30
LAPORAN BADAN REGULATOR PELAYANAN AIR MINUM DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA Singapore International Water Week Singapura 1 – 4 Juli 2014

LAPORAN SIWW 2014

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan Singapore International Water Week 2014

Citation preview

LAPORAN

BADAN REGULATOR PELAYANAN AIR MINUM DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

Singapore International Water Week Singapura 1 – 4 Juli 2014

Laporan SIWW 2014

BR PAM DKI Jakarta

DAFTAR ISI

I. UMUM 1

II. MATERI WORKSHOP 3

2.1 Water Safety Plan 3

2.2 Deteksi dan Pengamatan Kebocoran dengan Automatic

Meter Reading pada DMA 5

2.3 Upaya Penurunan Tingkat Kehilangan Air dan

Pertimbangan Ekonomi 11

2.4 Model Water Safety Plan for Water Supply Network System 21

Laporan SIWW 2014

BR PAM DKI Jakarta

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jadwal Kegiatan SIWW 1

Tabel 2 Konsumsi Air Harian 8

Tabel 3 Profil Maynilad 11

Tabel 4 Program CAPEX NRW Maynilad 16

Tabel 5 Hasil Program Penurunan NRW Maynilad 20

Tabel 6 Kegiatan WSP 21

Tabel 7 Water Supply Network System PUB 22

Laporan SIWW 2014

BR PAM DKI Jakarta

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Ruang Lingkup WSP 3

Gambar 2 Penyempurnaan Pengendalian WSP 4

Gambar 3 Studi Kasus DMA di Canejan Perancis 5

Gambar 4 Metode Sampling AMR 7

Gambar 5 Kehilangan Air Harian 9

Gambar 6 Grafik Suplai Air, Konsumsi Air, dan Kehilangan Air 10

Gambar 7 Grafik NRW Maynilad 12

Gambar 8 Sejarah Program Penurunan NRW Maynilad 13

Gambar 9 Kondisi Maynilad Tahun 2007 14

Gambar 10 DMA dan Strategi Penurunan NRW Maynilad 15

Gambar 11 Pengendalian Kebocoran Maynilad 17

Gambar 12 Penggantian Pipa Maynilad 18

Gambar 13 Pressure Management Maynilad 19

Laporan SIWW 2014

BR PAM DKI Jakarta 1

I. UMUM

Laporan ini disusun sebagai rangkuman dari kegiatan selama mengikuti Singapore

International Water Week (SIWW) yang dilaksanakan di Marina Bay Sand Convention

Centre mulai tanggal 1 Juni sampai dengan 4 Juni 2014 dan diikuti oleh 2 Anggota Badan

Regulator Pelayanan Air Minum DKI Jakarta yakni :

1. Ir. H. Tano Baya , Anggota Bidang Teknik

2. Drs. H. Dedy Pujasumedi, Anggota Bidang Pelayanan dan Hubungan Masyarakat

Jadwal lengkap seluruh kegiatan yang terdiri dari konferensi, workshop dan expo adalah

sebagai berikut:

Tabel 1 Jadwal Kegiatan SIWW

Laporan SIWW 2014

BR PAM DKI Jakarta 2

Laporan SIWW 2014

BR PAM DKI Jakarta 3

II. MATERI WORKSHOP

2.1 Water Safety Plan

Alexander Von Hildebrand, Pranav Joshi

Water Safety Plan (WSP) mencakup:

Pengamanan Sumber air, dengan meminimumkan kontaminasi pada sumber air,

inventarisasi sumber kontaminan serta langkah-langkah

pengamanan/pencegahan yang diperlukan guna mencegah terjadinya

kontaminasi terhadap sumber air baku.

Pengelolaan Instalasi Pengolahan Air (IPA), Melaksanakan pengolahan air untuk

menurunkan/menghilangkan kontaminan yang ada.

Pengelolaan sistem distribusi dan sambungan pelanggan melalui penyusunan

dan implementasi Standard Operating Procedures dan sistem monitoring dan

pengendaliannya yang mampu untuk mencegah terjadinya kontaminasi terhadap

air yang didistribusikan sampai ke pelanggan.

