkisar antara 26,40 C – 28,20 C.

Suhu yang cukup tinggi di lingkungan tersebut, karena hapa yang

digunakan tidak memiliki tutup, sehingga tidak ada shelter (tempat

berlindung bagi ikan). Menurut Ortanez (2008) suhu air yang ideal untuk

ikan sepat rawa, yaitu 230 C sampai 280 C.

4.5.2. Oksigen Terlarut (DO)

Hasil pengukuran DO selama penelitian berkisar antara 2,95 mg/l –

7,56 mg/l. Jumlah oksigen dalam air pada keadaan normal adalah lebih

kurang 5,8 mg/l. Menurut Ismit (1991) kandungan DO yang ideal untuk

ikan sepat rawa berkisar antara 6,8 mg/l – 7,0 mg/l. Kandungan DO yang

rendah selama penelitian tidak terlalu berpengaruh bagi ikan sepat rawa,

karena sepat rawa memiliki alat bantu pernapasan berupa labirin yang

mampu mengikat oksigen di udara. Menurut Suriatna di dalam Anonim

(1985) bahwa ikan yang mempunyai alat pernapasan tambahan (labirin)

toleransi terhadap kekurangan oksigen cukup besar, tetapi untuk jenis ikan

yang tidak mempunyai alat pernapasan tambahan dapat mematikan ikan

atau menurunkan nafsu makannya akibat kekurangan oksigen.

4.5.3. Amoniak

Senyawa yang bersifat racun atau Amoniak pada awal penelitian

yaitu 0,70 mg/l sedangkan pada akhir penelitian di peroleh nilai 0,66 mg/l.

Di daerah perairan Kalimantan Selatan dimana banyak ikan sepat terdapat,

kandungan amoniak berkisar antara 0,014 – 0,074 ppm (Anonim, 1983).

Page 46: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/5/1/e-JURNAL SEPAT RAWA.pdf · Budidaya Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) ... Warna tubuh ikan ini dipengaruhi

4.5.4. Derajat Keasaman (pH)

Derajat keasaman atau pH digunakan untuk mengetahui asam

basanya suatu perairan. Kisaran pH perairan selama penelitian berkisar

antara 4,91 – 6,17. Menurut Ortanez (2008), ikan sepat rawa dapat hidup

pada pH 6,0 – 8,3.

Berdasarkan data-data kualitas air yang diperoleh menunjukkan

bahwa kualitas air di lokasi penelitian masih bisa ditoleransi oleh ikan

sepat rawa. Parameter kualitas air seperti suhu air, kandungan oksigen

terlarut (DO), amoniak dan pH yang terdapat dalam perairan tersebut

masih termasuk baik dan layak untuk kehidupan ikan sepat rawa dan

mendukung untuk perkembangan pertumbuhannya.

Parameter kualitas air hasil pengukuran pada penelitian ikan sepat

rawa (Trichogaster trichopterus) dibandingkan dengan literatur dapat

dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5. Parameter Kualitas Air Penelitian Dibandingkan Dengan Literatur

No. Parameter Hasil Pengukuran Standar

1. Suhu Air (0C) 26,4 – 28,20 C 23-280C(Ortanez, 2008)

2. Oksigen Terlarut (mg/L) 2,95 – 7,56 mg/l 6,8-7,0 mg/l (Ismit,

1991)

3. Kadar amoniak (ppm) 0,61 – 0,70 mg/l 0,014-0,074 ppm (anonim 1983).

4. Derajat Keasaman (pH) 4,91 – 6,17 6,0-8,3 (Ortanez, 2008) Sumber:data primer, 2009.

Page 47: LAPORAN PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/5/1/e-JURNAL SEPAT RAWA.pdf · Budidaya Ikan Sepat Rawa (Trichogaster trichopterus) ... Warna tubuh ikan ini dipengaruhi

BAB V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Ikan sepat rawa (Trichogaster trichopterus) mampu hidup dan

beradaptasi di lingkungan budidaya, serta dapat diberi pakan buatan

seperti umumnya ikan-ikan yang dibudidayakan.

2. Variasi jenis ikan sepat rawa tidak berpengaruh nyata terhadap

pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan sepat rawa yang

dipelihara di lingkungan budidaya.

3. Rerata laju pertumbuhan relatif berat yang terbaik adalah pada

perlakuan C (ikan sepat rawa dari rawa tadah hujan) sebesar 29,36

%.

4. Rerata laju pertumbuhan relatif panjang yang terbaik adalah pada

perlakuan B (ikan sepat rawa dari rawa padang galam) sebesar 9,35

%.

5. Konversi pakan yang terbaik adalah pada perlakuan C (ikan sepat

rawa dari rawa tadah hujan) sebesar 6,80.

6. Daya kelangsungan hidup yang terbaik adalah pada perlakuan B, C, D

sebesar 75,56 %.

5.2. Saran

Jika ingin membudidayakan ikan sepat rawa di daerah perairan

pasang surut, sebaiknya menggunakan ikan sepat rawa yang berasal dari

daerah perairan rawa tadah hujan. Dikarenakan ikan sepat rawa dari

daerah ini dapat bertumbuh dengan baik.