Upload
nurrahmahsari
View
73
Download
15
Embed Size (px)
DESCRIPTION
LAPORAN PRAKTIK PEMAGANGAN PROFESI AKUNTANSI (Nur Indriani M)
Citation preview
i
LAPORAN PRAKTIK PEMAGANGAN PROFESI AKUNTANSI (P3A)
ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA
PT SEMEN BOSOWA MAROS
Disusun sebagai syarat dalam pencapaian derajat pendidikan profesi
akuntansi
Disusun oleh:
NUR INDRIANI M
13/358785/EE/06500
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2014
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil 'alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang
selalu melimpahkan rahmat dan hidayat-Nya dan sholawat serta salam dihaturkan
kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan praktek pemagangan sebagai persyaratan untuk memenuhi praktek
pemagangan pada Pendidikan Profesi Akuntansi Universitas Gadjah Mada
dengan judul “ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA PT SEMEN
BOSOWA MAROS. Penulis berharap laporan praktek pemagangan ini dapat
memberi tambahan wawasan mengenai analisis arus kas pada PT Semen Bosowa
Maros dan mungkin dapat digunakan sebagai bahan referensi baik bagi
mahasiswa maupun umum.
Laporan ini dapat diselesaikan atas bimbingan dan bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orang tua tercinta Ayahanda H. Munirang dan Ibunda Hj. Rusniah yang
telah banyak memberikan dukungan baik itu berupa material maupun
nonmaterial.
2. Dr. Hardo Basuki, M.Soc.,Sc,.CSA.,CA.,Ak selaku Ketua Program
Pendidikan Profesi Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Gadjah Mada.
3. Wiwin Rahmanti, SE., M.Com., Ak, selaku pembimbing yang telah banyak
membantu dan membimbing penulis.
v
4. Staf pegawai PT Semen Bosowa Maros membantu penulis selama
menjalankan pemagangan.
5. Tunggoro Widiandaru, SE., Ak, selaku Pembimbing Institusi.
6. Sahabat-sahabat rekan seperjuangan di PPAK UGM.
7. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam pelaksanaan Praktek Pemagangan Profesi Akuntansi
(P3A) Universitas Gadjah Mada. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
pembacanya.
Yogyakarta, 1 Juli 2014
Penulis,
NUR INDRIANI M
vi
DAFTAR ISI
Hal.
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 3
C. Tujuan dan Kegunaan Laporan Magang ...................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Laporan Keuangan ........................................................................ 5
B. Laporan Arus Kas ......................................................................... 6
C. Analisis Laporan Arus Kas .......................................................... 9
BAB III PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum PT Semen Bosowa Maros .............................. 20
B. Kegiatan Kerja di Tempat Magang ............................................... 34
C. Analisis Laporan Arus Kas pada PT Semen Bosowa Maros …… 36
D. Evaluasi di Tempat Magang ........................................................ 45
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ....................................................................................... 48
B. Saran ............................................................................................. 48
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... vii
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat memicu persaingan antar
perusahaan. Perusahaan harus memiliki kinerja yang baik agar mampu bersaing
dalam dunia bisnis. Laporan keuangan dapat dijadikan alat untuk melihat kinerja
dan kondisi keuangan perusahaan yang nantinya akan dijadikan dasar
pengambilan keputusan.
Kinerja perusahaan dapat diukur dengan keberhasilan perusahaan
memperoleh keuntungan atau laba, akan tetapi laba tidak menunjukkan liquiditas.
Karena laporan laba rugi disusun berdasarkan accrual basis, dimana transaksi
dicatat pada saat terjadinya, tanpa mempertimbangkan adanya kas masuk ataupun
kas keluar. Laporan arus kas disusun berdasarkan cash basis dimana transaksi
dicatat pada saat kas tersebut diterima atau dikeluarkan. Berdasarkan hal tersebut,
maka dengan adanya laporan arus kas dapat digunakan untuk membantu
mengukur kinerja perusahaan.
Kas merupakan aset yang paling liquid atau dengan kata lain aset yang
paling lancar, yang paling mudah digunakan untuk melakukan transaksi, dan
dapat memenuhi kewajiban yang jatuh tempo. Kas bisa digunakan oleh
perusahaan untuk membeli persediaan, membeli aset tetap, membayar deviden
kepada para pemegang saham, membayar utang kepada kreditor, dan sebagainya.
2
Berdasarkan hal tersebut, sehingga kas sangatlah dibutuhkan oleh setiap
perusahaan untuk menunjang aktivitasnya agar berjalan dengan lancar.
Laporan arus kas menjelaskan darimana kas diperoleh dan bagaimana kas
tersebut digunakan dalam suatu periode melalui tiga aktivitas yaitu aktivitas
operasi, investasi dan pendanaan. Laporan ini dapat memberikan informasi
mengenai kualitas dan kuantitas masing-masing aktivitas dalam menghasilkan
atau menggunakan kas selama periode tersebut.
Laporan arus kas ini sangat penting untuk dianalisis. Dengan analisis
tersebut dapat diketahui tren perusahaan dalam menghasilkan kas selama
beberapa periode, kecukupan kas dari internal untuk mendukung aktivitas operasi
perusahaan dan melakukan ekspansi, kemampuan perusahaan untuk membayar
utang kepada kreditur, kemampuan perusahaan untuk membayar deviden kepada
pemegang saham, membatu manajer untuk mengevaluasi kebijakan di masa lalu.
Analisis laporan arus kas membantu manajemen dalam pengambilan
keputusan di periode berikutnya dalam merencanakan biaya yang akan
dikeluarkan dalam melakukan kegiatan operasi perusahaan. Misalnya saja dalam
periode tersebut perusahaan menghasilkan kas yang diperkirakan tidak akan
mencukupi untuk menutupi biaya operasional di periode berikutnya, maka
manajemen harus memikirkan sumber pembiayaan untuk menutupi
kekurangannya. Keputusan yang mungkin bisa diambil adalah dengan efisiensi
biaya, menjual aset, melakukan pinjaman ke bank, ataupun menerbitkan saham.
Keputusan tersebut hanya bisa diambil bila manajemen benar-benar mengetahui
3
seberapa besar kas yang dimiliki pada akhir periode tersebut. Dan bila hanya
menggunakan analisis profitabilitas akan menjadi kurang tepat karena laba
memiliki komponen akrual.
PT. Semen Bosowa Maros adalah salah satu perusahaan swasta yang
bergerak di bidang industri semen. Untuk melaksanakan kegiatan usahanya setiap
hari tentu saja membutuhkan kas. Kas tersebut digunakan untuk pembelian bahan
baku, pembelian peralatan dan mesin, pembayaran utang, pembayaran gaji buruh
dan karyawan, dan sebagainya.
Berdasarkan uraian di atas maka dalam penyusunan Laporan Praktik
Pemagangan Profesi Akuntansi (P3A), penulis tertarik membahas dengan judul
“ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA PT. SEMEN BOSOWA
MAROS”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan sebelumnya, maka masalah
yang dapat diajukan adalah:
Bagaimana kinerja perusahaan berdasarkan analisis laporan arus kas?
4
C. Tujuan dan Kegunaan Laporan Magang
Tujuan laporan magang ini adalah untuk mengetahui kinerja perusahaan
berdasarkan analisis laporan arus kas. Adapun kegunaan dari penulisan laporan
magang P3A adalah untuk:
1. Mendapatkan pengetahuan tentang kinerja perusahaan dengan melakukan
analisis laporan arus kas.
2. Dapat memberikan perbandingan teori yang ada dengan praktek yang ada
di lapangan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Laporan Keuangan
A.1. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan alat untuk melihat kinerja dan kondisi
keuangan perusahaan yang nantinya akan dijadikan dasar pengambilan keputusan.
Menurut Suwardjono (2008: 29), tujuan pelaporan keuangan merupakan pengarah
dalam menentukan pedoman atau standar pelaporan keuangan. Investor dan
kreditor meruapakan pihak yang dianggap dominan dan dijadikan sasaran
pelaporan keuangan.
A.2 Komponen Laporan Keuangan
Laporan keuangan terdiri dari komponen-komponen berikut ini:
a. Laporan posisi keuangan
b. Laporan laba rugi komprehensif
c. Laporan perubahan ekuitas
d. Laporan arus kas seama periode
e. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi
penting dan informasi penjelas lain
6
B. Laporan Arus Kas
B.1 Pengertian Kas
Dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Keuangan dan Manajemen,
Munawir (2002: 103) menyebutkan bahwa, kas merupakan aset yang sangat
likuid, tanpa tanda pemilikan, merupakan dasar pengukuran dan pencatatan,
mudah dipergunakan sebagai alat pembayaran dan tidak ada pembatasan dalam
penggunaannya sehingga mudah terjadi kesalahan maupun ketidakberesan.
