25
PENENTUAN LUAS MINIMUM Kelompok 5 Elya Agustina/1210702021 Jurusan Biologi Sains Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung ABSTRAK Luas minimum merupakan suatu daerah vegetasi yang pada umumnya sudah memperlihatkan kekhususan dari vegetasi secara keseluruhan. Luas minimum digunakan untuk memperoleh luasan petak contoh (sampling area) yang dianggap representatif dengan suatu tipe vegetasi pada suatu habitat tertentu yang sedang dipelajari. Pada praktikum ini kami menggunakan metode kuadran petak L dan metode kuadran petak ganda, yang dilakukan di area Kompleks Pemakamn Umum Al-Jawami Cileunyi. Menentukan luas minimum plot dapat dilakukan dengan cara membuat kurva luas minimal terlebih dahulu. Untuk bentuk plot persegi dimulai dengan membuat sebuah plot (bidang datar) persegi pada satu tegakan dengan kuadrat (luas) terkecil, kemudian kuadrat diperluas dua kali luas semula dan setiap penambahan spesies baru yang terdapat di dalam kuadrat luasan dicatat. Persentase kurva luas minimum yang diperoleh pada metode kuadrat petak L adalah 4,5 % dan 4,7%. Sedangkan persentase kurva luas minimum yang diperoleh pada metode kuadrat petak ganda adalah 7,14%. Berdasarkan hasil dalam pengamatan dengan

Laporan Penentuan Luas Minimum

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Penentuan Luas Minimum

PENENTUAN LUAS MINIMUM

Kelompok 5

Elya Agustina/1210702021

Jurusan Biologi Sains

Fakultas Sains dan Teknologi

UIN Sunan Gunung Djati Bandung

ABSTRAK

Luas minimum merupakan suatu daerah vegetasi yang pada umumnya sudah

memperlihatkan kekhususan dari vegetasi secara keseluruhan. Luas minimum digunakan untuk

memperoleh luasan petak contoh (sampling area) yang dianggap representatif dengan suatu tipe

vegetasi pada suatu habitat tertentu yang sedang dipelajari. Pada praktikum ini kami menggunakan

metode kuadran petak L dan metode kuadran petak ganda, yang dilakukan di area Kompleks

Pemakamn Umum Al-Jawami Cileunyi. Menentukan luas minimum plot dapat dilakukan dengan

cara membuat kurva luas minimal terlebih dahulu. Untuk bentuk plot persegi dimulai dengan

membuat sebuah plot (bidang datar) persegi pada satu tegakan dengan kuadrat (luas) terkecil,

kemudian kuadrat diperluas dua kali luas semula dan setiap penambahan spesies baru yang

terdapat di dalam kuadrat luasan dicatat. Persentase kurva luas minimum yang diperoleh pada

metode kuadrat petak L adalah 4,5 % dan 4,7%. Sedangkan persentase kurva luas minimum yang

diperoleh pada metode kuadrat petak ganda adalah 7,14%. Berdasarkan hasil dalam pengamatan

dengan menggunakan luas minimum ini dapat diperoleh gambaran sebuah vegetasi yang kami

amati adalah vegetasi tumbuhan rumput-rumputan dan tumbuhan penghias pemakaman.

Kata Kunci: Luas minimum, kurva luas minimum, vegetasi, metode petak L, metode

petak ganda

Page 2: Laporan Penentuan Luas Minimum

PENDAHULUAN

Indonesia memiliki berbagai macam penggunaan lahan, mulai dari yang

paling ekstensif misalnya agroforestri kompleks yang menyerupai hutan, hingga

paling intensif seperti sistem pertanian semusim monokultur. Indonesia juga

merupakan salah satu negara tropis yang memiliki tingkat keanekaragaman hayati

yang tinggi dan termasuk ke dalam delapan negara mega biodiversitas di dunia,

baik flora maupun fauna yang penyebarannya sangat luas (Heriyanto, 2004).

