Laporan Praktikum Jarkom 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan Praktikum Jarkom 1

Citation preview

Dasar TeoriInternet Protocol Address merupakan singkatan dari IP address.Pengertian IP addressadalah suatu identitas numerik yang dilabelkan kepada suatu alat seperti komputer, router atau printer yang terdapat dalam suatu jaringan komputer yang menggunakan internet protocol sebagai sarana komunikasi. IP address memiliki dua fungsi, yakni:

1. Sebagai alat identifikasi host atau antarmuka pada jaringan.

Fungsi ini diilustrasikan seperti nama orang sebagai suatu metode untuk mengenali siapa orang tersebut. dalam jaringan komputer berlaku hal yang sama.

2. Sebagai alamat lokasi jaringan.

Fungsi ini diilustrasikan seperti alamat rumah kita yang menunjukkan lokasi kita berada. Untuk memudahkan pengiriman paket data, maka IP address memuat informasi keberadaannya. Ada rute yang harus dilalui agar data dapat sampai ke komputer yang dituju.

IP address menggunakan bilangan 32 bit. Sistem ini dikenal dengan nama Internet Protocol version 4 atau IPv4. Saat ini IPv4 masih digunakan meskipun sudah ada IPv6 yang diperkenalkan pada tahun 1995. Hal ini dikarenakan tingginya pertumbuhan jumlah komputer yang terkoneksi ke internet. Maka dibutuhkan alamat yang lebih banyak yang mampu mengidentifikasi banyak anggota jaringan.

IP address mempunyai pembagian kelas seperti berikut: IP Public:PublicBit tertinggiRange alamatJumlah bit alamat network

Kelas A00-1278

Kelas B10128-19116

Kelas C110192-22324

Kelas D1110224-23928

IP Private:

Kelas A10.0.0.0 10.255.255.255

Kelas B172.16.0.0 172.16.255.255

Kelas C192.168.0.0 192.168.255.255

Subnet mask, adalah angka biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar.Informasi-informasi yang ada di dalam sebuah IP address dan subnet mask adalah sebagai berikut. Untuk contoh, diberikan IP address 172.25.114.250 dan subnet mask 255.255.255.192, dikonversikan ke dalam biner:

IP Address: 10101100 11001000 01110010 11111010

Subnet Mask: 11111111 11111111 11111111 11000000

Subnet address, adalah alamat IP yang diperoleh dari hasil perhitungan subnetting yang bertujuan untuk membagi-bagi alamat agar menjadi bagian-bagian yang lebih tertata. Subnet address atau network address merupakan alamat pertama dari sebuah host IP address yang terletak di subnet yang sama. Subnet address diperoleh dengan mengganti bit menjadi 0 pada bagian host counting range. Dalam contoh yang diberikan di atas, subnet addressnya adalah: IP Address: 10101100 11001000 01110010 11111010

Subnet Mask: 11111111 11111111 11111111 11000000

Subnet address: 10101100 11001000 01110010 11000000

atau 172.25.114.192 Broadcast address, adalah alamat IP yang digunakan untuk melakukan broadcasting atau penyebaran pesan dengan pengiriman one to many. Broadcast address terletak pada alamat terakhir pada sebuah subnet. Kebalikan dari subnet address, broadcast address diperoleh dengan mengganti bit menjadi 1 pada bagian host counting range. Dalam contoh, broadcast address-nya adalah 172.25.114.255. Interval/range host adress, adalah rentang IP address yang dapat digunakan dan ditempatkan pada sebuah subnet. Rentang IP address ini diperoleh dari subnet address + 1 sampai dengan broadcast address 1. Dalam contoh, range host addressnya adalah antara 172.25.114.193 172.25.114.254. Jumlah subnet maksimum, adalah jumlah subnet yang dapat dibentuk dari hasil perhitungan subnetting. Jumlah subnet maksimum ditentukan dari subnet mask yang diberikan pada suatu jaringan. Untuk memperoleh jumlah subnet maksimum, terlebih dahulu IP address, subnet mask, dan subnet address dibagi menjadi dua bagian, yaitu Major Define (MD) dan Subnet Define (SD). IP Address: 10101100 11001000 01110010 11111010

Subnet Mask: 11111111 11111111 11111111 11000000

Subnet address: 10101100 11001000 01110010 11000000

Jumlah subnet maksimum = 2(subnet counting range)

= 210

= 1024 Jumlah usable host dalam setiap subnet, adalah jumlah alamat IP yang dapat digunakan pada setiap subnet yang sudah dibagi-bagi pada jaringan. Jumlah usable host adalah jumlah dari rentang host address, yaitu jumlah dari seluruh alamat IP pada sebuah subnet dikurangi dengan 2 (subnet address dan broadcast address). Dengan menggunakan pembagian MD dan SD seperti sebelumnya, maka:Jumlah usable host dalam setiap subnet = 2(host counting range) 2

