Laporan Ta Okke Sangerrrr-sisp

Embed Size (px)

Citation preview

LAPORAN TUGAS AKHIR

PENGEMBANGAN WISATA PESISIR DI PANTAI PANANUALENG KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE

OKKE MOCHAMAD MAULANASYAH J3B208102

PROGRAM KEAHLIAN EKOWISATA PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011i

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan Tugas Akhir yang berjudul Pengembangan Wisata Pesisir di Pantai Pananualeng Kabupaten Kepulauan Sangihe Sulawesi Utara adalah benar benar karya saya sendiri dengan bimbingan komisi pembimbing dan belum pernah dipergunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir laporan ini.

Bogor, Juni 2011

Okke Mochamad Maulanasyah NIM. J3B208102

ii

Abstarct

Pantai Pananualeng is most favorite tourism destination in Sangihe Island. Pananualeng beach has many potential resources to be developed become coastal tourism activities such as natural resources, facility of tourism, community of people, social culture and the object. It located on the district of Middle Tabukan in Tariang Baru Village. The most popular object in Pananualeng beach is white sand, the beautiful view of nature around it and many kind of plant dan animal such as pergam laut (Ducula bicolor) and coconut trees park. The developed of coastal tourism is an activity to make a better tourism destination based from natural potential resources and using local people to develop their neighborhood.

Key words: Pananualeng beach, coastal tourism, tourism object, tourism developing

Abstrak

Okke Mochamad Maulanasyah. J3B208102. 2011. Pengembangan Wisata Pesisir di Pantai Pananualeng Kabupaten Kepulauan Sangihe. Dibawah bimbingan Syarif Indra Surya Purnama, S.Hut, M.Si Pantai Pananualeng merupakan daerah tujuan wisata unggulan di Kabupaten Kepulauan Sangihe. Pantai ini memiliki berbagai potensi sumberdaya wisata yang dapat dikembangkan menjadi obyek wisata pesisir unggulan. Pantai Pananualeng terletak di Kecamatan Tabukan Tengah, tepatnya di Desa Tariang Baru. Kegiatan Tugas akhir di pantai ini dilaksanakan pada bulan Februari 2011 hingga Mei 2011. Metode yang digunakan untuk pengambilan data yaitu observasi lapang dan kuesioner. Potensi yang dimiliki Pantai Pananualeng antara lain ekologi, fasilitas wisata, masyarakat, sosial budaya dan daya tarik wisata. Obyek wisata Pantai Pananualeng dikelola oleh pemerintah kampung yang bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Sumberdaya wisata yang dimiliki pantai ini merupakan modal utama bagi pengembangan wisata pesisir di Pantai Pananualeng, juga didukung oleh peran serta masyarakat dalam pengembangannya. Kegiatan pengembangan yang dilakukan berupa pengembangan program wisata dan perancangan desain promosi Pantai Pananualeng.

Kata kunci: Pantai Pananualeng, wisata pesisir, obyek wisata, pengembangan wisata

3

RINGKASAN

OKKE MOCHAMAD MAULANASYAH. Pengembangan Wisata Pesisir di Pantai Pananualeng Kabupaten Kepulauan Sangihe. SYARIF INDRA SURYA PURNAMA, S.Hut, M.Si

Kecamatan Tabukan Tengah terletak di Kabupaten Kepulauan Sangihe tepatnya di Kecamatan Tabukan Tengah Desa Tariang Baru. Kecamatan ini memiliki dua potensi wisata pesisir yaitu Pantai Pananualeng dan Pantai Sapaeng. Pantai Pananualeng merupakan salah satu daerah tujuan wisata unggulan di kecamatan ini. Potensi wisata yang dimiliki pantai ini antara lain keindahan hamparan pantai pasir putih, kejernihan air, flora-fauna yang berada disekitar pantai, serta budaya masyarakat sekitar yang menarik untuk diketahui. Tujuan dilaksanakannya Tugas Akhir di Pantai Pananualeng yaitu mengidentifikasi potensi sumberdaya wisata pesisir di Pantai Pananualeng, mengetahui jenis dan kondisi fasilitas yang terdapat di Pantai Pananualeng, mengetahui karakteristik dan keinginan pengunjung terhadap atraksi wisata dan fasilitas yang terdapat di Pantai Pananualeng dan merancang pengembangan wisata pesisir di Pantai Pananualeng. Kegiatan Tugas Akhir dilaksanakan selama 45 hari efektif dimulai pada bulan Februari 2011 hingga Mei 2011. Teknik pengambilan data yang dilakukan yaitu dengan studi literatur, kuesioner dan pengamatan lapang. Pengambilan data kuesioner disebarkan kepada empat sumber yaitu pengunjung, masyarakat, pengelola dan assesor. Kuesioner tersebut dibuat menggunakan pola Close ended dengan teknik penyebaran random sampling. Sumberdaya wisata di Pantai Pananualeng dibagi kedalam beberapa aspek antara lain ekologi, fasilitas, masyarakat, sosial budaya dan obyek. Potensi sumberdaya ekologi dibagi menjadi potensi biotik dan abiotik. Pantai Pananualeng memiliki keanekaragaman potensi biotik yang menarik, flora dan fauna disekitar pantai menjadikan daya tarik wisata tersendiri bagi pengunjung. Potensi abiotik yang dimiliki pantai ini adalah pemandangan alam, bentuk pantai dan hamparan pasir putih disepanjang pantai. Kondisi fasilitas wisata di Pantai Pananualeng perlu perhatian yang lebih, karena fasilitas-fasilitas tersebut sudah mengalami kerusakan dan jumlah fasilitas pun kurang memadai. Masyarakat sekitar Pantai Pananualeng dapat dimanfaatkan sebagai potensi atau daya tarik wisata. Potensi masyarakat yang dapat digunakan sebagai daya tarik atau atraksi wisata antara lain kesenian masyarakat sekitar, cara hidup masyarakat sekitar, kepercayaan-kepercayaan yang dianut, serta adat istiadat masyarakat. Kehidupan sosial budaya masyarakat Desa Tariang Baru pun cukup menarik untuk dijadikan daya tarik, karena kehidupan masyarakat sekitar belum banyak terpengaruh kehidupan modern serta hubungan masyarakat dengan budaya yang masih kental. Potensi wisata berupa obyek dibagi kedalam dua bagian yaitu obyek biofisik dan obyek sosial budaya. Obyek biofisik yang terdapat di kawasan ini yaitu keindahan Pantai Pananualeng dengan berbagai flora dan fauna yang hidup disekitarnya serta hamparan pasir putih sepanjang 500 meter. Obyek sosial budaya yang terdapat di Pantai Pananualeng yaitu pohon bambu kuning yang memiliki nilai mitos atau dikeramatkan oleh masyarakat sekitar, kesenian tari ampat wayer, kesenian vokal massamper, kesenian tari gunde dan kesenian tari upase.4

Penilaian terhadap kelayakan potensi sumberdaya wisata di Pantai Pananualeng dilakukan pada beberapa obyek yaitu Pantai Pananualeng, panorama alam, burung pergam laut (Ducula bicolor) dan bintang laut (Asteroidea sp). Potensi sumberdaya wisata tersebut dinilai berdasarkan Skala Likert menurut Avenzora 2008. Penilaian terhadap keempat obyek tersebut dilakukan oleh seorang assesor atau orang yang dianggap ahli dalam obyek yang dinilai. Hasil penilaian potensi sumberdaya wisata selanjutnya akan dijadikan acuan dalam kegiatan pengembangan wisata pesisir di Pantai Pananualeng. Kegiatan pengelolaan obyek wisata Pantai Pananualeng dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang bekerja sama dengan Pemerintah Kampung sebagai pengelola langsung di lapangan. Kegiatan pengelolaan yang dilakukan antara lain pengelolaan retribusi, pengelolaan obyek, pengelolaan fasilitas wisata dan pengelolaan keselamatan dan keamanan. Pada dasarnya, pengelola obyek baik itu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata maupun Pemerintah Kampung setuju dengan pengembangan wisata pesisir di Pantai Pananualeng, hal ini dikarenakan kegiatan pengembangan tersebut akan memberikan dampak positif baik terhadap masyarakat sekitar maupun pengelola obyek wisata. Pengunjung yang datang ke Pantai Panaualeng sebagian besar datang untuk rekreasi dan berwisata. Pengunjung yang datang sebanding antara pengunjung laki-laki dan perempuan dengan jumlah yang sama dan dengan kelompok umur dewasa yaitu 18 tahun keatas. Penilaian terhadap persepsi pengunjung meliputi kepuasan terhadap fasilitas, keinginan terhadap fasilitas, keinginan terhadap bentuk fasilitas, penilaian terhadap obyek dan atraksi wisata, penilaian obyek berdasarkan kelangkaan dan keunikan. Masyarakat Desa Tariang Baru didominasi oleh laki-laki dengan tingkat usia dewasa yaitu 18 tahun keatas. Pekerjaan masyarakat sebagian besar sebagai pegawai swasta, petani dan nelayan. Persepsi dan kesiapan masyarakat terhadap rencana pengembangan wisata pesisir pada dasarnya setuju dan siap mendukung kegiatan pengembangan tersebut. Hasil kuesioner tersebut dapat dijadikan acuan dalam perancangan atau penyusunan program wisata yang akan dibuat. Kegiatan pengembangan wisata pesisir di Pantai Pananualeng salah satunya dilakukan dengan pengembangan program wisata dan perancangan media promosi berupa booklet. Program wisata yang dirancang adalah program wisata edukasi dan program wisata keluarga. Booklet tersebut menggambarkan mengenai obyek atau atraksi wisata yang terdapat di Pantai Pananualeng serta program wisata yang dirancang. Kesimpulan pembahasan laporan Tugas Akhir sumberdaya wisata pesisir di Pantai Pananualeng dibagi kedalam lima aspek yaiitu ekologi, fasilitas wisata, masyarakat, sosial budaya dan obyek. Hasil data kuesioner pengunjung, pengelola dan masyarakat pada hakekatnya setuju dengan kegiatan pengembangan wisata pesisir di Pantai Pananualeng, bahkan masyarakat sekitar siap untuk berperan aktif maupun pasif dalam mendukung pengembangan wisata tersebut. Pengembangan wisata pesisir di Pantai Pananualeng salah satunya dilakukan dengan pengembangan program wisata. Program wisata yang dirancang adalah program wisata edukasi dan program wisata keluarga. Pengembangan wisata pesisir pun menghasilkan suatu desain promosi berupa booklet. Saran terkait kegiatan pengembangan wisata pesisir di Pantai Pananualeng yaitu peningkatan pengelolaan fasilitas wisata, dilakukannya suatu kerjasama dengan pihak luar baik pemerintah pusat maupun swasta dan peningkatan kualitas SDM. Masyarakat sekitar kawasan pantai diharapkan turut mendukung kegiatan pengembangan wisata pesisir di Pantai Pananualeng dan terlibat dalam kegiatan pengelolaan obyek tersebut.5

PENGEMBANGAN WISATA PESISIR DI PANTAI PANANUALENG KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE

OKKE MOCHAMAD MAULANASYAH J3B208102Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat kelulusan pada Program Keahlian Ekowisata

PROGRAM KEAHLIAN EKOWISATA PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 20116

