30
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasang surut (pasut) merupakan salah satu parameter oseanografi yang paling penting untuk diukur dan diketahui dalam perencanaan pembangunan maupun dalam kepentingan eksplorasi sumber daya pesisir dan laut. Data pasang surut berguna dalam menganalisa dampak dan pengaruh dari fluktuasi muka air laut yang diakibatkan oleh gaya gravitasi benda angkasa terutama matahari dan bulan. Sistem bumi, bulan, dan matahari merupakan suatu yang setimbang dan kontinyu. Hal ini menyebabkan pasang surut bisa di prediksi dengan memperhatikan pergerakan dari benda langit tersebut, serta karakteristik bumi dan kondisi perairan itu sendiri. Terdapat metode konvensional dan metode modern yang digunakan dalam pengukuran dan analisa data pasang surut. Metode konvensional biasa dikenal dengan nama metode Admiralty. Metode ini biasa dipakai dalam analisa data pasang surut dengan jangka waktu yang pendek dan lebih banyak memakai perhitungan manual, sehingga menyebabkan lebih besar kemungkinan terjadi kesalahan. Metode Admiralty juga tidak bisa digunakan dalam peramalan keadaan pasang surut untuk waktu-waktu mendatang. Metode yang telah dikembangkan untuk menggantikan metode Admiralty adalah metode least square atau biasa dikenal dengan World Tides. World Tides adalah sebuah program aplikasi komputer yang menggunakan bahasa pemrograman MATLAB, dibuat khusus untuk menganalisa keadaan muka air 1

Laporan Resmi.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pasang surut,world tides

Citation preview

I.PENDAHULUAN1.1.Latar BelakangPasang surut (pasut) merupakan salah satu parameter oseanografi yang paling penting untuk diukur dan diketahui dalam perencanaan pembangunan maupun dalam kepentingan eksplorasi sumber daya pesisir dan laut. Data pasang surut berguna dalam menganalisa dampak dan pengaruh dari fluktuasi muka air laut yang diakibatkan oleh gaya gravitasi benda angkasa terutama matahari dan bulan. Sistem bumi, bulan, dan matahari merupakan suatu yang setimbang dan kontinyu. Hal ini menyebabkan pasang surut bisa di prediksi dengan memperhatikan pergerakan dari benda langit tersebut, serta karakteristik bumi dan kondisi perairan itu sendiri.Terdapat metode konvensional dan metode modern yang digunakan dalam pengukuran dan analisa data pasang surut. Metode konvensional biasa dikenal dengan nama metode Admiralty. Metode ini biasa dipakai dalam analisa data pasang surut dengan jangka waktu yang pendek dan lebih banyak memakai perhitungan manual, sehingga menyebabkan lebih besar kemungkinan terjadi kesalahan. Metode Admiralty juga tidak bisa digunakan dalam peramalan keadaan pasang surut untuk waktu-waktu mendatang.Metode yang telah dikembangkan untuk menggantikan metode Admiralty adalah metode least square atau biasa dikenal dengan World Tides. World Tides adalah sebuah program aplikasi komputer yang menggunakan bahasa pemrograman MATLAB, dibuat khusus untuk menganalisa keadaan muka air laut. World Tides lebih unggul daripada metode Admiralty karena penggunaannya yang lebih mudah, komponen yang dapat dianalisanya lebih banyak, dan dapat melakukan prediksi keadaan pasang surut hingga tahun-tahun ke depan. Satu-satunya kelemahan dari World Tides adalah ketidakmampuannya untuk menganalisa data pasang surut dalam jangka waktu yang pendek.1.2.Tujuan Praktikum1. Mampu menganalisa data pasang surut dengan menggunakan metode Tide Analysis program World Tides.2. Mampu melakukan prediksi keadaan muka air laut di masa mendatang menggunakan metode Tide Prediction program World Tides.3. Mampu menjelaskan perbedaan antara dua metode pengukuran pasang surut: Admiralty dan World Tides.