= 26 2

= 62

Jumlah bit subnet, adalah jumlah bit yang digunakan untuk subnetting. Jumlah bit subnet tergantung pada kelas IP dan subnet mask yang digunakan. Jumlah bit subnet dihitung dengan cara menjumlahkan bit antara MD dan SD. Dalam contoh di atas, jumlah bit subnet adalah 10. Jumlah bit host per subnet, adalah jumlah bit yang dapat digunakan sebagai alamat host IP pada setiap subnetnya. Jumlah bit host per subnet adalah jumlah bit dari host counting range.Setelah dilakukan identifikasi terhadap IP address dan subnet mask, langkah yang dilakukan selanjutnya dalam praktikum ini adalah melakukan subnetting. Yang dimaksud dengan subnetting adalah membagi jaringan yang besar menjadi jaringan yang lebih kecil.Alasan pembuatan subnetting adalah :1. Untuk mereduksi traffic jaringan2. Mengoptimasi performasi jaringan3. Memudahkan manajemen4. Mengefektifkan jaringan yang dibatasi area geografis luas.Subnetting dapaat dilakukan dengan metode Standard Subnetting dan VLSM (Variable-Length Subnet Mask). Metode Standard Subnetting adalah metode yang dilakukan untuk membagi sebuah jaringan menjadi sub-subjaringan yang lebih kecil dengan cara konvensional, atau dengan besar subjaringan sama antara yang satu dengan yang lain.Dengan metode Standard Subnetting, misalnya diberikan Host IP address 192.168.1.0/24 (kelas C), akan dibagi menjadi 4 subjaringan, maka seluruh subjaringan akan memiliki subnet mask yang sama, yaitu 255.255.255.192, dengan masing-masing subjaringan memiliki kapasitas 62 alamat (64 total alamat dikurangi dengan 2 alamat untuk network address dan broadcast address). Kapasitas pada subjaringan tersebut statis, tidak dapat berubah-ubah walaupun pada subjaringan hanya digunakan sebanyak, misalnya, 20 alamat saja. Metode VLSM, subjaringan yang nantinya dibentuk akan berbeda ukuran antara subjaringan yang satu dengan yang lain, sesuai dengan kebutuhan pada subjaringan tersebut. metode VLSM yang lebih fleksibel dalam menentukan subnet mask-nya.Dengan metode VLSM, misalnya diberikan Host IP address 192.168.1.0/24 (kelas C), akan dibagi menjadi 4 subjaringan, maka masing-masing subjaringan tersebut dapat memiliki subnet mask yang berbeda-beda, dan otomatis memiliki kapasitas yang berbeda pula. Misal pada subjaringan pertama akan diisi sebanyak 62 alamat, maka subnet mask untuk subnet pertama/subnet 0 adalah 255.255.255.192. Untuk subjaringan kedua akan diisi sebanyak 30 alamat, maka subnet mask untuk subnet kedua/subnet 1 adalah 255.255.255.224. Dengan cara seperti ini, maka metode VLSM dapat menciptakan subjaringan yang lebih efisien dan tidak membuang IP address yang tidak terpakai.Setelah semuanya selesai dilakukan, langkah selanjutnya adalah mengimplementasikan subnet tersebut ke dalam aplikasi Cisco Packet Tracer. Cisco Packet Tracer adalah sebuah aplikasi yang digunakan untuk melakukan simulasi terhadap jaringan dengan visualisasi jaringan yang menarik dan penilaian terhadap jaringan yang sudah dibuat dan disimulasikan dalam aplikasi tersebut.DESKRIPSI KERJAI. Tugas I: IP Address dan SubnettingDiketahui Host IP Address172.30.1.33

