Laporan Praktikum Patologi Klinik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK

LAPORAN PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK

KELOMPOK 3.4BLOK ENDOCRINE AND METABOLISM

Disusun Oleh :

Noni Frista Al-Azhari

G1A008088

Annisa Fildza H

G1A008090

Izni Ayuni

G1A008100

Agustika Nur Setiyani

G1A008101

Yulinda Dwi A

G1A008109

Dhita Andini

G1A008112

Margareta G R I S

G1A008113

BLOK ENDOCRINE AND METABOLISM SEMESTER III

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN UMUM

UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN

2009

BAB I

PENDAHULUAN

A. Tujuan

1. Finger pricks : Memperoleh darah dalam jumlah sedikit untuk pemeriksaan yang hasilnya segera diketahui (pemeriksaan gula darah sewaktu).

2. Preparation and examination of urinary sediments:

a. Menjelaskan cara pemeriksaan glukosa urin dan interpretasinya.

b. Menjelaskan cara pemeriksaan protein urin dan interpretasinya.

B. Dasar Teori

1. Pemeriksaan glukosa darah

Glukosa diperlukan sebagai sumber energi terutama bagi sistem saraf dan eritrosit. Glukosa juga dibutuhkan di dalam jaringan adipose sebagai sumber gliserida glisero, dan mungkin juga berperan dalam mempertahankan kadar senyawa antara pada siklus asam sitrat di dalam banyak jaringan tubuh.

Glukosa berasal sebagian diperoleh dari makanan, kemudian dibentuk dari berbagai senyawa glukogenik yang mengalami glukoneogenesis lalu juga dapat dibentuk dari glikogen hati melalui glikogenolosis. Proses mempertahankan kadar glukosa yang stabil didalam darah merupakan salah satu mekanisme homeostatis yang diatur paling halus dan juga menjadi salah satu mekanisme di hepar, jaringan ekstrahepatik serta beberapa hormon.

Diantara hormon yang mengatur kadar glukosa darah adalah insulin dan glukagon. Insulin, suatu hormon anabolik, merangsang sintesis komponen makromolekuler sel dan mengakibatkan penyimpanan glukosa. Glukagon, suatu hormon katabolik, membatasi sintesis makromolekul dan menyebabkan pengeluaran glukosa yang disimpan. Peningkatan konsentrasi glukosa dalam sirkulasi mengakibatkan peningkatan sekresi insulin dan pengurangan sekresi glukagon, demikian sebaliknya.

Kriteria diagnosis untuk gangguan kadar gula darah. Pada ketetapan terakhir yang dikeluarkan oleh WHO (Dalam petemuan tahun 2005) disepakati bahwa angkanya tidak berubah dari ketetapan sebelumnya yang dikeluarkan pada tahun 1999, yaitu:

METODE PENGUKURANKADAR GULA DALAM DARAH (KONDISI)

NORMALDIABETESIGTIFG

GULA DARAH PUASA (FASTING GLUCOSE)

< 6.1 mmol/l

< 110 mg/dL

> 7.0 mmol/L

> 126 mg/dL

atau

< 7.0 mmol/L

< 126 mg/dL

dan

6.1 < X< 7.0 mmol/L

110 < X< 126 mg/dL

dan

GULA DARAH 2 JAM SETELAH MAKAN(2-h GLUCOSE)Tidak spesifik. Nilai yang sering dipakai

< 7.8 mmol/L

< 140 mg/dL> 11.1 mmol/L

> 200 mg/dL

7.8 < X < 11.1 mol/L

140 < X < 200 mg/dL< 7.8 mmol/L

< 140 mg/dL

(Jika diukur)

Dalam tabulasi diatas WHO mengeluarkan standard dalam 2 satuan yang sering digunakan yaitu mmol/L dan mg/dL. Perhatikan bahwa terdapat penggunaan kata sambung atau dan dan. Penggunaan kata sambung ini penting untuk menandakan misalnya bahwa untuk menentukan diabetes dapat dengan menggunakan salah satu dari 2 metode pemeriksaan yang ada dan untuk yang lainnya seperti yang disebutkan dalam tabel. Kadar gula darah normal (Normoglycaemia) dikatakan sebagai suatu kondisi dimana kadar glukosa darah yang ada mempunyi resiko kecil untuk dapat berkembang menjadi diabetes atau menyebabkan munculnya penyakit jantung dan pembuluh darah

IGT oleh WHO didefinisikan sebagai kondisi dimana seseorang mempunyai resiko tinggi untuk terjangkit diabetes walaupun ada kasus yang menunjukkan kadar gula darah dapat kembali ke keadaan normal. Seseorang yang kadar gula darahnya termasuk dalam kategori IGT juga mempunyai resiko terkena penyakit jantung dan pembuluh darah yang sering mengiringi penderita diabetes. Kondisi IGT ini menurut para ahli terjadi karena adanya kerusakan dari produksi hormon insulin dan terjadinya kekebalan jaringan otot terhadap insulin yang diproduksi.

