18
LAPORAN PRAKTIK SISTEM PEMINDAH TENAGA “Transaxle” Disusun Oleh : Echwan Bayu Suyuti 13504241044 Nanda Akbar Rastiana 13504241034 Bakat Jarimujaya 13504241039 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMITIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Laporan Transaxle

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan praktikum SPT Transaxle

Citation preview

LAPORAN PRAKTIK

SISTEM PEMINDAH TENAGA

“Transaxle”

Disusun Oleh :

Echwan Bayu Suyuti 13504241044

Nanda Akbar Rastiana 13504241034

Bakat Jarimujaya 13504241039

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMITIF

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2015

I. Kompetensi.

Memelihara/service, memperbaiki dan overhaul system pemindah tenaaga

kendaraan ringan.

II. Sub Kompetensi.

1. Mengidentifikasi unit transaxle dan komponen-komponennya.

2. Melepas dan memasang unit transaxle dengan cara yang benar.

3. Menjelaskan cara kerja transaxle dan komponen-komponennya.

4. Melakukan pemeriksaan, pengukuran dan mengidentifikasi gangguan serta cara

mengatasinya.

III. Alat dan Bahan.

1. Unit transaxle Timor.

2. 1 set Tool box.

3. Filler gauge, DTI, dan jangka sorong.

IV. Keselamatan Kerja

1. Menggunakan alat sesuai dengan fungsinya.

2. Saat membongkar mekanisme detent maupun interlock.Memastikan posisi netral

dan berhati-hati dengan bola baja, jangan sampai terpental dan mengenai mata

atau bahkan hilang.

3. Mengurutkan posisi komponen-komponen yang telah dibongkar, jangann ditaruh

secara acak dan saling bertumpuk.

4. Bekerja dengan hati-hati.

V. Dasar Teori.

1. Pengertian

Transaxle adalah transmisi, kopling dan diferensial yang dijadikan satu,

penempatannya di depan dengan penggerak roda depan ( FF ). Transaxle biasanya

dipakai pada kendaraan yang empunyai konfigurasu dengan mesin posisi

melintang. Pada konstruksi ini poros propeller tidak diperlukan lagi, sehingga

tenaga dari mesin langsung diberikan ke transmisi > diferensial > drive shaft >

roda-roda penggerak.

Jenis kopling yang dipakai pada transaxle adalah kopling jenis diafragma

( diafragma spring ).

Keuntungan transaxle adalah :

a. Konstruksi lebih kompak, ringan dan bentuknya lebih kecil, karena

diferensial, transmisi dan kopling dibuat menjadi satu kesatuan.

b. Karena diferensial ditempatkan di bawah mesin, maka lantai depan kendaraan

dapat dibuat lebih rendah dan lebih lebar. Hal ini juga disebabkan panjang

mesin semakin pendek.

c. Dengan tidak adanya poros propeller, maka ruangan kendaraan lebih luas,

disamping itu tidak timbul getaran atau suara yang disebabkan run out poros

propeller yang tidak seimbang.

d. Efisiensi pemindahan tenaga dari mesin ke roda-roda semakin tinggi, sehingga

memperkecil offset dari hypoid gear.

Kerugian transaxle adalah

a. Konstruksinya rumit.

b. Pembongkaran dan pemasangan lebih sulit daripada transmisi manual

c. Biaya perawatan yang lebih mahal.

2. Tipe Transaxle:

a. Manual transaxle

Gambar 1. Manual Transaxle

Transaxle manual adalah transmisi penggerak roda depan yang

pemindahan giginya masih manual atau pemindahan giginya dilakukan oleh

pengemudi dengan bantuan tuas

b. Automatic Transaxle

Gambar 2. Automatic Transaxle

Automatic transaxle adalah transmisi penggerak roda depan yang

pemindahan giginya secara otomatis. Dimana perpindahan gigi diatur oleh

suatu mekanisme yang biasanya menggunakan sistem hidrolik untuk

pemindah mengatur brake maupun clutch yang mempengaruhi ratio putar

input dan output shaft.

VI. Langkah Kerja

1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Melakukan pengamatan secara global tentang kondisi dan fungsi kerjanya.

3. Melakukan pembongkaran unit transaxle dengan langkah yang efektif, efisien,

dan sistematik.

Gambar 2.1. Pembongkaran Transaxle

4. Mempelajari kerja transaxle dan membuat sketsanya.

5. Melakukan pengamatan dan pengukuran yang diperlukan untuk mengetahui

kondisi transaxle.

6. Mendiskusikan mengenai kondisi komponen, kemungkinan penyebab kerusakan,

kemungkinan perbaikan serta kemungkinan akibat jika kerusakan terjadi dan

dibiarkan.

7. Melakukan pemasangan kembali terhadap kompnen-komponen yang dibongkar

secara efektif dan efisien.

8. Mengembalikan alat dan bahan serta membersihkan tempat praktikum.

VII. Hasil pengamatan dan pemeriksaan

A. Sketsa Kerja Transaxle

1. Perpindahan daya pada transaxle

a. Posisi netral

Input Shaft > 2nd > Drive Gear >2 nd Gear > 1st Gear

b. Posisi 1(First Gear)

Input Shaft >1st Gear > 1st Clutch Hub Sleeve > Output Shaft >

Differential Ring Gear > Differential

Gambar 3. Transaxle posisi gear 1

c. Posisi 2 (Second Gear)

Input Shaft > 2nd Gear > 1st Clutch Hub Sleeve > Output Shaft >

Differential Ring Gear > Differential

Gambar 4. Transaxle posisi gear 2

d. Posisi 3 (Third Gear)

Input Shaft > 2nd Clutch Hub Sleeve > 3rd Drive Gear > 3rd

Driven Gear > Output Shaft > Differential Ring Gear > Differential

Gambar 5. Transaxle posisi gear 3

e. Posisi 4 (Fourth Gear)

Input Shaft > 2nd Clutch Hub Sleeve > 4th Drive Gear > 4th Dirven Gear

Output Shaft > Differential Ring Gear > Differential

Gambar 6. Transaxle posisi gear 4

f. Posisi 5 (Fifth Gear)

Input Shaft > 2nd Clutch Hub Sleeve > 5th Drive Gear > 5th Dirven

Gear > Output Shaft > Diffential Ring Gear > Diffential

Gambar 7. Transaxle posisi gear 5

g. Posisi mundur (Reverse Gear)

Input Shaft > Reverse Idler Gear > Reverse Gear > Clutch Hub Sleeve >

Output Shaft > Differential Ring Gear > Differential

Gambar 8. Transaxle posisi mundur

B. Data dan Tabel Pemeriksaan

NoNama

KomponenJumlah Kondisi Foto

1 Shifting key 3 Hilang

2 Syncro cone 1Baik

3

Bearing

poros gigi

mundur

1Hilang

4 Pin pengait 6 Baik

5 Bearing jarum pada input shaft

1Hilang

6 Hub sleeve 1 Baik

7 Drive gear 5 Baik

C. Analisis Data

1. Shifting key

Komponen ini berfungsi untuk menahan posisi agar syncromesh unit

tidak berubah saat mesin berputar dan memutarkan unit transmisi. Cara

kerjanya adalah menahan gigi syncromesh yang terhubung dengan inner hub

sleeve. Jika shifting key hilang maka gigi akan mudah berpindah dengan

sendirinya saat putaran tinggi. Solusina adalah mengganti dengan shifting key

baru.

2. Syncro cone

Sebagai dudukan sycronizer ring. Cara kerjanya adalah sebagai

tumpuan saat sycronizer ring berputar bebas. Kemungkinan kerusakan yang

terjadi adalah syncro cone kering bahkan berkarat sehingga dapat

menimbulkan sycronizer ring aus karena bahannya terbuat dari kuningan.

Solusinya adalah mengganti sycronizer ring dan memberi pelumas transmisi

untuk menjaga keausan komponen terhadap gaya gesek yang bekerja.

3. Bearing poros gigi mundur

Berfungsi sebagai bantalan poros gigi mundur, cara kerjanya adalah

untuk memperhalus putaran poros gigi mundur agar halus dan

ringan(mengurangi hambatan gesek. Fungsi lainnya adalah menjaga agar yang

poros gigi mundur tidak bergesekan langsung dengan rumah porosnya, jadi

jika terjadi keausan komponen yang diganti adalah bearingnya. Kemungkinan

kerusakan yang terjadi jika bearing ini hilang adalah putaran menjadi

kasar(kocak) dan poros gigi mundur cepat aus dan timbul suara.

4. Pin pengait

Komponen ini berfungsi untuk mengaitkan shift fork dan fork. Cara

kerjanya adalah menjaga pergerakan antara shift fork dan fork agar bergerak

secara bersamaan untuk menggeser hub sleeve saat memindah gigi

percepatan. Jika pin ini hilang maka shift fork dan fork tidak terkait akibatnya

fork dan hub sleeve tidak bergerak dan gigi tidak berpindah. Solusinya adalah

mengganti dengan pin yang baru.

5. Bearing jarum

Berfungsi sebagai bantalan poros yang berputar. Cara kerjanya adalah

untuk memperhalus putaran poros agar tidak bergesekan langsung dengan

transmision case. Perawatannya dengan cara memberikan pelumas agar tidak

cepat aus dan tidak timbul suara. Jika rusak maka poros akan cepat aus dan

timbul suara yang berisik. Solusinya adalah mengganti bearing tersebut.

6. Hub sleeve

Hub sleeve berfungsi untuk meneruskan pemindahan tenaga dari shift

fork menuju syncromesh. Cara kerjanya adalah ketika tuas perseneling

digerakkan oleh pengemudi, maka akan diteruskan ke shift fork, fork, dan hub

sleeve menggunakan gigi sleeve inner untuk menggeser clutch hub dan

sycronizer ring.

7. Drive gear (gigi percepatan)

Berfungsi sebagai pengatur momen dan putaran sesuai dengan posisi

atau urutannya. Cara kerjanya adalah meneruskan putaran dari input shaft

menuju driven gear(counter gear pada transmisi manual) dan diferensial.

Kerusakan yang terjadi adalah gigi aus karena pelumasan yang kurang dan

perpindahan gigi yang kasar pada putaran tinggi. Solusinya adalah melakukan

perawatan berkala dan mengganti oli transmisi. Jika sudah rusak harus

mengganti dengan yang baru agar putaran dan penerusan putaran menjadi

normal kembali.

D. Perhitungan Gear Ratio

Tabel jumalah gigi pada transaxle.

1. Gigi percepatan 1 : = x = 17,7. Sehingga input

shaft berputar 17,7 putaran output dari differential berputar 1 putaran.

2. Gigi percepatan 2 : = x = 8,11. Sehingga input

shaft berputar 8,11 putaran output dari differential berputar 1 putaran.

3. Gigi percepatan 3 : = x = 5,4. Sehingga input

shaft berputar 5,4 putaran output dari differential berputar 1 putaran.

4. Gigi percepatan 4 : = x = 4. Sehingga input

shaft berputar 4 putaran output dari differential berputar 1 putaran.

5. Gigi percepatan 5 : = x = 3,35. Sehingga input

shaft berputar 3,35 putaran output dari differential berputar 1 putaran.

6. Gigi mundur (R) : = x x = 13,9. Shingga input

shaft berputar 13,9 putaran output dari differential berputar 1 putaran dengan

putaran output berbalik arah dari input shaft.

VIII. Kesimpulan

1. Transaxle adalah transmisi, kopling dan diferensial yang dijadikan satu,

penempatannya di depan dengan penggerak roda depan ( FF ). Pada

konstruksi ini poros propeller tidak diperlukan lagi, sehingga tenaga dari

mesin langsung diberikan ke transmisi > diferensial > drive shaft > roda-roda

penggerak.

2. Transaxle manual adalah transmisi penggerak roda depan yang pemindahan

giginya masih manual atau pemindahan giginya dilakukan oleh pengemudi

dengan bantuan tuas. Pembongkaran dan pemasangan yang benar harus

diperhatikan agar kelengkapan komponen transaxle terjaga sehingga kerja tetp

pada kondisi normal.

3. Berdasarkan pemeriksaan dan data yang diperoleh, kondisi transaxle pada

kendaraan timor sudah tidak normal karena komponen penting yang ada di

dalamnya sudah hilang. Hal ini tentu saja sangat beresiko karena penerusan

tenaga dari mesin ke roda terganggu, suara berisik yang ditimbulkan juga

membuat tidak nyaman, seta dapat menganggu keselamatan dan

memperpendek usia transaxle bahkan usia kendaraan tersebut.