88

LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang
Page 2: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang
Page 3: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

LAPORAN TAHUNANBADAN LITBANG PERTANIAN

2017

Meraih Swasembada,Meningkatkan Daya Saing Produk Pertanian

Badan Penelitian dan Pengembangan PertanianKementerian Pertanian

Page 4: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang
Page 5: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Kata Pengantar

iBadan Penelitian dan Pengembangan Pertanian - Kementerian Pertanian

Swasembada pangan, terutama beras yang merupakan makanan pokok warga negara Indonesia, adalah salah satu indikator keberhasilan pembangunan pertanian. Hal ini telah terealisasi sebagaimana tercermin dari kinerja produksi padi pada tahun 2016 yang telah melampaui kebutuhan dalam negeri. Meski demikian, pembangunan pertanian nasional menghadapi masalah yang semakin sulit. Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang umumnya suboptimal. Perubahan iklim berdampak terhadap penurunan produksi dan mengancam keberlanjutan usaha pertanian di berbagai negara.

Dalam era perdagangan bebas tidak ada lagi sekat pasar antarnegara, sehingga produk dari negara lain dapat membanjiri pasar lokal. Kondisi ini menuntut produk pertanian Indonesia untuk memiliki daya saing yang tinggi agar tidak tersisih di pasar global. Oleh karena itu, penerapan teknologi memegang peranan penting dalam pembangunan pertanian agar produk yang dihasilkan mampu berkompetisi di pasar dunia.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) terus berupaya menggali potensi dalam menghasilkan inovasi melalui penelitian. Pada tahun 2017 Balitbangtan telah menghasilkan berbagai inovasi teknologi dan kelembagaan pertanian. Inovasi tersebut antara lain teknologi dan informasi pengelolaan lahan dan air, rehabilitasi lahan terlantar bekas tambang, formula pupuk organik dan pupuk hayati, varietas unggul tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, perbenihan, serta galur unggul ternak dan pengelolaan pakan.

Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja institusi telah dilakukan pengalihan dan pengembangan fungsi beberapa unit kerja. Kini, Balitbangtan memiliki 64 satuan kerja penelitian dan pengembangan pertanian yang tersebar di seluruh Indonesia. Teknologi yang dihasilkan dipublikasikan melalui berbagai media dan diharapkan segera berkembang luas di tingkat petani.

Laporan Tahunan ini termasuk media publikasi teknologi hasil penelitian dan sekaligus sebagai pertanggungjawaban atas penggunaan anggaran dan sumberdaya lainnya untuk penelitian dan pengembangan pertanian pada tahun 2017. Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan dan penerbitan Laporan Tahunan ini disampaikan penghargaan dan terima kasih.

Jakarta, Desember 2017Kepala Badan,

Dr. Muhammad Syakir, MS

Kata Pengantar

Page 6: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Daftar Isi

ii Laporan Tahunan Badan Ltbang Pertanian Tahun 2016

Daftar Isi

Kata Pengantar iDaftar Isi iiPendahuluan 1Inovasi Peningkatan Potensi Sumberdaya Lahan Pertanian 5

A. Pengembangan Potensi Sumberdaya Lahan dan Air 5

B. Inovasi Formula Pupuk 8C. Teknologi Rehabilitasi Lahan Terlantar Bekas

Tambang 9

Varietas Unggul dan Perbenihan 11

A. Varietas Unggul Tanaman 11B. Bibit dan Galur Unggul Ternak 20C. Teknologi Perbenihan 22

Inovasi Teknologi Produksi Pertanian Berkelanjutan 25

A. Teknologi Tanam Padi Sistem Jajar Legowo 25B. Pengendalian OPT Padi 26C. Teknologi Pengendalian Penyakit Bulai pada

Jagung 27D. Teknologi Budidaya Kedelai 27E. Teknologi Pengendalian OPT pada Tanaman

Hortikultura 29F. Teknologi Pengendalian OPT padaTanaman

Perkebunan 29

Page 7: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Daftar Isi

iiiBadan Penelitian dan Pengembangan Pertanian - Kementerian Pertanian

G. Teknologi Pengelolaan Pakan 30H. Teknologi Pengendalian Penyakit Ternak 31I. TeknologiSpesifikLokasi 33

Inovasi Mekanisasi, Pascapanen, dan Pengolahan Hasil 37

A. Alat dan Mesin Pertanian 37B. Inovasi Pascapanen dan Pengolahan Hasil

Pertanian 42

Inovasi Kelembagaan dan Kebijakan Sosial Ekonomi 47

Diseminasi Teknologi 57

A. Benih Sumber 57B. Diseminasi Teknologi Melalui Sistem

Informasi 58C. Pengembangan Model Inovasi Pertanian 61D. Pameran dan Ekspose Teknologi 64

Inovasi Manajemen Litbang Pertanian 69

A. Pengembangan Kelembagaan 69B. Penyempurnaan Kinerja, Sasaran Program,

dan Kegiatan 2015-2019 69C. Penyusunan Prioritas Penelitian dan

Pengembangan Pertanian 70D. Pengelolaan Anggaran 70E. Pengelolaan Aset Penelitian dan

Pengembangan Pertanian 73

Page 8: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang
Page 9: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

1Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian - Kementerian Pertanian

Pendahuluan

Dalam implementasinya, pembangunan pertanian dihadapkan kepada masalah yang semakin

sulit dan kompleks. Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian, misalnya, menuntut pembukaan lahan baru yang umumnya suboptimal. Perubahan iklim global telah mengancam keberlanjutan usaha pertanian karena meningkatkan frekuensi

kekeringan dan banjir yang berujung pada penurunan produksi jika tidak diantisipasi. Perubahan iklim juga telah memicu perkembangan hama dan penyakit yang tidak jarang merusak tanaman budi daya. Isu lingkungan perlu pula direspon karena terkait dengan perubahan iklim global. Era perdagangan global menjadi tantangan tersendiri dalam pembangunan pertanian, karena produk dari negara lain dapat

membanjiri pasar lokal yang menjadi pesaing bagi produk pertanian dalam negeri.

Masalah tersebut tentu perlu dipecahkan agar tujuan pembangunan pertanian dapat dicapai. Pengalaman menunjukkan sebagian masalah pertanian dapat dipecahkan melalui penerapan inovasi. Oleh karena itu, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) sebagai lembaga penelitian publik di bidang pertanian dituntut untuk menyediakan inovasi yang mampu memecahkan masalah yang sedang dan akan terjadi. Didukung oleh unit kerja (UK) dan unit pelaksana teknis (UPT) penelitian di berbagai daerah, Balitbangtan terus berupaya menghasilkan inovasi untuk memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat pertanian dalam berproduksi dan meraih kesejahteraan.

Pada tahun 2017 Balitbangtan telah menghasilkan berbagai inovasi yang diharapkan segera berkembang luas. Inovasi tersebut mencakup pemanfaatan sumber daya lahan dan air, varietas unggul, teknologi budi daya dan kelembagaan pertanian.

Pembangunan pertanian dalam periode 2015-2019 diarahkan pada upaya percepatan swasembada pangan, peningkatan nilai tambah dan daya saing produksi pertanian, pengembangan bioindustri dan bioenergi, serta peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani. Sasaran dan indikator kinerja pembangunan pertanian mencakup swasembada beras, jagung, dan kedelai, peningkatan produksi daging, gula, dan komoditas strategis lainnya. Pengembangan dan peningkatan produksi komoditas bernilai tambah dan berdaya saing tinggi adalah strategi dalam merebut pasar ekspor.

Page 10: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Pendahuluan

2 Laporan Tahunan Badan Ltbang Pertanian Tahun 2017

Peta kesesuaian lahan yang telah disusun dapat digunakan sebagai acuan dalam mengidentifikasi lahan untuk pengembangan pertanian. Peta arahan pengembangan komoditas menyajikan paket rekomendasi pengelolaan lahan yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan produktivitas dan produksi tanaman. Teknologi pengelolaan lahan dan air pada lahan pasang surut telah berkembang di beberapa daerah. Balitbangtan juga telah menghasilkan teknologi konservasi lahan dataran tinggi, teknologi rehabilitasi lahan terlantar bekas tambang, formula pupuk organik dan pupuk hayati untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia yang diketahui dapat mencemari lingkungan. Teknologi embung, dam parit, dan kolam penampung air lainnya telah dikembangkan di beberapa daerah untuk mengantisipasi lahan pertanaman dari ancaman kekeringan.

Pada tahun 2017 Balitbangtan telah menghasilkan berbagai varietas unggul tanaman yang perlu segera dikembangkan untuk meningkatkan produksi. Selain itu juga telah dihasilkan galur unggul sapi, kambing, ayam, dan kelinci yang merupakan ternak pedaging. Teknologi perbenihan diharapkan dapat pula segera dikembangkan oleh penangkar dan perusahaan benih untuk memenuhi kebutuhan benih unggul yang berperan penting dalam meningkatkan produksi.

Teknologi budi daya padi dengan sistem tanam jajar legowo (jarwo) super telah dikembangkan di beberapa sentra produksi melalui program upaya khusus (Upsus) Kementerian Pertanian. Di Indramayu, Jawa Barat, penerapan teknologi jarwo super dengan pendampingan intensif di lapangan memberikan hasil yang menggembirakan, 2-3 t/ha lebih tinggi dari pertanaman padi petani di sekitarnya. Pengembangan teknologi jarwo super di sentra produksi padi di Indonesia terus didorong dan difasilitasi untuk mempercepat upaya peningkatan produksi guna meraih swasembada beras berkelanjutan. Pada tahun 2016, produksi padi dalam negeri dilaporkan telah sampai pada tingkat swasembada.

Pengembangan teknologi budi daya kedelai pada lahan kering diharapkan dapat mempercepat upaya peningkatan produksi. Teknologi produksi kedelai yang dikembangkan antara lain teknologi budi daya varietas unggul toleran naungan,

PTT kedelai pada lahan marjinal, dan varietas unggul baru.

Cabai dan bawang merah merupakan komoditas yang perlu tersedia di sepanjang waktu karena selalu dibutuhkan sebagai bumbu masak, baik di rumah tangga maupun industri kuliner. Namun kedua komoditas ini adakalanya langka di pasaran karena distiribusi panen yang tidak merata. Teknologi budi daya di luar musim (off season) menjadi salah satu solusi dalam pemerataan produksi dan distribusi cabai dan bawang merah. Teknologi budi daya tebu dengan sistem tanam juring ganda yang mampu meningkatkan populasi tanaman 2,36 kali lipat dari sistem tanam juring tunggal telah mulai diadopsi petani di beberapa daerah, terutama di sentra pegembangan tebu. Teknologi pengendalian penyakit tebu melalui benih sehat dengan teknik hot water treatment (HWT) menggunakan mesin waterbath dapat mengendalikan bakteri Leifsonia xyli subsp xyli sebagai penyebab penyakit ratoon stunting disease (RSD) pada tanaman pemanis ini.

Balitbangtan juga telah menghasilkan teknologi budi daya kakao dan kopi yang termasuk komoditas ekspor andalan nasional. Teknologi produksi pakan juga telah dikembangkan dalam upaya penyediaan pakan bernutrisi tinggi bagi ternak budi daya.

Teknologi mekanisasi diperlukan untuk mempercepat proses produksi, meningkatkan efisiensi,

Page 11: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Pendahuluan

3Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian - Kementerian Pertanian

dan mengatasi kelangkaan tenaga kerja di perdesaan. Balitbangtan telah merekayasa dan menghasilkan prototipe alat-mesin pengolah tanah, penanam, dan pemanen beberapa komoditas pertanian yang sesuai dengan kondisi ekosistem dan sosial-ekonomi petani di perdesaan. Prototipe alat-mesin tanam padi jajar legowo tipe mini yang dihasilkan diharapkan dapat mempercepat upaya pengembangan teknologi budi daya padi dengan sistem tanam jajar legowo yang terbukti mampu meningkatkan produksi dan telah berkembang di beberapa sentra produksi padi.

Balitbangtan juga telah menghasilkan teknologi pascapanen dan pengolahan hasil pertanian yang siap dikembangkan lebih lanjut. Teknologi tersebut antara lain nanocoating untuk meningkatkan daya simpan dan mempertahankan mutu benih kedelai selama penyimpanan, pengolahan bawang merah skala komersial, dan penyimpanan cabai segar.

Di bidang perternakan, Balitbangtan telah menghasilkan teknologi pakan dan mengetahui spesies tanaman yang potensial dikembangkan sebagai sumber pakan lokal. Di Nusatenggara Timur yang merupakan sentra pengembangan ternak sapi telah dikembangkan leguminosa yang potensial sebagai pakan bernutrisi. Avian Influenza (flu burung) merupakan penyakit unggas yang mematikan. Balitbangtan telah menghasilkan vaksin untuk pengendalian penyakit flu burung.

Untuk mempercepat adopsi teknologi oleh petani, Balitbangtan telah menginisiasi pengembangan kelembagaan pertanian. Agar inovasi teknologi dan kelembagaan pertanian dapat segera menyentuh masyarakat maka diseminasi teknologi merupakan suatu keharusan dengan memanfaatkan berbagai saluran dan media yang tepat dan efektif. Umpan balik diseminasi teknologi dari masyarakat berperan penting sebagai

acuan dalam perencanaan penelitian dan pengembangan pertaian untuk menghasilkan teknologi yang lebih sesuai dengan kebutuhan para penggunanya.

Terkait upaya peningkatan efektivitas dan efisiensi kinerja, Balitbangtan pada tahun 2017 mengalami perubahan organisasi dengan pengalihan fungsi Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian dan Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian kepada Kementerian Pertanian melalui Sekretariat Jenderal. Balitbangtan juga mengalami peningkatan status eselonisasi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian (LPTP) menjadi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) di dua provinsi, yaitu Sulawesi Barat dan Kepulauan Riau. Dengan demikian, Balitbangtan saat ini memiliki 33 BPTP dan 64 satuan kerja penelitian dan pengembangan pertanian yang tersebar di Indonesia.

Page 12: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Inovasi Pemanfaatan Potensi Sumber Daya

Lahan Pertanian

Page 13: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

5Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian - Kementerian Pertanian

Inovasi Pemanfaatan Potensi Sumber Daya

Lahan Pertanian

Pesatnya pembangunan infrastruktur, pusat industri, pengembangan perkotaan dan lain sebagainya berdampak terhadap konversi lahan pertanian yang belum dapat diatasi sepenuhnya. Di sisi lain, lahan potensial dan lahan tersedia untuk perluasan areal pertanian masih cukup luas, namun perlu kehati-hatian dalam pemilihan dan peruntukannya mengingat semakin ketatnya persaingan penggunaan lahan dan air untuk berbagai keperluan.

A. PENGEMBANGAN POTENSI SUMBER DAYA LAHAN DAN AIR

Pembangunan Embunguntuk Meningkatkan Indeks Pertanaman

Pembangunan embung dan bangunan penampung air lainnya bertujuan menampung air hujan yang akan dimanfaatkan untuk mengairi pertanaman pada musim kemarau. Sebagai sumber pengairan tanaman, pembangunan embung kecil lebih menguntungkan dibandingkan dengan bendung besar, antara lain biaya lebih rendah dengan melibatkan partisipasi masyarakat, pemanfaatan air tampungan embung untuk irigasi relatif cepat, pemeliharaan relatif murah, tidak memiliki risiko sosial yang tinggi (pembebasan

Indonesia dengan jumlah penduduk yang banyak dan terus bertambah dari waktu ke waktu menuntut

ketersediaan pangan dan produk pertanian lainnya dalam jumlah yang cukup. Keterbatasan bahan bakar minyak asal fosil sebagai sumber energi yang menggerakkan perekonomian global menuntut pengembangan bioenergi yang bersumber dari pertanian. Sementara itu, perubahan iklim global

telah mengancam keselamatan produksi pertanian yang ditandai oleh meluasnya areal pertanaman yang didera kekeringan dan tergenang akibat banjir. Oleh karena itu, Balitbangtan terus berupaya menggali potensi dan meningkatkan produktivitas lahan pertanian melalui penelitian dari berbagai aspek, termasuk pada lahan eksisting, lahan potensial, dan lahan tersedia sesuai dengan peruntukannya.

Page 14: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Inovasi Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Lahan Pertanian

6 Laporan Tahunan Badan Ltbang Pertanian Tahun 2017

lahan), ramah lingkungan, dan memiliki co-benefit yang tinggi pula (perikanan, agrowisata, konservasi air dll).

Pemanfaatan Air Permukaan untuk Pertanian

Sebagai negara yang terletak pada wilayah tropika yang dipengaruhi oleh iklim monsoon, Indonesia diberkahi dengan curah hujan yang tinggi, namun belum terkelola dan termanfaatkan dengan baik untuk pertanian. Seyogianya air hujan yang jatuh ke permukaan bumi dan mengalir ke sungai dapat dialirkan ke lahan pertanian, terutama di wilayah bergelombang hingga berbukit dengan menerapkan konsep panen air bertingkat (cascade water harvesting). Dengan cara ini, air hujan dapat dipanen, didaur ulang, dan didayagunakan untuk menghasilkan aneka produk pertanian. Aliran air irigasi ke kawasan pertanian bergelombang hingga berbukit dapat meningkatkan indeks pertanaman (IP) pada lahan seluas 79,35 juta ha.

Potensi Pengembangan Infrastruktur Panen Air pada Lahan Pertanian

Infrastruktur utama panen air berupa embung, dam parit, long storage, sumur dangkal, dan sungai (pompanisasi) akan dikembangkan pada lahan sawah tadah hujan dan lahan

kering seluas 4 juta ha. Embung dibangun untuk menampung air hujan, aliran permukaan dan mata air sebagai sumber irigasi pada musim kemarau. Long storage dibangun untuk menanggulangi kelebihan air (drainase) pada musim hujan dan sebagai sumber irigasi pada musim kemarau. Air sungai dimanfaatkan melalui pemasangan pompa dan instalasi irigasi, terutama pada kawasan dengan elevasi lebih rendah dari areal usaha tani. Dam parit dibuat dengan membendung aliran parit atau sungai kecil serta mendistribusikan air areal pertanaman di sekitarnya.

Dam parit yang dibangun di Desa Tompobulu, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, telah diresmikan penggunaannya oleh Menteri Pertanian. Dam parit dengan lebar 60 m ini dapat mengairi areal pertanaman seluas 75 ha sehingga berdampak terhadap peningkatkan indeks pertanaman pada lahan sawah tadah hujan dari 1,0 menjadi 2,0. Hal ini diharapkan berkontribusi terhadap peningkatan produksi pertanian di daerah setempat. Peta Kesesuaian Lahan untuk Pengembangan Komoditas Pangan Strategis

Data dan informasi sumber daya lahan diperlukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan yang ada dalam program

intensifikasi dan diversifikasi serta lahan tersedia untuk program ekstensifikasi. Data dan informasi sumber daya lahan yang disajikan dalam bentuk peta tanah dilengkapi dengan informasi sifat tanah lebih detail dan penyebarannya pada landscape di kabupaten/kota.

Pada akhir tahun 2017 Balitbangtan telah menyusun peta tanah semidetail skala 1:50.000 mencakup 382 kabupaten/kota di Indonesia. Peta kesesuaian lahan dan potensi pengembangan komoditas pertanian ini dihasilkan melalui kegiatan: (1) updating peta tanah, (2) penyusunan land characterstics, (3) penilaian kesesuaian lahan untuk budi daya padi, jagung, kedelai, bawang merah, cabai, tebu, hijauan pakan ternak/sapi potong, (4) penyusunan arahan komoditas, dan (5) penyusunan rekomendasi pengelolaan lahan.

Peta Tanah dan Kesesuaian Lahan Kabupaten Kuantan Singingi, Riau

Peta tanah menyajikan data dan informasi penyebaran spasial satuan tanah dan luasnya di suatu wilayah. Hasil identifikasi dan verifikasi lapang menunjukkan tanah di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau, dapat dibedakan atas 58 satuan tanah. Satuan tanah adalah tanah yang mempunyai sifat yang sama atau hampir sama potensinya untuk pertanian.

Dam parit telah dibangun di Kecamatan Tompobulu,

Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan

Page 15: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Inovasi Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Lahan Pertanian

7Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian - Kementerian Pertanian

Berdasarkan sifat tanah yang dimiliki masing-masing satuan peta, dilakukan penilaian kesesuaian lahan terhadap komoditas pertanian strategis, yaitu padi, jagung, kedelai, bawang merah, cabai merah, tebu, kakao, kelapa sawit, dan hijauan pakan ternak (rumput gajah). Hasil penilaian menunjukkan komoditas pertanian strategis tersebut sesuai dikembangkan di Kabupaten Kuantan Singingi,

Riau, dengan berbagai faktor pembatas, antara lain pH tanah rendah, kandungan hara P dan K serta C organik rendah dan lereng di beberapa tempat. Pengembangan komoditas diarahkan pada lahan dengan tingkat kesesuaian biofisik lahan (kelas S1, S2 dan S3) pada kawasan areal penggunaan lain (APL), hutan produksi (HP), dan hutan produksi konservasi (HPK).

Pengembangan komoditas padi sawah diarahkan pada lahan sawah rigasi dan sawah tadah hujan. Sementara itu, padi gogo, jagung, kedelai, bawang merah, cabai merah, tebu, kakao, kelapa sawit, dan hijauan pakan ternak (rumput gajah) diarahkan pengembangannya pada lahan kering dan dibedakan ke dalam 39 satuan arahan pengembangan dengan pola diversifikasi pada lahan tegalan/kebun campuran (D) seluas 48.006 ha, pada lahan perkebunan sebagai tanaman sela (C) seluas 118.495 ha, dan lahan bukaan baru (E) seluas 16.480 ha. Luas lahan tidak sesuai (N) terdapat 963 ha, lahan tidak direkomendasikan (TR) seluas 341.716 ha, tubuh air (X3) sekitar 2.549 ha, lahan rusak sekitar 612 ha, dan galian tambang seluas 147 ha.

Berdasarkan karakteristik lahan di setiap satuan arahan pengembangan maka rekomendasi pengelolaan lahan untuk masing-masing komoditas yang akan dikembangkan adalah sebagai berikut:

Peta arahan komoditas pertanian Kabupaten Kuantan Singingi, Riau

No Arahan Keterangan1. Lahan direkomendasikan

- Luas 178.216,10 ha (33,69%)- Komoditas rekomendasi Padi (PD), Jagung (JG), Kedelai (KD), Bawang Merah (BM),

Cabai Merah (CM), Tebu (TB), Kakao (KK), Kelapa Sawit (KS), Pakan Ternak (PT)

- Jumlah paket RPL 133 Paket RPL - Sistem Pengelolaan Ekstensifikasi (E), Diversifikasi (D), Intercropping/tanaman

sela (C)2. Lahan tidak direkomendasikan

- Luas 350.753,97 ha (66,31%)- Lahan tidak sesuai (N) Lahan tidak sesuai secara biofisik (5.705,82 ha atau 1,08%)- Tidak rekomendasi (TR) Lahan tidak sesuai karena status lahan berupa kawasan

hutan (341.745,80 ha atau 64,61%)- Lain-lain (X) Lahan berupa permukiman, tubuh air, dan lain-lain (3.302,35

ha atau 0,62%)

Page 16: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Inovasi Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Lahan Pertanian

8 Laporan Tahunan Badan Ltbang Pertanian Tahun 2017

B. INOvASI FORMULA PUPUK

Rekomendasi Pemupukan pada Lahan Sawah Tadah Hujan

Penelitian penentuan rekomendasi pemupukan pada lahan sawah tadah hujan dilakukan di Karangmojo Jawa Tengah dan Sukadana Lampung. Di Karangmojo Jawa Tengah, tanah bertekstur liat (>55%) dan agak alkalis. Pada tanah alkalis beberapa hara lebih tersedia tetapi kation didominasi oleh hara Ca sehingga hara P tidak mudah tersedia bagi tanaman karena diikat Ca. Dalam komplek absorbsi, hara K akan bersaing dengan Ca dan kejenuhan hara K tidak ideal untuk tanaman.

Di Sukadana Lampung, tanah bertekstur lempung liat berpasir dan lempung berpasir, bersifat agak masam (pH 5,3). Pada kondisi tersebut tanah mudah mengeras dan akar tanaman tidak berkembang dengan baik. Selisih antara pH dalam KCl 1 N dan H2O negatif, berarti bermuatan negatif dan dapat memegang hara di tanah maupun hara yang ditambahkan melalui pemupukan. Kandungan C-organik dan N-total di tanah rendah. Dengan demikian, tanah memerlukan masukan bahan organik untuk meningkatkan produktivitas lahan dan efisiensi pemupukan.

Teknologi Konservasi Tanah pada Dataran Tinggi

Hasil penelitian di Bayongbong, Kabupaten Garut, pada musim tanam 2017 menunjukkan penggunaan mulsa dan pembenah tanah (biochar, dolomit) tidak berpengaruh terhadap sifat kimia tanah, tetapi meningkatkan ruang pori total (RPT), pori drainase cepat (PDC), permeabilitas dan agregasi tanah. Hal ini terindikasi dari pertumbuhan bawang merah yang tidak berbeda antara perlakuan pemberian mulsa dan pembenah tanah dibanding tanpa mulsa dan pembenah tanah.

Hasil bawang merah memberikan respon yang berbeda terhadap pemberian pembenah tanah dari jenis mulsa yang berbeda. Tanpa mulsa (M0), hasil umbi kering panen tertinggi diberikan oleh teknologi budi daya petani + 5,0 t/ha biochar, mencapai 18,8 t/ha.

Percobaan pemupukan hara N, P, dan K pada tanaman padidi lahan sawah tadah hujan di Karangmojo, Gunungkidul, Jawa Tegah, MK 2017

Percobaan pemupukan hara N, P, dan K pada tanaman padi di lahan sawah tadah hujan di Sukadana, Lampung Timur, MK 2017.

Di Karangmojo Ginung Kidul maupun Sukadana Lampur, pemupukan N nyata meningkatkan tinggi tanaman, jumlah anakan, bobot gabah kering panen, dan giling serta berat jerami kering. Dosis optimum pupuk N pada tanaman padi pada lahan sawah tadah hujan di lokasi ini adalah 135 kg/ha atau 300 kg urea/ha. Pemupukan P dan K juga meningkatkan tinggi tanaman, bobot gabah kering panen dan giling, serta bobot jerami kering. Dosis optimum pupuk SP36 dan KCl di Karangmojo Ginung Kidul masing-masing adalah 50 kg dan 100 kg/ha.

Di Sukadana Lampung, dosis optimum pupuk N adalah 90 kg/ha atau 200 kg urea/ha, sedangkan dosis optimum pupuk P dan K untuk tanaman padi varietas Inpari-30 pada lahan sawah tadah hujan masing-masing 125 kg SP36 dan 150 kg KCl/ha.

