Upload
stefani
View
5
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
laporan praktikum AMP
Citation preview
PENGENALAN ALAT PENGOLAH TANAH PRIMER
(BAJAK SINGKAL)
(Laporan Praktikum Alat dan Mesin Pertanian)
Oleh :
Stefani Silvi Agustin
1314071054
LABORATORIUM DAYA ALAT DAN MESIN PERTANIAN
JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam proses serta budidaya tanaman pertanian diperlukan tahapan yang tepat
untuk mencapai tujuan dan hasil produksi yang diharapkan. Tahapan awal dalam
proses budidaya tanaman adalah pengolahan lahan pertanian itu sendiri. Hal ini
seperti menjadi sesuatu hal yang sangat penting untuk dilakukan para petani dan
pekerja pertanian. Pengolahan tanah yang tepat tentu saja dilakukan dengan tujuan
penting agar tahapan budidaya tanaman selanjutnya dapat berjalan dengan baik.
Berbagai macam alat serta mesin pengolah tanah menjadi pilihan bagi para petani.
Bukan hanya bagi para petani, tapi bagi para insinyur atau engineer dalam bidang
pertanian hal ini menjadi perhatian penting sekaligus tantangan untuk terus
megembangkan dan memilih alat,mesin serta sistem pengolahan tanah yang tepat.
Proses pengolahan tanah bukan hanya didasarkan pada alat serta mesin pertanian
yang digunakan. Keadaan tanah juga menjadi perhatian penting ketika proses
pengolahan tanah dilakukan.
Alat dan mesin pertanian yang digunakan dalam pengolahan tanah tidak bisa
sembarangan kita pilih atau gunakan. Bagaimana ukuran, dimensi, serta
kemampuan alat tersebut dalam mengolah tanah dengan keadaan yang tentu saja
berbeda di masing-masing tempat. Pemilihan alat yang akan digunakan juga harus
sesuai dengan tujuan pengoalahan lahan tersebut. Dalam pengolahan lahan atau
tanah tahap pertama (primer) ada beberapa alat yang biasanya digunakan. Untuk
pengolahan lahan secara luas biasanya digunakan mesin pertanian berupa traktor
roda empat yang menggunakan implemen berupa bajak. Dalam praktikum kali ini,
praktikan diperkenalkan dengan alat pertanian pengolah tanah primer yaitu bajak
singkal.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum pengenalan alat pengolah tanah primer (bajak singkal) ini
adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui bagian-bagian serta fungsi setiap bagian dari alat pengolah tanah
primer (bajak singkal).
2. Mengetahui ukuran atau dimensi dari volume singkal dan dimensi
pembajakan pada bajak singkal.
3. Mengetahui dan memahami cara menghitung kapasitas lapang teoritis,
kapasitas lapang efektif, efisiensi lapang dan slip roda traksi.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah adalah penyiapan tanah untuk penanaman dan proses
mempertahankannya dalam keadaan remah dan bebas dari gulma selama
pertumbuhan tanaman budidaya. Dalam bidang pertanian, seperti yang telah
dibahas. Alat-alat bajak lahan pertanian ada berbagai macam, faktor penting yang
mempengaruhi pembuatan desain bajak adalah tipe tanah. Pada hakekatnya, jika
bukan karena faktor tanah, pembuatan desain bajak akan merupakan hal yang
komparatif sederhana (Smith, 1990).
Dalam beberapa sistem pengolahan tanah minimum, mesin kombinasi yang dapat
melakukan beberapa pekerjaan sekaligus (seperti penyiapan lahan, penanaman
benih, pemberian pupuk, herbisida, dan insektisida) merupakan pilihan yang baik.
