Upload
kumihos-my-name
View
883
Download
18
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
DASAR TEORI
Kelelahan otot merupakan suatu keadaan dimana otot tidak dapat
mempertahankan gaya atau kontraksi yang diberikan. Untuk berkontraksi otot
memerlukan tenaga (energi). Energi itu berasal dari energi yang tersimpan di
dalam sel-sel otot. Otot dalam keadaan bekerja juga menghasilkan zat-zat sisa
yang disebut asam susu atau asam laktat. Asam laktat ini akan dibawa oleh darah
untuk dibuang di luar tubuh. Akan tetapi, asam laktat tersebut juga dapat
tertimbun dalam otot, sehingga menimbulkan rasa kelelahan atau pegal-pegal.
Keadaan ini sering terjadi saat kita melakukan kerja yang berat. Untuk
menguraikan asam laktat dibutuhkan oksigen yang cukup banyak. Penyebab lain
dari kelelahan otot terletak dalam serabut otot itu sendiri. Kelelahan dikarenakan
kegagalan pasokan darah untuk memasok elemen metabolisme yang esensial.
Kurangnya oksigen dan akumulasi metabolit asam mungkin terlibat di sini.
Kemungkinan lain adalah keterlibatan respons volunter terhadap kelelahan otot
pusat-pusat yang lebih tinggi yang akan menyebabkan kelelahan, keduanya dapat
mengganggu fungsi yang efisien. Selain itu, terdapat pula komponen psilkologik
dalam kelelahan yang sebagian besar tergantung pada motivasi.
Menurut Claman, H.P., dkk., (1979) dan Komi, P.V., dkk., (1979) banyak
bukti-bukti yang mendukung dan menentang bahwa, kelelahan otot local
disebabkan oleh kegagalan neuromuscular junction. Bentuk kelelahan ini
nampaknya umum terjadi pada kesatuan motor otot putih (Claman, H.P., dkk.,
1979, dan Komi, P.V, dkk, 1979), dan boleh dianggap sebagian terbesar kelelahan
dari serabut –serabut otot putih jika dibandingkan dengan serabut-serabut otot
merah. Kegagalan dari neuromuscular junction untuk memancarkan rangsangan-
rangsangan persyarafan ke serabut-serabut otot adalah factor terbesar yang
menyebabkan penurunan pengiriman bahan-bahan kimia, asetilkolin dari akhiran
syaraf.
1
Beberapa faktor yang terlibat didalam kelelahan itu adalah mekanisme kontraktil
itu sendiri. Beberapa diantaranya adalah :
Penumpukan asam laktat
Terjadinya kelelahan otot yang disebabkan oleh penumpukan asam laktat telah
lama dicurigai. Bagaimanapun juga, baru belakangan ini orang menentukan
hubungan antara penumpukan asam laktat pada intramuscular dengan
menurunnya puncak tegangan (ukuran dari kelelahan).
Apabila rasio asam laktat pada otot merah dan otot putih meningkat, puncak
tegangan otot menurun. Jadi bias diartikan bahwa besarnya kelelahan pada
serabut-serabut otot putih berhubungan dengan besarnya kemampuan mereka
untuk membentuk asam laktat.
Pendapat bahwa penumpukan asam laktat menyertai didalam proses kelelahan
selanjutnya diperkuat oleh fakta dimana dua mekanisme secara fisiologi yang
karenanya asam laktat menghalang-halangi fungsi otot. Kedua mekanisme
tersebut tergantung kepada efek asam laktat pada pH intra selular atau konsentrasi
ion hydrogen (H) (Strauss, R.H. 1979).
Dengan meningkatnya asam laktat, konsentrasi H meningkat, dan pH menurun. Di
pihak lain, peningkatan konsentrasi ion H menghalangi proses rangkaian eksitasi,
oleh menurunnya sejumlah Ca yang dikeluarkan dari reticulum sarkoplasma dan
gangguan kapasitas mengikat troponin. Di lain pihak peningkatan konsentrasi ion
H juga menghambat kegiatan fosfofruktokinase, enzim kunci yang terlibat di
dalam anaerobic glikolisis. Demikian lambatnya hambatan glikolisis, mengurangi
penyediaan ATP untuk energy.
