52
LAPORAN PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR FIELDTRIP Asisten Praktikum : Wuri Wulan P./H1F007011 Tanggal Praktikum : 23 Desember 2009 Tanggal Penyerahan Laporan : 28 Desember 2009 Oleh : Dimas Anditiana Rachman H1F009062 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

LAPORAN PRAKTIKUM

  • Upload
    dimazz

  • View
    1.786

  • Download
    7

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM

LAPORAN PRAKTIKUM

GEOLOGI DASAR

FIELDTRIP

Asisten Praktikum : Wuri Wulan P./H1F007011

Tanggal Praktikum : 23 Desember 2009

Tanggal Penyerahan Laporan : 28 Desember 2009

Oleh :

Dimas Anditiana Rachman

H1F009062

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS SAINS dan TEKNIK

JURUSAN TEKNIK-PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

PURBALINGGA

2009

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM

BAB I

PENDAHULUAN

I. Mineral

Mineral adalah bahan organik, terbentuk secara alamiah, seragam dengan

komposisi kimia yang tetap pada batas volumenya, dan mempunyai struktur Kristal

karakteristik yang tercermin dalam bentuk dan sifat fisiknya. Dalam buku lain,

mineral didefinisikan sebagai bahan padat anorganik yang terdapat secara alamiah,

yang terdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan tertentu, dimana atom di

dalamnya tersusun mengikuti pola yang sistematis.

Mineral dapat kita jumpai dimana-mana di sekitar kita, dapat berwujud

sebagai bahan, tanah, atau pasir yang diendapkan di dasar sungai. Beberapa dari

mineral tersebut dapat memiliki nilai ekonomis karena ditemukan dalam jumlah yang

besar, sehingga memungkinkan untuk ditambang seperti emas dan perak. Saat ini

telah dikenal lebih dari 2000 meneral. Sebagian merupakan mineral pembentuk

batuan.

Bersumber dari : Noor, Djauhari.2008.Pengenalan Geologi Dasar.Jakarta

Terdapat 2 cara untuk mengenali suatu mineral. Pertama adalah dengan cara

mengenali sifat-sifat fisiknya daan yang kedua adalah melakukan analisa secara

kimiawi. Yang termasuk sifat-sifat fisik mineral antara lain :

a) Bentuk Kristal (crystal form)

Setiap mineral akan mempunyai sifat dan bentuk Kristal yang berbeda dan

khas, yang merupakan perwujudan kenampakan luar, yang terjadi sebagai akibat dari

susunan kristalnya di dalam.

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM

Di bawah ini terdapat beberapa contoh gambar mineral antara lain, kubus,

tetragonal, heksagonal, monoklin, dll

b) Berat jenis (specific gravity)

Berat jenis termasuk sifat yang paling menentukan dalam pengenalan mineral.

Setiap mineral mempunyai berat jenis tertentu. Besarnya ditentukan oleh unsur-unsur

pembentuknya serta kepadatan dari ikatan unsur-unsur tersebut dalam susunan kristalnya.

c) Bidang Belah (facture)

Merupakan kenampakan mineral berdasarkan kemampuannya membelah

melalui bidang-bidang belahan yang rata dan licin. Mineral mempunyai

kecenderungan untuk pecah melaluisuatu bidang yang mempunyai arah tertentu.

d) Warna (colour)

Warna mineral memang bukan merupakan penciri utama untuk dapat

membedakan antara mineral yang satu dengan lainnya. Namun paling tidak ada

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM

warna-warna yang khas yang dapat digunakan untuk mengenali adanya unsur tertentu

didalamnya.

e) Cerat (streak)

Cerat adalah warna mineral pada bidang dalam bentuk bubuk. Umumnya

warna cerat sama dengan warna aslinya. Namun ada juga yang berbeda.

f) Kilap (Luster)

Kilap adalah kenampakan atau kualitas pantulan cahaya dari permukaan suatu

mineral. Kilap dalam mineral ada 2 jenis, yaitu kilap logam dan non-logam. Kilap

logam memberikan kesan logam bila terkena cahaya. Biasanya dijumpai pada

mineral-mineral yang mengandung unsure logam atau bijih. Sedangkan kilap non-

logam tidak memberikan kesan cahaya bila terkena cahaya. Kilap ini dapat dibedakan

menjadi :

Kilap Kaca (vitreous)

Kilap Intan (adamantine)

Kilap Sutera (silky)

Kilap Damar

Kilap Mutiara

Kilap Lemak

Kilap Tanah (dull)

g) Kekerasan (hardness)

Salah satu kegunaan dalam mendiagnosa sifat mineral adalah dengan

mengetahui kekerasan mineral. Kekerasan adalah sifat resistensi dari suatu mineral

terhadap kemudahan mengalami abrasi (abrasive) atau mudah tergores (scratching).

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM

Skala kekerasan mineral mulai dari yang terlunak (skala 1) hingga yang terkeras

(skala 10) diajukan oleh Mohs dan dikenal sebagai Skala Kekerasan Mohs.

Kekerasan(Hardness)

Mineral

1 Talc2 Gypsum3 Calcite4 Fluorite5 Apatite6 Orthoclase7 Quartz8 Topaz9 Corundum10 Diamond

Skala kekerasan mohs

h) Pecahan

Pacahan adalah kemampuan mineral untuk pecah melalui bidang yang tidak

rata dan tidak teratur. Pecahan dapat dibedakan menjadi :

Pecahan konkoidal

Pecahan berserat

Pecahan tidak rata (uneven)

Pecahan rata (even)

Pecahan runcing

i) Bentuk

Bentuk mineral dapat dikatakan kristalin, bila mineral tersebut mempunyai

bidang Kristal yang jelas dan disebut amorf bila tidak mempunyai batas-batas bidang

Kristal yang jelas. Struktur mineral dibagi menjadi :

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM

Grabular atau butiran, terdiri dari butiran-butiran mineral yang

mempunyai dimensi sama (isomeric)

Struktur kolom, biasanya terdiri dari prisma yang panjang dan

bentuknya ramping.