Menurut Mardiasmo (2000:1), kas adalah uang tunai baik berupa kertas maupun
uang logam, simpanan uang di bank yang setiap saat dapat diambil (simpanan
giro) dan bentuk-bentuk alat pembayaran lainnya yang mempunyai sifat seperti
mata uang. Menurut Subramanyam & wild (2010:402), kas merupakan aset yang
paling liquid serta menawarkan likuiditas dan fleksibilitas bagi perusahaan.
B.2 Pengertian dan Tujuan Laporan Arus Kas
Menurut Munawir (2002: 241), laporan arus kas disusun untuk
menunjukkan perubahan kas selama satu periode dan memberikan penjelasan
mengenai alasan perubahan tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber
penerimaan kas dan untuk apa penggunaannya. Menurut Rahmanti (2004: 75),
manfaat laporan aliran kas adalah untuk mengetahui kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan aliran kas di masa depan dan kemampuan perusahaan
membayar dividen serta melunasi kewajibannya. Menurut Kieso & wedgant
7
(2011:204), laporan arus kas memenuhi salah satu tujuan laporan keuangan untuk
membantu menilai jumlah, waktu dan ketidakpastian arus kas masa depan.
Menurut Epstein & Eva (2011:99), tujuan dari laporan arus kas adalah
untuk memberikan informasi tentang penerimaan kas operasi dan pengeluaran kas
dari suatu entitas selama suatu periode, serta memberikan wawasan tentang
berbagai kegiatan investasi dan pembiayaan. Lebih khusus, laporan arus kas dapat
membantu investor dan kreditur menilai
1. Kemampuan untuk menghasilkan arus kas positif di masa depan
2. Kemampuan untuk memenuhi kewajiban dan membayar dividen
3. Alasan perbedaan antara laporan laba rugi dengan penerimaan kas dan
pembayaran
4. Baik kas dan non kas entitas aspek investasi dan transaksi keuangan.
B.3 Penyajian Laporan Arus Kas
Laporan arus kas disajikan berdasrkan 3 aktivitas yaitu:
1. Aktivitas operasi
Arus kas dari aktivitas operasi merupakan arus kas dari aktivitas
utama perusahaan atau dari transaksi dan peristiwa lain yang
mempengaruhi pelaba rugi. Contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah
penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa, pembelian persediaan
barang dagangan, pembayaran gaji karyawan.
8
2. Aktivitas investasi
Arus kas dari aktivitas investasi adalah arus kas yang
mencerminkan pemrolehan dan penghapusat aset non kas yang
menghasilkan pendapatan bagi perusahaan. Beberapa contoh arus kas dari
aktivitas investasi adalah pembelian aset tetap, penjualan aset tetap,
pemberian pinjaman, dan penagihan pinjaman
3. Aktivitas pendanaan
Arus kas dari aktivitas pendanaan adalah arus kas yang
mencerminkan cara untk memperoleh, menditribusikan dan menarik dana.
Contoh arus kas dari aktivitas ini adalah penerbitan saham dan obligasi,
pelunasan obligasi, pembayaran deviden kepada pemilik.
B.4 Pelaporan Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Terdapat dua metode dalam pelaporan arus kas berdasarkan aktivitas
operasi, yaitu:
1. Metode langsung
Metode ini mengungkapkan penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas
bruto.
2. Metode tidak langsung.
Metode ini mengungkapkan laba rugi yang disesuaikan dengan melakukan
koreksi dari pengaruh transaksi nonkas, penangguhan, atau akrual dari
9
penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa
depan, dan unsur penghasilan atau beban yang terkait dengan arus kas
investasi atau pendanaan.
C. Analisis Laporan Arus Kas
C.1 Tehnik Analisis Laporan Keuangan
Menurut Gibson (2011:181), analisis data keuangan menggunakan
berbagai teknik untuk menekankan pentingnya komparatif dan relatif dari data
yang disajikan dan untuk mengevaluasi posisi perusahaan. Teknik-teknik ini
meliputi analisis rasio, analisis zise umum, studi tentang perbedaan komponen
laporan keuangan antara industri, review bahan deskriptif, dan perbandingan hasil
dengan jenis data.
Menurut Subramanyam & wild (2010:28), bagian ini memberikan
pengenalan awal terhadap lima alat penting untuk analisis keuangan:
1. Analisis laporan keuangan komparatif
Analisis laporan keuangan komparatif dilakukan dengan cara menelaah
neraca, laporan laba rugi, atau laporan arus kas yang berurutan darin satu
periode ke periode berikutnya. Analisis ini meliputi penelaahan perubahan
saldo saldo tiap-tiap akun dari tahun ke tahun atau selama beberapa tahun.
Informasi penting yang didapat dari analisis laporan keuangan komparatif
adalah kecendrungan atau tren. Perbandingan laporan selama bebrapa
10
periode dapat menunjukkan arah, kecepatan, dan jangkauan jarak sebuah
tren.
2. Analisis laporan keuangan common size
Pengetahuan atas proporsi kelompok atau subkelompok yang membentuk
suatu pos tertentu bermanfaat bagi analisis laporan keuangan. Secara
khusus, dalam analisis neraca, total aset (atau kewajiban ditambah ekuitas)
biasa dinyatakan sebagai persentase terhadap total bersangkutan. Dalam
analisis laporan laba rugi, pennjuualan sering dinyatakan 100 persen dan
pos-pos laporan laba rugi yang lain dinyatakan sebagai persentase
terhadap penjualan. Karene total pos-pos dalam kelompok laporan adalah
100 persen, analisis ini disebut menghasilkan laporan keuangan common
size. Prosedur ini juga disebut analisis vertikal karena evaluasi pos dari
atas ke bawah (atau bawah ke atas) dalam laporan common size.
3. Analisis Rasio
Analisis rasio merupakan salah satu alat analisis keuangan yang paling
popular digunakan. Namun, perannya sering disalahpahami dan sebagai
konsekuensinya, kepentingannya sering dilebih-lebihkan. Sebuah rasio
menyatakan hubungan matematis antara dua kuantitas.
Berbagai rasio dapat dihitung dengan menggunakan laporan keuangan
perusahaan. Beberapa rasio memiliki aplikasi umum dalam analisis
keuangan, sementara yang lainnya bersifat unit untuk situasi atau industri
11
yang spesifik. Bagian ini menyajikan analisis rasio untuk diterapkan pada
tiga area penting analisis laporan keuangan.
1) Analisis Kredit (Risiko)
a. Likuiditas. Untuk mengevaluasi kemampuan memenuhi
kewajiban jangka pendek.
b. Struktur modal dan solvabilitas. Untuk menilai kemampuan
memenuhi kewajiban jangka panjang.
2) Analisis Profitabilitas
a. Tingkat pengembalian atas investasi (return on investment-
ROI). Untuk menilai kompensasi keuangan kepada penyedia
pendanaan ekuitas dan utang.
b. Kinerja operasi. Untuk mengevaluasi margin laba dari aktivitas
operasi.
c. Pemanfaatan aset. Untuk menilai efektivitas dan intensitas aset
dalam menghasilkan penjualan, disebut pula perputaran
(turnover).
4. Analisis Arus Kas
Analisis arus kas terutama digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi
sumber dan penggunaan dana. Analisis arus kas menyediakan pandangan
tentang bagaimana perusahaan memperoleh pendanaannya dan
12
menggunakan sumber dayanya. Analisis ini juga digunakan dalam
peramalan arus kas dan bagian dari analisis likuiditas.
5. Valuasi
Valuasi merupakan hasil penting dari berbagai jenis analisis keuangan.
Valuasi biasanya mengacu pada estimasi nilai intrinsic sebuah perusahaan
atau sahamnya. Dasar valuasi adalah teori nilai sekarang. Teori ini
menyatakan bahwa nilai utang atau efek ekuitas (atau masalah ini, segala
aset) sama dengan jumlah seluruh hasil yang diharapkan efek di masa
depan yang didiskontokan ke saat ini dengan menggunakan tingkat
diskonto yang tepat.
C.2 Rasio Laporan Arus Kas
Menurut Gibson (2011: 371), rasio kini telah dikembangkan yang
berhubungan dengan laporan arus kas . Beberapa rasio ini adalah sebagai berikut :
1. Arus kas operasi / Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu
tahun dan utang wesel
Arus kas operasi / Utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu
tahun dan utang weseladalah rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi utang yang jatu tempo. Semakin tinggi rasio
ini , semakin baik kemampuan perusahaan untuk memenuhi utang yang
jatuh tempo. Semakin tinggi rasio ini , semakin baik likuiditas perusahaan
.