Subnet Mask255.255.255.0

Jumlah Subnet Bit8

Jumlah Subnet28 = 256

Jumlah Bit Host per Subnet8

Jumlah Usable Hosts per Subnet254

Subnet Address untuk IP Address di atas172.30.1.0

IP Address untuk Host Pertama di Subnet tersebut172.30.1.1

IP Address untuk Host Terakhir di Subnet tersebut172.30.1.254

Broadcast Address untuk Subnet tersebut172.30.1.255

Diketahui Host IP Address172.30.1.33

Subnet Mask255.255.255.252

Jumlah Subnet Bit14

Jumlah Subnet214 = 16.384

Jumlah Bit Host per Subnet2

Jumlah Usable Hosts per Subnet2

Subnet Address untuk IP Address di atas172.30.1.32

IP Address untuk Host Pertama di Subnet tersebut172.30.1.33

IP Address untuk Host Terakhir di Subnet tersebut172.30.1.34

Broadcast Address untuk Subnet tersebut172.30.1.35

Diketahui Host IP Address192.192.10.234

Subnet Mask255.255.255.0

Jumlah Subnet Bit0

Jumlah Subnet20 = 1

Jumlah Bit Host per Subnet8

Jumlah Usable Hosts per Subnet254

Subnet Address untuk IP Address di atas192.192.10.0

IP Address untuk Host Pertama di Subnet tersebut192.192.10.1

IP Address untuk Host Terakhir di Subnet tersebut192.192.10.254

Broadcast Address untuk Subnet tersebut192.192.10.255

Diketahui Host IP Address172.17.99.71

Subnet Mask255.255.0.0

Jumlah Subnet Bit0

Jumlah Subnet20 = 1

Jumlah Bit Host per Subnet16

Jumlah Usable Hosts per Subnet65.534

Subnet Address untuk IP Address di atas172.17.0.0

IP Address untuk Host Pertama di Subnet tersebut172.17.0.1

IP Address untuk Host Terakhir di Subnet tersebut172.17.255.254

Broadcast Address untuk Subnet tersebut172.17.255.255

II. Tugas II: Standard Subnetting1. Hasil perhitungan subnet dengan pendekatan Standard Subnetting:Nomor SubnetInformasi dalam Subnet

Octet 1Octet 2Octet 3Octet 4

0AdaNA (desimal)192168500

SM (desimal)255255255192

NA (biner)11000000101010000011001000000000

SM (biner)11111111111111111111111111000000

1st usable host IP192168501

Last usable host IP1921685062

BA (desimal)1921685063

1AdaNA (desimal)1921685064

SM (desimal)255255255192

NA (biner)11000000101010000011001001000000

SM (biner)11111111111111111111111111000000

1st usable host IP1921685065

Last usable host IP19216850126

BA (desimal)19216850127

2

AdaNA (desimal)19216850128

SM (desimal)255255255192

NA (biner)11000000101010000011001010000000

SM (biner)11111111111111111111111111000000

1st usable host IP19216850129

Last usable host IP19216850190

BA (desimal)19216850191

3

AdaNA (desimal)19216850192

SM (desimal)255255255192

NA (biner)11000000101010000011001011000000

SM (biner)11111111111111111111111111000000

1st usable host IP19216850193

Last usable host IP19216850254

BA (desimal)19216850255

4

Tidak AdaNA (desimal)

SM (desimal)

NA (biner)

SM (biner)

1st usable host IP

Last usable host IP

BA (desimal)

5

Tidak AdaNA (desimal)

SM (desimal)

NA (biner)

SM (biner)

1st usable host IP

Last usable host IP

BA (desimal)

6

Tidak AdaNA (desimal)

SM (desimal)

NA (biner)

SM (biner)

1st usable host IP

Last usable host IP

BA (desimal)

7

Tidak adaNA (desimal)

SM (desimal)

NA (biner)

SM (biner)

1st usable host IP

Last usable host IP

BA (desimal)

