22
I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia mempunyai perairan laut yang lebih luas dari pada daratan, oleh karena itu Indonesia di kenal sebagai negara maritim. Perairan laut Indonesia kaya akan berbagai biota laut baik flora maupun fauna. Demikian luas serta keragaman jasad– jasad hidup di dalam yang kesemuanya membentuk dinamika kehidupan di laut yang saling berkesinambungan. Salah satu contoh dari keanekaragaman hayati di laut adalah rumput laut. Rumput laut tergolong tanaman berderajat rendah, umumnya tumbuh melekat pada substrat tertentu, tidak dapat dibedakan antara akar, batang maupun daun sejati, tetapi hanya mempunyai bagian yang menyerupai batang yang disebut thallus. Rumput laut tumbuh di alam dengan melekatkan dirinya pada subtrat karang, lumpur, pasir, batu, dan benda keras lainnya. Rumput laut bagi masyarakat yang tinggal di pesisir bukanlah hal yang baru lagi. Mereka telah mengenal dan memanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai bahan obat tradisional dan bahan makanan. Dengan demikian berarti rumput laut mempunyai suatu bahan yang dapat dimanfaatkan orang untuk kesehatan. Dan dengan kemajuan teknologi dibidang penelitian rumput laut, maka sekarang ini pemafaatan rumput laut bagi manusia tidak terbatas terutama dalam aspek kesehatan maupun yang lainnya.

Laporan Seaweed

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Seaweed

I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Indonesia mempunyai perairan laut yang lebih luas dari pada daratan, oleh

karena itu Indonesia di kenal sebagai negara maritim. Perairan laut Indonesia kaya

akan berbagai biota laut baik flora maupun fauna. Demikian luas serta keragaman

jasad– jasad hidup di dalam yang kesemuanya membentuk dinamika kehidupan di

laut yang saling berkesinambungan.

Salah satu contoh dari keanekaragaman hayati di laut adalah rumput laut.

Rumput laut tergolong tanaman berderajat rendah, umumnya tumbuh melekat

pada substrat tertentu, tidak dapat dibedakan antara akar, batang maupun daun

sejati, tetapi hanya mempunyai bagian yang menyerupai batang yang disebut

thallus. Rumput laut tumbuh di alam dengan melekatkan dirinya pada subtrat

karang, lumpur, pasir, batu, dan benda keras lainnya.

Rumput laut bagi masyarakat yang tinggal di pesisir bukanlah hal yang baru

lagi. Mereka telah mengenal dan memanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, baik

sebagai bahan obat tradisional dan bahan makanan. Dengan demikian berarti

rumput laut mempunyai suatu bahan yang dapat dimanfaatkan orang untuk

kesehatan. Dan dengan kemajuan teknologi dibidang penelitian rumput laut, maka

sekarang ini pemafaatan rumput laut bagi manusia tidak terbatas terutama dalam

aspek kesehatan maupun yang lainnya.

Adapun beberapa jenis-jenis rumput laut yang ada di Indonesia antara

lain :Eucheuma sp., Gracillaria sp., Gelidium sp., Sargassum sp., Padina sp.,

Halimeda sp., Udotea sp., Neomeris sp., Dityota sp., dan Amphiroa sp.

I.2. Tujuan

1. Mengetahui jenis-jenis rumput laut yang ada di perairan Teluk Awur

Jepara

2. Mengetahui karakteristik dari jenis-jenis rumput laut yang ada di

perairan Teluk Awur Jepara

I.3. Manfaat

Mengetahui praktikan untuk mengidentifikasi jenis-jenis rumput laut dari

bentuk thallus, tipe percabangan, warna, maupun habitat rumput laut.

Page 2: Laporan Seaweed

II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Halimeda sp.

