Upload
tara-manroe
View
283
Download
23
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Praktikum Fisiologi Kel 4
Laporan Praktikum Fisiologi
Praktikum III
Cold Pressure Test
( Kenaikan Tekanan Darah Dengan Pendinginan )
Blok 7
Disusun Oleh: Kelompok 4/L1
Rani Diah Novianti (04121001074)
Yudi Kartasasmita (04121001076)
Intan Chairrany (04121001078)
Libna Shabrina (04121001080)
Solastika Olivia MCS (04121001082)
Ridha Rana Atisatya (04121001084)
Siti Nurul Badriyah (04121001086)
Divorian Adwiditara (04121001088)
M. Arief Rahman Hakim (04121001090)
Efti Da’iyah (04121001092)
Galih Cahya Wijayanti (04121001094)
Gregorius Abram (04121001096)
Dosen Pembimbing : drg. Nursiah Nasution, M.Kes.
PENDIDIKAN DOKTER UMUM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2013
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas ridho dan karunia-Nya
laporan praktikum fisiologi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Adapun laporan ini bertujuan untuk memenuhi rasa ingin tahu akan penyelesaian
dari praktikum yang diberikan, sekaligus sebagai tugas yang merupakan bagian dari sistem
pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
Tim Penyusun tak lupa mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
terlibat dalam pembuatan laporan ini.
Tak ada gading yang tak retak. Tim Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan
laporan ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik pembaca
akan sangat bermanfaat bagi revisi yang senantiasa akan penyusun lakukan.
Tim Penyusun
2
Daftar Isi
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. 1
KATA PENGANTAR........................................................................................... 2
DAFTAR ISI ......................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 5
B. Rumusan Masalah................................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian................................................................................ 5
E. Sasaran Penelitian................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Sistem Respirasi .................................................................................. 4
B. Volume dan Kapasitas Paru ................................................................. 5
C. Prinsip Kerja Spirometer....................................................................... 6
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu .............................................................................. 7
B. Alatdan Bahan ..................................................................................... 7
C. Cara Kerja............................................................................................. 7
D. Metode Penelitian................................................................................. 7
E. Objek Penelitian.................................................................................... 7
F. Teknik Analisis Data............................................................................. 7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil ..................................................................................................... 21
B. Pembahasan ......................................................................................... 22
3
C. Pembahasan Soal Pre Test ................................................................... 26
D. Pembahasan Soal Post Test ................................................................. 31
BAB V PENUTUP
A. Simpulan............................................................................................... 38
B. Saran..................................................................................................... 38
Daftar Pustaka....................................................................................................... 39
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tekanan darah adalah kekuatan darah untuk melawan dinding pembuluh darah.
Tekanan darah merupakan salah satu tanda-tanda vital yang sering diukur dan ,tentu saja,
tekanan darah yang normal penting bagi kehidupan. Banyak hal yang dapat
mempengaruhi tekanan darah, salah satunya adalah stres.
Stres, misalnya adanya perubahan suhu, dapat mempengaruhi tekanan darah. Hal
ini disebabkan karena saat stres terjadi perangsangan saraf simpatis yang mempengaruhi,
diantaranya, jantung dan pembuluh darah. Stimulasi saraf simpatis akan menyebabkan
naiknya frekuensi dan kekuatan otot jantung. Hal ini akan meningkatkan curah jantung
sehingga tekanan darah turut meningkat.
Vasokonstriksi pembuluh darah akibat stimulasi saraf simpatis juga dapat
meningkatkan tekanan darah. Vasokonstriksi meningkatkan aliran balik darah ke jantung
melalui vena yang akan meningkatkan volume sekuncup. Peningkatan volume sekuncup
dapat meningkatkan curah jantung sehingga tekanan darah meningkat.
Sekresi epinefrin dan norepinefrin yang terjadi spada saat stres, juga dapat
meningkatkan denyut jantung dan vasokontriksi pembuluh darah yang pada akhirnya dapat
meningkatkan tekanan darah.
Ketika terjadi penurunan suhu, rangsangan dari saraf simpatis menyebabkan
terjadinya respon dengan vasokontriksi pembuluh darah perifer untuk mengurangi
penguapan panas melalui kulit. Selain itu, juga terjadi peningkatan aktivitas termogenesis
untuk meningkatkan suhu tubuh. Untuk meningkatkan termogenesis diperlukan
peningkatan proses metabolisme. Sebagai kompensasi dari meningkatnya proses
metabolisme, maka jantung akan memompa darah lebih banyak ke dalam sel dan jaringan
untuk menyalurkan oksigen dan nutrisi yang diperlukan untuk proses metabolisme. Agar
darah yang dipompa lebih banyak maka curah jantung harus meningkat, meningkatnya
curah jantung juga akan diikuti dengan peningkatan tekanan darah.
5
Pada percobaan, pengujian pengaruh suhu terhadap tekanan darah dilakukan
dengan mencelupkan tangan naracoba ke dalam air es yang bersuhu 40C. Air es ini
berfungsi sebagai stressor yang dapat memicu respon tubuh, salah satunya seperti yang
telah dijelaskan, adalah dengan meningkatkan tekanan darah. Kemudian, hasil pengukuran
tekanan darah sebelum dan sesudah tangan dicelupkan ke dalam air dibandingkan. Bila
perubahan tekanan sistolik > 20 mmHg dan Diastolik > 15 mmHg dari keadaan basal, si
naracoba termasuk dalam kelompok hipereaktor, bila perubahan tekanan lebih kecil
disebut hiporeaktor.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pengaruh perubahan suhu terhadap tekanan darah?
2. Bagaimanakah respon seseorang terhadap stres, termasuk hiporeaktor atau
hipereaktor?
C. Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah
1. Untuk mengetahui pengaruh perubahan suhu terhadap tekanan darah.
2. Untuk mengetahui respon seseorang terhadap stres, termasuk hiporeaktor atau
hipereaktor.
D. Manfaat
Manfaat dari percobaan ini adalah:
1. Kita dapat mengetahui pengaruh perubahan suhu terhadap tekanan darah.
2. Kita dapat mengetahui respon seseorang terhadap stress, termasuk hiporeaktor atau
hipereaktor.
