Upload
ratnasari
View
276
Download
14
Embed Size (px)
DESCRIPTION
pembuatan baja
Citation preview
Laporan Tugas
Konstruksi Baja I
Tata cara ( Proses) Pembuatan Baja
Disusun Oleh :1. Ratnasari Hidayati ( 125060400111058)2. Rollanda Noverdo 3. Ardian Widi Nugroho4.
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PENGAIRAN
MALANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Umum
Baja adalah paduan antara besi (Fe) dan karbon (C) dengan penambahan
paduan lainnya. Baja paling banyak digunakan sebagai produk akhir seperti
komponen otomotif, tranformer listrik dan untuk proses manufaktur lainnya seperti
proses pembuatan lembaran besi, proses ekstrusi dan lain-lain. Dasar pemilihan
pemakaian baja ini seiring dengan terus berkembangnya industry otomotif dan
kebutuhan masyarakat akan kendaraan bermotor, komponen permesinan, ban
konstruksi dan bidang lainnya terutama didasarkan pada sifat mekaniknyajika sifat
logam sangat keras sangat sulit dalam pembentukannya.( Tri Harya Wijaya,2010).
Baja adalahlogam paduandenganbesisebagai unsur dasar dankarbonsebagai
unsur paduan utamanya.Kandungan karbon dalam baja berkisar antara 0.2%hingga
2.1% berat sesuai grade-nya. Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur
pengeras dengan mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal (crystal lattice) atom
besi. Unsur paduan lain yang biasa ditambahkan selain karbon adalah mangan
(manganese), krom (chromium),vanadium, dan tungsten. Dengan memvariasikan
kandungan karbon dan unsur paduan lainnya, berbagai jenis kualitas baja bisa
didapatkan. Penambahan kandungan karbon pada baja dapat meningkatkan
kekerasan (hardness) dan kekuatan tariknya (tensile strength), namun di sisi lain
membuatnya menjadi getas (brittle) serta menurunkan keuletannya
(ductility).Sedangkan baja profil itu sendiri adalah baja yang telah mengalami proses
pembentukan menjadi suatu bentuk profil-profil tertentu sesuai dengan kebutuhan
Sifat mekanik ini sangat ditentukan oleh kandungan paduan yang terdapat di
dalamnya. Kandungan unsur ini akan membentuk struktur mikro pada baja, sehingga
dengan merubah komposisi maka struktur mikro juga berubah dan perubahan ini
akan mempengaruhi sifat mekaniknya. Selain itu perubahan struktur mikro juga
dapat dilakukan dengan cara perlakuan panas yaitu dengan merubah kecepatan
pendinginan. Kemampuan pengerasan baja (hardenability) memiliki rentangan yang
besar sehingga dapat disesuaikan dengan sifat mekanik yang sesuai dengan yang
diinginkan dari dari baja itu.
Paduan logam baja karbon rendah yang terdiri besi (Fe) dan unsur-unsur
karbon (C), Silikon(Si), Mangan(Mn), Phosfor (P) dan unsur lainnya( Wikipedia,
2010). Salah satu tujuan terpenting dalam pengembangan material adalah
menentukan apakah struktur dan sifat - sifat material optimum, agar daya tahan yang
dicapai maksimum (Taufikkurrahman,dkk.,2005).
Beberapa sifat - sifat baja secara umum adalah :
Keteguhan (solidity)
Mempunyai ketahanan terhadap tarikan, tekanan atau lentur
Elastisitas (elasticity)
Kemampuan / kesanggupan untuk dalam batas –batas pembebanan tertentu,
sesudahnya pembebanan ditiadakan kembali kepada bentuk semula.
