Upload
others
View
13
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
PERAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH DALAM PENGEMBANGAN USAHA
MIKRO KECIL DAN MENENGAH RUMAH INDUSTRI TAHU H. ANWAR DESA
LAREN KECAMATAN LAREN KABUPATEN LAMONGAN
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir
Praktik Pengalaman Lapangan Jurusan Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung
Oleh
SHODIQ ABDY
NIM. 12401173298
Dosen Pembimbing Lapangan
SRI DWI ESTININGRUM, S.E., Ak., M.M., C.A.
NIP. 197209082007102001
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
2020
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN
Laporan akhir Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Jurusan Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung ini telah di setujui dan disahkan
pada:
Hari : Kamis
Tanggal : 9 September 2020
Di : Tulungagung
Judul Laporan : Peran Pembiayaan Mudharabah dalam Pengembangan Usaha
Mikro Kecil dan Menengah Rumah Industri Tahu H. Anwar
Desa Laren Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan
MENYETUJUI
DOSEN PEMBIMBING LAPANGAN
Sri Dwi Estiningrum, S.E., Ak., M.M., C.A.
NIP. 19690827 200003 2 001
MENGESAHKAN
a.n. DEKAN
KEPALA LABORATORIUM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
Siswahyudianto, M.M.
NIP. 2015068402
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan
karuniaNya, sehingga program Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dan
penyusunan laporan ini dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan, dan pada
akhirnya dapat menyusun laporan PPL yang berjudul “Peran Pembiayaan
Mudharabah dalam Pengembangan UMKM Rumah Industri Tahu H. Anwar
Desa Laren”
Dalam pelaksanaan PPL sampai dengan penyusunan laporan PPL banyak
pihak yang telah membantu kelancaran pelaksanaan kegiatan sehingga tak lupa
penyusun menyampaikan terimaksih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Maftuhin, M.Ag, selaku Rektor IAIN Tulungagung.
2. Bapak Dr. H. Dede Nurohman, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam .
3. Muhammad Aqiem Adlan, S. Ag., S. Pd., M.E.I., selaku Ketua Jurusan
Perbankan Syariah.
4. Sri Dwi Estiningrum, S.E., Ak., M.M., C.A. selaku Dosen Pembimbing
Lapangan yang telah memberi arahan dan koreksi sehingga saya mampu
menyelesaikan laporan ini.
5. Bapak H. Anwar selaku pemilik rumah industri tahu
6. Orang tua dan keluarga kami yang selalu mendoakan dan mendukung
kami.
7. Seluruh pihak yang telah berkenan membantu dalam proses Praktik
Pengalaman Lapangan di Rumah Industri Pengolahan Tahu H. Anwar
Desa Laren
Penulis menyadari bahwa laporan Program Pengalaman Lapangan (PPL)
ini masih banyak terdapat kekurangan serta keterbatasan kemampuan, baik
dalam melaksanakan maupun dalam penulisan laporan PPL ini. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharpkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan
iv
menambah wawasan serta pengalaman penulis untuk kedepannya. Jika dalam
penyusunan laporan ini masih terdapat kata yang kurang berkenan dihati
pembaca, maka penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Lamongan, 31 Agustus 2020
Penulis
Shodiq Abdy
NIM. 12401173298
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran ................................................................................... 1
B. Tujuan Pembahasan ............................................................................. 3
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan .......................................................... 4
BAB II PELAKSANAAN PRAKTIK
A. Profil Lembaga .................................................................................... 5
B. Pelaksanaan Praktik ............................................................................. 6
C. Permasalahan di Lapangan .................................................................. 6
D. Tanggapan dari Pihak .......................................................................... 7
BAB III PEMBAHASAN
A. Kajian Teori ......................................................................................... 8
B. Analisis Temuan Studi ........................................................................ 15
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 16
B. Saran .................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 17
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran
Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) mempunyai peran dalam pembangunan
ekonomi Indonesia. UMKM memiliki konstibusi terhadap perekonomian nasional maka
perlu untuk diefektifkan guna mewujudkannya. Peningkatan kinerja UMKM
membutuhkan partisipasi dari seluruh elemen baik dari pemerintah, masyarakat, lembaga
keuangan, masyarakat, serta dunia usaha. 1
Usaha mikro, kecil dan menengah merupakan salah satu bagian penting dari
perekonomian suatu negara ataupun daerah. Peran penting tersebut telah mendorong
banyak negara termasuk Indonesia untuk terus berupaya mengembangkan sektor ini.
Untuk secara garis besar kendala yang dihadapi oleh pelaku UMKM yakni modal.
Keterbatasan modal mengakibatkan ruang gerak UMKM semakin sempit. Keterbatasan
modal akan sulit mengembangkan usahanya karena tidak mampu memenuhi pesanan
(Hermanita, 2013:2 ). Dalam hal ini hubungan antara Lembaga Keuangan Syariah (LKS)
dan UMKM sangat penting untuk diperhatikan. Hal ini karena UMKM merupakan usaha
yang dikelola oleh pengusaha kecil, dan dengan modal kecil, tetapi mempunyai
kontribusi besar sebagai salah satu tiang penyangga perekonomian Indonesia. Di sisi lain,
mereka adalah usaha yang rentan karena kurangnya akses terhadap permodalan, kecilnya
daya produksi yang dihasilkan maupun pangsa pasar yang relatif sempit. Lembaga
keuangan syariah diharapkan mampu membantu dalam pengembangan usaha pelaku
UMKM dengan menawarkan produk-produk pembiayaan.