Page 17: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Inovasi Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Lahan Pertanian

9Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian - Kementerian Pertanian

Pada perlakuan mulsa plastik (M1), hasil umbi kering panen tertinggi 18,8 t/ha diberikan oleh teknologi budi daya petani + 5 t/ha dolomit + 5,0 t/ha biochar. Pada perlakuan mulsa jerami (M2), hasil tertinggi 16,5 t/ha diperoleh dari penerapan teknologi budi daya petani + 5 t/ha dolomit + 5,0 t/ha biochar. C. TEKNOLOGI

REHABILITASI LAHAN TERLANTAR BEKAS TAMBANG

Rehabilitasi Lahan Bekas Tambang Timah

Kelangkaan lahan yang ideal untuk perluasan areal pertanian maka penggunaan lahan suboptimal seperti lahan bekas tambang menjadi penting untuk dikaji sebagai lahan pertanian. Penelitian ini bertujuan mempelajari kelayakan teknis dan sosial-ekonomis pemanfaatan

lahan bekas tambang untuk budi daya pertanian.

Hasil penelitian di Bukitkijang, Kabupaten Bangka Tengah, pada tahun 2017 menunjukkan tanaman legum seperti sentro, kalopo, dan mukuna yang ditanam sebagai penutup tanah berperan penting merehabilitasi lahan bekas tambang timah karena cepat beradaptasi. Beberapa bulan sesudah ditanam, tanaman legum penutup tanah ini mampu menghijaukan lahan bekas tambang yang tandus dengan tingkat kesuburan yang sangat renah. Selain tanaman legum penutup tanah, beberapa jenis tanaman pangan dan sayuran seperti tanaman jagung, kedelai, dan kacang tanah telah mulai dibudiyakan pada sebagian lahan bekas tambang timah dan batubara. Jenis legume pakan ternak yang adaptif pada lahan bekas tambang timah antara lain Arachis pintoi,

Sentrosema dan Kalopogonium beradaptasi baikdan tumbuh cepat pada lahan bekas tambang

timah

Pertumbuhan kacang hijau, kacang tanah, dan kedelai pada lahan bekas tambang timah di Desa Bukitkijang,

Kabupaten Bangka Tengah, 2017

Clitoria ternatea, Stylosanthes guianensis dan indigofera.

Fertigasi pada Lahan Bekas Tambang Batubara

Di Kalimantan Timur, kunci perbaikan kualitas lahan bekas tambang batubara adalah penggunaan pupuk kandang (kompos) dengan dosis 20-30 t/ha. Pemberian biochar sebagai pembenah tanah adakalanya meningkatkan hasil tanaman budi daya secara signifikan sebagaimana terjadi pada lahan bekas tambang batubara di Kalimantan Timur, namun adakalanya tidak mem-perlihatkan perbedaan pening-katan hasil yang nyata seperti pada lahan bekas tambang timah di Pulau Bangka. Perlakuan fertigasi, terutama dengan formula AB-Mix Balitbangtan meningkatkan hasil tanaman budi daya dibandingkan dengan perlakuan pupuk NPK secara konvensional.

Percobaan fertigasi pada lahan bekas tambang timah di Bangka Tengah

Page 18: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang
Page 19: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

11Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian - Kementerian Pertanian

Varietas Ungguldan Perbenihan

A. vARIETAS UNGGUL TANAMAN

Dalam sejarah pembangunan pertanian Indonesia, varietas unggul telah berkontribusi nyata dalam peningkatan produktivitas karena berdaya hasil tinggi, tahan dan toleran terhadap cekaman biotik dan abiotik, serta mudah diadopsi. Pada tahun 2017 Balitbangtan telah menghasilkan beberapa varietas unggul padi, jagung, kedelai, kacang tanah, gandum, cabai, bawang merah, kentang, pisang, jeruk, tebu, kelapa, sagu, kapas, teh, dan tembakau.

Padi

Pada tahun 2017 Balitbangtan telah melepas lima varietas unggul padi dengan

nama Tarabas, Rindang-1 Agritan, Rindang-2 Agritan, Munawacita Agritan, dan Mustaban Agritan. Masing-masing varietas memiliki keunggulan tersendiri.

Tarabas

Varietas ini merupakan hasil seleksi beberapa varietas dari

golongan Japonica yang diketahui berasnya diimpor dari Jepang untuk memenuhi kebutuhan para expatriate yang cukup besar. Pengembangan varietas Tarabas diarahkan pada lahan sawah dataran rendah sampai menengah.

Varietas unggul ini berpotensi hasil 5,38 t/ha dengan tekstur nasi sangat pulen sehingga diharapkan dapat bersaing dengan beras serupa dari Jepang, agak tahan penyakit tungro inokulum Garut, agak tahan penyakit blas ras 033 dan 073, dan tahan ras 133 dan

173. Kelemahan varietas Tarabas adalah peka hama wereng cokelat biotipe 1 dan rentan penyakit tungro inokulum Purwakarta.

Page 20: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Varietas Unggul dan Perbenihan

12 Laporan Tahunan Badan Ltbang Pertanian Tahun 2017

Rindang-1 Agritan

Varietas unggul Rindang-1 Agritan toleran naungan sehingga potensial dikembangkan pada areal tanaman perkebunan atau tanaman tahunan. Varietas unggul ini mampu berproduksi 6,97 t/ha dengan umur panen 113 hari dan tekstur nasi pera. Selain toleran naungan, varietas Rindang-1 Agritan juga toleran keracunan aluminium sampai kadar 40 ppm dan bereaksi moderat terhadap kekeringan. Keunggulan lainnya adalah tahan terhadap penyakit blas ras 001, 041, 033 dan agak tahan ras 173. Kelemahannya adalah agak peka terhadap hama wereng cokelat biotipe 1, 2, dan 3. Pengembangan varietas Rindang-1

Agritan direkomendasikan secara monokultur atau tumpang sari pada areal tanaman perkebunan dengan naungan sampai 55%, baik pada lahan kering masam maupun lahan kering subur di dataran rendah.

Munawacita Agritan

Varietas Munawacita Agritan merupakan perbaikan dari varietas lokal Kewal melalui radiasi sinar gamma yang sebelumnya

Varietas Tarabasberdaya hasil 5,38 t/hadengan tekstur nasi sangat pulen

Varietas Rindang-2 Agritan, potensil hasil 7,39 t/ha, toleran naungan, tekstur nasi pulen

Varietas Rindang-1 Agritan,potensil hasil 6,97 t/ha dan toleran

naungan

Rindang-2 Agritan

Varietas Rindang-2 Agritan merupakan hasil persilangan antara varietas Batutegi, CNA2903, IR60080-23, dan Cimelati, bereaksi moderat terhadap naungan, toleran keracunan aluminium 40 ppm, dan moderat kekeringan. Varietas unggul ini berumur 113 hari, potensi hasil 7,39 t/ha, dan rasa nasi pulen. Selain itu, varietas Rindang-2 Agritan tahan terhadap penyakit blas ras 001, 041, 033, dan agak tahan ras 073 dan 051. Kelemahannya adalah agak peka terhadap hama wereng cokelat biotipe 1, 2, dan 3. Pengembangan varietas unggul ini direkomendasikan secara monokultur atau tumpang sari pada areal tanaman perkebunan dengan naungan sampai 55%.

berumur dalam menjadi lebih genjah (123 hari) dan disukai konsumen. Potensi hasilnya 9,74 t/ha dengan tekstur nasi agak pulen. Keunggulan lainnya adalah agak tahan hama wereng cokelat biotipe 3, tahan penyakit hawar daun bakteri patotipe III, agak tahan patotipe IV dan VIII, dan agak tahan penyakit blas ras 033. Varietas ini sesuai dikembangkan pada lahan sawah dataran rendah sampai ketinggian 600 m dpl.

Mustaban Agritan

Varietas Mustaban Agritan juga merupakan perbaikan varietas lokal Kewal melalui radiasi sinar gamma. Potensi hasilnya mencapai 10,86 t/ha pada umur 118 hari dan tekstur nasi pulen. Keunggulan lainnya dari varietas Mustaban

Page 21: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Varietas Unggul dan Perbenihan

13Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian - Kementerian Pertanian

Agritan adalah agak tahan hama wereng cokelat biotipe 3, tahan penyakit hawar daun bakteri patotipe III, agak tahan patotipe IV dan VIII, serta agak tahan penyakit blas ras 033. Varietas unggul ini cocok dikembangkan pada lahan sawah dataran rendah sampai ketinggian 600 m dpl.

Jagung

Varietas unggul Nakula Sadewa (Nasa-29) merupakan jagung hibrida hasil silang tunggal, umur 103 hari, tahan penyakit bulai (Peronosclerospora maydis dan P. philippinensis), hawar daun (Helminthosporium maydis), dan karat daun. Varietas unggul ini beradaptasi luas dari dataran rendah sampai dataran tinggi dengan prolifik ≥30% pada lingkungan yang sesuai. Perakaran kuat dan tahan rebah, varietas

Nasa-29 mampu berproduksi 13,7 t/ha.

Calon varietas unggul baru Srikandi Andi Depu-2 merupakan jagung khusus (specialty corn) karena bijinya berwarna ungu-hitam. Calon varietas unggul ini kaya antioksidan dengan kandungan anthosianin 60 mikrogram/g sampel. Tanaman sudah dapat dipanen pada umur 98

hari dengan potensi hasil 7,5 t/ha, agak moderat terhadap penyakit bulai dan mampu beradaptasi pada dataran rendah daerah tropis.

Kedelai

Kedelai unggul varietas Derap-1 merupakan hasil persilangan galur G511H dan varietas Anjasmoro. Varietas unggul ini berpotensi hasil 3,2 t/ha dengan rata-rata 2,8 t/ha, tahan terhadap hama pengisap polong dan agak tahan penggerek polong, ukuran biji besar (17,6 g/100 biji), umur genjah (76 hari), polong tahan pecah, dan kandungan protein 39,2%.

Kacang Tanah

Dua varietas unggul kacang tanah yang dilepas masing-masing diberi nama Katana-1 dan Katana-2. Varietas Katana-1 merupakan hasil silang tunggal antara varietas lokal lamongan dengan galur

Keragaan varietas Mustaban Agritan, rasa nasi pulen,potensi hasil 10,86 ton/ha

Varietas Munawacita Agritan, potensi hasil 9,74 t/ha,tekstur nasi agak pulen

Jagung hibrida varietas Nakula Sadewa (NASA-29)bertongkol dua dengan potensil hasil 13,7 t/ha

Calon varietas jagung Srikandi Andi Depu-2 berbiji ungu hitamkaya antosianin.

Page 22: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Varietas Unggul dan Perbenihan

14 Laporan Tahunan Badan Ltbang Pertanian Tahun 2017

ICGV87123. Keunggulannya antara lain mampu berproduksi 4,8 t/ha, berbiji dua, tahan penyakit layu bakteri, agak tahan penyakit karat dan bercak daun, adaptif pada lahan sawah dan tegalan. Varietas Katana-2 adalah hasil silang tunggal varietas Bima dengan galur ICGV99029, potensi hasil 4,7 t/ha, berbiji tiga, tahan penyakit layu bakteri, agak tahan penyakit karat dan bercak daun.

Gandum

Balitbangtan memiliki calon varietas unggul baru gandum tropika yang diberi nama Guri-7 Agritan. Pengujian di beberapa lokasi menunjukkan gandum

tropika ini berdaya hasil 3,93 t/ha dengan rata-rata 3,11 t/ha dan sudah dapat dipanen pada umur 99 hari. Keunggulan lainnya varietas dari calon varietas unggul gandum tropika adalah dapat beradaptasi pada dataran menengah (600 m dpl).

Cabai

Cabai merah varietas Carvi Agrihorti mempunyai beberapa keunggulan, antara lain agak tahan hingga tahan terhadap virus belang cabai (ChiVMV), potensi hasil 18-20 t/ha dan umur awal panen 95 hari setelah tanam. Selain itu, varietas unggul cabai merah ini memiliki buah dengan panjang 10-

Kedelai unggul varietas Derap-1, umur genjah (76 hari), potensi hasil

3,2 t/ha, biji besar

Varietan unggul baru cabai merahCarvi Agrihorti-1, potensil hasil

18-20 t/ha

Calon varietas unggul gandum (Guri-7 Agritan),potensi hasil 3,93 t/ha, beradaptasi pada dataran medium 600 m dpl

Varietas Katana-1, berbiji dua, potensi hasil 4,8 t/ha (kiri), varietas Katana-2 berbiji tiga dengan potensi hasil 4,7 t/ha (kanan)

13 cm dan berwarna merah setelah masak (RHD red grup 46 A).

Bawang Merah

Violletta Agrihorti-2 merupakan calon varietas unggul bawang merah hasil persilangan varietas Sembrani dengan Kramat-1, warna umbi merah muda, bobot umbi basah 90-124 g dan umbi kering 60.99-83.90 g/rumpun. Tanaman dapat dipanen pada umur 86 hari setelah tanam, daya simpan umbi 3-4 bulan setelah panen. Hasil umbi basah 23-29 t/ha dan umbi kering 14-19 t/ha. Bentuk umbi bulat dan warna umbi merah muda

Page 23: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Varietas Unggul dan Perbenihan

15Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian - Kementerian Pertanian

(182A Greyed Red Group RHS). Calon varietas unggul bawang merah ini agak tahan terhadap penyakit Alternaria porri. Kentang

Spudy Agrihorti, calon varietas unggul baru kentang yang cocok digunakan sebagai bahan baku keripik kentang, umbi berwarna

28-29 obrix, kandungan vitamin C tinggi, berkisar antara 23,17- 27,81 mg, bagian buah yang dapat dimakan tinggi berrkisar 71,1-72,4%, dan berumur genjah 266-285 hari.

Jeruk

Klon unggul jeruk SoE-86 Agrihorti merupakan perbaikan jeruk keprok SoE lokal asal NTT dengan teknologi iradiasi sinar gamma. Dibandingkan dengan jeruk aslinya, klon unggul jeruk keprok SoE-86 memiliki jumlah biji lebih sedikit. Kulitnya berwarna oranye (RHS 30D) dan daging buah juga oranye (RHS 17A), hasil buah 19,80-23,54 kg/pohon, kandungan air 88,9%, kadar gula 9,3-10,0obrix, kadar asam 0,38-0,44%, dan kandungan vitamin C 39,6-48,0 mg/100 g.

Violetta Agrihorti-2, calon varietas unggulbawang merah, potensil hasil 23-29 t/haumbi basah dan 14-19 t/ha umbi kering

Pisang unggul baru varietas Ina-03, umur genjah, rasa manis

kuning, dan rendemen keripik lebih dari 20%. Kentang Spudy Agrihorti disukai oleh industri keripik skala menengah dan kecil di Garut dan Banjarnegara. Calon varietas unggul baru kentang Spudy Agrihorti relatif lebih tahan terhadap penyakit busuk/hawar daun (Phythoptora infestans) dibandingkan dengan varietas Atlantik dan memiliki produktivitas tinggi, mencapai 30 t/ha. Pisang

Varietas unggul baru pisang yang dilepas diberi nama Ina-03. Keunggulannya adalah sangat tahan terhadap penyakit layu Foc yang merupakan penyakit penting tanaman pisang, rasa manis dengan total padatan terlarut (TSS)

Pengujian calon varietas unggul kentang Spudy Agrihorti di Garut (kiri)dan penampilan umbi (kanan)

Buah jeruk keprok varietas Soe-86 Agrihorti

Tebu

Klon unggul tebu yang dilepas pada tahun 2017 masing-masing diberi nama AAS Agribun, AMS Agribun, ASA Agribun, dan CMG Agribun.

Page 24: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Varietas Unggul dan Perbenihan

16 Laporan Tahunan Badan Ltbang Pertanian Tahun 2017

Klon unggul tebu

AAS Agribun

Klon unggul tebu AAS Agribun mempunyai produktivitas yang tinggi, 134,6 ± 68,95 t/ha pada lahan sawah dan 112,5 ± 33,11 t/ha pada lahan tegal, masing-masing dengan rendemen 10,05 ± 0,97% dan 7,76 ± 0,47%. Hablur gula yang dihasilkan 13,73 ± 5,87 t/ha dari tebu AAS Agribun yang dikembangkan pada lahan sawah dan 8,70 ± 2,36 t/ha pada lahan tegal. Klon unggul mutan baru tersebut juga mempunyai kadar sabut 13,10%. Klon unggul tebu AAS Agribun cocok dikembangkan pada daerah dengan tipe iklim C2 Oldeman dengan tekstur tanah geluh (loamy).

AMS Agribun

Klon AMS Agribun mempunyai produktivitas yang stabil pada semua lokasi pengujian, masing-masing 132,5 ± 63,34 t/ha pada lahan sawah dan 110,0 ± 57,52 t/ha pada lahan tegal dengan rendemen masing-masing 10,03 ± 0,45% dan 7,84 ± 0,11%. Hablur gula klon AMS Agribun yang dikembangkan pada lahan sawah 13,10 ± 4,82 t/ha dan 8,60 ± 4,31 t/ha pada lahan tegal.

ASA Agribun

Klon ASA Agribun diperoleh melalui perakitan menggunakan metode keragaman somaklonal

dan induksi mutasi dengan teknologi iradiasi sinar gamma. Pada uji mutilokasi, produktivitas klon unggul ini 121,10 ± 42,10 t/ha pada lahan sawah dan 116,63 ± 49,52 t/ha pada lahan tegal dengan rendemen masing-masing 10,18 ± 0,13% dan 7,16 ± 0,30%. Hablur gula klon ASA Agribun yang ditanam pada lahan sawah dan tegal masing-masing 12,25 ± 2,47 t/ha dan 8,37 ± 3,84 t/ha. Klon ini cocok dikembangkan pada daerah beriklim tipe C2 Oldeman, tekstur tanah geluh (loamy), kandungan liat dan pasir seimbang, dan pengairan cukup.

CMG Agribun

Klon unggul CMG Agribun diperoleh melalui perakitan menggunakan kombinasi kera-gaman somaklonal dengan iradiasi sinar gamma pada varietas asal PS 864. Melalui seleksi, uji daya hasil, dan uji adaptasi diketahui klon unggul tebu ini mempunyai rendemen tinggi dan stabil pada tipe agroekologi C2 dan C3. Produktivitas klon CMG Agribun 102,3 ± 53,97 t/ha pada lahan sawah dan 84,77± 20,02 t/ha pada lahan tegal dengan rendemen masing-masing 10,68 ± 1,27% dan 7,94 ± 0,2%. Hablur gula klon CMG Agribun yang ditanam pada lahan sawah dan lahan tegal masing-masing 10,60 ± 1,75 t/ha dan 6,77 ± 2,34 t/ha. Kadar sabut tebu klon mutan ini 14,84%.

Kelapa

Balitbangtan pada tahun 2017 melepas empat klon unggul kelapa dengan nama Bido Morotai, Lampanah, Selayar, dan Babasal. Masing-masing klon memiliki keunggulan tersendiri dan potensial dikembangkan untuk produk kopra.

Bido Morotai

Kelapa klon Bido Morotai berasal dari Morotai, Maluku Utara. Ciri khas klon unggul ini berbatang pendek, produktivitas buah dan nira tinggi. Kelapa Bido mulai berbuah pada umur 3 tahun, ukuran buah bulat dan besar (2,5 kg/butir). Klon unggul ini tumbuh baik pada lahan kering beriklim basah dengan ketinggian tempat < 100 m dpl, curah hujan > 1.500- 2.500

AAS Agribun AMS Agribun ASA Agribun CMG Agribun

Klon unggul kelapa Bido Morotai,potensi hasil kopra lebih dari 4 t/ha/tahun

dengan bobot kopra 320 g/butir

Page 25: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Varietas Unggul dan Perbenihan

17Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian - Kementerian Pertanian

mm/tahun dengan bulan kering < 6 bulan. Potensi produksi kopra kelapa Bido Morotai lebih dari 4 t/ha/tahun dengan bobot kopra 320 g/butir dan kadar minyak 58,3%.

Kelapa dalam Lampanah

Kelapa dalam Lampanah berasal dari Kabupaten Aceh Besar, DI Aceh. Kelapa dalam ini tumbuh pada lahan kering beriklim basah dengan tinggi tempat < 300 m dpl, Kelapa dalam Selayar

Kelapa dalam Selayar yang berasal dari Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, memiliki buah yang besar dengan jumlah > 9 butir/tandan atau 119 butir/pohon/tahun. Potensi produksi kopra klon kelapa unggul ini > 3 t/tahun. Jumlah Pohon Induk Terpilih (PIT) adalah 1.300 pohon dengan potensi produksi benih 122.200 butir/tahun. Ekosistem pengembangannya adalah lahan kering ber iklim basah dengan bulan kering < 5 bulan. Kelapa dalam Babasal

Kelapa dalam Babasal berasal dari Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah. Klon kelapa dalam ini memiliki buah >10 butir/tandan atau rata-rata 128 butir/pohon/tahun, kadar minyak dan protein tinggi, daging buah tebal. Potensi produksi kopra kelapa dalam Babasal rata-rata 3 t/tahun. Daerah pengembangannya adalah ekosistem lahan kering beriklim basah dengan curah hujan < 6 bulan/tahun. Jumlah PIT adalah 1.000 pohon dengan potensi produksi benih 106.000/tahun. Babasal adalah singkatan dari etnis Banggai, Belantak dan Saluan yang ada di Kabupaten Banggai.

Sagu

Klon unggul sagu Bestari berasal dari Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, tergolong tanaman sagu yang tidak berduri. Setiap pohon memiliki rata-rata 495 kg pati atau 255 kg bobot kering. Kandungan karbohidrat sagu Bestari cukup tinggi, mencapai 84%. Klon unggul sagu ini sesuai dikembangkan di daerah beriklim basah. Kapas

Tiga klon kapas yang dilepas pada tahun 2017 umumnya berdaya hasil tinggi. Masing-masing dilepas dengan nama Kanesa-21, Kanesa-22, dan Kanesa-23.

Klon unggul kelapa dalam Lampanah,jumlah buah 9,25 butir/tandan,rata-rata 138 butir/pohon/tahun

Klon unggul kelapa dalam Selayar Klon unggul kelapa dalam Babasal

Bibit klon unggul sagu Bestari

curah hujan > 1.500-2.000 mm/tahun dengan bulan kering < 6 bulan. Tanaman mulai berbunga pada umur 5 tahun dan panen perdana pada umur 6 tahun, jumlah bunga betina dan jumlah buah relatif banyak. Buah memiliki lingkar polar lebih panjang dari lingkar ekuatorial. Tanaman memiliki rata-rata 13,35 tandan/pohon, jumlah buah 9,25 butir/tandan atau rata-rata 138 butir/pohon/tahun, bobot daging kelapa segar 449 g/butir atau 224 g kopra/butir dan potensi produksi kopra 30,97 kg/pohon/tahun atau 3,8 t/ha/tahun. Kadar lemak kopra 66,4%, kadar air 3,42%, dan protein 6,81%. Total asam lemak jenuh 94,27%, asam lemak jenuh rantai medium 67,21%, dan kandungan asam laurat 46,50%. Air buahnya memenuhi standar minuman sehat.

Page 26: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Varietas Unggul dan Perbenihan

18 Laporan Tahunan Badan Ltbang Pertanian Tahun 2017

Pengembangan klon unggul kapas ini diharapkan berkontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan industri tekstil.

Kanesia-21

Klon unggul Kanesia-21 moderat toleran terhadap kekeringan, agak tahan terhadap hama A. biguttula dengan kerapatan bulu daun 421 bulu/cm2, tahan terhadap penyakit S. rolfsi. Potensi hasilnya berkisar antara 1.951,8-3.533,7 kg kapas berbiji/ha tanpa perlakuan benih dan 1.621,7-3.521,0 kg kapas berbiji/ha dengan perlakuan benih. Hasil Kanesa-1 lebih tinggi 25-35% dibandingkan klon Kanesia-10. Klon unggul kapas ini beradaptasi luas dengan perlakuan benih sebelum tanam.

Hasil penelitian menunjukkan klon Kanesa-21 cocok dikembangkan di daerah dengan jenis tanah Vertisol/Grumosol dan curah hujan 2.900 mm/tahun. Kandungan serat klon unggul kapas ini 38,9%, tingkat kehalusan serat 4,9 mikroner, kekuatan serat 28,4 g/tex, panjang serat 28,5 mm, keseragaman serat 86,6%, dan mulur serat 7,3 %, sesuai dengan persyaratan industri tekstil.

Kanesia-22

Kapas unggul klon Kanesia-22 toleran kekeringan, agak tahan hama A. biguttula dengan kerapatan bulu daun 277 bulu/cm2 (sedang), tahan penyakit S. rolfsii, dan agak tahan penyakit R. solani. Potensi hasil klon unggul ini berkisar antara 1.921-2.744 kg kapas berbiji/ha tanpa perlakuan benih dan 1.635-3.037 kg kapas berbiji/ha dengan perlakuan benih sebelum tanam, atau 18% lebih tinggi dibandingkan dengan produktivitas klon Kanesia-10.

Klon Kanesia-22 beradaptasi luas dengan dan tanpa perlakuan benih. Kandungan seratnya 37,8%, kekuatan serat 30,1 g/tex, tingkat kehalusan serat 4,7 mikroner, panjang serat rata-rata 28,3 mm, keseragaman serat 87,3%, dan mulur serat 8,0%. Mutu serat kapas klon Kanesa-22 memenuhi persyaratan industri tekstil.

Kanesia-23

Kanesia-23 merupakan klon unggul kapas yang moderat toleran terhadap kekeringan, agak tahan hama A. biguttula, tahan penyakit S. rolfsii, dan agak tahan

Klon unggul baru kapas Kanesia-21

Klon unggul baru kapas Kanesia-22

Klon unggul baru kapas Kanesia-23

penyakit R. solani. Klon unggul kapas ini mampu berproduksi 2.073-2.926 kg kapas berbiji/ha tanpa perlakuan benih dan 1.011-3.627 kg kapas berbiji/ha dengan perlakuan benih, atau 18-26% lebih tinggi dibandingkan dengan produktivitas klon Kanesia-10.

Selama penelitian, klon Kanesia-23 mampu beradaptasi luas dengan perlakuan benih, produktivitas tertinggi ditunjukkan pada daerah dengan jenis tanah Vertisol/Grumosol, curah hujan 2.900 mm/tahun. Kandungan serat klon kapan ini 40,2%, kekuatan serat 31,3 g/tex, tingkat kehalusan

Page 27: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Varietas Unggul dan Perbenihan

19Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian - Kementerian Pertanian

serat 4,8 mikroner, panjang serat 28,0 mm, keseragaman serat 88,4% dan mulur serat 7,3%. Mutu serat kapas klon Kanesia-23 sesuai dengan persyaratan yang diinginkan industri tekstil.