Menyetujui, Dosen Penguji Tugas Akhir

Eva Rachmawati, S.Hut, M.Si

7

Judul

: Pengembangan Wisata Pesisir di Pantai Pananualeng Kabupaten Kepulauan Sangihe

Nama NIM Program Keahlian

: Okke Mochamad Maulanasyah : J3B208102 : Ekowisata

Menyetujui: Dosen Pembimbing,

Helianthi Dewi, S.Hut, M.Si NIK. 2009.10.00141

Syarif Indra Surya Purnama, S.Hut, M.Si

Mengetahui: Program Diploma IPB Direktur, Program Keahlian Ekowisata Koordinator,

Prof. Dr. Ir. M. Zairin Junior, M.Sc NIP. 19590218 198601 1 001

Helianthi Dewi, S.Hut, M.Si NIP. 2009.10.00141

Tanggal lulus:

8

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat, rahmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir (TA) ini yang berjudul Pengembangan Wisata Pesisir di Pantai Pananualeng Kabupaten Kepulauan Sangihe. Laporan TA merupakan salah satu kewajiban akademik yang harus dipenuhi dan merupakan syarat kelulusan bagi mahasiswa tingkat akhir Program Keahlian Ekowisata, Direktorat Program Diploma, Institut Pertanian Bogor (IPB). Tugas Akhir merupakan salah satu rangkaian studi yang diselenggarakan oleh Program Keahlian Ekowisata yang dilakukan selama 45 hari efektif. Kegiatan Tugas Akhir ini membuat mahasiswa berusaha menggali potensi-potensi yang terdapat di Pantai Pananualeng untuk melakukan pengembangan wisata pesisir. Semoga hasil laporan Tugas Akhir ini dijadikan sebagai acuan dan pertimbangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan, sehingga kedepannya Pantai Pananualeng dapat menjadi daerah tujuan wisata unggulan. Penulis berharap agar laporan TA dapat dijadikan sebagai bahan acuan dan pertimbangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang mengarah ke arah positif demi penyempurnaan laporan ini sehingga dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Bogor, Mei 2011

Penulis

9

UCAPAN TERIMA KASIH

Rasa syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini dengan baik. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. 2. Kedua orang tua penulis yang senantiasa memberikan dukungan dan doa. Bapak Syarif Indra Surya Purnama, S.Hut, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan secara jelas serta nasihat selama penyusunan laporan Tugas Akhir. Bapak Janis Matantu, selaku Opo lao Desa Tariang Baru yang telah memfasilitasi penulis selama berada di lokasi Tugas Akhir. Bapak Drs. Irklis N. Sombonaung selaku mantan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabuapaten Kepulauan Sangihe yang telah menyambut penulis dengan ramah. Ibu Dra. Velma Maheso selaku Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabuapaten Kepulauan Sangihe yang telah membantu penulis dalam pemberian data atau informasi. Bapak J. Ch. O. Paransi, SH, MH yang telah membantu penulis dalam pembuatan suratsurat perjalanan serta dalam pemberian data dan informasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kepulauan Sangihe yang telah memberikan bantuan berupa sarana penelitian serta pemberian data dan informasi. Bapak Alfonsius Lumondo, S.Pi, MM.Par, selaku Pembimbing di Tugas Akhir di lapangan yang telah banyak membantu dalam mengarahkan dalam pencarian data di lokasi tempat penelitian. Bapak Arthur A. Samalam, A.md selaku staff Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kepulauan Sangihe yang telah mendampingi dalam pengambilan data di lapangan. Bapak Ferdy Masuneneng, A.md selaku staff Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kepulauan Sangihe yang telah mendampingi penulis dalam perjalanan ke lapangan. Ferry Ferdiansyah, Firman Hudya Erawan dan Indra Budi Pratama sebagai rekan satu lokasi yang banyak memberikan bantuan serta ide dan gagasan dalam pencarian data dan penyusunan laporan Tugas Akhir. Herman Dalope yang telah memperkenalkan Kabupaten Kepulauan Sangihe pada penulis. Aris J. Takaendengan dan keluarga yang telah menyambut baik penulis dan pengalamanpengalaman yang telah diberikan. Tim ADRA Sangihe yang telah menyambut baik penulis selama di lapangan. Ibu Salma Hassan selaku warga Kelurahan Tidore yang telah mengijinkan penulis untuk mendiami tempat tinggal-nya. Seluruh masyarakat Kelurahan Tidore yang telah menyambut penulis dengan ramah. Arsyad selaku juru kunci Pulau Tinakareng yang telah menyambut penulis dengan baik dan setia menemani penulis mengunjungi beberapa lokasi pengamatan. Seluruh staff Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kepulauan Sangihe yang telah mengadakan acara perpisahan menjelang kepulangan penulis. Kakak-kakak dari penulis yang telah memberikan dukungan dan perhatian. Saudara-saudara seperjuangan Program Keahlian Ekowisata yang telah bersama-sama berjuang dan memberikan gagasan, ide, saran, serta kritikan sehingga semakin mempererat tali kekeluargaan.10

3. 4.

5. 6. 7. 8.

9.

10. 11.

12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.

21. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan mulai dari tenaga, pikiran hingga penyusunan laporan Tugas Akhir. Tanpa bantuan dari berbagai pihak, sulit bagi penulis untuk dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir dan menyajikan laporannya dihadapan pembaca. Laporan Kegiatan Tugas Akhir disusun sebagai ungkapan terima kasih penulis kepada semua pihak. Semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengembangan pariwisata khususnya bidang ekowisata. Ucapan Terima kasih sebanyak-banyaknya ditujukan kepada kedua orang tua dan kakak yang dengan sabar memberikan dukungan berupa materi, moril, dan doa dari awal kegiatan Tugas Akhir hingga penyusunan laporan. Laporan Kegiatan Tugas Akhir juga didedikasikan untuk orang-orang yang begitu penulis cintai.

11

RIWAYAT HIDUP

Okke Mochamad Maulanasyah lahir pada tanggal 12 Oktober 1989 di Bogor. Penulis adalah anak ketiga dari tiga bersaudara. Penulis adalah putra dari pasangan Yusar Iskandar dan Etty Kurniaty. Penulis mengawali pendidikan dasar di SD Pertiwi pada Tahun 1995. Pada Tahun 2001 penulis melanjutkan pendidikannya di SLTP Negeri 2 Bogor. Penulis melanjutkan pendidikannya di SMU Kosgoro Bogor dan menamatkan pendidikannya pada tahun 2007 dan pada tahun 2008 penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur reguler pada Program Keahlian Ekowisata, Direktorat Program Diploma Institut Pertanian Bogor. Selama masa perkuliahan, penulis telah melaksanakan berbagai kegiatan praktek lapangan yaitu Praktek Umum (PU) pada Tahun 2010 di Kawasan Wisata Cibodas Bogor, penulis juga telah melaksanakan Praktek Pengelolaan (PP) pada Tahun 2010 di Kebun Percontohan Tanaman Obat Taman Sringanis. Selain itu, penulis juga telah melaksanakan Praktek Kerja Lapang (PKL) di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kepulauan Sangihe. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Keahlian Ekowisata Direktorat Program Diploma Institut Pertanian Bogor penulis melaksanakan Praktek Tugas Akhir dengan judul Pengembangan Wisata Pesisir di Pantai Pananualeng Kabupaten Kepulauan Sangihe dibawah bimbingan Syarif Indra Surya Purnama, S.Hut, M.Si .

Bogor, Juni 2011

Penulis

12

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ..................................................................................................................... iv DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................. v DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................................vii I. PENDAHULUAN .................................................................................................................. 1 A. Latar Belakang.................................................................................................................. 1 B. Tujuan ............................................................................................................................... 2 C. Manfaat ............................................................................................................................. 2 D. Sasaran .............................................................................................................................. 2 E. Kerangka Pemikiran ......................................................................................................... 2 II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................ 5 A. Ekowisata ......................................................................................................................... 5 B. Pariwisata ......................................................................................................................... 7 C. Pantai ................................................................................................................................ 7 D. Wisata ............................................................................................................................... 8 E. Pesisir dan Wisata Pesisir ................................................................................................. 8 F. Wisatawan ........................................................................................................................ 8 G. Fasilitas ............................................................................................................................. 9 H. Peta ................................................................................................................................. 10 I. Pengembangan ................................................................................................................ 10 J. Kegiatan tentatif di Pantai Pananualeng ......................................................................... 10 III. KONDISI UMUM ............................................................................................................. 11 A. Letak dan Luas kawasan ................................................................................................. 11 B. Kondisi Fisik Kawasan ................................................................................................... 12 C. Topografi ........................................................................................................................ 12 D. Bentang Lahan ................................................................................................................ 12 E. Iklim dan Suhu ............................................................................................................... 12 F. Kondisi Tanah ................................................................................................................ 13 G. Kondisi Biologi Kawasan ............................................................................................... 13 G.1 Keanekaragaman Flora .............................................................................................. 13 G.2 Keanekaragaman Fauna ............................................................................................. 14 H. Masyarakat ..................................................................................................................... 14 H.1 Potensi Sosial Ekonomi Masyarakat .......................................................................... 14i

H.2 Kondisi Sosial Budaya Masyarakat ........................................................................... 15 I. Obyek dan Daya Tarik Wisata ....................................................................................... 16 J. Fasilitas Wisata............................................................................................................... 16 K. Aksesibilitas ................................................................................................................... 16 IV. METODE PELAKSANAAN TUGAS AKHIR ................................................................ 18 A. Lokasi dan Waktu ........................................................................................................... 18 B. Alat dan Bahan ................................................................................................................ 18 B.1 Alat ............................................................................................................................. 18 B.2 Bahan.......................................................................................................................... 19 C. Tahapan Kegiatan ........................................................................................................... 19 D. Metode Pengumpulan Data ............................................................................................ 21 E. Data yang dikumpulkan .................................................................................................. 22 F. Pengumpulan Data.......................................................................................................... 23 F.1 Studi Literatur ............................................................................................................. 23 F.2 Pengamatan Lapang .................................................................................................... 24 F.3 Kuesioner .................................................................................................................... 25 G. Analisis ........................................................................................................................... 27 H. Sintesis............................................................................................................................ 27 V. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................................... 28 A. Potensi Sumberdaya Wisata Pesisir................................................................................ 28 A.1 Ekologi ....................................................................................................................... 28 A.2 Fasilitas ...................................................................................................................... 31 A.3 Masyarakat ................................................................................................................. 37 A.4 Sosial Budaya............................................................................................................. 38 A.5 Obyek ......................................................................................................................... 41 A.6 Penilaian Kelayakan Potensi Sumberdaya Wisata (Assesor) .................................... 45 B. Pengelola ........................................................................................................................ 49 B.1 Pola Pengelolaan Wisata Pesisir ................................................................................ 49 B.2 Persepsi ...................................................................................................................... 51 C. Karakteristik, Motivasi dan Persepsi Pengunjung .......................................................... 52 C.1 Karakteristik ............................................................................................................... 52 C.2 Motivasi...................................................................................................................... 57 C.3 Persepsi ...................................................................................................................... 59 D. Karakteristik, Persepsi dan Kesiapan Masyarakat Terhadap Pengembangan Wisata Pesisir ............................................................................................................................. 65ii

