View
53
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Laporan Singapore International Water Week 2014
Citation preview
LAPORAN
BADAN REGULATOR PELAYANAN AIR MINUM DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
Singapore International Water Week Singapura 1 – 4 Juli 2014
Laporan SIWW 2014
BR PAM DKI Jakarta
DAFTAR ISI
I. UMUM 1
II. MATERI WORKSHOP 3
2.1 Water Safety Plan 3
2.2 Deteksi dan Pengamatan Kebocoran dengan Automatic
Meter Reading pada DMA 5
2.3 Upaya Penurunan Tingkat Kehilangan Air dan
Pertimbangan Ekonomi 11
2.4 Model Water Safety Plan for Water Supply Network System 21
Laporan SIWW 2014
BR PAM DKI Jakarta
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jadwal Kegiatan SIWW 1
Tabel 2 Konsumsi Air Harian 8
Tabel 3 Profil Maynilad 11
Tabel 4 Program CAPEX NRW Maynilad 16
Tabel 5 Hasil Program Penurunan NRW Maynilad 20
Tabel 6 Kegiatan WSP 21
Tabel 7 Water Supply Network System PUB 22
Laporan SIWW 2014
BR PAM DKI Jakarta
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Ruang Lingkup WSP 3
Gambar 2 Penyempurnaan Pengendalian WSP 4
Gambar 3 Studi Kasus DMA di Canejan Perancis 5
Gambar 4 Metode Sampling AMR 7
Gambar 5 Kehilangan Air Harian 9
Gambar 6 Grafik Suplai Air, Konsumsi Air, dan Kehilangan Air 10
Gambar 7 Grafik NRW Maynilad 12
Gambar 8 Sejarah Program Penurunan NRW Maynilad 13
Gambar 9 Kondisi Maynilad Tahun 2007 14
Gambar 10 DMA dan Strategi Penurunan NRW Maynilad 15
Gambar 11 Pengendalian Kebocoran Maynilad 17
Gambar 12 Penggantian Pipa Maynilad 18
Gambar 13 Pressure Management Maynilad 19
Laporan SIWW 2014
BR PAM DKI Jakarta 1
I. UMUM
Laporan ini disusun sebagai rangkuman dari kegiatan selama mengikuti Singapore
International Water Week (SIWW) yang dilaksanakan di Marina Bay Sand Convention
Centre mulai tanggal 1 Juni sampai dengan 4 Juni 2014 dan diikuti oleh 2 Anggota Badan
Regulator Pelayanan Air Minum DKI Jakarta yakni :
1. Ir. H. Tano Baya , Anggota Bidang Teknik
2. Drs. H. Dedy Pujasumedi, Anggota Bidang Pelayanan dan Hubungan Masyarakat
Jadwal lengkap seluruh kegiatan yang terdiri dari konferensi, workshop dan expo adalah
sebagai berikut:
Tabel 1 Jadwal Kegiatan SIWW
Laporan SIWW 2014
BR PAM DKI Jakarta 3
II. MATERI WORKSHOP
2.1 Water Safety Plan
Alexander Von Hildebrand, Pranav Joshi
Water Safety Plan (WSP) mencakup:
Pengamanan Sumber air, dengan meminimumkan kontaminasi pada sumber air,
inventarisasi sumber kontaminan serta langkah-langkah
pengamanan/pencegahan yang diperlukan guna mencegah terjadinya
kontaminasi terhadap sumber air baku.
Pengelolaan Instalasi Pengolahan Air (IPA), Melaksanakan pengolahan air untuk
menurunkan/menghilangkan kontaminan yang ada.
Pengelolaan sistem distribusi dan sambungan pelanggan melalui penyusunan
dan implementasi Standard Operating Procedures dan sistem monitoring dan
pengendaliannya yang mampu untuk mencegah terjadinya kontaminasi terhadap
air yang didistribusikan sampai ke pelanggan.
Gambar 1 Ruang Lingkup WSP
Laporan SIWW 2014
BR PAM DKI Jakarta 4
Penyempurnaan pengendalian Water Safety Plan yang perlu dilaksanakan meliputi:
Pengelolaan sumber air, pengelolaan catchment area dengan melibatkan seluruh
pemangku kepentingan agar terjaga aspek kuantitas serta mencegah terjadinya
pencemaran dan kontaminasi yang menurunkan kualitas air baku.