Pembiayaan merupakan penyediaan dana yang yang dilakukan oleh lembaga
keuangan syariah dan diproses dengan transaksi bagi hasil dalam bentu mudharabah dan
musyarakah, transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah dan lainnya. Untuk transaksi
multijasa berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank syariah dan unit usaha
syariah dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan diberi fasilitas dana
untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah
1 Candra Budi Jutaan UMKM Pahlawan PAJAK : Urusa PAJAK itu SANGAT MUDAH, (Jakarta : PT Elex Media Komputindo KOMPAS GRAMEDIA, 2013), hal. 3-4.
2
tanpa imbalan, atau bagi hasil. Mengingat hal tersebut untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dalam proses pembiayaan berbasis syariah diperlukan bank syariah atau
lembaga keuangan syariah yang lainnya.2
Mudharabah adalah suatu pernyataan yang mengandung pengertian bahwa
seseorang memberi modal niaga kepada orang lain agar modal itu diniagakan dengan
perjanjian keuntungannya dibagi antara dua belah pihak sesuai perjanjian, sedangkan
kerugian ditanggung oleh pemilik modal. Investasi berasal dari mitra pertama yang
disebut shahibul maal, sementara pengelolaan dan bekerja adalah tanggung jawab
eksklusif yang lain, yang disebut mudharib. Kontrak mudharabah dalam pelaksanaannya
pada bank syariah adalah nasabah bertindak sebagai mudharib yang mendapat
pembiayaan usaha atas modal kontrak mudharabah. Mudharib (nasabah), setelah
menerima dukungan pendanaan dari bank, membeli sejumlah atau senilai tertentu dari
barang yang sangat spesifik dari seorang penjual dan menjualnya kepada pihak ketiga
dengan suatu laba.3
Permasalahan yang banyak dialami oleh pelaku usaha UMKM adalah dalam hal
permodalan, keterbatasan modal menjadi permasalahan umum yang dialami oleh banyak
pelaku usaha UMKM. Permodalan dianggap sangat penting oleh palaku usaha UMKM
dalam mengembangkan usahanya. Lembaga keuangan syariah sebagai jembatan atau
media UMKM dalam membantu pengembangan usahanya lewat beberapa jenis produk-
produk pembiayaan yang ditawarkan oleh pihak lembaga keuangan syariah. Diharapkan
dengan berkembangnya UMKM nantinya akan mampu membantu dalam mengurangi
pengangguran dilingkungan usaha UMKM tersebut. Maka dari itu UMKM perlu
mendapat perhatian dalam hal permodalan. Berdasarkan hal-hal diatas penulis melakukan
praktik pengalaman Lapangan di UMKM Industri pengolahan tahu yang didirikan oleh
Bapak H. Anwar yang bertempat di Desa Laren Kecamatan Laren Kabupaten
Lamongan. Tentunya dengan melihat beberapa permasalahan di UMKM tersebut
mengalami salah satu kendala dalam hal pengembangan yaitu permodalan. .
2 Try Subakti, Akad Pembiayaan Mudharabah Perspektif Hukum Islam,(Batu : Literasi Nusantara,2019 )hlm 1 3 Bambang Waluyo.”Implementasi Pembiayaan Mudharabah Pada Bank Syariah Untuk Merealisasikan
Tujuan Ekonomi Islam”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, Vol. 2, No. 2, Juli-Desember 2016.hlm 195
3
Berdasarkan dasar pemikiran dan permasalahan yang muncul, maka penulis
sebagai laporan akhir kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) memilih untuk
melakukan penelitian yang berjudul “ Peran Pembiayaan Mudharabah dalam
Pengembangan UMKM Rumah Industri Tahu H. Anwar Desa Laren”
B. Tujuan dan Kegunaan
1. Tujuan
Tujuan diadakan Praktik Pengalaman Lapangan mahasiswa jurusan
Perbankan Syariah di IAIN Tulungagung adalah:
a. Untuk menambah pemahaman mahasiswa terkait dengan operasional
perbankan Syariah. Sehingga mahasiswa tidak hanya belajar mengenai teori,
namun juga mengetahui praktiknya.
b. Memberikan kesempatan mahasiswa untuk mengetahui ada tidaknya
kesenjangan antara teori dan praktik di bank Syariah.
c. Mengembangkan komunikasi yang benar dan sopan dengan pelaku usaha
dan tenaga kerja.
d. Mengetahui peran pembiayaan mudharabah dalam pengembangan UMKM
2. Kegunaan
a. Bagi mahasiswa, berguna untuk menambah wawasan keilmuan dalam rangka
membentuk keahlian akademik
b. Bagi fakultas ekonomi dan bisnis islam, berguna sebagai sarana pelaksanaan
praktik pengalaman lapangan.
c. Bagi lembaga tempat praktik pengalaman lapangan, berguna sebagai dasar
pengambilan keputusan untuk mengatasi kendala yang telah teridentifikasi.
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dilaksanakan di Rumah Industri
Pengolahan Tahu Desa Laren. Berikut ini waktu dan informasi data Lembaga tempat
pelaksanaan PPL:
4
Nama Lembaga : Rumah Industri Pengolahan Tahu Desa Laren
Alamat : RT 05 RW 03, Desa Laren Kecamatan Laren
Kabupaten Lamongan
No. HP : 081332002212
Taggal Pelaksanaan : 01 Agustus – 31 Agustus 2020
5
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIK
A. Profil Lembaga
Industri pengolahan tahu yang dimiliki oleh Bapak H.Anwar di desa Laren
kecamatan Laren Kabupaten Lamongan, telah berdiri sejak tahun 1996 sampai
sekarang. Sumber modal yang digunakan oleh Bapak H.Anwar dalam memproduksi
Tahu merupakan modal sendiri untuk keberlangsungan usahanya.