Kekenyalan / keliatan (tenacity)
Kemampuan/kesanggupan untuk dapat menerima perubahan perubahan bentuk
yang besar tanpa menderita kerugian-kerugian berupa cacat atau kerusakan yang
terlihat dari luar dan dalam untuk jangka waktu pendek
Kemungkinan ditempa (maleability)
Sifat dalam keadaan merah pijar menjadi lembek dan plastis sehingga dapat
dirubah bentuknya
Kemungkinan dilas (weklability)
Sifat dalam keadaan panas dapat digabungkan satu sama lain dengan memakai
atau tidak memakai bahan tambahan, tampa merugikan sifat-sifat keteguhannya
Kekerasan (hardness)
Kekuatan melawan terhadap masuknya benda lain.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teori Pembuatan Baja
Bentuk elemen baja sangat dipengaruhi oleh proses yang digunakan untuk
membentuk baja tersebut. Sebagian besar baja dibentuk oleh proses hot-rolling
(penggilingan dengan pemanasan) atau cold-forming (pembentukan dengan
pendinginan).
Penggilingan dengan pemanasan (hot-rolling) adalah proses pembentukan
utama di mana bongkahan baja yang merah menyala secara besar-besaran
digelindingkan di antara beberapa kelompok penggiling. Penampang melintang
daribongkahan yang biasanya dicetak dari baja yang baru dibuat dan biasanya
berukuran sekitar 0,5 m x 0,5 m persegi, yang akibat proses penggilingan ukuran
penampang melintang dikurangi menjadi lebih kecil dan menjadi bentuk yang tepat
dan khusus.
Batasan bentuk penampang melintang yang dihasilkan sangat besar dan
masing-masing bentuk memerlukan penggilingan akhir tersendiri. Bentuk
penampang melintang I dan H biasanya digunakan untuk elemen-elemen besar yang
membentuk balok dan kolom pada rangka struktur.Bentuk kanal dan siku cocok
untuk elemen-elemen kecil seperti lapisan tumpuan sekunder dan sub-elemen pada
rangka segitiga.Bentuk penampang persegi, bulat dan persegi empat yang berlubang
dihasilkan dalam batasan ukuran yang luas dan digunakan seperti halnya pelat datar
dan batang solid dengan berbagai ketebalan.Perincian ukuran dan geometri yang
dimiliki seluruh penampang standar didaftarkan dalam tabel penampang yang dibuat
oleh pabrik baja .Contoh bentuk profil baja hot-roll dapat dilihat pada gambar 1.1
berikut.
Gambar 2.1 Bentuk Baja Profil Canal dengan Produksi Pemanasan. Sumber : Macclonald.2000
Sedangkan untuk baja ringan dilakukan dengan proses pendinginan terlebih
dahulu atau yang sering disebut dengan (coldform). Pembentukan dengan
pendinginan (cold-forming) adalah metode lain yang digunakan untuk membuat
komponen-komponen baja dalam jumlah yang besar. Dalam proses ini, lembaran
baja tipis datar yang telah dihasilkan dari proses penggilingan dengan pemanasan
dilipat atau dibengkokkan dalam keadaan dingin untuk membentuk penampang
melintang struktur. Contoh bentuk profil baja cold-form dapat dilihat pada gambar
berikut
Gambar 2.2 Bentuk Baja Profil Cold-formingSumber : Macclonald.2000
Proses pembengkokan dari lembaran-lembaran tipis yang dihasilkan dari
proses penggilingan biasanya baja dibentuk sedemikian rupa dalam suhu ruangan
dengan menggunakan bending brakes, press brake, dan roll-forming machines.Proses
pembuatan baja cod-form dapat dilihat pada gambar 2.3. dan 2.4.