13
Rumus untuk arus kas operasi /utang jangka panjang yang jatuh tempo
dalam satu tahun dan utang wesel sebagai berikut :
2. Arus kas operasi / total hutang
Arus kas operasi / total hutang menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk memenuhi total utang dengan arus kas operasi tahunan. Semakin
tinggi rasio, kemampuan perusahaan yang lebih baik untuk menutupi total
utang . Dari sudut pandang utang , ini dianggap penting .
Rumus untuk arus kas operasi / total hutang adalah sebagai berikut:
3. Arus kas operasi per saham
Arus kas operasi per saham menunjukkan aliran dana saham biasa yang
beredar . Hal ini biasanya jauh lebih tinggi daripada laba per saham karena
depresiasi belum dipotong. Dalam jangka pendek , arus kas operasi per
saham adalah indikasi yang lebih baik dari kemampuan perusahaan untuk
membuat keputusan belanja modal dan membayar dividen daripada yang
laba perlembar saham . Rumus arus kas operasi per saham adalah sebagai
berikut :
14
4. Arus kas operasi/Dividen tunai
Arus kas operasi/dividen tunai menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk menutupi dividen tunai dengan arus kas operasi tahunan . Semakin
tinggi rasio, semakin baik kemampuan perusahaan untuk menutupi dividen
tunai.
Rumus dividen arus kas operasi / kas adalah sebagai berikut :
Menurut Darsono dan Ashari (2005 : 91) dalam Handoko (2010), alat
analisis rasio laporan arus kas yang diperlukan untuk menilai likuiditas dan
fleksibilitas kinerja keuangan perusahaan antara lain :
a. Rasio Likuiditas Arus Kas
1. Rasio Arus Kas Operasi (AKO).
Rasio arus kas operasi menghitung kemampuan arus kas operasi dalam
membayar kewajiban lancar. Rasio ini diperoleh dengan membagi arus kas
operasi dengan kewajiban lancar. AKO =
2. Rasio Cakupan Kas Terhadap Bunga (CKB).
Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
membayar bunga atas hutang yang telah ada. Rasio ini diperoleh dengan
arus kas dari operasi tambah pembayaran bunga, dan pembayaran pajak
dibagi pembayaran bunga. CKB =
15
3. Rasio Cakupan Kas Terhadap Hutang Lancar (CKHL).
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang
lancar berdasarkan arus kas operasi bersih. Rasio ini diperoleh dengan arus
kas operasi ditambah deviden kas dibagi dengan hutang lancar. CKHL =
4. Rasio Pengeluaran Modal (PM).
Rasio ini digunakan untuk mengukur modal tersedia untuk investasi dan
pembayaran hutang yang ada. Rasio ini diperoleh dengan arus kas dari
operasi dibagi dengan pengeluaran modal. PM=
5. Rasio Total Hutang (TH).
Rasio ini menunjukkan jangka waktu pembayaran hutang oleh perusahaan
dengan asumsi semua arus kas operasi digunakan untuk membayar hutang.
Rasio ini diperoleh dari arus kas operasi dibagi dengan total hutang.
Dengan mengetahui rasio ini, kita bisa menganalisis dalam jangka waktu
berapa lama perusahaan akan mampu membayar hutang dengan
menggunakan arus kas yang dihasilkan dari aktivitas operasional
perusahaan. Total Hutang =
6. Rasio Cakupan Arus Dana (CAD).
16
Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas guna membayar komitmenkomitmennya (bunga, pajak,
dan deviden preferen). Rasio ini diperoleh dengan laba sebelum pajak dan
bunga (EBIT) dibagi bunga, penyesuaian pajak, dan deviden preferen.
CAD =
b. Rasio Fleksibilitas Arus Kas
1. Rasio Arus Kas bersih Bebas (AKBB)
Rasio ini diperoleh dari (laba bersih + beban bunga diakui dan
dikapitalisasi + depresiasi dan amortisasi + biaya sewa dan leasing operasi
– deviden yang diumumkan – pengeluaran modal) dibagi (biaya bunga
dikapitalisasi dan diakui + biaya sewa dan leasing operasi + proporsi
hutang jangka panjang + proporsi sekarang dari kewajiban leasing yang
dikapitalisasi). Rasio ini berguna untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban kas dimasa mendatang. AKBB=
2. Rasio Kecukupan Arus Kas (KAK)
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menyediakan kas
untuk memenuhi kewajibannya dalam jangka 5 tahun mendatang. Rasio
ini diperoleh dengan (laba sebelum pajak dan pembayaran bunga -
pembayaran pajak – pengeluaran modal) dibagi rata-rata hutang yang jatuh
tempo setiap tahun selama lima tahun). KAK =
17
Menurut Subramanyam (2010:418), dua rasio berikut sering digunakan dalam
menganalisis aliran dana perusahaan
1. Rasio Kecukupan Arus Kas
Rasio kecukupan arus kas (cash flow adequacy ratio) merupakan ukuran
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dari operasi yang cukup
untuk menutupi pengeluaran modal, investasi dalam persediaan, dan
dividen tuani. Untuk menghilangkan pengaruh siklus dan pengaruh acak
lainnya, biasanya digunakan total tiga tahun untuk menghitung rasio ini.
Rasio kecukupan arus kas dihitung sebagai berikut:
Jumlah kas dari operasi
jumlah pengeluaran modal + persediaan + deviden tunai
Rasio kecukupan arus kas perlu diinterpretasikan secara tepat. Rasio
sebesar 1 menunjukkan bahwa perusahaan dapat menutup kebutuhan kas
tanpa perlu mendapatkan pendanaan eksternal. Rasio kurang dari 1
menunjukkan bahwa sumber kas internal tidak cukup untuk
mempertahankan dividen dan tingkat pertumbuhan operasi saat ini.
2. Rasio Reinvestasi Kas
Rasio reinvestasi kas (cash reinvestment ratio) merupakan ukuran atas
persentase investasi dalam aset yang mencerminkan kas operasi yang
18
ditahan dan diinvestasikan kembali dalam perusahaan untuk mengganti
aset dan pertumbuhan operasi. Rasio ini dihitung sebagai berikut:
Arus kas operasi – Dividen
Aset tetap kotor + Investasi + Aset lain + Modal kerja
C.3 Arus Kas Bebas
Menurut Subramanyam & wild (2010:417), turunan analisis laporan arus
kas yang bermanfaat adalah penghitungan arus kas bebas (free cash flow-FCF).
Sebagaimana ukuran analisis lainnya, komponen-komponen perhitungan tersebut
harus diperhatikan. Motivasi tersembunyi dalam pelaporan komponen yang
digunakan untuk menghitung arus kas bebas terkadang mempengaruhi
manfaatnya. Meskipun tidak ada kesepakatan atas definisi pasti arus kas bebas,
berikut salah satu pengukuran arus kas bebas yang bermanfaat.
Arus Kas dari Operasi
- Pengeluaran modal bersih untuk mempertahankan kapasitas produksi
- Dividen saham preferen dan saham biasa (dengan asumsi kebijakan
pembayaran dividen tunai)
Arus Kas Bebas
Menurut Subramanyam & wild (2010:417), arus kas bebas positif
mencerminkan jumlah yang tersedia bagi aktivitas usaha setelah penyisihan untuk
pendanaan dan investasi yang diperlukan untuk mempertahankan kapasitas
19
produksi pada tingkat sekarang. Pertumbuhan dan fleksibilitas keuangan
bergantung pada ketersediaan arus kas bebas. Harus diakui bahwa jumlah
pengeluaran modal untuk mempertahankan kapasitas produksi umunya tidak
diungkapkan, tetapi termasuk pengeluaran untuk ekspansi kapasitas produksi.
Pemisahan dua komponen pengeluaran modal ini sulit dilakukan. Laporan arus
kas jarang memisahkan pengeluaran modal menjadi komponen untuk
mempertahankan dan komponen untuk ekspansi.
Menurut Kieso & wedgant (2011:211), arus kas bebas adalah jumlah arus
kas diskresioner yang dimiliki sebuah perusahaa. Perusahaan dapat menggunakan
arus kas ini untuk membeli tambahan investasi, pelunasan utang, membeli saham
treasury, atau hanya menambah likuiditas. Pengguna laporan keuangan
menghitung arus kas bebas seperti yang ditunjukkan di bawah ini :
Arus kas bebas = kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi - belanja modal -
dividen
Dalam analisis arus kas bebas, pertama-tama kita mengurangi belanja
modal, untuk menunjukkan bahwa itu adalah pengeluaran paling diskresioner
yang umumnya dibuat perusahaan (Tanpa upaya terus mempertahankan dan
memperluas fasilitas, tidak mungkin bahwa sebuah perusahaan dapat terus
mempertahankan posisi kompetitif). Selanjutnya mengurangi deviden. Meskipun
perusahaan dapat memotong dividen, biasanya akan melakukannya hanya darurat
keuangan. Jumlah yang dihasilkan setelah pengurangan ini adalah free cash flow
perusahaan. Semakin besar jumlah arus kas bebas, semakin besar jumlah
fleksibilitas keuangan perusahaan.