Ketersediaan bahan baku merupakan hal yang paling utama dalam
menjalankan suatu usaha pengolahan tahu ini. Jika ketersediaan bahan baku terbatas
maka usaha pengolahan tahu tidak bisa dilakukan dengan baik dan
berkesinambungan. Selain itu, perlu juga diperhatikan ketersediaan bahan penunjang
lainnya.
Dalam menjalankan usahanya ini Bapak H.Anwar setiap harinya
menghabiskan kedelai kurang lebih 500 kg dari yang dulu awal merintis usahan
menghabiskan kedelai kurang lebih 30 kg. Untuk memenuhi bahan baku kacang
kedelai ini Bapak H. Anwar mendapatkan dari pemasok yang memang sudah
menjadi kepercayaan, karena menurut Bapak H. Anwar, para pemasok ini
memberikan kacang kedelai dengan kualitas yang cukup bagus dengan harga yang
terjangkau.
Industri pengolahan tahu yang dimiliki oleh Bapak H. Anwar dalam
melakukan produksi tahu dilakukan setiap hari oleh pekerjanya. Karyawan Industri
pengolahan tahu bekerja setiap harinya dan tidak ada libur sama sekali kecuali
karyawan sedang izin keperluan atau sedang sakit, sedangkan hari raya idul fitri dan
idul adhah karyawan mendapatkan libur satu minggu, untuk agar tetap Industri
pengolahan tahu berjalan H. Anwar mengajak keluarganya dengan produksi tidak
sebanyak hari-hari biasanya. Rata-rata kerja karywan bekerja dengan waktu kerja
delapan jam perhari.
Industri pengolahan tahu memiliki sembilan karyawan dimana msing-masing
karyawan bertugas membuat tahu, dan menjual atau pengantar hasil produksinya
kepada pemesan. Pada perintisan usahanya Bapak H. Anwar awalnya hanya
memiliki 2 pekerja dan dibantu oleh istri. Pendapatan bersih yang didapatkan Bapak
6
H. Anwar yang dikumpulkan perhari dapat mencapai kurang lebih Rp. 500.000,-.
Strategi pemasaran yang dilakukan Bapak H. Anwar pada perintisan awal usahanya
dengan cara menawarkan dari rumah kerumah tetapi sekarang sudah mulai
pelanggan tetap dan juga konsumen yang langsung datang ke tempat produksi untuk
membeli.
B. Pelaksanaan Praktik
Praktik pengalaman lapangan (PPL) gelombang II diawali dengan meminta
izin terlebih dahulu kepada Bpk. H. Anwar untuk memastikan kesediaanya untuk
memperbolehkan dalam pelaksanaan praktik pengalaman lapangan (PPL) di Industri
pengolahan tahu. Selanjutnya PPL dilakukan dengan metode observasi dan
wawancara dengan Bpk. H. Anwar selaku pemilik dan karyawan Industri
pengolahan tahu sesuai dengan arahan dan ketentuan dari kampus.
C. Permasalahan Dilapangan
Permasalahan yang di identifikasi pada praktik pengalaman lapangan kali ini
adalah permodalan. Dengan ketersediaan pembiaayaan mudharabah diharapkan
rumah industri pengolahan tahu mampu mengembangakan usahanya dan menjamin
kepuasan pelanggan.
D. Tanggapan Dari Pihak Lembaga Tempat Praktik
Pengajuan pembiayaan mudharabah kepada lembaga keuangan syariah terkait
memang dianjurkan untuk pengembangan usaha UMKM. Hal itu terkait dengan
pemberian modal yang diharapkan mampu mampu membantu dalam hal
pengembangan usaha rumah industri pengolahan tahu H. Anwar Desa Laren
7
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kajian Teori
1. Pengertian UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah)
UMKM adalah unit usaha produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha di semua sektor ekonomi. Pada
prinsipnya, pembedaan antara usaha mikro, usaha jecil, usaha menengah, dan
usaha besar umumnya didasarkan pada nilai aset awal. Namun definisi UMKM
berdasarkan tiga alat ukur ini berbeda menurut negara. Karena itu, memang sulit
membandingkan pentingnya atau peran UMKM antar negara.4
UMKM memiliki pontensi dan kontribusi sebagai berikut:
1) Pontensi UMKM
Pengembangan UMKM di Indonesia merupakan salah satu
prioritas dalam pembangunan ekonomi nasional. Hal ini selain karena
usaha tersebut merupakan tulang pungung sistem ekonomi kerakyatan
yang tidak hanya ditunjukan untuk mengurangi masalah kesenjangan
antar golongan, pendapatan dan antar pelaku usaha. Keberhasilan
akan mencapai jika adanya kesesuaian antara faktor UMKM akan
meningkatkan pengembangan masyarakat di suatu dareah. Selain
dapat mengembangkan pontensi masyarakat yang ada, UMKM juga
bisa meningkatkan pontensi alam di daerah tersebut seperti
mingngkatkan sektor pertanian, sektor perkebunan, sektor perikanan
dan lain-lain, secara tidak langsung semakin banyak produk yang
dijual maka semakin tinggi kebutuhan bahan baku dan semakin
banyak di butuhkannya juga SDM yang dapat membantu
memproduksi hasil produksi UMKM tersebut.
