Upload
others
View
24
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN PENYUSUNAN PDRB EKRAF PROVINSI BALI 2010-2016MENURUT LAPANGAN USAHA
Ukuran Buku: 17,6 x 25 cmJumlah Halaman: xiv + 146 halamanNaskah: Bidang Neraca Wilayah dan Analisis StatistikPenyunting/Editor: Bidang Neraca Wilayah dan Analisis StatistikGambar Kulit: Badan Ekonomi KreatifGambar: freepik.comDiterbitkan oleh: Badan Pusat Statistik Provinsi BaliDicetak oleh: Badan Pusat Statistik Provinsi Bali
Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau meng-gandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
iii
Ekonomi kreatif (ekraf ) sebagai konsep ekonomi baru yang mengandalkan ide kreatifitas, budaya, dan teknologi diyakini mampu menjadi sumber pertumbuhan baru bagi perekonomian nasional kedepan. Ekonomi kreatif menjadi
katalisator bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia ditengah perlambatan pertumbuhan ekonomi saat ini.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyambut baik disusunnya Buku Statistik Ekonomi Kreatif sebagai perwujudan hasil kerjasama antara BPS
dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf ) tahun 2017. Buku ini menyajikan data Statistik Ekonomi Kreatif yang merupakan
bagian dari Big Data ekonomi kreatif. Gambaran tentang potensi dan pengembangan bidang ekonomi kreatif ini
dituangkan dalam 7 (tujuh) jenis output yang meliputi: Profil Usaha/Perusahaan 16 Subsektor Ekraf Berdasarkan
Sensus Ekonomi 2016 (SE2016); Ekspor Ekonomi Kreatif 2010-2016; Klasifikasi Jabatan Ekraf dalam KBJI 2014; Laporan PDB Ekonomi Kreatif Tahun 2014-2016; Laporan Penyusunan PDRB Ekraf 5
Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha; Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif 2010-2016 dan Upah
Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif 2010-2016; serta Tabel Input Output Updating Ekonomi Kreatif 2014.Buku ini diharapkan memberikan fakta dan data sebagai
basis pengambilan keputusan dan monitoring perkembangan dan kebijakan di bidang ekonomi kreatif. Selain itu buku ini diwacanakan untuk memberikan perspektif terkini bagi para pelaku usaha ekraf maupun masyarakat luas tentang potensi ekraf di Indonesia sehingga dapat dimanfaatkan untuk berbagai penelitian dan pengembangan dunia usaha di bidang ekraf.Akhirnya ucapan syukur kehadirat Allah SWT dan terima kasih serta penghargaan kepada seluruh Tim BPS yang telah bekerjasama dan bekerja keras untuk menyelesaikan seluruh publikasi dari 7 (tujuh) kegiatan utama yang menjadi cakupan dalam kerjasama BPS-Bekraf.Semoga buku ini dapat memberi manfaat tidak hanya kepada Bekraf dan BPS saja, tetapi juga bagi para pelaku usaha ekraf dan pengguna data di Indonesia maupun dunia internasional.Semoga Allah SWT meridhai upaya penerbitan buku ini.
KATA PENGANTAR
Jakarta, Desember 2017Kepala Badan Pusat Statistik,
Dr. Suhariyanto
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
v
KATA PENGANTAR
Indonesia merupakan negara yang memiliki keberagaman karakteristik geografis, suku, dan budaya. Keberagaman tersebut tentu saja menghasilkan potensi ekonomi kreatif yang berbeda antar wilayah. Masyarakat yang tinggal di daerah
geografis berbatasan dengan pantai akan memiliki sumber daya alam dan budaya yang berbeda dengan masyarakat yang tinggal
di pegunungan. Hal ini menghasilkan potensi ekonomi kreatif yang berbeda pula. Karena itulah analisis potensi ekonomi kreatif
tidak bisa dilakukan secara umum atau secara nasional saja, tetapi perlu dilakukan analisis potensi untuk ukuran
wilayah yang lebih kecil, yaitu provinsi atau kabupaten/kota.Mengumpulkan data tiga puluh empat provinsi tentu memerlukan biaya yang tidak sedikit, apalagi hingga level kabupaten/kota. Atas dasar alasan tersebutlah, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf ) menggandeng Badan Pusat Statistik (BPS) untuk bekerja sama menyusun analisis potensi ekonomi kreatif secara spasial
dengan memanfaatkan data hasil Sensus Ekonomi 2016 (SE2016). Hasil analisis spasial ekonomi kreatif ini
diharapkan bisa membantu pengambil kebijakan untuk lebih fokus pada masing-masing wilayah sesuai dengan
potensi yang telah diidentifikasi.Buku Analisis Sensus Ekonomi 2016 mengulas potensi ekonomi kreatif di tiga puluh empat provinsi di Indonesia. Buku ini menyajikan sebaran usaha enam belas subsektor ekonomi kreatif dan juga karakteristik demografi dari pelaku usahanya. Selain itu, aspek keuangan, pemasaran, dan pendukung usaha juga disajikan dengan detail.Akhir kata, kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada BPS dan pihak-pihak yang terkait atas partisipasi-nya dalam penyusunan buku ini. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi pengembangan kebijakan dan memberikan pemahaman mengenai ekonomi kreatif ke seluruh masyarakat Indonesia.
Jakarta, Desember 2017Kepala Badan Ekonomi Kreatif,
Triawan Munaf
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
vii
PRAKATA
Buku ”Laporan Penyusunan PDRB Ekraf Provinsi Bali 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha” ini, berusaha menyajikan besarnya nilai tambah yang tercipta dari aktivitas ekonomi kreatif (ekraf ) di Bali serta
perkembangannya selama periode 2010-2016. Nilai tambah tersebut dianalisa dari sisi besaran, struktur, laju pertumbuhan serta sumber pertumbuhannya.
Dengan terbitnya buku ini, kiranya dapat menjadi salah satu dasar pengambilan kebijakan terkait
pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia maupun di Bali pada khususnya.
Semoga buku ini dapat memberikan manfaat untuk siapa saja yang membacanya. Akhir kata, apresiasi dan terima kasih untuk semua pihak
yang terlibat dalam penyusunan buku ini.
Denpasar, Desember 2017Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bali,
Ir. Adi Nugroho, MM.
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
viii
Naskah Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Provinsi Bali
Penanggung Jawab Umum Ir. Adi Nugroho, M.M.Penanggung Jawab Teknis Agus Gede Hendrayana Hermawan, SE, M. Si.Editor I Dewa Ayu Kadek Satrini, SE, M.M. Komang Bagus Pawastra, SE, MT.,MAPenulis Naskah Ni Nyoman Jegeg Puspadewi, SST, M.M.Desain/Layout Ni Made Wahyu Wijantari, SST, M.Si. Ketut Ksama Putra, SST
PENYUSUN
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
ix
iiiKATA PENGANTAR...................................................................................................
viiPRAKATA...................................................................................................................
ixDAFTAR ISI...............................................................................................................
xDAFTAR TABEL........................................................................................................
xiDAFTAR GAMBAR.....................................................................................................
xiiDAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................
1BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................
31.1 Latar Belakang...............................................................................................
51.2 Maksud dan Tujuan........................................................................................
61.3 Manfaat.........................................................................................................
7BAB II TAHAPAN KEGIATAN.................................................................................
92.1 Penyusunan Klasifikasi..................................................................................
112.2 Penyusunan Matriks Supply Industri Kreatif.................................................
142.3 Penyusunan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Ekonomi Kreatif.....
17BAB III METODOLOGI.............................................................................................
193.1 Metode Penyusunan Matriks Supply Ekonomi Kreatif Tahun 2010...............
503.2 Metode Penyusunan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Ekonomi
Kreatif Tahun 2011-2016..............................................................................
503.2.1 Konsep Dasar Penghitungan PDB.............................................................
553.2.2 Metode Estimasi PDRB Ekonomi Kreatif Tahun 2012-2016.....................
99BAB IV HASIL..........................................................................................................
1014.1 Kondisi Makro PDRB Provinsi Bali Tahun 2010-2016......................................
1034.2 Besaran PDRB Ekonomi Kreatif....................................................................
1084.3 Struktur Ekonomi Kreatif...............................................................................
1114.4 Pertumbuhan Ekonomi Kreatif......................................................................
1144.5 Sumber Pertumbuhan PDRB Ekonomi Kreatif.............................................
117LAMPIRAN................................................................................................................
DAFTAR ISI
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
x
DAFTAR TABEL
11Cakupan KBLI 2015 Subsektor Ekonomi Kreatif.......................................Tabel 2.1
103Ringkasan Indikator Makro PDRB Ekonomi Kreatif Tahun 2010-2016......Tabel 4.1
113Laju Pertumbuhan PDRB Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif Tahun 2010-2016 (%)....................................................................
Tabel 4.2
115Sumber Pertumbuhan PDRB Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif Tahun 2010-2016 ...........................................................
Tabel 4.3
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
xi
DAFTAR GAMBAR
12Ilustrasi Kerangka Kerja Supply and Use Table (SUT).........................Gambar 2.1
12Tahapan Penyusunan Matriks Supply Industri Kreatif tahun 2010......Gambar 2.2
13Dimensi Matriks Supply Industri Kreatif................................................Gambar 2.3
14Tahapan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif......................................Gambar 2.4
102
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Triliun Rupiah), PDRB Atas Dasar Harga Konstan (Triliun Rupiah), dan Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Bali (%) Tahun 2010-2016...........................................................................
Gambar 4.1
104PDRB Ekraf dan PDRB Non Ekraf Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-2016 (Triliun Rupiah)...................................................................
Gambar 4.2
105PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif Tahun 2016 (Triliun Rupiah).................................................................
Gambar 4.3
106PDRB Ekraf dan PDRB Non Ekraf Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010-2016 (Triliun Rupiah)...................................................................
Gambar 4.4
107PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif Tahun 2016 (Triliun Rupiah)...................................................................
Gambar 4.5
109Struktur Perekonomian Provinsi Bali Tahun 2010 (%)............................Gambar 4.6
109Struktur Perekonomian Provinsi Bali Tahun 2016 (%)............................Gambar 4.7
110Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Ekonomi Kreatif Tahun 2016 (%).............................................
Gambar 4.8
111Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Bali, PDRB Ekonomi Kreatif, dan PDRB Non Ekonomi Kreatif Tahun 2011-2016 (%)..............................
Gambar 4.9
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
xii
DAFTAR LAMPIRAN
119Klasifikasi Ekonomi Kreatif dan Cakupan Subsektor Ekonomi Kreatif Menurut KBLI 2015...............................................................................
Lampiran 1
128Definisi dan Cakupan Ekonomi Kreatif.................................................Lampiran 2
133Metode Estimasi Supply Ekonomi Kreatif Tahun 2010.........................Lampiran 3
140Tabel PDRB Ekonomi Kreatif Provinsi Bali Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-2016 (Miliar Rupiah).........................................................
Lampiran 4
141Tabel PDRB Ekonomi Kreatif Provinsi Bali Atas Dasar Harga Konstan 2010=100 Tahun 2010-2016 (Miliar Rupiah).........................................
Lampiran 5
142Tabel Distribusi PDRB Ekonomi Kreatif Provinsi Bali Tahun 2010-2016 Atas Dasar Harga Berlaku (%)..............................................................
Lampiran 6
143Tabel Distribusi PDRB Ekonomi Kreatif Terhadap Total PDRB Provinsi Bali Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-2016 (%)............................
Lampiran 7
144Tabel Laju Pertumbuhan PDRB Ekonomi Kreatif Provinsi Bali Atas Dasar Harga Konstan 2010=100 Tahun 2010-2016 (%)......................
Lampiran 8
145Tabel Laju Pertumbuhan PDRB Ekonomi Kreatif Provinsi Bali Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-2016 (%).......................................
Lampiran 9
146Tabel Laju Pertumbuhan Implisit PDRB Ekonomi Kreatif Provinsi Bali Tahun 2010-2016 (%)...........................................................................
Lampiran 10
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
3
1.1 LATAR BELAKANG
Ekonomi kreatif lahir sebagai konsep ekonomi
baru yang bertumpu pada ide, kreativitas, keterampilan,
serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan
dan lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan
mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu
tersebut. Perkembangan yang pesat terhadap globalisasi
dan konektivitas mengubah cara bertukar informasi,
berdagang, dan konsumsi dari produk-produk budaya
dan teknologi di berbagai tempat di dunia. Dunia menjadi
tempat yang sangat dinamis dan kompleks sehingga
kreativitas dan pengetahuan menjadi suatu aset yang tak
ternilai dalam kompetisi dan pengembangan ekonomi.
Ekonomi kreatif memberikan nilai lebih karena
menawarkan pembangunan yang berkelanjutan melalui
kreativitas. Pembangunan berkelanjutan adalah suatu
iklim perekonomian yang berdaya saing dan memiliki
cadangan sumber daya yang terbarukan. Dengan kata
lain, ekonomi kreatif adalah manifestasi dari semangat
bertahan hidup yang sangat penting bagi negara-negara
maju dan juga menawarkan peluang yang sama untuk
negara-negara berkembang. Pesan besar yang ditawarkan
ekonomi kreatif adalah pemanfaatan cadangan sumber
BAB IPENDAHULUAN
Ekonomi krEatif mEmbErikan
nilai lEbih karEna
mEnawarkan pEmbangunan
yang bErkElanjutan
mElalui krEativitas.
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
4
daya yang bukan hanya terbarukan, bahkan tak terbatas,
yaitu ide, talenta dan kreativitas. Konsep ini telah memicu
ketertarikan berbagai negara untuk melakukan kajian
seputar ekonomi kreatif dan menjadikan ekonomi kreatif
sebagai model utama pengembangan ekonomi.
Di Indonesia sendiri, kehadiran ekonomi kreatif
berpotensi dalam memberikan kontribusi ekonomi
yang signifikan, menciptakan iklim bisnis yang positif,
membangun citra dan identitas bangsa, meningkatkan
keunggulan kompetitif, dan memberikan dampak sosial
yang positif. Pada dasarnya, bangsa Indonesia memiliki
sumber daya yang kreatif. Bagi sebagian besar rakyat
Indonesia, menghasilkan suatu karya kreatif seolah telah
menjadi gaya hidup. Bahkan, beberapa diantaranya
sudah menghasilkan produk yang bersaing di pasar
global dan bersaing dengan produk negara lain, sehingga
berkesempatan untuk memperbesar pasar. Di tengah
kelesuan ekonomi dunia, Indonesia harus melakukan
terobosan dengan mengembangkan industri kreatif.
Industri kreatif ini mampu bertahan dari krisis karena
bertumpu pada inovasi dan kreativitas.
Untuk membangun kompetensi dengan
memanfaatkan potensi ekonomi kreatif yang sesuai bagi
bangsa Indonesia tentunya memerlukan strategi kebijakan
yang holistik dan tepat. Perencanaan program-program
dan evaluasi pemerintah dalam mencapai target yang telah
statistik yang bErkualitas mEnjaDi Dasar pEngEmbangan inDustri krEatif.
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
5
ditetapkan tidak dapat lepas dari dukungan ketersediaan
data dan informasi yang memotret perkembangan kondisi
industri kreatif terkini. Statistik yang berkualitas akan
berdampak pada pengambilan keputusan yang lebih
informatif serta perumusan kebijakan yang tepat untuk
mengembangkan industri kreatif di Indonesia.
1.2 MAKsUD DAN TUjUAN
Kegiatan Penyediaan dan Pengembangan
Data dan Informasi Statistik Bidang Ekonomi Kreatif
ditujukan untuk memberikan data dan informasi
mengenai perkembangan dan peranan industri kreatif di
Indonesia, sehingga dapat digunakan sebagai landasan
pengembangan industri kreatif di Indonesia dan evaluasi
kebijakan pengembangan industri kreatif.
Secara khusus, kegiatan ini dimaksudkan untuk
menyusun Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Ekonomi Kreatif tahun 2010 sampai dengan tahun 2016.
Selain itu, menyusun indikator-indikator turunan seperti
distribusi, pertumbuhan dan sumber pertumbuhan sub-
sektor ekonomi kreatif, yaitu:
a. PDRB Ekonomi Kreatif atas dasar harga berlaku tahun
2010-2016
b. PDRB Ekonomi Kreatif atas dasar harga konstan 2010
tahun 2010-2016
kEbijakan yang tEpat
Dapat mEmaCu kontribusi
inDustri krEatif.
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
6
c. Struktur distribusi PDRB Ekonomi Kreatif tahun 2010-
2016
d. Laju pertumbuhan subsektor Ekonomi Kreatif tahun
2010-2016
e. Sumber pertumbuhan subsektor Ekonomi Kreatif tahun
2010-2016
1.3 MANfAAT
Hasil kajian ini diharapkan dapat digunakan oleh
pemerintah, khususnya oleh Badan Ekonomi Kreatif dalam
menyusun dan mengevaluasi kebijakan di bidang ekonomi
kreatif, sehingga dapat memacu sektor industri kreatif
lebih berkontribusi dalam meningkatkan pertumbuhan
ekonomi Indonesia. Selain itu, hasil kajian ini diharapkan
dapat pula digunakan oleh para peneliti, penulis, pelajar,
pemerhati industri kreatif, atau para pelaku bisnis dalam
industri kreatif untuk lebih memahami perkembangan dari
masing-masing kelompok industri kreatif tersebut.
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
9
Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif dimulai
dengan kegiatan penyusunan klasifikasi dan selanjutnya
dilakukan penyusunan Matriks Supply Ekonomi Kreatif
tahun 2010. Dari Matriks Supply Ekonomi Kreatif dapat
diperoleh output yang kemudian dikalikan dengan nilai
rasio konsumsi antara untuk mendapatkan angka PDRB
Ekonomi Kreatif tahun 2010. Kegiatan berikutnya adalah
penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif tahun 2011-2016.
Tahapan kegiatan penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif
secara rinci akan diuraikan di bawah ini.
2.1 PENyUsUNAN KLAsIfIKAsI
Penyusunan klasifikasi kegiatan ekonomi kreatif
merupakan langkah awal dalam penyusunan PDRB
Ekonomi Kreatif. Besaran nilai PDRB Ekonomi Kreatif
sangat tergantung dari cakupan kegiatan ekonomi yang
terbentuk.
Berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) No.
72 tahun 2015, industri kreatif dikelompokkan kedalam
16 kelompok, yang selanjutnya disebut sebagai subsektor
ekonomi kreatif, yaitu:
BAB IITAHAPAN KEGIATAN
tErDapat 16 aktivitas
Ekonomi yang tErmasuk Dalam
subsEktor Ekonomi krEatif.
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
10
1. Arsitektur
2. Desain Interior
3. Desain Komunikasi Visual
4. Desain Produk
5. Film, Animasi, Video
6. Fotografi
7. Kriya
8. Kuliner
9. Musik
10. Fesyen
11. Aplikasi dan Game Developer
12. Penerbitan
13. Periklanan
14. Televisi dan Radio
15. Seni Pertunjukan
16. Seni Rupa
Selanjutnya, 16 subsektor tersebut dipetakan
secara rinci kedalam klasifikasi standar yang disebut
Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI). Saat
ini, Badan Pusat Statistik (BPS) telah menggunakan KBLI
terbaru, yaitu KBLI 2015. Rincian jumlah kelompok lima
digit KBLI dalam masing-masing subsektor ekonomi kreat-
if dapat dilihat pada tabel 2.1 rekapitulasi struktur KBLI
2015 subsektor ekonomi kreatif di bawah ini.
Ekonomi krEatif DipEtakan kE Dalam 223 aktivitas Ekonomi Dalam kbli.
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
11
TABEL 2.1 REKAPITULASI STRUKTUR KBLI 2015 SUBSEKTOR EKONOMI KREATIF
No. SubsektorJumlah KBLI 5 Digit
01 Arsitektur 2
02 Desain Interior 2
03 Desain Komunikasi Visual 2
04 Desain Produk 3
05 Film, Animasi, dan Video 9
06 Fotografi 7
07 Kriya 72
08 Kuliner 32
09 Musik 9
10 Fesyen 19
11 Aplikasi dan Game Developer 13
12 Penerbitan 17
13 Periklanan 5
14 Televisi dan Radio 5
15 Seni Pertunjukan 10
16 Seni Rupa 16
Jumlah 223
Sumber: Badan Pusat Statistik
Selanjutnya, rincian cakupan 223 kelompok lima
digit KBLI 2015 pada 16 subsektor ekonomi kreatif dapat
dilihat secara lengkap pada lampiran. Sedangkan konsep
dan definisi yang digunakan untuk masing-masing sub-
sektor ekonomi kreatif dapat dilihat pada lampiran dua.
2.2 PENyUsUNAN MATRIKs Supply INDUs-
TRI KREATIf
Tabel supply merupakan bagian dari Supply and
Use Table (SUT). Tabel supply memberikan gambaran
rinci atas penyediaan barang dan jasa yang diproduksi
di domestik dan yang didatangkan dari luar wilayah (im-
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
12
GAMBAR 2.2 TAHAPAN PENyUSUNAN MATRIKS SUPPLy INDUSTRI KREATIF TAHUN 2010
GAMBAR 2.1 ILUSTRASI KERANGKA KERJA Supply AND USE TABLE (SUT)
por). Sementara, matriks supply regional memberikan
gambaran rinci atas penyediaan barang dan jasa yang
diproduksi di wilayah domestik regional, tanpa impor
barang dan jasa.
Penyusunan Matriks Supply Ekonomi Kreatif
tahun 2010 ditujukan untuk memperoleh PDRB tahun
dasar, yaitu PDRB tahun 2010, dan sekaligus sebagai
benchmark PDRB Ekonomi Kreatif untuk tahun-tahun
berikutnya. Dengan terbentuknya Matriks Supply Ekonomi
Kreatif tahun 2010, maka PDRB Ekonomi Kreatif yang
dihasilkan telah cukup valid.
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
13
Saat ini, Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) yang dihasilkan oleh BPS memiliki tahun dasar
2010 (2010=100) atau biasa disebut sebagai PDRB
seri 2010. PDRB seri 2010 tersebut diturunkan dari
Matriks Supply 2010. Dengan demikian, agar konsisten
dengan PDRB maka PDRB industri kreatif juga harus
disusun menggunakan tahun dasar yang sama, sehingga
diperlukan penyusunan Matriks Supply 2010 berbasis
industri kreatif. Tahapan penyusunan Matriks Supply
industri kreatif adalah sebagai berikut:
Saat ini, dimensi Matriks Supply Provinsi terdiri
atas 54 industri (kolom) dan 65 produk (baris). Untuk
membentuk Matriks Supply industri kreatif maka muatan
kreatif dalam 54 industri tersebut ditarik dan dipindahkan
kedalam 16 subsektor industri kreatif. Penentuan muatan
kreatif dalam suatu industri adalah berdasarkan KBLI 2015
ekonomi kreatif yang telah disusun. Dengan demikian,
pEnyusunan pDrb Ekonomi krEatif sEsuai
DEngan stanDar pEnyusunan
nEraCa nasional (sna 2008) Dan bErbasis kbli
2015
GAMBAR 2.3 DIMENSI MATRIKS Supply INDUSTRI KREATIF
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
14
dimensi Matriks Supply industri kreatif menjadi 70 industri
(16 industri ekraf dan 54 industri non-ekraf) dikali 65
produk.
2.3 PENyUsUNAN PRoDUK DoMEsTIK
REGIoNAL BRUTo (PDRB) INDUsTRI
KREATIf
PDRB adalah jumlah nilai tambah dari seluruh
aktivitas ekonomi yang tercipta akibat adanya proses
produksi pada suatu periode tertentu dari suatu wilayah.
Penyusunan PDRB ekonomi kreatif sesuai dengan standar
penyusunan neraca nasional (SNA 2008) dan berbasis
KBLI 2015. Tahapan penyusunan PDRB ekonomi kreatif
seperti gambar 2.4.
PDRB ekonomi kreatif tahun 2010 diturunkan
dari hasil Matriks Supply industri kreatif tahun 2010.
Level PDRB ekonomi kreatif tahun 2010 ini menjadi
basis penyusunan PDRB ekonomi kreatif untuk tahun-
tahun berikutnya. Dalam istilah neraca nasional, tahun
2010 ini disebut sebagai tahun dasar (base period), biasa
dituliskan sebagai 2010=100. Setelah PDRB ekonomi
kreatif tahun 2010 diperoleh, langkah selanjutnya adalah
melakukan estimasi untuk memperoleh PDRB ekonomi
GAMBAR 2.4 TAHAPAN PENyUSUNAN PDRB EKONOMI KREATIF
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
15
dimensi Matriks Supply industri kreatif menjadi 70 industri
(16 industri ekraf dan 54 industri non-ekraf) dikali 65
produk.
2.3 PENyUsUNAN PRoDUK DoMEsTIK
REGIoNAL BRUTo (PDRB) INDUsTRI
KREATIf
PDRB adalah jumlah nilai tambah dari seluruh
aktivitas ekonomi yang tercipta akibat adanya proses
produksi pada suatu periode tertentu dari suatu wilayah.
Penyusunan PDRB ekonomi kreatif sesuai dengan standar
penyusunan neraca nasional (SNA 2008) dan berbasis
KBLI 2015. Tahapan penyusunan PDRB ekonomi kreatif
seperti gambar 2.4.
PDRB ekonomi kreatif tahun 2010 diturunkan
dari hasil Matriks Supply industri kreatif tahun 2010.
Level PDRB ekonomi kreatif tahun 2010 ini menjadi
basis penyusunan PDRB ekonomi kreatif untuk tahun-
tahun berikutnya. Dalam istilah neraca nasional, tahun
2010 ini disebut sebagai tahun dasar (base period), biasa
dituliskan sebagai 2010=100. Setelah PDRB ekonomi
kreatif tahun 2010 diperoleh, langkah selanjutnya adalah
melakukan estimasi untuk memperoleh PDRB ekonomi
GAMBAR 2.4 TAHAPAN PENyUSUNAN PDRB EKONOMI KREATIF kreatif tahun 2011-2016. PDRB untuk periode ini diperoleh
dengan menggunakan berbagai indikator dari hasil Survei
Khusus Ekonomi Kreatif (SKEK), hasil Survei Khusus
Neraca Produksi - Ekonomi Kreatif (SKNP - EK), dan
data sekunder lainnya yang tersedia. Dengan demikian,
diperoleh series PDRB ekonomi kreatif tahun 2010-2016.