Batas bawah untuk IFG tidak berubah untuk pengukuran gula darah puasa yaitu 6.1 mmol/L atau 110 mg/dL. IFG sendiri mempunyai kedudukan hampir sama dengan IGT. Bukan entitas penyakit akan tetapi sebuah kondisi dimana tubuh tidak dapat memproduksi insulin secara optimal dan terdapatnya gangguan mekanisme penekanan pengeluaran gula dari hati ke dalam darah.

Metode pengukuran kadar gula standar menggunakan bahan plasma darah yang berasal dari pembuluh vena. Plasma darah adalah bagian cair dari darah. Intinya adalah darah yang sudah tidak mengandung bahan-bahan padat lagi seperti sel darah merah hematokrit dan yang lainnya. Pada alat pengukur gula darah portabel yang banyak terdapat di pasaran, metode mendapatkan plasma dari darah dengan melakukan penyaringan darah yang diambil yang dilakukan oleh strip tempat menaruh sediaan darah yang diambil. Pengukuran kadar gula darah sebaiknya dilakukan sesegera mungkin setelah darah diambil dari vena. Pengukuran darah vena dan kapiler pada saat puasa memberikan hasil yang identik pada saat puasa tetapi tidak untuk pengukuran 2 jam setelah makan dimana hasil dari darah kapiler menunjukkan nilai yang lebih tinggi.

Ada sebuah metode pemeriksaan kadar gula darah lainnya yang dapat membantu menentukan pengelompokan gangguan kadar gula darah yaitu OGTT (Oral Glucose Tolerance Test = Tes Toleransi Glukosa Oral ). Hal ini penting disebutkan karena:

a. Tes glukosa darah puasa saja mempunyai nilai kegagalan untuk mendeteksi diabetes yang telah diderita sebelumnya (Tetapi belum diketahui kepastiannya) sebesar 30%.

b. OGTT merupakan metode pengukuran yang dapat mengidentifikasi kondidi IGT secara akurat.

c. OGTT diperlukan untuk memastikan seseorang mengalami gangguan toleransi glukosa yang tidak terdeteksi (dicurigai) dan juga berarti mengeluarkan orang tersebut dari kecurigaan yang ada. Tes OGTT disarankan untuk dilakukan pada seseorang yang memiliki kadar gula puasa 6.1 6.9 mmol/L atau 110 125 mg/dL untuk menentukan kepastian status toleransi glukosanya.

Pemeriksaan HbA1c tidak disarankan sebagai pemeriksaan diagnosis untuk diabetes dan kondisi gangguan kadar gula darah lainnya.

Pemeriksaan gula darah dapat memberikan informasi kepada penderita gangguan gula darah sejauh mana keberhasilan program pengendalian gula darah mereka saat itu. Informasi ini sangat berguna untuk membantu anda melakukan evaluasi terhadap asupan makanan, aktifitas, serta obat yang digunakan, sehingga kadar gula darah dapat dijaga sebaik mungkin. Selain itu, pemeriksaan ini dapat membantu kita untuk menegakkan diagnosis pada pasien yang mengalami gangguan gula darah.Sangat penting kita mengetahui gejala-gejala seperti keluar keringat dingin, rasa lemas, berdebar-debar, sangat lapar sebagai reaksi akibat kadar gula darah yang terlalu rendah (hypoglycemia), sehingga dengan pemeriksaan gula darah sesegera mungkin hasilnya dapat segera diketahui dan pertolongan dapat segera dilakukan.Pemeriksaan gula darah juga sangat penting dilakukan ketika penderita gangguan gula darah sedang sakit atau dalam keadaan stress, sehingga kadar gula darah yang rendah atau tinggi dapat segera diketahui dan pertolongan dapat segera dilakukan.Keakuratan hasil sangat tergantung kepada teknik pengambilan dan pemeriksaan serta sistem dari glucometer yang bekerja dengan baik. Untuk itu Quality Control glucometer anda perlu dilakukan secara periodik.