Pengosongan penyimpanan ATP dan PC
Karena ATP merupakan sumber energi secara langsung untuk kontraksi otot, dan
PC dipergunakan untuk Resintesa ATP secepatnya, pengosongan Fosfagen
2
intraseluler mengakibatkan kelelahan. Bagaimana penyelidikan terhadap manusia
telah disimppulkan, bahwa kelelahan tidak berasal dari rendahnya fosfagen
didalam otot (FOX, E.L.1989). Suatu kesimpulan yang sama telah diperoleh dari
hasil penelitian terhadap otot katak yang dipotong pada otrot sartoriusnya.
Sebagai contoh, telah diingatkan bahwa selama kegiatan kontraksi, konsentrasi
ATP didaerah miofibril mungkin lebih berkurang daripada dalam otot
keseluruhan. Oleh karena itu, ATP menjadi terbatas didalam mekanisme
kontraktil, walaupun hanya terjadi penurunan yang moderat dari jumlah total ATP
didalam otot. Kemungkinan yang lain adalah bahwa hasil energi didalam
pemecahan ATP lebih sedikit dari jumlah ATP yamg tersedia didalam batas-batas
untuk kontreaksi otot. (Holloszy, J.O.,1984 dan DeVries, H.A., 1986).
Alasan dari penurunan ini mungkin dihubungkan dengan peningkatan konsentrasi
ion H dalam jumlah kecil sampai besar didalam intraseluler, dan merupakan
penyebab utama dari penumpukan asam laktat ( Stegemann, 1981).
Pengosongan Simpanan Glikogen Otot
Seperti halnya dengan asam laktat dan kelelahan , hubungan sebab akibat antara
pengosongan glikogen ototdan kelelahan otot tidak dapat ditentukan dengan tegas
( Astrand, P.O., 1986). Faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kelelahan
selama periode latihan yang lama (FOX, E.L.1989) adalah sbb:
>>Rendahnya tingkatan/level glukosa darah, menyebabkan pengosongan
cadangan glikogen hati.
>>Kelelahan otot lokal disebabkan karena pengosongan cadangan glikogen otot.
>>Kekeringan (dehidrasi) dan kurangnya elektrolit, menyebabkan temperatur
tubuh meningkat.
>>Rasa jenuh.
3
Otot tidak pernah bekerja sendiri. Bahkan gerakan paling sederhana
sekalipun memerlukan kerja banyak otot. Mengambil pensil memerlukan gerakan
jari dan ibu jari, pergelangan tangan, dan siku, bahkan mungkin bahu dan batang
tubuh ketika badan membungkuk ke depan. Setiap otot harus berkontraksi dan
setiap otot antagonis harus rileks untuk memungkinkan gerakan yang halus tanpa
sentakan. Kerja harmonis otot-otot ini disebut koordinasi otot. Setiap kerja baru
yang melibatkan koordinasi memerlukan waktu dan latihan sampai kombinasi
baru gerakan otot tersebut dikuasai dan setelah itu, gerakan tersebut bisa
dilakukan tanpa kerja mental dan konsentrasi yang besar. Saraf sensori memberi
rasa otot, meskipun bukan sensasi yang sangat akut, tetapi cukup untuk
menginformasikan adanya kontraksi dan relaksasi pada otot. Sensasi ini tidak
kentara sampai dilakukan usaha sadar untuk merelaksasi atau mengkontraksi otot,
yakni pada saat derajat kontraksi sebelumnya menjadi jelas. Kenormalan otot
berada dalam kondisi kontraksi parsial yang dikenal sebagai tonus otot. Tonus
otot inilah yang mempertahankan posisi dalam waktu lama tanpa menimbulkan
kelelahan. Hal ini dimungkinkan oleh suatu mekanisme. Pada mekanisme ini
berbagai kelompok serabut otot melakukan kontraksi dan relaksasi secara
bergantian, sehingga setiap otot mempunyai kesempatan untuk beristirahat dan
bekerja. Otot yang mempunyai derajat tonisitas paling tinggi pada manusia adalah
otot leher dan punggung.