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
19
3.1 METoDE EsTIMAsI Supply INDUsTRI
KREATIf TAHUN 2010
Secara umum, metode yang digunakan untuk
estimasi output (supply) dari masing-masing industri
menggunakan pendekatan produksi. Estimasi supply
dilakukan per kategori dalam tiap-tiap subsektor ekonomi
kreatif. Berikut adalah metode estimasi output (supply)
dengan berbagai indikator yang digunakan dari masing-
masing subsektor ekonomi kreatif.
a. Subsektor Arsitektur
Industri: Jasa Perusahaan
Estimasi output menggunakan pendekatan produksi
didasarkan pada hasil Sensus Ekonomi (SE) 2006.
Dari hasil SE tersebut diperoleh level output tahun
2006 menurut lima digit KBLI 2005. Level output yang
diperoleh kemudian digunakan sebagai dasar untuk
melakukan estimasi output tahun 2010 menurut lima
digit KBLI 2005. Selanjutnya, dilakukan proses bridging
untuk memperoleh output industri kreatif tahun 2010
menurut KBLI 2015. Struktur supply dibentuk dengan
menggunakan hasil Matriks Supply Provinsi Bali
BAB IIIMEToDoLoGI
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
20
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Bali
2. Matriks Supply Provinsi Bali, BPS Provinsi Bali
b. Subsektor Desain Interior
Industri: Jasa Perusahaan
Estimasi output menggunakan pendekatan produksi
didasarkan pada hasil Sensus Ekonomi 2006. Dari
hasil Sensus Ekonomi tersebut diperoleh level output
tahun 2006 menurut lima digit KBLI 2005. Level output
yang diperoleh kemudian digunakan sebagai dasar
untuk melakukan estimasi output tahun 2010 menurut
lima digit KBLI 2005. Selanjutnya, dilakukan proses
bridging untuk memperoleh output industri kreatif tahun
2010 menurut KBLI 2015. Struktur supply dibentuk
dengan menggunakan hasil Matrik Supply Provinsi Bali
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Bali
2. Matriks Supply Provinsi Bali, BPS Provinsi Bali
Industri: Jasa Pendidikan
Output diperoleh dari hasil perkalian antara indikator
produksi dan indikator harga. Indikator produksi yang
digunakan adalah jumlah peserta kursus, sedangkan
indikator harga yang digunakan adalah output per
peserta kursus. Data jumlah peserta kursus diperoleh
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
21
dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga
(Disdikpora) Provinsi Bali, sedangkan data output per
peserta kursus menggunakan struktur PDB. Struktur
supply dibentuk dengan menggunakan hasil Matrik
Supply Provinsi Bali.
Sumber data:
1. Matriks Supply Provinsi Bali, BPS Provinsi Bali
2. Data Kursus Disdikpora Provinsi Bali
c. Subsektor Desain Komunikasi Visual
Industri: Jasa Perusahaan
Estimasi output menggunakan pendekatan produksi
didasarkan pada hasil Sensus Ekonomi 2006. Dari
hasil Sensus Ekonomi tersebut diperoleh level output
tahun 2006 menurut lima digit KBLI 2005. Level output
yang diperoleh kemudian digunakan sebagai dasar
untuk melakukan estimasi output tahun 2010 menurut
lima digit KBLI 2005. Selanjutnya, dilakukan proses
bridging untuk memperoleh output industri kreatif tahun
2010 menurut KBLI 2015. Struktur supply dibentuk
dengan menggunakan hasil Matrik Supply Provinsi Bali
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Bali
2. Matriks Supply Provinsi Bali, BPS Provinsi Bali
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
22
Industri: Jasa Pendidikan
Output diperoleh dari hasil perkalian antara indikator
produksi dan indikator harga. Indikator produksi yang
digunakan adalah jumlah peserta kursus, sedangkan
indikator harga yang digunakan adalah output per
peserta kursus. Data jumlah peserta kursus diperoleh
dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga
(Disdikpora) Provinsi Bali, sedangkan data output per
peserta kursus menggunakan struktur PDB. Struktur
supply dibentuk dengan menggunakan hasil Matrik
Supply Provinsi Bali.
Sumber data:
1. Matriks Supply Provinsi Bali, BPS Provinsi Bali
2. Data Kursus Disdikpora Provinsi Bali
d. Subsektor Desain Produk
Industri: Jasa Perusahaan
Estimasi output menggunakan pendekatan produksi
didasarkan pada hasil Sensus Ekonomi 2006. Dari hasil
Sensus Ekonomi tersebut diperoleh level output tahun
2006 menurut lima digit KBLI 2005. Level output yang
diperoleh kemudian digunakan sebagai dasar untuk
melakukan estimasi output tahun 2010 menurut lima
digit KBLI 2005. Selanjutnya, dilakukan proses bridging
untuk memperoleh output industri kreatif tahun 2010
menurut KBLI 2015. Struktur supply dibentuk dengan
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
23
menggunakan hasil Matrik Supply Provinsi Bali.
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Bali
2. Matriks Supply Provinsi Bali, BPS Provinsi Bali
Industri: Jasa Pendidikan
Output diperoleh dari hasil perkalian antara indikator
produksi dan indikator harga. Indikator produksi yang
digunakan adalah jumlah peserta kursus, sedangkan
indikator harga yang digunakan adalah output per
peserta kursus. Data jumlah peserta kursus diperoleh
dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga
(Disdikpora) Provinsi Bali, sedangkan data output per
peserta kursus menggunakan struktur PDB. Struktur
supply dibentuk dengan menggunakan hasil Matrik
Supply Provinsi Bali.
Sumber data:
1. Matriks Supply Provinsi Bali, BPS Provinsi Bali
2. Data Kursus Disdikpora Provinsi Bali
e. Subsektor Film, Animasi, dan Video
Industri: Industri Pengolahan
Tahap pertama dalam penyusunan Matriks Supply
Ekonomi Kreatif Kategori Industri Pengolahan adalah
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
24
mengidentifikasi kode lima digit KBLI ke dalam setiap
klasifikasi Matriks Supply. Tahap berikutnya adalah
mendisagregasikan setiap produk Matriks Supply baik
output maupun Nilai Tambah Bruto ke dalam lima digit
KBLI dengan menggunakan data Industri Besar dan
Sedang (IBS) dan Industri Mikro dan Kecil (IMK) tahun
2010. Disagregasi dilakukan untuk semua produk
baik produk utama maupun produk sekunder. Setelah
didapatkan output menurut lima digit KBLI, dilakukan
agregasi menurut produk dan industri untuk klasifikasi
sektor ekonomi kreatif dan non ekonomi kreatif.
Sumber data:
1. Matriks Supply Provinsi Bali, BPS Provinsi Bali
2. Statistik Industri Besar dan Sedang (IBS) Tahunan,
BPS Provinsi Bali
3. Statistik Industri Mikro dan Kecil (IMK) Tahunan,
BPS Provinsi Bali
Industri: Informasi dan Komunikasi
Estimasi output menggunakan pendekatan produksi
didasarkan pada hasil Sensus Ekonomi 2006. Dari hasil
Sensus Ekonomi tersebut diperoleh level output tahun
2006 menurut lima digit KBLI 2005. Level output yang
diperoleh kemudian digunakan sebagai dasar untuk
melakukan estimasi output tahun 2010 menurut lima
digit KBLI 2005. Selanjutnya, dilakukan proses bridging
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
25
untuk memperoleh output industri kreatif tahun 2010
menurut KBLI 2015. Struktur supply dibentuk dengan
menggunakan hasil Matrik Supply Provinsi Bali.
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Bali
2. Matriks Supply Provinsi Bali, BPS Provinsi Bali
f. Subsektor Fotografi
Industri: Jasa Perusahaan
Estimasi output menggunakan pendekatan produksi
didasarkan pada hasil Sensus Ekonomi 2006. Dari
hasil Sensus Ekonomi tersebut diperoleh level output
tahun 2006 menurut lima digit KBLI 2005. Level output
yang diperoleh kemudian digunakan sebagai dasar
untuk melakukan estimasi output tahun 2010 menurut
lima digit KBLI 2005. Selanjutnya, dilakukan proses
bridging untuk memperoleh output industri kreatif tahun
2010 menurut KBLI 2015. Struktur supply dibentuk
dengan menggunakan hasil Matrik Supply Provinsi Bali
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Bali
2. Matriks Supply Provinsi Bali, BPS Provinsi Bali
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
26
Industri: Jasa Pendidikan
Output diperoleh dari hasil perkalian antara indikator
produksi dan indikator harga. Indikator produksi yang
digunakan adalah jumlah peserta kursus, sedangkan
indikator harga yang digunakan adalah output per
peserta kursus. Data jumlah peserta kursus diperoleh
dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga
(Disdikpora) Provinsi Bali, sedangkan data output per
peserta kursus menggunakan struktur PDB. Struktur
supply dibentuk dengan menggunakan hasil Matrik
Supply Provinsi Bali.
Sumber data:
1. Matriks Supply Provinsi Bali, BPS Provinsi Bali
2. Data Kursus Disdikpora Provinsi Bali
g. Subsektor Kriya
Industri: Industri Pengolahan
Tahap pertama dalam penyusunan Matriks Supply
Ekonomi Kreatif khususnya kategori Industri Pengolahan
adalah mengidentifikasi kode lima digit KBLI kedalam
setiap klasifikasi Matriks Supply baik menurut produk
maupun industri. Tahap selanjutnya adalah disagregasi
setiap produk Matriks Supply baik output maupun NTB
ke dalam lima digit KBLI menggunakan data IBS dan
IMK tahun 2010. Disagregasi dilakukan untuk semua
produk baik produk utama maupun produk sekunder.
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
27
Setelah memperoleh output menurut lima digit KBLI,
kemudian dilakukan agregasi menurut produk dan
industri untuk klasifikasi sektor ekonomi kreatif dan
sektor non ekonomi kreatif
Sumber data:
1. Matriks Supply Provinsi Bali, BPS Provinsi Bali
2. Statistik Industri Besar dan Sedang (IBS) Tahunan,
BPS Provinsi Bali
3. Statistik Industri Mikro dan Kecil (IMK) Tahunan,
BPS Provinsi Bali
Industri: Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor
Industri perdagangan besar bukan mobil dan sepeda
motor dalam Matriks Supply meliputi kegiatan ekonomi
penjualan kembali (tanpa perubahan teknis) baik ba-
rang baru maupun barang bekas kepada pengecer, in-
dustri, komersial, institusi atau pengguna profesional,
atau kepada pedagang besar lainnya, atau yang ber-
tindak sebagai agen atau broker dalam pembelian atau
penjualan barang, baik perorangan maupun perusa-
haan. Perdagangan di subsektor kriya dibatasi hanya
untuk perdagangan produk industri pengolahan di sub-
sektor kriya yang berasal dari produksi dalam negeri
atau domestik saja.
Output perdagangan adalah marjin perdagangan, yaitu
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
28
nilai jual dikurangi nilai beli barang yang diperdagang-
kan setelah dikurangi dengan biaya angkutan yang
dikeluarkan oleh pedagang. Konsumsi antaranya ada-
lah seluruh biaya yang digunakan untuk kepentingan
usaha perdagangan, seperti perlengkapan tulis menu-
lis, bahan pengepak dan pembungkus, rekening listrik
dan telepon, serta biaya iklan.
Industri perdagangan eceran bukan mobil dan sepeda
motor dalam Matriks Supply meliputi penjualan kem-
bali (tanpa perubahan teknis), baik barang baru mau-
pun bekas, utamanya kepada masyarakat umum un-
tuk konsumsi atau penggunaan perorangan maupun
rumah tangga, melalui toko, department store, kios,
mail-order houses, penjual dari pintu ke pintu, peda-
gang keliling, koperasi konsumsi, rumah pelelangan,
dan lain-lain. Pada umumnya, pedagang pengecer
memperoleh hak atas barang-barang yang dijualnya,
tetapi beberapa pedagang pengecer ada yang bertin-
dak sebagai agen dan menjual atas dasar konsinyasi
atau komisi. Perdagangan di subsektor kriya dibatasi
hanya untuk perdagangan produk industri pengolahan
di subsektor kriya yang berasal dari produksi dalam
negeri atau domestik saja.
Penghitungan output untuk kegiatan perdagangan
menggunakan pendekatan tidak langsung/commodity
flow, yaitu dengan menghitung besarnya marjin per-
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
29
dagangan barang-barang subsektor kriya yang diper-
dagangkan. Dalam pendekatan ini dibutuhkan rasio
marjin perdagangan besar dan eceran. Marjin perda-
gangan diperoleh dari perkalian antara output industri
pengolahannya dengan rasio marjin perdagangan be-
sar dan eceran untuk masing-masing produk. Output
yang didapat dari perkalian tersebut merupakan output
utama. Sedangkan untuk output sekundernya dihitung
menggunakan rasio terhadap output utamanya. Rasio
ini diperoleh dari survei khusus. Rasio marjin perdagan-
gan yang digunakan mengikuti rasio di tingkat nasional.
Sumber data:
1. Data Output Sektor Barang, BPS Provinsi Bali
2. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Bali
h. Subsektor Kuliner
Industri: Industri Pengolahan
Tahap pertama dalam penyusunan Matriks Supply
Ekonomi Kreatif khususnya kategori Industri Pengolahan
adalah mengidentifikasi kode lima digit KBLI ke dalam
setiap klasifikasi Matriks Supply baik menurut produk
maupun industri. Tahap selanjutnya adalah disagregasi
setiap produk Matriks Supply baik output maupun NTB
ke dalam lima digit KBLI menggunakan data IBS dan
IMK tahun 2010. Disagregasi dilakukan untuk semua
produk baik produk utama maupun produk sekunder.
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
30
Setelah memperoleh output menurut lima digit KBLI,
kemudian dilakukan agregasi menurut produk dan
industri untuk klasifikasi sektor ekonomi kreatif dan
sektor non ekonomi kreatif
Sumber data:
1. Matriks Supply Provinsi Bali Tahun 2010, BPS
Provinsi Bali
2. Statistik Industri Besar dan Sedang (IBS) Tahunan,
BPS Provinsi Bali
3. Statistik Industri Mikro dan Kecil (IMK) Tahunan,
BPS Provinsi Bali
Industri: Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor
Industri perdagangan di subsektor Kuliner dibatasi ha-
nya untuk perdagangan barang-barang domestik yang
merupakan produk dari industri pengolahan di subsek-
tor Kuliner.
Penghitungan output untuk kegiatan perdagangan
menggunakan pendekatan tidak langsung/commodity
flow yaitu dengan menghitung besarnya marjin
perdagangan barang-barang subsektor kuliner yang
diperdagangkan. Dalam pendekatan ini dibutuhkan
rasio marjin perdagangan besar dan eceran. Marjin per-
dagangan diperoleh dari perkalian antara output indus-
tri pengolahannya dengan rasio marjin perdagangan
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
31
besar dan eceran untuk masing-masing produk. Output
yang didapat dari perkalian tersebut merupakan output
utama. Sedangkan untuk output sekundernya dihitung
menggunakan rasio terhadap output utamanya.
Rasio ini diperoleh dari survei khusus. Rasio marjin
perdagangan yang digunakan mengikuti rasio di tingkat
nasional.
Sumber data:
1. Data Output Sektor Barang, BPS Provinsi Bali
2. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Bali
Industri: Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan
Makan Minum
Semua kegiatan yang masuk dalam kategori penye-
diaan makan minum merupakan cakupan dalam
subsektor kuliner. Total output produk jasa penye-
diaan makan minum merupakan perkalian konsum-
si makanan jadi per kapita dengan jumlah penduduk
pertengahan tahun. Data konsumsi yang diperoleh dari
Survei Sosial dan Ekonomi Nasional (SUSENAS) mer-
upakan konsumsi seluruh anggota rumahtangga, baik
di dalam negeri maupun di luar negeri (misalnya turis
Indonesia membeli makanan di restoran di luar negeri),
dengan kata lain output yang dihasilkan merupakan to-
tal Supply produk jasa penyediaan makan minum yang
dihasilkan oleh seluruh industri, termasuk yang berasal
dari impor.
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
32
Untuk mendapatkan total output domestik produk jasa
penyediaan makan minum SUSENAS maka konsumsi
penduduk tersebut dikurangi dengan impor produk jasa
penyediaan makan minum lalu ditambah dengan ek-
spor produk jasa penyediaan makan minum.
Persamaan formulanya bisa disederhanakan, sebagai
berikut:
Total Supply = Total Use
Output Domestik + Impor
= Total Konsumsi (konsumsi antara dan konsumsi akhir) + Ekspor
Output Domestik = Total Konsumsi + Eks-por – Impor
Selain itu, konsumsi rumahtangga yang didata di
SUSENAS, bisa dilakukan di penyediaan makan mi-
num baik di restoran yang ada di kereta api, di ang-
kutan udara, maupun di hotel. Ini merupakan produk
sekunder dari industri kereta api, angkutan udara, in-
dustri penyediaan akomodasi, dan industri lainnya.
Jadi, untuk menghitung output jasa penyediaan makan
minum yang khusus dihasilkan oleh industri penye-
diaan makan minum, maka harus dikurangi output jasa
penyediaan makan minum yang dihasilkan oleh indus-
tri-industri lain tersebut.
Sumber data:
1. Survei Sosial dan Ekonomi Nasional (SUSENAS),
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
33
BPS Provinsi Bali
2. Publikasi Proyeksi Penduduk 2010-2035, BPS
Provinsi Bali
3. Passenger Exit Survey (Publikasi Statistik
Kunjungan Wisatawan Mancanegara, BPS Provinsi
Bali
i. Subsektor Musik
Industri: Industri Pengolahan
Tahap pertama dalam penyusunan Matriks Supply
Ekonomi Kreatif khususnya kategori Industri Pengolahan
adalah mengidentifikasi kode lima digit KBLI ke dalam
setiap klasifikasi Matriks Supply baik menurut produk
maupun industri. Tahap selanjutnya adalah disagregasi
setiap produk Matriks Supply baik output maupun NTB
ke dalam lima digit KBLI menggunakan data IBS dan
IMK tahun 2010. Disagregasi dilakukan untuk semua
produk baik produk utama maupun produk sekunder.
Setelah memperoleh output menurut lima digit KBLI,
kemudian dilakukan agregasi menurut produk dan
industri untuk klasifikasi sektor ekonomi kreatif dan
sektor non ekonomi kreatif
Sumber data:
1. Matriks Supply Provinsi Bali Tahun 2010, BPS
Provinsi Bali
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
34
2. Statistik Industri Besar dan Sedang (IBS) Tahunan,
BPS Provinsi Bali
Industri: Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor
Industri perdagangan di subsektor musik dibatasi han-
ya untuk perdagangan barang-barang domestik yang
merupakan produk barang di subsektor musik.
Penghitungan output untuk kegiatan perdagangan
menggunakan pendekatan tidak langsung/commodity
flow yaitu dengan menghitung besarnya marjin
perdagangan barang-barang subsektor musik yang
diperdagangkan. Dalam pendekatan ini dibutuhkan
rasio marjin perdagangan besar dan eceran. Marjin per-
dagangan diperoleh dari perkalian antara output indus-
tri pengolahannya dengan rasio marjin perdagangan
besar dan eceran untuk masing-masing produk. Output
yang didapat dari perkalian tersebut merupakan output
utama. Sedangkan untuk output sekundernya dihitung
menggunakan rasio terhadap output utamanya.
Rasio ini diperoleh dari survei khusus. Rasio marjin
perdagangan yang digunakan mengikuti rasio di tingkat
nasional.
Sumber data:
1. Data Output Sektor Barang, BPS Provinsi Bali
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
35
2. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Bali
3. Matriks Supply Provinsi Bali Tahun 2010, BPS
Provinsi Bali
Industri: Informasi dan Komunikasi
Dengan menggunakan data Sensus Ekonomi 2006,
data supply industri produksi gambar bergerak, video
dan program televisi, perekaman suara dan penerbitan
musik diproporsikan untuk memperoleh output subsek-
tor musik. Untuk struktur supply, menggunakan struk-
tur data produksi Industri Besar dan Sedang dan data
Sensus Ekonomi 2006.
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Bali
2. Matriks Supply 2010, BPS Provinsi Bali
Industri: Jasa Perusahaan
Estimasi output didasarkan pada hasil Sensus Ekonomi
2006. Dari hasil Sensus Ekonomi 2006 diperoleh level
output tahun 2006 menurut lima digit KBLI 2005. Level
output yang telah diperoleh digunakan sebagai dasar
untuk melakukan estimasi output tahun 2010 menurut
lima digit KBLI 2005. Selanjutnya, dilakukan proses
bridging untuk memperoleh output industri kreatif ta-
hun 2010 menurut KBLI 2015. Struktur supply dibentuk
dengan menggunakan hasil Matriks Supply.
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
36
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Bali
2. Matriks Supply Provinsi Tahun 2010, BPS Provinsi
Bali
Industri: Pendidikan
Output diperoleh dari hasil perkalian antara indikator
produksi dan indikator harga. Indikator produksi yang
digunakan adalah jumlah peserta kursus, sedangkan
indikator harga yang digunakan adalah output per
peserta kursus. Data jumlah peserta kursus diperoleh
dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga
(Disdikpora) Provinsi Bali, sedangkan data output per
peserta kursus menggunakan struktur PDB. Struktur
supply dibentuk dengan menggunakan hasil Matrik
Supply Provinsi Bali.
Sumber data:
1. Matriks Supply Provinsi Bali Tahun 2010, BPS
Provinsi Bali
2. Data Kursus Disdikpora Provinsi Bali
Industri: Jasa Lainnya
Output dihitung menggunakan pendekatan produksi,
yaitu dengan mengalikan antara Indikator Produksi (IP)
dan Indikator Harga (IH). Indikator harga untuk tahun
2010 diperoleh dengan meng-inflate indikator harga
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
37
tahun 2006 ke tahun 2010 menggunakan pertumbuhan
IHK secara berantai.
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Bali
2. Statistik Indeks Harga Konsumen. BPS Provinsi Bali
j. Subsektor Fesyen
Industri: Industri Pengolahan
Tahap pertama dalam penyusunan Matriks Supply
Ekonomi Kreatif khususnya kategori Industri Pengolahan
adalah mengidentifikasi kode lima digit KBLI kedalam
setiap klasifikasi Matriks Supply baik menurut produk
maupun industri. Tahap selanjutnya adalah disagregasi
setiap produk Matriks Supply baik output maupun NTB
ke dalam lima digit KBLI menggunakan data IBS dan
IMK tahun 2010. Disagregasi dilakukan untuk semua
produk baik produk utama maupun produk sekunder.
Setelah memperoleh output menurut lima digit KBLI,
kemudian dilakukan agregasi menurut produk dan
industri untuk klasifikasi sektor ekonomi kreatif dan
sektor non ekonomi kreatif
Sumber data:
1. Matriks Supply Provinsi Bali Tahun 2010, BPS
Provinsi Bali
2. Statistik Industri Besar dan Sedang (IBS) Tahunan,
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
38
BPS Provinsi Bali
3. Statistik Industri Mikro dan Kecil (IMK) Tahunan,
BPS Provinsi Bali
Industri: Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor
Industri perdagangan di subsektor Fesyen dibatasi ha-
nya untuk perdagangan barang-barang domestik yang
merupakan produk dari industri pengolahan di subsek-
tor Fesyen.
Penghitungan output untuk kegiatan perdagangan
menggunakan pendekatan tidak langsung/commodity
flow yaitu dengan menghitung besarnya marjin
perdagangan barang-barang subsektor fesyen yang
diperdagangkan. Dalam pendekatan ini dibutuhkan
rasio marjin perdagangan besar dan eceran. Marjin per-
dagangan diperoleh dari perkalian antara output indus-
tri pengolahannya dengan rasio marjin perdagangan
besar dan eceran untuk masing-masing produk. Output
yang didapat dari perkalian tersebut merupakan output
utama. Sedangkan untuk output sekundernya dihitung
menggunakan rasio terhadap output utamanya.
Rasio ini diperoleh dari survei khusus. Rasio marjin
perdagangan yang digunakan mengikuti rasio di tingkat
nasional.
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
39
Sumber data:
1. Data Output Sektor Barang, BPS Provinsi Bali
2. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Bali
3. Matriks Supply Provinsi Bali Tahun 2010, BPS
Provinsi Bali
Industri: Pendidikan
Output diperoleh sebagai hasil perkalian antara ind-
ikator produksi dan indikator harga. Indikator produk-
si yang digunakan adalah jumlah peserta kursus, se-
dangkan indikator harga yang digunakan adalah output
per peserta kursus data jumlah peserta kursus diper-
oleh dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga
(Disdikpora) Provinsi Bali, sedangkan data output per
peserta kursus menggunakan struktur PDB. Struktur
supply dibentuk dengan menggunakan hasil Matrik
Supply Provinsi Bali.
Sumber data:
1. Matriks Supply Provinsi Bali Tahun 2010, BPS
Provinsi Bali
2. Data Kursus Disdikpora Provinsi Bali
k. Subsektor Aplikasi dan Game Developer
Industri: Informasi dan Komunikasi
Subsektor aplikasi dan game developer menggunakan
data Sensus Ekonomi 2006 dan indikator PDRB seri
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
40
2000 sehingga diperoleh estimasi Supply tahun 2010.
Untuk struktur Supply, diperoleh dari struktur pendapa-
tan laporan keuangan perusahaan go public dan data
Sensus Ekonomi 2006.
Estimasi Supply subsektor aplikasi dan game develop-
er di industri penerbitan diperoleh dari proporsi output
industri penerbitan dengan menggunakan data sensus
ekonomi 2006. Untuk struktur Supply menggunakan
struktur data produksi Industri Besar dan Sedang dan
data Sensus Ekonomi 2006.
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Bali
2. Matriks Supply Provinsi Bali Tahun 2010, BPS
Provinsi Bali
Industri: Jasa Perusahaan
Estimasi output didasarkan pada hasil Sensus Ekonomi
2006. Dari hasil Sensus Ekonomi 2006 diperoleh level
output tahun 2006 menurut lima digit KBLI 2005. Level
output yang telah diperoleh digunakan sebagai dasar
untuk melakukan estimasi output tahun 2010 menurut
lima digit KBLI 2005. Selanjutnya, dilakukan proses
bridging untuk memperoleh output industri kreatif ta-
hun 2010 menurut KBLI 2015. Struktur Supply dibentuk
dengan menggunakan hasil Matriks Supply.