Genus Halimeda dicirikan dengan karakteristik talus coenocytic, genus ini

berkembang baik di terumbukarang bersubstra keras. ThalusHalimeda banyak

mengandung kapurdan membentuk koloni-koloni atau berkelompok dan

mempunyai alat perekat berupa rhizoid dan bersegmen (Barton 1998). Pada

umumnya Halimeda mempunyai bentuk percabangan yang hampir sama yaitu

dichotomous dan trichotomous, bentuk segmen yang silindris dan garis

permukaan utrikel yang hampir sama yaitu heksagonal dan polygonal. Berikut

jenis-jenis dari genus Halimeda sp. :

1. Halimeda macroloba (Decaisne)

Gambar 1. Halimeda macroloba.

Thalus rimbun, blade kaku danberkapur,holdfast seperti umbi

yangmemanjang. Memiliki warna hijau danpada saat kering memiliki warna

hijaukekuningan, habitatnya berada padasubstrat berpasir.

2. Halimeda opuntia (Linnaeus) Lamouroux

Gambar 2. Halimeda opuntia.

Talus rimbun, tegak dan salingtumpang tindih, dengan

percabangantrichotomous. Alat pelekat berupafilamen blade berkapur, kaku,

danmemiliki warna hijau. Habitat di daerahberpasir.

Page 3: Laporan Seaweed

3. Halimeda discoidea Decaisne

Gambar 3. Halimeda discoidea.

Talus terdiri dari segmen, danmembentuk seperti kipas.

Memilikipercabangan dichotomous dantrichotomous, dengan warna talus

hijaumuda, dan menjadi hijau tua pada saatkering. Habitatnya berada pada

substrat berpasir.

4. Halimeda incrassata (Ellis)Lamouroux

Gambar 4. Halimeda incrassata.

Talus lurus, tegak dan tinggi 8-13cm, agak rimbun, berwarna hijau

muda.Segmen kaku dengan jumlah segmen20-60, keras, dan

berkapur,pertumbuhannya seperti kipas. Warnaholdfast hijau kecoklatan. Habitat

berada pada substrat berpasir

(Tampubolon, A. 2013).

II.2. Sargassum sp.

Rumput laut jenis Sargassum sp ini umumnya memiliki bentuk thallus

silindris atau gepeng.Cabangnya rimbun menyerupai pohon di darat. Bentuk daun

melebar, lonjong atau seperti pedang. Mempunyai gelembung udara (bladder)

yang umumnya soliter. Warna thallus umumnya coklat . Berikut ini adalah

klasifikasi dari Sargassum sp.

Sargassum sp. tersebar luas di Indonesia dan tumbuh di perairan

yangterlindung maupun yang berombak besar pada habitat bebatuan (Aslan,

Page 4: Laporan Seaweed

1998).Sargassum tumbuh di daerah intertidal, subtidal, sampai daerah tubir

denganombak besar dan arus deras. Kedalaman untuk pertumbuhan dari 0,5-10 m

(Kadi,2005).

Gambar 5. Sargassum sp.

Menurut Pratt (1999), klasifikasi Sargassum sp secara umum adalahsebagai

berikut:

Kerajaan : Chromalvoelata

Divisi : Heterokontophyta

Kelas : Phaeophyceae

Bangsa : Fucales

Suku : Sargassaceae

Marga : Sargassum

Jenis : Sargassum sp.

Kandungan terbesar dari Sargassum sp adalah alginat yang merupakanasam

alginik. Asam alginik dalam bentuk derivat garam dinamakan garam alginatyang

terdiri dari natrium alginat, sodium alginat dan ammonium alginat. Garamalginat

tidak larut dalam air, tetapi larut dalam larutan alkali. Sargassum spmemiliki

komponen kimia seperti hidrokarbon atau karbonil yang terdiri dariabsiric acid,

1,4-naphtoquinone, pigmen klorofil a dan c, polisakarida, danlaminarin (Kadi,

2005).

II.3. Padina sp.

Padina sp merupakan rumput laut yang berasal dari kelas Phaeophyta

(rumput laut coklat) yang terdapat secara melimpah selama bermusim-musim.