Teh

Dua klon unggul baru teh rakitan Balitbangtan dilepas dengan nama Tambi-1 dan Tambi-2. Potensi hasilnya berkisar antara 2-3 kg teh kering/ha/tahun dengan beberapa keunggulan lainnya.

Tambi-1

Pertumbuhan tunas klon teh Tambi-1 cepatn setelah dipangkas, sistem perakaran baik, agak tahan hama Helopeltis, Empoasca sp., dan tahan hama tungau, serta agak tahan penyakit cacar daun. Potensi hasilnya rata-rata 2.201,7 kg teh kering/ha/tahun dengan kandungan polifenol 4,29%. Klon teh unggul baru ini cocok dikembangkan pada dataran tinggi dengan tipe iklim B.

Tambi-2

Sama dengan klon Tambi-1, pertumbuhan tunas klon Tambi-2 juga cepat setelah dipangkas dengan potensi hasil yang lebih tinggi, mencapai 3.289,4 kg teh kering/ha/tahun dengan kandungan polifenol 4,55%. Sistem perakaran tanaman baik, agak tahan terhadap hama Helopeltis, Empoasca sp., dan tungau serta agak tahan penyakit cacar daun. Klon teh unggul baru ini juga sesuai dikembangkan pada dataran tinggi dengan tipe iklim B. Tembakau

Pada tahun 2017, Balitbangtan telah melepas tujuh klon unggul tembakau dengan keunggulan tersendiri, masing-masing bernama Kemloko-4 Agribun, Kemloko-5 Agribun, Kemloko-6 Agribun, virginia hibrida GL-26H, virginia hibrida GF-318, virginia hibrida NC-471, dan Gagang Rejeb Sidi. Potensi hasilnya lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa klon unggul yang dilepas sebelumnya.

Kemloko-4 Agribun

Tembakau klon Kemloko-4 Agribun merupakan hasil persilangan antara klon Kemloko-2 dengan Prancak-95. Klon unggul ini tahan terhadap penyakit layu bakteri (R. solanacearum), nematoda puru akar

(Meloidogyne spp), dan penyakit lanas (P. nicotianae). Potensil hasil rajangan klon Kemloko-4 Agribun lebih tinggi 16,2-29,4% dibanding klon Kemloko-3, berkisar antara 861-1.061 kg/ha dengan indeks tanaman 10,8-29,5% lebih tinggi, berkisar antara 25,4-47,8. Kadar nikotin klon Kemloko-4 Agribun berkisar antara 3,00-3,54. Pengembangannya di-rekomendasikan pada lahan tegal.

Kemloko-5 Agribun

Klon unggul Kemloko-5 Agribun merupakan hasil persilangan antara klon Kemloko-1 dengan K-399. Klon unggul baru tembakau ini tahan penyakit layu bakteri (R. solanacearum), nematoda puru akar (Meloidogyne spp), dan penyakit lanas (P. nicotianae). Potensi hasil rajangannya berkisar antara 893-1.071 kg/ha atau 11,4-13,2% lebih tinggi dibanding klon Kemloko-3 dengan indeks tanaman 14,07-16,45% lebih tinggi, berkisar antara 29,5-42,4. Kadar nikotin klon Kemloko-5 Agribun berkisar antara 3,24-4,54. Pengembangan klon unggul tembakau ini direkomendasikan pada lahan di lereng Gunung Sumbing.

Kemloko-6 Agribun

Merupakan hasil persilangan antara klon Kemloko-2 dengan K-399, tembakau unggul baru

Teh unggul baru klon Tambi-1 dan Tambi-2 dengan potensi hasil 2-3 kg

teh kering/ha/tahun

Kemloko-4 Agribun Kemloko-5 Agribun Kemloko-6 Agribun

Klon unggul tembakau

Klon unggul baru kapas Kanesia-23

Page 28: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Varietas Unggul dan Perbenihan

20 Laporan Tahunan Badan Ltbang Pertanian Tahun 2017

klon Kemloko-6 Agribun tahan terhadap penyakit layu bakteri (R. solanacearum), nematoda puru akar (Meloidogyne spp), dan penyakit lanas (P. nicotianae). Potensi hasil rajangannya 14,5-48,9% lebih tinggi dibanding klon Kemloko-3 dengan indek tanaman 9,7-15,8% lebih tinggi. Sesuai dengan keunggulannya, klon unggul ini direkomendasikan pengembangannya pada lahan di lereng Gunung Sindoro. Virginia Hibrida GL-26H

Tembakau klon Virginia Hibrida GL-26H mempunyai potensi hasil krosok 1,88-2,13 t/ha dengan indeks mutu 70,3-87,0; indeks tanaman 133,4-178,8; dan kadar nikotin 2,11-4,11%. Selama pengujian, klon tembakau ini bereaksi moderat tahan terhadap jamur P. nicotiana dan bakteri R. solanacearum.

Virginia Hibrida GF-318

Relatif sama dengan Virginia Hibrida GL-26H, tembakau klon Virginia Hibrida GF-318 memiliki potensi hasil krosok 1,73-2,03 t/ha, indeks mutu 62,3-85,7, indeks tanaman 108,0-158,7, kadar nikotin 2,19-4,21. Klon unggul ini juga bereaksi moderat tahan terhadap jamur P. nicotiana dan bakteri R. solanacearum.

Virginia Hibrida NC-471

Tembakau unggul baru klon Virginia Hibrida NC-471 berproduksi antara 1,73-1,99 t krosok/ha dengan indeks mutu 55,4-78,3, indeks tanaman 95,8-152,0 dan kadar nikotin 2,07-4,22%. Klon unggul ini juga moderat tahan terhadap jamur P. nicotiana dan bakteri R. solanacearum.

Gagang Rejeb Sidi

Klon unggul baru tembakau yang diberi nama Gagang Rejeb Sidi berdaya hasil 0,82-0,95 t rajangan kering/ha, dengan indeks mutu 58,2-75,3, indeks tanaman 71,7-87,0 dan kadar nikotin 3,1-5,4%. Klon Gagang Rejeb Sidi juga bereaksi moderat tahan terhadap jamur P. nicotiana dan bakteri R. solanacearum. B. BIBIT DAN GALUR

UNGGUL TERNAK

Dalam upaya pemenuhan kebutuhan daging bagi konsumen, Balitbangtan telah menyeleksi galur unggul sapi, kambing, domba, ayam, itik, dan kelinci. Pengembangan galur-galur unggul ternak ini diharapkan dapat berkontribusi mewujudkan swasembada daging.

Sapi

Telah dihasilkan galur sapi Peranakan Ongole (PO) Agrinak dan sapi F1 (silangan sapi PO dan sapi bali). Bibit sapi yang dihasilkan berupa pejantan dan induk unggul. Kedua galur layak diajukan sebagai galur baru sapi PO yang dapat memanfaatkan pakan berkualitas rendah. Hasil penelitian menunjukkan, genomik galur baru sapi PO berdasarkan profil sidik jari mengelompok dalam satu subklaster dari 27 marka SNAP yang digunakan dan teridentifikasi kedekatan secara genetik, bahkan cenderung sama. Haplotipe sapi PO seragam dan relatif tidak ada campuran keturunan jenis sapi lain. Analisis klastering menunjukkan telah tercapai populasi dasar sebanyak 470 ekor untuk menghasilkan galur baru sapi PO.

Pembentukan rumpun baru sapi potong silangan sapi PO dan Bali atau yang sering disebut sapi POBA diharapkan menjadi rumpun sapi baru yang tahan terhadap penyakit jembrana. Sapi POBA betina memiliki bobot badan lebih tinggi dibandingkan ternak jantan, yaitu 70,19 kg dengan standar deviasi (SD) 15,82. Demikian juga panjang badan (PB), tinggi kemudi (TK), dan lingkar dada (LD) sapi POBA betina yang lebih tinggi

Hibrida GF-318 Hibrida GL-26H Hibrida NC-471 Gagang Rejeb Sidi

Page 29: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Varietas Unggul dan Perbenihan

21Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian - Kementerian Pertanian

dibanding ternak jantan. Tinggi gumba (TG) ternak jantan sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan sapi betina.

Kambing

Balitbangtan telah menghasilkan tiga galur kambing perah (kambing Anpera NE F1 dan F2, Sapera terseleksi, dan upgrading Sapera F1) dan dua galur kambing potong (kambing Boerka dan kambing Boer Indonesia). Kambing Sapera merupakan hasil persilangan antara kambing Saanen dan peranakan Ettawa. Sementara itu, kambing NE adalah hasil persilangan antara kambing Anglo Nubian dan peranakan Ettawa. Kambing Boerka merupakan pejantan kambing Boer dengan induk kambing Kacang untuk menghasilkan keturunan kambing persilangan Boerka, 50% kambing Boer dan 50% kambing Kacang.

Sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan dalam seleksi maka terpilih sejumlah hasil persilangan kambing Boerka yang digunakan sebagai induk yang akan dikawinkan secara inter-seemating sampai diperoleh keturunan F5. Untuk mengetahui keberhasilan persilangan dilakukan evaluasi terhadap kinerja produksi anak dengan parameter pengamatan bobot lahir, bobot sapih umur 3 bulan, 6 bulan, dan 1 tahun. Juga diamati tingkat kematian anak sebelum dan sesudah sapih.

Domba

Dua galur domba yang menjadi target capaian penelitian yaitu rumpun domba Barbados Blackbelly Cross dan rumpun

domba Komposit Garut. Domba Barbados Blackbelly Cross merupakan rumpun domba tipe rambut hasil persilangan antara domba Barbados Blackbelly yang dikenal sebagai domba Karibia dengan domba lokal Sumatera.

Domba Komposit Garut merupakan domba sintesis hasil persilangan domba Garut dengan bibit domba St. Croix (Virgin island, USA) dan Moulton Charolais (Perancis). Cocok dikembangkan dengan sistem pemeliharaan intensif, domba ini mempunyai bobot badan 35 kg pada umur 1 tahun, beradaptasi pada lingkungan tropis, laju pertumbuhan baik dan jumlah kelahiran anak rata-rata 2,1 ekor/induk.

Ayam

Telah dihasilkan empat galur ayam betina KUB-2 G3, KUB Kaki Kuning G4, Gaok terseleksi G4, dan ayam jantan Sensi-2 Agrinak. Tujuan penelitian pada tahun 2017 adalah menghasilkan ayam KUB-1 dengan output 500 ekor betina dan 100 ekor pejantan generasi G3. Ayam KUB-KK merupakan ayam KUB dengan seleksi warna kaki/shank berwarna kuning, dengan asumsi terdapat korelasi positif antara warna shank dan warna kulit karkas yang disukai oleh konsumen.

Pada pembentukan galur pejantan lokal ayam pedaging Sensi-2 Agrinak merupakan perbaikan Sensi-1 Agrinak yang sudah dilepas. Penelitian terhadap ayam Gaok-1 Agrinak merupakan lanjutan dari penelitian sebelumnya yang bertujuan untuk mendapatkan generasi ke-6. Pengamatan terhadap pertumbuhan, produksi, dan reproduksi galur-galur ayam Sensi-2 Agrinak dan Gaok-1 Agrinak sudah dilaksanakan sesuai rencana. Target pada tahun 2017 pada kelompok ayam Sensi-2 Agrinak adalah galur yang mempunyai bulu warna abu-abu sebagai Sensi-2 Agrinak Abu dan warna bulu putih sebagai Sensi-2 Agrinak Putih, sedangkan penelitian terhadap ayam Gaok untuk menghasilkan generasi ke-6. Pada tahun 2017 telah dilepas ayam Sensi-1 Agrinak.

Itik

Pada penelitian ini dihasilkan galur itik Mojosari terseleksi FCR F2 dan itik alabio F2. Sebagai calon bibit induk tingkat GPS digunakan itik Alabio dan ituk Mojosari. Jumlah itik Alabio adalah 400 ekor betina dan 100 ekor jantan, sedangkan itik Mojosari sebanyak 200 ekor betina dan 50 jantan.

Kelinci

Melalui seleksi, Balitbangtan telah menghasilkan empat galur kelinci

Ayam Sensi-1 Agrinak

Page 30: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Varietas Unggul dan Perbenihan

22 Laporan Tahunan Badan Ltbang Pertanian Tahun 2017

unggul sebagai ternak pedaging, yaitu Hyla, Hycole, Newzealand, Hybrida Hycole F1, dan Hybrida Hyla CF1. Kelinci Hyla dan Hycole adalah jenis hibrida yang ditujukan sebagai kelinci pedaging. Kelinci Hyla diimpor dari China dengan bobot badan yang tinggi, sedangkan Hycole adalah kelinci pedaging yang diimpor dari Perancis yang memiliki keunggulan dari segi reproduksi. C. TEKNOLOGI

PERBENIHAN Produksi Benih Sumber Padi Inbrida

Kegiatan produksi benih sumber padi dilakukan di Kebun Percobaan Sukamandi dan Pusakanagara. Sertifikasi dan pelabelan benih merupakan wewenang BPSB Jawa Barat. Produksi benih sumber pada tahun 2017 mencakup areal 15 ha, 12 ha dilaksanakan pada MT-I dan 3 ha pada MT-II. Pada MT-I, dari kegiatan produksi benih di KP Sukamandi pada lahan seluas 8,5 ha dihasilkan 26.057 kg benih sumber yang terdiri atas 25 varietas, sedangkan di KP Pusakanagara pada lahan seluas 3,5 ha dihasilkan benih sumber 10.604 kg yang terdiri atas delapan varietas. Total benih sumber yang dihasilkan dari pertanaman MT-I

pada tahun 2017 adalah 36.661 kg. Teknologi Produksi Benih Bawang merah di luar musim

Bawang merah dapat diusahakan di luar musim (off-season). Varietas Trisula dengan benih botani (TSS) yang dibudidayakan pada lahan sawah dataran rendah (< 50 mdpl) menghasilkan anakan rata-rata 2-4 batang/tanaman, produktivitas 21,6 t/ha, dan efisiensi penggunaan lahan 70%. Pengembangan benih botani (TSS) merupakan salah satu cara dalam memenuhi kebutuhan benih bawang merah. Biaya produksi benih TSS bawang merah cukup tinggi, mencapai Rp 113,6 juta/ha, tetapi menguntungkan dengan BEP Rp 5,27/kg dan R/C ratio 2,66.

Teknologi produksi benih cabai di luar musim

Teknologi produksi benih cabai merah di luar musim terdiri atas

(1) varietas unggul Kencana, Lingga, Meg Top, dan PM99; (2) persemaian terproteksi dalam sungkup nylon dan disemprot inducer bunga pagoda; (3) jarak tanam 40 cm x 60 cm (populasi 29 ribu tanaman/ha); (4) pemasangan mulsa plastik hitam-perak; (5) penanaman empat baris tanaman jagung sebagai barier vektor virus kuning; (6) pemberian 30 ton pupuk kandang + dekomposer MM dan pemupukan 1.000 kg NPK/ha; dan (7) pengendalian OPT dengan prinsip PHT yang mencakup aplikasi biopestisida Atecu dan repelent serai wangi.

Teknologi Perbanyakan Klonal Anggrek

Pengembagan dan aplikasi teknologi perbanyakan klonal anggrek secara in vitro melalui embriogenesis somatik berbasis kultur padat dapat dijadikan alternatif pada produksi massal anggrek Phalaenopsis untuk menjamin ketersediaan benih yang seragam dan dan berkualitas secara berkesinambungan.

Teknologi klonal untuk perbanyakan benih anggrek Dendrobium secara massal melalui embriogenesis somatik berbasis bioreaktor dinilai efektif dan efisien. Benih anggrek yang dihasilkan sesuai kebutuhan persyaratan mutu (sehat, vigor, dan seragam)

Itik Mojomaster-1 Agrinak

Kelinci Rexy Agrinak-1

Page 31: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Varietas Unggul dan Perbenihan

23Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian - Kementerian Pertanian

Teknologi Perbenihan Tebu RC-1

Benih tebu RC-1 dapat dipanen pada umur 5-8 bulan. Umur panen benih tebu paling optimal adalah 6-7 bulan, baik dari segi jumlah mata tunas maupun daya tumbuh benih. Jika dipanen pada umur 8 bulan terdapat beberapa mata tunas benih yang telah menurun daya tumbuhnya. Benih tebu

Kegiatan produksi benih sumber padi di KP. Sukamandi pada MT- I tahun 2017

telah siap ditebang dan diproses menjadi benih dalam bentuk bud chips menggunakan bud chiper. Benih bud chip tebu yang telah memilki daun 5-6 daun siap ditanam di lapang.

Keunggulan benih tebu RC-1 adalah (1) tidak dijumpai penyakit ratoon stunting diseases (RSD); (2) memenuhi SNI

benih tebu tahun 2008; (3) benih tebu dari tanaman ratoon cane pertama kultur jaringan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi perbenihan tebu; dan (4) meningkatkan jumlah benih tebu. Penggunaan pupuk hayati PC bermanfaat sebagai subtitusi pupuk kimia anorganik hingga 25%, sehingga mengurangi biaya produksi tebu.

Page 32: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang
Page 33: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

25Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian - Kementerian Pertanian

Inovasi Teknologi Produksi Pertanian Berkelanjutan

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan peradaban dewasa ini, Balitbangtan dituntut menghasilkan teknologi yang mampu memecahkan masalah pertanian, meningkatkan kesejahteraan petani, mendorong usaha agribisnis, dan menginisasi perusahaan swasta mengembangkan teknologi pertanian secara berkelanjutan. Hal ini diharapkan berkontribusi nyata dalam menggerakkan dan meningkatkan peran sektor pertanian dalam pembangunan nasional.

Balitbangtan terus ber-upaya menghasilkan inovasi dan memper-cepat proses alih

teknologi melalui berbagai media. Pengembangan teknologi pertanian secara berkelanjutan memiliki dimensi yang luas, termasuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, ekspor, perluasan kesempatan kerja di perdesaan, pelestarian lingkungan, dan kesejahteraan petani yang

merupakan pelaku terdepan pembangunan pertanian.

Pada tahun 2017, Balitbangtan beserta jajarannya telah melakukan penelitian dan pengkajian terhadap komoditas pertanian yang mencakup tanaman pangan, hotrikultura, perkebunan, dan peternakan dari berbagai aspek. Teknologi yang dihasilkan diharapkan mampu mendukung sistem produksi pertanian berkelanjutan pada berbagai agroekosistem.

A. TEKNOLOGI TANAM PADI SISTEM JAJAR LEGOwO

Jajar Legowo Ganda Padi Sawah

Penelitian tanam padi dengan sistem jajar legowo (jarwo) ganda dilaksanakan di Kebun Percobaan Sukamandi dan lahan petani di Indramayu, Jawa Barat, pada musim kemarau (MK) 2017.

Page 34: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Inovasi Teknologi Produksi Pertanian Berkelanjutan

26 Laporan Tahunan Badan Ltbang Pertanian Tahun 2017

Hasil penelitian menunjukkan perlakuan jarwo ganda-2 (40; 20; 10; 5 cm) memberikan populasi cukup tinggi, mencapai 571.528 rumpun/ha dan dipengaruhi oleh varietas unggul yang digunakan. Dalam penelitian ini, di lokasi Kebun Percobaan Sukamandi, varietas Mekongga dan Inpari-32 HDB yang ditanam dengan sistem jarwo ganda-2 masih mampu meningkatkan hasil sebesar 16,31% pada Mekongga (7,28 GKG t/ha) dan 20,17% pada Inpari 32 HDB (8,44 GKG t/ha) dibanding sistem tanam Legowo 2:1 (213.300 rumpun per ha) yakni sebesar 6,26 dan 7,03 GKG t/ha pada Mekongga dan Inpari 32 HDB. Pada lahan petani di Indramayu, varietas Inpari 30 Ciherang Sub-1 yang ditanam dengan sistem jarwo ganda-2 mampu meningkatkan hasil sebesar 16,76% (8,22 GKG t/ha) dibanding sistem tanam Legowo

2:1 yaitu 7,04 GKG t/ha.

Sistem Tanam Jajar Legowo Padi Gogo

Penelitian sistem tanam jajar legowo padi gogo yang dipopulerkan dengan nama “larigo” dilakukan di Indramayu, Jawa Barat, pada MT-1 dan di Kebumen, Jawa Tengah, pada MT-2 2017/18. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan kombinasi takaran pupuk organik, pupuk anorganik, pupuk hayati yang optimal untuk mencapai hasil optimum padi gogo. Sebagai petak utama adalah T0 (sistem larikan manual) dan T1 (sistem larikan alat pertanian), sedangkan anak petak terdiri atas P0 (kontrol), P1 (pemupukan cara petani), P2 (pupuk hayati + cara petani), P3 (pupuk organik + pupuk hayati + cara petani), P4 (pupuk anorganik lengkap), P5

(50% pupuk anorganik + organik + hayati), dan P6 (75% pupuk anorganik + organik + hayati).

Hasil penelitian menunjukkan pupuk anorganik tetap diperlukan untuk mendapatkan hasil yang tinggi. Kombinasi pupuk anorganik dengan pupuk organik dan pupuk hayati selain berperan penting meningkatkan produktivitas juga diperlukan sebagai upaya konservasi tanah dan air pada lahan kering. Hasil padi gogo tertinggi dicapai pada perlakuan P5 sebesar 8,20 t/ha GKP (gabah kering panen).

B. PENGENDALIAN OPT PADI

Organisme pengganggu tanaman (OPT) yang terus berkembang mengancam keselamatan produksi padi. Oleh karena itu, OPT perlu dikendalikan agar tidak

Pola penanaman padi dengan sistem jarwo ganda-2 (40; 20; 10; 5 cm)

Peragaan teknologi larigodi lokasi pengembangandi Desa Banjarejo, Puring,Kebumen

Page 35: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Inovasi Teknologi Produksi Pertanian Berkelanjutan

27Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian - Kementerian Pertanian

menurunkan produksi. Selain berdampak negatif terhadap lingkungan, pengendalian OPT dengan pestisida sintetis memerlukan tambahan biaya produksi sehingga mengurangi pendapatan. Penggunaan biopestisida (pestisida nabati) dan perlakuan ramah lingkungan lainnya merupakan cara yang diutamakan dalam pengendalian hama dan penyakit tanaman agar tidak bergantung pada pestisida sintetis.

Biopestisida

Biopestisida merupakan materi pengendalian hama dan penyakit tanaman yang ramah lingkungan. Pada dasarnya, biopestisida mengandung senyawa bioaktif yang digolongkan menjadi tiga, yaitu bahan alami dengan kandungan (a) senyawa antifitopatogenik (antibiotik pertanian), (b) bersifat fitotoksik atau mengatur pertumbuhan tanaman (hormon tanaman), dan (c) bersifat aktif terhadap serangga (hormon serangga, feromon, antifidan, repelen, atraktan, dan insektisida). Bahan baku biopestisida nabati untuk mengendalikan hama wereng cokelat antara lain serai wangi, bawang putih, dan cengkeh.

Pestisida nabati ini daplikasikan pada saat populasi wereng cokelat masih rendah, mulai sejak di persemaian dan stadia vegetatif, terutama pada wereng cokelat generasi 0 (G0) hingga generasi 1 (G1). Aplikasi pestisida nabati adalah pada pagi atau sore hari dengan interval 7-14 hari, setelah lahan dikeringkan. Sebelum itu perlu diamati populasi wereng cokelat di lapangan.

Pengendalian Tungro Secara Alami

Tungro adalah penyakit penting tanaman padi yang ditularkan oleh hama wereng hijau. Tanpa pengendalian, penyakit tungro dapat menurunkan produksi dan bahkan menggagalkan panen padi. Salah satu cara pengendalian penyakit tungro secara alami adalah memanfaatkan tanaman bunga yang ditanam di pematang sawah untuk menarik perhatian wereng hijau. Dengan cara ini tanaman padi dapat terhindar dari serangan hama wereng hijau yang merupakan vektor penyakit tungro. Hasil penelitian menunjukkan, penanaman tanaman bunga di pematang sawah menekan perkembangan penyakit tungro yang ditularkan hama wereng hijau pada tanaman padi.

C. TEKNOLOGI PENGENDALIAN PENYAKIT BULAI PADA JAGUNG

Bulai adalah salah satu penyakit penting tanaman jagung. Spesies utama penyakit bulai di Indonesia adalah P. maydis dan P. philippinensis. Hasil penelitian menunjukkan spesies P. maydis ditemukan di wilayah endemik penyakit bulai di Kalimantan Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Selatan. Penggunaan varietas tahan yang dikombinasikan dengan aplikasi fungisida berbahan aktif metalaksil dengan dosis 5-7 g/kg benih efektif dan efisien mengendalikan penyakit bulai spesies P. maydis.

Sementara itu, spesies P. philippinensis ditemukan di Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Sulawesi Selatan. Pengendalian yang efektif dan efisien adalah menggunakan varietas tahan yang dikombinasikan dengan aplikasi fungisida aktif metalaksil dengan dosis 2 g/kg benih. Varietas tahan yang dianjurkan antara lain varietas hibrida Bima-3, Bima-14, Bima-15, Bima-20, Nasa-29, dan varietas bersari bebas Lagaligo.

D. TEKNOLOGI BUDI DAYA KEDELAI

Tumpang Sari Kedelai-Jagung pada Lahan Kering

Dalam pola tanam pada lahan kering, kedelai umumnya ditumpangsarikan dengan jagung. Dalam hal ini, varietas kedelai yang akan ditanam perlu memiliki satu atau lebih keunggulan, antara lain genjah (umur < 80 hari), toleran kekeringan, dan toleran naungan.Pengendalian tungro secara alami dengan pemanfaatan tanaman bunga

Page 36: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Inovasi Teknologi Produksi Pertanian Berkelanjutan

28 Laporan Tahunan Badan Ltbang Pertanian Tahun 2017

Pada lahan kering beriklim kering, kandungan bahan organik umumnya rendah, sementara ketersediaan hara makro N, P, K, dan S umumnya beragam dari sedang hingga rendah. Oleh karena itu, tanah memerlukan tambahan bahan organik dan hara makro, baik dari pupuk anorganik maupun pupuk organik. Penggunaan pupuk organik pada lahan kering di wilayah beriklim kering memegang peranan penting karena selain sebagai sumber hara juga dapat memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan kemampuan tanah menyimpan dan menyediakan lengas. Selain itu, aplikasi pupuk organik juga dapat meningkatkan populasi dan aktivitas mikrobia dalam tanah yang bermanfaat dalam penyediaan hara bagi tanaman. Bagi petani pada lahan kering iklim kering yang relatif kekurangan modal usahatani, kotoran ternak yang diperlihara dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik.