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
41
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Bali
2. Matriks Supply Provinsi Bali Tahun 2010, BPS
Provinsi Bali
Industri: Jasa Lainnya
Output dihitung menggunakan pendekatan produksi,
yaitu dengan mengalikan antara Indikator Produksi (IP)
dan Indikator Harga (IH). Indikator harga untuk tahun
2010 diperoleh dengan meng-inflate indikator harga
tahun 2006 ke tahun 2010 menggunakan pertumbuhan
IHK secara berantai.
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Bali
2. Statistik Indeks Harga Konsumen, BPS Provinsi Bali
l. Subsektor Penerbitan
Industri: Industri Pengolahan
Tahap pertama dalam penyusunan Matriks Supply
Ekonomi Kreatif khususnya kategori Industri Pengolahan
adalah mengidentifikasi kode lima digit KBLI ke dalam
setiap klasifikasi Matriks Supply baik menurut produk
maupun industri. Tahap selanjutnya adalah disagregasi
setiap produk Matriks Supply baik output maupun NTB
ke dalam lima digit KBLI menggunakan data IBS dan
IMK Tahun 2010. Disagregasi dilakukan untuk semua
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
42
produk baik produk utama maupun produk sekunder.
Setelah memperoleh output menurut lima digit KBLI,
kemudian dilakukan agregasi menurut produk dan
industri untuk klasifikasi sektor ekonomi kreatif dan
sektor non ekonomi kreatif.
Sumber data:
1. Matriks Supply Provinsi Bali Tahun 2010, BPS
Provinsi Bali
2. Statistik Industri Besar dan Sedang (IBS) Tahunan,
BPS Provinsi Bali
3. Statistik Industri Mikro dan Kecil (IMK) Tahunan,
BPS Provinsi Bali
Industri: Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor
Industri perdagangan di subsektor Penerbitan
dibatasi hanya untuk perdagangan barang-barang
domestik yang merupakan produk barang di subsektor
Penerbitan.
Penghitungan output untuk kegiatan perdagangan
menggunakan pendekatan tidak langsung/commodity
flow yaitu dengan menghitung besarnya marjin
perdagangan barang-barang subsektor penerbitan yang
diperdagangkan. Dalam pendekatan ini dibutuhkan
rasio marjin perdagangan besar dan eceran. Marjin per-
dagangan diperoleh dari perkalian antara output indus-
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
43
tri pengolahannya dengan rasio marjin perdagangan
besar dan eceran untuk masing-masing produk. Output
yang didapat dari perkalian tersebut merupakan output
utama. Sedangkan untuk output sekundernya dihitung
menggunakan rasio terhadap output utamanya.
Rasio ini diperoleh dari survei khusus. Rasio marjin
perdagangan yang digunakan mengikuti rasio di tingkat
nasional.
Sumber data:
1. Data Output Sektor Barang, BPS Provinsi Bali
2. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Bali
3. Matriks Supply Provinsi Bali Tahun 2010, BPS
Provinsi Bali
Industri: Informasi dan Komunikasi
Estimasi output didasarkan pada hasil Sensus Ekonomi
2006. Dari hasil Sensus Ekonomi 2006 diperoleh level
output tahun 2006 menurut lima digit KBLI 2005. Level
output yang telah diperoleh digunakan sebagai dasar
untuk melakukan estimasi output tahun 2010 menurut
lima digit KBLI 2005. Selanjutnya, dilakukan proses
bridging untuk memperoleh output industri kreatif ta-
hun 2010 menurut KBLI 2015. Struktur Supply dibentuk
dengan menggunakan hasil Matriks Supply.
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Bali
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
44
2. Matriks Supply Provinsi Bali Tahun 2010, BPS
Provinsi Bali
Industri: Jasa Perusahaan
Estimasi output didasarkan pada hasil Sensus Ekonomi
2006. Dari hasil Sensus Ekonomi 2006 diperoleh level
output tahun 2006 menurut lima digit KBLI 2005. Level
output yang telah diperoleh digunakan sebagai dasar
untuk melakukan estimasi output tahun 2010 menurut
lima digit KBLI 2005. Selanjutnya, dilakukan proses
bridging untuk memperoleh output industri kreatif ta-
hun 2010 menurut KBLI 2015. Struktur Supply dibentuk
dengan menggunakan hasil Matriks Supply.
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Bali
2. Matriks Supply Provinsi Bali Tahun 2010, BPS
Provinsi Bali
Industri: Jasa Lainnya
Output dihitung menggunakan pendekatan produksi,
yaitu dengan mengalikan antara Indikator Produksi (IP)
dan Indikator Harga (IH). Indikator harga untuk tahun
2010 diperoleh dengan meng-inflate indikator harga
tahun 2006 ke tahun 2010 menggunakan pertumbuhan
IHK secara berantai.
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
45
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Bali
2. Statistik Indeks Harga Konsumen, BPS Provinsi Bali
m. Subsektor Periklanan
Industri: Jasa Perusahaan
Estimasi output didasarkan pada hasil Sensus Ekonomi
2006. Dari hasil Sensus Ekonomi 2006 diperoleh level
output tahun 2006 menurut lima digit KBLI 2005. Level
output yang telah diperoleh digunakan sebagai dasar
untuk melakukan estimasi output tahun 2010 menurut
lima digit KBLI 2005. Selanjutnya, dilakukan proses
bridging untuk memperoleh output industri kreatif ta-
hun 2010 menurut KBLI 2015. Struktur Supply dibentuk
dengan menggunakan hasil Matriks Supply.
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Bali
2. Matriks Supply Provinsi Bali Tahun 2010, BPS
Provinsi Bali
n. Subsektor Televisi dan Radio
Industri: Informasi dan Komunikasi
Estimasi output didasarkan pada hasil Sensus Ekonomi
2006. Dari hasil Sensus Ekonomi 2006 diperoleh level
output tahun 2006 menurut lima digit KBLI 2005. Level
output yang telah diperoleh digunakan sebagai dasar
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
46
untuk melakukan estimasi output tahun 2010 menurut
lima digit KBLI 2005. Selanjutnya, dilakukan proses
bridging untuk memperoleh output industri kreatif ta-
hun 2010 menurut KBLI 2015. Struktur Supply dibentuk
dengan menggunakan hasil Matriks Supply.
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Bali
2. Matriks Supply Provinsi Bali Tahun 2010, BPS
Provinsi Bali
o. Subsektor Seni Pertunjukan
Industri: Jasa Perusahaan
Estimasi output didasarkan pada hasil Sensus Ekonomi
2006. Dari hasil Sensus Ekonomi 2006 diperoleh level
output tahun 2006 menurut lima digit KBLI 2005. Level
output yang telah diperoleh digunakan sebagai dasar
untuk melakukan estimasi output tahun 2010 menurut
lima digit KBLI 2005. Selanjutnya, dilakukan proses
bridging untuk memperoleh output industri kreatif ta-
hun 2010 menurut KBLI 2015. Struktur Supply dibentuk
dengan menggunakan hasil Matriks Supply.
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Bali
2. Matriks Supply Provinsi Bali Tahun 2010, BPS
Provinsi Bali
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
47
Industri: Pendidikan
Output diperoleh dari hasil perkalian antara indikator
produksi dan indikator harga. Indikator produksi yang
digunakan adalah jumlah peserta kursus, sedangkan
indikator harga yang digunakan adalah output per
peserta kursus. Data jumlah peserta kursus diperoleh
dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga
(Disdikpora) Provinsi Bali, sedangkan data output per
peserta kursus menggunakan struktur PDB. Struktur
supply dibentuk dengan menggunakan hasil Matrik
Supply Provinsi Bali.
Sumber data:
1. Matriks Supply Provinsi Bali, BPS Provinsi Bali
2. Data Kursus Disdikpora Provinsi Bali
Industri: Jasa Lainnya
Output dihitung menggunakan pendekatan produksi,
yaitu dengan mengalikan antara Indikator Produksi (IP)
dan Indikator Harga (IH). Indikator harga untuk tahun
2010 diperoleh dengan meng-inflate indikator harga
tahun 2006 ke tahun 2010 menggunakan pertumbuhan
IHK secara berantai.
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Bali
2. Statistik Indeks Harga Konsumen, BPS Provinsi Bali
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
48
p. Subsektor Seni Rupa
Industri: Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor
Estimasi Supply/output diperoleh proporsi output industri
tersebut terhadap total output industri perdagangan
eceran, dengan menggunakan data sensus ekonomi
2006. Untuk struktur Supply, juga menggunakan data
Sensus Ekonomi 2006.
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Bali
2. Matriks Supply Provinsi Bali Tahun 2010, BPS Provinsi Bali
Industri: Jasa Perusahaan
Estimasi output didasarkan pada hasil Sensus Ekonomi
2006. Dari hasil Sensus Ekonomi 2006 diperoleh level
output tahun 2006 menurut lima digit KBLI 2005. Level
output yang telah diperoleh digunakan sebagai dasar
untuk melakukan estimasi output tahun 2010 menurut
lima digit KBLI 2005. Selanjutnya, dilakukan proses
bridging untuk memperoleh output industri kreatif ta-
hun 2010 menurut KBLI 2015. Struktur Supply dibentuk
dengan menggunakan hasil Matriks Supply.
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Bali
2. Matriks Supply Provinsi Bali Tahun 2010, BPS
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
49
Provinsi Bali
Industri: Pendidikan
Output diperoleh dari hasil perkalian antara indikator
produksi dan indikator harga. Indikator produksi yang
digunakan adalah jumlah peserta kursus, sedangkan
indikator harga yang digunakan adalah output per
peserta kursus. Data jumlah peserta kursus diperoleh
dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga
(Disdikpora) Provinsi Bali, sedangkan data output per
peserta kursus menggunakan struktur PDB. Struktur
supply dibentuk dengan menggunakan hasil Matrik
Supply Provinsi Bali.
Sumber data:
1. Matriks Supply Provinsi Bali, BPS Provinsi Bali
2. Data Kursus Disdikpora Provinsi Bali
Industri: Jasa Lainnya
Output dihitung menggunakan pendekatan produksi,
yaitu dengan mengalikan antara Indikator Produksi (IP)
dan Indikator Harga (IH). Indikator harga untuk tahun
2010 diperoleh dengan meng-inflate indikator harga
tahun 2006 ke tahun 2010 menggunakan pertumbuhan
IHK secara berantai.
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
50
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Bali
2. Statistik Indeks Harga Konsumen, BPS Provinsi Bali
Ringkasan metode estimasi Supply dari masing-mas-
ing subsektor Ekonomi Kreatif dapat dilihat pada lam-
piran 3.
3.2 METoDE PENyUsUNAN PRoDUK Do-
MEsTIK REGIoNAL BRUTo (PDRB)
EKoNoMI KREATIf TAHUN 2011-2016
3.2.1 KoNsEP DAsAR PDRB
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan
nilai tambah bruto seluruh barang dan jasa yang tercip-
ta atau dihasilkan di wilayah domestik yang timbul akibat
berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu periode tertentu,
tanpa memperhatikan apakah faktor produksi dimiliki oleh
residen atau non-residen.
Ada 3 pendekatan untuk menghitung PDRB, yaitu sebagai
berikut:
1. PDRB produksi adalah jumlah nilai tambah
seluruh aktivitas ekonomi, dimana nilai tambah
diperoleh dari output dikurangi konsumsi antara.
aDa 3 pEnDEka-tan untuk mEnghitung pDrb, yaitu pDrb proDuksi, pDrb pEnDapatan Dan pDrb pEngElu-aran
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
51
2. PDRB pendapatan adalah jumlah seluruh balas
jasa faktor produksi berupa Kompensasi Tenaga
Kerja, Surplus Usaha, Penyusutan dan Pajak Pro-
duksi & Impor.
3. PDRB pengeluaran adalah jumlah seluruh
permintaan akhir, yaitu konsumsi rumah tangga,
konsumsi pemerintah, pembentukan modal dan
perubahan inventori, ekspor, dikurangi impor (C +
G + I + X – M).
a. Output (Nilai Produksi)
Output adalah nilai barang atau jasa yang di-
hasilkan dalam suatu periode tertentu, biasanya satu
tahun, dan dinilai atas dasar harga dasar (basic price).
Jenis output ada 2 (dua) macam yaitu:
i. Output utama (output utama produksi),
ii. Output sekunder
b. Konsumsi Antara
Konsumsi Antara adalah nilai barang dan jasa
yang dikonsumsi sebagai input dalam proses produksi
atau nilai barang dan jasa tidak tahan lama yang digu-
nakan/habis dalam proses produksi. Konsumsi antara
ini dinilai atas harga pembeli.
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
52
c. Nilai Tambah
c.1 Nilai Tambah Bruto (NTB)
Nilai Tambah Bruto adalah selisih antara output
dan konsumsi antara, yang merupakan produk dari
proses produksi.
Produk ini terdiri atas :
a. Pendapatan faktor yang terdiri dari :
- Kompensasi tenaga kerja
- Sewa tanah sebagai balas jasa tanah
- Bunga sebagai jasa modal, dan
- Keuntungan sebagai balas jasa
kewiraswastaan
b. Konsumsi barang modal tetap yang dipakai
untuk produksi
c. Pajak lainnya atas produksi dikurangi subsidi
lainnya atas produksi
PDRB dapat dinyatakan sebagai :
a. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (PDRB adhb)
Nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggu-
nakan harga berlaku pada setiap tahun.
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
53
b. PDRB Atas Dasar Harga Konstan (PDRB adhk)
Nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung
menggunakan harga pada satu tahun tertentu sebagai
dasar penghitungan.
Pendekatan Penghitungan PDRB Atas Dasar Harga
Berlaku (PDRB adhb) ada 3 yaitu: Produksi, Pendapa-
tan dan Pengeluaran.
1. Menurut Pendekatan Produksi.
Menghitung nilai tambah seluruh kegiatan
ekonomi dengan cara mengurangkan konsumsi antara
dari masing-masing total nilai produksi/pendapatan
(output) tiap-tiap lapangan usaha
Dimana :
Output b,t = Output/nilai produksi bruto atas
dasar harga berlaku tahun t
NTBb,t = Nilai tambah bruto atas dasar harga
berlaku tahun ke-t
Produksit = Kuantum produksi tahun ke-t
pEnDEkatan pEnghitungan
pDrb atas Dasar harga bErlaku
(pDrb aDhb) aDa 3 yaitu: proDuk-
si, pEnDapatan Dan pEngElu-
aran.
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
54
Hargat = Harga produksi tahun ke-t
2. Menurut Pendekatan Pendapatan
PDRB merupakan balas jasa yang diterima oleh faktor-
faktor produksi.
PDRB = Kompensasi Tenaga Kerja + Surplus Usaha Neto + Konsumsi Barang Modal Tetap + Pajak atas Produksi dan Impor.
3. Menurut Pendekatan Pengeluaran
PDRB adalah penjumlahan semua komponen permintaan
akhir.
PDRB = Konsumsi rumahtangga + Konsumsi Pe-merintah + PMTB + Perubahan stok + (Ek-spor - Impor).
Pendekatan Penghitungan PDRB Atas Dasar Harga Kon-
stan (PDRB adhk) ada 3 yaitu: Revaluasi, Ekstrapolasi
dan Deflasi
1. Revaluasi yaitu perkalian kuantum produksi tahun
yang berjalan dengan harga tahun dasar.
Dalam rumus dapat dinyatakan sebagai berikut :
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
55
2. Ekstrapolasi yaitu dengan cara mengalikan nilai
tahun dasar dengan suatu indeks kuantum dibagi
100.
Dalam rumus dapat dinyatakan sebagai berikut :
Dalam rumus dapat dinyatakan sebagai berikut :
3.2.2 METoDE EsTIMAsI PDRB EKoNoMI
KREATIf TAHUN 2011-2016
Tahapan metode estimasi PDRB Ekonomi Kreatif tahun
2011-2016 adalah sebagai berikut:
1. PDRB Ekraf tahun 2010 diturunkan dari hasil
Matriks Supply Ekraf Tahun 2010
2. Pengidentifikasian dan pengumpulan data
produksi/indikator produksi dan harga/indikator
harga dari masing-masing subsektor ekraf tahun
2011-2016.
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
56
3. Penghitungan output dan NTB atas dasar harga
berlaku dengan metode pendekatan produksi
dari masing-masing subsektor ekraf tahun 2011-
2016.
4. Penghitungan output dan NTB atas dasar harga
konstan dengan metode ektrapolasi/deflasi dari
masing-masing subsektor ekraf tahun 2011-
2016.
5. Proses rekonsiliasi, uji kelayakan dan kewajaran.
Berikut metode penghitungan PDRB ekonomi kreatif
atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan
2010=100 menurut subsektor ekonomi kreatif tahun 2011
sampai tahun 2016.
a. Subsektor Arsitektur
Industri: Jasa Perusahaan.
• PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (adhb)
PDRB atas dasar harga berlaku subsektor Arsitektur
tahun 2011-2016 diestimasi menggunakan indikator
dari PDRB atas dasar harga berlaku industri konstruksi.
• PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010=100
(adhk)
PDRB atas dasar harga konstan 2010=100 subsektor
Arsitektur tahun 2011-2016 diestimasi menggunakan
indikator dari PDRB atas dasar harga konstan
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
57
2010=100 industri konstruksi.
Sumber data:
1. Matriks Supply Provinsi Bali Tahun 2010, BPS
Provinsi Bali
2. PDRB Provinsi Bali, BPS Provinsi Bali
b. Subsektur Desain Interior
Industri: Jasa Perusahaan
• PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb)
PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011-2016
diestimasi menggunakan indikator dari PDRB atas
dasar harga berlaku industri real estate.
• PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010=100
(adhk)
PDRB atas dasar harga konstan 2010=100 tahun
2011-2016 diestimasi menggunakan indikator dari
PDRB atas dasar harga konstan 2010=100 indus-
tri real estate.
Sumber data:
1. Matriks Supply Provinsi Bali Tahun 2010, BPS
Provinsi Bali
2. PDRB Provinsi Bali, BPS Provinsi Bali
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
58
Industri: Pendidikan
• PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb)
PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011-2016
diestimasi sebagai perkalian antara PDRB atas
dasar harga konstan 2010=100 dengan IHK pen-
didikan.
• PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010=100
(adhk)
PDRB atas dasar harga konstan 2010=100 tahun
2011-2016 diestimasi menggunakan indikator jum-
lah peserta kursus.
Sumber data:
1. Matriks Supply Provinsi Bali Tahun 2010, BPS
Provinsi Bali
2. Statistik Harga Konsumen (IHK), BPS Provinsi Bali
c. Subsektor Desain Komunikasi Visual
Industri: Jasa Perusahaan
• PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb)
PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011-2016
diestimasi menggunakan indikator indeks harga
implisit kategori jasa perusahaan.
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
59
• PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010=100
(adhk)
PDRB atas dasar harga konstan 2010=100 tahun
2011-2016 diperoleh dengan metode deflasi, yaitu
dengan cara men-deflate PDRB atas dasar harga
berlaku dengan deflator yang bersesuaian.
Sumber data:
1. Matriks Supply Provinsi Bali Tahun 2010, BPS
Provinsi Bali
2. PDRB subsektor Periklanan
Industri: Pendidikan
• PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb)
PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011-2016
diestimasi sebagai perkalian antara PDRB atas
dasar harga konstan 2010=100 dengan IHK pen-
didikan.
• PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010=100
(adhk)
PDRB atas dasar harga konstan 2010=100 tahun
2011-2016 diestimasi menggunakan indikator
jumlah peserta kursus.
Sumber data:
1. Matriks Supply Provinsi Bali Tahun 2010, BPS
Provinsi Bali
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
60
2. Statistik Harga Konsumen (IHK), BPS Provinsi Bali
d. Subsektor Desain Produk
Industri: Jasa Perusahaan
• PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb)
PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011-2016
di estimasi menggunakan indikator PDRB atas
dasar harga berlaku industri kertas dan barang dari
kertas.
• PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010=100
(adhk)
PDRB atas dasar harga konstan 2010=100 tahun
2011-2016 di estimasi menggunakan indikator
PDRB atas dasar harga konstan 2010=100 industri
kertas dan barang dari kertas.
Sumber data:
1. Matriks Supply Provinsi Bali Tahun 2010, BPS
Provinsi Bali
2. PDRB Provinsi Bali, BPS Provinsi Bali
Industri: Pendidikan
• PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb)
PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011-2016
diestimasi sebagai perkalian antara PDRB atas
dasar harga konstan 2010=100 dengan IHK pen-
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
61
didikan.
• PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010=100
(adhk)
PDRB atas dasar harga konstan 2010=100 tahun
2011-2016 diestimasi menggunakan indikator jum-
lah peserta kursus.
Sumber data:
1. Matriks Supply Provinsi Bali Tahun 2010, BPS
Provinsi Bali
2. Statistik Harga Konsumen (IHK), BPS Provinsi Bali
e. Subsektor Film, Animasi, dan Video
Industri: Industri Pengolahan
• PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (adhb)
PDRB Ekonomi Kreatif tahun 2010 didasarkan dari
hasil Matriks Supply Industri Kreatif tahun 2010
dan sekaligus digunakan sebagai tahun dasar
Penyusunan PDRB Industri Kreatif.
PDRB Ekonomi Kreatif atas dasar harga berlaku
tahun 2011-2016 khusus Kategori Industri
Pengolahan dihitung menggunakan pendekatan
produksi dari data IBS dan data IMK tahun 2011-
2016.
Data IBS diidentifikasi ke dalam Output dan
Konsumsi Antara untuk masing-masing 5 digit
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
62
KBLI. Sedangkan data IMK hanya tersedia dalam
2 digit KBLI, sehingga perlu disagregasi ke dalam
5 digit KBLI menggunakan proporsi dari data IBS.
Kemudian hasil penjumlahan output dan konsumsi
antara IBS dan IMK tersebut diselaraskan dengan
output dan Nilai Tambah Bruto atas dasar harga
berlaku dari PDRB Industri pengolahan Non Migas
Nasional. Dari hasil ini akan diperoleh Output dan
NTB Industri Kreatif atas dasar harga berlaku.
• PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010=100
(adhk)
PDRB Industri Kreatif atas dasar harga konstan
untuk kategori Industri pengolahan diperoleh
dengan pendekatan Deflasi.
Output atas dasar harga konstan dihitung dengan
mendeflate Output atas dasar harga berlaku
dengan suatu deflator yaitu Indeks Harga Produsen
(IHP).
NTB atas dasar harga konstan diperoleh dari
perkalian output atas dasar harga konstan dengan
rasio NTB tahun dasar yaitu rasio NTB tahun 2010.
Sumber data:
1. Matriks Supply Provinsi Bali Tahun 2010, BPS
Provinsi Bali
2. Statistik Industri Besar dan Sedang (IBS) Tahu-
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
63
nan, BPS Provinsi Bali
3. Statistik Industri Mikro dan Kecil (IMK) Tahunan,
BPS Provinsi Bali
4. Indeks Harga Produsen (IHP) 2010=100
5. Matriks Supply Provinsi Bali Ekonomi Kreatif
2010, BPS Provinsi Bali
Industri: Informasi dan Komunikasi
• PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (adhb)
PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011-2016
di estimasi menggunakan indikator PDRB atas
dasar harga berlaku kategori informasi dan komu-
nikasi.
• PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010=100
(adhk)
Nilai output konstan diperoleh menggunakan
metode deflasi, yaitu dengan membagi output
konstan dengan indikator harga Indeks harga kon-
sumen (IHK). Untuk nilai NTB konstan, diperoleh
dari perkalian antara output konstan dan rasio NTB
tahun 2010.
Sumber data:
1. Statistik Indeks Harga Konsumen, BPS Provinsi
Bali
2. Matriks Supply Provinsi Bali Tahun 2010, BPS
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
64
Provinsi Bali
Industri: Pendidikan
• PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb)
PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011-2016
diestimasi sebagai perkalian antara PDRB atas
dasar harga konstan 2010=100 dengan IHK pen-
didikan.
• PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010=100
(adhk)
PDRB atas dasar harga konstan 2010=100 tahun
2011-2016 diestimasi menggunakan indikator jum-
lah peserta kursus.
Sumber data:
1. Matriks Supply Provinsi Bali Tahun 2010, BPS
Provinsi Bali
2. Statistik Harga Konsumen (IHK), BPS Provinsi
Bali
f. Subsektor Fotografi
Industri: Jasa Perusahaan
• PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (adhb)
PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011-2016
di estimasi menggunakan hasil SKEK 2016 dan
SKNP-EK 2017.
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
65
• PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010=100
(adhk)
PDRB atas dasar harga konstan 2010=100 tahun
2011-2016 diperoleh dengan metode deflasi, yaitu
dengan cara men-deflate PDRB atas dasar harga
berlaku dengan deflator yang bersesuaian.
Sumber data:
1. Matriks Supply Provinsi Bali Tahun 2010, BPS
Provinsi Bali
2. SKEK 2016, BPS Provinsi Bali
3. SKNP-EK 2017, BPS Provinsi Bali
Industri: Pendidikan
• PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb)
PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011-2016
di estimasi sebagai perkalian antara PDRB atas
dasar harga konstan 2010=100 dengan IHK pen-
didikan.
• PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010=100
(adhk)
PDRB atas dasar harga konstan 2010=100 tahun
2011-2016 di estimasi menggunakan indikator
jumlah peserta kursus.
Sumber data:
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
66
1. Matriks Supply Provinsi Bali Tahun 2010, BPS
Provinsi Bali
2. Statistik Harga Konsumen (IHK), BPS Provinsi
Bali
Industri: Jasa Lainnya
• PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (adhb)
Output atas dasar harga berlaku dihitung
menggunakan pendekatan produksi, yaitu
mengalikan indikator produksi dan indikator
harga. Sedangkan, NTB atas dasar harga berlaku
diperoleh dengan mengalikan output atas dasar
harga berlaku dan rasio NTB.
• PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010=100
(adhk)
Output atas dasar harga konstan 2010=100
diperoleh dengan metode deflasi, yaitu membagi
output berlaku yang telah diperoleh dengan deflator
berupa IHK. Sedangkan, NTB atas dasar harga
konstan 2010=100 diperoleh dengan mengalikan
output atas dasar harga konstan 2010=100 dan
rasio NTB.
Sumber data:
1. Matriks Supply Provinsi Tahun 2010, BPS
Provinsi Bali
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
67
2. Statistik Indeks Harga Konsumen (IHK), BPS
Provinsi Bali
g. Subsektor Kriya
Industri: Industri Pengolahan
• PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (adhb)
PDRB Ekonomi Kreatif tahun 2010 didasarkan dari
hasil Matriks Supply Industri Kreatif tahun 2010
dan sekaligus digunakan sebagai tahun dasar
Penyusunan PDRB Industri Kreatif.
