52
LAPORAN PRAKTIKUM TI-3205 PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI II MODUL 6 LAPORAN DAN ANALISIS KEUANGAN Kelompok 31: 1. Melisa Sudirman (13409095) 2. Indah Irdianti Rochandhi (13409148) 3. Freden Meihara (13407169) 4. Dinda Hendra Suseno (13411603) LABORATORIUM INOVASI DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI

Laporan Praktikum MODUL 6

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Perancangan Teknik Industri II

Citation preview

Page 1: Laporan Praktikum MODUL 6

LAPORAN PRAKTIKUM

TI-3205 PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI II

MODUL 6

LAPORAN DAN ANALISIS KEUANGAN

Kelompok 31:

1. Melisa Sudirman (13409095)2. Indah Irdianti Rochandhi (13409148)3. Freden Meihara (13407169)4. Dinda Hendra Suseno (13411603)

LABORATORIUM INOVASI DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2012

Page 2: Laporan Praktikum MODUL 6

Modul 6 – Laporan dann Analisis Keuangan Asisten: Agatha Nella

LEMBAR PENGESAHAN

Telah disahkan oleh asisten, laporan Praktikum Perancangan Teknik Industri II (TI-3205) Modul 6: Laporan dan Analisis Keuangan, untuk kelompok 31 yang beranggotakan :

1. Melisa Sudirman (13409095)2. Indah Irdianti Rochandhi (13409148)3. Freden Meihara (13407169)4. Dinda Hendra Suseno (13411603)

pada tanggal 12 April 2012 di Bandung.

13409095 – 13409148 – 13407169 – 13411603

Asisten

Agatha Nella

2

Page 3: Laporan Praktikum MODUL 6

Modul 6 – Laporan dann Analisis Keuangan Asisten: Agatha Nella

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan

Lembar Asistensi

Daftar Isi

BAB I.......................................................................................................................................................4

PENDAHULUAN......................................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4

1.2 Tujuan.....................................................................................................................................4

Pada praktikum kali ini, terdapat tujuan-tujuan yang ingin dicapai untuk para praktikan. Berikut di bawah ini adalah uraian tujuan umum dan khusus untuk praktikum modul 6 kali ini:......................4

1.3 Flowchart Pengerjaan Laporan..........................................................................................5

BAB II......................................................................................................................................................6

PENGOLAHAN DATA...............................................................................................................................6

BAB III...................................................................................................................................................18

ANALISIS...............................................................................................................................................18

3.1 Analisis Setiap Adjustment yang Dilakukan dan Perhitungannya.............................18

3.2 Interpretasi dari Rasio Keuangan jika Dibandingkan dengan Standard yang Ada. 21

3.3 Analisis Kondisi Perusahaan Berdasarkan Rasio Keuangan.......................................26

3.4 Analisis Permasalahan yang Mungkin Terjadi pada Perusahaan dan Solusinya.. . .30

3.5 Analisis Letak Modul 6 di Tahapan Praktikum PTI II...................................................33

BAB IV...................................................................................................................................................34

KESIMPULAN & SARAN.........................................................................................................................34

4.1 Kesimpulan..........................................................................................................................34

4.2 Saran......................................................................................................................................34

13409095 – 13409148 – 13407169 – 13411603 3

Page 4: Laporan Praktikum MODUL 6

Modul 6 – Laporan dann Analisis Keuangan Asisten: Agatha Nella

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam melihat performansi suatu perusahaan, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan melihat laporan keuangan perusahaan. Dalam laporan keuangan dapat terlihat suatu aliran kas masuk dan keluar dari transaksi yang dilakukan oleh perusahaan dalam bidang finansial. Dari beberapa transaksi yang ada kemudian dapat diolah menjadi suatu laporan keuangan perusahaan terkait.

Laporan keuangan adalah salah satu bentuk laporan penting yang didalamnya memuat informasi tentang kas masuk dan kas keluar suatu perusahaan. Dalam menyusun laporan keuangan dapat dimulai dari membuat laporan transaksi, membuat jurnal, membuat ledger (buku besar), membuat neraca percobaan, melakukan perhitungan laba/rugi, membuat laporan perubahan equitas/modal, membuat neraca (Balanced Sheet), melakukan perhitungan rasio-rasio keuangan, dan yang terakhir adalah melakukan analisis terhadap laporan keuangan. Dikarenakan laporan keuangan berisi tentang aktifitas perusahaan dalam bidang finansial maka biasanya laporan ini bersifat rahasia.

Dalam modul kali ini praktikan dapat membuat laporan keuangan suatu perusahaan dongkrak yang memiliki tiga tipe dongkrak yaitu Z-118, Z-129, Z-154. Dengan menggunakan data MPS, biaya, asumsi dan data transaksi perusahaan yang diberikan kepada praktikan, diharapkan praktikan dapat menyusun laporan keuangan lalu melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan dongkrak tersebut.

1.2 Tujuan

Pada praktikum kali ini, terdapat tujuan-tujuan yang ingin dicapai untuk para praktikan. Berikut di bawah ini adalah uraian tujuan umum dan khusus untuk praktikum modul 6 kali ini:

a. Tujuan Umum1. Memberikan keterampilan dasar untuk membuat laporan keuangan.2. Memberikan pengetahuan dasar mengenai fungsi dari masing-masing laporan

keuangan.3. Memberikan pengetahuan dasar tentang performansi dari suatuperusahaan

berdasarkan analisis laporan keuangan.4. Memberikan pengetahuan dasar mengenai kondisi keuangan perusahaan ditinjau

dari sudut pandang pemegang saham, kreditor, pemerintah, dan pihak manajerial perusahaan sendiri.

13409095 – 13409148 – 13407169 – 13411603 4

Page 5: Laporan Praktikum MODUL 6

Modul 6 – Laporan dann Analisis Keuangan Asisten: Agatha Nella

b. Tujuan Khusus1. Mengetahui komponen dasar penyusun laporan keuangan.2. Mampu menyusun laporan keuangan dan menganalisisnya.3. Mampu memahami perbedaan dari kegunaan masing-masing laporan keuangan.4. Mampu melakukan perhitungan rasio-rasio dalam laporan keuangan.5. Mampu menilai kondisi perusahaan dilihat dari aspek finansial melalui laporan

keuangan.6. Mampu meninjau kondisi keuangan perusahaan dilihat dari sudut pandang

pemegang saham, kreditor, pemerintah, dan pihak manajerial perusahaan sendiri.

13409095 – 13409148 – 13407169 – 13411603 5

Page 6: Laporan Praktikum MODUL 6

Modul 6 – Laporan dann Analisis Keuangan Asisten: Agatha Nella

1.3 Flowchart Pengerjaan Laporan

13409095 – 13409148 – 13407169 – 13411603 6

Page 7: Laporan Praktikum MODUL 6

Modul 6 – Laporan dann Analisis Keuangan Asisten: Agatha Nella

BAB II

PENGOLAHAN DATA

a. Logika Pencatatan Akun dari Transaksi ke Jurnal

Pada subbab ini akan dicontohkan logika pencatatan akun yang dilakukan ketika memindahkan seluruh akun yang terlibat dari transaksi ke dalam jurnal. Dari sini selanjutnya dirangkum ke dalam buku besar (ledger). Contoh yang akan diberikan adalah transaksi yang melibatkan jenis akun yang berbeda, sehingga tidak semua akun akan dicontohkan. Untuk menganalisis logika pencatatan akun dari transaksi ke jurnal masuk ke dalam debet atau kredit, berikut dilampirkan tabel yang membantu proses pencatatan.

No Jenis Akun Transaksi Penambahan Pengurangan1 Aktiva Debet Kredit2 Hutang Kredit Debet3 Modal Pemilik Kredit Debet4 Saham Kredit Debet5 Laba Ditahan Kredit Debet6 Pendapatan Kredit Debet7 Penjualan Kredit Debet8 Depresiasi Debet Kredit9 Akumulasi Depresiasi Kredit Debet10 Retur Debet Kredit11 Diskon Debet Kredit12 Biaya/beban Debet Kredit

Tabel Jenis Akun Transaksi

Transaksi Pembayaran Listrik & Air

Pada asumsi, diketahui biaya listrik dan air masuk ke dalam biaya pembelanjaan pabrik. Sehingga pembayaran listrik & air termasuk ke dalam akun biaya pembelanjaan pabrik pada jurnal. Biaya pembelanjaan pabrik yang perlu dibayarkan bertambah dan akun ini termasuk ke jenis akun biaya/beban. Dari tabel Jenis Akun Transaksi, dapat diketahui penambahan biaya/beban akan menambah debet, sehingga akun ini masuk ke dalam debet. Pembayaran biaya ini menggunakan kas perusahaan, sehingga terjadi pengurangan akun Kas. Seperti terdapat pada tabel, bahwa pengurangan kas akan menambah kredit, sehingga masuk ke dalam kredit.

Transaksi ini dilakukan pada tanggal 1 setiap bulannya dengan pecatatan di jurnal sebagai berikut:

Biaya pembelanjaan pabrik   405 Rp 9.450.000  

  Kas 11   Rp 9.450.000

13409095 – 13409148 – 13407169 – 13411603 7

Page 8: Laporan Praktikum MODUL 6

Modul 6 – Laporan dann Analisis Keuangan Asisten: Agatha Nella

Transaksi Pambayaran Pajak Tanah & Bangunan

Pembayaran pajak tanah & bangunan masuk ke dalam akun Pajak bumi dan bangunan. Pembayaran pajak ini menambah beban/biaya perusahaan yang perlu dibayar, sehingga penambahan biaya ini menambah debet. Pembayaran pajak dilakukan dengan menggunakan kas perusahaan, sehingga kas berkurang. Dalam pencatatan di jurnal, kas termasuk ke dalam akun Kas, dan pengurangan jenis akun ini akan menambah kredit. Besarnya kedua akun ini akan sama karena saling mengimbangi untuk pencatatan di jurnal.

Pajak bumi dan bangunan   502 Rp 47.000.000  

  Kas 11   Rp47.000.000

Pembayaran listrik & air bulan Mei dan Juni beserta dendanya karena lupa membayar pd bulan Mei

Transaksi ini hanya dilakukan pada bulan Juni karena perusahaan lupa membayar biaya pembelanjaan pabriknya. Diketahui biaya konsumsi air & listrik sebesar Rp 9.450.000 dan pada bulan Mei dikenai denda sebesar 25%, sehingga pada bulan juni perusahaan perlu membayar sebesar = (2 x Rp 9.450.000) + (25% x Rp 9.450.000) = Rp 21.262.500. Pencatatan pada jurnal untuk akun Biaya pembelanjaan pabrik menjadi 2 kali biaya air & listrik per bulan. Penambahan akun ini akan menambah debet. Selain itu, terdapat denda yang dicatat pada akun Biaya lain-lain sebesar 25% dari biaya listrik & air. Penambahan akun ini akan menambah debet. Sehingga, total kas yang perlu dikelaurkan perusahaan sebesar Rp 21.262.500 dicatat pada akun Kas, dan pengurangan akun ini akan menambah kredit. Berikut pencatatan transaksi ini pada jurnal:

1 Juni

Biaya pembelanjaan pabrik 405 Rp 18.900.000  

Biaya lain-lain   504 Rp 2.362.500  

  Kas 11   Rp21.262.500

Transaksi Pemabayaran Bunga Hutang Jangka Panjang

Dilakukan pembayaran bunga hutang jangka panjang yang masuk ke dalam akun Bunga pinjaman. Biaya ini diketahui sebesar Rp 25.000.000. Dalam jurnal, akun Bunga pinjaman ini diimbangi dengan akun Kas dengan besar yang sama. Pembayaran bunga hutang jangka panjang berarti adanya pengurangan hutang (pasiva) perusahaan karena perusahaan melakukan pembayaran hutangnya, sehingga akun ini dimasukkan ke debet. Sedangkan, dengan adanya biaya ini dibutuhkan pengeluaran kas yang berarti aktiva perusahaan berkurang, sehingga akun Kas masuk ke kredit.

