Laporan Praktikum Identifikasi Alkohol

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/24/2019 Laporan Praktikum Identifikasi Alkohol

    1/13

    LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

    Disusun Oleh :

    Nama : Veryna Septiany

    NPM : E1G014054

    Kelompok : 3

    Hari, Jam : Kamis, 14.0015.40 WIB

    Ko-Ass : Jhon Fernanta Sipayung

    Lestari Nike Situngkir

    Tanggal Praktikum : 26 Maret 2015

    Dosen : Dra. Devi Silsia, M.Si

    Drs. Syafnil, M.Si

    Objek Praktikum : IDENTIFIKASI ALKOHOL

    LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN

    FAKULTAS PERTANIAN

    UNIVERSITAS BENGKULU

    2015

  • 7/24/2019 Laporan Praktikum Identifikasi Alkohol

    2/13

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1

    Latar Belakang

    Alkohol adalah Persenyawaan organik yang mempunyai satu atau

    lebih gugus hidroksil.Karena ikatan hidroksil bersifat kovaleen, maka sifat

    alkohol tidak serupa dengan hidroksida, tetapi lebih mendekati sifat air.

    Alkohol diberi nama yang berakhiran-ol.

    Alkohol dapat digolongkan berdasarkan ;

    1. Letak gugus OH pada atom karbon.

    2.

    Banyaknya gugus OH yang terdapat (jumlah gugus hidroksilnya).

    3. Bentuk rantai karbonnya.

    Oksidasi alkohol sederhana mudah terbakar membentuk gas karbon

    dioksida dan uap air. Oleh karena itu, etanol (salah satu gugus fungsi dari

    alkohol) digunakan sebagai bahan bakar spirtus (spiritus).

    Didasari dengan teori pada praktikum, penulis memperoleh

    pembelajaran yang dibenarkan oleh dasar dari teori. Untuk itulah dengan

    adanya teori dan praktikum tersebut penulis dapat lebih yakin dan

    membenarkan akan dasar teori tersebut. Oleh karena penulis telah menerima

    dan membenarkan dasar teori dari identifikasi senyawa karbon melalui

    kegiatan praktikum identifikasi senyawa hidrokarbon tidak jenuh.

    1.2 Tujuan Percobaan

    1.

    Mahasiswa mampu mengidentifikasi jenis-jenis alkohol dan mengujireaktifitas alkohol.

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Mengenal Alkohol

  • 7/24/2019 Laporan Praktikum Identifikasi Alkohol

    3/13

    Menurut (Brady, 1999), alkohol merupakan senyawa seperti air

    yang satu hidrogennya diganti oleh rantai atau cincin hidrokarbon. Sifat fisis

    alkohol, alkohol mempunyai titik didih yang tinggi dibandingkan alkana-

    alkana yang jumlah atom C nya sama. Hal ini disebabkan antara molekul

    alkohol membentuk ikatan hidrogen. Rumus umum alkohol ROH, dengan

    R adalah suatu alkil baik alifatis maupun siklik. Dalam alkohol, semakin

    banyak cabang semakin rendah titik didihnya. Sedangkan dalam air,

    metanol, etanol, propanol mudah larut dan hanya butanol yang sedikit larut.

    Alkohol dapat berupa cairan encer dan mudah bercampur dengan air dalam

    segala perbandingan.

    Sedangkan menurut (Fessenden, 1997), alkohol merupakan

    senyawa turunan alkana yang mengandung gugus OH dan memiliki rumus

    umum R-OH, dimana R merupakan gugus alkil.Adapun rumus molekul

    dari alkohol yaitu CnH2n+2O. Alkohol dapat dibagi berdasarkan dimana

    gugus OH terikat pada atom karbon. Ada tiga jenis alkohol yang

    ditentukan oleh posisi atau letak gugus OH pada rantai karbon utama

    karbon:

    1.

    Alkohol Primer

    Alkohol yang gugus OH terikat pada atom C primer (atom C

    yang mengikat 1 atom C yang lain). Contoh: H3C-CH2-OH (etanol)

    Alkohol primer dapat dioksidasi menjadi Aldehid dan kemudian

    dioksidasi lagi menjadi asam karboksilat.

    [O] [O]

    R-CH2-OH R-C=O R-C=O

    Alkohol primer Aldehida Asam karboksilat

    2. Alkohol Sekunder

    Alkohol yang gugusOH terikat pada atom C sekunder (atom C

    yang mengikat 2 atom C yang lain). Contoh: (H3C)2CH-OH (2-metil-

    etenol).