A. Sasaran Penelitian
Sasaran penelitian adalah Mahasiswa Semester 2 Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Tahun Ajaran 2012/2013.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
Tubuh dapat mengkompensasi dirinya sendiri supaya dapat bekerja secara maksimal di berbagai keadaan. Inilah yang disebut dengan homoestasis. Dengan mempelajari berbagai reaksi respon tubuh, kita sendiri dapat mengerti tentang apa yang terjadi dalam tubuh kita sendiri. Salah satunya adalah kemampuan tiap jaringan untuk mengatur aliran darah lokalnya sendiri sesuai dengan kebutuhan metaboliknya.
Kemampuan metabolik yang dapat diatur antara lain adalah:1. Penghantaran oksigen ke jaringan.2. penghantaran zat nutrisi lainnya ke jaringan (glukosa, asam amino, dan asam lemak).3. pembuangan karbon dioksida dari jaringan.4. Pembuangan ion hidrogen dari jaringan.5. Mempertahankan konsentrasi ion-ion lain ke dalam jaringan.6. Pengangkutan berbagai hormon dan zat lainnya ke berbgai jaringan.
Dorland (2012: 1023) mengatakan bahwa,"Stress merupakan ketegangan fisiologis ataupun psikologis akibat stimulus (internal maupun eksternal) yang merugikan, baik stimulus fisik, mental, maupun emosional yang cenderung mengganggu fungsi organisme dan sesungguhnya ingin dihindari oleh organisme tersebut". Karena efek stress ini dapat berpengaruh terhadap fungsi fisiologis, maka stress ini akan berusaha dihilangkan oleh tubuh dengan menggunakan stress reaction. Stress reaction sendiri adalah reaksi-reaksi fisiologis atau psikologis terhadap stress fisik,mental, maupun emosional, yang mengganggu homeostatis suatu organisme (Dorland:919).
Rangsangan dingin yang kuat juga termasuk salah satu stress bagi tubuh. Apabila suatu bagian tubuh terkenan rangsangan dingin yang kuat. Reseptor di kulit dan membran mukosa kulit akan memberikan suatu impuls yang akan disampaikan ke pusat thermoregulator tubuh yaitu di preotica (hipotalamus anterior). Hipotalamus sendiri akan menyampaikan impuls tersebut ke sistem saraf simpatis untuk memvasokonstriksi pembuluh darah di daerah yang terkena rangsangan dingin tersebut.
Untuk proses vasokontriksi sendiri, banyak zat-zat yang ada pada tubuh yang digunakan sebgai vasokontriktor. Berikut ini adalah zat-zat yang memiliki kemampuan vasokontriksor:
1. Norepinefrin dan epinefrin. Norepinefrin merupakan hormon vasokonstriktor sangat kuat; epinefrin kurang begitu dan dalam beberapa jaringan bahkan menyebabkan ringan vasodilatasi. (Sebuah contoh khusus vasodilatasi disebabkan oleh epinefrin terjadi untuk melebarkan koroner arteri selama aktivitas jantung meningkat). Ketika sistem saraf simpatik dirangsang di sebagian atau seluruh bagian tubuh selama stres atau latihan, ujung saraf simpatis dalam jaringan melepaskan norepinefrin, yang memacu hati dan menghasilkan kontraksi pembuluh darah dan arteriol. Selain itu, saraf simpatis akan merangsang bagian medula dari kelenjar
7
adrenal sehingga kelenjar-kelenjar ini akan mensekresikan epineprin dan norepineprin ke dalam darah.
2. Angiotensin II. Angiotensin II adalah vasokonstriktor lain yang kuat. sepersejuta gram substansi ini dapat meningkatkan tekanan arteri dari manusia sebesar 50 mmHg atau lebih. Pengaruh angiotensin II adalah untuk mengkontriksi arteriol kecil secara kuat. Jika hal ini terjadi dalam sebuah jaringan terisolasi daerah jaringan, aliran darah ke daerah yang dapat mengalami depresi berat. Namun, fungsi utama angiotensin II biasanya bertindak pada banyak arteriol tubuh pada saat yang sama untuk meningkatkan tekanan perifer total sehingga meningkatkan tekanan darah arteri. Dengan demikian, hormon ini memainkan peran integral dalam regulasi tekanan arteri.
3. Vasopresin. Vasopresin, juga disebut antidiuretic hormone (ADH), bahkan lebih kuat daripada angiotensin II sebagai vasokonstriktor, sehingga membuatnya menjadi salah satu zat konstriktor paling ampuh tubuh. Hormon ini dibentuk di hipotalamus tetapi lalu dialirkan ke hipofisis posterior sebelum disekresikan ke dalam darah. Vasopresin berperan utama untuk meningkatkan reabsorpsi air dari dalam tubulus renal ke dalam darah secara kuat. Oleh karena itu vasopresin disebut sebagai hormon antidiuretik.
4. Endothelin. Sebuah vasokontriktor yang kekuatannya berada di antara angiotensin II dan vasopressin. Substansi ini hadir pada sel-sel endothelial pada pembuluh darah. Stimulus untuk zat ini ketika ada kerusakan sel endotel atau masuknya zat-zat kimia traumatik ke dalam darah. Endothelin akan mengkonstriksi pembuluh darah agar luka tidak menyebar.
Ketika telah terjadi vasokonstriksi, Aliran darah di daerah yang mengalami rangsang dingin akan melambat. Oleh karena itu Jantung akan berusaha mempercepat denyutnya untuk mengkompensasi daerah tersebut. Kompensasi ini akan membuat tekanan darah meningkat tetapi daya keluaran jantung menjadi berkurang. Hal ini dapat terjadi karena jantung belum terisi penuh saat darah sudah dipompa keluar pada saat sistol.
Vasokontriksi itu sendiri bertujuan agar temperatur inti dari tubuh tetap terjaga walaupun temperatur disekitar kulit berkurang karena itu sendiri merupakan cara tubuh untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Lewis, dalam penelitiannya mengatakan bahwa jika jari diletakkan dalam suhu air 1-18 derajat celcius, akan menimbulkan rasa nyeri hebat. Akan tetapi, apabila suhu melebih 18 derajat celcius, rasa nyeri tidak akan terjadi. Rasa nyeri pada temperatur rendah, secara progressive akan terus meningkat hingga mencapai waktu maksimal 1 menit. Karakteristik dari nyeri yang ditimbulkan seperti rasa tergilas, “pins and needle sensation”, distribusi menyebar luas, dan dalam, dan pusat nyerinya pada bagian radial, rasa nyeri bersifat continuous dan non pulsatile. Pergerakan dari jari tangan tidak akan mempengaruhi karakteristik dan intensitas dari nyeri. Mekanisme nyeri secara sederhana dimulai dari transduksi stimuli akibat kerusakan jaringan dalam saraf sensorik menjadi aktivitas listrik kemudian ditransmisikan melalui serabut saraf bermielin A delta dan saraf tidak bermielin C ke kornu dorsalis medula spinalis, talamus, dan korteks serebri. Impuls
8
listrik tersebut dipersepsikan dan didiskriminasikan sebagai kualitas dan kuantitas nyeri setelah mengalami modulasi sepanjang saraf perifer dan disusun saraf pusat. Rangsangan yang dapat membangkitkan nyeri dapat berupa rangsangan mekanik, suhu (panas atau dingin) dan agen kimiawi yang dilepaskan karena trauma/inflamasi. Jadi fenomena nyeri timbul karena adanya kemampuan system saraf untuk mengubah berbagai stimuli mekanik, kimia, termal, elektris menjadi potensial aksi yang dijalarkan ke system saraf pusat.