Menurut Cribb (1996), Padina sp memiliki habitatnya di sekitar genangan air

diatas batu karang pantai. Morfologinya berbentuk seperti kipas dengan diameter

Page 5: Laporan Seaweed

3 4 cm yang tumbuh dalam lingkaran konsentris. Warnanya coklat kekuning

kuningan atau kadang kadang memutih karena terdapat perkapuran.

Gambar 6. Padina sp.

klasifikasiPadina sp menurut Sun dkk (2008) adalah sebagai berikut :

Kingdom : Chromista

Filum : Heterokontophyta

Kelas : Phaeophyceae

Ordo : Dictyotales

Famili : Dictyotaceae

Genus : Padina

Spesies : Padina sp.

Menurut Geraldino dkk. (2005), berbagai genus Padina memiliki segmen-

segmen lembaran tipis (lobus) dengan garis-garis berambut radial dan perkapuran

di bagian permukaan thallus yang berbentuk seperti kipas. Tipe garis-garis

berambut radial pada thallus tersebut menjadi dasar pembedaan antar genus

Padina.

II.4. Udotea sp.

Udotea adalah sala satu alga hijau yang termasuk dalam ordo Bryopsidales

dengan genus Udotea. Ganggang ini ditemukan di dasar perairan laut dan

menempel di dasar, Penampakan alga ini hampir mirip dengan Halimeda hanya

mempunyai thalli yang lebih tipis berbentuk lembaran dan tidak membentuk

segmen-segmen yang jelas. Bentuknya menyerupai kipas yang berlipat-lipat

berwarna hijau pada bagian permukaan (Ali, 2010).

Udotea merupakan golongan divisi Chlorophyta atau Alga hijau yang

merupakan kelompok terbesar dari vegetasi algae. Algae hijau berbeda dengan

devisi lainnya karena memiliki warna hijau yang jelas seperti tumbuhan tingkat

Page 6: Laporan Seaweed

tnggi karena mengandung pigmen klorofil a dan klorofil b lebih dominan

dibandingkan karoten dan xantofit (Sulisetjono,2009:65).

KlasifikasiUdotea sp. menurut Sulisetjono (2009) sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Chlorophyta

Class : Bryopsidophyceae

Ordo : Bryopsidales

Family : Udoteaceae

Genus : Udotea

Spesies : Udotea sp

Dalam pemanfaatan secara ekonomis Udotea  masih sangat minim,atau

bahkan belum dimanfaatkan. Bila ditinjau secara biologi, alga merupakan

kelompok tumbuhan yang berklorofil yang terdiri dari satu atau banyak sel dan

berbentuk koloni. Di dalam alga terkandung bahan-bahan organik seperti

polisakarida, hormon, vitamin, mineral, dan juga senyawa bioaktif. Sejauh ini

pemanfaatan alga sebagai komoditi perdagangan atau bahan baku industri masih

relatif kecil jika dibandingkan dengan keanekaragaman jenis alga yang ada di

Indonesia. Padahal komponen kimiawi yang terdapat dalam alga sangat

bermanfaat bagi bahan baku industri makanan, kosmetik, farmasi dan lain-lain

(Ali,2010).

II.5. Neomeris sp.

Neomeris (N. annulata), tumbuh menempel pada substrat pada karang mati

di dasar laut. N. annulata hidup di daerah pasut di seluruh perairan

Indonesia(Kadi,2005).

hallus Neomeris sp. berbentuk silinder, tabung tinggi mencapai

30mm.Warna hijau keputihan dengan bagian ujung thallus hijau kekuningan. Alga

ini mempunyaiubstansi calcareous.Habitat hidupnya tumbuh pada benda-benda

keras dasar laut atau pada karang-karang mati(Ali, 2010)

Page 7: Laporan Seaweed

Gambar 6. Neomeris sp.

Klasifikasi:

Kingdom : Plantae

Divisio : Cholrophyceae

Ordo : Dasycladates

Family : Dasycladaceae

Genus : Neomeris

Species : Neomeris sp.

