20
Laporan Praktikum/Survei Pengelolaan Tanaman Pangan SURVEI PADI SAWAH Oriza sativa L. Oleh : Zulfajri 1105101050043 JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA

Laporan Praktikum Pengelolaan Tanaman Pangan 2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Praktikum Pengelolaan Tanaman Pangan 2

Laporan Praktikum/Survei Pengelolaan Tanaman Pangan

SURVEI PADI SAWAH

Oriza sativa L.

Oleh :

Zulfajri

1105101050043

JURUSAN AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

DARUSSALAM, BANDA ACEH

2013

Page 2: Laporan Praktikum Pengelolaan Tanaman Pangan 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Padi berakar serabut dan biasanya terletak pada kedalaman tanah 20-

30cm. Daun bendera adalah daun yang terletak pada tiap batang sebagai daun

teratas. Daun ini dominan sekali peranannya pada fase pengisian biji padi.

Bunga padi terdiri atas tangkai bunga, kelopak bunga, lemma (gabah padi yang

besar ), dan palea ( gabah padi yang kecil ), putik, kepala putik, tangkai sari,

kepala sari dan bulu padi. Malai padi terdiri dari sekumpulan bunga padi

(spikelet) yang tumbuh dari buku paling atas (Nurmala Tati S.W., 2003).

Tanaman padi dapat hidup baik didaerah yang berhawa panas dan

banyak mengandung uap air. Curah hujan yang baik rata-rata 200 mm per bulan

atau lebih, dengan distribusi selama 4 bulan, curah hujan yang dikehendaki per

tahun sekitar 1500 -2000 mm. Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi

23 °C. Tinggi tempat yang cocok untuk tanaman padi berkisar antara 0 -1500 m

dpl. Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah yang

kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dalam perbandingan tertentu dengan

diperlukan air dalam jurnlah yang cukup. Padi dapat tumbuh dengan baik pada

tanah yang ketebalan lapisan atasnya antara 18 -22 cm dengan pH antara 4 -7

(Prihatman K., 2007).

Ketersediaan pangan di suatu wilayah merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi jumlah dan jenis pangan yang dikonsumsi oleh penduduk.

Ketersediaan pangan harus dipertahankan sama atau lebih besar daripada

kebutuhan penduduk. Jika keadaan ini tercapai maka ketahanan pangan (food

security) akan berada pada tingkat yang aman. Ketersediaan pangan (food

availibility) di suatu daerah atau wilayah ditentukan oleh berbagai faktor seperti

keragaan produksi pangan, tingkat kerusakan dan kehilangan pangan karena

penanganan yang kurang tepat, dan tingkat ekspor/impor pangan (Buckle, 2009).

Page 3: Laporan Praktikum Pengelolaan Tanaman Pangan 2

Beras merupakan bahan makanan pokok bagi penduduk Indonesia. Oleh

sebab itu, beras memegang peranan penting di dalam kehidupan ekonomi dan

situasi beras secara tak langsung dapat mempengaruhi situasi bahan-bahan

lainnya, antara lain berupa gejala bahwa kalau harga beras di pasaran meningkat

maka harga barang-barang konsumsi lainnya cenderung ikut meningkat

(Soemartono, 1990).

B. Tujuan

Tujuan dari survei ini adalah Untuk mengetahui bagaimana proses dan pola

penanaman tanaman pangan yang dilakukan oleh para petani dimana nantinya akan

diketahui bagaimana proses penanaman yang baik untuk mendapatkan hasil

panen/produktifitas yang baik.

Page 4: Laporan Praktikum Pengelolaan Tanaman Pangan 2

BAB II

PEMBAHASAN

Lokasi 1 => Desa Cot Irie

Kondisi Lahan

Survei ini dilakukan di desa Cot Irie. Sebuah lokasi yang bisa dikatakan

sebagai contoh lokasi terpadu dalam melakukan usaha pertanian. Dikatakan

lokasi terpadu karena di areal pertanian ini terdapat areal persawahan, areal

peternakan, dan areal perikanan. Dimana ketiga komponen tersebut saling

berhubungan dan menguntungkan satu sama lain. Ampas atau kotoran ternak

dapat dijadikan sebagai pupuk untuk usaha pertanian, begitu juga dari sisa-sisa

pertanian dapat dijadikan sebagai pakan ternak untuk usaha peternakan dan juga

untuk usaha perikanan.