Keanekaragaman spesies, ekosistem dan sumberdaya genetik semakin

menurun pada tingkat yang membahayakan akibat kerusakan lingkungan. Dalam

mencegah berbagai masalah- masalah negatif yang disebabkan oleh manusia atau

yang lainnya tersebut perlu adanya pemanfaatan ekologi tumbuhan di seluruh

indonesia, atau penelitian hutan – hutan, tanaman masa kini, tanaman masa

lampau dan tanaman masa akan datang, itu perlu di teliti dan di data secara

statistik berupa vitalitas, prioditas dan stratifikasi (Budiman, 2004)..

Dalam mempelajari ekologi tumbuhan kita tidak dapat melakukan

penelitian pada seluruh area yang ditempati komunitas tumbuhan, terutama

apabila area itu cukup luas. Dengan syarat bagian tersebut dapat mewakili

komunitas tumbuhan yang ada.

Luas daerah dalam satuan kecil yaitu komunitas atau vegetasi yang sangat

bervariasi keadaannya. Keberadaannya merupakan himpunan dan spesies populasi

yang sangat berinteraksi dengan banyak faktor lingkungan yang khas untuk setiap

vegetasi. Dapat dikatakan representative bila didalamnya terdapat semua sebagian

besar jenis tumbuhan yang membentuk komunitas atau vegetasi tersebut. Daerah

minimal yang mencerminkan kekayaan komunitas atau vegetasi disebut luas

minimum. Suatu metode yang menentukan luas minimum suatu daerah disebut

metode luas minimal.

Menurut Marsono (1977), vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-

tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama

pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat

interaksi yang erat, baik diantara sesama individu penyusun vegetasi itu

sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem

yang hidup dan tumbuh serta dinamis.

Page 3: Laporan Penentuan Luas Minimum

Luas minimum atau kurva spesies area merupakan langkah awal yang

digunakan untuk menganalisis suatu vegetasi yang menggunakan petak contoh

(kuadrat). Luas minimum digunakan untuk memperoleh luasan petak contoh

(sampling area) yang dianggap representatif dengan suatu tipe vegetasi pada suatu

habitat tertentu yang sedang dipelajari. Luas petak contoh mempunyai hubungan

erat dengan keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut. Makin tinggi

keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut, makin luas petak contoh

yang digunakan. Bentuk luas minimum dapat berbentuk bujur sangkar, empat

persegi panjang dan dapat pula berbentuk lingkaran. Luas petak contoh minimum

yang mewakili vegetasi hasil luas minimum, akan dijadikan patokan dalam

analisis vegetasi dengan metode kuadrat.

Metodologi-metodologi yang umum dan sangat efektif serta efisien jika

digunakan untuk penelitian, yaitu metode kuadrat, metode garis, metode tanpa

plot dan metode kwarter (Syafei, 1990). Akan tetapi dalam praktikum kali ini

kami menggunakan meode kuadrat petak ganda dan metode kuadrat petak L.

Metode kuadrat, bentuk percontoh atau sampel dapat berupa segi empat

atau lingkaran yang menggambarkan luas area tertentu. Luasnya bisa bervariasi

sesuai dengan bentuk vegetasi atau ditentukan dahulu luas minimumnya. Untuk

analisis yang menggunakan metode ini dilakukan perhitungan terhadap variabel-

variabel kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi (Surasana, 1990).

Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk menentukan luas

minimum dari kuadrat (kurva luas jenis/kurva luas minimum), dan untuk

menentukan homogenasi vegetasi lapangan rumput di sekitar Kompleks

Pemakaman Umum Aljawami Cileunyi, Bandung.

METODE

Praktikum ini dilakukan pada hari selasa, 21 Februari 2012. Bertempat di

Kompleks Pemakaman Umum Al-Jawami-Cileunyi.