PDRB Ekonomi Kreatif atas dasar harga berlaku
tahun 2011-2016 khusus Kategori Industri
Pengolahan dihitung menggunakan pendekatan
produksi dari data IBS dan data IMK tahun 2011-
2016.
Data IBS diidentifikasi kedalam Output dan
Konsumsi Antara untuk masing-masing 5 digit
KBLI. Sedangkan data IMK hanya tersedia dalam
2 digit KBLI, sehingga perlu disagregasi ke dalam
5 digit KBLI menggunakan proporsi dari data IBS.
Kemudian hasil penjumlahan output dan konsumsi
antara IBS dan IMK tersebut diselaraskan dengan
output dan Nilai Tambah Bruto (NTB) atas dasar
harga berlaku dari PDRB Industri pengolahan non
migas nasional. Dari hasil ini akan diperoleh Output
dan NTB Industri Kreatif atas dasar harga berlaku.
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
68
• PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010=100
(adhk)
PDRB Industri Kreatif atas dasar harga konstan
untuk kategori Industri pengolahan diperoleh
dengan pendekatan Deflasi.
Output atas dasar harga konstan dihitung
dengan men-deflate Output atas dasar harga
berlaku dengan suatu deflator yaitu Indeks Harga
Konsumen (IHK).
NTB atas dasar harga konstan diperoleh dari
perkalian output atas dasar harga konstan dengan
rasio NTB tahun dasar yaitu rasio NTB tahun 2010.
Sumber data:
1. Matriks Supply Provinsi Bali Tahun 2010, BPS
Provinsi Bali
2. Statistik Industri Besar dan Sedang (IBS) Tahu-
nan, BPS Provinsi Bali
3. Statistik Industri Mikro dan Kecil (IMK) Tahunan,
BPS Provinsi Bali
4. Statistik Indeks Harga Konsumen (IHK), BPS
Provinsi Bali
5. Matriks Supply Ekonomi Kreatif 2010, BPS
Provinsi Bali
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
69
Industri: Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor
Nilai output baik harga atas dasar harga berlaku
maupun atas dasar harga konstan untuk kegia-
tan perdagangan menggunakan pendekatan tidak
langsung/commodity flow yaitu dengan menghitung
besarnya marjin perdagangan barang-barang
yang diperdagangkan dari industri pengolahan di
subsektor kriya. Marjin perdagangan merupakan
perkalian antara output industri dengan rasio mar-
jin perdagangan. Output yang didapat dari perka-
lian tersebut merupakan output utama. Sedangkan
untuk output sekunder menggunakan rasio dari
Matriks Supply 2010 Ekraf. Nilai tambah brutonya
dihitung berdasarkan perkalian rasio nilai tambah
bruto dengan outputnya. Rasio marjin perdagan-
gan yang digunakan mengikuti rasio di tingkat
nasional.
Sumber data:
1. Data Output Sektor Barang, BPS Provinsi Bali
2. Matriks Supply Ekonomi Kreatif Tahun 2010,
BPS Provinsi Bali
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
70
h. Subsektor Kuliner
Industri: Industri Pengolahan
• PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (adhb)
PDRB Ekonomi Kreatif tahun 2010 didasarkan dari
hasil Matriks Supply Industri Kreatif tahun 2010
dan sekaligus digunakan sebagai tahun dasar
Penyusunan PDRB Industri Kreatif.
PDRB Ekonomi Kreatif atas dasar harga berlaku
tahun 2011-2016 khusus Kategori Industri
Pengolahan dihitung menggunakan pendekatan
produksi dari data IBS dan data IMK tahun 2011-
2016.
Data IBS diidentifikasi kedalam Output dan
Konsumsi Antara untuk masing-masing 5 digit
KBLI. Sedangkan data IMK hanya tersedia dalam
2 digit KBLI, sehingga perlu disagregasi ke dalam
5 digit KBLI menggunakan proporsi dari data IBS.
Kemudian hasil penjumlahan output dan konsumsi
antara IBS dan IMK tersebut diselaraskan dengan
output dan Nilai Tambah Bruto (NTB) atas dasar
harga berlaku dari PDRB Industri pengolahan
Non Migas Nasional. Dari hasil ini akan diperoleh
Output dan NTB Industri Kreatif atas dasar harga
berlaku.
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
71
• PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010=100 (adhk)
PDRB Industri Kreatif atas dasar harga konstan
untuk kategori Industri pengolahan diperoleh
dengan pendekatan Deflasi.
Output atas dasar harga konstan dihitung dengan
mendeflate Output atas dasar harga berlaku
dengan suatu deflator yaitu Indeks Harga Produsen
(IHP).
NTB atas dasar harga konstan diperoleh dari
perkalian output atas dasar harga konstan dengan
rasio NTB tahun dasar yaitu rasio NTB tahun 2010.
Sumber data:
1. Matriks Supply Provinsi Bali Tahun 2010, BPS
Provinsi Bali
2. Statistik Industri Besar dan Sedang (IBS) Tahu-
nan, BPS Provinsi Bali
3. Statistik Industri Mikro dan Kecil (IMK) Tahunan,
BPS Provinsi Bali
4. Indeks Harga Produsen (IHP) 2010=100
5. Matriks Supply Ekonomi Kreatif 2010, BPS
Provinsi Bali
Industri: Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor
Nilai output baik harga atas dasar harga berlaku
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
72
maupun atas dasar harga konstan untuk kegiatan
perdagangan menggunakan pendekatan tidak
langsung/commodity flow yaitu dengan menghitung
besarnya marjin perdagangan barang-barang
yang diperdagangkan dari industri pengolahan di
subsektor kuliner. Marjin perdagangan merupakan
perkalian antara output industri dengan rasio mar-
jin perdagangan. Output yang didapat dari perka-
lian tersebut merupakan output utama. Sedangkan
untuk output sekunder menggunakan rasio dari
Matriks Supply 2010 Ekraf. Nilai tambah brutonya
dihitung berdasarkan perkalian rasio nilai tambah
bruto dengan outputnya.
Sumber data:
1. Data Output Sektor Barang, BPS Provinsi Bali
2. Matriks Supply Ekonomi Kreatif Tahun 2010,
BPS Provinsi Bali
Industri: Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan
Makan Minum
Output subkategori penyediaan makan minum di-
peroleh dengan pendekatan pengeluaran. Output
merupakan penjumlahan dari pengeluaran pen-
duduk terhadap produk penyediaan makan minum
ditambah dengan konsumsi wisatawan mancaneg-
ara di Indonesia (ekspor wisatawan mancanegara
dikurangi pengeluaran wisatawan nasional/impor
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
73
restoran). Penghitungan tersebut menghasilkan
output utama. Sedangkan output sekunder didapa-
tkan dari rasio Matriks Supply Ekraf 2010. Out-
put atas dasar harga konstan diperoleh dengan
metode deflasi dengan IHP penyediaan makan mi-
num sebagai deflatornya. Sedangkan nilai tambah
brutonya dihitung berdasarkan perkalian rasio nilai
tambah bruto dengan outputnya.
Sumber data:
1. Susenas, BPS Provinsi Bali
2. Publikasi Proyeksi Penduduk Provinsi Bali
2010-2035, BPS Provinsi Bali
3. Statistik Pariwisata
i. Subsektor Musik
Industri: Industri Pengolahan
• PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (adhb)
PDRB Ekonomi Kreatif tahun 2010 didasarkan dari
hasil Matriks Supply Industri Kreatif tahun 2010
dan sekaligus digunakan sebagai tahun dasar
Penyusunan PDRB Industri Kreatif.
PDRB Ekonomi Kreatif atas dasar harga berlaku
tahun 2011-2016 khusus Kategori Industri
Pengolahan dihitung menggunakan pendekatan
produksi dari data Industri Besar dan Sedang
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
74
(IBS) dan data Industri Mikro dan Kecil (IMK) tahun
2011-2016.
Data IBS diidentifikasi ke dalam Output dan
Konsumsi Antara untuk masing-masing 5 digit
KBLI. Sedangkan data IMK hanya tersedia dalam
2 digit KBLI, sehingga perlu disagregasi ke dalam
5 digit KBLI menggunakan proporsi dari data IBS.
Kemudian hasil penjumlahan output dan konsumsi
antara IBS dan IMK tersebut diselaraskan dengan
output dan Nilai Tambah Bruto (NTB) atas dasar
harga berlaku dari PDRB Industri pengolahan Non
Migas. Dari hasil ini akan diperoleh Output dan
NTB Industri Kreatif atas dasar harga berlaku.
• PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010=100
(adhk)
PDRB Industri Kreatif atas dasar harga konstan
untuk kategori Industri pengolahan diperoleh
dengan pendekatan Deflasi.
Output atas dasar harga konstan dihitung dengan
mendeflate Output atas dasar harga berlaku
dengan suatu deflator yaitu Indeks Harga Produsen
(IHP).
NTB atas dasar harga konstan diperoleh dari
perkalian output atas dasar harga konstan dengan
rasio NTB tahun dasar yaitu rasio NTB tahun 2010.
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
75
Sumber data:
1. Matriks Supply Provinsi Bali Tahun 2010, BPS
Provinsi Bali
2. Statistik Industri Besar dan Sedang (IBS) Tahu-
nan, BPS Provinsi Bali
3. Statistik Industri Mikro dan Kecil (IMK) Tahunan,
BPS Provinsi Bali
4. Indeks Harga Produsen (IHP) 2010 = 100
5. Matriks Supply Ekonomi Kreatif 2010, BPS
Provinsi Bali
Industri: Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor
Nilai output baik harga atas dasar harga berlaku
maupun atas dasar harga konstan untuk kegiatan
perdagangan menggunakan pendekatan tidak
langsung/commodity flow yaitu dengan menghitung
besarnya marjin perdagangan barang-barang yang
diperdagangkan dari industri pengolahan musik
dan aktivitas penerbitan musik dan buku musik.
Marjin perdagangan merupakan perkalian antara
output industri dengan rasio marjin perdagangan.
Output yang didapat dari perkalian tersebut
merupakan output utama. Sedangkan untuk
output sekunder menggunakan rasio dari Matriks
Supply 2010 Ekraf. Nilai tambah brutonya dihitung
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
76
berdasarkan perkalian rasio nilai tambah bruto
dengan outputnya. Rasio marjin perdagangan
yang digunakan mengikuti rasio perdagangan di
tingkat nasional.
Sumber data:
1. Data Output Sektor Barang, BPS Provinsi Bali
2. Matriks Supply Ekonomi Kreatif Tahun 2010,
BPS Provinsi Bali
Industri: Informasi dan Komunikasi
• PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (adhb)
Nilai output berlaku diperoleh menggunakan
pendekatan produksi, yaitu dengan menyesuaikan
pertumbuhan subsektor musik dan subsektor film,
animasi, dan video. Hal ini dikarenakan subsektor
musik merupakan bagian kecil dari industri
produksi gambar bergerak, video dan program
televisi, perekaman suara dan penerbitan (yang
merupakan industri Matriks Supply dari Film,
Animasi, dan Video). Kemudian nilai NTB berlaku
diperoleh dari perkalian antara output berlaku dan
rasio NTB.
• PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010=100
(adhk)
Nilai output konstan diperoleh menggunakan
metode deflasi, yaitu dengan membagi output kon-
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
77
stan dengan indikator harga IHK. Untuk nilai NTB
konstan, diperoleh dari perkalian antara output
konstan dan rasio NTB tahun 2010.
Sumber data:
1. Statistik Indeks Harga Konsumen (IHK), BPS
Provinsi Bali
2. Matriks Supply Ekonomi Kreatif Tahun 2010,
BPS Provinsi Bali
Industri: Jasa Perusahaan
• PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (adhb)
PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011-2016
diestimasi menggunakan indikator indeks implisit
industri jasa perusahaan.
• PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010=100
(adhk)
PDRB atas dasar harga konstan 2010=100 tahun
2011-2016 diestimasi menggunakan indikator laju
pertumbuhan industri jasa perusahaan.
Sumber data:
1. Matriks Supply Ekonomi Kreatif Tahun 2010,
BPS Provinsi Bali
2. PDRB subsektor Musik, BPS Provinsi Bali
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
78
Industri: Pendidikan
• PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb)
PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011-2016
diestimasi sebagai perkalian antara PDRB atas
dasar harga konstan 2010=100 dengan IHK pen-
didikan.
• PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010=100
(adhk)
PDRB atas dasar harga konstan 2010=100 tahun
2011-2016 diestimasi menggunakan indikator jum-
lah peserta kursus.
Sumber data:
1. Matriks Supply Provinsi Bali Tahun 2010, BPS
Provinsi Bali
2. Statistik Harga Konsumen (IHK), BPS Provinsi
Bali
Industri: Jasa Lainnya
• PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb)
Output atas dasar harga berlaku dihitung
menggunakan pendekatan produksi, yaitu
mengalikan indikator produksi dan indikator
harga. Sedangkan, NTB atas dasar harga berlaku
diperoleh dengan mengalikan output atas dasar
harga berlaku dan rasio NTB. Indikator yang
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
79
digunakan adalah indeks implisit industri jasa
lainnya.
• PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010=100
(adhk)
Output atas dasar harga konstan diperoleh dengan
metode deflasi, yaitu membagi output berlaku
yang telah diperoleh dengan deflator berupa
IHK. Sedangkan, NTB atas dasar harga konstan
diperoleh dengan mengalikan output atas dasar
harga konstan dan rasio NTB.
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Bali
2. Matriks Supply Provinsi Bali Tahun 2010, BPS Provinsi Bali
3. Statistik Indeks Harga Konsumen, BPS Provinsi Bali
j. Subsektor Fesyen
Industri: Industri Pengolahan
• PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (adhb)
PDRB Ekonomi Kreatif tahun 2010 didasarkan dari
hasil Matriks Supply Industri Kreatif tahun 2010
dan sekaligus digunakan sebagai tahun dasar
Penyusunan PDRB Industri Kreatif.
PDRB Ekonomi Kreatif atas dasar harga berlaku
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
80
tahun 2011-2016 khusus Kategori Industri
Pengolahan dihitung menggunakan pendekatan
produksi dari data Industri Besar dan Sedang
(IBS) dan data Industri Mikro dan Kecil (IMK) tahun
2011-2016.
Data IBS diidentifikasi kedalam Output dan
Konsumsi Antara untuk masing-masing lima digit
KBLI. Sedangkan data IMK hanya tersedia dalam
dua digit KBLI, sehingga perlu disagregasi ke dalam
5 digit KBLI menggunakan proporsi dari data IBS.
Kemudian hasil penjumlahan output dan konsumsi
antara IBS dan IMK tersebut diselaraskan dengan
output dan Nilai Tambah Bruto (NTB) atas dasar
harga berlaku dari PDRB Industri pengolahan Non
Migas. Dari hasil ini akan diperoleh Output dan
NTB Industri Kreatif atas dasar harga berlaku.
• PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010=100
(adhk)
PDRB Industri Kreatif atas dasar harga konstan
untuk kategori Industri pengolahan diperoleh
dengan pendekatan Deflasi.
Output atas dasar harga konstan dihitung dengan
mendeflate Output atas dasar harga berlaku
dengan suatu deflator yaitu Indeks Harga Produsen
(IHP).
NTB atas dasar harga konstan diperoleh dari
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
81
perkalian output atas dasar harga konstan dengan
rasio NTB tahun dasar yaitu rasio NTB tahun 2010.
Sumber data:
1. Matriks Supply Provinsi Bali Tahun 2010, BPS
Provinsi Bali
2. Statistik Industri Besar dan Sedang (IBS) Tahu-
nan, BPS Provinsi Bali
3. Statistik Industri Mikro dan Kecil (IMK) Tahunan,
BPS Provinsi Bali
4. Indeks Harga Produsen (IHP) 2010=100
5. Matriks Supply Ekonomi Kreatif 2010, BPS
Provinsi Bali
Industri: Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor
Nilai output baik harga atas dasar harga berlaku
maupun atas dasar harga konstan untuk kegiatan
perdagangan menggunakan pendekatan tidak
langsung/commodity flow yaitu dengan menghitung
besarnya marjin perdagangan barang-barang
yang diperdagangkan dari industri pengolahan
di subsektor fesyen. Marjin perdagangan mer-
upakan perkalian antara output industri dengan
rasio marjin perdagangan. Output yang didapat
dari perkalian tersebut merupakan output utama.
Sedangkan untuk output sekunder menggunakan
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
82
rasio dari Matriks Supply 2010 Ekraf. Nilai tambah
brutonya dihitung berdasarkan perkalian rasio nilai
tambah bruto dengan outputnya. Rasio marjin
perdagangan yang digunakan masih mengikuti
rasio marjin perdagangan di tingkat nasional.
Sumber data:
1. Data Output Sektor Barang, BPS Provinsi Bali
2. Matriks Supply Ekonomi Kreatif tahun 2010,
BPS Provinsi Bali
Industri: Pendidikan
• PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb)
PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011-2016
diestimasi sebagai perkalian antara PDRB atas
dasar harga konstan 2010=100 dengan IHK pen-
didikan.
• PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010=100
(adhk)
PDRB atas dasar harga konstan 2010=100 tahun
2011-2016 diestimasi menggunakan indikator jum-
lah peserta kursus.
Sumber data:
1. Matriks Supply Provinsi Bali Tahun 2010, BPS
Provinsi Bali
2. Statistik Harga Konsumen (IHK), BPS Provinsi
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
83
Bali
k. Subsektor Aplikasi dan Game Developer
Industri: Informasi dan Komunikasi
• PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb)
PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011-2016
diestimasi menggunakan indikator industri infokom.
• PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010=100
(adhk)
Nilai output konstan diperoleh menggunakan
metode deflasi, yaitu dengan membagi output kon-
stan dengan indikator harga IHK. Untuk nilai NTB
konstan, diperoleh dari perkalian antara output
konstan dan rasio NTB tahun 2010.
Sumber data:
• Statistik Indeks Harga Konsumen, BPS
Provinsi Bali
Industri: Jasa Perusahaan
• PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb)
PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011-2016
diestimasi menggunakan indikator indeks implisit
industri jasa perusahaan.
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
84
• PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010=100
(adhk)
PDRB atas dasar harga konstan 2010=100 tahun
2011-2016 diestimasi menggunakan indikator in-
dustri jasa perusahaan.
Sumber data:
• Matriks Supply Provinsi Bali Tahun 2010, BPS
Provinsi Bali
Industri: Jasa Lainnya
• PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb)
Output atas dasar harga berlaku dihitung
menggunakan pendekatan produksi, yaitu
mengalikan indikator produksi dan indikator
harga. Sedangkan, NTB atas dasar harga berlaku
diperoleh dengan mengalikan output berlaku dan
rasio NTB.
• PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010=100
(adhk)
Output atas dasar harga konstan diperoleh dengan
metode deflasi, yaitu membagi output berlaku
yang telah diperoleh dengan deflator berupa
IHK. Sedangkan, NTB atas dasar harga konstan
diperoleh dengan mengalikan output atas dasar
harga konstan dan rasio NTB.
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
85
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Bali
2. Matriks Supply Provinsi Bali Tahun 2010, BPS
Provinsi Bali
3. Statistik Indeks Harga Konsumen (IHK), BPS
Provinsi Bali
l. Subsektor Penerbitan
Industri: Industri Pengolahan
• PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (adhb)
PDRB Ekonomi Kreatif tahun 2010 didasarkan dari
hasil Matriks Supply Industri Kreatif tahun 2010
dan sekaligus digunakan sebagai tahun dasar
Penyusunan PDRB Industri Kreatif.
PDRB Ekonomi Kreatif atas dasar harga berlaku
tahun 2011-2016 khusus Kategori Industri
Pengolahan dihitung menggunakan pendekatan
produksi dari data Industri Besar dan Sedang
(IBS) dan data Industri Mikro dan Kecil (IMK) tahun
2011-2016.
Data IBS diidentifikasi kedalam Output dan
Konsumsi Antara untuk masing-masing 5 digit
KBLI. Sedangkan data IMK hanya tersedia dalam
2 digit KBLI, sehingga perlu disagregasi ke dalam
5 digit KBLI menggunakan proporsi dari data IBS.
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
86
Kemudian hasil penjumlahan output dan konsumsi
antara IBS dan IMK tersebut diselaraskan dengan
output dan Nilai Tambah Bruto atas dasar harga
berlaku dari PDRB Industri pengolahan Non Migas
Nasional. Dari hasil ini akan diperoleh Output dan
NTB Industri Kreatif atas dasar harga berlaku.
• PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010=100
(adhk)
PDRB Industri Kreatif atas dasar harga konstan
untuk kategori Industri pengolahan diperoleh
dengan pendekatan Deflasi.
Output atas dasar harga konstan dihitung dengan
mendeflate Output atas dasar harga berlaku
dengan suatu deflator yaitu Indeks Harga Produsen
(IHP).
NTB atas dasar harga konstan diperoleh dari
perkalian output atas dasar harga konstan dengan
rasio NTB tahun dasar yaitu rasio NTB tahun 2010.
Sumber data:
1. Matriks Supply Provinsi Bali Tahun 2010, BPS
Provinsi Bali
2. Statistik Industri Besar dan Sedang (IBS) Tahu-
nan, BPS Provinsi Bali
3. Statistik Industri Mikro dan Kecil (IMK) Tahunan,
BPS Provinsi Bali
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
87
4. Indeks Harga Produsen (IHP) 2010=100
5. Matriks Supply Ekonomi Kreatif 2010, BPS
Provinsi Bali
Industri: Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor
Nilai output baik atas dasar harga berlaku
maupun atas dasar harga konstan untuk kegiatan
perdagangan menggunakan pendekatan tidak
langsung/commodity flow yaitu dengan menghitung
besarnya marjin perdagangan barang-barang
yang diperdagangkan dari penerbitan dan aktivitas
penerbitan di infokom. Marjin perdagangan
merupakan perkalian antara output industri dengan
rasio marjin perdagangan. Output yang didapat
dari perkalian tersebut merupakan output utama.
Sedangkan untuk output sekunder menggunakan
rasio dari Matriks Supply 2010 Ekraf. Nilai tambah
brutonya dihitung berdasarkan perkalian rasio nilai
tambah bruto dengan outputnya. Rasio marjin
perdagangan yang digunakan mengikuti rasio
marjin perdagangan di tingkat nasional.
Sumber data:
1. Data Output Sektor Barang, BPS Provinsi Bali
2. Matriks Supply Ekonomi Kreatif Tahun 2010,
BPS Provinsi Bali
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
88
Industri: Informasi dan Komunikasi
• PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (adhb)
Nilai output berlaku menggunakan metode inflate,
yaitu dengan cara mengalikan output konstan
dengan indikator harga Indeks implisit industri
informasi dan komunikasi. Untuk nilai NTB berlaku,
diperoleh dari perkalian antara output berlaku dan
rasio NTB.
• PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010=100
(adhk)
Nilai output konstan diperoleh menggunakan ind-
ikator pertumbuhan produksi Industri Pencetakan
dan Reproduksi Media Rekaman. Kemudian nilai
NTB konstan diperoleh dari perkalian antara output
konstan dan rasio NTB tahun 2010.
Sumber data:
1. Statistik Industri Besar dan Sedang, BPS
Provinsi Bali
2. Statistik Indeks Harga Produsen, BPS Provinsi
Bali
Industri: Jasa Perusahaan
• PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb)
PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011-2016
diestimasi menggunakan indikator indeks implisit
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
89
industri jasa perusahaan.
• PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010=100
(adhk)
PDRB atas dasar harga konstan 2010=100 tahun
2011-2016 diestimasi menggunakan indikator in-
dustri jasa perusahaan.
Sumber data:
• Matriks Supply Provinsi Bali Tahun 2010, BPS
Provinsi Bali
Industri: Jasa Lainnya
• PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb)
Output atas dasar harga berlaku dihitung
menggunakan pendekatan produksi, yaitu
mengalikan indikator produksi dan indikator
harga. Sedangkan, NTB atas dasar harga berlaku
diperoleh dengan mengalikan output berlaku dan
rasio NTB.
• PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010=100
(adhk)
Output atas dasar harga konstan diperoleh dengan
metode deflasi, yaitu membagi output atas dasar
harga berlaku yang telah diperoleh dengan deflator
berupa IHK. Sedangkan, NTB atas dasar harga
konstan diperoleh dengan mengalikan output atas
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
90
dasar harga konstan dan rasio NTB.
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Bali
2. Matriks Supply Provinsi Bali Tahun 2010, BPS Provinsi Bali
3. Statistik Indeks Harga Konsumen (IHK), BPS Provinsi Bali
m. Subsektor Periklanan
Industri: Jasa Perusahaan
• PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb)
PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011-2016
diestimasi menggunakan indikator pajak reklame.
• PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010=100
(adhk)
PDRB atas dasar harga konstan 2010=100 tahun
2011-2016 diperoleh dengan metode deflasi, yaitu
dengan cara men-deflate PDRB atas dasar harga
berlaku dengan deflator yang bersesuaian.
Sumber data:
1. Matriks Supply Ekonomi Kreatif Tahun 2010, BPS Provinsi Bali
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
91
n. Subsektor Televisi dan Radio
Industri: Informasi dan Komunikasi
• PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb)
Output atas dasar harga berlaku dihitung
menggunakan pendekatan produksi, yaitu
mengalikan indikator produksi dan indikator
harga. Sedangkan, NTB atas dasar harga berlaku
diperoleh dengan mengalikan output berlaku dan
rasio NTB.
• PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010=100
(adhk)
Nilai output atas dasar harga konstan diperoleh
menggunakan metode deflasi, yaitu dengan mem-
bagi output atas dasar harga konstan dengan ind-
ikator harga IHK. Untuk nilai NTB atas dasar harga
konstan, diperoleh dari perkalian antara output atas
dasar harga konstan dan rasio NTB tahun 2010.
Sumber data:
1. Matriks Supply Provinsi Bali Tahun 2010, BPS
Provinsi Bali
2. Statistik Harga Konsumen (IHK), BPS Provinsi
Bali
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
92
o. Subsektor Seni Pertunjukan
Industri: Jasa Perusahaan
• PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb)
Output atas dasar harga berlaku dihitung
menggunakan pendekatan produksi, yaitu
mengalikan indikator produksi dan indikator
harga. Sedangkan, NTB atas dasar harga berlaku
diperoleh dengan mengalikan output berlaku dan
rasio NTB.
• PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010=100
(adhk)
PDRB atas dasar harga konstan 2010=100 tahun
2011-2016 diperoleh dengan metode deflasi, yaitu
dengan cara men-deflate PDRB atas dasar harga
berlaku dengan deflator yang bersesuaian.
Sumber data:
• Matriks Supply Ekonomi Kreatif tahun 2010,
BPS Provinsi Bali
Industri: Pendidikan
• PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb)
PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011-2016
di estimasi sebagai perkalian antara PDRB atas
dasar harga konstan 2010=100 dengan IHK pen-
didikan.
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
93
• PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010=100
(adhk)
PDRB atas dasar harga konstan 2010=100 tahun
2011-2016 di estimasi menggunakan indikator
jumlah peserta kursus.
Sumber data:
1. Matriks Supply Provinsi Bali Tahun 2010, BPS
Provinsi Bali
2. Statistik Harga Konsumen (IHK), BPS Provinsi
Bali
Industri: Jasa Lainnya
• PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb)
Output atas dasar harga berlaku dihitung
menggunakan pendekatan produksi, yaitu
mengalikan indikator produksi dan indikator
harga. Sedangkan, NTB atas dasar harga berlaku
diperoleh dengan mengalikan output berlaku dan
rasio NTB.
• PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010=100
(adhk)
Output atas dasar harga konstan diperoleh dengan
metode deflasi, yaitu membagi output berlaku
yang telah diperoleh dengan deflator berupa
IHK. Sedangkan, NTB atas dasar harga konstan
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
94
diperoleh dengan mengalikan output atas dasar
harga konstan dan rasio NTB.
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Bali
2. Matriks Supply Provinsi Bali Tahun 2010, BPS
Provinsi Bali
3. Statistik Indeks Harga Konsumen (IHK), BPS
Provinsi Bali
p. Subsektor Seni Rupa
Industri: Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor
Output seni rupa diperoleh dengan pendekatan
pengeluaran. Output merupakan penjumlahan
dari pengeluaran penduduk untuk barang-barang
pajangan. Penghitungan tersebut menghasilkan
output utama. Sedangkan output sekunder
didapatkan dari rasio Matriks Supply Ekraf 2010.
Output atas dasar harga konstan diperoleh
dengan metode deflasi dengan IHK umum sebagai
deflatornya. Sedangkan nilai tambah brutonya
dihitung berdasarkan perkalian rasio nilai tambah
bruto dengan outputnya.
Sumber data:
1. Statistik Harga Konsumen (IHK), BPS Provinsi
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
95
Bali
Industri: Jasa Perusahaan
• PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb)
PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011-2016
diestimasi menggunakan indikator subsektor Seni
Rupa.
• PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010=100
(adhk)
PDRB atas dasar harga konstan 2010=100 tahun
2011-2016 diestimasi menggunakan indikator sub-
sektor Seni Rupa.
Sumber data:
• Matriks Supply Ekonomi Kreatif Tahun 2010,
BPS Provinsi Bali
Industri: Pendidikan
• PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb)
PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011-2016
diestimasi sebagai perkalian antara PDRB atas
dasar harga konstan 2010=100 dengan IHK pen-
didikan.
• PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010=100
(adhk)
PDRB atas dasar harga konstan 2010=100 tahun
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
96
2011-2016 diestimasi menggunakan indikator jum-
lah peserta kursus.
Sumber data:
1. Matriks Supply Provinsi Bali Tahun 2010, BPS Provinsi Bali
2. Statistik Harga Konsumen (IHK), BPS Provinsi Bali
Industri: Jasa Lainnya
• PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb)
Output atas dasar harga berlaku dihitung
menggunakan pendekatan produksi, yaitu
mengalikan indikator produksi dan indikator
harga. Sedangkan, NTB atas dasar harga berlaku
diperoleh dengan mengalikan output berlaku dan
rasio NTB.
• PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010=100 (adhk)
Output atas dasar harga konstan diperoleh dengan
metode deflasi, yaitu membagi output berlaku
yang telah diperoleh dengan deflator berupa
IHK. Sedangkan, NTB atas dasar harga konstan
diperoleh dengan mengalikan output atas dasar
harga konstan dan rasio NTB.
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
97
Sumber data:
1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Bali
2. Matriks Supply Provinsi Bali Tahun 2010, BPS Provinsi Bali
3. Statistik Indeks Harga Konsumen (IHK), BPS Provinsi Bali
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
101
4.1 KoNDIsI MAKRo PDRB PRoVINsI BALI TAHUN 2010-2016
Krisis ekonomi global pada tahun 2008 telah berdampak pada pelemahan perekonomian dunia. Struktur perekonomian Indonesia yang tidak sepenuhnya bergantung pada ekspor barang ke luar negeri, menjadi salah satu faktor yang menyelamatkan perekonomian Indonesia dari hantaman krisis ekonomi global tersebut. Kinerja perekonomian Indonesia masih dapat dipertahankan, begitu pula dengan kinerja perekonomian Provinsi Bali.
Stabilitas perekonomian Provinsi Bali pasca kri-sis ekonomi global tercermin dari meningkatnya nilai PDRB pada tahun 2010-2016. Pada tahun 2010, PDRB Provinsi Bali atas dasar harga berlaku tercatat sebesar 93.749,35 miliar Rupiah. Karena menggunakan tahun dasar 2010=100, sehingga nilai PDRB Provinsi Bali atas dasar harga konstan pada tahun 2010 memiliki nilai yang tidak berbeda dengan atas dasar harga berlaku.
PDRB Provinsi Bali atas dasar harga berlaku mencapai 195.376,31 miliar Rupiah pada tahun 2016. PDRB Provinsi Bali atas dasar harga konstan tahun 2010-2016 juga mempunyai pola yang sama, yaitu te-rus mengalami peningkatan sejalan dengan PDRB atas dasar harga berlaku. Nilai PDRB Provinsi Bali atas dasar harga konstan meningkat sebesar 46,34 persen menjadi 137.192,52 miliar Rupiah pada tahun 2016.
BAB IVHAsIL
sElama 6 (Enam) tahun tErakhir,
Ekonomi bali sElalu tumbuh
Di atas rata-rata nasional.
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
102
Ekonomi Bali selama periode 2010-2016 menunjukkan performa yang cukup baik. Selama 6 (enam) tahun terakhir, ekonomi Bali selalu tumbuh di atas rata-rata nasional walaupun sempat mengalami perlambatan pada tahun 2013 dan 2015. Melambatnya perekonomian Provinsi Bali bukan berarti bahwa perekonomian Provinsi Bali mengalami penurunan. Perekonomian Provinsi Bali tetap mengalami peningkatan namun percepatan pening-katannya lebih lambat dibandingkan periode sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi Bali dari sisi lapangan usaha di-topang oleh lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum, pertanian serta konstruksi. Sedangkan penopang ekonomi Bali dari sisi pengeluaran adalah konsumsi rumah tangga, ekspor luar negeri serta PMTB. Pada tahun 2016, perekonomian Provinsi Bali tercatat tumbuh 6,24 persen. Gambaran makro perekonomian Bali secara lengkap terdapat pada gambar 4.1.
Nilai tambah yang tercipta dari aktivitas ekonomi kreatif di Bali juga tercatat terus mengalami peningkatan selama periode 2010-2016. Besaran PDRB ekonomi kreatif atas dasar harga berlaku terus mengalami peningkatan seperti halnya PDRB Provinsi Bali. Secara rata-rata, nilai tambah dari aktivitas ekonomi kreatif sebesar 13,10 persen dari total PDRB Bali. Pada tahun 2010, PDRB Ekonomi Kreatif mampu memberikan kontribusi sebesar 13,94 persen. Walaupun nilai tambah
GAMBAR 4.1 PDRB ATAS DASAR HARGA BERLAKU (TRILIUN RUPIAH), PDRB ATAS DASAR HARGA KONSTAN (TRILIUN RUPIAH), DAN LAJU PERTUMBUHAN
PDRB PROVINSI BALI (%) TAHUN 2010-2016
Sumber: Badan Pusat Statistik
nilai tambah yang tErCipta Dari aktivitas Ekonomi krEatif Di bali tErus mEningkat sElama pErioDE 2010-2016
No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Rata-rata
1 Besaran PDRB adhb (Milyar Rp.)
PDRB Ekraf 13.071,13 14.544,09 15.576,37 17.309,46 19.741,12 22.216,38 24.582,79 18.148,76
PDRB Non Ekraf 80.678,22 90.068,10 102.411,03 117.098,07 136.654,61 154.939,96 170.793,52 121.806,22
PDRB Provinsi
Bali
93.749,35 104.612,19 117.987,40 134.407,53 156.395,73 177.156,34 195.376,31 139.954,98
2 Kontribusi (%)
PDRB Ekraf 13,94 13,90 13,20 12,88 12,62 12,54 12,58 13,10
PDRB Non Ekraf 86,06 86,10 86,80 87,12 87,38 87,46 87,42 86,90
PDRB Provinsi
Bali
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
3 Pertumbuhan (%)
PDRB Ekraf - 4,63 5,14 5,44 8,09 7,60 7,33 6,37
PDRB Non Ekraf - 6,99 7,25 6,88 6,53 5,79 6,07 6,58
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
103
yang tercipta terus mengalami peningkatan, namun kontribusi terhadap total PDRB Bali cenderung menurun dan hanya mencapai 12,58 persen pada tahun 2016. Jika dilihat perkembangannya berdasarkan PDRB harga konstan 2010, aktivitas ekonomi kreatif di Bali terus tumbuh dengan rata-rata pertumbuhan 6,37 persen. Pada tahun 2011, PDRB Ekonomi Kreatif tercatat tumbuh sebesar 4,63 persen dan terus meningkat hingga mencapai 7,33 persen pada tahun 2016.
4.2 BEsARAN PDRB EKoNoMI KREATIf
Pengembangan ekonomi kreatif menjadi salah satu pilihan yang paling tepat untuk meningkatkan perekonomian di suatu wilayah. Terlebih lagi di Bali yang mengandalkan perekonomiannya pada sektor jasa (pariwisata), ekonomi kreatif masih mempunyai potensi yang cukup besar untuk terus dikembangkan. Berdasarkan penghitungan nilai tambah yang tercipta, besaran PDRB atas dasar harga berlaku yang dihasilkan oleh pelaku ekonomi kreatif terus mengalami peningkatan sejalan dengan peningkatan PDRB di Bali. Pada tahun 2010, PDRB yang dihasilkan dari ekonomi kreatif tercatat sebesar 13.071,13 miliar rupiah dari total 93.749,35 miliar rupiah PDRB Bali.
sEbagai DaErah tujuan
wisatawan, aktivitas
Ekonomi krEatif Di bali masih
mEmpunyai potEnsi yang Cukup bEsar untuk tErus
DikEmbangkan
TABEL 4.1 RINGKASAN INDIKATOR MAKRO PDRB EKONOMI KREATIF BALITAHUN 2010-2016
No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Rata-rata
1 Besaran PDRB adhb (Milyar Rp.)
PDRB Ekraf 13.071,13 14.544,09 15.576,37 17.309,46 19.741,12 22.216,38 24.582,79 18.148,76
PDRB Non Ekraf 80.678,22 90.068,10 102.411,03 117.098,07 136.654,61 154.939,96 170.793,52 121.806,22
PDRB Provinsi
Bali
93.749,35 104.612,19 117.987,40 134.407,53 156.395,73 177.156,34 195.376,31 139.954,98
2 Kontribusi (%)
PDRB Ekraf 13,94 13,90 13,20 12,88 12,62 12,54 12,58 13,10
PDRB Non Ekraf 86,06 86,10 86,80 87,12 87,38 87,46 87,42 86,90
PDRB Provinsi
Bali
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
3 Pertumbuhan (%)
PDRB Ekraf - 4,63 5,14 5,44 8,09 7,60 7,33 6,37
PDRB Non Ekraf - 6,99 7,25 6,88 6,53 5,79 6,07 6,58
Sumber: Badan Pusat Statistik
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
104
GAMBAR 4.2 PDRB EKRAF DAN PDRB NON EKRAF PROVINSI BALI ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN 2010 – 2016 (TRILIUN RP.)
Sumber: Badan Pusat Statistik
Perkembangan PDRB ekonomi kreatif dan non ekonomi kreatif atas dasar harga berlaku di Bali selama periode 2010-2016, secara lengkap dapat dilihat pada gambar 4.2. Pada tahun 2016, PDRB ekonomi kreatif di Bali atas dasar harga berlaku meningkat sebesar 11.511,65 miliar rupiah jika dibandingkan dengan tahun 2010. Sementara nilai tambah dari aktivitas non ekraf meningkat 90.115,30 milyar, sehingga secara total PDRB Bali meningkat 101.626,96 milyar.
Rata-rata PDRB ekonomi kreatif atas dasar harga berlaku sebesar 18.148,76 miliar rupiah selama kurun waktu tahun 2010-2016 telah memberikan kontribusi terhadap perekonomian Provinsi Bali sebesar rata-rata 13,10 persen. Persentase ini jauh lebih rendah dari rata-rata kontribusi PDRB non ekonomi kreatif terhadap PDRB Bali yang mencapai 86,90 persen. Besarnya kontribusi PDRB non kreatif dipengaruhi oleh sumbangan lapangan usaha hotel dan restoran, yang tidak termasuk dalam cakupan ekonomi kreatif.
Besaran PDRB atas dasar harga berlaku menun-jukkan peranan tiap subsektor ekonomi kreatif dalam pen-ciptaan nilai tambah PDRB ekonomi kreatif. PDRB atas
lapangan usaha hotEl & rEstoran sEbagai pEnopang utama pErEkonomian bali, tiDak tErmasuk Dalam klasifikasi Ekonomi krEatif
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
105
GAMBAR 4.3 PDRB ATAS DASAR HARGA BERLAKU PROVINSI BALI MENURUT SUBSEKTOR EKONOMI KREATIF TAHUN 2016 (TRILIUN RP.)
Sumber: Badan Pusat Statistik
dasar harga berlaku juga dapat menjadi gambaran kinerja subsektor ekonomi kreatif. Secara lengkap besaran PDRB ekonomi kreatif atas dasar harga berlaku tahun 2010-2016 terdapat pada lampiran empat. Pada tahun 2016, subsektor ekonomi kreatif yang tercatat mempunyai nilai tambah atas dasar harga berlaku tertinggi adalah subsek-tor kuliner dengan nilai sebesar 16.539,10 miliar rupiah, kemudian diikuti oleh subsektor kriya dengan nilai sebesar 4.718,65 miliar rupiah dan subsektor fesyen dengan nilai sebesar 1.333,36 miliar rupiah. Subsektor ekonomi kreatif yang tercatat mempunyai besaran PDRB atas dasar harga berlaku terkecil pada tahun 2016 adalah subsektor desain komunikasi visual dan desain produk dengan nilai masing-masing sebesar 6,27 miliar rupiah dan 8,18 miliar rupiah. Gambaran perkembangan besaran PDRB ekonomi kreatif atas dasar harga berlaku tahun 2016 menurut subsektor ekonomi kreatif dapat dilihat dari gambar 4.3.
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
106
GAMBAR 4.4 PDRB EKRAF DAN PDRB NON EKRAF PROVINSI BALI ATAS DASAR HARGA KONSTAN TAHUN 2010 – 2016 (TRILIUN RP.)
Sumber: Badan Pusat Statistik
Pada tahun 2010, tercatat hanya terdapat 2 subsektor ekonomi kreatif yang mempunyai nominal PDRB atas dasar harga berlaku mencapai di atas 1.000 miliar rupiah yaitu subsektor kuliner dan kriya. Dengan peningkatan nilai tambah yang tercipta, pada tahun 2016 tercatat tiga subsektor ekonomi kreatif yang mempunyai nominal PDRB atas dasar harga berlaku di atas 1.000 mil-iar rupiah, yaitu subsektor kuliner, subsektor kriya, serta subsektor fesyen.
Pergerakan riil ekonomi kreatif di Bali dapat dilihat dari perkembangan PDRB ekonomi kreatif atas dasar harga konstan. Berdasarkan hasil penghitungan, ekonomi kreatif di Bali terus mengalami pertumbuhan selama kurun waktu tahun 2010-2016, walaupun sempat mengalami sedikit perlambatan pada tahun 2015. Besaran PDRB atas dasar harga konstan yang dihasilkan oleh ekonomi kreatif pada tahun 2016 mencapai 18.926,30 miliar rupiah, meningkat 44,79 persen dibandingkan tahun 2010. Secara lengkap gambaran perkembangan besaran PDRB ekonomi kreatif atas dasar harga konstan dapat dilihat dari gambar 4.4.
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
107
Besaran PDRB ekonomi kreatif atas dasar harga konstan yang semakin meningkat menunjukkan bahwa perkembangan ekonomi kreatif di Provinsi Bali semakin baik. Setiap tahun PDRB ekonomi kreatif atas dasar harga konstan mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar 6,37 persen dengan rata-rata kontribusi sebesar 13,10 persen terhadap pembentukan PDRB Provinsi Bali atas dasar harga konstan. Gambaran PDRB atas dasar harga konstan menurut subsektor ekonomi kreatif secara leng-kap dapat dilihat dari gambar 4.5.
Seperti halnya nilai tambah atas dasar harga berlaku, subsektor ekonomi kreatif kuliner, kriya dan fesyen juga mempunyai besaran nilai tambah atas dasar harga konstan terbesar dibandingkan subsektor ekonomi kreatif lainnya. Selama periode 2010-2016, subsektor kuliner dan kriya tercatat meningkat rata-rata sebesar 10,21 triliun rupiah dan 3,06 triliun rupiah. Pada tahun
GAMBAR 4.5 PDRB ATAS DASAR HARGA KONSTAN MENURUT SUBSEKTOR EKONOMI KREATIF TAHUN 2016 (TRILIUN RUPIAH)
Sumber: Badan Pusat Statistik
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
108
2010, nilai tambah yang tercipta dari subsektor fesyen tercatat masih berada di bawah 1.000 miliar rupiah, namun pada tahun 2016 tercatat sudah mencapai 1.022,85 miliar rupiah dengan rata-rata peningkatan sebesar 882,97 miliar rupiah. Subsektor yang mempunyai besaran nilai tambah atas dasar harga konstan terkecil terhadap PDRB ekonomi kreatif Bali adalah subsektor desain komunikasi visual dan subsektor desain produk.
4.3 sTRUKTUR EKoNoMI KREATIf
Selama periode tahun 2010-2016, kontribusi rata-rata PDRB ekonomi kreatif terhadap perekonomian Provinsi Bali tercatat sebesar 13,10 persen. Walaupun mengalami peningkatan besaran nilai tambah yang tercipta, kontribusi ekonomi kreatif terhadap perekonomian Bali terus mengalami penurunan. Penurunan kontribusi ini disebabkan oleh meningkatnya kontribusi lapangan usaha hotel dan restoran sebagai penopang utama perekonomian Bali yang notabene bukan merupakan bagian dari ekonomi kreatif.
Pada tahun 2010, PDRB ekonomi kreatif tercatat memberikan kontribusi sebesar 13,94 persen, sedangkan sisanya sebesar 86,06 persen merupakan kontribusi dari lapangan usaha selain subsektor ekonomi kreatif yang didominasi oleh hotel dan restoran. Berbanding terbalik dengan peningkatan nilai tambah dari hotel dan restoran, kontribusi PDRB ekonomi kreatif terus mengalami penurunan. Pada tahun 2015 kontribusi subsektor ekonomi kreatif hanya tercatat sebesar 12,54 persen, kemudian sedikit meningkat pada tahun 2016 menjadi 12,58 persen.
Gambar 4.6. Struktur Perekonomian Provinsi
Bali Tahun 2010 (%)
Sumber: Badan Pusat Statistik
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
109
Gambar 4.7. Struktur Perekonomian Provinsi
Bali Tahun 2016 (%)
Berdasarkan gambar 4.6. dan 4.7. dapat dilihat perubahan komposisi PDRB ekonomi kreatif dan non ekonomi kreatif terhadap total PDRB Bali tahun 2010 dan 2016. Kontribusi PDRB ekonomi kreatif tahun 2016 tercatat mengalami penurunan dibandingkan tahun 2010, dan sebaliknya kontribusi non ekonomi kreatif pada tahun 2016 tercatat meningkat dibandingkan tahun 2010.
Selama kurun waktu 2010-2016, terdapat tiga subsektor yang cukup dominan berkontribusi dalam pembentukan PDRB ekonomi kreatif yaitu subsektor Kuliner, subsektor Kriya, dan subsektor Fesyen. Pada tahun 2016, subsektor kuliner menciptakan nilai tambah sebesar 16.539,10 miliar rupiah dan menyumbang 67,28 persen terhadap pembentukan PDRB ekonomi kreatif. Sedangkan subsektor Kriya, dan subsektor Fesyen yang tercatat menyumbang nilai tambah masing-masing sebesar 4.718,65 miliar rupiah dan 1.333,36 miliar rupiah memberikan kontribusi sebesar 19,19 persen dan 5,42 persen terhadap pembentukan PDRB ekonomi kreatif tahun 2016.
2010, nilai tambah yang tercipta dari subsektor fesyen tercatat masih berada di bawah 1.000 miliar rupiah, namun pada tahun 2016 tercatat sudah mencapai 1.022,85 miliar rupiah dengan rata-rata peningkatan sebesar 882,97 miliar rupiah. Subsektor yang mempunyai besaran nilai tambah atas dasar harga konstan terkecil terhadap PDRB ekonomi kreatif Bali adalah subsektor desain komunikasi visual dan subsektor desain produk.
4.3 sTRUKTUR EKoNoMI KREATIf
Selama periode tahun 2010-2016, kontribusi rata-rata PDRB ekonomi kreatif terhadap perekonomian Provinsi Bali tercatat sebesar 13,10 persen. Walaupun mengalami peningkatan besaran nilai tambah yang tercipta, kontribusi ekonomi kreatif terhadap perekonomian Bali terus mengalami penurunan. Penurunan kontribusi ini disebabkan oleh meningkatnya kontribusi lapangan usaha hotel dan restoran sebagai penopang utama perekonomian Bali yang notabene bukan merupakan bagian dari ekonomi kreatif.
Pada tahun 2010, PDRB ekonomi kreatif tercatat memberikan kontribusi sebesar 13,94 persen, sedangkan sisanya sebesar 86,06 persen merupakan kontribusi dari lapangan usaha selain subsektor ekonomi kreatif yang didominasi oleh hotel dan restoran. Berbanding terbalik dengan peningkatan nilai tambah dari hotel dan restoran, kontribusi PDRB ekonomi kreatif terus mengalami penurunan. Pada tahun 2015 kontribusi subsektor ekonomi kreatif hanya tercatat sebesar 12,54 persen, kemudian sedikit meningkat pada tahun 2016 menjadi 12,58 persen.
Gambar 4.6. Struktur Perekonomian Provinsi
Bali Tahun 2010 (%)
Sumber: Badan Pusat Statistik
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
110
Perkembangan teknologi yang semakin pesat, seyogyanya menjadi booster bagi perkembangan ekonomi kreatif. Namun yang cukup menjadi perhatian, ternyata di tengah semakin majunya teknologi, kontribusi subsektor ekonomi kreatif yang cukup dominan dalam pemanfaatan teknologi terhadap pembentukan PDRB ekonomi kreatif di Provinsi Bali masih sangat kecil.
Subsektor ekonomi kreatif seperti subsektor Film, Animasi dan Video, subsektor Desain Produk, dan subsektor Desain Komunikasi Visual masih berkontribusi cukup kecil terhadap penciptaan nilai tambah ekonomi kreatif di Bali. Pada tahun 2016, ketiga subsektor tersebut tercatat hanya memberikan kontribusi masing-masing sebesar 0,06 persen; 0,03 persen; dan 0,03 persen. Kelompok subsektor ini tentunya memerlukan stimulus dan dukungan untuk lebih mengembangkan ekonominya sehingga dapat meningkatkan kontribusi nilai tambahnya terhadap pembentukan PDRB ekonomi kreatif di Bali. Peranan masing-masing subsektor ekonomi kreatif terhadap pembentukan PDRB ekonomi kreatif di Bali dapat dilihat pada gambar 4.8.
GAMBAR 4.8. DISTRIBUSI PDRB PROVINSI BALI ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT EKONOMI KREATIF TAHUN 2016 (%)
Sumber: Badan Pusat Statistik
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
111
GAMBAR 4.9 LAJU PERTUMBUHAN PDRB PROVINSI BALI, PDRB EKONOMI KREATIF, DAN PDRB NON EKONOMI KREATIF TAHUN 2011-2016 (%)
Sumber: Badan Pusat Statistik
4.4 PERTUMBUHAN EKoNoMI KREATIf
Keberhasilan pembangunan ekonomi kreatif di Bali, salah satunya dapat dilihat dari rata-rata perumbuhan PDRB ekonomi kreatif berdasarkan harga konstan. Rata-rata pertumbuhan ekonomi kreatif selama periode tahun 2010-2016 tercatat sebesar 6,37 persen. Rata-rata pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan PDRB non ekonomi kreatif yang tercatat mencapai 6,58 persen. Perkembangan PDRB ekonomi kreatif dan non ekonomi kreatif selengkapnya dapat dilihat pada gambar 4.9.
Berdasarkan gambar 4.9. dapat dilihat pola pertumbuhan ekonomi kreatif di Bali selama periode 2011-2016. Pada tahun 2011-2013, laju pertumbuhan PDRB ekonomi kreatif tercatat berada di bawah pertumbuhan ekonomi Bali. Sejalan dengan pergerakan laju pertumbuhan dari subsektor kuliner yang meningkat cukup signifikan mulai tahun 2014, sehingga pergerakan laju pertumbuhan PDRB ekonomi kreatif menjadi lebih tinggi dibandingkan PDRB non ekonomi kreatif dan PDRB total. Selama periode 2014-2016, pertumbuhan ekonomi kreatif tercatat lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali. Pada tahun 2014, pertumbuhan ekonomi
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
112
kreatif tercatat mencapai 8,09 persen berada di atas per-tumbuhan ekonomi Provinsi Bali yang tercatat hanya 6,73 persen. Walaupun mengalami perlambatan pada tahun 2015 menjadi hanya 7,60 persen, pertumbuhan ekonomi kreatif tetap berada di atas pertumbuhan ekonomi Bali yang pada periode tersebut tercatat tumbuh 6,03 persen. Di tahun 2016, ekonomi kreatif kembali tumbuh mencapai 7,33 persen lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali yang tercatat hanya sebesar 6,24 persen.