D.1 Karakteristik ............................................................................................................... 65 D.2 Persepsi ...................................................................................................................... 69 D.3 Kesiapan Masyarakat ................................................................................................. 72 E. Pengembangan Wisata Pesisir ........................................................................................ 74 E.1 Program Wisata Edukasi ............................................................................................ 74 E.2 Program Wisata Keluarga .......................................................................................... 75 F. Perancangan Desain Promosi ......................................................................................... 76 VI. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................................... 78 A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 78 B. Saran ............................................................................................................................... 80 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 82 LAMPIRAN ............................................................................................................................. 83

iii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kegiatan Tentatif ....................................................................................................... 10 Tabel 2. Data Tugas Akhir di Pantai Pananualeng .................................................................. 26 Tabel 3. Penilaian Kelayakan Potensi Sumberdaya Wisata..................................................... 45

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Tugas Akhir............................................................................ 4 Gambar 2. Peta Lokasi Tugas Akhir ........................................................................................ 11 Gambar 3. Mawar (Rosa sp) .................................................................................................... 13 Gambar 4. Pergam Laut (Ducula bicolor) ............................................................................... 14 Gambar 5. Perkebunan Masyarakat ......................................................................................... 15 Gambar 6. Tari Gunde ............................................................................................................. 15 Gambar 7. Aksesibilitas menuju Kabupaten Kep. Sangihe. a) Bandara Naha; b) Pelabuhan Tahuna.................................................................................................................... 17 Gambar 8. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan .............................................................................. 20 Gambar 9. Tanaman Hias, (a) Bunga Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis); .................... 28 Gambar 10. Pohon Kelapa di Pantai Pananualeng................................................................... 29 Gambar 11. Burung di sekitar Pantai Pananualeng. ................................................................ 29 Gambar 12. Keanekaragaman Fauna Pantai Pananualeng. ...................................................... 30 Gambar 13. Pantai Pananualeng .............................................................................................. 30 Gambar 14. Panggung Kesenian .............................................................................................. 31 Gambar 15. Fasilitas Shelter Pantai Pananualeng.................................................................... 32 Gambar 16. Pos Jaga / Keamanan Pantai Pananualeng ........................................................... 32 Gambar 17. Papan Peringatan di Pantai Pananualeng ............................................................. 33 Gambar 18. Fasilitas Tempat Duduk di Pantai Pananualeng. .................................................. 34 Gambar 19. Fasilitas Kamar Mandi di Pantai Pananualeng .................................................... 34 Gambar 20. Fasilitas Ruang Ganti di Pantai Pananualeng ...................................................... 35 Gambar 21. Jalan Setapak di Pantai Pananualeng ................................................................... 36 Gambar 22. Pancuran Air di Pantai Pananualeng .................................................................... 36 Gambar 23. Gerbang Masuk Pantai Pananualeng.................................................................... 37 Gambar 24. Senjata Khas Sangihe ........................................................................................... 40 Gambar 25. Mata Pencaharian Masyarakat. (a) Menangkap Ikan Menggunakan Jubi, (b) Lokasi Pembudidayaan Rumput Laut .................................................................. 41 Gambar 26. Keindahan Pantai Pananualeng ............................................................................ 42 Gambar 27. Pohon Bambu Keramat ........................................................................................ 43 Gambar 28. Kesenian Tari Massamper .................................................................................... 44 Gambar 29. Tari Gunde ........................................................................................................... 44 Gambar 30. Kesenian Tari Upase ............................................................................................ 45 Gambar 31. Grafik Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin................................................. 53v

Gambar 32. Grafik Karakteristik Berdasarkan Status Pernikahan ........................................... 53 Gambar 33. Grafik Karakteristik Berdasarkan Tingkat Usia ................................................... 54 Gambar 34. Grafik Karakteristik Berdasarkan Tingkat Pendidikan ........................................ 54 Gambar 35. Grafik Karakteristik Berdasarkan Asal Daerah ................................................... 55 Gambar 36. Grafik Karakteristik Berdasarkan Jenis Pekerjaan ............................................... 56 Gambar 37. Grafik Karakteristik Berdasarkan Pendapatan ..................................................... 56 Gambar 38. Grafik Karakteristik Berdasarkan Jenis Kunjungan ............................................. 57 Gambar 39. Grafik Motivasi Kunjungan Pengunjung ............................................................. 58 Gambar 40. Grafik Sumber Informasi Pantai Pananualeng ..................................................... 59 Gambar 41. Grafik Persepsi Pengunjung Berdasarkan Kepuasan Terhadap Fasilitas Wisata 60 Gambar 42. Grafik Keinginan Pengunjung Terhadap Fasilitas Wisata ................................... 61 Gambar 43. Grafik Keinginan Pengunjung Terhadap Bentuk Fasilitas Wisata ...................... 62 Gambar 44. Grafik Penilaian Pengunjung Terhadap Obyek dan Atraksi Wisata .................... 63 Gambar 45. Grafik Keunikan Potensi Wisata .......................................................................... 64 Gambar 46. Grafik Kelangkaan Potensi Obyek Wisata........................................................... 65 Gambar 47. Grafik Karakteristik Berdasarakan Jenis Kelamin ............................................... 66 Gambar 48. Grafik Karakteristik Berdasarakan Status Pernikahan ......................................... 66 Gambar 49. Grafik Karakteristik Berdasarakan Tingkat Usia ................................................. 67 Gambar 50. Grafik Karakteristik Berdasarakan Tingkat Pendidikan ...................................... 67 Gambar 51. Grafik Karakteristik Berdasarakan Asal Daerah .................................................. 68 Gambar 52. Grafik Karakteristik Berdasarakan Jenis Pekerjaan ............................................. 68 Gambar 53. Grafik Karakteristik Berdasarakan Jumlah Pendapatan ....................................... 69 Gambar 54. Grafik Persepsi Dampak Sosial Budaya .............................................................. 70 Gambar 55. Grafik Persepsi Dampak Ekonomi ....................................................................... 71 Gambar 56. Grafik Persepsi Dampak Lingkungan .................................................................. 72 Gambar 57. Grafik Kesiapan Masyarakat (aktif) ..................................................................... 73 Gambar 58. Grafik Kesiapan Masyarakat (pasif) .................................................................... 73

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Tata Waktu Pelaksanaan Tugas Akhir ....................................................... 84 Lampiran 2. Sebaran Fasilitas, Prasarana dan Sarana di Pantai Pananualeng ................ 85 Lampiran 3. Tabel Rekapitulasi Data Penilaian Potensi ................................................ 87 Lampiran 4. Tabel Rekapitulasi Data Pengunjung ....................................................... 103 Lampiran 5. Tabel Rekapitulasi Data Masyarakat ....................................................... 107 Lampiran 6. Tabel Rekapitulasi Data Pengelola .......................................................... 109 Lampiran 7. Tallysheet Pengamatan Lapang ................................................................ 114

vii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kabupaten Kepulauan Sangihe terletak diantara Pulau Sulawesi dengan Pulau Mindanao (Filipina). Wilayah Kabupaten ini meliputi 3 klaster, yaitu Klaster

Tatoareng, Klaster Sangihe dan Klaster Perbatasan. Setiap klaster tersebut memiliki potensi dan daya tarik wisata khususnya wisata pesisir, mengingat Kabupaten Kepulauan Sangihe adalah sebuah pulau yang dikelilingi oleh perairan. Wisata pesisir merupakan jenis pariwisata yang menitikberatkan pada

berkelanjutan sumberdaya melalui pelestarian, perlindungan, dan pemanfaatan secara alami suatu lingkungan perairan pesisir. Daerah pesisir menjadi salah satu daerah tujuan wisata yang banyak diminati pengunjung, Hal ini disebabkan sulitnya menemukan sesuatu yang alami di wilayah perkotaan. Kegiatan pada wisata pesisir dapat berupa penelitian, konservasi spesies, habitat dan lingkungan pesisir, serta menyediakan wahana untuk pemberdayaan sosial-budaya bagi komunitas

pendukungnya (Avenzora 2008). Kecamatan Tabukan Tengah terletak di Kabupaten Kepulauan Sangihe. Kecamatan ini memiliki dua potensi wisata pesisir yaitu Pantai Panaualeng dan Pantai Sapaeng. Pantai Pananualeng merupakan salah satu daerah tujuan wisata unggulan di kecamatan ini. Potensi wisata yang dimiliki pantai ini antara lain keindahan hamparan pantai pasir putih, kejernihan air, flora-fauna yang berada disekitar pantai, serta budaya masyarakat sekitar yang menarik untuk diketahui. Potensi-potensi yang dimiliki oleh Pantai Pananualeng perlu dikembangkan lebih lanjut agar menjadi salah satu obyek daerah tujuan wisata andalan di Kabupaten Kepulauan Sangihe. Salah satu

pengembangan yang dapat dilakukan adalah dengan mengembangkan wisata pesisir yang sudah ada menjadi lebih baik dalam segi obyek ataupun jumlahnya. Hal ini perlu dilakukan agar menunjang kegiatan wisata yang terdapat di Pantai Pananualeng, pendidikan lingkungan dan kenyamanan pengunjung.

1

Tugas Akhir yang dilakukan di Pantai Pananualeng Kecamatan Tabukan Tengah ini dimaksudkan untuk mengembangkan potensi obyek wisata pesisir, namun tetap berada dalam konsep ekowisata. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadikan Pantai Pananualeng sebagai obyek wisata pesisir andalan Kabupaten Kepulauan Sangihe. B. Tujuan Tujuan kegiatan Tugas Akhir ini adalah: 1. Mengidentifikasi potensi sumberdaya wisata pesisir di Pantai Pananualeng. 2. Mengetahui jenis dan kondisi fasilitas yang terdapat di Pantai Pananualeng. 3. Mengetahui karakteristik dan keinginan wisatawan terhadap atraksi wisata dan fasilitas yang terdapat di Pantai Pananualeng. 4. Merancang pengembangan wisata pesisir di Pantai Pananualeng. C. Manfaat Manfaat dari kegiatan Tugas Akhir ini adalah: 1. Memberikan informasi kepada pengelola mengenai potensi-potensi wisata dan fasilitas wisata di Pantai Pananualeng. 2. Membantu pengelola dalam merancang dan mengembangkan potensi wisata pesisir di Pantai Pananualeng D. Sasaran Sasaran dari pengembangan wisata pesisir di Pantai Pananualeng adalah semua kalangan terutama masyarakat Kabupaten Kepulauan Sangihe. Sasaran yang ingin dicapai yaitu menjadikan Pantai Pananualeng menjadi daerah tujuan wisata pesisir andalan di Kabupaten Kepulauan Sangihe. E. Kerangka Pemikiran Pantai Pananualeng merupakan suatu daerah tujuan wisata yang memiliki berbagai daya tarik wisata yang dapat dikembangkan seperti kondisi biotik dan abiotik. Data biotik dan abiotik dapat dikumpulkan dengan metode pengamatan lapang. Kondisi masyarakat, sosial budaya masyarakat, dan pengunjung menjadi salah satu variabel

2

yang penting untuk diperhatikan. Data tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan kuesioner. Berdasarkan potensi wisata yang dimiliki Pantai Pananualeng, maka akan direncanakan pengembangan wisata pesisir di Pantai Pananualeng. Selain program pengembangan wisata, pembuatan media promosi booklet merupakan salah satu kegiatan yang akan direalisasikan. Pembuatan booklet tersebut perlu

mempertimbangkan sasaran yang dituju dan tema dalam pembuatan booklet tersebut. Opsi desain merupakan langkah selanjutnya setelah menentukan sasaran dan tema yang dibuat, yang selanjutnya akan dihasilkan suatu output berupa booklet.

