Upload
riska
View
234
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Laporan Pleno Skenario 3 Tangan Menulis
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Didalam tubuh manusia dan kebudayaan hewan, energi kimia yang tersimpan
dalam makan tidak dapat digunakan secara langsung, kecuali setelah dioksidasi
terlebih dahulu. Dalam hal ini, sel-sel tubuh memerlukan oksigen untuk mengoksidasi
(membakar) bahan makanan sehingga menghasilkan sejumlah energi. Proses
menghasilkan energi melalui oksidasi bahan makanan didalam sel-sel tubuh demikian
dikenal dengan istilah Respirasi sel. Proses Respirasi merupakan salah satu proses
yang sangat vital dalam kehidupan manusia. Respirasi ini meliputi beberapa hal
berikut:
1. Bernapas: meliputi inpirasi (masuknya udara kedalam paru-paru) dan ekspirasi
(keluarnya udara dari paru-paru)
2. Respirasi eksternal: pertukaran gas (O2 x CO2 ) antara udara dengan daerah
didalam paru-paru
3. Respirasi internal: pertukaran gas antara darah dengan cairan jaringan tubuh
2. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Anatomi sistem respirasi ?
2. Bagaimana fisiologi respirasi ?
3. jelaskan fungsi silia?
4. bagaimana vaskularisasi sistem pernapasan?
5. jelaskan definis bayi prematur ?
1
BAB II
TERMINOLOGI SI “T” BINGUNG
1. Prematur
adalah belum waktunya atau belum cukup bulan.
2. Distres
adalah respon stres menjadi negatif atau susah bernafas
3. Kolaps
adalah suatu penyakit dimana penderita mengalami gangguan pada daerah paru-
paru berupa adanya penimbunan udara.
4. Surfaktan
adalah senyawa polipeptida yang berfungsi untuk mencegah kolaps pada paru-
paru.
5. Alveoli
Adalah kantung kecil di dalam paru-paru dimana terjadinya pertukaran gas antara
O2 dengan CO2
6. Epitel
adalah jaringan yang terdiri dari sel-sel yang melapi permukaan tubuh.
3
BAB III
PEMBAHASAN
1. ANATOMI RESPIRASI
Hidung (Nasal)
Hidung merupakan organ pernapasan yang menghubungkan dengan udara
luar. Hidung ditopang oleh tulang nasal (tulang keras) dan bagian atas merupakan
tulang rawan. Bagian tulang rawan masih dapat ditumbuhkan/ditambahkan sehingga
ukuran hidung berubah bentuk/panjang (mancung). Terdapat dua rongga hidung,
kanan-kiri, yang dipisahkan oleh septum nasalis (tulang rawan). Terdapat tiga
tonjolan di dalam rongga hidup (konka superior, konka intermediet, dan konka
inferior) yang dipenuhi kapiler darah. Panas yang dibawa oleh kapiler darah ini akan
menghangatkan udara melalui celah-celah tonjolan ini. Udara yang panas ini akan
membantu “membakar” mikroba tertentu yang terbawa udara. Rongga hidung
ditumbuhi rambut-rambut yang berperan untuk menyaring udara yang masuk. Sel-sel
goblet dan sel epitel bersilia di pangkal rongga hidung mensekresikan lendir atau
mukus yang membantu melembabkan udara yang masuk dan menangkap kotoran
yang tersaring. Lendir/mukus ini juga membantu sel-sel pembau (olfactory cell) pada
rongga hidung untuk mendeteksi bau dari partikel kimia yang terjerat di dalam lendir.
Infeksi bakteri atau virus tertentu menyebabkan peradangan pada rongga hidung,
3
membuat rongga hidung tersumbat. Rongga hidung memastika kualitas udara yang
masuk kedalam tubuh adalah udara yang baik dengan cara :
a. Menyaring kotoran (dengan rambut-rambut hidung)
b. Menghangatkan udara (difusi panas yang dibawa oleh kapiler pembuluh darah di
dinding rongga hidung)
c. Melembabkan udara (oleh lendir)
Faring
Merupakan saluran pendek, pertemuan antara rongga hidung dan rongga
mulut. Udara akan dialirkan ke dalam laring.
Laring
Saluran pendek dipangkal trakea yang merupakan tempat dimana suara
dihasilkan. Terdapat sepasang pita suara (selaput yang melintang) di dalam laring.