4
BAB II
HASIL dan JAWABAN
2.1 Hasil Percobaan
2.1.1 Percobaan Kerja dan Istirahat pada Kelelahan Jari Tangan
Orang Parameter Kelelahan
(detik)
Jumlah
Kontraksi
Kekuatan Kontraksi Awal
(mm)
Ke-1 Tangan Kiri 56 18 47
Tangan Kanan 57 19 50
Ke-2 Tangan Kiri 135 56 48
Tangan Kanan 181 67 50
1. Mengapa kelelahan terjadi ?
Karena terjadi penumpukan asam laktat pada otot yang dikarenakan
kekurangan oksigen pada saat pemecahan asam piruvat. Penumpukan
asam laktat ini, akan mengiritasi saraf yang melayani otot tersebut yang
mengakibatkan nyeri pada otot. Gangguan sirkulasi pada darah
mengakibatkan metabolisme glukosa dalam otot terganggu sehingga
terjadi kelelahan otot.
(1) Adakah perbedaan antara tangan kiri dan kanan ?
Ya Tidak
Mengapa hal ini terjadi ?
Karena tangan kanan sering kita gunakan dalam beraktivitas, sedangkan
tangan kiri jarang kita gunakan dalam beraktivitas sehingga otot tangan
5
√
kanan lebih kuat kontraksinya daripada tangan kiri kita. Karena semakin
sering otot tersebut dilatih atau melakukan aktivitas, maka akan semakin
terbiasa dan tidak mudah lelah.
(2) Adakah perbedaan antara orang coba pertama dan kedua ?
Ya Tidak
Mengapa hal ini terjadi ?
Karena perbedaan jenis kelamin. Pada orang ke-2, jumlah kontraksinya
lebih banyak karena jenis kelaminnya laki-laki yang memiliki kekuatan
yang lebih daripada orang ke-1 (perempuan).
2.1.2 Pengaruh Perubahan Peredaran Darah dan Pemijatan pada Kelelahan
Orang Parameter Kelelahan
(detik)
Jumlah
Kontraksi
Kekuatan Kontraksi Awal
(mm)
Ke-1 Tangan Kiri 29 19 40
Tangan Kanan 73 24 42
Ke-2 Tangan Kiri 146 53 54
Tangan Kanan 137 50 48
(1) Pada percobaan yang manakah kelelahan timbul lebih cepat ?
Kiri Kanan
(2) Adakah perbedaan antara orang coba pertama dan kedua ?
Ya Tidak
6
√
√
√
Orang Ke-1 Orang Ke-2
Mengapa :
2.1.3 Pengaruh Suhu Dingin dan Panas pada Kelelahan
Orang Parameter Kelelahan
(detik)
Jumlah
Kontraksi
Kekuatan Kontraksi Awal
(mm)
Ke-1 Tangan Kanan 139 82 46
Ke-2 Tangan Kanan 181 67 50
Orang Parameter
Sebelum Dicelup Es Sesudah Dicelup Es
Kelelahan
(detik)
Jumlah
Kontraksi
Kekuatan
Kontraksi
Awal (mm)
Kelelahan
(detik)
Jumlah
Kontraksi
Kekuatan
Kontraksi
Awal
(mm)
Ke-1 Tangan Kiri 136 21 43 92 18 38
Ke-2 Tangan Kiri 172 56 48 152 46 42
7
2.1.4 Pengaruh Kelelahan pada Beberapa Posisi Tangan
Orang Tangan Gerakan Frekuensi
Gerakan
Waktu
(detik)
Ke-1
Kiri
Samping ke belakang 40 82
Samping ke depan 23 46
Samping ke atas 31 62
Samping ke bawah 29 68
Kanan
Samping ke belakang 27 54
Samping ke depan 21 42
Samping ke atas 35 70
Samping ke bawah 32 64
Ke-2
Kiri
Samping ke belakang
Samping ke depan
Samping ke atas
Samping ke bawah
Kanan
Samping ke belakang
Samping ke depan
Samping ke atas
Samping ke bawah
2.1.5 Pengaruh Kerja dan Kekuatan pada Kelelahan Telapak dan Jari Tangan
Orang Parameter Kelelahan (detik) Jumlah
Kontraksi
Ke-1 Tangan Kiri 43 22
Tangan Kanan 21 10
Ke-2 Tangan Kiri 67 51
Tangan Kanan 33 25
2.1.6 Pengaruh Kelelahan pada Kecepatan dan Keterampilan Halus
8
Orang
Jumlah Manik Frekuensi
Gerakan
Waktu
Kelelahan
(detik)
Yang
DirasanSebelum
(pasang)
Sesudah
(pasang)
Ke-1 108 108 45 99 Capek, pegal
pada leher
Ke-2 106 104 42 82 Lelah, nyeri
pada lengan
bawah
2.1.7 Pengaruh Kelelahan pada Ketelitian Kerja
Orang
Jumlah Manik Frekuensi
Gerakan
Waktu
Kelelahan
(detik)
Yang
DirasanSebelum
(pasang)
Sesudah
(pasang)
Ke-1 24 22 59 117 Capek, pegal
pada leher
Ke-2 30 25 62 83 Capek, pegal-
pegal, lemas
2.1.8 Pemulihan Kelelahan Otot pada Beberapa Posisi Tubuh
2.1.8.1 Kepala dan Leher
Gerakan Waktu (detik)
Anterior fleksi 100
Lateral fleksi 57
Rotasi 117
Ekstensi 63
2.1.8.2 Bahu
9
Gerakan Waktu (detik)
Mengangkat bahu dengan tangan
terjuntai ke bawah
43
Mengangkat dengan lengan atas
sebidang dengan bahu
38
2.1.8.3 Punggung
Gerakan Waktu (detik)