Struktur lembaran atau lamerar, mempunyai kenampakan seperti

kenampakan seperti lembaran.

Struktur imitasi, bila mineral menyerupai bentuk benda lain

Berdasarkan kimiawinya, mineral dibagi menjadi mineral silikat, mineral

ferromagnesium, mineral non-ferromagnesium, mineral oksida, mineral sulfide,

mineral karbonat dan sulfat.

Bersumber dari : Noor, Djauhari.2008.Pengenalan Geologi Dasar.Jakarta

II. Batuan Beku

Batuan beku atau igneus rock adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma

yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi baik di bawah

permukaan sebagai batuan intrusive (plutonik) maupun di atas permukaan bumi

sebagai atuan ekstrusif (vulkanik). Magma berasal dari batuan setegah cair atau

batuan yang sudah ada, baik dari mantel maupun kerak bumi.

Dalam siklus batuan dicantumkan bahwa batuan beku bersumber dari proses

pendinginan dan penghabluran lelehan batuan di dalam bumi yang disebut magma.

Magma adalah suatu lelehan silikat bersuhu tinggi yang berada di dalam litosfer, serta

mengandung sejumlah bahan berwujud gas. Lelehan tersebut diperkirakan dibentuk

pada kedalaman berkisar antara 200 km di bawah permukaan bumi, terdiri dari zat-zat

yang membentuk mineral silikat.

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM

Magma yang mempunyai berat jenis lebih ringan dari pada batuan di

sekelilingnya akan berusaha naik ke atas melalui rekahan-rekahan yang ada hingga

mencapai permukaan bumi. Apabila magma keluar melalui kegiatan gunung berapi

dan mengalir di atas permukaan bumi, dinamakan lava. Lava tersebut akan membeku

dan menjadi batuan beku.

SIKLUS BATUAN

Bersumber dari : Noor, Djauhari.2008.Pengenalan Geologi Dasar.Jakarta

Diferensiasi magma adalah proses penurunan temperatur magma yang terjadi

secara perlahan yang diikuti dengan terbentuknya mineral-mineral seperti yang

ditunjukkan dalam reaksi bowen. Pada penurunan temperature magma, mineral yang

pertama kali terbentuk adalah olivine, kemudian dilanjutkan dengan pyroxene,

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM

hornblende, biotite (discontinue). Sedangkan pada deret continu, pembentukan

mineral dimulai dengan terbentuknya Ca-Plagioklas dan diakhiri dengan

pembentukan Na-Plagioklas. Pada penurunan temperatur selanjutnya akan terbentuk

mineral K-feldspar. Kemudian dilanjutkan oleh muskovit dan diakhiri oleh

terbentuknya mineral kuarsa sebagai mineral yang stabil.

DERET REAKSI BOWEN

Bersumber dari : Noor, Djauhari.2008.Pengenalan Geologi Dasar.Jakarta

Berdasarkan komposisi kimianya, batuan beku dibagi menjadi 5 kelompok

yaitu :

Batuan beku ultra basa ( silica < 45%)

Batuan beku basa ( silica 45-52 %)

Batuan beku menengah ( silica 52-65%)

Batuan beku asam ( silica > 65%)

Batuan beku alkali

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM

a) Struktur Batuan Beku

Bardasarkan tempat pembekuannya, batuan beku dibedakan menjadi batuan

beku intrusif dan batuan beku ekstrusif. Hal ini nantinya menyebabkan perbedaan

pada tekstur masing-masing batuan tersebut.

Batuan beku intrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya terjadi di

bawah permukaan bumi. Batuan Janis ini dibedakan menjadi batuan konkordan dan

diskordan. Jenis batuan konkordan antara lain sill, laccolith, lapolith, paccolith.

Sedangkan yang termasuk diskordan antara lain dike, batolith, dan stock.

Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya

berlangsung di pemukaan bumi. Dengan kata lain lava memiliki berbagai struktur

sebagai petunjuk proses pembekuan batuan ini. Yang termasuk batuan beku ekstrusif

antara lain struktur massif, sheeting joint, columnar joint, pillow lava, vesicular,

amygdaloidal, dan struktur aliran.

Bersumber dari : http :// febryansah.wordpress.com

b) Tekstur

Magma merupakan larutan yang kompleks. Karena terjadi penurunan

temperatur, perubahan tekanan dan perubahan dalam komposisi larutan magma ini

mengalami kristalisasi. Perbedaan kombinasi hal-hal tersebut pada saat pembekuan

magma mengakibatkan terbentuknya batuan yang memiliki tekstur yang berbeda.

Berdasarkan hal diatas, maka tektur batuan beku dapat dibedakan menjadi :

Tingkat kristalisasi

o Holokristalin, hamper seluruhnya terbentuk oleh kristal

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM

o Hipokristalin, tersusun oleh Kristal dan gelas

o Holohyalin, hamper seluruhnya gelas

Ukuran butir

o Phaneritik, tersusun oleh mineral berukuran kasar

o Aphanitik, tersusun oleh mineral berukuran halus

o Porfiritik, tersusun oleh halus dan kasar

Bentuk Kristal

o Euhedral

o Subhedral

o Anhedral

Keseragaman antar butir

o Equigranular, ukurannya hampir seragam

o Inequigranular, ukurannya tidak seragam

Bersumber dari : http :// firdaus.unhalu.ac.id

c) Mieral Penyusun Batuan

Komposisi mineral utama batuan adalah rock forming mineral dari reaksi

bowen. Dalam satu batuan, bisa terdapat satu atau lebih mineral.