Dalam kaitannya dengan peningkatan tekanan darah, beberapa penelitian mengatakan, cold pressor test berkaitan dalam peningkatan plasma norepinefrin dan peningkatan aktivitas otot simpatis/MSNA (musle sympathetic nerve activity). Peningkatan MSNA berhubungan erat dengan peningkatan tekanan darah arteri dan konsentrasi norepinefrin vena perifer dalam kaitan nya sebagai vasokonstriktor.Dalam praktikum cold pressure test, yang terjadi tidak sampai pada keaadaan iskemik karena saat diangkat bagian tubuh yang didinginkan diangkat, rasa nyeri itu akan hilang karena bloodflow kembali normal.
Stressor sensasi dinginsaraf simpatis ginjal mengeluarkan renin
Angiotensin II angiotensin I angiotensinogen darah
Vasokontriksi retensi ginjal
Arteri vena
Tekanan darah naik
Penurunan tekanan arteri Renin ( ginjal ) Angiostensinogen Angiostensin 1
Angiostensin II
Retensi garam dan Vasokonstriksi air oleh ginjal
Peningkatan tekanan arteri
9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Praktikum
Tempat : Ruang Hipocrates, Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
Tanggal : 15 Maret 2013
Waktu : 14.00 s.d. 15.30 WIB
B. Tujuan
Mendemonstrasikan reaksi tekanan darah terhadap perubahan suhu
C. Alat dan bahan
1. Sfigmomanometer dan Stetoskop
2. Ember kecil berisi air es
D. Cara Kerja
1. Pasang manset sfigmomanometer pada lengan kanan atas naracoba yang telah
beristirahat.
2. Ukur tekanan darah sampai mendapat nilai yang sama 3 kali berturut-turut untuk
menentukan tekanan darah basal.
3. Manset tetap terpasang tanpa tekanan, naracoba memasukkan tangan kirinya ke ember
berisi air es (suhu 4 0C) sampai pergelangan tangan.
4. Tentukan tekanan sistolik dan diastolik pada detik ke-30 dan detik ke-60 pendinginan
(Usahakan mengukur tekanan darah secara tepat).
5. Setelah tekanan darah ditetapkan, segera angkat tangan dari air es, kemudian temukan
tekanan darah pasca-pendinginan setiap 2 menit sampai kembali ke tekanan basal.
Catatan:
Bila perubahan tekanan sistolik > 20 mmHg dan Diastolik > 15 mmHg dari keadaan basal,
si naracoba termasuk dalam kelompok hipereaktor, bila perubahan tekanan lebih kecil
10
disebut hiporeaktor. Bila mengukur TD secara cepat sulit dilakukan, percobaan dapat
dilakukan 2 kali. Percobaan I hanya mengukur tekanan sistolik, percobaan II mengukur
tekanan diastolik. Akan tetapi, antara percobaan I dan II, tekanan darah naracoba harus
kembali ke tekanan darah basal.
11
No. Naracoba Jenis Kelamin
Umur TD Basal
TD 1 MNT
TD 2 MNT
TD 2 MNT I
TD 2 MNT II
TD 2 MNT III
KATEGORI Riwayat Hipertensi
Ayah Ibu1 Reska Apriyanti P 19 120/70 130/80 140/80 135/80 120/70 - Hiporeaktor - -2 Erna haryanti P 19 120/80 130/90 130/90 120/80 - - Hiporeaktor - -3 Silmi Kaffah P 16 110/70 130/90 130/90 110/70 - - Hipereaktor - V4 Rolando Agustian Halim L 18 120/70 140/80 140/80 130/70 120/70 - Hipereaktor V -5 Stevanus L 18 136/80 150/90 150/90 140/80 - - Hiporeaktor V V6 Trie Vany P 18 90/70 110/90 110/90 90/70 - - Hipereaktor V -7 Rannia H. Putri P 18 110/60 130/90 130/90 100/70 110/60 - Hipereaktor V V8 Neneng Rianawati P 19 100/70 110/80 110/80 100/80 100/70 - Hiporeaktor V V9 Putri Talita P 19 110/80 120/100 120/90 120/90 110/80 - Hiporeaktor - -10 Hana Andrina P 18 110/85 120/85 120/90 120/90 110/80 - Hiporeaktor - -
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Praktikum
Kelompok 1 L1
KETERANGAN :
Dari 10 orang probandus, terdapat 4 orang hipereaktor (3P, 1L), 6 orang hiporeaktor (5P, 1L), dan 1 orang tidak terdata
Sementara itu, yang memiliki riwayat penyakit hipertensi hanya 6 orang (2 hipereaktor), 2 orang memperoleh riwayat dari ayah (2P), 1 orang lagi (P) dari ibu, dan 3 orang dari keduanya (2P, 1L).