Kerika udara dihembuskan keluar, udara akan melewati pita suara teersebut dan
membuat otot-otot penyusun pita suara meregang. Meregangnya pita suara ini
membuat pita suara bergetar dan menimbulkan bunyi/suara). Semakin tinggi daya
regang semakin kuat getaran semakin kuat bunyi yang dihasilkan. Laring tersusun
atas tulang-tulang rawan, diantaranya glotis, bagian yang terletak paling atas pada
laring. Glotis memiliki selaput epiglotis yang akan melindungi saluran pernapasan
dari makanan dan minuman yang masuk lewat rongga mulut. Ketika menelan
makanan, glotis akan naik, membuat epiglotis turun menutupi trakea. Hal ini
membuat makanan mengalir masuk ke dalam esofagus (saluran pencernaan).
Tersedak adalah suatu mekanisme menetralkan trakea dari makanan dan minuman
yang salah masuk ke dalam trakea, ini terjadi ketika makan sambil berbicara. Glotis
akan kembali turun, epiglotismembuka trakea, udara kembali masuk. Tulang tiroid
berada di bagian inferior laring. Pada laki-laki tulang tiroid ini menonjol ke depan,
struktur yang disebut dengan jakun.
Trakea (Tenggorokan)
Merupakan tabung sepanjang 12cm tersusun atas tumpukan 16-20 tulang
rawan berbentuk “C” yang dihubungkan satu sama lain oleh ligamentum anulare
(jaringan ikat). Trakea terletak di depan saluran esofagus, mengalami percabangan di
bagian ujung menuju ke paru-paru. Dinding-dinding trakea tersusun atas sel epitel
bersilia yang menghasilkan lendir. Lendir ini berfungsi untuk penyaringan lanjutan
5
udara yang masuk, menjerat partikel-partikel debu, serbuk sari dan kontaminan
lainnya. Sel silia berdenyut akan menggerakan mukus ini naik ke faring yang dapat
ditelan atau dikeluarkan melalui rongga mulut. Hal ini bertujuan untuk membersihkan
saluran pernapasaan.
Bronkus
Merupakan percabangan utama dari trakea menuju paru-paru kanan (dextra)
dan kiri (sinistra). Bronkus dextra letaknya lebih besar, pendek, dan vertikal
dibanding pada bronkus sinistra. Hal ini mengakibatkan paru-paru sebelah kanan
lebih sering terserang penyakit dibanding paru-paru kiri. Bronkitis adalah suatu
penyakit yang ditujukan dengan menyempitnya saluran bronkus akibat produksi
lendir yang berlebihan. Secara umum, struktur bronkus sama dengan trakea, hanya
berbeda diameternya saja. Masing-masing bronkus akan mengadakan percabangan
yang lebih kecil di bagian ujung disebut dengan bronkiolus. Pada bronkus dextra akan
keluar tiga cabang bronkiolus, sedangkan pada bronkus sinistra membentuk dua
percabangan bronkiolus. Perbedaan ini akan mempengaruhi struktur paru-paru kanan
dan kiri. Bronkiolus-bronkiolus ini akan membentuk cabang-cabang yang lebih kecil
lagi dan berujung dengan membentuk gelembung-gelembung udara (alveolus,
jamak:alveoli).
Paru-Paru (Pulmo)
Terletak di rongga dada yang dibatasi oleh diafragma dengan rongga perut.
Paru-paru sebelah kanan berjumlah tiga gelambir sedangkan sebelah kiri berjumlah
dua gelambir. Perbedaan jumlah ini terjadi karena pada bagian kiri terdapat jantung,
yang pada masa perkembangananya terbentuk lebih dulu dibanding paru-paru.