Pola Penanaman

Sebenarnya lahan yang digunakan untuk usaha pertanian ini bukanlah

lahan persawahan. Lokasi ini pada mulanya adalah hasil tumpukan dan endapan

dari sisa-sisa tanah proyek Krueng Aceh pada tahun 1989. Sebagian tanah dari

proyek Krueng Aceh tersebut terbawa dan teraliri ke dalam tanggul dan sebagian

lainnya teraliri ke lahan. Dimana dari tumpukan dan endapan ini menyebabkan

lapisan atas atau top soil-nya hilang dan juga matinya mikrobia dalam tanah

tersebut. Kemudian dari usaha masyarakat setempat akhirnya lahan ini dapat

digunakan untuk usaha pertanian.

Masyarakat setempat membiarkan tanah ini selama 5 tahun agar kondisi

tanah ini menjadi baik. Selanjutnya para masyarakat menambahkan bahan

orgnanik dan pupuk kandang ke lahan tersebut. Dan kini lahan tersebut dapat

digunakan untuk usaha pertanian.

Page 5: Laporan Praktikum Pengelolaan Tanaman Pangan 2

Lokasi yang dilakukan survei adalah lahan milik Pak Hatta dan dikelola

oleh petani setempat. Pola dan sistem penanaman yang diterapkan adalah sistem

SRI. Karena Pak Hatta telah banyak pengalaman dengan sistem tersebut dan

mencoba melakukan pada lahan tersebut. Dari hasil survei didapatkan bahwa

tanaman padi pada lahan ini dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Hal ini

disebabkan karena sistem pengelolaan dan penanaman serta perawatannnya yang

baik. Pada tahun pertama usaha dengan luas lahan 1200 meter mendapatkan

hasil sebanyak 800 Kg kemudian pada tahun berikutnya hasil produksinya terus

meningkat.

Berikut ini adalah uraian data pada lahan ini :

Varietas : Ceherang, Impari, dan Pandan Wangi

Luas Lahan : 1200 meter

Jarak Tanam : 15 cm x 60 cm

1 tanaman per lubang dengan jumlah anakan 15-20 anakan per lubang

Dari hasil survei juga didapatkan bahwa perkembangan hama, gulma,

dan penyakitnya juga kurang. Perkembangan penyakit sekitar 5 %, hama 10 %

da, gulma 10 %. Penyakit yang terdapat pada tanaman padi di lahan tersebut

adalah penyakit karat/kuning daun yang disebabkan oleh gigitan hama wereng

dan jangkrik/belalang. Hama yang tersebar pada lahan tersebut adalah wereng,

kutu putih, belalang, dan lainnya dan gulma yang tumbuh di sekitar lahan

budidaya adalah jejagoan, rumput, dan teki.

Sistem irigasi/pengairannya bagus, tingkat salinitasinya kurang dan lahan

ini tidak terkena aliran air Tsunami. Air pada irigasi untuk lahan ini berasal dari

sungai Seulimuem. Berbeda dengan air sungai Krueng Lamnyoeng dimana

kandungan salinitasinya tinggi karena sungai ini dekat dengan laut.

Page 6: Laporan Praktikum Pengelolaan Tanaman Pangan 2

Perkembangan OPT

Hama yang berkembang/terdapat di areal tersebut adalah :

- Hama Wereng

- Hama Belalang

- Hama Keong Mas

Gulma yang berkembang/terdapat di areal tersebut adalah :

- Jajagoaan

- Teki-tekian

- Rumput-rumputan

Penyakit yang terserang pada tanaman tersebut adalah :

- Penyakit Blas atau karat daun (daun tanaman padi menguning)

Lokasi 2 => Desa Cot Cut

Kondisi lahan

Survei ke-2 dilakukan di areal penanaman padi sawah di desa Cot Cut.

Kondisi lahannya hampir sama seperti kondisi lahan yang terdapat di desa Cot

Irie. Dimana di lokasi tersebut juga terdapat areal persawahan tanaman padi,

peternakan, dan perikanan. Kondisi tanahnya subur tetapi tanah ini adalah juga

dari hasil tumpukan dan endapan dari proyek Krueng Aceh.

Pola Penanaman

Berikut ini adalah uraian data pada lahan ini :

Penanaman Padi Sawah

Varietas : Ceherang

Luas Lahan : 1000 meter

Jarak Tanam : tidak beraturan

Jumlah bibit/tanaman per lubang : tidak beraturan, sekitar 5-10 per lubang.