Gambar 2.3 Lembaran Tipis Baja Ringan dari Proses PengilinganSumber : Macclonald.2000
Gambar 2.4 Bending BrakersSumber : Macclonald.2000
Elemen-elemen yang dihasilkan dari proses ini mempunyai karakteristik yang
serupa dengan penampang yang dihasilkan dari proses penggilingan dengan
pemanasan. Sisi paralel elemen-elemen tersebut memiliki penampang yang tetap,
tetapi ketebalan logam tersebut berkurang sehingga elemen-elemen tersebut lebih
ringan, dan tentunya memiliki kapasitas muat beban yang lebih
rendah.Bagaimanapun, proses-proses tersebut memungkinkan pembuatan bentuk
penampang yang sulit. Satu hal lain yang membedakanproses-proses tersebut adalah
bahwa peralatan yang digunakan untuk proses pencetakan dengan pendinginan lebih
sederhana dan dapat digunakan untuk menghasilkan penampang melintang yang
bentuknya disesuaikan untuk penggunaan yang khusus.
Karena penampang yang dibentuk dengan pendinginan memiliki kapasitas
muat yang rendah, maka penampang ini terutama digunakan untuk elemen sekunder
pada struktur atap, seperti purlin, dan untuk sistem lapisan tumpuan.Potensi elemen -
elemen tersebut untuk perkembangan di masa yang akan datang sangat besar.
Komponen struktur baja dapat juga dihasilkan dengan pencetakan, yang dalam kasus
yang sangat kompleks memungkinkan pembuatan bentuk penampang yang sesuai
dengan kebutuhan. Akan tetapi, teknik ini bermasalah ketika komponen struktur,
yang disebabkan oleh kesulitan untuk menjamin mutu cetakan yang baik dan sama di
keseluruhan bagian.
Standar Nasional Indonesia SNI 03–1729–2002“Tata Cara Perencanaan
StrukturBajauntukBangunanGedung”merupakan standar perencanaan konstruksi baja
paling baru di Indonesia.Meskipun demikian, standar tersebut belum memasukkan
strategi perencanaan baja canai dingin dalam pembahasannya, dan dikhususkan
hanya untuk pemakaian baja canai panas saja. Bagaimanapun juga, pemakaian baja
canai dingin berbeda perlakuannya dibanding bajacanaipanas (Wei-WenYui 2000),
dan sudah banyak negara- negara yang memahami hal tersebut yaitu dengan
membuat peraturan perencanaan yang berbeda antara baja canai panas dan
dingin.Tabel 1.1 memperlihatkan masing-masing peraturan perencanaan struktur baja
untuk beberapa Negara.
Tabel 2.1 Standar Perencanaan Baja di Berbagai Negara
2.2 Proses Pembuatan Baja
Baja diproduksi didalam dapur pengolahan baja dari besi kasar baik padat maupun
cair, besi bekas ( Skrap ) dan beberapa paduan logam. Ada beberapa proses
pembuatan baja antara lain :
1) Proses Konvertor
Konvertor adalah bejana yang berbentuk bulat lonjong terbuat dari pelat baja.
Bagian dalam dilapisi dengan batu tahan api yang berfungsi untuk menyimpan panas
yang hilang sekaligus menjaga supaya pelat baja tidak lekas aus. Bejana tersebut
dapat diputar pada kedua porosnya. pada bagian bawah konvertor terdapat saluran-
saluran yang berdiameter antara 15 - 20 mmsebanyak 120 - 150 buah. Melewati
poros yang satu dialirkan udara yang bertekanan 1.5 - 2 atmosfer. Sedangkan pada
poros yang lain dihubungkan dengan roda gigi untuk mengatur kedudukan konvertor.
Gambar 2.5 Cara Kerja Konverter
Proses pembuatan baja dapat diartikan sebagai proses yang bertujuan mengurangi
kadar unsur C, Si, Mn, P dan S dari besi mentah dengan proses oksidasi peleburan.
Konventer untuk proses “oksidasi berkapasitas antara 50-400 ton”. Besi kasar
dari tanur yang dituangkan ke dalam konventer disemburkan oksigen dari atas
melalui pipa sembur yang bertekanan kira-kira 12 atm. Penyemburan Oksigen
berlangsung antara 10-20 menit. Penambahan waktu penyemburan akan
mengakibatkan terbakarnya C, P, Mn dan Si. Konvertor dibuat dari plat baja dengan
sambungan las atau paku keling. Bagian dalamnya dibuat dari batu tahan api.