Gambar 1 Ruang Lingkup WSP

Laporan SIWW 2014

BR PAM DKI Jakarta 4

Penyempurnaan pengendalian Water Safety Plan yang perlu dilaksanakan meliputi:

Pengelolaan sumber air, pengelolaan catchment area dengan melibatkan seluruh

pemangku kepentingan agar terjaga aspek kuantitas serta mencegah terjadinya

pencemaran dan kontaminasi yang menurunkan kualitas air baku.

Penambahan, modifikasi dan penyempurnaan terhadap Standard Operating

Procedures untuk IPA yang baru berdasarkan pengalaman selama

mengoperasikan IPA eksisting.

Pengembangan / penyempurnaan dari rencana operasional pemanatauan

disesuaikan dengan kondisi yang ada.

Gambar 2 Penyempurnaan Pengendalian WSP

Laporan SIWW 2014

BR PAM DKI Jakarta 5

2.2 Deteksi dan Pengamatan Kebocoran dengan

Automatic Meter Reading pada DMA K, Claudio, C Lecerc, Y.L Gat, V. Couallier, J Saracco, Lyonnaise des eaux

Studi kasus dilaksanakan pada District Meter Area (DMA) di Canejan (Perancis), dimana

dibangun DMA yang telah diisolasi dilengkapi dengan meter distrik yang mengukur

debit yang masuk serta difasilitasi dengan Automatic Meter Reading (AMR) yakni meter

air digital yang memungkinkan dilakukan pemantauan data debit/pemakaian air secara

real time di pelanggan.

Gambar 3 Studi Kasus DMA di Canejan Perancis

Laporan SIWW 2014

BR PAM DKI Jakarta 6

Prinsip pengamatan kebocoran yang dilaksanakan adalah dengan membandingkan

antara volume/aliran air yang masuk dan tercatat secara real time di meter distrik dimana

meter air yang digunakan harus meter air digital yang dapat diakuisisi data debit air dan

atau data stan akhir meter air secara real time, dibandingkan dengan konsumsi air di

pelanggan yang dicatat dengan AMR yakni meter air digital yang dapat diakuisisi data

debit air dan atau data stan akhir meter air secara real time sehingga dapat diketahui

perbedaan debit atau volume air pada satuan waktu tertentu dan besaran perbedaan

volume tersebut adalah kebocoran/kehilangan air.

Permasalahan pada penggunaan AMR di pelanggan adalah isban biaya yang tinggi

karena harga AMR yang jauh lebih mahal isbanding dengan meter air mekanis/analog

yang biasa digunakan, sehingga perlu ditetapkan metoda yang memungkinkan

dilakukannya pengamatan berdasarkan sampel yang dapat mewakili karakteristik

konsumsi seluruh pelanggan sehingga dimungkinkan penggunaan AMR secara sampling

dan bukan untuk seluruh pelanggan dengan pertimbangan biaya.

Untuk mendapatkan informasi berkenaan dengan tingkat pelayanan di pelanggan dan

karakteristik distribusi air di pelanggan sebaiknya disertakan pula

pemantauan/pengamatan terhadap tekanan air di pelanggan sehingga didapat

karakteristik distribusi air secara komprehensif sampai tingkat sambungan di pelanggan

meliputi dua hal utama yakni debit air/konsumsi air dan tekanan air.

Laporan SIWW 2014

BR PAM DKI Jakarta 7

Gambar 4 Metode Sampling AMR

Metode penetapan sampling bagi pelanggan yang menggunakan AMR dimulai dengan

terlebih dahulu membagi pelanggan menjadi 11 kategori berdasarkan karakteristik

penggunaan air yang didapat dari pengamatan terhadap data historis konsumsi air

pelanggan pada tahun 2010, dari 11 katagori pelanggan tersebut kemudian atas analisa

dan pertimbangan statistik ditetapkan sampel sejumlah 40% dari jumlah seluruh

pelanggan sehingga rata-rata konsumsi/pemakaian air hasil pengamatan dapat

digunakan bagi seluruh pelanggan.

Laporan SIWW 2014

BR PAM DKI Jakarta 8

Berdasarkan pengamatan terhadap penggunaan air/konsumsi air pelanggan yang dicatat

secara real time melalui AMR, didapat data pemakaian air rata-rata harian sampel

pelanggan yang merupakan pendekatan terhadap pemakaian air rata-rata harian

pelanggan.