Page 7: Laporan Praktikum Pengelolaan Tanaman Pangan 2

Pupuk : Pupuk Organik dan Pupuk kandang

Sistem irigasi : tidak ada irigasi (Lahan tadah hujan)

Pola penanaman yang diterapkan di areal persawahan ini bukan dengan

sistem SRI melainkan dengan sistem konvensional. Dimana dari jarak tanam

yang diterapkan pada saat penanamannya terlalu rapat dan tak beraturan. Pupuk

yang diberikan adalah pupuk organik dan pupuk kandang sehingga dapat

memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah. Sistem irigasinya tidak ada, airnya

dialiri dan dipompa (pompanisasi) dari sungai dan lahan di tempat ini juga

disebut dengan istilah lahan tadah hujan. Begitu juga pada saat penanamannya,

selain jarak tanamnya yang tidak beratuan juga jumlah tanamannya per lubang

tanam tidak beratur sekitar 5-10 benih tanaman. Hal ini menyebabkan

pemborosan benih dan juga akan berdampak dalam persaingan makan, air, dan

unsur hara untuk proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Perkembangan OPT

Hama yang berkembang/terdapat di areal tersebut adalah :

- Hama Wereng

- Hama Belalang

- Hama Keong Mas

Gulma yang berkembang/terdapat di areal tersebut adalah :

- Jajagoaan

- Teki-tekian

- Rumput-rumputan

Penyakit yang terserang pada tanaman tersebut adalah :

- Penyakit Blas atau karat daun (daun tanaman padi menguning)

Page 8: Laporan Praktikum Pengelolaan Tanaman Pangan 2

Lokasi 3 => Desa Cot Cut

Kondisi lahan

Survei ke-3 dilakukan di desa Cot Cut. Lokasi atau areal ini merupakan

lahan percontohan untuk penanaman padi sawah. Dimana sistem penanaman

yang diterapkan adalah Sistem Lugowo. Hasil yang diperoleh dari sistem

penanaman yang seperti ini adalah pembentukan malainya lebih jelas dan

serentak dan juga terlihat jelas pada proses pertumbuhan dan perkembangan

serta pembungaan tanaman padi yang serasi dan serentak. Hal ini juga dapat

mengendalikan dan meminimalisasikan perkembangan hama, gulma, dan juga

penyakit pada tanaman padi. Hasil produksi yang didapatkan juga sangat

memuaskan.

Pola Penanaman

Berikut ini adalah uraian data pada lahan ini :

Penanaman Padi Sawah

Varietas : Ceherang

Luas Lahan : 1200 meter

Jarak Tanam : 15 cm x 20 cm

Sistem/pola tanam : Lugowo

Jumlah tanaman per lubang : 2 batang tanaman per lubang

Pupuk yang digunakan : Urea, Petroganik, dan PhonskaTabel Pupuk dan dosis

pemberiannya per-Ha

Nama Pupuk Jumlah Pemberian

Dasar

Pemberian

Susulan 1

Pemberian

Susulan 2

Urea 200/Ha 50 50 100

Petroganik 500/Ha 500 - -

Page 9: Laporan Praktikum Pengelolaan Tanaman Pangan 2

Phonska 300/Ha 150 150 -

Perkembangan OPT

Hama yang berkembang/terdapat di areal tersebut adalah :

- Hama Wereng

- Hama Belalang

- Hama Keong Mas

Gulma yang berkembang/terdapat di areal tersebut adalah :

- Jajagoaan

- Teki-tekian

Penyakit yang terserang pada tanaman tersebut adalah :

- Penyakit Blas atau karat daun (daun tanaman padi menguning)

IDENTIFIKASI HAMA

1. HAMA WERENG

Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan : Animalia;

Filum : Arthropoda;

Upafilum : Hexapoda;

Page 10: Laporan Praktikum Pengelolaan Tanaman Pangan 2

Kelas : Insecta;

Ordo : Hemiptera;

Famili : Delphacidae;

Genus : Nilaparvata;

Spesies : Nilaparvata lugens.

Nama binomial: Nilaparvata lugens;

Nama Indonesia: Wereng Coklat, Wereng Batang Coklat

Wereng coklat (Nilaparvata lugens) adalah salah satu hama padi yang paling

berbahaya dan merugikan, terutama di Asia Tenggara dan Asia Timur. Serangga kecil

ini menghisap cairan tumbuhan dan sekaligus juga menyebarkan beberapa virus

(terutama reovirus) yang menyebabkan penyakit tungro).