Bahan dan Alat

Bahan dan alat yang digunakan yaitu: meteran, tali, kawat, alat tulis, kompas,

patok, paku dan palu.

Page 4: Laporan Penentuan Luas Minimum

Tahap praktikum

Adapun tahap praktikum yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Metode Jalur L: Di lapangan yang telah ditentukan disiapkan struktur berbentuk L

dengan ukuran 10 m x 10 m dengan menggunakan 3 paku dan diikatkan tali

dengan paku tersebut. Pada satu sisi diukur 2 m dengan lengan lain. Lalu

disiapkan kembali luas 2 m x 2m dengan menggunakan seutas tali, dan jumlah

jenis tanaman yang ada di sana dihitung. Kemudian melakukan perluasan kembali

menjadi 4 m x 4 m dan dicatat tambahan jumlah jenis tanaman yang ada di daerah

tersebut. prosedur yang sama dilakukan kembali hingga luas 10 m persegi

Metode Petak Ganda: Pada padang rumput dibuat kuadrat dengan ukuran 0,5 m m

0,5 m. kemudian jenis tumbuhan yang ada pada luas tersebut diidentifikasi,

dihitung dan dicatat. Selanjutnya kuadrat tersebut diperluas dua kali luas

sebelumnya dan dihitung kembali tambahan jenis tanaman yang baru. Kuadran

diteruskan perluasan kembali sampai tidak ada tambahan jenis baru, dan dihitung

jumlah jenis tumbuhan yang ada. Perluasan kuadrat kemudian disusun dalam

suatu table dan digambarkan kurva hubungan luas kuadrat dengan jumlah

jenisnya, kurva ini disebut kurva luas minimum.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam pengukuran luas minimum tentunya hal yang utama adalah

menentukan terlebih dahulu daerah vegetasi yang representatif bagi seluruh

vegetasi yang dianalisis. Pada prinsipnya dalam menentukan ukuran petak

haruslah cukup besar agar individu jenis dari dapat mewakili komunias, tetapi

harus cukup kecil agar individu yang ada dapat dipisahkan, dihitung dan diukur

tanpa duplikasi atau pengabaian. Keadaan ini dapat dikembalikan kepada sifat

umum suatu vegetasi yaitu vegetasi berupa komunitas tumbuhan yang dibentuk

oleh populasi-populasi. Jadi peranan individu suatu jenis tumbuhan sangat

penting. Sifat komunitas akan ditentukan oleh keadaan individu-individu tadi,

dengan demikian untuk melihat suatu komunitas sama dengan memperhatikan

individu-individu atau populasinya dari seluruh jenis tumbuhan yang ada secara

keseluruhan. Ini berarti bahwa daerah pengambilan contoh itu representatif bila

didalamnya terdapat semua atau sebagian besar.

Page 5: Laporan Penentuan Luas Minimum

Jumlah spesies dalam suatu komunitas adalah penting dari segi ekologi

karena keragaman spesies tampaknya bertambah bila komunitas menjadi makin

stabil (Michael, 1994). Luas minimum ini digunakan untuk memperoleh luasan

petak contoh (sampling area) yang dianggap representatif dengan suatu tipe

vegetasi pada suatu habitat tertentu yang sedang dipelajari. Luas petak contoh

mempunyai hubungan erat dengan keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal

tersebut. Makin tinggi keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut,

makin luas petak contoh yang digunakan. Maka untuk mengetahui derajat

kesuburan dari suatu jenis tanaman dalam perkembangannya, dan sebagai reaksi

tumbuhan tersebut terhadap lingkungan di sekitarnya maka dilakukan praktikum

mengenai penentuan luas minimum.

Menurut Anwar (1995), dalam pengambilan contoh kuadrat, terdapat

empat sifat yang harus dipertimbangkan dan diperhatikan, karena akan

mempengaruhi data yang diporeleh dari sample. Keempat sample itu adalah:

1. Ukuran petak

2. Bentuk petak

3. Jumlah petak

4. Cara meletakkan petak di lapangan.

Menurut Weaver dan Clements (1938) kuadrat adalah daerah persegi

dengan berbagai ukuran. Ukuran tersebut bervariasi dari 1 dm2 sampai 100 m2.