12
Kelompok 2 L1
No. Naracoba Jenis Kelamin
TD Basal
TD 1 MNT
TD 2 MNT
TD 2 MNT I
TD 2 MNT II
TD 2 MNT III
KATEGORI Riwayat Hipertensi
Ayah Ibu1 Niken Widyahadi P 110/54 130/70 110/56 110/58 110/60 - Hiporeaktor - -2 Vivien P 122/80 138/87 120/78 118/78 112/80 - Hiporeaktor - -3 Tuti Syarach Dita P 115/70 120/80 130/80 120/70 115/70 - Hiporeaktor - -4 Amira Adillah P 110/60 120/60 130/80 120/60 110/60 - Hipereaktor - -5 Neva Arsita P 110/60 120//60 120/80 120/70 110/60 - Hiporeaktor - -6 Dessy Carmelia P 110/60 120/80 110/70 100/60 - - Hipereaktor V -7 Risma Arnis Putri P 110/60 120/80 110/70 100/60 - - Hipereaktor - -8 Sekarayu Putri P 92/47 118/60 114/60 110/64 92/56 - Hipereaktor - -9 Almira Zada Neysan P 94/80 110/80 100/80 94/80 - - Hiporeaktor - -10 Fauzan Ditiaharman L 100/69 130/90 140/90 120/80 100/70 - Hipereaktor - -11 Eva Fitria Zumna P 110/70 130/80 130/70 110/70 - - Hiporeaktor - -12 Dhita Amanda P 90/60 100/70 100/80 90/60 - - Hiporeaktor - -13 Ekki Kurnia Genio L 120/70 150/90 130/90 130/80 120/70 - Hipereaktor - -14 Fadhil M. Farreyra L 128/56 156/86 134/78 130/60 124/70 - Hipereaktor - V
KETERANGAN :
Dari 14 orang probandus, terdapat 7 orang hipereaktor (4P, 3L) dan 7 orang hiporeaktor (7P)
Sementara itu, yang memiliki riwayat penyakit hipertensi hanya 2 orang (2 hipereaktor), 1 orang (P) memperoleh riwayat dari ayah dan satu orang lagi (L) dari ibu.
Kelompok 3 L1
13
KETERANGAN :
Dari 15 probandus, terdapat 4 orang hipereaktor (1 P, 3L) dan 11 orang hiporeaktor (8P, 3L)
Sementara itu, yang memiliki riwayat penyakit hipertensi hanya 4 orang (2 hipereaktor, 2 hiporeaktor), 3 orang memperoleh riwayat dari ayah (2P, 1L) dan dari ibu (L).
14
No. Naracoba JK TD Basal
TD 1 MNT
TD 2 MNT
TD 2 MNT I
TD 2 MNT
II
TD 2 MNT
III
KATEGORI Riwayat Hipertensi
Ayah Ibu1 Sandria P 120/60 130/70 140/70 130/60 120/60 - Hipereaktor V -2 Gabby Alvionita P 120/80 130/90 130/90 120/80 - - Hiporeaktor V -3 Kamila Auliya P 110/60 120/80 110/70 100/90 - - Hiporeaktor - -4 Suci Larasati P 110/60 120/80 120/75 110/80 110/75 - Hiporeaktor - -5 Lidya Puspitasari P 110/60 120/80 120/70 110/70 110/60 - Hiporeaktor - -6 Maureen Grace R. P 120/70 140/80 120/80 120/80 120/70 - Hiporeaktor - -7 Mutia Agustria P 110/70 110/80 110/75 100/75 110/70 - Hiporeaktor - -8 Shinta Rozika P 120/60 110/70 110/70 110/70 120/60 - Hiporeaktor - -9 Adinda Triandari
A.P 110/70 120/60 110/60 110/70 100/70 - Hiporeaktor - -
10 S. Ali Arridha M L 121/80 120/80 124/83 137/82 123/83 - Hiporeaktor V -11 Ardi Septiawan L 110/70 130/90 125/90 115/70 110/70 - Hipereaktor - V12 M. Salman Al
FarisiL 130/70 150/85 150/80 140/80 130/70 - Hipereaktor - -
13 Samuel Bertua H. L 115/79 115/80 120/86 118/80 114/84 - Hiporeaktor - -14 M. Rizky Arredho L 125/70 140/96 130/80 128/80 120/72 - Hipereaktor - -15 Imanuel L 120/70 125/75 125/75 120/70 - - Hiporeaktor - -
Kelompok 4 L2
No. Naracoba Jenis Kelamin
Umur TD Basal
TD 1 MNT
TD 2 MNT
TD 2 MNT I
TD 2 MNT II
TD 2 MNT III
KATEGORI Riwayat Hipertensi
Ayah Ibu1 Efti Da'iyah P 18 110/70 126/80 120/70 100/70 - - Hiporeaktor - -2 M. Arief Rahman Hakim L 18 110/70 130/90 125/89 125/85 110/70 - Hipereaktor - -3 Yudi Kartasasmita L 18 116/78 142/88 142/88 110/70 116/78 - Hipereaktor - V4 Galih Cahya Wijayanti P 19 100/56 120/80 115/80 112/78 100/50 - Hipereaktor - -5 Siti Nurul Badriyah P 18 100/60 120/70 120/90 110/60 110/70 100/60 Hipoeaktor - -6 Solastika Olivia MCS. P 18 120/80 129/80 140/100 120/68 - - Hipereaktor - -7 Ridha Rana Atisatya P 18 100/70 110/70 110/70 120/80 100/80 100/70 Hiporeaktor - -8 Libna Shabrina P 18 110/70 110/70 110/70 120/70 - - Hiporeaktor - V9 Ranidiah Novianti P 19 110/80 130/80 130/80 110/70 110/80 - Hipereaktor - V10 Shelia Desri Wulandari P 18 110/80 136/88 136/88 130/90 110/80 - Hipereaktor - V11 Rafiqy Sa'adiy Faizun L 19 100/60 120/80 130/80 100/60 - - Hipereaktor - -12 Divorian Adwi L 18 110/70 130/90 130/90 110/70 - - Hipereaktor - -13 Gregorius Abram L 17 108/82 120/90 120/90 112/82 108/82 - Hiporeaktor - -14 Intan Chairrany P 18 100/60 120/90 120/80 100/80 100/80 100/60 Hipereaktor - -
KETERANGAN :
Dari 14 orang probandus, terdapat 8 orang hipereaktor (4P, 4L) dan 6 orang hiporeaktor (5P, 1L)
Sementara itu, yang memiliki riwayat penyakit hipertensi hanya 4 orang (3 hipereaktor, 1 hiporeaktor), semuanya memperoleh riwayat dari ibu (3P, 1L).
