75
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM MANUFACTUR Disusun Oleh : Martina J.K (08540007) JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Laporan Praktikum Sistem Manufakture

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Praktikum Sistem Manufakture

LAPORAN

PRAKTIKUM SISTEM MANUFACTUR

Disusun Oleh :

Martina J.K (08540007)

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2012

Page 2: Laporan Praktikum Sistem Manufakture

MODUL IPRODUCT DESIGN

Engineering design dari produk dan proses merupakan salah satu faktor yang paling kritis dalam sistem manufacturing modern. Oleh karena itu, pemahaman tentang proses design dan CAD tools sangat dibutuhkan agar produk dan proses yang didesain dapat dilaksanakan di lantai kerja.

I. Tujuan Praktikum 1. Mendapatkan informasi tentang produk yang akan dibuat2. Mendesain produk yang akan diproduksi3. Membuat bill of material dari desain produk tersebut

II. Tinjauan PustakaDesain Produk, atau dalam bahasa keilmuan disebut juga Desain

Produk Industri, adalah sebuah bidang keilmuan atau profesi yang menentukan bentuk/form dari sebuah produk manufaktur, mengolah bentuk tersebut agar sesuai dengan pemakainya dan sesuai dengan kemampuan proses produksinya pada industri yang memproduksinya.

Tujuan dasar dari segala upaya yang dilakukan oleh seorang/sebuah team desainer produk dalam kerjanya adalah untuk membuat hidup lebih nyaman, menyenangkan, dan efisien. Kursi kantor yang nyaman, pisau dapur yang nyaman dipakai oleh orang berusia lanjut dan mainan yang aman dimainkan dan dapat merangsang anak-anak untuk belajar adalah contoh-contoh hasil kreasi para desainer produk yang dihasillkan dengan mempelajari manusia pada saat melakukan aktivitasnya dalam bekerja, di rumah, ataupun di lain tempat.

Dengan mempelajari bagian-bagian produk yang langsung berinteraksi dengan manusia pemakainya tersebut, diharapkan selain dapat dihasilkan produk-produk yang aman terhadap penggunanya juga aman terhadap lingkungan. Pada akhirnya dari sentuhan seorang/team desainer produk lahirlah sebuah produk yang elegant yang membuat masyarakat ingin untuk membelinya.

Berbagai cara dapat dilakukan untuk memunculkan ide-ide dalam mendapatkan informasi tentang produk yang akan dibuat. Salah satu cara yang paling sering digunakan adalah brainstorming atau gugah pendapat. Ide-ide yang dikemukakan dalam gugah pendapat ini ialah mengenai alternatif produk yang telah diidentifikasi sebelumnya. Setiap alternatif yang dikemukakan harus lebih unggul dari apa yang dilakukan saat ini, misalkan

Page 3: Laporan Praktikum Sistem Manufakture

dalam contoh pembuatan computer ukuran notebook dipertimbangkan juga penggunaan teknologi very large scale integrated circuit. Pemilihan bahan dan kompleksitas desain serta pilihan-pilihan lain yang memberikan kenyamanan pada produk tersebut.

(Baroto, Teguh. 2002.)Pada saat sekarang, pada masyarakat industri khususnya kegiatan

merancang dan pembuatan benda merupakan kegiatan yang terpisah. Proses pembuatan tidak akan berjalan baik sebelum kegiatan perancangan selesai dilakukan. Dari hasil perencanaan akan diketahui deskripsi benda yang akan dibuat, maka dari itu, kegiatan merancang adalah hal yang penting dan mutlak dilakukan sebelum proses produksi suatu benda.

Computer Adided Design adalah proses desain dengan bantuan computer. Dalam proses ini akan memberikan kreativitas dan pengendalian proses desain mulai tahap yang paling sederhana sampai tahap yang bisa diimplementasikan. Dalam desain menggunakan komputer ini waktu akan lebih efektif dibandingkan desain manual, karena garis-garis yang telah dibuat dapat dengan mudah dimodifikasi. Selain itu, pada komputer ini dapat dilakukan desain yang memiliki kompleksitas tinggi dan waktu pengerjaan yang relatif pendek.

Bill of material atau BOM menjelaskan struktur atau hirarkis dari komponen dan part yang membentuk produk akhir. Bill of material menjelaskan bagaimana produk akhir disusun dari komponen-komponennya secara berjenjang. Dengan demikian hasil penguraian ini ialah daftar panjang tentang part/komponen apa yang harus dibuat, berapa banyak yang harus dibuat dan kapan harus selesai dibuat sehingga jadwal perakitan produk akhir dapat terdukung.

(Hakim, Arman. 2009 .)

III. Prosedur PraktikumSurvey Product

Alur kerja adalah sebagai berikut : 1. Praktikan akan menetapkan kategori produk yang akan diproduksi

Praktikan melakukan survei dengan mengunjungi Yayasan Pendidikan Anak Usia Dini Kelompok bermain dan Taman Kanak-kanak Aisyiyah 33 Cita insane di Jalan Candi Panggung no 23 Malang. Survey ini dilakukan dengan membagikan beberapa kuisioner kepada para pengajar disana. Berikut form survey yang telah disebar beserta jawaban dari responden :

Page 4: Laporan Praktikum Sistem Manufakture

NAMA RESPONDEN : Kepala SekolahLOKASI : Yayasan Pendidikan Anak Usia Dini Kelompok

bermain dan Taman Kanak-kanak Aisyiyah 33 Cita insan di Jalan Candi Panggung no 23 Malang

1. Bagaimana menurut Anda keadaan sarana dan prasarana untuk menunjang proses belajar dan megajar?Sarana dan prasarana disini cukup membantu proses belajar dan megajar meskipun ada beberapa properti sekolah yang sudah tidak layak digunakan. Akan tetapi karena alokasi dana utuk memperbaiki atau mengganti dengan yang baru masih belum ada makanya masih tetap digunakan.

2. Menurut Anda produk yang diharapkan dapat menunjang lingkungan belajar yang menyenangkan dan aman bagi siswa apa? Sertakan pula alasannya!Adanya pengganti rak buku di ruang kelas A karena rak yang ada sudah mulai keropos dan membahayakan siswa

NAMA RESPONDEN : GuruLOKASI : Yayasan Pendidikan Anak Usia Dini Kelompok

bermain dan Taman Kanak-kanak Aisyiyah 33 Cita insan di Jalan Candi Panggung no 23 Malang

1. Bagaimana menurut Anda keadaan sarana dan prasarana untuk menunjang proses belajar dan megajar?Semua kebutuhan sarana dan prasarana sudah hampir memadai meskipun masih ada beberapa yang sudah rusak dan harus diganti agar tidak membahayakan siswa

2. Menurut Anda produk yang diharapkan dapat menunjang lingkungan belajar yang menyenangkan dan aman bagi siswa apa? Sertakan pula alasannya!Menurut saya rak buku lebih diperlukan untuk mengganti yang sudah hampir rusak

Page 5: Laporan Praktikum Sistem Manufakture

Berikut kondisi rak buku di kelas :

Gambar 1.1 Kondisi Rak Buku di Ruang Kelas A

Gambar 1.2 Kondisi Rak Buku di Ruang Kelas A

Page 6: Laporan Praktikum Sistem Manufakture

2. Praktikan menyertakan desain produk yang akan diproduksi :Nama Produk : Rak Buku

Gambar 1.3 Desain Rak Buku

3. Praktikan menyebutkan dan menggambarkan Bill Of Material dari desain produk yang telah ditentukan

Tabel 1.1 Bill of Material

Struktur Produk

FORM BILL OF MATERIAL

Produk : Rak Buku Tanggal : 10 Mei 2011

Bill of Material dari Produk

a. Alas buku ukuran 100 x 30 x 1,5 cm sebanyak 3 unitb. Penutup Samping ukuran 122,97 x 40 x 1,5 cm sebanyak 2 unitc. Penyangga buku 100 x 10 x 1,5 cm sebanyak 6 unitd. Penyangga alas 1 ukuran 27,92 x 3 x 3 sebanyak 6 unite. Penyangga alas 2 ukuran 100 x 3 x 3 sebanyak 6 unit

Page 7: Laporan Praktikum Sistem Manufakture

Gambar 1.4 Struktur Produk

IV. Analisa1. Dari hasil survei dan penelitian di tempat diperoleh hasil bahwa :

Gambar 1.5 Kondisi Rak Buku di Ruang Kelas A

Baik dari tim pengajar maupun kepala sekolah, menginginkan adanya penambahan rak buku, guna menghindari terjadinya kecelakaan pada murid. Dan membuat kondisi kelas, yang lebih aman. Jadi mengenai informasi produk yang dibutuhkan adalah rak buku untuk anak-anak PAUD. Dimana dari serangkaian foto-foto yang kami peroleh, kondisi rak sudah keropos. Hal ini dikarenakan tidak ada alokasi dana untuk perbaharuan property.