Bentuk petak sampel dapat persegi, persegi panjang atau lingkaran. Metode

kuadrat, bentuk percontoh atau sampel dapat berupa segi empat atau lingkaran

yang menggambarkan luas area tertentu. Luasnya bisa bervariasi sesuai dengan

bentuk vegetasi atau ditentukan dahulu luas minimumnya. Untuk analisis yang

menggunakan metode ini dilakukan perhitungan terhadap variabel-variabel

kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi (Surasana, 1990 )

Pada praktikum kali ini lokasi yang dipilih adalah Kompleks Pemakaman

Umum Aljawami dengan menggunakan metode petak kuadrat L dan metode

kuadrat petak ganda, tiap metode berbeda tempat tetapi masih dalam lokasi yang

sama. Bentuk luas minimum yang dipilih adalah luas minimum berbentuk bujur

sangkar dan empat persegi panjang. Luas petak contoh minimum yang mewakili

vegetasi hasil luas minimum ini akan dijadikan patokan dalam analisis vegetasi

Page 6: Laporan Penentuan Luas Minimum

dengan metode kuadrat. Selain itu jika dilihat dari kondisi daerah tersebut,

keadaan lingkungan disekitar area merupakan daerah yang lembab, memiliki

tekstur tanah yang gembur, curah hujan yang sedang dan mendapatkan sinar

matahari yang baik, sehingga pada umumnya daerah tersebut banyak ditemukan

jenis rumput-rumputan liar.

Menurut Suprianto (2001) ukuran plot minimal dapat ditentukan dengan

cara survey pendahuluan untuk menentukan ukuran luas plot minimal.

Menentukan luas minimal plot dapat dilakukan dengan cara membuat kurva luas

minimal terlebih dahulu. Untuk bentuk plot persegi dimulai dengan membuat

sebuah plot (bidang datar) persegi pada satu tegakan dengan kuadrat (luas)

terkecil, misalnya untuk lapangan rumput adalah 25 x 25 cm2. Kemudian kuadrat

diperluas dua kali luas semula dan kemudian penambahan spesies baru yang

terdapat di dalam kuadrat luasan dicatat.

Metode Kuadrat Petak L

Pada metode kuadrat petal L pengukuran pengamatan dilakukan dengan

membuat bujur sangkar dengan ukuran 2 m x 2 m, 4 m x 4 m, 6 m x 6m dan 10 m

x 10 m di lapangan (suatu ekosistem) dari tumbuhan.

V

IV

II

I

II

I

2 m

10

8 m

6 m

4 m

2 m

4 m 6 m 10 m8 m

Skala 1:150

Page 7: Laporan Penentuan Luas Minimum

Tabel 1. Penambahan Jenis Tumbuhan Pada Setiap Kuadrat

Kuadrat I Penambahan

Kuadrat II Kuadrat III Kuadrat IV Kuadrat V

Kamboja Katus Babadotan Ilalang Lenca

Puring Tanaman zigzagRumput

krokot

Semanggi Lengkuas Ubi jalar

Kastuba Tempuyung Patikan Kebo

Bakung Belimbing Buluh Pacar Cina

Rumbut teki Lumut

Knikir Putri Malu

Tapak Liman

Tomat

Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh data bahwa, untuk pengukuran