20
BAB III
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum PT Semen Bosowa Maros
A.1 Sejarah Singkat dan Lokasi Perusahaan
PT Semen Bosowa Maros adalah salah satu anak perusahaan dari Bosowa
Corporation yang didirikan oleh H.M Aksa Mahmud pada tanggal 6 April 1978.
PT. Semen Bosowa Maros adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang
pembuatan atau produksi semen yang didirikan dengan Akta No. 29 Januari 1991
dari Notaris Ny. Mestariany Habie, S.H., Notaris di Makassar.
Latar belakang pemilihan nama Bosowa berasal dari singkatan tiga
kabupaten besar di Sulawesi Selatan yaitu Bone, Soppeng, dan Wajo yang
didasarkan pada latar belakang sejarah kerajaan Bugis yang dikenal dengan nama
Telle Poccoe (tiga serangkai). Dalam sejarah tiga kerajaan tersebut selalu rukun
dan damai, bersaudara, dan saling membantu. Selain itu ketiga kerajaan tersebut
mempunyai karakteristik yang berbeda, yaitu: kerajaan Bone yang terkenal
dengan sistem pemerintahannya yang bagus, kerajaan Soppeng dikenal dengan
hasil pertaniannya yang melimpah, dan kerajaan Wajo dengan masyarakatnya
yang memiliki jiwa bisnis yang tinggi. Dengan demikian keunggulan-keunggulan
tersebut diharapkan dapat tercermin dari nama yang diberikan.
Pendirian pabrik didasarkan pada permintaan kebutuhan semen yang
semakin meningkat khususnya di kawasan Indonesia Timur. Pabrik Semen
Bosowa Maros memainkan peran penting dalam program pembangunan sumber
21
daya alam dan manusia di Provinsi Sulawesi Selatan. Investasi untuk proyek ini
telah dilakukan sejak tahun 1990.
Pabrik semen baru berada di daerah Tukamasea Desa Baruga Kecamatan
Bantimurung yaitu 45 km dari Makassar dan 10 km dari kota Maros. Areal
konsesi meliputi 1.000 Ha untuk bahan baku, 60 Ha untuk lokasi pabrik dan 40
Ha untuk lokasi perumahan.
Sejak bulan Maret 1999, perusahaan telah mulai berproduksi, namun
dengan kapasitas yang jauh di bawah target sehingga manajemen menetapkan
awal produksi komersial adalah tanggal 1 January 2000. Dalam menjalankan
kegiatan operasionalnya, perusahaan telah mendapat persetujuan dari Menteri
Negara Penggerak. Dana Investasi/Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal
Republik Indonesia dengan Surat Persetujuan Penanaman Modal Dalam Negeri
Nomor 650/I/PMDN/1994 tanggal 10 Oktober 1994.
Perusahaan telah mendapat izin pertambangan sesuai dengan Surat Izin
Pertambangan Daerah (SIPD) No. KPTS. 446/IX/94 tanggal 17 September 1994
dari Gubernuran KDH Tingkat I Sulawesi Selatan. Lokasi areal pertambangan
bahan baku semen (limestone)/batu gamping terletak di Desa Tulamasea dan Desa
Baruga Kec. Bantimurung Kabupaten Maros.
Visi PT Semen Bosowa Maros adalah tumbuh dan berkembang di era
reformasi, dengan dinamis menyongsong era globalisasi dan perdagangan bebas
untuk menjadi perusahaan kelas dunia di bidang industry semen dengan tekad
memenuhi kepuasan pelanggan.
22
Misi PT Semen Bosowa Maros adalah memberikan produk yang
berkualitas, Semen Portland Tipe I (jenis satu) yang dibuat dengan pabrik
teknologi canggih yang sesuai dengan standar mutu internasional serta didukung
oleh sumber daya manusia yang handal, bahan baku yang ramah lingkungan
sehingga memberikan manfaat bagi agama, bangsa, dan masyarakat.
A.2 Struktur Organisasi Perusahaan dan Pelaksanaan Tugas
A.2.1 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi dimaksudkan sebagai alat ukur control bahkan
diharapkan struktur organisasi dapat membawa persatuan dan dinamika
suatu perusahaan atau dapat dikatakan bahwa struktur organisasi inilah yang
mempersatukan fungsi-fungsi yang ada dalam lingkungan tersebut. Semakin
banyak kegiatan yang dilakukan dalam organisasi, semakin kompleks pula
hubungan dalam organisasi tersebut. Struktur organisasi yang baik
merupakan salah satu syarat keberhasilan untuk menangani kegiatan usaha
dalam rangka pencapaian sasaran perusahaan.
Struktur organisasi yang tepat bagi suatu perusahaan yang bersangkutan
jika ditinjau dari segi ekonomi dan bersifat fleksibel sehingga bila ada
perluasan keadaan tidak akan mengganggu susunan organisasi yang ada.
Struktur organisasi PT. Semen Bosowa Maros diatur dalam Surat Keputusan
Direksi.
23
A.2.2Pelaksanaan Tugas
a. Presiden Direktur
Presiden direktur bertanggung jawab merumuskan visi, misi dan konsep
bisnis agar PT Semen Bosowa Maros dapat tetap survive dan menjadi
leader market pada bisnis yang digelutinya berdasarkan kebutuhan dan
harapan bagi pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan.
Presiden Direktur memiliki tugas utama: perumusan visi dan misi
perusahaan sebagai dasar operasional berdasarkan kebutuhan,
keinginan dan harapan pemegang saham menentukan konsep bisnis
yang diatur perusahaan untuk mengembangkan “Core” bisnis
berdasarkan seluruh faktor yang terkait dengan perusahaan,
Menentukan Strategic Business Unit (SBU) untuk pengembangan
perusahaan melalui kajian tentang kondisi bisnis dan posisi
perusahaan saat ini.
b. Vice President
Vice president bertanggung jawab membantu presiden direktur dalam
merumuskan visi, misi dan konsep bisnis perusahaan untuk dijadikan
patokan bagi seluruh divisi dalam merumuskan kebijakannya
berdasarkan kondisi persaingan dan posisi perusahaan saat ini dan
prediksi dimana yang akan datang, dengan tugas utama sebagai
berikut: membuat kebijakan jangka panjang (lebih dari lima tahun)
sebagai pendoman jalannya perusahaan, mengkaji konsep bisnis untuk
disesuaikan dengan kondisi perusahaan dan persaingan berdasarkan
24
pemantauan secara seksama terhadap lingkungan bisnis yang
berkembang saat ini, mengkaji kemungkinanan adanya pengembangan
core bisnis baru sebagai profit center bagi perusahaan dengan analisa
SWOT.
c. Executive Direktur dan Deputy VPD
Executive Direktur dan Deputy VPD bertanggung jawab
mengeksekusi visi, misi dan konsep bisnis agar perusahaan dapat
berjalan seiring dengan tuntutan bisnisnya sesuai dengan
pengintegrasian seluruh aktivitas setiap divisi dalam lingkup
perusahaan dengan tugas utama yaitu: mengeksekusi visi, misi dan
konsep bisnis agar perusahaan dan seluruh sumber dayanya dapat
bekerja seiring dengan visi dn misi yang dibangun melalui
penyusunan strategi bisnis, mendefinisikan bisnis dan perusahaan agar
dapat menjadi “Leader” dan tetap survive pada bisnis yang
dihadapinya berdasarkan evaluasi bisnis dan lingkungannya, meninjau
kelayakan SBU yang akan dikembangkan untuk memastikan
kelayakan SBU dapat memberikan konstribusi sesuai harapan
perusahaan melalui studi yang komprehensif tentang kelayakannya.
d. Management Representative
Management Representative bertanggung jawab merumuskan strategi
bisnis secara rinci dan spesifik sebagai pertimbangan logis atas
langkah-langkah yang akan diambil oleh manajemen yang mengacu
25
pada teori dan aplikasi keilmuan tentang masalah yang dihadapi.
Tugas utama Management Representative yaitu:
1) Merumuskan strategi pencapaian sasaran perusahaan agar sasaran
yang ditetapkan sesuai target dengan menyusun langkah-langkah
yang sistematis.
