22
Laporan Responsi Hari/tanggal : Senin, 5 Mei 2014 Metode Inspeksi Pangan Dosen : Ir C.C Nurwitri, DAA FOOD RECALL PADA PRODUK SARI KACANG HIJAU DALAM KEMASAN TETRA PACK Kelompok 3/B-P1 Stacia Wiranata (J3E112093) Ayu Melinda (J3E112045) Risa Alviana Hardiantika (J3E112057) M. Faisal Ash shiddiq (J3E112094) Kiki R (J3E112023)

Laporan Recalling

Embed Size (px)

DESCRIPTION

manajemen industri pangan

Citation preview

Page 1: Laporan Recalling

Laporan Responsi Hari/tanggal : Senin, 5 Mei 2014

Metode Inspeksi Pangan Dosen : Ir C.C Nurwitri, DAA

FOOD RECALL PADA PRODUK SARI KACANG HIJAU DALAM KEMASAN TETRA PACK

Kelompok 3/B-P1

Stacia Wiranata (J3E112093)

Ayu Melinda (J3E112045)

Risa Alviana Hardiantika (J3E112057)

M. Faisal Ash shiddiq (J3E112094)

Kiki R (J3E112023)

SUPERVISOR JAMINAN MUTU PANGAN

PROGRAM DIPLOMA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2014

Page 2: Laporan Recalling

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Produk pangan yang beredar di masyarakat tidak sepenuhnya telah

memenuhi persyaratan keamanan pangan. Sistem produksi yang baik tidak

menutup kemungkinan ketika produk telah beredar di masyarakat terdapat

cemaran fisik, kimia, dan mikrobiologi akibat proses pengolahan yang tidak

sempurna. Adanya cemaran tersebut dapat memberikan ancaman bagi kesehatan

konsumen.

Tindakan yang harus dilakukan apabila produk pangan telah beredar di

pasaran dan terjadi ketidaksesuaian produk akibat proses produksi yaitu dengan

cara food recalling. Food recalling atau yang biasa disebut penarikan produk

sangat diperlukan. Hal ini dikarenakan dengan adanya food recalling dapat

mencegah terjadinya bahaya bagi kesehatan konsumen akibat konsumsi produk

yang tidak aman. Selain itu, tindakan food recalling harus segera dilakukan

setelah diketahui bahwa produk tersebut tidak layak atau berbahaya bagi

konsumen bertujuan agar produk tersebut tidak sampai ke tangan konsumen yang

membelinya sehingga produk tersebut jika diproduksi kembali dalam kondisi

sesuai masih dapat dipercayai oleh konsumen. Ketidaksesuaian produk selain

membahayakan kesehatan konsumen juga dapat merugikan secara mutu, maka

dari itu perlu dilakukan proses penarikan produk dari pasaran.

Penetapan food recall tidak hanya dilakukan oleh perusahaan tetapi juga

melibatkan lembaga independen atau instansi terkait dalam pelaksanaannya.

Penarikan produk perlu mempertimbangkan konsekuensinya bagi perusahaan.

Karena dengan adanya penarikan produk dapat merugikan perusahaan dari segi

biaya pengeluaran. Penetapan recall harus diiringi dengan adanya penelusuran

terhadap ketidaksesuaian produk untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi

beserta tindakan koreksi atau perbaikannya yang akan dilakukan. Penelusuran

dilakukan dengan cara mengidentifikasi produk dari tanggal produksi serta nomor

batch produk yang diduga bermasalah, pemeriksaaan dokumen, atau rekaman

yang berhubungan dengan penerimaan bahan baku, proses produksi sampai

Page 3: Laporan Recalling

dengan distribusi. Hal ini dilakukan untuk mencegah terulang kembali

ketidaksesuaian produk yang beredar di masyarakat.

Minuman sari kacang hijau sebagai produk pangan hasil ekstraksi dari

kacang hijau yang dicampur sirup dan diproses dengan teknik UHT serta dikemas

dengan kemasan tetrapack. Produk ini merupakan salah satu produk yang akan

dilakukan food recalling, karena terdapat ketidaksesuaian produk setelah produk

terdistribusi.