Dengan penerapan teknologi budi daya tersebut, pertanaman tumbuh cukup baik dan diperoleh hasil biji kering jagung (varietas Pertiwi 6) dan biji kering kedelai (Dena 1) berturut-turut 4,00 t/ha dan 1,29 t/ha. Selain hasil panen dalam bentuk biji jagung dan kedelai, juga diperoleh hasil panen dalam bentuk biomas kering sebagai hasil samping tanaman kedelai (brangkasan) dan jagung (brangkasan + klobot + janggel) sebanyak 2,56 t/ha dan 7,16 t/ha, dapat digunakan sebagai pakan ternak, seperti sapi yang banyak dipelihara petani.

Pengendalian Lalat Batang pada Kedelai

Pengendalian lalat batang M. sojae pada tanaman kedelai dapat

dilakukan dengan seed treatment dan penggunaan varietas yang tahan dan toleran. Hasil penelitian menunjukkan serangan M. sojae pada kedelai terjadi pada saat tanaman berumur 21 hari setelah tanam (HST). Hal ini berarti peletakan telur lalat batang telah terjadi ± 2 minggu sebelum tanam, sehingga pengendalian dengan cara perlakuan benih (seed treatment) menggunakan insektisida sistemik diharapkan efektif. Perlakuan benih yang diikuti oleh aplikasi insektisida menurunkan intensitas serangan M. sojae pada batang kedelai, dibanding tanpa perlakuan. Hasil pengujian pada MK 2017 menunjukkan belum ditemukan varietas kedelai tahan M. sojae. Akan tetapi, intensitas serangan pada varietas Dena-1 lebih rendah dan menghasilkan biji lebih tinggi. Pada varietas Detam-4, intensitas serangan M. sojae tinggi tetapi masih memberikan hasil cukup tinggi. Hal ini mengindikasikan varietas Detam-4 toleran terhadap lalat batang. Penanaman varietas toleran dapat dijadikan alternatif dalam mengendalikan M. sojae

sepanjang varietas tahan belum tersedia.

Intensitas serangan M. sojae mulai terlihat pada pengamatan 2−7 MST. Tingkat serangan M. sojae lebih tinggi pada perlakuan pengendalian setengah intensif dibandingkan dengan tingkat serangan pada perlakuan pengendalian intensif. Intensitas serangan M. sojae hingga 7 MST pada perlakuan pengendalian intensif dan setengah intensif yang tertinggi ditemukan pada varietas Dena 2 yaitu berturut-turut sebesar 41,38% dan 53,21%. Sedangkan yang terendah ditemukan pada varietas Dena 1 yaitu berturut-turut 17,97% dan 29,77%. Intensitas serangan M. sojae tidak berpengaruh terhadap hasil biji pada saat panen. Bobot biji tertinggi terdapat pada varietas Detam 4 (2,44 t/ha), sedangkan hasil biji terendah terdapat pada varietas Gema 1,82 t/ha. Varietas Dena 1 diketahui memiliki intensitas serangan yang rendah dan memberikan hasil biji yang tinggi. Hal yang sama juga ditemukan pada varietas Detam 4, walaupun intensitas serangannya

Tumpangsari baris ganda jagung varietas Pertiwi-6 dengan kedelaivarietas Dena-1 pada lahan kering iklim kering tanah Alfisol di Kabupaten

Probolinggo, Jawa Timur, MH 2017

Page 37: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Inovasi Teknologi Produksi Pertanian Berkelanjutan

29Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian - Kementerian Pertanian

fluktuatif namun hasil biji yang diperoleh tinggi (2,44 t/ha).

E. TEKNOLOGI PENGENDALIAN OPT PADA TANAMAN HORTIKULTURA

Meminimalisasi Cemaran Getah Kuning pada Buah Manggis

Cemaran getah kuning pada buah manggis mempengaruhi rasa buah manggis itu sendiri. Pencegahan cemaran getah kuning pada buah manggis dapat menggunakan hara kalsium berbasis nano, yang dapat dibuat dari dolomit [CaMg(CO3)2] dengan partikel berukuran 200-1.500 nm pada dosis aplikasi 90 g/tanaman/tahun.

Penelitian dilakukan pada tanaman manggis berumur 12-15 tahun. Pupuk dasar berupa pupuk kandang 80 kg, 1.000 N, 1.000 P2O5, 1.000 K2O, dan 20 g B/pohon diberikan setelah panen menggunakan pupuk Ca, 2 bulan setelah pemberian pupuk dasar. Aplikasi pupuk Ca dan pupuk lainnya melalui tanah, dalam larikan secara melingkar sejajar dengan tajuk terluar. Pestisida nabati yang digunakan adalah minyak serai wangi dan perekat agristik dengan dosis masing-masing 2 cc/liter, disemprotkan 2-3 kali seminggu di awal pembungaan. Sanitasi antar pokok tanaman dilakukan secara mekanis dengan mesin biffer dan di bawah tajuk dengan pencabutan

atau dicangkul. Tunas air, cabang, dan ranting yang mengarah ke tajuk (tumpang tindih) dipangkas setelah panen. Teknologi ini dapat meminimalisasi cemaran getah kuning pada buah manggis hingga 19,8%.

F. TEKNOLOGI PENGENDALIAN OPT PADA TANAMAN PERKEBUNAN

Pengendalian Layu Bakteri dan Nematoda Parasit pada Tanaman Jahe

Formula bakteri endofit Bacillus subtilis dan B. cereus efektif mengendalikan penyakit layu bakteri pada tanaman jahe. Selain itu, aplikasi teknologi ini dapat menekan penggunaan pestisida kimia yang dapat mencemari lingkungan dan menekan peng-gunaan biaya sarana produksi.

Pengendalian Penyakit Tebu melalui Penggunaan Benih Sehat Pengendalian penyakit tebu melalui benih sehat dilakukan dengan teknik hot water treatment (HWT) menggunakan mesin waterbath dengan suhu 50oC selama 2 jam. Sebelum itu dilakukan perendaman ruas/mata tebu dalam air mengalir selama 5-48 jam untuk mengeliminasi bakteri Leifsonia xyli subsp xyli sebagai penyebab penyakit ratoon stunting disease (RSD).

Teknologi Pengendalian vSD pada Kakao

Penyakit VSD merupakan penyakit jaringan pembuluh tanaman kakao yang sulit dikendalikan karena C. theobromae mengolo-nisasi jaringan pembuluh sehingga mudah menyebar ke seluruh bagian tanaman dan sulit terjangkau fungisida. Pengendalian ramah lingkungan di antaranya mengunakan metabolit sekunder agens hayati. Pengendalian dengan cara ini dapat menjangkau patogen yang berada dalam jaringan tanaman, termasuk yang sulit terjangkau aplikasi fungisida.

Agens hayati dan kandungan dalam metabolit sekundernya bisa menghasilkan toksin, antibiotika, atau enzim yang berperan dalam pengendalian OPT. Hormon juga berperan dalam pertumbuhan tanaman dan dapat menginduksi ketahanan tanaman kakao yang terinfeksi VSD. Teknologi metabolit sekunder agens hayati untuk mengendalikan VSD pada tanaman kakao menggunakan jamur endofit dari kelompok Trichoderma sp., diaplikasikan melalui infus akar dengan dosis 2 l/pohon/bulan. Aplikasi jamur endofit harus dibarengi dengan pemangkasan pohon tertular VSD dan membakar hasil pangkasan serta melakukan pemupukan sesuai dosis anjuran.

Ruas/mata tebu Perendaman air mengalir 5-48 jam Proses HWT 50oC selama 2 jam dengan waterbath

Page 38: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Inovasi Teknologi Produksi Pertanian Berkelanjutan

30 Laporan Tahunan Badan Ltbang Pertanian Tahun 2017

Teknologi Pengendalian Penggerek Buah Kopi dengan Insektisida Nabati

Penggerek buah kopi (PBKo) Hypothenemus hampei (Coleoptera: Curculionidae) merupakan salah satu hama utama tanaman kopi. Kerusakan buah kopi akibat serangan PBKo berkisar antara 25,2-32%. Teknologi pengendalian alternatif yang sudah dikembangkan antara lain penggunaan musuh alami, seperti parasitoid dan patogen serangga (entomopathogen) serta penggunaan asap cair sebagai bahan penolak hama. Teknologi pengendalian ramah lingkungan yang terbukti efektif adalah pestisida nabati berbahan aktif asap cair dari tempurung kelapa yang bersifat antifedansi terhadap imago PBKo, diaplikasikan dengan cara semprot pada buah kopi. Selain itu, penggunaan insektisida kontak, yaitu Blastospora jamur entomopatogen L. lecanii juga efektif mengendalikan hama PBKo.

Multitrap Hama Sexava dan Segestes Pada Kelapa

Sexava coriacea dan segestes adalah hama penting tanaman kelapa. Salah satu cara mengendalikan hama ini adalah menggunakan perangkap. Penelitian untuk meningkatkan efektivitas perangkap hama S. coriacea dan segestes telah dilakukan dengan memodifikasi perangkat yang sudah didesain sebelumnya. Perubahan pada perangkap modifikasi adalah pada bagian atas dengan menambahkan kain jaring untuk memudahkan pengambilan hama yang terperangkap. Perlakuan modifikasi perangkap juga mengurangi penggunaan kawat pada setiap perangkap sehingga lebih sederhana, lebih efisien, dan lebih efektif mengendalikan hama S. coriacea dan segestes.

Prototipe perangkap modifikasi ini telah diuji pada populasi hama segestes di Kepulauan Moratai dan pada populasi hama S. coriacea di Kabupaten Halmahera Utara,

Maluku Utara. Keunggulan teknologi perangkap modifikasi dibanding perangkap sebelumnya adalah mampu menekan serangan hama S. coriacea dan segestes hingga 50% dan ramah lingkungan.

G. TEKNOLOGI PENGELOLAAN PAKAN

Pakan Sapi Berbahan Dasar Saponin dan Tanin Penurun Gas Metan

Saponin dan tanin sebagai agen penurun gas metana mempunyai kelebihan dan kekurangan. Saponin dapat digunakan sebagai penurun protozoa namun bersifat selektif menghambat mikroba. Tanin dapat digunakan sebagai zat antimikroba namun mempunyai kemampuan yang berikatan dengan molekul sederhana pada pakan, sehingga penggunaannya sebagai agen penurun gas metana (CH4) terbatas.

Penelitian in vivo penggunaan ekstrak saponin dan tanin pada pakan sapi peranakan ongol (PO) betina dengan umur > 12 bulan menunjukkan konsumsi bahan kering (BK) tidak menyebabkan perbedaan nyata antara pakan kontrol dengan penambahan ekstrak saponin dari daun sengon dan ekstrak tanin dari daun trembesi (7,9 kg ekor/hari menjadi 8,0 kg ekor/hari). Pertambahan bobot badan harian terendah sapi terjadi pada perlakuan kombinasi pemberian ekstrak saponin dan tanin (0,16 kg/ekor/hari). Produksi gas metana terendah adalah pada perlakuan penambahan tanin, yaitu 24,5 mMol. Tanin dari daun trembesi dapat digunakan sebagai penurun produksi gas metana pada kotoran ternak sapi. Hal ini terindikasi dari bobot badan harian tertinggi sapi 0,49 kg/ekor/hari dan menghasilkan gas metana paling rendah, yaitu 24,5 mMol.

Proses pembuatan pestisida nabati berbahan aktif asap cairdari tempurung kelapa

Page 39: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Inovasi Teknologi Produksi Pertanian Berkelanjutan

31Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian - Kementerian Pertanian

Pakan Komplit dari Limbah Industri Sawit dan Indigofera

Luas areal perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara tercatat 5,59 juta ha. Hasil samping kelapa sawit berupa daun, pelepah, lumpur/solid, dan bungkil inti sawit berpotensi digunakan sebagai pakan ternak. Materi ini cukup banyak tersedia dan sampai saat ini belum banyak dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Meskipun pelepah sawit mengandung protein kasar yang rendah (2-4%), namun kandungan seratnya cukup tinggi, mencapai 33%, sehingga potensial digunakan sebagai sumber serat pada ternak ruminansia.

Kendala utama pemanfaatan daun dan pelepah kelapa sawit adalah sifat fisiknya yang keras sehingga tidak bisa langsung dimanfaatkan untuk pakan ternak. Oleh karena itu diperlukan teknologi pengolahan fisik pakan agar daun dan pelepah kelapa sawit dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak. Pengolahan dilakukan dengan mesin pencacah (shreeder), seluruh

komponen seperti pelepah, daun, lidi dari mulai pangkal sampai ujung digiling, dan hasilnya cukup halus seperti abon sehingga mudah dimakan ternak.

Indigofera adalah tanaman jenis leguminosa yang potensial sebagai sumber pakan berkualitas tinggi dan toleran kekeringan, genangan, salinitas, dan dapat beradaptasi pada semua jenis tanah. Oleh karena itu, tumbuhan ini merupakan alternatif sumber pakan untuk mendukung pengembangan ternak ruminansia pada berbagai agroekosistem. Indigofera mengandung nutrisi yang cukup tinggi dengan protein kasar 26% dan serat kasar 15%, sehingga sesuai diintegrasikan dengan limbah kelapa sawit sebagai pakan bermutu tinggi. Indigofera disukai oleh ternak, mudah tumbuh dan dapat dikembangkan pada lahan pekarangan sebagai pagar hidup, pembatas lahan, dan di pinggiran jalan maupun pada lahan marjinal.

H. TEKNOLOGI PENGENDALIAN PENYAKIT TERNAK

Deteksi Penyakit Septicemia Hemorrhagica (SE)

Teknik ELISA pada uji serologis dapat digunakan untuk memonitor

tingkat kekebalan ternak di lapang melalui deteksi titer antibodi terhadap penyakit Septicemia hemorrhagica dan mengendalikan penyakit ini pada ternak.

Deteksi Penyakit vesikuler Akibat Infeksi virus pada Sapi dan Babi

Perangkat uji multiplex PCR dapat digunakan untuk mendeteksi penyakit vesikuler akibat infeksi virus. Hasil penelitian dapat digunakan untuk mengendalikan penyakit vesikuler pada pada ternak sapi dan babi.

Deteksi Parasit Darah pada Sapi dan Kerbau

Teknik deteksi parasit darah pada sapi dan kerbau dengan PCR multiplex berdasar asam nukleat menunjukkan sensitivitas yang tinggi. Teknologi ini dapat mengidentifikasi parasit pada jumlah yang jauh lebih rendah dari yang dapat diidentifikasi dengan teknik parasitologi konvensional yang umum digunakan.

Identifikasi Bovine Genital Campylobacteriosis pada Sapi Bibit

Fluorescence antibody technik dan multiplex PCR merupakan perangkat diagnosis untuk

Pengeringan daun trembesi dan sengon pada suhu 40˚C

Ekstraksi tanin dari daun trembesi dan saponin dari daun sengon dengan metode maserasi menggunakan

pelarut metanol 50% dan aceton 50%

Mesin pencacah pelepah sawit (Shreeder)

Page 40: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Inovasi Teknologi Produksi Pertanian Berkelanjutan

32 Laporan Tahunan Badan Ltbang Pertanian Tahun 2017

mendeteksi dan mengidentifikasi agens penyebab bovine genital campylobacteriosis yang mem-punyai sensitivitas dan spesifitas tinggi. Metode ini dapat digunakan pada sapi bibit, baik impor maupun yang ada di lembaga perbibitan, sehingga dapat mencegah dan mengendalikan penyakit ternak.

Obat Cacing Herbal Sapi

Beberapa tanaman herbal dapat digunakan sebagai obat cacing nematoda dan aman pada ternak ruminansia. Hasil uji invivo dari ekstrak air daun sukun dan gamal menunjukkan penurunan populasi egg per gram (EPG), masing-masing dengan efikasi lebih dari 50%. Ektrak ini memiliki aktivitas antelmintik (obat cacing) yang dapat digunakan untuk mencegah infestasi cacing nematoda tidak semakin parah atau menekan populasi EPG.

vaksin Classical Swine Fever Babi Melalui karakterisasi molekuler virus classical swine fever telah diperoleh formulasi vaksin inaktif hog cholera yang akan diuji keamanan dan potensinya pada babi. Vaksin ini dapat mencegah penularan penyakit hog cholera.

Deteksi Dini virus Penyakit Jembrana pada Ternak

Penggunaan perangkat diagnostik PCR sudah menjadi standard dalam mendeteksi penyakit ternak. Cara kerja perangkat ini cepat dan akurat di laboratorium. Perangkat PCR juga berguna menunjang pendeteksian penyakit ternak di lapangan. Penguasaan teknik diagnostik memudahkan mengetahui wabah penyakit jembrana pada ternak sedini mungkin, yang sewaktu-waktu dapat terjadi.

Deteksi Okratoksin A pada Pakan Ternak

ELISA okratoksin A (OTA) mudah diperoleh di Indonesia dengan biaya lebih murah. Perangkat ini dapat membantu pengawasan (monitoring) kontaminasi OTA pada pakan dan bahan pakan ternak.

Obat/Biokontrol Salmonella Enteritidis pada Ayam

Bakteriofaga dapat dimanfaatkan sebagai biokontrol terhadap foodborne pathogen, mengendali-kan bakteri S. enteritidis pada usus ayam yang terinfeksi, mencegah penularan bakteri secara vertikal pada anak ayam, mencegah penularan bakteri secara horizontal pada ternak lain maupun pada manusia dan penyebaran bakteri melalui rantai makanan.

vaksin Inaktif Infectious Bronchitis pada Ayam

Tersedianya isolat lokal terbaru yang telah diidentifikasi dan dikarakterisasi secara molekuler sebagai virus infectious bronchitis untuk bahan pembuatan perangkat diagnostik dan vaksin. Vaksin yang akan dibuat adalah vaksin inaktif koktail infectious bronchitis, isolat lokal yang diharapkan efektif mencegah virus pada ayam.

Obat Pengendali Bakteri Patogen pada Ayam

Hasil penelitian menunjukkan bakteriosin dapat digunakan sebagai pengendali bakteri patogen Salmonella pada ternak ayam tanpa menggunakan antibiotik.

vaksin Infectious Bursal Disease Berbasis Isolat Lokal pada Ayam

Telah diperoleh isolat virus infectious bursal disease (IBD)

lokal yang dapat digunakan untuk mengetahui perubahan dan perkembangan virus IBD di Indonesia. Prototipe vaksin yang dihasilkan diharapkan dapat dimanfaatkan oleh peternak untuk mencegah infeksi virus IBD di peternakan ayam.

vaksin Avian Influenza pada Ayam

Efektivitas vaksin inaktif kombinasi HPAI dan LPAI mampu memberikan respon titer antibodi yang baik terhadap ag AI H9 dan ag AI H5, serta merlindungi ayam SPF dibandingkan dengan ayam tidak divaksinasi (kontrol) dan ayam divaksinasi AI H5 Bivalen. Selain itu, vaksin ini juga mampu menurunkan shedding virus tantang, baik H9N2 dan H5N1 pada ayam SPF muda maupun ayam SPF dewasa.

vaksin Inaktif Kombinasi AI HPAI dan LPAI pada Ayam

Vaksin inaktif kombinasi AI HPAI dan LPAI mengandung antigen virus AI subtipe H5NI dan H9N2 yang merupakan isolat lokal Indonesia. Vaksin ini dapat melindungi ayam petelur dewasa dan mencegah penurunan produksi telur akibat paparan virus AI HPAI dan LPAI.

Vaksin Inaktif Influenza

Page 41: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Inovasi Teknologi Produksi Pertanian Berkelanjutan

33Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian - Kementerian Pertanian

I. TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI

Teknologi Spesifik Lokasi Padi

Balitbangtan telah merakit dan mengembangkan paket teknologi spesifik lokasi padi yang terdiri atas beberapa komponen: (1) cara tanam indigenous di Jawa Tengah; (2) budi daya pada lahan rawa lebak di Sumatera Selatan; (3) budi daya batet di Bengkulu; (4) varietas unggul baru padi gogo (Inpago) telah dikembangkan pada lahan suboptimal di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Yogyakarta; (5) sistem tanam padi sawah di Sulawesi Tenggara dan Kalimantan Timur; (6) varietas Inpara-2, 3, 6, dan 7 pada lahan pasang surut Aceh.

Pengembangan teknologi budi daya padi batet dilaksanakan pada lahan rawa di Kabupaten Seluma dan lahan sawah irigasi di Kabupaten Lebong, Bengkulu. Di Kabupaten Seluma dikembangkan varietas Inpara-2, Dendang, dan Ciherang sebagai pembanding. Di Kabupaten Lebong, varietas padi yang dikembangkan adalah Inpari-7, Inpari-30, dan Ciherang sebagai pembanding.

Varietas Dendang hanya mampu berproduksi 2,1 t/ha dengan kualitas beras kelas II menurut SNI 01-6128-2008. Sementara varietas Inpari-30 mampu berproduksi 5,9 t/ha dengan kualitas beras kelas III. Budi daya padi batet ini secara ekonomi dapat dikembangkan lebih lanjut karena memiliki nilai B/C > 1. Permasalahan yang dihadapi di lapangan adalah tingginya kemasaman tanah di beberapa lokasi yang menyebabkan pertumbuhan varietas tertentu seperti Inpari-33 agak terhambat.

Teknologi Spesifik Lokasi Jagung

Paket teknologi spesifik lokasi jagung yang dikembangkan di antaranya adalah: (1) budi daya jagung dengan biochar sebagai bahan pembenah tanah di Jawa Barat; (2) budi daya jagung pada lahan salin di Riau; dan (3) varietas unggul baru (VUB) jagung pada lahan suboptimal di Sulawesi Selatan dan Papua.

Teknologi budi daya jagung yang dikembangkan di Jawa Barat memanfaatkan biochar sebagai pembenah tanah. Dalam aplikasinya di lapangan, biochar dikombinasikan dengan kapur, pupuk hayati, dan pupuk organik. Pengembangan teknologi budi daya spesifik lokasi ini meningkatkan produktivitas jagung hibrida varietas Bima-19 sebesar 35,7%, dari 6,72 t/ha menjadi 9,12 t/ha pipilan kering, lebih tinggi dibandingkan dengan teknologi budi daya petani menggunakan varietas hibrida BISI-18.

Penggunaan biochar juga meningkatkan efisiensi peng-gunaan pupuk dari biasanya > 550 kg/ha menjadi 350 kg/ha. Pada pengkajian ini, varietas Bima-20 juga memberikan hasil yang cukup tinggi, yaitu 8,67 t/ha pipilan kering.

Teknologi Spesifik Lokasi Kedelai

Paket teknologi spesifik lokasi kedelai yang dikembangkan di antaranya: (1) budi daya kedelai toleran naungan di Riau; (2) PTT kedelai pada lahan marjinal di Sulawesi Barat; dan (3) VUB kedelai di Sulawesi Tengah dan VUB kedelai toleran naungan di Jawa Barat.

Kinerja pengembangan VUB kedelai toleran naungan di Jawa Barat meliputi: (1) meningkatkan hasil panen kedelai; (2) memberikan tambahan pendapatan bagi petani dari usahatani kedelai; (3) tersedianya pakan ternak dari limbah kedelai; dan (4) meningkatkan kesuburan tanah di bawah tegakan kelapa dalam. Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan kedelai adalah biaya produksi yang cukup tinggi sehingga menurunkan minat petani membudidayakan komoditas ini. Solusinya adalah penyuluhan secara kontinyu dan pendampingan penerapan teknologi di lapang untuk meningkatkan efisiensi.

Teknologi Spesifik Lokasi Cabai

Paket teknologi spesifik lokasi yang dikembangkan adalah: (1) usaha tani cabai di luar musim di Sulawesi Barat; (2) budi daya cabai merah di Banten; (3) budi daya cabai merah pada lahan kering di DIY; dan (4) budi daya cabai merah ramah lingkungan pada lahan marginal dataran rendah di Jambi.

Pengkajian sistem usaha tani cabai di luar musim di Sulawesi Barat melibatkan 13 petani kooperator di Saromannasa, Kecamatan Banggae Timur, pada lahan seluas 3 ha. Komponen teknologi yang diterapkan adalah varietas unggul, mulsa plastik hitam perak, dan pemupukan berimbang, termasuk pupuk kandang dan pupuk kimia. Benih cabai yang digunakan adalah varietas Lingga, Temper Hijau, dan Temper Ungu. Selain itu digunakan pula benih komersial yang beredar di pasar sebagai pembanding, yaitu varietas Pilar, Arimbi, dan Darmais. Permasalahan yang dihadapi adalah curah hujan sangat rendah di lokasi pengembangan, sehingga

Page 42: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Inovasi Teknologi Produksi Pertanian Berkelanjutan

34 Laporan Tahunan Badan Ltbang Pertanian Tahun 2017

penanaman benih cabai yang direncanakan awal Juli tertunda ke Oktober.

Di DIY, komponen teknologi yang diterapkan adalah mulsa, PGPR, benih varietas unggul cabai rakitan Balitbangtan, dan perangkap OPT. Hasil varietas Kencana Rawit berkisar antara 12-13 t/ha sampai petik ke-24. Hasil varietas Kencana Tampar 4,2 t/ha dalam lima kali petik, setelah itu tanaman terinfensi penyakit layu fusarium dan bakteri. Hasil varietas unggul baru Ciko hanya berkisar antara 2,5-3,0 t/ha karena buahnya rontok sebelum matang. Sementara hasil varietas hibrida Kiyo mencapai 13 t/ha dalam 29 kali petik. Di Muaro Jambi, pengkajian pada dataran rendah lahan marginal menerapkan paket teknologi yang terdiri atas mulsa, PGPR, benih varietas unggul rakitan Balitsa, perangkap OPT, pengendalian penyakit layu fusarium dan keriting daun.

Teknologi Spesifik Lokasi Bawang Merah

Balitbangtan mengembangkan teknologi spesifik bawang merah di beberapa daerah, di antaranya: (1) varietas unggul baru di Papua Barat; (2) budi daya bawang merah asal biji botani di Kalimatan Selatan; (3) budi daya bawang merah di Kalimantan Tengah, DIY, Gorontalo, dan Jambi.

Pengembangan teknologi budi daya bawang merah asal biji botani di Kalimantan Selatan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain kelembagaan input output. Teknologi yang dikembangkan mencakup budi daya dan penanganan pascapanen guna mendapatkan benih yang berkualitas. Di Gorontalo, varetas bawang merah yang dikembangkan adalah Tiron, Biru Lancor, Bima Brebes, Bima Curut, Tajuk, dan Bauji Jawa. Benih ditanam pada musim hujan dan pemeliharaan dilakukan secara intensif dengan pemupukan yang tepat dosis.