pada kuadrat pertama dengan ukuran bujur sangkar 2x2 m2 di areal suatu

komunitas di dalamnya ditemukan jenis tumbuhan yaitu rumput kamboja, puring,

semanggi, kastuba, dan bakung. Dimana pada areal atau komunitas tersebut sangat

mendukung pertumbuhan tumbuhan tersebut terutama puring dan kamboja yang

merupakan tumbuhan khas tumbuh disekitar pemakaman. Selanjutnya kuadrat II

luas areal tersebut diperluas menjadi 4x4 m2, ternyata dengan penambahan luas

yang terbanyak penambahan jenis spesies yang ditemukan dalam ekosistem

tersebut. Adapun di dalamnya ditemukan jenis tumbuhan yaitu kaktus, tanaman

zigzag, tempuyung, belimbing wuluh, rumput teki, bunga kenikir, tapak liman dan

tomat dikarenakan faktor lingkungan yang sesuai sehingga mendukung

pertumbuhan.

Pada kuadrat III dengan luas areal 6x6 m2 tumbuhan yang ditemukan sama

dengan pada areal 2x2 m2 dan terjadi penambahan beberapa jenis tanaman baru

dimana pada area ini didominasi oleh rumput-rumput liar yaitu badotan, rumput

krokot, ubi jalar, patikan kebo, pacar cina, lumut dan puteri malu, Sedangkan pada

luas kuadrat IV plot 8x8 m2 mengalami pertambahan hanya satu jenis, yaitu

Page 8: Laporan Penentuan Luas Minimum

ilalang yang tumbuh di area sekitar sampai ke kuadrat V. Begitupun pada kuadrat

V, ukuran area 10x10 m2 hanya ditemukan 1 jenis tumbuhan yaitu leunca.

Perbedaan jumlah tumbuhan pada suatu vegetasi dapat dipengaruhi oleh

faktor lingkungan seperti: suhu, kelembaban, keadaan tanah, senyawa organik dan

lain-lain. Selain itu penambahan suatu areal akan dihentikan bila pengamatan pada

areal areal berikutnya ditemukan jenis tumbuhan yang sama dengan areal

sebelumnya. Disamping itu juga dapat disimpulkan bahwa dalam pengamatan

dengan menggunakan luas minimum ini dapat mewakili dari sebuah vegetasi

tumbuhan rumput-rumputan. Dimana data pengamatan 1x1 m2, 2x2 m2, 3x3 m2,

4x4 m2, dan 5x5 m2 yang mendominasi adalah tumbuhan rumput teki, badotan,

dan rumput liar sehingga dapat disebut sebagai vegetasi tumbuhan rumput-

rumputan.

Dari hasil identifikasi tersebut, sejumlah penambahan tanaman dianalisis

ke dalam kurva spesies. Dengan menggunakan kurva ini, maka dapat ditetapkan:

(1) luas minimum suatu petak yang dapat mewakili habitat yang akan diukur, (2)

jumlah minimal petak ukur agar hasilnya mewakili keadaan tegakan atau panjang

jalur yang mewakili jika menggunakan metode jalur. Caranya adalah dengan

mendaftarkan jenis-jenis yang terdapat pada petak kecil, kemudian petak tersebut

diperbesar dua kali dan jenis-jenis yang ditemukan kembali didaftarkan. Pekerjaan

berhenti sampai dimana penambahan luas petak tidak menyebabkan penambahan

yang berarti pada banyaknya jenis. Luas minimun ini ditetapkan dengan dasar jika

penambahan luas petak tidak menyebabkan kenaikan jumlah jenis lebih dari 5-

10% (Oosting, 1959).