1.2 Tujuan

Tujuan dari penetapan food recalling yaitu untuk mengetahui tahapa apa

saja yang harus dilakukan dalam penarikan produk, menentukan kendala yang

terjadi saat proses recall, dan mengetahui dampat negatif dari produk yang di-

recall. Selain itu, dapat menetapkan biaya yang dikeluarkan dalam melakukan

penarikan produk.

Page 4: Laporan Recalling

BAB II

ISI

2.1 Minuman Sari Kacang Hijau ABC

Minuman sari kacang hijau ABC merupakan salah satu produk yang

terbuat dari bahan utama yaitu ekstrak kacang hijau yang dicampur dengan bahan

lainnya. Sari kacang hijau ini disterilisasikan dengan menggunakan teknik UHT

(Ultra High Temperature) dan diproses pada suhu 1310C selama 5 detik.

Pemanasan ini bertujuan untuk membunuh berbagai jenis bakteri baik itu bakteri

pembusuk, patogen maupun spora. Selain itu pemanasan secara cepat ini

bertujuan untuk meminimalisir bobot kehilangan selama proses, menjaga

kesegaran, aroma produk dan mempertahankan mutu produk.

Minuman sari kacang hijau dikemas secara aseptik menggunakan kemasan

tetrapack. Kemasan tetrapack merupakan kemasan karton yang terdiri dari 6

lapisan. Keenam lapisan karton ini meliputi lapisan polyethylene plastic,

alumunium foil, dan kertas untuk melindungi produk dari sinar ultra violet, udara,

dan bakteri yang mungkin akan mengkontaminasi minuman sehingga dapat

menurunkan mutu produk. Minuman sari kacang hijau dikemas dalam ukuran

tetrapack yang berbeda yaitu ukuran 200 ml dan 250 ml.

Perpaduan antara proses sterilisasi UHT dan proses pengemasan aseptik

menjamin bahwa produk ini dapat disimpan dalam jangka waktu yang panjang

tanpa penggunaan bahan pengawet. Masa simpan minuman kacang hijau ini dapat

disimpan selama 11 bulan pada suhu ruang, asalkan terhindar dari sinar matahari

langsung. Selain itu sari kacang hijau ABC telah mendapat sertifikat halal resmi

oleh badan MUI dapat dilihat dari nomor pendaftaran pada label kemasan.

PT Heinz ABC Indonesia didirikan pada awal tahun 1999 yang telah

bergabung dengan aliansi H.J Heinz dari Amerika Serikat. PT Heinz Indonesia

memperkerjakan lebih dari 3000 orang karyawan. Selain produk minuman sari

kacang hijau, PT Heinz ABC Indonesia juga memproduksi kecap kedelei, saus

sambal, saus tomat, saus tiram, kecap manis, kecap asin, macam-macam teh dan

jus buah dalam botol ataupun kemasan tetrapack. Jangkauan distribusi produk

ABC telah menjangkau ke berbagai pulau di Indonesia dari Sumatera hingga

Page 5: Laporan Recalling

Papua. Saat ini telah menjangkau lebih dari 20.000 wholesaler yang masing-

masing secara kolektif menjual produk ke lebih dari 60.000 retailer (baik local

modern market maupun pasar tradisional), hotel, dan penggunaan secara

komersial. Sementara itu, jalur distribusi di pulau Jawa saat ini juga terdiri dari

lebih dari 250 sales professional, dengan lebih dari 150 armada, dan 15 kantor

cabang. PT Heinz Indonesia berlokasi di Jalan Daan Mogot Km. 12 Cengkareng

Jakarta 11710, berdiri di atas tanah milik perseroan seluas 21.000 m2. Hasil

produksi didistribusikan ke berbagai wilayah di Pulau Jawa seperti Jakarta,

Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya. Selain itu juga PT Heinz ABC

mendistribusikan ke beberapa kota di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi,

Bali, dan Papua.

Secara garis besar proses produksi yang dilakukan di PT Heinz ABC

Indonesia pada bagian produk dengan kemasan tetrapack terbagi menjadi 5 tahap

yaitu filtrasi, blending, sterideal, filling, dan packing. Proses produksi diawali dari

jam 7.30 pagi dengan kegiatan pemanasan peralatan produksi. Jam 8.00 pagi

proses produksi dimulai dengan batch pertama, dilanjutkan dengan batch kedua.