Dilihat menurut subsektornya, laju pertumbuhan PDRB ekonomi kreatif dapat dilihat pada Tabel 4.2. Berbeda dengan pola pertumbuhan PDRB yang sedikit mengalami perlambatan pada tahun 2013, ternyata ekonomi kreatif mampu tetap tumbuh walaupun subsektor kuliner sedikit melambat. Kondisi ini salah satunya dipengaruhi oleh pelaksanaan Pilkada pada tahun 2013. Sehingga berbagai subsektor yang terkait dengan pelaksanaan Pilkada seperti kriya, fesyen serta televisi-radio memberikan pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan PDRB ekonomi kreatif.
Subsektor kuliner tercatat memiliki rata-rata pertumbuhan tertinggi selama periode 2011-2016 yaitu sebesar 6,83 persen kemudian diikuti oleh subsktor fesyen dengan rata-rata pertumbuhan 5,84 persen. Sebagai daerah tujuan wisata, subsektor seni pertunjukkan, fotografi serta musik menunjukkan performa yang cukup baik dengan rata-rata pertumbuhan masing-masing sebesar 5,82 persen, 5,69 persen dan 5,68 persen.
tahun 2014 subsEktor kulinEr mampu tumbuh sEbEsar 8,73 pErsEn, sEhingga mampu mEnDorong pErtumbuhan pDrb Ekonomi krEatif Di bali sampai paDa kisaran 7,28 pErsEn.
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
113
Sumber: Badan Pusat Statistik
TABEL 4.2 LAJU PERTUMBUHAN PDRB EKONOMI KREATIF MENURUT SUBSEK-TOR EKONOMI KREATIF TAHUN 2011-2016 (%)
Kategori Uraian 2011 2012 2013 2014 2015 2016(1) (2) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
01 Arsitektur 5,01 7,31 5,41 4,20 5,31 5,8602 Desain
Interior4,35 5,92 6,24 6,00 4,96 5,51
03 Desain Komunikasi Visual
3,24 3,10 4,99 4,18 3,69 3,28
04 Desain Produk
2,85 3,77 4,64 3,80 2,73 2,34
05 Film, Animasi dan Video
2,24 3,93 4,56 3,36 3,76 3,08
06 Fotografi 4,15 4,68 4,80 7,72 6,14 6,6507 Kriya 2,65 3,81 7,01 7,64 6,99 5,0608 Kuliner 5,24 5,44 4,65 8,73 8,30 8,6209 Musik 5,51 4,91 5,33 5,80 6,44 6,0810 Fesyen 5,45 6,59 9,00 6,78 4,51 2,6811 Aplikasi
dan Game Developer
5,09 3,06 3,96 4,26 5,60 4,24
12 Penerbitan 4,04 5,34 6,09 5,55 5,96 5,8113 Periklanan 2,04 4,19 4,07 3,61 5,66 6,1414 Televisi dan
Radio4,10 5,30 6,57 5,60 5,74 5,98
15 Seni Pertunjukan
3,92 4,83 6,09 6,50 6,66 6,94
16 Seni Rupa 3,34 4,07 5,38 6,78 6,82 6,44
PDRB Ekonomi Kreatif 4,63 5,14 5,44 8,09 7,60 7,33
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
114
subsEktor kulinEr mEnjaDi sumbEr pErtumbuhan tErtinggi pDrb Ekonomi krEatif Di bali sElama pErioDE 2011-2016
4.5 sUMBER PERTUMBUHAN PDRB EKoNoMI KREATIf
Peranan dari masing-masing subsektor ekonomi kreatif terhadap laju pertumbuhan ekonomi kreatif tergambar pada sumbangan yang diberikan subsektor ekonomi kreatif tersebut terhadap pembentukan pertumbuhan ekonomi kreatif. Besaran tersebut tercermin dalam sumber pertumbuhan sebagaimana tercantum pada tabel 4.3.
Sebagai subsektor yang dominan di Bali, subsektor kuliner selalu menjadi sumber pertumbuhan PDRB ekonomi kreatif selama periode 2011-2016 dengan rata-rata sumbangan tercatat sebesar 4,46 persen. Jika pada tahun 2010, subsektor kuliner tercatat menyumbang sebesar 3,40 persen terhadap total pertumbuhan maka pada tahun 2016 sumbangannya tercatat meningkat menjadi 5,67 persen. Subsektor kriya menjadi sumber pertumbuhan terbesar kedua setelah subsektor kuliner, dengan sumbangan rata-rata tercatat sebesar 1,09 persen. Subsektor Desain Komunikasi Visual dan desain produk adalah subsektor ekonomi kreatif yang memberikan kontribusi terkecil dengan rata-rata kontribusi masing-masing tercatat sebesar 0,0011 dan 0,0013 persen.
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
115
TABEL 4.3 SUMBER PERTUMBUHAN EKONOMI KREATIF MENURUT SUBSEKTOR EKONOMI KREATIF TAHUN 2011-2016
Kategori Uraian 2011 2012 2013 2014 2015 2016(1) (2) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
01 Arsitektur 0,04 0,06 0,05 0,04 0,05 0,0502 Desain
Interior0,00 0,01 0,01 0,01 0,00 0,01
03 Desain Komunikasi Visual
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
04 Desain Produk
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
05 Film, Animasi dan Video
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
06 Fotografi 0,02 0,02 0,02 0,03 0,03 0,0307 Kriya 0,53 0,75 1,37 1,51 1,38 0,9908 Kuliner 3,40 3,55 3,04 5,67 5,42 5,6709 Musik 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,0110 Fesyen 0,30 0,37 0,51 0,40 0,26 0,1511 Aplikasi
dan Game Developer
0,06 0,04 0,05 0,05 0,07 0,05
12 Penerbitan 0,17 0,22 0,26 0,23 0,25 0,2413 Periklanan 0,01 0,01 0,01 0,01 0,02 0,0214 Televisi dan
Radio0,04 0,05 0,06 0,05 0,05 0,05
15 Seni Pertunjukan
0,02 0,03 0,03 0,03 0,03 0,04
16 Seni Rupa 0,02 0,02 0,03 0,03 0,03 0,03
PDRB Ekonomi Kreatif 4,63 5,14 5,44 8,09 7,60 7,33
Sumber: Badan Pusat Statistik
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
119
LAMPIRAN
Lampiran 1. Klasifikasi Ekonomi Kreatif dan Cakupan Subsektor Ekonomi Kreatif Menurut KBLI 2015
Kode Subsektor
Subsektor Ekonomi Kreatif
Kode KBLI 2015
Uraian KBLI 2015
01 Arsitektur71101 Aktivitas Arsitektur
71102Aktivitas Keinsinyuran dan
Konsultasi Teknis YBDI
02 DESAIN INTERIOR74100 Aktivitas Perancangan Khusus85497 Pendidikan teknik swasta
03DESAIN
KOMUNIKASI VISUAL
74100 Aktivitas Perancangan Khusus85497 Pendidikan teknik swasta74100 Aktivitas Perancangan Khusus
04 DESAIN PRODUK82920 Aktivitas Pengepakan85497 Pendidikan teknik swasta
05FILM, ANIMASI,
VIDEO
18202Reproduksi Media Rekaman Film
dan Video
59111Aktivitas Produksi Film, Video dan Program Televisi oleh Pemerintah
59112Aktivitas Produksi Film, Video dan
Program Televisi oleh Swasta
59121Aktivitas Pasca Produksi Film,
Video dan Program Televisi oleh Pemerintah
59122Aktivitas Pasca Produksi Film, Video dan Program Televisi oleh Swasta
59131Aktivitas Distribusi Film, Video dan Program Televisi oleh Pemerintah
59132Aktivitas Distribusi Film, Video dan
Program Televisi oleh Swasta59140 Aktivitas Pemutaran Film85499 Pendidikan lainnya swasta
06 FOTOGRAFI
74201 Aktivitas Fotografi85420 Pendidikan kebudayaan90002 Aktivitas Pekerja Seni90006 Aktivitas Operasional Fasilitas Seni
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
120
Kode Subsektor
Subsektor Ekonomi Kreatif
Kode KBLI 2015
Uraian KBLI 2015
90009Aktivitas Hiburan, Seni dan
Kreativitas Lainnya91021 MUseum yang dikelola Pemerintah91022 MUseum yang dikelola Swasta
07 KRIYA
13122 Industri Kain Tenun Ikat13123 Industri Bulu Tiruan Tenunan13134 Industri Batik13911 Industri Kain Rajutan13912 Industri Kain Sulaman/Bordir13913 Industri Bulu Tiruan Rajutan
13921Industri Barang Jadi Tekstil untuk
Keperluan Rumah Tangga13922 Industri Barang Jadi Tekstil Sulaman13923 Industri Bantal dan Sejenisnya
13924Industri Barang Jadi Rajutan dan
Sulaman13930 Industri Karpet dan Permadani
15129Industri Barang dari Kulit dan Kulit Buatan untuk Keperluan Lainnya
16291Industri Barang Anyaman dari Rotan
dan Bambu
16292Industri Barang Anyaman dari
Tanaman Bukan Rotan dan Bambu
16293Industri Kerajinan Ukiran dari Kayu
Bukan Mebeller
16294Industri Alat Dapur dari Kayu, Rotan
dan Bambu
16299Industri Barang dari Kayu, Rotan,
Gabus Lainnya YTDL
17022Industri Kemasan dan Kotak dari
Kertas dan Karton
17099Industri Barang dari Kertas dan
Papan Kertas Lainnya YTDL
23121Industri Perlengkapan dan Peralatan
Rumah Tangga dari Kaca23123 Industri Kemasan dari Kaca23129 Industri Barang Lainnya dari Kaca
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
121
Kode Subsektor
Subsektor Ekonomi Kreatif
Kode KBLI 2015
Uraian KBLI 2015
23929Industri Bahan Bangunan Dari Tanah
Liat/Keramik Bukan Batu Bata dan Genteng
23931Industri Perlengkapan Rumah
Tangga dari Porselen
23932Industri Perlengkapan Rumah
Tangga dari Tanah Liat/Keramik23951 Industri Barang dari Semen
23959Industri Barang dari Semen, Kapur,
Gips dan Asbes Lainnya
23961Industri Barang dari Marmer dan Granit untuk Keperluan Rumah
Tangga dan Pajangan
23963Industri Barang dari Batu untuk Keperluan Rumah Tangga dan
Pajangan
25920Jasa Industri Untuk Berbagai
Pengerjaan Khusus Logam dan Barang dari Logam
25992Industri Peralatan Dapur dan Peralatan Meja dari Logam
25995 Industri Lampu dari Logam
25999Industri Barang Logam Lainnya
YTDL31001 Industri Furnitur dari Kayu
31002Industri Furnitur dari Rotan dan atau
Bambu31003 Industri Furnitur dari Plastik31004 Industri Furnitur dari Logam31009 Industri Furnitur Lainnya32111 Industri Permata
32112Industri Barang Perhiasan dari Logam Mulia untuk Keperluan
Pribaadi
32113Industri Barang Perhiasan dari
Logam Mulian Bukan Untuk Keperluan Pribadi
32115 Industri Perhiasan Mutiara
32119Industri Barang Lainnya dari Logam
Mulia
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
122
Kode Subsektor
Subsektor Ekonomi Kreatif
Kode KBLI 2015
Uraian KBLI 2015
47781Perdagangan Eceran Barang
Kerajinan dari Kayu, Bambu, Rotan, pandan, Rumput dan Sejenisnya
47782
Perdagangan Eceran Barang Kerajinan dari Kulit, Tulang, Tanduk, Gading, Bulu dan Binatang/Hewan
yang Diawetkan
47783Perdagangan Eceran Barang
Kerajinan dari Logam
47784Perdagangan Eceran Barang
Kerajinan dari keramik
46498Perdagangan Besar Alat Permainan
dan Mainan Anak-anak
46491Perdagangan Besar peralatan dan
perlengkapan rumah tangga
46499Perdagangan Besar berbagai barang
dan perlengkapan rumah tangga lainnya
08 KULINER
10710 Industri Produk Roti dan Kue
10732Industri Makanan dari Cokelat dan
Kembang Gula
10733Industri Manisan Buah-Buahan dan
Sayuran Kering10739 Industri Kembang Gula Lainnya
10750Industri makanan dan masakan
olahan10792 Industri Kue Basah
10793Industri Makanan dari Kedele dan Kacang-Kacangan Lainnya Bukan
Kecap, Tempe dan Tahu
10794Industri Kerupuk, Keripik, Peyek dan
Sejenisnya10799 Industri Produk Makanan Lainnya
46321Perdagangan Besar Daging Sapi
Dan Daging Sapi Olahan
46322Perdagangan Besar Daging Ayam
Dan Daging Ayam Olahan
46324Perdagangan Besar Hasil Olahan
Perikanan
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
123
Kode Subsektor
Subsektor Ekonomi Kreatif
Kode KBLI 2015
Uraian KBLI 2015
46331Perdagangan Besar Gula, Coklat,
dan Kembang Gula46332 Perdagangan Besar Produk Roti
46339Perdagangan Besar Makanan dan
Minuman Lainnya
47242Perdagangan Eceran Roti, Kue Kering, Serta Kue Basah Dan
Sejenisnya
47245Perdagangan Eceran Daging dan
Ikan Olahan
47249Perdagangan Eceran Makanan
Lainnya
47822Perdagangan Eceran Kaki Lima Dan
Los Pasar Roti, Kue Kering, Kue Basah Dan Sejenisnya
47825Perdagangan Eceran Kaki Lima Dan Los Pasar Daging Olahan Dan Ikan
Olahan
47829Perdagangan Eceran Kaki Lima Dan Los Pasar Komoditi Makanan Dan
Minuman Ytdl56101 Restoran56102 Warung Makan56103 Kedai Makanan
56104Penyediaan Makanan Keliling/
Tempat Tidak Tetap
56210Jasa Boga untuk Suatu Event
Tertentu (Event Catering)56290 Penyediaan Makanan Lainnya56301 Bar56303 Rumah Minum/Kafe56304 Kedai Minuman56305 Rumah/Kedai Obat Tradisional
56306Penyediaan Minuman Keliling/
Tempat Tidak Tetap
09 MUSIK18201
Reproduksi Media Rekaman Suara dan Piranti Lunak
59201 Aktivitas Perekaman Suara
Kode Subsektor
Subsektor Ekonomi Kreatif
Kode KBLI 2015
Uraian KBLI 2015
47781Perdagangan Eceran Barang
Kerajinan dari Kayu, Bambu, Rotan, pandan, Rumput dan Sejenisnya
47782
Perdagangan Eceran Barang Kerajinan dari Kulit, Tulang, Tanduk, Gading, Bulu dan Binatang/Hewan
yang Diawetkan
47783Perdagangan Eceran Barang
Kerajinan dari Logam
47784Perdagangan Eceran Barang
Kerajinan dari keramik
46498Perdagangan Besar Alat Permainan
dan Mainan Anak-anak
46491Perdagangan Besar peralatan dan
perlengkapan rumah tangga
46499Perdagangan Besar berbagai barang
dan perlengkapan rumah tangga lainnya
08 KULINER
10710 Industri Produk Roti dan Kue
10732Industri Makanan dari Cokelat dan
Kembang Gula
10733Industri Manisan Buah-Buahan dan
Sayuran Kering10739 Industri Kembang Gula Lainnya
10750Industri makanan dan masakan
olahan10792 Industri Kue Basah
10793Industri Makanan dari Kedele dan Kacang-Kacangan Lainnya Bukan
Kecap, Tempe dan Tahu
10794Industri Kerupuk, Keripik, Peyek dan
Sejenisnya10799 Industri Produk Makanan Lainnya
46321Perdagangan Besar Daging Sapi
Dan Daging Sapi Olahan
46322Perdagangan Besar Daging Ayam
Dan Daging Ayam Olahan
46324Perdagangan Besar Hasil Olahan
Perikanan
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
124
Kode Subsektor
Subsektor Ekonomi Kreatif
Kode KBLI 2015
Uraian KBLI 2015
59202Aktivitas Penerbitan Musik dan Buku
Musik
77295Aktivitas penyewaan dan sewa guna
usaha tanpa hak opsi alat musik79990 Jasa Reservasi Lainnya YBDI YTDL85420 Pendidikan Kebudayaan90002 Aktivitas Pekerja Seni46512 Perdagangan Besar Piranti Lunak
47620Perdagangan Eceran Khusus
Rekaman Musik dan Video di Toko
10 FESYEN
14111Industri Pakaian Jadi (Konveksi) Dari
Tekstil
14112Industri Pakaian Jadi (Konveksi) Dari
Kulit
14120Penjahitan Dan Pembuatan Pakaian
Sesuai Pesanan
14131Industri Perlengkapan Pakaian dari
Tekstil
14132Industri Perlengkapan Pakaian dari
Kulit
14200Industri Pakaian Jadi dan Barang
dari Kulit Berbulu14301 Industri Pakaian Jadi Rajutan14302 Industri Pakaian Jadi Sulaman/Bordir
14303Industri Rajutan Kaos Kaki dan
Sejenisnya
15121Industri Barang Dari Kulit Dan Kulit
Buatan Untuk Keperluan Pribadi
15201Industri Alas Kaki Untuk Keperluan
Sehari-hari15202 Industri Sepatu Olahraga15209 Industri Alas Kaki Lainnya46412 Perdagangan Besar Pakaian46413 Perdagangan Besar Alas Kaki47711 Perdagangan Eceran Pakaian
47712Perdagangan Eceran Sepatu, Sandal
dan Alas Kaki Lainnya85498 Pendidikan Kerajinan dan Industri
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
125
Kode Subsektor
Subsektor Ekonomi Kreatif
Kode KBLI 2015
Uraian KBLI 2015
85499 Pendidikan lainnya swasta
11APLIKASI
DAN GAME DEVELOPER
58200 Penerbitan Piranti Lunak (Software)
62011Aktivitas Pengembangan Video
Game
62012Aktivitas Pengembangan Aplikasi
Perdagangan Melalui Internet (E-Commerce)
62019Aktivitas Pemrograman Komputer
Lainnya
62021Aktivitas Konsultasi Keamanan
Informasi
62029Kegiatan Konsultasi Komputer dan
Manajemen Fasilitas Komputer Lainnya
62090Kegiatan Teknologi Informasi dan
Jasa Komputer Lainnya63111 Kegiatan Pengolahan Data
63112Kegiatan Penyimpanan Data di
Server (Hosting) dan Kegiatan Ybdi63120 Portal Web70202 Aktivitas konsultasi transportasi
70204Aktivitas konsultasi investasi dan
perdagangan berjangka90002 Aktivitas Pekerja Seni
12 PENERBITAN
18111 Industri Percetakan Umum18112 Industri Percetakan Khusus
18120Kegiatan Jasa Penunjang
Pencetakan
46422Perdagangan Besar Barang
Percetakan dan Penerbitan Dalam Berbagai Bentuk
47612Perdagangan Eceran Hasil Pencetakan dan Penerbitan
58110 Penerbitan Buku58120 Penerbitan Direktori dan Mailing List
58130Penerbitan Surat Kabar, Jurnal dan
Buletin atau Majalah58190 Aktivitas Penerbitan Lainnya58200 Penerbitan Piranti Lunak (software)
Kode Subsektor
Subsektor Ekonomi Kreatif
Kode KBLI 2015
Uraian KBLI 2015
59202Aktivitas Penerbitan Musik dan Buku
Musik
77295Aktivitas penyewaan dan sewa guna
usaha tanpa hak opsi alat musik79990 Jasa Reservasi Lainnya YBDI YTDL85420 Pendidikan Kebudayaan90002 Aktivitas Pekerja Seni46512 Perdagangan Besar Piranti Lunak
47620Perdagangan Eceran Khusus
Rekaman Musik dan Video di Toko
10 FESYEN
14111Industri Pakaian Jadi (Konveksi) Dari
Tekstil
14112Industri Pakaian Jadi (Konveksi) Dari
Kulit
14120Penjahitan Dan Pembuatan Pakaian
Sesuai Pesanan
14131Industri Perlengkapan Pakaian dari
Tekstil
14132Industri Perlengkapan Pakaian dari
Kulit
14200Industri Pakaian Jadi dan Barang
dari Kulit Berbulu14301 Industri Pakaian Jadi Rajutan14302 Industri Pakaian Jadi Sulaman/Bordir
14303Industri Rajutan Kaos Kaki dan
Sejenisnya
15121Industri Barang Dari Kulit Dan Kulit
Buatan Untuk Keperluan Pribadi
15201Industri Alas Kaki Untuk Keperluan
Sehari-hari15202 Industri Sepatu Olahraga15209 Industri Alas Kaki Lainnya46412 Perdagangan Besar Pakaian46413 Perdagangan Besar Alas Kaki47711 Perdagangan Eceran Pakaian
47712Perdagangan Eceran Sepatu, Sandal
dan Alas Kaki Lainnya85498 Pendidikan Kerajinan dan Industri
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
126
Kode Subsektor
Subsektor Ekonomi Kreatif
Kode KBLI 2015
Uraian KBLI 2015
59202Aktivitas Penerbitan Musik dan Buku
Musik
63911Aktivitas Kantor Berita oleh
Pemerintah63912 Aktivitas kantor Berita oleh Swasta
72201Penelitian dan Pengembangan Ilmu
Pengetahuan Sosial
72202Penelitian dan Pengembangan
Linguistik dan Sastra
72209Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora
Lainnya90005 Jurnalis Berita Independen
13 PERIKLANAN
73100 Periklanan70203 Aktivitas kehumasan
70209Aktivitas konsultasi manajemen
lainnya73201 Penelitian pasar 73202 Jajak pendapat masyarakat
14TELEVISI DAN
RADIO
60101 Penyiaran Radio Oleh Pemerintah60102 Penyiaran Radio Oleh Swasta
60201Aktivitas Penyiaran dan
Pemrograman Televisi oleh Pemerintah
60202Aktivitas Penyiaran dan
Pemrograman Televisi oleh Swasta
61991Aktivitas telekomunikasi khusus
untuk penyiaran
15SENI
PERTUNJUKAN
82301Penyelenggara Pertemuan, Perjalan
Intensif, Koferensi dan Pameran82302 Event Organizer85420 Pendidikan Kebudayaan85499 Pendidikan lainnya swasta90001 Aktivitas Seni pertunjukan90002 Aktivitas Pekerja Seni 90003 Aktivitas Penunjang Hiburan90004 Jasa Impresariat Bidang Seni90006 Aktivitas operasional fasilitas seni
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
127
Kode Subsektor
Subsektor Ekonomi Kreatif
Kode KBLI 2015
Uraian KBLI 2015
90009Aktivitas Hiburan, Seni dan
Kreativitas Lainnya
16 SENI RUPA
47785 Perdagangan Eceran Lukisan
47789Perdagangan Eceran Barang Kerajinan dan Lukisan lainnya
47746 Perdagangan Eceran Barang Antik
47883Perdagangan Eceran kaki lima dan
los pasar lukisan
47893Perdagangan Eceran Kaki Lima dan
Los Pasar Barang Antik72204 Penelitian dan Pengembangan Seni85420 Pendidikan Kebudayaan91021 MUseum yang dikelola Pemerintah91022 MUseum yang dikelola Swasta90002 Aktivitas Pekerja Seni
91023Peninggalan Sejarah Yang Dikelola
Pemerintah
91024Peninggalan Sejarah Yang Dikelola
Swasta85499 Pendidikan Lainnya Swasta
70209Aktivitas Konsultasi Manajemen
Lainnya70203 Aktivitas Kehumasan
70204Aktivitas Konsultasi Investasi dan
Perdagangan Berjangka
Sumber: Badan Pusat Statistik
Kode Subsektor
Subsektor Ekonomi Kreatif
Kode KBLI 2015
Uraian KBLI 2015
59202Aktivitas Penerbitan Musik dan Buku
Musik
63911Aktivitas Kantor Berita oleh
Pemerintah63912 Aktivitas kantor Berita oleh Swasta
72201Penelitian dan Pengembangan Ilmu
Pengetahuan Sosial
72202Penelitian dan Pengembangan
Linguistik dan Sastra
72209Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora
Lainnya90005 Jurnalis Berita Independen
13 PERIKLANAN
73100 Periklanan70203 Aktivitas kehumasan
70209Aktivitas konsultasi manajemen
lainnya73201 Penelitian pasar 73202 Jajak pendapat masyarakat
14TELEVISI DAN
RADIO
60101 Penyiaran Radio Oleh Pemerintah60102 Penyiaran Radio Oleh Swasta
60201Aktivitas Penyiaran dan
Pemrograman Televisi oleh Pemerintah
60202Aktivitas Penyiaran dan
Pemrograman Televisi oleh Swasta
61991Aktivitas telekomunikasi khusus
untuk penyiaran
15SENI
PERTUNJUKAN
82301Penyelenggara Pertemuan, Perjalan
Intensif, Koferensi dan Pameran82302 Event Organizer85420 Pendidikan Kebudayaan85499 Pendidikan lainnya swasta90001 Aktivitas Seni pertunjukan90002 Aktivitas Pekerja Seni 90003 Aktivitas Penunjang Hiburan90004 Jasa Impresariat Bidang Seni90006 Aktivitas operasional fasilitas seni
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
128
1. Arsitektur
Arsitektur adalah wujud hasil penerapan pengetahuan, ilmu, teknologi, dan seni secara utuh dalam menggu-bah lingkungan binaan dan ruang, sebagai bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia sehingga dapat menyatu dengan keseluruhan lingkungan ruang.
2. Desain Interior
Desain interior adalah kegiatan yang memecahkan ma-salah fungsi dan kualitas interior; menyediakan layanan terkait ruang interior untuk meningkatkan kualitas hidup; dan memenuhi aspek kesehatan, keamanan, dan kenyamanan publik.
3. Desain Komunikasi Visual
Desain komunikasi visual adalah seni menyampaikan pesan (arts of commmunication) dengan menggu-nakan bahasa rupa (visual language) yang disam-paikan melalui media berupa desain yang bertujuan menginformasikan, mempengaruhi hingga merubah perilaku target audience sesuai dengan tujuan yang ingin diwujudkan. Sedang bahasa rupa yang dipakai berbentuk grafis, tanda, simbol, ilustrasi gambar/foto, tipografi/huruf dan sebagainya.