3 Bunga pinjaman   701 Rp 25.000.000  

  Kas 11   Rp 25.000.000

13409095 – 13409148 – 13407169 – 13411603 8

Page 9: Laporan Praktikum MODUL 6

Modul 6 – Laporan dann Analisis Keuangan Asisten: Agatha Nella

Transaksi Pembelian Bahan Baku Langsung

Setiap awal bulan, perusahaan melakukan pembelian bahan baku langsung untuk persediaan 2 bulan. Diketahui besarnya biaya bahan baku langsung untuk satu bulan Rp 9.500.000, sehingga pembelian untuk 2 bulan = 2 x Rp 9.500.000 = Rp 19.000.000.

Pencatatan transaksi ini di jurnal masing-masing menjadi akun Bahan Baku Langsung. Pembelian bahan baku langsung menambah biaya/beban perusahaan yang harus dikeluarkan, dan penambahan jenis akun ini akan menambah debet. Pada proses transaksi di sebutkan bahwa perusahaan baru melakukan pembelian, dan bukan pembayaran, atau dengan kata lain perusahaan melakukan hutang. Dengan adanya penambahan hutang, akun yang terlibat adalah Hutang dagang, dan penambahan jenis akun ini akan menambah kredit.

Bahan Baku Langsung   114 Rp19.000.000    Hutang dagang 21   Rp 19.000.000

Transaksi Pembelian Bahan Baku Tidak Langsung

Setiap awal bulan, perusahaan melakukan pembelian bahan baku tidak langsung untuk persediaan 2 bulan. Dengan diketahui besarnya biaya bahan baku tidak lansung = Rp 6.500.000/bulan, maka pembelian untuk 2 bulan = 2 x Rp 6.500.000 = Rp 13.000.000. Logika pencatatan transaksi ini ke jurnal sama dengan transaksi pembelian bahan baku langsung.

Bahan Baku Tidak Langsung   115 Rp 13.000.000  

  Hutang dagang 21   Rp13.000.000

Instalasi sistem informasi di Production Plant

Transaksi yang dilakukan adalah instalasi sistem informasi di Production Plant. Dengan pembayaran tunai sebesar 60% dari biaya pemasangan sebesar Rp 85.000.000, maka pengeluaran untuk transaksi ini pada tanggal ini adalah = 60% x Rp 85.000.000 = Rp 51.000.000. Pencatatan transaksi ini pada jurnal menjadi akun Biaya lain-lain. Akun ini sebesar biaya pemasangan yang harus dibayarkan perusahaan = Rp 85.000.000. Biaya ini dibayarkan saat itu juga pada tanggal 10 Januari sebesar 60%, dan 40% sisanya dibayarkan kemudian. Pembayaran 60% melibatkan akun Kas, yaitu dengan pengurangan kas sehingga dimasukkan ke dalam kredit sebesar 60% x Rp 85 juta. Sedangkan, pembayaran 40% melibatkan akun Hutang jangka pendek, karena sisa pembayaran sebesar 40% dibayarkan dua bulan setelahnya, yaitu bulan Maret. Penambahan hutang masuk ke dalam kredit sebesar 40% x Rp85 juta.

10

Biaya lain-lain   504 Rp 85.000.000  

  Kas 11   Rp 51.000.000

  Hutang jangka pendek 201   Rp34.000.000

13409095 – 13409148 – 13407169 – 13411603 9

Page 10: Laporan Praktikum MODUL 6

Modul 6 – Laporan dann Analisis Keuangan Asisten: Agatha Nella

Transaksi Penjualan Prdouk Dongkrak Tipe Z-129 kepada PT LIPO

Pada transaksi ini, perusahaan melakukan penjualan dongkrak tipe Z-129 kepada PT LIPO. Dengan diketahui harga jual dongkrak tipe ini = Rp 750.000, dan penjualan dilakukan sebesar 75 unit, maka penjualan produk ini = 75 x Rp 750.000 = Rp 56.250.000. Dalam pencatatan ke jurnal, transaksi ini termasuk ke dalam akun Penjualan, dan terdapat penambahan penjualan sehingga dimasukkan ke dalam kredit. Karena PT LIPO belum memberikan pelunasan, maka piutang perusahaan bertambah yang tercatat dalam akun Piutang Penjualan. Bertambahnya piutang yang termasuk ke jenis akun aktiva, maka penambahan piutang masuk ke dalam debet.

Diketahui bahwa setiap terdapat penjualan, terdapat biaya lain yang terlibat, yaitu biaya shipping dan pajak. Perhitungan biaya shipping diperlihatkan sebagai berikut:Diketahui. Jumlah penjualan dongkrak tipe Z-129 = 75 unit

Jumlah dongkrak per pallet Z-129 = 30 produkBiaya per pallet Z-129 = Rp 120.000

Biaya shipping = 75/30 x Rp 120.000 = Rp 360.000Perhitungan biaya pajak diperlihatkan sebagai berikut:Diketahui. Pajak penjualan = 10%Biaya pajak = 10% x Rp 56.250.000 = Rp 5.625.000.

Akun biaya shipping diseimbangkan dengan akun Kas karena terdapat pengeluaran untuk biaya shipping. Pengurangan akun yang termasuk ke dalam aktiva ini masuk ke dalam kredit. Sedangkan akun pajak penjualan diseimbangkan dengan akun Hutang pajak karena perusahaan tidak langsung membayarkan pajaknya.

Piutang Penjualan   12 Rp 56.250.000  

  Penjualan 41   Rp 56.250.000 Biaya shipping   515 Rp 360.000    Kas 11   Rp 360.000 Pajak Penjualan   44 Rp5.625.000    Hutang pajak 217   Rp 5.625.000

Transaksi Pembelian Perlengkapan Kantor

Pada transaksi ini perusahaan melakukan pembelian perlengkapan kantor berupa komputer sebanyak 20 unit. Diketahui biaya komputer = Rp 3.500.000/unit, sehingga biaya yang dibutuhkan sebesar = 20 x Rp 3.500.000 = Rp 70.000.000. Dalam pencatatan ke jurnal, pembelian komputer ini masuk ke dalam akun Perlengkapan Kantor. Pembelian ini menambah biaya/beban perusahaan, sehingga akun ini dimasukkan ke debet. Pengeluaran ini mengurangi kas milik perusahaan, sehingga terdapat akun Kas yang terlibat dan karena terdapat pengurangan kas, maka akun ini dimasukkan ke dalam kredit.

Perlengkapan Kantor   18 Rp 70.000.000  

  Kas 11   Rp70.000.000

13409095 – 13409148 – 13407169 – 13411603 10

Page 11: Laporan Praktikum MODUL 6

Modul 6 – Laporan dann Analisis Keuangan Asisten: Agatha Nella

Pembuatan Katalog untuk Komersil

Transaksi ini dilakukan untuk kepentingan pemasaran, sehingga masuk ke dalam akun Biaya marketing. Diketahui biaya katalog sebesar Rp 2.250.000. Perusahaan membiayai pemasarannya dari kas perusahaan, sehingga akun yang berkurang akibat biaya ini adalah akun Kas. Pengurangan jenis akun ini akan menambah kredit.

20Biaya marketing   518 Rp 2.250.000  

  Kas 11   Rp 2.250.000

Pelunasan Penjualan Produk Dongkrak tipe Z-129 dari PT LIPO

Pada transaksi ini, PT LIPO melakukan pelunasan donkrak yang dibelinya pada tanggal 14 Jan. PT LIPO tidak memperoleh diskon dalam pembeliannya karena pelunasan dilakukan pada tanggal 25 Jan dimana jangka waktu diskon yang diberikan perusahaan telah habis. Oleh karena itu, hanya terdapat penambahan kas dan pengurangan piutang perusahaan dari penjualan. Penambahan kas akan menambah akun Kas, sehingga dimasukkan ke dalam debet. Sedangkan, piutang perusahaan berkurang akibat pembayaran PT LIPO, dan pengurangan piutang akan menambah kredit.

25 JanKas   11 Rp 56.250.000  

  Piutang Penjualan 12   Rp56.250.000

Pembayaran Gaji Tenaga Langsung

Pada transaksi ini, akun yang terlibat adalah Gaji Tenaga kerja langsung. Perusahaan perlu mengeluarkan biaya sebesar gaji pekerja langsung yang telah diketahui, yaitu Rp 29.750.000 per bulan. Setiap bulannya perusahaan membiayai gaji pada tanggal 28. Penambahan biaya yang perlu dikeluarkan perusahaan akan menambah debet. Biaya ini dikeluarkan dari kas perusahaan, sehingga akun Kas terlibat. Kas perusahaan berkurang untuk membayar gaji, sehingga akan menambah kredit. Transaksi ini dilakukan setiap bulan pada tanggal 28 dengan pencatatan di jurnal sebagai berikut:

Gaji Tenaga kerja langsung   510 Rp29.750.000    Kas 11   Rp 29.750.000

Pembayaran Gaji Tenaga Tidak Langsung

Pada transaksi ini, perusahaan mengeluarkan biaya untuk membayar pekerja tidak langsungnya, sehingga terdapat pencatatan dilakukan pada akun Gaji Tenaga kerja tidak langsung. Besarnya gaji yang perlu dikeluarkan perusahaan adalah Rp 18.750.000 per bulan. Setiap bulannya perusahaan perlu mengeluarkan biaya sebesar ini setiap tanggal 28. Penambahan akun ini akan menambah debet bagi perusahaan. Gaji yang dibayarkan berasal dari kas perusahaan, sehingga pengurangan kas dicatat pada akun Kas. Pengurangan akun ini akan menambah kredit. Transaksi ini dilakukan setiap bulan pada tanggal 28 dengan pencatatan di jurnal sebagai berikut:

13409095 – 13409148 – 13407169 – 13411603 11

Page 12: Laporan Praktikum MODUL 6

Modul 6 – Laporan dann Analisis Keuangan Asisten: Agatha Nella

Gaji Tenaga kerja tidak langsung   511 Rp 18.750.000    Kas 11   Rp 18.750.000

Pembayaran Biaya AdministrasiBiaya administrasi dilakukan perusahaan setiap bulan pada tanggal 28. Dalam pencatatannya

ke jurnal, biaya ini dicatat pada akun Biaya administrasi. Karena adanya beban/biaya yang perlu dikeluarkan perusahaan, maka penambahan akun ini akan menambah debet. Biaya ini dibayar tiap bulan dari kas perusahaan, dan pengurangan kas dicatat pada akun Kas. Pengurangan jenis akun ini akan menambah kredit.