2.2 Minuman Sari Kacang Hijau Ultrajaya

Sari kacang hijau Ultrajaya terbuat dari ekstrak kacang hijau yang

dicampur dengan bahan alami lainnya yang disterilisasikan secara UHT (Ultra

High Temperature). Minuman kacang hijau dalam kemasan ini diproses dengan

pemanasan pada suhu 1400C selama 4 detik. Pemanasan ini bertujuan untuk

membunuh semua jenis bakteri, temasuk bakteri pembusuk, patogen, dan spora.

Selain itu pemanasan secara cepat ini bertujuan untuk meminimalisir bobot

kehilangan akibat proses, serta menjaga kesegaran dan aroma produk.

Minuman sari kacang hijau yang telah diproses secara aseptik kemudian di

kemas dalam karton dengan 6 lapisan aseptik. Keenam lapisan karton ini terdiri

dari lapisan polyethylene plastic, allumunium foil, dan kertas untuk melindungi

dari sinar ultra violet, udara, dan bakteri yang mungkin akan mengkontaminasi

minuman sehat ini.

Kombinasi yang sempurna antara sterilisasi UHT dan proses pengemasan

aseptik menjamin bahwa produk ini dapat disimpan dalam jangka waktu yang

panjang tanpa penggunaan bahan pengawet. Masa simpan minuman kacang hijau

Page 6: Laporan Recalling

ini dapat disimpan selama 10 bulan pada suhu ruang, asalkan terhindar dari sinar

matahari langsung. Selain itu sari kacang hijau Ultrajaya telah mendapat sertifikat

halal oleh MUI.

Jangkauan distribusi produk Ultrajaya merupakan salah satu jangkauan

distribusi terluas di Indonesia, yang telah menjangkau pulau-pulau di Indonesia

dari Sumatera sampai Papua. Saat ini PT Ultrajaya telah menjangkau lebih dari

25.000 wholesaler yang masing-masing secara kolektif menjual produk ke lebih

dari 65.000 retailer (baik local modern market maupun pasar tradisional), hotel,

dan penggunaan secara komersial. Sementara itu, jalur distribusi di pulau Jawa

saat ini juga terdiri dari lebih dari 300 sales professional, dengan lebih dari 100

armada, dan 20 kantor cabang. Pabrik Perseroan berdiri di atas tanah milik

Perseroan seluas lebih dari 20.000 m2 yang terletak di jalan Raya Cimareme no.

131, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat yang didistribusikan ke Jakarta,

Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, serta beberapa kota lainnya di Pulau

Jawa.

2.3 Kapasitas Produksi

a. Minuman sari kacang hijau ABC

Total kapasitas produksi Minuman sari kacang hijau ABC perhari yaitu

27.000 liter yang terdiri dari 3 batch. setiap batchnya memproduksi 9.000 liter. PT

Heinz ABC menerapkan sistem 3 batch dan masing-masing batch terdiri dari 3

line, sehingga setiap line memproduksi 3000 liter. Batch pertama digunakan untuk

mengemas produk Minuman sari kacang hijau ABC mini (ukuran 200 ml).

Sedangkan batch kedua dan ketiga untuk produksi minuman sari kacang hijau

ukuran 250 ml.

Jadi dalam sehari dapat dihasilkan 9.000 liter sari kacang hijau untuk

dikemas pada kemasan 200 ml dan 18.000 liter sari kacang hijau untuk dikemas

pada kemasan 250 ml. Total kemasan 200 ml yang dihasilkan setiap harinya

adalah 45.000 pack/batch atau 15.000 pack/line. Sedangkan total kemasan 250 ml

yang dihasilkan setiap harinya 72.000 pack/2 atau 12.000/line.

Page 7: Laporan Recalling

b. Minuman sari kacang hijau UltraJaya

Total kapasitas produksi perhari yaitu 40.000 liter yang terdiri dari 2 batch,

setiap batchnya memproduksi 20.000 liter. PT Ultrajaya menerapkan sistem 2

batch dan masing-masing batch terdiri dari 2 line, setiap line memproduksi 10.000

liter sari kacang hijau. Minuman sari kacang hijau ukuran 200 ml yang diproduksi

di batch pertama sebanyak 100.000 pack atau 50.000 pack/line. Sedangkan batch

kedua digunakan untuk produksi minuman sari kacang hijau ukuran 250 ml

dengan total kemasan 80.000 pack atau 40.000 pack/line.