Tabel 2 Konsumsi Air Harian

Selanjutnya dari data rata-rata pemakaian air harian pelanggan dapat dihitung konsumsi

harian pelanggan (m3/hari).

Laporan SIWW 2014

BR PAM DKI Jakarta 9

Gambar 5 Kehilangan Air Harian

Dengan melakukan perhitungan antara volume air harian yang tercatat pada meter air

DMA dibandingkan dengan data pemakaian air harian didapat data kehilangan air harian

pada DMA.

Laporan SIWW 2014

BR PAM DKI Jakarta 10

Secara lebih rinci dari data debit aliran suplai air DMA dan data debit aliran konsumsi

pelanggan secara real time dapat digambarkan kehilangan air berdasarkan satuan waktu

dalam kasus ini dilakukan pengamatan secara harian.

Gambar 6 Grafik Suplai Air, Konsumsi Air, dan Kehilangan Air

Dari data besaran volume dan persentase tingkat kehilangan air dapat diketahui apakah

kehilangan air yang terjadi masih memiliki tingkat ekonomis (skala ekonomis) untuk

dilaksanakan penurunannya.

Penggunaan AMR dengan skala besar akan meningkatkan biaya investasi secara

signifikan, di sisi lain tingkat akurasi yang dihasilkan AMR dibandingkan dengan metode

pencatatan meter rutin bulanan tidak terlalu signifikan pengaruhnya terhadap besaran

kehilangan air yang terjadi, hal ini dilakukan di Perancis karena mereka tidak

melaksanakan pencatatan meter secara bulanan tetapi 6 bulanan sehingga diperlukan

metoda ini untuk mengetahui tingkat kehilangan air

Namun penggunaan AMR secara terbatas diperlukan untuk mengetahui karakteristik

pemakaian air pelanggan berdasarkan jenis/kategori konsumsi air pelanggan sehingga

dapat dilaksanakan strategi distribusi yang paling tepat baik dari sudut pelayanan

Laporan SIWW 2014

BR PAM DKI Jakarta 11

khususnya kuantitas dan kontinuitas maupun dari segi pressure management dalam

rangka penurunan tingkat kehilangan air.

2.3 Upaya Penurunan Tingkat Kehilangan Air dan

Pertimbangan Ekonomi Ireneo L Dimaano, Manylad Filipina

Maynilad adalah operator untuk pelayanan air minum dan air buangan untuk bagian

barat Metropolitan Manila.

Tabel 3 Profil Maynilad

Pelayanan air minum dan air buangan di wilayah barat Metropolitan Manila sejak 1997

sampai dengan tahun 2005 diserahkan operasi dan pengelolaannya pada Benpres-Suez.

Pada tahun 2005 kontrak antara Manila Water Supply and Sewerage (MWSS) dan

Benpres-Suez diputus dan pengelolaan kemudian dilaksanakan oleh MWSS sampai tahun

2007. Sejak tahun 2007 MWSS membuat kontrak dengan Maynilad sebagai operator

pelayanan air minum dan air buangan di wilayah barat Metropolitan Manila.

Laporan SIWW 2014

BR PAM DKI Jakarta 12

Gambar 7 Grafik NRW Maynilad

Dari aspek NRW selama periode tahun 1997 sampai dengan tahun 2007 tidak terjadi

penurunan yang signifikan dan tingkat kehilangan air mencapai lebih dari 60%, baru

mulai tahun 2008 terjadi penurunan NRW secara signifikan sampai angka 39% di tahun

2013.

Laporan SIWW 2014

BR PAM DKI Jakarta 13

Selama periode 10 tahun pertama pengelolaan pelayanan air bersih dan air buangan di

bagian barat Manila (tahun 1997-2007) program penurunan NRW tidak mendapat

perhatian secara khusus, kurangnya dukungan dari manajemen, anggaran yang sangat

terbatas serta program penanganan NRW bersifat proyek/sesaat sehingga tidak dapat

menghasilkan penurunan NRW secara signifikan.

Gambar 8 Sejarah Program Penurunan NRW Maynilad

Maynilad mendapatkan kontrak sebagai operator pelayanan air bersih dan air buangan

sejak tahun 2007. Pada tahun tahun 2008 dilaksanakan program penurunan NRW secara

khusus dengan mendapat dukungan penuh dari manajemen sebagai program yang

diprioritaskan serta dirancang sebagai program yang berkelanjutan sehingga dapat

menghasilkan penurunan NRW secara signifikan.