2. Berdasarkan hasil survei, property yang dibutuhkan adalah rak buku. Berikut adalah gambar desain produk per part produk

RAK BUKU

PYG 2 (6)

(6)

PYG. 1 (6)

(6)

PYG. BUKU (6)

(3)

PENUTUP SPG (2)

(2)

ALAS BUKU (3)

(3

Page 8: Laporan Praktikum Sistem Manufakture

Nama Produk : Rak Buku

Gambar 1.6 Produk Jadi (Rak Buku)

3. Setelah gambar berhasil dibuat hal selanjutnya adalah menentukan Bill of Material dari desain produk tersebut :

Tabel 1.2 Bill of Material Rak BukuNama Part Jumlah Bahan Ukuran (cm) Status

Alas Buku 3 Kayu 100 x 30 x 1,5 BuatPenutup Samping 2 Kayu 122,97 x 40 x 1,5 BuatPenyangga Buku 6 Kayu 100 x 10 x 1,5 BuatPenyangga alas 1 6 Kayu 27,92 x 3 x 3 BuatPengangga alas 2 6 Kayu 100 x 3 x 3 Buat

Struktur Produk

RAK BUKU

PYG 2 (6)

(6)

PYG. 1 (6)

(6)

PYG. BUKU (6)

(3)

PENUTUP SPG (2)

(2)

ALAS BUKU (3)

(3

Page 9: Laporan Praktikum Sistem Manufakture

Gambar 1.7 Struktur Produk Rak Buku

V. Kesimpulan1. Dari hasil survey dan kondisi dilokasi penelitian, mereka mengharapkan

adanya penambahan rak buku untuk mengganti rak buku yang ada karena kondisinya sudah keropos dan membahayakan untuk siswa bila tetap digunakan. Oleh karena itu praktikan memutuskan untuk membuatkan rak buku. Sehingga produk yang diharapkan oleh PAUD tersebut terpenuhi.

2. Gambar mengenai desain produk lebih detail dapat dilihat pada Bab Prosedur Praktikum. Gambaran umum produk jadi adalah sebagai berikut :

Gambar 1.8 Desain Produk Rak Buku3.Bill of Material dari desain produk diatas dapat dilihat pada Tabel 1.1 dan

Gambar 1.2 untuk struktur produknya. Dapat disimpulkan untuk membuat 1 buah produk rak tersebut membutuhkan kayu sejumlah 7 buah dengan masing-masing ukuran 200 x 20 x 2 cm, dimana kayu tersebut digunakan untuk membuat 5 part diantaranya alas buku sebanyak 3 buah, penutup samping sebanyak 3 buah, penyangga buku sebanyak 6 buah, penyangga alas 1 sebanyak 6 buah dan penyangga alas 2 sebanyak 6 buah

Page 10: Laporan Praktikum Sistem Manufakture

MODUL II

PRODUCT PLANNING

Process planning merupakan perencanaan terhadap proses pembuatan

suatu produk yaitu bagaimana produk itu dibuat meliputi perencanaan proses,

penentuan mesin dan peralatan yang digunakan.

I. Tujuan Praktikum

1. Pembuatan Operation Process Chart dari produk yang akan diproduksi

2. Menganalisa operasi pembuatan produk untuk menemukan masalah

ketidakefisienan dalam pembuatan produk

3. Perancangan urutan operasi yang efisien (process plan)

II. Tinjauan Pustaka

Peta Proses Operasi ini merupakan suatu diagram yang

menggambarkan langkah-langkah proses yang akan dialami bahan baku

mengenai urutan-urutan operasi dan pemeriksaan. Sejak dari awal sampai

menjadi produk jadi utuh maupun sebagai komponen, dan juga memuat

informasi-informasi yang diperlukan untuk analsis lebih lanjut, seperti waktu

yang dihabiskan, material yang digunakan, serta tempat, alat atau mesin yang

dipakai. Dengan adanya informasi-informasi yang bisa dicatat melalui Peta

Proses Operasi, banyak manfaat yang akan diperoleh, diantaranya :

1. Mengetahui kebutuhan akan mesin dan penganggarannya

2. Memperkirakan kebutuhan akan bahan baku (dengan

memperhitungkan efesiensi di tiap operasi/pemeriksaan)

3. Menentukan tata letak pabrik

4. Melakukan perbaikan cara kerja yang sedang dipakai

5. Sebagai alat untuk latihan kerja dan sebagainya.

Page 11: Laporan Praktikum Sistem Manufakture

Dalam menyusun Peta Proses Operasi yang baik, terdapat beberapa

prinsip yang perlu diikuti, yaitu :

1. Pertama-tama pada baris paling atas dinyatakan kepalanya ”Peta

Proses Operasi” yang diikuti oleh identifikasi lain seperti nama

obyek, nama pembuat peta, tanggal dipetakan cara lama atau cara

sekarang, nomor peta dan nomor gambar

2. Material yang akan diproses diletakkan di atas garis horizontal, yang

menunjukkan bahwa material tersebut masuk ke dalam proses

3. Lambang-lambang ditempatkan dalam arah vertikal, yang

menunjukkan terjadinya perubahan proses

4. Penomoran terhadap suatu kegiatan operasi diberikan secara

berurutan sesuai dengan urutan operasi yang dibutuhkan untuk

pembuatan produk tersebut atau sesuai dengan proses yang terjadi

5. Penomoran terhadap suatu kegiatan pemeriksaan diberikan secara

tersendiri dan prinsipnya sama dengan penomoran untuk kegiatan

operasi.

Agar diperoleh gambar peta operasi yang baik, produk yang biasanya

paling banyak memerlukan operasi, harus dipetakan terlebih dahulu, berarti

dipetakan dengan garis vertikal di sebelah kanan halaman kertas. Secara

sketsa, prinsip-prinsip pembuatan Peta Proses Operasi ini bisa digunakan

sebagai berikut :

Gambar 2.1 Contoh Aliran Proses

Page 12: Laporan Praktikum Sistem Manufakture

Keterangan :

W = Waktu yang dibutuhkan untuk suatu operasi atau pemeriksaan,

biasanya dalam jam

O-N = Nomor urut untuk kegiatan operasi tersebut

I-N = Nomor urut untuk kegiatan pemeriksaan tersebut

M = Menunjukkan mesin atau tempat dimana kegiatan tersebut

dilaksanakan

Setelah semua proses digambarkan dengan lengkap, pada akhir

halaman dicatat tentang ringkasannya yang memuat informasi-informasi

seperti : jumlah operasi, jumlah pemeriksaan dan jumlah waktu yang

dibutuhkan.

PETA ALIRAN PROSES

Setelah gambaran tentang keadaan umum dari proses yang terjadi

diperoleh, seperti yang diperlihatkan dalam peta proses operasi, langkah

berikutnya adalah analisis setiap komponen pembentukan suatu produk

lengkap dengan lebih terperinci. Informasi-informasi yang diperlukan untuk

analisis setiap komponen tersebut di atas dapat diperoleh melalui Peta Aliran

Proses. Dapat juga dikatakan bahwa Peta Aliran Proses adalah suatu diagram

yang menunjukkan urutan-urutan dari operasi, pemeriksaan, transportasi,

menunggu dan penyimpanan yang terjadi selama proses berlangsung, serta

didalamnya memuat pula informasi-informasi yang diperlukan untuk analisa

seperti waktu yang dibutuhkan dan jarak perpindahan yang terjadi.

Prinsip-prinsip pembuatan aliran proses

Ada beberapa prinsip yang bisa digunakan untuk membuat suatu Peta

Aliran Proses yang lengkap, sebagai berikut :

1. Pertama-tama pada baris paling atas dinyatakan kepalanya ”Peta Aliran

Proses” yang diikuti dengan pencatatan beberapa identifikasi lain seperti

Page 13: Laporan Praktikum Sistem Manufakture

nomor/nama komponen yang dipetakan, nama obyek, peta orang atau

peta bahan, nama pembuat peta, tanggal dipetakan cara lama atau cara

sekarang, nomor peta dan nomor gambar

2. Di sebelah kiri atas kertas dicatat mengenai ringkasan yang memuat,

jumlah total dan waktu total dari setiap kegiatan yang terjadi dan juga

mengenai total jarak perpindahan yang dialami bahan atau orang selama

proses atau prosedur berlangsung.

