68
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumpangsari merupakan suatu usaha menanam beberapa jenis tanaman pada lahan dan waktu yang sama, yang diatur sedemikian rupa dalam barisan-barisan tanaman. Penanaman dengan cara ini bisa dilakukan pada dua atau lebih jenis tanaman yang relatif seumur, misalnya jagung dan kacang kedelai atau bisa juga pada beberapa jenis tanaman yang umurnya berbeda-beda. Untuk dapat melaksanakan pola tanam tumpangsari secara baik perlu diperhatikan beberapa faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh di antaranya ketersediaan air, kesuburan tanah, sinar matahari dan hama penyakit. Sistem tanam tumpangsari mempunyai banyak keuntungan yang tidak dimiliki pada pola tanam monokultur. Monokultur, adalah menanam sejenis tanaman pada satu lahan. Beberapa keuntungan pada pola tumpangsari antara lain: 1) akan terjadi peningkatan efisiensi (tenaga kerja, pemanfaatan lahan maupun penyerapan sinar matahari), 2) dalam satu areal diperoleh produksi lebih dari satu komoditas, 3) tetap mempunyai peluang mendapatkan hasil manakala satu jenis tanaman yang diusahakan gagal dan 4) kombinasi beberapa jenis tanaman dapat menciptakan beberapa jenis tanaman dapat menciptakan stabilitas biologis sehingga dapat menekan serangan hama dan 1

Laporan Tumpangsari Kcang Kedelai dan Jagung

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Tumpangsari Kcang Kedelai dan Jagung

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tumpangsari merupakan suatu usaha menanam beberapa jenis tanaman

pada lahan dan waktu yang sama, yang diatur sedemikian rupa dalam barisan-

barisan tanaman. Penanaman dengan cara ini bisa dilakukan pada dua atau lebih

jenis tanaman yang relatif seumur, misalnya jagung dan kacang kedelai atau bisa

juga pada beberapa jenis tanaman yang umurnya berbeda-beda. Untuk dapat

melaksanakan pola tanam tumpangsari secara baik perlu diperhatikan beberapa

faktor lingkungan yang mempunyai pengaruh di antaranya ketersediaan air,

kesuburan tanah, sinar matahari dan hama penyakit. Sistem tanam tumpangsari

mempunyai banyak keuntungan yang tidak dimiliki pada pola tanam monokultur.

Monokultur, adalah menanam sejenis tanaman pada satu lahan. Beberapa

keuntungan pada pola tumpangsari antara lain: 1) akan terjadi peningkatan

efisiensi (tenaga kerja, pemanfaatan lahan maupun penyerapan sinar matahari), 2)

dalam satu areal diperoleh produksi lebih dari satu komoditas, 3) tetap

mempunyai peluang mendapatkan hasil manakala satu jenis tanaman yang

diusahakan gagal dan 4) kombinasi beberapa jenis tanaman dapat menciptakan

beberapa jenis tanaman dapat menciptakan stabilitas biologis sehingga dapat

menekan serangan hama dan penyakit serta mempertahankan kelestarian sumber

daya lahan dalam hal ini kesuburan tanah.

1.2 Tujuan dan Kegunaan

1). Mahasiswa mengenal monokultur dan tumpang sari serta dapat

mempelajari pengaruh tanaman sela terhadap pertumbuhan dan hasil

tanaman pokok.

2). Mahasiswa dapat membandingkan pertumbuhan dan produksi jagung dan

kacang kedelai secara monokultur dan tumpang sari.

1

Page 2: Laporan Tumpangsari Kcang Kedelai dan Jagung

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistematika dan Botani

A. Botani Kacang Kedelai

Taksonomi

Dalam dunia tumbuhan, kacang kedelai diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Filum : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae

Upafamili : Faboidae

Genus : Glycine

Spesies : Glycine soja L.

B. Morfologi Tanaman

Biji

Biji kedelai berkeping dua, terbungkus kulit biji dan tidak

mengandung jaringan endospperma. Embrio terletak di antara

keping biji. Warna kulit biji kuning, hitam, hijau, coklat. Pusar biji

(hilum) adalah jaringan bekas biji melekat pada dinding buah.

Bentuk biji kedelai umumnya bulat lonjong tetapai ada pula yang

bundar atau bulat agak pipih.

Kecambah

Biji kedelai yang kering akan berkecambah bila memperoleh air

yang cukup. Kecambah kedelai tergolong epigeous, yaitu keping

biji muncul diatas tanah. Warna hipokotil, yaitu bagian batang

kecambah dibawah kepaing, ungu atau hijau yang berhubungan

dengan warna bunga. Kedelai yang berhipokotil ungu berbunga

ungu, sedang yang berhipokotil hijau berbunga putih. Kecambah

kedelai dapat digunakan sebagai sayuran (tauge).