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM

III. Batuan Sedimen

Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari sedimen (rombakan dari

batuan yang telah ada) yang ditransport oleh air, udara dan grafitasi dan diendapkan

di darat atau air dan telah mengalami proses diagenesa. Sedimen itu sendiri berarti

bahan atau partikel yang terdapat di permukaan bumi yang telah mengalami proses

pengangkutan dari suatu tempat ke tempat lainnya.

Sedimen-sedimen yang ada kemudian terangkut sampai ke sebuah cekungan.

Di tempat tersebut sedimen sangat besar kemungkinan akan terbentuk/terendapkan

menjadi padat karena tempat tersebut relatif lebih rendah dari pada tempat di

sekitarnya. Bila sedimen ini mengeras, akan menjadi batuan sedimen. Proses

Diagenesa / Litifikasi merupakan Proses perubahan dari sedimen menjadi batuan

sedimen meliputi :

Kompaksi, akibat beban akumulasi sedimen atau material lain – hubungan

antar butir lebih lekat, air dlm pori antar butir keluar, menjadi kompak/padat.

Sementasi, keluarnya air pori-pori mengendapkan material terlarut (CaCO3,

SiO2, oksida atau mineral lempung) menyemen butiran-butiran

Rekristalisasi, mineral-mineral kurang stabil (aragonit) saat sedimen

terakumulasi meng x’tal kembali menjadi yang stabil (kalsit)

Bersumber dari : http://wawan-djuandi.blogspot.com

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM

Sedimen dapat diangkut dengan tiga cara, yaitu :

a) Suspension: ini umumnya terjadi pada sedimen-sedimen yang sangat kecil

ukurannya (seperti lempung) sehingga mampu diangkut oleh aliran air atau

angin yang ada.

b) Bed load: ini terjadi pada sedimen yang relatif lebih besar (seperti pasir,

kerikil, kerakal, bongkah) sehingga gaya yang ada pada aliran yang bergerak

dapat berfungsi memindahkan pertikel-partikel yang besar di dasar.

Pergerakan dari butiran pasir dimulai pada saat kekuatan gaya aliran melebihi

kekuatan inertia butiran pasir tersebut pada saat diam. Gerakan-gerakan

sedimen tersebut bisa menggelundung, menggeser, atau bahkan bisa

mendorong sedimen yang satu dengan lainnya.

c) Saltation yang dalam bahasa latin artinya meloncat umumnya terjadi pada

sedimen berukuran pasir dimana aliran fluida yang ada mampu menghisap

dan mengangkut sedimen pasir sampai akhirnya karena gaya grafitasi yang

ada mampu mengembalikan sedimen pasir tersebut ke dasar.

Pada saat kekuatan untuk mengangkut sedimen tidak cukup besar dalam

membawa sedimen-sedimen yang ada maka sedimen tersebut akan jatuh atau

mungkin tertahan akibat gaya grafitasi yang ada. Setelah itu proses sedimentasi dapat

berlangsung sehingga mampu mengubah sedimen-sedimen tersebut menjadi suatu

batuan sedimen.

Material yang menyusun batuan sedimen adalah lumpur, pasir, kelikir,

kerakal, dan sebagainya. Sedimen ini akan menjadi batuan sedimen apabila

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM

mengalami proses pengerasan. Sedimen akan menjadi batuan sedimen melalui proses

pengerasan atau pembatuan (lithifikasi) yang melibatkan proses pemadatan

(compaction), sementasi (cementation) dan diagenesa dan lithifikasi. Ciri-ciri batuan

sedimen adalah: (1). Berlapis (stratification), (2) Umumnya mengandung fosil, (3)

Memiliki struktur sedimen, dan (4). Tersusun dari fragmen butiran hasil transportasi.

Secara umumnya, sedimen atau batuan sedimen terbentuk dengan dua cara,

yaitu:

1. Batuan sedimen yang terbentuk dalam cekungan pengendapan atau dengan

kata lain tidak mengalami proses pengangkutan. Sedimen ini dikenal sebagai

sedimen autochthonous. Yang termasuk dalam kelompok batuan

autochhonous antara lain adalah batuan evaporit (halit) dan batugamping.

2. Batuan sedimen yang mengalami proses transportasi, atau dengan kata lain,

sedimen yang berasal dari luar cekungan yang ditransport dan diendapkan di

dalam cekungan. Sedimen ini dikenal dengan sedimen allochthonous. Yang

termasuk dalam kelompok sedimen ini adalah Batupasir, Konglomerat,

Breksi, Batuan Epiklastik.

Bersumber dari : Setia, Doddy. 1987. Batuan dan Mineral. Bandung : Nova

Selain kedua jenis batuan tersebut diatas, batuan sedimen dapat

dikelompokkan pada beberapa jenis, berdasarkan cara dan proses pembentukkannya,

yaitu :

1. Terrigenous (detrital atau klastik). Batuan sedimen klastik merupakan batuan

yang berasal dari suatu tempat yang kemudian tertransportasi dan diendapkan

pada suatu cekungan. Contoh: a). Konglomerat atau Breksi; b). Batupasir; c).

Batulanau; d). Lempung

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM

2. Sedimen kimiawi/biokimia (Chemical/biochemical). Batuan sedimen

kimiawi / biokimia adalah batuan hasil pengendapan dari proses kimiawi

suatu larutan, atau organisme bercangkang atau yang mengandung mineral

silika atau fosfat. Batuan yang termasuk dalam kumpulan ini adalah: a).