3. Setelah bagian kepala selesai dengan lengkap kemudian di bagian badan

diuraikan proses yang terjadi lengkap beserta lambang-lambang dan

informasi-informasi mengenai jarak perpindahan, jumlah yang dilayani,

waktu yang dibutuhkan dan kecepatan produksi (jika mungkin) juga

ditambahkan dengan kolom analisa, catatan dan tindakan yang diambil

berdasarkan analisis tersebut.

Ada suatu cara sederhana tetapi cukup efektif untuk menganalisis

peta aliran proses yaitu dengan mengajukan enam buah pernyataan pada

setiap kejadian dari suatu peta aliran proses. Cara tersebut disebut ”Dot and

Check Technique” sebagi berikut ”

Tabel 2.1 Dot and Check Technique

No Pertanyaan Berikutnya Tindakan yang mungkin dilakukan

1

2

3

4

5

Apa tujuannya

Dimana kejadiannya

Kapan dikerjakan

Siapa yang mengerjakan

Bagaimana

mengerjakannya

Mengapa

Mengapa

Mengapa

Mengapa

Mengapa

Menghilangkan aktivitas yang tidak

perlu

Menggabungkan atau merubah tempat

kerja

Menggabungkan atau merubah waktu

dan urutan proses

Menggabungkan atau merubah orang

Menyerderhanakan atau memperbaiki

metode

Page 14: Laporan Praktikum Sistem Manufakture

Analisis bagan aliran proses perlu mempertimbangkan beberapa jenis

pertanyaan berikut ini :

1. Apa. Apa kebutuhan pelanggan? Operasi apa yang sebenarnya

diperlukan? Dapatkan beberapa operasi dihilangkan atau dikombinasikan

atau disederhanakan? Apakah produk harus dirancang ulang untuk

memudahkan produksi?

2. Siapa. Siapa yang akan melaksanakan setiap operasi? Dapatkah operasi

dirancang ulang untuk mengurangi jam kerja karyawan atau

menggunakan keterampilan yang rendah? Dapatkah operasi

dikombinasikan untuk memperluas pekerjaan dan dengan demikian

meningkatkan produktivitas atau memperbaiki kondisi kerja? Siapa

pemasoknya? Apakah harus digunakan pemasok yang berbeda atau

dapatkah pemasok yang ada dapat digunakan secara lebih efektif?

3. Dimana. Dimana masing-masing operasi dilaksanakan? Dapatkah tata

letak diperbaiki untuk mengurangi jarak angkut atau untuk membuat

operasi lebih mudah dicapai?

4. Kapan. Kapan setiap operasi akan dilaksanakan? Apakah ada penundaan

atau penyimpan yang berlebihan? Apakah beberapa proses menimbulkan

kemacetan-kemacetan?

5. Bagaimana. Bagaimana operasi akan dilakukan? Dapatkah digunakan

metode, prosedur, atau peralatan yang lebih baik? Apakah operasi harus

direvisi untuk membuatnya lebih mudah atau menyita waktu yang lebih

sedikit?

III. Prosedur Praktikum

1. Membuat proses operasi dari produk yang akan diproduksi, lembar

proses operasi sebagai berikut :

Page 15: Laporan Praktikum Sistem Manufakture

Tabel 2.2 Lembar Proses Operasi

PETA PROSES OPERASINama Objek : Rak Buku

Nomor Peta :

Dipetakan oleh: Kelompok Praktikum PSM

Tanggal Dipetakan : 12 Februaru 2012

RingkasanKegiatan Jumlah Waktu (menit)

11 12.5

17 0.34

Page 16: Laporan Praktikum Sistem Manufakture

6 0.36 0.12

1 2

Total 4 274

Page 17: Laporan Praktikum Sistem Manufakture

2. Buat Lembar Rute (Proses Operasi) Perkomponen dari produk yang

dibuat

Tabel 2.3 Lembar Rute (Proses Operasi ) Perkomponen

Nama komponen : alas buku Tanggal : 12 Februari 2012Nomor komponen : 1 Dikeluarkan oleh : kel prak. PSM

Operasi Uraian Dept Perakitan/Peralatan

Material ada di dalam gudang

- Manual

Raw materal diangkut dari gudang ke lantai produksi

Pengukuran Manual

Adanya inspeksi pada raw material sebelum diproses lebih lanjut (di sini ada pemilahan bahan baku yang sesuai

Inspeksi Manual

Adanya proses pengukuran, pemotongan dan penghalusan (pengampelasan) sesuai gambar teknik

Pengukuran,Pemotongan,Penghalusan

Meteran, alat tulis, penggaris siku, busur, alat potong, ampelas

Inspeksi kembali setelah raw material di proses

Inspeksi Manual

Page 18: Laporan Praktikum Sistem Manufakture

Tabel 2.4 Lembar Rute (Proses Operasi ) Perkomponen

Nama komponen : penyangga buku Tanggal : 12 Februari 2012Nomor komponen : 2 Dikeluarkan oleh : kel. Prak PSM

Operasi Uraian Dept Perakitan/Peralatan

Material ada di dalam gudang

- Manual

Raw materal diangkut dari gudang ke lantai produksi

Pengukuran Manual

Adanya inspeksi pada raw material sebelum diproses lebih lanjut (di sini ada pemilahan bahan baku yang sesuai

Inspeksi Manual

Adanya proses pengukuran, pemotongan dan penghalusan (pengampelasan) sesuai gambar teknik

Pengukuran,Pemotongan,Penghalusan

Meteran, alat tulis, penggaris siku, busur, alat potong, ampelas

Inspeksi kembali setelah raw material di proses

Inspeksi Manual

Adanya proses pemasangan penyangga buku pada alas buku

Perakitan Palu, paku

Inspeksi kembali setelah proses

Inspeksi Manual

Page 19: Laporan Praktikum Sistem Manufakture

penggabungan

Tabel 2.5 Lembar Rute (Proses Operasi ) Perkomponen

Nama komponen : Penutup Balik Tanggal : 12 Februari 2012Nomor komponen : 3 Dikeluarkan oleh ; kel. Prak PSM

Operasi Uraian Dept Perakitan/Peralatan

Material ada di dalam gudang

- Manual

Raw materal diangkut dari gudang ke lantai produksi

Pengukuran Manual

Adanya inspeksi pada raw material sebelum diproses lebih lanjut (di sini ada pemilahan bahan baku yang sesuai

Inspeksi Manual

Adanya proses pengukuran, pemotongan dan penghalusan (pengampelasan) sesuai gambar teknik

Pengukuran,Pemotongan,Penghalusan

Meteran, alat tulis, penggaris siku, busur, alat potong, ampelas

Inspeksi kembali setelah raw material di proses

Inspeksi Manual

Pemasangan alas buku pada penutup balik

Perakitan Meteran, palu, paku

Page 20: Laporan Praktikum Sistem Manufakture

Inspeksi dari hasil penggabungan alas buku pada penutup balik

Inspeksi Manual

Tabel 2.6 Lembar Rute (Proses Operasi ) Perkomponen

Nama komponen : Penyangga alas 1 Tanggal : 12 Februari 2012Nomor komponen : 4 Dikeluarkan oleh ; kel. Prak PSM

Operasi Uraian Dept Perakitan/Peralatan

Material ada di dalam gudang

- Manual

Raw materal diangkut dari gudang ke lantai produksi

Pengukuran Manual

Adanya inspeksi pada raw material sebelum diproses lebih lanjut (di sini ada pemilahan bahan baku yang sesuai

Inspeksi Manual

Adanya proses pengukuran, pemotongan dan penghalusan (pengampelasan) sesuai gambar teknik

Pengukuran,Pemotongan,Penghalusan

Meteran, alat tulis, penggaris siku, busur, alat potong, ampelas

Inspeksi kembali setelah raw material di proses

Inspeksi Manual

Page 21: Laporan Praktikum Sistem Manufakture

Tabel 2.7 Lembar Rute (Proses Operasi ) Perkomponen

Nama komponen : penyangga alas 2 Tanggal : 12 Februari 2012Nomor komponen : 5 Dikeluarkan oleh : kel. Prak PSM