(Dawes, 1981)

2.6 Amphiroa sp.

Amphiroa sp. merupakan salah satu spesies dari famili corallinaceae yang

merupakan anggota famili yang paling banyak dan terpenting dari Rhodophyceae.

Jenis ini memiliki ciri yang spesifik dan agak berbeda dengan yang lain dalam

kelas Rhodophyceae, antara lain berkontur keras seperti kerak karena

mengandung zat kapur, bentuk tubuh menjari seperti tulang. Amphiroa sp. disebut

juga alga coralium karena merupakan alga yang menyusun coral atau

karang. Ujung dari Thallus membentuk perca

bangan dikotomi. Antara sekat yang satu dengan yang lainnya dipisahkan

oleh internodus. Nodus menyerupai sekat/ pembatas sedangkan internodus adalah

bagian antar nodus. Alga ini tumbuh menempel pada dasar pasir atau menempel

pada substrat dasar lainnya di padang lamun. Amphiroa sp. beradaptasi terhadap

habitat hidupnya yang mempunyai aktivitas ombak besar dengan holdfast yang

melekat kuat pada substrat (Dawes 1990).

Page 8: Laporan Seaweed

Gambar 8. Amphiroa sp.

Klasifikasi Amphiroa sp. menurut Dawes (1990) adalah sebagai berikut :

Devisio    : Rhodophyta

Classis     : Rhodophyceae

Subclass : Florideae

Ordo       : Cryptonemiales

Familiy   : Corallinaceae

Genus     : Amphiroa

Spesies   : Amphiroa sp.

II.6. Dictyota sp.