2

Page 3: Laporan Tumpangsari Kcang Kedelai dan Jagung

Perakaran

Tanaman kedelai mempunyai akar tunggang yang membentuk

akar-akar cabang yang tumbuh menyamping (horizontal) tidak jauh

dari permukaan tanah. Jika kelembapan tanah turun, akar akan

berkembang lebih ke dalam agar dapat menyerap unsur hara dan

air. Pertumbuhan ke samping dapat mencapai jarak 40 cm, dengan

kedalaman hingga 120 cm. Selain berfungsi sebagai tempat

bertumpunya tanaman dan alat pengangkut air maupun unsur hara,

akar tanaman kedelai juga merupakan tempat terbentuknya bintil-

bintil akar. Bintil akar tersebut berupa koloni bakteri pengikat

nitrogen Bradyrhizobium japonicum yang bersimbiosis secara

mutualis dengan kedelai. Pada tanah yang telah mengandung

bakteri ini, bintil akar mulai terbentuk sekitar 15 – 20 hari setelah

tanam. Bakteri bintil akar dapat mengikat nitrogen langsung dari

udara dalam bentuk gas N2 yang kemudian dapat digunakan oleh

kedelai setelah dioksidasi menjadi nitrat (NO3).

Batang

Kedelai berbatang dengan tinggi 30–100 cm. Batang dapat

membentuk 3 – 6 cabang, tetapi bila jarak antar tanaman rapat,

cabang menjadi berkurang, atau tidak bercabang sama sekali. Tipe

pertumbuhan batang dapat dibedakan menjadi terbatas

(determinate), tidak terbatas (indeterminate), dan setengah terbatas

(semi-indeterminate). Tipe terbatas memiliki ciri khas berbunga

serentak dan mengakhiri pertumbuhan meninggi. Tanaman pendek

sampai sedang, ujung batang hampir sama besar dengan batang

bagian tengah, daun teratas sama besar dengan daun batang tengah.

Tipe tidak terbatas memiliki ciri berbunga secara bertahap dari

bawah ke atas dan tumbuhan terus tumbuh. Tanaman berpostur

sedang sampai tinggi, ujung batang lebih kecil dari bagian tengah.

Tipe setengah terbatas memiliki karakteristik antara kedua tipe

lainnya.

Bunga

3

Page 4: Laporan Tumpangsari Kcang Kedelai dan Jagung

Bunga kedelai termasuk bunga sempurna yaitu setiap bunga

mempunyai alat jantan dan alat betina. Penyerbukan terjadi pada

saat mahkota bunga masih menutup sehingga kemungkinan kawin

silang alami amat kecil. Bunga terletak pada ruas-ruas batang,

berwarna ungu atau putih. Tidak semua bunga dapat menjadi

polong walaupun telah terjadi penyerbukan secara sempurna.

Sekitar 60% bunga rontok sebelum membentuk polong.

Buah

Buah kedelai berbentuk polong. Setiap tanaman mampu

menghasilkan 100 – 250 polong. Polong kedelai berbulu dan

berwarna kuning kecoklatan atau abu-abu. Selama proses

pematangan buah, polong yang mula-mula berwarna hijau akan

berubah menjadi kehitaman.

Daun

Pada buku (nodus) pertama tanaman yang tumbuh dari biji

terbentuk sepasang daun tunggal. Selanjutnya, pada semua buku di

atasnya terbentuk daun majemuk selalu dengan tiga helai. Helai

daun tunggal memiliki tangkai pendek dan daun bertiga

mempunyai tangkai agak panjang. Masing-masing daun berbentuk

oval, tipis, dan berwarna hijau. Permukaan daun berbulu halus

(trichoma) pada kedua sisi. Tunas atau bunga akan muncul pada

ketiak tangkai daun majemuk. Setelah tua, daun menguning dan

gugur, mulai dari daun yang menempel di bagian bawah batang.

C. Syarat Tumbuh

Iklim

1. Tanaman kedelai sebagian besar tumbuh di daerah yang beriklim

tropis dan subtropis. Sebagai barometer iklim yang cocok bagi kedelai

adalah bila cocok bagi tanaman jagung. Bahkan daya tahan kedelai

lebih baik daripada jagung. Iklim kering lebih disukai tanaman kedelai

dibandingkan iklim lembab.

4

Page 5: Laporan Tumpangsari Kcang Kedelai dan Jagung

2. Tanaman kedelai dapat tumbuh baik di daerah yang memiliki curah

hujan sekitar 100-400 mm/bulan. Sedangkan untuk mendapatkan hasil

optimal, tanaman kedelai membutuhkan curah hujan antara 100-200

mm/bulan.

3. Suhu yang dikehendaki tanaman kedelai antara 21-34 derajat C, akan

tetapi suhu optimum bagi pertumbuhan tanaman kedelai 23-27 derajat

C. Pada proses perkecambahan benih kedelai memerlukan suhu yang

cocok sekitar 30 derajat C.

