Upload
aik-prasetio
View
246
Download
13
Embed Size (px)
DESCRIPTION
komputer epidemiologi
Citation preview
LAPORAN PRATIKUM V
A. Nama praktikum : “Melakukan Analisis dengan Uji T tidak
berpasangan”
B. Tujuan praktikum : - Mahasiswa mampu melakukan Analisis Data
dengan Uji T tidak berpasangan.
- Mahasiswa mampu melakukan interpretasi hasil
uji T tidak berpasangan.
C. Hasil Pengolahan Data menggunakan SPSS 17
1. Melakukan Normalitas Data dan Transformasi Data
Untuk melakukan analisis dengan uji T test tidak berpasangan maka
langkah awal yang harus dialkukan adalah normalitas data. Karena data harus
terdistribusi secara normal untuk melakukan uji parametric T Test.
Tabel 1 Hasil Normalitas Data Pada Variabel Energi dan Protein
Tests of NormalityKolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.energi .046 77 .200* .990 77 .810protein .348 77 .000 .234 77 .000a. Lilliefors Significance Correction*. This is a lower bound of the true significance.
Karena < 50 sampel, maka yang dilihat pada bagian Shapiro-wilk. Dan
didapatkan energy dengan nilai P 0,810 > 0,05 yang berati data terdistribusi
normal dan dapat dilanjutkan ke uji T tidak Berpasangan. Dan pada protein
dengan nilai P 0,000<0,05 yang berarti data tidak terdistribusi normal dan pada
protein dilakukan transformasi data, hasilnya yaitu :
1
Tabel 2 Hasil Transformasi data pada protein
Tests of NormalityKolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.trans_protein .116 77 .012 .794 77 .000a. Lilliefors Significance Correction
Pada trans_protein didapatkan nilai P 0,000<0,05 yang berarti data tetap
tidak terdistribusi normal dan untuk data protein tidak dapat dilakukan uji T tidak
berpasangan. Pada protein dilakukan uji non parametric yaitu Man Whitney.
2. Analisis Uji T tidak berpasangan
Analisis uji T tidak berpasangan dilakukan untuk mencari perbedaan rerata
asupan energy dan protein pada anak sekolah dengan school feeding dan non
school feeding. Syarat yang harus dipenuhi yaitu data harus terdistribusi normal.
Setelah dilakukan normalitas data didapatkan hasil pada energy dengan nilai P
0,810 > 0,05 yang berati data terdistribusi normal dan dapat dilanjutkan ke uji T
tidak Berpasangan didapatkan hasil :
Tabel 3Hasil Analisis Uji T tidak berpasangan pada Energi
Group Statistics
JenisSekolah N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Energi school non feeding 38 1569.7724 355.44416 57.66066
school feeding 39 1285.0769 348.65830 55.83001
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality t-test for Equality of Means
2
of Variances
95% Confidence Interval of
the Difference
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference Lower Upper
energi Equal variances
assumed
.140 .709 -3.548 75 .001 -284.69801 80.24041 -444.54510 -124.85092
Equal variances not
assumed
-3.547 74.844 .001 -284.69801 80.26075 -444.59108 -124.80494
Interpretasinya :
a. Menguji varians, lihat uji levene test, nilai sig : 0,709. Karena nilai p > 0,05,
maka disimpulkan varians kedua kelompok tidak sama. Dan untuk uji dua
kelompok tidak berpasangan kesamaan varians tidak menjadi mutlak.
b. Karena varian tidak sama, maka untuk melihat uji t memakai yang equal
varians not assumed. Dan angka signifikansi pada baris kedua adalah 0,001.
c. Nilai IK 95% adalah -444,59108 sampai dengan -124.80494 tidak mencakup
angka 1 yang artinya secara statistik bermakna.
d. Karena nilai p < 0,05 maka dapat diambil kesimpulan ‘’terdapat perbedaan
rerata asupan energi pada anak yang sekolah dengan school feeding dan non
school feeding.’’
3. Analisis Uji Man Whitney
Setelah dilakukan uji normalitas data dan transformasi data, tetap
didapatkan nilai protein P 0,000 <0,05 yang berarti data tidak terdistribusi normal
dan dapat dilakukan uji non parametric yaitu Man Whitney.
Ranks
nama N Mean RankSum of Ranks
protein school feeding 39 28.36 1106.00non school feeding
38 49.92 1897.00
Total 77
Test Statisticsa
3
proteinMann-Whitney U 326.000
Wilcoxon W 1106.000
Z -4.228
Asymp. Sig. (2-tailed)
.000
a. Grouping Variable: nama
Setelah dilakukan uji Man whitney, bandingkan nilai p dengan alpha. Dan nilai
sig test 0,00 < 0,005 maka dapat diartikan bermakna secara statistik yang berarti
ada ‘’perbedaan rerata asupan protein pada anak yang sekolah dengan school
feeding dan non school feeding.’’
D. KESIMPULAN
Hasil pengukuran yang telah dilakukan pada data kategori dengan SPSS 17
dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Untuk uji t tidak berpasangan Nilai IK 95% adalah -444,59108 sampai
dengan -124.80494 tidak mencakup angka 1 yang artinya secara statistik
bermakna. Dan nilai p < 0,05 maka dapat diambil kesimpulan ‘’terdapat
perbedaan rerata asupan energi pada anak yang sekolah dengan school
feeding dan non school feeding.’’
2. Untuk uji Man whitney, bandingkan nilai p dengan alpha. Dan nilai sig test
0,00 < 0,005 maka dapat diartikan bermakna secara statistik yang berarti ada
‘’perbedaan rerata asupan protein pada anak yang sekolah dengan school
feeding dan non school feeding.’’
4