Sehingga pada paru-paru kiri hanya berkembang sampai dua gelambir. Paru-paru
dibungkus oleh dua lapis membran pleura. Antara membran pleura terdapat cairan
limfe yang melindungi dari gesekan ketika bernapas. Pleuritis adalah suatu kelainan
yang terjadi pada selaput ini. Alveoli merupakan gelembung yang terbentuk dari
bronkiolus. Tersusun atas epitel yang tipis yang dikelilingi oleh kapiler pembuluh
darah. Di dalam alveoli inilah terjadi proses pertukaran gas. Oksigen dari udara di
ruang alveolus akan berdifusi masuk ke kapiler darah dan ikat oleh haemoglobin
eritrosit. Sedang karbondioksida dilepas dari kapiler darah didifusikan keluar melalui
ruang alveolus menuju rongga hidung. Emfisema adalah suatu kondisi dimana terjadi
gangguan dalam pengangkutan oksigen. Hal ini terjadi karena adanya perubahan
struktur alveolus yang disebabkan oleh senyawa-senyawa kimia, misalnya tar pada
5
rokok. Diplococcus pneumonia menyebabkan infeksi pada alveoli, yang disebut
dengan pneumonia. Pada penderita pneumonia dinding-dinding alveolus
mengeluarkan lendir yang akan menggangu pernapasan.
7
2. FISIOLOGI RESPIRASI
Respirasi atau pernafasan mempunyai tiga fungsi :
1. Untuk mengambil oksigen
2. Untuk mengeluarkan karbondioksida
3. Untuk mengatur pH darah
Kebutuhan akan oksigen
Panas dan energy dihasilkan oleh tubuh karena oksidasi karbon dan hydrogen
dalam makanan. Oksigen yang dibutuhkan dating dari udara inspirasi.Konversi
makanan ke dalam panas dan energy di sel-sel terjadi dalam sejumlah tahapan.
Proses seluruhnya, disebut metabolisme, adalah kompleks, tetapi keseluruhan
perubahan adalah bahwa atom karbon dari makanan berkombinasi dengan atom
oksigen dari udara mengeluarkan panas dan energy dan pembentukan
karbondioksida (CO2) sebagai produk buangan. Sebagai tambahan atom hydrogen
dari makanan berkombinasi dengan atom oksigen dari udara mengeluarkan
tambahan panas dan energy serta pembentukan air (H2O) sebagai produk
buangan.Karbondioksida diekskresikan ke dalam udara ekspirasi. Air yang
dibentuk (air metabolic) menambah pemasukan air oleh tubuh. Kelebihan air akan
diekskresikan oleh ginjal sebagai urine. Dalam istirahat, oksigen sebanyak 250
mL setiap menit diabsorpsi dari udara inspirasi untuk mencukupi kebutuhan
metabolisme tubuh. Jumlah ini sangat meningkat pada waktu latihan dan pada
latihan yang berat kebutuhan oksigen ini dapat mencapai setinggi 5000 mL
oksigen setiap menit.Karena sebagian oksigen dipakai untuk oksidasi hydrogen,
maka volume karbondioksida yang dikeluarkan setiap menit biasanya sedikit lebih
kurang daripada volume yang dimasukkan. Jadi waktu istirahat hanya 200 mL
karbondoksida dikeluarkan untuk setiap 250 mL oksigen dimasukkan. Rasio dari
“karbondioksida yang dikeluarkan” terhadap “oksigen yang dimasukkan” dikenal
sebagai (Kuosien Respirasi = K.R. atau Respiratory quotient = RQ). Normal
biasanya 0,8=200/250.Kuosein repirasi memberikan indikasi dari makanan yang
mengalami metabolisme. Bila hanya karbohidrat yang dipakai, maka K.R. adalah
1 dan jumlah oksigen yang masuk dengan jumlah karbondioksida yang
dikeluarkan adalah sama.Bila lemak yang dipakai, maka K.R. adalah 0,7 dan
7
setiap 250 mL oksigen yang masuk akan menghasilkan hanya 7/10 dari 250 mL
CO2 (=175 mL). pada diet campuran lemak, karbohidrat dan protein, seperti
terlihat K.R-nya adalah 0,8.
Pernapasan
Paru-paru mengisi seluruh rongga toraks dan pernapasan ditimbulkan dengan
meningkatkan dan menurunkan ukuran rongga ini.Udara di dalma paru-paru
disebut udara alveoli. Perbedaan dengan hawa kamar adalah bahwa udara alveoli
mengadung oksigen lebih sedikit dan lebih banyak karbondioksida. Udara alveoli
ini akan berhubungan dengan darah yang mengalir melalui kapiler pulmoner.
(darah di pembuluh darah ini tidak akan berhubungan dengan udara kamar).