2) Kontribusi UMKM
Salah satu sektor di perkotaan adalah sektor usaha mikro kecil
menengah (UMKM) yang berkembang di lingkungan perikuman
4 Jerry RH Wuisang, dkk. Konsep Kewirausahaan UMKM. (Sulawesi: Yayasan Makaria Waya,2019). Hal. 58
8
perkembangan UMKM oleh masyrakat dapat dimulai dari
membentuk suatu perusahaan kecil yang sebagai usaha
dikembangkan berawal dari rumah sebagai pilihan tempat mereka
bekerja, yang disebut dengan home based enterprises (UMKM
berbasis rumah). Dalam hal ini rumah tidakhanyadianggap sebagia
salah satu kebutuhan dasar mereka tetapi juga dijadikan sesuatu yang
produktif yaitu tempat aktivitas yang menghasilkan pendapatan
dengan menjadi pengusaha kecil munculnya UMKM akan
memberikan kontribusi terhadap peningkatan pendapatan mereka dan
penciptaan lapangan kerja terutama pada kelompok masyarakat
berpenghasilan rendah yang pada umumnya bergerak dalam kegiatan
usaha ekonomi berskala kecil.5
2. Teori Pembiayaan
Pembiayaan merupakan aktivitas bank syariah dalam menyalurkan dana
kepada masyarakat. Penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan didasarkan pada
kepercayaan yang diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana. Pemilik
dana percaya kepada penerima dana, bahwa dana dalam bentuk pembiayaan
yang diberikan akan kembali. Penerima pembiayaan mendapat kepercayaan dari
pemberi pembiayaan, sehingga penerima pembiayaan berkewajiban untuk
mengembalikan pembiayaan yang telah diterimanya sesuai dengan jangka
waktu yang telah diperjanjikan dalam akad pembiayaan (Ismail, 2011:106).
Menurut Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998, pembiayaan
adalah penyediaan atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dan pihak lain yang
dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu
tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
Menurut (Muhammad, 2001:17), pembiayaan adalah pendanaan yang
diberikan oleh suatu pihak untuk mendukung investasi yang direncanakan.
5 Elazamaulida Merdekawati, Skripsi :“Pontensi Dan Kontribusi UMKM Terhadap Kesejateraan Masyarakat
Dalam Perspektif Ekonomi Islam”.( Lampung:: UIN Raden Intan Lampung, 2018) hal.48-50
9
Didalam perbankan syariah. Pembiayaan yang diberikan kepada pihak pengguna
dana berdasarkan pada prinsip syariah. Aturan yang digunakan yaitu sesuai
dengan hukum Islam.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pembiayaan
merupakan tugas pokok lembaga keuangan dalam menyalurkan dananya kepada
pihak lain (nasabah) yang membutuhkan dana. Pemberian dana tersebut
diadakan berdasarkan kesepakatan antara pihak lembaga keuangan dan nasabah
untuk mengembalikan dananya setelah jatuh tempo dengan imbalan atau bagi
hasil.
Menurut sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi 2 hal
berikut:
1) Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk
peningkatanusaha, baik usaha produksi, perdagangan maupun
investasi. Berbedahalnya dengan bank konvensional, bank syariah
membantu memenuhiseluruh kebutuhan modal kerja tersebut bukan
dengan meminjamkan uang, melainkan dengan menjalin hubungan
partnership dengan nasabah, dimana 16 bank bertindak sebagai
penyandang dana (Shahibul maal), sedangkan nasabah sebagai
pengusaha (Mudharib).
2) Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk
memenuhi kebutuhan.
3. Pembiayaan Mudharabah
Pembiayaan mudharabah merupakan akad pembiayaan antara bank syariah
sebagai shahibul maal dan nasabah sebagai mudharib untuk melaksanakan kegiatan
usaha, dimana bank syariah memberikan modal sebesar 100% dan nasabah
menjalankan usahanya. Hasil usaha atas pembiayaan mudharabah akan dibagi antara
bank syariah dan nasabah dengan nisbah bagi hasil yang telah disepakati pada saat
akad (Ismail, 2011:168).
10
Menurut Rivai (2012:299) pembiayaan Mudharabah adalah kerjasama antara
seorang patner yang memberikan uang kepada patner lain untuk diinvestasikan
keperusahaan komersial. Pihak bank (sahibul maal) berkewajiban memberikan dana
100% kepada nasabah (mudharib) dan mudharib hanya mengelolah usaha yang
sudah ditentukan oleh pihak bank (sahibul maal). Pembagian keuntungan akan dibagi
berdasakan kesepakatan pada awal kontrak, sedangkan jika terjadi kerugian akan
ditanggung oleh pemilik modal (sahibul maal).
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pemilik modal (shahibul maal)
menyerahkan modalnya sebesar 100% kepada pedagang atau pengusaha (mudharib)
dan mudharib mengelolah usaha yang telah disediakan modal oleh shahibul maal.
Keuntungan atas usaha yang dilakukan oleh mudharib itu akan dibagi hasilkan
dengan shahibul maal. Pembagian hasil usaha ini berdasarkan kesepakatan yang
telah dituangkan dalam akad.
Adapun landasan hukum syariah dari pembiayaan mudharabah, seperti yang
tertera dalam Al-Qur’an dan Al-hadits, yatu Q.S Al-Baqarah :198. Diriwayatkan dari
Ibnu Abbas, bahwa Abbas bin Abdul Muthalib jika memberikan dana ke mitra
usahanya secara mudharabah ia mensyaratkan agar dannya tidak dibawa mengarungi
lautan, menuruni lembah yang berbahaya, atau membeli ternak yang berparu-paru
basah. Jika menyalahi peraturan tersebut, maka yang bersangkutan bertanggung
jawab atas dana tersebut. Disampaikanlah syaratsyarat tersebut kepada Rasulullah
SAW dan Rasulullah SAW pun memperbolehkannya.”(HR. Thabrani).