Dalam kondisi yang baik tidak lagi diperlukan pengolahan tanah lebih lanjut
selama pertumbuhan tanaman (Foth, 1998)
B. Bajak Singkal
Bajak Singkal dapat digunakan untuk bermacam-macam jenis tanah dan sangat
baik untuk membalik tanah. Bagian dari bajak singkal yang berfungsi memotong
dan membalik tanah disebut botton, yang dibangun dari bagian-bagian utama,
yaitu : singkal (molg board), pisau (share) dan penahan samping (landside).
Ketiga bagian utama tersebut dipadukan pada bagian yang disebut frog. Unit ini
dihubungkan dengan rangka (frame) melalui batang penarik (beam). Ada 2
macam bajak singkal yang kedua-duanya adalah moldboard type, yaitu : 1. Single
action, yaitu bajak yang hanya dapat memotong dan melemparkan tanah ke satu
arah saja, bajak jenis ini sekarang sudah sangat jarang dipergunakan. 2. Double
action, yaitu bajak yang dapat berubah-ubah arah pelemparan tanahnya (ke kiri
atau ke kanan). (Labu,2010).
Pada saat bajak bergerak maju, maka pisau memotong tanah dan mengarahkan
potongan tanah (furrow slice) tersebut ke bagian singkal. Singkal akan menerima
potongan tanah, karena kelengkungannya maka potongan tanah akan dibalik dan
dipecah. Kelengkungan ini berbeda untuk kondisi dan jenis tanah yang berbeda
agar diperoleh pembalikan dan pemecahan tanah yang baik. Penahan samping
adalah bagian yang berfungsi untuk menahan tekanan samping dari keratan tanah
pada singkal, sekaligus menjaga kestabilan jalannya bajak sewaktu bekerja.
Bagian paling banyak bersinggungan dengan tanah adalah bagian belakang yang
disebut tumit (heel). Selain bagian tersebut di atas, bajak singkal diperlengkapi
dengan alat yang disebut pisau pemotong (coulter) yang berfungsi untuk
membelah tanah, tumbuhan atau seresah yang ada diatas tanah sebelum pisau
bajak memotong tanah. Dengan demikian sisa-sisa tumbuhan di atas tanah dapat
dibalik dengan baik dan memperingan pekerjaan pisau bajak. Ada 2 bentuk pisau
pemotong, yaitu pisau pemotong stasioner (stasionery knife) dan pisau pemotong
berputar (rolling coulter). (Labu,2010).
Ukuran lebar bajak dinyatakan dalam satuan panjang, dengan mengukur jarak dari
wing sampai penahan samping. Secara teoritis ukuran ini dapat dianggap sebagai
lebar pembajakan atau lebar pemotongan tanah. Tanah yang berlainan
membutuhkan singkal dengan bentuk yang berbeda untuk mencapai tingkat
kehancuran yang sama. Dengan demikian singkal dibagi dalam beberapa kelas,
yaitu bajak untuk lahan dengan tunggul jerami, serba guna unutk lahan berumput
dan bertunggul jerami, tanah hitam, pemecah dan kecepatan tinggi. Bajak singkal
apabila dilihat dari atas atau samping terlihat suatu rongga atau suction, yang
sangat penting untuk mencapai kedalaman atau lebar potongan bajak dan juga
berperanan dalam menstabilkan jalannya bajak. Besarnya suction ini beragam dari
1/8 – 3/16 inchi, ukuran ini disebut juga clearance. Dalam operasinya bajak dapat
digolongkan atas bajak tarik (trailing moldboard plow) dan bajak yang dapat
diangkat secara hidrolik (mounted moldboard plow). Singkal adalah bagian bajak
yang terletak langsung dibelakang mata bajak (kejen), merupakan bagian bajak
yang terpenting sebab oleh singkal itulah lapisan tanah terpecah, dihancurkan dan
dilembutkan, bagian ini menerima potongan tanah dari kejen dan membaliknya
(Labu,2010).
Bajak singkal termasuk bajak yang paling tua. Di Indonesia bajak singkal inilah
yang paling sering digunakan oleh petani untuk melakukan pengolahan tanah,
dengan tenaga ternak hela sapi atau kerbau sebagai sumber daya penariknya.