3

Bagaimana mengembangkan wisata pesisir di Pantai Pananualeng

Variabel essensial

Existing condition Aktivitas wisata pesisir

Ekologi - Biotik - Abiotik

fasilitas - jumlah - kondisi - kelayakan

Masyarakat - Persepsi - Kesiapan masyarakat -

Sosial budaya Bahasa Agama Teknologi Mata pencaharian

pengunjung - Karakteristik - Motivasi - Persepsi

identifikasi

observasi - Berkeliling dan mengamati kawasan wisata - Parameter-parameter pada variabel essensial- Hasil data dicatat dalam tabel

kuesioner- Close ended - Teknik random sampling

sumberdaya wisata pesisir potensial analisis Indikator potensi sumberdaya wisata (Avenzora 2008) - Keindahan - Sensitifitas - Keunikaan - Aksesibilitas - Sesonality - Fungsi Sosial - Kelangkaan

Pengembangan wisata 1

Pengembangan wisata 2

Pengembangan wisata 3

Opsi terpilih output

Pendekatan: Sasaran pengunjung Keamanan kenyaman Penggunaan bahasa yang tepat

Jenis metode:visual - Corel Draw X5 - Adobe Photoshop

Tema desain: alami - Bahasa - Warna - Bentuk - Gambar

Opsi Desain Promosi booklet

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Tugas Akhir

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Ekowisata Damanik dan Weber (2006) menyatakan bahwa ekowisata adalah kegiatan yang menaruh perhatian besar terhadap kelestarian sumberdaya pariwisata. Masyarakat ekowisata internasional mengartikan sebagai perjalanan wisata alam yang bertanggung jawab dengan cara mengkonservasi lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, Brandon dalam Avenzora (2008) menyatakan bahwa ekowisata adalah suatu kegiatan pengusahaan wisata yang memberikan manfaat sebagai berikut : sebagai sumber pendanaan kawasan konservasi, pembenaran ekonomi dalam perlindungan kawasan konservasi, sebagai mata pencaharian masyarakat untuk mengurangi pemanfaatan sumberdaya alam yang berlebihan, sebagai pilihan dalam mempromosikan konservasi, sebagai dorongan dalam upaya konservasi yang khusus. Widada (2008) menyatakan bahwa dalam pandangan dunia turisme, konsep ekowisata juga dikenal dengan berbagai istilah antara lain: nature travelling (perjalanan alam), green travel (perjalanan ramah lingkungan), responsible travel (perjalanan yang bertanggung jawab), low impact travel (perjalanan berdampak negatif rendah), village based tourism (turisme berbabiskan desa), sustainable tourism (turisme berkelanjutan). Ekowisata juga dapat terdiri dari atas beberapa aktivitas diantaranya yaitu: cultural tourism (turisme berbasiskan budaya), heritage tourism (turisme berbasiskan peninggalan sejarah), dan rural tourism (turisme berbasiskan pedesaan). Meskipun terdapat berbagai perbedaan tentang konsep ekowisata yang tadi telah disebutkan, akan tetapi dari berbagai konsep tersebut, dapat diketahui bahwa karakteristik ekowisata mencakup unsur-unsur: lingkungan alam dan budaya, konservasi sumberdaya alam, turis yang bertanggung jawab, dan manfaat bagi penduduk. Berkaitan dengan hal tersebut maka dalam pengembangan ekowisata harus memenuhi 7 (tujuh) prinsip yaitu: 1. Ekologi (konservasi) Ekowisata harus berlandaskan kaidah-kaidah ekologi sehingga obyek ekowisata yang terdiri dari kawasan konservasi dan atau keanekaragaman hayati beserta

5

ekosistemnya tetap terjaga kualitasnya. Semua aktivitas yang terkait jasa dan kegiatan ekowisata harus sangat peduli terhadap dampak lingkungan. 2. Pendidikan Konservasi Ekowisata dapat meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang konservasi dan lingkungan baik kepada pengunjung, masyarakat dan para stakeholder terkait. Disamping itu, ekowisata diharapkan dapat dijadikan sebagai wahana pendidikan dan perubah perilaku seseorang untuk lebih menghargai dan lebih memahami tentang pentingnya konservasi sumberdaya alam hayati dan lingkungan termasuk konservasi terhadap obyek daya tarik ekowisata. 3. Ekonomi Ekowisata dapat memberikan dampak positif antara lain penciptaan peluang usaha dan kesempatan kerja sehingga mampu meningkatkan pendapatan masyarakat, disamping meningkatkan pertumbuhan ekonomi, regional, dan nasional. Melalui peran aktif stakeholder maka ekowisata dapat membantu dalam peningkatan sumber dana konservasi, seperti untuk mendukung kegiatan penelitian, pendidikan konservasi, dan perlindungan kawasan. Penggalangan dana konservasi dapat dilakukan melalui donasi sukarela atau mekanisme kolaborasi. 4. Sosial Ekowisata dapat memberikan dampak positif berupa: (1) kesejahteraan masyarakat yang terdistribusi secara merata dan (2) terbangunnya kelembagaan ekonomi masyarakat yang handal dan berdaya guna. 5. Budaya Kegiatan ekowisata harus mampu menjaga dan menghormati norma-norma budaya yang berlaku, seperti wisatawan harus menyesuaikan cara berpakaian, prilaku dan lain-lain. 6. Partisipasi Masyarakat Ekowisata yang dikembangkan harus mampu mendorong meningkatnya partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan ekowisata, baik pada perencanaan, pelaksanaan maupun pada pengendalian atau monitoring dan evaluasi. 7. Kenyamanan dan Keselamatan Pengunjung Kegiatan ekowisata harus mampu menciptakan kenyamanan dan keselamatan pengunjung selama berada di dalam obyek wisata.6

B. Pariwisata Pariwisata menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemertintah dan pemerintah daerah. Menurut Undang-Undang No. 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan, pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusaha objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait dibidang ini. Definisi lain Menurut instruksi Presiden No.19 Tahun 1969 kepariwisataan adalah merupakan kegiatan jasa yang memanfaatkan kekayaan alam dan lingkungan hidup yang khas, seperti hasil budaya, peninggalan sejarah, pemandangan alam yang indah dan iklim yang nyaman. Istilah pariwisata berasal dari awal kegiatan wisata (tour), yaitu suatu aktivitas perubahan tempat tinggal seseorang dari suatu tempat ke tempat lain dengan suatu tujuan tetapi bukan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah atau gaji (Muljadi 2009). Pariwisata adalah hubungan dan gejala-gejala dari adanya orang asing yang melakukan perjalanan sementara dan tidak ada hubungan dengan kegiatan mencari nafkah (Hunziker dan Kraft, dalam Muljadi 2009). Selain itu, WTO dalam Muljadi (2009) mendefinisikan pariwisata sebagai aktivitas perjalanan seseorang untuk menetap di suatu tempat yang berbeda dengan lingkungan sehari-hari tanpa tujuan mencari nafkah. Kata Pariwisata berasal dari dua suku kata, yaitu pari dan wisata. Pari berarti banyak, berkali-kali dan berputar-putar, sedangkan wisata berarti perjalanan atau berpergian. C. Pantai Wibisono (2005) dalam bukunya Pengantar Ilmu Pariwisata, mendefinisikan pantai adalah daerah pinggir laut yang berbatasan langsung dengan bagian laut. Pantai juga dapat didefinisikan sebagai wilayah pertemuan antara daratan dan lautan. Wibisono juga menjelaskan mengenai tipe pantai diantaranya pantai pasir, pantai pasir lumpur, pantai karang (koral), dan pantai berbatu. Sedangkan berdasarkan kemiringan pantai dibedakan atas pantai landai dan pantai curam dengan kemiringan kurang dari 600.

7

D. Wisata Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara (UU NO. 10 Tahun 2009). Warpani (2007) menyatakan bahwa wisata adalah perjalanan ke luar tempat tinggalnya dengan mengunjungi suatu tempat secara sukarela dan bersifat sementara dengan maksud berlibur, bertamasya atau kepentingan lain di tempat yang dikunjungi, bahkan untuk mencari nafkah. Wisata merupakan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang yang bersifat sementara, untuk menikmati objek dan atraksi di tempat tujuan (Suyitno 2001). E. Pesisir dan Wisata Pesisir Pesisir adalah suatu wilayah peralihan antara daratan dan laut (Bengen 2002). Beatley et al dalam Dahuri dkk (2008) mendefinisikan pesisir sebagai wilayah peralihan antara laut dan daratan, ke arah darat mencakup daerah yang terkena pengaruh percikan air laut atau pasang surut, dan ke arah laut meliputi daerah paparan benua (continental shelf). Wibisono (2005) mengemukakan bahwa pengertian pesisir diantaranya segi daratan dan segi lautan. Pada segi daratan, pesisir adalah wilayah daratan sampai wilayah laut yang masih dipengaruhi sifat-sifat darat seperti angin darat, drainase air tawar dari sungai, dan sedimentasi. Sedangkan pada segi laut, pesisir adalah wilayah laut sampai wilayah darat yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut, salinitas, intrusi air laut ke wilayah daratan, dan angin laut. Wisata pesisir adalah suatu jenis pariwisata yang menyediakan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan melalui pemanfaatan, pengelolaan, peningkatan, dan perlindungan sumberdaya pesisir dan budaya berdasarakan prinsip-prinsip keberlanjutan, lestari dan disaat bersamaan memberikan pemahaman kepada wisatawan dan masyarakat (Avenzora 2008). F. Wisatawan Wisatawan adalah konsumen atau pengguna produk dan layanan (Damanik dan Weber 2006). Komisi Liga Bangsa-Bangsa dalam Muljadi (2009) berpendapat bahwa wisatawan adalah seseorang yang melakukan perjalanan ke tempat lain selama 24 jam8

atau lebih dan menetap sementara. Definisi tersebut dianggap kurang tepat, sehingga komisi menganggap perlu menyempurnakannya dengan mengkategorikan orang-orang yang seharusnya dianggap sebagai wisatawan. Selanjutnya, Komisi Liga Bangsa-

Bangsa menyempurnakan pengertian tersebut dengan mengelompokan orang-orang yang dapat disebut sebagai wisatawan sebagai berikut: Mereka yang mengadakan perjalanan untuk kesenangan karena alasan keluarga, kesehatan dan lain-lain; Mereka mengadakan perjalanan untuk keperluan pertemuan-pertemuan atau tugas-tugas tertentu; Mereka mengadakan perjalanan dengan tujuan usaha; Mereka yang dalam rangka perjalanan dengan kapal laut walaupun berada disuatu negara kurang dari 24 jam. Undang-Undang No.10 Tahun 2009 menyatakan bahwa, wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan dengan mengunjungi tempat-tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Melihat sifat perjalanan dan ruang lingkup perjalanan wisata itu dilakukan, maka dapat diklasifikasikan wisatawan sebagai berikut: Wisatawan mancanegara adalah orang asing yang melakukan perjalanan wisata, yang datang memasuki suatu negara lain yang bukan tempat tinggalnya. Wisatawan asing dapat ditandai dari status kewarganegaraan dan dokumen perjalanan yang dimiliki. Wisatawan lokal adalah seorang warga negara suatu negara yang melakukan perjalanan wisata dalam batas wilayah negaranya sendiri tanpa melewati perbatasan negaranya (Yoeti 1985). G. Fasilitas Muljadi (2009) fasilitas adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat mendukung kegiatan pariwisata agar hidup dan berkembang serta dapat memberikan pelayanan kepada wisatawan guna memenuhi kebutuhan yang beranekaragam. Fasilitas adalah suatu benda yang memiliki kegunaan dan diperlukan suatu aktivitas dari seseorang untuk mendapatkan kegunaan tersebut (Soekadijo 1996)