Operasi Uraian Dept Perakitan/Peralatan

Material ada di dalam gudang

- Manual

Raw materal diangkut dari gudang ke lantai produksi

Pengukuran Manual

Adanya inspeksi pada raw material sebelum diproses lebih lanjut (di sini ada pemilahan bahan baku yang sesuai

Inspeksi Manual

Adanya proses pengukuran, pemotongan dan penghalusan (pengampelasan) sesuai gambar teknik

Pengukuran,Pemotongan,Penghalusan

Meteran, alat tulis, penggaris siku, busur, alat potong, ampelas

Inspeksi kembali setelah raw material di proses

Inspeksi Manual

Proses pemasangan penyangga alas 1 dan 2 pada penutup balik

Perakitan Palu, paku

Page 22: Laporan Praktikum Sistem Manufakture

supaya kuat

Inspeksi hasil penggabungan

Inspeksi Manual

Tabel 2.8 Lembar Rute (Proses Operasi ) Perkomponen

Nama komponen : Penutup samping Tanggal : 12 Februari 2012Nomor komponen : 6 Dikeluarkan oleh : kel. Prak PSM

Operasi Uraian Dept Perakitan/Peralatan

Material ada di dalam gudang

- Manual

Raw materal diangkut dari gudang ke lantai produksi

Pengukuran Manual

Adanya inspeksi pada raw material sebelum diproses lebih lanjut (di sini ada pemilahan bahan baku yang sesuai

Inspeksi Manual

Adanya proses pengukuran, pemotongan dan penghalusan (pengampelasan) sesuai gambar teknik

Pengukuran,Pemotongan,Penghalusan

Meteran, alat tulis, penggaris siku, busur, alat potong, ampelas

Inspeksi kembali setelah raw material di proses

Inspeksi Manual

Pemasangan Perakitan Palu, paku

Page 23: Laporan Praktikum Sistem Manufakture

penutup samping pada produk setengah jadi

Inspeksi hasil penggabungan

Inspeksi Manual

Proses pengecatan pada produk

Finishing Alat cat

Pemasangan atribut

Finishing Aksesoris pelengkap, alat bantu perekat

Inspeksi terakhir termasuk dalam finishing

Inspeksi Manual

Page 24: Laporan Praktikum Sistem Manufakture

3. Langkah ketiga menganalisa operasi pembuatan produk, analisa ini menggunakan peta aliran proses!

Tabel 2.9 Peta Aliran Proses

NO KeteranganPart Name

Waktu(menit)

1

Material ada di dalam gudang

Alas Buku

● 0.02Raw material diangkut dari gudang ke lantai produksi

●0.05

Inspeksi pada raw material ● 0.02Proses pengukuran, pemotongan, dan penghalusan

●●

2.5

Inspeksi setelah raw material diproses ● 0.02

2

Material ada di dalam gudang

Penyangga Buku

● 0.02Raw material diangkut dari gudang ke lantai produksi

●0.05

Inspeksi pada raw material ● 0.02Proses pengukuran, pemotongan, dan penghalusan

●●

1.3

Inspeksi setelah raw material diproses ● 0.02Proses pemasangan penyangga buku pada alas buku

●0.2

Inspeksi setelah proses penggabungan ● 0.023 Material ada di dalam gudang Penutup

Balik● 0.02

Raw material diangkut dari gudang ke lantai produksi

●0.05

Inspeksi pada raw material ● 0.02Proses pengukuran, pemotongan, dan ● 0.4

Page 25: Laporan Praktikum Sistem Manufakture

penghalusan ●Inspeksi setelah raw material diproses ● 0.02Proses pemasangan alas buku pada penutup balik

0.2

Inspeksi hasil penggabuangan alas buku dan penutup balik

●0.02

4

Material ada di dalam gudang

Penyangga Alas 1

● 0.02Raw material diangkut dari gudang ke lantai produksi

●0.05

Inspeksi pada raw material ● 0.02Proses pengukuran, pemotongan, dan penghalusan

●●

2

Inspeksi setelah raw material diproses ● 0.02

5

Material ada di dalam gudang

Penyangga Alas 2

● 0.02Raw material diangkut dari gudang ke lantai produksi

●0.05

Inspeksi pada raw material ● 0.02Proses pengukuran, pemotongan, dan penghalusan

●●

2

Inspeksi setelah raw material diproses ● 0.02Proses pemasangan penyangga alas 1 dan 2 pada penutup balik

0.5

Inspeksi hasil penggabungan ● 0.026 Material ada di dalam gudang Penutup

Samping● 0.02

Raw material diangkut dari gudang ke lantai produksi

●0.05

Inspeksi pada raw material ● 0.02

Page 26: Laporan Praktikum Sistem Manufakture

Proses pengukuran, pemotongan, dan penghalusan

●●

2

Inspeksi setelah raw material diproses ● 0.02Pemasangan penutup samping pada produk setengan jadi

0.8

Inspeksi hasil penggabungan 0.02Proses pengecatan pada produk

2

Pemasangan atribut0.25

Inspeksi terakhir termasuk dalam finishing

●0.02

Page 27: Laporan Praktikum Sistem Manufakture

4. Buatlah Rancangan Peta Proses Berdasarkan Hasil analisa yang telah dilakukan!

0.5

0.02

0.05

0.02

0.02

2,5

0.02

Alas Buku

G-1

T-1

I-1

O-1

I-2

Material ada di gudang

Inspeks raw material

Proses pengukuran, pemotongan & penghalusanInspeksi

Raw material diangkut ke lantai produksi

0.05

0.02

0.02

1,3

0.02

0.02

0.2

Penyangga Buku

G-2

T-2

I-3

O-2

I-4

O-3

I-5

Material ada di gudang

Inspeks raw material

Proses pengukuran, pemotongan & penghalusanInspeksi

Raw material diangkut ke lantai produksi

Pemasangan penyangga buku pada alas buku

Inspeksi

0.05

0.02

0.02

0,4

0.02

Penutup Balik

G-3

T-3

I-6

O-4

I-7

O-5

I-8

0.2

0.02

Material ada di gudang

Inspeks raw material

Proses pengukuran, pemotongan & penghalusanInspeksi

Raw material diangkut ke lantai produksi

Pemasangan alas buku pada penutup balik

Inspeksi

0.05

0.02

0.02

2

0.02

Penyangga alas 1

G-4

T-4

I-9

O-6

I-10

Material ada di gudang

Inspeks raw material

Proses pengukuran, pemotongan & penghalusanInspeksi

Raw material diangkut ke lantai produksi

0.02

0.02

0.02

Penutup samping

G-6

T-6

I-14

O-9

I-15

Material ada di gudang

Inspeks raw material

Proses pengukuran, pemotongan & penghalusanInspeksi

Raw material diangkut ke lantai produksi0.0

5

0.02

0.02

2

0.02

Penyangga alas 2

O-8

I-13

I-12

G-5

T-5

I-11

O-7

Material ada di gudang

Inspeks raw material

Proses pengukuran, pemotongan & penghalusanInspeksi

Raw material diangkut ke lantai produksi

Pemasangan penyangga alas 1 dan 2 pd penutup balikInspeksi

Page 28: Laporan Praktikum Sistem Manufakture

Keterangan:

: Aktivitas Ganda : Menyimpan

: Operasi

: Delay (menunggu) : Inspeksi

Gambar 2.2 Peta Proses Operasi

0.02

0.8

2

0.02

0.25

OI-1

o-11

I-17

O-

10

I-16

Pemasangan penutup samping pd produk setengan jadi

Inspeksi setelah penggabungan

Pemasangan atribut

pengecatan

Inspeksi terakhir setelah masuk finishing

Page 29: Laporan Praktikum Sistem Manufakture
Page 30: Laporan Praktikum Sistem Manufakture

IV. Analisa dan Pembahasan

Berdasarkan lembar proses produksi pada bab sebelumnya, yang

merupakan penjelasan detail runtutan kegiatan pembuatan produk rak buku,

maka dapat membuat Operation Proses Chart dari produk yang akan kita

produksi dengan urutan prosesnya yang dimulai dari proses penggukuran

material, pemotongan, penghalusan sampai pada proses inspeksi. Peralatan

yang digunakan/yang dibutuhkan dalam pembuatan produk rak buku adalah

mesin sender, jig saw, mistar dan pensil.