(Terdapat sedikit sekali karbondioksida di udara kamar yang sangat penting untuk
tanaman, yaitu hanya 0,04%, dan sejauh untuk kepentingan manusia dan hewan
dianggap jumlah tersebut sama dengan nol).
Pada akhir suatu ekspirasi tenang, maka paru-paru masih mengandung kira-
kira 3 liter udara alveoli, tetapi hanya 420 mL merupakan oksigen (14 persen dan
3000 mL). karena tubuh memerlukan 250 mL oksigen setiap menit untuk
metabolisme, maka cadangan oksigen di paru-paru adalah kurang dari penyediaan
untuk dua menit. Karena itu penting sekali untuk terus menerus mengganti udara
di paru-paru dengan proses pernapasan.
Proses secara berganti-ganti membesarkan dan mengecilkan ukuran dada
berada di bawah pengendalian suatu kumpulan sel saraf berlokasi di otak di
formasio retikularis dari medulla, dikenal sebagai puat respirasi. Serabut saraf dari
pusat ini pergi ke otot-otot respirasi. Inspirasi ditimbulkan oleh kontraksi otot-otot
interkosal, yang mengangkat dinding dada ke atas dan keluar dan oleh kontraksi
otot diafragma yang bergerak ke bawah dan menekan isi abdomen. Ekspirasi
dihasilkan oleh relaksasi dari otot-otot tersebut. Daya kenyal dari paru-paru dan
dinding dada mengembalikan dada ke tingkat istirahat respirasi.Kenaikan ukuran
dada dengan inspirasi adalah sangat sedikit pada pernapasan tenang, dan volume
meningkat dari 3000 mL menjadi 3400 mL. Akibat kenaikan volume 400 mL,
maka jumlah udara ini memasuki hidung dan mulut.
9
3. Mekanisme Pernapasan
Berdasarkan proses inspirasi dan ekspirasi, mekanisme pernapasan dibagi atas
pernapasan dada dan pernapasan perut.
a. Pernapasan Dada
Sistem pernapasan dada adalah sistem pernapasan yang terjadi akibat aktivitas
kontraksi dan relaksasi otot antar tulang rusuk. Sistem pernafasan dada terdiri dari
2 tahap, yaitu:
Tahap Inspirasi, yaitu kondisi di mana otot antartulang rusuk berkontraksi
sehingga tulang rusuk terangkat, rongga dada membesar dan paru-paru
mengembang. Hal ini mengakibatkan tekanan udara di dalam rongga dada lebih
kecil dari tekanan atsmosfer sehingga udara yang kaya okan oksigen terhisap
masuk kedalam paru-paru melalui saluran pernafasan.
Tahap Ekspirasi, tahap eskpirasi disebut juga fase relaksasi, yaitu kondisi
dimana otot antara tulang rusuk kembali ke posisi semula, rongga dada kembali
mengecil dan paru-paru mengempis. Kondidi ini menyebabkan tekanan rongga
dada meningkat dan lebih tinggi dari tekanan atsmosfer sehingga udara dalam
paru-paru mengalir keluar melalui saluran pernafasan.
b. Sistem Pernafasan Perut
Sistem pernafasan perut adalah sistem pernafasan yang bergantung pada
aktivitas diafragma. Pernafasan perut juga dibedakan menjadi 2 tahap, yaitu:
Tahap Inspirasi, yaitu keadaan dimana otot diafragma berkontraksi, sehingga
rongga dada membesar dan paru-paru mengembang, tekanan udara turun
sehingga udara dari luar dapat masuk kedalam paru-paru melalu saluran
pernafasan.
Tahap Ekspirasi adalah kondisi dimana otot diafragma berelaksasi dan otot
dinding perut berkontraksi sehingga otot diaframa kembali ke posisi semula.
9
Akibatnya rongga dada mengecil, paru-paru mengepis, tekanan udara dalam
paru-paru meningkat sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon
dioksida terhembus keluar melalui saluran pernafasan.
4. fungsi silia
Silia merupakan organel sel yang berfungsi sebagai alat bantu pergerakan
yang menonjol dari sebagaian sel. Sebuah silia memiliki bentuk seperti rambut lurus
atau melengkung dengan ujung runcing, yang menonjol sejauh 2 sampai 4 mikrometer
dari permukaan sel. Banyak silia sering kali menonjol dari setiap sel tunggal. Silia
disangga oleh 11 mikrotubulus yang tersusun oleh 9 mikrotubulus ganda dan 2
mikrotubulus tunggal dibagian tengah silia. Setiap silia merupakan pertumbuhan
keluar dari suatu struktur yang terletak dibawah membran sel, yang disebut badan
basal silia.