  • 7/24/2019 Laporan Praktikum Identifikasi Alkohol

    4/13

    Alkohol sekunder dapat di oksidasi menjadi keton.

    [O]

    R-CH-R R-C-R

    Alkohol sekunder Keton

    3.

    Alkohol Tersier

    Alkohol tersier adalah alkohol yang gugus OH terikat pada

    atom C tersier (atom C yang mengikat 3 atom C yang lain). Contoh :

    (CH3)C-OH (2,2-dimetil-etanol).

    Alkohol tersier tidak dapat dioksidasi.

    2.2 Reaksi-reaksi pada Alkohol

    Alkohol alifatik merupakan cairan yang sifatnya sangat

    dipengaruhi oleh ikatan hidrogen. Dengan bertambah panjangnya rantai,

    pengaruh gugus hidroksil yang polar terhadap sifat molekul menurun. Sifat

    molekul yang seperti air berkurang, sebaliknya sifatnya lebih seperti

    hidrokarbon. Akibatnya alkohol dengan bobot molekul rendah cenderung

    larut dalam air, sedangkan alkohol berbobot molekul tinggi tidak demikian.

    Alkohol mendidih pada temperatur yang cukup tinggi. Sebagai suatu

    kelompok senyawa, fenol memiliki titik didih dan kelarutan yang sangat

    bervariasi, tergantung pada sifat subtituen yang menempel pada cincin

    benzena (Petrucci, 1987).

    Reaksi-reaksi yang terjadi dalam alkohol antara lain reaksi

    substitusi, reaksi eliminasi, reaksi oksidasi dan esterifikasi. Dalam suatu

    alkohol, semakin panjang rantai hidrokarbon maka semakin rendah

    kelarutannya. Bahkan jika cukup panjang sifat hidrofob ini mengalahkan

    sifat hidrofil dari gugus hidroksil. Banyaknya gugus hidroksil dapat

    memperbesar kelarutan dalam air (Hart, 1990).

    Menurut (Brady, 1999), alkohol merupakan senyawa seperti air

    yang satu hidrogennya diganti oleh rantai atau cincin hidrokarbon. Sifat fisis

    alkohol, alkohol mempunyai titik didih yang tinggi dibandingkan alkana-

    alkana yang jumlah atom C nya sama. Hal ini disebabkan antara molekul

  • 7/24/2019 Laporan Praktikum Identifikasi Alkohol

    5/13

    alkohol membentuk ikatan hidrogen. Rumus umum alkohol ROH, dengan

    R adalah suatu alkil baik alifatis maupun siklik. Dalam alkohol, semakin

    banyak cabang semakin rendah titik didihnya. Sedangkan dalam air,

    metanol, etanol, propanol mudah larut dan hanya butanol yang sedikit

    larut. Alkohol dapat berupa cairan encer dan mudah bercampur dengan air

    dalam segala perbandingan.

    Memnurut (Sabirin, 1992) terdapat beberapa reaksi yaitu reaksi

    Identifikasi Alkohol Primer, Sekunder, dan Tersier pada alkohol primer,

    sekunder, dan tersier memberikan reaksi yang berbeda terhadap oksidator

    K2CrO7, KMnO4, dan O2. Dengan bantuan katalis, atom O dari oksidator

    akan menyerang atom H yang terikat ke atom C yang mengandung gugus

    OH (atom C karbinol). Berikut reaksi oksidasi pada masing-masing

    alkohol.

    Beberapa oksidasi dari alkohol antara lain:

    1.

    Oksidasi menjadi Aldehid

    Hasil oksidasi mula-mula dari alkohol primer adalah suatu

    aldehid (RCH=O). Jika dibiarkan beberapa lama, maka proses oksidasi

    akan berlanjut menghasilkan asam karboksilat. Oleh sebab itu, reaksi

    antara alkohol primer dengan zat oksidator kuat akan menghasilkan

    asam karboksilat, dan bukan intermediet aldehid. Pereaksi tertentu

    harus dipakai apabila intermediet aldehid merupakan hasil yang

    diinginkan. Jika kita ingin memperoleh aldehida dari proses oksidasi

    ini, maka secepatnya dilakukan destilasi untuk menghindari proses

    oksidasi berlanjut.

    2.

    Oksidasi menjadi Keton

    Suatu alkohol sekunder dioksidasi oleh oksidator yang reaktif

    kuat menjadi keton.

    3.

    Oksidasi menjadi Asam Karboksilat

    Suatu oksidator kuat yang umum dapat mengoksidasi alkohol

    primer menjadi asam karboksilat. Oksidator umum :

    1)

    Larutan panas KMnO4+ OH-.