Kemudian analisis dilakukan dengan menggunakan peta aliran proses

yang dimulai dengan proses bahan baku di gudang, pemindahan bahan baku

ke lantai produksi sampai pada proses inspeksi. Dari peta aliran proses pada

tiap komponen, dapat diamati bahwa waktu yang digunakan untuk membuat

per komponen cukup tinggi. Apalagi bila dikumulatifkan untuk satu unit

produk. Ini dikarenakan waktu inspeksi yang terlalu banyak. Adanya

inspeksi berguna untuk mengecek apakah hasil proses sudah memenuhi

target, akan tetapi itu menyebabkan banyak waktu terbuang percuma. Ini

dapat diatasi dengan menggunakan operasi penggabungan kerja antara proses

dengan inspeksi sehingga waktu dapat diminimalisir. Selain itu, pada peta

aliran proses tidak diperhitungakan waktu mengganggur ketika produk

menunggu proses selanjutnya. Dari peta proses ini pun dapat ditarik

kesimpulan bahwa produk dikerjakan per komponen secara bergantian.

Apabila beberapa komponen dapat dikerjakan secara bersamaan dengan

alokasi mesin dan tenaga kerja yang berbeda, maka akan dapat

mengoptimalkan waktu proses sehingga untuk memproduksi satu unit

produk dapat mengurangi waktu proses.

Page 31: Laporan Praktikum Sistem Manufakture

V. Penutup

5.1 Kesimpulan

1. Pada Pembuatan Operation Process Chart dari produk yang akan

diproduksi dapat dilihat pada bab sebelumnya yang merupakan

penjelasan detail runtutan kegiatan pembuatan produk rak buku.

Gambar dari OPC akan diperlihatkan pada gambar 2.3

Page 32: Laporan Praktikum Sistem Manufakture

Gambar 2.3 Peta Proses Operasi

Page 33: Laporan Praktikum Sistem Manufakture

2. Setelah melakukan pembuatan Operation Process Chart dalam

pembuatan produk maka diketahui bahwa ditemukan masalah

ketidakefisienan dalam pembuatan produk sehingga pembuatan

produk rak buku tersebut tidak sesuai dengan rencana keefisiensian.

Dalam pembuatan produk terlihat dengan adanya waktu inspeksi

yang terlalu banyak sehingga proses tersebut membutuhkan banyak

waktu. Hal ini dapat diantisipasi dengan penggabungan inspeksi

dengan prosesnya. Selain itu, produk juga dikerjakan secara

bergantian tiap partnya, sehingga lebih dapat mengefisienkan waktu

dengan pengerjaan part secara bersamaan, tentunya setelah

diperhitungkan juga dengan kondisi mesin dan tenaga kerja.

3. Perancangan urutan operasi yang efisien (process plan) dapat dilihat

pada gambar 2.4

Page 34: Laporan Praktikum Sistem Manufakture

0.5

0.02

0.05

0.02

0.02

2,5

0.02

Alas Buku

G-1

T-1

I-1

O-1

I-2

Material ada di gudang

Inspeks raw material

Proses pengukuran, pemotongan & penghalusan

Inspeksi setelah proses

Raw material diangkut ke lantai produksi 0.05

0.02

0.02

1,3

0.02

0.02

0.2

Penyangga Buku

G-2

T-2

I-3

O-2

I-4

O-3

I-5

Material ada di gudang

Inspeks raw material

Proses pengukuran, pemotongan & penghalusan

Inspeksi setelah proses

Raw material diangkut ke lantai produksi

Pemasangan penyangga buku pada alas buku

Inspeksi setelah penggabungan

0.05

0.02

0.02

0,4

0.02

Penutup Balik

G-3

T-3

I-6

O-4

I-7

O-5

I-8

0.2

0.02

Material ada di gudang

Inspeks raw material

Proses pengukuran, pemotongan & penghalusan

Inspeksi setelah proses

Raw material diangkut ke lantai produksi

Pemasangan alas buku pada penutup balik

Inspeksi setelah penggabungan

0.05

0.02

0.02

2

0.02

Penyangga alas 1

G-4

T-4

I-9

O-6

I-10

Material ada di gudang

Inspeks raw material

Proses pengukuran, pemotongan & penghalusan

Inspeksi setelah proses

Raw material diangkut ke lantai produksi

0.02

0.02

0.02

Penutup samping

G-6

T-6

I-14

O-9

I-15

Material ada di gudang

Inspeks raw material

Proses pengukuran, pemotongan & penghalusan

Inspeksi setelah proses

Raw material diangkut ke lantai produksi

0.05

0.02

0.02

2

0.02

Penyangga alas 2

O-8

I-13

I-12

G-5

T-5

I-11

O-7

Material ada di gudang

Inspeks raw material

Proses pengukuran, pemotongan & penghalusan

Inspeksi setelah proses

Raw material diangkut ke lantai produksi

Pemasangan penyangga alas 1 dan 2 pd penutup balik

Inspeksi setelah penggabungan

0.02

0.8

2

0.02

0.25

OI-1

o-11

I-17

O-

10

I-16

Pemasangan penutup samping pd produk setengan jadi

Inspeksi setelah penggabungan

Pemasangan atribut

pengecatan

Inspeksi terakhir setelah masuk finishing

Page 35: Laporan Praktikum Sistem Manufakture

Keterangan:

: Aktivitas Ganda : Menyimpan

: Operasi

: Delay (menunggu) : Inspeksi

Gambar 2.4 Peta Proses Operasi

Page 36: Laporan Praktikum Sistem Manufakture
Page 37: Laporan Praktikum Sistem Manufakture

Laporan Praktikum PSM

MODUL IIIPERENCANAAN LINTASAN PRODUKSI

Setelah proses direncanakan maka harus dilakukan perencanaan lintasan produksi yang berupa rencana stasiun kerja. Keseimbangan lintasan merupakan hal yang sangat penting di dalam perencanaan hasil produksi. Hal ini dikarenakan apabila lintasan tidak seimbang, maka target produksi yang sudah direncanakan sulit tercapai. Perencanaan keseimbangan lintasan produksi yang dilakukan dimaksudkan untuk meminimalkan waktu menganggur (idle time) pada lintasan produksi.

VI. Tujuan Praktikum 4. Penentuan jumlah stasiun kerja dan perhitungan waktu siklus secara

teoritis berdasarkan target produksi yang diberikan5. Implementasi lintas produksi dan pelaksanaan produksi dan perhitungan

waktu siklus aktual dan jumlah keluaran lintas6. Analisis perbedaan antara perhitungan teoritis dengan aktual dan upaya-

upaya perbaikan

VII. Tinjauan PustakaKeseimbangan lintasan perakitan adalah proses penempatan pekerjaan

pada stasiun kerja (SK) sehingga target laju produksi dapat terpenuhi. Umumnya satu operator akan ditugaskan untuk satu stasiun kerja. Jika didapati pada salah satu stasiun kerja memiliki beban kerja yang tidak sama dengan stasiun kerja yang lain, maka dikatakan bahwa stasiun kerja tidak seimbang. Dalam keadaan seperti ini akan mengakibatkan proses produksi menjadi terhambat karena stasiun kerja yang lain harus menunggu proses selesai. Lintas produksi yang efisien adalah lintas produksi yang dapat memenuhi target laju produksi.

Output dengan jumlah stasiun kerja yang minimum artinya bahwa jumlah operator juga minimum. Pengaturan pekerjaan pada stasiun kerja diatas perakitan tergantung pada :

- Ukuran part yang akan dirakit- Precedence requirement- Luas lantai yang tersedia- Elemen kerja- Sifat pekerjaan yang akan dilakukan

Martina J.K_08540007

Page 38: Laporan Praktikum Sistem Manufakture

Laporan Praktikum PSM

Single Production StageUntuk mengkonversikan ukuran kapasitas ke dalam peralatan yang

dibutuhkan, diperlukan informasi tambahan mengenai estimasi permintaan untuk setiap periode dan estimasi waktu proses untuk setiap work station dimana peralatan akan digunakan.

N = T. P/D.E

P = tingkat produksi work station, unit per periodeT = waktu proses per unitD = durasi periode operasional, jamE = efisiensi peralatan merupakan persentase running time per periodeN = jumlah mesin yang dibutuhkan work station

Untuk mengestimasikan tingkat produksi perlu dipikirkan juga bahwa jumlah total produk yang diproses merupakan jumlah dari produk yang sesuai dengan spesifikasi yang diberikan dan produk yang mengalami cacat produksi. Bila diberikan prosentasi produk yang cacat, total produk yang harus diproses dapat dihitung dengan mudah.

