23
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH Disusun oleh : 1. Harning Sekar Ageng (20110210042) 2. Siska Ema Ardiyanti (20110210044) 3. Ardiana Seto Nugroho (20110210046) 4. Ghandi Pandu Damara (20110210050) 5. Anton Nugroho (20110210052) LABORATORIUM ILMU TANAH DAN NUTRISI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2012

LAPORAN PRAKTIKUM.docx

Embed Size (px)

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH

Disusun oleh 1. Harning Sekar Ageng 2. Siska Ema Ardiyanti 3. Ardiana Seto Nugroho 4. Ghandi Pandu Damara 5. Anton Nugroho

: (20110210042) (20110210044) (20110210046) (20110210050) (20110210052)

LABORATORIUM ILMU TANAH DAN NUTRISI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2012

KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT, atas limpahan rahmat taufik dan hidayah-Nya sehingga laporan praktikum ilmu tanah ini dapat diselesaikan. Laporan ini berisikan tentang pengamatan pada struktur dan tekstur tanah, dan kesuburan tanah. Laporan ini dibuat untuk memenuhi persyaratan akademik dan mempersiapkan bekal mahasiswa dalam melatih ketrampilan dalam bekerja dan mengenal pengetahuan dalam bidang ilmu tanah. Laporan ini dapat terselesaikan berkat bimbingan, arahan dan kerjasama dari pihak yang bersangkutan. Kami mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Dr. Ir Gunawan Budiyanto, M. P selaku dosen pengampu mata kuliah ilmu tanah yang senantiasa membantu dalam jalannya praktikum ini. 2. Bapak Ir. Mulyono, M. P yang telah memberi masukan selama praktikum berlangsung. 3. Mas Purwanto dan Mas Yuli sebagai co-assisten dalam praktikum. 4. Serta kedua orang tua dan saudara yang senantiasa memberikan doa dan semangat bagi kami agar kegiatan yang penulis lakukan dapat berjalan dengan lancar. 5. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah ikut membantu dalam penyelesaian laporan ini. Laporan ilmu tanah ini tentunya memiliki kekurangan, oleh karena itu kami memohon kritik dan sarannya kepada semua pihak. Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan bahan belajar.

Yogyakarta, 29 April 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Tanah adalah lapisan permukaan bumi paling luar sebagai tempat bernaungnya mahkluk hidup termasuk tanaman. Tanaman memanfaatkan tanah sebagai tempat tumbuhnya tanaman itu sendiri. Tanah berasal dari hasil pelapukan batuan induk (anorganik) dan bahan bahan organik dari proses dekomposisi oleh dekomposer dari tumbuhan dan hewan. Bahan bahan yang menyusun tanah terdiri atas zat padat, cair, gas dan organisme. Pelapukan batuan induk pembentuk tanah didaerah tropis terkhusus Indonesia sangat dipengaruhi oleh factor suhu dan kelembaban udara. Tanah tersusun dari : (1) bahan padatan; (2) air, dan; (3) udara. Bahan padatan tersebut dapat berupa : (1) bahan mineral, dan; (2) bahan organik. Bahan mineral terdiri dari partikel pasir, debu dan liat. Ketiga partikel ini menyusun tekstur tanah. Bahan organik dari tanah mineral berkisar 5% dari bobot total tanah. Meskipun kandungan bahan organik tanah mineral sedikit (+5%) tetapi memegang peranan penting dalam menentukan kesuburan tanah. Sekarang ini, pada era pembangunan, tanah yang pada awalnya digunakan sebagai lahan pertanian telah mengalami alih fungsi menjadi pemukiman penduduk. Desa berkembang menjadi Kota. Kota berkembang menjadi kota yang lebih besar lagi. Penduduk semakin hari semakin bertambah dan bertambah pula kebutuhan tanah untuk mereka tinggal, sehingga lahan pertanian semakin hari pun semakin berkurang sedangkan kebutuhan pangan, sandang dan papan manusia semakin meningkat.