2.4 Ketidaksesuaian Produk Minuman Sari Kacang Hijau

Penarikan produk minuman sari kacang hijau merk ABC dari pasaran

dilakukan karena terjadi ketidaksesuaian pada produk tersebut, bahwa produk

mengandung pasir akibat cemaran fisik selama proses produksi. Sedangkan pada

produk minuman sari kacang hijau merk Ultrajaya mengandung racun alfatoksin

yang mengakibatkan gejala pusing, muntah dan diare bagi konsumen.

Ketidaksesuaian pada produk minuman sari kacang hijau merk ABC dan

Ultrajaya termasuk ke dalam kategori 3 dan 1, yaitu ketidaksesuaian berpotensi

mengakibatkan mutu tidak sesuai dan ketidaksesuaian yang dapat mengancam

jiwa manusia

2.5 Gambaran Kasus Penarikan Produk

Konsumen yang mengonsumsi minuman sari kacang hijau ABC atau

Ultrajaya menghubungi layanan service center dan memberikan komplain atas

efek yang ditimbulkan setelah produk dikonsumsi. Konsumen memberikan

keterangan bahwa produk minuman sari kacang hijau merk ABC dikonsumsi di

Mall A Bandung pada hari pembelian tepatnya hari sabtu tanggal 3 Mei 2014

pukul 14.00 WIB dan menyebutkan kode produksi pada kemasan. Demikian pula

konsumen yang mengonsumsi minuman sari kacang hijau merk Ultrajaya,

memberikan komplain bahwa produk yang dikonsumsi menimbulkan gejala

pusing, muntah, dan diare. Konsumen juga memberikan informasi bahwa produk

tersebut dikonsumsi pada hari sabtu tanggal 3 Mei 2014 pukul 13.00 WIB di Mall

B Bogor dan menyebutkan kode produksi.

Page 8: Laporan Recalling

2.6 Prosedur Penarikan Produk

Produk minuman sari kacang hijau merk ABC dan Ultrajaya yang tidak

sesuai dan telah tersebar di pasaran dilakukan tindakan penarikan produk dengan

secepat mungkin agar tidak terjadi banyak korban dan komplain dari konsumen.

Tindakan penarikan produk meliputi beberapa tahap, antara lain :

1) Pengecekan Ketidaksesuaian Produk

Tim analis dari PT ABC Indonesia dan PT Ultrajaya segera melakukan

pengecekan terhadap minuman sari kacang hijau sesuai kode produksi yang

dikomplain oleh konsumen. Tim analisis mengambil sampel dari produk

cadangan yang disimpan di laboratorium dengan kode produksi yang sama

yang digunakan sebagai pembanding. Hal ini dapat mempermudah analis

dalam melakukan pengujian secara cepat dan tepat.

Minuman sari kacang hijau merk ABC dengan kode produksi YYY

yang diproduksi pada tanggal 15 April 2014 pukul 13.00 batch pertama di line

1 setelah dilakukan analisis ternyata positif mengandung pasir. Maka dari itu,

produk dengan kode produksi yang sejenis harus ditarik dari pasaran. Analis

dapat menguji sampel pada produk di line 2 dan 3 pada batch pertama maupun

seluruh batch untuk mendapatkan hasil pengujian yang akurat. Hasil analisis

menunjukan bahwa batch pertama di line 1 terbukti positif mengandung pasir

maka produk harus ditarik dari pasaran yang diproduksi pada tanggal tersebut.

Kasus penyimpangan mutu lainnya terjadi pada minuman sari kacang

hijau Ultrajaya dengan kode produksi XXX yang diproduksi pada hari jumat

tanggal 10 April 2014 pukul 08.00 WIB batch kedua di line 1 positif terdapat

adanya racun alfatoksin. Begitu pula hasil uji di line 2 pada batch kedua yang

menunjukkan hasil positif. Oleh karena itu, penarikan produk tersebut harus

dilakukan pada seluruh produk yang diproduksi tanggal 10 April 2014 batch

kedua line 1 dan 2. Analis dapat menguji sampel dari seluruh batch yang

diproduksi tanggal 10 April 2014. Jika pada seluruh batch positif mengandung

alfatoksin maka produk yang diproduksi tanggal 10 April 2014 harus ditarik

dari pasaran atau dari distributor.