2. Pengalokasian subnet pada tabel di atas dengan topologi yang diberikan:

NetworkNetwork AddressSubnet MaskBroadcast AddressNetwork/Prefix

JakartaHQ192.168.50.0255.255.255.192192.168.50.63/26

YogyakartaHQ192.168.50.64255.255.255.192192.168.50.127/26

SemarangHQ192.168.50.128255.255.255.192192.168.50.191/26

SurabayaHQ192.168.50.192255.255.255.192192.168.50.254/26

WAN JKT-SMG

WAN SMG-YOG

WAN SMG-SBY

III. Tugas III: VLSM

3. Hasil perhitungan subnet dengan pendekatan VLSM:Nomor SubnetInformasi dalam Subnet

Octet 1Octet 2Octet 3Octet 4

0

Jumlah host: 64NA (desimal)192168500

SM (desimal)255255255192

NA (biner)11000000101010000011001000000000

SM (biner)11111111111111111111111111000000

1st usable host IP192168501

Last usable host IP1921685062

BA (desimal)1921685063

1

Jumlah host: 32NA (desimal)1921685064

SM (desimal)255255255224

NA (biner)11000000101010000011001001000000

SM (biner)11111111111111111111111111100000

1st usable host IP1921685065

Last usable host IP1921685094

BA (desimal)1921685095

2

Jumlah host: 16NA (desimal)1921685096

SM (desimal)255255255240

NA (biner)11000000101010000011001001100000

SM (biner)11111111111111111111111111110000

1st usable host IP1921685097

Last usable host IP19216850110

BA (desimal)19216850111

3

Jumlah host: 16NA (desimal)19216850112

SM (desimal)255255255240

NA (biner)11000000101010000011001001110000

SM (biner)11111111111111111111111111110000

1st usable host IP19216850113

Last usable host IP19216850126

BA (desimal)19216850127

4

Jumlah host: 4NA (desimal)19216850128

SM (desimal)255255255252

NA (biner)11000000101010000011001010000000

SM (biner)11111111111111111111111111111100

1st usable host IP19216850129

Last usable host IP19216850130

BA (desimal)19216850131

5

Jumlah host: 4NA (desimal)19216850132

SM (desimal)255255255252

NA (biner)11000000101010000011001010000100

SM (biner)11111111111111111111111111111100

1st usable host IP19216850133

Last usable host IP19216850134

BA (desimal)19216850135

6

Jumlah host: 2NA (desimal)19216850136

SM (desimal)255255255252

NA (biner)11000000101010000011001010001000

SM (biner)11111111111111111111111111111100

1st usable host IP19216850137

Last usable host IP19216850138

BA (desimal)19216850139

7

Jumlah host: 0 (tidak ada)NA (desimal)

SM (desimal)

NA (biner)

SM (biner)

1st usable host IP

Last usable host IP

BA (desimal)

4. Pengalokasian subnet pada tabel di atas dalam topologi yang diberikan:NetworkNetwork AddressSubnet MaskBroadcast AddressNetwork/Prefix

JakartaHQ192.168.50.64255.255.255.224192.168.50.95/27

YogyakartaHQ192.168.50.96255.255.255.240192.168.50.111/28

SemarangHQ192.168.50.0255.255.255.192192.168.50.63/26

SurabayaHQ192.168.50.112255.255.255.240192.168.50.127/28

WAN JKT-SMG192.168.50.128255.255.255.252192.168.50.131/30

WAN SMG-YOG192.168.50.132255.255.255.252192.168.50.135/30

WAN SMG-SBY192.168.50.136255.255.255.252192.168.50.139/30

IV. Tugas IV: IP Assignment

DeviceInterfaceIP AddressSubnet MaskDefault Gateway

RouterJakartaHQSerial 0/0/0JKT-SEM192.168.50.129255.255.255.252N/A

Fa0/0192.168.50.94255.255.255.224N/A

JKT1-PCNIC192.168.50.65255.255.255.224192.168.50.94

JKT2-PCNIC192.168.50.66255.255.255.224192.168.50.94

RouterYogyakartaHQSerial 0/0/0YOG-SEM192.168.50.134255.255.255.252N/A

Fa0/0192.168.50.110255.255.255.240N/A

RouterSemarangHQSerial 0/0/0

SEM-JKT192.168.50.130255.255.255.252N/A

Serial 0/0/0

SEM-YOG192.168.50.133255.255.255.252N/A

Serial 0/0/0

SEM-SBY192.168.50.137255.255.255.252N/A

Fa0/0192.168.50.62255.255.255.192N/A

SEM1-PCNIC192.168.50.1255.255.255.192192.168.50.62

SEM2-PCNIC192.168.50.2255.255.255.192192.168.50.62

YOG1-PCNIC192.168.50.97255.255.255.240192.168.50.110

YOG2-PCNIC192.168.50.98255.255.255.240192.168.50.110

Router

SurabayaHQSerial 0/0/0

SBY-SEM192.168.50.138255.255.255.252N/A

Fa0/0192.168.50.126255.255.255.240N/A

SBY1-PCNIC192.168.50.113255.255.255.240192.168.50.126

SBY2-PCNIC192.168.50.114255.255.255.240192.168.50.126

PEMBAHASAN

V. Tugas I: IP Address dan SubnettingDiketahui Host IP Address172.30.1.33

Subnet Mask255.255.255.0

Jumlah Subnet Bit8

Jumlah Subnet28 = 256

Jumlah Bit Host per Subnet8

Jumlah Usable Hosts per Subnet254

Subnet Address untuk IP Address di atas172.30.1.0

IP Address untuk Host Pertama di Subnet tersebut172.30.1.1

IP Address untuk Host Terakhir di Subnet tersebut172.30.1.254

Broadcast Address untuk Subnet tersebut172.30.1.255

Dikonversikan ke dalam bentuk biner terlebih dahulu:

172

30 1

33IP Address: 10101100 00011110 00000001 00100001Subnet Mask: 11111111 11111111 11111111 00000000

Subnet address: 10101100 00011110 00000001 00000000Broadcast address: 10101100 00011110 00000001 11111111

Karena IP diatas merupakan kelas B maka garis MD(Major Define) terletak pada bit

Ke-16.Subnet address diperoleh dengan mengganti bit menjadi 0 pada bagian host counting range sehingga subnet addressnya adalah 172.30.1.0.Broadcast address diperoleh dengan mengganti bit menjadi 1 pada bagian host counting range sehingga broadcast address = 172.30.1.255.