Penambahan, modifikasi dan penyempurnaan terhadap Standard Operating
Procedures untuk IPA yang baru berdasarkan pengalaman selama
mengoperasikan IPA eksisting.
Pengembangan / penyempurnaan dari rencana operasional pemanatauan
disesuaikan dengan kondisi yang ada.
Gambar 2 Penyempurnaan Pengendalian WSP
Laporan SIWW 2014
BR PAM DKI Jakarta 5
2.2 Deteksi dan Pengamatan Kebocoran dengan
Automatic Meter Reading pada DMA K, Claudio, C Lecerc, Y.L Gat, V. Couallier, J Saracco, Lyonnaise des eaux
Studi kasus dilaksanakan pada District Meter Area (DMA) di Canejan (Perancis), dimana
dibangun DMA yang telah diisolasi dilengkapi dengan meter distrik yang mengukur
debit yang masuk serta difasilitasi dengan Automatic Meter Reading (AMR) yakni meter
air digital yang memungkinkan dilakukan pemantauan data debit/pemakaian air secara
real time di pelanggan.
Gambar 3 Studi Kasus DMA di Canejan Perancis
Laporan SIWW 2014
BR PAM DKI Jakarta 6
Prinsip pengamatan kebocoran yang dilaksanakan adalah dengan membandingkan
antara volume/aliran air yang masuk dan tercatat secara real time di meter distrik dimana
meter air yang digunakan harus meter air digital yang dapat diakuisisi data debit air dan
atau data stan akhir meter air secara real time, dibandingkan dengan konsumsi air di
pelanggan yang dicatat dengan AMR yakni meter air digital yang dapat diakuisisi data
debit air dan atau data stan akhir meter air secara real time sehingga dapat diketahui
perbedaan debit atau volume air pada satuan waktu tertentu dan besaran perbedaan
volume tersebut adalah kebocoran/kehilangan air.
Permasalahan pada penggunaan AMR di pelanggan adalah isban biaya yang tinggi
karena harga AMR yang jauh lebih mahal isbanding dengan meter air mekanis/analog
yang biasa digunakan, sehingga perlu ditetapkan metoda yang memungkinkan
dilakukannya pengamatan berdasarkan sampel yang dapat mewakili karakteristik
konsumsi seluruh pelanggan sehingga dimungkinkan penggunaan AMR secara sampling
dan bukan untuk seluruh pelanggan dengan pertimbangan biaya.
Untuk mendapatkan informasi berkenaan dengan tingkat pelayanan di pelanggan dan
karakteristik distribusi air di pelanggan sebaiknya disertakan pula
pemantauan/pengamatan terhadap tekanan air di pelanggan sehingga didapat
karakteristik distribusi air secara komprehensif sampai tingkat sambungan di pelanggan
meliputi dua hal utama yakni debit air/konsumsi air dan tekanan air.
Laporan SIWW 2014
BR PAM DKI Jakarta 7
Gambar 4 Metode Sampling AMR
Metode penetapan sampling bagi pelanggan yang menggunakan AMR dimulai dengan
terlebih dahulu membagi pelanggan menjadi 11 kategori berdasarkan karakteristik
penggunaan air yang didapat dari pengamatan terhadap data historis konsumsi air
pelanggan pada tahun 2010, dari 11 katagori pelanggan tersebut kemudian atas analisa
dan pertimbangan statistik ditetapkan sampel sejumlah 40% dari jumlah seluruh
pelanggan sehingga rata-rata konsumsi/pemakaian air hasil pengamatan dapat
digunakan bagi seluruh pelanggan.
Laporan SIWW 2014
BR PAM DKI Jakarta 8
Berdasarkan pengamatan terhadap penggunaan air/konsumsi air pelanggan yang dicatat
secara real time melalui AMR, didapat data pemakaian air rata-rata harian sampel
pelanggan yang merupakan pendekatan terhadap pemakaian air rata-rata harian
pelanggan.
Tabel 2 Konsumsi Air Harian
Selanjutnya dari data rata-rata pemakaian air harian pelanggan dapat dihitung konsumsi
harian pelanggan (m3/hari).
