2
STIMULAN SISTEM SYARAF PUSAT DAN ANTIEPILEPTIKA I. Tujuan 1. Mahasiswa mengerti dan memahami manifestasi stimulasi system syaraf pusat secara berlebih-lebihan pada mahluk hidup(tikus) 2. Mahasiswa memperoleh gambaran bagaimana menifestasi stimulasi berlebih-lebihan ini daat diatasi dan konsep farmakodinamik yang melandasinya 3. Mahasiswa sanggup mendiagnosa sebab kematian hewan percobaan II. Dasar Teori Sifat pokok makhluk hidup adalah dapat terangsang (keterangsangan), yaitu kemampuan sel-sel tertentu untuk bereaksi terhadap suatu rangsang fisika atau kimia dengan suatu reaksi spesifik yaitu eksitasi. Disamping sel saraf, terdapat pengkhusussan sel reseptor dan sel otot. Rangsang dihantarkan ke sel-sel lain melalui neurit (misalnya dari perifer ke sistem saraf pusat dan sebaliknya). Pada dendrit tempat berakhirnya sebagian serabut saraf neuron lain, terjadi pengalihan rangsang. Dalam keadaan istirahat, antara lain bagian dalam suatu serabut saraf dan ruang ekstrasel terdapat perbedaan potensial, potensial (istirahat) membran, dari -60 sampai -100mV. Potensial membran dapat dibuktikan, jika suatu mikroelektrode ditusukkan ke dalam suatu sel saraf melalui membran dan diukur tegangan terhadap elektrode yang diletakkan di luar. Penyebab sifat kenegatifan dari bagian dalam sel terhadap sekitarnya adalah perbedaan distribusi ion-ion dalam kedua ruangan.

Laporan Ssp n Anti Epileptika

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan

Citation preview

STIMULAN SISTEM SYARAF PUSAT DAN ANTIEPILEPTIKAI. Tujuan

1. Mahasiswa mengerti dan memahami manifestasi stimulasi system syaraf pusat secara berlebih-lebihan pada mahluk hidup(tikus)

2. Mahasiswa memperoleh gambaran bagaimana menifestasi stimulasi berlebih-lebihan ini daat diatasi dan konsep farmakodinamik yang melandasinya

3. Mahasiswa sanggup mendiagnosa sebab kematian hewan percobaanII. Dasar Teori

Sifat pokok makhluk hidup adalah dapat terangsang (keterangsangan), yaitu kemampuan sel-sel tertentu untuk bereaksi terhadap suatu rangsang fisika atau kimia dengan suatu reaksi spesifik yaitu eksitasi. Disamping sel saraf, terdapat pengkhusussan sel reseptor dan sel otot. Rangsang dihantarkan ke sel-sel lain melalui neurit (misalnya dari perifer ke sistem saraf pusat dan sebaliknya). Pada dendrit tempat berakhirnya sebagian serabut saraf neuron lain, terjadi pengalihan rangsang. Dalam keadaan istirahat, antara lain bagian dalam suatu serabut saraf dan ruang ekstrasel terdapat perbedaan potensial, potensial (istirahat) membran, dari -60 sampai -100mV. Potensial membran dapat dibuktikan, jika suatu mikroelektrode ditusukkan ke dalam suatu sel saraf melalui membran dan diukur tegangan terhadap elektrode yang diletakkan di luar. Penyebab sifat kenegatifan dari bagian dalam sel terhadap sekitarnya adalah perbedaan distribusi ion-ion dalam kedua ruangan. Dengan rangsang kimia atau fisika dapat terjadi perubahan potensial membran. Jika potensial membran menurun dalam jumlah tertentu akibat rangsang demikian (terdepolarisasi) dan dengan demikian melewati nilai ambang tertentu (potensial ambang), maka potensial membran mendadak menurun dalam waktu yang sangat singkat. Bahkan untuk sementara bagian dalam saraf positif terhadap bagian luar dari membran. Akhirnya potensial membran lama dibentuk kembali (repolarisasi). Proses depolarisasi dan repolarisasi ini yang dapat diikuti sebagai perubahan potensial dalam waktu yang sangat singkat disebut potensial aksi. Dalam neuron, energi dialihkan dengan penghantaran saraf yang melibatkan proses elektrik murni. Proses hantaran sinaptik melibatkan pengalihan energi dari ujung cabang akson pada neuron yang satu ke neuron yang lain yang tidak saling berhubungan penghantaran impuls saraf melalui sambungan sinaptik adalah suatu proses kimia. Perubahan aktivitas listrik disebabkan oleh perubahan permeabilitas membran sel pascasinaptik, dan ini disebabkan pula oleh pelepasan transmiter. Bila zat transmiter bereaksi dengan reseptor pascasinaptik, zat itu dapat menimbulkan