Rukun dan Syarat Pembiayaan Mudharabah
a. Pihak yang melakukan akad (shahibul maal dan mudharib) harus cakap
hukum.
b. Modal yang diberikan oleh shahibul maal yaitu sejumlah uang atau asset
untuk tujuan usaha dengan syarat:
1) Modal harus jelas jumlah dan jenisnya.
2) Dapat berbentuk uang atau barang yang dapat dinilai pada waktu akad.
3) Modal tidak berbentuk piutang. Modal harus dibayarkan kepada
mudharib, baik secara bertahap maupun sekaligus, sesuai dengan
kesepakatan dalam akad mudharabah.
11
c. Pernyataan Ijab Qabul, dituangkan secara tertulis yang menyangkut semua
ketentuan yang disepakati dalam akad.
d. keuntungan mudharabah adalah jumlah yang didapat sebagai kelebihan
dari modal yang telah diserahkan oleh shahibul maal kepada mudharib,
dengan syarat sebagai berikut:
1) Pembagian keuntungan harus untuk kedua pihak (shahibul maal dan
mudharib).
2) Pembagian keuntungan harus dijelaskan secara tertulis pada saat akad
dalam bentuk nisbah bagi hasil.
3) Penyediaan dana menanggung semua kerugian, kecuali kerugian akibat
kesalahan yang disengaja oleh mudharib.
e. Kegiatan usaha mudharib sebagai perimbangan modal yang disediakan
oleh shahibul maal, akan tetapi harus mempertimbangkan sebagai berikut:
1) Kegiatan usaha adalah hak mudharib, tanpa campur tangan shahibul
maal, kecuali untuk pengawasan.
2) penyediaan dana tidak boleh mempersempit tindakan pengelola yang
mengakibatkan tidak tercapainya tujuan mudharabah, yaitu
memperoleh keuntungan.
3) Pengelolah tidak boleh menyalahi hukum syariah, dan harus mematuhi
semua perjanjian.6
Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kesuksesan Usaha Mikro melalui
Pembiayaan Mudharabah
a. Pembinaan
Pembinaan yang dilakukan merupakan wujud pemberdayaan sebagai
dorongan bagi masyarakat untuk mengasah kemampuanyang mereka miliki
serta dapat dijadikan bekal ilmu pengetahuan dan keterampilan bagi
masyarakat yang ingin membuka usaha mikro.7 Para calon atau pengusaha
6 Muklis dan Siti Fauziah. “Mudharabah, Murabahah, dan Musyarakah Pengaruhnya Terhadap Laba Bersih BUS di Indonesia”. Jurnal Islaminomic, Vol. 6 No. 2, Agustus 2015. Hlm 117-119 7 Feni Dwi Anggraini, Imam Hardjanto, A. H. Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) melaluiFasilitasi Pihak Eksternal dan Potensi Internal (Studi Kasus pada Kelompok Usaha “Emping Jagung” di Kelurahan Pandanwangi Kecamatan Blimbing, Kota Malang). Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol.1(6), 1286–1295, 2013.
12
usaha mikro untuk mengetahui pengembangan usahanya dapat melakukan
konsultasi dengan lembaga keuangan syariah mengenai rencana atau
pengembangan usaha yang dijalankannya.
Menurut Karsidi (2007)8perlunya pendampingan (pembinaan)
menyadari perannya sebagai fasilitator dan bukannya sebagai pelaku atau guru.
Untuk itu diperlukan sikap rendah hati serta kesediaan belajar dari masyarakat
(pelaku usaha mikro) danmenempatkan pelaku usaha mikro sebagai
narasumber utama dalam memahami keadaan masyarakat itu sendiri. Bahkan
dalam penerapannyamasyarakat (pelaku usaha mikro) dibiarkan mendominasi
kegiatan, dalam hal ini yaitu usaha mikro. Walau kadang peran pembina lebih
besar, harus diusahakan agar secara bertahap peran itu bisa berkurang sehingga
memperlihatkan peran pelaku usaha mikrolah yang aktif.
Pembinaan dilakukan dengan memberikan pelatihan untuk bimbingan
kepada pelaku usaha mikro yang dilakukan oleh lembaga keuangan syariah
guna meningkatkann kualitas produksi terhadapa usaha yang dilakukan
sehingga mampu mengembangkan kinerja usaha. Pembinaan juga dilakukan
dengan memberikan pelatihan untuk pengembangan usaha (produksi,
pembukuan, dan pemasaran) sehingga diharapkan pada setiap pelaku usaha
mikro dapat melakukan produksi dengan lebih baik.
b. Pengawasan
Pada dasarnya pengawasan bank syariah dimaksudkan untuk
meningkatkan keyakinan dari setiap orang yang mempunyai kepentingan
dengan bank, bahwa bankbank dari segi finansial tergolong sehat, dan sesuai
dengan ajaran Islam (DSN MUI) serta di dalam bank tidak terkandung segi-
segi yang merupakan ancaman terhadap kepentingan masyarakat yang
menyimpan dananya di bank (Syukron, 2012)9. Hal ini tidak jauh berbeda
dengan BMT sebagai lembaga keuangan mikro Islam. Kesesuain kegiatan
transaksi antara shahibul maal dengan mudharib harus diawasi oleh pihak
8 Karsidi, R. Pemberdayaan Masyarakat untuk Usaha Kecil dan Mikro. Jurnal Penyuluhan IPB, Vol.3(2), 136– 145, 2007. 9 Syukron, A. Pengaturan dan Pengawasan pada Bank Syariah. Jurnal Ekonomi Dan Hukum Islam, Vol.2(1) 22 41,
2012.