Evaporit ; b). Batuan sedimen karbonat (batugamping dan dolomit) ; c).

Batuan sedimen bersilika (rijang) ; d). Endapan organik (batubara)

3. Batuan volkanoklastik (Volcanoclastic rocks). Batuan volkanoklastik yang

berasal daripada aktivitas gunungapi. Debu dari aktivitas gunungapi ini akan

terendapkan seperti sedimen yang lain. Adapun kelompok batuan

volkanoklastik adalah: Batupasir tufa dan Aglomerat

Secara garis besar, genesa batuan sedimen dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

Batuan Sedimen Klastik dan Batuan Sedimen Non-klastik. Batuan sedimen klastik

adalah batuan yang terbentuk dari hasil rombakan batuan yang sudah ada (batuan

beku, metamorf, atau sedimen) yang kemudian diangkut oleh media (air, angin,

gletser) dan diendapkan disuatu cekungan. Proses pengendapan sedimen terjadi terus

menerus sesuai dengan berjalannya waktu sehingga endapan sedimen semakin lama

semakin bertambah tebal. Beban sedimen yang semakin tebal mengakibatkan

endapan sedimen mengalami kompaksi. Sedimen yang terkompaksi kemudian

mengalami proses diagenesa, sementasi dan akhirnya mengalami lithifikasi

(pembatuan) menjadi batuan sedimen. Adapun kelompok sedimen non-klastik adalah

kelompok batuan sedimen yang genesanya (pembentukannya) dapat berasal dari

proses kimiawi, atau sedimen yang berasal dari sisa-sisa organisme yang telah mati.

Ciri ciri Batuan Sedimen

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM

Pada umumnya batuan sedimen dapat dikenali dengan mudah dilapangan

dengan adanya perlapisan. Perlapisan pada batuan sedimen disebabkan oleh (1)

perbedaan besar butir, seperti misalnya antara batupasir dan batulempung; (2)

Perbedaan warna batuan, antara batupasir yang berwarna abu-abu terang dengan

batulempung yang berwarna abu-abu kehitaman.

Disamping itu, struktur sedimen juga menjadi penciri dari batuan sedimen,

seperti struktur silang siur atau struktur gelembur gelombang. Ciri lainnya adalah

sifat klastik, yaitu yang tersusun dari fragmen-fragmen lepas hasil pelapukan batuan

yang kemudian tersemenkan menjadi batuan sedimen klastik. Kandungan fosil juga

menjadi penciri dari batuan sedimen, mengingat fosil terbentuk sebagai akibat dari

organisme yang terperangkap ketika batuan tersebut diendapkan.

Struktur perlapisan Struktur sedimen

Bersifat klastik Kandungan fosil

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM

Ciri-ciri umum batuan sedimen

Bersumber dari : Noor, Djauhari.2008.Pengenalan Geologi Dasar.Jakarta

a) Klasifikasi

Batuan sedimen yang ada di bumi ini dapat dikelompokan menjadi lima

kelompok besar. Pengelompokan ini berdasarkan cara terbentuknya.

i. Batuan sedimen detritus (klastik), batuan ini diendapkan dengan proses

mekanis.

ii. Batuan sedimen evaporit,proses untuk terjadinya batuan sedimen ini harus ada

air yang memiliki larutan kimia yang cukup pekat. Umumnya terbentuk di

lingkungan danau yang tertutup sehingga memungkinkan selalu terjadi

pengayaan unsure-unsur tertentu

iii. Batuan sedimen batu bara, batuan sedimen ini terbentuk dari unsur-unsur

organic yaitu dari tumbuh-tumbuhan. Sewaktu tumbuhan tersebut mati,

dengan cepat tertimbun oleh suatu lapisan yang tebal di atasnya sehingga

tidak memungkinkan untuk terjadinya pelapukan.

iv. Batuan sedimen silica, batuan ini terjadi pada rijang, radiolaroa, dan tanah

atom. Proses terbentuknya batuan ini adalah gabungan antara proses organic

seperti radiolarian atau atom dan proses kimiawi untuk lebih

menyempurnakannya. Batuan ini sangat terbatas.

v. Batuan sedimen karbonat, batuan ini sudah umum sekali terbentuk dari

cangkang moluska, alga, foraminifera, atau lainnya yang bercangkang kapur

atau oleh proses pengendapan yang merupakan rombakan dari batuan yang

terbentuk lebih dulu dan diendapkan di suatu tempat.

Page 17: LAPORAN PRAKTIKUM

b) Ciri dan penamaan batuan sedimen

1. Warna

Warna pada hakekatnya sangat penting pada setiap batuan. Khususnya pada

batuan sedimen akan membantu di dalam beberapa hal diantaranya mengetahui

lingkungan pengendapan. Warna merah dan hijau berada di lingkungan oksidasi.

Sedangkan warna abu-abu tua dan hitam berada di lingkungan reduksi.

2. Tekstur

a. Batuan sedimen klastik

Batuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan kembali detritus

atau pecahan batuan asal atau batuan metamorf atau batuan beku.

Dalam perbedaannya dengan tekstur non-klastik adalah tekstur klastik

memiliki butir-butir yang dapat kita lihat dengan kasat mata dan dapat

kita lihat butirnya terpilah baik atau tidak.

b. Batuan sedimen non-klastik

Batuan yang terbentuk oleh hasil reaksi kimia atau dapat juga dari

hasil kegiatan organisme. Reaksi kimia yang dimaksud adalah

kristalisasi langsung atau reaksi organic.