Biaya administrasi   505 Rp 2.000.000  

  Kas 11   Rp 2.000.000

Pembayaran Hutang Instalasi Sistem Informasi

Pada transaksi sebelumnya pada tanggal 10 Jan, dilakukan transaksi instalasi sistem informasi yang 40% dimasukkan ke dalam akun Hutang jangka pendek karena 40% ini baru dibayar kemudian. Pembayaran tersebut dilakukan pada tanggal 16 Mar, sehingga hutang perusahaan berkurang sebesar = 40% x Rp 85.000.000 = Rp 34.000.000. Transaksi ini dicatat pada akun Hutang jangka pendek, dan pengurangan jenis akun ini akan menambah debet. Pembayaran hutang dilakukan perusahaan dengan menggunakan kas perusahaa, sehingga akun Kas berkurang. Pengurangan akun Kas akan menambah kredit.

16 MarHutang jangka pendek   201 Rp34.000.000  

  Kas 11   Rp34.000.000

Pelunasan Pembelian bahan baku langsung tanggal 4 Jan

Perusahaan melakukan pelunasan hutang dagang akibat pembelian bahan baku langsung yang dilakukan pada tanggal 4 Jan. Pelunasan dilakukan pada tanggal 3 Feb sehingga perusahaan tidak mendapatkan diskon karena telah melewati 10 hari dari pembelian. Transaksi ini dicatat pada akun Hutang dagang, dimana hutang perusahaan berkurang. Pengurangan hutang akan masuk ke dalam debet. Pelunasan dilakukan dengan menggunakan kas perusahaan, sehingga akun Kas akan berkurang. Pengurangan akun Kas akan menambahkan kredit perusahaan.

Hutang dagang   21 Rp19.000.000    Kas 11   Rp19.000.000

Pembelian tunai 2 unit mesin kerja bangku

Pada transaksi ini, perusahaan membeli mesin kerja bangku sebanyak 2 unit dengan harga satuan Rp 5.000.000, sehingga biaya yang harus dikeluarkan sebesar = 2x Rp 5.000.000 = Rp 10.000.000. Mesin kerja bangku termasuk ke dalam aset tetap perusahaan, sehingga transaksi ini

13409095 – 13409148 – 13407169 – 13411603 12

Page 13: Laporan Praktikum MODUL 6

Modul 6 – Laporan dann Analisis Keuangan Asisten: Agatha Nella

dicatat pada akun Aset tetap. Penambahan aset mengakibatkan penambahan debet. Pembelian ini dilakukan secara tunai dengan mengambil dari kas perusahaan, sehingga terdapat pengurangan akun Kas. Pengurangan akun Kas akan menambahkan kredit perusahaan.

14 AprAset tetap   13 Rp 10.000.000  

  Kas 11   Rp10.000.000

Penjualan tunai produk Dongkrak semua tipe yang cacat dgn Harga @Rp 300.000/produk (tiap produk 5)

Transaksi ini dilakukan pada 27 April merupakan transaksi yang sama dengan transaksi penjualan lainnya, namun pada transaksi ini pembayaran dilakukan secara tunai. Terdapat asumsi bahwa setiap penjualan secara tunai akan terkena diskon 3%. Oleh karena itu, pendapatan yang diperoleh dari penjualan ini akan berkurang sebesar 3% dari pendapatan seharusnya, yaitu sebesar = (15 x Rp 300.000) - (15 x Rp 300.000 x 3%) = Rp 4.365.000. Penjualan secara tunai melibatkan akun jurnal yang berbeda dari biasanya. Penambahan kas akibat penjualan dicatat pada akun Kas, dan akan menambah debet. Diskon yang diberikan akan dicatat pada akun Diskon penjualan, dan penambahan akun ini akan menambah debet. Selanjutnya, transaksi penjualan dicatat pada akun Penjualan dan penambahan akun ini akan emnambah kredit perusahaan.

Kas   11 Rp 4.365.000  Diskon penjualan   12 Rp 135.000    Penjualan 41   Rp 4.500.000

Pelunasan Pembelian Bahan Baku Langsung tanggal 10 Mei

Transaksi ini sama dengan transaksi pelunasan pembelian bahan baku langsung sebelumnya, namun pelunasan dilakukan dalam jangka waktu diskon yang berlaku, sehingga pelunasan pada transaksi ini dikenakan diskon. Pelunasan dilakukan pada tanggal 12 Mei, sehingga masih berlaku diskon yang diterapkan dalam 10 hari. Pembelian bahan baku langsung dilakukan sebesar Rp 28.500.000 dan dikenakan diskon sebesar 3%, sehingga pembayaran menjadi = Rp 28.500.000 – (3% x Rp 28.500.000) = Rp 27.645.000. Pada pencatatan di jurnal, terdapat akun tambahan yang terlibat, yaitu akun Diskon pembelian. Karena perusahaan melakukan pelunasan, maka hutangnya berkurang, dan pengurangan akun hutang dimasukkan ke debet. Pelunasan dilakukan menggunakan kas perusahaan, sehingga akun Kas berkurang yang dimasukkan ke kredit. Akun Diskon pembelian mengurangi beban/biaya yang perlu dibayar perusahaan, sehingga pengurangan akun ini akan masuk ke kredit.

Hutang dagang   21 Rp 28.500.000    Kas 11   Rp 27.645.000   Diskon pembelian 709   Rp 855.000

Pembayaran Sewa Lahan dan Gedung untuk 1 tahun ke depan untuk pengolahan scrap

13409095 – 13409148 – 13407169 – 13411603 13

Page 14: Laporan Praktikum MODUL 6

Modul 6 – Laporan dann Analisis Keuangan Asisten: Agatha Nella

Transaksi ini dilakukan untuk membayar sewa dan karena dibayar untuk 1 tahun ke depan, maka dicatat pada akun Sewa Dibayar Dimuka. Besarnya biaya sewa diketahui sebesar Rp 35.000.000. Penambahan akun ini dianggap sebagai biaya/beban yang perlu dibayarkan perusahaan, sehingga akan menambahkan debet. Pembayaran biaya ini menggunakan kas perusahaan, sehingga akan ada pengurangan kas yang menambahkan kredit.

Sewa Dibayar Dimuka   15 Rp35.000.000    Kas 11   Rp 35.000.000

Penambahan tunai Investasi perusahaan oleh pemilik sekarang untuk penyiapan pengolahan scrap

Transaksi ini memerlukan pengeluaran dari perusahaan untuk penyiapan pengolahan scrap yang biayanya berasal dari modal pemilik. Investasi ini dilakukan secara tunai, sehingga akun yang terlibat adalah akun Kas. Kas perusahaan akan berkurang, sehingga dimasukkan ke debet. Sedangkan, modal akan bertambah yang dicatat dalam akun Modal Pemilik. Penambahan akun ini akan menambahkan kredit.

Kas   11 Rp135.000.000    Modal Pemilik 31   Rp 135.000.000

Pengembalian Dongkrak tipe Z-118 dari CV. Inovasi Terus karena cacat

Pada transaksi ini, perusahaan mengalami kerugian karena penjualannya tidak jadi dibeli oleh CV Inovasi Terus akibat produk yang cacat. Ini menyebabkan piutang perusahaan berkurang yang dicatat dalam akun Piutang Penjualan. Pengurangan akun ini dimasukkan ke dalam kredit. Karena tidak jadi dibeli, produk dikembalikan kepada perusahaan, sehingga terdapat akun Retur yang terlibat. Penambahan akun ini akan masuk ke dalam debet. Diketahui biaya dongkrak tipe Z-118 sebesar Rp 500.000 dan produk cacat sebanyak 10 unit, sehingga pengembalian yang dilakukan sebesar = 10 x Rp 500.000 = Rp 5.000.000. Proses transaksi ini dilakukan pada tanggal 27 Nov dengan pencatatan di jurnal sebagai berikut:

Retur   42 R 5.000.000    Piutang Penjualan 12   Rp5.000.000

Pembayaran Biaya perawatan Gedung, mesin dan peralatan selama satu tahun ini

Transaksi ini dilakukan pada akhir tahun, dimana biaya perawatan gedung, mesin, dan peralatan perusahaan dibayarkan seluruhnya pada tahun ini. Diketahui besarnya biaya perawatan sebesar Rp 7.850.000. Transaksi ini dicatat pada akun Biaya perawatan dan penambahan akun ini masuk ke debet. Pembayaran biaya perawatan dilakukan menggunakan kas perusahaan, sehingga akun Kas berkurang. Pengurangan akun Kas akan menambahkan kredit. Transaksi ini hanya dilakukan satu kali pada akhir tahun, yaitu tanggal 15 Des, dengan pencatatan di jurnal sebagai berikut:

15 DesBiaya perawatan   406 Rp 7.850.000  

13409095 – 13409148 – 13407169 – 13411603 14

Page 15: Laporan Praktikum MODUL 6

Modul 6 – Laporan dann Analisis Keuangan Asisten: Agatha Nella

Penarikan modal secara tunai oleh pemilik untuk keperluan pembelian kendaraan

Pada transaksi ini, pemilik melakukan pembelian kendaraan secara tunai yang diambil dari modal pemilik. Oleh karena itu, akun yang terlibat adalah Modal Pemilik yang besarnya akan berkurang akibat penarikan modal secara tunai. Diketahui biaya untuk pembelian kendaraan sebesar Rp 50.000.000. Pengurangan akun Modal Pemilik akan masuk ke debet. Pengurangan modal pemilik akan mengakibatkan pengurangan kas perusahaan, sehingga sebagai pengimbang akan terdapat pengurangan akun Kas. Pengurangan akun ini dimasukkan ke dalam kredit.

27Modal Pemilik   31 Rp 50.000.000  

  Kas 11   Rp 50.000.000

Pembayaran Pajak Penjualan selama tahun 2012

Pada akhir tahun, perusahaan melakukan pembayaran pajak penjualan untuk transaksi penjualan yang dilakukan selama ini dalam satu tahun. Akibatnya, hutang pajak perusahaan berkurang dan akun yang terlibat dalam pengurangan ini adalah akun Hutang pajak. Pengurangan akun ini dimasukkan ke dalam debet. Besarnya biaya pajak yang harus dikeluarkan merupakan akumulasi pajak dari penjualan yang dilakukan perusahaan selama 1 tahun. Pembayaran pajak dilakukan menggunakan kas perusahaan, sehingga terdapat pengurangan akun Kas yang masuk ke dalam kredit.

Hutang pajak     Rp 154.200.000    Kas     Rp154.200.000

Pembayaran Pajak Pendapatan

Selain pajak penjualan, perusahaan juga perlu membayar pajak pendapatannya. Pajak pendapatan adalah pajak yang dikenakan ketika perusahaan memperoleh pendapatan, sedangkan pajak penjualan sebelumnya didapat perusahaan ketika melakukan penjualan. Pengeluaran untuk pajak ini melibatkan akun Pajak pendapatan. Pengeluaran ini akan menambah beban perusahaan, sehingga penambahan akun ini masuk ke dalam debet. Pembayaran pajak dilakukan dengan menggunakan kas perusahaan, sehingga akun Kas akan berkurang. Pengurangan akun ini masuk ke dalam kredit.