13
ketiga agar tidak terjadi perbedaan pendapat antar keduabelah pihak. Dalam
hal ini yang dimaksud pihak ketiga adalah Dewan Pengawas Syariah (DPS).
4. Perkembangan Usaha
Perkembangan usaha adalah suatu bentuk usaha kepada usaha itu sendiri agar
dapat berkembang menjadi lebih baik lagi dan agar mencapai pada satu titik atau
puncak menuju kesuksesan. Pengembangan usaha mikro dapat dilakukan karena
usaha mikro memiliki potensi yang besar.Pengembangan usaha mikro diupayakan
agar dapat menjangkau perekenomian di daerah terpeencil sekalipun.10
Pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan Koperasi merupakan
langkah yang strategis dalam meningkatkan dan memperkuat dasar kehidupan
perekonomian dari sebagian terbesar rakyat Indonesia, khususnya melalui
penyediaan lapangan kerja dan mengurangi kesenjangan dan tingkat kemiskinan.
Dengan demikian upaya untuk memberdayakan UMKM harus terencana, sistematis
dan menyeluruh baik pada tataran makro, meso dan mikro yang meliputi :
1) Penciptaan iklim usaha dalam rangka membuka kesempatan berusaha
seluasluasnya, serta menjamin kepastian usaha disertai adanya efisiensi ekonomi
2) Pengembangan sistem pendukung usaha bagi UMKM untuk meningkatkan akses
kepada sumber daya produktif sehingga dapat memanfaatkan kesempatan yang
terbuka dan potensi sumber daya, terutama sumber daya lokal yang tersedia
3) Pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha kecil dan
menengah (UKM)
4) Pemberdayaan usaha skala mikro untuk meningkatkan pendapatan masyarakat
yang bergerak dalam kegiatan usaha ekonomi di sektor informal yang berskala
usaha mikro, terutama yang masih berstatus keluarga miskin. Selain itu,
peningkatan kualitas koperasi untuk berkembang secara sehat sesuai dengan jati
dirinya dan membangun efisiensi kolektif terutama bagi pengusaha mikro dan
kecil.
10 Tri Utari, P. M. D. Pengaruh Modal, Tingkat Pendidikan dan Teknologi Terhadap Pendapatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kawasan Imam Bonjol Barat Denpasar. E-Jurnal Ekonomi
Pembangunan Universitas Udayana, Vol.3(12), 576–585, 2014
14
B. Analisis Temuan Studi
Berdasarkan pengamatan, pada Rumah Industri Pengolahan Tahu H. Anwar
Desa Laren, dalam pengembangan usahanya terkendala pada aspek permodalan.
Permodalan sendiri adalah merupakan faktor utama yang diperlukan untuk
mengembangkan suatu unit usaha. Kurangnya permodalan UMKM, oleh karena
pada umumnya usaha kecil dan menengah dan salah satunya usaha yang dimiliki
oleh Bpk. H. Anwar merupakan usaha perorangan atau perusahaan yang sifatnya
tertutup, yang mengandalkan modal dari si pemilik yang jumlahnya sangat
terbatas.
Modal juga dapat diperoleh bukan hanya dari dalam tetapi bisa juga dari
luar seperti dari pinjaman bank, hibah, dan sebagainya. Pemberdayaan usaha
mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan salah satu langkah yang
strategis dalam meningkatkan dan memperkuat dasar kehidupan perekonomian
masyarakat indonesia.
Dalam pemenuhan permodalan untuk pengembangan usaha pelaku
UMKM, keberadaan lembaga keuangan syariah diharapkan mampu berperan dan
berkontribusi kepada masyarakat dalam peningkatan kesejahteraan. Dengan
ketersediaan pembiaayaan mudharabah yang ditawarkan oleh lembaga keuangan
syariah diharapkan mampu mendorong rumah industri pengolahan tahu H. Anwar
dalam mengembangakan usahanya dan menjamin kepuasan pelanggan.
Pembiayaan mudharabah dipilih oleh pelaku usaha untuk bisa mendapatkan
modal dan bisa mengembangkan usaha yang telah dijalankan menjadi lebih
berkembang lagi dan yang pasti sesuai dengan syariat islam. Kerjasama antara
pihak lembaga keuangan syariah dan pelaku usaha (nasabah) bertujuan untuk
memperoleh keuntungan masing-masing. Dimana pihak bank yang memberikan
dana dan nasabah yang akan mengelolah dana tersebut.
15
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemberdayaan pelaku usaha UMKM merupakan langkah yang strategis dalam
meningkatkan dan memperkuat dasar kehidupan perekonomian dari sebagian terbesar
rakyat Indonesia, khususnya melalui penyediaan lapangan kerja dan mengurangi
kesenjangan dan tingkat kemiskinan. Secara garis besar yang menjadi kendala UMKM
dalam mengembangkan usahanya dalah faktok modal. Keterbatasan modal
mengakibatkan ruang gerak UMKM semakin sempit. Dalam hal ini hubungan antara
Lembaga Keuangan Syariah (LKS) dan UMKM sangat penting untuk diperhatikan.
Dengan adanya pembiayaan mudharabah diharapkan mampu mengatasi
permodalan yang menjadi faktor penghambat perkembangan pelaku usaha UMKM.
Pembinaan dan pengawasan dalam pembiayaan mudharabah diharapkan juga mampu
meminamlisir kegagalan kinerja usaha mikro. Hal ini dikarenakan dengan adanya
pembinaan dan pengawasan kinerja usaha mikro dapat berjalan bersamaan dengan
baik.