4. Saat panen kedelai yang jatuh pada musim kemarau akan lebih baik

dari pada musim hujan, karena berpengaruh terhadap waktu

pemasakan biji dan pengeringan hasil.

Media Tanam

1. Pada dasarnya kedelai menghendaki kondisi tanah yang tidak terlalu

basah, tetapi air tetap tersedia. Jagung merupakan tanaman indikator

yang baik bagi kedelai. Tanah yang baik ditanami jagung, baik pula

ditanami kedelai.

2. Kedelai tidak menuntut struktur tanah yang khusus sebagai suatu

persyaratan tumbuh. Bahkan pada kondisi lahan yang kurang subur dan

agak asam pun kedelai dapat tumbuh dengan baik, asal tidak tergenang

air yang akan menyebabkan busuknya akar. Kedelai dapat tumbuh baik

pada berbagai jenis tanah, asal drainase dan aerasi tanah cukup baik.

3. Tanah-tanah yang cocok yaitu: alluvial, regosol, grumosol, latosol dan

andosol. Pada tanah-tanah podsolik merah kuning dan tanah yang

mengandung banyak pasir kwarsa, pertumbuhan kedelai kurang baik,

kecuali bila diberi tambahan pupuk organik atau kompos dalam jumlah

cukup.

4. Tanah yang baru pertama kali ditanami kedelai, sebelumnya perlu

diberi bakteri Rhizobium, kecuali tanah yang sudah pernah ditanami

Vigna sinensis (kacang panjang). Kedelai yang ditanam pada tanah

berkapur atau bekas ditanami padi akan lebih baik hasilnya, sebab

tekstur tanahnya masih baik dan tidak perlu diberi pemupukan awal.

5

Page 6: Laporan Tumpangsari Kcang Kedelai dan Jagung

5. Kedelai juga membutuhkan tanah yang kaya akan humus atau bahan

organik. Bahan organik yang cukup dalam tanah akan memperbaiki

daya olah dan juga merupakan sumber makanan bagi jasad renik, yang

akhirnya akan membebaskan unsur hara untuk pertumbuhan tanaman.

6. Tanah berpasir dapat ditanami kedelai, asal air dan hara tanaman untuk

pertumbuhannya cukup. Tanah yang mengandung liat tinggi,

sebaiknya diadakan perbaikan drainase dan aerasi sehingga tanaman

tidak kekurangan oksigen dan tidak tergenang air waktu hujan besar.

Untuk memperbaiki aerasi, bahan organik sangat penting artinya.

7. Toleransi keasaman tanah sebagai syarat tumbuh bagi kedelai adalah

pH= 5,8-7,0 tetapi pada pH 4,5 pun kedelai dapat tumbuh. Pada pH

kurang dari 5,5 pertumbuhannya sangat terlambat karena keracunan

aluminium. Pertumbuhan bakteri bintil dan proses nitrifikasi (proses

oksidasi amoniak menjadi nitrit atau proses pembusukan) akan berjalan

kurang baik.

8. Dalam pembudidayaan tanaman kedelai, sebaiknya dipilih lokasi yang

topografi tanahnya datar, sehingga tidak perlu dibuat teras-teras dan

tanggul.

Ketinggian Tempat

Varietas kedelai berbiji kecil, sangat cocok ditanam di lahan dengan

ketinggian 0,5- 300 m dpl. Sedangkan varietasi kedelai berbiji besar cocok

ditanam di lahan dengan ketinggian 300-500 m dpl. Kedelai biasanya akan

tumbuh baik pada ketinggian tidak lebih dari 500 m dpl.

D. Botani Jagung

Taksonomi

Taksonomi

Kingdom :Plantae(Tumbuhan)

Subkingdom :Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi :Spermatophyta (Menghasilkan biji)

6

Page 7: Laporan Tumpangsari Kcang Kedelai dan Jagung

Divisi :Magnoliophyta (Tumbuh an berbunga)

Kelas :Liliopsida (berkeping satu/monokotil)

Sub Kelas :Commelinidae

Ordo :Poales

Famili :Poaceae(sukurumput-rumputan)

Genus :Zea

Spesies : Zea mays L

E. Morfologi Tanaman

Tanaman jagung termasuk famili rumput-rumputan (graminae) darisubfamili

myadeae. Dua famili yang berdekatan dengan jagung adalahteosinte dan

tripsacum yang diduga merupakan asal dari tanaman jagung.Teosinte berasal

dari Meksico dan Guatemala sebagai tumbuhan liar didaerah pertanaman

jagung.