Laporan SIWW 2014
BR PAM DKI Jakarta 9
Gambar 5 Kehilangan Air Harian
Dengan melakukan perhitungan antara volume air harian yang tercatat pada meter air
DMA dibandingkan dengan data pemakaian air harian didapat data kehilangan air harian
pada DMA.
Laporan SIWW 2014
BR PAM DKI Jakarta 10
Secara lebih rinci dari data debit aliran suplai air DMA dan data debit aliran konsumsi
pelanggan secara real time dapat digambarkan kehilangan air berdasarkan satuan waktu
dalam kasus ini dilakukan pengamatan secara harian.
Gambar 6 Grafik Suplai Air, Konsumsi Air, dan Kehilangan Air
Dari data besaran volume dan persentase tingkat kehilangan air dapat diketahui apakah
kehilangan air yang terjadi masih memiliki tingkat ekonomis (skala ekonomis) untuk
dilaksanakan penurunannya.
Penggunaan AMR dengan skala besar akan meningkatkan biaya investasi secara
signifikan, di sisi lain tingkat akurasi yang dihasilkan AMR dibandingkan dengan metode
pencatatan meter rutin bulanan tidak terlalu signifikan pengaruhnya terhadap besaran
kehilangan air yang terjadi, hal ini dilakukan di Perancis karena mereka tidak
melaksanakan pencatatan meter secara bulanan tetapi 6 bulanan sehingga diperlukan
metoda ini untuk mengetahui tingkat kehilangan air
Namun penggunaan AMR secara terbatas diperlukan untuk mengetahui karakteristik
pemakaian air pelanggan berdasarkan jenis/kategori konsumsi air pelanggan sehingga
dapat dilaksanakan strategi distribusi yang paling tepat baik dari sudut pelayanan
Laporan SIWW 2014
BR PAM DKI Jakarta 11
khususnya kuantitas dan kontinuitas maupun dari segi pressure management dalam
rangka penurunan tingkat kehilangan air.
2.3 Upaya Penurunan Tingkat Kehilangan Air dan
Pertimbangan Ekonomi Ireneo L Dimaano, Manylad Filipina
Maynilad adalah operator untuk pelayanan air minum dan air buangan untuk bagian
barat Metropolitan Manila.
Tabel 3 Profil Maynilad
Pelayanan air minum dan air buangan di wilayah barat Metropolitan Manila sejak 1997
sampai dengan tahun 2005 diserahkan operasi dan pengelolaannya pada Benpres-Suez.
Pada tahun 2005 kontrak antara Manila Water Supply and Sewerage (MWSS) dan
Benpres-Suez diputus dan pengelolaan kemudian dilaksanakan oleh MWSS sampai tahun
2007. Sejak tahun 2007 MWSS membuat kontrak dengan Maynilad sebagai operator
pelayanan air minum dan air buangan di wilayah barat Metropolitan Manila.
Laporan SIWW 2014
BR PAM DKI Jakarta 12
Gambar 7 Grafik NRW Maynilad
Dari aspek NRW selama periode tahun 1997 sampai dengan tahun 2007 tidak terjadi
penurunan yang signifikan dan tingkat kehilangan air mencapai lebih dari 60%, baru
mulai tahun 2008 terjadi penurunan NRW secara signifikan sampai angka 39% di tahun
2013.
Laporan SIWW 2014
BR PAM DKI Jakarta 13
Selama periode 10 tahun pertama pengelolaan pelayanan air bersih dan air buangan di
bagian barat Manila (tahun 1997-2007) program penurunan NRW tidak mendapat
perhatian secara khusus, kurangnya dukungan dari manajemen, anggaran yang sangat
terbatas serta program penanganan NRW bersifat proyek/sesaat sehingga tidak dapat
menghasilkan penurunan NRW secara signifikan.
Gambar 8 Sejarah Program Penurunan NRW Maynilad
Maynilad mendapatkan kontrak sebagai operator pelayanan air bersih dan air buangan
sejak tahun 2007. Pada tahun tahun 2008 dilaksanakan program penurunan NRW secara
khusus dengan mendapat dukungan penuh dari manajemen sebagai program yang
diprioritaskan serta dirancang sebagai program yang berkelanjutan sehingga dapat
menghasilkan penurunan NRW secara signifikan.