Kelompok 5 L1
15
No. Naracoba Jenis Kelamin
Umur TD Basal
TD 1 MNT
TD 2 MNT
TD 2 MNT I
TD 2 MNT II
TD 2 MNT III
KATEGORI Riwayat Hipertensi
Ayah Ibu1 Trikaya Cuddhi P. P 17 110/70 130/80 120/80 110/80 110/70 - Hiporeaktor V -2 Asnhy Anggun D. P 18 110/70 130/90 120/80 115/80 110/70 - Hipereaktor V -3 Yunike P 17 110/80 130/85 120/90 120/80 110/80 - Hiporeaktor - -4 Bena Nadhira P 18 100/60 120/75 110/75 100/75 100/60 - Hiporeaktor - -5 Namira Firdha K. P 18 110/80 140/100 120/80 120/80 110/70 - Hipereaktor - V6 Nisrina Qonitah P 19 110/70 140/90 120/70 120/80 110/70 - Hipereaktor - -7 Rudi Thenggono L 18 110/70 120/90 120/85 120/70 120/70 - Hipereaktor V V8 Albert Leonard K. L 18 110/70 130/90 115/70 110/70 110/70 - Hipereaktor - -9 M. Fadhiel L 18 110/70 130/80 130/80 110/80 110/70 - Hiporeaktor - -10 Mgs. A. Rifqi M. L 17 120/70 150/80 150/80 130/80 120/70 - Hipereaktor - V11 RA. Endah J. S. P 17 110/80 140/98 130/90 110/90 110/80 - Hipereaktor - -12 Valeria R. S. P 18 110/70 120/90 120/90 120/80 110/70 - Hipereaktor - -13 Alvidiani A. D. P 18 120/70 130/80 130/80 120/80 120/70 - Hiporeaktor - -14 Rizkia Retno D. P 17 110/70 110/90 110/90 110/80 110/70 - Hipereaktor - -
KETERANGAN :
Dari 14 orang probandus, terdapat 9 orang hipereaktor (6P, 3L) dan 5 orang hiporeaktor (4P, 1L)
Sementara itu, yang memiliki riwayat penyakit hipertensi hanya 5 orang (3 hipereaktor, 2 hiporeaktor), 2 orang memperoleh riwayat dari ayah (2P), 2 orang dari ibu (1P, 1L), dan seorang lagi dari keduanya (L).
Kelompok 1 L2
16
No. Naracoba Jenis Kelamin
Umur TD Basal
TD 1 MNT
TD 2 MNT
TD 2 MNT I
TD 2 MNT II
TD 2 MNT III
KATEGORI Riwayat Hipertensi
Ayah Ibu1 Teguh Rahadian L 17 100/66 108/72 124/92 106/72 100/67 - Hipereaktor - -2 Rizka Ramadhiyah P 18 100/75 103/65 130/80 115/80 100/75 - Hipereaktor - -3 Zakia Khoirunnisa P 17 100/70 120/80 110/70 100/70 - - Hiporeaktor - -4 Eddy Yuristo L 18 130/79 139/82 143/82 135/75 129/78 - Hiporeaktor x -5 Kms. Virhan D.F. L 17 112/70 124/80 128/82 110/76 - - Hiporeaktor - -6 Merta Aulia P 18 110/65 110/80 120/75 110/70 105/60 110/70 Hiporeaktor - -7 Balqis Wulandari P 17 115/64 130/80 135/80 140/80 130/80 120/40 Hipereaktor - -8 Hardianti Sri Utami P 18 120/75 130/100 120/90 120/80 120/75 - Hipereaktor x -9 Abdul Aziz Siregar L 18 118/80 130/90 140/90 120/80 118/80 - Hiporeaktor - -10 Cindy Mayury P 18 120/60 120/60 130/60 130/70 120/60 120/60 Hiporeaktor - -11 Sarah Mareta Devira P 18 120/70 140/80 130/70 120/70 - - Hipereaktor - -12 Dita Devita P 18 110/70 122/82 116/74 110/80 110/70 - Hiporeaktor - x13 Mohammad Hazem L 18 120/78 120/90 130/84 126/80 118/80 - Hiporeaktor - -14 Yolanda Davinora P 17 120/75 140/80 137/79 120/76 - - Hipereaktor - -15 Putri Ayu Ratnasari P 18 104/62 110/72 114/72 108/68 106/64 104/62 Hiporeaktor x -
KETERANGAN :
Dari 15 orang probandus, terdapat 6 orang hipereaktor (5P, 1L) dan 9 orang hiporeaktor (5P, 4L)
Sementara itu, yang memiliki riwayat penyakit hipertensi hanya 4 orang (1 hipereaktor, 3 hiporeaktor), 3 orang memperoleh riwayat dari ayah (3P), 1 orang dari ibu (P).
Kelompok 2 L2
17
No. Naracoba Jenis Kelamin
Umur TD Basal
TD 1 MNT
TD 2 MNT
TD 2 MNT I
TD 2 MNT II
TD 2 MNT III
KATEGORI Riwayat Hipertensi
Ayah Ibu1 Achmad Reza . K L 18 110/60 140/100 130/90 120/70 110/70 - Hipereaktor - -2 M. Fadhil . O L 19 120/60 130/100 110/50 - - - Hipereaktor - -3 Alvin Halim Senabu L 18 130/83 140/100 140/100 130/80 - - Hipereaktor - x4 Laksmita Chandra P 18 110/85 110/90 115/90 110/90 110/85 - Hiporeaktor - x5 Liana Alviah P 18 100/55 110/60 110/60 102/60 100/55 - Hiporeaktor - -6 Dina Sabilah P 18 100/60 120/80 130/90 110/60 100/60 - Hipereaktor - -7 Murwani Emasrisa P 17 107/70 130/80 130/100 100/70 100/70 - Hipereaktor - -8 Ismel Tria Pratiwi P 18 110/90 130/100 120/90 110/90 - - Hipereaktor - x9 Alek Febrianka L 18 130/80 130/90 140/90 140/90 130/90 - Hipereaktor - -10 Yulia Rahmi P 18 110/70 120/80 120/80 120/80 110/70 - Hiporeaktor - -11 Thifah .A P 18 110/70 120/90 120/90 120/80 110/70 - Hipereaktor - x12 Meirissa Rahma P 16 110/70 120/70 130/70 120/70 110/70 - Hiporeaktor x -13 M. Ikhsan L 18 120/70 130/80 140/80 130/70 120/70 - Hiporeaktor - -14 M. Faqih L 18 130/80 140/100 140/100 130/80 - - Hipereaktor - -
KETERANGAN :
Dari 14 orang probandus, terdapat 9 orang hipereaktor (4P, 5L) dan 5 orang hiporeaktor (4P, 1L)
Sementara itu, yang memiliki riwayat penyakit hipertensi hanya 5 orang (3 hipereaktor, 2 hiporeaktor), 1 orang memperoleh riwayat dari ayah (P), dan 4 orang dari ibu (3P, 1L).