5. Vaskularisasi sistem pernapasan
Pengendalian dan pengaturan pernapasan dilakukan oleh sistem persyarafan,
mekanisme kimia, dan mekanisme non kimia (Buku Ajar Fisiologi Kedokteran,
2008). Sistem syaraf secara ornmal mengatur kecepatan ventilasi alveolus hampir
sama dengan permintaan tubuh, sehingga tekanan O2 darah arteri (PO2) dan tekanan
CO2 (PCO2) hampir tidak berubah bahkan selama latihan sedang sampai berat dan
kebanyakan stress pernapasan lainnya (Fisiologi Kedokteran, 2005).
Kita dapat menahan napas secara sadar dalam waktu singkat namun hampir setiap
terdapat mekanisme otomatis (kontrol otonom) yang mengatur pernapasan kita.
Pengaturan pernapasan oleh persarafan dilakukan oleh korteks cerebri, medulla
oblongata, dan pons
11
Saat bernapas dalam-dalam, mekanisme umpan balik negative mencegah paru-paru
agar tidak membesar secara berlebihan, sensor peregangan mengirimkan impuls
saraf kembali ke medula yang akan menghambat pusat kontrol pernapasannya.
Pons
Pada pons terdapat 2 pusat pernapasan yaitu pusat apneutik dan pusat
pnumotaksis. Pusat apneutik terletak di formasio retikularis pons bagian bawah. Yang
berfungsi untuk mengkoordinasi transisi antara inspirasi dan ekspirasi dengan cara
mengirimkan rangsangan impuls pada area inspirasi dan menghambat ekspirasi.
Sedangkan pusat pneumotaksis terletak di pons bagian atas. Impuls dari pusat
pneumotaksis adalah membatasi durasi inspirasi, tetapi meningkatkan frekuensi
respirasi sehingga irama respirasi menjadi halus dan teratur, proses inspirasi dan
ekspirasi berjalan secara teratur pula.
Korteks Cerebri
Berperan dalam pengaturan pernapasan yang bersifat volunter sehingga
memungkinkan kita dapat mengatur napas dan menahan napas. Misalnya pada
saat bicara atau makan.
Medulla oblongata
11
Terletak pada batang otak, berperan dalam pernapasan automatik atau spontan.
Pada kedua oblongata terdapat dua kelompok neuron yaitu Dorsal Respiratory Group
(DRG) yang terletak pada bagian dorsal medulla dan Ventral Respiratory Group
(VRG) yang terletak pada ventral lateral medula. Kedua kelompok neuron ini berperan
dalam pengaturan irama pernapasan.
13
6. definisi bayi prematur
1. Definisi
Prematuritas adalah kelahiran yang berlangsung pada umur kehamilan 20
minggu hingga 37 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. Terdapat 3
subkategori usia kelahiran prematur berdasarkan kategori World Health
Organization (WHO), yaitu:
a. Extremely preterm (< 28 minggu)
b. Very preterm (28 hingga < 32 minggu)
c. Moderate to late preterm (32 hingga < 37 minggu).
2. Epidemiologi
Angka kejadian prematur yang tinggi masih menjadi pusat perhatian dunia
hingga kini. Tingkat kelahiran prematur di Amerika Serikat sekitar 12,3% dari
keseluruhan 4 juta kelahiran setiap tahunnya dan merupakan tingkat kelahiran
prematur tertinggi di antara negara industri.Angka kejadian kelahiran prematur
di Indonesia belum dapat dipastikan jumlahnya, namun berdasarkan data
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Departemen Kesehatan tahun 2007,
proporsi BBLR di Indonesia mencapai 11,5%, meskipun angka BBLR tidak
mutlak mewakili angka kejadian kelahiran prematur. Dalam studi yang
dilakukan di RSUP Dr. Kariadi Semarang tahun 2002 didapatkan kelahiran
prematur sebesar 138 kasus (4,6%).