Laporan SIWW 2014

BR PAM DKI Jakarta 14

Permasalahan yang dihadapi Maynilad pada awal tahun penugasannya yakni tahun 2007

adalah sebagai berikut:

1. Target pencapaian rasio penduduk terlayani 100% dalam waktu relatif singkat

dengan keterbatasan tambahan sumber air

2. Untuk melayani 3 juta penduduk yang belum mendapat pelayanan air minum

3. Perlunya peningkatan tingkat pelayanan eksisting baik kuantitas, kualitas dan

kontinuitas

4. Target penurunan tingkat kehilangan air yang tinggi

Adapun kondisi di lapangan untuk kehilangan air teknis terdapat kondisi jaringan pipa

buruk karena usia yang tua dan buruknya operasi dan pemeliharaan, adapun untuk

kehilangan air komersial banyak ditemukan permasalahan meter air, sambungan by pass

illegal connection dan illegal consumption.

Gambar 9 Kondisi Maynilad Tahun 2007

Laporan SIWW 2014

BR PAM DKI Jakarta 15

Langkah-langkah yang dilaksanakan Maynilad :

1. Menetapkan metode penurunan NRW melalui pembangunan DMA, yakni membagi

area teknis melalui area isolasi oleh jaringan pipa dengan besaran jumlah pelanggan

500 – 1000 sambungan yang memungkinkan debit masuk ke tiap DMA terukur

melalui meter distrik dan dapat diketahui kehilangan air melalui pembandingan

antara volume air tercatat di meter distrik dengan konsumsi air yang tercatat di meter

pelanggan, untuk kemudian dilaksanakan pemantauan, pengendalian dan program

penurunan NRW di tiap-tiap DMA.

Gambar 10 DMA dan Strategi Penurunan NRW Maynilad

Laporan SIWW 2014

BR PAM DKI Jakarta 16

2. Merencanakan dan melaksanakan program investasi terpadu dan berkesinambungan

untuk penurunan NRW melalui pembangunan DMA, monitoring dan pengendalian

NRW, perbaikan kebocoran dan rehabilitasi jaringan serta program penurunan

kehilangan air komersial.

Tabel 4 Program CAPEX NRW Maynilad

Laporan SIWW 2014

BR PAM DKI Jakarta 17

3. Pengendalian kebocoran secara aktif melalui tim NRW, bekerja secara

berkesinambungan dan mendapatkan dukungan penuh manajemen

Gambar 11 Pengendalian Kebocoran Maynilad

Laporan SIWW 2014

BR PAM DKI Jakarta 18

4. Program rehabilitasi/penggantian pipa secara selektif dengan memprioritaskan

penggantian jaringan pipa yang memiliki dampak yang signifikan dalam

menurunkan NRW. Jaringan pipa dengan biaya pemeliharaan yang tinggi, dengan

melalui analisa data dan evaluasi kondisi di lapangan serta water audit.

Gambar 12 Penggantian Pipa Maynilad

Laporan SIWW 2014

BR PAM DKI Jakarta 19

5. Pressure Management

Dalam hal telah berhasil diidentifikasinya jaringan pipa penyebab kebocoran dan

telah dilaksanakan program perbaikan kebocoran/rehabilitasi jaringan dan telah

dapat diturunkan NRW, selanjutnya dilaksanakan setting ulang tekanan air di

jaringan distribusi agar tidak terjadi tekanan air berlebihan di area tertentu yang

mengakibatkan terjadi kehilangan air serta untuk memperpanjang umur aset.

Gambar 13 Pressure Management Maynilad

Laporan SIWW 2014

BR PAM DKI Jakarta 20

Sebagai hasil dari program penurunan NRW yang dilaksanakan Maynilad selama 6 tahun

telah menurunkan NRW dari 60% ke 39%, menaikan coverage ratio dari 81% menjadi

96% tanpa tambahan sumber air yang baru serta menambah 430.000 sambungan.