Konvertor disangga dengan alat penyangga yang dilengkapi dengan trunnion untuk
mengatur posisi horizontal atau vertikal Konvertor.
Pada bagian bawah konvertor terdapat lubang-lubang angin (tuyer)sebagai
saluran udara penghembus (air blast). Batu tahan api yang digunakan untuk lapisan
bagian dalam Konvertor dapat bersifat asam atau basa tergantung dari sifat baja yang
diinginkan.
Secara umum proses kerja konverter adalah :
a. Dipanaskan dengan kokas sampai suhu 15000C.
b. Dimiringkan untuk memasukkan bahan baku baja (+1/8 dari volume konverter).
c. Konverter ditegakkan kembali.
d. Dihembuskan udara dengan tekanan 1,5 – 2 atm dengan kompresor.
e. Setelah 20 – 25 menit konverter dijungkirkan untuk mengeluarkan hasilnya.
2) Proses Bassemer (asam)
Proses bessemer adalah suatu proses pembuatan baja yang dilakukan di dalam
konvertor yang mempunyai lapisan batu tahan api dari kuarsa asam atau oksidasi
asam , sehingga proses ini disebut “Proses Asam”. Besi kasar yang diolah dalam
konvertpr ni adalah besi kasar kelabuyang kaya akan unsur silikondan rendah fosfor
(kandungan fosfor maksimal adalah 0,1%). Besi kasar yang mengandung fosfor
rendah diambil karena unsur fosfortidak dapat di reduksi dari dalam besi kasar
apabila tidak diikat dengan batu kapur. Disamping itu, fosfor dapat bereaksi dengan
lapisan dapuryang terbuat dari kuarsa asam, reaksi dapat membahayakan atau
menghabiskan lapisan konvertor. Oleh karena itu, sangat menguntungkan apabila
besi kasar yang diolah dalam proses ini adalah besi kasar kelabu yang mengandung
silikon sekitar 1,5% - 2%.
Gambar 2.6 Konverter Bassemer
Dalam proses ini bahan baku dimasukkan dan dikeluarkan sewaktu konvertor
dalam posisi horizontal ( kemiringannya sekitar 300). Sementara itu, udara
diembuskan dalam posisi vertikal atau disebut juga kedudukan proses.
Dalam konvertor, yang pertama terjadi adalah proses oksidasi unsur silikon yang
menghasilkan oksida silikon. Kemudian diikuti oleh proses oksidasi unsur fosfor dan
mangan yang menghasilkan oksida fosfor dan oksida mangan, ditandai dengan
adanya bunga api yang berwarna kehijau-hijauan.
Proses oksidasi yang terakhir adalah mengoksidasi karbon. Proses ini
berlangsung disertai dengan suara gemuruh dan nyala api berwarna putih dengan
panjang sekitar 2 meter, kemudian nyala api mengcil. Sebelum nyala api padam,
ditambahkan besi kasar yang banyak mengandung mangan, kemudian baja cair
dituangkan ke dalam panci-panci tuangan dan dipadatkan dalam bentuk batang-
batang baja.
3) Proses Thomas (basa)
Proses thomas adalah suatu proses pembuatan baja yang dilakukan di dalam
konvertor yang bagian dalamnya dilapisi dengan batu tahan api dari bahan karbonat
kalsium dan magnesium karbonat (CaCO +MgCO) yang disebut “dolomit”. Proses
ini disebut juga proses basa karena lapisan konvertor terbuat dari dolomit dan hanya
mengolah besi kasar putih yang kaya dengan fosfor (sekitar 1,7 – 2) dan
mengandung unsur silikon rendah (sekitar 0,6 – 0,8). Proses ini makin baik hasilnya
apabila besi kasar yang diolah mengandung unsur silikon yang sangat rendah.