Page 9: Laporan Seaweed

III. MATERI DAN METODE

3.1 Materi Praktikum

3.1.1 Waktu dan Tempat

Hari, Tanggal : Sabtu, 26 April 2014

Pukul : 11.00 WIB

Tempat : Mecok Teluk Awur, Jepara

3.1.2 Alat

NO Nama Fungsi

1 Ember Untuk wadah rumput laut yang sudah dimasukan ke plastic ziplock

2 Plastic ziplock Untuk wadah rumput laut

3 Penggaris Mengukur panjang rumput laut dan untuk foto ilmiah

4 Kertas laminating Sebagai alas saat rumput laut difoto

5 Skin Dive Sebagai alat snorkeling agar lebih mudah ketika mencari sampel rumput laut

6 Kamera Untuk dokumentasi

7 Buku identifikasi Sebagai buku panduan dalam mengidentifikasi rumput laut

3.1.3 Bahan

No Nama Fungsi

1 Halimeda macroloba Sebagai sampel yang akan di identifikasi

2 Halimeda micronesia Sebagai sampel yang akan di identifikasi

3 Sargassum polycystum Sebagai sampel yang akan di identifikasi

4 Sargassum clasifollium Sebagai sampel yang akan di identifikasi

5 Padina austrialis Sebagai sampel yang akan di identifikasi

Page 10: Laporan Seaweed

6 Udotea flabellum Sebagai sampel yang akan di identifikasi

7 Neomeris bartasyasrana Sebagai sampel yang akan di identifikasi

8 Amphiroa foliacea Sebagai sampel yang akan di identifikasi

9 Dictyota dichotoma Sebagai sampel yang akan di identifikasi

3.2 Cara Kerja

3.2.1 Cara Kerja Sampling

1. Siapkan alat untuk mencari sampel

2. Cari sampel rumput disekitar perairan Teluk Awur

3. Setelah menemukan sampel, ambil sampel dan masukan ke plastik ziplock

dan masukan sedikit air laut ke plastik ziplock

4. Tempatkan pada wadah ember

5. Kemudian dokumentasikan sampel sebagai foto ilmiah, dengan alas kertas

laminating dan penggaris

3.2.2 Cara Kerja Identifikasi

1. Ambil sampel rumput laut

2. Kemudian identifikasi dengan buku identifikasi,

3. Klasifikan dari bentuk morfologi dan anatominya berdasarkan

kemiripan dalam buku identifikasi

4. Lalu catat jenis rumput laut sebagai sampel

Page 11: Laporan Seaweed

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil

NONO Nama Gambar

1 Halimeda macroloba

2 Halimeda micronesia

3 Sargassum polycystum

4 Sargassum clasifollium

5 Amphiroa foliacea

Page 12: Laporan Seaweed

6 Dictyota dichotoma

7 Neomeris bartasyasrana

8 Padina austrialis

9 Udotea flabellum

Page 13: Laporan Seaweed

IV.2 Pembahasan

Pada saat proses mengidentifikasi rumput laut, yang pertama dilihat dari

warna thallus karena dengan melihat warna terlebih dahulu akan lebih mudah

menggolongkan kelas dari rumput laut tersebut. Selanjutnya dilihat dari bentuk

thallus, bentuk thallus pada rumput laut mempunyai bentuk yang khas setiap

jenisnya contohnya pada padina sp. bentuk thallus melebar menyerupai kipas,

pada halimeda sp. bentuk thallus seragam, dan pada genus dictyota sp.

mempunyai bentuk thallus yang lurus dan bercabang. Kemudian dilihat dari

tekstur thallus, pada Sargassum sp. tekstur thallus licin dan kasar, sedangkan pada

Amphiroa sp. tekstur thallus halus dan mudah patah. Indikator identifikasi

menggunakan buku panduan atau modul yang tertera berbagai rumput laut dengan

ciri-cirinya.

Dalam praktikum lapangan Marine Botany mengidentifikasi sampel rumput

laut yang diambil di MeCOK (Mangrove Education Centre of KeSEMaT) Teluk

Awur Jepara, yang kemudian dibawa ke laboratorium untuk melanjutkan proses

identifikasi. Sampel yang kita ambil terdapat sembilan jenis rumput laut yang

akan diidentifikasi. Adapun sembilan jenis rumput laut yang ada, yaitu :

1. Halimeda micronesica, mempunyai pertumbuhan thallus yang kompak

atau seragam, percabangan utama trichotomous atau bercabang tiga

dengan segmen lebar 7 mm dan panjang 5 mm. Halimeda micronesica

termasuk kedalam kelas Chlorophyta atau alga hijau karena mempunyai

warna dominan hijau kekuningan. Halimeda micronesica mempunyai

holdfast atau bagian untuk melekat pada subtrat yang menyerupai akar

dengan bentuk serabut kecil.

2. Sargassum crassifolium, termasuk kedalam kelas Phaeophyta atau algae

coklat dengan warna thallus coklat kehitaman. Jenis rumput laut ini

mempunyai tekstur thallus yang kasar terdapat tonjolan-tonjolan pada

permukaannya, serta mempunyai thallus yang menyerupai daun bertepi

gelombang. Dalam genus Sargassum sp. mempunyai ciri khas yaitu

terdapatnya bladder atau kantung udara yang berfungsi untuk

memberikan gaya apung. Rumput laut jenis ini mempunyai holdfast

Page 14: Laporan Seaweed

serabut dan biasanya menempel pada subtrat pasir, lumpur, maupun

karang.

3. Halimeda macroloba, mempunyai struktur dan tekstur thallus yang sama

dengan genus Halimeda lainnya, namun yang membedakan dengan jenis

yang lainnya yaitu Halimeda macroloba mempunyai bentuk segmen

thallus yang lebih besar dan lebih jarang. Karena bentuk thallus yang

lebih besar inilah maka disebut makro yang artinya besar. Halimeda

macroloba biasanya hidup daerah bersubtrat pasir atau karang

4. Halimeda micronesia, salah satu spesies dari algae hijau ini mempunyai

pertumbuhan thallus kompak, percabangan segment bertumpuk menjalar

dan membentuk pertumbuhan baru. Segment relatif kecil berbentuk

gepeng bulat-lonjong, ginjal dan bergelombang. Tunas segment baru

terletak pada segment utama pada bagian lekukan. Halimeda opuntia

hidup di subtrat berpasir dan karang.