Tabel 5 Hasil Program Penurunan NRW Maynilad

Laporan SIWW 2014

BR PAM DKI Jakarta 21

2.4 Model Water Safety Plan for Water Supply

Network System Public Utility Board Singapore

Water Safety Plan mencakup inventarisasi potensi bahaya yang mungkin timbul

bagi air siap minum, menetapkan metoda pengukuran terhadap item potensi

bahaya termaksud serta menetapkan pemantauan dan pengendalian agar

menjamin air siap minum sampai kepada pelanggan. Kegiatan termaksud

meliputi lokasi sumber air baku, Instalasi Pengolahan Air, reservoir dan distribusi.

Tabel 6 Kegiatan WSP

No Uraian Inventarisasi potensi Methoda Pemantauan dan

Bahaya Pengukuran Pengendalian

1 Sumber air

2 Instalsi Pengolahan Air

3 Reservoir dan Jaringan Distribusi

4 Sambungan Pelanggan

Dapat disimpulkan kegiatan penyelenggaraan penyediaan air yang siap minum,

sehat melibatkan upaya mulai inventarisasi bahaya, pencemaran yang mungkin

timbul, metode pengukuran yang dilaksanakan, upaya-upaya pencegahan

terhadap bahaya, pencemaran serta metode pemantauan dan pengendalian

untuk menjamin terdistribusinya sampai ke pelanggan air siap minum yang sehat,

dengan kata lain monitoring dan pengendalian terhadap air siap minum di

jaringan distribusi dan sambungan pelanggan hanya merupakan bagian dari

Water Safety Plan.

Laporan SIWW 2014

BR PAM DKI Jakarta 22

Tabel 7 Water Supply Network System PUB

No

Hazard Event Cause Risk Control Measure

Operational Monitoring

Control Limits Corrective

Action

Storage at Service Reservoir

1

Masuknya kontaminan ke dalam reservoir

Sabotase Unlikely

Semua reservoir dijaga selama 27 jam seminggu.

Online water quality monitoring, titik kontrol kritis pada sistem transmisi dan semua inlet reservoir.

Parameter tidak melebihi batas regulasi

Prosedur operasi dilakukan untuk segera mengisolasi ketika parameter melebihi batas.

Hazard : Biologi/kimia Moderate

Dilengkapi CCTV, Sistem deteksi intrusi.

Conventional fish monitoring

Pastikan reservoir bersih.

Akses ke reservoir terbatas hanya untuk staff berkepentingan

Online monitoring pH, konduktivitas, sisa khlor pada setiap reservoir dan fish biosensor (pada titik kontrol kritis)

Bukaan tanki tahan terhadap intrusi

Transmission and distribution network

1 Masuknya kontaminan ke jaringan karena faktor eksternal

Faktor eksternal mencakup:

Rare (1 kali dalam 5 tahun)

Jaringan pipa utama berada di bawah tanah.

Program deteksi kebocoran diadopsi untuk memastikan seluruh jaringan terperiksa minimal setahun sekali; program berdasarkan umur/historis kebocoran/sensitivitas jaringan.

Tekanan dalam jaringan dipertahankan pada level positif.

Investigasi pada lokasi pipa bocor dan melakukan langkah perbaikan yang perlu meliputi flushing, disinfeksi, dan sampling

Hazard: Mikroba/biologi, fisika, kimia

kerusakan/kebocoran pipa dan pekerjaan pipa meliputi pemotongan pipa

Moderate (major aesthetic impact)

Memastikan kualtas pipa yang digunakan dan pembuatannya sesuai standar dan persyaratan regulasi yg berlaku

Daily water sampling yang komprehensif pada jaringan meliputi sambungan pelanggan untuk memonitor kualitas air.

Memastikan flushing dan disinfeksi yang sesuai dengan SOP - misal 50 ppm (konsentrasi dosis klorin)

Mengganti / memperbaiki pipa yang tidak berfungsi

Laporan SIWW 2014

BR PAM DKI Jakarta 23

No

Hazard Event Cause Risk Control Measure

Operational Monitoring

Control Limits Corrective

Action

Sabotase Supervisi pekerjaan pipa

Pengamanan sambungan dari sabotase

Sisa klor >0,1 mg/l dan < 5 mg/l

Semua kasus ketidaksesuaian dalam water supply yang dilaporkan selanjutnya diinvestigasi dengan cepat dan tepat. Beberapa kasus meliputi sambungan ilegal, ketidaksesuaian pipa, dll.