2) Membuat skenario tentang bisnis dan perusahaan untuk
memberikan gambaran tentang masa depan dan alternative
aktivitas yang akan dikembangkan berdasarkan analisis kondisi
bisnis perusahaan saat ini dan memprediksi yang akan datang.
3) Memberikan saran dan pertimbangan atas keputusan yang akan
diambil oleh managemen agar kebijakan tersebut tepat waktu,
tepat biaya dan tepat hasil dengan menyediakan data yang valid
dan reliable.
e. Departemen Quarry
Departemen ini bertanggung jawab untuk mengelola penyuplaian
bahan baku semen siap proses tetap mutu, jumlah, waktu, efisien dan
ekonomis, dengan tugas utama yaitu; 1) mengelola pengembangan
batu kapur dan tanah liat secara tepat baik proses, mutu, jumlah,
waktu, efisien dan ekonomis; 2) mengelola proses crushing bahan
baku semen agar mencapai ukuran material yang sesuai; 3) mengelola
pengoperasian dan perawatan alat/ kendaraan berat agar bisa
digunakan secara optimal sesuai dengan kebutuhan departemen
quarry khususnya dan departemen lain pada umumnya; 4) mengelola
26
perencanaan pertambangan, perintisan tambang dan penanganan plant
service secara efektif dan efesien
f. Departemen Produksi
Departemen ini bertanggung jawab terhadap pencapaian target
produksi pertahun sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
dengan penggunaan secara optimal dan efisien. Adapun tugas
Departemen Produksi, yaitu:
a) Membuat dan melaksanakan rencana produksi guna mencapai
target produksi tahunan sesuai dengan standar penggunaan
sumber daya terkait.
b) Mengontrol proses produksi dan sumber daya terkait agar mampu
menghasilkan produk tepat mutu, waktu dan jumlah dengan
memonitor proses secara berkala, mengevaluasi berdasarkan
standar yang ada dan mengambil tindakan yang diperlukan.
c) Mendorong terciptanya usaha-usaha peningkatan efisiensi
produktivitas kerja didalam mengerjakan proses produksi dan
penggunaan sumber daya baik berupa manusia, mesin, material,
waktu, metode, serta peralatan-peralatan lain yang terkait.
g. Departemen Quality Assurance
Departemen ini bertanggung jawab menjaga kualitas bahan baku,
bahan dalam proses dan produk semen sesuai standar yang
disyaratkan oleh SNI, ASTM maupun spesifikasi produk ditetapkan
perusahaan serta tanggung jawab terhadap pengadaan air guna
27
keperluan industri maupun air minum yang memenuhi standar kualitas
yang disyaratkan untuk kedua jenis air tersebut. Tugas utama
Departemen Quality Assurance, yaitu:
a) Mengidentifikasi titik-titik kritis yang mempengaruhi mutu
produk atau proses operasional serta kemampuan peralatan yang
digunakan;
b) menentukan lokasi pengambilan sample yang mampu
mempresentasikan dari keseluruhan material per satuan waktu
atau per satuan quantity serta mempunyai tingkat keamanan dan
kemudahan yang tinggi bagi pelaksanaan sampling;
c) menetapkan metode dan alat yang akan dipakai dalam proses
samling serta menentukan frekuensi pengambilan sample per
periode waktu tertentu;
d) menjalankan aktivitas sampling berdasarkan point (a), (b), dan (c)
tersebut di atas;
e) menentukan jenis dan macam pengujian yang disyaratkan untuk
pengujian semen Portland Type I yang ditetapkan oleh standar
acuan yang digunakan oleh perusahaan;
f) menentukan jenis dan macam pengujian yang akan dilakukan
terhadap bahan baku dalam proses;
g) menentukan metode uji yang akan digunakan di masing-masing
jenis pengujian;
28
h) memilih alat dan bahan sesuai spesifikasi yang dipersyaratkan
dan memastikan bahwa alat tersebut masih layak digunakan untuk
pengujian;
i) membuat rencana oengujian yang didalamnya berisi material
yang diuji, jenis pengujian yang dilakukan, frekuensi pengujian
dan metode uji yang digunakan;
j) membuat bentuk laporan dari hasil pengujian yang telah
dilakukan berikut yang harus mengesahkan dan harus kemana/
kepada siapa laporan tersebut harus didistribusikan;
k) menjalankan aktifitas pengujian dan pelaporan sesuai dengan
poin (d) dan (e) tersebut diatas;
l) menentukan batasan nilai maksimum dan minimum terhadap
kualitas material disetiap tahapan proses;
m) menganalisa laporan hasil pengujian serta membandingkannya
dengan batasan-batasan kualitas material di setiap tahapan proses;
n) melaksanakan tindakan koreksi/ perbaikan terhadap kualitas
material dalam proses dengan cara merubah proporsi material
sehingga diperoleh hasil sesuai dengan target kualitas yang telah
dibuat;
o) mengeluarkan rekomendasi mengenai tindakan-tindakan yang
perlu diambil ke departemen terkait jika ditemukan produk yang
tidak sesuai dengan persyaratan;
29
p) membuat resume mengenai performa kualitas masing-masing
tahapan yang sangat mempengaruhi kinerja proses operasional
peralatan dalam kurun waktu tertentu, sehingga dapat mengambil
suatu kesimpulan yang rasional.
h. Departemen Maintenance
Departemen ini bertanggung jawab terhadap pemeliharaan, perbaikan
dan modifikasi peralatan/ mesin dalam kondisi normal sesuai dengan
kapasitas terpasang dan rencana produksi semen dengan mengacu
pada standara kinerja perawatan/ perbaikan dengan tugas utama yaitu:
1) membuat perencanaan perawatan/ perbaikan, modifikasi dan
menjamin kebutuhan tersebut sesuai dengan kondisi kinerjanya
secara tepat waktu dan tetap mutu;
2) peralatan/ mesin dalam kondisi normal sesuai dengan standar
kinerja perawatan/ perbaikan yang ditetapkan;
3) mendorong adanya usaha melaksanakan perawatan, perbaikan,
modifikasi guna menjaga kondisi kinerja, dan meningkatkan
kualitas hasil, menurunkan biaya dan mempercepat waktu yang
diperlukan dengan memperbaiki metode, peralatan , sarana kerja
serta kompetensi karyawan terkait.
i. Departemen Marketing
Departemen ini bertanggung jawab terhadap pemasaran produk guna
mencapai target yang telah ditetapkan manajemen dengan
30
merencanakan, mengelola dan mengontrol bauran pemasaran yang
efektif dan efisien dengan tugas utama:
1) membuat perencanaan penjualan, promosi dan distribusi produk
guna memenuhi permintaan dan kepuasan konsumen sesuai target
yang ditetapkan manajemen;
2) mengelola dan mengontrol pelaksanaan penjualan, promosi dan
distribusi agar target yang ditetapkan oleh manajemen tercapai
secara tepat waktu, jumlah dan biaya dengan menjalankan fungsi-
fungsi pemasaran secara maksimal.
j. Departemen Administrasi
Departemen ini memiliki tanggung jawab terhadap komposisi ideal
SDM agar jumlah karyawan yang berkualitas sesuai dengan
kebutuhan organisasi dengan mengidentifikasi kebutuhan jumlah dan
kualitas SDM dan menyumplai secara tepat waktu dan biaya dengan
tugas utama;
1) membuat rencana pemenuhan kebutuhan SDM guna menjalankan
rencana bisnis perusahaan jangka pendek/jangka panjang
berdasarkan jenjeng kepangkatan, jumlah dan waktu;
2) memenuhi kebutuhan SDM di setiap unit kerja secara tepat mutu,
waktu dan biaya sejalan dengan prosedur yang berlaku;
3) bertanggung jawab terhadap pengelolaan SDM guna menciptakan
iklim kerja yang kondusif bagi perusahaan dan memperlancar
proses kerja dengan cara membangun dan menjalankan sistem
31
pengelolaan SDM yang efektif, serta mengelola fasilitas
pendukung lainnya serta menjamin kesejahteraan karyawan;
k. Departemen Financial dan Accounting
Tugas dan tanggung jawab Departemen Financial dan Accounting
yaitu:
1) melakukan pencatatan mengenai transaksi keuangan yang terjadi
di perusahaan;
2) membuat faktur, bukti kas/ bank masuk dan bukti kas/ bank keluar
serta mencatat semua aset yang dimiliki oleh perusahaan;.
3) melakukan perhitungan mengenai harga pokok produksi, harga
pokok penjualan serta biaya-biaya yang terjadi serta melakukan
analisis keuangan untuk kebutuhan internal perusahaan;
4) membuat laporan keuangan;
5) memberikan informasi kepada pihak manajemen mengenai
kondisi keuangan perusahaan dalam rangka pengambilan
keputusan manajemen.
l. Departemen Warehouse
Departemen ini bertanggung jawab terhadap perencanaan kebutuhan
dan pendistribusian barang-barang kebutuhan operasional perusahaan
sesuai dengan spesifikasi yang diminta dan jadwal waktu yang
ditetapkan manajemen.