Pajak pendapatan     Rp 62.387.027  

  Kas     Rp 62.387.027

13409095 – 13409148 – 13407169 – 13411603 15

Page 16: Laporan Praktikum MODUL 6

Modul 6 – Laporan dann Analisis Keuangan Asisten: Agatha Nella

b. Cara Penyesuaian Akun-akun yang Diperlukan Bahan Baku Langsung

19.000.000,00Rp 114.000.000,00Rp 114.000.000,00Rp 19.000.000,00Rp 28.500.000,00Rp 19.000.000,00Rp 19.000.000,00Rp 19.000.000,00Rp

123.500.000,00Rp

Pengeluaran bahan baku langsungBahan Baku Langsung

Pada bahan baku langsung terdapat pembelian bahan baku pada bulan desember untuk keperluan dua bulan yaitu desember 2012 dan januari 2013. Sehingga dilakukan penyesuaian untuk perhitungan laporan keuangan tahun 2012. Dimana penyesuaian yang dilakukan adalah dengan mengurangi total biaya bahan baku langsung dengan biaya bahan baku langsung selama satu bulan (Bulan 12). 123.500.000,00 – 19.000.000,00/2 = 114.000.000,00. Jadi pengeluaran untuk bahan baku langsung selama tahun 2012 adalah 114.000.000,00.

Bahan Baku Tidak Langsung

13.000.000Rp 78.000.000Rp 78.000.000Rp 13.000.000Rp 19.500.000Rp 13.000.000Rp 13.000.000Rp 13.000.000Rp 84.500.000Rp

Pengeluaran bahan baku tidak langsungBahan Baku Tidak Langsung

Untuk bahan baku tidak langsung sama halnya dengan bahan baku langsung yaitu terdapat pembelian pada bulan desember untuk dua bulan. Sehingga jumlah pengeluaran untuk bahan baku tidak langsung adalah sebesar 84.500.000,00 – 13.000.000,00/2 =78.000.000,00

Depresiasi

79.192.500,00Rp 66.666,67Rp 66.666,67Rp 15.300.000,00Rp

104.200.000,00Rp 198.692.500,00Rp

Akumulasi DepresiasiDepresiasi

Untuk erhitungan depresiasi penyesuaian yang dilakukan adalah pada perhitungan depresiasi 2 unit mesin kerja bangku. Dimana 2 unit mesin kerja bangku dibeli pada bulan april 2012, sehingga perhitungan depresiasi yang dilakuan hanya selama 8 bulan sisa priode perhitungan( satu tahun). Besarnya biaya depresiasi selama 4 bulan awal tidak dihitung lagi yaitu sebesar 2% x (4/12 )x10.000.00,00 = Rp 66.000,66

13409095 – 13409148 – 13407169 – 13411603 16

Page 17: Laporan Praktikum MODUL 6

Modul 6 – Laporan dann Analisis Keuangan Asisten: Agatha Nella

Sewa Dibayar Muka

35.000.000,00Rp 20.416.666,67Rp 20.416.666,67Rp 14.583.333,33Rp

Biaya SewaSewa dibayar muka

Pada bulan mei 2012 dilakukan penyewaan gedung untuk pengolahan scrap dengan biaya sebesar 35.000.000,00. Sehingga untuk perhitungan biaya sewa yang digunakan pada pembuatan laporan keuangan adalah hanya sebesar (7/12)x 35.000.000,00, karena hanya menghitung biaya sewa sebanyak 7 bulan.

Inventory Finished Goods

120.600.000Rp Rp335.269.100,47 Rp335.269.100,471.157.105.833Rp

-Rp 1.277.705.833Rp

Inventory Finished Goods Finished Goods

Pada awal tahun 2012 terdapat inventory finished goods dari tahun sebelumnya sebesar 120.600.000,00 dan pada tahun 2012 terdapat inventory finished good sebesar 335.269.100,47.

c. Rumus-rumus Perhitungan Rasio

Berikut di bawah ini adalah perhitungan rasio-rasio yang ada serta nilai-nilai yang diambil untuk mendapatkan rasio-rasio tersebut yang dilakukan untuk tahun 2012.

Liquidity ratio

Current ratio = Total Aset Lancar/Hutang Jangka PendekDimana Total Aset Lancar adalah penjumlahan dari kas, piutang penjualan, sewa dibayar muka, persediaan, dan finished goods.

Current ratio = Rp 1.959.147.504 / Rp 394.466.994 = 4,97

Acid Test Ratio = Kas/Hutang Jangka Pendek.

Acid test ratio = Rp 1.484.962.185 / Rp 394.466.994= 3,76

Networkig Capital = Total Aset Lancar – Hutang Jangka PendekDimana Total Aset Lancar adalah penjumlahan dari Kas, Piutang Penjualan, Sewa Dibayar Muka, Persediaan, dan Finished Goods.

13409095 – 13409148 – 13407169 – 13411603 17

Page 18: Laporan Praktikum MODUL 6

Modul 6 – Laporan dann Analisis Keuangan Asisten: Agatha Nella

Net Working Capital = Rp 1.959.147.504 - Rp 394.466.994= Rp 1.564.680.510

Activity ratio

Inventory Turnover = Cost Of Good Sold / Finished goods

Inventory turnover = Rp 1.131.911.583 / Rp 328.601.986= 3,44

Average Collection Period = Piutang Penjualan / Penjualan Bersih

Average collection period = Rp 115.000.000 / (Rp 1.523.850.000/12)

= 27

Fixed Asset Turnover = Penjualan bersih / Total Harta Tetap

Fixed Asset Turnover = Rp 1.523.850.000/ Rp 5.110.375.917

= 0,3

Tot. aset turnover = Penjualan bersih / Total AktivaTotal aktiva dalah penjumlahan dari kas, piutang penjualan, sewa dibayar muka, persediaan, finished goods dan Aset Tetap (Gedung Mesin Dan Peralatan, Akumulasi Depresiasi, dan Perlengkapan Kantor).Total Harta Tetap adalah penjumlaan dari aset-aset berupa gedung, mesin, peralatan, akumulasi depresiasi dan perlengkapan kantor.

Total asset turnover = Rp 1.523.850.000 / Rp 7.069.523.421= 0,22

Debt/solvency ratio

Debt Ratio = Total Hutang/Total aktivaTotal Hutang adalah penjumlahan dari hutang jangka pendek, hutang pajak penjualan, hutang dagang, dan hutang jangka panjang.Total aktiva adalah penjumlahan dari kas, piutang penjualan, sewa dibayar muka, persediaan, finished goods dan Aset Tetap (Gedung Mesin dan Peralatan, Akumulasi Depresiasi, dan Perlengkapan Kantor).

Debt ratio = Rp 1.027.166.994 / Rp 7.069.523.421 = 14,53%

Time Interest Earned = Pendapatan Bersih Operasional/-(Beban Bunga)

13409095 – 13409148 – 13407169 – 13411603 18

Page 19: Laporan Praktikum MODUL 6

Modul 6 – Laporan dann Analisis Keuangan Asisten: Agatha Nella

Time interest earned = Rp 559.940.402,52 / -(Rp 25.000.000)

= 22,4

Profitability ratio

Gross Profit Margin = 100% xLaba Kotor Penjualan/Penjualan Bersih

Gross profit margin = 100 % x Rp 599.940.402,52 / Rp 1.523.850.000

= 39,37%

Operating Profit Margin = 100% xPendapatan Bersih Operasional/Penjualan Bersih

Operating Profit Margin = 100% x Rp 599.940.402,52 / Rp 1.523.850.000

= 36,75%

Net Profit Margin = 100% xPendapatan Bersih setelah Pajak/Penjualan Bersih

Net Profit Margin = 100% x Rp 204.720.926,89 / Rp 1.523.850.000= 13,43%

Return On Total Asset = 100% xPendapatan Bersih setelah Pajak/Total AktivaTotal aktiva adalah penjumlahan dari kas,piutang penjualan, sewa dibayar muka, persediaan, finished goods dan Aset Tetap (Gedung Mesin dan Peralatan, Akumulasi Depresiasi, dan Perlengkapan Kantor).Return on total asset = 100% x Rp 204.720.926,89 / Rp 7.069.523.421

= 2,9 % Return On Equity = 100% xPendapatan Bersih setelah Pajak/Modal

Return on equity = 100% x Rp 204.720.926,89 / Rp 5.887.635.500

= 3,48%

13409095 – 13409148 – 13407169 – 13411603 19

Page 20: Laporan Praktikum MODUL 6

Modul 6 – Laporan dann Analisis Keuangan Asisten: Agatha Nella

BAB III

ANALISIS

3.1 Analisis Setiap Adjustment yang Dilakukan dan Perhitungannya

Dalam melakukan proses pencatatan laporan keuanagan dan analisis keuangan, terdapat transaksi-transaksi yang perlu di–ajdust. Adjustment adalah suatu proses pencatatan transaksi tertentu pada akhir periode akuntansi dengan maksud agar jumlah saldo yang terdapat dalam setiap rekening dan laporan keuangan yang dihasilkan menggambarkan keadaan yang sebenarnya pada tanggal neraca. Tujuan adjusting proses ini untuk membenarkan pencatatan transaksi agar dapat dilanjutkan dalam proses rekonsiliasi, yaitu proses mencocokkan pencatatan di buku besar (Ledger) dengan catatan yang terdapat dalam rekening perusahaan. Ketidakcocokan atau kesalahan pencatatan pada transaksi tertentu memerlukan penyesuaian atau disebut juga adjustment.

Dalam menyajikan laporan keuangan, perusahaan harus melakukannya secara periodik dalam waktu tertentu terkait dengan hasil operasi perusahaan, posisi keuangan perusahaan, dan arus kas. Umumnya, periodisasi penyajian laporan keuangan yang digunakan sebagai dasar adalah laporan keuangan tahunan. Namun, perusahaan dapat menyajikan laporan keuangannya dalam periode bulanan, atau semesteran, ataupun triwulanan. Dengan adanya periodisasi ini, muncul masalah dalam menentukan laba periode. Laba ini menunjukkan seberapa besar keuntungan yang diperoleh dalam periode tertentu. Oleh karena itu, adanya periode akuntansi ini membutuhkan adjusting agar penyajian laporan keuangan dapat dilakukan secara jelas dan konsisten dalam satuan periode tertentu.

Pada transaksi yang dilakukan PT PTI selama tahun 2012, terdapat beberapa adjustment yang perlu dilakukan. Seluruh adjustment dilakukan pada akhir tahun, yaitu 31 Des. Telah disebutkan sebelumnya bahwa adjustment hanya dilakukan untuk transaksi-transaksi tertentu. Transaksi yang memerlukan penyesuaian adalah pembelian barang yang bersisa di gudang pada akhir tahun, serta transaksi baru yang belum dimuat di neraca saldo. Adjustment ini terkait dengan akun Bahan Baku Langsung, Bahan Baku Tidak Langsung, Sewa dibayar dimuka, Depresiasi, dan Inventory Finished Goods. Berikut penjelasan adjustment yang dilakukan pada masing-masing akun.