9

H. Peta Peta adalah gambaran konvensional dari permukaan bumi yang diperkecil dalam bidang datar, sebagaimana kenampakannya dari atas udara yang dilengkapi skala, arah mata angin, dan simbol-simbol (Wardiyatmoko 2006). Menurut kamus besar bahasa indonesia (2005), peta adalah gambar atau lukisan pada kertas yang menunjukan letak tanah, laut, sungai dan gunung, I. Pengembangan Suwantoro (2004) mengatakan bahwa pengembangan kepariwisataan bertujuan untuk mengembangkan produk dan pelayanan yang berkualitas, seimbang dan bertahap. Menurut KBBI (2005), pengembangan merupakan suatu proses, cara, atau perbuatan mengembangkan. J. Kegiatan tentatif di Pantai Pananualeng Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2005) kegiatan tentatif merupakan suatu kegiatan yang belum pasti dan masih dapat berubah atau suatu kegiatan hanya untuk sementara waktu. Pantai Pananualeng merupakan suatu kawasan wisata pesisir dengan potensi wisata yang tinggi. Kegiatan wisata pesisir yang terdapat di Pantai Pananualeng berupa kegiatan rekreasi dan kegiatan wisata pendidikan lingkungan.Tabel 1. Kegiatan Tentatif No 1 2 Jenis Kegiatan Menikmati panorama alam Bermain pasir pantai Durasi 90 menit 90 menit Deskripsi Pengunjung menyusuri jalur wisata dan melakukan foto Pengunjung bermain pasir dengan membuat sesuatu sesuai dengan imajinasi yang dimiliki Pengunjung berjemur di pantai Pengunjung bermain surfing pada saat ombak besar Pengunjung berenang dan bermain air di sekitar pantai Pengunjung menagkap ikan menggunakan pancing di sekitar pantai Ket

3 4 5 6

Sunbathing Surfing Berenang Memancing

60 menit 120 menit 90 menit 120 menit

10

III. KONDISI UMUM

A. Letak dan Luas kawasan Kecamatan Tabukan Tengah merupakan salah satu daerah dari Kabupaten Kepulauan Sangihe Propinsi Sulawesi Utara dan berpusat pemerintahan di Kuma. Secara geografis, letak dari wilayah kecamatan ini berada pada koordinat 125 0 32 29 LU - 1250 33 22LU dan 30 32 9 BT - 30 36 9 BT. Kawasan ini memiliki ketinggian 0-750 mdpl. Kecamatan Tabukan Tengah memiliki luas wilayah sekitar 87,39 km2. Secara administratif, wilayah Kecamatan Tabukan Tengah adalah sebuah kecamatan yang terletak di Kabupaten Kepulauan Sangihe, provinsi Sulawesi Utara dengan batas wilayah adalah sebagai berikut: Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Tabukan Utara; Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Maluku; Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tabukan Selatan; Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Manganitu dan Tahuna.

Lokasi TA

Gambar 2. Peta Lokasi Tugas Akhir Sumber: Pusat Penelitian dan Pengembangan Kelautan 2004

11

B. Kondisi Fisik Kawasan Kecamatan Tabukan Tengah memiliki kondisi fisik kawasan yang baik. Kondisi fisik yang terdapat pada Kecamatan Tabukan Tengah antara lain topografi, bentang lahan dan suhu, dan kondisi tanah. C. Topografi Wilayah Kecamatan Tabukan Tengah merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Kepulauan Sangihe yang berada di Provinsi Sulawesi Utara. Kecamatan ini memiliki topografi berbukit dengan luasan tingkat kesuburan tanah 605 Ha dengan ketinggian antara 0-100 mdpl. Kecamatan Tabukan Tengah merupakan kawasan

pegunungan dan di kecamatan ini terdapat Gunung Sahendaruman yang memiliki ketinggian 1046 m di atas permukaan laut. Gunung Sahendaruman ini merupakan kawasan hutan lindung dan berstatus tidak aktif. D. Bentang Lahan Kecamatan Tabukan Tengah terdiri dari dua bentang lahan yaitu bentang lahan darat dan bentang lahan pegunungan. Bentang lahan darat memiliki luas 75 Ha dan bentang lahan pegunungan seluas 15 Ha. Kecamatan Tabukan Tengah juga memiliki 15 sungai yang melintasi kecataman ini antara lain Sungai Pako, Sungai Karalung Biru, Sungai Pokole, Sungai Lelu, Sungai Dolonggang, Sungai Dumaledihe, Sungai Kupa, Sungai Palata, Sungai Ake Talengen, Sungai Mahamdesakang, Sungai Masesa, Sungai Simung, Sungai Simueng, Sungai Bituka dan Sungai Eli. E. Iklim dan Suhu Iklim Kecamatan Tabukan Tengah dipengaruhi oleh angin muson, musim kemarau berlangsung pada bulan Juli hingga bulan September dan musim penghujan pada bulan September hingga bulan November. Secara umum, suhu udara rata-rata perbulan pada pengukuran Stasiun Meteorologi Naha sepanjang 2008 adalah 27 C.

12

F. Kondisi Tanah Wilayah Kecamatan Tabukan Tengah merupakan salah satu kecamatan yang memiliki topografi berbukit dengan kondisi tanah latosol dan aluvial yang agak labil. Kecamatan Tabukan Tengah yang memiliki sebuah gunung yaitu Gunung

Sahendaruman, membuat tanah di kecamatan ini menjadi subur dan tanah di kecamatan ini tidak berpotensi erosi. G. Kondisi Biologi Kawasan Kecamatan Tabukan Tengah memiliki keanekaragaman flora dan fauna yang beragam. Deskripsi mengenai flora dan fauna dapat dilihat pada penjelasan dibawah ini. G.1 Keanekaragaman Flora Letak wilayah Kecamatan Tabukan Tengah yang berada di sekitar pegunungan menyebabkan kawasan ini memiliki tanah yang subur. Oleh karena itu, banyak

masyarakat di kecamatan ini yang menggantungkan hidup dari pertanian dan perkebunan. Jenis-jenis yang menjadi komoditi antara lain jagung, kelapa, cengkeh, dan pala. Hasil kayu pun menjadi salah satu komoditi unggulan seperti mahoni. Selain flora pertanian dan perkebunan, flora yang memiliki nilai estetika pun terdapat di kecamatan ini. Flora hias yang terdapat di kecamatan ini antara lain anggrek

(Phalaenopsis amabilis), bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L), bunga mawar ( ), dan bougenvile (Bougenvilia spectabilis).

Gambar 3. Mawar (Rosa sp) Sumber: Dokumentasi Pribadi (2011)

13

G.2 Keanekaragaman Fauna Fauna Kecamatan Tabukan Tengah memiliki fauna yang beragam. Fauna yang dapat dijumpai seperti sapi, babi, kambing, ayam, dan beberapa jenis burung seperti pergam laut (Ducula bicolor) dan kuntul karang (Egretta sacra) kadang terlihat melintas di udara. Jenis burung yang sering terlihat melintas adalah burung pergam laut (Ducula bicolor).

Gambar 4. Pergam Laut (Ducula bicolor) Sumber: Samalam (2011)

H. Masyarakat Kecamatan Tabukan Tengah memiliki jumlah penduduk sebanyak 12.079 jiwa yang dibagi atas 6.195 jiwa laki-laki dan 5.884 jiwa perempuan. Penduduk terbanyak berada di Desa Talengen sebanyak 1.110 jiwa dengan luaas wilayah 7,2 km 2 dan penduduk terkecil berada di Desa Malueng sebanyak 219 jiwa dengan luas wilayah hanya 4 km2. Masyarakat di Kecamatan Tabukan Tengah masih memegang nilai-nilai kebudayaan leluhur. H.1 Potensi Sosial Ekonomi Masyarakat Kecamatan Tabukan Tengah adalah daerah agraris yang kesuburan tanah yang tinggi. memiliki tingkat

Bidang pertanian dan perkebunan merupakan mata

pencaharian utama masyarakat Kecamatan Tabukan Tengah, hal ini disebabkan oleh kondisi tanah yang subur. Selain itu perikanan, kehutanan, dan perdagangan merupakan mata pencaharian penunjang masyarakat Kecamatan Tabukan Tengah. Sektor

pariwisata pun menjadi salah satu mata pencaharian masyarakat sekitar, namun tidak menjadi prioritas utama. Komoditi utama sektor pertainan antara lain ubi jalar, ubi

14

kayu, padi, jagung, dan kacang hijau. Komoditi utama sektor perkebunan masyarakat sekitar seperti cabe, terung, pala, cengkeh, kelapa, kopi, dan kakao.

Gambar 5. Perkebunan Masyarakat Sumber: Dokumentasi Pribadi (2011)

H.2 Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Masyarakat Kecamatan Tabukan Tengah memiliki nilai budaya yang kental. Hal ini dapat terlihat dari keterlibatan masyarakat sekitar pada pelaksanaan upacara adat masyarakat Sangihe seperti Upacara Tulude dan kesenian masyarakat Tabukan Tengah yaitu kesenian Ampat Wayer, Massamper, Tari Upase, Tari Gunde, dan orkes.

Gambar 6. Tari Gunde Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (2009)

15

I. Obyek dan Daya Tarik Wisata Kecamatan Tabukan Tengah merupakan daerah dengan potensi wisata yang beragam. Objek wisata andalan yang terdapat di Kecamatan Tabukan Tengah adalah Pantai Pananualeng dan objek wisata unggulan kecamatan ini adalah Pantai Sapaeng. Selain keindahan pantai pasir putih, sumberdaya alam hayati seperti flora dan fauna yang beragam pun menjadi nilai tambah bagi estetika masing-masing objek wisata. J. Fasilitas Wisata Kegiatan wisata yang ada di Kecamatan Tabukan Tengah, khususnya Pantai Pananualeng dapat berjalan dengan baik apabila didukung oleh sarana dan prasarana serta fasilitas yang memadai. Fasilitas yang tersedia pada obyek wisata Pantai

Pananualeng antara lain panggung kesenian, shelter, warung, toilet, jalan setapak, pos keamanan dan papan selamat datang. K. Aksesibilitas Aksesibilitas menuju Pantai Pananualeng dapat ditempuh menggunakan jalur laut dari Kota Manado dengan menggunakan kapal laut dari pelabuhan Kota Manado selama 10 jam menggunakan kapal malam atau menggunakan kapal pagi (kapal cepal) selama 5 jam menuju pelabuhan Tahuna, kemudian menempuh jalur darat dengan menggunakan taksi/angkutan umum menuju Pantai Pananualeng selama 1 jam. Selain itu, dapat juga ditempuh menggunakan jalur udara dari bandara Manado menuju ke bandara Naha. Kemudian dilanjutkan menggunakan taksi atau angkutan umum menuju Pantai Pananualeng. Namun, karena keterbatasan maskapai penerbangan, maka jadwal

penerbangan hanya dilakukan pada hari Senin, Selasa, Kamis, dan Sabtu.