B. Tujuan Praktikum Praktikum Ilmu Tanah dilaksanakan dengan tujuan untuk mendalami tekstur tanah. Melalui praktikum ini, kita akan dapat mengetahui tentang kandungan unsure yang berada didalam tanah serta mengetahui tentang sifat sifat kimia tanah. Sifat sifat kimia pun dapat diketahui mengingat secara kimiawi tanah berfungsi sebagai penyedia unsure hara, dan secara biologis berfungsi sebagai habitat biota yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan unsure hara dan zat pengatur tumbuh bagi tanaman. Adapun tujuan kesunuran tanah yaitu untuk mengetahui dosis pemupukan terhadap tanaman dan unsure hara yang penting yang dibutuhkan oleh tanaman. C. Landasan Teori 1. Tanah Mediteran Tanah mediteran adalah tanah yang terbentuk dari pelapukan batuan kapur dan bersifat tidak subur. Misalnya, bisa kita temukan pada tanah tanah di Nusa Tenggara, Maluku dan Jawa Tengah. Jenis tanah ini berasal dari batuan kapur keras yang pada umumnya tersebar didaerah yang beriklim subhumid, topografi karst dan lereng vulkan dengan ketinggian sekitar 0 - 400m. Tanah mediteran berwarna coklat, merah atau kuning. Sementara itu, warna merah kuning pada tanah mediteran berada didaerah topografi karst yang dikenal dengan sebutan Terra Rossa. Tanah mediteran yang berbahan induk batu kapur mempunyai nilai pH yang tinggi dibandingkan dari yang berbahan induk batu pasir. pH tanah dapat dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu bahan induk tanah, pengendapan, vegetasi alami, pertumbuhan tanaman, kedalaman tanah dan pupuk nitrogen. Ciri dari tanah ini dimana terdapat penimbunan liat pada horizon bawah atau agrilik atau mempunyai tingkat kejenuhan basa yang tinggi yaitu lebih dari 35% bahkan ada yang sampai lebih dari 50%. Untuk mengembangkan komoditi pertanian, perlu dilihat jenis tanah sebelum menanam. Ini penting untuk menentukan tingkat kesesuaian tanah dengan jenis tanaman yang akan ditanam. Selain itu, zat hara yang terkandung didalam tanah mediteran ini sangat sedikit bahkan hampir tidak ada sama sekali. 2. Kadar Lengas Tanah Lengas tanah merupakan fase cair pada tanah. Tanah memiliki kemampuan menyerap dan menahan air. Keberadaan lengas tanah dipengaruhi oleh tenaga pengikat spesifik yang berhubungan dengan tekanan air. Kecukupan air bagi

tanaman tergantung pada ketersediaan air diwilayah perakaran. Klasifikasi lengas tanah berdasarkan tegangan lengas tanah adalah sebagai berikut : Kapasitas menahan air maksimum Jumlah air yang dikandung tanah dalam keadaan jenuh, semua pori terisi penuh oleh air. Kapasitas maksimum Jumlah air yang terkandung didalam tanah setelah air grafitasi hilang. Titik laju tetap Tingkat kelengasan tanah yang menyebabkan tumbuhan mulai

memperlihatkan gejala layu. Koefesien higroskopis Jumlah lengas tanh yang diserap permukaan partikel tanah dari uap air dalam atmosfer yang kelembabannya kira kira 100%. Kering angin Kadar air tanah setelah diangin anginkan ditempat teduh sampai mencapai keseimbangan dengan kelengasan atmosfer. Kering oven Kadar air tanah setelah dikeringkan dalam oven pada suhu 105 110 derajat celcius sampai tidak lagi ada air menguap (timbangan tetap dan membutuhkan waktu sekitar 16-18 jam). Hubungan Kadar Lengas Tanah 4 Tekstur Tanah (Tekstur) Pasiran Debuan Geluhan Lempungan 3. Tekstur Tanah Tekstur tanah adalah perbandingan relative tiga golongan besar partikel tanah dalam suatu massa tanah, terutama pada perbandingan antara fraksi fraksi lempung (clay), debu (silt) dan pasir (sand). Tekstur tanah dapat menentukan tata air dalam tanah berupa kecepatan infiltrasi, penetrasi dan kemampuan pengikatan Rerata Kandungan Lengas (%) 10 30 35 45 Rerata Lengas Tersedia (%) 7 20 20 15

air oleh tanah, tata udara, kemudahan pengolahan tanah dan struktur tanah. Penyususn tekstur tanah berkaitan erat dengan kemampuan memberikan zat hara untuk tanaman, kelengasan tanah, perambatan panas, perkembangan akar tanaman dan pengolahan tanah. Harkat Angka Ukuran Partikel Tanah Fraksi Lempung Debu Pasir sangat halus Pasir halus Pasir sedang Pasir Kasar Pasir Sangat kasar Ukuran < 0.002 mm 0.002 - 0.05 mm 0.05 - 0.1 mm 0.1 - 0.25 mm 0.25 - 0 - 0.5 mm 0.5 - 1.00 mm 1.00 - 2.00 mm

Berdasarkan persentase perbandingan fraksi fraksi tanah, tekstur tanah dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu : halus, sedang dan kasar. Makin halus tekstur tanah mengakibatkan kualitas tanah semakin menurun karena berkurangnya kemampuan dalam menyerap air. Dalam bidang ilmu tanah, penentuan ukuran partikel tanah biasanya menggunakan table segitiga USDA. Testur tanah mempunyai hubungan yang dekat dekat dengan kemampuan tanah mengikat lengas, udara, tanah dan hara tanah. Tekstur tanah mempengaruhi ruang perakaran tanah dan konsistensi tanah. Berdasarkan teksturnya, tanah mempunyai sifat yaitu : a. Tanah pasiran : laju peresapan air baik kapasitas menahan air rendah, kandungan hara rendah, kandungan absorbs rendah, baik untuk system perakaran dan tanahnya mudah diolah. b. Tanah lempungan : drainase buruk, kapasitas pengikat air tinggi, aerasi kurang baik, kandungan hara tinggi, kapasitas penyerapan air tinggi, kurang baik untuk system perakaran karena tidak mudah diolah. c. Tanah debuan. Mempunyai sifat antara lempung dan pasir. 4. Struktur Tanah (Berat Jenis, Berat Volume dan Porositas Tanah) Struktur tanah dapat didefinisikan sebagai susunan saling mengikat partikel partikel tanah. Ikatan tanah itu berwujud sebagai agregat tanah. Pada umumnya agregat tanah berbentuk remah (crumb) mempunyai ruang pori diantara agregat