Page 9: Laporan Recalling

2) Pelaksanaan Penarikan produk

Minuman sari kacang hijau merk ABC dan Ultrajaya yang terbukti

terkontaminasi baik itu cemaran fisik maupun mikrobiologi, maka produk

harus segera ditarik sesuai dengan keterangan dari kode produksi yang

tercantum pada label kemasan. Penarikan produk dilakukan oleh tim food

recalling yang telah dibentuk oleh perusahaan yang terorganisasi dengan baik.

Tim food recalling menetapkan prosedur darurat penanganan penarikan

produk yang dapat membantu mekanisme penarikan produk. Tim food

recalling menelusuri jaringan distribusi produk minuman sari kacang hijau

merk ABC yang diproduksi pada tanggal 15 April 2014 batch pertama line

kesatu dan merk Ultrajaya pada batch pertama untuk seluruh line. Minuman

sari kacang hijau ABC yang diproduksi pada tanggal 15 April 2014 batch

pertama dan line kesatu sesuai dengan kode produksi teridentifikasi

didistribusikan ke wilayah di Jawa Barat. Sedangkan minuman sari kacang

hijau merk Ultrajaya pada batch kedua (line 1 dan 2) teridentifikasi

didistribusikan ke wilayah Jawa sehingga tim food recalling harus melakukan

penarikan produk di lokasi yang terdistribusi produk tersebut.

3) Kegiatan Pemusnahan Produk

Pemusnahan produk dilakukan oleh tim food recalling dari PT Heinz

ABC Indonesia dan PT Ultrajaya dan diawasi oleh badan khusus yang terkait

setelah produk ditarik dari berbagai kota di Pulau Jawa Barat. Pemusnahan

sebagai tindakan untuk mengeliminasi produk yang tidak sesuai dan terbukti

dapat membahayakan kesehatan dan jiwa manusia.

4) Tindakan Perbaikan dan Pencegahan

Perbaikan atas adanya ketidaksesuaian minuman sari kacang hijau

merk ABC dan Ultrajaya digunakan metode penyelidikan akar masalah berupa

penerapan Diagram Sebab Akibat (Diagram Ishikawa). Diagram sebab dapat

dilihat pada gambar 1 dan 2.

Page 10: Laporan Recalling

Gambar 1. Diagram Sebab Akibat Minuman Sari Kacang Hijau Merk

ABC Tercemar Pasir

Gambar 2. Diagram Sebab Akibat Minuman Sari Kacang Hijau Merk

Ultrajaya yang Mengandung Alfatoksin

Penerapan Diagram Sebab Akibat di PT Heinz ABC dan PT Ultrajaya

bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berpeluang menjadi

penyebab masalah. Setelah melakukan penerapan Diagram Ishikawa, langkah

selanjutnya adalah melakukan verifikasi di industri tersebut untuk mengetahui

apakah setiap faktor sudah sesuai dengan SOP atau aturan baku di industri.

Dari kegiatan verifikasi ini akan diperoleh faktor-faktor yang diduga kuat

Analis yang kurang kompeten

Penerapan GMP yang kurang

maksimal

Teknik penyimpanan

yang salah

Sortasi dan grading bahan

baku yang lemah

Metode pencucian yang tidak optimum

Minuman sari kacang hijau mengandung

alfatoksin

Analisis yang kurang kompeten

Lingkungan yang tidak tersanitasi

Alat yang tidak bersih

Sortasi dan grading bahan baku yang

kurang

Metode pengolahan yang

kurang

Minuman sari kacang hijau

tercemar pasir

Page 11: Laporan Recalling

menjadi penyebab masalah. Faktor yang diduga kuat menjadi penyebab

masalah adanya cemaran pasir di minuman sari kacang hijau merk ABC yaitu

di bagian lingkungan yang kurang tersanitasi, analis yang kurang kompeten,

dan sortasi grading bahan baku. Kemudian dilakukan tindakan perbaikan

berkelanjutan (continuous improvement) terhadap 3 faktor utama maupun

faktor lainnya.