Table 2. Persentase Penambahan Populasi Pada Setiap Kuadrat

Luas Kuadrat Luas Plot ∑ SpesiesPenambaha

n% Populasi

I (2x2) m 5 - -

I+II (4x4) m 14 9 ❑❑ ×100 %=¿

I+II+III (6x6) m 21 7 ❑❑ ×100 %=¿

Page 9: Laporan Penentuan Luas Minimum

I+II+III+IV (8x8) m 22 11

21×100 %=4,7 %

I+II+III+IV+V (10x10) m 23 11

22×100 %=4,5 %

I I+II I+II+III I+II+III+IV I+II+III+IV+V0

5

10

15

20

25

Grafik Jumlah Penambahan Spesies Terhadap Luas Kuadrat

∑ Spesies

Luas Kuadrat

Jum

lah

Spes

ies

Dari tabel dan grafik diatas dapat kita lihat daerah yang memiliki luas

minimum adalah pada penambahan kuadrat IV dan kuadrat V, dengan persentase

pertambahan populasi 4,7% dan 4,5%. Hal ini sesuai dengan pernyataan Oosting

(1959) Luas minimun ini ditetapkan dengan dasar jika penambahan luas petak

tidak menyebabkan kenaikan jumlah jenis lebih dari 5-10%.

Metode Kuadrat Petak Ganda

Sama halnya seperti pada metode kuadrat petak L, yang membedakannya

adalah dari perluasan ke kuadrat selanjutnya. Untuk pengukuran luas petak

dimulai dengan membuat sebuah plot (bidang datar) persegi pada satu tegakan

dengan kuadrat terkecil. Luas seluruh daerah yang dijadikan pengamatan yaitu

2x4 m2. Pengukuran pada kuadrat pertama kemudian diperluas dua kali luas

semula dan kemudian penambahan spesies baru yang terdapat di dalam kuadrat

luasan dicatat. Selanjutnya dicatat spesies tumbuhan yang ada dalam kuadrat

terkecil.

Page 10: Laporan Penentuan Luas Minimum

Pengamatan dilakukan masih disekitaran Kompleks Pemakaman Umum

dengan tempat lokasi yang berbeda. Pengukuran penentuan kuadran pertama

diukur seluas 0,5x0,5 m2. Gambaran dari metode petak kuadrat ganda dapat dilihat

sebagai berikut:

Adapun penambahan jenis tumbuhan pada masing-masing kuadrat bisa

dilihat pada table dibawah ini

Tabel 3. Penambahan Jenis Tumbuhan Pada Setiap Kuadrat

Kuadrat I

Penambahan

Kuadrat

II

Kuadrat

III

Kuadrat

IV

Kuadrat

V

Kuadrat

VI

Aster Puring BabadotanTapak

limanKamboja Kemanggi

HanjuangBunga

kenop

Patikan

KeboPutri malu

Rumput

Teki

Rumput

rayungTalas

Boroco Belimbing

2 m 2 m

V

VI

III

IV

I II

0,5 m 0,5 m

1 m

2 m

Skala 1:50

1 m

0,5 m

0,5 m

Page 11: Laporan Penentuan Luas Minimum

Buluh

Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh data bahwa, untuk pengukuran

pada kuadrat pertama dengan ukuran bujur sangkar 0,5x0,5 m2 ditemukan jenis

tumbuhan yaitu rumput aster dan hanjuang. Tumbuhan tersebut tumbuh dengan

baik disebabkan oleh keadaan tanah yang gembur dan lembab, begitupun dalam

perawatannya tidak perlu intensif, karena tumbuhan disana dikenal dengan

tumbuhan penghias pemakaman. Pada kuadrat II dengan luas areal 0,5x1 m2

terjadi penambahan beberapa jenis tanaman baru yaitu piring dan bunga kenop.

Dimana pada area atau komunitas tersebut sangat mendukung pertumbuhan

tumbuhan tersebut.

Selanjutnya kuadrat III luas areal tersebut diperluas menjadi 1x1 m2, ,

ternyata dengan penambahan luas juga terjadi penambahan jenis spesies yang

ditemukan dalam ekosistem tersebu. Adapun di dalamnya ditemukan jenis

tumbuhan yaitu patikan kebo, badotan, rumput rayung, dan bunga boroco

dikarenakan faktor lingkungan yang sesuai sehingga mendukung pertumbuhan.

Selain itu rumput yang tumbuh subur disana dijadikan makanan hewan ternak

seperti kambing dan sapi, karena pemakaman umum tersebut letaknya dekat

dengan rumah penduduk yang sebagian memiliki hewan ternak.