Bahan Baku Langsung

Bahan baku langsung merupakan bahan yang habis dipakai selama satu tahun periode akuntansi. Pada transaksi tanggal 3 Des, dilakukan pembelian bahan baku langsung untuk persediaan 2 bulan. Artinya, bahan baku ini juga digunakan hingga Januari 2013, sehingga terdapat bahan baku langsung yang bersisa di gudang pada akhir Desember 2012. Untuk keperluan perhitungan laporan keuangan, yang diperlukan adalah transaksi hingga akhir tahun 2012. Oleh karena itu, diperlukan adjustment yang dicatat pada akun Pengeluaran Bahan Baku Langsung sebesar biaya pembelian bahan baku langsung pada tanggal 3 Des dibagi dua. Diketahui pembelian bahan baku sebesar Rp 19.000.000, sehingga perhitungan adjustment menjadi:

Adjustment = Rp 19.000.000 / 2 = Rp 9.500.000

13409095 – 13409148 – 13407169 – 13411603 20

Page 21: Laporan Praktikum MODUL 6

Modul 6 – Laporan dann Analisis Keuangan Asisten: Agatha Nella

Bahan Baku Tidak Langsung

Sama seperti bahan baku langsung, bahan baku tidak langsung juga habis dipakai dalam satu tahun periode akuntansi. Namun, PT PTI melakukan transaksi pada tanggal 3 Des dalam pengadaan persediaan bahan baku selama 2 bulan, yaitu hingga bulan Januari 2013. Untuk mendapatkan laporan keuangan untuk tahun 2012, akun bahan baku tidak langsung perlu dilakukan penyesuaian. Adjustment yang dilakukan adalah dengan membagi dua pembelian bahan baku tidak langsung yang dilakukan pada waktu tersebut. Adjustment ini dicatat pada akun Pengeluaran Bahan Baku Tidak Langsung. Diketahui pembelian bahan baku tidak langsung untuk 2 bulan sebesar Rp 13.000.000, sehingga penyesuaian menjadi:

Adjustment = Rp 13.000.000/2 = Rp 6.500.000.

Sewa Dibayar Di Muka

Pada tanggal 27 Mei dilakukan transaksi pembayaran sewa lahan dan gedung untuk 1 tahun ke depan sebagai tempat pengolahan scrap. Transaksi ini dicatat dalam akun Sewa Dibayar Dimuka. Biaya sewa yang dibayar pada waktu ini adalah untuk 1 tahun ke depan, yaitu hingga Mei 2013. Untuk membuat laporan keuangan pada akhir tahun 2012, perlu dilakukan penyesuaian transaksi ini dengan hanya menghitung biaya sewa untuk tahun 2012. Diketahui biaya sewa ini sebesar Rp 35.000.000, sehingga biaya sewa untuk tahun 2012 hanya dihitung dari bulan Juni hingga Desember 2012. Perhitungan penyesuaian menjadi:

Adjustment = 7/12 x Rp 35.000.000 = Rp 20.416.667.

Transaksi sewa dibayar di muka ini termasuk ke dalam jenis rekening prepaid expenses, yaitu biaya-biaya prabayar. Penyesuaian perlu dilakukan untuk rekening ini untuk merefleksikan pembagian aset yang telah digunakan selama periode tahun 2012. Jumlah aset atau biaya-biaya prabayar yang telah digunakan dicatat sebagai debet pada laporan biaya, dan sebagai kredit dalam laporan aset. Jika pencatatan ini tidak dibuat, biaya-biaya, pemasukan bersih, ekuitas pemilik, dan aset-aset nilainya akan menjadi terlalu tinggi (overstated). Hal ini dikarenakan perhitungan biaya

13409095 – 13409148 – 13407169 – 13411603 21

Page 22: Laporan Praktikum MODUL 6

Modul 6 – Laporan dann Analisis Keuangan Asisten: Agatha Nella

sewa untuk tahun selanjutnya juga dimasukkan pada laporan akhir tahun ini ketika tidak dilakukan adjustment. Ini menyebabkan ketidakakuratan pencatatan laporan mengenai keuntungan yang perusahaan dapat, dimana pengeluaran (expense) menjadi lebih rendah dari seharusnya (understated), sehingga keuntungan yang diperoleh lebih besar pada pencatatan transaksi tanpa penyesuaian. Untuk mendapatkan pencatatan transaksi yang akurat, dibuatlah suatu adjustment untuk transaksi biaya sewa ini.

Depresiasi

Pada tanggal 14 Apr, perusahaan melakukan transaksi pembelian 2 unit mesin kerja bangku. Aset tetap ini memiliki depresiasi, sehingga dalam pembelian aset ini melibatkan akun Depresiasi Aset Tetap. Untuk pencatatan laporan keuangan, hanya dibutuhkan perhitungan depresiasi mesin hingga akhir tahun. Oleh karena itu, dibutuhkan adjustment depresiasi dengan pencatatan pada akun lawannya, yaitu Akumulasi Depresiasi. Diketahui depresiasi mesin per tahun sebesar 2%, dan mesin kerja bangku yang dibeli seharga Rp 10.000.000. Perhitungan penyesuaian ini menjadi:

Adjustment = 2% x 4/12 x Rp 10.000.000 = Rp 66.666,67

Gedung merupakan salah satu aktiva tetap berwujud yang masa penggunaannya untuk satu periode akuntansi dan digunakan untuk menunjang operasi perusahaan dalam rangka menghasilkan pendapatan. Karena masa penggunaannya yang panjang, aktiva ini dapat mengalami penurunan manfaat. Inilah yang disebut depresiasi. Depresiasi ini perlu dilakukan adjustment karena biaya penurunan manfaat atau biaya depresiasi tersebut harus dialokasikan ke periode yang menerima manfaatnya agar dapat dilakukan perbandingan antara biaya dan pendapatan dengan benar. Aset ini memiliki jangka waktu penggunaan yang disebut taksiran umur penggunaan (estimated useful life) dan bagian dari biaya aktiva yang dibebankan inilah yang disebut dengan biaya penyusutan (depreciation expense).

Biaya penyusutan membutuhkan penyesuaian secara periodik. Penambahan biaya depresiasi ini masuk ke dalam debet yang dicatat sebagai akun Biaya Depresiasi, sedangkan kontra dari akun depresiasi aset dicatat dalam akun Akumulasi Depresiasi, dan penambahan akun ini dimasukkan ke

13409095 – 13409148 – 13407169 – 13411603 22

Page 23: Laporan Praktikum MODUL 6

Modul 6 – Laporan dann Analisis Keuangan Asisten: Agatha Nella

dalam kredit. Perbedaan antara saldo pada biaya aset dan kontra aset ini disebut juga nilai buku aset. Jika penyesuaian tidak dilakukan, aset, modal pemilik, dan pendapatan nilainya akan menjadi terlalu tinggi (overstated) dan pengeluaran akan lebih rendah (understated).

Inventory Finished Goods

Akun inventory finished goods diperlukan ketika perusahaan ingin melakukan penutupan buku pada akhir periode akuntansi, umumnya dilakukan pada akhir tahun. Begitu juga dengan PT PTI, akun Inventory Finished Goods perlu dilakukan penyesuaian dengan akun lawannya, yaitu Finished Goods. Diketahui total finished goods per 31 Desember 2012 sebesar Rp 337.027.358. Ini merupakan total inventori barang jadi untuk seluruh tipe dongkrak. Saldo awal yang diperoleh dari inventori barang jadi tahun sebelumnya sebesar Rp 120.600.000. Penyesuaian yang dilakukan menjadi:

Adjustment = Rp 337.027.358 - Rp 120.600.000 = Rp 216.427.358.

Setiap perusahaan melakukan tutup buku pada akhir periode akuntansinya, akun inventory finished goods selalu dilakukan penyesuaian. Untuk mendapatkan laporan keuangan yang akurat, perusahaan harus tidak mengikutsertakan barang jadi yang disimpan untuk dipakai pada periode penutupbukuan yang dilakukan perusahaan. Karena tutup buku ini dilakukan pada akhir tahun, maka besarnya biaya barang jadi diperoleh dari total inventori barang jadi hingga Des 2012 dikurangi saldo awal pada awal tahun 2012. Ini dilakukan untuk menghindari nilai inventori yang terlalu rendah pada awal tahun untuk periode selanjutnya. Jika inventori barang jadi ini understated, maka cost of goods sold akan terlalu tinggi (overstated), dan berimbas pada besarnya pendapatan bersih yang akan terlalu rendah (understated).

3.2 Interpretasi dari Rasio Keuangan jika Dibandingkan dengan Standard yang Ada

Rasio merupakan interpretasi dari sebuah hubungan sebuah item yang ada dalam laporan keuangan dengan item lainnya. Biasanya rasio dapat dinyatakan dalam bentuk persen, tingkatan, maupun proporsi. Pada praktikum kali ini, kami akan menggunakan 4 jenis analisis rasio. Berikut di bawah ini merupakan jenis-jenis analisis rasio yang kami pakai dan akan dibahas pada analisis selanjutnya:

1. Liquidity RatioLiquidity ratio berguna untuk mengukur kemampuan sebuah perusahaan dalam membayar kebutuhan jangka pendek yang dimiliki seperti misalnya surat obligasi yang telah jatuh tempo maupun pengeluaran kas yang tidak terduga. Di dalam liquidity ratio ini, terdapat beberapa jenis rasio lagi yang sering dipakai. Berikut di bawah ini merupakan jenis-jenisnya:

Current Ratio

13409095 – 13409148 – 13407169 – 13411603 23

Page 24: Laporan Praktikum MODUL 6

Modul 6 – Laporan dann Analisis Keuangan Asisten: Agatha Nella

Rasio jenis ini digunakan untuk mengevaluasi kemudahan mencairkan dana perusahaan dan kemampuan perusahaan tersebut dalam membayar hutang jangka pendek. Semakin tinggi nilai current ratio, maka akan semakin baik pula keuangan perusahaan tersebut. Di bawah ini adalah rumus untuk mendapatkan nilai current ratio:

Current ratio= Current assetsCurrent liabilities

Apabila dibandingkan dengan standar industri di luar sana, current ratio yang PT PTI miliki sudah sangat baik dan mampu menyaingi perusahaan lain.

Acid Test RatioRasio jenis ini digunakan untuk mengetahui nilai aset-aset yang perusahaan miliki yang dengan cepat dapat dicairkan dengan tidak membutuhkan waktu yang lama. Semakin tinggi nilainya, maka akan semakin baik bagi perusahaan. Berikut adalah rumus dari acid test ratio:

Acid test ratio= cash+marketable securities+account receivablecurrent liabilities

Jika dilihat dari perbandingan nilai rasio antara PT PTI dengan industri rata-rata, PT PTI mempunyai rasio acid test 2 kali lipat lebih besar dari standard yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa PT PTI unggul dalam pencairan nilai aset yang dimiliki.

Net Working CapitalRasio ini merupakan selisih antara aktiva lancar diatas hutang lancar, atau bisa juga dikatakan sebagai sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa menunggu likuiditas. Berikut merupakan rumus net working capital:

Net working capital=current assets−current liabilities

2. Activity RatioActivity ratio merupakan jenis rasio yang dapat menghitung seberapa efektif suatu perusahaan menggunakan dan memanfaatkan sumber dana yang mereka miliki. Terdapat 4 jenis activity yang akan kami pakai pada praktikum kali ini, yaitu:

Inventory TurnoverPerputaran inventori ini digunakan untuk mengetahui frekuensi rata-rata inventori sebuah perusahaan ini terjual di dalam satu periode yang akan diukur. Hal ini berguna untuk mendapatkan nilai likuiditas dari inventori yang ada. Seberapa mudah inventori ini dicairka (maksudnya dijual dan mengurangi biaya inventori). Semakin tinggi nilainya, maka semakin baik likuiditas inventori yang dimiliki perusahaan tersebut. Rumusnya adalah:

Inventory turnover= COGSaverage inventory

13409095 – 13409148 – 13407169 – 13411603 24

Page 25: Laporan Praktikum MODUL 6

Modul 6 – Laporan dann Analisis Keuangan Asisten: Agatha Nella

Nilai yang PT PTI miliki pada inventory turnover di tahun 2012 sangat kurang baik. Nilainya masih jauh di bawah standard yaitu 8. Nilai rasion jenis ini yang dimiliki oleh PT PTI hanyalah 3.45.