  • 7/24/2019 Laporan Praktikum Identifikasi Alkohol

    6/13

    2) Larutan panas CrO3+ H2SO4(pereaksi Jones).

    (Hart, 1999).

    Suatu alkohol primer dapat dioksidasi menjadi aldehid atau asam

    karboksilat. Alkohol sekunder dapat dioksidasi menjadi keton saja.

    Sedangkan pada alkohol tersier menolak oksidasi dengan larutan basa,

    dalam larutan asam, alkohol mengalami dehidrsi menghasilkan alkena yang

    kemudian dioksidasi (Mardzuki, 1990).

    2.3 Kelarutan Alkohol dalam Air

    Alkohol-alkohol yang kecil larut sempurna dalam air.

    Bagaimanapun perbandingan volume yang kita buat, campurannya akan

    tetap menjadi satu larutan.

    Akan tetapi, kelarutan berkurang seiring dengan bertambahnya

    panjang rantaihidrokarbon dalam alkohol.Apabila atom karbonnya

    mencapai empat atau lebih, penurunan kelarutannya sangat jelas terlihat,

    dan campuran kemungkinan tidak menyatu.Contoh butanol yang memilki

    jumlah atom karbon empat.

    Secara umum, sifat alkohol itu adalah :

    1. Mudah terbakar

    2. Mudah bereaksi dengan air

    3. Bentuk fase pada suhu ruang

    4. Mempunyai titik didih paling tinggi dibandingkan alkananya.

    BAB III

    METODOLOGI

    3.1 Alat dan Bahan

  • 7/24/2019 Laporan Praktikum Identifikasi Alkohol

    7/13

    3.1.1 Alat

    1. Botol semprot

    2.

    Gelas piala 100 ml dan 500 ml

    3.

    Gelas ukur 100 ml dan 25 ml

    4. Pipet tetes

    5.

    Erlenmeyer 250 ml dan 100 ml

    6. Tabung reaksi dan rak

    7. Penangas air

    8. Corong

    9. Thermometer

    10.

    Pipet volume 5 ml

    11. Penjepit tabung reaksi

    3.1.2 Bahan

    1.

    KMnO4

    2. FeCl3

    3. 2-Propanol

    4.

    Etanol

    5. Aquades

    6. NaOH

    7. K2Cr2O7

    8. H2SO4

    9. Tersier-butanol

    10. CH3COOH glasial

    11.

    I2/ KI

    3.2 Cara Kerja

    3.2.1 Identifikasi Alkohol (Reaksi Oksidasi)

    Cara I:

  • 7/24/2019 Laporan Praktikum Identifikasi Alkohol

    8/13

    1. Disiapkan tiga buah tabung reaksi, di dalam masing-masing

    tabung reaksi ditambahkan 3 ml asam asetat glasial.

    2.

    Selanjutnya pada masing-masing tabung telah ditambahkan:

    Tabung reaksi I : 1 tetes etanol

    Tabung reaksi II : 1 tetes 2-propanol

    Tabung reaksi III : 1 tetes tersier-butanol

    3. Pada campuran di atas telah ditambahkan larutan KMnO4 0,1 M

    tetes demi tetes sampai terbentuk warna merah muda.

    4. Selanjutnya telah ditambahkan 1 tetes H2SO4pekat dan 1 tetes

    KMnO4 0,1 M.

    Cara II:

    1. Disiapkan tiga buah tabung reaksi, di dalam masing-masing

    tabung reaksi ditambahkan 2 ml K2Cr2O70,1 M.

    2.

    Ditambahkan perlahan-lahan (lewat dinding tabung) 1 ml H2SO4

    pekat.

    3. Diaduk sampai homogen dan dinginkan (jika tabung panas).

    4.

    Perlahan-lahan ditambahkan (lewat dinding tabung):

    Tabung reaksi I : tambahkan 2 ml etanol

    Tabung reaksi II : tambahkan 2 ml 2-propanol

    Tabung reaksi III : tambahkan 2 ml tersier-butanol

    5. Diperhatikan perubahan warna yang terjadi, dan dibandingkan

    bau yang timbul dengan bau alkohol itu sendiri.

    4.2.2

    Reaksi Alkohol dengan FeCl31.

    Disiapkan dua buah tabung reaksi:

    Tabung reaksi I : ditambahkan 2 ml fenol

    Tabung reaksi II : ditambahkan 2 ml 2-butanol

    2.