Badan dan Kepala ke depan (35o) 41
Badan dan Kepala ke depan dengan
mengangkat lengan sebidang dengan
bahu
22
2.2 Pertanyaan dan Jawaban
1. Bagaimana pengaruh kelelahan pada ketelitian ? Jelaskan mekanismenya.
Kelelahan mengarah pada kondisi melemahnya tenaga untuk melakukan
suatu kegiatan. Jika kita lelah, maka ketelitian kita berkurang karena dapat
membuat kita tidak fokus dan kontraksi otot menurun. Sehingga, akibat
dari tidak fokusnya dalam mengerjakan suatu hal, maka dapat terjadi
ketidaktelitian.
2. Bagaimana pengaruh kelelahan pada kecepatan dan ketrampilan kerja?
Jelaskan mekanismenya.
Disaat tubuh kita lelah, maka kita akan malas dalam melakukan suatu
pekerjaan karena arti dari kelelahan itu sendiri adalah suatu kondisi
menurunnya efisiensi, performa kerja, dan berkurangnya kekuatan atau
10
ketahanan fisik tubuh untuk terus melanjutkan kegiatan yang harus
dilakukan.
3. Bagaimana pengaruh Istirahat pada kelelahan? Jelaskan mekanismenya.
Kelelahan kerja dapat dikurangi dengan penyediaan sarana istirahat.
Pemberian waktu istirahat tersebut dimaksudkan untuk :
- Mencegah terjadinya kelelahan yang berakibat kepada penurunan
kemampuan fisik dan mental serta kehilangan efisiensi kerja.
- Memberi kesempatan tubuh untuk melakukan pemulihan atau
penyegaran.
4. Bagaimana pengaruh infra red kelelahan? Jelaskan mekanismenya.
Sinar inframerah yang dapat menembus cukup dalam kebawah lapisan
kulit telah terbukti secaraefektif dapat memulihkan rasa sakit dan pegal
akibat ketegangan otot ataupun persendian.Kehangatan sinar inframerah
yang memberi rasa nyaman menembus kedalam kulit
sehinggamemperlancar aliran darah sekaligus menghangatkan otot. Pada
saat otot menghangat,makaotomatis akan menjadi kedur dan rileks. Selain
itu dengan meningkatnya sirkulasi darah yangmembawa oksigen maka
penyembuhan otot pun berlangsung dengan lebih cepat. Lampu
infrared150 Watt Philips dengan extra focus memberikan cakupan wilayah
efektif seluas 20x30cm untuk dapat menjangkau keseluruhan wilayah
seperti pundak, paha, betis, dll
5. Bagaimana pengaruh pemijatan pada kelelahan? Jelaskan mekanismenya.
Pengaruh pemijatan pada kelelahan, yaitu :
Mengurangi tingkat kelelahan otot.
11
Menguraikan asam laktat dan memperlancar aliran darah.
Merelaksasi otot.
Meredakan ketegangan otot.
Mencegah terjadinya cedera.
Mempercepat kesembuhan akibat dari overuse otot.
Memberikan rasa nyaman pada tubuh dan pikiran.
Pengaruh-pengaruh pemijatan pada kelelahan di atas, dapat terjadi karena
proses pengeluaran sisa-sisa pembakaran (asam laktat) ke dalam aliran
darah dipercepat.