16

(a)

(b)

Gambar 7. Aksesibilitas menuju Kabupaten Kep. Sangihe. a) Bandara Naha; b) Pelabuhan Tahuna Sumber: Dokumentasi Pribadi (2011)

17

IV. METODE PELAKSANAAN TUGAS AKHIR

A. Lokasi dan Waktu Lokasi Tugas Akhir dilaksanakan di Pantai Pananualeng Kecamatan Tabukan Tengah Kabupaten Kepulauan Sangihe dan dimulai pada Bulan Februari 2011 hingga Mei 2011. Pemilihan Kecamatan Tabukan Tengah sebagai lokasi untuk Tugas Akhir didasarkan atas potensi wisata pesisir yang dimiliki oleh daerah ini. Tata waktu pelaksanaan Tugas Akhir dapat dilihat pada Lampiran 1. B. Alat dan Bahan B.1 Alat Alat merupakan media yang digunakan untuk mendukung dalam pengambilan dan pengumpulan data di lapangan, serta pengolahan dan analisis data. Alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan data di lapangan adalah sebagai berikut: 1. Tape recorder, digunakan untuk mendokumentasikan data berupa rekaman suara hasil wawancara dari responden yang diwawancarai di lapangan; 2. Camera digital, digunakan untuk mendokumentasikan data berupa gambar, seperti foto-foto obyek dan fasilitas, serta atraksi wisata di lapangan; 3. Global Positioning System (GPS), digunakan untuk mendokumentasikan data berupa posisi koordinat obyek dan fasilitas wisata di lapangan. Sedangkan alat-alat yang digunakan untuk pengolahan dan analisis data adalah sebagai berikut: 1. Software Microsoft Word 2007, digunakan untuk mengolah data Tugas Akhir; 2. Software Adobe Photoshop CS, digunakan untuk mengolah desain booklet; 3. Software Microsoft Excel, digunakan untuk mentabulasi dan perhitungan data; 4. Software Corel Draw X5, digunakan untuk mengolah gambar yang digunakan.

18

B.2 Bahan Bahan adalah materi yang digunakan untuk mendukung dalam pengambilan dan pengumpulan data di lapangan, serta pengolahan dan analisis data. Beberapa bahan yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Peta-peta Kecamatan Tabukan Tengah, digunakan untuk mempelajari situasi wilayah, terutama untuk mengetahui jalur dan lokasi di mana terdapat potensi wisata pesisir, meliputi batas pantai, sungai, jalan dan tutupan lahan; 2. Kuesioner, digunakan sebagai penuntun dalam kegiatan wawancara secara tidak langsung dengan responden dan responden hanya mengisi isian dan pilihan yang telah ditentukan; 3. Tallysheet, digunakan sebagai penuntun untuk mencatat data dan informasi dari hasil observasi di lapangan. C. Tahapan Kegiatan Tahapan kegiatan pelaksanakan Tugas Akhir terdiri dari tahapan persiapan, identifikasi, analisis, sintesis, konsep, dan pengembangan. Tahapan persiapan terdiri dari kegiatan studi literatur dan menghasilkan suatu proposal. Pada tahapan identifikasi, jenis kegiatan yang dilakukan adalah pengamatan lapang, kuesioner, dan studi literatur. Hasil dari kegiatan identifikasi berupa data-data sumberdaya wisata, kondisi fasilitas, kondisi sosial budaya masyarakat dan lain-lain. Tahapan berikutnya adalah analisis, pada tahapan ini dilakukan analisis terhadap data-data yang didapatkan dari tahapan identifikasi. Setelah melalui proses analisis, langkah berikutnya adalah tahapan sintesa yaitu menghubungkan serta mengkaitkan antara potensi sumberdaya wisata pesisir dan bentuk wisata keinginan pengunjung. Tahapan berikutnya adalah tahapan konsep, yaitu tahapan penentuan konsep pengembangan wisata pesisir. Tahapan selanjutnya yaitu pengembangan wisata. Konsep pengembangan wisata yang ada direalisasikan kedalam pengembangan wisata pesisir di Pantai Pananualeng.

19

Tahapan Proses

Jenis Aktivitas - Studi Literatur - Orientasi Lapang

Hasil

Persiapan Tahap 1

Proposal Penelitian

identifikasi

- Observasi - Kuesioner - Studi Literatur

-

Data potensi sumberdaya wisata Data kondisi fasilitas wisata Data kondisi masyarakat Data kehidupan sosial budaya masyarakat - Karakteristik, motivasi dan persepsi pengunjung

Tahap 2 - Analisis data potensi sumberdaya wisata - Analisis data kondisi fasilitas - Analisis masyarakat - Analisis data kehidupan sosial budaya masyarakat - Analisis data karakteristik, motivasi dan persepi pengunjung - Didapatkan data sumberdaya wisata - Didapatkan data mengenai kondisi fasilitas - Didapatkan data mengenai kondisi masyarakat - Didapatkan data mengenai kehidupan sosial budaya masyarakat - Didapatkan data mengenai karakteristik, motivasi, dan persepsi pengunjung

Analisis

Tahap 3

Sintesis

B.

Tahap 4

Menguhubungkan serta mengkaitkan antara potensi sumberdaya wisata pesisir dan bentuk wisata keinginan pengunjung.

- Kegiatan wisata pesisir - Potensi sumberdaya wisata pesisir

Konsep

- Penentuan Konsep Dasar - Pengembangan Konsep Dasar

Konsep Wisata Pesisir unggulan

Tahap 5Pengembangan

C.

Pengembangan Konsep wisata pesisir

Pengembangan Wisata Pesisir di Pantai Pananualeng

Gambar 8. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan

20

D. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan menggunakan tiga metode, yaitu studi literatur, kuesioner dan pengamatan lapangan. 1. Studi literatur Pengumulan data studi literatur dilakukan dengan menelusuri berbagai literatur, baik berupa laporan penelitian, laporan tahunan, jurnal maupun berbagai literatur lainnya untuk memperoleh data dan informasi terkait kondisi fisik wilayah, obyek dan fasilitas, serta pengelolaan wisata pesisir; 2. Kuesioner Kuesioner pengunjung dibuat untuk penilaian terhadap obyek daya tarik, fasilitas, motivasi dan persepsi terhadap atraksi wisata. Pengumpulan data kuesioner dilakukan dengan pola close ended. Pada pola ini terdapat jawaban pada setiap pertanyaan, sehingga pengunjung hanya memilih jawaban yang tersedia. Jumlah responden pada pola ini berjumlah 30 orang. Jumlah yang ada dianggap telah mewakili populasi yang ada, hal ini dikarenakan tidak diketahuinya jumlah pengunjung yang datang pada setiap periodenya (Avenzora 2010, komunikasi pribadi). Teknik penyebaran kuesioner menggunakan teknik random sampling, yaitu mengumpulkan data responden secara acak dari suatu populasi dan menyebarkan kuesioner pada sample yang terpilih. 3. Pengamatan lapang Pengamatan lapang dilakukan dengan melihat dan mengamati secara langsung existing condition, nilai-nilai ekologi, dan fasilitas wisata pesisir di Pantai Pananuelang. Selain itu, dilakukan identifikasi dan inventarisasi lokasi obyek, kondisi obyek, dan fasilitas wisata pesisir yang ditemukan. Hasil pengamatan

lapang selanjutnya ditabulasi ke dalam bentuk tabel dan didokumentasikan ke dalam bentuk peta dan foto. Kegiatan pengamatan lapang dilakukan untuk

mendapatkan data mengenai parameter pada variabel existing condition, ekologi, dan fasilitas. Pada variabel existing condition yaitu mengidentifikasi dan menginventarisasi aktivitas wisata yang telah ada di Pantai Pananualeng dan aktivitas wisata yang dominan dilakukan oleh pengunjung. Variabel ekologi terdapat beberapa parameter yaitu biotik dan abiotik. Parameter biotik meliputi

21

flora dan fauna yang terdapat di Pantai Pananualeng. Parameter abiotik meliputi bebatuan, pasir pantai, ombak pantai, serta jalur wisata yang dominan dilalui. Parameter-parameter inilah yang selanjutnya akan menjadi obyek wisata di Pantai Pananualeng. Variabel essensial fasilitas merupakan aspek yang mempengaruhi kegiatan wisata pesisir yang terdapat pada Pantai Pananualeng. Parameter yang diukur pada variabel fasilitas adalah jumlah, kondisi, dan kelayakan fasilitas pada kawasan wisata Pantai Pananualeng. Pengelolaan wisata pesisir dilakukan dengan mengidentifikasi dan mengiventarisasi pengelolaan yang sudah berjalan, sehingga dapat menjadikan acuan untuk pengembangan wisata pesisir di Pantai Pananualeng. Variabel sosial budaya merupakan salah satu variabel yang diamati secara langsung, parameter yang terdapat pada sosial budaya meliputi bahasa, agama, teknologi dan mata pencaharian masyarakat sekitar. E. Data yang dikumpulkan Data yang dikumpulkan meliputi potensi obyek dan fasilitas wisata, pengunjung, dan rencana pengembangan wisata pesisir, yaitu: 1. Obyek wisata, merupakan obyek dan atraksi wisata pesisir, meliputi bentuk, daya tarik, jumlah dan lokasi penyebaran obyek wisata, baik aktual maupun potensial. Adapun indikator-indikator penilaian terhadap potensi wisata adalah keunikan, kelangkaan, keindahan, seasionality, sensitifitas, aksesibilitas, dan fungsi sosial (Avenzora 2008); 2. Masyarakat, merupakan pihak yang bersentuhan langsung pengunjung di Pantai Pananualeng. Data yang dikumpulkan meliputi persepsi masyarakat dan kesiapan masyarakat terhadap kegiatan wisata; 3. Sosial budaya, merupakan aspek yang terdapat pada kehidupan sehari-hari masyarakat pesisir Pantai Pananualeng. Indikator indikator yang pada sosial budaya masyarakat adalah bahasa, agama, teknologi, dan mata pencaharian masyarakat sekitar; 4. Fasilitas wisata, merupakan sarana pendukung kegiatan wisata, meliputi bentuk, kegunaan, jumlah, kondisi dan lokasi penyebaran fasilitas wisata. Selain itu, Jalur wisata merupakan indikator yang penting. Jalur wisata yang diambil datanya