5. Padina australis, ciri morfologinya mempunyai thallus berbentuk

lamina atau berbentuk seperti kipas, lamina yang tipis, dan talus tumbuh

membentuk koloni dengan holdfast rhizoid. Memiliki garis lobus

berjumlah 7-12 yang berbentuk dari blade hingga permukaan blade.

Memiliki warna coklat kekuningan, habitatnya biasanya berada pada

substrat berpasir.

6. Sargassum polycystum, Morfologinya tidak jauh berbeda dengan ciri-

ciri umum Phaeophyta. Mempunyai thallus silindris berduri-duri kecil

merapat, holdfast membentuk cakram kecil dan di atasnya terdapat

perakaran/stolon yang rimbun berekspansi ke segala arah. Thallus

memanjang dengan percabangan utama tumbuh rimbun. Mempunyai

gelembung udara (bladder) yang umumnya soliter (berkelompok),

panjangnya mencapai 7 meter,warna talus umumnya coklat. Sargassum

polycystum hidup di subtrat berpasir, lumpur ataupun karang.

7. Neomeris bartasyasrana , ciri-cirinya mempunyai thallus silinder,

tabung dengan tinggi biasanya mencapai 30 mm. Alga ini memiliki

tekstur thallus yang halus dan licin. Bentuk holdfastnya yaitu rhizoid

dan memiliki warna hijau-keputihan atau bagian ujung talus warna hijau

Page 15: Laporan Seaweed

dan bagian bawah berwarna putih, percabangan terdapat cabang utama.

Habitatnya tumbuh menempel pada substrat batu, dan karang.

8. Amphiroa foliacea, mempunyai panjang sekitar 3 inch. Ujung thallus

membentuk percabangan dikotomi dan thallus berwarna hijau. berkontur

keras seperti kerak karena mengandung zat kapur, bentuk tubuh menjari

seperti tulang. Hidupnya pada subtract karang, sehingga sering disebut

alga penyusun karang

9. Dictyota dichotoma, mempunyai thallus pipih seperti pita mencapai

panjang 5 cm dan lebar 2-3 mm, pinggir rata. Percabangan dichotomus

dengan ujung meruncing membentuk rumpun yang rimbun sehingga

sering merupakan gumpalan. Warna thallus coklat tua. Melekat pada

suatu substrat (biasanya pada pasir) dengan perantaraan holdfast yang

berbentuk seperti cakram.Dictyota dichotoma tumbuh pada substrat

pasir dengan kedalaman air laut 10-30 cm, dan bersubtrat lumpur atau

pasir.

Page 16: Laporan Seaweed

V. PENUTUP

V.1 Kesimpulan

1. Diperairan Teluk Awur Jepara terdapat 9 spesies rumput laut yaitu:

Udotea Flabellum ,Halimeda macroloba, Halimeda

micronesica,Sargassum polycystum, Sargassum crassifolum,Padina

australis,Dictyota dichotoma,.Amphiroa foliacea dan Neomeris

bartasyasrana

V.2 Saran

Page 17: Laporan Seaweed

DAFTAR PUSTAKA

Ali,Ashgar. 2010. Constributionto the AlgaFlora (Chlorophyta)offresh waters of

Distryc swat. N.W.F.P., Pakistan.Vol 42 no.5. Department of Botany,

G.P.G. Jahanzeb College Saidu Sharif Swa.7 November 2011.

Aslan, L.M 1998. Seri Budi Daya Rumput laut. Yogyakarta: Kanisius

Dawes, C.J. 1981. Marine Botany. John Wiley & Sons, New York.

Kadi, A. 2005. Rumput laut (Algae); Jenis,Reproduksi, Produksi, Budidaya

danPascapanen. P3O-LIPI, Jakarta

Sulisetjono. 2009. Bahan Serahan Alga. Malang: Fakultas Sains Dan Teknologi

UIN Malang.

Tampubolo, A. 2013. Biodiversitas Algae Makro di Pulau Pasige, kecamatan

Tagulandang, Kabupaten Sitaro. Universitas Sam Ratulangi. Manado.