3. Struktur

Massif, tidak menunjukkan struktur dalam

Perlapisan, bidang kemasan waktu yang dapat ditunjukkan oleh

perbedaan besar butir atau warna dari bahan penyusunnya.

Perlapisan Silang Siur/cross bedding, silang siur adalah lapisan

miring dengan ketebalan kurang dari 5cm, merupakan struktur

sedimentasi tunggal yang terdiri dari urut-urutan sistematik.

Page 18: LAPORAN PRAKTIKUM

Sedangkan cross bedding sama dengan silang siur, hanya saja

ketebalannya lebih dari 5cm.

Gelembur Gelombang, bentuk perlapisan bergelombang, seperti

berkerut dalam satu lapisan.

Gelembur gelombang

Flute Cast, adalah struktur sedimen yang berupa celah dan terputus-

putus serta berbentuk kentang dengan ukuran 2-10cm. struktur ini

terbentuk pada batuan dasar akibat pengaruh aliran turbulen air.

Load Cast, adalah struktur sedimen yang terbentuk akibat tubuh

sedimen yang mengalami pembebanan oleh material sedimen lain

diatasnya.

> Lapisan

bersilang (Cross

bedding)

> Lapisan

bersilang (Cross

bedding)

Page 19: LAPORAN PRAKTIKUM

Mud Cracks, adalah struktur sedimen yang berupa retakan-retakan

pada tubuh sedimen bagian permukaan, biasanya yang berkembang

adalah sifat kohesinya.

Mud crack load cast

4. Komposisi Batuan

Batuan sedimen dibentuk dari mineral-mineral asal pada batuan-batuan yang

berasal dari batuan beku, metamorf, dan sedimen itu sendiri yang mengalami

pelapukan.

Kuarsa, merupakan salah satu dari mineral-mineral klastik pada batuan

sedimen yang berasal dari batuan granit kerak continental, bersifat

keras, stabil dan tahan terhadap pelapukan. Kuarsa tidak mudah lapuk

walaupun telah mengalami transportasi oleh air.

Kalsit, adalah mineral utama pembentuk batu gamping yang juga

dapat berfungsi sebagai semen pada batu pasir dan batu lempung.

Kalsium berasal dari betuan beku sedangkan karbonat berasal dari air

dan karbon dioksida.

Lempung, berasal dari pelpukan silikat, khususnya feldspar. Mereka

sangat halus serta terkumpul dalam lumpur dan serpih. Kelimpahan

Page 20: LAPORAN PRAKTIKUM

feldspar dalam kerak bumi adalah bukti bahwa pelapukan di bawah

berlangsung cepat.

Fragmen-fragmen Batuan, betuan sumber yang sudah mengalami

pelapukan membentuk fragmen-fragmen berbutir kasar dan endapan

klastik seperti kerikil.

5. Besar Butir

Adalah ukuran (diameter dari fragmen batuan). Skala pembatasan yang

dipakai adalah “skala wenworth” di bawah ini.

Skala Ukuran Butir (Wentword)

SKALA WENTWORD

Ukuran Butir

Nama

(Inggris)

Nama

(Indonesia)

>256

64 – 256

4 – 64

2 - 4

1/16 – 2

1/256 – 1/16

1/256 <

Boulder

Cobble

Pebble

Granule

Sand

Silt

Clay

Bongkah

Kerakal

Kerikil

Pasir kasar

Pasir

Lanau

Lempung

6. Sortasi

Adalah keseragaman dari ukuran besar butir penyusun batuan sedimen,

artinya jika semakin seragam ukurannya dan besar butirnya, maka pemilahannya

semakin baik.hanya terdapat di batuan sedimen klastik.

Page 21: LAPORAN PRAKTIKUM

7. Kebundaran

Adalah tingkat kelengkungan dari setiap fragmen atau butiran.

Bersumber dari : http://firdaus.unhalu.ac.id

Batuan Piroklastik

Batuan piroklastik adalah batuan beku ekstrusif yang terbentuk dari hasil erupsi gunungapi (volkanisme). Erupsi gunungapi pada umumnya mengeluarkan magma yang dilemparkan (explosive) ke udara melalui lubang kepundan dan membeku dalam berbagai ukuran mulai dari debu (ash) hingga bongkah (boulder).

Klasifikasi Batuan Gunungapi

Ukuran

Butir

Butiran

Volkanoklastik

Batuan

Piroklastik

>64mmBombs - ejected

fluid

Blok - ejected solid

agglomerat

volcanik breksia

2mm - Lapilli Batu lapilli

Page 22: LAPORAN PRAKTIKUM

64mm (lapillistone)

0.06mm - 2mm

Debu (Ash) Tuff

<0.06mm Dush Tuff

Gambar 3.16 Klasifikasi batuan piroklastik

Tuff adalah batuan gunungapi yang terbentuk dari suatu campuran fragmen fragmen mineral batuan gunungapi dalam matrik debu gunungapi. Tuff terbentuk dari kombinasi debu, batuan dan fragmen mineral (piroklastik atau tephra) yang dilemparkan ke udara dan kemudian jatuh ke permukaan bumi sebagai suatu endapan campuran. Kebanyakan dari fragmen batuan cenderung merupakan batuan gunungapi yang terkonsolidasi dari hasil erupsi gunungapi. Kadangkala material erupsi yang masih panas mencapai permukaan bumi dan kemudian menbeku menjadi “welded tuff”. Batuan piroklastik secara umum dikelompokan berdasarkan pada ukuran butir seperti halnya dengan batuan klastik lainnya / batuan terrigenous lainnya.