22

yaitu jalur wisata yang dominan dilalui oleh pengunjung, meliputi bentuk dan kondisi jalur; 5. Pengunjung, merupakan individu atau kelompok yang tertarik untuk melakukan kunjungan wisata, data yang dikumpulkan meliputi karakteristik, motivasi, persepsi, serta penilaian kepuasan dan keinginan pengunjung terhadap obyek wisata dan fasilitas wisata; 6. Rencana pengembangan wisata, merupakan rencana pengelola untuk

mengembangkan kegiatan wisata, meliputi rencana unit (jalur dan fasilitas) dan rencana kegiatan (tujuan, sasaran dan materi). F. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi literatur dan pengamatan lapangan. F.1 Studi Literatur Studi literatur bertujuan untuk menghimpun data penunjang dengan cara mempelajari dan menelaah beberapa literatur terkait yang bersumber dari buku, laporan, jurnal, peta dan literatur lainnya. meliputi: 1. Kondisi ekologi Data kondisi ekologi mencakup informasi mengenai potensi biotik dan abiotik. Potensi biotik meliputi flora dan fauna, sedangkan potensi abiotik meliputi bebatuan, pasir pantai, ombak pantai, dan fasilitas yang telah disediakan serta obyek yang telah ada. 2. Kondisi sosial dan budaya Data kondisi sosial dan budaya mencakup informasi mengenai kondisi dan karakteristik masyarakat sekitar, bahasa, agama, teknologi, mata pencaharian, serta informasi terkait dengan sejarah, legenda, mitos, ritual, kearifan tradisional dan pri-kehidupan masyarakat asli di sekitar kawasan. Adapun data dari studi liretatur yang dihimpun

23

3. Pengunjung Data pengunjung mencakup informasi mengenai karakteristik, motivasi, persepsi, dan keinginan pengunjung terhadap obyek dan fasilitas interpretasi serta jumlah pengunjung per-tahun. 4. Pengelolaan kawasan Data pengelolaan kawasan mencakup informasi mengenai sistem dan tujuan pengelolaan serta rencana pengembangan. Data tersebut digunakan sebagai acuan untuk mendukung pengumpulan data, serta melengkapi data dari hasil pengumpulan data di lapangan untuk kebutuhan proses analisis dan sintesis data. F.2 Pengamatan Lapang Pengamatan lapangan mengenai existing condition, ekologi, sosial budaya, dan fasilitas dilakukan dengan menelusuri jalan setapak yang ada dan mengunjungi masyarakat sekitar. Selain itu, dilakukan pula identifikasi dan inventarisasi jalan

setapak tersebut. Hasil pengamatan lapangan akan dicatat ke dalam tallysheet dan hasil pengamatan tersebut didokumentasikan ke dalam bentuk foto. Adapun data pengamatan lapangan yang dihimpun meliputi: 1. Jalur Pengamatan mengenai jalur ini bertujuan untuk mengetahui kondisi jalur wisata yang sering dilalui oleh pengunjung berkaitan dengan daya tarik wisata. 2. Ekologi Pengamatan mengenai ekologi ini bertujuan untuk mengetahui potensi flora dan fauna yang dapat dijadikan atraksi wisata. 3. Sosial budaya Pengamatan mengenai kondisi sosial budaya masyarakat bertujuan untuk mengetahui kehidupan sosial dan budaya yang terdapat pada masyarakat sekitar. 4. Obyek Pengamatan mengenai obyek bertujuan untuk mengetahui berbagai obyek unggulan dan obyek yang menarik yang dikelompokkan berdasarkan obyek biofisik dan obyek sosial budaya.

24

a. Biofisik Obyek biofisik dilihat berdasarkan bentuk obyek, peran obyek bagi lingkungan di sekitarnya dan posisi obyek. Obyek biofisik dikelompokkan menjadi gejala alam, keindahan alam dan keunikan alam. Gejala alam, seperti kawah gunung, mata air panas, sumber belerang, geyser dan gletser. Keindahan alam, seperti pegunungan, goa, sungai, air terjun, pantai, danau dan bawah laut. Keunikan alam, seperti jenis satwa, tumbuhan dan tipe ekosistem. b. Obyek sosial dan budaya Obyek sosial budaya dilihat berdasarkan bentuk obyek, peran obyek bagi lingkungan di sekitarnya dan posisi obyek dari jalan setapak. Bentuk obyek sosial budaya meliputi situs (purbakala dan sejarah), legenda, mitos dan ritual. 5. Fasilitas Pengamatan mengenai fasilitas bertujuan untuk mengetahui kondisi fasilitas yang telah disediakan, meliputi bentuk, jumlah, kelayakan dan fungsinya, serta posisi fasilitas interpretasi. F.3 Kuesioner Kuesioner dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara tertulis menggunakan kuesioner. Responden dalam kuesioner tersebut adalah pengunjung,

pengelola, dan masyarakat sekitar. 1. Pengunjung Kuesioner terhadap pengunjung dilakukan dengan menyebarkan kuesioner. Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik pengunjung, motivasi, persepsi, keinginan pengunjung terhadap obyek, dan kondisi fasilitas. Penyusunan kuesioner merujuk kepada tujuh penilaian Skala Likert (Avenzora, 2008). a. Karakteristik pengunjung Karakteristik pengunjung dilihat dari jenis kelamin, kelompok umur, pendidikan, jenis pekerjaan, pendapatan, asal pengunjung, jumlah berkunjung; b. Penilaian pengunjung Penilaian pengunjung lebih diarahkan kepada penilaian pengunjung terhadap obyek wisata dan kondisi fasilitas yang tersedia;

25

c. Keinginan pengunjung Keinginan pengunjung dilihat dari tujuan kunjungan, aktivitas pengunjung, waktu kunjungan, tempat kunjungan dan hal-hal yang ingin diketahui pengunjung serta alasan ketertarikan. Keinginan pengunjung meliputi keinginan pengunjung terhadap obyek wisata dan keinginan pengunjung terhadap fasilitas wisata.Tabel 2. Data Tugas Akhir di Pantai Pananualeng No 1 Kelompok Materi Obyek Materi 1. Sosial Budaya a. Bahasa b. Agama c. Teknologi d. Mata pencaharian 2. Biofisik a. Bentuk b. Peran bagi masyarakat c. Gejala alam 1. Kondisi fasilitas pendukung a. Bentuk b. Kegunaan c. Jumlah d. Kondisi e. Posisi dari jalur 1. Karakteristik pengunjung/wisatawan a. Jenis kelamin b. Kelompok umur d. Pendidikan terakhir e. Pekerjaan f. Asal pengunjung g. Motivasi kunjungan 2. Penilaian pengunjung terhadap obyek dan fasilitas 3. Keinginan pengunjung terhadap pengembangan fasilitas wisata 1. Rencana pengembangan a. Rencana pengembangan wisata b.Rencana unit fasilitas (fasilitas interpretasi) yang akan dibangun 1. Persepsi 2. Kesiapan masyarakat Metode Pengumpulan Data Studi literatur dan pengamatan lapang

Studi literatur dan pengamatan lapang

2

Fasilitas interpretasi

Pengamatan lapang

3

Pengunjung

Kuesioner

Kuesioner Kuesioner Kuesioner

4

Pengelola

5

Masyarakat

Kuesioner

26

G. Analisis Analisis data dilakukan dengan cara menguraikan data potensi sumberdaya wisata, obyek wisata, fasilitas, pengunjung dan pengelola, serta jalan setapak yang tersedia sesuai dengan kriteria dari masing-masing komponen yang diamati. Selain itu, dilakukan identifikasi permasalahan dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi. Adapun data yang dianalisis meliputi: 1. Analisis daya tarik obyek Data potensi obyek dianalisis berdasarkan daya tarik dan posisinya. Daya tarik obyek dilihat berdasarkan kekhasan/keunikan, keendemikan, keindahan, status kelangkaan dan nilai pentingnya serta keinginan pengunjung. Sedangkan sebaran obyek dilihat berdasarkan posisi obyek tersebut dalam kawasan wisata. 2. Analisis Fasilitas Data fasilitas dianalisis berdasarkan kondisi dan posisinya. dilihat berdasarkan bentuk, jenis dan kelayakan. Kondisi fasilitas

Sedangkan posisi sebaran

fasilitas dilihat berdasarkan posisi fasilitas tersebut dalam kawasan wisata. 3. Analisis karakteristik dan keinginan pengunjung Data pengunjung dianalisis berdasarkan karakteristik dan keinginan pengunjung. Karakteristik pengunjung dilihat berdasarkan kelompok umur, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan tingkat pendapatan. Sedangkan keinginan pengunjung dilihat berdasarkan ketertarikan pengunjung terhadap obyek dan fasilitas. H. Sintesis Sintesis data dilakukan untuk menggabungkan dan menentukan obyek wisata yang akan dikembangkan. Pemilihan obyek ditentukan berdasarkan sebaran obyek, ketertarikan pengunjung terhadap obyek, dan keinginan pengunjung. Hasil sintesis selanjutnya akan diinterpretasikan secara visual dalam bentuk peta dan gambar wisata yang akan dikembangkan.

27

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Potensi Sumberdaya Wisata Pesisir Sumberdaya wisata pesisir Pantai Pananualeng sangat beragam dan memiliki daya tarik tersendiri bagi pengunjung, terutama dari segi ekologi (abiotik). Sumberdaya wisata pesisir Pantai Pananualeng dibedakan menjadi lima bagian yaitu dari segi ekologi, fasilitas, masyarakat, sosial budaya dan obyek. Secara umum, sumberdaya wisata pesisir di pantai ini masih terjaga secara alami dan belum banyak terpengaruh hal-hal modern. Kondisi

sumberdaya yang masih alami seperti ini menjadikan Pantai Pananualeng sebagai obyek daerah tujuan wisata yang memiliki banyak potensi sumberdaya yang perlu dikembangkan secara optimal. A.1 Ekologi Potensi sumberdaya ekologi dibagi menjadi potensi biotik dan abiotik. Potensi biotik meliputi flora dan fauna, sedangkan potensi abiotik meliputi bebatuan, ombak pantai, pasir pantai dan fasilitas yang telah disediakan. Pantai Pananualeng memiliki potensi flora dan fauna yang cukup unik. Hal ini dapat terlihat dari jenis flora yang terdapat di sekitar pantai seperti Bunga Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.), Bunga Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis), Bunga Kamboja (Plumeria rubra L.), Bunga Terompet (Mandevilla sanderi), Bougenville (Bougenvilia spectabilis) dan beberapa tanaman hias di sisi-sisi jalan.

(a)

(b)

Gambar 9. Tanaman Hias, (a) Bunga Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis); (b) Bunga Terompet (Mandevilla sanderi) Sumber: Dokumentasi Pribadi (2011)

28

Pantai Pananualeng juga memiliki tumbuhan lain seperti pandan (Pandanus amaryllfolium) dan pohon kelapa (Cocos nucifera). Barisan pohon kelapa (Cocos nucifera) disepanjang Pantai Pananualeng juga turut menambah nilai estetika pantai ini, sehingga pengunjung semakin merasakan nuansa hijau pada pantai ini.

Gambar 10. Pohon Kelapa di Pantai Pananualeng Sumber: Dokumentasi Pribadi (2011)

Potensi fauna yang terdapat pada Pantai Pananualeng pun tidak kalah menariknya, burung-burung madu seperti perling kecil (Aplonis minor) dapat ditemukan di pohon-pohon sekitar pantai. Selain itu, burung air jenis kuntul karang dark morph (Egretta sacra) dan kuntul karang white morph (Egretta sacra) sesekali dapat terlihat di sekitar pantai. Pada waktu siang hari dapat terlihat burung kum-kum putih atau pergam laut (Ducula bicolor) yang sedang mencari makan di kawasan ini dan pada waktu sore hari terbang bergerombol menuju habitat aslinya di Pulau Liang. Burung pergam laut ini (Ducula bicolor) dapat ditemukan pada pohon-pohon disekitar Pantai Pananualeng.