32
m. Departemen Purchasing
Departemen ini bertanggung jawab untuk pengadaan material,
sparepart mesin dan barang kebutuhan terkait sesuai dengan
ketentuan standar, memastikan seluruh permohonan
pembelian/pembelian barang dan jasa telah melalui department dan
masih dalam budget, memastikan supplier / vendor telah memenuhi
syarat-syarat yang berlaku (syarat umum dan syarat mutu), dan
melakukan evaluasi secara berkala dengan mengacu pada kriteria-
kriteria yang telah ditetapkan, memastikan seluruh prosedur dalam
pembelian barang dan jasa telah sesuai dengan proses yang ada (mulai
dari pembuatan PR sampai barang telah diterima pada user),
menerima purchase indent untuk diidentifikasi spesifikasi, jumlah dan
waktu yang dibutuhkan, mengadakan barang, material, sparepart yang
dibutuhkan sesuai dengan spesifikasi, jumlah dan batasan harga serta
cara pembayaran yang ditetapkan, membuat laporan pengadaan
barang guna menginformasikan spesifikasi, jumlah, biaya dan waktu
yang digunakan untuk pengadaan barang serta hal lainnya yang
mencerminkan tingkat produktifitas yang berhasil dicapai.
n. Departemen Internal Audit
Internal Audit bertanggung jawab untuk memeriksa baik penerima,
penyimpanan maupun penggunaan asset perusahaan guna memastikan
kesesuaian pelaksanaan dengan ketentuan manajemen dan kesesuaian
bukti dokumen dan bukti nyata dengan tugas utama:
33
1) mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan penerimaan,
penyimpanan serta penggunaan asset perusahaan sebagi bahan
evaluasi pemeriksaan berdasarkan prosedur yang berlaku;
2) membuat rencana pemeriksaan yang harus direkomendasikan,
meliputi penetapan tujuan pemeriksaan, pencarian informasi dasar,
penentuan tenaga auditor, penyampaian kepada pihak terkait
maupun pihak yang dipandang perlu melakukan survei awal,
penetapan program dan jadwal pemeriksaan serta persetujuan bagi
rencana pemeriksaan yang akan dilakukan;
3) melakukan tugas pemeriksaan yang meliputi pemeriksaan
kesesuaian, pemeriksaan keterjadian, kesesuaian pelaksanaan
penerimaan, penggunaan dan penyimpanan sesuai dengan
prosedur dan ketetapan manajemen yang berlaku dan kesesuaian
bukti dokumen dengan bukti riilnya menggunakan metode kerja
dan prosedur standar;
4) membuat laporan penilaian mengenai kondisi pelaksanaan audit
terhadap penerimaan, penggunaan/ pengelolaan dan penyimpanan
asset perusahaan berdasarkan standar dan prosedur yang berlaku.
Hasil audit dituangkan dalam bentuk laporan yang dikenal dengan
nama “Laporan Hasil Pemeriksaan”.
34
B. Kegiatan Kerja di Tempat Magang
Beberapa jenis kegiatan yang dilakukan penulis pada saat melaksanakan
kegiatan magang di PT. Semen Bosowa Maros yaitu:
1. Menginput dan membuat bukti potong atas transaksi yang
dikenakan/dipotong PPH.
Dengan disertainya bukti pendukung atas transaksi yang terjadi, misalnya
faktur (invoice) dari pelanggan, maka dapat diketahui PPH atas pasal
berapa yang dikenakan/dipotong. Oleh karena itu sebelum menginput
transaksi yang dipotong PPH, transaksi tersebut dianalisis terlebih dahulu
PPH pasal berapa yang dikenakan, apakah PPH pasal PPH 22, PPH 23,
PPH 4 ayat 2, atau PPH 15. Beberapa data yang diinput pada excel adalah
nomor urut transaksi yang dikenakan/dipotong PPH, nomor faktur, jenis
transaksi, PPH pasal berapa yang dikenakan/dipotong, tarif PPH atas
transaksi yang dikenakan/dipotong PPH.
Setelah data tersebut terinput, penulis ke sheet selanjutnya yang sudah
dibuat rumusnya atau dibuat programnya, penulis memasukkan nomor
urut transaksi yang dikenakan/dipotong PPH. Maka secara otomatis akan
muncul bukti pemotongan PPH dimana dalam bukti tesebut terdapat,
nomor invoice, tanggal invoice, berapa rupiah yang dipotong PPH, berapa
jumlah yang harus dibayarkan atas transaksi tersebut. Dan terakhir penulis
melakukan print out atas bukti pemotongan PPH.
2. Menginput Permintaan Anggaran Dana atas departemen pajak
35
Departemen pajak membutuhkan dana untuk menyetor pajak ke kas
negara, membeli perlengkapan untuk administrasi departemen pajak dan
sebagainya. Oleh karena itu perlu dibuat permintaan anggaran dana
sebelum direalisasikan. PT. Semen Bosowa Maros menggunakan program
SAP yang secara online akan terconect ke bagian masing-masing. Data
yang diinput pada SAP adalah tanggal PAD, jumlah dana yang
dianggarkan, deskripsi pembayaran tersebut. Setelah itu secara otomatis
permintaan anggaran dana ini, akan muncul di bagian verifikator untuk
memverifikasi PAD tersebut.
3. Merekap biaya teknik dan nonteknik selama tahun 2013
Biaya-biaya yang terjadi selama tahun 2013 diklasifikasikan berdasarkan
departemen kemudian direkap yang termasuk biaya teknik dan biaya
nonteknik. Perekapan ini dilakukan pada Microsoft excel.
4. Memberikan pelatihan kepada karyawan PT. Semen Bosowa Maros
khusunya departemen accounting and tax, serta departemen finance.
Kegiatan pelatihan ini dilakukan setiap bulan oleh salah satu karyawan
departemen accounting and tax, serta depatemen finance, akan tetapi pada
bulan itu penulis dan 3 mahasiswa dari Politeknik Makassar
melaksanakan kegiatan magang, oleh karena itu kami dimita oleh
pembimbing lapangan untuk memberikan pelatihan kepada karyawan.
Kami mengambil topik analisis laporan arus kas. Sebelum melakukan
persentase, penulis meminta data berupa laporan posisi keuangan, laporan
laba-rugi, dan laporan arus kas selama 3 tahun.
36
Hal-hal yang kami persentasikan saat itu adalah
Pengertian laporan arus kas
Tujuan laporan arus kas
Penyajian laporan arus kas
Analisis laporan arus kas dengan menggunakan tehnik analisis
perubahan perbandingan (tren angka indeks), analisis common
size, dan analisis rasio laporan arus kas.
C. Analisis Laporan Arus Kas pada PT. Semen Bosowa Maros
Penulis melakukan analisis pada laporan arus kas dengan menggunakan
beberapa tehnik analisis yaitu:
1. Analisis Komparatif
Analisis di atas menunjukkan terjadi peningkatan arus kas bersih
selama tahun 2009, 2010 dan 2011. Peningkatan arus kas operasi bersih
terjadi peningkatan yang signifikan pada tahun 2011 yaitu sebesar 83,06%,
hal ini disebabkan karena terjadi peningkatan kas masuk dari aktivitas
117.616.055.508
176.496.194.111
323.102.518.507
2009 2010 2011
Net Cash Flows from Operating Activity
Net Cash Flows from Operating Activity
37
operasi sebesar Rp 337.842.226.448 atau sebesar 38,72% dari tahun
sebelumnya sehingga total kas masuk pada tahun 2011 sebesar Rp
1.210.300.761.732.
Peningkatan kas masuk dari aktivitas operasi pada tahun 2011
terutama ditunjukkan dengan adanya peningkatan penagihan piutang dari
pelanggan sebesar Rp. 368.485.567.960 atau sebesar 48,36% dari tahun
2010 sehingga pada tahun 2011 kas yang diterima dari penagihan
pelanggan adalah Rp. 1.130.412.708.617. Peningkatan arus kas keluar
pada tahun 2011 sebesar Rp 191.235.902.053 atau sebesar 27,48%
sehingga total kas keluar yang terjadi pada tahun 2011 sebesar Rp
887.198.243.225. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan peningkatan
total kas masuk lebih besar dibandingkan dengan peningkatan total kas
keluar dari aktivitas operasi.
Penurunan arus kas bersih dari aktivitas investasi atau terjadi
peningkatan kas yang digunakan untuk aktivitas investasi pada tahun 2010
yaitu sebesar Rp 7.643.913.281 atau sebesar 50,43% dari tahun 2009.