Untuk subnet bit, dapat dilihat pada bagian antara MD dan SD, yaitu sebanyak 8 bit.

Jumlah bit host per subnet = host counting range = 8.

Jumlah subnet maksimum = 2(subnet counting range) = 28 = 256.

Jumlah usable hosts per subnet = 2(host counting range) 2 = 28 2 = 256 2 = 254.IP address untuk host pertama di subnet = subnet address + 1 = 172.30.1.1.

IP address untuk host terakhir di subnet = broadcast address 1 = 172.30.1.254.

Diketahui Host IP Address172.30.1.33

Subnet Mask255.255.255.252

Jumlah Subnet Bit14

Jumlah Subnet214 = 16.384

Jumlah Bit Host per Subnet2

Jumlah Usable Hosts per Subnet2

Subnet Address untuk IP Address di atas172.30.1.32

IP Address untuk Host Pertama di Subnet tersebut172.30.1.33

IP Address untuk Host Terakhir di Subnet tersebut172.30.1.34

Broadcast Address untuk Subnet tersebut172.30.1.35

Dikonversikan ke dalam bentuk biner terlebih dahulu:

172

30 1

33

IP Address : 10101100 00011110 00000001 00100001

Subnet Mask : 11111111 11111111 11111111 11111100

Subnet address : 10101100 00011110 00000001 00100000

Broadcast address: 10101100 00011110 00000001 00100011

Karena IP diatas merupakan kelas B maka garis MD(Major Define) terletak pada bit

Ke-16.

Subnet address diperoleh dengan mengganti bit menjadi 0 pada bagian host counting range sehingga subnet addressnya adalah 192.192.10.0.

Broadcast address diperoleh dengan mengganti bit menjadi 1 pada bagian host counting range sehingga broadcast address = 192.192.10.255.

Untuk subnet bit, dapat dilihat pada bagian antara MD dan SD, yaitu sebanyak 14 bit.

Jumlah bit host per subnet = host counting range = 2.

Jumlah subnet maksimum = 2(subnet counting range) = 214= 16384.

Jumlah usable hosts per subnet = 2(host counting range) 2 = 22 2 = 4 2 = 2.

IP address untuk host pertama di subnet = subnet address + 1 = 172.30.1.33.

IP address untuk host terakhir di subnet = broadcast address 1 = 172.30.1.34.

Diketahui Host IP Address192.192.10.234

Subnet Mask255.255.255.0

Jumlah Subnet Bit0

Jumlah Subnet20 = 1

Jumlah Bit Host per Subnet8

Jumlah Usable Hosts per Subnet254

Subnet Address untuk IP Address di atas192.192.10.0

IP Address untuk Host Pertama di Subnet tersebut192.192.10.1

IP Address untuk Host Terakhir di Subnet tersebut192.192.10.254

Broadcast Address untuk Subnet tersebut192.192.10.255

Dikonversikan ke dalam bentuk biner terlebih dahulu:

192

192 10

234IP Address : 1100000 1100000 00001010 11101010

Subnet Mask: 11111111 11111111 11111111 0000000 Subnet address : 11000000 1100000 00001010 00000000Broadcast address : 11000000 11000000 00001010 11111111

Karena IP diatas merupakan kelas C maka garis MD(Major Define) terletak pada bit

Ke-24.

Subnet address diperoleh dengan mengganti bit menjadi 0 pada bagian host counting range sehingga subnet addressnya adalah 192.192.10.0.

Broadcast address diperoleh dengan mengganti bit menjadi 1 pada bagian host counting range sehingga broadcast address = 192.192.10.255.

Untuk subnet bit, dapat dilihat pada bagian antara MD dan SD, yaitu sebanyak 0 bit.

Jumlah bit host per subnet = host counting range = 8.

Jumlah subnet maksimum = 2(subnet counting range) = 20= 1.

Jumlah usable hosts per subnet = 2(host counting range) 2 = 28 2 = 256 2 = 254.

IP address untuk host pertama di subnet = subnet address + 1 = 192.192.10.1.

IP address untuk host terakhir di subnet = broadcast address 1 = 192.192.10.254.

Diketahui Host IP Address172.17.99.71

Subnet Mask255.255.0.0

Jumlah Subnet Bit0

Jumlah Subnet20 = 1

Jumlah Bit Host per Subnet16

Jumlah Usable Hosts per Subnet65.534

Subnet Address untuk IP Address di atas172.17.0.0

IP Address untuk Host Pertama di Subnet tersebut172.17.0.1

IP Address untuk Host Terakhir di Subnet tersebut172.17.255.254

Broadcast Address untuk Subnet tersebut172.17.255.255

Dikonversikan ke dalam bentuk biner terlebih dahulu:

172

17 99

71

IP Address

: 10101100 00010001 01100011 01000111

Subnet Mask: 11111111 11111111 00000000 00000000

Subnet address : 10101100 00010001 00000000 00000000Broadcast address: 10101100 00010001 11111111 11111111

Karena IP diatas merupakan kelas B maka garis MD(Major Define) terletak pada bit

Ke-16.