yang lebih banyak dari pada struktur gumpal (blocky) ataupun pejal, sehingga penyerapan airnya lebih cepat dan biasanya lebih subur. Kerapatan Massa Tanah (Berat Volume) Berat volume tanah adalah perbandingan antara berat bongkah tanah dan volume tanah yang dinyatakan dalam gram/cm3. Pengukuran berat volume diperlukan sebagai petunjuk untk mengetahui kepadatan dan prioritas tanah. Hasil pengukurannya digunakan sebagi indicator permasalahan penetrasi akar dan aerasi tanah di berbagai lapisan tanah. Kerapatan Butir Tanah (Berat Jenis) Kerapatan butir tanah atau berat jenis dapat diartikan sebagai berat butir butir padat tanah yang terkandung dalam tanah. Menghitng kerapatan tanah berarti menentukan kerapatan partikel tanah. Oleh karena itu, kerapatan partikel setiap tanah merupakan suatu tetapan dan tidak bervariasi menurut jumlah ruang partikel untuk kebanyakan tanah mineral kerapatan partikelnya rata rata sekitar 2.6 gram/cm3. Kandungan bahan organic didalam tanah juga sangat berpengaruh terhadap kerapatan butir tanah. Porositas Tanah Porositas adalah proporsi ruang pori total (ruang kosong) dalam satuan volume tanah yang dapat ditempati oleh air dan udara, sehingga permukaan indicator kondisi drainase dan aerasi tanah. Porositas dapat ditentukan melalui dua cara yaitu, menghitung selisih bobot tanah jenuh dengan bobot tanah kering dan menghitung ukuran volumeyang ditempati bahan padat. Komposisis tanah ideal terbentuk dari kombinasi frraksi debu, pasir dan lempung. Porositas juga menentukan permeabilitas, jarak per waktu. Dari hal tersebut dapat menjelaskan bahwa tanah yang mempunyai permukaan berpasir memiliki porositas paling kecil karena tanah dengan permukaan berpasir mempnyai ruang pori total yang rendah tetapi mempunyai proporsi yang besar yang disusun oleh komposisi pori pori yang besar dan efesien dalam pergerakan air dan udaranya. 5. Kadar Kapur Kapur dalam tanah memiliki asosisasi dengan keberadaan kalsim dan magnesium tanah. Secara umum pemberian kapur ke tanah dapat mempengaruhi sifat fisik

dan kimia tanah serta kegiatan jasad renik tanah. Bila dipandang dari sifat kimia tanah, tujuan pengapuran tanah adalah untuk menetralkan keasaman pada tanah. Padahal kita tahu bahwa jika kandungan kapur pada tanah tinggi belum tentu tingkat kesuburan tanah juga tinggi. Bisa saja pemberian kapur tersebut malah akan menjadi racun yang dapat menyerap bahan organic yang dibutuhkan oleh tanaman. Penetapan kadar kapur ekuivalen di laboratorium dengan menggunakan metode Mehr. Harkat Angka Kadar Kapur Tanah Kadar CaCO3 (%) > 10 0.5 10 0.1 - 0.5 < 0.1 6. Kadar Bahan Organik Bahan organic adalah kumpulan beragam senyawa senyawa organic kompleks yang sedang atau telah mengalami proses dekomposisi, baik berupa humus hasil humufikasi maupun senyawa senyawa anorganik hasil mineralis dan termasuk juga mikrobia heterotrofik dan atotrofik yang terlibat dan berada didalamnya. Bahan organic tanah dapat berupa daun, ranting / cabang, batang, buah dan akar. Sumber sekunder yaitu jaringan mikro fauna dan kotorannya. Sumber dari luar yaitu dengan memberikan pupuk organic pada tanah yang berupa pupuk kandang, pupuk bokasi (kompos), pupuk hijau dan pupuk hayati. Proses dekomposisi bahan organic melalui 3 reaksi, yaitu : a. Reaksi enzimatik yaitu reaksi oksidasi senyawa hidrokarbon yang terjadi melalui reaksi enzimatik yang menghasilkan karbondioksida, air dan energy. b. Reaksi spesifik berupa mineralisasi atau immobilisasi unsure hara essensial berupa hara nitrogen (N), fosfor (P), dan belerang (S). c. Pembentukan senyawa senyawa baru atau turunan yang sangat resisten berupa humus tanah. Harkat Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah

Berdasarkan hasil akhir dari reaksi yang terjadi, proses dekomposisi bahan organic dibagi atas 2 golongan yaitu : a. Proses mineralisasi pada bahan organic dari senyawa yang tidak resisten seperti protein, selulosa dan gula. Proses ini menghasilkan hara yang tersedia untuk tanaman. b. Proses humufikasi terjadi pada bahan organic dari senyawa senyawa yang resisten seperti minyak, lemak dan resin. Proses ini menghasilkan humus yang lebih resisten terhadap proses dekomosisi. Kriteria kandungan Bahan Organik Tanah Kandungan Bahan Organik (%) < 0.5 0.5 - 1.0 1.0 - 2.0 2.0 - 4.0 4.0 - 8.0 8.0 - 15.0 > 15.0 Kriteria Rendah Sedang - Rendah Sedang Tinggi Berlebihan Sangat Berlebihan Gambut

7. pH Tanah pH adalah gambaran diagsonik dari nilai yang khusus dan arena itu penentuannya merupakan hal yang biasa dilakukan pada pengujian tanah. Penentuan pH tanah dalam klasifikasi klasifikasi dan pemetaan tanah diperlukan selain itu untuk menaksir lanjut tidaknya perkembagan tanah juga diperlukan dalam penggunaan tanahnya, terutama untuk tanah pertanian. pH tanah juga dapat dibedakan menjadi pH actual dan pH potensial. pH tanah actual atau keasaman aktif disebabkan oleh adanya ion H+ dalam larutan tanah. Keasaman ini diukur menggunakan suspensi tanah air (H2O). Keasaman ini ditulis dengan pH (H2O). Tipe pH potensial (keasaman potensial) dihasilkan oleh H+ dan Al3+ yang diadopsi oleh koloid tanah. Keasaman potensial ini diukur dengan menggunakan KCl. Pengkuran pH dilapangan menggunakan indicator (larutan, kertas pH/ pH stik) yang mennujukkan warna tertentu pada pH yang berbeda.

Klasifikasi pH Kondisi Tanah Luar Biasa Masam Masam Sangat Kuat Masam Kuat Masam Sedang Agak Masam Netral Agak Basa Basa Sedang Basa Kuat Basa Sangat Kuat pH (H2O) < 4.5 4.5 - 5.0 5.1 - 5.5 5.6 - 6.0 6.1 - 6.5 6.6 - 7.3 7.4 - 7.8 7.9 - 8.4 8.5 - 9.0 > 9.0

8. Kadar N Total Kadar N total dalam tanah adalah kandungan N yang terdapat didalam tanah. Unsur N berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan vegetative tanaman (seperti batang, daun dan lainnya), meningkatkan perkembangan mikroorganisme dalam tanah yang berpengaruh pada kelangsungan pelapukan bahan organic. Unsure N merupakan unsure yang mudah berubah sehingga kandungan N pada setiap tanah akan berbeda beda.

BAB II HASIL PENGAMATAN 1. Sifat Sifat Tanah a. Kadar Lengas Tanah Contoh Tanah 0.5 mm 2.0 mm Bongkah Kap. Lapangan Kap. Maksimum Keterangan : a : botol timbang kosong + tutup + label b : botol timbang + contoh tanah c : botol timbang + tanah setelah dioven b. Tekstur Tanah 1. Penyebaran Debu Lempung Total Diketahui : a : berat contoh tanah = 15 gram b : cawan porselin = 22.70 gram c : cawan porselin + tanah setelah dioven = 22.91 gram d : hasil pemipetan + cawan porselin = 18.37 gram x : kadar bahan organik contoh tanah = 2.18 % y : kadar kapur contoh tanah = 6 % KL : kadar lengas kering udara contoh tanah = 10.9 % Kadar debu total : 30.04 % Kadar lempung total : 13.008 % Kadar pasir total : 56.95 % A 24.14 18.84 25.27 21.72 20.79 b 36.23 30.27 35.41 33.79 35 c 35.11 29.14 34.42 29.66 29.38 KL (%) 10.20% 10.90% 10.80% 52.01% 65.40%

2. Penyebaran Debu Lempung Aktual Diketahui : a : Berat contoh tanah = 15 gram b : Berat cawan porselin kosong = 20.37 gram c : Berat cawan + hasil pemipetan setelah diuapkan = 20.40 gram KL : Kadar lengas kering udara contoh tanah = 10.9%