Ciri ciri tanaman padi yang diserang hama wereng batang cokelat adalah

warnanya berubah menjadi kekuningan, pertumbuhan terhambat dan tanaman menjadi

kerdil. Pada serangan yang parah keseluruhan tanaman padi menjadi kering dan mati,

perkembangan akar merana dan bagian bawah tanaman yang terserang menjadi terlapisi

oleh jamur. Hama wereng batang coklat hidup pada pangkal batang padi. Binatang ini

mempunyai siklus hidup antara 3-4 minggu yang dimulai dari telur (selama 7-10 hari),

Nimfa (8-17 hari) dan Imago (18-28 hari). Saat menjadi nimfa dan imago inilah wereng

batang coklat menghisap cairan dari batang padi.Wereng menjadi hama padi yang

paling berbahaya dan paling sulit dikendalikan apalagi dibasmi. Sulitnya memberantas

hama padi ini lantaran wereng batang coklat mempunyai daya perkembangbiakan yang

cepat dan cepat menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan.

Cara Pengendalian:

1. Tanam padi serempak

2. Perangkap lampu

3. Tuntaskan pengendalian pada generasi 1

4. Penggunaan Insektisida

5. Penggunaan Pestisida Nabati

Page 11: Laporan Praktikum Pengelolaan Tanaman Pangan 2

2. HAMA BELALANG (Valanga nigricornis)Klasifikasi Ilmiah

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Orthroptera

Famili : Aricididae

Genus : Valanga

Spesies : Valanga nigricornis

IDENTIFIKASI GULMA

1. Jajagoan (Echinochloa crus-galli (L.) Beauv)

Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotil

Sub Kelas : Commelinids

Page 12: Laporan Praktikum Pengelolaan Tanaman Pangan 2

Ordo : Poales

Famili : Poaceae

Subfamili : Panicoideae

Genus : Echinochloa

Spesies : E. crus-galli

Nama Binomial : Echinochloa crus-galli (L.) Beauv

2. Cyperus rotundus ( Teki ) Gulma golongan teki-tekian

Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Subkindom : Tracheobionta

Superdivisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Subkelas : Commelinidae

Ordo : Cyperales

Famili : Cyperaceae

Spesies : Cyperus rotundus

Cara Penanggulangannya:

1. Dicabut atau dicangkul

2. Menggunakan herbisida

3. Menggunakan musuh alami

Page 13: Laporan Praktikum Pengelolaan Tanaman Pangan 2

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari hasil survei di atas dapat disimpulkan bahwa:

1. Lokasi pertanian terpadu adalah suatu lokasi atau areal dimana di dalamnya

selain terdapat lahan pertanian juga terdapat areal peternakan dan perikanan.

2. Dalam melakukan penanaman tanaman padi atau tanaman lainnya khususnya

tanaman pangan, jarak tanam mempunyai peranan penting untuk pertumbuhan

dan perkembangan tanaman juga hasil produksinya.

3. Sistem penanaman dengan metode Lugowo adalah pola penanaman yang baik,

dimana hasilnya menunjukkan terhadap pertumbuhan dan perkembangan serta

pembungaan dan malai yang serentak.

4. Tanah mempunyai peranan penting dalam melakukan usaha penanaman tanamn

pangan.

Saran

Dari hasil survei di atas dapat kami sarankan bahwa :

1. Dalam melakukan usaha pertanian khususnya untuk penanaman tanaman

pangan, maka kondisi lahan atau tanah harus diperhatikan.

2. Sistem penanaman Lugowo harus diinformasikan dan diajarkan kepada

masyarakat luas khususnya para petani guna untuk mendapatkan hasil produksi

yang maksimal.

Page 14: Laporan Praktikum Pengelolaan Tanaman Pangan 2

DAFTAR PUSTAKA

Buckle, K. A., et. al. 2007. Ilmu Pangan. UI-Press : Jakarta

Nurmala, Tati. 2003. Serealia. Rireka cipta : Jakarta

Prihatman K. 2000. Budidaya Pertanian: Anggur. Sistem Informasi Manajemen

Pembangunan di Pedesaan. BAPPENAS : Jakarta.

Soemartono. 1990. Bahan Tambahan Pangan. Intitut Perkebunan Bogor : Bogor

Page 15: Laporan Praktikum Pengelolaan Tanaman Pangan 2

LAMPIRAN

1 Hama Wereng Cokelat 2 Gulma Teki-Tekian

3 Gulma Jajagoan 4 Pola Tanam Sistem Lugowo

5 Hama Keong Mas 6 Penyakit Blas