Pada kuadrat IV dengan luas areal 1x2 m2 terjadi penambahan beberapa

jenis tanaman baru dimana pada area ini diantaranya yaitu tapak liman, putri

malu, talas dan belimbing wuluh. Sedangkan pada kuadrat V dengan luas plot 8x8

m2 mengalami pertambahan dua jenis tumbuhan, yaitu kamboja dan rumput teki.

Selanjutnya pada kuadrat VI luas area 4x6 m2 tumbuhan yang ditemukan sama

dengan pada areal 0,5x0,5 m2 dan ditemukan pada area sebelumnya, dimana pada

area ini terjadi penambahan satu jenis tanaman baru yaitu tanaman kemanggi yang

juga tergolong ke dalam habitat semak.

Table 4. Persentase Penambahan Populasi Pada Setiap Kuadrat

Luas Kuadrat Luas PlotJumlah

SpesiesPenambahan % Populasi

I (0,5x0,5)m 3 - -

Page 12: Laporan Penentuan Luas Minimum

I+II (1x0,5)m 5 223

×100 %=66,7 %

I+II+III (1x1)m 8 335

×100 %=60 %

I+II+III+IV (1x2)m 12 448

×100 %=50 %

I+II+III+IV+V (2x2)m 14 22

14× 100 %=14,3 %

I+II+III+IV+V+

VI(2x4)m 15 1

114

× 100 %=¿

7,14%

Pada tabel diatas dapat dilihat persentase nilai minimum yang diperoleh

yaitu pada penambahan di kuadrat VI dengan perolehan persentase 7,14%.

Sehinnga dari data tersebut diperoleh kurva luas minimum dari pengamatan

daerah vegetasi yang representatif terhadap penambahan jumlah spesies pada

setiap kuadrat.

I I+II I+II+III I+II+III+IV I+II+III+IV+V

I+II+III+IV+V+VI

02468

10121416

Grafik Jumlah Penambahan Spesies Terhadap Luas Kuadrat

Jumlah Spesies

Luas Kuadrat

jum

lah

spes

ies

Kelimpahan setiap spesies individu atau jenis struktur biasanya dinyatakan

sebagai suatu persen jumlah total spesises yang ada dalam komunitas, dan dengan

demikian merupakan pengukuran yang relatife. Secara bersama-sama, kelimpahan

dan frekuensi adalah sangat penting dalam menentukan struktur komunitas

Page 13: Laporan Penentuan Luas Minimum

(Michael, 1994). Berbagai jenis tumbuhan yang hidup dalam suatu habitat dan

saling berinteraksi sesamanya maupun dengan lingkungannya. Secara individu

asosiasi tumbuhannya disebut formasi atau tipe vegetasi. Biasanya formasi atau

tipe vegetasi juga memiliki nama yang khas sesuai dengan jenis tumbuhan yang

terdapat di dalamnya yang bersifat menonjol atau predominan (Suwena, 2005).

Dapat disimpulkan bahwa dalam pengamatan dengan menggunakan luas

minimum ini dapat mewakili dari sebuah vegetasi tumbuhan rumput-rumputan.

Dimana data pengamatan dengan luas 4x6 m2 yang mendominasi adalah tumbuhan

rumput teki, ilalang, dan tanaman penghias pemakaman seperti kamboja dan

puring.

Harun (1993) menyebutkan adanya Faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi jumlah spesies di dalam suatu daerah adalah:

1. Iklim

Fluktuasi iklim yang musiman merupakan faktor penting dalam membagi

keragaman spesies. Suhu maksimum yang ekstrim, persediaan air, dan

sebagainya yang menimbulkan kemacetan ekologis (bottleck) yang

membatasi jumlah spesies yang dapat hidup secara tetap di suatu daerah.