Kelompok 3 L2
18
No. Naracoba Jenis Kelamin
Umur TD Basal
TD 1 MNT
TD 2 MNT
TD 2 MNT I
TD 2 MNT II
TD 2 MNT III
KATEGORI Riwayat Hipertensi
Ayah Ibu
19
1 Sri Wahyuni P 17 110/60 118/76 120/80 100/60 110/70 - Hiporeaktor - -2 Nurfitriah Rahman P 16 100/70 120/75 120/80 120/80 110/75 - Hiporeaktor - -3 Najmi Ilal Hayati P 17 100/53 110/70 120/70 110/60 100/60 - Hiporeaktor - -4 Amanda Putri Utami P 17 100/50 110/70 110/70 100/60 100/60 - Hiporeaktor - -5 Fitri Amaliah P 17 110/60 120/80 120/80 110/60 - - Hiporeaktor - X6 Angela Karenina .S P 18 80/50 100/70 110/80 100/60 80/50 - Hipereaktor - -7 M. Nafil fauzan L 18 120/80 135/90 140/90 120/80 - - Hiporeaktor x -8 Davi Dzikirian L 18 117/80 140/100 140/80 110/73 - - Hipereaktor - -9 Febri Rahman L 19 120/80 130/100 140/100 130/80 120/80 - Hiporeaktor - -10 Arisita Firman L 18 130/80 145/80 140/80 130/80 130/80 - Hipereaktor x -11 Dalila P 17 100/60 110/80 110/70 105/65 100/60 - Hipereaktor - -12 Suci Indah Sari P 16 100/60 120/80 110/70 100/70 100/60 - Hipereaktor - -
KETERANGAN :
Dari 12 orang probandus, terdapat 5 orang hipereaktor (3P, 2L) dan 7 orang hiporeaktor (5P, 2L)
Sementara itu, yang memiliki riwayat penyakit hipertensi hanya 3 orang (1 hipereaktor, 2 hiporeaktor), 2 orang memperoleh riwayat dari ayah (2L), dan 1 orang dari ibu (P).
Kelompok 4 L2
No. Naracoba Jenis Kelam
in
Umur TD Basal
TD 1 MNT
TD 2 MNT
TD 2 MNT I
TD 2 MNT II
TD 2 MNT III
KATEGORI Riwayat Hipertensi
Ayah Ibu
20
1 Renita Agustina P 18 110/75 120/80 125/80 115/80 110/70 - Hiporeaktor - -2 Citra Indah Sari P 18 110/70 125/80 120/78 110/72 - - Hiporeaktor - -3 Retno Widyastuti P 18 113/80 125/80 125/90 120/80 110/80 - Hiporeaktor - -4 Aninditha Vania P 19 120/80 130/85 125/85 120/80 - - Hiporeaktor - -5 Giovianto Ryelcius L 17 140/90 140/100 140/100 140/90 - - Hiporeaktor - x6 Khairunnisa P 17 110/60 110/90 110/80 110/60 - - Hiporeaktor x -7 Ayu Syartika P 18 120/80 130/100 130/90 120/80 - - Hiporeaktor - x8 Sarah Amalia P 17 110/60 120/80 110/70 110/60 - - Hiporeaktor - -9 Alexandro Mulia L 17 120/75 130/80 140/90 130/80 120/75 - Hiporeaktor - -10 Deni Saputra L 19 145/100 190/140 185/120 170/120 145/100 - Hipereaktor x -11 Shabrina Yunita .A P 18 110/70 130/70 140/60 110/70 - - Hipereaktor - -12 Dina Fitria P 18 110/70 130/70 140/80 120/70 110/70 - Hipereaktor - -13 M. Badzli Fadjrin L 18 160/60 180/90 170/80 160/60 - - Hipereaktor x -14 Rahmat Darmawantoro L 18 120/70 130/80 140/80 135/80 120/70 - Hiporeaktor - -
KETERANGAN :
Dari 14 orang probandus, terdapat 4 orang hipereaktor (2P, 2L) dan 10 orang hiporeaktor (7P, 3L)
Sementara itu, yang memiliki riwayat penyakit hipertensi hanya 5 orang (2 hipereaktor, 3 hiporeaktor), 3 orang memperoleh riwayat dari ayah (1P, 2L), 2 orang dari ibu (1P, 1L).
Kelompok 5 L2
No. Naracoba Jenis Kelamin
Umur TD Basal
TD 1 MNT
TD 2 MNT
TD 2 MNT I
TD 2 MNT II
TD 2 MNT III
KATEGORI Riwayat Hipertensi
Ayah Ibu
21
1 Rebeka Anastasia P 18 110/70 115/80 110/80 100/60 110/60 110/70 Hiporeaktor - x2 Syeba Dinda P 17 120/70 130/80 125/80 110/75 120/80 120/70 Hiporeaktor X -3 Christian Sianipar L 18 110/60 115/80 120/80 110/80 110/60 110/60 Hipereaktor - x4 Zahro Badria P 18 108/70 124/90 124/90 110/80 100/70 100/70 Hipereaktor - x5 M. Adam Muzakir L 19 110/60 130/90 120/60 120/60 110/70 110/60 Hipereaktor - -6 Ari Julian Saputra L 18 110/70 130/90 120/90 110/60 110/60 110/70 Hipereaktor - -7 Wulan Meilani P 17 110/74 115/90 115/90 115/80 115/80 110/70 Hipereaktor X -8 Kartika Luthfiana P 17 100/70 110/80 120/86 106/70 104/68 100/70 Hiporeaktor - -9 Wahyu Arfina Juwita P 19 100/60 114/80 120/80 110/56 100/60 100/60 Hipereaktor - -10 Fredy Ciputra L 19 110/70 140/80 140/80 140/70 120/70 110/70 Hipereaktor X -11 Nelvin Raesandra L 18 120/80 130/90 130/90 130/80 126/80 120/80 Hiporeaktor - -12 Maulana Aqil .M L 18 120/80 130/90 130/90 120/90 120/80 120/80 Hiporeaktor - -13 Ahmad Syaukat L 19 116/70 140/90 120/80 120/70 116/70 116/70 Hipereaktor - x14 Stevanus Eliansyah L 18 140/80 150/90 150/90 150/90 140/80 140/80 Hipereaktor X x
KETERANGAN :
Dari 14 orang probandus, terdapat 9 orang hipereaktor (3P, 6L) dan 5 orang hiporeaktor (3P, 2L)
Sementara itu, yang memiliki riwayat penyakit hipertensi hanya 8 orang (6 hipereaktor, 2 hiporeaktor), 3 orang memperoleh riwayat dari ayah (2P, 1L), 4
orang dari ibu (2P, 2L), dan
22
B. Pembahasan Hasil Praktikum
Percobaan dilakukan dengan meminta naracoba melakukan pemeriksaan tekanan
darah a. brakhialis sebelum, ketika, dan setelah mencelupkan pergelangan tangannya
yang lain atau sebelah telapak kakinya kedalam ember yang berisi air es. Nilai setiap
orang berbeda-beda karena ada banyak faktor yang mempengaruhi.Jadi, bisa saja
meskipun dengan penghitungan menunjukkan bahwa hasil dibawah maupun diatas
normal, akan tetapi dengan nilai demikian seseorang belum tentu mengalami peredaran
darah. Hal ini mungkin disebabkan oleh beberapa faktor tadi misalnya umur, jenis
kelamin, postur tubuh, posisi selama pengukuran, ataupun karena standar tersebut
hanya diperuntukkan untuk orang-orang yang berbeda ras dengan orang Indonesia
pada umumnya.