P=Pg/1-p

P = total produk yang diprosesPg = jumlah produk yang memenuhi spesifikasip =prosentase produk yang cacat

Perhitungan tingkat efisiensi peralatan pada work station merupakan proses yang sangat sulit. Secara umum efisiensi mesin merupakan perbandingan antara running time peralatan dan periode operasional. Biasanya running time selalu lebih kecil dibandingkan dengan durasi periode operasional karena adanya waktu untuk setup dan down peralatan. Pengukuran efisiensi untuk setiap peralatan tergantung dari :1. Macam peralatan yang digunakan2. Bagaimana peralatan dioperasikan3. Kebijaksanaan perawatan yang digunakan

Tingkat efisiensi peralatan :E= H/D = 1 , DT + ST/D

E = tingkat efiesiensi peralatan kerjaH = running time yang diharapkan per periodeD = durasi waktu operasional

Martina J.K_08540007

Page 39: Laporan Praktikum Sistem Manufakture

Laporan Praktikum PSM

DT = downtimeST = setup time untuk pengerjaan order yang berbeda per periode

Sussesive Production StageProses produksi merupakan kumpulan proses yang mengolah bahan

mentah menjadi bahan jadi yang mempunyai nilai lebih. Biasanya material mengalir dari proses satu ke proses yang lain, yang dikerjakan dengan menggunakan peralatan satu ke peralatan yang lain dengan tingkat efisiensi yang berbeda-beda untuk masing-masing peralatan. Jumlah aliran material yang masuk pada setiap work station akan berkurang mengingat setiap work station akan menghasilkan produk yang cacat.

Mengingat lini produksi melewati lebih dari satu work station, maka perhitungan jumlah peralatan yang dibutuhkan, produksi yang diharapkan dan efisiensi peralatan dilakukan untuk setiap work station.

Khusus untuk mengetahui jumlah produk tiap work station, perhitungan dilakukan mundur mulai dari work station terakhir ke work station awal. Perhitungan mundur ini dilakukan mengingat bahwa setiap work station akan menghasilkan produk cacat yang perlu juga dihitung, sedangkan produk yang diserahkan kepada customer merupakan produk yang memenuhi spesifikasi pada work station terakhir.

Penentuan Operator RequirementJumlah operator yang dibutuhkan untuk seluruh proses produksi dapat

dihitung dari jumlah peralatan yang akan digunakan. Bila jumlah operator untuk setiap mesin tidak berubah/tetap, kebutuhan tenaga kerja mudah dihitung. Untuk kasus dimana operator yang mengoperasikan mesin merupakan operator yang mempunyai spesifikasi khusus, maka jumlah operator akan mengalami penambahan atau pengurangan sesuai dengan kebutuhan mesin. Ini akan menyulitkan perkiraan kebutuhan tenaga kerja.

VIII. Prosedur Praktikum 5. Tentukanlah jumlah stasiun kerja dan perhitungan waktu siklus secara

teoritis (perhitungan perencanaan sebelum diaktualkan) berdasarkan target produksi yang diberikan.Mesin-mesin/peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan rak buku ini adalah sebagai berikut :Tabel 3.1 Kebutuhan Mesin/Peralatan tiap Workstasiun

No. SK Nama SK Mesin/Peralatan Jumlah

Martina J.K_08540007

Page 40: Laporan Praktikum Sistem Manufakture

Laporan Praktikum PSM

(buah)

1 Pengukuran- penggaris/meteran 3- pensil 3

2 Pemotongan- multipurpose 1- planner 1

3 Penghalusan- sander 1- amplas 6

4 Inspeksi- penggaris/meteran 3- palu 2

5 Perakitan

- palu 2- lem kayu 2

- paku 54 (paku no

3)

6Pengecatan dan finishing

- kuas 2- cat kayu 2- atribut 2

Data berikut, berisikan informasi mengenai jumlah stasiun kerja, dan estimasi waktu pengerjaan secara teoritis di tiap stasiun kerja berdasarkan pengerjaan tiap komponen.

Tabel 3.2 Waktu Produksi atau Pemrosesan dan Perakitan Tiap Komponen (jam)

Nama KegiatanAlas Buku

Penyangga Buku

Penutup Balik

Penyangga Alas 1

Penyangga Alas 2

Penutup Samping Total

Pemilihan Raw Material 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.12Pengangkutan 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.3Pengukuran

1.3 0.4 2 2 2 10.2pemotongan  2.5

Penghalusan  

Inspeksi 0.04 0.06 0.06 0.04 0.06 0.08 0.34Assembly 0.2 0.2 0.5 0.8 1.7Pengecatan 2 2Finishing 0.25 0.25

TOTAL 14.91

Waktu Siklus = Waktu Kegiatan Pemilihan Raw Material + Waktu Kegiatan Pengangkutan + Waktu Kegitan Pengukuran,

Martina J.K_08540007

Page 41: Laporan Praktikum Sistem Manufakture

Laporan Praktikum PSM

Pemotongan dan Penghalusan + Waktu Kegiatan Inspeksi + Waktu Kegitana Assembly + Waktu Kegiatan Pengecatan + Waktu Kegitan Finishing

= 0.12 + 0.3 + 10.2 + 0.34 + 1.7 + 2 + 0.25= 14.91jam /1 unit produk.

6. Implementasikan lintas produksi dan pelaksanaan produksi dan perhitungan waktu siklus aktual dan jumlah keluaran lintasan

Data berikut, berisikan informasi mengenai jumlah stasiun kerja, dan estimasi waktu pengerjaan secara aktual di tiap stasiun kerja berdasarkan pengerjaan tiap komponen.

Tabel 3.3 Waktu Produksi atau Pemrosesan dan Perakitan Tiap Komponen (jam)

Nama Kegiatan

Alas Buku

Penyangga Buku

Penutup Balik

Penyangga Alas 1

Penyangga Alas 2

Penutup Samping Total

Pemilihan Raw Material 0.08 0.08Pengangkutan 0.025 0.025Pengukuran

2.5 1.5 0.5 2.1 2 2.3 10.9pemotonganPenghalusanInspeksi 0.04 0.06 0.06 0.04 0.06 0.06 0.32Assembly 0.25 0.3 0.7 0.4 1.65Pengecatan 2 2Finishing 0.25 0.25

TOTAL 15.225

Proses pembuatan rak buku dalam praktikum nantinya akan disesuaikan dengan langkah-langkah pada proses operasi (OPC) yang telah dirancang sebelumnya, dan memperhitungkan estimasi waktu yang telah direncanakan sebelumnya.

7. Analisis perbedaan antara perhitungan teoritis dengan actual dan buatlah upaya-upaya perbaikan!

Berikut data perbandingan antara perhitungan teoritis dengan kondisi aktual.

Martina J.K_08540007

Page 42: Laporan Praktikum Sistem Manufakture

Laporan Praktikum PSM

Tabel 3.4 Perbandingan Waktu Siklus Teoritis dengan Kondisi Real

Perbandingan Waktu Siklus (jam)Result Teoritis 14.91Kondisi Real 15.225Selisih 0.315

Dari tabel 3.4 diperoleh informasi bahwa ketidaksesuaian waktu antar kondisi perencanaan dan kondisi aktualnya. Kondisi real mengalami situasi keterlambatan waktu dari estimasi waktu yang dijadwalkan. Beberapa indikasi yang menjadi faktor keterlambatan ini antara lain :

Jumlah mesin yang terbatas Operator yang tidak disiplin Dan kesalahan-kesalahan dalam proses produksi

Kemudian, ususlan upaya-upaya perbaikan pada proses produksi berikutnya :

Jumlah mesin untuk mesin potong dan mesin penghalus sebaiknya ditambah unitnya. Karena proses tersebut yang memakan waktu lama dibandingkan pada proses-proses yang lain.

Operator harus disiplin dan menjalankan prosedur kegiatan sesuai dengan OPC yang telah direncanakan sebelumnya agar estimasi waktu yang direncanakan dapat terpenuhi.

IX. Analisa PembahasanPenentuan stasiun kerja dan perhitungan waktu siklus secara teoritis.

Terdapat 6 stasiun kerja dalam memproduksi rak buku, yaitu : Stasiun kerja 1 untuk kegiatan pengukuran bahan baku Stasiun kerja 2 untuk kegiatan pemotongan Stasiun kerja 3 untuk kegiatan penghalusan Stasiun kerja 4 untuk kegiatan perakitan Stasiun kerja 5 untuk inspeksi awal dan akhir Stasiun kerja 6 untuk pengecatan dan finishing

Kemudian mengenai kalkulasi dari waktu siklus secara teoritis terhadap proses produksi rak buku ini yakni sekitar 14.91 jam/1 unit produk.