(15.157.235.632)
(22.801.148.913)
(15.372.149.549)
(25.000.000.000)
(20.000.000.000)
(15.000.000.000)
(10.000.000.000)
(5.000.000.000)
-
2009 2010 2011
Net Cash Flows from Investment Activity
Net Cash Flows from Investment Activity
38
Penurunan tersebut disebabkan karena adanya peningkatan penggunaan
kas untuk pembelian aset under construction sebesar 75,16% atau sebesar
Rp. 9.783.497.941 sehingga kas yang digunakan untuk pembelian aset
under construction pada tahun 2010 menjadi Rp. 22. 801.148.913.
Pada tahun 2011 terjadi penurunan kas yang digunakan untuk
aktivitas investasi sebesar Rp.7.428.999.365 atau 32,58% dari tahun 2010.
Penurunan ini terutama disebabkan karena penggunaan kas untuk
pembelian aset under construction sebesar 32,58% atau Rp.
7.428.999.365, sehingga kas yang digunakan untuk pembelian aset under
construction pada tahun 2011 sebesar Rp. 15.372.149.549.
Selama tahun 2009, 2010, dan 2011 terjadi peningkatan kas bersih
yang digunakan untuk aktivitas pendanaan. Peningkatan yang signifikan
terjadi pada tahun 2011 sebesar 98,42% atau Rp 150. 166.423.269.
Peningkatan ini terutama disebabkan karena terjadi peningkatan
pembayaran utang kepada kreditur sebesar Rp 126.157.890.245 atau
(106.003.788.779)
(152.573.068.622)
(302.739.491.891)
(350.000.000.000)
(300.000.000.000)
(250.000.000.000)
(200.000.000.000)
(150.000.000.000)
(100.000.000.000)
(50.000.000.000)
-
2009 2010 2011
Net cash flows from funding activity
Net cash flows from funding activity
39
sebesar 126,58% dari tauhn 2010 sehingga kas yang digunakan pada tahun
2011 untuk pembayaran utang kepada kreditur adalah sebesar Rp.
225.601.689.461.
2. Analisis Common size
Berdasarkan gambar di atas menunjukkan beberapa hal selama 3
tahun (2009,2010 dan 2011) yaitu, sumber kas selama 3 tahun adalah dari
total kas masuk dari aktivitas operasi sebesar Rp. 2.791.422.710.531,
utang dari pemilik sebesar Rp. 14.000.000.000 dan penerimaan piutang
99,16% 0,50% 0,34%
Analisis Vertikal Sumber kas(2009-2011)
Total Cash Inflow fromOperatingReceipts from Owners(Payable)Receipts from RelatedParty (Receivable)
77,24%
0,08%
1,82%
13,73%
7,05%
Analisis Vertikal Penggunaan Kas (2009-2011)
Total Operating CashOutflows
Asset Acquisition (incl.installment/leasing)
Asset Under Construction
Principal Payment of Loan
Payments to Related Party(Payable)
40
dari pihak berelasi adalah Rp. 9.566.653.580. Penggunaan kas selama 3
tahun adalah untuk membiaya aktivitas operasi sebesar Rp.
2.174.207.942.406, aset akuisisi sebesar Rp. 2.139.584.661, pembelian
aset under construction sebesar Rp. 51.190.949.434, pembayaran utang
kepada kreditur sebesar Rp. 386.486.032.692, dan untuk pembayaran
utang kepada pihak berelasi sebesar Rp. 198.396.970.180.
3. Analisis Rasio Laporan arus kas
a. Rasio arus kas operasi
Tahun 2009 =
= 0,5009 atau 50,09%
Tahun 2010 =
= 0,7752 atau 77,52%
Tahun 2011 =
= 1,5669 atau 156,69%
Rasio ini menunjukkan kemampuan arus kas operasi untuk
menutupi kewajiban lancarnya pada periode tersebut. Pada tahun 2009
menunjukkan sebesar 50,09% kas dari aktivitas operasi mampu
menutupi kewajiban lancarnya. Tahun 2010 sebesar 77,52 % kas
bersih dari aktivitas operasi mampu menutupi kewajiban lancarnya.
Pada tahun 2011 sebesar 156,69% kas bersih dari aktivit`as oeprasi
mampu menutupi kewajiban lancarnya, atau dengan kata lain kas
bersih dari aktivitas operasi sebanyak 1,57 kali kewajiban lancarnya.
Pada tahun 2010 rasio arus kas operasi menunjukkan peningkatan
sebesar 27,43%. Peningkatan ini disebabkan karena peningkatan arus
kas dari aktivitas operasi sebesar 50,06% atau Rp 58.880.138.604
terutama karena meningkatnya penjualan secara tunai sebesar Rp
41
94.314.584.210 dari tahun 2009 dan penurunan utang lancar dari tahun
2009 ke tahun 2010 sebesar 3,06% atau Rp 7.129.220.698.
Rasio arus kas operasi di tahun 2011 meningkat 79,17% dari tahun
2010. Meningkatnya kas bersih dari aktivitas operasi sebesar 83,06%
atau Rp 146.606.324.395, ini ditunjukkan dengan meningkatnya
penagihan piutang dari pelanggan sebesar Rp 368.485.567.960 dan
juga karena adanya penurunan utang lancar pada tahun 2011 sebesar
9,43% atau Rp. 21.461.675.682. Berdasarkan hal tersebut maka rasio
arus kas operasi meningkat di tahun 2011.
b. Operating cash flow/ total debt
Tahun 2009 =
= 0, 077 atau 7,70%
Tahun 2010 =
= 0,1347 atau 13,47%
Tahun 2011 =
= 0,3024 atau 30,24%
Rasio ini menunjukkan kemampuan kas dari aktivitas untuk
menutupi total kewajibannya pada periode tersebut. Pada tahun 2009
sebesar 7,70% kas dari aktivitas operasi mampu menutupi total
kewajiban. Tahun 2010 sebesar 13,47% kas dari aktivitas operasi
mampu menutupi total kewajiban. Pada tahun 2011 sebesar 30,24%
kas dari aktivitas operasi mampu menutupi total kewajiban.
Rasio Operating cash flow/ total debt di tahun 2010 meningkat
sebesar 5,77% dari tahun 2009. Meningkatnya kas dari aktivitas
operasi meningkat sebesar 50,06% atau Rp 58.880.138.604 ini
ditunjukkan dengan meningkatnya penjualan tunai sebesar Rp
42
94.314.584.210 dari tahun 2009, hal inilah yang menyebabkan rasio
operating cash flow/ total debt meningkat. Penurunan total utang dari
tahun 2009 ke tahun 2010 sebesar 14,27% atau Rp 218.115.147.161
juga mengakibatkan peningkatan rasio Operating cash flow/ total debt.
Di tahun 2011 rasio Operating cash flow/ total debt menunjukkan
peningkatan sebesar 16,77%. Meningkatnya rasio Operating cash
flow/ total debt ini karena peningkatan arus kas dari aktivitas operasi
sebesar 83,06% atau Rp 146.606.324.395 terutama karena
meningkatnya penagihan piutang dari pelanggan sebesar Rp
368.485.567.960 dari tahun 2010. Meningkatnya rasio Operating cash
flow/ total debt juga disebabkan adanya penurunan total utang pada
tahun 2011 sebesar 18,44% atau Rp 241.595.398.913.
c. Cash flow adequacy ratio tahun 2009 sampai 2011
=
= 1,289
Rasio ini menunjukkan kemampuan kas dari aktivitas operasi
selama 3 tahun untuk menutupi pengeluaran modal, investasi dalam
persediaan, dan dividen tunai. Rasio tersebut adalah 1,289 yang
menunjukkan bahwa kas dari aktivitas operasi sebanyak 1,289 kali
jumlah pengeluaran modal, penambahan persediaan dan dividen tunai
selama tiga tahun. Berdasarkan hal tersebut perusahaan dapat menutup
kebutuhan kas tanpa perlu mendapatkan pendanaan eksternal.
43
d. Cash Reinvestment Ratio
Tahun 2009 =
= 0,0722 atau 7, 22%
Tahun 2010 =
= 0,1064 atau 10,64%
Tahun 2011 =
= 0,1672 atau 16,72%
Rasio ini menunjukkan seberapa besar kas dari aktivitas operasi
dari aktivitas operasi diinvestas=ikan kembali untuk mengganti aset
dan pertumbuhan operasi. Pada tahun 2009 menunjukkan perusahaan
menginvestasikan kembali kas dari aktivitas operasi sebesar 7,22%
untuk mengganti aset dan mendukung pertumbuhan operasi. Tahun
2010 menunjukkan perusahaan menginvestasikan kembali kas dari
aktivitas operasi sebesar 10,64% untuk mengganti aset dan mendukung
pertumbuhan operasi. Tahun 2011 menunjukkan perusahaan
menginvestasikan kembali kas dari aktivitas operasi sebesar 16,72%
untuk mengganti aset dan mendukung pertumbuhan operasi.