4. Desain Produk
Desain produk merupakan salah satu unsur memaju-kan industri agar hasil industri produk tersebut dapat diterima oleh masyarakat, karena produk yang mereka
Lampiran 2. Definisi dan Cakupan Ekonomi Kreatif
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
129
dapatkan mempunyai kualitas baik, harga terjangkau, desain yang menarik, mendapatkan jaminan dan sebagainya. Industrial Design Society of America (IDSA) mendefinisikan desain produk sebagai layanan profesional yang menciptakan dan mengembangkan konsep dan spesifikasi yang mengoptimalkan fungsi, nilai, dan penampilan suatu produk dan sistem untuk keuntungan pengguna maupun pabrik.
5. Film, Animasi, dan Video
Film
“Karya seni gambar bergerak yang memuat berbagai ide atau gagasan dalam bentuk audio visual, serta dalam proses pembuatannya menggunakan kaidah-kaidah sinematografi.”
Animasi
“Tampilan frame ke frame dalam urutan waktu untuk menciptakan ilusi gerakan yang berkelanjutan sehingga tampilan terlihat seolah-olah hidup atau mempunyai nyawa.”
Video
“Sebuah aktivitas kreatif, berupa eksplorasi dan inovasi dalam cara merekam (capture) atau membuat gambar bergerak, yang ditampilkan melalui media presentasi, yang mampu memberikan karya gambar bergerak alternatif yang berdaya saing, dan memberikan nilai tambah budaya, sosial, dan ekonomi.”
6. Fotografi
Fotografi merupakan sebuah industri yang mendorong penggunaan kreativitas individu dalam memproduksi
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
130
citra dari suatu objek foto dengan menggunakan perangkat fotografi, termasuk di dalamnya media perekam cahaya, media penyimpan berkas, serta media yang menampilkan informasi untuk menciptakan kesejahteraan dan juga kesempatan kerja.
7. Kriya
Kriya merupakan bagian dari seni rupa terapan yang merupakan titik temu antara seni dan desain yang bersumber dari warisan tradisi atau ide kontemporer yang hasilnya dapat berupa karya seni, produk fungsional, benda hias dan dekoratif, serta dapat dikelompokkan berdasarkan material dan eksplorasi alat teknik yang digunakan, dan juga tematik produknya.
8. Kuliner
Kuliner adalah kegiatan persiapan, pengolahan, peny-ajian produk makanan dan minuman yang menjadikan unsur kreativitas, estetika, tradisi, dan/atau kearifan lokal; sebagai elemen terpenting dalam meningkatkan cita rasa dan nilai produk tersebut, untuk menarik daya beli dan memberikan pengalaman bagi konsumen.
9. Musik
Musik adalah segala jenis usaha dan kegiatan kreatif yang berkaitan dengan pendidikan, kreasi/komposisi, rekaman, promosi, distribusi, penjualan, dan pertunjukan karya seni musik.
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
131
10. Fesyen
Fesyen adalah suatu gaya hidup dalam berpenampilan yang mencerminkan identitas diri atau kelompok.
11. Aplikasi dan Game Developer
Aplikasi dan game developer adalah suatu media atau aktivitas yang memungkinkan tindakan bermain berumpan balik dan memiliki karakteristik setidaknya berupa tujuan (objective) dan aturan (rules).
12. Penerbitan
Penerbitan adalah suatu usaha atau kegiatan mengelo-la informasi dan daya imajinasi untuk membuat konten kreatif yang memiliki keunikan tertentu, dituangkan dalam bentuk tulisan, gambar, dan/atau audio ataupun kombinasinya, diproduksi untuk dikonsumsi publik, melalui media cetak, media elektronik, ataupun media daring untuk mendapatkan nilai ekonomi, sosial ataupun seni dan budaya yang lebih tinggi.
13. Periklanan
Periklanan adalah bentuk komunikasi melalui media tentang produk dan/atau merek kepada khalayak sasarannya agar memberikan tanggapan sesuai tujuan pemrakarsa.
14. Televisi dan Radio
Televisi
Kegiatan kreatif yang meliputi proses pengemasan gagasan dan informasi dalam bentuk hiburan yang berkualitas kepada penikmatnya dalam format suara dan gambar yang disiarkan kepada publik dalam bentuk virtual secara teratur dan berkesinambungan.
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
132
Radio
Kegiatan kreatif yang meliputi proses pengemasan gagasan dan informasi dalam bentuk hiburan yang berkualitas kepada penikmatnya dalam format suara yang disiarkan kepada publik dalam bentuk virtual secara teratur dan berkesinambungan.
15. Seni Pertunjukan
Seni pertunjukkan merupakan cabang kesenian yang melibatkan perancang, pekerja teknis dan penampil (performers), yang mengolah, mewujudkan dan menyampaikan suatu gagasan kepada penonton (audiences); baik dalam bentuk lisan, musik, tata rupa, ekspresi dan gerakan tubuh, atau tarian; yang terjadi secara langsung (live) di dalam ruang dan waktu yang sama, di sini dan kini (hic et nunc).
16. Seni Rupa
Seni rupa adalah penciptaan karya dan saling berbagi pengetahuan yang merupakan manifestasi intelektual dan keahlian kreatif, yang mendorong terjadinya perkembangan budaya dan perkembangan industri dengan nilai ekonomi untuk keberlanjutan ekosistemnya.
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
133
Lampiran 3. Metode Estimasi Supply Ekonomi Kreatif Tahun 2010
Kode SUT Uraian Kode SUT KBLI 2015 URAIANKODE
SUBSEKTOR EKRAF
SUBSEKTOR EKRAF SUMBER DATA METODE
ESTIMASI
20 Industri Makanan 10710 Industri Produk Roti dan Kue
08 KULINER
20 Industri Makanan 10732 Industri Makanan dari Cokelat dan Kembang Gula
08 KULINER
20 Industri Makanan 10733 Industri Manisan Buah-Buahan dan Sayuran Kering
08 KULINER
20 Industri Makanan 10739 Industri Kembang Gula Lainnya
08 KULINER
20 Industri Makanan 10750 Industri makanan dan masakan olahan
08 KULINER
20 Industri Makanan 10792 Industri Kue Basah 08 KULINER20 Industri Makanan 10793 Industri Makanan dari
Kedele dan Kacang-Kacangan Lainnya Bukan Kecap, Tempe dan Tahu
08 KULINER
20 Industri Makanan 10794 Industri Kerupuk, Keripik, Peyek dan Sejenisnya
08 KULINER
20 Industri Makanan 10799 Industri Produk Makanan Lainnya
08 KULINER
23 Industri Tekstil 13122 Industri Kain Tenun Ikat 07 KRIYA23 Industri Tekstil 13123 Industri Bulu Tiruan
Tenunan07 KRIYA
23 Industri Tekstil 13134 Industri Batik 07 KRIYA23 Industri Tekstil 13911 Industri Kain Rajutan 07 KRIYA23 Industri Tekstil 13912 Industri Kain
Sulaman/Bordir07 KRIYA
23 Industri Tekstil 13913 Industri Bulu Tiruan Rajutan
07 KRIYA
23 Industri Tekstil 13921 Industri Barang Jadi Tekstil untuk Keperluan Rumah Tangga
07 KRIYA
23 Industri Tekstil 13922 Industri Barang Jadi Tekstil Sulaman
07 KRIYA
23 Industri Tekstil 13923 Industri Bantal dan Sejenisnya
07 KRIYA
23 Industri Tekstil 13924 Industri Barang Jadi Rajutan dan Sulaman
07 KRIYA
23 Industri Tekstil 13930 Industri Karpet dan Permadani
07 KRIYA
24 Industri Pakaian Jadi 14111 Industri Pakaian Jadi (Konveksi) Dari Tekstil
10 FASHION
24 Industri Pakaian Jadi 14112 Industri Pakaian Jadi (Konveksi) Dari Kulit
10 FASHION
24 Industri Pakaian Jadi 14120 Penjahitan Dan Pembuatan Pakaian Sesuai Pesanan
10 FASHION
24 Industri Pakaian Jadi 14131 Industri Perlengkapan Pakaian dari Tekstil
10 FASHION
24 Industri Pakaian Jadi 14132 Industri Perlengkapan Pakaian dari Kulit
10 FASHION
24 Industri Pakaian Jadi 14200 Industri Pakaian Jadi dan Barang dari Kulit Berbulu
10 FASHION
24 Industri Pakaian Jadi 14301 Industri Pakaian Jadi Rajutan
10 FASHION
24 Industri Pakaian Jadi 14302 Industri Pakaian Jadi Sulaman/Bordir
10 FASHION
24 Industri Pakaian Jadi 14303 Industri Rajutan Kaos Kaki dan Sejenisnya
10 FASHION Stat
isti
k In
dus
tri B
esar
dan
Sed
ang
(IB
S) d
an In
dus
tri M
ikro
dan
Kec
il (IM
K) t
ahun
201
0
Pend
ekat
an P
rod
uksi
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
134
Kode SUT Uraian Kode SUT KBLI 2015 URAIANKODE
SUBSEKTOR EKRAF
SUBSEKTOR EKRAF SUMBER DATA METODE
ESTIMASI
25 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki
15121 Industri Barang Dari Kulit Dan Kulit Buatan Untuk Keperluan Pribadi
10 FASHION
25 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki
15201 Industri Alas Kaki Untuk Keperluan Sehari-hari
10 FASHION
25 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki
15202 Industri Sepatu Olahraga 10 FASHION
25 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki
15209 Industri Alas Kaki Lainnya 10 FASHION
25 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki
15129 Industri Barang dari Kulit dan Kulit Buatan untuk Keperluan Lainnya
07 KRIYA
26 Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya
16291 Industri Barang Anyaman dari Rotan dan Bambu
07 KRIYA
26 Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya
16292 Industri Barang Anyaman dari Tanaman Bukan Rotan dan Bambu
07 KRIYA
26 Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya
16293 Industri Kerajinan Ukiran dari Kayu Bukan Mebeller
07 KRIYA
26 Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya
16294 Industri Alat Dapur dari Kayu, Rotan dan Bambu
07 KRIYA
26 Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya
16299 Industri Barang dari Kayu, Rotan, Gabus Lainnya YTDL
07 KRIYA
27 Industri Kertas dan Barang dari Kertas
17022 Industri Kemasan dan Kotak dari Kertas dan Karton
07 KRIYA
27 Industri Kertas dan Barang dari Kertas
17099 Industri Barang dari Kertas dan Papan Kertas Lainnya YTDL
07 KRIYA
28 Industri Pencetakan dan Reproduksi Media Rekaman
18111 Industri Percetakan Umum 12 PENERBITAN
28 Industri Pencetakan dan Reproduksi Media Rekaman
18112 Industri Percetakan Khusus 12 PENERBITAN
28 Industri Pencetakan dan Reproduksi Media Rekaman
18120 Kegiatan Jasa Penunjang Pencetakan
12 PENERBITAN
28 Industri Pencetakan dan Reproduksi Media Rekaman
18202 Reproduksi Media Rekaman Film dan Video
05 FILM, ANIMASI, VIDEO
28 Industri Pencetakan dan Reproduksi Media Rekaman
18201 Reproduksi Media Rekaman Suara dan Piranti Lunak
09 MUSIK
32 Industri Barang Galian Bukan Logam
23121 Industri Perlengkapan dan Peralatan Rumah Tangga dari Kaca
07 KRIYA
32 Industri Barang Galian Bukan Logam
23123 Industri Kemasan dari Kaca 07 KRIYA
32 Industri Barang Galian Bukan Logam
23129 Industri Barang Lainnya dari Kaca
07 KRIYA
32 Industri Barang Galian Bukan Logam
23929 Industri Bahan Bangunan Dari Tanah Liat/Keramik Bukan Batu Bata dan Genteng
07 KRIYA
32 Industri Barang Galian Bukan Logam
23931 Industri Perlengkapan Rumah Tangga dari Porselen
07 KRIYA
32 Industri Barang Galian Bukan Logam
23932 Industri Perlengkapan Rumah Tangga dari Tanah Liat/Keramik
07 KRIYA
32 Industri Barang Galian Bukan Logam
23951 Industri Barang dari Semen
07 KRIYA
32 Industri Barang Galian Bukan Logam
23959 Industri Barang dari Semen, Kapur, Gips dan Asbes Lainnya
07 KRIYA
32 Industri Barang Galian Bukan Logam
23961 Industri Barang dari Marmer dan Granit untuk Keperluan Rumah Tangga dan Pajangan
07 KRIYA
32 Industri Barang Galian Bukan Logam
23963 Industri Barang dari Batu untuk Keperluan Rumah Tangga dan Pajangan
07 KRIYA
Stat
istik
Indu
stri
Besa
r dan
Sed
ang
(IBS)
dan
Indu
stri
Mik
ro d
an K
ecil
(IMK)
tahu
n 20
10
Pend
ekat
an P
rodu
ksi
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
135
Kode SUT Uraian Kode SUT KBLI 2015 URAIANKODE
SUBSEKTOR EKRAF
SUBSEKTOR EKRAF SUMBER DATA METODE
ESTIMASI
34 Industri Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya
25920 Jasa Industri Untuk Berbagai Pengerjaan Khusus Logam dan Barang dari Logam
07 KRIYA
34 Industri Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya
25992 Industri Peralatan Dapur dan Peralatan Meja dari Logam
07 KRIYA
34 Industri Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya
25995 Industri Lampu dari Logam 07 KRIYA
34 Industri Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya
25999 Industri Barang Logam Lainnya YTDL
07 KRIYA
40 Industri Furnitur 31001 Industri Furnitur dari Kayu 07 KRIYA40 Industri Furnitur 31002 Industri Furnitur dari
Rotan dan atau Bambu07 KRIYA
40 Industri Furnitur 31003 Industri Furnitur dari Plastik
07 KRIYA
40 Industri Furnitur 31004 Industri Furnitur dari Logam
07 KRIYA
40 Industri Furnitur 31009 Industri Furnitur Lainnya 07 KRIYA41 Industri Pengolahan
Lainnya32111 Industri Permata 07 KRIYA
41 Industri Pengolahan Lainnya
32112 Industri Barang Perhiasan dari Logam Mulia untuk Keperluan Pribaadi
07 KRIYA
41 Industri Pengolahan Lainnya
32113 Industri Barang Perhiasan dari Logam Mulian Bukan Untuk Keperluan Pribadi
07 KRIYA
41 Industri Pengolahan Lainnya
32115 Industri Perhiasan Mutiara 07 KRIYA
41 Industri Pengolahan Lainnya
32119 Industri Barang Lainnya dari Logam Mulia
07 KRIYA
41 Industri Pengolahan Lainnya
32120 Industri Perhiasan Imitasi dan Barang Sejenis
07 KRIYA
41 Industri Pengolahan Lainnya
32201 Industri Alat Musik Tradisional
07 KRIYA
41 Industri Pengolahan Lainnya
32202 Industri Alat Musik Bukan Tradisional
07 KRIYA
41 Industri Pengolahan Lainnya
32401 Industri Alat Permainan 07 KRIYA
41 Industri Pengolahan Lainnya
32402 Industri Mainan Anak-Anak
07 KRIYA
41 Industri Pengolahan Lainnya
32903 Industri Kerajinan YTDL 07 KRIYA
41 Industri Pengolahan Lainnya
32909 Industri Pengolahan Lainnya YTDL
07 KRIYA
48 Perdagangan Besar, Bukan Mobil dan Sepeda Motor
46412 Perdagangan Besar Pakaian
10 FASHION
48 Perdagangan Besar, Bukan Mobil dan Sepeda Motor
46413 Perdagangan Besar Alas Kaki
10 FASHION
48 Perdagangan Besar, Bukan Mobil dan Sepeda Motor
46422 Perdagangan Besar Barang Percetakan dan Penerbitan Dalam Berbagai Bentuk
12 PENERBITAN
48 Perdagangan Besar, Bukan Mobil dan Sepeda Motor
46411 Perdagangan Besar Tekstil 07 KRIYA
48 Perdagangan Besar, Bukan Mobil dan Sepeda Motor
46414 Perdagangan Besar Barang Lainnya Dari Tekstil
07 KRIYA
48 Perdagangan Besar, Bukan Mobil dan Sepeda Motor
46419 Perdagangan Besar Tekstil, Pakaian dan Alas Kaki Lainnya
07 KRIYA
48 Perdagangan Besar, Bukan Mobil dan Sepeda Motor
46496 Perdagangan Besar Alat Musik
07 KRIYA
48 Perdagangan Besar, Bukan Mobil dan Sepeda Motor
46497 Perdagangan Besar Perhiasan dan Jam
07 KRIYA
48 Perdagangan Besar, Bukan Mobil dan Sepeda Motor
46498 Perdagangan Besar Alat Permainan dan Mainan Anak-anak
07 KRIYA
48 Perdagangan Besar, Bukan Mobil dan Sepeda Motor
46491 Perdagangan Besar peralatan dan perlengkapan rumah tangga
07 KRIYA
48 Perdagangan Besar, Bukan Mobil dan Sepeda Motor
46499 Perdagangan Besar berbagai barang dan perlengkapan rumah tangga lainnya
07 KRIYA
Stat
istik
Indu
stri
Besa
r dan
Sed
ang
(IBS)
dan
Indu
stri
Mik
ro d
an K
ecil
(IMK)
tahu
n 20
10
Pend
ekat
an P
rodu
ksi
Rasi
o M
arjin
Per
daga
ngan
SKS
J, O
utpu
t se
ktor
Bar
ang
DN
P, P
rodu
k se
kund
er S
KNP
Com
mod
ity F
low
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
136
Kode SUT Uraian Kode SUT KBLI 2015 URAIANKODE
SUBSEKTOR EKRAF
SUBSEKTOR EKRAF SUMBER DATA METODE
ESTIMASI
48 Perdagangan Besar, Bukan Mobil dan Sepeda Motor
46321 Perdagangan Besar Daging Sapi Dan Daging Sapi Olahan
08 KULINER
48 Perdagangan Besar, Bukan Mobil dan Sepeda Motor
46322 Perdagangan Besar Daging Ayam Dan Daging Ayam Olahan
08 KULINER
48 Perdagangan Besar, Bukan Mobil dan Sepeda Motor
46324 Perdagangan Besar Hasil Olahan Perikanan
08 KULINER
48 Perdagangan Besar, Bukan Mobil dan Sepeda Motor
46331 Perdagangan Besar Gula, Coklat, dan Kembang Gula
08 KULINER
48 Perdagangan Besar, Bukan Mobil dan Sepeda Motor
46332 Perdagangan Besar Produk Roti
08 KULINER
48 Perdagangan Besar, Bukan Mobil dan Sepeda Motor
46339 Perdagangan Besar Makanan dan Minuman Lainnya
08 KULINER
48 Perdagangan Besar, Bukan Mobil dan Sepeda Motor
46512 Perdagangan Besar Piranti Lunak
09 MUSIK
49 Perdagangan Eceran, Bukan Mobil dan Motor
47711 Perdagangan Eceran Pakaian
10 FASHION
49 Perdagangan Eceran, Bukan Mobil dan Motor
47712 Perdagangan Eceran Sepatu, Sandal dan Alas Kaki Lainnya
10 FASHION
49 Perdagangan Eceran, Bukan Mobil dan Motor
47612 Perdagangan Eceran Hasil Pencetakan dan Penerbitan
12 PENERBITAN
49 Perdagangan Eceran, Bukan Mobil dan Motor
47785 Perdagangan Eceran Lukisan
16 SENI RUPA
49 Perdagangan Eceran, Bukan Mobil dan Motor
47789 Perdagangan Eceran Barang Kerajinan dan Lukisan lainnya
16 SENI RUPA
49 Perdagangan Eceran, Bukan Mobil dan Motor
47746 Perdagangan Eceran Barang Antik
16 SENI RUPA
49 Perdagangan Eceran, Bukan Mobil dan Motor
47883 Perdagangan Eceran kaki lima dan los pasar lukisan
16 SENI RUPA
49 Perdagangan Eceran, Bukan Mobil dan Motor
47893 Perdagangan Eceran Kaki Lima dan Los Pasar Barang Antik
16 SENI RUPA
49 Perdagangan Eceran, Bukan Mobil dan Motor
47511 Perdagangan Eceran Tekstil
07 KRIYA
49 Perdagangan Eceran, Bukan Mobil dan Motor
47512 Perdagangan Eceran Perlengkapan Rumah Tangga Dari Tekstil
07 KRIYA
49 Perdagangan Eceran, Bukan Mobil dan Motor
47735 Perdagangan Eceran Barang Perhiasan
07 KRIYA
49 Perdagangan Eceran, Bukan Mobil dan Motor
47881 Perdagangan Eceran Kaki Lima Dan Los Pasar Barang Kerajinan
07 KRIYA
49 Perdagangan Eceran, Bukan Mobil dan Motor
47530 Perdagangan Eceran Khusus Karpet, Permadani dan Penutup Dinding dan Lantai di Toko
07 KRIYA
49 Perdagangan Eceran, Bukan Mobil dan Motor
47591 Perdagangan Eceran Furnitur
07 KRIYA
49 Perdagangan Eceran, Bukan Mobil dan Motor
47594 Perdagangan Eceran Barang Pecah Belah dan Perlengkapan Dapur dari Batu atau Tanah Liat
07 KRIYA
49 Perdagangan Eceran, Bukan Mobil dan Motor
47595 Perdagangan Eceran Barang Pecah Belah dan Perlengkapan Dapur dari Kayu, Bambu atau Rotan
07 KRIYA
49 Perdagangan Eceran, Bukan Mobil dan Motor
47596 Perdagangan Eceran Barang Pecah Belah dan Perlengkapan Dapur bukan dari Plastik, Batu, Tanah Liat, Kayu, Bambu atau Rotan
07 KRIYA
49 Perdagangan Eceran, Bukan Mobil dan Motor
47597 Perdagangan Eceran Alat Musik
07 KRIYA
49 Perdagangan Eceran, Bukan Mobil dan Motor
47781 Perdagangan Eceran Barang Kerajinan dari Kayu, Bambu, Rotan, pandan, Rumput dan Sejenisnya
07 KRIYA
49 Perdagangan Eceran, Bukan Mobil dan Motor
47782 Perdagangan Eceran Barang Kerajinan dari Kulit, Tulang, Tanduk, Gading, Bulu dan Binatang/Hewan yang Diawetkan
07 KRIYA
49 Perdagangan Eceran, Bukan Mobil dan Motor
47783 Perdagangan Eceran Barang Kerajinan dari Logam
07 KRIYA
49 Perdagangan Eceran, Bukan Mobil dan Motor
47784 Perdagangan Eceran Barang Kerajinan dari keramik
07 KRIYA
49 Perdagangan Eceran, Bukan Mobil dan Motor
47242 Perdagangan Eceran Roti, Kue Kering, Serta Kue Basah Dan Sejenisnya
08 KULINER
49 Perdagangan Eceran, Bukan Mobil dan Motor
47245 Perdagangan Eceran Daging dan Ikan Olahan
08 KULINER
49 Perdagangan Eceran, Bukan Mobil dan Motor
47249 Perdagangan Eceran Makanan Lainnya
08 KULINER
49 Perdagangan Eceran, Bukan Mobil dan Motor
47822 Perdagangan Eceran Kaki Lima Dan Los Pasar Roti, Kue Kering, Kue Basah Dan Sejenisnya
08 KULINER
49 Perdagangan Eceran, Bukan Mobil dan Motor
47825 Perdagangan Eceran Kaki Lima Dan Los Pasar Daging Olahan Dan Ikan Olahan
08 KULINER
49 Perdagangan Eceran, Bukan Mobil dan Motor
47829 Perdagangan Eceran Kaki Lima Dan Los Pasar Komoditi Makanan Dan Minuman Ytdl
08 KULINER
49 Perdagangan Eceran, Bukan Mobil dan Motor
47620 Perdagangan Eceran Khusus Rekaman Musik dan Video di Toko
09 MUSIK
Rasio
Marj
in Pe
rdag
anga
n SKS
J, Outp
ut se
ktor B
arang
DNP
, Pro
duk s
ekun
der S
KNP
Comm
odity
Flow
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
137
Kode SUT Uraian Kode SUT KBLI 2015 URAIANKODE
SUBSEKTOR EKRAF
SUBSEKTOR EKRAF SUMBER DATA METODE
ESTIMASI
58 Penyediaan Makan Minum 56101 Restoran 08 KULINER58 Penyediaan Makan Minum 56102 Warung Makan 08 KULINER58 Penyediaan Makan Minum 56103 Kedai Makanan 08 KULINER58 Penyediaan Makan Minum 56104 Penyediaan Makanan
Keliling/Tempat Tidak Tetap
08 KULINER
58 Penyediaan Makan Minum 56210 Jasa Boga untuk Suatu Event Tertentu (Event Catering)
08 KULINER
58 Penyediaan Makan Minum 56290 Penyediaan Makanan Lainnya
08 KULINER
58 Penyediaan Makan Minum 56301 Bar 08 KULINER58 Penyediaan Makan Minum 56303 Rumah Minum/Kafe 08 KULINER58 Penyediaan Makan Minum 56304 Kedai Minuman 08 KULINER58 Penyediaan Makan Minum 56305 Rumah/Kedai Obat
Tradisional08 KULINER
58 Penyediaan Makan Minum 56306 Penyediaan Minuman Keliling/Tempat Tidak Tetap
08 KULINER
59 Penerbitan 58200 Penerbitan Piranti Lunak (Software)