2. Keragaman Habitat

Habitat dengan daerah yang beragam dapat menampung spesies yang

keragamannya lebih besar di bandingkan habitat yang lebih seragam.

3. Ukuran

Daerah yang luas dapat menampung lebih besar spesies di bandingkan

dengan daerah yang sempit. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa

hubungan antara luas dan keragaman spesies secara kasaradalah kuantitatif.

Rumus umumnya adalah jika luas daerah 10 x lebih besar dari daerah lain

maka daerah itu akan mempunyai spesies yang dua kali lebih besar.

KESIMPULAN

Dari hasil praktikum penentuan luas minimum ini didapatkan kesimpulan

bahwa di area Kompleks Pemakaman Umum Aljawami Cileunyi dengan dua

lokasi yang berbeda dengan menggunakan dua metode kuadrat yaitu metode

kuadrat petak L dan metode kuadrat petak ganda. Pada metode kuadrat petak L

Page 14: Laporan Penentuan Luas Minimum

dengan luas area 10x10 m2, luas daerah pengamatan mewakili dari suatu vegetasi

rumput-rumput liar dengan persentase kurva luas minimum yang diperoleh adalah

4,5 % dan 4,7%. Sedangkan pada metode kuadrat petak ganda dengan luas area

4x6 m2, daerah vegetasi yang mewakilinya adalah vegetasi rumput liar dan

tumbuhan penghias pemakaman, dengan persentase kurva luas minimum yang

diperoleh adalah 7,14%.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, 1995, Biologi Lingkungan. Ganexa exact. Bandung.

Budiman, Basri. 2004. Ekosistem Hutan Indonesia. UI Press: Jakarta

Harun, 1993. Ekologi Tumbuhan. Bina Pustaka. Jakarta.

Heriyanto, N.M dan Garsetiasih, R. 2004. Potensi Pohon Kulim (Scorodocarpus

borneensis Becc). Kelompok Hutan Gelawan Kampar: Riau.

Marsono, 1977. Ekologi Tanaman. Rajawali Press: Jakarta.

Michael, P. 1995. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium.

UI Press: Jakarta.

Suprianto, Bambang. 2001. Petunjuk Praktikum Ekologi Tumbuhan. UPI:

Bandung.

Surasana, Eden., Syafei. 1990. Pengantar Ekologi Tumbuhan. ITB: Bandung.

Suwena, Made. 2005. Keanekaragaman tumbuhan liar edibel pada ekosistem

Sawah di sekitar kawasan hutan gunung salak (Biodiversity of edible

wild plants on paddy ecosystem Of gunung salak forest area). Jurnal

Ekologi. Fakultas Pertanian Universitas Mataram, Mataram.

Syafei, Eden Surasana. 1990. Pengantar Ekologi Tumbuhan. ITB: Bandung

Page 15: Laporan Penentuan Luas Minimum

LAMPIRAN

Gambar 1. Babadotan Gambar 2. Rumput

krokotGambar 3. Puring

Gambar 4. Patikan Kebo

Gambar 5. Tapak Liman

Gambar 6. Ilalang

Page 16: Laporan Penentuan Luas Minimum

Gambar 7. Tanaman zigzag

Gambar 8. Putri Malu Gambar 9. Tempuyung

Gambar 10. Kemanggi

Gambar 13. Bunga Kenikir Gambar 14. Lengkuas

Gambar 12. tomat Gambar 11. Rumput teki

Gambar 15. kamboja

Page 17: Laporan Penentuan Luas Minimum

Gambar 16. Kemanggi Gambar 17. Kaktus Gambar 18. Belimbing

wuluh

Gambar 19. Lumut Gambar 20. Bunga

kenopGambar 21. Bunga

boroco

Gambar 22. HanjuangGambar 23. Bunga

aster Gambar 24. Kastuba

Page 18: Laporan Penentuan Luas Minimum

Gambar 25. Semanggi Gambar 26. Talas