Kadar Debu Lempung Aktual : 8.86 %

3. Nilai Perbandingan Dispersi Diketahui : Debu Lempung total : 43.048% Debu Lempung actual : 8.86% Nilai Perbandingan Dispersi : 20.58 % Ini berarti pada tanah mediteran peka terhadap erosi atau dapat dikatan . bahwa tanah mediteran ini mudah terkena erosi. c. Struktur Tanah 1. Kerapatan Butir Tanah ( Berat Jenis Tanah) Diketahui : a : Berat piknometer kosong + label = 14.68 gram b : Berat ikatan tanah setelah dimasukkan kedalam lilin = 39.45 gram t1 : Suhu air didalam piknometer = 34 derajat BJ1 : Berat jenis air pada t1 = 0.9944 c : Berat piknometer + tanah + tutup = 19.55 gram d : Berat piknometer + air suling = 47.94 gram t2 : Suhu piknometer + air suling = 32 derajat BJ2 : Berat jenis pada temperature t2 = 0.9951 KL : Kadar lengas kering udara contoh tanah = 10.9 % Berat contoh tanah kering mutlak : 4.38 gram Volume total butir butir tanah : 2.11 cm3 Kerapatan butir tanah (BJ) : 2.07 gram/cm3

2. Kerapatan Massa Tanah (Berat Volume Tanah) Diketahui : a : Berat gelas arloji + ikatan tanah = 5.68 gram b : Berat ikatan tanah setelah dimasukkan lilin = 6.07 gram p : Volume tertentu pada gelas ukur = 25 ml q : Banyak air suling pada gelas ukur = 35 ml r : Pengurangan air suling pada pipet ukur = 6.1 ml KL : Kadar lengas kering udara contoh tanah = 10.8% Berat bongkah tanah kering mutlak : 5.12 gram Volume bongkah tanah : 4.03 ml

Kerapatan massa tanah (Berat Volume Tanah) : 1.27 gram/cm3

3. Porositas Tanah Total (n) Diketahui : Berat Jenis Tanah (BJ) : 2.07 gram/cm3 Berat Volume Tanah (BV) : 1.27 gram/cm3 Porositas Tanah Total (n) : 39 %

d. Reaksi Tanah / pH Tanah pH H2O : 6.64 pH KCl : 6.20

e. Kadar Kapur Diketahui : a : ml NaOH pada titrasi blanko = 39.6 ml b : ml NaOH pada titrasi sampel tanah = 38.4 ml c : Berat sampel tanah = 1 gram Kadar Kapur CaCO3 : 6 %

f. Kadar Bahan Organik Diketahui : A : Banyaknya FeSO4 yang digunakan dalam titrasi baku = 0.8 ml B : Banyaknya FeSO4 yang digunakan dalam titrasi blanko = 1.7 ml n FeSO4 = 1 N Berat tanah mg = 1000 mg KL : Kadar lengas kering udara contoh tanah = 10.2% Kadar C : 1.27% Kadar Bahan Organik : 2.18%

g. Kadar N Total Tanah Diketahui : A : Banyaknya NaOH 0,1 N yang digunakan dalam titrasi baku = 19.7 ml B : Banyaknya NaOH 0,1 N yang digunakan dalam titrasi blanko = 19.8 ml Berat contoh tanah mg = 1000 mg KL : Kadar Lengas kering udara contoh tanah = 10.2% Kadar N total tanah : 0.015 %

2. Kesuburan Tanah A. Pengenalan Pupuk

No 1 2 3 4 5 6

Nama Dagang Urea ZA SP-36 KCl NPK Mutiara Solusi

Bentuk Kristal Kristal Granul Kristal Granul besar Cair

Warna Putih Putih Abu - abu Merah Bata Biru Langit Hijau

Bau Amonia Tidak Berbau Tidak Berbau Bau Apek Tidak Berbau Menyengat Tidak Berbau

Kandungan Hara (%) 46% N

36% P2O5 60% K2O 16% N, 16% p2O5, 16% K2O, 1.5% MgO, 5% CaO N 18 %, P 6 %, K 6%, Mg 0.12%, Ca 0,14%, Fe 0.02%, Zn 55%, B 0.06%, S 1.5%. N 18.5%, P 3.5%, K 3.5%, Cu 0.09%, Fe 0.01%, B 0.06%, Mg 0.09%, Mn 0.08%, Zn 0.08% N 16.55%, P 2.36%, K 3.45%

7 8

Supermes Greenstat

Cair Cair

Kehitaman Coklat Kehitaman

B. Pembuatan Pupuk Campur Grade N-P-K (10,0,15) 2.17 gram 2.5 gram 5.33 gram 10 gram Grade N-P-K (0,10,15) 2.8 gram 2.5 gram 4.7 gram 10 gram Grade N-P-K (15,15,15) 3.2 gram 4.1 gram 2.5 gram 0.2 gram 10 gram

Bahan Urea SP-36 KCl Filler (pasir) Jumlah Berat (gram)