B. Saran
1. Untuk Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
a. Melakukan kerjasama dengan baik kepada pihak lembaga yang akan
digunakan PPL supaya nantinya program PPL di Lembaga tersebut dapat
terus berlanjut.
b. Memberikan pemahaman kepada mahasiswa sebelum terjun ke lapangan
tidak hanya satu kali.
2. Untuk Instansi/Lembaga
Untuk pihak Usaha Industri Pengolahan Tahu H. Anwar di Desa Laren
Kecamatan Laren bisa ditingkatkan lagi agar konsumen lebih banyak memesan produk
dari usaha tersebut dan menciptakan produk unik yang bisa menarik konsumen untuk
membelinya
3. Bagi Mahasiswa
16
a. Mahasiswa lebih mempersiapkan diri untuk melakukan praktik pengalaman
lapangan
b. Peserta praktik lebih aktif lagi di tempat PPLagar proses praktik berjalan
dengan baik.
17
DAFTAR PUSTAKA
Budi, Chandra. 2013. Jutaan UMKM Pahlawan PAJAK : Urusa PAJAK itu SANGAT
MUDAH. Jakarta : PT Elex Media Komputindo KOMPAS GRAMEDIA.
Try Subakti. (2019).Akad Pembiayaan Mudharabah Perspektif Hukum Islam,(Batu :
Literasi Nusantara, )hlm 1
Bambang Waluyo. 2016.”Implementasi Pembiayaan Mudharabah Pada Bank Syariah
Untuk Merealisasikan Tujuan Ekonomi Islam”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam,
Vol. 2, No. 2.
Wuisang ,Jerry RH, dkk.(2019).Konsep Kewirausahaan UMKM. Sulawesi:Yayasan
Makaria Waya.
Merdekawati Elazamaulida.2018.Skripsi:“Pontensi Dan Kontribusi UMKM Terhadap
Kesejateraan Masyarakat Dalam Perspektif Ekonomi Islam”. Lampung: UIN
Raden Intan Lampung.
Muklis dan Siti Fauziah.(2015). “Mudharabah, Murabahah, dan Musyarakah
Pengaruhnya Terhadap Laba Bersih BUS di Indonesia”. Jurnal Islaminomic, Vol.
6 No. 2.
Syukron, A. (2012). Pengaturan dan Pengawasan pada Bank Syariah. Jurnal Ekonomi
Dan Hukum Islam, Vol.2(1), 22–41
Feni Dwi Anggraini, Imam Hardjanto, A. H. (2013). Pengembangan Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah (UMKM) melalui Fasilitasi Pihak Eksternal dan Potensi Internal
(Studi Kasus pada Kelompok Usaha “Emping Jagung” di Kelurahan Pandanwangi
Kecamatan Blimbing, Kota Malang). Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol.1(6),
1286–1295
Karsidi, R. (2007). Pemberdayaan Masyarakat untuk Usaha Kecil dan Mikro. Jurnal
PenyuluhanIPB, Vol.3(2), 136–145
Tri Utari, P. M. D. (2014). Pengaruh Modal, Tingkat Pendidikan dan Teknologi
Terhadap Pendapatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kawasan
Imam Bonjol Barat Denpasar. E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas
Udayana, Vol.3(12), 576–585
18
Lampiran-lampiran
BERITA ACARA HARIAN INDIVIDUAL
PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) GELOMBANG II JURUSAN
PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM IAIN TULUNGAGUNG
TAHUN 2020
Pada tanggal 01 Sampai tanggal 31 bulan Agustus Tahun 2020, bertempat di lembaga
Rumah Industri Pengolahan Tahu H. Anwar , telah dilaksanakan PPL Gelombang II Perbankan
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung Tahun 2020 oleh mahasiswa
dengan identitas sebagai berikut :
Nama : Shodiq Abdy
NIM : 12401173298
Jurusan : Perbankan Syariah
No. Hari/Tgl Pukul Kegiatan
1 Sabtu, 01-08-2020 19.30 Meresume kegiatan webinar pembukaan PPL.
2 Minggu, 02-08-2020 20.00 Memberi konfirmasi secara online kepada pemilik
lembaga bahwasanya PPL sudah di mulai serta
meminta izin untuk melakukan wawancara setiap
hari baik online maupun secara langsung dengan
pemilik/ karyawan usaha pengolahan tahu
3 Senin, 03-08-2020 21.00 Menyusun pertanyaan untuk wawancara yang akan
ditanyakan kepada pemilik Lembaga di rumah.
4 Selasa, 04-08-2020 19.00 Menghubungi pemilik Lembaga untuk pelaksanaan
wawancara.
19
5 Rabu, 05-08-2020 19.30 Wawancara dengan pemilik Lembaga yaitu Bapak
H. Anwar bertempat di rumah beliau dengan
bertanya mengenai sejarah, identitas perusahaan
6 Kamis, 06-08-2020 21.00 Menganalisis hasil wawancara mengenai sejarah,
identitas perusahaan dan produk.
7 Jum’at, 07-08-2020 19.00 Menghubungi pemilik Lembaga untuk pelaksanaan
pengunjungan lokasi pengolahan
8 Sabtu, 08-08-2020 09.00 Mengunjungi lokasi dan melihat cara pengolahan
9 Minggu, 09-08-2020 20.00 Menghubungi salah satu karyawan lewat media
10 Senin, 10-08-2020 21.00 Menyusun pertanyaan untuk wawancara yang akan
ditanyakan kepada karyawan Lembaga dirumah.