2. Pemeriksaan urin (glukosa dan protein urin)Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Pengeluaran urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Secara umum urin berwarna kuning. Urin encer warna kuning pucat (kuning jernih), urin kental berwarna kuning pekat, dan urin baru / segar berwarna kuning jernih. Urin yang didiamkan agak lama akan berwarna kuning keruh. Urin berbau khas jika dibiarkan agak lama berbau ammonia. Ph urin berkisar antara 4,8 7,5, urin akan menjadi lebih asam jika mengkonsumsi banyak protein, dan urin akan menjadi lebih basa jika mengkonsumsi banyak sayuran. Berat jenis urin 1,002 1,035.Secara kimiawi kandungan zat dalan urin diantaranya adalah sampah nitrogen (ureum, kreatinin dan asam urat), asam hipurat zat sisa pencernaan sayuran dan buah, badan keton zat sisa metabolism lemak, ion-ion elektrolit (Na, Cl, K, Amonium, sulfat, Ca dan Mg), hormone, zat toksin (obat, vitamin dan zat kimia asing), zat abnormal (protein, glukosa, sel darah kristal kapur dan sebagainya)Pengaturan lingkungan internal oieh ginjal adalah suatu gabungan 3 proses:

a. Filtrasi plasma darah oleh glomerulus darah yang masuk ke dalam glomerulus memiliki tekanan yang tinggi. sebagian besar bagian darah yang berupa cairan disaring melalui lubang-lubang kecil pada dinding pembuluh darah di dalam glomerulus dan pada lapisan dalam kapsula bowman; sehingga yang tersisa hanya sel-sel darah dan molekul-molekul yang besar (misalnya saja berupa protein). Cairan yang telah disaring (filtrat) masuk ke dalam rongga bowman dan mengalir ke dalam tubulus kontortus proksimal (tabung/saluran di bagian hulu yang berasal dari kapsula bowman); natrium, air, glukosa dan bahan lainnya yang ikut tersaring diserap kembali dan dikembalikan ke darah.b. Absorpsi kembali selektif zat-zat seperti garam, air, gula sederhana dan asam amino oleh tubulus yang diperlukan untuk mempertahankan lingkungan internal atau untuk membantu proses-proses metabolik; dan,

c. Sekresi zat-zat oleh tubulus dari darah ke dalam lumen tubulus untuk dieksresikan ke dalam urin. Proses ini mengikutsertakan penahanan kalium, asam urat, anion organik, dan ion hidrogen. Tugasnya untuk memperbaiki komponen buffer darah dan untuk mengeluarkan zat-zatyang mungkin merugikan.Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh

Ginjal sehat mampu menyaring protein dan glukosa agar tidak keluar ke dalam urin, tetapi bila ginjal sudah terganggu, protein dan glukosa dapat bocor ke dalam urin dan ini bisa dijadikan sebagai indikator adanya gangguan fungsi ginjal.Dalam mempertahankan homeostasis tubuh peranan urin sangat penting, karena sebagian pembuangan cairan oleh tubuh adalah melalui sekresi urin. Selain urin juga terdapat mekanisme berkeringat dan juga rasa haus yang kesemuanya bekerja sama dalam mempertahankan homeostasis ini.

Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa.

Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis, yaitu suatu metode analisis zat-zat yang dimungkinkan terkandung di dalam urin.

Proses urinalisis atau pemeriksaan urin terdapat banyak cara metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi zat-zat apa saja yang terkandung di dalam urin. Analisis urin dapat berupa analisis fisik, analisi kimiawi dan analisis secara mikroskopik.

Analisis urin secara fisik meliputi pengamatan warna urin, berat jenis cairan urin dan pH serta suhu urin itu sendiri. Sedangkan analisis kimiawi dapat meliputi analisis glukosa, analisis protein dan analisis pigmen empedu. Untuk analisis kandungan protein ada banyak sekali metode yang ditawarkan , mulai dari metode uji millon sampai kuprisulfa dan sodium basa. Yang terakhir adalah analisis secara mikroskopik, sampel urin secara langsung diamati dibawah mikroskopik sehingga akan diketahui zat-zat apa saja yang terkandung di dalam urin tersebut, misalnya kalsium phospat, serat tanaman, bahkan bakteri

Komposisi urin normal

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa dalam urin normal, komposisinya tidak terdapat protein dan glukosa. Protein dan glukosa merupakan senyawa yang besar sehingga difiltrasi oleh glomerulus dan direabsorpsi untuk digunakan oleh tubuh kembali.DAPUS

Foster D.W, Diabetes Mellitus, In Harrisons Principles of Internal Medicine, Eds Fauci, Braunwald, Isselbacher, et al, 14th Edition, McGraw-Hill Companies, USA, 1998:623-75Dods R.F, Diabetes Mellitus, In Clinical Chemistry: Theory, Analysis, Correlation, Eds, Kaplan L.A, Pesce A.J, 3rd Edition, Mosby Inc, USA, 1996:613-640Alberti K.G.M.N., Zimmet P., DeFronzo R.A., International Textbook of Diabetes Mellitus, Second Edition, John Wiley & Sons Ltd., England, 1997:1027-1074

Fisiologi SherwoodHardjoeno ed. Interpretasi Hasil Tes Laboratorium Diagnostik. Lembaga Penerbitan Universitas Hasanuddin. Makasar. 2003