BAB II

Page 23: LAPORAN PRAKTIKUM

MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan dilaksanakannya fieldtrip ini adalah sebagai media

mahasiswa geologi untuk lebih memahami bentuk-bentuk batuan dengan terjun

langsung ke lapangan. Maksud dan tujuan lainnya adalah sebagai tempat

mengaplikasikan apa yang telah dipelajari dari dosen dan yang telah di dapat dari

praktikum mingguan di laboratorium. Sehingga mahasiswa dapat mengetahui

bagaimana bentuk-bentuk batuan di alam.

BAB IV

Page 24: LAPORAN PRAKTIKUM

PEMBAHASAN

I. Lokasi 1

4m

12m

Rabu, tanggal 23 Desember 2009, praktikum lapangan mengamati lokasi

keenam di daerah Sindang, sungai Klawing. Pengamatan langsung dilakukan pada

Page 25: LAPORAN PRAKTIKUM

pukul 08.40 WIB sampai dengan 09.15 WIB dengan koordinat GPS

S07019,3294/E109023,1182. Pada saat pengamatan cuaca dalam kondisi yang cerah.

Unsur geologi yang diamati berupa singkapan batuan beku dan sedimen.

Singkapan berada di aliran sungai clawing kurang lebih 25 meter dari

jembatan. Tinggi singkapan kurang lebih 4m dan panjang 12m yang memanjang

searah aliran sungai. Warna abu-abu.

Singkapan batuan ini termasuk kedalam batuan sedimen. Warnanya abu-abu

kecoklatan. Tidak berbuih oleh reaksi HCL. Struktur utama dari batuan ini adalah

perlapisan, teksturnya klastik, dan butirnya adalah pasir (1/16-2mm). butiran yang

besar dan kasar terjadi karena derasnya aliran sungai sehingga anya material yang

berat saja yang dapat mengendap dan menjadi batuan sedimen. Saat mendekati

permukaan sungai, didapati lempung yang basah dan lunak oleh aliran sungai.

Sortasinya baik. Komposisi secara keseluruhan adalah hornblende, lempung, dan

plagioklas. Potensi geologi di daerah ini adalah sebagai penambangan bahan galian C.

terbukti saat pengamatan terdapat beberapa penduduk yang terlihat sedang mencari

unsur-unsubatuan di pinggir aliran sungai.

II. Lokasi

2

Page 26: LAPORAN PRAKTIKUM

5,5m

8m

Rabu, tanggal 23 Desember 2009, praktikum lapangan mengamati lokasi

kedua di daerah Tlahab Kidul, Kec. Karangreja berupa tempat penambangan.

Pengamatan langsung dilakukan pada pukul 9.52 WIB sampai dengan 10.23 WIB

dengan koordinat GPS S07015,9091/E109020,3301. Pada saat pengamatan cuaca

dalam kondisi yang cerah. Unsur geologi yang diamati berupa singkapan batuan

beku. Dilakukan pula pengambilan dan pemilahan sampel yang masih segar.

Singkapan berada di pinggir jalan raya dan merupakan tempat penambangan

batu andesit. Singkapan yang diamati termasuk singkapan batuan beku. Singkapan

tersebut memiliki ketahanan yang baik (resisten terhadap erosi) dibandingkan dengan

daerah disekitarnya. Hal itu terlihat dengan lebih menonjolnya singkapan itu

dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Singkapan berupa kekar pembentukan.

Page 27: LAPORAN PRAKTIKUM

Batuan ini berwarna abu-abu. Komposisi yang dimilikinya antara lain

piroksen, amfibol, dan muskovit. Vesikuler di beberapa bagian. Ini terjadi karena

pada saat proses pembekuan terdapat air dan membuat larutan lava menjadi agak

kental. Sehingga bercampur dengan air ini mengakibatkan bentuk vesikuler tersebut.

Batuan ini termasuk batuan ekstrusi atau pembekuan di atas permukaan bumi. Potensi

geologi yang terdapat disini adalah sebagai pertambangan bahan galian C. hal

tersebut terbukti karena di sini merupakan tempat penambangan andesit.

III. Lokasi 3

Page 28: LAPORAN PRAKTIKUM

120m

30m

Rabu tanggal 23 Desember 2009, praktikum lapangan mengamati lokasi

ketiga di daerah Bukit Mendelem, Jambe Kembar. Pengamatan langsung dilakukan

pada pukul 11.13 WIB sampai dengan 13.03WIB dengan koordinat GPS

S07010,5637/S109019,0763. Pada saat pengamatan cuaca dalam kondisi yang cerah.

Unsur geologi yang diamati berupa singkapan batuan beku.

Singkapan yang diamati termasuk ke dalam singkapan kekar tiang dan

termasuk singkapan batuan beku. Singkapan batuan terletak di daerah dataran tinggi

kurang lebih 2000 m di atas permukaan laut. Struktur singkapan kekar kolom

(menonjol). Resistensi singkapan tinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya.

Terbukti dari posisinya yang berada lebih tinggi dari batuan di sekitarnya. Termasuk

kekar primer. Tanah di sekitar singkapan termasuk tanah alluvial. Sudut elevasi

singkapan sekitar 430.

Page 29: LAPORAN PRAKTIKUM

Singkapan batuan ini disimpulkan terbentuk di dalam bumi (intrusif).

Awalnya magma yang ada di dalam bumi mengalami penurunan suhu dan membeku,

karena adanya gaya endogen batuan beku yang terbentuk di dalam tadi keluar ke

permukaan. Batuan beku yang diamati berdasarkan ciri-cirinya bernama Diorit.

Teksturnya faneritik karena Kristal mineralnya terlihat (besar) dan saling mengunci.