Subnet address diperoleh dengan mengganti bit menjadi 0 pada bagian host counting range sehingga subnet addressnya adalah 172.17.0.0.

Broadcast address diperoleh dengan mengganti bit menjadi 1 pada bagian host counting range sehingga broadcast address = 172.17.255.255.

Untuk subnet bit, dapat dilihat pada bagian antara MD dan SD, yaitu sebanyak 0 bit.

Jumlah bit host per subnet = host counting range = 16.

Jumlah subnet maksimum = 2(subnet counting range) = 20= 1.

Jumlah usable hosts per subnet = 2(host counting range) 2 = 216 2 = 256 2 = 65536.

IP address untuk host pertama di subnet = subnet address + 1 = 172.17.0.1.

IP address untuk host terakhir di subnet = broadcast address 1 = 172.17.255.254.

VI. Tugas II: Standard SubnettingIP yang diberikan adalah: 192.168.50.0/24. Dari IP yang ada ini akan dilakukan pembagian pengalamatan menjadi 7 subjaringan/subnet, masing-masing dengan jumlah hostnya adalah sebagai berikut. JakartaHQ sebanyak 27 host.

SemarangHQ sebanyak 62 host.

YogyakartaHQ sebanyak 12 host.

SurabayaHQ sebanyak 8 host.

WAN JKT-SMG sebanyak 2 host.

WAN SMG-YOG sebanyak 2 host.

WAN SMG-SBY sebanyak 2 host.

Dengan metode Standard Subnetting, maka pembagian subjaringan dapat sampai dengan 8 subjaringan (dengan 4 subjaringan lokal dan 4 subjaringan WAN) dan menggunakan subnet mask 255.255.255.192 untuk masing-masing subjaringan lokal dan WAN. Subnet mask ini mampu menampung sebanyak 62 alamat IP di dalamnya, yang cukup untuk menampung jumlah host pada setiap kota yang diketahui di atas. Jika dikonversikan ke dalam biner, maka akan menjadi:

Subnet mask : 11111111 11111111 11111111 11000000No. SubnetNetwork AddressDalam BinerBroadcast Address

0192.168.50.0/2611000000.10101000. 00110010.00000000192.168.50.63

1192.168.50.64/2611000000.10101000. 00110010.01000000192.168.50.127

2192.168.50.128/2611000000.10101000. 00110010.10000000192.168.50.191

3192.168.50.192/2611000000.10101000. 00110010.11000000192.168.50.255

Berdasarkan tabel diatas maka jumlah host maksimum sudah tercapai karena memakai prefix /24 maka jumlah maksimum host = 232-24 = 256. Sehingga kita tidak dapat menambahkan subnet baru lagi.Karena memakai metode standar subnetting maka tidak perlu mengurutkan subnet berdasarkan usable host tiap subnet lagi. Karena setiap subnet menggunakan prefix/26 yang dapat menampung 62 usable host. Dan juga usable host tersebut terpakai semuanya sehingga kita tidak dapat menyediakan subnet untuk jaringan WANNetworkNetwork AddressSubnet MaskBroadcast AddressNetwork/Prefix

JakartaHQ192.168.50.0255.255.255.192192.168.50.63/26

YogyakartaHQ192.168.50.64255.255.255.192192.168.50.127/26

SemarangHQ192.168.50.128255.255.255.192192.168.50.191/26

SurabayaHQ192.168.50.192255.255.255.192192.168.50.254/26

WAN JKT-SMG

WAN SMG-YOG

WAN SMG-SBY

Berdasarkan tabel Standard Subnetting diatas memiliki beberapa permasalahan yaitu metode standard subnetting tidak fleksibel dalam penggunaan subnet masknya. Subnet mask yang digunakan selalu sama berdasarkan jumlah usable host subnet yang paling besar. Sehingga banyak usable host yang tidak terpakai.VII. Tugas III: VLSM