II.TINJAUAN PUSTAKA2.1.MATLABMATLAB diciptakan pertama oleh The MathWorks, Inc. pada akhir tahun 1970-an sebagai bahasa pemrograman yang berupa bahasa vektor, yang berarti dapat melakukan banyak operasi pada grup-grup angka sebagai vektor maupun matriks tanpa perlu penulisan perintah pengulangan. Bahasa vektor ini lebih kompak, lebih efisien, dan dapat diparalelisasi (Bovik, 2010).MATLAB adalah sebuah bahasa dengan (high-performance) kinerja tinggi untuk komputasi masalah teknik. Matlab mengintegrasikan komputasi, visualisasi, dan pemrograman dalam suatu model yang sangat mudah untuk pakai dimana masalah-masalah dan penyelesaiannya diekspresikan dalam notasi matematika yang familiar. Penggunaan Matlab meliputi bidangbidang: Matematika dan Komputasi Pembentukan Algorithm Akusisi Data Pemodelan, simulasi, dan pembuatan prototipe Analisa data, explorasi, dan visualisasi Grafik Keilmuan dan bidang Rekayasa(Santoso dan Huda, 2009)2.2.Sistem MATLAB2.2.1.Development EnvironmentMATLAB menyediakan alat yang disebut sebagai GUIDE (Graphical User Interface Development Environment) untuk membangun sebuah program GUI. Alat ini memungkinkan seorang Programme untuk menulis program interaktif berdasarkan grafis dengan proses yang lebih mudah. Komponen-komponen di dalamnya di antaranya pushbuttons, toggle-button, radiobutton, checkbox, solider, dan lainnya yang dapat digeser langsung pada window untuk membangun sebuah GUI. Window GUIDE memiliki fasilitas seperti tombol alignment yang berguna untuk meratakan peletakan komponen-komponen, tombol Menu editor untuk menyunting pengaturan pada komponen, tombol Property inspector untuk melihat jenis-jenis properti pada komponen, tombol Object browser untuk melihat daftar nama-nama komponen, dan tombol Figure activator untuk mengaktifkan layout dari GUI yang telah dibuat (Singh, 2009). 2.2.2.MATLAB Mathematic Function LibraryMathematic Function Library merupakan sekumpulan algoritma komputasi mulai dari fungsi-fungsi dasar sepertri: sum, sin, cos, dan complex arithmetic, sampai dengan fungsi-fungsi yang lebih kompek seperti matrix inverse, matriks eigenvalues, Bessel functions, dan fast fourier transforms (Santoso dan Huda, 2009).2.2.3.MATLAB LanguageMerupakan suatu bahasa matriks/ array tingkat dengan control flow statements, functions, data structures, input/output, dan fitur-fitur object-oriented programming. Ini memungkinkan bagi kita untuk melakukan kedua hal baik "pemrograman dalam lingkup sederhan " untuk mendapatkan hasil yang cepat, dan "pemrograman dalam lingkup yang lebih besar" untuk memperoleh hasil-hasil dan aplikasi yang kompleks (Santoso dan Huda, 2009).2.2.4.GraphicsMATLAB memiliki fasilitas untuk menampilkan vektor dan matriks sebagai suatu grafik. Didalamnya melibatkan fungsi-fungsi level tinggi untuk visualisasi data dua dikensi dan data tiga dimensi, image processing, animation, dan presentation graphics. Ini juga melibatkan fungsi level rendah yang memungkinkan bagi anda untuk membiasakan diri untuk memunculkan grafik mulai dari benutk yang sederhana sampai dengan tingkatan graphical user interfaces pada aplikasi MATLAB anda (Santoso dan Huda, 2009).2.2.5.MATLAB Application Program InterfaceMerupakan suatu pengaturan yang memungkinkan program yang telah anda tulis dalam bahasa C dan Fortran mampu berinterakasi dengan MATLAB. Ini melibatkan fasilitas untuk pemanggilan routines dari MATLAB (dynamic linking), pemanggilan MATLAB sebagai sebuah computational engine, dan untuk membaca dan menuliskan MAT-files (Santoso dan Huda, 2009).

2.3.World Tides/ Least Square2.3.1.Tide AnalysisDewasa ini, perbincangan bagi banyak peneliti oseanografi fisika dan coastal engineer di seluruh dunia salah satunya adalah bagaimana menyediakan sebuah metode pengukuran pasang surut yang lebih akurat. Definisi akurat tersebut adalah metode yang dapat menyediakan suatu data analisa dan prediksi ketinggian muka air dalam jangka waktu yang panjang dan dengan kesalahan yang sedikit. Pengurangan kebergantungan pada data time-series pasang surut dan jumlah maksimal dari komponen-komponen pasang surut juga dapat dimasukkan dalam pertimbangan pembangunan metode tersebut. Tide analysis pada World Tides adalah salah satu metode yang telah dikembangkan dan dianggap cukup memenuhi kebutuhan analisa dan prediksi pada ocean engineer (Masoud dkk., 2012).Metode yang digunakan dalam pengembangan World Tides adalah harmonic analysis by method of least square (HAMELS), yang persamaannya adalah sebagai berikut:

dengan

(Liang dkk., 2012).Least square akan memberikan solusi konstanta harmonik dengan melakukan perhitungan harga minimum yang mungkin dari persamaan dibawah ini, yang kemudian diubah menjadi bentuk lain yang ekuivalen.