Sambungan darurat ke pipa non potable water

Jaringan dioperasikan hanya oleh staff yang berkepentingan

Sampling sebelum commisioning dimana kontaminasi diduga.

Ambil langkah keras terhadap pihak ketiga yang merusak pipa / melakukan sambungan ilegal.

illegal connection

Melakukan penggantian pipa lama

Colony counts < 500 cfu/ml

SOP flushing dan sterilisasi pipa sesudah perbaikan.

E.coli < 1 cfu/100 ml

Tindakan perlu dilakukan untuk menyampaikan apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh kontraktor ketiga bekerja di sekitar pipa untuk mencegah kerusakan.

Turbidity < 1 NTU

Memerlukan developer/kontraktor untuk memberikan good practice kepada PUB sebelum bekerja di sekitar pipa utama.

Mewaspadai developer/kontraktor yang bekerja di dekat pipa utama untuk berhati-hati agar tidak terjadi kerusakan pipa dan

Laporan SIWW 2014

BR PAM DKI Jakarta 24

No

Hazard Event Cause Risk Control Measure

Operational Monitoring

Control Limits Corrective

Action

Memberikan sanksi tegas kepada kontraktor yang merusak pipa

Customer's Water Reticulation System

1 Kontaminasi air di dalam pipa dinas atau sistem retikulasi pelanggan karena adanya backflow

Desain sistem retikulasi tidak sesuai standar regulasi

Unlikely/Minor

Memastikan pekerjaan pelayanan air dilakukan oleh yang berkompeten

Pihak memberitahukan kepada perusahaan apabila ada pekerjaan pipa

Parameter tidak melewati standar pipa air minum

Prosedur operasional untuk menghentikan pemakaian air terkontaminasi

Pihak memastikan sistem retikulasi terpasang sesuai standar desain

Dilakukan spot check

Sistem retikulasi tidak sesuai dengan regulasi

Peraturan yntuk sistem pengganti dikeluarkan

Pihak memastikan sistem retikulasi sudah sesuai sebelum dijalankan

Memastikan persyaratan yang berlaku sudah update

Skema retilkulasi untuk pengembangan atau renovasi dilaporkan dan diperiksa apakan sesuai standar

2

Intrusi kontaminan pada low & high level tank Kerusakan

pada penutup tanki atau dinding tanki

Unlikely/Minor

Persyaratan mendasar kepada manajemen gedung, plumbing, sertifikasi tanki

Inspeksi dan sertifikasi water tank mencakup water sampling minimal setahun sekali Sisa khlor > 0,1 ppm

Sampling air untuk mengetahui kualitas air dan sumber kontaminasi

Laporan SIWW 2014

BR PAM DKI Jakarta 25

No

Hazard Event Cause Risk Control Measure

Operational Monitoring

Control Limits Corrective

Action

Maintenance yang tidak sesuai

Desain water tank yang sesuai, tertutup, bebas nyamuk, kotoran hewan

Random water sampling pada customer tap dan tanki

Total colony count < 500 cfu/ml

Investigasi sumber kontaminasi dan melakukan langkah perbaikan dengan mengisolasi tanki dan melakukan cleaning dan disinfeksi jika diperlukan

Peraturan untuk manajemen gedung dalam maintenance tanki

Inspeksi semua tanki

E. coli count < 1 cfu/100ml

Jika total colony count > 500 cfu/ml maka lakukan permbersihan dan disinfeksi tanki

Peraturan untuk keamanan tanki dan adanya pinalti apabila terjadi kerusakan

tidak ada sedimen/solid selama inspeksi

Jika E.coli count > 1 cfu/100ml maka lakukan permbersihan dan disinfeksi tanki

On-going inpection programme untuk mengecek semua tanki mencakup pemberian sansi, penuntutan apabila ada ketidaksesuaian

Pengetesan sampel air pada tanki yang tercemar sampai kualitas air sesuai standar

Regular briefing and seminar untuk pemilik gedung tentang maintenance dan keamanan yang sesuai untuk tanki

Peningkatan keamanan tanki yang lebih ketat

Badan Regulator Pelayanan Air Minum DKI Jakarta

Jl. Pejompongan No. 57 Jakarta Pusat

Telp. 021-5709732 / 5704264

Fax. 021 – 5709723

www.brpamdki.org

brpamdki

brpamdki