(a)

(b)

Gambar 11. Burung di sekitar Pantai Pananualeng. a) Kuntul Karang (Egretta sacra); b) Pergam Laut (Ducula bicolor) Sumber: Dokumentasi Pribadi (2011)

29

Jenis fauna mamalia lain yang hidup pada pepohonan di sekitar pantai dapat dilihat dengan mudah seperti tupai (Callosciurus notatus) dan kumbang badak (Rhinoceros bectle). Selain itu adapula beberapa fauna lain yang dapat ditemukan di pantai ini antara lain komang, kepiting pantai, ikan laut, dan bintang laut (Asteroidea sp). Bintang laut yang berada di Pantai Pananualeng cukup unik, karena pengunjung dapat dengan mudah menemukan bintang laut tersebut di tepi pantai.

(a) (b) Gambar 12. Keanekaragaman Fauna Pantai Pananualeng. a)Tupai (Callosciurus notatus); (b) Bintang Laut (Asteroidea sp) Sumber: Dokumentasi Pribadi (2011)

Potensi abiotik Pantai Pananualeng pun memiliki nilai keindahan yang tinggi. Potensi abiotik yang dimiliki pantai ini adalah pemandangan alam, bentuk pantai dan hamparan pasir putih disepanjang pantai. Pantai Pananualeng merupakan salah satu obyek wisata unggulan di Kabupaten Kepulauan Sangihe. Pantai ini memiliki hamparan pasir putih yang halus

disepanjang pantai dan pemandangan alam sekitar yang masih alami. Selain itu bentuk pantai yang landai membuat pantai ini cukup aman untuk kegiatan rekreasi pantai. Bagian sebelah selatan yang merupakan ujung Pantai Pananualeng terdapat sebuah tanjung yang indah, tanjung tersebut dapat menjadi salah satu daya tarik untuk wisata fotografi.

Gambar 13. Pantai Pananualeng Sumber: Dokumentasi Pribadi (2011)

30

A.2 Fasilitas Fasilitas wisata merupakan media yang memiliki peran penting dalam kegiatan wisata. Pantai Pananualeng merupakan salah satu obyek daerah tujuan wisata yang memiliki beberapa fasilitas pendukung. Fasilitas wisata yang terdapat di Pantai Pananualeng antara lain panggung kesenian, shelter, pos jaga, papan peringatan, tempat duduk, toilet, dan ruang ganti. Sarana dan praasarana yang terdapat di Pantai Pananualeng belum dapat dikatakan lengkap, sarana dan prasarana tersebut antara lain jalan setapak, sumber air bersih, dan gerbang masuk Pantai Pananualeng. Sebaran fasilitas serta sarana dan prasarana dapat dilihat pada Lampiran 2. 1) Panggung Kesenian Panggung kesenian merupakan salah satu fasilitas yang dulunya dibangun oleh pengelola sebagai sarana untuk menampilkan atau mementaskan kesenian-kesenian tradisional masyarakat. Panggung ini berjumlah satu unit dan berbentuk seperti rumah panggung dan terbuat dari kayu. Kondisi bangunan panggung kesenian ini kurang baik karena sudah terjadi beberapa pelapukan di beberapa sisinya namun bangunan tetap kokoh. Selain itu tidak terawatnya tumbuhan di sekitar panggung membuat bangunan ini semakin parah dan tidak layak pakai. Posisi panggung kesenian ini berada di sebelah kanan ujung jalan menuju Pantai Pananualeng, sehingga pengunjung yang datang ke pantai dapat dengan mudah menemukannya.

Gambar 14. Panggung Kesenian Sumber: Dokumentasi Pribadi (2011)

2) Shelter Pantai Pananualeng memiliki empat buah shelter dengan ukuran cukup besar. Shelter tersebut berbentuk persegi dan terbuat dari bahan permanen dengan ukuran 4 m x 4 m. Shelter ini digunakan oleh pengunjung sebagai tempat istirahat sementara dan atau tempat berlindung saat hujan turun. Kondisi dari fasilitas shelter di Pantai pananualeng31

cukup baik dan terawat, hal ini dapat terlihat dari kondisi bangunan dan tidak adanya vandalisme pada shelter tersebut. Posisi ke-empat shelter ini tersebar di beberapa titik di sepanjang pantai dan berada strategis dekat dengan jalan setapak yang sering dilalui pengunjung.

Gambar 15. Fasilitas Shelter Pantai Pananualeng Sumber: Dokumentasi Pribadi (2011)

3) Pos Jaga Pos jaga yang terdapat di Pantai Pananualeng berbentuk persegi dan terbuat dari bahan permanen. Pos ini memiliki ukuran 1,5 m x 1,5 m. Pos jaga tersebut digunakan sebagai tempat bagi pengunjung untuk membayar retribusi tiket masuk kawasan Pantai Pananualeng dan pos keamanan lingkungan pantai. Jumlah keseluruhan pos jaga atau keamanan di pantai ini adalah 2 buah. Pos jaga tersebut berada pada kondisi yang baik, hal ini terlihat dari kondisi bangunan yang baik dan kebersihan pos jaga tersebut. Pos jaga tersebut terletak di luar area pantai. Sebuah pos jaga terletak di jalan masuk Kampung Tariang Baru dan sebuah pos terletak di pintu masuk kawasan Pantai Pananualeng.

Gambar 16. Pos Jaga / Keamanan Pantai Pananualeng Sumber: Dokumentasi Pribadi (2011)

32

4) Papan Peringatan Papan peringatan di Pantai pananualeng yaitu hanya papan peringatan yang menghimbau pengunjung yang datang untuk membuang sampah pada tempatnya. Papan peringatan tersebut dikeluarkan oleh BLHDAK pada tahun 2009. Papan

peringatan tersebut terbuat dari besi dengan ketinggian 4 meter. Jumlah papan tersebut hanya terdapat satu buah dan terletak di ujung jalan memasuki area pantai. Papan peringatan tersebut terpelihara cukup baik sehingga tulisan dari papan peringatan ini masih jelas terbaca.

Gambar 17. Papan Peringatan di Pantai Pananualeng Sumber: Dokumentasi Pribadi (2011)

5) Tempat Duduk Fasilitas lain yang terdapat di Pantai Pananualeng adalah tempat duduk. Tempat duduk ini memiliki dua jenis, yaitu terbuat dari kayu dan terbuat dari bahan permanen. Fasilitas ini digunakan oleh para pengunjung untuk berduduk-duduk dan tempat menyimpan barang yang dibawa. Jumlah tempat duduk di Pantai Pananualeng cukup banyak yaitu sekitar 21 buah. Tempat duduk permanen berjumlah 3 buah dan 18 tempat duduk lainnya terbuat dari kayu. Kondisi fasilitas tempat duduk tersebut cukup terawat, meskipun sudah terlihat tua namun masih layak untuk digunakan oleh pengunjung. Posisi tempat duduk ini tersebar tidak beraturan di sepanjang kawasan pantai, namun terfokus pada area yang banyak disinggahi atau dikunjungi oleh pengunjung.

33

(a) Gambar 18. Fasilitas Tempat Duduk di Pantai Pananualeng. a) terbuat dari kayu; (b) terbuat dari bahan permanen Sumber: Dokumentasi Pribadi (2011)

(b)

6) Kamar Mandi Fasilitas kamar mandi merupakan salah satu fasilitas yang penting di kawasan wisata, khususnya wisata pesisir. Fasilitas kamar mandi Pantai Pananualeng terbuat dari bahan permanen dengan bentuk persegi panjang. Fasilitas ini digunakan oleh pengunjung untuk mandi atau membilas tubuh setelah seharian berenang di Pantai Pananualeng dan digunakan oleh masyarakat sekitar pantai untuk kegiatan mandi, mencuci, dan buang air (MCK). Jumlah kamar mandi di kawasan Pantai Pananualeng berjumlah 3 unit, masing-masing unit terdiri dari 3 buah kamar mandi. Kondisi fasilitas kamar mandi pantai Pananualeng cukup memprihatinkan, pasalnya bangunan kamar mandi tersebut sudah mengalami pelapukan pada bagian atap dan tidak terawatnya kamar mandi tersebut sehingga pengunjung selaku pengguna fasilitas tersebut tidak mendapatkan kepuasan yang optimal. Bahkan dari tiga unit kamar mandi tersebut hanya dua unti yang masih dapat digunakan. Letak kamar mandi tersebut tersebar di 3 titik di area pantai, yaitu pada bagian kiri kawasan pantai. kawasan pantai, bagian tengah, dan bagian kanan

Gambar 19. Fasilitas Kamar Mandi di Pantai Pananualeng Sumber: Dokumentasi Pribadi (2011)

34

7) Ruang Ganti Ruang ganti merupakan salah satu fasilitas yang terdapat di Pantai Pananualeng. Ruang ganti tersebut terbuat dari bahan permanen dengan bentuk persegi. Ruang ganti ini digunakan oleh pengunjung untuk mengganti pakaian sebelum dan atau sesudah melakukan kegiatan rekreasi di pantai, terutama kegiatan renang. Jumlah fasilitas ruang ganti ini berjumlah tiga unit. Dua unit ruang ganti terdiri dari dua buah ruangan dan satu unit terdiri dari sebuah ruang ganti. Kondisi fasilitas ruang ganti ini sangat memprihatinkan, hal ini dikarenakan rusaknya bangunan tersebut sehingga pengguna tidak mendapatkan kenyaman yang optimal. Selain itu, dari kedua unit ruang ganti ini hanya satu unit yang masih dapat digunakan meskipun kurang layak. Ruang ganti ini terletak tepat di samping fasilitas kamar mandi.

Gambar 20. Fasilitas Ruang Ganti di Pantai Pananualeng Sumber: Dokumentasi Pribadi (2011)

8) Jalan Setapak Jalan setapak merupakan sarana dan prasarana pendukung kegiatan wisata di Pantai Pananualeng. Jalan setapak di dalam kawasan pantai terbuat dari pasir putih Pantai Pananualeng dan memiliki panjang 450 meter. Jalan setapak ini biasanya digunakan pengunjung sebagai jalur sirkulasi atau akses menuju satu obyek ke obyek yang lain, namun terkadang pengunjung yang nakal membawa kendaraan roda dua dan melintas di jalan setapak ini. Hal ini amat disayangkan karena dapat membahayakan bagi pengunjung yang berjalan kaki. Kondisi jalan setapak ini cukup baik, karena jalan setapak hanya terbuat dari pasir pantai sehingga tidak akan merusak tekstur jalan. Kekurangan daripada jalan setapak ini adalah tidak adanya batas-batas yang jelas dari jalan setapak ini.35

Gambar 21. Jalan Setapak di Pantai Pananualeng Sumber: Dokumentasi Pribadi (2011)

9) Sumber Air Bersih Sumber air bersih merupakan sarana yang penting dalam kegiatan wisata pesisir. Pantai Pananualeng memiliki sumber air bersih yang berasal dari mata air di sekitar pemukiman masyarakat. Sumber air ini dialirkan keseluruh masyarakat sekitar pantai termasuk pada fasilitas kamar mandi yang diperuntukan bagi pengunjung Pantai Pananualeng. Sumber a