NetworkNetwork AddressBroadcast AddressSubnet MaskHost dapat dipakai Kebutuhan

JakartaHQ192.168.50.64192.168.50.95255.255.255.22430 host27 host

YogyakartaHQ192.168.50.96192.168.50.111255.255.255.24014 host12 host

SemarangHQ192.168.50.0192.168.50.63255.255.255.19262 host62 host

SurabayaHQ192.168.50.112192.168.50.127255.255.255.24014 host8 host

WAN JKT-SMG192.168.50.128192.168.50.131255.255.255.2522 host2 host

WAN SMG-YOG192.168.50.132192.168.50.135255.255.255.2522 host2 host

WAN SMG-SBY192.168.50.136192.168.50.139255.255.255.2522 host2 host

Berbeda dengan metode Standard Subnetting, metode VLSM (Variable-Length Subnet Mask) lebih fleksibel dan efisien dalam penggunaan subnet masknya, dapat membagi-bagi subnet masknya berdasarkan host yang dibutuhkan dalam suatu subnet. Dengan pembagian sesuai jumlah host, maka didapat kapasitas subjaringan yang dapat dibuat dengan menggunakan VLSM adalah seperti tabel di atas. Jawaban dari pertanyaan yang diberikan adalah sebagai berikut.Standard SubnettingVLSM

NetworkHost yang dapat dipakaiHost yang terpakaiSisa host yang tidak terpakaiHost yang dapat dipakaiHost yang terpakaiSisa host yang tidak terpakai

SemarangHQ62 host27 host35 host62 host62 host-

JakartaHQ62 host12 host50 host30 host27 host3 host

YogyakartaHQ62 host62 host-14 host12 host2 host

SurabayaHQ62 host8 host54 host14 host8 host6 host

WAN JKT-SMG62 host2 host60 host2 host2 host-

WAN SMG-YOG62 host2 host60 host2 host2 host-

WAN SMG-SBY62 host2 host60 host2 host2 host-

Sisa host total yang tidak terpakai:319 hostSisa host total yang tidak terpakai:11 host

Sesuai dengan tabel di atas, perbandingan antara metode Standard Subnetting dan VLSM sangat besar, yaitu sekitar 30 kali lipatnya (319:11 host).VIII. Tugas IV: IP Assignment

Pemasangan IP di host-host yang sudah ditentukan dilakukan dengan cara melakukan simulasi pada aplikasi Cisco Packet Tracer. Pemasangan IP ini didasarkan pada perhitungan subnetting yang sudah dilakukan dengan metode VLSM di atas. Berikut ini merupakan deskripsinya. Device, merupakan komponen piranti/alat yang memiliki fungsi yang berbeda peran dalam jaringan. Misal: router digunakan untuk mengirimkan/forward data di dalam jaringan, PC digunakan untuk antarmuka penggunaan jaringan oleh user. Interface, merupakan antarmuka yang digunakan untuk menghubungkan perangkat satu dengan yang lain, terdiri dari:

Serial: antarmuka yang menghubungkan router dengan router lainnya, disebut juga jaringan WAN.

Fa/ Fast Ethernet: antarmuka yang menghubungkan router dengan device. NIC/ Network Interface Controller: antarmuka berupa LAN adapter, biasanya terdapat pada masing-masing host untuk melakukan koneksi terhadap perangkat jaringan yang lain. IP Address dan subnet mask pada device. Setiap device memiliki satu IP address dan subnet mask yang telah ditentukan sebelumnya dengan metode VLSM.

Untuk IP address pada host ditentukan dengan cara mengurutkan IP address setelah network address. Misal network address 192.168.50.64, maka host IP address-nya adalah 192.168.50.65, 192.168.50.66, dan seterusnya. Untuk IP address pada gateway, ditentukan dengan cara mengurutkan IP address sebelum broadcast address. Misal broadcast address 192.168.50.95, maka gateway IP address-nya adalah 192.168.50.94..DeviceInterfaceIP AddressSubnet MaskDefault Gateway

Router

JakartaHQSerial 0/0/0

JKT-SEM192.168.50.129255.255.255.252N/A

Fa0/0192.168.50.94255.255.255.224N/A

JKT1-PCNIC192.168.50.65255.255.255.224192.168.50.94

JKT2-PCNIC192.168.50.66255.255.255.224192.168.50.94

Router

YogyakartaHQSerial 0/0/0

YOG-SEM192.168.50.134255.255.255.252N/A

Fa0/0192.168.50.110255.255.255.240N/A

Router

SemarangHQSerial 0/0/0

SEM-JKT192.168.50.130255.255.255.252N/A

Serial 0/0/0

SEM-YOG192.168.50.133255.255.255.252N/A

Serial 0/0/0

SEM-SBY192.168.50.137255.255.255.252N/A

Fa0/0192.168.50.62255.255.255.252N/A

SEM1-PCNIC192.168.50.1255.255.255.192192.168.50.62

SEM2-PCNIC192.168.50.2255.255.255.192192.168.50.62

YOG1-PCNIC192.168.50.97255.255.255.240192.168.50.110

YOG2-PCNIC192.168.50.98255.255.255.240192.168.50.110

Router

SurabayaHQSerial 0/0/0

SBY-SEM192.168.50.138255.255.255.252N/A

Fa0/0192.168.50.126255.255.255.240N/A

SBY1-PCNIC192.168.50.113255.255.255.240192.168.50.126

SBY2-PCNIC192.168.50.114255.255.255.240192.168.50.126

KESIMPULAN

1. Internet Protocol Address merupakan singkatan dari IP address.Pengertian IP addressadalah suatu identitas numerik yang dilabelkan kepada suatu alat seperti komputer.