6. Bagaimana pengaruh dingin pada kelelahan? Jelaskan mekanismenya.
Dapat membatasi atau mengurangi keluarnya stikoline, yakni
materi kimiawi yang dikeluarkan oleh gerak saraf . Ini akan
menyebabkan hilangnya nyeri otot-otot hingga dapat menimbulkan
relaksasi.
Menurunnya nyeri yang akut, dan menghilangkan nyeri yang
menua. Pengaruh fisiologis kompres dingin ini lebih lama
dibandingkan dengan pengaruh kompres hangat.
Meringankan nyeri karena terapi ini dapat mengalihkan syaraf
perasa nyeri ke dalam otot.
Bekerja guna mengerutkan pembuluh darah pada saat terapi
dilakukan, dan membatasi jumlah darah yang mengalir dari
pembuluh darah yang merusak. Dengan demikian akan
berpengaruh besar dalam mengurangi pembengkakan, hingga
kemudian akan membantu percepatan penyembuhan.
7. Bagaimana pengaruh panas pada kelelahan? Jelaskan mekanismenya.
12
Panas dapat membuat otot rileks dan menghilangkan nyeri. Sehingga
kelelahan dapat berkurang.
8. Apakah posisi tubuh berpengaruh terhadap kecepatan timbulnya lelah?
Mengapa jelaskan dan uraikan apa yang dapat dilakukan agar dokter gigi
dapat mengurangi keletihan kerja.
Posisi tubuh dapat menimbulkan kelelahan, apalagi jika suatu posisi yang
monoton dalam jangka waktu yang lama. Suatu posisi tubuh yang
monoton, akan cepat mengakibatkan kelelahan karena, pada posisi tubuh
yang monoton peredaran aliran darah dapat terganggu sehingga tubuh
mudah lelah. Sedangkan jika posisi tubuh kita tidak monoton, maka
sirkulasi darah akan berjalan dengan normal dan kelelahan itu akan tidak
cepat muncul.
BAB III
PEMBAHASAN
13
3.1.1 Percobaan Kerja dan Istirahat pada Kelelahan Jari Tangan
Pada percobaan diketahui bahwa antara tangan kiri dengan tangan kanan,
lebih kuat tangan kanan karena dari percobaan diketahui bahwa kekuatan
kontraksi awal pada tangan kanan lebih tinggi daripada tangan kiri. Tangan
kanan juga tidak mudah lelah (dilihat dari jumlah kontraksi, tangan kanan
jumlah kontraksinya lebih banyak daripada tangan kiri. Sedangkan jika
dilihat dari kelelahannya, tangan kanan lelah pada detik pada angka yang
lebih tinggi daripada tangan kiri).
Jika dilihat dari jenis kelaminnya, kekuatan awal tangan pada laki-laki
hampir sama pada tangan kanan perempuan dan selisih satu pada tangan kiri
perempuan. Tetapi, jika dilihat dari jumlah kontraksi dan kelelahan pada
detik ke-, kekuatan tangan pada laki-laki jauh lebih tidak mudah lelah dari
pada perempuan dalam hal kecepatan lelahnya.
3.1.2 Pengaruh Perubahan Peredaran Darah dan Pemijatan pada Kelelahan
Hasil dari percobaan tentang pengaruh perubahan peredaran darah,
diketahui bahwa kekuatan pada jari tangan kanan pada orang ke-1
(perempuan) lebih kuat dibandingkan jari tangan pada tangan kiri.
Sedangkan pada orang ke-2 (laki-laki) lebih kuat jari tangan kiri
dibandingkan jari pada tangan kanannya.
3.1.3 Pengaruh Suhu Dingin dan Panas pada Kelelahan
Dari hasil percobaan, diketahui kekuatan jari tangan kanan memang lebih
besar daripada tangan kiri, dan kekuatan jari pada tangan laki-laki lebih
besar daripada kekuatan tangan pada perempuan. Kekuatan otot pada jari
tangan kiri yang telah dicelupkan kedalam es, menjadi jauh lebih lemah
dibandingan dengan kekuatan pada tangan kiri yang belum dicelupkan
14
kedalam es. Semua itu, berlaku pada jenis kelamin apapun. Otot jari tangan
melemah karena suhu dingin yang disebabkan oleh es tersebut.