C. Higroskopis Pupuk Pupuk Urea SP-36 KCl NPK Kemasan NK (10,0,15) PK (0,10,15) NPK (15,15,15) Pengamatan Penambahan Berat Pada Hari Ke : 5 7 9 11 13 15 17 13.28 13.29 13.32 13.36 13.37 13.39 13.41 16.41 16.42 16.43 16.45 16.47 16.48 16.50 18.10 18.11 18.15 18.19 18.22 18.27 18.29 11.49 14.31 14.16 14.63 11.65 14.36 14.19 14.66 11.86 14.49 14.20 14.75 12.23 14.71 14.23 14.94 12.37 14.81 14.24 14.98 12.68 15.03 14.25 15.16 12.85 15.16 14.26 15.25

1 13.25 16.38 18.04 10.69 14.09 14.02 14.49

3 13.27 16.39 18.07 11.13 14.17 14.14 14.55

19 13.42 16.51 18.33 12.95 15.21 14.28 15.27

21 13.45 16.56 18.34 13.19 15.43 14.30 15.44

D. Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun Komoditi Luas Petak Dosis Pupuk Keb. Pupuk : Jagung Manis : 1.5 m2 : 180 kg N/h : Urea 391.3 kg/h Jarak Tanam Jumlah Tanaman/Petak 120 kg P2O5/h SP-36 333.3 kg/h SP-36 49.99 gram : 50 x 50 m : 6 tnmn

120 kg k2O/h KCl 200 kg/h KCl 30 gram

Keb Pupuk/petak : Urea 58.60 gram Hasil Pengamatan :

PERHITUNGAN

BAB III PEMBAHASAN A. SIFAT SIFAT TANAH 1. Kadar Lengas Tanah Kadar lengas tanah merupakan kandungan air yang terdapat didalam tanah. Pada tanah mediteran yang menjadi bahan praktikum ilmu tanah ini mempunyai kadar lengas tanah : Diameter 0.5 mm Diameter 2.0 mm Bongkah : 10.2 % : 10.9 % : 10.8 %

Kapasitas Lapangan : 52.1 % Kapasitas Maksimum : 65.4 %

Didalam dasar teori telah dijelaskan bahwa semakin kecil diameter atau ukuran tanah, maka daya ikat terhadap air semakin besar. Sesuai dengan hasil praktikum bahwa yang mempunyai kadar lengas paling kadar lengas yang paling besar adalah tanah pada diameter 2.0 mm, hal ini tidak jauh berbeda dengan dasar teori yang telah ada. Kadar lengas tanah akan menentukan kemampuan tanah dalam menyimpan dan menyediakan air bagi tanaman. Kadar lengas sangat dapat menjadi faktor saat akan melakukan irigasi atau pengairan. Dengan mengetahui kadar lengas tanah yang ada, berarti kita juga dapat mengetahui kadar air yang akan disuplai tanah untuk tanaman. Tanah juga memiliki titik jenuh dalam penyimpanan air. Kemampuan tanah untuk sampai pada titik jenuh air disebut dengan kadar lengas maksimum. Tanah dikatakan berada pada titik jenuh jika pori tanah, baik itu pori makro maupun pori mikro tanah telah diisi oleh air. Kadar lengas maksimum dapat dipengaruhi oleh energy pengikat spesifik yang berhubungan dengan tekanan air, status energy bebas atau tekanan dipengaruhi oleh perilaku dan ketersediaan untuk tanaman. 2. Tekstur Tanah Dari praktikum yang telah dilaksanakan, diketahui bahwa : a. Kadar debu total : 51.52 %

b. Kadar lempung total : 12.88 %

c. Kadar pasir total

: 35.6 %

Perbandingan persentase jumlah tanah mediteran akan berhubungan dengan kadar lengas dan penyimpanan air. Jika suatu tanah didominasi oleh lempung maka kemampuan dalam mengikat air tinggi karena sifat dari lempung sendiri adalah sangat kuat mengikat air. Jika suatu tanah didominasi oleh pasir maka tanah akan sulit menyimpan air karena pasir mempunyai sifat tidak dapat menyimpan pasir karena mempunyai pori yang besar. Berdasarkan segitiga USDA tanah mediteran ini termasuk tanah yang bertekstur silt loam (geluh hingga lempung). Hal ini menunjukkan bahwa tanah mediteran ini didominasi oleh debu. Karena tanah ini didominasi oleh fraksi debu maka daya absorbsi atau daya tanah menyerap airnya sedang. 3. Struktur Tanah Struktur tanah terbentuk melalui agregasi berbagai partikel tanah yang menghasilkan bentuk atau susunan tertentu pada suatu tanah. Struktur tanah menentukan ukuran dan jumlah rongga antar partikel tanah yang mempengaruhi pergerakan air, udara, akar tanaman dan organisme organisme yang hidup didalam tanah. Tanah mediteran ini berstrruktur gumpal bersudut. Dari hasil praktikum yang telah dilakukan diketahui bahwa berat jenis tanahnya yaitu 2.07 gram/cm3, berat volumenya yaitu1.27 gram/cm3 dan porositasnya yaitu 39%. Hubungan antara berat jenis tanah, berat volume tanah dan porositas tanah dengan struktur tanah yaitu berat jenis tanah kita tahu bahwa semakin tinggi berat jenis tanah tersebut, maka kadar bahan organic didalam tanah tersebut juga semakin tinggi. Berat volume sendiri digunakan sebagai indicator dalam permasalahan penetrasi akar dan system aerasi didalam tanah. Semakin rendah berat volume, berarti penetrasi akar dan system aerasi didalam tanah akan semakin baik. Porositas sendiri yaitu prosentase kemudahan tanah untuk melalukan atau melepaskan air. Diketahui bahwa pada tanah ini mempunyai berat jenis yang tinggi, berarti kandungan bahan organiknya juga tinggi. ini berarti resiko pencucian dan resiko erosi dapat berkurang. 4. pH Tanah Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan diketahui bahwa, pH tanah yang diukur dengan metode H2O pH pada tanahnya yaitu sekitar 6.64 dan diukur dengan KCl pH-nya yaitu sekitar 6.20. Jika dirata rata pH pada tanah mediteran

