10
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA PENYULUHAN MANDIRI BAGAIMANA PENATALAKSANAAN PERTAMA JIKA ANAK DEMAM Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Beji Disusun Oleh : Mega Purnama Sari !"#""!# Ke$ani%eraan K&ini' I&mu Ke(e)a%an Ma(*ara'a% +AKULTAS KEDOKTERAN UPN ”VETERAN” JAKARTA Pu('e(ma( Be,i- K.%a De$.'

LAPORAN PENMA DEMAM

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan penyuluhan

Citation preview

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA

PENYULUHAN MANDIRI

BAGAIMANA PENATALAKSANAAN PERTAMA JIKA ANAK DEMAMDisusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik

di Bagian Ilmu Kesehatan MasyarakatPuskesmas BejiDisusun Oleh :

Mega Purnama Sari

1320221130

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan MasyarakatFakultas Kedokteran UPN VETERAN JAKARTA

Puskesmas Beji, Kota DepokPeriode 25 Mei 18 Juli 2015SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan: Bagaimana Penatalaksanaan Pertama Jika Anak Demam Hari / Tanggal: Selasa, 9 Juni 2015Waktu

: 10.00 10.15 WIBTempat

: ruang tunggu poli MTBS puskesmas BejiSasaran

: Orang tua yang sedang menngantar anaknya berobat ke poli MTBS Puskesmas BejiA. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukannya penyuluhan selama 10 menit, diharapkan audiens mengerti mengenai demam pada anak dan penatalaksanaan pertama jika anak demam di rumah

2. Tujuan KhususUntuk audiens diharapkan setelah dilakukannya penyuluhan selama 10 menit dapat:

a. Mengetahui dan mengerti definisi demam b. Mengetahui dan mengerti deteksi demam pada anakc. Mengetahui dan mengerti tentang penanganan demam di rumahd. Mengetahui kapan anak harus di bawa ke dokter jika anak demame. Mengetahui beberapa penyakit yang dapat menimbulkan gejala demamB. Metode

1. Ceramah

2. Tanya jawab

C. Media

1. Buku lembar balik

D. Kegiatan Penyuluhan KesehatanKegiatan PenyuluhKegiatan Audiens

PENDAHULUAN

Penyuluh memberikan salam dan memperhatikan kesiapan warga terhadap materi yang akan dipresentasikanMenjawab salam dan memperhatikan penyuluh

Menyampaikan maksud dan tujuan dari diadakan penyuluhanMenyimak

KEGIATAN INTI

Menjelaskan definsi demam

Menjelaskan bagaimana deteksi demam pada anakMenyimak

Menyebutkan penyakit apa saja yang dapat menimbulkan gejala demamMenyimak

menjelaskan penanganan saat demam di rumahMenyimak

Menjelaskan kapan seharusnya anak dibawa ke dokter saat terkena demamBerpartisipasi

PENUTUP

Menyimpulkan semua materi yang dibahasBerperan aktif

Diskusi dan tanya jawabBerperan aktif

Memberikan salam penutup dan pesan singkatMenjawab salam dan menyimak

E. Materi

Materi tentang demam pada anak terdiri dari :

a. Deteksi demam pada anakb. Penyakit yang dapat menimbulkan gejala demam

c. Penanganan demam saat di rumahd. Kapan anak harus segera dibawa ke dokterBagaimana Penatalaksanaan Pertama Saat Anak Demam

Di RumahDemam pada anak merupakan hal yang paling sering dikeluhkan oleh orang tua mulai di ruang praktek dokter sampai ke unit gawat darurat (UGD) anak, meliputi 10-30% dari jumlah kunjungan. Demam membuat orang tua atau pengasuh menjadi risau.1,2 Sebagian besar anak-anak mengalami demam sebagai respon terhadap infeksi virus yang bersifat self limited dan berlangsung tidak lebih dari 3 hari atau infeksi bakteri yang tidak memerlukan perawatan di rumah sakit. Akan tetapi sebagian kecil demam tersebut merupakan tanda infeksi yang serius dan mengancam jiwa seperti pneumonia, meningitis, artritis septik dan sepsis. Hal ini merupakan tantangan bagi dokter untuk mengidentifikasi penyebab demam tersebut.2,3DEFINISI

Menurut kamus kedokteran Stedmans edisi ke-25, demam adalah peningkatan suhu tubuh diatas normal (98,60 F/ 370 C). Sedangkan menurut edisi ke-26 dalam kamus yang sama, demam merupakan respon fisiologis tubuh terhadap penyakit yang di perantarai oleh sitokin dan ditandai dengan peningkatan suhu pusat tubuh dan aktivitas kompleks imun. Dalam protokol Kaiser Permanente Appointment and Advice Call Center definisi demam untuk semua umur, demam didefinisikan temperatur rektal diatas 380 C, aksilar diatas 37,50 C dan diatas 38,20 C dengan pengukuran membran timpani 4, sedangkan demam tinggi bila suhu tubuh diatas 39,50 C dan hiperpireksia bila suhu > 41,10 C.3,5PATOFISIOLOGI DEMAM