Average Collection PeriodRasio jenis ini merupakan rata-rata waktu yang perusahaan butuhkan dalam usaha mencairkan piutang yang dimilikinya. Semakin besar nilai dari average collection period ini, maka semakin tidak baik. Waktu untuk mencairkan piutangnya menjadi sebuah kas akan semakin lama. Berikut adalah rumusnya:

Ave . collection period=accounts receivableave . sales per day

Nilai rasio ini pada PT PTI masih di bawah standard yang ada, hal ini merupakan suatu prestasi bagi PT PTI. Namun nilai yang dimiliki PT PTI masih dapat diperbaiki lagi agar perusahaan PT PTI lebih baik lagi di mata investor.

Average Payment PeriodRasio jenis ini merupakan rasio yang menghitung rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk melunasi seluruh hutang-hutang yang dimiliki perusahaan tersebut. Semakin tinggi nilainya, maka semakin cepat hutang-hutang yang ada dapat dibayarkan. Di bawah ini merupakan rumus average payment period:

Ave . payment period= accounts payableave . purchases per day

Total Assets TurnoverTotal assets turnover digunakan untuk mengindikasikan tingkat efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan aset-aset yang mereka miliki untuk melakukan penjualan. Semakin tinggi nilai total assets turnover ini, maka tingkat efisiensinya semakin tinggi, yang artinya semakin baik bagi perusahaan tersebut. Berikut adalah rumus yang digunakan untuk mendapatkan total assets turnover:

Total assets turnover= salestotal asset

Nilai yang dihasilkan PT PTI pada rasio jenis ini masih kurang baik. Nilainya masih di bawah rata-arat yaitu 0.22 dibamdingkan dengan standard industri yang ada yaitu 0.85.

3. Debt RatioRasio ini juga dapat dikatakan sebagai Solvency Ratio. Debt ratio digunakan untuk melihat kemampuan sebuah perusahaan dapat survive dari lingkungan dalam jangka waktu yang lama. Rasio ini juga dapat menentukan apakah sebuah perusahaan dapat melunasi hutang bunga yang mereka miliki dengan tepat waktu pada jatuh tempo. Berikut ini merupakan jenis-jenis dari debt ratio yang sering digunakan dalam perhitungan:

13409095 – 13409148 – 13407169 – 13411603 25

Page 26: Laporan Praktikum MODUL 6

Modul 6 – Laporan dann Analisis Keuangan Asisten: Agatha Nella

Debt RatioDebt ratio digunakan untuk melihat seberapa banyak aset yang perusahaan miliki yang pembiayaannya berasal dari kreditor-kreditor perusahaan. Semakin tinggi nilai debt ratio ini, maka semakin tinggi pula nilai aset yang dibiayai para kreditor. Hal ini tidak baik karena akan menambah hutang yang harus dilunasi oleh perusahaan tersebut. Maka dari itu, semakin kecil nilai debt ratio akan semakin baik untuk kesehatan perusahaan. Berikut di bawah ini merupakan rumusan dari debt ratio:

Debt ratio=total liabilitiestotal assets

Persentase debt ratio yang dimiliki PT PTI sudah baik karena nilainya sudah di bawah standard yaitu 40%. Nilai yang dimiliki PT PTI adalah 14.56% pada tahun 2012.

Time Interest Earned RatioRasio jenis ini digunakan untuk melihat kemampuan sebuah perusahaan dapat melunasi bunga-bunga pinjamannya dalam jangka waktu tertentu. Semakin besar nilai time interest earned ratio ini, maka kemampuan perusahaan tersebut membayar bunga yang ada dengan tepat waktu semakin besar. Rumusnya adalah:

Time interest earned= incomebefore taxes∧interest expensesinterest expenses

Dari nilai yang didapatkan di perhitungan, time interest earned PT PTI sudah sangat baik. Nilainya hampir 3 kali lipat dibandingkan dengan standard industri yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa PT PTI tidak pernah menunggak dalam membayarkan bunga-bunga pinjamannya.

4. Profitability RatioProfitability ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur profit, laba, atau keuntungan yang didapatkan sebuah perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Biasanya, banyak para penanam saham dan kreditor yang melihat profitability ratio perusahaan sebelum menanamkan sahamnya ke perusahaan tersebut. Hal ini dilakukan karena biasanya rasio jenis ini merupakan sebuah parameter yang baik dalam menentukan apakah perusahaan ini layak untuk diinvestasikan atau tidak.Pada praktikum kali ini, kami akan menggunakan 5 jenis rasio yang berada dalam lingkup profitability ratio. Berikut adalah uraian dan penjelasan masing-masing rasio:

Gross Profit MarginRasio ini, seperti namanya, merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur persentase keuntungan yang didapatkan setiap satuan harga pembelian. Semakin tinggi nilainya, maka laba yang didapatkan akan semakin besar. Berikut di bawah ini merupakan rumusan dari gross profit margin:

Gross profit margin= salesCOGSsales

=gross profitsales

13409095 – 13409148 – 13407169 – 13411603 26

Page 27: Laporan Praktikum MODUL 6

Modul 6 – Laporan dann Analisis Keuangan Asisten: Agatha Nella

Dilihat dari angka yang PT PTI miliki, gross profit margin perusahaan tersebut sudah di atas rata-rata standard industri yang ada. Dengan begitu keuntungan yang didapatkan semakin banyak.

Operating Profit MarginRasio ini dihitung guna mencari persentase keuntungan yang tersisa setelah semua beban (tidak termasuk bunga dan pajak) dihitung. Semakin tinggi nilainya maka akan semakin baik pula perusahaan tersebut dalam mendapatkan keuntungan. Berikut adalah rumusan operating profit margin:

Operating profit margin=operating profitsales

Dari nilai yang didapatkan pada tabel perhitungan, nilai rasio yang dimiliki PT PTI sudah cukup baik. Keuntungan yang didapatkan oleh PT PTI lebih besar daripada standard yang ada.

Net Profit MarginRasio jenis ini biasa digunakan untuk mengukur persentase laba bersih yang didapatkan sebuah perusahaan apabila bunga dan pajak sudah dikurangi. Semakin tinggi nilai rasio ini, tentu saja semakin baik bagi perusahaan. Hal ini dikarenakan bahwa perusahaan tersebut mendapatkan laba bersih yang besar dan menguntungkan perusahaan. Rumusnya adalah:

Net profit margin=net profit after taxessales

Dilihat dari perhitungan, tentu nilai net profit margin PT PTI di atas rata-rata industri kompetitor. Hal ini disebabkan oleh gross profit margin dan operating profit margin yang PT PTI miliki juga tinggi. Berarti net profit marginnya juga akan baik.

Return on Total AssetsRasio jenis ini dapat digunakan untuk melihat efektivitas perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan menggunakan aset yang dimiliki perusahaan tersebut. Semakin tinggi nilai rasio jenis ini, maka akan semakin tinggi efektivitas sebuah perusahaan yang diukur. Berikut rumusannya:

Returnon total assets=net profit after taxestotalassets

Nilai yang dimiliki PT PTI pada rasio ini masih kurang baik. Angka persentasenya masih dibawah standard yang ada yaitu 4.9%. PT PTI memiliki nilai rasio 2.7%.

Return on EquityJenis rasio ini dipakai untuk melihat tingkat pengembalian yang dihasilkan dari investasi pemilik dalam perusahaan yang akan diukur. Semakin tinggi nilai pada rasio

13409095 – 13409148 – 13407169 – 13411603 27

Page 28: Laporan Praktikum MODUL 6

Modul 6 – Laporan dann Analisis Keuangan Asisten: Agatha Nella

ini maka akan semakin baik bagi investor. Artinya, tingkat pengembalian ke investor dan penanam saham tinggi. Berikut rumusnya:

Returnon equity= net profit after taxes

stakeholde r ' sequity

Dilihat dari standard yang ada yaitu 8%, nilai PT PTI masih sangat kurang baik yaitu hanya sebesar 3.24% pada tahun 2012. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengembalian kepada para investor masih kurang tinggi.

3.3 Analisis Kondisi Perusahaan Berdasarkan Rasio Keuangan

Berikut di bawah ini merupakan tabel perhitungan rasio-rasio keuangan yang digunakan pada praktikum kali ini:

Perhitungan Rasio-rasio Keuangan

Jenis Ratio 2011 2012

Industry

Average

Liquidity Ratios

1 Current Ratio 3.95 4.97 1.9

2 Acid Test Ratio 3.65 3.76 1.5

3Net Working Capital

Rp1,164,528,000

Rp1,564,680,510  

Activity Ratios

4 Inventory Turnover 8 3.44 8

5Ave. Collection

Period 0.00 27 34 hari

6 Fixed Asset Turnover 0.28 0.30 0.61

7 Tot. Asset turnover 0.22 0.22 0.85

Debt (Solvency) Ratios

8 Debt Ratio 14.75% 14.53% 40%

9 Time Interest Earned 10.78 22.40 8.1

Profitability Ratios

10 Gross Profit Margin 35.95% 39.37% 27%

13409095 – 13409148 – 13407169 – 13411603 28

Page 29: Laporan Praktikum MODUL 6

Modul 6 – Laporan dann Analisis Keuangan Asisten: Agatha Nella

11

Operating Profit Margin 13% 36.75% 23%

12 Net Profit Margin 10.28% 13.43% 6.3%

13

Return On Total Asset 2.21% 2.90% 4.9%

14 Return On Equity 2.66% 3.48% 8%

a. Liquidity Ratio Current Ratio

Dilihat dari perbandingan current ratio di tahun sebelumnya dan dengan standard yang ada, current ratio di tahun 2012 sangatlah baik. Hal ini dibuktikan dengan nilai yang meningkat dari tahun lalu dan lebih dari 2 kali lipat lebih besar dibandingkan dengan standard industri yang ada.

Current ratio yang tinggi sangat baik untuk sebuah perusahaan karena itu berarti bahwa kemampuan PT PTI dalam membayar hutang jangja pendek dan likuiditas dana yang ada baik dan lancar.

Acid Test RatioSeperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa semakin tinggi nilai acid

test ratio makan akan semakin baik untuk perusahaan karena itu tandanya bahwa aset yang dimiliki oleh perusahaan tersebut mudah dicairkan dan tidak memerlukan jangka waktu yang cukup panjang.

Dilihat dari PT PTI, nilai rasio jenis ini cukup tinggi apabila dibandingkan dengan standard perusahaan yang ada yaitu lebih dari 2 kali lipatnya. Dan juga dilihat dari rasio tahun lalu bahwa rasio jenis ini nilainya meningkat yang memperlihatkan bahwa PT PTI sedang dalam masa yang baik.