11 Selasa, 11-08-2020 19.00 Wawancara dengan karyawan Lembaga yaitu
saudara Adi bertempat di rumah
12 Rabu, 12-08-2020 20.00 Menganalisis hasil wawancara dengan karyawan
13 Kamis, 13-08-2020 09.00 Mengunjungi lokasi pengolahan dan bertemu
dengan salah satu karyawan, bertanya mengenai
pengalaman kerja
14 Jum’at, 14-08-2020 20.00 Menganalisis hasil Mengunjungi lokasi pengolahan
dan bertemu dengan salah satu karyawan, bertanya
mengenai pengalaman kerja
15 Sabtu, 15-08-2020 09.30 Berkunjung kelokasi melihat cara pemilihan bahan
baku yang baik
16 Minggu, 16-08-2020 21.00 Menyusun pertanyaan untuk wawancara yang akan
ditanyakan kepada pemilik Lembaga dirumah.
17 Senin, 17-08-2020 18.30 Menghubungi pemilik Lembaga untuk pelaksanaan
wawancara.
18 Selasa, 18-08-2020 19.00 Wawancara dengan pemilik Lembaga yaitu Bapak
H. Anwar bertempat di rumah beliau dengan
bertanya mengenai permodalan usahannya
20
19 Rabu, 19-08-2020 21.30 Menganalisis hasil wawancara dengan pemilik
usaha mengenai permodalan usahanya
20 Kamis, 20-08-2020 09.00 Berkunjung kelokasi melihat cara pemisahan
ampas kedelai dengan air sari kedelai
21 Jum’at, 21-08-2020 21.00 Menyusun pertanyaan untuk wawancara mengenai
kendala produksi dan kendala pengembangan usaha
22 Sabtu, 22-08-2020 Berkunjung kelokasi, bertemu dengan pemilik
usaha dan bertanya mengenai kendala produksi dan
kendala pengembangan usaha
23 Minggu, 23-08-2020 Berkunjung kelokasi, bertanya kepada salah satu
karyawan mengenai kendala produksi
24 Senin, 24-08-2020 Menganalisis hasil wawancara dengan pemilik dan
karyawan usaha pengolahan tahu mengenai
kendala produksi dan kendala pengembangan usaha
25 Selasa, 25-08-2020 20.00 Membuat kata pengantar
26 Rabu, 26-08-2020 20.00 Mengerjakan BAB I : Dasar Pemikiran, Tujuan dan
Kegunaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)
27 Kamis, 27-08-2020 19.00 Mengerjakan BAB II : Profil Lembaga
28 Jum’at, 28-08-2020 14.00 Koordinasi dengan dpl mengenai penyusunan
laporan
29 Sabtu, 29-08-2020 15.00 Mencari referensi dari jurnal-jurnal diGoogle
Scolar
30 Minggu, 30-08-2020 21.00 Mengerjakan BAB III : Kajian Teori dan Analisis
Temuan Studi
31 Senin, 31-08-2020 10.00 Berkunjung kelokasi pengolahan tahu, dalam
rangka berpamitan bahwasanya kegiatan telah
selesai
21
Lamongan, 31 Agustus 2020
Shodiq abdy
12401173298
BERITA ACARA KONSULTASI
Nama : Shodiq Abdy
NIM : 12401173298
Jurusan : Perbankan Syariah
DPL : Sri Dwi Estiningrum, S.E., Ak., M.M., C.A.
Tempat PPL : Rumah Industri Pengolahan Tahu H.Anwar
Judul Laporan : Peran Pembiayaan Mudharabah dalam Pengembangan Usaha Mikro
Kecil dan menengah Rumah Industri Tahu H. Anwar Desa Laren Kecamatan
Laren Kabupaten Lamongan
No Tanggal Hal Yang dikonsultasikan Catatan DPL Paraf
1.
30-7-2020 Pengarahan pelaksanaan
PPL
Tatacara PPL virtual dengan
menjaga etika dan citra
almamater
2.
3-8-2020 Konsultasi Judul Judul lebih mendekatkan dengan
permasalahan di lapangan dan
sesuai jurusan
3. 7-8-2020 Judul Judul disetujui
4 13-8-2020 Laporan harian - Kerjakan setiap tugas segera.
- Tugas harian berdasarkan
aktivitas yang dilakukan.
- Tidak diperkenankan tidak
memiliki kegiatan dalam satu
hari
5 18-8-2020 Pelaporan tugas harian Laporan harus disertai dengan
bukti pendukung berupa foto, video
dan/atau rekaman suara selama
kegiatan
6 28-8-2020 Pengarahan penyusunan laporan akhir PPL
Persamaan persepsi akan laporan akhir
7 4-9-2020 Pengumpulan laporan PPL Penyempurnaan dan pengecekan kelengkapan. laporan
Tulungagung, 04 September 2020
Sri Dwi Estiningrum, S.E.Ak.,M.M., C.A
NIP. 19690827 200003 2 001
LAMPIRAN FOTO
Foto-foto Kegiatan PPL
Foto pada saat melakukan wawancara dirumah
pemilik usaha pengolahan tahu H. Anwar
Foto saat kunjungan ke lokasi pengolahan
Foto saat mengunjungi lokasi dan melihat
cara pengolahan
Foto saat wawancara dirumah salah satu karyawan
Foto ketika wawancara dengan pemilik usaha pengolahan tahu H.anwar
Foto dilokasi pengolahan, kegiatan pemisahan ampas kedelai dengan air sari kedelai pedelai
Foto penyortiran bahan baku
Foto pemisahan kulit kedelai