    Pada masing-masing tabung reaksi telah di tambah 5 tetes FeCl3

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

  • 7/24/2019 Laporan Praktikum Identifikasi Alkohol

    9/13

    4.1 Hasil Pengamatan

    4.1.1 Hasil Pengamatan Reaksi Oksidasi (Cara I)

    No. PercobaanTabung I

    Etanol

    Tabung II

    2-Propanol

    Tabung III

    t-Butanol

    1. + CH3COOH Bening Bening Bening

    2. + KMnO40,1 M Merah muda Merah muda Merah muda

    3.

    + 1 tetes H2SO4p

    + 1 tetes KMnO4

    0,1 M

    Merah muda dan

    tabung panasBening

    Tidak terjadi

    perubahan

    warna

    Keterangan Primer Sekunder Tersier

    Tabel 1 - Hasil Pengamatan Reaksi Oksidasi I

    4.1.2 Hasil Pengamatan Reaksi Oksidasi (Cara II)

    No. Percobaan

    Tabung I

    Etanol

    2 ml

    Tabung II

    2-Propanol

    2 ml

    Tabung III

    t-Butanol

    2 ml

    1. Cium bau alkohol Khas etanolKhas

    2-propanol

    Khas

    t-butanol

    2.+ 2 ml K2O70,1 M

    + 1 ml H2SO4pCoklat pekat Hijau kehitaman Oren

    3.Cium bau

    campuran

    Sangat

    menyengatMenyengat

    Kurang

    menyengat

    Keterangan Primer Sekunder Tersier

    Tabel 2 - Hasil Pengamatan Reaksi Oksidasi II

    4.1.3 Reaksi Alkohol dengan FeCl3

    Percobaan Hasil Pengamatan

  • 7/24/2019 Laporan Praktikum Identifikasi Alkohol

    10/13

    Fenol 2-Butanol

    + 5 tetes larutan FeCl3 Hitam pekat Tidak berubah warna

    Tabel 3 - Hasil Pengamatan Reaksi Alkohol dengan FeCl3

    4.2 Pembahasan

    Berdasarkan pada praktikum yang telah penulis lakukan untuk

    percobaan pertama pada reaksi oksidasi alkohol yang terdiri dari dua cara.

    Pada pengamatan reaksi oksidasi untuk cara pertama menunjukanperubahan-perubahan sebagai berikut: untuk tabung pertama yang berisi

    etanol ketika ditambahkan dengan CH3COOH glasial warna yang terbentuk

    bening, namun setelah ditambahkan KMnO4 sebesar 0,1 M terjadi

    perubahan warna menjadi merah muda, dan ketika ditambahkan 1 tetes

    H2SO4pekat dan 1 tetes KMnO4sebesar 0,1 M, warna larutan dari tabung

    pertama tetap bewarna merah muda, namun tabung pertama menjadi sedikit

    panas karena pencampuran yang terjadi.

    Masih dengan cara yang sama, pada tabung kedua percobaan pertama

    yang berisi 2-propanol ketika ditambahkan dengan CH3COOH glasial,

    warna yang terbentuk bening, namun setelah ditambahkan KMnO4 sebesar

    0,1 M terjadi perubahan warna menjadi merah muda, dan ketika

    ditambahkan 1 tetes H2SO4pekat dan 1 tetes KMnO4sebesar 0,1 M, warna

    larutan dari tabung kedua ini tetap berubah menjadi bening.

    Namun, lain halnya untuk tabung ketiga yang berisi t-butanol yang

    ketika ditambahkan dengan CH3COOH glasial, warna yang terbentuk adalah

    bening, namun setelah ditambahkan KMnO4 sebesar 0,1 M terjadi

    perubahan warna menjadi merah muda sama dengan dua tabung

    sebelumnya, dan ketika ditambahkan 1 tetes H2SO4 pekat dan 1 tetes

    KMnO4 sebesar 0,1 M, warna larutan dari tabung tidak mengalami

    perubahan warna, karena warna larutan tetap bewarna merah muda.

    Selain terjadi perubahan warna, reaksi oksidasi alkohol yang

    dilakukan ini juga menandakan bahwa: pada tabung reaksi pertama yang

  • 7/24/2019 Laporan Praktikum Identifikasi Alkohol

    11/13

    berisi etanol menunjukan alkohol primer hal itu terjadi karena pada saat

    penambahan H2SO4 dan KMnO4 menyebabkan larutan menjadi tidak

    berwarna saat pencampuran. Pada tabung reaksi kedua yang berisi 2-

    propanol menunjukkan bahwa jenis ini adalah alkohol sekunder. Dan pada

    tabung terakhir tergolong pada alkohol tersier.