Dalam proses ini udara diembuskan ke cairan besi kasar di dalam konvertor
melalui pipa saluran udara, sehingga terjadi proses oksaidasi di dalam cairan
terhadap unsur-unsur campuran. Pertama kali unsur yang dioksidasi adalah silikon
(Si), kemudian mangan (Mn), dan fosfor (P). oksidasi unsur fosfor terjadi cepat
sekali, sekitar 3 – 5 menit dan proses oksidasi yang terakhir adalah unsur karbon
yang disertai suara gemuruh dan nyala api yang tinggi. Apabila nyala api sudah
mengecil dan kemudian dalam berarti proses oksidasi telah selesai.
Proses oksidasi yang terjadi pada unsur-unsur di dalam besi kasar menghasilkan
oksida yang akan dijadikan terak dengan jalan menambahkan batu kapur ke dalam
konvertor. Selanjutnya terak cair dikeluarkan dari dalam konvertor, diikuti dengan
penuangan baja cair ke dalam panci-panci tuangan kemudian dipadatkan menjadi
batangan baja.
4) Proses Siemens Martin
Proses tungku terbuka disebut juga proses Siemens Martin, yang disesuakan dengan
nama ahli penemu proses tersebut. Proses ini digunakan untuk menghasilkan baja
yang mengandung karbon sedang dan rendah dengan cara proses asam atau basa,
sesuai dengan sifat lapisan dapurnya.
Proses ini berlangsung di dalam dapur tungku terbuka atau dapur Siemen Martin
yang mempunyai kapasitas 150 – 300 ton, bahan bakarnya gas yang dihasilkan
dengan pembakaran kokas di atas tungku atau bahan bakar minyak. Dapur ini
menggunakan prinsip regenerator (hubungan balik) dan tungku pemanas dapat
mencapai temperatur sekitar 900 – 1.200, tungku pemanas ini bisa mencapai
temperatur tinggi apabila diperlukan, dan pada waktu yang sama menghemat bahan
bakar. Dalam proses ini dapur diisi dengan besi kasar dan baja bekas, kemudian
dicairkan sehingga beberapa unsur campuran terbentuk menjadi terak di atas
pemukaan cairan besi, tambahkan bijih besi atau serbuk besi yang berguna untuk
mereduksi karbon, maka lubang pengeluaran dapur dibuka dan dicairan dituangkan
kedalam panci-panci tuangan.
Gambar 2.7 Tungku Siemens Martin
Baja cair meninggalkan dapur sebelum terak cair dan beberapa terak dapat
dicegah meninggalkan dapur sampai seluruh baja cair dikeluarkan, kemungkinan
terak itu tertuang ke dalam panci yang mengapung di atas baja cair sehingga perlu
dikeluarkan dan dituangkan ke dalam panci yang berukuran kecil.
Baja cair yang telah penuh di dalam panci dituangkan ke dalam cetakanmelalui
bagian bawah cetakan, sehingga terak tetap di dalam panci dan terakhir dikeluarkan.
Selain itu, dapat pula dipisahkan dengan cara menuangnya ke dalam cetakan yang
lebih kecil.Setiap melakukan proses pemurnian besi kasar dan bahan tambahan
lainnya berlangsung selama 12 jam, kemudian diambil sejumlah baja cair sebagai
contoh untuk dianalisis komposisinya. Sementara itu, terak yang dihasilkan dari
proses basa digunakan sebagai pupuk bahan.
5) Proses Basic Oxygen Furnace
Proses ini menempati 70% proses produksi baja di Amerika Serikat.
Merupakan modifikasi dari proses Bessemer. Proses Bessemer menggunakan uap air
panas ditiupkan pada besi kasar cair untuk membakar zat kotoran yang tersisa. Proses
BOF memakai oksigen murni sebagai ganti uap air. Bejana BOF biasanya
berdiameter dalam 5m mampu memproses 35 – 200 ton dalam satu pemanasan.
Peleburan Baja Dengan BOF ini juga termasuk proses yang paling baru
dalam industri pembuatan baja. Konstruksi tungku BOF relative sederhana, bagian
luarnya dibuat dari pelat baja sedangkan dinding bagian dalamnya dibuat dari bata
tahan api (firebrick).
Proses tanur oksigen basa ( Basix Oxygen Furnace, BOF) menggunakan besi
kasar cair (65 – 85%) yang dihasilkan oleh tanur tinggi sebagai bahan dasar utama
dicampur dengan besi bekas (skrap baja) sebanyak (15 – 35%), batu kapur dan gas
oksigen (kemurnian 99,5%). Panas ditimbulkan oleh reaksi dengan oksigen.
Gagasan ini dicetuskan oleh Bessemer sekitar tahun 1800.
Gambar 2.8 Tungku Basic Oxygen Furnace
Besi bekas sebanyak ± 30% dimasukkan kedalam bejana yang dilapisi batu
tahan api basa. Logam panas dituangkan kedalam bejana tersebut. Suatu pipa aliran
oksigen yang didinginkan dengan air dimasukkan kedalam bejana 1 sampai 3 m
diatas permukaan logam cair. Gas oksigen akan mengikat karbon dari besi kasar
berangsur – angsur turun sampai mencapai tingkat baja yang dibuat. Proses oksidasi
berlangsung terjadi panas yang tinggi sehingga dapat menaikkan temperatur logam
cair sampai diatas 1650 C. Pada saat oksidasi berlangsung ke dalam tungku
ditambahkan batu kapur. Batu kapur tersebut kemudian mencair dan bercampur
dengan bahan – bahan impuritas (termasuk bahan – bahan yang teroksidasi)
membentuk terak yang terapung diatas baja cair. Bila proses oksidasi selesai maka
aliran oksigen dihentikan dan pipa pengalir oksigen diangkat / dikeluarkan dari
tungku.
Tungku BOF kemudian dimiringkan dan benda uji dari baja cair diambil
untuk dilakukan analisa komposisi kimia. Bila komposisi kimia telah tercapai maka
dilakukan penuangan (tapping). Penuangan tersebut dilakukan ketika temperature
baja cair sekitar 1650 C. Penuangan dilakukan dengan memiringkan perlahan – lahan
sehingga cairan baja akan tertuang masuk kedalam ladel. Di dalam ladel biasanya
dilakukan skimming untuk membersihkan terak dari permukaan baja cair dan proses
perlakuan logam cair (metal treatment). Metal treatment tersebut terdiri dari proses
pengurangan impuritas dan penambahan elemen – elemen pemadu atau lainnya
dengan maksud untuk memperbaiki kualitas baja cair sebelum dituang ke dalam
cetakan. Jenis Baja yang dihasilkan oleh proses ini adalah Baja karbon & Baja
paduan 0,1 % < c < 2,0 %
Kelebihan proses BOF dibandingkan proses pembuatan baja lainnya :
- Dari segi waktu peleburannya yang relatif singkat yaitu hanya berkisar sekitar 60
menit untuk setiap proses peleburan.
- Tidak perlu tuyer dibagian bawah.
- Phosphor dan Sulfur dapat terusir dulu daripada karbon.
- Biaya operasi murah.
6) Proses Dapur Kopel
Mengolah besi kasar kelabu dan besi bekas menjadi baja atau besi tuang.
Proses sebagai berikut :
Pemanasan pendahuluan agar bebas dari uap cair.
Bahan bakar(arang kayu dan kokas) dinyalakan selama ± 15 jam.
kokas dan udara dihembuskan dengan kecepatan rendah hingga kokas
mencapai 700– 800 mm dari dasar tungku.
besi kasar dan baja bekas kira-kira 10 – 15 % ton/jam dimasukkan.