44
Cash Reinvestment Ratio tahun 2010 meningkat sebesar 3,42%.
Peningkatan ini disebabkan karena meningkatnya arus kas dari
aktivitas operasi sebesar 50,06% atau Rp 58.880.138.604 ini dari
peningkatan penjualan tunai sebesar Rp 94.314.584.210 dari tahun
2009. Peningkatan cash reinvestment ratio juga dikarenakan
menurunnya modal kerja sebesar Rp. 31.232.037.808, menurunnya
aset lainnya sebesar Rp 15.841.621.357. Aset tetap meningkat sebesar
Rp 76.219.528.449 dari tahun 2009, walaupun aset tetap meningkat
tetapi tidak sebanding dengan peningkatan kas bersih dari aktivitas
operasi.
Pada tahun 2011 Cash Reinvestment Ratio mengalami peningkatan
sebesar 6,08%. Meningkatnya cash reinvestment ratio ini karena
meningkatnya kas bersih dari aktivitas operasi sebesar 83,06% atau Rp
146.606.324.395, hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan
penagihan piutang dari pelanggan sebesar Rp 368.485.567.960.
Peningkatan cash reinvestment ratio tersebut juga karena adanya
penurunan aset lainnya sebesar Rp. 8.379.764.072. Peningkatan aset
tetap sebesar Rp 6.078.342.226 dan peningkatan modal kerja sebesar
Rp 6.581.447.896, walaupun terjadi peningkatan aset tetap dan modal
kerja tetapi tidak sebanding dengan peningkatan kas bersih dari
aktivitas operasi di tahun 2011.
45
4. Free cash flow
Tahun 2009 = 117.616.055.508 – 15.157.235.632 = 102.458.819.875
Tahun 2010 = 176.496.194.111 – 22.801.148.913 = 153.695.045.198
Tahun 2011 = 323.102.518.507 – 15.372.149.549 = 307.730.368.958
Berdasarkan free cash flow selama tiga tahun tersebut
menunjukkan peningkatan. Peningkatan free cash flow di tahun 2010
sebesar Rp. 51.236.225.323 disebabkan karena adanya peningkatan kas
bersih dari aktivitas operasi sebesar Rp. 58.880.138.604 ini ditunjukkan
dengan adanya peningkatan penjualan tunai sebesar Rp 94.314.584.210
dan juga peningkatan penagihan piutang dari pelanggan sebesar 11,59%
atau Rp. 79.107.553.338 dari tahun 2009. Di tahun 2011 free cash flow
juga meningkat sebesar Rp. 154.035.323.760 karena meningkatnya kas
dari aktivitas operasi sebesar Rp. 146.606.324.395, ini juga terutama
ditunjukkan dengan meningkatanya penagihan piutang dari pelanggan Rp
368.485.567.960 atau sebesar 48,36% dari tahun 2010. Berdasarkan hal
tersebut, maka dari tahun ke tahun keuangan perusahaan semakin
fleksibel.
D. Evaluasi di Tempat Magang
Berdasarkan hasil analisis komparatif, selama tahun 2009 sampai 2011
perusahaan menunjukkan tren yang bagus dalam menghasilkan arus kas bersih
dari aktivitas operasi. Penggunaan kas yang digunakan untuk aktivitas investasi
berfluktuatif dan yang terbesar adalah tahun 2010. Selama 3 tahun tersebut
46
menunjukkan tren yang meningkat dalam penggunaan kas untuk aktivitas
pendanaan.
Analisis common size selama periode tahun 2009, 2010 dan 2011 kas dari
aktivitas operasi yang menjadi sumber utama kas menutupi kas yang digunakan
untuk aktivitas operasi. Selama periode 3 tahun tersebut, kas dari aktivitas operasi
menutup kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi, aktivitas investasi
dan hampir seluruh aktivitas pendanaan.
Analisis rasio laporan arus kas, dengan rasio arus kas operasi selama tiga
tahun perusahaan menunjukkan peningkatan kemampuan kas dari aktivitas
operasi untuk menutupi kewajiban lancarnya. Rasio Operating cash flow/ total
debt selama tiga tahun perusahaan menunjukkan peningkatan kemampuan arus
kas operasi untuk menutupi total kewajibannya. Cash flow adequacy ratio
perusahaan selama tahun 2009, 2010 dan 2011 dapat menutup kebutuhan kas
tanpa perlu perlu mendapatkan pendanaan eksternal. Cash reinvestment ratio
selama tiga tahun tersebut perusahaan menunjukkan peningkatan kemampuan kas
dari aktivitas operasi untuk mengganti aset dan mendukung pertumbuhan operasi.
Analisis arus kas bebas selama tahun 2009 sampai 2010 menunjukkan
adanya peningkatan. Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa keuangan
perusahaan semakin fleksibel dari tahun ke tahun.
Berdasarkan pemaparan sebelumnya, PT. Semen Bosowa Maros selama tahun
2009, 2010, dan 2011 menunjukkan kondisi dan kinerja yang baik. PT. Semen
Bosowa Maros sebaiknya menjaga tren arus kas saat ini dan mulai dapat mengisi
47
pos dana yang bisa dicadangkan untuk dipergunakan sewaktu perusahaan
mengalami krisis sehingga perusahaan tidak perlu melakukan pendanaan dari
pihak eksternal ataupun perusahaan tidak perlu menjual aset.
48
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Penulis melakukan analisis laporan arus kas dengan menggunakan analisis
comparatif, analisis common size dan analisis rasio. Berdasarkan hasil analisis
tersebut dapat disimpulkan bahwa:
a. Kinerja perusahaan dalam menghasilkan kas selama tahun 2009, 2010 dan
2011 menunjukkan peningkatan.
b. Total kas dari internal perusahaan selama tahun 2009, 2010 dan 2011
mampu menutupi kas yang digunakan aktivitas operasi, aktivitas investasi
bahkan hampir keseluruhan aktivitas pendanaan.
c. Kemampuan perusahaan untuk membayar utang lancar, total utang,
mengganti aset dan mendukung pertumbuhan operasi semakin meningkat
dari tahun 2009 sampai 2011. Dan kas internal mampu menutupi
kebutuhan kas perusahaan selama tiga tahun.
B. SARAN
a. Untuk Perusahaan
PT. Semen Bosowa Maros sebaiknya menjaga tren arus kas saat ini dan
mulai dapat mengisi pos dana yang bisa dicadangkan untuk dipergunakan
sewaktu perusahaan mengalami krisis sehingga perusahaan tidak perlu
49
melakukan pendanaan dari pihak eksternal ataupun perusahaan tidak perlu
menjual aset.
b. Kegiatan Magang di Masa yang Akan Datang
Kegiatan magang di masa yang akan datang sebaiknya menambah waktu
agar bisa mengetahui lebih banyak tentang kegiatan perusahaan, waktu
pelaksanaan magang sebaiknya diadakan pada saat yang tidak terlalu
banyak peserta kegiatan magang dari kampus lain agar banyak kegiatan
yang dapat dilakukan.
vii
DAFTAR PUSTAKA
Epstein B.J & Eva K. Jermakowicz. 2011. Interpretation and application of
international financial reporting standards. John Wiley & Sons
Australia, Ltd.
Gibson H Charles. 2011. Financial Statement Analysis. 12 th edition. South
Western Cengage Learning.
Handoko Difi. 2010. Analisis Laporan Arus Kas sebagai Alat Ukur
Efektivitas Kinerja Keuangan pada PT. Perkebunan Nusantara III
(Persero). Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2012. Standar Akuntansi Keuangan.
Kieso, D.E, J.J Weygandt, & T.D Waterfield. 2011. Intermediate Accounting.
Volume 1. IFRS Edition. John Wiley & Sons.
Mardiasmo. 2000. Akuntansi Keuangan Dasar. Edisi 2. BPFE Yogyakarta.
Munawir S. 2002. Akuntansi Keuangan dan Manajemen. Edisi Pertama BPFE
Yogyakarta.
Rahmanti Wiwin.2004. Akuntansi Keuangan Menengah 1. BPFE Yogyakarta.
Subramanyam K.R & Wild John J. 2010. Financial Statement Analysis. Tenth
Edition. Mc Graw Hill.
Suwardjono. 2008. Akuntansi Pengantar. Edisi Ketiga. BPFE Yogyakarta.