Teknologi Spesifik Lokasi Tebu

Di NTB dikembangkan paket teknologi spesifik tebu yang terintegrasi dengan ternak sapi. Komponen teknologi tebu yang dikaji adalah varietas unggul dan sistem tanam juring tunggal dan ganda. Kotoran sapi dimanfaatkan sebagai pupuk organik untuk tanaman tebu. Sogolan (tebu muda), pucuk tebu, dan klentekan (hasil pengelupasan daun tebu) dimanfaatkan sebagai pakan sapi. Dalam pengkajian ini digunakan bibit tebu varietas PS 862 atau PS 851 dengan sistem tanam juring tunggal dan juring ganda. Ternak sapi dipelihara secara intensif. Hasil kajian menunjukkan produktivitas tebu varietas unggul yang ditanam dengan sistem juring tunggal mencapai 80 t/ha,

sedangkan produktivitas di tingkat petani hanya sekitar 60 t/ha dengan sistem tanam konvensional.

Potensi limbah tanaman tebu untuk pakan sapi diketahui berdasarkan jumlah sogolan dan tinggi tanaman rata-rata 169,4 cm, jumlah daun rata-rata 6,4 lembar dengan bobot 22 g, dan kandungan protein kasar 5,43%. Bobot klentekan sebagai pakan sapi rata-rata 12 g dengan kandungan protein kasar 5,69%. Potensi pucuk tebu sebagai pakan sapi rata-rata 4,8 helai dengan bobot 13,4 g, dan kandungan protein kasar 5,69%.

Kedala yang dihadapi pada usaha tani tebu adalah benih, baik ketersediaan maupun persemaian. Solusinya adalah pembibitan menggunakan budchip dari mata tunas dan teknologi ini telah dikembangkan kelompok tani dan penyuluh di Desa Beringin Jaya, Kecamatan Pekat Kabupaten Dompu, NTB. Selain itu, petani juga kesulitan penggunaan kompos sebagai pupuk organik karena proses pembuatannya membutuhkan waktu, biaya, dan tenaga cukup besar.

Teknologi Spesifik Lokasi Kakao

Paket teknologi spesifik kakao yang dikembangkan di beberapa daerah mencakup komponen teknologi budi daya di Maluku Utara dan Gorontalo, peremajaan tanaman dengan teknik sambung samping di Kalimantan Timur, penggunaan sumber daya lokal yang efisien dan efektif di Sulawesi Selatan, dan penanganan pascapanen di DIY. Di Gorontalo, pengkajian dilakukan pada lahan seluas 3 ha. Selain itu diselenggarakan pelatihan bagi petani kooperator dalam pembuatan Kajian pengembangan integrasi kakao-ternak di Gorontalo

Page 43: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Inovasi Teknologi Produksi Pertanian Berkelanjutan

35Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian - Kementerian Pertanian

pakan penguat dan pupuk organik padat dan cair, pembangunan instalasi penampung urine dan pembuatan pupuk cair, penyemaian bibit legume indigovera sebagai pakan sapi, dan pelatihan pembuatan silase lengkap dan pakan penguat.

Di DIY telah dilakukan uji fermentasi biji kakao menggunakan starter bakteri asam laktat Lactobacillus plantarum. Hasil analisis menunjukkan biji kakao yang difermentasi yang diikuti dengan perlakuan pengeringan telah memenuhi persyaratan SNI.

Teknologi Spesifik Lokasi Ternak

Pengembangan teknologi spesifik lokasi ternak di beberapa daerah mencakup: (1) agribisnis sapi potong di Maluku Utara; (2) pembibitan itik di Sulawesi Selatan; (3) pembibitan sapi betina produktif dan budi daya ayam KUB di NTT; (4) pemberian pakan lokal pada ayam buras di Bali; (5) pemberian pakan tambahan untuk penggemukan sapi bali di Bali; (6) pemberian larutan molasis yang mengandung agen defaunasi untuk meningkatkan produktivitas ternak sapi bali di Bali; dan (7) budi daya ayam KUB dan itik alabio di Kalimantan Selatan.

Di Kalimantan Selatan, pengkajian budi daya ayam KUB dilakukan di Desa Babirik Hilir dan Desa Hambuku Raya, Kabupaten Hulu Sungai Utara. Pengkajian pada tahun 2017 merupakan lanjutan dari tahun sebelumnya yang melibatkan dua petani kooperator dengan jumlah ayam KUB 250 ekor. Dalam pengkajian ini digunakan pakan formulasi secara mandiri dengan campuran jagung, bungkil inti sawit, dedak, dan mineral. Sementara pakan itik alabio menggunakan bungkil inti sawit, dedak padi, ikan kering, keong sawah, dan mineral.

Dibandingkan dengan pakan yang umumnya diberikan petani, pakan olahan ini memberikan efek yang sama dari sisi produksi dan daya tetas telur.

Di NTT, ayam KUB berkembang cepat, dari 120 ekor indukan jantan dan betina sudah berkembang menjadi 600 ekor melalui empat kali penetasan dengan daya tetas rata-rata 65% dari jumlah telur yang ditetaskan. Saat ini ayam KUB hasil pengkajian sudah dikembangkan ke daerah perbatasan Kupang 125 ekor, ke Malaka 233 ekor, dan ke Dinas B2KP provinsi 50 ekor untuk disalurkan ke daerah perbatasan Malaka.

Di Bali, pemberian pakan tambahan pada sapi bali meningkatkan pertumbuhan ternak. Pakan tambahan berupa hijauan, campuran 90% pollard, 10% tepung kedelai, dan biocas 5 ml/ekor/hari, dan pemacu tumbuh 1 ml/90 kg bobot badan. Pemberian pakan tambahan nyata meningkatkan bobot badan ternak, rata-rata 0,70 kg/hari. Pakan tambahan berupa campuran pollard dengan tepung kedelai meningkatkan kandungan gizi pakan. Pemberian polard memperbaiki aktivitas mikroba rumen sehingga meningkatkan kemampuan ternak mencerna protein pakan. Pemberian pakan lima kali per hari nyata meningkatkan bobot badan harian sapi.

Teknologi Spesifik Lokasi Komoditas Lainnya

Teknologi spesifik lokasi komoditas penting lainnya yang dikembangkan adalah: (1) varietas unggul baru kacang tanah di Sulawesi Tengah; (2) teknologi budi daya dan penanganan pascapanen kelor di DKI Jakarta; (3) teknologi budi daya dan pengolahan okra skala rumah tangga di DKI Jakarta; (4) teknologi budi daya

jamur merang di Sumatera Selatan; (5) teknologi pengolahan tepung kasava di Lampung; dan (6) teknologi produksi gembili di wilayah perbatasan Sota Merauke di Papua.

Di DKI Jakarta, pengkajian kelor mencakup budi daya, penanganan dan pengolahan kelor untuk pakan. Pemberian daun kelor sebagai bahan pakan dengan proporsi hingga 10% masih memberikan nilai konversi yang baik sebagai pakan kelinci. Pengolahan daun kelor menjadi puding menghasilkan produk pangan fungsional. Pengkajian teknologi okra pada skala rumah tangga di DKI Jakarta meliputi budi daya dalam pot, pengemasan dan penyimpanan benih, pengemasan dan penyimpanan okra segar, dan formulasi minuman berbahan baku buah okra.

Di Sumatera Selatan, pengkajian teknologi budi daya jamur merang dilakukan di KP Kayu Agung, Ogan Komering Ilir. Pengkajian mencakup: (1) pembuatan kultur murni jamur merang dengan media fermipan dan air kelapa; dan (2) budi daya jamur menggunakan enceng gondok, jerami, dan tandan kosong sawit sebagai media tumbuh. Hasil pengkajian menunjukkan: (1) fermipan dapat digunakan sebagai pengganti kentang/PDA komersial dalam pembuatan bibit murni jamur merang; (2) biji jagung utuh atau yang pecah potesial sebagai bibit induk jamur; (3) tandan kosong sawit juga dapat digunakan sebagai media jamur merang dengan hasil/kumbung ukuran 6 x 4 x 2,5 m mencapai 220 kg; (4) enceng gondok beserta akarnya yang dicacah dan dikomposkan tidak dapat digunakan sebagai media tumbuh jamur merang karena kapasitas menahan air sangat tinggi; dan (5) kecukupan cahaya menentukan keberhasilan budi daya jamur merang.

Page 44: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang
Page 45: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

37Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian - Kementerian Pertanian

Inovasi Mekanisasi, Pascapanen, dan Pengolahan Hasil

Pengembangan teknologi mekanisasi berperan penting meningkatkan efisiensi, nilai tambah, daya saing produk pertanian di pasar domestik dan pasar internasional. Berkembangnya teknologi mekanisasi merupakan salah satu indikator modernisasi pertanian. Teknologi mekanisasi dapat diperankan dari berbagai aspek, baik budi daya maupun pascapanen dan pengolahan hasil pertanian.

A. ALAT DAN MESIN PERTANIAN

Prototipe Alat-Mesin Tanam Padi Jajar Legowo 2:1 Tipe Mini

Pada tahun 2016 Balitbangtan mengem-bangkan alat-mesin tanam padi jajar legowo

dengan satu roda, tetapi dalam oprasionalnya menyulitkan operator karena mesin menjadi kurang stabil. Pada tahun 2017 dikembangkan alat-mesin tanam padi jajar legowo

mini tipe dua baris degan bobot 123 kg, menggunakan bahan bakar bensin satu silinder dengan tenaga 5,5 HP, konstruksi dengan dua roda

dengan diameter roda 660 mm. Pada saat beroperasi, alat-mesin tanam padi ini membentuk dua baris tanaman dengan jarak 40 cm.

Alat-mesin tanam bibit padi tipe mini Alat-mesin tanam padi sistem jajar legowo 2:1 tipe-2

Page 46: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Inovasi Mekanisasi, Pascapanen, dan Pengolahan Hasil

38 Laporan Tahunan Badan Ltbang Pertanian Tahun 2017

Alat-mesin tanam bibit padi tipe mini Alat-mesin tanam padi sistem jajar legowo 2:1 tipe-2

Pengembangan Alat-Mesin Pertanian mendukung Agribisnis Padi Sawah

Pada tahun 2017 telah dikembangkan model pertanian moderen di Desa Kalikebo, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, dengan melibatkan kelompok tani setempat. Pemilihan lokasi didasarkan atas: (1) kondisi dan produktivitas lahan; (2) tingkat partisipasi kelompok tani dalam menerapkan teknologi baru; dan (3) tingkat adopsi teknologi di daerah setempat.

Dalam pengkajian dalam skala luas ini digunakan alat-mesin tanam padi jajar legowo 2:1, alat-mesin penyiang gulma, dan mesin pemanen padi tipe combine harvester. Pada tahap penyiapan telah dilakukan pula inventarisasi kelembagaan embrio UPJA dan lembaga yang dapat mewadahi seluruh kegiatan kelompok tani dan gabungan kelompok tan. Kelembagaan yang dipilih adalah yang sudah beroperasi dengan baik dan apabila memungkinkan sudah mempunyai koperasi atau usaha jasa perberasan.

Dukungan alsintan dalam program swasembada beras yang dilaksanakan di Desa Kalikebo termasuk dalam kegiatan pertanian modern. BBP Mektan dalam kegiatan ini merupakan sentral koordinasi kegiatan antar stakeholders, termasuk dalam usaha pemberdayaan Kelompok Tani/UPJA yang menjadi unsur utama swasembada. Pemberdayaan Poktan/UPJA sebagai modal manusia karena

memiliki potensi modal intelektual dan sosial yang berperanan penting dalam pelayanan penggunaan alsintan berbasis manajemen pengetahuan. Pengembangan modal intelektual dan sosial para anggota Poktan/UPJA dilakukan oleh BBP Mektan sebagai sumber pusat pengetahuan alsintan yang diterapkan di Desa Kalikebo.

Materi inkubasi yang diberikan berupa tata kelola jenis dan ukuran alsintan, infrastruktur pendukung, kelembagaan pen-dukung, keterampilan manusia pendukung Poktan/UPJA (operasi, pemeliharaan, perbaikan, penge-lolaan). Diharapkan dengan semakin berdayanya Poktan/UPJA di wilayah Desa Kalikebo dapat menjadi penggerak dan pemanfaatan alsintan di sekitarnya termasuk yang ada di Brigade Alsintan yang dapat dikembangkan sebagai model di wilayah lain. Agar pemanfaatan alsintan Pokja/UPJA dapat bersifat berkelanjutan maka usahatani yang dikembangkan dalam pertanian modern di Desa Kalikebo harus bersifat menguntungkan berorientasi pasar dan dikelola sesuai asas agribisnis. Sebagai penjamin keberhasilan agribisnis yang dijalankan harus dikelola secara korporasi profesional yang berbadan hukum semisal koperasi atau Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

Adapun seluruh stakeholders yang terlibat dalam pertanian modern di Desa Kalikebo saat ini yaitu Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, BBP Mektan, Dinas Pertanian Kabupaten, Babinsa/Koramil/Kodim dan Kelompok tani. BBP Mektan sebagai koordinator aliran pengetahuan dan program antar stakeholders Pusat maupun Daerah dan petani melalui serangkaian

pemberian paket alsintan serta prasarana pendukungnya. Peran pemberdayaan oleh BBP Mektan terhadap anggota UPJA Kalikebo dalam hal pelatihan operasional dan pembukuan aktivitas jasa sewa alsintan akhirnya dapat mendatangkan keuntungan bagi lembaga UPJA sekaligus mampu membantu mengoptimalkan traktor roda-4 milik Brigade Alsintan yang dikoordinir oleh Dinas Pertanian Kab Klaten. Dengan beroperasinya traktor roda-4 sangat membantu petani di Desa Kalikebo dan sekitarnya untuk melakukan tanam serentak dan memperpendek waktu penyiapan lahan dalam setiap musim tanam. Adanya pengoperasian alsintan juga mampu memberikan lapangan kerja bagi pemuda-pemuda desa sebagai operator alsintan.

Pengolahan Tanah dan Tanam Pelaksanaan budidaya padi dengan menerapkan metode tanam Jajar Legowo 2:1 sudah dimulai sejak bulan Juli 2017, yaitu dengan cara sosialisasi, pelatihan pembibitan, pelatihan operasional mesin transplanter Jarwo 2:1 dan power weeder. Oleh karena pada saat itu UPJA di Desa Kalikebo belum terbentuk maka kegiatan dikoordinir oleh Koordinator PPL Kecamatan Trucuk dengan Poktan dan didampingi oleh Koramil/Babinsa Trucuk. Kegiatan diarahkan untuk mencapai tujuan dapat diterapkannya prinsip praktek budidaya tanaman padi yang benar (Good Agricultural Practices). Pelaksanaan tanam dengan mengacu pada prinsip GAP dilaksanakan pada awal bulan Agustus 2017 yang dalam hal ini diwujudkan dalam bentuk:1. Pengolahan tanah secara

sempurna dengan traktor roda-

Page 47: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Inovasi Mekanisasi, Pascapanen, dan Pengolahan Hasil

39Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian - Kementerian Pertanian

2 dan roda-4, yaitu bajak 1x, garu 2x dan gelebeg 1x untuk perataan lahan agar dapat mendukung operasional mesin transplanter Jarwo 2:1 dengan baik;

2. Pembibitan padi dengan varietas padi unggul yang sudah disenangi petani dan tahan serangan hama/penyakit setempat dengan cara dapog. Penggunaan benih rata-rata mencapai 35 kg/ha (250 buah dapog). Umur bibit pada saat ditanam diseragamkan yaitu 18 hari sesudah benih disebar;

3. Penggunaan bio-pestisida yang direkomendasi oleh Dinas Pertanian dan Kemen Pertanian agar hasil padi yang dicapai tinggi dan tidak merusak lingkungan;

4. Penanaman tanaman bunga (refugia) sebagai bio-protektor hama tanaman padi;

5. Penggunaan metode pupuk berimbang yang direkomendasi oleh Dinas Pertanian.

Pengolahan Tanah

Untuk total luas lahan kewenangan UPJA seluas 98 ha pengolahan tanah dilakukan

dengan traktor roda-2 milik petani dari desa dan luar desa Kalikebo serta milik UPJA. Total traktor roda-2 yang dipergunakan sebanyak 15 unit, yaitu 11 unit dari dalam desa dan 4 unit dari luar. Traktor roda-2 rata-rata bekerja hampir 10 jam/hari dibagi menjadi sesi pagi dari jam 06.00 WIB s/d jam 10.00 WIB kemudian dilanjut sesi siang dan sore, yaitu jam 13.00 s/d jam 18.00. Oleh karena air selalu tersedia sepanjang tahun maka kegiatan pengolahan tanah dirasakan mudah oleh operator traktor. Traktor roda-4 yang dipinjam dari Brigade Alsintan Dinas Pertanian dipergunakan untuk membantu olah tanah pada lahan kering. Hal ini terjadi karena belum ada roda sangkarnya (cagewheel) sehingga tidak dapat dioperasikan pada lahan yang sudah dibasahi. Demikian pula hasil pembajakan dan penggaruan traktor roda-4 masih harus dihaluskan dengan gelebeg yang ditarik traktor roda-2. Total waktu untuk menyelesaikan kegiatan pengolahan tanah seluas 98 ha dengan traktor roda-2 dibantu dengan traktor roda-4 adalah selama 11 hari.

Tanam

Lahan sawah yang khusus ditanami menggunakan mesin transplanter Jarwo 2:1 (3 unit mesin Jarwo transplanter) seluas 20 ha, sedangkan sisa lahan seluas 78 ha ditanami secara manual tetapi menggunakan metode tanam Jarwo 2:1 (bibit dari dapog, olah tanah sempurna, power weeder). Bibit dalam dapog untuk awal kegiatan ini sebagian besar masih mendatangkan atau membeli dari luar desa. Petani di luar lahan yang ditanami dengan mesin transplanter Jarwo juga sangat tertarik untuk menerapkan metode tanam Jarwo 2:1 karena adanya rasa kebersamaan antar anggota, keinginan mencoba teknologi baru dan pendampingan intensif oleh PPL maupun Babinsa. Hasil panen juga dilakukan dengan combine harvester, baik dari BBP Mektan maupun mesin dari wilayah sekitar yang disewa oleh tengkulak.

Pada saat umur tanaman hampir panen, pertumbuhan tanaman kelihatan bagus sehingga disarankan oleh Dirjen Hortikultura Kemen Pertanian (sebagai penanggung jawab UPSUS wilayah Jawa Tengah) untuk dilakukan acara panen raya yang dilakukan oleh Bupati Klaten. Maksud dari acara panen raya adalah untuk melakukan sosialisasi pertanian modern yang sudah dianggap baik kepada petani se Kecamatan Trucuk.

Panen

Pada saat panen produktivitas gabah kering panen untuk metode tanam Jarwo 2:1 mencapai 9 ton/ha s/d 10 ton/ha. Hal ini menyebabkan harga jual gabah pada saat panen mencapai Mesin tanam padi IndoJarwo 2:1

Page 48: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Inovasi Mekanisasi, Pascapanen, dan Pengolahan Hasil

40 Laporan Tahunan Badan Ltbang Pertanian Tahun 2017

Rp. 8,5 juta a/d Rp. 10 juta/petok dibanding sebelumnya dengan metode “tegel” yang maksimum hanya mencapai Rp. 6 juta/patok. Tingginya hasil pada pertanaman jarwo oleh petani dinyatakan sebagai hasil dari peningkatan jumlah populasi tanaman, kemudahan dalam pemeliharaan dan perkembangan tumbuh tanaman.

Panen dengan mesin combine harvester Indo Combine Harvester (CH) atau CH merek lain dengan enjin penggerak > 60 HP juga mampu menekan kehilangan hasil gabah antara 2% sampai < 2%. Cara sewa penggunaan CH yang dilakukan oleh para tengkulak di wilayah Kalikebo dan sekitarnya masih menggunakan bagi hasil panen 1:8 atau untuk setiap ton gabah panen maka pemilik mesin akan memperoleh 125 kg dan sisanya sebesar 875 kg menjadi milik petaninya. Hasil pengamatan pada saat panen dengan sabit kemudian dirontok dengan mesin power thresher menunjukkan bahwa kehilangan gabah mencapai sekitar > 10%. Keunggulan panen secara manual dan mekanisasi sejalan dengan prinsip Good Handling Processes (GHP). Keberadaan mesin CH di Desa Kalikebo juga sudah sangat diharapkan

oleh para petani karena keterbatasan tenaga panen yang harus diidatangkan dari luar desa. Walaupun harga mesin CH masih tinggi di atas Rp. 200 juta tetapi para petani yakin akan bisa membelinya melalui kelompok UPJA atau Koperasi.

Teknologi Mekanisasi Jagung

Balitbangtan telah merekayasa alat-mesin pemanen jagung tipe kombinasi (corn combine harvester). Teknologi mekanisasi ini dihasilkan melalui modifikasi alat-mesin pemanen padi dengan mengubah bagian header, pisau statis, perontok dan pembersih, disesuaikan dengan postur tanaman jagung. Alat-mesin pemanen jagung tipe kombinasi ini mempunyai kapasitas kerja 7,5-10,6 jam/ha pada kecepatan operasi 1,1-1,5 km/jam, tingkat

kebersihan kerja 96,0-99,7%, tingkat kerusakan biji jagung 0,5-1,7%, dan susut hasil berkisar antara 2,5-2,8%.

Pada tahun 2017 dilakukan modifikasi alat-mesin pemanen jagung tipe kombinasi untuk meningkatkan kapasitas kerja <6 jam/ha dengan meningkatkan kecepatan operasi di atas 2 km/jam. Dalam hal ini dilakukan penggantian pisau statis dengan memajukan posisi cutter bar 400 mm dari posisi awal.

Pengembangan Alat-Mesin Pengolah Tanah, Penanam Jagung dan Kedelai Secara Terintegrasi

Balitbangtan mengembangkan teknologi mekanisasi budi daya jagung dan kedelai yang sesuai dengan kondisi lahan dan

Mesin Penyiang gulma padi Mesin panen padi (Combine Harvester)

Prototipe alat-mesin panen jagung modifikasi tahun 2017

Page 49: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Inovasi Mekanisasi, Pascapanen, dan Pengolahan Hasil

41Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian - Kementerian Pertanian

memperhatikan aspek teknis, ekonomis, dan kondisi sosial-ekonomi masyarakat setempat. Teknologi mekanisasi yang dikembangkan adalah alat-mesin pengolah tanah yang dikombinasikan dengan penanam jagung dan kedelai (rotatanam) yang direkayasa pada tahun 2016. Modifikasi alat-mesin pertanian ini bertujuan menghemat waktu dan meningkatkan indeks pertanaman.

Hasil analisis menunjukkan penggunaan alat-mesin rotatanam dapat menekan biaya olah tanah dan tanam 50-86%. Biaya operasional mesin rotatanam

Rp. 550.000/ha, lebih hemat 50% dibandingkan dengan penggunaan alat-mesin pengolah tanah tipe TR4 dan alat-mesin tanam biji-bijian. Dibandingkan dengan alat-mesin pengolah tanah tipe TR2 dan tanam manual, penggunaan alat-mesin rotatanam dapat menurunkan biaya operasional hingga 86,2%. Alat-Mesin Tanam dan Panen Bawang Merah

Perekayasaan alat-mesin tanam dan panen bawang merah mencakup komponen (1) cover pelindung knalpot; (2) jarak renggang roda kanan dan kiri yang

dapat diatur 80-120 cm; (3) jarak bagian komponen penanam kanan dan kiri yang dapat diatur 20-40 cm (modifikasi dudukan, corong lubang komponen penanam dan dudukan poros motor penggerak komponen penanam); (4) dudukan roda penopang sensor kedalaman penanaman; (5) penambahan kapasitas penggerak (semula dengan accu 48 V/12 Ah, kemudian ditambah menjadi 48 V/30 Ah) sehingga alat-mesin modifikasi ini dapat dioperasikan 6-8 jam tanpa pengisian daya accu. Uji lapang prototipe alat-mesin tanam bawang merah pada tahun 2017 menunjukkan kapasitas kerja 2.000-4.000 tanaman/jam. Alat-Mesin Penyeleksi Biji Cabai dan Pemasang Mulsa Plastik

Pengembangan teknologi mekanisasi budi daya cabai diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja serta menurunkan biaya usaha tani cabai. Oleh karena itu dilakukan rekayasa prototipe alat-mesin pemisah biji (benih) cabai, pemasang mulsa plastik, dan penggulud atau pembuat bedengan.

Prototipe alat-mesin pemisah biji cabai terdiri atas motor penggerak utama (motor listrik 1,5 HP), silinder pemisah biji, ayakan getar, tabung pengumpan (hopper), rangka utama, dan sistem transmisi. Prototipe penggulud terdiri atas penggerak utama berupa traktor roda dua dengan daya engine 4,8 kW, sistem transmisi, bajak rotary, penutup bajak rotary, dan pencetak guludan atau bedengan. Prototipe pemasang mulsa plastik terdiri atas penggerak utama traktor roda dua dengan daya engine 4,8 kW,

Kondisi alat-mesin tanam sebelum (kiri) dan setelah modifikasi (kanan)

Mesin tanam bawang merah dan komponennya

Page 50: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Inovasi Mekanisasi, Pascapanen, dan Pengolahan Hasil

42 Laporan Tahunan Badan Ltbang Pertanian Tahun 2017

kerangka utama alat, pembuka alur, dudukan roll mulsa plastik, roll penekan mulsa, roda penekan mulsa, dan penutup alur mulsa.

Teknologi Pengembangan Bahan Bakar Nabati

Pengembangan bahan bakar nabati (BBN) sebagai sumber energi altertnatif mulai mendapat perhatian karena semakin berkurangnya cadangan bahan bakar berbasis fosil. Pada tahun 2017, Balitbangtan mengembangkan paket teknologi produksi biogasoline dan biogas cair berbasis tanaman perkebunan. Peralatan utama unit produksi biogasoline adalah reaktor batch yang berisi karbon mesopori dan dilengkapi dengan vaporizer microwave untuk pembangkitan uap minyak kemiri sunan atau ester metil. Pengembangan teknologi produksi biogasoline dan biogas cair ini diharapkan dapat mendukung kemandirian energi di kawasan pertanian dengan memanfaatkan limbah pertanian sebagai sumber energi.

B. INOvASI PASCAPANEN DAN PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

Teknologi Peningkatan Rendemen dan Mutu Beras

Rancang bangun komponen auto pneumatic husker telah difabrikasi. Tekonologi ini diimplementasikan oleh PT. Cimoni Makmur Sejahtera di Sidoarjo, Jawa Timur, melalui kerja sama dengan Balitbangtan.

Komponen konfigurasi penggi-lingan padi seperti seed cleaner, brown rice separator, polisher, rice grader dan komponen peralatan pendukung (bucket conveyor, prime mover, power transmission, dan lainnya) telah selesai difabrikasi.