Pembajakan dimulai dari kegiatan mencangkul. Cangkul merupakan inovasi yang
dikembangkan secara independen antara suku dan budaya. Namun petani modern
masih menggunakan cangkul meski jarang, untuk mengolah bagian tanah yang
sempit ketika menggunakan traktor tidak efisien. Bajak Ard ditemukan di Mesir,
diperkirakan pada awalnya ditarik oleh manusia, namun setelah domestikasi ox
sekitar tahun 6000 sebelum masehi yang lalu oleh Peradaban Lembah Sungai
Indus, ox digunakan sebagai penarik bajak ard. Ard lebih cocok digunakan pada
tanah yang mengandung lempung atau pasir yang secara alami disuburkan dengan
banjir tahunan seperti di lembah sungai Nil dan sekitar hilal subur. Kemudian
bajak singkal berkembang terutama di daerah yang tidak mendapatkan banjir
tahunan dalam mengembalikan kesuburan tanah, biasanya di daerah yang jauh
dari sungai. Desain bajak singkal yang terbuat dari kayu cenderung rapuh dan
mudah rusak jika bekerja di tanah yang berat (Soedijanto, 1971).
Secara umum bajak singkal dibedakan atas 2 jenis, yaitu bajak singkal satu arah
(one-way moldboard plow) dan bajak singkal dua arah (two-way moldboard
plow). Bajak singkal ini dapat digunakan untuk bermacam-macam jenis tanah dan
sangat baik untuk membalik tanah.Bagian dari bajak singkal yang memotong dan
membalik tanah disebut bottom.Suatu bajak dapat terdiri dari satu bottom atau
lebih.Bottom ini dibangun dari bagian-bagian utama, yaitu : 1) singkal
(moldboard), 2) pisau (share), dan 3) penahan samping (landside). Ketiga bagian
utama tersebut diikat pada bagian yang disebut pernyatu (frog).Unit ini
dihubungkan dengan rangka (frame) melalui batang penarik (beam).Bagian-
bagian dari bajak singkal satu bottom secara terperinci (Mulyoto H dkk, 1996).
C. KLT, KLE,EFF, dan SI
Efisiensi lapang adalah perbandingan volume kapasitas lapang efektif terhadap
kapasitas lapang teoritisnya, dinyatakan dalam persen (%). Kapasitas lapang
teoritis adalah kemampuan kerja suatu alat atau mesin pengolah tanah untuk
menyelesaikan pekerjaan mengolah suatu bidang tanah apabila alat/mesin tersebut
memenuhi fungsinya seratus persen dari seluruh waktu yang tersedia dengan
kecepatan maju dan lebar olah seratus persen juga. Kapasitas lapang efektif adalah
kemampuan kerja lapang rata-rata yang efektif dari suatu alat dan mesin pengolah
tanah untuk menyelesaikan pekerjaan yang didasarkan atas waktu lapang total.
Slip roda yang terjadi akan menyebabkan bertambahnya tenaga yang diperlukan
untuk penarikan karena gaya horizontal yang diperlukan di atas permukaan tanah
lebih besar. Kelunakan atau kelembekan tanah merupakan faktor yang dapat
memperbesar terjadinya deformasi tanah sehingga slip yang terjadi akan semakin
besar juga (Hunt,1995).
III. METODOLOGI PERCOBAAN
A. Waktu dan Tempat
Praktikum Alat dan Mesin Pertanian tentang pengenalan alat pengolah tanah
primer (bajak singkal) dilaksanakan pada hari Rabu, 11 Maret 2015 pukul 08.00-
10.00 WIB di Laboratorium Daya, Alat dan Mesin Pertanian, Jurusan Teknik
Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum Alat dan Mesin Pertanian tentang
pengenalan alat pengolah tanah primer (bajak singkal) adalah mistar, alat
pengukur (meteran), dan buku untuk mencatat. Sedangkan bahan yang
dibutuhkan adalah bajak singkal.