Struktur singkapan batuan beku tersebut jointing/columnar join. Batuan tersebut

merupakan tubuh batuan intrusif yang berdimensi sekitar seperti batolit dengan tinggi

sekitar 120 m dan lebar sekitar 90 m. Batuan Diorit memiliki kompoosisi mineral

utama berupa Na-plagioklas feldspart, dan mineral minor seperti kuarsa dan K-

feldspart.

Dari hasil percobaan pengukuran straight-deep terhadap batuan singkapan di

skitar didapat data N 3200E/ S 670W. Potensi geologi batuan tersebut diantaranya

sebagai bahan bangunan, ornament rumah, bahan galian golongan C, dan sebagai

daerah pariwisata (geowisata).

IV. Lokasi 4

Page 30: LAPORAN PRAKTIKUM

h

4m

7m

Page 31: LAPORAN PRAKTIKUM

Rabu, tanggal 23 Desember 2009, praktikum lapangan mengamati lokasi

keempat di belakang RM Jambe Kembar, Pemalang. Pengamatan langsung dilakukan

pada pukul 14.09 WIB sampai dengan 14.31WIB dengan koordinat GPS

S07010,8649/E109019,556. Pada saat pengamatan cuaca dalam kondisi yang gerimis.

Unsur geologi yang diamati berupa singkapan batuan sedimen.

Singkapan berada di belakang Rumah Makan Jambe Kembar. Kurang lebih 30

m dari jalan raya. Singkapan yang diamati termasuk singkapan batuan sedimen yaitu

batuan lempung. Beberapa bagian dalam singkapan tersebut masih bersifat lunak dan

medah hancur dan ada bagian yang telah mengeras. Dan singkapan berwarna coklat

kemerahan.

Batuan sedimen tersebut berasal dari pengendapan material- material batuan

yang terbawa oleh arus sungai. Karena arus sungai tersebut pelan maka material-

material yang terendapkan memiliki masa yang kecil. Singkapan yang diamati

merupakan singkapan batuan sedimen yang bernama Batuan Lempung. Warna dari

Batuan Lempung tersebut coklat muda. Teksturnya klastik karena terbentuk dari

endapan fragmen-fragmen batuan, dengan butiran lempung. Struktur batuan lempung

tersebut perlapisan. Dari pengamatan sampel batu yang diambil menunjukkan bahwa

sortasi batuan lempung tersebut sangat baik. Komposisi batuan berupa mineral

lempung.

Dilakukan pengukuran straight-deep terhadap kekar singkapan tersebut dan

didapatkan data N 1250E/ S 360W. Potensi geologi pada singkapan tersebut adalah

sebagai bahan baku semen dan bata.

Page 32: LAPORAN PRAKTIKUM

V. Lokasi 5

6m

5m

Page 33: LAPORAN PRAKTIKUM

Rabu, tanggal 23 Desember 2009, praktikum lapangan mengamati lokasi

kelima di belakang RM Jambe Kembar, Pemalang. Pengamatan langsung dilakukan

pada pukul 14.36 WIB sampai dengan 14.47WIB dengan koordinat GPS

S07010,9545/ E109019,5417. Pada saat pengamatan cuaca dalam kondisi yang cerah.

Unsur geologi yang diamati berupa singkapan piroklastik.

Singkapan tersebut merupakan perpaduan antara batuan sedimen dengan

batuan beku, namun batuan beku lebih mendominasi. Singkapan tersebut terletak

kurang lebih 4 m dari bibir sungai dengan tinggi 3 m dari permukaan sungai.

Singkapan ini merupakan singkapan berfragmen dan memiliki tinggi sekitar 6 m dan

lebar sekitar 5 m.

Singkapan batuan merupakan perpaduan antara batuan sedimen dengan beku.

Massa batuan yang ada didominasi oleh batuan beku piroklastik. Prosesnya batuan

beku tetapi batuannya masih panas. Kelompok batuan piroklastik lebih dekat dengan

batuan ekstrusif, tetapi cara terjadinya memperlihatkan ciri yang mirip dengan

kelompok batuan sedimen klastik. Kelompok batuan ini di definisikan sebagai batuan

yang dihasilkan oleh aktifitas erupsi secara eksplosif dari gunung api. Terminologi

yang digunakan untuk pemerian batuan ini juga khusus. Batuan piroklastik sangat

berbeda teksturnya dengan batuan beku. Jika batuan beku merupakan hasil

pembekuan langsung dari magma atau lava, dari fase cair ke fase padat dengan hasil

akhir terdiri dari kumpulan kristal, gelas ataupun campuran dari kedua-duanya, tetapi

batuan piroklastik terdiri dari himpunan material lepas-lepas (dan mungkin menyatu

kembali) dari bahan-bahan yang dikeluarkan oleh aktifitas gunung api, yang berupa

material padat berbagai ukuran (dari halus sampai sangat kasar, bahkan dapat

mencapai ukuran bongkah). Jadi, klasifikasinya didasarkan atas ukuran butir maupun

jenis butirannya. Potensi geologi yang dapat di kembangkan adalah sebagai daerah

geowisata.

Page 34: LAPORAN PRAKTIKUM

VI. Lokasi 6

Page 35: LAPORAN PRAKTIKUM

5m

6m

Rabu, tanggal 23 Desember 2009, praktikum lapangan mengamati lokasi

keenam di belakang RM Jambe Kembar, Pemalang. Pengamatan langsung dilakukan

pada pukul 14.40 WIB sampai dengan 15.29 WIB dengan koordinat GPS

S07010,9420/E109019,5302. Pada saat pengamatan cuaca dalam kondisi yang cerah.

Unsur geologi yang diamati berupa singkapan batuan beku dan sedimen yang berada

di aliran sungai.