Desain konstruksi gudang dan penempatan AP-RMU telah disepakati bersama dengan Dispatan, Dinas PU Karimun, dan perencana di daerah sesuai dengan ketersediaan dana APBD-P namun tetap memenuhi standar konstruksi menurut SNI. Kapasitas kerja AP-RMU berdasarkan uji verifikasi dan kinerja rata-rata 982,44 kg gabah/jam (input) atau 734,45 kg beras/jam (output), rendemen 66,0% dengan kualitas premium (butir kepala 95,43%). Hal ini sesuai dengan yang dipersyaratkan Permentan 31/2017 dan Permendag 57/2017. Walaupun demikian ada beberapa kinerja teknologi yang masih di bawah standar SNI, seperti tingkat kebisingan masih di atas <90 dB. Konstruksi AP-RMU didesain untuk dioperasikan dengan asap cair dengan memanfaatkan limbah sekam padi.

Prototipe alat-mesin penyeleksi biji (benih) cabai

Prototipe alat-mesin penggulud dengan penggerak traktor roda dua.

Prototipe alat-mesin pemasang mulsa plastik digandengkan dengan traktor roda dua

Page 51: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Inovasi Mekanisasi, Pascapanen, dan Pengolahan Hasil

43Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian - Kementerian Pertanian

Nanobiosilika dan Biopestisida Dari Sekam Padi

Telah dihasilkan teknologi produksi nanobiosilika dari abu sekam dengan kapasitas 30 liter input per proses. Penggandaan skala dan proses pengeringan juga sudah direkayasa dari sistem oven menjadi sistem pengering berpengaduk dengan kapasitas 100 kg input per proses. Hasil uji coba menggunakan pelarut NaOH teknis 5% menghasilkan rendemen nanobiosilika serbuk 51%, ukuran partikel 83-106 nm, dan tingkat kemurnian silika tinggi (sekitar 99%) menggunakan metode XRF alloy.

bentuk cair lebih efisien dan efektif dibanding serbuk dan gel. Aplikasi nanobiosilika berkontribusi pada peningkatan jumlah anakan produktif, jumlah malai, dan bobot gabah. Nanobiosilika cair diberikan pada saat tanaman fase vegetatif (mulai 7 HST) hingga fase generatif (45-50 HST).

Nanobiosilika dari sekam padi telah diaplikasikan pada tanaman padi sawah di Lampung, Bali, dan Aceh dalam skala luas. Formula terbaik untuk komersial berasal dari perlakuan asap cair kasar dengan sinergi minyak cengkeh (konsentrasi asap cair 40%), sedangkan untuk skala petani adalah asap cair 90% dan sabun colek 10%. Aplikasi kedua formula ini melalui penyemprotan adalah dengan konsentrasi 10% dan 25% (dalam air) pada pertanaman padi berumur 15 hari setelah tanam.

Teknologi Deteksi Cepat Cemaran Aflatoksin pada Jagung

Prototipe kit deteksi aflatoksin sederhana telah dibuat dengan komponen kotak dan lampu ultra violet panjang gelombang 365 nm. Hasil uji menunjukkan prototipe ini dapat digunakan untuk menduga kontaminan aflatoksin secara kualitatif pada grits jagung (R2 = 0,82). Kit dapat dimanfaatkan petani untuk mengetahui mutu dan kualitas jagung sehingga dapat terhindar dari kontaminasi aflatoksin.

Nanoteknologi untuk Meningkatkan Daya Simpan Benih Kedelai

Balitbangtan telah menghasilkan teknologi nanocoating untuk meningkatkan daya simpan dan mempertahankan mutu benih kedelai selama penyimpanan. Teknologi nanocoating kedelai

Prototipe auto-pneumatic husking dan hasil fabrikasi

Produk biosilika dan asap cair dari sekam padi dengan merk dagang BioSINTA

Desain dan dimensi kit aflatoksin generasi ke-5

Pemberian nanobiosilika serbuk dengan takaran 216 kg SiO2/ha, dalam bentuk gel deengan takaran 216 kg SiO2/ha, dan dalam bentuk cair 75 l/ha meningkatkan produktivitas padi varietas Ciherang berturut-turut 14,1%; 6,7%; dan 20,2%. Pemberian nanobiosilika dalam

Page 52: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Inovasi Mekanisasi, Pascapanen, dan Pengolahan Hasil

44 Laporan Tahunan Badan Ltbang Pertanian Tahun 2017

Nasi kontrol, nasi goreng, nasi uduk, dan produk setelah dimasak

diformulasikan dari chitosan, talcum, dan wax. Lapisan chitosan memiliki sifat antimikroba dan berperan sebagai pembawa antioksidan (vitamin C). Lapisan wax memberikan perlindungan pada benih dari penyerapan uap air dan mengandung bahan pembawa fungisida untuk mencegah infeksi jamur selama penyimpanan.

Keunggulan teknologi ini adalah: (1) memberikan lapisan pada permukaan benih kedelai untuk melindungi dari pengaruh kelembaban yang berlebihan; (2) berbagai bahan aktif dapat ditambahkan ke dalam sistem coating untuk meningkatkan sifat fungsional, seperti antioksidan untuk melindungi lemak dari kerusakan oksidatif, antimikroba dan pestisida untuk melindungi benih dari jamur dan hama, zat pengatur tumbuh untuk meningkatkan daya tumbuh, dan pupuk untuk memenuhi kebutuhan hara pada tahap awal

pertumbuhan tanaman; dan (3) memperpanjang umur simpan benih kedelai hingga 6 bulan penyimpanan pada kondisi ruang. Pengujian di KP Muara, Bogor, menunjukkan benih kedelai yang diberi perlakuan coating memiliki indeks vigor dan daya berkecambah yang lebih tinggi daripada tanpa coating, masing-masing 80,5-81,0% dan 74,5% setelah 6 bulan penyimpanan. Penanganan dan Pengolahan Bawang Merah Skala Komersial

Penyempurnaan instore drying (ID) Brebes beserta tungku pemanasnya dan penggunaannya telah diuji coba dengan hasil cukup memuaskan. Dalam pengujian ini, proses pelayuan bawang dapat dipersingkat dari 7-9 hari menjadi 3-4 hari. Selama proses pelayuan dan pengeringan bawang merah, suhu dalam ID berkisar antara 31-50oC, kelembaban 29-58%. Pada perlakuan penjemuran

konvensional, suhu berkisar antara 24-44oC. Kadar air bawang merah hasil pelayuan dalam ID rata-rata 81,35% dengan warna lebih cerah dibanding yang dilayukan secara konvensional.

Benih kedelai dalam kemasan plastik: (A) tanpa coating; (B) coating bukan nano;(C) nanocoating; dan (D) kemasan karung

TSS tergranulasi

Uji coba pelayuan bawang merah pada instore dryer Minyak bawang

Selanjutnya dilakukan uji coba pengeringan bawang merah pada musim hujan. Pemotongan daun bawang hingga separuh dari panjang awal mempersingkat proses pelayuan (4 hari) pada musim hujan. Sosialisasi dan pelatihan pembuatan produk olahan bawang merah telah dilakukan di Pusat Pelatihan Bawang Merah di Desa Ciasem, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Pelatihan meliputi pemaparan teori, praktek, dan uji pembuatan produk olahan bawang, antara lain bawang kering, bawang goreng, pasta dan minyak bawang merah. Melalui pelatihan ini telah SOP: (1) teknik produksi bawang merah, (2) pembuatan irisan kering bawang merah dan bawang goreng, (3) pembuatan minyak bawang merah, (4) pembuatan

Page 53: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Inovasi Mekanisasi, Pascapanen, dan Pengolahan Hasil

45Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian - Kementerian Pertanian

dengan penambahan antioksidan vit A dan tokofer. Selain memperpanjang masa simpan minyak kelapa, aplikasi teknologi ini juga menghasilkan minyak dengan kualitas yang sangat baik karena tidak ada rancid flavor (bau tengik). Penambahan antioksidan menghambat oksidasi minyak kelapa.

Memperpanjang Masa Simpan Daging Kelapa Muda

Teknik memperpanjang masa simpan adalah memisahkan daging kelapa muda dari komponen lainnya, kemudian diaplikasi dengan edible coating dan dikemas secara vacum sehingga produk terlindungi dari pengaruh kontaminasi atau penguapan kadar air. Edible coating dapat diolah dari bioselulosa dengan bahan baku air kelapa. Daging kelapa muda yang telah di-coating memiliki daya simpan lebih lama. Setelah 3 bulan penyimpanan, daging buah kelapa masih dapat dikonsumsi, pH netral, kadar air berkisar antara 70-80% (segar), dan kandungan mikroba dalam kisaran yang masih diperbolehkan sebagai pangan segar.

Pengolahan coconut chip tanpa penambahan bahan makanan tambahan untuk meningkatkan sifat crunchy dan daya simpan produk mengandung kadar air 2,30-2,48%, abu 2,40-2,55%, lemak 37,20-40,15%, protein 4,25-5,42%, dan serat kasar 4,98-5,45%. Penambahan CaCl2 pada pengemasan dengan aluminium foil mempertahankan kerenyahan coconut chip sampai 6 bulan penyimpanan.

bawang iris in brine, dan (5) pengelolaan bawang utuh in brine. Teknologi Penyimpanan Cabai Segar

Telah dihasilkan teknologi penyimpanan cabai segar menggunakan Controlled Atmosphere (CAS). Penggunaan teknologi CAS pada konsentrasi oksigen (O2) 7%, karbondioksida CO2 2,5% suhu 10oC, dan kelembaban 90-95% mampu mempertahankan kesegaran cabai rawit hingga 5 minggu dengan kadar air 82-84%, kadar abu 0,80-0,95%, vitamin C 237,4-267,2 mg/100 g, tekstur mudah patah, dan warna orange kekuningan. Pada kondisi yang sama, penyimpanan cabai keriting dengan teknologi CAS mampu mempertahankan kesegaran cabai hingga 8 minggu dengan susut bobot 8,5%, tekstur mudah patah, dan warna merah. Pengembangan Teknologi Proses untuk Diversifikasi Pangan

Teknologi diversifikasi pangan telah dilakukan pengembangan di beberapa wilayah. Di Cimahi, Jawa Barat, dikembangkan produk nasi uduk dan mie dari ubi kayu. Nasi uduk yang ditanak

Penyimpanan cabai segar padaatmosfer terkendali

menggunakan magicom memiliki tekstur yang dapat diterima konsumen. Mie ubi kayu memiliki konsistensi yang tinggi dan setelah dimasak mempunyai tekstur yang bagus dan tidak mudah patah.

Di Demak, Jawa Barat, dikembangkan komoditas sorgum dengan produk olahan berupa mie, makaroni, dan tepung. Tepung sorgum dapat diolah menjadi berbagai produk pangan. Di Sumedang, Jawa Barat, dikembangkan komoditas hanjeli yang merupakan pangan lokal. Aspek yang dikembangkan meliputi budi daya hingga pengolahan produk pangan berbais hanjeli berupa beras, tepung, dan mie hanjeli. Di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, juga dikembangkan produk olahan sorgum berupa tepung, mie, roti, snack bar, dan sorgum pratanak. Selain itu juga disosialisasikan produk berbasis sorgum untuk meningkatkan nilai tambah produk, seperti brownies, krupuk, dan minuman mocca sorgum. Memperpanjang Masa Simpan Minyak Kelapa

Telah dihasilkan teknologi untuk memperpanjang minyak kelapa

Mie ubi kayu

Aneka produk olahan sorgum

Nasi kontrol, nasi goreng, nasi uduk, dan produk setelah dimasak

TSS tergranulasi

Page 54: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang
Page 55: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

47Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian - Kementerian Pertanian

Inovasi Kelembagaan dan Kebijakan

Sosial Ekonomi

Pembangunan pertanian memerlukan strategi dan sistem terencana yang mengarah kepada transformasi ekonomi berkeadilan. Dalam hal ini mutlak diperlukan kebijakan yang konsisten dan terintegrasi untuk menghasilkan benefit bagi seluruh stakeholder agar berhasil mengembangkan industri agribisnis melalui tahapan kebijakan substitusi impor, promosi ekspor, dan penanaman modal. Pemerintah dituntut menginisiasi dan mendorong swasta untuk berinvestasi dan berperan aktif menggali dan mengembangkan potensi ekonomi di sektor pertanian agar petani sebagai ujung tombak pembangunan pertanian di perdesaan mendapat keuntungan yang proposional dari usaha tani yang mereka jalankan.

Diversifikasi Pangan Memutus Perkembangan Hama Penyakit Tanaman

Di Indonesia, beras masih diandalkan dalam pemenuhan kebutuhan pangan

penduduk, sehingga program

peningkatan produksi pangan tetap mengutamakan komoditas padi dari periode ke periode. Hal ini memicu perkembangan hama dan penyakit tanaman. Pada tahun 2017, misalnya, berkembang hama wereng cokelat (WBC) yang disertai oleh penyakit kerdil hampa (PKH) dan penyakit

kerdil rumput (PKR) di daerah dengan pola tanam padi sepanjang tahun. Uniknya, ledakan WBC pada tahun 2017 hanya terjadi di Indonesia, namun tidak terjadi di Thailand dan Vietnam.

Perkembangan WBC, PKH, dan PKR dipengaruhi oleh hama

Page 56: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Inovasi Kelembagaan dan Kebijakan Sosial Ekonomi

48 Laporan Tahunan Badan Ltbang Pertanian Tahun 2017

dan penyakit itu sendiri, inang, dan lingkungan yang disebut segitiga hama dan penyakit (pest or disease triangle), ditambah dengan praktek budi daya padi yang dikembangkan. Perubahan salah satu komponen berpengaruh terhadap intensitas serangan hama dan penyakit. Dikaitkan dengan penyeimbangan antara pasokan dan permintaan (supply-demand) beras serta pengendalian hama dan penyakit tanaman padi, diversifikasi pangan selain mengurangi konsumsi beras juga berpotensi dapat menekan perkembangan hama dan penyakit di lapangan. Oleh karena itu, upaya khusus (UPSUS) peningkatan produksi pangan tidak hanya terjebak pada padi, jagung, dan kedelai yang menjadi pangan strategis, tetapi juga komoditas pangan lainnya seperti ubi kayu, ubi jalar, dan sorgum.

Diversifikasi pangan melalui penerapan pola tanam padi, palawija, dan komoditas lainnya tidak hanya dapat memutus siklus hama dan penyakit tetapi juga meningkatkan pendapatan petani dan menjaga kelestarian lingkungan dari cemaran aplikasi pestisida kimia.

Pengembangan Teknologi Tanam Padi Jajar Legowo Super

Keunggulan teknologi tanam padi jajar legowo (jarwo) super telah diuji melalui demarea seluas 50 ha pada lahan sawah irigasi di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, musim tanam 2016, dengan melibatkan gabungan kelompok tani (Gapoktan) setempat. Kenyataan membuktikan penerapan teknologi jarwo super dengan pendampingan petugas terkait di lapangan memberikan hasil di atas 10 ton GKG/ha, sementara hasil padi yang dibudidayakan secara konvensional hanya 6 t GKG/ha.

Pembelajaran dari pengembangan teknologi jarwo super adalah: (1) varietas unggul baru padi yang dikembangkan perlu disesuaikan dengan kondisi agroekologi, sosial-ekonomi setempat, dan preferensi konsumen, (2) komponen teknologi dekomposisi jerami, pemupukan, dan pestisida hayati sebaiknya bersifat generik, (3) pendampingan teknologi oleh penyuluh dan pengamat hama perlu lebih intensif, dan (4) pengembangan UPJA alat-mesin tanam dan panen diarahkan ke daerah-daerah yang mengalami kelangkaan tenaga kerja.

Perbaikan Kesuburan Lahan Dengan Pupuk Hayati dan Pupuk Organik

Pupuk hayati agrisoy yang diformulasi dengan mikroba berfungsi menyediakan hara bagi tanaman kedelai. Beberapa mikroba yang digunakan sebagai pupuk hayati adalah dari golongan bakteri penambat N2 simbiotik (rhizobia), nonsimbiotik (antara lain Azotobacter dan Azospirillum), mikroba pelarut P (Bacillus sp., Pseudomonas sp., Streptomyces sp., Trichoderma sp., Aspergillus sp., dan Penicillium sp.).

Komite Inovasi Nasional (KIN) telah menetapkan pupuk hayati sebagai salah satu dari 14 program unggulan nasional dan merekomendasikan untuk memproduksi dan menguji pupuk hayati dalam skala luas. Pengembangan pupuk hayati dalam jangka panjang berpotensi memulihkan dan meningkatkan kesuburan tanah dalam upaya pencapaian swasembada pangan berkelanjutan.

Hasil penelitian pada lahan sawah tadah hujan MK-I 2017 menunjukkan penggunaan pupuk hayati dan pupuk organik meningkatkan produktivitas kedelai menjadi 3,43 t/ha biji kering, atau 44,7% lebih tinggi dari teknologi budi daya petani yang menghasilkan 2,37 t/ha.

Kebijakan Lisensi varietas Jagung Hibrida Perlu Perbaikan

Balitbangtan telah menghasilkan varietas unggul jagung hibrida dengan potensi hasil 13,6 t/ha. Padi jajar legowo

Page 57: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Inovasi Kelembagaan dan Kebijakan Sosial Ekonomi

49Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian - Kementerian Pertanian

Kementerian Pertanian pada tahun 2017 memberikan porsi bantuan benih bersubsidi jagung hibrida rakitan Balitbangtan sebesar 40% (1,12 juta ha) dari total 3 juta ha luas areal pertanaman jagung yang mendapat bantuan pemerintah.

Kondisi di lapangan mengindikasikan benih jagung hibrida bantuan perlu dievaluasi mengingat adanya keluhan petani penerima benih bantuan tersebut. Hal ini diperlukan dalam menentukan kebijakan lebih lanjut tentang bantuan benih jagung kepada petani dalam rangka mempercepat upaya peningkatan produksi dan ekspor jagung.

Mengantisipasi Kelangkaan Bawang Merah di Konsumen

Bawang merah merupakan komoditas sayuran yang bernilai ekonomi relatif tinggi dan mempunyai pasar yang luas. Permintaan akan bawang merah terus meningkat sejalan dengan berkembangnya industri

makanan, minuman, dan obat-obatan. Bahkan bawang merah juga termasuk komoditas ekspor, terutama ke negara tetangga.

Pada saat produksi rendah, harga bawang merah di pasar meningkat karena kelangkaan pasokan dan distribusi yang tidak merata. Salah satu cara meningkatkan produksi bawang merah adalah membudidayakan tanaman ini sepanjang tahun agar tidak terjadi kelangkaan pasokan dan kenaikan harga yang tidak wajar di pasar.

Bawang merah dapat dibudidayakan menggunakan benih dari biji botani (True Shallot Seed - TSS). Produktivitas bawang merah menggunakan teknologi TSS berkisar antara 7,56-42,5 t/ha, bergantung pada varietas, populasi tanaman, musim tanam, pengendalian hama dan penyakit. Budi daya bawang merah menggunakan benih TSS memberikan kesempatan untuk mendapatkan hasil panen dua kali lipat daripada menggunakan benih asal umbi. Inovasi ini

dikembangkan dengan nama teknologi produksi lipat ganda (Proliga) bawang merah.

Pengembangan inovasi Proliga menjadi terobosan dalam peningkatan produksi dan penye-diaan bawang merah sepanjang tahun, mempercepat alih teknologi, mengatasi kelangkaan pasokan di pasar untuk mengantisipasi lonjakan harga, dan meningkatkan pendapatan petani. Dari segi teknis budi daya, pengembangan inovasi Proliga bawang merah menggunakan benih TSS tetap menggunakan paket teknologi yang direkomendasikan ber-dasarkan hasil-hasil penelitian Balitbangtan, termasuk kesesuaian agroekosistem dan agroklimat.

Percepatan Produksi Susu Segar

Untuk mengurangi ketergantungan impor susu, Kementerian Pertanian telah megeluarkan Permentan tentang upaya pening-katan produksi susu nasional. Kebijakan ini diharapkan dapat

Padi jajar legowo

Page 58: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Inovasi Kelembagaan dan Kebijakan Sosial Ekonomi

50 Laporan Tahunan Badan Ltbang Pertanian Tahun 2017

mempercepat peningkatan pro-duksi susu di dalam negeri. Terkait dengan upaya peningkatan susu diperlukan (1) sintesis dan analisis opsi kebijakan terkait dengan penyediaan dan peredaran susu; (2) identifikasi pola kemitraan antara pelaku usaha industri susu dengan peternak sapi perah; dan (3) rekomendasi pola kemitraan antara pelaku usaha impor susu dengan peternak sapi perah yang menguntungkan kedua belah pihak.

Pemasyarakatan Pestisida Alami

Pengembangan pestisida kimia sintetik yang terus berlangsung dan makin mendominasi komponen pengendalian organisme peng-gangu tanaman (OPT) di Indonesia, menuntut perlunya percepatan pemasyarakatan pestisida alami. Langkah yang diperkukan untuk mendorong sosialisasi inovasi pestisida alami adalah sebagai berikut: (1) mendeskripsikan pestisida alami

terstandar secara progresif; (2) mempersiapkan kebutuhan jenis dan volume pestisida alami untuk diimplementasikan pada program 1.000 desa pertanian organik, padi jarwo super, serta bawang merah, padi organik, dan sayur organik; (3) membuat proyek percontohan penyediaan pestisida alami menggunakan bahan lokal di daerah setempat; (4) mendorong perusahaan agribisnis lokal memproduksi pestisida alami secara massal.

Di daerah banyak terdapat bahan baku lokal perstisida alami. Di Sumatera Selatan dan Lampung, misalnya terdapat akar tuba; di Jawa Timur, NTB, dan NTT dapat memanfaatkan tembakau dan mimba; dan di dataran tinggi dan menggunakan pyrethrum-sayuran sebagai bahan baku pertisida alami.

Dampak yang diharapkan dari kebijakan tersebut adalah: (1) pengembangan pestisida alami secara massal dengan

memanfaatkan sumber daya lokal di daerah; (2) peningkatan daya saing produk (organik) tanpa aplikasi pestisida kimia; dan (3) implementasi nyata pelaksanaan program pertanian berkelanjutan.

Pengembangan Tebudi wilayah Nonpabrik Gula

Rekomendasi kebijakan yang diperlukan untuk mendukung pengembangan tebu di wilayah nonpabrik gula dan pengembangan industri gula merah meliputi:1. Pemberian insentif bagi unit

usaha yang menghasilkan produk terstandar sesuai SNI 01-6237-2000

2. Pemberian bantuan berupa mesin pengolahan gula merah dengan alokasi anggaran melalui Ditjen teknis terkait.

3. Peningkatan fasilitas dan pendanaan untuk mendorong penelitian dan pengembangan model pengembangan tebu di wilayah nonpabrik gula berbasis kawasan.

4. Langkah teknis yang diperlukan

Benih Tebu

Page 59: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Inovasi Kelembagaan dan Kebijakan Sosial Ekonomi

51Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian - Kementerian Pertanian

dalam pengembangan tebu di wilayah nonpabrik gula dan pengembangan industri gula merah meliputi ekstensifikasi tebu serta peningkatan mutu dan nilai tambah produk.

Inovasi Perbenihan Mendukung Gerakan Peremajaan Kelapa

Gerakan peremajaan kelapa yang sudah tua atau tidak produktif

meliputi 468.000 ha, yang diikuti oleh pemanfaatan lahan di antara tanaman kelapa yang diremajakan dengan tanaman pangan terintegrasi ternak. Peremajaan kelapa dengan sistem tebang bertahap menggunakan benih varietas unggul berpostur pendek dan cepat berbuah dengan produksi tinggi dan sistem tanam polikultur. Pengaturan kembali mekanisme penyediaan

benih, terutama terkait dengan pengelolaan nlok penghasil tinggi, agar lebih operasional mempercepat penyediaan benih dengan kualitas yang terjamin. Skim pembiayaan peremajaan kelapa dapat menggunakan kredit (KUR mikro) dengan tenggang waktu pengembalian pinjaman sesuai umur tanaman belum menghasilkan (TBM 4 tahun).

Page 60: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang
Page 61: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang
Page 62: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang
Page 63: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang
Page 64: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang
Page 65: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

57Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian - Kementerian Pertanian

Diseminasi Teknologi

Diseminasi teknologi berperan penting mempercepat alih teknologi hasil penelitian dan pengkajian pertanian. Dalam hal ini diperlukan berbagai media agar dapat menyentuh semua pengguna teknologi. Penyediaan benih bermutu adalah bagian penting dalam diseminasi karena dibutuhkan dalam pengembangan teknologi untuk meningkatkan produksi dan pendapatan.

A. BENIH SUMBER

Penggunaan benih bermutu varietas unggul telah berkontribusi nyata dalam meningkatkan produktivitas. Benih bermutu terkait dengan kemurnian genetik varietas dan daya tumbuh tanaman. Varietas yang telah lama berkembang di petani akan mengalami kemunduran produktivitas dan ketahanan terhadap hama dan penyakit yang terus berkembang. Oleh karena itu, penggatian varietas eksisting dengan varietas unggul baru berperan penting meningkatkan produktivitas dan meredam perkembangan hama dan penyakit tanaman.

Produksi Benih Sumber Padi

Sentra produksi padi di Pulau Jawa tersebar di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Oleh karena itu, unit pengelola benih sumber (UPBS) di tiga provinsi penghasil utama padi ini harus mampu menyediakan benih bermutu dalam jumlah yang cukup. Di samping menyediakan benih unggul bagi penangkar benih untuk dikembangkan lebih lanjut, UPBS BPTP juga mempunyai misi mendiseminasikan varietas unggul baru rakitan Balitbangtan di masing-masing daerah. Hal ini diharapkan dapat mempercepat pengembangan benih bermutu varietas unggul baru.

Beberapa varietas unggul baru padi sawah yang saat ini diupayakan pengembangannya antara lain Inpari-3, Inpari-8, Inpari-13, Inpari-30, Inpari-32, dan Inpari-33. Untuk mengantisipasi ancaman kekeringan, UPBS BPTP juga memproduksi benih varietas unggul baru padi toleran kekeringan (gogo). Varietas tersebut adalah Inpago-4, Inapgo-5, Inpago-7, Inpago-8, Inpago-9, Inpago-10, Inpago-11, Inpago-12 Agritan, Inpari-10 Laeya, Inpari-42 Agritan GSR, Inpari-43 Agritan GSR, Limboto, Situ Patenggang, Situ Bagendit, dan Towuti. Benih sumber padi kelas BS diperbanyak menjadi benih kelas SS untuk

Page 66: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Desiminasi Teknologi

58 Laporan Tahunan Badan Ltbang Pertanian Tahun 2017

dikembangkan oleh penangkar menjadi benih kelas ES yang akan ditanam petani.