Laporan SIWW 2014
BR PAM DKI Jakarta 14
Permasalahan yang dihadapi Maynilad pada awal tahun penugasannya yakni tahun 2007
adalah sebagai berikut:
1. Target pencapaian rasio penduduk terlayani 100% dalam waktu relatif singkat
dengan keterbatasan tambahan sumber air
2. Untuk melayani 3 juta penduduk yang belum mendapat pelayanan air minum
3. Perlunya peningkatan tingkat pelayanan eksisting baik kuantitas, kualitas dan
kontinuitas
4. Target penurunan tingkat kehilangan air yang tinggi
Adapun kondisi di lapangan untuk kehilangan air teknis terdapat kondisi jaringan pipa
buruk karena usia yang tua dan buruknya operasi dan pemeliharaan, adapun untuk
kehilangan air komersial banyak ditemukan permasalahan meter air, sambungan by pass
illegal connection dan illegal consumption.
Gambar 9 Kondisi Maynilad Tahun 2007
Laporan SIWW 2014
BR PAM DKI Jakarta 15
Langkah-langkah yang dilaksanakan Maynilad :
1. Menetapkan metode penurunan NRW melalui pembangunan DMA, yakni membagi
area teknis melalui area isolasi oleh jaringan pipa dengan besaran jumlah pelanggan
500 – 1000 sambungan yang memungkinkan debit masuk ke tiap DMA terukur
melalui meter distrik dan dapat diketahui kehilangan air melalui pembandingan
antara volume air tercatat di meter distrik dengan konsumsi air yang tercatat di meter
pelanggan, untuk kemudian dilaksanakan pemantauan, pengendalian dan program
penurunan NRW di tiap-tiap DMA.
Gambar 10 DMA dan Strategi Penurunan NRW Maynilad
Laporan SIWW 2014
BR PAM DKI Jakarta 16
2. Merencanakan dan melaksanakan program investasi terpadu dan berkesinambungan
untuk penurunan NRW melalui pembangunan DMA, monitoring dan pengendalian
NRW, perbaikan kebocoran dan rehabilitasi jaringan serta program penurunan
kehilangan air komersial.
Tabel 4 Program CAPEX NRW Maynilad
Laporan SIWW 2014
BR PAM DKI Jakarta 17
3. Pengendalian kebocoran secara aktif melalui tim NRW, bekerja secara
berkesinambungan dan mendapatkan dukungan penuh manajemen
Gambar 11 Pengendalian Kebocoran Maynilad
Laporan SIWW 2014
BR PAM DKI Jakarta 18
4. Program rehabilitasi/penggantian pipa secara selektif dengan memprioritaskan
penggantian jaringan pipa yang memiliki dampak yang signifikan dalam
menurunkan NRW. Jaringan pipa dengan biaya pemeliharaan yang tinggi, dengan
melalui analisa data dan evaluasi kondisi di lapangan serta water audit.
Gambar 12 Penggantian Pipa Maynilad
Laporan SIWW 2014
BR PAM DKI Jakarta 19
5. Pressure Management
Dalam hal telah berhasil diidentifikasinya jaringan pipa penyebab kebocoran dan
telah dilaksanakan program perbaikan kebocoran/rehabilitasi jaringan dan telah
dapat diturunkan NRW, selanjutnya dilaksanakan setting ulang tekanan air di
jaringan distribusi agar tidak terjadi tekanan air berlebihan di area tertentu yang
mengakibatkan terjadi kehilangan air serta untuk memperpanjang umur aset.
Gambar 13 Pressure Management Maynilad
Laporan SIWW 2014
BR PAM DKI Jakarta 20
Sebagai hasil dari program penurunan NRW yang dilaksanakan Maynilad selama 6 tahun
telah menurunkan NRW dari 60% ke 39%, menaikan coverage ratio dari 81% menjadi
96% tanpa tambahan sumber air yang baru serta menambah 430.000 sambungan.