Implementasi mengenai lintasan produksi dan pelaksanaan pembuatan rak buku ini, yakni setiap proses langkah-langkahnya disesuaikan dengan proses operasi (OPC) yang telah dirancang sebelumnya, dan memperhitungkan estimasi waktu yang telah direncanakan sebelumnya. Dan

Martina J.K_08540007

Page 43: Laporan Praktikum Sistem Manufakture

Laporan Praktikum PSM

kalkulasi untuk waktu siklus secara aktual/real terhadap proses produksi rak buku ini yakni sebesar 15.225 jam/1 unit produk.

Sedangkan dari hasil analisis perhitungan waktu siklus teoritis dan waktu siklus actual, dapat diketahui terdapat perbedaan waktu siklusnya walaupun tidak terlalu signifikan. Hal ini disebabkan karena kurangnya kedisiplinnya dari masing-masing operator, sehingga pelaksanaan di shop floor tidak sesuai dengan OPC yang sudah direncanakan sebelumnya, dan akan berimplikasi terhadap perencanaan produksi.

Selisih dari perhitungan waktu siklus secara teoritis dengan waktu siklus secara actual sebesar 0.315 jam untuk setiap pembuatan 1 unit produk. Karena antara perhitungan, kondisi actual lebih besar dibandingkan waktu teoritis, maka dengan kata lain adanya keterlambatan deadline penyelesaian saat memproduksi rak buku ini.

X. Kesimpulan1) Jumlah stasiun kerja dalam proses pembuatan rak buku ini sebanyak 6

stasiun kerja dengan rincian sebagai berikut ; Stasiun kerja 1 untuk kegiatan pengukuran bahan baku Stasiun kerja 2 untuk kegiatan pemotongan Stasiun kerja 3 untuk kegiatan penghalusan Stasiun kerja 4 untuk kegiatan perakitan Stasiun kerja 5 untuk inspeksi awal dan akhir Stasiun kerja 6 untuk pengecatan dan finishingSedangkan untuk waktu siklus secara teoritis yang dibutuhkan dalam pembuatan rak buku sebesar 14.91 jam/1 unit produk dengan rincian seperti yang disajikan pada tabel 3.3.

2) Pembuatan rak buku ini berdasarkan implementasi dari OPC yang sudah dibuat sebelumnya agar estimasi waktu penyelesaian sesuai dengan rencana yang dijadwalkan. Setelah implemtasi tersebut didapatkan waktu siklus sebesar 15.225 jam/1 unit produk dengan rincian seperti yang telah disajikan pada Tabel 3.4

3) Rencana waktu penegerjaaan satu unit produk berbeda dengan waktu pengerjaan dalam menyelesaikannya. Kondisi real mengalami keterlambatan waktu penyelesaian dari waktu yang sudah direncanakan dengan selisih sebesar 0.315 jam. Sedangkan indikasi yang menjadi faktor keterlambatan dalam proses produksi rak buku ini adalah jumlah mesin yang terbatas, operator yang tidak disiplin dan kesalahan-kesalahan dalam proses produksi. Oleh karena itu perlu adanya usulan dalam bentuk upaya-

Martina J.K_08540007

Page 44: Laporan Praktikum Sistem Manufakture

Laporan Praktikum PSM

upaya perbaikan pada proses produksinya. Seperti jumlah mesin untuk mesin potong dan mesin penghalus sebaiknya ditambah unitnya. Karena pada proses tersebut yang memakan waktu yang lama di bandingkan pada proses-proses yang lain. Operator harus disiplin dan menjalankan prosedur kegiatan sesuai dengan OPC yang telah direncanakan sebelumnya agar estimasi waktu yang direncanakan dapat terpenuhi.

MODUL IV

MERANCANG TATA LETAK DAN FASILITAS PRODUKSI

Martina J.K_08540007

Page 45: Laporan Praktikum Sistem Manufakture

Laporan Praktikum PSM

Perencanaan tata letak produksi disebut pula sebagai tata letak mesin (machine lay-out) sehingga perlu dipikirkan mengenai sistem pemindahan material (material handling). Proses pemindahan material merupakan aktivitas dalam penentuan hubungan atau keterkaitan antara satu fasilitas dengan fasilitas produksi lain atau satu departemen dengan departemen yang lain. Studi mengenai pengaturan tata letak fasilitas produksi selalu dutujukan dengan meminimalkan total cost. Di samping itu perencanaan dari layout fasilitas produksi akan memeberikan kemudahan-kemudahan pada saat dikehendaki adanya ekspansi pabrik maupun kebutuhan supervisi.

I. Tujuan Penelitian1. Merancang tata letak fasilitas2. Penentuan unit pendukung (kantor, utilitas, parkir, dll)

II.Tinjauan PustakaMacam dan Tipe Tata Letak Fasilitas Produksi

Secara umum tata letak fasilitas produksi dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu : tata letak berdasarkan aliran produksi (product lay-out), tata letak berdasarkan posisi (fixed position lay-out). Sebagian besar industry akan mengatur layout fasilitas produksinya berdasarkan kombinasi-kombinasi dari ketiga macam tipe layout tersebut.Prinsip Dasar perencanaan Aliran Bahan

Dalam perencanaan aliran bahan ada tiga prinsip dasar yang harus diikuti agar bisa diperoleh aliran yang efektif yaitu : memaksimalkan lintasan aliran langsung (directed flow paths). Yang dimaksud dengan lintasan aliran langsung adalah aliran yang tidak mengalami perpotongan lintasan dari awal sampai akhir tujuan atau tidak ada aliran balik (back tracking). Gambar berikut menunjukkan bahwa dengan adanya perpotongan akan menyebabkan adanya kemacetan atau juga hambatan yang tidak diinginkan.

Gambar 4.1 Lintasan aliran secara langsung

Martina J.K_08540007

A DCB

E HGF

A DCB

E HGF

Page 46: Laporan Praktikum Sistem Manufakture

Laporan Praktikum PSM

Gambar 4.2 Lintasan aliran yang saling berpotongan (interrupted flow path)

Pengukuran Aliran Bahan dengan Analisa kuantitatifDalam analisa kuantitatif, aliran bahan diukur berdasarkan kuantitas material

yang dipindahkan seperti berat, volume, jumlah produk, frekuensi perpindahan atau satuan kuantitatif lainnya. Untuk mendokumentasikan hasil pengukuran aliran bahan biasanya dinyatakan dalam bentuk travel chart atau disebut juga from to chart. Langkah-langkah membuat from to chart sebagai berikut :1. Mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan jenis produk/komponen yang

dibuat, spesifikasi dari produk (berat, jumlah yang diproduksi, dll), langkah-langkah proses produksi, tipe dan spesifikasi mesin, departemen atau fasilitas produksi yang terlibat di dalamnya.

2. Daftar semua departemen menurun sepanjang baris dan menyilang sepanjang kolom mengikuti pola aliran bahan yang digunakan (apakah menggunakan pola aliran lurus, U atau pola S)

3. Tetapkan sebuah ukuran aliran yang dapat menunjukkan volume perpindahan bahan. Jika produk-produk atau item yang berpindah sama berkenaan dengan kemudahan perpindahan, maka frekuensi/jumlah perpindahan dapat digunakan. Tetapi jika produk-produk yang berpindah memiliki ukuran berat, nilai, resiko kerusakan, atau bentuk yang berbeda-beda maka kuantitas yang dicatat pada from to chart harus dapat menunjukkan besarnya volume perpindahan.