Produksi Benih Sumber Kedelai

Luas areal tanam kedelai dewasa ini sekitar 750 ribu ha yang membutuhkan 18,75 ribu ton benih kedelai yang dapat dikembangkan petani. UPBS BPTP di setiap provinsi juga memproduksi benih kedelai, terutama untuk memenuhi kebutuhan daerah setempat. UPBS BPTP di 16 provinsi telah memproduksi benih beberapa varietas unggul kedelai, antara lain Anjasmoro, Grobogan, Kaba, Burangrang, Wilis, dan Argo Mulyo. Hal ini mencerminkan respon positif pengguna benih kedelai yang diproduksi oleh UPBS BPTP.

Penyediaan benih kedelai bermutu oleh UPBS BPTP dan dikembangkan lebih lanjut oleh penangkar untuk memenuhi kebutuhan petani di daerah masing-masing adalah bagian dari program mandiri benih. Hal ini berperan penting meningkatkan produksi nasional menuju swasembada kedelai.

Produksi Benih Sumber Bawang Merah

Kendala utama pengembangan bawang merah dalam skala luas antara lain tidak tersedianya benih dalam jumlah yang memadai. Pengembangan bawang merah menggunakan benih dari biji

botani (True Shallot Seed - TSS) memberikan kesempatan kepada petani untuk mendapatkan hasil panen dua kali lipat daripada menggunakan benih asal umbi.

Tahapan teknis produksi benih bawang merah dengan tekologi TSS meliputi persiapan lahan sampai panen. Keberhasilan produksi benih TSS bawang merah ditentukan oleh implementasi teknologi, kesiapan sumber daya, logistik, sarana prasarana, Kondisi lingkungan setempat, dan iklim. B. DISEMINASI

TEKNOLOGI MELALUI SISTEM INFORMASI

Diseminasi teknologi hasil penelitian dan pengkajian adalah rangkaian dari tugas dan fungsi Balitbangtan. Hal ini penting artinya untuk mempercepat alih teknologi kepada pengguna hasil penelitian dan pengkajian. Selain di lapangan, diseminasi teknologi melalui sistem informasi menjadi salah satu pilihan dengan pertimbangan efisiensi dan keragaman media sejalan dengan perkembangan teknologi informasi.

Sistem Informasi Pemantau Tanaman Pertanian

Sistem Informasi Pemantauan Tanaman Pertanian (SI MANTAP) dapat memberikan informasi tentang kondisi tanaman padi, jagung, tebu, cabai, dan bawang merah, serta

kondisi kekeringan dan banjir pada lahan pertanian. Sistem informasi ini bertujuan untuk membantu asuransi pertanian bagi petani dalam program UPSUS yang dikembangkan Kementerian Pertanian.

SI MANTAP berbasis penginderaan jauh menyajikan informasi secara dinamik dalam bentuk spasial (peta), tabular, dan grafis. Informasi yang disajikan berupa estimasi luas tanam dan panen, waktu panen, luas wilayah pertanian yang terdampak kekeringan dan banjir menurut fase pertumbuhan tanaman. Dengan berkembangnya teknologi penginderaan jarak jauh dan kemudahan memperoleh data, aplikasi SI MANTAP menjadi salah satu pilihan dalam membantu pengambil keputusan untuk melindungi petani dari kegagalan panen akibat bencana alam melalui program asuransi pertanian.

Teknologi Informasi Penyakit Avian Influenza Ayam

Avian influenza merupakan penyakit ayam yang mematikan. Untuk memberikan informasi lengkap tentang penyakit avian influenza pada ayam, terutama karakter biologi, diagnosis, manajemen sampel, pencegahan, dan pengendalian penyakit, Balitbangtan telah merancang informasi digital yang diberi nama AvInDig. Teknologi informasi

Pertanaman kedelai untuk produksi benih di Sulawesi Utara

Pertanaman kedelai varietas Argomulyo di Lampunguntuk penyediaan benih bagi penangkar

Page 67: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Desiminasi Teknologi

59Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian - Kementerian Pertanian

Sistem Informasi Pemantauan Tanaman Pertanian

Informasi standing crop jagung dalam bentuk peta, tabular, dan grafik

Page 68: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Desiminasi Teknologi

60 Laporan Tahunan Badan Ltbang Pertanian Tahun 2017

AvInDig didesain dalam bentuk sederhana sehingga lebih mudah diaplikasikan. Program AvInDig dilengkapi dengan gambar, audio visual, dan kontak ahli dalam upaya mempermudah pengguna memahami materi dan berkomunikasi dengan ahli avian influenza.

Teknologi Android Kesehatan Sapi (TAKESI) Merupakan salah satu teknologi informasi yang dikembangkan Balitbangtan, TAKESI memberikan edukasi kepada para peternak sapi, penyuluh, dan praktisi peternakan dalam mengenal penyakit dan gangguan reproduksi pada ternak. Teknologi informasi berbasis android ini dapat diaplikasi dengan mudah. Dalam aplikasinya, TAKESI dilengkapi dengan kontak ahli sehingga peternak dapat berkomunikasi dan berdiskusi dengan ahli kesehatan hewan tentang pencegahan dan pengedalian penyakit sapi.

Smart Green House Berbasis Android

Balitbangtan telah mengembangkan teknologi informasi rumah pertanaman pintar (smart green house) ver.1 yang terintegrasi dengan sistem android. Teknologi informasi ini memungkinkan melakukan pengawasan rumah pertanaman melalui remote kontrol. Fungsi rumah pertanaman pintar antara lain sebagai media pemantauan iklim mikro yang dibutuhkan tanaman sebagai syarat tumbuh, suhu, kelembaban, intensitas cahaya, dan lengas tanah.

Teknologi informasi ini dapat diakses menggunakan smartphone berbasis Android, dapat diakses dimana dan kapan saja asal smartphone terkoneksi dengan internet. Dimensi smart green house adalah 120 x 80 cm, ektension 15 x 24 x 57 cm, dengan luas 999 cm2. Pintu sliding dan cover penutup bagian atas menggunakan plastik UV 14%/200 micron dan cover dinding menggunakan insect net 36 mesh. Dimensi rak di rumah pertanaman pintar adalah 130 x 180 x 1.000 cm, dua unit/tiga tingkat. Smart green house dilengkapi shading net 65% dengan sistem on/off otomatis, jumlah operator dua orang.

Pengembangan Aplikasi Teknologi Pertanian Modern (Tanam) versi 1.0.3

Pengembangan aplikasi tanam ini merupakan lanjutan dari aplikasi tanam yang dirancang pada tahun 2016. Pada tahun 2017, pengembangan model aplikasi tanam merupakan penyempurnaan berdasarkan masukan dari beberapa pengguna teknologi. Oleh karena itu, aplikasi tanam ini diharapkan dapat membantu petani mencari informasi teknologi pertanian yang dibutuhkan.

Model rumah pertanaman pintar (atas) dan tanaman yang

dibudidayakan di dalamnya (bawah)

C

Page 69: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Desiminasi Teknologi

61Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian - Kementerian Pertanian

Redesign antarmuka aplikasi tanam lebih memudahkan pengguna memahami informasi yang disajikan dalam sistem aplikasi. Ada penggabungan menu sejenis dan penambahan menu yang tidak tampil sebelumnya. Pengembangan aplikasi dashboard sebagai tools bagi administrator memudahkan maintenance data dan monitoring penggunaan aplikasi.

C. PENGEMBANGAN MODEL INOvASI PERTANIAN

Model Pengembangan Bioindustri Berbasis Tanaman Pangan

Balitbangtan mengembangkan model bioindustri berbasis ubi kayu, integrasi jagung-sapi, dan padi-sapi di beberapa daerah. Model bioindustri ubi kayu dikembangkan di Banten atas swadaya petani pada lahan seluas 65 ha dengan produktivitas 30-60 t/ha. Model bioindustri integrasi tanaman padi, jagung, dan ternak sapi dikembangkan di Sulawesi Utara. Model ini mengintegrasikan: (1) teknologi pengolahan limbah ternak sapi dan telah menghasilkan biourin dan biogas yang sudah dimanfaatkan oleh petani untuk memasak, namun masih sebatas pada petani kooperator; (2) teknologi pengolahan hasil jagung telah menghasilkan beras jagung instan dan beberapa produk kue kering dari tepung jagung; dan

(3) demplot PTT jagung. Semua teknologi yang dikembangkan disosialisasikan kepada pihak terkait melalui temu lapang di lokasi setempat. Pengembangan teknologi dalam skala luas dihadapkan pada pemasaran produk yang dihasilkan. Di Sumatera Barat, model bioindustri integrasi jagung-sapi dikembangkan pada tahun 2015-2017 di KP Rambatan dan pengembangan jagung berbasis kawasan dikembangkan Tanah Datar. Tujuan pengembangan bioindustri integrasi jagung-sapi antara lain: (1) meningkatkan produktivitas jagung dan bobot badan sapi serta efisiensi penggunaan input untuk budi daya jagung dan pakan ternak; (2) meningkatkan nilai tambah limbah jagung dalam sistem bioindustri, dan (3) meningkatkan adopsi teknologi budi daya jagung oleh petani dalam upaya percepatan peningkatan produksi.

Di Jawa Barat, model bioindustri integrasi padi-sapi dikembangkan melalui penguatan kelembagaan dalam subsistem usaha tani dan usaha ternak, pengolahan limbah, dan subsistem produk organik. Di Gorontalo, model pertanian bioindustri integrasi jagung-sapi dikembangkan pada lahan kering iklim kering seluas 40 ha. Teknologi yang dikembangkan meliputi budi daya jagung dengan pendekatan PTT, pengolahan jerami sebagai pakan, pengolahan pupuk organik padat dan cair, serta pascapanen dan produk olahan jagung. Model Pengembangan Bioindustri Berbasis Tanaman Hortikultura

Model bioindustri berbasis hortikultura yang dikembangkan meliputi: (1) bioindustri tanaman hias; (2) bioindustri integrasi nenas-sapi, sayuran-kelinci,

Model bioindustri integrasi tanaman padi,jagung, dan ternak sapi di Sulawesi Utara

Model pengembangan bioindustri integrasi kagung-ternak di Gorontalo

Page 70: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Desiminasi Teknologi

62 Laporan Tahunan Badan Ltbang Pertanian Tahun 2017

salak-kambing, dan jagung manis-bawang merah. Di Jawa Barat, pengembangan model bioindustri tanaman hias telah berdampak terhadap tumbuhnya unit agribisnis tanaman hias (bunga potong dan daun potong), biourine dan kompos kotoran domba, unit produksi kompos kotoran sapi, terbentuknya kelembagaan Gapoktan penyedia benih, pemasaran, dan sarana produksi pertanian organik.

Di DIY, pengembangan model bioindustri tanaman-ternak berdampak terhadap pertumbuhan agribisnis berbasis padi-sapi dengan hasil utama padi dan produk ternak, serta hasil samping POP, POC, biogas, bioslury, dan sludge yang telah dimanfaatkan sebagai pupuk dan pakan ternak. Selain itu juga dihasilkan arang sekam dan berbagai produk olahan pangan dengan bahan dasar bekatul. Telah terjalin kerja sama dengan pemda provinsi dan kabupaten, UGM, dan swasta.

Di DKI Jakarta, pengembangan model bioindustri sayuran-kelinci telah mendorong perkembangan: (1) intensifikasi budi daya sayuran dataran rendah bayam kakap, bayam cabut, kangkung, kemangi, sawi, cabai rawit rabani, tumpangsari cabai rabani-bayam, tumpangsari jagung pulut-bayam kakap, budi daya kacang panjang,

budi daya bawang dan jagung manis; (2) perbaikan komposisi pakan kelinci dari 70% pelet : 50% hijauan dari tahun sebelumnya menjadi 50% pelet : 50% hijauan. Telah diintroduksikan pakan hijuan berupa daun ubi, rumput gajah mini, dan jagung muda; dan (3) optimalisasi pemanfaatan kotoran kelinci dan kompos dalam kegiatan budi daya.

Dalam pengembagan bioindustri berbasis sayuran-kelinci di DKI Jakarta telah didiseminasikan teknologi olahan pascapanen berbahan baku sayuran dan daging kelinci. Temu koordinasi dengan stakeholder tentang perluasan pemasaran kelinci merupakan bagian dari pengembangan bioindustri sayuran-kelinci.

Di Sulawesi Tengah, pengem-bangan model bioindustri integrasi jagung manis-bawang merah telah menginisiasi kerja sama antara instansi terkait dengan pemda propinsi dan kabupaten, BI, serta telah berkembang agribisnis jagung manis, bawang merah lokal dan sapi. Produk utama yang diproduksi adalah bawang goreng (Rp. 250.000/kg), ternak, pupuk cair bionatural (Rp. 10.000/l), pupuk padat (Rp. 25.000/20 kg). Selain itu telah berkembang teknologi pakan sapi dalam bentuk silase jagung dan telah terbentuk wadah pemasaran produk agribisnis.

Model Pengembangan Bioindustri Berbasis Tanaman Perkebunan

Model bioindustri berbasis perkebunan yang dikembangkan di beberapa daerah meliputi: (1) bioindustri kelapa sawit, kelapa, dan kakao; (2) bioindustri integrasi sawit-sapi, kopi-sapi, lada-sapi, kakao-kambing, sagu-sapi, dan gambir-sapi. Di Riau, pengembangan model bioindustri integrasi sawit-sapi telah mendorong pertumbuhan agribisnis kelapa sawit dan ternak dengan hasil samping pupuk dan pakan ternak. Selain itu, telah dimanfaatkan limbah padat dan cair sapi dalam budi daya cabai.

Di DIY, pengembangan model bioindustri integrasi kakao-kambing telah menumbuhkan agribisnis dan kelembagaan petani kakao dan kambing dalam bentuk koperasi. Hasil utama dari model bioindustri adalah biji kering kakao (Rp. 28.000/kg), biji basah kakao (Rp. 6000/kg), dan penjualan ternak (Rp. 1.700.000/ekor), sedangkan hasil sampingnya berupa POP (Rp. 1.000.000/ton), POC (Rp. 50.000/5 l), dan mineral blok (Rp. 10.600/400g). Kerja sama pengembangan dilakukan dengan instansi terkait di tingkat propinsi dan kabupaten, antara lain Dinas Pertanian, Kehutanan, Peternakan, Disperindagkop, dan UMKM.

Di Sulawesi Tenggara, pengembangan model bioindustri integrasi sagu–ternak berdampak terhadap pertumbuhan agribisnis sagu dan ternak dengan hasil utama produk olahan sagu berupa tepung sagu, gula cair, kue kering, dan briket pakan ternak. Produk olahan sagu tersebut telah mendapat legalitas PIRT dari dinas kesehatan pada tahun 2016 dan mendapatkan

Model Bioindustri Integrasi Ternak Sapi - Kelapa

Page 71: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Desiminasi Teknologi

63Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian - Kementerian Pertanian

sertifikasi halal dari MUI pada tahun 2017. Produk bioindustri tersebut telah disosialisasikan kepada masyarakat, antara lain melalui launching produk bioindustri. Selain itu telah dikembangkan tempat pengering sagu dan menjalin kerja sama dengan pemerintah desa dalam pengadaan mesin kompos dalam rangka memproduksi kompos ampas sagu. Berbagai produk olahan yang dikembangkan telah dipasarkan di beberapa swalayan di Kota Kendari.

Model Pengembangan Bioindustri Berbasis Ternak

Model bioindustri berbasis ternak yang dikembangkan meliputi: (1) bioindustri sapi perah dan sapi potong; (2) bioindustri integrasi sapi-sawit, sapi-sayuran, dan sapi-jagung. Di Jawa Tengah, pengembangan model bioindustri sapi perah telah menghasilkan nilai tambah dari limbah ternak untuk biogas dan pupuk organik. Pupuk organik yang dihasilkan digunakan dalam budi daya kopi dengan teknologi sambung pucuk, sungkup, dan bibit unggul dari Puslit Kopi dan Kakao Jember. Soliditas kelompok masih perlu ditingkatkan untuk memperkuat kelembagaan pendukung dan memperbaiki kinerja kelompok.

Di Sulawesi Tenggara, model bioindustri integrasi sapi-jagung dengan hasil utama jagung, ternak sapi, dan produk POC, POP, biogas, pakan (silase dan segar) yang digunakan untuk pupuk dan pakan ternak. Produk bioindustri tersebut telah diperkenalkan kepada masyarakat antara lain melalui launching produk bioindustri. Kemudian telah dilakukan koordinasi dengan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Konawe Selatan dalam rangka pembinaan dan sinergitas

program bioindustri integrasi sapi-jagung dan meningkatkan kinerja kelembagaan. Model Pengembangan Bioindustri Berbasis Agroekosistem

Model biondustri berbasis agroekosistem yang dikembangkan adalah (1) bioindustri pada lahan kering dataran medium beriklim basah; (2) bioindustri berbasis kawasan integrasi padi-sapi pada lahan sawah; (3) bioindustri integrasi padi-sapi pada lahan pasang surut; (4) bioindustri integrasi jagung-sapi pada lahan pasang surut; dan (5) bioindustri padi pada agroekosistem lahan sawah.

Di Kalimantan Barat, pengembangan model bioindustri integrasi padi-sapi pada lahan pasang surut mendorong penerapan inovasi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi sawah, pembibitan dengan sistem dapok, penggunaan traktor pengolah tanah, varietas unggul baru padi, alat-mesin tanam indojarwo dan pemanen, teknologi peningkatan mutu penggilingan padi, alat-mesin pembuat dedak dari gabah hampa, alat pembuat briket arang sekam, teknologi budi daya ternak sapi, granulator, dan biogas. Dari penggunaan varietas unggul baru padi dihasilkan produk berupa beras kepala, silase jerami, briket arang sekam, dan dedak. Dari pemeliharaan sapi diperoleh beberapa produk seperti biourine, pupuk organik curah, pupuk organik granul, dan biogas. Dedak digunakan sebagai pakan ayam kampung, sedangkan pupuk organik padat dan biourine digunakan dalam budi daya sayur. Produk-produk tersebut diproduksi dalam skala skala rumah tangga untuk memperoleh nilai tambah.

Keberlanjutan pengembangan model bioindustri integrasi padi-sapi memerlukan kelembagaan. Kelembagaan yang dikembangkan adalah koperasi yang pada tahun 2017 telah berbadan hukum. Koperasi memiliki beberapa unit usaha, yaitu (1) warung sarana produksi, (2) jasa alat-mesin pertanian, (3) pengelolaan pupuk granular dan biori, dan (4) unit usaha simpan pinjam.

Di Bali, pada lahan kering dikembangkan model bioindustri sapi-tanaman hortikultura dengan menerapkan teknologi penggemukan sapi menggunakan pakan tambahan dan hormon pemacu tumbuh, pascapanen dan pengolahan tomat menjadi produk manisan dan pengolahan pepaya menjadi manisan pepaya kering dan pengolahan jus sayur rasa alpukat.

Model Pengembangan Bioindustri Berbasis Sistem Usaha Tani

Model biondustri berbasis sistem usaha tani yang dikembangkan di Sulawesi Utara meliputi: (1) bioindustri pascapanen gambir, dan (2) bioindustri jagung monokultur (on farm-pengolahan-pemasaran); dan (3) biondustri berbasis sistem usahatani terintegrasi sapi-kelapa.

Model bioindustri berbasis sistem usaha tani terintegrasi sapi-kelapa menginiasi: (1) pengembagan rumput pakan ternak; (2) pemanfaatan biourin sebagai pupuk pada tanaman cabai, tomat dan terong, dan (3) teknologi biogas.

Model Pengembangan Bioindustri Spesifik Lokasi

Model biondustri spesifik lokasi meliputi bioindustri padi dan kelapa sawit spesifik lokasi. Model bioindustri padi spesifik lokasi padi dikembangkan di Desa

Page 72: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Desiminasi Teknologi

64 Laporan Tahunan Badan Ltbang Pertanian Tahun 2017

Blanti Siam Blok, Kecamatan Pandih Batu, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, pada agroekosistem lahan pasang surut. Model bioindustri yang dikembangkan menginisiasi penerapan IP padi 300. Perbaikan kualitas lahan memanfaatkan limbah jerami sebagai bahan amelioran.

Hasil penelitian menunjukkan bibit kelapa sawit yang dikembangkan tumbuh baik di kebun masyarakat. Limbah kelapa sawit diolah menjadi pakan sapi dan pakan konsentrat. Selain itu sudah diproduksi pupuk organik kompos dan Biourine, serta terbangun instalasi biogas di lokasi pengembangan. Pada lokasi pengembangan model bioindustri spesifik kelapa sawit telah tertanam bibit kelapa sawit sekitar 3 ha pada kebun milik petani, pakan sapi penggemukan dijual Rp. 1.500/kg, pakan pembiakan Rp. 1.200/kg, pakan konsentrat Rp. 1.800/kg. Kompos dan biourine sudah mulai digunakan pekebun kelapa sawit dan sudah terbangun dua instalasi biogas.

D. PAMERAN DAN EKSPOSE TEKNOLOGI

Selama tahun 2017 Balitbangtan telah mengkoordinasikan penye-lenggaraan dan pembiayaan pameran teknologi hasil penelitian dan pengkajian di

beberapa daerah. Penawaran untuk berpartisipasi dalam kegiatan pameran di provinsi terus meningkat. Melalui kegiatan pameran dan ekspose teknologi, Balitbangtan berkesempatan berinteraksi langsung dengan masyarakat pengguna teknologi pertanian. Pameran dan ekspose teknologi diselenggarakan dengan berbagai cara antara lain gelar teknologi, demplot, dan pameran. Materi pameran dipersiapkan secara terintegrasi bersama UK/UPT lingkup Balitbangtan dengan tema dan materi yang ditampilkan sejalan dengan program, visi dan misi Kementerian Pertanian dalam mewujudkan swasembada pangan 2017.

Partisipasi dalam pameran teknologi pertanian terbagi ke dalam dua kategori, yaitu (1) pameran terintegrasi dengan Kementerian Pertanian, dan (2) pameran mandiri atau terintegrasi

dengan UK/UPT Balitbangtan. Beberapa pameran di antaranya bersifat reguler yang diinisiasi oleh Kementerian Pertanian atau Balitbangtan dalam upaya sosialisasi dan pengembangan teknologi pertanian kepada masyarakat luas, terutama pengguna teknologi.

Pameran Terintegrasi Kementerian Pertanian

Beberapa pameran reguler di bawah koordinasi Kementerian Pertanian dan diikuti oleh Balitbangtan dengan UK/UPT di antaranya:

1. Pameran 11th Agrinext (31 Maret s/d 1 April 2017)

Pameran dilaksanakan di Jakarta Convention Center dengan tema Food for All Season. Dalam pameran ini Balitbangtan memperkenalkan teknologi perbanyakan benih dengan kultur jaringan. Banyak tanaman yang bisa diperbanyak dengan metode ini, salah satunya anggrek. Tunas yang dihasilkan dari titik apex tanaman induk dikembangkan dalam media agar yang telah ditambah unsur hara dan ditempatkan dalam wadah botol aseptik.

Pelaksanaan pameran teknologi pertanian pada tahun 2017

Paviliun Kementerian Pertanian dan materi teknologi yang dipamerkanBalitbangtan pameran 11 th Agrinext di Jakarta Convention Center

Page 73: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Desiminasi Teknologi

65Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian - Kementerian Pertanian

pada pameran HPS ke-37 di paviliun Kementerian Pertanian di Pontianak, Kalimantan Barat.

Selain mengikuti pameran indoor, Balitbangtan juga berpartisipasi aktif dalam gelar teknologi di lapangan. Pameran indoor peringatan HPS ke-37 diikuti oleh berbagai instansi tingkat pusat dan daerah, baik pemerintah maupun perusahaan swasta dan lembaga swadaya masyarakat. Balitbangtan yang tergabung dalam paviliun Kementerian Pertanian menampilkan

2. Pameran Indoor Penas XV Tahun 2017 (31 Maret s/d 1 April 2017)

Pameran dilaksanakan setiap 3 tahun sekali dan diikuti secara reguler oleh Kementerian Pertanian. Pada tahun 2017, pameran dilaksanakan di Banda Aceh. Pelaksana pameran indoor adalah Feraco dan Kementerian Pertanian berpartisipasi secara terintegrasi dengan unit eselon I. Sebagai sumber teknologi pertanian, Balitbangtan mengikutsertakan UK/UPT dari berbagai daerah. Inovasi yang dipamerkan di antaranya teknologi budi daya padi dengan sistem tanam jajar legowo, teknologi pascapanen dan varietas unggul baru bawang merah, varietas unggul jagung NASA 29, pepaya varietas Merah Delima, pisang varietas Tanjung, Buah Naga, berbagai jenis sorgum lokal, jeruk lokal Sumatera Utara, teknologi pascapanen cabai, produk biofoam, dan biosilica.

3. Pameran Indoor HPS ke-37 Tahun 2017 (19-22 Oktober 2017)

Hari pangan se-dunia (HPS) diperingati setiap tahun, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di berbagai negara. Hal ini menunjukkan pentingnya arti pangan bagi seluruh penduduk di dunia. Di Indonesia, pameran dalam rangka HPS dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian di daerah yang telah ditetapkan pemerintah secara bergilir. Pada tahun 2017 Balitbangtan berpartisipasi

Pengunjung pameran berdiskusi dengan peneliti di stand pameran indoor Penas XV di Banda Aceh

Pengunjung pameran HPS ke-37 antusias menelisik informasi teknologi di paviliun Kementerian Pertanian di Pontianak, Kalimantan Barat

Page 74: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Desiminasi Teknologi

66 Laporan Tahunan Badan Ltbang Pertanian Tahun 2017

berbagai inovasi teknologi berbasis pangan, antara lain kit deteksi aflatoksin pada jagung, pupuk silika biosinta, berbagai produk olahan pangan lokal dari beberapa daerah, dan varietas ungggul padi dan palawija.

Pameran Terintegrasi Balitbangtan

Pada tahun 2017, beberapa pameran yang diikuti oleh Balitbangtan secara terkoordinasi dengan UK/UPT lingkup Balitbangtan umumnya diselengarakan oleh pemerintah daerah, di antaranya Biattex di Bogor, Kaltim Fair, Sumsel Expo, Semarang Expo, Riau Expo, dan Pameran HPS Pemkab Bogor. BPTP setempat mewakili Balitbangtan pada pameran untuk memperkenalkan teknologi yang telah dihasilkan. Pameran Biattex dan HPS Pemkab Bogor diikuti oleh Balai Pengelola Alih Teknologi

Pertanian sebagai perwakilan Balitbangtan. Pada pameran Biattex 2017, Balitbangtan meraih peringkat pertama sebagai stand pameran terbaik. Materi pameran yang disajikan antara lain Taman Teknologi Pertanian (TTP) Cigombong sebagai media praktek perbenihan dan model pertanian di lahan sempit.