Net Working CapitalSemakin tinggi nilai net working capital, maka semakin sebuah perusahaan

tidak terlalu bergantung pada likuiditas aset yang ada karena semua keperluan dapat dipenuhi dengan adanya aktiva lancar yang melimpah.

Dapat dilihat dari tabel di atas bahwa semenjak tahun 2011 ke 2012, net working capital yang dimiliki PT PTI mengalami peningkatan. Walaupun peningkatannya belum signifikan, namun merupakan hal yang baik dan harus ditingkatkan lagi sehingga perusahaan PT PTI tidak bergantung kepada aset-aset yang ingin dicairkan.

b. Activity Ratio Inventory Turnover

Nilai yang didapat pada rasio ini, seperti yang kita ketahui pada subbab sebelumnya bahwa rasio ini memperlihatkan likuiditas perputaran inventori yang ada. Dan semakin tinggi nilainya, maka semakin baik pula tingkat likuiditasnya. Di

13409095 – 13409148 – 13407169 – 13411603 29

Page 30: Laporan Praktikum MODUL 6

Modul 6 – Laporan dann Analisis Keuangan Asisten: Agatha Nella

dalam kasus ini, PT PTI mengalami penurunan yang cukup drastis dibandingkan dengan tahun lalu.

Pada 2011 lalu, tingkat inventory turnover nya mencapai angka standard perusahaan yaitu 8. Namun, pada tahun 2012 angka ini merosot cukup jauh menjadi 3.44 saja. Hal ini disebabkan karena walaupun HPP dan COGS di kedua tahun bertambah, namun penambahan COGS yang ada tidak sebanding dengan penambahan finished goods yang ada. Pada tahun 2012 finished goods melonjak sehingga menambah inventori dan membuat nilai inventory turnover PT PTI merosot drastis.

Average Collection PeriodUntuk mencairkan piutangnya, perusahaan yang baik mengusahakan agar

pencairan tersebut dapat dilakukan dalam jangka waktu pendek. Maka dari itu, semakin nilai rasio ini tinggi, maka performansi perusahaan tersebut dalam usaha mencairkan piutangnya semakin kurang bagus.

Dilihat dari angka yang didapat pada tahun 2012, PT PTI cukup baik dalam melakukan likuiditas piutang, apabila dibandingkan dengan standard perusahaan yang ada. Pada tahun sebelumnya, tidak terdapat piutang perusahaan, maka dari itu kami tidak dapat melakukan perbandingan dengan rasio tahun sebelumnya.

Fixed Asset TurnoverFixed assets turnover adalah rasio yang dapat memperlihatkan seberapa baik

perusahaan menghasilkan aset tetap agar dapat digunakan untuk melakukan penjualan produk. Semakin besar nilainya, maka akan semakin baik. Rasio jenis ini merupakan rasio penjualan pada laporan laba/rugi pada aktiva tetap. Berikut di bawah ini merupakan rumusan dari fixed asset turnover:

¿assets turnover= Net SalesAverage net ¿

assets¿

Apabila dilihat dari hasil perhitungan di tabel, standard yang baik pada perusahaan sejenis adalah 0.61 sementara nilai yang dimiliki PT PTI hanyalah 0.3. Walaupun mengalami sedikit kenaikan dibandingkan pada tahun 2011 yang rasionya sebesar 0.28, namun angka ini masih sangat jauh dari standard yang ada.

Nilai rasio ini menurut kami cukup penting karena mempengaruhi penjualan perusahaan. Apabila nilai rasio jenis ini tidak baik, maka penjualan produk ataupun jasa dapat terhambat.

Total Assets TurnoverDilihat dari nilainya pada tabel perhitungan, efisiensi perusahaan masih

sangat kurang apalagi jika dibandingkan dengan standard perusahaan yang ada. Menurut kami, PT PTI harus lebih berkonsentrasi dalam mengubah nilai rasio ini menjadi lebih tinggi lagi karena tidak terjadi perubahan nilai rasio dari tahun lalu dan nilainya masih jauh dari standard yang ada.

c. Debt Ratio Debt Ratio

13409095 – 13409148 – 13407169 – 13411603 30

Page 31: Laporan Praktikum MODUL 6

Modul 6 – Laporan dann Analisis Keuangan Asisten: Agatha Nella

Semakin tinggi nilai debt ratio, maka semakin tidak baik karena dapat membuat suatu perusahaan memiliki banyak hutang dan bunga pinjaman kepada para investor.

Nilai debt ratio yang PT PTI miliki sudah sangat baik, di saat standardnya adalah sekitar 40% namun PT PTI dapat menembus angka 14.53%. hal ini menunjukkan bahwa PT PTI tidak memiliki terlalu banyak hutang dan bunga pinjaman pada orang lain.

Nilai pada tahun 2012 juga lebih kecil dibandingkan dengan nilai pada tahun 2011 lalu, yang berarti bahwa PT PTI mengalami peningkatan di bidang ini.

Time Interest EarnedSemakin besar nilai time interest earned, maka semakin baik bagi

perusahaan. Apabila kita melihat dari tabel perhitungan yang ada, PT PTI memiliki nilai rasio yang sangat baik. Nilai pada tahun 2012 mengalami peningkatan pesat dari tahun sebelumnya, maupun dari standard yang telah ditentukan. Apalagi perbedaan rasio 2011 dengan rasio 2012 cukup jauh, yaitu lebih dari 2 kali lipatnya nilainya pada tahun lalu.

d. Profitability Ratio Gross Profit Margin

Gross profit margin PT PTI sudah bagus karena nilainya lebih dari standard yang ada dan mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun lalu. Peningkatan ini juga cukup signifikan dan diharapkan terus terjadi peningkatan untuk tahun-tahun selanjutnya.

Operating Profit MarginOperating profit margin tentu juga mengingkat apabila gross profit margin

meningkat. Namun apabila dilihat dari tabel perhitungan, nilai operating profitnya meningkat lebih pesat dibandingkan dengan tahun 2011 lalu. Kenaikan yang hampir 3 kali lipat dibandingkan dengan tahun lalu disebabkan oleh pendapatan bersihnya meningkat dari tahun 2011 ke 2012, dan penjualannya juga meningkat.

Net Profit MarginSama halnya seperti di atas, apabila gross profit dan operating profitnya

meningkat, maka net profit margin juga meningkat. Nilai ini didapatkan dari keuntungan bersih penjualan setelah dipotong bunga dan pajak dibagi dengan total penjualan.

Semakin tinggi net profit yang dihasilkan PT PTI, maka keuntungan yang didapatkan oleh PT PTI juga semakin besar, kesejahteraan perusahaan PT PTI juga meningkat dan kemungkinan PT PTI berkembang lebih pesat juga berpotensi besar.

Dapat kita lihat bahwa apabila dibandingkan dengan tahun lalu, net profit mengalami kenaikan sekitar 3% dan apabila dibandingkan dengan standard yang ada, PT PTI melesat 2 kali lipat net profitnya daripada perusahaan-perusahaan kompetitor lainnya.

Return on Total Assets

13409095 – 13409148 – 13407169 – 13411603 31

Page 32: Laporan Praktikum MODUL 6

Modul 6 – Laporan dann Analisis Keuangan Asisten: Agatha Nella

Nilai dari return on total assets yang dihasilkan PT PTI menurut perhitungan masih kurang baik karena masih berada di bawah rata-rata standard perusahaan yang ada. Walaupun apabila dilihat dari progress tahun lalu nilai rasio ini mengalami kenaikan, namun kenaikan yang terjadi masih di bawah standard yang tertera di tabel perhitungan.

Dengan begitu disimpulkan bahwa PT PTI masih kurang menggunakan aset-aset yang tersedia secara efektif.

Return on EquityTingkat pengembalian PT PTI ke para investor dan penanam saham juga

masih kurang baik. Dianggap masih kurang baik karena walaupun mengalami peningkatan dari tahun lalu, namun nilainya masih kurang dari 8%, yaitu rata-rata standard perusahaan.

Dengan begitu, PT PTI masih mempunyai tugas besar dalam meningkatkan nilai rasio ini karena rasio ini cukup penting. apabilaPT PTI tidak dapat mengembalikan pinjamannya pada saat jatuh tempo, maka perusahaan PT PTI akan mendapatkan masalah besar. Maka dari itu, rasio ini harus ditingkatkan pada tahun berikutnya, minimal nilainya sama dengan standard perusahaan yang ada.

3.4 Analisis Permasalahan yang Mungkin Terjadi pada Perusahaan dan Solusinya

Untuk menganalisis permasalahan yang mungkin terjadi pada perusahaan, dapat dilakukan dengan melihat rasio keuangan perusahaan. Rasio-rasio keuangan secara garis besar ditentukan oleh keempat hal berikut, yaitu:

1. Total Aset Perusahaan. Ini diukur dari rasio likuiditas perusahaan.2. Penjualan. Ini diukur dari rasio aktivitas perusahaan.3. Hutang, yang diukur dari debt (solvency) ratio.4. Profit, yang diukur dari rasio profitabilitas.

Berdasarkan keempat hal tersebut, berikut perhitungan rasio keuangan PT PTI dari tahun 2011-2012 dibandingkan dengan rasio rata-rata di indsutri. Tabel yang diberi warna merah merupakan rasio yang perlu diperhatikan karena berpotensi untuk menimbulkan permasalahan bagi perusahaan. Berikut dijelaskan analisis permasalahan untuk masing-masing rasio yang memiliki potensi tersebut.

Jenis Ratio 2011 2012Industry Average

Liquidity Ratios

Current Ratio 3,95 5,00 1,9

Acid Test Ratio 3,65 3,78 1,5

Net Working Capital Rp 1.164.528.000

Rp 1.578.959.164  

Activity Ratios

Inventory Turnover 8 3,45 8Average Collection

Period 0,00 27 34 hari

13409095 – 13409148 – 13407169 – 13411603 32

Page 33: Laporan Praktikum MODUL 6

Modul 6 – Laporan dann Analisis Keuangan Asisten: Agatha Nella

Fixed Asset Turnover 0,28 0,30 0,61

Tot. aset turnover 0,22 0,22 0,85

Debt (Solvency) Ratios

Debt Ratio 14,75% 14,57% 40%

Time Interest Earned 10,78 21,46 8,1

Profitability Ratios

Gross Profit Margin 35,95% 37,83% 27%Operating Profit

Margin 13% 35,21% 23%

Net Profit Margin 10,28% 12,28% 6,3%

Return On Total Asset 2,21% 2,65% 4,9%

Return On Equity 2,66% 3,18% 8%

Inventory Turnover

Rasio inventory turnover menunjukkan berapa kali rata-rata inventori yang terjual dalam satu periode. Pada rasio keuangan perusahaan, dapat dilihat bahwa rasio ini mengalami penurunan yang drastis dari tahun 2011 ke 2012. Rasio pada tahun 2012 jika dibandingkan dengan rata-rata industri juga sangat rendah, sehingga dapat menyebabkan permasalahan bagi perusahaan. Dengan rendahnya rasio ini, menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan dari inventori yang terjual rendah. Artinya, biaya yang harus perusahaan keluarkan untuk inventori akan tinggi, padahal biaya inventori adalah biaya yang tidak memberikan nilai tambah sehingga harus diminimalisir.