Pada tes pengaruh suhu dingin pada tekanan darah, naracoba mencelupkan
tangannya sampai pergelangan tangan atau kakinya sampai mata kaki kedalam air yang
telah diberi stressor berupa batu es selama 2 menit sambil diukur tekanan
darahnya sebanyak 2 kali. Mengukur pada detik ke-60 dan detik ke-120. Dari hasil
pengukuran tersebut bisa diambil hasil rata-rata tekanan sistolik naik sebesar 20
mmHg dan diastolik 15 mmHg dari tekanan darah basal yang diambil sebelum
naracoba mencelupkan tangan atau kakinya yang disebut hipereaktor dan apabila
kurang dari angka tersebut dinamakan hiporeaktor. Berdasarkan percobaan yang telah
dilakukan 12 kelompok (L1 dan L2) dengan naracoba berjumlah 136 orang dapat
diambil hasil:
23
No KATEGORI JUMLAH PERSENTASE
1 Naracoba (L1 dan L2 ) 136 100%
2 Hiporeaktor umum 70 100% = 51 %
3 Hipereaktor umum 66 100% = 49 %
4 Hiporeaktor Perempuan 52 100% = 74 %
5 Hiporeaktor Laki-Laki 18 100% = 26 %
6 Hipereaktor Perempuan 36 100% = 55 %
7 Hipereaktor Laki-Laki 30 100% = 51,471 %
Berdasarkan hasil praktikum kami, diperoleh hasil bahwa 44 dari 136 mahasiswa
yang menjadi naracoba memiliki riwayat hipertensi dari salah satu maupun kedua
orangtuanya. Jumlah yang kami peroleh adalah sebagai berikut:
Riwayat
hipertensi
dari
Naracoba
Laki-laki Perempuan
Ayah 13 7
Ibu 13 8
Ayah & ibu 3 2
24
Dari data diatas diketahui bahwa hiperaktifitas simpatik (hipereaktor) seorang anak
lebih dipengaruhi oleh ibu yang menderita hipertensi dibandingkan ayah, meskipun
dalam percobaan kami ini tidak menunjukkan perbedaan yng signifikan diantara
keduanya.
Namun, data yang kami kumpulkan mengenai riwayat hipertensi naracoba juga
belum sepenuhnya terdata karena beberapa factor, diantaranya karena ada beberapa
yang sama sekali tidak tahu apakah orangtuanya mengalami hipertensi atau tidak, atau
mungkin karena naracoba hanya mengenal kerabat jauhnya (kakek, nenek, tante, etc.)
yang mengalami hipertensi. Berdasarkan sumber yang kami peroleh dijelaskan bahwa
belum ada teori maupun studi sebelumnya yang secara mendetail menjelaskan bahwa
faktor ibu yang lebih berpengaruh dibandingkan ayah dalam meningkatkan
hiperaktifitas simpatis pada anak. Walaupun kemungkinan hal ini dikaitkan dengan
adanya factor turunan kromosom pada DNA mitokondria ibu yang dominan melalui
proses fertilisasi, dimana mitokondria sel sperma tidak dapat masuk ke dalam sel telur
ibu seperti halnya penjelasan studi oleh Kuznetsova T et all. tentang kecenderungan
pengaruh maternal lebih besar daripada paternal pada pembesaran ventrikel kiri
seorang anak (Kuznetsova, 2002). Tetapi hal ini perlu di telusuri lebih lanjut dengan
menambah jumlah sampel penelitian maupun pada populasi yang lain , serta metode
alat yang lebih mendukung untuk dapat menjelaskan tentang apakah memang faktor
turunan hipertensi ibu lebih berpengaruh dibandingkan faktor ayah maupun non-
riwayat dalam peningkatan hiperaktifitas simpatis pada anak melalui metode Cold
Pressure Test (CPT).
C. Pembahasan Soal Pre-Test
Untuk dapat mengikuti praktikum, peserta harus dapat menjawab pertanyaan berikut:
1. Terangkan respon tubuh terhadap stres?
2. Terangkan faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah?
3. Terangkan bagaimana pengaruh perubahan temperatur terhadap stress dan tekanan
darah?
Jawaban :
25
1. Respon tubuh terhadap stress adalah sistem simpatis meningkat respon-
respon yang mempersiapkan tubuh untuk melakukan aktivitas fisik yang berat dalam
menghadapo situasi penuh tekanan atau darurat, misalnya ancaman fisik dari luar.
Respon semacam ini biasanya disebut fight-or-flight response karena sistem simpatis
mempersiapkan tubuh untuk melawan atau melarikan diri dari ancaman.
Respon tubuh terhadap stress dapat berupa:
a. Denyut jantung lebih cepat dan lebih kuat.
b. Tekanan darah meningkat karena konstriksi umum pembuluh darah.
c. Saluran pernapasan terbuka lebar untuk memungkinkan aliran udara maksimal.
d. Pembuluh-pembuluh darah yang memperdarahi otot rangka berdilatasi.