Balitbangtan juga mengikuti pameran reguler Ritech 2017 dan ISE (Indonesia Science Expo) pada tahun 2017. Kedua pameran reguler ini diselenggarakan oleh Kementerian Ristekdikti dan LIPI. Pameran Agro Inovasi Fair 2017 dilaksanakan oleh Balitbangtan secara mandiri dan terkoordinasi dengan seluruh UK/UPT dengan

Infoguide teknologi pertanian pada pameran Biattex 2017

Penyerahan royalti kepada inventor Balitbangtan

Page 75: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Desiminasi Teknologi

67Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian - Kementerian Pertanian

Temu bisnis mangga varietas Agri Gardinadan Gadung 21 dengan nara sumber Kepala

Balai Penelitian Tanaman Buahdan pemulia mangga

Talkshow wirausahawan muda pertanian pada Agro Inovasi Fair 2017

Kepada Balitbangtan, Dr. M. Syakir, MS, menyaksikan penandatanganan naskah perjanjian lisensi jagung

hibrida antara Balitserealia dan PT Benindo Perkasa Utama pada Agro Inovasi Fair 2017

melibatkan para tenant dan mitra kerja sama lisensi teknologi Balitbangtan.

Agro Inovasi Fair 2017 berlangsung pada 22-26 November 2017 di Mall Botani Square, Bogor. Acara ini diikuti oleh UK/UPT lingkup Balitbangtan, eselon I lingkup Kementerian Pertanian, mitra kerja sama lisensi, TTP

Cigombong, dan UMKM binaan Balitbangtan.

Selain ekspose teknologi pertanian, penyelenggaraan pameran juga mengelar perlombaan, peragaan/demonstrasi, temu bisnis, dan talkshow “Wirausahawan Muda Pertanian”. Lomba merangkai terrarium dan lomba olahan pangan lokal adalah materi lomba yang digelar. Peragaan teknologi

pada pameran ini antara lain perawatan anggrek, kultur jaringan, inseminasi buatan ayam KUB, hidroponik dan aeroponik, olahan smoothie, biopestisida, baking class, olahan sorgum dan hanjeli. Temu bisnis yang diselenggarakan adalah dengan tema: (1) cabai rawit rabani agrihorti dan prima agrihorti, (2) pupuk hayati dan biopestisida, dan (3) mangga Agri gardina dan Gadung 21.

Page 76: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang
Page 77: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Inovasi Manajemen Litbang Pertanian

69Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian - Kementerian Pertanian

Inovasi Manajemen Litbang Pertanian

Balitbangtan merupakan leading institution dalam pengembangan pertanian di Indonesia menuju pertanian moderen. Sebagai sumber teknologi pertanian dituntut menghasilkan berbagai inovasi yang mampu mengatasi masalah dan kendala yang dihadapi dalam pembangunan pertanian. Sejalan dengan tuntutan perubahan lingkungan strategis, Balitbangtan juga dituntut mengembangkan organisasi yang mendukung pencapaian visi dan misi penelitian dan pengembangan pertanian.

A. PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN

Pada tahun 2017, Balitbangtan mengalami perubahan organisasi dengan pengalihan fungsi Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian dan Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian kepada Kementerian Pertanian melalui Sekretariat Jenderal. Berkaitan dengan perkembangan lingkungan strategis, Balitbangtan juga mengalami peningkatan status eselonisasi Loka Pengkajian

Teknologi Pertanian (LPTP) menjadi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) di dua provinsi yaitu Sulawesi Barat dan Kepulauan Riau. Dengan demikian, Balitbangtan saat ini memiliki 33 BPTP yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 19/Permentan/OT.020/5/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Hingga tahun 2017, Balitbangtan memiliki 64 satuan kerja penelitian dan pengembangan pertanian yang tersebar di Indonesia.

B. PENYEMPURNAAN KINERJA, SASARAN PROGRAM, DAN KEGIATAN 2015-2019

Hasil penilaian SAKIP Kementeran Pertanian oleh Kemenpan dan RB menunjukkan kinerja yang memuaskan, baik efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran maupun capaian, kualitas budaya kerja birokrasi, dan penyelenggaraan pemerintahan yang berorientasi pada hasil kerja. Namun masih terdapat beberapa kelemahan

Page 78: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Inovasi Manajemen Litbang Pertanian

70 Laporan Tahunan Badan Ltbang Pertanian Tahun 2017

yang masih perlu perbaikan, di antaranya kualitas perencanaan kinerja di lingkup Kementerian Pertanian. Indikator kinerja yang umumnya bersifat keluaran (output) belum mencerminkan hasil (outcome) dan belum sepenuhnya dapat didelegasikan karena struktur standar kinerja belum sempurna.

Sehubungan dengan itu, Kementerian Pertanian dipandu oleh Konsultan Manajemen dari Value Aligment Advisory menyempurnakan indikator kinerja utama, mulai dari tingkat Menteri yang kemudian berlanjut ke tingkat eselon I hingga aselon V. Target dari kegiatan tersebut adalah tersusunnya indikator kinerja yang memiliki kriteria spesifik, dapat dicapai, relevan, dan menggambarkan keberhasilan yang dapat dikuantifikasi.

Balitbangtan telah melaksanaan penyempurnaan standar kinerja dengan melibatkan seluruh unit kerja dan perwakilan UPT lingkup Balitbangtan. Kegiatan tersebut berhasil menyusun standar kinerja yang dilengkapi dengan indikator yang berorientasi kinerja eselon I hingga eselon V dan juga telah memenuhi persyaratan pendelegasian dari tingkat atas hingga tingkat bawah. Hasil penyempurnaan standar kinerja tersebut akan digunakan untuk mengukur kinerja Balitbangtan.

Kinerja Balitbangtan selama ini dinilai dari hasil penelitian dan pengembangan, misalnya varietas unggul yang dihasilkan, teknologi budi daya, model pengembangan, benih/bibit sumber tanaman dan ternak, serta jumlah rekomendasi kebijakan. Dengan standar

kinerja yang baru diharapkan dapat melihat gambaran kinerja Balitbangtan sampai ke pengguna, sekaligus sebagai bahan evaluasi kegiatan selanjutnya. Standar Kinerja Balitbangtan yang baru telah didelegasikan secara berjenjang dari Kepala Badan (eselon I) sampai ke tingkat eselon V melalui penandatanganan kontrak kinerja, sehingga dapat terlihat keselarasan antara kinerja atasan dan pejabat di bawahnya.

C. PENYUSUNAN PRIORITAS PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

Penyusunan prioritas penelitian dan pengembangan pertanian dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja sektor pertanian dalam peningkatan produksi dan ketahanan pangan nasional dan daerah. Manfaat penyusuan prioritas penelitian antara lain: (1) menyinkronkan kegiatan penelitian Balitbangtan dengan program pembangunan pertanian nasional dan daerah, (2) mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya penelitian, dan (3) menghasilkan produk yang mampu mendukung pembangunan pertanian.

Penyusunan prioritas penelitian dan pengkajian diharapkan kegiatan penelitian/pengkajian di lingkup Balitbangtan lebih efektif sesuai dengan kebutuhan pembangunan pertanian, dan efisien dalam pemanfaatan sumber daya yang tersedia. Dampak invensi dan inovasi Balitbangtan ditentukan oleh relevansi dan kualitas program penelitian dan pengembangan yang disusun sejak awal berdasarkan prosedur

penetapan prioritas yang teruji secara ilmiah.

Oleh karena itu, Balitbangtan melalui proyek SMARTD (Sustainable Management of Agricultural Research and Technology Dissemination) telah menyusun prosedur penetapan prioritas program penelitian dan pengembangan di tingkat Puslitbang, Pusat, dan Balai Besar lingkup Balitbangtan dan melakukan pendampingan dalam workshop pengenalan metodologi penentuan prioritas komoditas dan bidang masalah penelitian dan pengembangan pertanian yakni Analytic Hierarchy Process (AHP). Metode ini bersifat kuantitatif, sehingga nilai prioritas yang diperoleh bersifat proporsional. Penyusunan prioritas penelitian dan pengembangan pertanian dilakukan secara hierarki dengan mempertimbangkan sejumlah kriteria penting dan relevan, seperti (a) ketahanan pangan, (b) devisa, (c) PDRB, (d) kesejahteraan petani, (e) penyerapan tenaga kerja, (f) penyediaan bioenergi, (g) antisipasi perubahan iklim, (h) inflasi, dan (i) kriteria lainnya yang dianggap penting dan relevan.

D. PENGELOLAAN ANGGARAN

Sumber pembiayaan penelitian dan pengembangan pada tahun 2017 berasal dari APBN dan PHLN. Alokasi anggaran tersebut mengalami perubahan, mulai dari pagu indikatif sampai pagu alokasi anggaran. Pagu indikatif Balitbangtan pada tahun 2017 adalah Rp 2.246.199.800.000, sesuai Peraturan Presiden RI Nomor 45 tahun 2016 tentang Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2017.

Page 79: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang
Page 80: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang
Page 81: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Inovasi Manajemen Litbang Pertanian

73Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian - Kementerian Pertanian

Berdasarkan Surat Menteri Keuangan Nomor S-549/KMK.02/2016 tanggal 30 Juni 2016 tentang Pagu Anggaran Kementerian/Lembaga dan Penyelesaian RKA-K/L TA 2017 serta Surat Menteri Pertanian Nomor 102/RC.110/M/7/2016 tanggal 25 Juli 2016 tentang Pagu Anggaran Kementerian Pertanian tahun 2017, maka pagu anggaran Balitbangtan pada tahun 2017 ditetapkan sebesar Rp. 2.246.199.738.000. Pagu anggaran mengalami penyesuaian (penghematan) dalam rangka menjaga APBN yang sehat dan kredibel. Hal ini sesuai dengan Surat Menteri Keuangan Nomor: S-635/MK.02/2016 tanggal 5 Agustus 2016 tentang Penyesuaian (Penghematan) Pagu Anggaran Kementerian Negara/Lembaga tahun 2017 dan Surat Menteri Pertanian Nomor 106/RC.110/M/8/2016 tanggal 10 Agustus 2016 tentang Penyesuaian Pagu Anggaran Kementerian Pertanian tahun 2017.

Oleh karena itu, pagu anggaran Balitbangtan pada 2017 disesuaikan

menjadi Rp 1.946.199.738.000 atau menurun 13,36%. Berdasarkan persetujuan Komisi IV DPR dan surat Menteri Keuangan Nomor S-907/MK.02/2016 tanggal 31 Oktober 2016, Surat Menteri Pertanian No. 168/RC.120/M/11/2016 tanggal 04 November 2016 dan Surat Menteri Pertanian Nomor B-4281/RC.110/A/11/2016 tanggal 11 November 2016 tentang Perbaikan Pagu Alokasi per Program per Sumber Biaya Kementerian Pertanian TA 2017, maka pagu alokasi anggaran Balitbangtan pada tahun 2017 ditetapkan sebesar Rp. 1.436.209.813.000.

Sepanjang tahun 2017 telah terjadi beberapa kali perubahan kebijakan anggaran penelitian dan pengembangan, baik di internal Balitbangtan, Kementerian Pertanian, maupun di tingkat pemerintah yang mengharuskan merevisi anggaran. Revisi yang terjadi dan kronologis perubahan anggaran Balitbangtan tahun 2017 adalah sebagai berikut:

1. Penghematan/efisiensi belanja barang Kementerian/Lembaga

dalam Pelaksanaan APBN tahun 2017 berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2017 tanggal 22 Juni 2017, alokasi anggaran Balitbangtan berkurang Rp 10.524.963.000.

2. Penambahan pagu APBN-P untuk kegiatan perbenihan hortikultura, perkebunan, dan peternakan lingkup Balitbangtan tahun 2017 adalah sebesar Rp. 214.533.948.000, sesuai dengan Surat Menteri Keuangan Nomor S-584/MK.02/2017 tanggal 21 Juli tentang Perubahan Pagu Belanja K/L dalam APBN-P 2017 dan Surat Menteri Pertanian Nomor 92/RC.110/M/7/2017 tanggal 31 Juli 2017 tentang Penyampaian APBN-P Kementerian Pertanian tahun 2017. Berdasarkan hal tersebut, pagu anggaran Balitbangtan menjadi Rp 1.640.218.798.000. Penambahan pagu PNBP lingkup Balitbangtan tahun 2017 melalui tiga tahap sebesar Rp. 10.320.754.000, sehingga pagu anggaran Balitbangtan menjadi Rp. 1.650.539.552.000.

3. Penambahan anggaran dari hibah luar negeri sebesar Rp. 7.371.603.000 pada 11 satuan kerja. Penambahan pagu hibah langsung luar negeri mengakibatkan terjadinya perubahan anggaran Balitbangtan menjadi Rp. 1.657.911.155.000.

E. PENGELOLAAN ASET PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

Kegiatan Kemitraan

Kerja sama kemitraan, sinergi penelitian, dan pemanfaatan hasil penelitian dengan perguruan tinggi

Page 82: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Inovasi Manajemen Litbang Pertanian

74 Laporan Tahunan Badan Ltbang Pertanian Tahun 2017

Penyerahan royalti oleh Kepala Balitbangtan kepada inventor pada pembukaanAgro Inovasi Fair, 22 November 2017 di Botani Square Mall, Bogor

hingga Desember 2017 sudah terealisasi 524% dari target 100 kerja sama.

Perlindungan terhadap hak kekayaan intelektual (HaKI) Balitbangtan dari tahun ke tahun terus meningkat. Hak kekayaan intelektual yang dikelola Balitbangtan terdiri atas paten, cipta, merek, dan perlindungan varietas tanaman (PVT).

Selain perlindungan HaKI, Balitbangtan juga mendaftarkan varietas unggul hasil pemuliaan kepada Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian, Kementerian Pertanian. Pada tahun 2017 pendaftaran HaKI melebihi target 45 invensi per tahun sebagaimana tertuang dalam Renstra Balitbangtan 2015-2019. Pada tahun 2017 sebanyak 96 invensi yang dimohonkan perlindungannya atau meningkat 213% dibanding tahun 2016. Capaian tersebut tidak lepas dari upaya mendorong peningkatan permohonan perlindungan HKI, di antaranya melalui sosialisasi HKI dan pemanduan penyusunan dokumen paten. Dengan terbitnya Perka LIPI No. 2/2014 tentang

perolehan angka kredit dari paten/PVT/cipta dan lisensi, serta diberlakukannya PMK No. 72/2015 dan PMK No.06/2016 yang mengatur imbalan royalti bagi inventor paten dan PVT, memicu minat dan kesadaran inventor terhadap perlindungan HaKI atas invensi hasil penelitian.

UU No. 18/2002 dan PP No. 20/2005 mengamanatkan perguruan tinggi dan lembaga penelitian wajib melakukan alih teknologi kekayaan intelektual dan hasil penelitian dan pengembangan kepada badan usaha, pemerintah, atau masyarakat, dibiayai sepenuhnya

atau sebagian oleh pemerintah dan/atau pemerintah daerah sejauh tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. Sejalan dengan semangat tersebut, Balitbangtan bekerja sama dengan berbagai mitra usaha mengembangkan teknologi hasil penelitian agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Kerja sama yang dituangkan dalam bentuk perjanjian lisensi yang dalam Renstra Balitbangtan 2015-2019 ditargetkan 10 lisensi per tahun.

Program Upaya Khusus (Upsus) Kementerian Pertanian meningkatkan perjanjian kerja sama lisensi dalam dua tahun terakhir, di antaranya untuk teknologi alat-mesin tanam padi sistem jajar legowo (rice transplanter), alat-mesin pemanen padi (mini combine harvester), dan berbagai varietas jagung hibrida. Tercatat 55 perjanjian lisensi yang telah ditandangani pada tahun 2017, atau lima kali lipat lebih banyak dari yang ditargetkan dalam Renstra, dan meningkat 100% dari tahun 2016. Royalti dari perusahaan agribisnis merupakan kompensasi dari

Alih teknologi pertanian

Permohonan perlindungan HAKI dan target renstra Balitbangtan 2016-2017

Page 83: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Inovasi Manajemen Litbang Pertanian

75Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian - Kementerian Pertanian

linsensi teknologi Balitbangtan. Perkembangan royalti atas komersialisasi teknologi meningkat dari tahun ke tahun sejalan dengan semakin bertambahnya mitra penerima lisensi dari invensi Balitbangtan. Pada tahun 2017 total royalti yang disetorkan pihak mitra penerima lisensi ke rekening royalti Balitbangtan senilai Rp. 4.591.628.590, 82% di antaranya adalah royalti dari penjualan produk alat-mesin pertanian. Dari total royalti tersebut, Rp. 1.481.103.000 dibagikan kepada inventor atas 11 invensi yang telah dilisensikan dan menghasilkan royalti. Royalti diserahkan Kepala Balitbangtan kepada inventor bersamaan dengan pembukaan Agro Inovasi Fair yang berlangsung pada 22-26 November 2017 di Botani Square Mall, Bogor. Pemberian royalti diharapkan dapat memacu peneliti lain untuk menghasilkan lebih banyak produk paten dan varietas unggul tanaman.

Prestasi Balitbangtan dalam perlindungan HaKI, khususnya varietas tanaman, mendapat apreasiasi dari Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian, Kementerian Pertanian pada 6 Desember 2017, di Universitas Brawijaya, Malang. Balitbangtan meraih penghargaan perlindungan varietas tanaman pada subkategori lembaga penelitian. Penghargaan yang sama juga diberikan kepada PT. East West Seed Indonesia pada subkategori perusahaan benih dan Universitas Jenderal Soedirman pada subkategori perguruan tinggi.

Teknologi Informasi dan Komunikasi Mendukung Manajemen

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sudah menjadi key enabler untuk mecapai visi dan misi di Balitbangtan. TIK

di Balitbangtan mempunyai misi (a) mendukung siklus penelitian agar memberikan kontribusi bagi optimalisasi time-to-market produk penelitian; (b) mendukung proses administratif agar memberikan kontribusi bagi pencapaian tingkat kepatuhan, pengendalian internal, dan pelaporan kepada pimpinan; (c) memberikan kemudahan bagi para pemangku kepentingan internal maupun eksternal dalam mengakses produk penelitian; (d) ramah lingkungan (green ICT); (e) aman dan sehat bagi penggunanya (Safe & Healthy ICT).

Fungsi TIK dalam mendukung manajemen meliputi empat aspek, yaitu infrastruktur, back office, front office, dan kompetensi SDM pengelola. Dalam suatu organisasi, TIK berperan penting dalam menyelesaikan tugas, meningkatkan kinerja, serta mencapai tujuan dan target. Di era yang kompetitif saat ini, Balitbangtan membutuhkan penerapan TIK yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Peran TIK bagi Balitbangtan didasarkan pada fungsi operasional, monitoring dan kontrol, perencanaan dan kebijakan, komunikasi, dan interorganisational.

Mediasi kerja sama linsensi dipimpin olehSekretaris Balitbangtan,Dr. M. Prama Yufdy

Direktur Utama PT. Bhirawa dan Sekretaris Balitbangtanmenandatangani naskah lisensi

Penyerahan royalti oleh Kepala Balitbangtan kepada inventor pada pembukaanAgro Inovasi Fair, 22 November 2017 di Botani Square Mall, Bogor

Page 84: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Inovasi Manajemen Litbang Pertanian

76 Laporan Tahunan Badan Ltbang Pertanian Tahun 2017

Fungsi operasional

TIK dapat membuat struktur organisasi menjadi lebih ramping sesuai kebutuhan. Secara fungsional, manajemen informasi akan berperan sebagai supporting agency, dalam hal ini teknologi informasi berperan sebagai firm infrastructure. Dengan menerapkan TIK, Balitbangtan menjadi lebih efisien karena TIK dapat menggantikan peranan manusia dalam memproses informasi yang diperlukan.

Sampai tahun 2017, kondisi infrastruktur TIK di sebagian besar satker lingkup Balitbangtan sudah memadai. Fasilitas komputasi seperti komputer (desktop dan laptop) dan LAN telah tersedia di satker Balitbangtan dengan jumlah dan kondisi yang beragam. Kantor

Pusat Balitbangtan (Sekretariat) di Jakarta telah memiliki fasilitas server yang secara bertahap dibangun dengan arsitektur cloud computing. Sistem perlindungan data pada server juga mulai dibangun dengan dukungan backup data. Konektivitas data

melalui internet dilakukan oleh masing-masing UK/UPT sesuai kondisi dan kebutuhan. Namun secara umum perlu peningkatan kapasitas koneksi yang handal dan stabil. Secara keseluruhan, Balitbangtan telah membangun fasilitas virtual private network (VPN) untuk keperluan komunikasi data manajemen. Fungsi monitoring dan kontrol

TIK menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas di tingkat managerial embedded dalam setiap fungsi manajemen, sehingga struktur organisasi harus dapat memiliki span of control atau peer relationship yang memungkinkan terjadinya interaksi efektif. Oleh karena itu, TIK bermanfaat untuk monitoring dan kontrol kegiatan di Balitbangtan yang diberi nama Intranet Monev.

Fungsi perencanaan dan kebijakan

Fungsi perencanaan dan kebijakan menempatkan peranan TIK ke tingkat yang lebih strategis karena merupakan knowledge generator bagi para pimpinan

Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian,Kementerian Pertanian, menyerahkan penghargaan perlindungan HAKI

kepada Balitbangtan, Universitas Brawijaya, dan PT East West Seed Indonesiapada 6 Desember 2017 di Universitas Brawijaya, Malang.

Infrastruktur TIK di Balitbangtan

Page 85: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Inovasi Manajemen Litbang Pertanian

77Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian - Kementerian Pertanian

Pemanfaatan intranet untuk mendukung kegiatan manajemen Balitbangtan

Page 86: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Inovasi Manajemen Litbang Pertanian

78 Laporan Tahunan Badan Ltbang Pertanian Tahun 2017

Pemanfaatan intranet Balitbangtan

Balitbangtan dalam menentukan keputusan penting. TIK yang baik dapat menghasilkan informasi yang cepat dan akurat sehingga para penentu kebijakan dapat mengambil keputusan secara efisien untuk memverifikasi kebenaran informasi tersebut. Contohnya penerapan intranet program dan aggaran, SDM, dan kerja sama.

Fungsi komunikasi

Fungsi komunikasi menempatkan TIK sebagai media individu institusi dalam berkomunikasi, berkolaborasi, dan berinteraksi. TIK dapat membantu Balitbangtan dalam berkomunikasi. Sebagai contoh, penerapan aplikasi komunikasi pada perusahaan dan penggunaan email untuk berkomunikasi jarak jauh. Fungsi interorganisational

Era globalisasi menuntut Balitbangtan untuk berkolaborasi dengan organisasi lainnya. Hal ini mempengaruhi struktur organisasi. Fungsi nterorganisational men-jelaskan TIK dapat membantu

Balitbangtan dalam menjalin kemitraan dengan instansi lain. Contoh aplikasi interorganisational yaitu KKP3N (kkp3n.litbang.pertanian.go.id) dan KP4S (kp4s.litbang.pertanian.go.id). Fungsi lain dari interorgranisational yaitu pengembangan website Balitbangtan. Hingga tahun 2017, website Balitbangtan masih menggunakan desain pada tahun 2005. Seiring berjalannya waktu, kebutuhan pengguna semakin meningkat. Hal ini mengharuskan

Balitbangtan mengembangkan website modern. Pada tahun 2017 telah dilakukan redesign website Balitbangtan dengan versi 4.0.0. Perjalanan pengembangan website Balitbangtan sebagai media diseminasi inovasi teknologi pertanian telah menorehkan prestasi, baik di lingkup Kementerian Pertanian maupun internasional.

Pada skala internasional, website Balitbangtan telah mengikuti penilaian dari katagori lembaga penelitian oleh Webometric, lembaga penilai website. Sejak keikutsertaan dalam penilaian webometric pada tahun 2009, Balitbangtan telah masuk rangking yang cukup memuaskan. Pada tahun 2013, misalnya, menempati peringkat 83 dunia. Pada tahun 2015 merosot karena perubahan domain dari litbang.deptan.go.id menjadi litbang.pertanian.go.id. Pada tahun 2017 peringkat Balitbangtan menurun signifikan pada posisi 1.738. Banyak faktor yang menyebabkan penurunan peringkat ini, antara lain metodologi yang digunakan webometric sudah berubah dan cukup berat bagi Balitbangtan memenuhi kriteria penilaian yang

Peringkat situs web Balitbangtan versi Webometric

Page 87: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang

Inovasi Manajemen Litbang Pertanian

79Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian - Kementerian Pertanian

semakin rinci dan komprehensif. Hal yang membuat kemerosotan peringkat Balitbangtan dalam penilaian adalah pada aspek Rich File dan Scolar, keduanya dipengaruhi oleh kualitas hasil penelitian Balitbangtan yang diterbitkan pada publikasi ilmiah nasional dan internasional. Meskipun demikian, situs web Balitbangtan mendapat apresiasi dalam lomba situs web

lingkup Kementerian Pertanian. Sejak tahun 2004, situs web Balitbangtan selalu berada pada peringkat tiga besar. Pada tahun 2017, peringkat situs web Balitbangtan naik ke dua besar dan pada tahun 2016 pada posisi pertama. Ke depan, pengelolaan website dan media on-line lainnya di lingkup Balitbangtan perlu terus ditingkatkan guna mendukung dan menyinergikan program penelitian dan pengembangan pertanian.

Sejak tahun 2016 Balitbangtan sudah melakukan redesign website, dimulai dari perbaikan database yang terhubung dengan website dan pada tahun 2017 sudah memulai perancangan antarmuka halaman web dengan versi baru. Hal ini penting artinya dalam pengembangan website Balitbangtan sehingga dapat ditampilkan pada aplikasi smartphone atau handphone.

Sebagai salah satu media diseminasi, website Balitbangtan berkewajiban mempublikasi inovasi melalui fitur berita yang terdiri atas Info Aktual dan Info Teknologi. Pada tahun 2017 ditayangkan 346 fitur berita, atau meningkat 37% dibanding tahun 2016 dengan jumlah tayang 252 berita dan total berita yang ditayangkan di website sejak tahun 2011 mencapai 1.795 berita. Website Balitbangtan memiliki kebijakan one day one news, hal ini selain untuk menyebarluaskan informasi juga dapat menarik masyarakat berkunjung ke website Balitbangtan. Jumlah pengunjung yang mengakses situs web Balitbangtan pada tahun 2017 mencapai 1.191.561 orang.

Peringkat website Balitbangtan

Redesign website Balitbangtan

Page 88: LAPORAN TAHUNAN 2017sakip.pertanian.go.id/admin/tahunan/LAPTAH BALITBANGTAN 2017.pdf · Konversi lahan produktif untuk keperluan nonpertanian mengharuskan pembukaan lahan baru yang