Suhu tubuh secara normal dipertahankan pada rentang yang sempit, walaupun terpapar suhu lingkungan yang bervariasi. Suhu tubuh secara normal berfluktuasi sepanjang hari, 0,50 C di bawah normal pada pagi hari dan 0,50C di atas normal pada malam hari.3 Suhu tubuh diatur oleh hipotalamus yang mengatur keseimbangan antara produksi panas dan kehilangan panas. Produksi panas tergantung pada aktivitas metabolik dan aktivitas fisik. Kehilangan panas terjadi melalui radiasi, evaporasi, konduksi dan konveksi. Dalam keadaan normal termostat di hipotalamus selalu diatur pada set point sekitar 370 C, setelah informasi tentang suhu diolah di hipotalamus selanjutnya ditentukan pembentukan dan pengeluaran panas sesuai dengan perubahan set point. 5,6Hipotalamus posterior bertugas meningkatkan produksi panas dan mengurangi pengeluaran panas. Bila hipotalamus posterior menerima informasi suhu luar lebih rendah dari suhu tubuh maka pembentukan panas ditambah dengan meningkatkan metabolisme dan aktivitas otot rangka dalam bentuk menggigil dan pengeluaran panas dikurangi dengan vasokontriksi kulit dan pengurangan produksi keringat sehingga suhu tubuh tetap dipertahankan tetap. Hipotalamus anterior mengatur suhu tubuh dengan cara mengeluarkan panas. Bila hipotalamus anterior menerima informasi suhu luar lebih tinggi dari suhu tubuh

maka pengeluaran panas ditingkatkan dengan vasodilatasi kulit dan menambah produksi keringat.5,7PEMERIIKSAAN SAAT ANAK TERABA DEMAM

Jika anak teraba panas : raba dengan punggung tangan ibu pada daerah perut dan ketiak anak Ukur panas anak dengan thermometer , dikatakan demam jika suhu ketiak > 37.50CMACAM-MACAM PENYAKITBeberapa penyakit yang memiliki gejala disertai demam :

1. Diare

2. Demam berdarah dengue

3. ISPA

4. Kejang demamPENATALAKSANAAN

Pada prinsipnya demam dapat menguntungkan dan dapat pula merugikan. Pada tingkat tertentu demam merupakan bagian dari pertahanan tubuh antara lain daya fagositosis meningkat dan viabilitas kuman menurun, tetapi dapat juga merugikan karena anak menjadi gelisah, nafsu makan dan minum berkurang, tidak dapat tidur dan menimbulkan kejang demam.3Hasil penelitian ternyata 80% orangtua mempunyai fobia demam. Orang tua mengira bahwa bila tidak diobati, demam anaknya akan semakin tinggi. Kepercayaan tersebut tidakterbukti berdasarkan fakta. Karena konsep yang salah ini banyak orang tua mengobati demam ringan yang sebetulnya tidak perlu diobati.1 Demam < 390 C pada anak yang sebelumnya sehat pada umumnya tidak memerlukan pengobatan. Bila suhu naik > 390 C, anak cenderung tidak nyaman dan pemberian obat-obatan penurun panas sering membuat anak merasa lebih baik.3Pada dasarnya menurunkan demam pada anak dapat dilakukan secara fisik, obatobatan maupun kombinasi keduanya.3,51. Secara Fisik

a) Anak demam ditempatkan dalam ruangan bersuhu normal

b) Pakaian anak diusahakan tidak tebal

c) Memberikan minuman yang banyak karena kebutuhan air meningkat

d) Memberikan kompres.

2. Obat-obatan

Pemberian obat penurun panas merupakan pilihan pertama dalam menurunkan demam dan sangat berguna khususnya pada pasien berisiko, yaitu anak dengan kelainan kardiopulmonal kronis, kelainan metabolik, penyakit neurologis dan pada anak yang berisiko kejang demam.3Jika suhu anak >380C ibu dapat memberikan obat penurun panas untuk menurunkan suhunya. Agar tidak terjadi demam yang semakin tinggi pada anak. Tidak perlu memberikan anak langsung obat antibiotik, cukup dengan obat penurun panas saja, jika panas tidak kunjung turun maka segera bawa anak ke dokter untuk di lakukan pemeriksaan lebih lanjut agar di ketahui penyebab demamnya, dan dokter akan memberikan antibiotic jika penyebab demamnya diakibatkan oleh bakteri.Segera berobat jika :

1. Anak tidak bisa minum atau tidak bisa menetek

2. Bertambah parah

3. Demam tidak kunjung turun walaupun sudah diberi obat penurun panas

DAFTAR PUSTAKA1. Crocetti M, Moghbelli N, Serwint J. Fever phobia revisited: Have parental misconceptions about fever changed in 20 years. Pediatric 2001(107); 1241-6.

2. Finkelstein JA, Christiansen CL, Platt R. Fever in Pediatric primary care:Occurrence, management and outcome. Pediatrics 2000(105);260-6

3. Plipat N. Hakim S, Ahrens WR. The febrile child. Dalam: Strange GR, Ahrens WR, Lelyveld S, Schafermeger RW, penyunting. Pediatric emergency medicine. Edisi ke-2. New York:McGraw-Hill.2002; 315-24.

4. Dieckmann RA, Brownstein D, Gausche-Hill M. Dalam: Pediatric education for prehospital professionals. American Acedemy of pediatric. Sudbury Massachusetts. Jones and Bartlett Publihers. 2000;98-113

5. Kayman H. Management of Fever: making evidence-based decisions. Clin Pediatr. Jun 2003 (42); 383

6. Peters MJ, Dobson S, Novelli V, Balfour J, Macnab A. Sepsis and fever. Dalam: Macnab AJ, Macrae DJ, Henning R, peny unting. Care of the critically ill child.Philadelphia:Churchill livingstone. 1999; 112-7.

7. Victor Nizet, Vinci RJ, Lovejoy FH. Fever in children. Pediatr Rev. 1994 (15); 127-34.

LAMPIRAN MEDIA PROMOSI KESEHATAN

LAMPIRAN KEGIATAN SAAT PENYULUHAN