PT Ultrajaya menerapkan diagram Ishikawa yang serupa dengan PT

Heinz ABC (dilihat pada gambar 2). Namun, dari hasil verifikasi

menunjukkan bahwa PT Ultrajaya menyisakan dua faktor yang diduga kuat

menjadi penyebab masalah yaitu manusia (analis yang kurang kompeten) dan

bahan (kualitas bahan baku serta sortasi grading yang tidak maksimal). Kedua

faktor ini difokuskan untuk perbaikan mutu. Untuk memudahkan perbaikan

mutu, perusahaan harus memiliki prosedur dan catatan yang lengkap, dari 

penerimaan barang, temperatur, cara pemasakan pangan, kebersihan pabrik,

supplier audit program dan juga pemeriksaan dalam pabrik yang dilakukan

dengan tepat.

Tindakan perbaikan lainnya yaitu melakukan promosi dengan cara

menurunkan harga produk minuman sari kacang hijau yang telah dilakukan

perbaikan, perubahan merek dagang maupun perubahan kemasan, atau

menciptakan suatu trade mark baru sehingga konsumen masih dapat tertarik

untuk membeli produk tersebut. Tidak hanya itu, perusahaan dapat

melakukan pencegahan agar kasus tersebut tidak terulang kembali.

Pencegahan dilakukan dengan cara menerapkan sistem  manajemen dan SDM

yang baik. Hal yang dapat dilakukan yaitu dari hasil audit ataupun

pemeriksaan berkala sehingga perusahaan dapat mengurangi resiko

ketidaksesuaian produk minuman sari kacang hijau.

2.7 Kendala Saat Proses Recalling

Penetapan food recalling terdapat beberapa kendala yang terjadi saat

proses recalling. Beberapa kendala tersebut, antara lain jaringan distribusi yang

luas di seluruh Pulau Jawa. Perlu biaya yang cukup tinggi untuk malakukan

penarikan produk yang tidak sesuai. Biaya tersebut berkaitan dengan biaya

transportasi maupun biasa jasa.

Page 12: Laporan Recalling

2.8 Dampak Negatif dari Penarikan Produk

Penarikan produk dapat memberikan dampak negatif, terutama bagi

perusahaan. Kerugian akibat penarikan produk dapat terjadi dari segi keuangan.

Biaya yang dikeluarkan dalam melakukan food recalling membutuhkan biaya

yang sangat besar. Akibat dari penarikan produk tingkat penjualan berkurang

karena krisis kepercayaan dari konsumen sehingga tidak banyak orang yang

membeli produk tersebut. Adanya kasus penarikan produk nama perusahaan akan

tercemar dan merusak reputasi perusahaan.

2.9 Biaya Recalling Produk

Tindakan penarikan produk sangat membutuhkan biaya yang cukup besar,

biaya-biaya tersebut mempengaruhi penurunan pendapatan keuangan di

perusahaan Heinz ABC dan Ultrajaya.

1) Minuman Sari Kacang Hijau Merk ABC

Biaya penarikan produk dapat diketahui melalui jumlah produksi yang

dihasilkan pada saat produksi tanggal 15 April 2014 batch pertama line kesatu

sebanyak 15.000 pack kemasan 200 ml. Harga modal untuk produk ukuran

200 ml sebesar Rp 2.000,00.