3.1.4 Pengaruh Kelelahan pada Beberapa Posisi Tangan
Pada percobaan diketahui, pada saat posisi gerakan samping ke belakang,
samping ke depan, dan samping ke bawah frekuensi pada tangan kanan
lebih kecil dan waktunya juga lebih sedikit. Sedangan pada saat gerakan
tangan dari samping ke atas, frekuensi tangan kanan lebih besar daripada
frekuensi tangan kiri. Begitu juga dengan waktunya, jauh lebih besar tangan
kanan daripada tangan kiri.
3.1.5 Pengaruh Kerja dan Kekuatan pada Kelelahan Telapak dan Jari
Tangan
Kelelahan terjadi lebih cepat pada tangan kanan daripada tangan kiri. Itu
semua terjadi pada laki-laki dan juga perempuan. Tangan kanan lebih cepat
lelah daripada tangan kiri karena gerakan siku dengan pergelangan tangan
sambil membawa dumbell 0,5 kg dilakukan dengan tangan kanan.
3.1.6 Pengaruh Kelelahan pada Kecepatan dan Keterampilan Halus
Diketahui pada percobaan di atas, waktu menguntai manik pada orang ke-1
memang tidak ada perubahan baik sebelum mengangkat dumbell 0,5 kg dan
sesudah mengangkat dumbell 0,5 kg. Tetapi, itu semua tidak terjadi pada
orang ke-2, waktu menguntai manik saat sudah mengangkat dumbell 0,5 kg,
lebih sedikit (cepat lelah) daripada saat sebelum mengangkat dumbell 0,5
kg. Frekuensi gerakan dan waktu kelelahan lebih tinggi orang ke-1 daripada
orang ke-2. Pada orang ke-1, hal yang dirasakan yaitu capek dan pegalpada
lengan bawah. Sedangkan pada orang ke-2, yang dirasakan yaitu : lelah dan
nyeri pada lengan bawah.
3.1.7 Pengaruh Kelelahan pada Ketelitian Kerja
15
Kelelahan dapat mempengaruhi ketelitian seseorang, dilihat dari percobaan
ini, jumlah manik yang diperoleh pada saat belum mengangkat dumbell 0,5
kg, lebih banyak pasangan manik yang diperoleh. Setelah mengangkat
dumbell 0,5 kg, manik yang diperoleh lebih sedikit. Hal yang dirasakan
pada orang ke-1 yaitu capek dan pegal pada leher dan pada orang ke-2 yaitu
capek, pegal, dan lemas-lemas.
3.1.8 Pemulihan Kelelahan Otot pada Beberapa Posisi Tubuh
Pada gerakan leher dan kepala, waktu yang dibutuhkan lebih panjang
daripada gerakan pada bahu dan juga punggung. Itu semua karena otot yang
mempunyai derajat tonisitas paling tinggi pada manusia adalah otot leher
dan punggung. Tonus otot inilah yang mempertahankan posisi dalam waktu
lama tanpa menimbulkan kelelahan.
BAB IV
KESIMPULAN
16
Pada percobaan yang telah dilakukan di dalam kelompok kami
disimpulkan bahwa kinerja otot tangan kanan lebih kuat daripada otot
tangan kiri, ini dikarenakan tangan kanan sering digunakan daripada tangan
kiri sehingga menjadikannya dapat lebih lama lagi dalam berkontraksi
daripada otot pada tangan kiri yang tak terlalu terlatih dalam mekakukan
berbagai gerakan. Dan setelah kelelahan otot terjadi, dapat mengakibatkan
daya konsentrasi menjadi berkurang sehingga dapat mempengaruhi
ketelitian yang semakin menurun.
DAFTAR PUSTAKA
17
1. Clamann, H. P., and Broecker, K.T.: Relationship between force and
fatigability og red and pole skeletal muscle in man. Am. J. Phys. Med.58
(2): 70-85, 1979
2. Fox, L. Edward., richard, W. Bowers, and Merle, L. Foss.: the
Physiological Basis of Physical Eduction and athletics (edisi ke-4).
Dubuque, lowa: Wm. C. Brown Publishers, 1989
3. Thomson,hamish.2007.OKLUSI Edisi 2.Jakarta : Buku Kedokteran EGC
4. Jurnal Analisa Efek Terapi Panas Terhadap Kelelahan Otot oleh Endang
Dian Setioningsih Ir. Joko Purwanto, M.Eng, P.h.D dan DR. Tri Arief
Sardjono, ST, MT
5. Watson,roger.2002.ANATOMI & FISIOLOGI untuk perawat Edisi
10.Jakata : Buku Kedokteran EGC
18