11 APLIKASI DAN GAME DEVELOPER
59 Penerbitan 58110 Penerbitan Buku 12 PENERBITAN59 Penerbitan 58120 Penerbitan Direktori dan
Mailing List12 PENERBITAN
59 Penerbitan 58130 Penerbitan Surat Kabar, Jurnal dan Buletin atau Majalah
12 PENERBITAN
59 Penerbitan 58190 Aktivitas Penerbitan Lainnya
12 PENERBITAN
59 Penerbitan 58200 Penerbitan Piranti Lunak (software)
12 PENERBITAN
60 Produksi Gambar Bergerak, Video dan Program Televisi, Perekaman Suara dan Penerbitan Musik
59202 Aktivitas Penerbitan Musik dan Buku Musik
12 PENERBITAN
60 Produksi Gambar Bergerak, Video dan Program Televisi, Perekaman Suara dan Penerbitan Musik
59111 Aktivitas Produksi Film, Video dan Program Televisi oleh Pemerintah
05 FILM, ANIMASI, VIDEO
Kementerian BUMN
Pendekatan Pendapatan
60 Produksi Gambar Bergerak, Video dan Program Televisi, Perekaman Suara dan Penerbitan Musik
59112 Aktivitas Produksi Film, Video dan Program Televisi oleh Swasta
05 FILM, ANIMASI, VIDEO
60 Produksi Gambar Bergerak, Video dan Program Televisi, Perekaman Suara dan Penerbitan Musik
59121 Aktivitas Pasca Produksi Film, Video dan Program Televisi oleh Pemerintah
05 FILM, ANIMASI, VIDEO
60 Produksi Gambar Bergerak, Video dan Program Televisi, Perekaman Suara dan Penerbitan Musik
59122 Aktivitas Pasca Produksi Film, Video dan Program Televisi oleh Swasta
05 FILM, ANIMASI, VIDEO
60 Produksi Gambar Bergerak, Video dan Program Televisi, Perekaman Suara dan Penerbitan Musik
59131 Aktivitas Distribusi Film, Video dan Program Televisi oleh Pemerintah
05 FILM, ANIMASI, VIDEO
60 Produksi Gambar Bergerak, Video dan Program Televisi, Perekaman Suara dan Penerbitan Musik
59132 Aktivitas Distribusi Film, Video dan Program Televisi oleh Swasta
05 FILM, ANIMASI, VIDEO
60 Produksi Gambar Bergerak, Video dan Program Televisi, Perekaman Suara dan Penerbitan Musik
59140 Aktivitas Pemutaran Film 05 FILM, ANIMASI, VIDEO
60 Produksi Gambar Bergerak, Video dan Program Televisi, Perekaman Suara dan Penerbitan Musik
59201 Aktivitas Perekaman Suara 09 MUSIK
60 Produksi Gambar Bergerak, Video dan Program Televisi, Perekaman Suara dan Penerbitan Musik
59202 Aktivitas Penerbitan Musik dan Buku Musik
09 MUSIK
Surv
ei S
osia
l Eko
nom
i N
asio
nal (
SUSE
NA
S), S
KNP
Pend
ekat
an P
enge
luar
an
Sens
us E
kono
mi (
SE)
2006
Pend
ekat
an P
rodu
ksi
Sens
us E
kono
mi (
SE) 2
006
Pend
ekat
an P
rodu
ksi
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
138
Kode SUT Uraian Kode SUT KBLI 2015 URAIANKODE
SUBSEKTOR EKRAF
SUBSEKTOR EKRAF SUMBER DATA METODE
ESTIMASI
61 Penyiaran dan Pemrograman
60101 Penyiaran Radio Oleh Pemerintah
14 TELEVISI DAN RADIO
APBN RRI Pendekatan Pengeluaran
61 Penyiaran dan Pemrograman
60102 Penyiaran Radio Oleh Swasta
14 TELEVISI DAN RADIO
Sensus Ekonomi (SE) 2006
Pendekatan Produksi
61 Penyiaran dan Pemrograman
60201 Aktivitas Penyiaran dan Pemrograman Televisi oleh Pemerintah
14 TELEVISI DAN RADIO
APBN TVRI Pendekatan Pengeluaran
61 Penyiaran dan Pemrograman
60202 Aktivitas Penyiaran dan Pemrograman Televisi oleh Swasta
14 TELEVISI DAN RADIO
Belanja Iklan (Ernest,PPPI), Laporan keuangan perusahaan go public
Pendekatan Produksi
62 Telekomunikasi 61991 Aktivitas telekomunikasi khusus untuk penyiaran
14 TELEVISI DAN RADIO
Sensus Ekonomi (SE) 2006
Pendekatan Produksi
63 Kegiatan Pemrograman, Konsultansi Komputer dan Kegiatan Jasa Informasi
62011 Aktivitas Pengembangan Video Game
11 APLIKASI DAN GAME DEVELOPER
63 Kegiatan Pemrograman, Konsultansi Komputer dan Kegiatan Jasa Informasi
62012 Aktivitas Pengembangan Aplikasi Perdagangan Melalui Internet (E-Commerce)
11 APLIKASI DAN GAME DEVELOPER
63 Kegiatan Pemrograman, Konsultansi Komputer dan Kegiatan Jasa Informasi
62019 Aktivitas Pemrograman Komputer Lainnya
11 APLIKASI DAN GAME DEVELOPER
63 Kegiatan Pemrograman, Konsultansi Komputer dan Kegiatan Jasa Informasi
62021 Aktivitas Konsultasi Keamanan Informasi
11 APLIKASI DAN GAME DEVELOPER
63 Kegiatan Pemrograman, Konsultansi Komputer dan Kegiatan Jasa Informasi
62029 Kegiatan Konsultasi Komputer dan Manajemen Fasilitas Komputer Lainnya
11 APLIKASI DAN GAME DEVELOPER
63 Kegiatan Pemrograman, Konsultansi Komputer dan Kegiatan Jasa Informasi
62090 Kegiatan Teknologi Informasi dan Jasa Komputer Lainnya
11 APLIKASI DAN GAME DEVELOPER
63 Kegiatan Pemrograman, Konsultansi Komputer dan Kegiatan Jasa Informasi
63111 Kegiatan Pengolahan Data 11 APLIKASI DAN GAME DEVELOPER
63 Kegiatan Pemrograman, Konsultansi Komputer dan Kegiatan Jasa Informasi
63112 Kegiatan Penyimpanan Data di Server (Hosting) dan Kegiatan Ybdi
11 APLIKASI DAN GAME DEVELOPER
63 Kegiatan Pemrograman, Konsultansi Komputer dan Kegiatan Jasa Informasi
63120 Portal Web 11 APLIKASI DAN GAME DEVELOPER
63 Kegiatan Pemrograman, Konsultansi Komputer dan Kegiatan Jasa Informasi
63911 Aktivitas Kantor Berita oleh Pemerintah
12 PENERBITAN Sensus Ekonomi (SE) 2006
Pendekatan Produksi
63 Kegiatan Pemrograman, Konsultansi Komputer dan Kegiatan Jasa Informasi
63912 Aktivitas kantor Berita oleh Swasta
12 PENERBITAN Laporan Keuangan Kantor Berita Antara
Pendekatan Pendapatan
69 Jasa Profesional, Ilmiah dan Teknis
70202 Aktivitas konsultasi transportasi
11 APLIKASI DAN GAME DEVELOPER
69 Jasa Profesional, Ilmiah dan Teknis
70204 Aktivitas konsultasi investasi dan perdagangan berjangka
11 APLIKASI DAN GAME DEVELOPER
69 Jasa Profesional, Ilmiah dan Teknis
72201 Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Sosial
12 PENERBITAN
69 Jasa Profesional, Ilmiah dan Teknis
72202 Penelitian dan Pengembangan Linguistik dan Sastra
12 PENERBITAN
69 Jasa Profesional, Ilmiah dan Teknis
72209 Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora Lainnya
12 PENERBITAN
69 Jasa Profesional, Ilmiah dan Teknis
72204 Penelitian dan Pengembangan Seni
16 SENI RUPA
69 Jasa Profesional, Ilmiah dan Teknis
70209 Aktivitas Konsultasi Manajemen Lainnya
16 SENI RUPA
69 Jasa Profesional, Ilmiah dan Teknis
70203 Aktivitas Kehumasan 16 SENI RUPA
69 Jasa Profesional, Ilmiah dan Teknis
70204 Aktivitas Konsultasi Investasi dan Perdagangan Berjangka
16 SENI RUPA
Sens
us E
kono
mi (
SE) 2
006
Pend
ekat
an P
rodu
ksi
Sens
us E
kono
mi (
SE) 2
006
Pend
ekat
an P
rodu
ksi
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
139
Sumber: Badan Pusat Statistik
Kode SUT Uraian Kode SUT KBLI 2015 URAIANKODE
SUBSEKTOR EKRAF
SUBSEKTOR EKRAF SUMBER DATA METODE
ESTIMASI
69 Jasa Profesional, Ilmiah dan Teknis
71101 Aktivitas Arsitektur 01 ARSITEKTUR
69 Jasa Profesional, Ilmiah dan Teknis
71102 Aktivitas Keinsinyuran dan Konsultasi Teknis YBDI
01 ARSITEKTUR
69 Jasa Profesional, Ilmiah dan Teknis
74100 Aktivitas Perancangan Khusus
02 DESAIN INTERIOR
69 Jasa Profesional, Ilmiah dan Teknis
74100 Aktivitas Perancangan Khusus
03 DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
69 Jasa Profesional, Ilmiah dan Teknis
74100 Aktivitas Perancangan Khusus
04 DESAIN PRODUK
69 Jasa Profesional, Ilmiah dan Teknis
74201 Aktivitas Fotografi 06 FOTOGRAFI
69 Jasa Profesional, Ilmiah dan Teknis
73100 Periklanan 13 PERIKLANAN
69 Jasa Profesional, Ilmiah dan Teknis
70203 Aktivitas kehumasan 13 PERIKLANAN
69 Jasa Profesional, Ilmiah dan Teknis
70209 Aktivitas konsultasi manajemen lainnya
13 PERIKLANAN
69 Jasa Profesional, Ilmiah dan Teknis
73201 Penelitian pasar 13 PERIKLANAN
69 Jasa Profesional, Ilmiah dan Teknis
73202 Jajak pendapat masyarakat 13 PERIKLANAN
70 Jasa Persewaan dan Penunjang Usaha
82920 Aktivitas Pengepakan 04 DESAIN PRODUK
70 Jasa Persewaan dan Penunjang Usaha
77295 Aktivitas penyewaan dan sewa guna usaha tanpa hak opsi alat musik
09 MUSIK
70 Jasa Persewaan dan Penunjang Usaha
79990 Jasa Reservasi Lainnya YBDI YTDL
09 MUSIK
70 Jasa Persewaan dan Penunjang Usaha
82301 Penyelenggara Pertemuan, Perjalan Intensif, Koferensi dan Pameran
15 SENI PERTUNJUKAN
70 Jasa Persewaan dan Penunjang Usaha
82302 Event Organizer 15 SENI PERTUNJUKAN
73 Jasa Pendidikan Swasta 85498 Pendidikan Kerajinan dan Industri
10 FASHION
73 Jasa Pendidikan Swasta 85499 Pendidikan lainnya swasta 10 FASHION
73 Jasa Pendidikan Swasta 85420 Pendidikan Kebudayaan 16 SENI RUPA73 Jasa Pendidikan Swasta 85499 Pendidikan Lainnya Swasta 16 SENI RUPA
73 Jasa Pendidikan Swasta 85497 Pendidikan teknik swasta 02 DESAIN INTERIOR
73 Jasa Pendidikan Swasta 85497 Pendidikan teknik swasta 03 DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
73 Jasa Pendidikan Swasta 85497 Pendidikan teknik swasta 04 DESAIN PRODUK
73 Jasa Pendidikan Swasta 85499 Pendidikan lainnya swasta 05 FILM, ANIMASI, VIDEO
73 Jasa Pendidikan Swasta 85420 Pendidikan kebudayaan 06 FOTOGRAFI73 Jasa Pendidikan Swasta 85420 Pendidikan Kebudayaan 09 MUSIK73 Jasa Pendidikan Swasta 85420 Pendidikan Kebudayaan 15 SENI
PERTUNJUKAN73 Jasa Pendidikan Swasta 85499 Pendidikan lainnya swasta 15 SENI
PERTUNJUKAN
Laporan Keuangan PT. Dyandra
Pendekatan Pendapatan
Jum
lah
pese
rta
kurs
us (K
emen
dikb
ud),
Out
put
per
pese
rta
kurs
us (S
KSPJ
)
Jum
lah
pese
rta
kurs
us x
Out
put p
er p
eser
ta
kurs
us
Sensus Ekonomi (SE) 2006, SKEK 2012-2013
Pendekatan Produksi
Sens
us E
kono
mi (
SE) 2
006
Pend
ekat
an P
rodu
ksi
Sensus Ekonomi (SE) 2006
Pendekatan Produksi
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
140
Sub
sektorUraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Arsitektur 113,41 120,95 137,37 150,31 166,11 190,81 214,33
2 Desain Interior 13,16 14,02 15,81 17,28 19,15 21,30 23,55
3 Desain
Komunikasi
Visual
3,97 4,15 4,51 4,86 5,28 5,81 6,27
4 Desain Produk 5,19 5,45 5,90 6,38 6,97 7,63 8,18
5 Film, Animasi dan
Video11,28 11,66 12,20 12,78 13,50 14,43 15,08
6 Fotografi 54,75 57,93 63,28 68,61 78,05 88,87 98,78
7 Kriya 2.628,46 2.828,52 3.017,98 3.342,18 3.838,32 4.384,53 4.718,65
8 Kuliner 8.472,91 9.603,64 10.265,86 11.478,65 13.143,88 14.754,81 16.539,10
9 Musik 22,60 24,47 26,57 29,40 33,03 37,19 41,05
10 Fesyen 728,59 800,67 889,70 985,98 1.108,56 1.246,13 1.333,36
11 Aplikasi dan
Game Developer 164,94 175,65 183,54 192,73 208,15 228,76 242,75
12 Penerbitan 550,53 580,27 613,57 652,08 709,86 774,28 831,78
13 Periklanan 41,77 43,24 47,30 51,17 56,05 63,97 71,98
14 Televisi dan
Radio 123,00 128,20 135,16 144,19 156,45 171,34 184,24
15 Seni Pertunjukan
69,86 73,63 81,01 89,41 101,61 117,36 132,39
16 Seni Rupa 66,71 71,64 76,61 83,45 96,15 109,15 121,27
A PDRB EKRAF 13.071,13 14.544,09 15.576,37 17.309,46 19.741,12 22.216,38 24.582,79
BPDRB Non
Ekraf 80.678,22 90.068,10 102.411,03 117.098,07 136.654,61 154.939,96 170.793,52
CPDRB Provinsi
Bali 93.749,35 104.612,82 117.987,40 134.407,53 156.395,73 177.156,34 195.376,31
Lampiran 4. PDRB Ekonomi Kreatif Provinsi Bali Tahun 2010-2016 Atas Dasar Harga Berlaku (Miliar Rupiah)
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
141
Sub
sektorUraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Arsitektur 113,41 119,09 127,79 134,70 140,36 147,81 156,47
2 Desain Interior 13,16 13,74 14,55 15,46 16,38 17,20 18,14
3 Desain
Komunikasi
Visual
3,97 4,10 4,23 4,44 4,62 4,79 4,95
4 Desain Produk 5,19 5,34 5,54 5,80 6,02 6,18 6,33
5 Film, Animasi dan
Video11,28 11,54 11,99 12,54 12,96 13,45 13,86
6 Fotografi 54,75 57,02 59,69 62,56 67,39 71,52 76,28
7 Kriya 2.628,46 2.698,01 2.800,70 2.997,12 3.226,21 3.451,67 3.626,33
8 Kuliner 8.472,91 8.917,19 9.402,29 9.839,04 10.698,22 11.586,18 12.585,41
9 Musik 22,60 23,84 25,01 26,35 27,87 29,67 31,47
10 Fesyen 728,59 768,31 818,97 892,68 953,20 996,17 1.022,85
11 Aplikasi dan
Game Developer 164,94 173,34 178,65 185,73 193,65 204,48 213,15
12 Penerbitan 550,53 572,77 603,33 640,05 675,60 715,87 757,46
13 Periklanan 41,77 42,62 44,40 46,21 47,88 50,59 53,70
14 Televisi dan
Radio 123,00 128,04 134,83 143,70 151,74 160,45 170,04
15 Seni Pertunjukan
69,86 72,60 76,11 80,74 85,99 91,71 98,08
16 Seni Rupa 66,71 68,94 71,75 75,61 80,73 86,24 91,79
A PDRB EKRAF 13.071,13 13.676,49 14.379,84 15.162,71 16.388,82 17.633,98 18.926,30
BPDRB Non
Ekraf 80.678,22 86.315,14 92.571,62 98.940,87 105.398,75 111.496,61 118.266,22
CPDRB Provinsi
Bali 93.749,35 99.991,63 106.951,46 114.103,58 121.787,57 129.130,59 137.192,52
Lampiran 5. PDRB Ekonomi Kreatif Provinsi Bali Tahun 2010-2016 Atas Dasar Harga Konstan (Miliar Rupiah)
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah
Sub
sektorUraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Arsitektur 113,41 120,95 137,37 150,31 166,11 190,81 214,33
2 Desain Interior 13,16 14,02 15,81 17,28 19,15 21,30 23,55
3 Desain
Komunikasi
Visual
3,97 4,15 4,51 4,86 5,28 5,81 6,27
4 Desain Produk 5,19 5,45 5,90 6,38 6,97 7,63 8,18
5 Film, Animasi dan
Video11,28 11,66 12,20 12,78 13,50 14,43 15,08
6 Fotografi 54,75 57,93 63,28 68,61 78,05 88,87 98,78
7 Kriya 2.628,46 2.828,52 3.017,98 3.342,18 3.838,32 4.384,53 4.718,65
8 Kuliner 8.472,91 9.603,64 10.265,86 11.478,65 13.143,88 14.754,81 16.539,10
9 Musik 22,60 24,47 26,57 29,40 33,03 37,19 41,05
10 Fesyen 728,59 800,67 889,70 985,98 1.108,56 1.246,13 1.333,36
11 Aplikasi dan
Game Developer 164,94 175,65 183,54 192,73 208,15 228,76 242,75
12 Penerbitan 550,53 580,27 613,57 652,08 709,86 774,28 831,78
13 Periklanan 41,77 43,24 47,30 51,17 56,05 63,97 71,98
14 Televisi dan
Radio 123,00 128,20 135,16 144,19 156,45 171,34 184,24
15 Seni Pertunjukan
69,86 73,63 81,01 89,41 101,61 117,36 132,39
16 Seni Rupa 66,71 71,64 76,61 83,45 96,15 109,15 121,27
A PDRB EKRAF 13.071,13 14.544,09 15.576,37 17.309,46 19.741,12 22.216,38 24.582,79
BPDRB Non
Ekraf 80.678,22 90.068,10 102.411,03 117.098,07 136.654,61 154.939,96 170.793,52
CPDRB Provinsi
Bali 93.749,35 104.612,82 117.987,40 134.407,53 156.395,73 177.156,34 195.376,31
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
142
Sub sektor Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Arsitektur 0,87 0,83 0,88 0,87 0,84 0,86 0,87
2 Desain Interior 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10
3 Desain
Komunikasi
Visual
0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03
4 Desain Produk 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,03 0,03
5 Film, Animasi
dan Video0,09 0,08 0,08 0,07 0,07 0,06 0,06
6 Fotografi 0,42 0,40 0,41 0,40 0,40 0,40 0,40
7 Kriya 20,11 19,45 19,38 19,31 19,44 19,74 19,19
8 Kuliner 64,82 66,03 65,91 66,31 66,58 66,41 67,28
9 Musik 0,17 0,17 0,17 0,17 0,17 0,17 0,17
10 Fesyen 5,57 5,51 5,71 5,70 5,62 5,61 5,42
11 Aplikasi
dan Game
Developer
1,26 1,21 1,18 1,11 1,05 1,03 0,99
12 Penerbitan 4,21 3,99 3,94 3,77 3,60 3,49 3,38
13 Periklanan 0,32 0,30 0,30 0,30 0,28 0,29 0,29
14 Televisi dan
Radio 0,94 0,88 0,87 0,83 0,79 0,77 0,75
15 Seni
Pertunjukan 0,53 0,51 0,52 0,52 0,51 0,53 0,54
16 Seni Rupa 0,51 0,49 0,49 0,48 0,49 0,49 0,49
A PDRB EKRAF 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Lampiran 6. Distribusi PDRB Ekonomi Kreatif Provinsi BaliAtas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-2016 (%)
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
143
Sub sektor Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Arsitektur 0,12 0,12 0,12 0,11 0,11 0,11 0,11
2 Desain Interior 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
3 Desain
Komunikasi
Visual
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
4 Desain Produk 0,01 0,01 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00
5 Film, Animasi
dan Video 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
6 Fotografi 0,06 0,06 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05
7 Kriya 2,80 2,70 2,56 2,49 2,45 2,47 2,42
8 Kuliner 9,04 9,18 8,70 8,54 8,40 8,33 8,47
9 Musik 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
10 Fesyen 0,78 0,77 0,75 0,73 0,71 0,70 0,68
11 Aplikasi
dan Game
Developer
0,18 0,17 0,16 0,14 0,13 0,13 0,12
12 Penerbitan 0,59 0,55 0,52 0,49 0,45 0,44 0,43
13 Periklanan 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04
14 Televisi dan
Radio 0,13 0,12 0,11 0,11 0,10 0,10 0,09
15 Seni
Pertunjukan 0,07 0,07 0,07 0,07 0,06 0,07 0,07
16 Seni Rupa 0,07 0,07 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06
A PDRB EKRAF 13,94 13,90 13,20 12,88 12,62 12,54 12,58
BPDRB Non
Ekraf86,06 86,10 86,80 87,12 87,38 87,46 87,42
CPDRB
Provinsi Bali100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Lampiran 7. Distribusi PDRB Ekonomi Kreatif Terhadap Total PDRB Provinsi Bali Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-2016 (%)
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
144
Sub sektor Uraian 2011 2012 2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Arsitektur 5,01 7,31 5,41 4,20 5,31 5,86
2 Desain Interior 4,35 5,92 6,24 6,00 4,96 5,51
3 Desain
Komunikasi
Visual
3,24 3,10 4,99 4,18 3,69 3,28
4 Desain Produk 2,85 3,77 4,64 3,80 2,73 2,34
5 Film, Animasi
dan Video2,24 3,93 4,56 3,36 3,76 3,08
6 Fotografi 4,15 4,68 4,80 7,72 6,14 6,65
7 Kriya 2,65 3,81 7,01 7,64 6,99 5,06
8 Kuliner 5,24 5,44 4,65 8,73 8,30 8,62
9 Musik 5,51 4,91 5,33 5,80 6,44 6,08
10 Fesyen 5,45 6,59 9,00 6,78 4,51 2,68
11 Aplikasi
dan Game
Developer
5,09 3,06 3,96 4,26 5,60 4,24
12 Penerbitan 4,04 5,34 6,09 5,55 5,96 5,81
13 Periklanan 2,04 4,19 4,07 3,61 5,66 6,14
14 Televisi dan
Radio 4,10 5,30 6,57 5,60 5,74 5,98
15 Seni
Pertunjukan 3,92 4,83 6,09 6,50 6,66 6,94
16 Seni Rupa 3,34 4,07 5,38 6,78 6,82 6,44
A PDRB EKRAF 4,63 5,14 5,44 8,09 7,60 7,33
BPDRB Non
Ekraf6,99 7,25 6,88 6,53 5,79 6,07
CPDRB
Provinsi Bali6,66 6,96 6,69 6,73 6,03 6,24
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah
Lampiran 8. Laju Pertumbuhan PDRB Ekonomi Kreatif Provinsi Bali Atas Dasar Harga Konstan 2010=100
Tahun 2011-2016 (%)
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
145
Sub sektor Uraian 2011 2012 2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Arsitektur 6,66 13,57 9,42 10,51 14,87 12,33
2 Desain Interior 6,49 12,77 9,35 10,79 11,24 10,57
3 Desain
Komunikasi
Visual
4,63 8,45 7,85 8,68 9,98 8,02
4 Desain Produk 5,05 8,21 8,05 9,34 9,40 7,26
5 Film, Animasi
dan Video3,32 4,65 4,79 5,60 6,92 4,47
6 Fotografi 5,80 9,23 8,42 13,76 13,87 11,15
7 Kriya 7,61 6,70 10,74 14,84 14,23 7,62
8 Kuliner 13,35 6,90 11,81 14,51 12,26 12,09
9 Musik 8,29 8,58 10,64 12,37 12,58 10,38
10 Fesyen 9,89 11,12 10,82 12,43 12,41 7,00
11 Aplikasi
dan Game
Developer
6,50 4,49 5,01 8,00 9,90 6,12
12 Penerbitan 5,40 5,74 6,28 8,86 9,07 7,43
13 Periklanan 3,52 9,40 8,16 9,55 14,13 12,51
14 Televisi dan
Radio 4,23 5,43 6,68 8,50 9,52 7,53
15 Seni
Pertunjukan 5,40 10,02 10,37 13,64 15,51 12,81
16 Seni Rupa 7,38 6,94 8,93 15,22 13,53 11,10
A PDRB EKRAF 11,27 7,10 11,13 14,05 12,54 10,65
BPDRB Non
Ekraf 11,64 13,70 14,34 16,70 13,38 10,23
CPDRB
Provinsi Bali 11,59 12,79 13,92 16,36 13,27 10,28
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah
Lampiran 9. Laju Pertumbuhan PDRB Ekonomi Kreatif Provinsi Bali Atas Dasar Harga Berlaku
Tahun 2011-2016 (%)
Laporan Penyusunan PDRB EKRAF Provinsi Bali 2010-2016Menurut Lapangan Usaha
146
Sub sektor Uraian 2011 2012 2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Arsitektur 1,57 5,84 3,81 6,05 9,08 6,11
2 Desain Interior 2,05 6,46 2,93 4,52 5,99 4,80
3 Desain
Komunikasi
Visual
1,35 5,19 2,72 4,32 6,06 4,59
4 Desain Produk 2,15 4,29 3,26 5,33 6,50 4,81
5 Film, Animasi
dan Video1,06 0,69 0,22 2,17 3,05 1,35
6 Fotografi 1,59 4,35 3,46 5,61 7,29 4,22
7 Kriya 4,84 2,79 3,48 6,69 6,77 2,44
8 Kuliner 7,70 1,38 6,85 5,31 3,65 3,19
9 Musik 2,63 3,49 5,05 6,21 5,77 4,05
10 Fesyen 4,21 4,25 1,67 5,29 7,56 4,21
11 Aplikasi
dan Game
Developer
1,33 1,39 1,00 3,59 4,07 1,80
12 Penerbitan 1,31 0,38 0,18 3,13 2,94 1,53
13 Periklanan 1,45 5,00 3,93 5,73 8,02 6,00
14 Televisi dan
Radio 0,13 0,11 0,11 2,75 3,58 1,47
15 Seni
Pertunjukan 1,42 4,96 4,04 6,70 8,30 5,49
16 Seni Rupa 3,91 2,76 3,37 7,90 6,28 4,38
A PDRB EKRAF 6,34 1,86 5,39 5,52 4,59 3,10
BPDRB Non
Ekraf 4,35 6,02 6,98 9,55 7,18 3,92
CPDRB
Provinsi Bali 4,62 5,45 6,78 9,02 6,83 3,80
Lampiran 10. Laju Pertumbuhan Implisit PDRB Ekonomi Kreatif Provinsi Bali Tahun 2011-2016 (%)
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah