Upload
ananda-iwan-dewangga
View
116
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Teknologi Budidaya Tanaman
Citation preview
5/24/2018 Laporan Tbt (Teknologi Budidaya Tanaman)
1/46
1
I. PENDAHULUANA.Latar Belakang
Keperluan akan bahan pangan senantiasa menjadi permasalahan yang
tidak putus-putusnya. Kekurangan pangan seolah olah sudah menjadi persoalan
akrab dengan manusia. Kegiatan pertanian yang meliputi budaya bercocok
tanam merupakan kebudayaan manusia paling tua. Sejalan dengan peningkatan
peradaban manusia, teknik budidaya tanaman juga berkembang menjadi
berbagai sistem. Mulai dari sistem yang paling sederhana sampai sistem yang
canggih. Berbagai teknologi budidaya dikembangkan guna mencapai
produktivitas yang diinginkan.
Ketidakseimbangan penambahan jumlah penduduk dibanding
penambahan hasil pangan menjadi persoalan yang dipelajari oleh bidang
Agronomi. Antara lain usahanya dengan perluasan lahan, penggunaan varietas
unggul, peningkatan manajemen dalam berbagai tindak agronomi dan
pelaksanaanya. Tanaman sebagaipenghasil bahan pangan, bahan sandang,
bahan bangunan, bahan bakar dan lain-lain. Tanaman pertanian dalam arti luas
adalah segala tanaman yang digunakan oleh manusia untuk tujuan apapun.
Sehingga mempunyai makna, yang berguna secara ekonomi maupun
kehidupan manusia.
Istilah teknik budidaya tanaman diturunkan dari pengertian kata-kata
teknik, budidaya, dan tanaman. Teknik memiliki arti pengetahuan atau
kepandaian membuat sesuatu, sedangkan budidaya bermakna usaha yang
memberikan hasil. Kata tanaman merujuk pada pengertian tumbuh-tumbuhanyang diusahakan manusia, yang biasanya telah melampaui proses domestikasi.
Teknik budidaya tanaman adalah proses menghasilkan bahan pangan serta
produk-produk agroindustri dengan memanfaatkan sumberdaya tumbuhan.
Pada umumnya kegiatan budidaya tanaman terkait dengan tingkat pengetahuan
manusia pada masa itu. Relevansi dari peradaban tersebut terwujud pada
kesadaran untuk melaksanakan tindak budidaya. Tindak awal dari dimulainya
1
http://fp.uns.ac.id/~hamasains/KETAHANANPANGAN1.htmhttp://fp.uns.ac.id/~hamasains/KETAHANANPANGAN1.htm5/24/2018 Laporan Tbt (Teknologi Budidaya Tanaman)
2/46
2
teknik budidaya dimulai dengan menetapnya seorang peladang menempati
suatu areal pertanaman tertentu.
Tingkatan tindak budidaya tanaman dicerminkan juga oleh tingkatan
pengelolaan lapang produksi. Pengelolaan yang paling sederhana sampai
pengelolaan yang paling maju, yaitu teknik budidaya yang telah melakukan
pengelolaan terhadap unsur iklim, air, tanah dan udara. Pada kelompok ini
pelaku budidaya telah dapat mengestimasi produksi maksimumnya dan panen
yang tepat waktu. Sebagaimana diketahui ketepatan saat panen sangat
menentukan nilau jual suatu produk. Intensifikasi dalam pengelolaan lapang
produksi diikui juga oleh meningkatnya sarana agronomi baik bahan atau jasa.
Tanaman dibudidayakan dengan maksud agar tanaman tersebut memberikan
hasil tinggi secara kuantitatif dan kualitatif. Dengan demikian untuk mencapai
maksud dan tujuan dalam budidaya tanaman, pemeliharaan varietas sangat
menentukan. Selain varietas juga perlu diperhatikan mutu benih, karena benih
merupakan biji tanaman yang digunakan untuk tujuan pertanaman.
Pada budidaya tanaman pangan utama yang merupakan tanaman
serealia, benih sebagai penyambung kehidupan tanaman sangatlah penting
untuk mencegah kegagalan petani. Untuk melindungi petani dari kegagalan,
maka pengujian benih perlu dilakukan. Permasalahan yang sering dihadapi
dalam usaha teknologi budidaya tanaman dan pasca panen adalah bagaimana
cara memelihara tanaman agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik
sampai panen. Selain itu untuk melakukan pemeliharaan tanaman agar
terhindar dari serangan OPT terkadang juga mengalami kendala, sehingga
perlu diterapkan pengendalian OPT secara terpadu.
B.Tujuan1. Persiapan Lahan
Tujuan dari acara Persiapan Lahan ini, diharapkan mahasiswa
memperoleh pemahaman dan mampu mengerjakan persiapan tanah sebagai
tempat (media) tanaman tumbuh sehingga tanaman berhasil tumbuh dengan
baik dan memberikan hasil.
5/24/2018 Laporan Tbt (Teknologi Budidaya Tanaman)
3/46
3
2. Pemilihan dan Perhitungan Kebutuhan BenihTujuan dari acara Pemilihan dan Perhitungan Kebutuhan Benih ini
adalah agar mahasiswa mampu melakukan pemilihan benih melalui uji fisik,
fisiologi, dan memutuskan banyak benih per lubang, sehingga mampu
menghitung kebutuhan benih.
3. Penanaman, dan Pemeliharaan Tanaman Jagung (Zea mays), Kacang Tanah(Arachis hypogaea) dan Kangkung Darat (Ipomoea reptana).
Tujuan dari acara penanaman dan pemeliharaan tanaman jagung,
kacang tanah dan kangkung darat adalah agar mahasiswa memiliki
pengalaman dalam budidaya tanaman sehingga terampil mengelola tanaman
sejak penanaman, pemeliharaan hingga panen dan mampu memutuskan
jenis dan jumlah bahan yang digunakan dalam pemeliharaan tanaman
(pengairan, cara dan jenis bahan untuk pemupukan atau pengendalian
pengganggu).
5/24/2018 Laporan Tbt (Teknologi Budidaya Tanaman)
4/46
4
II. TINJAUAN PUSTAKAA. Persiapan Lahan
Pengolahan tanah merupakan kebudayaan yang tertua dalam
pertanian dan tetap diperlukan dalam pertanian modern. Mendefinisikan
pengolahan tanah sebagai setiap manipulasi mekanik terhadap tanah yang
diperlukan untuk menciptakan keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan
tanaman. Tujuan pengolahan tanah adalah untuk menyiapkan tempat
pesemaian, tempat bertanam, menciptakan daerah perakaran yang baik,
membenamkan sisa tanaman, dan memberantas gulma. Mengolah tanah
adalah untuk menciptakan sifat olah yang baik, dan sifat ini mencerminkan
keadaan fisik tanah yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman. Cara
pengolahan tanah sangat mempengaruhi struktur tanah alami yang baik yang
terbentuk karena penetrasi akar atau fauna tauna, apabila pengolahan tanah
terlalu intensif maka struktur tanah akan rusak ( Arsyad, 2000).
Pengolahan tanah didefinisikan sebagai setiap manipulasi mekanik
terhadap tanah yang diperlukan untuk menciptakan keadaan tanah yang baik
bagi pertumbuhan tanaman. Tujuan pengolahan tanah adalah untuk
menyiapkan tempat persemaian, tempat bertanam, menciptakan daerah
perakaran yang baik, membenamkan sisa tanaman, dan memberantas gulma.
Cara pengolahan tanah sangat mempengaruhi struktur alami tanah yang baik
yang terbentuk karena penetrasi akar atau fauna, apabila pengolahan tanah
terlalu insentif maka struktur tanah akan rusak (Hakim, 2002).
Pelaksanaan pengolahan tanah pada prinsipnya adalah tindakan
pembalikan, pemotongan, penghancuran, dan perataan tanah. Struktur tanah
yang semula padat diubah menjadi gembur, sehingga sesuai bagi
perkecambahan benih dan perkembangan akar tanaman. Bagi lahan basah
sasaran yang ingin dicapai adalah lumpur halus, yang sesuai bagi
perkecambahan benih dan perkembangan akar tanaman. Alat pengolahan
tanah mulai yang tradisional sampai modern (Anonima, 2007).
4
5/24/2018 Laporan Tbt (Teknologi Budidaya Tanaman)
5/46
5
Teknologi penyiapan lahan adalah suatu teknik penyiapan lahan
dengan menggunakan herbisida sebelum penanaman. Herbisida digunakan
sebagai alat untuk menyiapkan lahan pertanian secara cepat melalui olah
tanam minimum atau tanpa olah tanah. Herbisida yang digunakan antara lain
herbisida kontak yang berbahan aktif parakuat maupun herbisida sistemik
berbahan aktif glifosat potasium (Riyadi, 2000).
Faktor keliling yang paling primer tersangkut dalam pertumbuhan
tanaman adalah tanah, energi penyinaran dan udara. Fungsi tanah yang primer
antara lain adalah memberi unsur-unsur mineral, melayani baik sebagai
medium pertukaran meupun sebagai tempat persediaan, memberikan air dan
melayaninya sebagai reservoar, melayani tanaman sebagai tempat berpegang
dan bertumpu untuk tegak. Strukutur tanah yang baik sangaltah penting untuk
pertanian. Tanah yangsangat berbutir-butir mempunyai aerasi yang baik dan
mempunyai daya pegang air yang cukup tinggi karena kenaikan ukuran ruang
pori-pori tanah. Pori-pori tanah ditempati oleh air dan udara dengan
perbandingan yang berbeda-beda. Bahan organik dapat bertindak sebagai
busa yang menyerap sejumlah besar air dibangding beratnya, bahanorganik
juga merupakan sumber unsur mineral yang menjadi tersedia bila telah
terurai. Bahan organik tersebut dapat berada pada lapisan atas yang disebut
humus dan kemudian tercuci ke dalam tanah (Harjadi, 1994).
B. Pemilihan dan Perhitungan Kebutuhan BenihDalam usaha produksi tanaman pertanian, benih merupakan unsur
yang sangat penting. Meskipun sarana produksi lainnya dipenuhi, produksi
tinggi akan diperoleh jika menggunakan benih bermutu tinggi. Mutu benih
mencakup mutu genetis, mutu fisis dan mutu fisiologis. Mutu genetis benih
ditentukan oleh tingkat kemurnian varietas, sedangkan mutu fisis oleh tingkat
kebersihan fisis, mutu fisiologis benih mencakup kemuduran benih, viabilitas
benih dan tingkat tahan simpan benih. (Aryunis, 2000).
Benih merupakan pembawa karakter genetik tanaman yang
menentukan batas tertinggi dan potensi hasil serta dapat mempengaruhi
efektifitas dari input-output pertanian. Dari semua input pertanian seperti
5/24/2018 Laporan Tbt (Teknologi Budidaya Tanaman)
6/46
6
pupuk, pestisida, herbisida dan sebagainya benih baik dan benar merupakan
faktor input yang paling menentukan. Benih yang baik artinya benih yang
sehat, bebas dari hama dan penyakit, sedangkan benih yang benar artinya
benih yang sesuai dengan deskripsi varietasnya. Pemilihan benih dan dimana
petani memproduksi benihnya (kondisi lahan dan riwayat lahan produksi)
merupakan kunci utama keberhasilan usahanya (Hasanah et al, 2004).
Pada dasarnya, varietas unggul merupakan varietas dengan respon
tinggi, yakni dikembangkan supaya respon terhadap dosis pupuk kimia tinggi.
Jika disebar pada lahan dengan kandungan unsur hara tinggi dan air yang
mencukupi serta pengendalian hama yang memadai, varietas unggul dan
hibrida memang bisa memberikan hasil penanaman yang tinggi. Bila hanya
menggunakan input luar dalam tingkat yang rendah, varietas lokal hasilnya
bisa melebihi varietas unggul (Donkers dan Hoebink, 1989).
Mutu benih dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain genetik
benih, kualitas benih saat disimpan, suhu ruang simpan, kadar air benih ketika
disimpan dan kelembaban udara di sekitar tempat penyimpanan. Selain itu,
permeabilitas dan warna kulit juga mempengaruhi kualitas benih. Lokasi
produksi, varietas dan kadar air awal benih sebelum disimpan berpengaruh
pula terhadap daya kecambah dan daya tumbuh benih. Syarat-syarat benih
atau biji kacang tanah yang baik adalah :
1. Berasal dari tanaman yang baru atau varietas unggul.2. Daya tumbuh yang tinggi (lebih dari 90%) dan sehat.3. Kulit benih mengkilap, tidak keriput dan cacat.4. Murni atau tidak bercampur dengan varietas lain.5. Kadar air benih berkisar 9-12%(Prihatman, 2000).
Benih yang bermutu tinggi yang berasal dari varietas merupakan satu
faktor penting yang akan menentukan tinggi rendahnya produksi tanaman,
maka sebelum menanam hendaknya memilih benih yang bagus secar fisik.
Ciri-ciri fifik benih yang bagus antara lain : (1) biji mengkilap, (2) tidak
keriput, (3) tidak cacat, (4) warnanya normal pada umumnya. (Wilkins, 1989)
5/24/2018 Laporan Tbt (Teknologi Budidaya Tanaman)
7/46
7
Benih digolongkan menjadi dua yaitu antara lain (1) benih kering yaitu benih
yang lazimnya dihasilkan pembiakan tanaman secara generatif yang biasanya
dari biji atau dari buah kering yang berkadar air sekitar 7-16%. (2) benih
lembab yaitu benih yang mengandung air, yang dihasilkan dari pembiakan
vegetatif dan mengandung air sebanyak 70-85% (Aak, 1990).
C. Penanaman, Pemeliharaan, dan Panen1. Jagung (Zea mays)
Jagung merupakan tanaman semusim determinat, dan satu siklus
hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklusmerupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk
pertumbuhan generatif. Tanaman jagung merupakan tanaman tingkat
tinggi dengan klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Class : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Familia : Poaceae
Genus : Zea
Spesies :Zea mays L. (Iriany et all, 2005).
Tanaman jagung tidak akan memberikan hasil maksimal
manakala unsur hara yang diperlukan tidak cukup tersedia. Pemupukan
dapat meningkatkan hasil panen secara kuantitatif maupun kualitatif.
Pemberian pupuk nitrogen merupakan kunci utama dalam usaha
meningkatkan produksi. Pemberian pupuk kalium dan phospat bersama-
sama dengan nitrogen memberikan hasil yang lebih baik. Tanaman
kekurangan unsur N akan nampak kerdil, warna daun menjadi kekuning-
kuningan, buah terbentuk sebelum waktunya dan tidak sempurna.
Tanaman kekurangan P terlihat saat tanaman masih muda, daunnya
berwarna ungu dan berubah hijau kembali jika tanaman mendapatkan
cukup phospat kembali. Tanaman kekurangan K seolah-olah layu, tepi
5/24/2018 Laporan Tbt (Teknologi Budidaya Tanaman)
8/46
8
daun menjadi kekuning-kuningan kemudian berubah menjadi kecoklat-
coklatan (Anonimb, 2005).
Bercocok tanam jagung adalah usaha turut campur tangan
manusia di dalam pengelolaan tanaman jagung, sehingga kelak dapat
diperoleh hasil yang diharapkan. Di Indonesia jagung ditanam di dataran
rendah maupun di dataran tinggi, baik di sawah, tegal maupun pekarangan.
Penanaman jagung perlu memperhatikan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi harapan produksi yang akan diperoleh, seperti waktu
tanam, jarak tanam, dan cara menanam jagung (Turmudi, 2002).
Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah
(diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki
struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret.Pada jagung,
dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan
tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence).
Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun
dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah
daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu
tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa
varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan
disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap
untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya/ protandri
(Hasanah, 2004).
Jarak tanam mempengaruhi populasi tanaman dan koefisiensi
pengairan cahaya, juga mempengaruhi kompetisi antara tanaman dalam
menggerakkan air dan zat hara. Dengan demikian akan mempengaruhi
hasil. Dengan pemupukan berat, rupanya populasi yang lebih besar akan
mendatangkan keefisienan penggunaan pupuk karena tercapainya
keefisienan penggunaan cahaya (Setyati, 1991).
2. Kacang tanah (Arachis hipogaea)Tanaman kacang tanah mempunyai bintil akar (nodula) yang
mampu mengikat nitrogen bebas di dalam tanah, sehingga kebutuhan
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Floret&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Floret&action=edit&redlink=15/24/2018 Laporan Tbt (Teknologi Budidaya Tanaman)
9/46
9
nitrogen mampu dipenuhinya sendiri. Kehidupan simbiosis, antara
tanaman kacang-kacangan (Leguminoceae) dengan bakteri bintil akar
Rhizobium sangat menguntungkan bagi tanaman inang maupun tanaman
sekitar. Bintil ini sebagian besar terdapat pada bagian ujung akar kacang-
kacangan. Di dalam bagian ujung akar itu hidup bergerombol bakteri yang
menguntungkan (Suprapto, 1993).
Kacang tanah termasuk tanaman yang berakar dangkal dan selalu
menghendaki tanah yang lembab. Sehingga keadaan air harus selalu dijaga
agar tetap lembab dan tidak kering. Namun demikian, kandungan air
dalam tanah yang terlalu jenuhpun tidak dikehendaki sebab kondisi
semacam ini justru akan merusak pertumbuhan akar. Akibatnya akar akan
menjadi busuk, lama kelamaan tanaman menjadi layu dan akhirnya mati.
Untuk itu perlu adanya bedengan yang fungsinya untuk melancarkan
jalannya air sehingga kacang tanah terhindar dengan genangan air
(William, 1970).
Kepadatan kacang tanah yang semakin tinggi menyebabkan
pertumbuhan generatif (jumlah bunga, jumlah polong, berat kering polong
hampa, dan berat kering polong penuh) kacang tanah makin banyak,
kecuali jumlah bunga dan berat kering polong hampa, sedangakan pada
faktor kepadatan teki menurunkan pertumbuhan generatif kacang tanah,
kecuali jumlah bunga dan berat kering polong hampa. Kepadatan kacang
tanah menurunkan teki (Wahyuningsih, 2008).
Tanaman kacang tanah yang terserang GMV (Groundnut Mosaic
Virus) menunjukkan gejala klorotik pada bagian vena daun muda,
selanjutnya terlihat segala klorotik pada ujung daun dan sepanjang tepi
daun. Selain itu pada bagian tepi daun sering nampak bergelombang. Virus
yang terbawa pada permukaan biji dapat dimatikan dengan perawatan biji
dengan menggunakan bahan kimia. Tetapi bila terapat di dalam
endosperm/embrio seperti GMV, hanya dapat dihilangkan dengan
perlakuan air panas (Smith, 1972).
5/24/2018 Laporan Tbt (Teknologi Budidaya Tanaman)
10/46
10
Kacang tanah termasuk tanaman polong-polongan yang berbunga
sempurna dan menyerbuk sendiri. Setelah pembuahan, bunga langsung
layu membentuk ginofor dan membentuk polong didalam tanah.
Pembentukan polong terjadi sekitar 40 hari setelah masa tanam dan
pemasakan buah hingga siap panen berlangsung setelah tanaman berumur
90 hari (Suparman, 2003).
3. Kangkung darat (Ipomoea reptans)Kangkung termasuk suku Convolvulaceae (keluarga kangkung-
kangkungan). Kedudukan tanaman kangkung dalam sistematika tumbuh-
tumbuhan diklasifikasikan ke dalam:
Divisio : Spermatophyta
Sub-divisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Famili : Convolvulaceae
Genus : Ipomoea
Species :Ipomoea reptans(Anonimc, 2009).
Kangkung termasuk suku Convolvulaceae atau keluarga
kangkung-kangkungan. Merupakan tanaman yang tumbuh cepat dan
memberikan hasil dalam waktu 4-6 minggu sejak dari benih. Terna
semusim dengan panjang 30-50 cm ini merambat pada lumpur dan tempat-
tempat yang basah seperti tepi kali, rawa-rawa, atau terapung di atas air.
Biasa ditemukan di dataran rendah hingga 1.000 m di atas permukaan laut
(Barrow, 1993).
Pemangkasan selama untuk merangsang pembuahan yang
bertujuan untuk meningkatkan intersepsi cahaya sehingga kelembaban
dibawah tajuk berkurang. Untuk memperoleh lapisan fotsi yang tinggi dan
untuk membentuk tajuk tanaman yang perlu dilaksanakan pemotongan
tajuk sehingga daun-daun dibagian atas mendekati vertikal dan semakin
mendatar pada bagian bawah. Pada prinsipnya pemangkasan akan
menunjang terbentuknya tunas baru yang lebih banyak (Yuniastuti, 2001).
5/24/2018 Laporan Tbt (Teknologi Budidaya Tanaman)
11/46
11
Berdasarkan tempat hidupnya, tanaman kangkung dapat
dibedakan menjadi kangkung darat (Ipomea reptans Poir.) dan kangkung
air (Ipomea aquatiqa Poir.). Akan tetapi, jumlah varietas kangkung darat
lebih banyak dibandingkan kangkung air. Varietas kangkung darat terbagi
menjadi varietas Bangkok, biru, cinde, sukabumi, dan sutra. Sedangkan
varietas kangkung air terbagi menjadi varietas sumenep dan varietas biru.
Secara alamiah, kangkung ini dapat ditemukan di kolam, rawa, sawa, dan
tegalan. Tumbuhnya menjalar dengan banyak percabangan. Sistem
perakarannya tunggang dengan cabang-cabangakar yang menyebar ke
berbagai penjuru. Tangkai daun melekat padabuku-buku batang dan
bentuk helaiannya seperti hati. Bunganya menyerupai terompet. Bentuk
buahnya bulat telur dan di dalamnya berisi 3 butir biji (Rahmat, 1992).
Kangkung mempunyai rasa manis, tawar, sejuk. Sifat tanaman ini
masuk ke dalam meridian usus dan lambung. Efek farmakologis tanaman
ini sebagai antiracun (antitoksik), antiradang, peluruh kencing (diuretik),
menghentikan perdarahan (hemostatik), sedatif (obat tidur). Kangkung
juga bersifat menyejukkan dan menenangkan (Goldblatt, 1996).
5/24/2018 Laporan Tbt (Teknologi Budidaya Tanaman)
12/46
12
III.METODE PRAKTIKUMA. Waktu dan Tempat Praktikum
1. Persiapan LahanPraktikum Teknologi Budidaya Tanaman acara Persiapan Lahan
dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 08 Oktober 2011bertempat di Desa
Sukosari, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar.
2. Pemilihan dan Perhitungan BenihPraktikum Teknologi Budidaya Tanaman acara Pemilihan Dan
Perhitungan Kebutuhan Benih ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 3
Oktober 2011 bertempat di laboratorium Ekologi dan Manajemen
Pertumbuhan Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
3. Penanaman, Pemeliharaan dan PanenPraktikum Teknologi Budidaya Tanaman acara Penanaman
dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 08 Oktober 2011 bertempet di
Jumantono, Desa Sukosari, Karanganyar. Praktikum acara Pemeliharaan
Tanaman ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 15 Oktober 2011 s/d 17
Desember 2011 di Jumantono, Desa Sukosari, Karanganyar dan
Pemanenan pada hari Sabtu tanggal 17 Desember 2011 di Desa Sukosari,
Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar dilanjutkan di kampus
Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta
B.Alat, Bahan dan Cara Kerja1. Persiapan Lahan
a. Alat1. Cangkul2. Cetok3. Patok4. Tali Rafia5. Papan nama
12
5/24/2018 Laporan Tbt (Teknologi Budidaya Tanaman)
13/46
13
b. Bahan1. Pupuk kandang 6 kg2. Pupuk Urea 135 gram3. Pupuk KCl 84 gram4. Pupuk SP36 84 gram
c. Cara Kerja1. Mengolah tanah dengan dicangkul sehingga menjadi gembur2. Membuat petakan / bedengan dengan tali rafia, lalu diberi papan
nama perlakuan tanaman dan nama kelonpok
3. Menabur pupuk4. Untuk tanaman jagung : pupuk kandang 4,8 kg/petak dan pupuk
Urea 105 gram/petak. Pupuk SP36 24 gram/petak, KCL 24
gram/petak.
5. Untuk tanaman kacang tanah dan kacang tunggak : Pupuk kandang0,6 kg/petak, pupuk SP36 24 gram/petak, pupuk KCL 24
gram/petak.
2. Pemilihan dan Perhitungan Kebutuhan Beniha. Alat
1. Kaca Pembesar2. Alat penghitung3. Petridish4. Kertas tissue/buram5. Timbangan Analitik
b. Bahan :1. Benih tiga komoditas yang akan di uji (jagung, kacang tanah dan
kangkung darat)
c. Cara Kerja1. Memilih benih2. Mengambil 25 benih jagung, kacang tanah dan kacang tunggak
kemudian menimbangnya. Dicatat pada buku pengamatan
5/24/2018 Laporan Tbt (Teknologi Budidaya Tanaman)
14/46
14
3. Mengamati benih yang telah ditimbang dengan kaca pembesar. Bijiyang baik yaitu mengkilap, tidak keriput, tidak cacat dan warnanya
normal.
4. Menguji daya kecambah5. Memilih 10 benih yang telah diamati dari 25 benih yang telah
ditimbang.
6. Menata benih pada lembaran kertas buram yang telah dibasahi padapetridish.
7. Meletakan petridish pada tempat yang aman8. Menghitung benih yang berkecambah setiap hari selama 7 hari.
Dicatat pada buku pengamatan
9. Menghitung berat 1000 biji10. Menghitung 100 atau 1000 benih yang akan ditanam, kemudian
ditimbang
11. Mengulangi point a sebanyak 3 kali3. Penanaman, Pemeliharaan dan Panen
a. Alat1. Tali Rafia2. Meteran3. Timbangan4. Tugal5. Gembor6. Sprayer7. Oven
b. Bahan1. Benih jagung2. Benih kacang tanah3. Benih kangkung darat4. Pupuk daun
c. Cara Kerjaa. Jagung
5/24/2018 Laporan Tbt (Teknologi Budidaya Tanaman)
15/46
15
1. Membuat lubang tanam dengan tugal sedalam 5 cm. Jarak tanam40 cm x 50 cm (30 tanaman/petak)
Pupuk daun : P0 : kontrol
P1 : 14 hari setelah tanam
P2 : 21 hari setelah tanam
P3 : 28 hari setelah tanam
Masing-masing perlakuan sebanyak 6 kali sehingga terdapat 24
petak.
2. Menanam benih jagung pada lubang tanam, kemudian tutupdengan tanah
3. Pupuk susulan urea setengah dosis pada unur 5 minggub. Kacang Tanah
1. Membuat lubang tanam sedalam 3 cm2. Menanam benih kacang tanah pada lubang tanam yang tesedia
kemudian tutup dengan tanah.
Jarak tanam : JI : 25 x 15 cm (160 tanaman/petak)
J2 : 25 x10 cm (120 tanaman/petak)
J3 : 25 x 25 cm (96 tanaman/petak)
J4 : 25 x 30 cm (80 tanaman/petak)
c. Kangkung Darat1. Membuat lubang tanam sedalam 3 cm2. Menanam benih kacang tanah pada lubang tanam yang tesedia
kemudian tutup dengan tanah.
3. Atur jarak tanam 25 x 30 cm (80 tanaman/petak)Lakukan pemangkasan pucuk pada umur :
M0 : tanpa pangkas
M1 : dipangkas pada umur 14 hari setelah masa tanam
M2 : dipangkas pada umur 21 hari setelah masa tanam
M3 : dipangkas pada umur 28 hari setelah masa tanam
5/24/2018 Laporan Tbt (Teknologi Budidaya Tanaman)
16/46
16
d. Pemeliharaan1. Penyiraman dilakukan setiap sore hari, setelah 1 minggu bila
tanaman telah hidup penyiraman dilakukan bila tanah dalam
keadaan kering.
2. Penyiangan dan pendangiran dilakukan dengan cangkul ataucetok untuk membersihkan gulma
3. Pengendalian pengganggu tanaman secara mekanik biladiperlukan.
e. PemanenanMemasuki melakukan pemanenan bila tanaman telah meemasuki
kriteria masak sesuai jenis tanaman.
f. Pengamatan1. Mengamati bagian vegetatif meliputi tinggi tanaman / saat
muncul bunga (untuk jagung dan kacang tanah), untuk kangkung
darat (jumlah cabang dan saat muncul bunga).
2. Mengamati saat panen yang meliputi :a) Jagung : Berat kering tanaman, berat tongkol dengan dan tanpa
kelobot.
b)Kacang tanah : berat kering tanaman, berat polong isi, beratpolong hampa.
c)Kangkung darat : berat kering tanaman, berat polong denganbiji dan berat biji.
Data yang diperoleh dari pengamatan bagian vegetatif maupun saat
panen di analisis statistik dengan sidik ragam
5/24/2018 Laporan Tbt (Teknologi Budidaya Tanaman)
17/46
17
IV. HASIL DAN PEMBAHASANA.Persiapan Lahan
1. Hasil pengamatanTabel 4.1.1 Identifikasi Tanah
No Pengamatan Tanah sebelum diolah Tanah sesudah diolah
1.
2.
3.
4.5.
6.
Hama
Gulma
Struktur tanah
TeksturPartikel tanah
Jenis tanah
Semut
Belalang
Rumput
Putri malu
Gumpal (bongkahan)
Lempung pasiranKasar
Alfisol
-
Rumput
Remah
Lempung berdebuRata agak halus
Alfisol
Sumber : Laporan Sementara
2. PembahasanDalam praktikum yang dilakukan di Jumantono ini, sebelum
dilakukan penanaman maka terlebih dahulu dilakukan upaya persiapan
lahan. Untuk persiapan lahan tersebut dilakukan dengan cara melakukan
pengolahan pada lahan tersebut. Upaya pengolahan tanah tersebut dilakukan
dengan cara membalik tanah dan memecah bongkah tanah agar yang ada,
sehingga diperoleh keadaan tanah yang cocok untuk tanaman yang akan
diupayakan, yaitu memiliki aerasi yang baik dan tekstur yang baik pula.
Tanah tersebut dicangkul sedalam lapisan olah tanah yaitu kurang lebih 20
cm.
Dalam pengolahan tanah tersebut tidak perlu dilakukan pengolahan
tanah yang berlebihan, karena hal itu akan merusak sifat fisik tanah menjadi
fraksi tunggal yang tidak memiliki gaya tarik menarik antar partikel tanah
sehingga mudah hilang saat ada air hujan yang datang atau mengalami
pelindian. Namun dalam hal ini, pengolahan tanah diharapkan mampu
menyeimbangkan pori makro dan mikro dalam tanah sehingga suasana
tanah menjadi aerob. Tujuannya yaitu apabila keadaan tanah telah berada
dalam keadaan aerob maka hal tersebut akan memudahkan sirkulasi udara
dalam tanah dan mempengaruhi aktivitas mikrobia tanah untuk
17
5/24/2018 Laporan Tbt (Teknologi Budidaya Tanaman)
18/46
18
meningkatkan unsur hara dalam tanah. Tujuan lain dari kegiatan pengolahan
tanah tersebut yaitu agar tanaman mampu mendapatkan kebutuhan unsur
hara dan air dengan baik jika tanah berada dalam keadaan yang baik.
Untuk jenis tanah yang berada di lahan Jumantono adalah tanah
Alfisol. Tanah alfisol ini berwarna merah-kuning dengan tekstur geluh-
lempung dan bereaksi alkalis, namun memiliki potensi yang cukup baik,
tetapi pengolahan tanahnya relatif cukup sulit karena bersifat sangat lekat
bila basah dan sangat keras bila dalam keadaan kering. Keadaan kelengasan
tanah perlu diketahui terlebih dahulu pada lapisan permukaan yang akan
dilakukan pengolahan tanah untuk persiapan lahan penanaman. Sifat fisik
tanah Alfisol secara alami cukup bagus dengan struktur remah, aerasi dan
drainase baik. Struktur tanah yang remah dan konsistensi yang gembur
memungkinkan akar tanaman dan ginofor dapat berkembang dengan baik,
sehingga perlu dilakukan pengolahan tanah sebelum penanaman.
Tujuan utama dari pengolahan tanah adalah untuk membentuk
agregat tanah, sehingga penanaman, perkecambahan, perkembangan akar,
pergerakan akar, sirkulasi udara dan air lebih bebas. Selain itu juga
dilakukan upaya untuk menanggulangi adanya gulma dalam tanah yaitu
melalui mencabut gulma tersebut. Gulma perlu dimusnahkan pada saat awal
pertumbuhan karena tanaman pada saat itu membutuhkan nutrisi yang
sangat banyak untuk melangsungkan masa vegetatifnya. Jika gulma itu
dibiarkan maka benih yang ditanam tersebut akan sulit untuk tumbuh karena
nutrisi yang seharusnya diserap oleh benih tersebut diambil oleh gulma. Jika
hal tersebut terjadi maka benih akan sulit berkecambah, bahkan tidak dapat
berkecambah. Gulma yang dijumpai pada lahan saat pengolahan lahan
adalah rumput.
Dari tanah Alfisol tersebut memiliki derajat kemasaman yang
rendah atau pH tanah rendah sehingga bersifat masam, hal tersebut
berakibat dalam hal lain seperti kejenuhan basa menjadi rendah, serta
keracunan Al meningkat. Sehingga upaya untuk dapat meningkatkan pH
yang dilakukan secara perlahan atau dengan masukan rendah yaitu melalui
5/24/2018 Laporan Tbt (Teknologi Budidaya Tanaman)
19/46
19
penambahan pupuk kandang yang diberikan saat pengolahan tanah.
Penambahan bahan organik melalui pupuk kandang ini ditujukan agar pH
tanah menjadi netral sehingga tanaman yang akan ditanam dapat tumbuh
dengan baik.
Untuk lahan yang akan digunakan untuk menanam jagung maka
penambahan pupuk kandang yaitu sebesar 4,8 kg per petak. Untuk lahan
yang akan ditanami kacang tanah dan kangkung diberikan tambahan sebesar
0.6 kg per petak. Selain adanya penambahan masukan berupa pupuk
kandang juga dilakukan penambahan pupuk anorganik seperti pupuk urea,
SP36 dan KCl sesuai dosis dengan tujuan untuk menambah pasokan unsur
hara dalam tanah agar tersedia bagi tanaman dan dapat langsung digunakan
oleh tanaman. Untuk dosis dalam pemberiannya yaitu pada lahan yang akan
ditanami jagung diberikan tambahan urea sebesar 105 gr per petak, SP36
sebesar 36 gr per petak dan KCL sebesar 24 gr per petak. Pada lahan yang
akan digunakan untuk menanam kacang tanah penambahan pupuk
anorganik tersebut yaitu urea seberat 15 gr, SP36 dan KCL yaitu seberat 30
gr. Kemudian untuk lahan yang akan ditanami kangkung darat diberi
tambahan urea sebesar 15 gr, SP36 15 gr dan KCl 15 gr.
Dalam persiapan lahan tersebut pupuk yang diberikan diusahakan
bercampur dengan tanah agar persebaran pupuk dalam tanah merata. Pupuk
yang sudah rata bercampur dengan tanah itu tidak akan mudah terlindi
(tercuci) jika terjadi hujan atau pada saat penyiraman. Artinya, pupuk-pupuk
tadi akan berikatan dengan unsur-unsur lain di dalam tanah sehingga tidak
mudah tercuci oleh air yang turun ke dalam tanah. Akibatnya, tanah menjadi
subur karena di dalam tanah tersebut mengandung unsur-unsur makro
maupun mikro yang kompleks dan dalam bentuk tersedia bagi tanaman.
Tumbuhan memerlukan nitrogen (N) untuk pertumbuhannya
terutama pada fase vegetatif yaitu pertumbuhan cabang, daun dan batang.
Nitrogen (lebih dari 70% volume udara terdiri dari nitrogen) juga
bermanfaat dalam proses pembentukan hijau daun atau klorofil. Kekurangan
nitrogen menyebabkan pertumbuhan tanaman tidak normal, kerdil, daunnya
5/24/2018 Laporan Tbt (Teknologi Budidaya Tanaman)
20/46
20
menguning dan kering. Unsur fosfor (P) berguna untuk pembentukan akar,
sebagai bahan dasar protein, mempercepat penuaan buah, memperkuat
batang tanaman, meningkatkan hasil biji-bijian dan umbi-umbian. Selain itu
Fosfor juga berfungsi untuk membantu proses asimilasi dan respirasi.
Kekurangan Fosfor menybabkan tanaman menjadi kerdil, pertumbuhan akar
tidak baik dan pertumbuhan cabang dan ranting meruncing. Sedangkan
Kalium (K) membantu dalam pembentukan protein dan karbohidrat. Selain
itu juga berfungsi untuk memperkuat jaringan tanaman dan berperan dalam
pembentukan antibodi tanaman yang bisa melawan penyakit dan
kekeringan. Jika kekurangan kalium tanaman tidak tahan terhadap penyakit,
kekeringan dan udara dingin.
B.Pemilihan dan Perhitungan Kebutuhan Benih1. Hasil Pengamatan
Tabel 4.2.1 Hasil Penimbangan Berat 100 Benih
UlanganBerat Tiap Komoditas
Jagung Kacang Tanah Kangkung Darat
1 22,64 gram 40,18 gram 4,73 gram2 23,64 gram 32,41 gram 5,10 gram
3 21,93 gram 35,86 gram 5,20 gram
Rata-rata 22,74 gram 36,15 gram 5,01 gram
Sumber : Laporan Sementara
Tabel 4.2.2 Jumlah Benih Yang Berkecambah
Hari ke-Jumlah Benih Yang Berkecambah
Kacang Tanah Jagung Kangkung Darat
1 6 3 -
2 6 4 13 8 5 2
4 10 5 2
5 10 5 3
6 10 5 3
7 10 5 3
Sumber : Laporan Sementara
5/24/2018 Laporan Tbt (Teknologi Budidaya Tanaman)
21/46
21
Tabel 4.2.3 Hasil Perhitungan Benih yang Berkecambah
Benih Hari ke-4 Hari ke-7 KK (%) DK (%)
Jagung 5 5 50% 50%
Kacang Tanah 10 10 100% 100%
Kangkung Darat 2 3 20% 30%
Sumber : Laporan Sementara
Analisis data:
a. Uji Kecepatan KecambahKK = %100
4x
ambahkanhyangdikecJumlahbeni
harikecambahpadahyangberkeJumlahbeni
1. Jagung = %10010
5x
= 50 %
2. Kacang tanah = %10010
10x
= 100 %
3. Kangkung Darat = %10010
2x
= 20 %
b. Uji Daya KecambahDK = %100
7x
ambahkanhyangdikecJumlahbeni
padaharikehberkecambJumlahbeni
1. Jagung = %10010
5x
= 50 %
2. Kacang tanah = %10010
10x
= 100%
3. Kangkung Darat = %10010
3x
= 30%
5/24/2018 Laporan Tbt (Teknologi Budidaya Tanaman)
22/46
22
c. Jumlah Lubang/petak =
1. Jagung =cmcmx
cmcmx
5040
300200
=2000
60000
= 30 lubang/petak
2. Kangkung Darat =cmcmx
cmcmx
3025
300200
=750
60000
= 80 lubang/petak
3. Kacang Tanah =cmcmx
cmcmx
2025
300200
=500
60000
= 120 lubang/petak
d. Kebutuhan Benih/petak = DK x jumlah lubangKonversi daya kecambah:
> 80% = 1 benih per lubang
65% - 80% = 2 benih per lubang
< 65% = 3 benih per lubang
1. JagungKebutuhan Benih/petak = 50 % x 30
= 3 x 30
= 90 biji / petak
2. Kacang tanahKebutuhan Benih/petak = 100 % x 80
= 1 x 120
= 120 biji / petak
3. Kangkung DaratKebutuhan Benih/petak = 30 % x 80
5/24/2018 Laporan Tbt (Teknologi Budidaya Tanaman)
23/46
23
= 3 x 80
= 180 biji/petak
2. PembahasanBenih bermutu adalah benih yang telahdinyatakan sebagai benih yang
berkualitas tinggi dari jenis tanaman unggul. Benih yang berkualitas tinggi
memiliki daya tumbuh lebih dari 90%, dengan ketentuhan memiliki viabilitas
atau dapat mempertahankan kelangsungan pertumbuhan menjadi tanaman
yang baik atau mampu berkecambah tumbuh dengan normal merupakan
tanaman yang menghasilkan yang sering disebut benih yang sudah matang.
Selain itu benih bermutu harus memiliki kemurnian yang artinya terbebas dari
kotoran, terbebas dari benih jenis tanaman lain, terbebas dari biji herbal,
hama dan penyakit.
Ciri-ciri benih yang baik adalah mempunyai warna mengkilap, halus
dan tidak keriput, serta tidak ada goresan/cacat. Biji yang tidak memiliki
kriteria tersebut, maka biji tidak layak untuk pembenihan. Apabila biji
memenuhi kriteri tersebut, maka biji dapat langsung digunakan untuk benih,
kemudian bisa dilakukan uji lebih lanjut secara kuantitatif untuk menghitung
kebutuhan benih.
Pada praktikum ini setiap kelompok melakukan pemilihan benih
kemudian mengambil 100 biji tiap komoditas kemudian ditimbang untuk
mengetahui beratnya. Penghitungan 100 benih ini berfungsi untuk
menganalisis selisih berat benih terbesar dan yang terkecil serta untuk
menganalisis keberhasilan biji untuk berkecambah. Kemudian memilih 10
biji pada masing-masing komoditas, dengan kriteria ukurannya besar, tidak
busuk, mengkilap, biji tidak keriput dan warnanya tidak jauh beda dengan
yang lain. Dari hasil penimbangan 100 biji ini diketahui bahwa berat rata-rata
jagung, kacang tanah dan kangkung darat berturut-turut yaitu sebesar 22,74
gram ; 36,15 gram dan 5,01 gram.
Uji kuantitatif yang dapat dilakukan yaitu dengan cara menghitung DK
(Daya Kecambah) dan KK (Kecepatan Kecambah) suatu biji. Daya kecambah
5/24/2018 Laporan Tbt (Teknologi Budidaya Tanaman)
24/46
24
merupakan presentase benih yang berkecambah dari keseluruhan benih yang
tersedia. Uji Daya Kecambah ini sangat diperlukan untuk menghitung tingkat
keberhasilan perkecambahan suatu biji, sehingga dapat digunakan untuk
memprediksi jumlah benih yang diperlukan dalam satu lubang tanam. Uji
Kecepatan kecambah digunakan untuk menghitung kecepatan benih untuk
melakukan perkecambahan. Benih yang baik memiliki kecepatan kecambah
yang lebih besar daripada benih yang tidak baik/rusak.
Tujuan dilakukan penghitungan daya kecambah dan kecepatan
kecambah ini adalah untuk mengetahui kualitas dari benih. Selain itu dengan
penghitungan daya kecambah kita dapat mengetahui viabilitas suatu benih
untuk berkecambah, sehingga kita dapat memprediksi bagaimana kemampuan
suatu benih untuk tumbuh sebelum ditanam, dan hal ini akan meminimalisir
kegagalan yang disebabkan oleh kualitas benih yang buruk. Sedangkan
dengan penghitungan kecepatan berkecambah suatu benih kita dapat
memprediksi pada usia berapa hari benih tersebut akan berkecambah. Benih
yangt bagua adalah benih yang memiliki daya kecambah dan kecepatan
kecambah yang tinggi.
Kecepatan kecambah adalah kemampuan benih untuk berkecambah
dalam waktu yang cepat. Untuk mengetahui kecepatan kecambah diadakan
perkecambahan benih di dalam petridish yang dilapisi kertas buram yang
diberi sedikit air. Perkecambahan dilakukan pada petridish yang masing-
masing berisi sepuluh benih agar bisa digunakan sebagai pembanding.
Setelah empat hari penyimpanan, jumlah kecambah dihitung dari masing-
masing petridish guna mengetahui kecepatan kecambah (KK). Kecepatan
kecambah dapat dihitung dengan membagi jumlah benih yang sudah
berkecambah dibagi seluruh benih yang dikecambahkan dikali 100% dan
dihitung untuk masing-masing ulangan. Pada jagung didapat kecepatan
kecambahnya 50 %, kacang tanah 100 % dan kangkung darat 20 %.
Daya kecambah adalah persentase kemampuan suatu benih tanaman
untuk berkecambah. Daya kecambahan suatu benih dapat dihitung dengan
cara membandingkan jumlah benih yang berkecambah pada hari ketujuh
5/24/2018 Laporan Tbt (Teknologi Budidaya Tanaman)
25/46
25
dengan jumlah benih yang dikecambahkan kemudian dikalikan 100 %. Dari
hasil perhitungan, daya kecambah biji jagung yaitu 50 %, kacang tanah
memiliki daya kecambah sebesar 100 %, dan biji kangkung darat memiliki
daya kecambah 30 %.
Setelah mengetahui nilai daya kecambah masing-masing benih
komoditas tanaman, maka dapat digunakan untuk menghitung kebutuhan
benih per petak lahan yang akan ditanami. Konversi daya kecambah terhadap
kebutuhan benih jika daya kecambah > 80% maka 1 benih per lubang, 65% -
80% kebutuhannya 2 benih per lubang dan < 65 % kebutuhannya 3 benih per
lubang. Sehingga dapat diketahui kebutuha benih per lubang komoditas
tanaman jagung, kacang tanah dan kangkung darat yaitu 3 biji, 1 biji dan 3
biji.
Luas petak tanah yang digunakan adalah 2 m x 3 m. Jumlah lubang
tanaman jagung adalah 30 lubang dengan jarak tanam 40 cm x 50 cm, kacang
tanah 120 lubang dengan jarak tanam 25 cm x 20 cm atau perlakuan J2, dan
kangkung darat 80 lubang dengan jarak tanam 25 cm x 30 cm. Sehingga
kebutuhan benih komoditas jagung, kacang tanah dan kangkung darat per
petak lahan dengan luas 2 m x 3 m berturut-turut adalah 90 biji, 120 biji dan
240 biji.
C.Penanaman, Pemeliharaan dan Panen1. Jagung (Zea mays)
a. Tinggi Tanaman JagungTabel 4.3.1 Tinggi Rata-rata Tanaman Jagung
MST Tinggi (cm) Keterangan1 12,2
2 30,6
3 72,2
4 104,7
5 155
6 196,6 Saat muncul bunga
7 222,1 Saat muncul bunga
8 236
Sumber : Laporan Sementara
5/24/2018 Laporan Tbt (Teknologi Budidaya Tanaman)
26/46
26
Gambar 4. 1 Grafik Rata-rata Tinggi Tanaman Jagung Per Minggu
Pada dasarnya pertumbuhan tanaman dibedakan menjadi dua
yaitu pertumbuhan vegetatif dan generatif. Pertumbuhan vegetatif
merupakan pertumbuhan organ-organ tumbuhan, sedangkan fase
reproduktiftanaman jagungadalah masa ketika tanaman telah mampu
membentuk organ-organ reproduksi dan melangsungkan proses
reproduksi untuk membentuk biji. Fase ini terjadi setelah pertambahan
jumlah dan volume sel memadai (tanaman mencapai jumlah primordia
tertentu yang memungkinkan tanaman untuk mulai berbunga), yang
ditandai dengan stabilnya pembelahan sel, pola pembelahan berubah
untuk mulai membentuk meristem lateral. Tanaman memasuki fase
reproduktif setelah tercapainya suatu karakter genetik yang disebut size
effect dan endogenous timing. Size effect adalah ukuran tertentu yang
berhubungan dengan kemampuan tanaman mengatur penyerapan, suplai
dan alokasi makanan. Endogenous timing adalah umur tertentu yang
secara genetis berhubungan dengan kesiapannya untuk berbunga.
Berdasarkan data pada tabel 4.3.1 dan gambar 4.1 di atas dapat
dikatakan bahwa tinggi tanaman jagung selalu mengalami kenaikan dari
minggu ke minggu. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan tanaman
jagung berjalan baik. Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
tanaman jagung ini, diantaranya faktor internal (kualitas benih jagung
0
50
100
150
200
250
1 2 3 4 5 6 7 8
TInggiTanaman
MST
Grafik Tinggi rata-rata Tanaman Jagung
Tinggi Tanaman
5/24/2018 Laporan Tbt (Teknologi Budidaya Tanaman)
27/46
27
yang memang merupakan benih unggul) dan faktor eksternal
(kecukupan pupuk dan air yang diberikan). Pada minggu 1-minggu ke-6
pertumbuhan jagung selalu mengalami peningkatan secara konstan,
sedangkan mulai minggu ke-7 sampai ke-8 pertumbuhan jagung tetap
meningkat, tetapi peningkatannya relatif lebih rendah dari minggu-
minggu sebelumnya. Hal ini dikarenakan pertumbuhan jagung
berpindah dari fase pertumbuhan vegetatif (akar, batang dan daun)
menuju fase generatif (pertumbuhan organ-organ generatif), sehingga
pertumbuhan organ-organ vegetatif menurun.
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan atau pertambahan tinggi
tanaman antara lain ketersediaan unsur hara dan air. Tercukupinya
unsur hara dan air yang diperlukan tanaman akan memperlancar
fotosintesis, sehingga pertumbuhan dapat optimal. Tanah yang
digunakan sebagai lahan praktikum mengandung unsur hara yang cukup
dan pada saat persiapan lahan sebelum tanam juga telah diberi pupuk,
sehingga kecukupan unsur hara tercukupi. Unsur hara digunakan oleh
tanaman untuk proses fotosintesis, jika unsur hara tercukupi maka
proses fotosintesis dapat berjalan dengan baik, sehingga pertumbuhan
tanaman juga dapat tumbuh dengan optimal.
Tabel 4.3.2 Purata Tinggi Tanaman Jagung
Perlakuan Tinggi Tanaman
P0 218
P1 202
P2 218
P3 213Sumber : Data Rekapan
5/24/2018 Laporan Tbt (Teknologi Budidaya Tanaman)
28/46
28
Gambar 4. 2 Histogram Purata Tinggi Tanaman Jagung
Berdasarkan tabel 4.3.2 dan gambar 4.2 tentang purata tinggi
tanaman jagung diatas, dapat dilihat perlakuan yang menghasilkan
tinggi tanaman paling baik yaitu pada P0 (Kontrol) dan P2 (pemberian
pupuk daun 21 hari setelah tanam) yaitu sebesar 218 cm dan yang
paling pendek pada P1 (pemberian pupuk daun 14 hari setelah tanam)
yaitu 202 cm. Hal ini terjadi karena pada 21 hari setelah tanam
merupakan saat-saat dimana tanaman melakukan pertumbuhan vegetatifsecara optimal, sehingga memerlukan banyak nutrisi bagi
pertumbuhannya. Dengan memberikan pupuk daun maka tanaman
jagung dapat bertambah tinggi karena fungsi dari pupuk itu sendiri
(lebih tepatnya pemberian pupuk N) adalah untuk menambah tinggi
tanaman.
b. Berat Brangkasan JagungTabel 4.3.3 Anova Berat Brangkasan Jagung Terhadap Saat Pemupukan
Source DF SS MS F P
Perlakuan 3 74537 24845,6 5,37 0,010
Ulangan 5 26997 5399,4 1,17 0,370
Error 15 69353 4623,6
Total 23 170887
Sumber : Data Rekapan
S = 68,00 RSq = 59,42% RSq (adj) = 37,77%
Berdasarkan tabel Anova tentang pengaruh pupuk daun terhadap
berat kering tanaman jagung dapat diketahui bahwa nilai P perlakuan
190
195
200
205
210
215
220
P0 P1 P2 P3
Purata Tinggi Tanaman Jagung
Tinggi Tanaman
i
i
Perlakuan
5/24/2018 Laporan Tbt (Teknologi Budidaya Tanaman)
29/46
29
sebesar 0.010 ternyata lebih kecil dari 0,05, dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa hasil yang didapat signifikan (berbeda nyata).
Artinya adalah bahwa waktu pemberian pupuk daun mempengaruhi
besarnya berat kering tanaman jagung yang dihasilkan. Hal ini karena
pemberian pupuk daun atau unsur makro mempengaruhi pertumbuhan
tanaman dengan waktu pembarian yang berbeda. Pertumbuhan tanaman
jagung yang optimal maka berat kering tanaman jagung yang dihasilkan
akan maksimal. Dengan hama dan gulma tanaman yang dapat
terkendali, karena setiap minggunya dilakukan pendangiran untuk
menghilangkan hama dan gulma pada tanah.
c. Berat Tongkol dengan Klobot JagungTabel 4.3.4 Anova Berat Tongkol Dengan Klobot Jagung Terhadap Saat
Pemupukan
Source DF SS MS F P
Perlakuan 3 12866 4288,8 0,32 0,809
Ulangan 5 48154 9630,9 0,72 0,616
Error 15 199553 13303,6
Total 23 260574
Sumber: Data Rekapan
S = 115.3 RSq = 23,42% RSq (adj) = 0,00%
Pertumbuhan tanaman jagung yang baik akan menghasilkan berat
tongkol yang besar dan bermutu, berbiji besar dan padat. Salah satu
faktor yang menunjang pertumbuhan tanaman jagung baik secara
vegetatif maupun secara generatif adalah pemberian pupuk. Tanaman
jagung yang diberi pupuk yang tepat dosis, tepat cara dan tepat waktu
dapat menghasilkan tongkol yang besar.
Berdasarkan tabel 4.3.4 di atas tentang pengaruh pemupukan
terhadap berat kering tanaman jagung dapat diketahui nilai P perlakuan
sebesar 0,809 dan nilai P ulangan sebesar 0,616 ternyata nilai P
keduanya lebih besar dari 0,05, sehingga didapatkan hasil yang non
signifikan (tidak berbeda nyata). Hal tersebut berarti bahwa perlakuan
pemberian pupuk daun tidak mempengaruhi terhadap berat tongkol
dengan klobot pada tanaman jagung. Pengaruh pemberian pemupukan
5/24/2018 Laporan Tbt (Teknologi Budidaya Tanaman)
30/46
30
ini lebih kepada proses fotosintesis dan respirasi pada tanaman yang
digunakan untuk pertumbuhan organ-organ vegetatif tanaman. Keadaan
yang semacam ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain
adalah kurangnya ketelitian dalam perawatan yang memadai selama
penanaman sampai panen, seperti penyiraman yang tidak teratur dan
tidak sampai lembab, sehingga tanah cepat kering kembali. Kurangnya
kandungan air dalam tanah berpengaruh terhadap proses fisiologis
dalam tanaman, dan hal tersebut berpengaruh juga terhadap
pertumbuhan tanaman, hal ini karena air memegang peranan penting
terhadap proses fotosintesis tanaman jagung.
d. Berat Tongkol Tanpa Klobot JagungTabel 4.3.5 Anova Berat Tongkol Tanpa Klobot Jagung Terhadap Saat
Pemupukan
Source DF SS MS F P
Perlakuan 3 2377,7 792,58 0,17 0,913
Ulangan 5 16181,4 3236,29 0,71 0,628
Error 15 68719,4 4581,29
Total 23 87278,6
Sumber : Data Rekapan
S = 67,69 RSq = 21,26% RSq (adj) = 0,00%
Pertumbuhan tanaman jagung secara generatif mempengaruhi
dalam pembentukan tongkol pada tanaman jagung. Salah satu faktor
yang dapat meningkatkan kualitas pertumbuhan tanaman jagung secara
generatif adalah dengan pemberian pupuk. Pupuk daun baik untuk
mencukupi kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan tanaman jagung selama
proses pertumbuhan generatif tanaman jagung, sehingga dapat
meningkatkan kualitas dan kuantitas tongkol tanaman jagung.
Berdasarkan tabel 4.3.5 di atas dapat diketahui bahwa nilai P
perlakuan berat tongkol jagung tanpa klobot sebesar 0,913 yang lebih
besar dari 0,05, dan nilai P ulangan sebesar 0,628 yang juga lebih besar
dari 0,05 sehingga didapatkan hasil yang non signifikan (tidak berbeda
nyata). Hal tersebut berarti pemberian pupuk daun tidak mempengaruhi
berat tongkol tanpa klobot. Faktor yang mempengaruhi pertambahan
5/24/2018 Laporan Tbt (Teknologi Budidaya Tanaman)
31/46
31
berat tongkol tanpa klobot saat panen yaitu berat biji. Perhitungan berat
tongkol tanpa klobot penting dalam budidaya terutama hasil penjualan
produk.
e. Saat Muncul Bunga JagungTabel 4.3.6 Anova Saat Berbunga Jagung Terhadap Saat Pemupukan
Source DF SS MS F P
Perlakuan 3 12,5753 4,19176 1,90 0,173
Ulangan 5 8,1474 1,62949 0,74 0,607
Error 15 33,1363 2,20909
Total 23 53,8591
Sumber : Data RekapanS = 1,486 R-Sq = 38,48% R-Sq = 5,66%
Berdasarkan tabel 4.3.6 di atas dapat diketahui bahwa P perlakuan
saat muncul bunga adalah 0,173 dan P ulangan sebesar 0,607. Nilai P
hitung lebih dari 0,05 (tidak beda nyata), sehingga dapat dikatakan
bahwa pupuk daun tidak memiliki pengaruh yang nyata terhadap
munculnya bunga jantan dan betina pada tanaman jagung. Hal ini dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya waktu pemberian pupuk
daun maksimal pada 28 hari setelah tanam, pada tanaman belum
memasuki fase generatif, sehingga pupuk daun digunakan tanaman
untuk pertumbuhan vegetatif saja, yang mengakibatkan organ
reproduksi seperti bunga tidak terpengaruh oleh perbedaan pemberian
pupuk daun.
5/24/2018 Laporan Tbt (Teknologi Budidaya Tanaman)
32/46
32
2. Kacang Tanah (Arachis hipogaea)a. Tinggi Tanaman Kacang Tanah
Tabel 4.3.7 Rata-rata Tinggi Tanaman Kacang Tanah per-minggu
MSTRata-rata tinggi tanaman
kacang tanah (cm)
Keterangan
1 4,1
2 6,7
3 13,3
4 18,4 Saat bunga muncul
5 23,1 Saat bunga muncul
6 28
7 32,98 35,6
Sumber : Laporan Sementara
Gambar 4.3 Grafik Rata-rata Tinggi Tanaman Kacang Tanah
Menurut Silabury dan Cleon (1995), pertumbuhan pada tumbuhan
berlangsung terbatas pada beberapa bagian tertentu, yang terdiri
sejumlah sel yang baru saja dihasilkan melalui proses pembelahan sel di
meristem. Pertumbuhan atau pertambahan ukuran mudah dirancukan
dengan pembelahan sel di meristem tanaman.
Berdasarkan tabel 4.3.7 dan gambar 4.3, maka dapat diketahui
bahwa tinggi tanaman rata-rata/minggu tanaman kacang tanah selalu
bertambah atau mengalami peningkatan. Akan tetapi peningkatannya
tidak tetap terkadang peningkatannya pesat terkadang peningkatannya
0
5
10
15
20
25
30
35
40
1 2 3 4 5 6 7 8
TinggiTanaman
MST
Grafik Tinggi Rata-rata Tanaman Kacang tanah
Tinggi kacang tanah
5/24/2018 Laporan Tbt (Teknologi Budidaya Tanaman)
33/46
33
lebih kecil dibanding minggu sebelumnya. Jika dilihat pada grafik garis
akan cenderung vertikal. Hal ini dikarenakan pada kacang tanah
mengalami perlakuan J2 dimana jarak tanamnya 25x20 cm per petak
dan terdapat 120 tanaman yang menyebabkan jarak antar tanaman
sangat dekat sehingga tanaman kacang tanah saling bersaing untuk
mendapatkan unsur hara. Pada minggu 1 sampai minggu ke-4
pertumbuhan kacang tanah paling maksimal, karena pada minggu
tersebut pertumbuhan kacang tanah pada fase vegetatif. Sedangkan
pada minggu ke-4 sampai miggu ke-8 pertumbuhan meningkat tetapi
tidak sebesar minggu-minggu sebelumnya, hal ini dikarenakan pada
mingu tersebut pertumbuhannya pada fase generatif (organ reproduksi)
seperti pembentukan bunga dan dilanjutkan pembentukan biji.
Tabel 4.3.8 Purata Tinggi Tanaman Kacang Tanah
Perlakuan Tinggi Tanaman
J1 39
J2 37
J3 42
J4 37
Sumber : Data Rekapan
Gambar 4.4 Histogram Purata Tinggi Tanaman Kacang Tanah
Berdasarkan tabel 4.3.8 dan gambar 4.4, maka dapat diketahui
perlakuan yang menghasilkan tinggi tanaman paling baik yaitu pada
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
J1 J2 J3 J4
Purata Tinggi Tanaman Kacang Tanah
Tinggi Tanaman
TinggiTanaman(cm)
Perlakuan
5/24/2018 Laporan Tbt (Teknologi Budidaya Tanaman)
34/46
34
jarak tanam 25 x 25 cm (perlakuan J3) dan yang paling pendek pada
tanaman dengan jarak 25 x 20 cm (perlakuan J2) dan 25 x 30 cm
(perlakuan J4). Hal ini dapat membuktikan bahwa jarak tanam
berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Terjadinya perebutan
unsur hara dan air juga akan semakin besar jika jarak antar tanaman
terlalu dekat. Namun, jarak yang cukup jauh, maka semakin kecil
terjadinya perebutan unsur hara di antara tanaman.
Pertumbuhan tanaman kacang tanah secara generatif
mempengaruhi dalam pembentukan polong. Fase pertumbuhan secara
generatif bertujuan untuk pembentukan bunga dan biji. Salah satu faktor
yang dapat meningkatkan kualitas pertumbuhan tanaman kacang tanah
secara generatif adalah dengan pengaturan jarak tanam yang teratur dan
agak renggang. Jarak tanam yang terlalu rapat akan menggangu
tanaman kacang tanah dalam pertumbuhan karena adanya persaingan
dalam memperebutkan unsur hara, serta daunnya bisa saling menaungi
akibatnya sinar matahri tidak dapat diserap oleh tanaman kacang tanah
secara maksimal. Keadaan yang demikian akan berpengaruh juga
terhadap proses fotosintesis. Selain jarak tanam dan unsur hara faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan kacang tanah antara lain cahaya,
kelembaban, air dan suhu serta hormon.
b. Berat Brangkasan Kering Kacang TanahTabel 4.3.9 Anova Berat Brangkasan Kering Kacang Tanah Terhadap
Jarak Tanam
Source DF SS MS F PPerlakuan 3 1217,01 405,670 2,91 0,069
Ulangan 5 1172,68 234,536 1,68 0,199
Error 15 2089,24 139,304
Total 23 4479,24
Sumber : Data Rekapan
S = 11,80 RSq = 53,35% RSq (adj) = 28,47%
Berdasarkan tabel 4.3.9 tentang pengaruh jarak tanam terhadap
berat brangkasan kering tanaman kacang tanah, maka dapat diketahui
bahwa nilai P perlakuan sebesar 0.069 dan P ulangan 0,199 ternyata
5/24/2018 Laporan Tbt (Teknologi Budidaya Tanaman)
35/46
35
lebih besar dari 0,05, dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil
yang didapat tidak signifikan (tidak berbeda nyata). Artinya adalah
bahwa pengaturan jarak tanam tidak mempengaruhi besarnya berat
brangkasan kering tanaman kacang tanah yang dihasilkan. Hal ini
terjadi karena disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu faktornya
adalah perawatan tanaman kacang tanah yang kurang memadai
sehingga mempengaruhi pertumbuhan tanaman kacang tanah sendiri
seperti penyiraman dan pengendalian gulma dan hama. Kebutuhan air
yang kurang dapat berpengaruh terhadap proses fotosintesis, sehingga
berpengaruh juga terhadap pertumbuhan tanaman kacang tanah.
Pertumbuhan tanaman kacang tanah terhambat maka berat kering
tanaman kacang tanah yang dihasilkan tidak maksimal. Sedangkan
gulma dan hama yang tidak terkendali dapat membuat tanaman kacang
tanah menjadi kerdil. Hal ini karena gulma mengambil unsur hara yang
berada dalam petak tanaman kacang tanah, dan hama tanaman kacang
tanah dapat membuat tanaman kacang tanah menjadi rusak. Menurut
Sitompul dan Guritno (1995), apabila dua atau lebih tanaman ditanam
dengan jarak cukup dekat dan ketersediaan unsur hara dan air terbatas,
maka kompetisi akan faktor tumbuh tersebut akan terjadi. Organ yang
terlibat langsung dalam kompetisi tersebut adalah terutama akar,
sehingga daya kompetitif tanaman tergantung pada kapasitas akar.
c. Berat Polong Isi Kacang TanahTabel 4.3.10 Anova Berat Polong Isi Kacang Tanah Terhadap Jarak
TanamSource DF SS MS F P
Perlakuan 3 323,277 107,781 0,65 0,596
Ulangan 5 499,18 99,835 0,60 0,701
Error 15 2494,74 166,316
Total 23 3317,26
Sumber : Data Rekapan
S = 12,90 RSq = 24,80% RSq (adj) = 0,00%
Pertumbuhan tanaman kacang tanah yang baik akan
menghasilkan polong isi yang besar dan bermutu, berbiji besar dan
5/24/2018 Laporan Tbt (Teknologi Budidaya Tanaman)
36/46
36
padat. Jarak tanam berpengaruh terhadap tinggi tanaman, jarak tanam
yang sempit akan membuat tanaman semakin tinggi, tetapi jika
jaraknya semakin sempit maka hanya tanamannya saja yang tinggi
tetapi hasilnya tidak maksimal. Sebaliknya jika jarak tanamnya lebar
maka tidak kompetisi memperebutkan unsur unsur yang dibutuhkan
oleh tanaman, sehingga hasilnya akan semakin banyak dan besar.
Tanaman kacang tanah yang ditanam dengan jarak tanam yang teratur
yaitu yang sesuai untuk budidaya kacang tanah maka akan
menghasilkan polong isi yang banyak.
Berdasarkan tabel 4.3.10 tentang berat polong isi kacang tanah
dengan jarak tanam, maka dapat diketahui bahwa nilai P perlakuan
sebesar 0,596 dan P ulangan 0,701 ternyata lebih besar dari 0,05,
sehingga didapatkan hasil yang non signifikan (tidak berbeda nyata).
Hal ini karena jarak tanam tidak mempengaruhi berat polongan kacang
tanah, sebabnya adalah jarak tanam yang hubungannya dengan
kompetisi tidak mempengaruhi kompetisi hasil atau cadangan makanan
tanaman.
d. Berat Polong Hampa Kacang TanahTabel 4.3.11 Anova Berat Polong Hampa Kacang Tanah Terhadap
Jarak Tanam
Source DF SS MS F P
Perlakuan 3 72,277 24,0925 1,12 0,375
Ulangan 5 158,429 31,6857 1,47 0,256
Error 15 322,602 21,5068
Total 23 553,308
Sumber: Data Rekapan
S = 4,638 RSq = 41,70% RSq (adj) = 10,60%
Pertumbuhan tanaman kacang tanah secara generatif
mempengaruhi dalam pembentukan polong. Fase pertumbuhan secara
generatif bertujuan untuk pembentukan bunga dan biji. Salah satu
faktor yang dapat meningkatkan kualitas pertumbuhan tanaman kacang
tanah secara generatif adalah dengan pengaturan jarak tanam yang
teratur dan agak renggang. Jarak tanam yang terlalu rapat akan
5/24/2018 Laporan Tbt (Teknologi Budidaya Tanaman)
37/46
37
menggangu tanaman kacang tanah dalam pertumbuhan karena adanya
persaingan dalam memperebutkan unsur hara, serta daunnya bisa saling
menaungi akibatnya sinar matahri tidak dapat diserap oleh tanaman
kacang tanah secara maksimal. Keadaan yang demikian akan
berpengaruh juga terhadap proses fotosintesis.
Berdasarkan tabel 4.3.11 di atas dapat diketahui bahwa nilai P
perlakuan dan P ulangan berat polong hampa berturut-turut sebesar
0,372 dan 0,256 yang lebih besar dari 0,05, sehingga didapatkan hasil
yang non signifikan (tidak berbeda nyata). Hal tersebut berarti
pengaturan jarak tanam tidak mempengaruhi berat polong hampa
tanaman kacang tanah.
e. Saat Bunga Muncul Kacang TanahTabel 4.2.12 Anova Saat Berbunga Kacang Tanah Terhadap Jarak
Tanam
Source DF SS MS F P
Perlakuan 3 12,5753 4,19176 1,90 0,173
Ulangan 5 8,1474 1,62949 0,74 0,607
Error 15 33,1363 2,20909Total 23 53,8591
Sumber: Data Rekapan
S = 1,486 RSq = 38,48% RSq (adj) = 5,66%
Berdasarkan tabel 4.3.12 di atas dapat diketahui bahwa P
perlakuan dan ulangan saat muncul bunga berturut-turut adalah 0,173
dan 0,607. Nilai P lebih besar dari 0,05, sehingga dapat dikatakan
bahwa jarak tanam tidak memiliki pengaruh yang nyata terhadap
munculnya bunga pada tanaman kacang tanah. Artinya jarak tanam
tidak mempengaruhi pembungaan pada setiap perlakuan. Hal ini bisa
dikarenakan factor alam seperti hujan dan angin yang meyebabkan
bunga kacang tanah jatuh pada saat pengamatan. Sehingga data yang
diperoleh tidak valid.
5/24/2018 Laporan Tbt (Teknologi Budidaya Tanaman)
38/46
38
3. Kangkung Darat (Ipomoea reptana)a. Jumlah Cabang Kangkung Darat
Tabel 4.3.13 Jumlah Cabang Tanaman Kangkung Darat
MST Rata-rata Jumlah Cabang
1 0
2 0
3 0,8
4 1,1
5 1,7
6 3,3
7 3,448 4
Sumber : Laporan Sementara
Gambar 4.5 Grafik Rata-rata Jumlah Cabang Kangkung Darat
Di dalam pola pertumbuhan tanaman, pertumbuhan ujung batang
yang dilengkapi dengan daun muda bila mengalami hambatan, maka
pertumbuhan tunas akan tumbuh ke arah samping. Misalnya saja terjadi
pemotongan pada ujung batang (pucuk) maka akan tumbuh tunas pada
ketiak daun. Fenomena itu dinamakan apical dominance
(Delvin, 1975).
Dari hasil pengamatan tabel dan grafik diatas, terlihat bahwa
pertambahan jumlah cabang rata-rata/minggu tanaman kangkung darat
0
0.5
1
1.5
22.5
3
3.5
4
4.5
1 2 3 4 5 6 7 8
Rata-rataJum
lahCabang
MST
Grafik Rata-rata Jumlah Cabang Kangkung Darat
Jumlah Cabang
5/24/2018 Laporan Tbt (Teknologi Budidaya Tanaman)
39/46
39
dimulai setelah minggu ketiga. Kenaikkan yang ada tidak terjadi tiap
minggu, pada minggu pertama sampai minggu kedua tidak terjadi
peningkatan jumlah cabang, yang cenderung tetap. Pertumbuhan yang
terhambat karena pertumbuhan tunas apikal, dengan tumbuhnya tunas
lateral yang sifatnya tegak lurus dengan matahari, maka jumlah
penangkapan sinar matahari pun lebih besar yang berarti fotosintesis
dilakukan oleh tanaman dapat lebih optimal. Karena jumlah daun yang
melakukan fotosintesis lebih banyak maka energi yang diperoleh pun
juga akan lebih banyak sehingga kualitas dan jumlah cabang
terpengaruh
Tabel 4.3.14 Purata Tinggi Tanaaman Jagung
Perlakuan Jumlah Cabang
M0 8
M1 3
M2 4
M3 4
Sumber : Data Rekapan
Gambar 4.6 Histogram Purata Jumlah Cabang Kangkung Darat
Berdasarkan histogram purata jumlah cabang tanaman kangkung
darat diatas dapat dilihat perlakuan yang menghasilkan cabang paling
banyak yaitu pada tanaman yang tidak diberi perlakuan pemangkasan
yaitu sebanyak 8 dan yang paling sedikit pada tanaman yang diberi
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
M0 M1 M2 M3
Purata Jumlah Cabang Tanaman Kangkung Darat
Jumlah Cabang
JumlahCabang
Perlakuan
5/24/2018 Laporan Tbt (Teknologi Budidaya Tanaman)
40/46
40
perlakuan pemangkasan pada umur 14 hari setelah tanam yaitu
sebanyak 3 cabang.
Pemangkasan adalah suatu upaya yang penting karena organ-
organ baru terbentuk secara khusus dari bahan-bahan yang tersimpan
dalam proses pemangkasan, dan hidup batang terjamin setelah adanya
penyembuhan bagian yang terpotong. Penyembuhan dan pembentukan
bagian akar yang bersentuhan dengan tanah lebih mudah dikendalikan
dengan jalan pemangkasan murni untuk menghindari rusaknya jaringan.
Dilihat dari hasil analisis data di atas dapat diketahui bahwa
pemangkasan berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman
kangkung darat. Proses penghambatan dominansi apikal yang berhasil
dapat diketahui dengan melihat banyaknya tunas lateral yang tumbuh
disetiap ketiak daun tanaman yang dipangkas dan banyaknya jumlah
bunga yang dihasilkan tanaman dibandingkan dengan tanaman yang
tidak dipangkas (kontrol).
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kangkung darat antara
lain: Curah hujan, kangkung darat dapat tumbuh dengan capat pada
musim hujan; Gulma, keberadaan gulma sangat mempengarui
pertumbuhan kangkung darat, semakin banyak gulma maka
pertumbuhan kangkung darat semakain terhambat; Cahaya, tanaman
kangkung darat membutuhkan acupan sinar matahari yang cukup tanpa
naungan; Suhu, apabila kangkung ditanam di tempat yang terlalu panas,
maka batang dan daunnya menjadi agak keras.
b. Berat Brangkasan Kering Kangkung DaratTabel 4.3.15 Anova Berat Brangkasan Kering Kangkung Darat
Terhadap Pemangkasan
Source DF SS MS F P
Perlakuan 3 13,685 4,56169 0,60 0,627
Ul 5 40,556 8,11122 1,06 0,419
Error 15 114,601 7,64008
Total 23 168,842
Sumber : Data Rekapan
S = 2,764 R
Sq = 32,13% R
Sq (adj) = 0,00%
5/24/2018 Laporan Tbt (Teknologi Budidaya Tanaman)
41/46
41
Berdasarkan tabel 4.3.15 menunjukan bahwa berat berangkasan
kangkung darat terhadap pemangkasan berpengaruh tidak nyata. Hal ini
ditunjukan dengan nilai P perlakuan 0,627 dan P ulangan 0,419 lebih
besar dari 0,05. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa hal yaitu
pemeliharaan dan naungan antara tanaman. Pada saat pemeliharaan
tanaman, terjadi persaingan dalam mendapatkan sinar matahari. Hal ini
dikarenakan pada tanaman yang tumbuh membelit pada tanaman yang
lain. Sehingga menutup stomata pada daun dan penerimaan cahaya
untuk proses fotosintesisnya rendah. Apabila fotosintesisnya rendah,
maka berat yang dihasilkan berpengaruh tidak nyata. Faktor
pemeliharaan erat hubungannya dengan pengendalian gulma. Gulma
yang tumbuh terkadang tertutup oleh tanaman kangkung darat (seperti
membentuk kanopi kecil), sehingga pengendalian kurang intensif dan
terjadi persaingan hara antara tanaman budidaya dengan gulma.
c. Jumlah Cabang Kangkung Darat Terhadap PemangkasanTabel 4.3.16 Anova Jumlah Cabang Kangkung Darat
Source DF SS MS F P
Perlakuan 3 71,141 23,7138 1,96 0,163
Ul 5 94,336 18,8672 1,56 0,231
Error 15 181,386 12,0924
Total 23 346,864
Sumber : Data Rekapan
S = 3,477 RSq = 47,71% RSq (adj) = 19,82%
Berdasarkan tabel 4.3.16 dapat dilihat jika P hitung lebih besar
dari 0,05. Nilai P hitung sebesar 0,297. Hal ini menunjukkan bahwa
perlakuan pemangkasan tidak memberikan hasil hasil yang berarti (non
signifikan). Setelah ditanam, selanjutnya dilakukan pemeliharaan
berupa penyiraman, penggemburan, pendangiran serta penyiangan.
Pengairan dilakukan setiap minggu dengan cara penyiraman. Hal ini
dilakukan agar kebutuhan air dapat tercukupi dan tanaman dapat
tumbuh dengan baik.
Dari hasil pengamatan pada saat pemeliharaan didapatkan
berbagai OPT pada tanaman kangkung darat ini. Gulma yang
5/24/2018 Laporan Tbt (Teknologi Budidaya Tanaman)
42/46
42
ditemukan antara lain putri malu (Mimosa pudica), dan alang-alang.
Untuk mengatasi gulma yang ada maka dilakuakan penyiangan pada
setiap minggunya. Sedangkan hama yang ada pada tanaman tersebut
antara lain kepik, ulat dan belalang. Dalam praktikum ini
pemberantasan hama dilakukan pada saat persiapan lahan dan
perawatan setiap minggunya dengan melihat tmasing-masing tanaman
apakah terserang hama atau tidak.
5/24/2018 Laporan Tbt (Teknologi Budidaya Tanaman)
43/46
43
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan1. Persiapan Lahan
Berdasarkan hasil praktikum acara persiapan lahan dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
a. Sebelum dilakukan pengolahan tanah hama yang ditemukan berupabelalang, ulat dan kepik. Sedangkan gulma yang ada berupa alang-alang
dan putri malu, struktur tanahnya gumpal membulat, tekstur tekstur
geluh debuan, partikel tanahnya memadat, dan jenis tanah pada lahan
tersebut adalah Alfisol.
b. Setelah dilakukan pengelolaan terjadi sedikit perubahan antara lainhama dan gulma yang tidak ditemukan, dan perubahan partikel tanah
menjadi remah.
2. Pemilihan dan Perhitungan BenihBerdasarkan hasil praktikum acara pemilihan dan perhitungan
kebutuhan benih dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
a. Pemilihan benih dilakukan dengan memilih benih yang mengkilat,tidak keriput, tidak cacat, warna normal, daya kecambah tinggi,
kecepatan kecambah tinggi dan murni.
b. Daya kecambah (DK) jagung, kacang tanah, dan kangkung daratmasing-masing secara berurutan adalah 50%, 100%, dan 30%, sehingga
dapat dikatakan daya kecambah kacang tanah tinggi, jagung daya
kecambahnya sedang dan kangkung darat rendah.
c. Kecepatan kecambah (KK) jagung, kacang tanah, dan kangkung daratmasing-masing secara berurutan adalah 50%, 100%, dan 20%, sehingga
dikatakan kecepatan kecambah kacang tanah tinggi, jagung sedang dan
kangkung darat rendah.
d. Jumlah lubang tanaman per petak jagung, kacang tanah dan kangkungdarat masing-masing adalah 30 lubang/petak, 120 lubang/petak, 80
lubang/petak.
43
5/24/2018 Laporan Tbt (Teknologi Budidaya Tanaman)
44/46
44
e. Kebutuhan benih per petak jagung, kacang tanah dan kangkung daratmasing-masing adalah 90 biji/petak, 120 biji/petak, 240 biji/petak.
f. Kebutuhan benih per lubang jagung, kacang tanah dan kangkung daratmasing-masing adalah 1 biji/lubang, 2biji/lubang, 1 biji/lubang
3. Penanaman, Pemeliharaan dan Panena. Jagung (Zea mays)
Berdasarkan pengamatan terhadap penanaman, pemeliharaan dan
panen jagung dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1)Pertumbuhan jagung pada minggu 1-minggu ke-6 selalu mengalamipeningkatan secara konstan, sedangkan mulai minggu ke-7 sampai
ke-8 pertumbuhan jagung tetap meningkat, tetapi peningkatannya
relatif lebih rendah dari minggu-minggu sebelumnya.
2)Tinggi tanaman paling baik yaitu pada P0 (Kontrol) dan P2(pemberian pupuk daun 21 hari setelah tanam) yaitu sebesar 218 cm
dan yang paling pendek pada P1 (pemberian pupuk daun 14 hari
setelah tanam) yaitu 202 cm.
3)Perlakuan pemupukan pada jagung berpengaruh nyata terhadap beratbrangkasan basah jagung.
4)Perlakuan pemupukan tidak berpengaruh secara signifikan terhadapberat tongkol dengan klobot jagung yang dihasilkan
5)Perlakuan pemupukan tidak berpengaruh terhadap berat tongkoljagung tanpa klobot.
6)Perlakuan pemupukan berpengaruh signifikan terhadap saatberbunga tanaman jagung.
b. Kacang Tanah (Arachis hipogaea)Berdasarkan pengamatan terhadap penanaman, pemeliharaan dan
panen kacang tanah dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1)Pada minggu 1 sampai minggu ke-4 pertumbuhan kacang tanahpaling maksimal, sedangkan pada minggu ke-4 sampai miggu ke-8
pertumbuhan meningkat tetapi tidak sebesar minggu-minggu
sebelumnya.
5/24/2018 Laporan Tbt (Teknologi Budidaya Tanaman)
45/46
45
2)Tinggi tanaman kacang tanah paling baik yaitu pada jarak tanam25x25 cm (perlakuan J3) dan yang paling pendek pada tanaman
dengan jarak 25x20 cm (perlakuan J2) dan 25x30 cm (perlakuan J4),
sehingga dapat dikatakan bahwa jarak mempengaruhi pertumbuhan
tanaman.
3)Perlakuan jarak tanam pada tanaman kacang tanah tidak berpengaruhsignifikan terhadap berat brangkasan keringnya.
4)Perlakuan jarak tanam tidak berpengaruh signifikan terhadap beratpolong isi kacang tanah.
5)Perlakuan jarak tanam tidak berpengaruh signifikan terhadap beratpolong hampa kacang tanah.
6)Perlakuan jarak tanam terhadap saat berbunga kacang tanah tidakberpengaruh signifikan.
c. Kangkung darat (Ipomoea reptana)Berdasarkan pengamatan terhadap penanaman, pemeliharaan dan
panen kangkung darat dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1)Pembentukan jumlah cabang dimulai pada minggu ke-3 dan terjadikenaikan rata-rata secara konstan sampai minggu ke-6.
2)Cabang kangkung darat paling banyak yaitu pada tanaman yangtidak diberi perlakuan pemangkasan yaitu sebanyak 8 dan yang
paling sedikit pada tanaman yang diberi perlakuan pemangkasan
pada umur 14 hari setelah tanam yaitu sebanyak 3 cabang.
3)Perlakuan pemangkasan tidak berpengaruh signifikan terhadap beratbrangkasan kering kangkung darat.
4)Perlakuan pemangkasan tidak berpengaruh nyata pada pembentukanjumlah cabang kangkung darat.
B. SaranBerdasarkan pelaksanaan praktikum Teknologi Budidaya Pertanian
dapat diberikan saran sebagai berikut :
1. Jadwal pelaksanaan praktikum lebih ditata lagi, supaya praktikumselesainya tidak terlalu mepet akhir semester.
5/24/2018 Laporan Tbt (Teknologi Budidaya Tanaman)
46/46
46
2. Penjelasan mengenai prosedur kerja setiap acara lebih dijelaskan lagi,supaya praktikan benar-benar memahaminya dengan baik.
3. Perlunya monitoring yang lebih intensif dari co asisten maupun dari dosen