C. Diagram Alir
Prosedur kerja dalam praktikum kali ini adalah sebagai berikut.
Dipersiapkan alat dan bahan yang digunakan
Diamati dan dicatat setiap hasil pengukuran yang dilakukan
Diukur dimensi pembajakan (lebar dan kedalaman)
Diukur dimensi dari volume singkal (panjang, lebar,dan tinggi)
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data Pengamatan
Dalam praktikum kali ini diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 1. Pengukuran Dimensi Bajak Singkal
No Pengukuran Hasil (cm)
1 Panjang 185
2 Lebar 85
3 Tinggi 105
Tabel 2. Pengukuran Dimensi Pembajakan
No Pengukuran Hasil (cm)
1. Lebar pembajakan 65
2 Kedalaman 20
B. Pembahasan
1. Pengolahan Tanah Primer
Pengolahan tanah primer (primary tillage) merupakan kegiatan pengolahan tanah
awal. Kedalaman pengolahan tanah biasanya atau pada umumnya adalah 20-30
cm. Tujuan utama dalam pengolahan tanah primer adalah untuk mengurangi
kekuatan tanah dan mengelola material tanaman permukaan dan pupuk dalam
lapisan tanah terolah.
Berdasarkan fungsinya, peralatan atau implemen pengolahan tanah dapat dibagi
menjadi dua kelompok besar yaitu peralatan pengolahan tanah primer (primary
tillage equipment) dan peralatan pengolahan tanah sekunder ( secondary tillage
equipment). Untuk peralatan pengolahan tanah primer meliputi berbagai jenis
bajak seperti bajak singkal, bajak piring dan lain-lain. Pada praktikum kali ini
peralatan yang digunakan adalah bajak singkal.
2. Bagian-bagian Bajak Singkal
Bajak singkal mempunyai bagian-bagian yang mempunyai fungsi serta peran
masing-masing.Satu kesatuan dari mata pisau dan singkal itu sendiri disebut
dengan bottom. Dalam satu bajak bisa terdapat lebih dari satu bottom. Pada
praktikum kali ini digunakan bajak singkal dengan 3 buah bottom. Panjang atau
jarak antar masing-masing bottom adalah sama. Sehingga pada bajak singkal yang
diamati kali ini jaraknya adalah 1/3. Mata pisau pada bajak berfungsi dalam
proses pengerukan tanah. Sedangkan bagian atasnya atau sayap (singkal)
mempunyai bentuk yang miring dengan radian tertentu yang berfungsi dalam
proses pembalikkan tanah. Dalam bajak singkal juga terdapat roda penyeimbang,
pengatur kedalaman, pengatur roda, three point hit.
3. Pengukuran Dimensi Volume Bajak Singkal
Sebelum melakukan pengolahan tanah menggunakan bajak singkal, maka
diperlukan data-data mengenai bajak singkal itu sendiri. Hal ini diperlukan agar
dalam pengolahan tanah, bisa diketahui kemampuan dari bajak singkal tersebut.
Data yang diperoleh didapat dari hasil pengukuran bajak singkal. Pengukuran
yang dilakukan ada dua macam. Pengukuran pertama adalah pengukuran dimensi
volume singkal yang meliputi pengukuran panjang, lebar, dan tinggi bajak
singkal. Pengukuran kedua adalah pengukuran dimensi pembajakan yang meliputi
lebar dan kedalaman bajak singkal.