Produk yang ditarik sebanyak 95% dari total produksi di line 1, batch

pertama yaitu 14250 pack ukuran 200 ml. Persentase tersebut diasumsikan

berdasarkan jumlah produk yang masih tersisa di pasaran dan belum sampai

ke tangan konsumen. Pengeluaran biaya produksi PT Heinz ABC Indonesia

untuk penarikan produk sebanyak 14250 pack ukuran 200 ml sebesar Rp

28.500.000. Tidak hanya itu, biaya transportasi untuk penarikan produk di

seluruh daerah di Jawa Barat diasumsikan sebesar Rp 13.500.000 (meliputi

biaya pembelian bahan bakar dan biaya tol, pemeliharaan mobil, dan upah

pekerja). Biaya pemusnahan produk setelah produk ditarik dari pasaran yaitu

Rp 15.000.000, selain itu juga terdapat biaya yang tak terlihat seperti biaya

perawatan dan pemeliharaan alat dan bangunan, serta biaya kerugian air,

listrik, bahan bakar, dan gaji karyawan yang diasumsikan mencapai Rp

18.000.000, dan biaya yang terakhir adalah biaya pelanggaran peraturan

perundang-undangan (sanksi administrastif) sebesar Rp 50.000.000. Jadi total

Page 13: Laporan Recalling

kerugian finansial yang harus ditanggung oleh PT ABC jika terjadi kegagalan

proses dalam sehari (kontaminasi pasir pada produk ukuran 200 ml) yang

didistribusikan ke pulau Jawa Barat yang terjadi pada batch pertama line

kesatu adalah Rp125.000.00,-

2) Minuman Sari Kacang Hijau Merk Ultrajaya

Biaya penarikan produk minuman sari kacang hijau merk Ultrajaya

akibat terkontaminasi aflatoksin yang terjadi pada batch kedua seluruh line

(line 1 dan line 2) yang diketahui jumlah produk yang dihasilkan pada tanggal

10 April 2014 adalah 80.000 pack kemasan 250 ml. Harga modal yang

dibutuhkan untuk memproduksi 1 kemasan 250 ml sari kacang hijau UltraJaya

adalah Rp 3.000,-.

Persentasi jumlah penarikan produk adalah 90% dari batch kedua.

Persentase tersebut diasumsikan berdasarkan jumlah produk yang masih

tersisa di pasaran dan belum sampai ke tangan konsumen. Pengeluaran biaya

yang harus ditanggung oleh PT Ultrajaya untuk penarikan produk sebanyak

80.000 pack ukuran 250 ml sebesar Rp 240.000.000. Tidak hanya itu, biaya

transportasi untuk penarikan produk di seluruh daerah di Jawa diasumsikan

sebesar Rp 45.000.000 (meliputi biaya pembelian bahan bakar dan biaya tol,

pemeliharaan mobil, dan upah pekerja). Biaya pemusnahan produk setelah

produk ditarik dari pasaran yaitu Rp 35.000.000, selain itu juga terdapat biaya

yang tak terlihat seperti biaya perawatan dan pemeliharaan alat dan bangunan,

serta biaya kerugian air, listrik, bahan bakar, dan gaji karyawan yang

diasumsikan mencapai Rp 25.500.000, biaya ganti rugi konsumen Rp

500.000, biaya yang terakhir adalah biaya pelanggaran peraturan perundang-

undangan (sanksi administrastif) sebesar Rp 50.000.000. Jadi total kerugian

finansial yang harus ditanggung oleh PT UltraJaya jika terjadi kegagalan

proses dalam sehari (kontaminasi aflatoksin pada produk sari kacang hijau

ukuran 250 ml) yang didistribusikan ke seluruh pulau Jawa yang terjadi pada

batch kedua line satu dan dua adalah Rp396.000.000,-

Page 14: Laporan Recalling

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tahapan penting dalam penetapan penarikan produk yaitu, pengecekan

ketidaksesuaian produk pelaksanaan penarikan produk, kegiatan pemusnahan

produk, serta tindakan perbaikan dan pencegahan.

Produk minuman sari kacang hijau merk ABC yang diproduksi tanggal 15

April 2014 batch pertama, line 1 teridentifikasi positif mengandung pasir yang

terdistribusi ke beberapa kota besar di daerah Jawa Barat sehingga dilakukan food

recalling. Sedangkan penarikan produk minuman sari kacang hijau merk

Ultrajaya dilakukan terhadap produk yang diproduksi tanggal 10 April 2014 batch

kedua line 1 dan 2 positif mengandung alfatoksin yang terdistribusi keseluruh

pulau Jawa.

Penarikan produk dapat mengakibatkan kerugian finansial pada

perusahaan. Selain itu juga pencemaran nama baik perusahaan dan kepercayaan

konsumen terhadap produk yang diproduksi oleh perusahaan yang terkait

menurun.

3.2 Saran

Sebaiknya perlu dilakukan tindakan pencegahan serta perbaikan

berkelanjutan (continuous improvment) agar tidak terjadi ketidaksesuaian produk

dan harus dilakukan audit internal secara berkala.