Tabel 5 Hasil Program Penurunan NRW Maynilad
Laporan SIWW 2014
BR PAM DKI Jakarta 21
2.4 Model Water Safety Plan for Water Supply
Network System Public Utility Board Singapore
Water Safety Plan mencakup inventarisasi potensi bahaya yang mungkin timbul
bagi air siap minum, menetapkan metoda pengukuran terhadap item potensi
bahaya termaksud serta menetapkan pemantauan dan pengendalian agar
menjamin air siap minum sampai kepada pelanggan. Kegiatan termaksud
meliputi lokasi sumber air baku, Instalasi Pengolahan Air, reservoir dan distribusi.
Tabel 6 Kegiatan WSP
No Uraian Inventarisasi potensi Methoda Pemantauan dan
Bahaya Pengukuran Pengendalian
1 Sumber air
2 Instalsi Pengolahan Air
3 Reservoir dan Jaringan Distribusi
4 Sambungan Pelanggan
Dapat disimpulkan kegiatan penyelenggaraan penyediaan air yang siap minum,
sehat melibatkan upaya mulai inventarisasi bahaya, pencemaran yang mungkin
timbul, metode pengukuran yang dilaksanakan, upaya-upaya pencegahan
terhadap bahaya, pencemaran serta metode pemantauan dan pengendalian
untuk menjamin terdistribusinya sampai ke pelanggan air siap minum yang sehat,
dengan kata lain monitoring dan pengendalian terhadap air siap minum di
jaringan distribusi dan sambungan pelanggan hanya merupakan bagian dari
Water Safety Plan.
Laporan SIWW 2014
BR PAM DKI Jakarta 22
Tabel 7 Water Supply Network System PUB
No
Hazard Event Cause Risk Control Measure
Operational Monitoring
Control Limits Corrective
Action
Storage at Service Reservoir
1
Masuknya kontaminan ke dalam reservoir
Sabotase Unlikely
Semua reservoir dijaga selama 27 jam seminggu.
Online water quality monitoring, titik kontrol kritis pada sistem transmisi dan semua inlet reservoir.
Parameter tidak melebihi batas regulasi
Prosedur operasi dilakukan untuk segera mengisolasi ketika parameter melebihi batas.
Hazard : Biologi/kimia Moderate
Dilengkapi CCTV, Sistem deteksi intrusi.
Conventional fish monitoring
Pastikan reservoir bersih.
Akses ke reservoir terbatas hanya untuk staff berkepentingan
Online monitoring pH, konduktivitas, sisa khlor pada setiap reservoir dan fish biosensor (pada titik kontrol kritis)
Bukaan tanki tahan terhadap intrusi
Transmission and distribution network
1 Masuknya kontaminan ke jaringan karena faktor eksternal
Faktor eksternal mencakup:
Rare (1 kali dalam 5 tahun)
Jaringan pipa utama berada di bawah tanah.
Program deteksi kebocoran diadopsi untuk memastikan seluruh jaringan terperiksa minimal setahun sekali; program berdasarkan umur/historis kebocoran/sensitivitas jaringan.
Tekanan dalam jaringan dipertahankan pada level positif.
Investigasi pada lokasi pipa bocor dan melakukan langkah perbaikan yang perlu meliputi flushing, disinfeksi, dan sampling
Hazard: Mikroba/biologi, fisika, kimia
kerusakan/kebocoran pipa dan pekerjaan pipa meliputi pemotongan pipa
Moderate (major aesthetic impact)
Memastikan kualtas pipa yang digunakan dan pembuatannya sesuai standar dan persyaratan regulasi yg berlaku
Daily water sampling yang komprehensif pada jaringan meliputi sambungan pelanggan untuk memonitor kualitas air.
Memastikan flushing dan disinfeksi yang sesuai dengan SOP - misal 50 ppm (konsentrasi dosis klorin)
Mengganti / memperbaiki pipa yang tidak berfungsi
Laporan SIWW 2014
BR PAM DKI Jakarta 23
No
Hazard Event Cause Risk Control Measure
Operational Monitoring
Control Limits Corrective
Action
Sabotase Supervisi pekerjaan pipa
Pengamanan sambungan dari sabotase
Sisa klor >0,1 mg/l dan < 5 mg/l
Semua kasus ketidaksesuaian dalam water supply yang dilaporkan selanjutnya diinvestigasi dengan cepat dan tepat. Beberapa kasus meliputi sambungan ilegal, ketidaksesuaian pipa, dll.