Pengukuran panjang bajak singkal dengan cara mengukur panjang bagian bajak
terluar yaitu bagian three point hit dengan bagian ujung bajak singkal. Pengukuran
dilakukan menggunakan alat meteran. Setelah diukur maka didapatkan hasil
bahwa panjang bajak adalah 185 cm. Pengukuran lebar bajak singkal dilakukan
dengan cara mengukur bagian kanan terluar hingga kiri terluar dari bajak. Dari
pengukuran tersebut didapatkan hasil 85 cm. Pengukuran tinggi bajak singkal
dilakukan dengan cara mengukur bagian tertinggi dari bajak singkal hingga
permukaan paling bawah bajak singkal. Hasil yang didapatkan dari pengukuran
tinggi bajak singkal adalah 105 cm. Gambar mengenai pengukuran dimensi
volume bajak singkal dapat dilihat dalam lampiran.
4. Pengukuran Dimensi Pembajakan
Pengukuran kedua adalah pengukuran dimensi pembajakan. Pengukuran yang
dilakukan adalah pengukuran lebar pembajakan. Pengukuran dilakukan dengan
mengukur mata pisau terluar dari setiap sisi bajak. Dari hasil pengukuran ini
diperoleh hasil 65 cm. Untuk kedalaman pembajakan biasanya atau pada
umumnya adalah 20 cm. Hal ini dikarenakan akar tanaman pada umumnya
menyerap air pada kedalaman 20-30 cm. Pada kedalaman tersebut tanah
mempunyai unsur hara yang cukup banyak. Gambar tentang pengukuran dimensi
pembajakan dapat dilihat dalam lampiran.
5. KLT, KLE, EFF dan SI
Pada praktikum kali ini juga praktikan diperkenalkan mengenai kapasitas lapang
teoritis. Kapasitas Lapang Teoritis (KLT) adalah kapasitas lapang pada traktor
secara teoritis. Sedangkan Kapasitas Lapang Efektif (KLE) adalah kapasitas
lapang pada traktor ketika praktek di lahan atau pada kenyataan. Hubungan antara
KLT dan KLE akan menghasilkan Efisiensi Lapang atau EFF. Semakin besar EFF
maka semanin baik pula traktor itu bekerja. Slip roda traksi (SI) menyebabkan
bertambahnya tenaga yang diperlukan untuk penarikan karena gaya horizontal
yang diperlukan di atas permukaan tanah lebih besar. Rumus atau formula
mengenai KLT, KLE, EFF, dan SI dapat dilihat dalam lampiran.
V. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dalam praktikum kali ini adalah sebagai berikut.
1. Pengukuran dimensi volume bajak singkal diperoleh hasil panjang, lebar dan
tinggi berturut-turut adalah 185 cm,85 cm, dan 105 cm.
2. Pengukuran dimensi pembajakan diperoleh hasil lebar dan kedalaman
pembajakan sebesar 65 cm dan 20 cm.
3. Bajak singkal terdiri dari beberapa bagian diantaranya bottom (mata pisau
dan sayap), roda penyeimbang alur, three point hit, pengatur kedalaman, dan
pengatur roda.
4. Kapasitas lapang teoritis adalah kapasitas lapang pada traktor yang diperoleh
secara teorotis
5. Kapasitas lapang efektif adalah kapasitas lapang pada traktor yang diperoleh
ketika praktek.
6. Efisiensi lapang diperoleh dari perbandingan KLE dan KLT dimana semakin
tinggi EFF maka akan semakin baik pula.
DAFTAR PUSTAKA
Foth.1988. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Hunt.1995. Farm Power and Machinery Management. United States of America :
Low State University Press.
Labu,Puak.2010. Mekanisasi Pertanian. http:// dianberkata.blogspot.com. Diakses
pada hari Minggu, 15 Maret 2015.
Mulyoto H dkk. 1996. Mesin-Mesin Pertanian. Jakarta : Bumi Aksara.
Smith, H. P. dan Wilkes, L. H. 1990. Mesin dan Peralatan Usaha Tani (Edisi
keenam).Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Soedijanto, 1971. Laporan tentang kegiatan Dinas Alat-alat dan Mesin-mesin
Pertanian. Jakarta : Direktorat Teknik Pertanian.