Singkapan yang diamati terdiri dari batuan beku dengan batuan sedimen.

Tubuh singkapan tersebut telah ditumbuhi oleh tanaman semak dan ada juga beberapa

pohon di atasnya. Singkapan batuan berstruktur jointing.

Jenis batuan yang membentuk singkapan itu terdiri dari batuan sedimen

dengan batuan beku piroklastik. Piroklastik adalah bebatuan yang terbentuk dari

material vulkanik. Piroklastik biasanya dibentukdari abu vulkanik, lapilli dan bom

vulkanik yang dikeluarkan dari gunung berapi, bergabung dengan bebatuan di daerah

tersebut yang hancur. Bahan rombakan yang diletuskan dari lubang vulkanik,

diangkut melalui udara sebagai bahan maupun awan pijar dan diendapkan di atas

tanah atau dalam tubuh air. Batuan beku piroklastik juga dikenal dengan nama batuan

fragmental

Page 36: LAPORAN PRAKTIKUM

Jenis batuan sedimen yang membentuk termasuk ke dalam batuan lempung

sedangkan batuan bekunya termasuk batuan diorite. Batuan lempungnya berwarna

coklat kemerahan. Teksturnya klastik dengan butiran lempung. Struktur batuan

lempung tersebut menunjukkan perlapisan. Namun perlapisan disini sangat unik yaitu

perlapisannya mengarah vertical terhadap tanah. Hal ini terjadi akibat adanya intrusi

yang merupakan bagian intrusi dari daerah sekitarnya dan terjadi dekat dengan batu

tersebut. Batuan lempung memiliki sortasi yang sangat baik. Komposisinya berupa

mineral lempung. Sedangkan Diorit teksturnya faneritik dan struktunya massive.

Batuan Diorit memiliki kompoosisi mineral utama berupa Na-plagioklas feldspart,

dan mineral minor seperti kuarsa dan K-feldspart. Potensinya sebagai bahan baku

semen (batuan lempung) dan daerah geowisata.

BAB V

KESIMPULAN

Hasil dari praktikum lapangan yang didapat dan referensi dari sumber lain

dapat ditarik kesimpulan bahwa pada lokasi 1, tepatnya di Desa Sindang, Sungai

Page 37: LAPORAN PRAKTIKUM

Klawing di ketahui bahwa pada koordinat S07019,3294/E109023,1182 terdapat suatu

singkapan batuan sedimen yang berupa batuan pasir yang memiliki butiran kasar dan

diukur streik-deepnya N 1550E/ S 170E. Singkapan tersebut berpotensi sebagai

penambangan batu dan pasir.

Pada lokasi pengamatan 2 di Desa Tlahab Kidul Kecamatan Karangreja pada

koordinat S07015,9091/E109020,3301 terdapat unsur geologi berupa singkapan

batuan beku yang memiliki resistensi yang baik dibandingkan daerah sekitarnya.

Batuan beku di tempat itu bernama Andesit yang bervesikuler karena pada saat

pembekuannya gas yang ada menekan keluar. Singkapan di daerah itu berpotensi

sebagai tempat penambangan.

Pada lokasi 3 di Bukit Mendelem, Jambe Kembar pada koordinat GPS

S07010,5637/S109019,0763 terdapt singkapan batuan beku dengan struktur kekar

kolom dan tinggi sekitar 130 m dan lebar 100 m dan memiliki sudut elevasi berkisar

430. Jenis batuannya batuan beku yang termasuk dalam batuan beku intrusif. Batuan

itu bernama Diorit yang memiliki struktur jointing dan tekstur faneritik. Potensi

geologinya sebagai bahan banngunan dan ornament rumah.

Pada lokasi 4 di belakang RM Jambe Kembar pada koordinat GPS

S07010,8649/E109019,556 terdapat singkapan batuan sedimen dengan nama batuan

lempung denagan tekstur klastik dan struktur perlapisan, serta memiliki streik-deep

N 1250E/ S 360W.

Pada lokasi 5 di belang RM Jambe Kembar pada Koordinat GPS

S07010,9545/ E109019,5417 terdapt singkapan batuan beku piroklastik diman

singkapan itu perpaduan antara batuan sedimen dengan batuan beku dan merupakan

singkapan berfragmen. Nama batuannya adalah batuan Breksi Piroklastik dengan

pootensi geologi sebagai tempat geowisata.

Pada lokasi 6 dan masih di belakang RM Jambe Kembar dikoordinat GPS

S07010,9420/E109019,5302 terdapat di aliran sungai dan di pinggir sungai sebelah

Page 38: LAPORAN PRAKTIKUM

singkapan batuan breksi piroklastik tadi juga ada singkapan dengan jenis batuan

campuran dari batuan sedimen dengan batuan beku dengan ketinggian berkisar 30 m

dan lebar sekitar 50 m. batuan sedimen yang ada tergolong batuan lempung dan

batuan bekunya diorite. Potensi geologi singkapan tersebut sebagai kawasan

geowisata.

BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

Endarto, Danang.2005.Pengantar Geologi Dasar. Surakarta: UNS Press

Page 39: LAPORAN PRAKTIKUM

Handoyo, Agung. 2002. Buku Pedoman Geologi Lapangan. Bandung : Departemen

Teknik Geologi ITB

Noor, Djauhari.2008.Pengantar Geologi Dasar.Jakarta

Setia, Doddy. 1987. Batuan dan Mineral. Bandung : Nova

Referensi lain :

http://ilmubatuan.blogspot.com

http://firdaus.unhalu.ac.id

http://wawan-djuandi.blogspot.com

http://www.google.com

http://www.kamilismail.blogspot.com

http://firdaus.unhalu.ac.id