Semua respon ini bertujun untuk meningkatkan aliran darah yang kaya oksigen dan
nutrisi ke otot-otot rangka sebagai antisipasi terhadap stress. Selanjutnya pupil
berdilatasi dan terjadi peningkatan keringat.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah terbagi dua dalam:
Faktor Fisiologis
a. Kelenturan dinding arteri.
b. Volume darah, semakin besar volume maka semakin tinggi tekanan darah.
c. Kekuatan gerak jantung.
d. Viskositas darah, semakin besar viskositas maka semakin besar pula resistensi
terhadap aliran darah.
e. Curah jantung, semakin tinggi curah jantung menyebabkan tekanan darah
meningkat.
f. Kapasitas pembuluh darah, makin besar kapasitas pembuluh darah,
makin tinggi tekanan darah.
Faktor Patologis
a. Posisi tubuh : baroreseptor akan merespon saat tekanan darah turun dan
berusaha menstabilkan tekanan darah.
b. Aktivitas fisik : tubuh membutuhkan energi sehingga butuh aliran yang lebih
cepat untuk suplai oksigen dan nutrisi (tekanan darah naik).
c. Temperature : menggunakan sistem rennin-angiotensin-vasokonstriksi perifer.
26
d. Usia : semakin bertambah umur semakin tinggi tekanan darah (berkurangnya
elastisitas pembuluh darah).
e. Jenis kelamin : wanita cenderung memiliki tekana darah rendah karena
komposisi tubuhnya yang lebih banyak lemak sehingga butuh oksigen lebih
untuk pembakaran.
f. Emosi : emosi akan menaikkan tekanan darah karena pusat pengatur emosi akan
men-set baroreseptor untuk menaikkan tekanan darah.
3. Pengaruh perubahan temperatur terhadap stress dan tekanan darah:
Jika temperatur tubuh panas/tinggi:
Ketika suhu tubuh meningkat dideteksi oleh thermoroseptor di kulit dan membrane
mukosa, kemudian impuls ini akan disampaikan ke pusat pengaturan di preotic area
yaitu di hypothalamus anterior sebagai pusat penurun suhu. Lalu hypothalamus akan
menyampaikan impuls saraf yang menstimulasi sistem saraf parasimpatis untuk
vasodilatasi pembuluh darah kulit di seluruh tubuh. Vasodilatasi ini menyebabkan
aliran darah menjadi lambat tetapi banyak, curah jantug (cardiac output) menurun,
tekanan darah menurun tetapi volume dan aliran darah hangat ke kulit meningkat
sehingga panas tubuh berkurang dan suhu kembali normal.
Jika temperatur tubuh dingin/rendah:
Ketika suhu tubuh menurun dideteksi oleh thermoroseptor di kulit dan membrane
mukosa, kemudian impuls ini akan disampaikan ke pusat pengaturan di preotic area
yaitu di hypothalamus anterior sebagai pusat penurun suhu. Lalu hypothalamus akan
menyampaikan impuls saraf yang menstimulasi sistem saraf simpatis untuk
vasokonstriksi pembuluh darah kulit di seluruh tubuh. Vasokonstriksi ini
menyebabkan aliran darah menjadi cepat tetapi sedikit, curah jantug (cardiac output)
meningkat, tekanan darah menurun tetapi volume dan aliran darah hangat ke kulit
menurun sehingga darah hangat tetap dipertahankan di bagian tengah tubuh,
terisolasi dari lingkungan eksternal dan suhu tubuh kembali normal.
27
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan
bahwa terjadi perubahan tekanan darah yang diakibatkan oleh temperatur.
Perubahan temperatur yang sangat jauh dalam praktikum ini menyebabkan
peningkatan tekanan darah. Hal ini disebabkan karena terjadinya vasokonstriksi
atau penyempitan pembuluh darah. Apabila suatu bagian tubuh terkena rangsangan
dingin yang kuat, maka reseptor di kulit dan membran mukosa kulit akan
memberikan impuls yang akan disampaikan ke pusat thermoregulator tubuh di
hipotalamus. Kemudian hipotalamus akan menyampaikan impuls tersebut ke
sistem saraf simpatis untuk memvasokonstriksikan pembuluh darah di daerah yang
terkena rangsangan dingin tersebut. Vasokonstriksi ini menyebabkan cardiac output
meningkat, serta aliran darah menjadi cepat namun sedikit.
Dari praktikum ini juga dapat dilihat bahwa riwayat hipertensi berpengaruh
terhadap tekanan darah seseorang karena hampir semua naracoba yang termasuk
kelompok hipereaktor memiliki riwayat hipertensi dalam keluarganya.
B. Saran
1. Kepada naracoba diharapkan untuk melaksanakan semua prosedur
praktikum secara baik dan benar.
2. Kepada semua anggota diharapkan bekerja sama dalam praktikum dengan
baik agar didapatkan hasil yang baik dan tercapainya tujuan praktikum.
3. Kepada semua anggota diharapkan untuk mempersiapkan alat yang
digunakan dan memastikannya dalam keadaan dan kualitas baik.
28
DAFTAR PUSTAKA
Dorland WA, 2011.Kamus Saku Kedokteran Dorland Edisi 28, Lange EGC, Edisi 28,
Penerbit Buku Kedokteran , Jakarta
Ganong WF, 2002. Hipertensi, Homeostatis Cardiovascular dalam keadaan Sehat dan
Sakit dalam Buku Fisiologi Kedokteran, Lange EGC, Edisi 20 , , hal. 615 – 16.
Guyton AC, 1991. Hipertensi dalam Buku Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit,
Lange EGC, Edisi Revisi, Penerbit Buku Kedokteran Jakarta.
Idris, Irfan., Agnes B., 2005. Hubungan Peningkatan Hiperaktifitas Simpatis dengan
Kejadian Preeklampsia dan Hipertensi Pada Ibu Hamil, dalam Jurnal Penelitian
Pascasarjana Universitas Hasanuddin.
Hansen HS. et all., 1992. Blood Pressure and Cardiac Structure in Children with a
Parental History of Hypertension: The Odense Schoolchild Study. J Hypertens; 10(7):
677-82
Kellogg FR et all., 1981. Influence of Familial History of Hypertension on Blood Pressure
During Adolescence. Am J Dis Child ;135(11) : 1047-9
Kelsey et all. 2000. Consistency of Hemodynamic Responses to Cold Stress in Adolescents
Hypetension ; 36(6): 1013-7.
Kuznetsova T et all, 2002. Maternal and Parental Influences on left Ventricu-lar mass of
offspring, Hypertension. American Heart Association : 69-74.
Lemne CE, 1995. Increased Blood Pressure Reactivity in Children of Borderline
Hypertensive Fathers. J Hypertensi ; 16(9): 1243-8.
29
30