Permasalahan yang timbul akibat rendahnya rasio ini adalah besarnya beban atau biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk menyimpan inventorinya. Solusi untuk menangani masalah ini adalah dengan menerapkan sistem kebijakan inventori yang baik, yaitu yang memerhatikan aspek permintaan customer, service, dan lead time. Sistem peramalan permintaan yang baik juga perlu dilakukan untuk dapat menentukan safety stock yang meminimasi biaya penyimpanan.

Fixed Asset Turnover

Rasio fixed asset turnover digunakan perusahaan untuk mengindikasikan efisiensi dalam menggunakan aset-aset tetap milik perusahaan (mesin, gedung, tanah, bangunan). Pada perhitungan rasio di tabel, dapat dilihat bahwa nilai rasio ini hanya setengah dari rata-rata rasio di industri. Selain itu, terdapat peningkatan rasio ini dari tahun 2011 ke 2012, namun hanya sedikit. Ini menunjukkan bahwa perusahaan belum mampu menggunakan aset-aset tetap miliknya dengan efisien. Artinya, output yang dihasilkan dari penggunaan aset tetap masih jauh lebih rendah dari input.

Permasalahan yang timbul akibat rendahnya rasio ini dapat datang dari luar, yaitu penurunan kepercayaan investor untuk tetap berinvestasi di perusahaan, atau penurunan loyalitas dari konsumen. Karena dengan efisiensi yang rendah, harga jual produk bisa lebih mahal dengan biaya produksi yang tetap, sehingga konsumen bisa hilang loyalitas terhadap PT PTI. Solusi untuk ini adalah dengan memanfaatkan peran Research & Development dalam membangun teknologi yang dapat mendukung PT PTI untuk lebih efisien dalam proses produksi. Peran lain yang juga dapat terlibat untuk mengatasi masalah ini adalah peran marketing, sehingga resiko kehilangan pelanggan atau investor dapat diperkecil.

13409095 – 13409148 – 13407169 – 13411603 33

Page 34: Laporan Praktikum MODUL 6

Modul 6 – Laporan dann Analisis Keuangan Asisten: Agatha Nella

Total Asset Turnover

Rasio total asset turnover menujukkan efisiensi perusahaan dalam menggunakan aset-asetnya secara keseluruhan. Pada perhitungan rasio keuangan, angka rasio ini jauh lebih rendah daripada rata-rata rasio di industri, dan besarnya tetap dari tahun 2011 ke 2012. Hal ini menunjukkan bahwa penjualan yang perusahaan lakukan jauh lebih kecil dari total aset yang dimiliki perusahaan. Artinya, terdapat ketidakmampuan perusahaan untuk memperoleh pendapatan yang besar dari penjualannya. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya minat pembelian produk yang dijual PT PTI, yaitu dongkrak, di tengah-tengah industri. Oleh karena itu, dengan banyaknya aset yang dimiliki perusahaan, kurangnya daya tarik PT PTI sebagai produsen dongkrak menyebabkan penjualan perusahaan rendah.

Permasalahan yang timbul adalah perusahaan berpotensi untuk mengalami kerugian jika dibiarkan begini terus menerus. Artinya, harus ada peningkatan penjualan oleh perusahaan dengan meningkatkan efisiensi dari penggunaan asetnya. Solusi untuk permasalahan ini adalah perusahaan dapat mengurangi jumlah asetnya untuk mengimbangi penjualan yang saat ini dapat dilakukan perusahaan, atau dengan melakukan strategi proaktif. Strategi ini berupa peningkatan kualitas teknologi dan marketing perusahaan. Dengan begini diharapkan perusahaan dapat meningkatkan daya tariknya sebagai produsen dongkrak, sehingga efisiensi asetnya menjadi tinggi.

Return on Total Asset

Rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dengan menggunakan aset-aset yang tersedia. Dari perhitungan rasio keuangan, terlihat bahwa rasio return on total asset PT PTI masih lebih rendah dari rata-rata rasio industri. Ini berarti keuntungan bersih perusahaan masih lebih jauh daripada total aset yang dimilikinya. Dengan kata lain, penggunaan aset ini tidak dimanfaatkan secara maksimal, sehingga aktivitas perusahaan terbilang rendah.

Permasalahan yang timbul akibat rasio yang rendah ini mungkin tidak berpotensi pada kerugian karena terdapat peningkatan rasio ini dari tahun ke tahun, namun keuntungan bersih perusahaan akan diperoleh dalam jangka waktu yang lama. Ini diperlihatkan peningkatan rasio ini yang tidak signifikan dari tahun 2011 ke 2012. Solusi untuk permasalahan ini adalah dengan meningkatkan keuntungan perusahaan. Ini dapat dilakukan dengan pengurangan biaya untuk aset dan peningkatan utilitas aset tersebut. Dengan begini diharapkan efektivitas dan efisiensi perusahaan dapat meningkat, sehingga keuntungan yang diperoleh juga meningkat. Dalam prosesnya, perusahaan dapat menggunakan peran R&D untuk meningkatkan kualitas proses produksi dan spesifikasi teknologi yang dipakai sehingga meningkatkan utilitas aset, ataupun dengan menggunakan peran marketing untuk mengetahui permintaan pasar akan spesifikasi produk, sehingga produksi yang dilakukan dapat lebih efektif. Peran pemasaran juga dilakukan dengan melakukan promosi produk, seperti pengenalan produk melalui penawaran katalog, media, dll.

Return on Equity

Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian yang dihasilkan dari investasi pemilik dalam perusahaan. Dari perhitungan rasio perusahaan, dapat dilihat bahwa besarnya rasio ini cukup rendah daripada rata-rata rasio di industri. Rendahnya rasio ini menunjukkan bahwa keuntungan bersih yang diperoleh masih jauh dari besarnya investasi yang ditanamkan pada

13409095 – 13409148 – 13407169 – 13411603 34

Page 35: Laporan Praktikum MODUL 6

Modul 6 – Laporan dann Analisis Keuangan Asisten: Agatha Nella

perusahaan. Permasalah yang mungkin timbul akibat rendahnya rasio ini adalah kurangnya daya tarik perusahaan bagi investor untuk melanjutkan investasinya di perusahaan tersebut. Rasio ini berhubungan dengan loyalitas investor untuk menanamkan modalnya, dimana modal ini diperlukan untuk keberjalanan proses produksi perusahaan.

Solusi untuk potensi permasalahan yang mungkin terjadi adalah dengan memastikan bahwa perusahaan mampu mempresentasikan kelayakan investasi yang baik kepada investor. Ini dilakukan dengan melakukan analisis kelayakan investasi yang dapat dilihat dari 3 indikator, yaitu net cash flow, payback period, dan IRR. Ketika nilai ini masih lebih baik dari standard kelayakan investasi, maka perusahaan dapat memastikan investor untuk tetap menanamkan modal di PT PTI. Untuk memastikan investasi layak dari ketiga indikator ini, dapat dilakukan dengan meningkatkan penjualan secara konstan dari waktu ke waktu. Ini dapat dilakukan dengan perencanaan strategis yang dirancang bagian R&D dan marketing perusahaan, maupun bagian produksi dan keuangannya. Dengan begini, setidaknya perusahaan telah menjamin keuntungan akan diperoleh PT PTI untuk periode mendatang.

3.5 Analisis Letak Modul 6 di Tahapan Praktikum PTI II

Pada modul 6 yang membahas tentang pembuatan dan analisis laporan keuangan ini mendapatkan input berupa data MPS tiga tipe dongkrak dongkrak, asumsi yang berisi tentang nama akun dan nomer referensi dari masing-masing akun, data biaya (data rencana produksi tahun 2012, data produk per 31 Desember 2011, total jumlah produk tahun 2012, biaya spesifik, harga mesin dan peralatan, biaya shipping, dan pajak pendapatan), serta transaksi yang dilakukan oleh perusahaan dongkrak selama satu tahun. Dari data tersebut dilakukan pengolahan data menjadi suatu laporan yang berisi tentang laporan laba/rugi, jurnal, buku besar, perhitungan nilai produksi, perhitungan HPP disertai COGS (cost goods of sold), data worksheet, perubahan equitas/modal, neraca tahun 2012, dan perhitungan nilai rasio. Setelah data tersebut telah tersusun menjadi sebuah laporan keuangan yang merupakan output dari modul ini maka dapat dilakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan dongkrak tersebut.

Letak modul 6 pada tahapan praktikum PTI II berdasarkan diagram bahasan sistem manufaktur ditinjau dari output berupa laporan keuangan berada pada bagian optimasi sistem kerja dan sistem produksi, karena dari output yang dihasilkan dapat dilihat kebaikan sistem kerja dan sistem produksi perusahaan ditinjau dari segi finansial perusahaan tersebut.

13409095 – 13409148 – 13407169 – 13411603 35

Page 36: Laporan Praktikum MODUL 6

Modul 6 – Laporan dann Analisis Keuangan Asisten: Agatha Nella

13409095 – 13409148 – 13407169 – 13411603 36

Page 37: Laporan Praktikum MODUL 6

Modul 6 – Laporan dann Analisis Keuangan Asisten: Agatha Nella

BAB IV

KESIMPULAN & SARAN

4.1 Kesimpulan

Pada modul kali ini, dilakukan penyusunan laporan keuangan dan analisis laporan keuangan tersebut. Terdapat beberapa hal yang dapat disimpulkan terkait dengan penyusunan laporan pada praktikum kali ini. Pertama, laporan keuangan dibuat untuk melihat transaksi yang dilakukan perusahaan dalam periode tertentu untuk dilihat keuntungan yang perusahaan dapat selama periode tersebut. Ini dilakukan praktikan dengan menyusun transaksi ke jurnal, merangkum jurnal ke buku besar (ledger). Kedua, laporan keuangan membantu perusahaan untuk mengetahui berapa nilai produksi dan harga jual yang seharusnya perusahaan tetapkan. Ini dilakukan praktikan ketika memperhitungkan barang jadi pada akhir periode dan dalam perhitungan cost of goods sold (COGS).

Kesimpulan ketiga adalah perhitungan laporan keuangan dapat membantu perusahaan untuk melihat pencatatan akun yang seimbang antara aktiva dan pasiva. Pencatatan akun perlu seimbang agar analisis terhadap laporan keuangan ini dapat dilakukan dengan akurat. Selanjutnya, kesimpulan terakhir adalah laporan keuangan pada akhirnya disusun untuk menganalisis kondisi perusahaan tersebut dari aspek finansial yang dilihat dari perhitungan rasio-rasio keuangan. Analisis ini selain dilakukan oleh perusahaan untuk introspeksi kondisi internalnya, juga dilakukan oleh stakeholder atau komponen-komponen yang terlibat dengan perusahaan, seperti investor, customer, supplier, pemerintah, dan komponen eksternal lainnya.

4.2 Saran

Sebaiknya di dalam modu diberikan suatu contoh soal cerita yang memiliki seluruh perhitungan rasio yang dibutuhkan agar para praktikan memiliki gambaran tentang perhitungan rasio.

Praktikum sebaiknya dilakukan tidak dengan terlambat. Pada praktikum modul ini, shift 2 nya terlambat mengakibatkan selesainya jadi lebih lama.

Asisten sebaiknya memberikan feedback dengan cepat dan tanggap. Jangan sampai feedback diberikan berhari-hari setelah pengiriman karena akan menunda kegiatan penyelesaian laporan.

13409095 – 13409148 – 13407169 – 13411603 37