15 menit baja cair dikeluarkan dari lubang pengeluaran.
7) Proses Dapur Listrik
Baja yang berkualitas tinggi dihasilkan apabila dilakukan pengontrolan
temperatur peleburan dan memperkecil unsur-unsur campuran di dalam baja yang
dilakukan selama proses pemurnian. Proses pengolahan seperti ini dilakukan dengan
menggunakan dapur listrik. Pada awal pemurnian baja menggunakan dapur tungku
terbuka atau konvertor, selanjutnya dilakukan di dalam dapur listrik sehingga
diperoleh baja yang berkualitas tinggi. Dapur listrik terdiri dari dua jenis, yaitu dapur
listrik busur nyala dan dapur induksi frekuensi tinggi.
1) Dapur listrik busur nyala
Dapur ini mempunyai kapasitas 25 – 100 ton dan dilengkapi dengan tiga buah
elektroda karbon yang dipasang pada bagian atas atau atap dapur, disetel secara
otomatis untuk menghasilkan busur nyala yang secara langsung memanaskan dan
mencairkan logam.
Dapur ini dapat mengolah logam dengan proses asam atau basa dengan lapisan batu
tahan apinya dan bahan yang dimasukkan ke dalam dapur (besi kasar), termasuk
logam keras (baja atau besi) yang terlebih dahulu diketahui komposisinya. Apabila
dilakukan proses basa maka terjadi oksidasi terak dari batu kapur atau bubuk kapur
untuk mereduksi unsur-unsur campuran. Selanjutnya diperoleh pemisahan terak
(mengandung batu kapur) dari baja cair. Juga dapat ditambahkan dengan logam
campur sebelum cairan dikeluarkan dari dalam dapur untuk mencegah oksidasi.
Gambar 2.9 Dapur Listrik Busur Nyala
2) Dapur induksi frekuensi tinggi
Dapur ini terdiri dari kumparan yang dililiti kawat mengelilingi cawan batu tahan
api, ketika tenaga yang dialirkan dari listrik, akan menghasilkan arus listrik yang
bersirkulasi di dalam logam yang menyebabkan terjadinya pencairan. Apabila bahan
logam telah cair maka arus listrik membuat gerak mengaduk (berputar). Kapasitas
dari dapur jenis ini adalah 350 kg – 6 ton pada umumnya dapur ini digunakan untuk
meproduksi baja paduan yang khusus.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Konvertor adalah bejana yang berbentuk bulat lonjong terbuat dari pelat baja.
Bagian dalam dilapisi dengan batu tahan api yang berfungsi untuk menyimpan panas
yang hilang sekaligus menjaga supaya pelat baja tidak lekas aus.
Dalam proses pembuatan baja dengan sistem konverter terdapat proses
sebagai berikut :
- Proses Bassemer (asam)
- Proses Thomas (basa)
- Proses Siemens Martin
- Proses Basic Oxygen Furnace
- Proses Dapur Kopel
- Proses Dapur Cawan
- Proses Dapur Listrik
- Proses Dapur Cupola (Cupola Furnace)
DAFTAR PUSTAKA
Nasmi H.S. 2010. Ilmu Logam 1. Fakultas Teknik Universitas Mataram.
Hari Amanto dan Daryanto. 1999. Ilmu Bahan. Bumi Aksara. Jakarta. Yanmar
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30650/5/Chapter%20I.pdf
http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=225226
https://elvira88.wordpress.com/1-biofilm-untuk-stabilisasi-bangunan-agar-tahan-
gempa/proses-pembuatan-baja/
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/ir.bambang61/material/
prosespembuatanbesidanbaja.pdf
http://litbang.pu.go.id/sni/index.php/sni/listkategorisni/02/80
http://yudhia nggani.blogspot.co.id/2013/11/makalah-dapur-pembuatan-baja.html