Variabel A0, Aj, Bj dalam persamaan diatas yang belum diketahui ini dapat dipecahkan dengan menggunakan matriks pendekatan persamaan least square:

(Masoud dkk., 2012).2.3.2.Tide PredictionMenganalisa frekuensi pasang surut dalam bentuk time-series kini diakui sebagai metode yang efektif dalam mempelajari kinematika deformasi. Least Square Harmonic Estimation (LS-HE) atau metode Tide Prediction yang ada pada program World Tides adalah salah satu metode yang mengaplikasikan prinsip tersebut. Metode ini didasarkan pada aplikasi fungsi harmonik untuk pemodelan konstituen periodik pada suatu fenomena, tanpa dibatasi oleh jumlah data atau frekuensi integer dari data yang dianalisis (Mousavian dan Hossainali, 2012).

III.MATERI DAN METODE3.1.MateriPraktikum pasang surut modul II dengan judul World Tides ini dilaksanakan pada:Hari, Tanggal: Selasa, 22 April 2014Jam: 16:40 18:00 WIBTempat: Ruang E301, Gedung E Jurusan Kelautan, Kampus FPIK UNDIP Tembalang Semarang.3.2.Metode3.2.1.Data Excel1. Tulis angka 49 di kolom A sebagai awal data untuk menghitung pasang surut. Angka 49 adalah angka pasang surut untuk perairan Indonesia2. Pada kolom kedua (B) tulis tanggal, bulan, tahun, dan waktu dengan format penulisan mm/dd/yyyy hh:mm dimulai dari jam 00:00 23:00 WIB.3. Pada kolom ketiga (C) isi dengan tinggi paut dalam satuan meter.

4. Simpan data dengan jenis tipe file .xls (data Ms. Excel 1997-2003) dan simpan data dalam 1 folder yang sama dengan file aplikasi World Tides.

3.2.2.Membuka Aplikasi World Tides1. Ganti tampilan Windows menjadi dalam format Windows Classic

2. Buka aplikasi MATLAB 7.1. lalu akan muncul tampilan muka depan dari MATLAB

Pilih Browse to Folder untuk membuka data Excel dari metode 3.2.1.

3. Klik 2 kali pada data Excel yang akan dipakai. Pada tampilan berikut beri tanda centang pada data lalu klik Finish

3.2.3.Aplikasi Tide Analysis1. Buka aplikasi worldtides.fig sehingga akan muncul tampilan muka depan berikut.

2. Pilih Tide Analysis sehingga muncul jendela seperti berikut.

3. Pilih low band periodogram dan compute datums. Masukkan nilai 29 hari untuk series length dan pilih satuan meter. Klik 2 kali pada data yang akan dianalisis. Beri tanda centang pada 9 parameter pasang surut (O1, P1, K1, N2, M2, S2, K2, MS4, dan S4) yang ingin diketahui nilainya. Klik pada pilihan ANALYZE.

4. Akan muncul 2 grafik, dan simpan keduanya dalam format .jpg.

5. Pada kolom To save harmoni constants ketikkan Nama_NIM lalu pilih SAVE.

3.2.4.Aplikasi Tide Prediction1. Buka aplikasi worldtides.fig sehingga akan muncul tampilan muka depan berikut.

2. Pilih Tide Prediction sehingga muncul jendela seperti berikut.

3. Klik 2 kali pada data Harmonic Constants yang telah disimpan sebelumnya. Pilih bulan (month) yang sesuai dengan data bulan yang dimiliki (dalam hal ini April) serta tahun dari data (yaitu 2013). Pilih meter, daylight time, dan year. Kemudian klik pada pilihan PREDICT.

4. Klik pada pilihan M yang ada pada window Tide Prediction. Simpan grafik yang muncul sebagai grafik pasang surut bulan April 2013.

5. Selanjutnya klik 2 kali pada data yang telah disimpan sebelumnya. Pilih bulan (month) yang sesuai dengan data bulan yang dimiliki (dalam hal ini April) dengan tahun yang akan diprediksi (pilih tahun 2021). Pilih meter, daylight time, dan year. Kemudian klik pada pilihan PREDICT.