Sambungan darurat ke pipa non potable water
Jaringan dioperasikan hanya oleh staff yang berkepentingan
Sampling sebelum commisioning dimana kontaminasi diduga.
Ambil langkah keras terhadap pihak ketiga yang merusak pipa / melakukan sambungan ilegal.
illegal connection
Melakukan penggantian pipa lama
Colony counts < 500 cfu/ml
SOP flushing dan sterilisasi pipa sesudah perbaikan.
E.coli < 1 cfu/100 ml
Tindakan perlu dilakukan untuk menyampaikan apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh kontraktor ketiga bekerja di sekitar pipa untuk mencegah kerusakan.
Turbidity < 1 NTU
Memerlukan developer/kontraktor untuk memberikan good practice kepada PUB sebelum bekerja di sekitar pipa utama.
Mewaspadai developer/kontraktor yang bekerja di dekat pipa utama untuk berhati-hati agar tidak terjadi kerusakan pipa dan
Laporan SIWW 2014
BR PAM DKI Jakarta 24
No
Hazard Event Cause Risk Control Measure
Operational Monitoring
Control Limits Corrective
Action
Memberikan sanksi tegas kepada kontraktor yang merusak pipa
Customer's Water Reticulation System
1 Kontaminasi air di dalam pipa dinas atau sistem retikulasi pelanggan karena adanya backflow
Desain sistem retikulasi tidak sesuai standar regulasi
Unlikely/Minor
Memastikan pekerjaan pelayanan air dilakukan oleh yang berkompeten
Pihak memberitahukan kepada perusahaan apabila ada pekerjaan pipa
Parameter tidak melewati standar pipa air minum
Prosedur operasional untuk menghentikan pemakaian air terkontaminasi
Pihak memastikan sistem retikulasi terpasang sesuai standar desain
Dilakukan spot check
Sistem retikulasi tidak sesuai dengan regulasi
Peraturan yntuk sistem pengganti dikeluarkan
Pihak memastikan sistem retikulasi sudah sesuai sebelum dijalankan
Memastikan persyaratan yang berlaku sudah update
Skema retilkulasi untuk pengembangan atau renovasi dilaporkan dan diperiksa apakan sesuai standar
2
Intrusi kontaminan pada low & high level tank Kerusakan
pada penutup tanki atau dinding tanki
Unlikely/Minor
Persyaratan mendasar kepada manajemen gedung, plumbing, sertifikasi tanki
Inspeksi dan sertifikasi water tank mencakup water sampling minimal setahun sekali Sisa khlor > 0,1 ppm
Sampling air untuk mengetahui kualitas air dan sumber kontaminasi
Laporan SIWW 2014
BR PAM DKI Jakarta 25
No
Hazard Event Cause Risk Control Measure
Operational Monitoring
Control Limits Corrective
Action
Maintenance yang tidak sesuai
Desain water tank yang sesuai, tertutup, bebas nyamuk, kotoran hewan
Random water sampling pada customer tap dan tanki
Total colony count < 500 cfu/ml
Investigasi sumber kontaminasi dan melakukan langkah perbaikan dengan mengisolasi tanki dan melakukan cleaning dan disinfeksi jika diperlukan
Peraturan untuk manajemen gedung dalam maintenance tanki
Inspeksi semua tanki
E. coli count < 1 cfu/100ml
Jika total colony count > 500 cfu/ml maka lakukan permbersihan dan disinfeksi tanki
Peraturan untuk keamanan tanki dan adanya pinalti apabila terjadi kerusakan
tidak ada sedimen/solid selama inspeksi
Jika E.coli count > 1 cfu/100ml maka lakukan permbersihan dan disinfeksi tanki
On-going inpection programme untuk mengecek semua tanki mencakup pemberian sansi, penuntutan apabila ada ketidaksesuaian
Pengetesan sampel air pada tanki yang tercemar sampai kualitas air sesuai standar
Regular briefing and seminar untuk pemilik gedung tentang maintenance dan keamanan yang sesuai untuk tanki
Peningkatan keamanan tanki yang lebih ketat