ini adalah 6.42. Ini berarti tanah mediteran mempunya pH yang agak basa. pH tanah mempengaruhi perkembangan organisme organisme yang hidup didalam tanah. Organisme organisme didalam tanah akan berkembangan dengan baik jika pH didalam tanah 5.5, apabila pH tanah dibawah 5.5 perkembangan organisme didalam tanah akan terhambat. Sebaliknya jamur akan berkembang baik pada tanah pada pH dibawah 5.5. 5. Kandungan N Sesuai dengan praktikum yang telah dilaksanakan, kandungan N yang terdapat pada tanah mediteran ini sangat rendah, yaitu sekitar 0.015 % didalam tanah. Ini artinya didalam tanah ini mengandung N 0.015 %. Hal ini disebabkan oleh

rendahnya kemampuan tanah dalam mengikat unsure N. Unsur N sangat dibutuhkan tanaman untuk memacu pertumbuhan vegetative tanaman, jika unsure N rendah atau sedikit yang terkandung dalam tanah bisa jadi tanaman yang ditanam tersebut kekurangan unsure N. 6. Kadar Kapur (CaCO3) Kandungan kapur (CaCO3) pada tanah mediteran yaitu 6 %. Menurut (Darmawijaya, 1958) kandungan kapur pada tanah ini cukup tinggi. Jika kandungan kapur didalam tanah tinggi maka dapat mengakibatkan unsure P yang terdapat didalam tanah tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman karena unsure P terikat oleh kapur (CaCO3). Selain itu, jika kandungan kapur didalam tanah tinggi, berarti kandungan bahan organic yang terdapat pada tanah mediteran sedikit sehingga mengakibatkan tanah mediteran ini menjadi tidak subur. 7. Kadar Bahan Organik Tanah tersusun dari bahan padatan, air dan udara. Bahan padatan tersebut dapat berupa bahan mineral dan bahan organic. Dari praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan bahwa kandungan C didalam tanah yaitu sekitar 1.27 % dan kandungan bahan organiknya sekitar 2.18 %. Bahan organic didalam tanah berfungsi sebagai bahan pengikat struktur tanah dan sebagai cadangan unsure hara. Tanah yang mempunyai bahan organic yang tinggi biasanya akan semakin subur. Dan pH tanahnya akan semakin netral karena sifat dari bahan organic sendiri adalah mampu menetralkan pH atau kemasaman tanah. Berbeda dengan dasar teori bahwa tanah kapur atau tanah mediteran ini adalah tanah yang tidak subur atau bisa dikatakan bahwa hanya mengandung sedikit bahan organic. Tetapi pada praktikum yang telah dilakukan, ternyata tanah

meditean ini mengandung bahan organic yang cukup tinggi. Hal ini mungkin disebabkan oleh tanah ini sudah mengalami perbaikan dengan digunakannya sebagai tanah pertanian sehingga mengakibatkan tanah mediteran ini menjadi lebih subur dari yang sebelumnya. Tidak menutup kemungkinan juga kesalahan praktikan dalam melaksanakan praktikum sehingga terjadi kesalahan. B. PEMUPUKAN Pupuk adalah segala macam yang diberikan kepada tanman yang bertujuan untuk memberikan kecukupan unsure hara bagi tanaman. Pupuk dibedakan menjadi dua yaitu pupuk alami dan pupuk buatan. Pupuk alami adalah pupuk yang bisa didapatkan dari alam, misalnya fosfat dan pupuk organic. Sedangkan pupuk buatan yaitu pupuk yang diproduksi oleh pabrik, misalnya Urea, SP-36, KCl dan lain sebagainya. 1. Higroskopisitas Pada praktikum pemupukan ini, pupuk yang diamati higroskopisitasnya adalah pupuk Urea, SP-36, KCl, NPK Kemasan, NK, PK dan NPK. Dari pengamatan yang dilakukan, diketahui bahwa pada setiap harinya pupuk mengalami higroskopisitas. Hal ini dibuktikan dengan bertambahnya berat pupuk pada setiap harinya. Pupuk yang penyimpanannya lama akan megakibatkan pupuk mudah menjadi basah bila tempat penyimpanan pupuk tidak ditutup rapat. Tingkat higroskopisitas pupuk satu dengan pupuk yang lainnya juga berbeda, hal ini dapat disebabkan oleh campuran yang terdapat pada pupuk itu sendiri, tempat dan waktu penyimpanan pupuk. 2. Metode Pemupukan Ada tiga pemupukan yang dilakukan dalam praktikum pemupukan, yaitu metode broadcasting (menyebarkan pupuk diatas permukaan tanah), placement (menempatkan sejumlah pupuk kedalam tanah dengan atau tanpa melihat posisi benih) dan foliar application (pemberian pupuk dilakukan lewat penyomprotan pada daun) dan tanaman control yang pemupukannya hanya sekali ketika akan ditanami. Dalam ketiga pemupukan yang telah dilakukan diatas, setelah 6 minggu berturut turut diamati dan pemupukan dilakukan 2 minggu sekali dengan perlakuan masing masing.