    Pengamatan reaksi oksidasi cara 2: percobaan ini dilakukan dengan

    cara mencium bau alkohol yang ada pada tiap-tiap tabung. Pada tabung

    pertama yang diisi etanol 2 ml berbau khas etanol, pada tabung kedua diisi

    2-propanol 2 ml berbau khas 2-propanol, dan pada tabung ketiga yang diisi

    t-butanol 2 ml berbau khas t-butanol. Percobaan pun dilakukan dengan

    menambahkan 2 ml K2O7sebesar 0,1 M dan 1 ml H2SO4pekat pada tiap-

    tiap tabung. Pada tabung pertama, etanol 2ml berubah warna menjadi coklat

    pekat dengan bau setelah pencampuran sangat menyengat. Namun pada

    tabung kedua yang diisi dengan 2-propanol 2 ml warna berubah menjadi

    hijau kehitaman dengan bau setelah pencapuran menyengat. Dan pada saat

    tabung ketiga yang diisi t-butanol dicampurkan dengan 2 ml K2O7 sebesar

    0,1 M dan 1 ml H2SO4pekat terjadi perubahan warna menjadi oren dengan

    bau yang kurang menyengat. Perubahan warna yang terjadi juga

    menimbulkan bau yang berbeda jika dibandingkan dengan bau alkohol.

    Sehingga membuktikan bahwa dengan reaksi oksidasi jenis alkoholnya

    maupun reaktifitasnya dapat diketahui.

    Pada percobaan selanjutnya, yaitu poercobaan reaksi alkohol dengan

    FeCl3 membuktikan bahwa fenol berubah warna menjadi hitam pekat

    setelah ditambah 5 tetes FeCl3. Hal ini terjadi karena senyawa aromatik ini

    bereaksi dengan FeCl3, sedangkan 2-butanol tidak mengalami perubahanwarna setelah ditambah 5 tetes FeCl3sehingga warna yang dihasilkan tetap

    bewarna kuning. Dari reaksi tersebut juga membuktikan jenis alkohol dan

    reaktifitasnya dapat diketahui dari perubahan-perubahan akibat reaksinya

    yang terlihat.

    BAB V

    PENUTUP

  • 7/24/2019 Laporan Praktikum Identifikasi Alkohol

    12/13

    5.1 Kesimpulan

    Mengidentifikasi jenis-jenis alkohol dan menguji reaktifitas alcohol

    dengan beberapa cara, yaitu melalui reaksi oksidasi dengan mengamati

    perubahan warna yang dihasilkan akibat reaksi dari pencampuran larutan,

    melalui reaksi oksidasi dengan mengamati perubahan bau yang dihasilkan

    akibat reaksi dari pencampuran larutan, dan melalui reaksi dengan FeCl 3.

    Dan melalui cara identifikasi itu dapat diketahui jenis alkohol dan

    reaktifitasnya dari perubahan-perubahan akibat reaksinya yang terlihat.

    5.2 Saran

    1. Sebaiknya praktikan tidak bermain-main dengan alat-alat yang ada

    dilaboraturium.

    2.

    Sebaiknya praktikan serius pada saat sedang melakukan percobaan agar

    tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

    3. Sebaiknya praktikan tidak ribut saat berada di dalam laboratorium.

    4.

    Sebaiknya alat-alat laboratorium lebih diperhatikan dan dirawat agar

    saat praktikan melakukan percobaan alat-alat dapat digunakan dengan

    baik.

    DAFTAR PUSTAKA

  • 7/24/2019 Laporan Praktikum Identifikasi Alkohol

    13/13

    Brady. James E.1999Kimia Organik Dasar I. Yogyakarta: UGM-Press.

    Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997.Dasar-dasar Kimia Organik.

    Bina Aksara: Jakarta

    Fushie. Annisan. 2008.Alkohol. https://annisanfushie.wordpress.com/2008/12/

    16/alkohol/. 28 Maret 2015

    Hadi. 2013.Identifikasi Alkohol.http://hadyechote.blogspot.com/2013/04/identi

    fikasi-alkohol.html.28 Maret 2015

    Hart. 1990. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat. Edisi Keenam. Erlangga:

    Jakarta.

    Mardzuki. 1990.Kimia Organik Jilid I. Jakarta: Erlangga.

    Petrucci, Ralph H. 1987. Alih bahasa Suminar Ahmadi. Kimia Dasar Prinsip dan

    Terapan Modern Jilid 3.Erlangga: Jakarta.