2. IP address memiliki 2 fungsi, yaitu: alat identifikasi host, alamat lokasi jaringan.3. Jenis-jenis IP address dapat dibagi menjadi dua, yaitu: IP Public:

PublicBit tertinggiRange alamatJumlah bit alamat network

Kelas A00-1278

Kelas B10128-19116

Kelas C110192-22324

Kelas D1110224-23928

IP Private:

Kelas A10.0.0.0 10.255.255.255

Kelas B172.16.0.0 172.16.255.255

Kelas C192.168.0.0 192.168.255.255

4. Perhitungan informasi yang berada di dalam IP address tersebut terlebih dahulu harus dikonversikan ke dalam biner untuk mempermudah perhitungan.5. Subnet address disebut network address, adalah alamat IP pertama pada sebuah subnet, didapat dengan membuat host counting range memiliki nilai bit 0 seluruhnya.

6. Broadcast address adalah alamat IP untuk melakukan koneksi one-to-many, didapat dengan membuat host counting range memiliki nilai bit 1 seluruhnya.

7. Interval/range host adress, adalah rentang IP address yang dapat digunakan dan ditempatkan pada sebuah subnet. Range ini berada di antara subnet dan broadcast address.

8. Jumlah subnet maksimum, adalah jumlah subnet yang dapat dibentuk dari hasil perhitungan subnetting. Jumlah subnet maksimum = 2(subnet counting range).9. Jumlah usable host dalam setiap subnet, adalah jumlah alamat IP yang dapat digunakan pada setiap subnet yang sudah dibagi-bagi pada jaringan. Jumlah usable host dalam setiap subnet = 2(host counting range) 2.

10. Jumlah bit subnet, adalah jumlah bit yang digunakan untuk subnetting. Jumlah bit subnet tergantung pada kelas IP dan subnet mask yang digunakan. Jumlah bit subnet dihitung dengan cara menjumlahkan bit antara MD dan SD.11. Jumlah bit host per subnet, adalah jumlah bit yang dapat digunakan sebagai alamat host IP pada setiap subnetnya. Jumlah bit host per subnet adalah jumlah bit dari host counting range.

12. Metode VLSM lebih efisien dibandingkan dengan metode Standard Subnetting, karena kapasitas subnet di dalam metode VLSM menyesuaikan dengan jumlah hsot yang dibutuhkan. Berbeda dengan metode Standard Subnetting yang hanya memiliki subnet mask statis, yang otomatis juga memiliki kapasitas subnet yang statis menurut jumlah kebutuhan host yang paling besar.13. Ada saat pemasangan IP/IP assignment, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:a. Konfigurasi yang telah dilakukan dengan menggunakan metode penghitungan subnet, seperti Standard Subnetting dan VLSM.

b. Device, merupakan komponen piranti/alat yang memiliki fungsi yang berbeda peran dalam jaringan. Masing-masing device memiliki karakteristik yang berbeda pula.c. Interface, merupakan antarmuka yang digunakan untuk menghubungkan antar perangkat.d. IP Address dan subnet mask pada device. Setiap device memiliki satu IP address dan subnet mask yang telah ditentukan sebelumnya.e. Untuk IP address pada host ditentukan dengan cara mengurutkan IP address setelah network address. Misal network address 192.168.50.64, maka host IP address-nya adalah 192.168.50.65, 192.168.50.66, dan seterusnya.

f. Untuk IP address pada gateway, ditentukan dengan cara mengurutkan IP address sebelum broadcast address. Misal broadcast address 192.168.50.95, maka gateway IP address-nya adalah 192.168.50.94.

g. Default gateway, yang digunakan oleh perangkat/PC untuk mencocokkan rute data dikirim ataupun diterima.TINJAUAN PUSTAKA

1. http://blog-dani.com/artikel/apa-itu-vlsm.html2. http://vlsmtutorial.blogspot.com/3. http://belajar-komputer-mu.com/memahami-pengertian-ip-address/4. https://akhmadkun.wordpress.com/2012/10/29/ip-address-dan-subnetting/ 5. https://agustinayosicicilia.wordpress.com/2013/10/23/menghitung-subnetting-cidr-dan-vlsm/host counting

range

MD

SD

host counting

range

subnet counting range

MD

SD

host counting

range

subnet counting

range

SD

MD

subnet counting

range

host counting

range

SD

MD

host counting

range

MD

SD

host counting

range

1