6. Klik pada tiap pilihan tanggal (1-30), minggu (W1-W4), dan bulan (M) untuk memunculkan grafik-grafik prediksi. Simpan seluruh hasil grafik tersebut dalam format .jpg.

3.2.5.Overlay Grafik1. Buat sebuah file Excel baru yang hanya berisi data tanggal dan waktu, ketinggian muka air bulan April 2013 dalam satuan meter, dan grafik pasang surut dari hasil pengukuran pasang surut metode Admiralty.

2. Buka file .txt yang dihasilkan dari metode 3.2.4 menggunakan aplikasi Ms. Excel dengan memilih pilihan All files saat membuka folder tempat data disimpan.

3. Rapikan isi dari data dengan memindahkan kolom berisi JDay(LST), Observed, Predicted dan Residual bergeser satu kolom ke kanan. menjadi 4. Geser baris 223 dan seterusnya satu kolom ke kanan sehingga berada tepat di bawah data-data yang berada di atasnya. menjadi 5. Copy semua data yang berada di bawah kata Predicted, lalu paste pada file Excel grafik dari metode Admiralty tepat di samping data muka air, dan masukkan data Predicted ke dalam grafik yang telah ada menggunakan fasilitas Select Data. dipindah menjadiIV. HASIL DAN PEMBAHASAN4.1.Hasil4.1.1.Tide Analysis

Gambar 4.1. Grafik analisis 29 hari data pasang surut pantai Tanjung Mas Semarang bulan April 2013.

Gambar 4.2. Grafik analisis periodogram residual data pasang surut pantai Tanjung Mas Semarang bulan April 2013.

Gambar 4.3. Nilai komponen-komponen pasang surut4.1.2.Tide Prediction

Gambar 4.4. Grafik prediksi pasut pantai Tanjung Mas Semarang April 2021

Gambar 4.5. Grafik prediksi keadaan muka air pantai Tanjung Mas Semarang bulan April 20134.1.3.Overlay grafik

Gambar 4.6. Hasil overlay grafik data asli pasang surut dengan data hasil tide prediction

17

4.2.Pembahasan4.2.1.Perbandingan antara Hasil Metode Admiralty dan Metode Tide AnalysisMetode Admiralty dan metode Tide Analysis World Tides sama-sama dapat digunakan dalam perhitungan nilai-nilai komponen pasang surut untuk kemudian dipakai dalam penentuan nilai muka air laut seperti muka air rerata, muka air tinggi tertinggi, dan muka air rendah terendah. Perbedaan keduanya adalah pada seberapa banyaknya komponen pasang surut yang dapat dihitung serta jumlah minimal dan maksimal data pasang surut yang dapat dianalisa.Nilai-nilai komponen pasang surut yang dihitung dengan metode Admiralty pada praktikum sebelumnya ditemukan sangat berbeda dengan hasil dari perhitungan menggunakan Tide Analysis. Salah satu contohnya adalah komponen M2, yaitu unsur pasut ganda utama yang disebabkan oleh gaya tarik bulan. Metode Admiralty memberikan hasil 6,128 cm sementara metode Tide Analysis menghasilkan nilai 9,8 cm. Penjelasan dari perbedaan ini adalah bahwa kedua metode memang memiliki cara dan langkah-langkahnya sendiri untuk menghasilkan nilai komponen-komponen pasang surut, sehingga perbedaan nilai komponen yang dihasilkan memang tidak dapat terelakkan.Selain itu, perbedaan hasil nilai tersebut dapat juga disebabkan karena berbedanya jumlah data yang digunakan untuk masing-masing metode perhitungan. Pada metode Admiralty, digunakan data pasang surut selama 30 hari, sementara untuk metode Tide Analysis hanya digunakan data pasang surut 29 hari. Meski hanya berbeda satu hari, hal tersebut tetap dapat dipertimbangkan sebagai salah satu faktor berbedanya nilai dari komponen-komponen pasang surut yang dihasilkan.Kemungkinan terakhir penyebab perbedaan yang besar antara hasil metode Admiralty dan metode Tide Analysis adalah kesalahan manusia. Metode Admiralty membutuhkan jauh lebih banyak ketelitian karena pengolahan data masih bersistem semi-manual, dengan adanya nilai pada tabel-tabel khusus yang harus dimasukkan ke dalam perhitungan.Namun untuk kenampakan pada grafik dan nilai-nilai ketinggian pasang surut, kedua metode menghasilkan nilai yang dapat dikatakan mirip. Hal ini menunjukkan bahwa kedua metode dapat digunakan dan cukup memadai untuk digunakan dalam hal analisa ketinggian muka air laut suatu daerah yang masih terkena dampak fenomena pasang surut.