BAB IV KESIMPULAN 1. Dari praktikum yang telah dilaksanakan, disimpulkan bahwa tanah mediteran yang menjadi bahan praktikum mempunyai : Keterangan Kadar Lengas d 0.5 mm Kadar Lengas d 2.0 mm Kadar Lengas Bongkah Kapasitas Lapangan Kapasitas Maksimum Kadar Debu Total Kadar Lempung Total Kadar Pasir Total Kadar ( debu + lempung ) aktual NPD ( Nilai Perb. Dispersi ) Berat Jenis Tanah Berat Volume Tanah pH Tanah Kadar Kapur Kadar BO Kadar N total Hasil Pengamatan 10.20% 10.90% 10.80% 52.01% 65.40% 51.52% 12.88% 35.60% 8.86% 20.58% 2.07 gram/cm3 1.27 gram/cm3 6.2 6% 2.18% 0.015 %

Tekstur tanah pada tanah mediteran adalah Silt Loam atau liat berlumpur yang didominasi oleh fraksi debu.

-

Tanah mediteran bersifat masam karena memiliki pH dibawah netral yaitu sekitar 6.2.

-

Tanah mediteran mempunyai kadar N total yang rendah yaitu 0.015 %. Sehingga dalam budidaya harus ada penambahan pupuk N untuk menambah unsure N yang ada didalam tanah. Dan kandungan n didalam tanah dapat dipengaruhi oleh pemupukan.

-

Porositas tanah mediteran sedang, hal ini dibuktikan pada praktikum didapatkan porositas sekitar 39%.

-

Berdasarkan table kandungan bahan organik tanah (Sutanto, 2005), tanah mediteran mengandung bahan organic yang cukup tinggi yaitu sekitar 2.18 %.

-

Tanah mediteran mempunyai kadar kapur yang cukup tinggi, yaitu sekitar 6 %. (Darmawijaya, 1958)

-

Tanah mediteran mempunyai kandungan bahan organic yang cukup tinggi.

2. PEMUPUKAN Pada pupuk yang bersifat padat, umumnya bersifat higroskopis sehingga kurang baik karena unsure haranya akan berkurang jika disimpan dalam jangka waktu yang lama. Keberhasilan dalam pemupukan bukan hanya dipengaruhi oleh jenis pupuk saja, melainkan juga dipengaruhi oleh kebutuhan pupuk yang diperlukan, metode pemupukan dan waktu yang tepat dilakukan pemupukan. Metode pemupukan yang baik pada praktikum ini adalah dengan metode broadcasting atau disebarkan. Pada metode pemupukan secara foliar application sebaiknya perlu diperhatikan waktu stomata pada daun membuka agar pupuk yang diberikan dapat dimanfaatkan oleh tanaman secara maksimal. Tanaman membutuhkan pupuk secara bertahap, sesuai dengan kebutuhan tanaman itu sendiri.

BAB V DAFTAR PUSTAKA Budiyanto, Gunawan. 2012. Panduan Praktikum Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta.

Darmawijaya, M. Isa. 1990. Klasifikasi Tanah Dasar Teori Bagi Peneliti Tanah dan Pelaksana Pertanian di Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Sutanto, Rachman. 2005. Dasar Dasar Ilmu Tanah Tori dan Kenyataan. Penerbit Kanisisus. Yogyakarta.

Foth, Henry D. 1994. Dasar Dasar Ilmu Tanah Edisi Keenam. Erlangga. Jakarta.

Aryanto. 2011. Struktur Tanah. http://ariyanto.staff.pertanian.uns.ac.id// (19 Mei 2012)

Abdullah,

T.

2009.

Tekstur

Tanah.

http://mastegar.blogspot.com/2009/08/teksturtanah.html. (19 Mei 2012)