4. Membuat analisa aliran material dari satu fasilitas/departemen ke departemen yang lainnya untuk menentukan volume perpindahan antar departemen. Analisa aliran material antar departemen tersebut dapat dibuat dalam bentuk flow chart atau kartu aliran

5. Membuat sebuah table yang akan diisi dengan besarnya volume perpindahan antar departemen

III. Prosedur Praktikum1. Kumpulkan data volume of handling serta langkah-langkah yang harus dilalui

untuk proses produksi sesuai hasil praktikum modul 2. Volume handling dapat dinyatakan dalam unit % capacity, jumlah berat beban yang dipindahkan. Table berikut ini merupakan volume of handling dari data yang diperlukan untuk proses analisis:

Martina J.K_08540007

Page 47: Laporan Praktikum Sistem Manufakture

Laporan Praktikum PSM

Tabel 4.1 Volume of Material Handling

Bagian Produk

Perpindahan Berat Material (%) Departement

Alas buku 17 1-2Penyangga buku 10 1-2 Penutup balik 11 1-2Penyangga alas 1 7 1-2Penyangga alas 2 6 1-2Penutup samping 9 1-2Finishing 40 2-3

2. Buatlah travel chart berdasarkan jumlah ukuran handling volume, dengan asumsi bahwa jarak perpindahan bahan di sini sama. Pembuatan travel chart dibuat dengan model matriks. Lakukan trial maksimal 3 kali untuk mendapatkan total momen handling paling kecil.Tabel 4.2 Volume Travel Chart Rak Buku Trial 1

  To  From 1 2 3 Total

1   60   602     40 403       0

Total 0 60 40 100

Tabel 4.3 Volume Produk Berdasarkan Jarak Diagonal Trial 1

Jarak dari Diagonal

FORWARD Distance from

diagonal

BACKWORD Distance from

diagonal

1 60+40 =100 0

2 0 0

Total 100 0 100

Selanjutnya dilakukan analisis terhadap Moment handling di atas dengan gerakan balik (backword) dibebankan dua kali dibandingkan gerakan maju (forward)

Martina J.K_08540007

Page 48: Laporan Praktikum Sistem Manufakture

Laporan Praktikum PSM

Tabel 4.4 Analisis Moment Handling dari Trial 1

Jarak dari diagonal

FORWARD Distance from

diagonalBACKWORD

Distance from diagonal1 100 x 1 = 100 0 x 2 = 0

Total 100 0

Dari hasil analisis trial 1 didapatkan nilai untuk forward sebesar 100 dan backward sebesar 0 dengan total 100

Tabel 4.5 Volume Travel Chart Rak Buku Trial 2

  To  From 1 3 2 Total

1   60 603     02   40   40

Total 0 40 60 100

Tabel 4.6 Volume Produk Berdasarkan Jarak Diagonal Trial 2

Jarak dari Diagonal

FORWARD Distance from

diagonal

BACKWORD Distance from

diagonal

1 0 40

2 60 0

Total 60 40 100

Selanjutnya dilakukan analisis terhadap Moment handling di atas dengan gerakan balik (backword) dibebankan dua kali dibandingkan gerakan maju (forward)

Tabel 4.7 Analisis Moment Handling dari Trial 2

Jarak dari diagonal

FORWARD Distance from

diagonalBACKWORD

Distance from diagonal1 0 40 x 2 = 802 60 x 2 = 120 0

Total 120 80

Dari hasil analisis trial 1 didapatkan nilai untuk forward sebesar 120 dan backward sebesar 0 dengan total 80

Martina J.K_08540007

Page 49: Laporan Praktikum Sistem Manufakture

Laporan Praktikum PSM

Tabel 4.8 Volume Travel Chart Rak Buku Trial 3

  To  From 2 3 1 Total

2   40   403     01 60     60

Total 60 40 0 100

Tabel 4.9 Volume Produk Berdasarkan Jarak Diagonal Trial 3

Jarak dari Diagonal

FORWARD Distance from

diagonal

BACKWORD Distance from

diagonal

1 40 0

2 0 60

Total 40 60 100

Selanjutnya dilakukan analisis terhadap Moment handling di atas dengan gerakan balik (backword) dibebankan dua kali dibandingkan gerakan maju (forward)

Tabel 4.10 Analisis Moment Handling dari Trial 3

Jarak dari diagonal

FORWARD Distance from

diagonal

BACKWORD Distance from

diagonal1 40 x 1 = 40 02 0 60 x 4 = 240

Total 40 240

Dari hasil analisis trial 1 didaptkan nilai untuk forward sebesar 40 dan backward sebesar 0 dengan total 240.

Hasil perhitungan Moment Handling memberikan nilai paling kecil adalah pada trial 1 dengan total nilai sebesar 100, maka secara otomatis urutan departemen inilah yang terpilih untuk merencanakan tata letak pabrik.

Pembuatan tata letak pabrik dilakukan berdasarkan hasil dari perhitungan Moment Handling yang memeberikan perpindahan material yang paling minimal. Dalam pembuatan tata letak produksi atau tata letak fasilitas akan menggunkaan pola aliran U.

3. Kumpulkan data informasi mengenai peralatan dan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan rak buku tersebut.

Martina J.K_08540007

Page 50: Laporan Praktikum Sistem Manufakture

Laporan Praktikum PSM

Informasi yang dibutuhkan antar lain:

Tabel 4.11 Peralatan dan Bahan yang Digunakan

Peralatan Jumlah Bahan Jumlah SatuanPenggaris/meteran 3 Kayu 6 lembar

Pensil 3Paku no 3 54 buah

Multipurpose 1Lem kayu 1 plastik

Planner 1 Dempol 1 platikSander 1 Atribut    

Amplas 6 Tiner 1tabung sedang

Palu 2Kuas 2

4. Buatlah tata letak fasilitas produksi sesuai dengan tipe aliran produksi produk yang dibuat. Serta plihlah total momen handling terkecil berdasarkan volume travel chart yang sudah di dapat.Tipe aliran produksi sesuai dengan stasiun kerja yang dibuat pada modul sebelumnya, maka di dapatkan alirannya seperti pada gambar berikut :

Gambar 4.3 Tata Letak Fasilitas Produksi berdasarkan Aliran Produksi

5. Buatlah struktur organisasi yang ada dipabrik serta tentukan berbagai macam fasilitas untuk pelayanan kebutuhan pabrik

Martina J.K_08540007

Page 51: Laporan Praktikum Sistem Manufakture

Laporan Praktikum PSM

Gambar 4.4 Struktur Organisasi di dalam Pabrik

6. Buatlah template tata letak pabrik berdasarkan fasilitas produksi yang dibutuhkan serta unit pendukung dari suatu pabrik seperti departemen/bagian/seksi yang dipengaruhi struktur organisasi

Gambar 4.5 Kantor Manajemen

Martina J.K_08540007

Direktur Utama

Direktur PemasaranDirektur Produksi

Manajer R&DManajer QCManajer LogistikManajer PPIC

Direktur Personalia

Page 52: Laporan Praktikum Sistem Manufakture

Laporan Praktikum PSM

Untuk laintai 1 digunakan sebagai kantor manajemen khusus staf. Sedangkan lantai 2 digunakan sebagai kantor manajemen untuk kantor director dengan keterangan sebagai berikut :A : Ruang Direktur UtamaB : Ruang Direktur ProduksiC : Ruang Direktur PemasaranD : Ruang Direktur PersonaliaE : Ruang TambahanF : Ruang Manajer PPICG : Ruang Manajer LogistikH : Ruang Manajer QCI : Ruang Manajer R&DJ : Meeting RoomH : Cafetaria

Gambar 4.6 Tata Letak fasilitas dan Unit Pendukung

IV Analis Pembahasan

1. Dalam membuat sebuah tata letak fasilitas, hal yang harus dilakukan adalah melakukan pendataan mengenai fasilitas penting yang dibutuhkan ketika merancangnya. Hal ini dilakukan dengan membuat bagan/struktur bidang-bidang yang diperlukan dalam sebuah perusahaan seperti pada gaambar 4.4 tentang struktur organisasi perusahaan.

Berdasarkan dari proses produksi (OPC) dan dengan kondisi keterbatasan luas lantai yang tersedia hal ini dapat di antisipasi dengan menerapkan pola aliran bentuk U. Dengan pola aliran seperti ini perpindahan material dan pengawasan material ketika diproduksi menjadi lebih mudah. Aliran material produksi disajikan pada gambar 4.3.

Martina J.K_08540007

Page 53: Laporan Praktikum Sistem Manufakture

Laporan Praktikum PSM

2. Sedangkan dibutuhkan juga fasilitas tambahan, yaitu beberapa hal atau bagian yang keberadaan nya dibutuhkan untuk membantu proses produksi di lantai produksi. Fasilitas tambahan tersebut antara lai :

- Kantor manajemen untuk direktur utama, pemasaran dan personalia untuk melayani karyawan

- Kantor untuk bagian produksi yang dekat dengan lantai produksi- Lab Inspeksi- Warehouse bahan baku dan produk jadi- Kantin, muholah, toilet dan tempat parkir

Sehingga hasil layout pabrik dan unit pendukungnya seperti yang disajikan pada gambar 4.6

DAFTAR PUSTAKA

Baroto, Teguh. 2002. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. UMM Press:

Malang

Hakim, Arman. 2009 . Perencanaan dan Pengendalian Produksi . Yogyakarta :

Graha Ilmu

Martina J.K_08540007