3. Patofisiologi
Secara umum, penyebab persalinan prematur dapat dikelompokan dalam 4
golongan yaitu :
Aktivasi prematur dari pencetus terjadinya persalinan
Inflamasi/infeksi
Perdarahan plasenta
Peregangan yang berlebihan pada uterus
Mekanisme pertama ditandai dengan stres dan anxietas yang biasa terjadi
pada primipara muda yang mempunyai predisposisi genetik. Adanya stres fisik
maupun psikologi menyebabkan aktivasi prematur dari aksis Hypothalamus-
13
Pituitary-Adrenal (HPA) ibu dan menyebabkan terjadinya persalinan prematur.
Aksis HPA ini menyebabkan timbulnya insufisiensi uteroplasenta dan
mengakibatkan kondisi stres pada janin. Stres pada ibu maupun janin akan
mengakibatkan peningkatan pelepasan hormon Corticotropin Releasing Hormone
(CRH), perubahan pada Adrenocorticotropic Hormone (ACTH), prostaglandin,
reseptor oksitosin, matrix metaloproteinase (MMP), interleukin-8 estrogen
plasenta dan pembesaran kelenjar adrenal.Mekanisme kedua adalah decidua-
chorio-amnionitis, yaitu infeksi bakteri yang menyebar ke uterus dan cairan
amnion. Keadaan ini merupakan penyebab potensial terjadinya persalinan
prematur.Infeksi intraamnion akan terjadi pelepasan mediator inflamasi seperti
pro-inflamatory sitokin (IL-1β, IL-6, IL-8, dan TNF-α ). Sitokin akan
merangsang pelepasan CRH, yang akan merangsang aksis HPA janin dan
menghasilkan kortisol dan DHEAS. Hormon-hormon ini bertanggung jawab
untuk sintesis uterotonin (prostaglandin dan endotelin) yang akan menimbulkan
kontraksi. Sitokin juga berperan dalam meningkatkan pelepasan protease
(MMP) yang mengakibatkan perubahan pada serviks dan pecahnya
kulit ketuban. Mekanisme ketiga yaitu mekanisme yang berhubungan
dengan perdarahan plasenta dengan ditemukannya peningkatan hemosistein
yang akan mengakibatkan kontraksi miometrium.Perdarahan pada plasenta
dan desidua menyebabkan aktivasi dari faktor pembekuan Xa (protombinase).
Protombinase akan mengubah protrombin menjadi trombin dan pada beberapa
penelitian trombin mampu menstimulasi kontraksi miometrium. Mekanisme
keempat adalah peregangan berlebihan dari uterus yang bisa
disebabkan oleh kehamilan kembar, polyhydramnion atau distensi
berlebih yang disebabkan oleh kelainan uterus atau proses operasi pada
serviks. Mekanisme ini dipengaruhi oleh IL-8, prostaglandin, dan COX-2.
15
Gambar . Patofisiologi prematur
15
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Bayi prematur adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang atau sama dengan
37minggu, tanpa memperhatikan berat badan lahir.Bayi premature adalah bayi yang lahir
sebelu minggu ke 37, dihitung dari mulai hari pertama menstruasi terakhir, dianggap sebagai
periode kehamilan memendek. Prematoritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara
bersamaan, terutama diantara bayi dengan berat 1500 gr atau kurang saat lahir. Keduanya
berkaitan dengan terjadinya peningkatan morbilitas dan mortalitas neonatus. Bayi baru lahir
dengan umur kehamilan 37 minggu atau kurang saat kelahiran disebut dengan bayi prematur.
Walaupun kecil, bayi prematur ukurannya sesuai dengan masa kehamilan tetapi
perkembangan intrauterin yang belum sempurna dapat menimbulkan komplikasi pada saat
post natal
17
REFERENSI
SUMUR : Ayu Rizqiyani. 2015. Sistem Pernapasan Pada Manusia.
http://blog.unnes.ac.id/ayurizqiyani/2015/11/19/makalah-sistem-pernapasan-pada-manusia/.
Anonim.(2013).Fungsi Silia.
http//eprints.undip.ac.id//44023/3KielPino_G2A009138_Bab2KTI.pdfm. diakses tanggal 29
November 2015
Shrewood, L. 2001. Fisiologi Manusia; dari Sel ke Sistem. Edisi 12. Jakarta; EGC.
17