4.2.2.Tide PredictionSalah satu keunggulan dari penggunaan World Tides daripada metode Admiralty adalah adanya fasilitas metode Tide Prediction. Tide Prediction digunakan untuk menghasilkan nilai dan grafik-grafik prediksi keadaan muka air laut di masa-masa mendatang. Prediksi yang ditampilkan dapat berupa data harian, mingguan, dan bulanan. Pada praktikum ini, peramalan yang dilakukan adalah untuk mengetahui keadaan pasang surut dalam 8 tahun mendatang. Data yang digunakan adalah data pasang surut April 2013 dan prediksi yang dicari adalah untuk pasang surut April 2021.Dari grafik yang ditampilkan, terlihat bahwa pada April 2021, muka air rerata berada di sekitar angka 0,55 meter, muka air tinggi tertinggi terjadi pada sekitar tanggal 23 April dengan ketinggian lebih dari 1 meter, dan muka air rendah terendah akan terjadi pada tanggal 8 April dengan nilai sekitar 0,1 meter. Dari prediksi yang diperoleh, kemungkinan besar kedudukan bulan, bumi, dan matahari pada sekitar tanggal 8 April 2021 adalah membentuk sudut yang saling tegak lurus sementara di sekitar tanggal 23 April adalah membentuk suatu garis lurus. Sudut yang saling tegak lurus menyebabkan terjadinya pasang surut perbani, sementara kedudukan garis lurus menimbukan terjadinya pasang surut purnama.4.2.3.Overlay GrafikOverlay grafik dilakukan dengan menyatukan grafik antara data asli yang didapat dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Maritim Semarang dengan data hasil metode Tide Prediction. Overlay ini bertujuan untuk membandingkan antara keadaan pasang surut yang sudah terjadi dengan pasang surut prediksi di waktu yang akan datang.Grafik overlay yang didapat menunjukkan tidak terjadinya perubahan yang terlalu signifikan antara keadaan muka air di Pantai Tanjung Mas Semarang tahun 2013 dengan tahun 2021 yang akan datang. Fluktuasi dan perbedaan nilai yang terjadi juga masih dalam batas kewajaran sehingga kenampakan grafik tampak tidak jauh berbeda.

V.KESIMPULAN1.Metode Tide Analysis yang dilakukan memberikan hasil nilai komponen-komponen pasang surut yang berbeda dengan hasil dari metode Admiralty, karena adanya faktor kesalahan-kesalahan teknis dan manusia.2. Tide Prediction yang dilakukan memberikan hasil bahwa keadaan muka air di Pantai Tanjung Mas pada April 2021 tidak jauh berbeda dengan keadaan muka air pada April 2013, dengan nilai muka air rerata adalah 0,55 m, muka air tinggi tertinggi adalah 1 m, dan muka air rendah terendah adalah 0,1 m.3.Perbedaan antara metode Admiralty dan metode Least Square/ World Tides terletak pada tingkat ketelitian yang dibutuhkan, jumlah data yang diperlukan untuk melakukan analisa, mampu tidaknya metode untuk melakukan prediksi keadaan muka air di masa mendatang, dan jumlah komponen pasang surut yang dapat dihasilkan dari perhitungan.

DAFTAR PUSTAKABovik, Alan C. 2010. Handbook of Image & Video Processing. Massachusetts: Academic Press.Liang, Shin-Jye., Lan, Chiung-Yang., Chen, Ying-Chih. 2012. Shallow Water Flow Modelling Using Space-Time Least Squares Finite-Element Method. Journal of Marine Science and Technology. Vol. XX (5):595-602.Masoud, Mahmoudof., Babak, Banjamali., Vahid, Chegini. 2012. Least Square Analysis of Noise-Free Tides Using Energy Conservation and Relative Concentration of Periods Criteria. Journal of The Persian Gulf. Vol. III (8):13-24.Mousavian, R., Hossainali, Mashhadi. 2012. Detection of Main Tidal Frequencies using Least Squares Harmonic Estimation Method. Journal of Geodetic Science. Vol II (3): 224-233.Santoso, Tri Budi dan Huda, Miftahul. 2009. Modul I: Dasar-Dasar Operasi MATLAB. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember.Singh, Kirani Y., Chaudhuri, B.B. 2009. MATLAB Programming. New Delhi: PHI Learning Private Limited.