Sistem Perakaran

Jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar, yaitu (a)

akar seminal, (b) akar adventif, dan (c) akar kait atau penyangga. Akar

seminaladalah akar yang berkembang dari radikula dan embrio. Pertumbuhan

akar seminal akan melambat setelah plumula muncul ke permukaan tanah

danpertumbuhan akar seminal akan berhenti pada fase V3. Akar adventif

adalahakar yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian

setakar adventif berkembang dari tiap buku secara berurutan dan terus keatas

antara 7-10 buku, semuanya di bawah permukaan tanah. Akar

adventif berkembang menjadi serabut akar tebal. Akar seminal hanya

sedikitberperan dalam siklus hidup jagung. Akar adventif berperan

dalampengambilan air dan hara. Bobot total akar jagung terdiri atas 52%

akar adventif seminal dan 48% akar nodal. Akar kait atau penyangga adalah

akar adventif yang muncul pada dua atau tiga buku di atas permukaan

7

Page 8: Laporan Tumpangsari Kcang Kedelai dan Jagung

tanah.Fungsi dari akar penyangga adalah menjaga tanaman agar tetap tegak

danmengatasi rebah batang. Akar ini juga membantu penyerapan hara dan

air.Perkembangan akar jagung (kedalaman dan penyebarannya)bergantung

pada varietas, pengolahan tanah, fisik dan kimia tanah, keadaanair tanah, dan

pemupukan. Akar jagung dapat dijadikan indikator toleransitanaman terhadap

cekaman aluminium. Tanaman yang toleran aluminium,tudung akarnya

terpotong dan tidak mempunyai bulu-bulu akar (Syafruddin2002). Pemupukan

nitrogen dengan takaran berbeda menyebabkanperbedaan perkembangan.

Batang dan Daun

Tanaman jagung mempunyai batang yang tidak bercabang, berbentuksilindris,

dan terdiri atas sejumlah ruas dan buku ruas. Pada buku ruasterdapat tunas

yang berkembang menjadi tongkol. Dua tunas teratasberkembang menjadi

tongkol yang produktif. Batang memiliki tigakomponen jaringan utama, yaitu

kulit (epidermis), jaringan pembuluh(bundles vaskuler), dan pusat batang

(pith). Bundles vaskuler tertata dalam lingkaran konsentris dengan kepadatan

bundles yang tinggi, dan lingkaran-lingkaran menuju perikarp dekat

epidermis. Kepadatan bundles berkurangbegitu mendekati pusat batang.

Konsentrasi bundles vaskuler yang tinggi dibawah epidermis menyebabkan

batang tahan rebah. Genotipe jagung yangmepunyai batang kuat memiliki

lebih banyak lapisan jaringan sklerenkimberdinding tebal di bawah epidermis

batang dan sekeliling bundles vaskuler (Paliwal 2000). Terdapat variasi

ketebalan kulit antargenotipe yang dapatdigunakan untuk seleksi toleransi

tanaman terhadap rebah batang.Sesudah koleoptil muncul di atas permukaan

tanah, daun jagung mulaiterbuka. Setiap daun terdiri atas helaian daun, ligula,

dan pelepah daunyang erat melekat pada batang. Jumlah daun sama dengan

jumlah bukubatang. Jumlah daun umumya berkisar antara 10-18 helai, rata-

ratamunculnya daun yang terbuka sempurna adalah 3-4 hari setiap

daun.Tanaman jagung di daerah tropis mempunyai jumlah daun relatif

lebihbanyak dibanding di daerah beriklim sedang (temperate) (Paliwal

2000).Genotipe jagung mempunyai keragaman dalam hal panjang, lebar,

8

Page 9: Laporan Tumpangsari Kcang Kedelai dan Jagung

tebal,sudut, dan warna pigmentasi daun. Lebar helai daun dikategorikan

mulaidari sangat sempit (< 5 cm), sempit (5,1-7 cm), sedang (7,1-9 cm),

lebar (9,1-11 cm), hingga sangat lebar (>11 cm). Besar sudut daun

mempengaruhitipe daun. Sudut daun jagung juga beragam, mulai dari sangat

kecil hinggasangat besar (Gambar 1). Beberapa genotipe jagung memiliki

antocyaninpada helai daunnya, yang bisa terdapat pada pinggir daun atau

tulang daun.Intensitas warna antocyanin pada pelepah daun bervariasi, dari

sangatlemah hingga sangat kuat.Bentuk ujung daun jagung berbeda, yaitu

runcing, runcing agak bulat,bulat, bulat agak tumpul, dan tumpul (Gambar 2).

Berdasarkan letak posisidaun (sudut daun) terdapat dua tipe daun jagung, yaitu

tegak (erect) danmenggantung (pendant). Daun erect biasanya memiliki sudut

antara kecilsampai sedang, pola helai daun bisa lurus atau bengkok. Daun

pendantumumnya memiliki sudut yang lebar dan pola daun bervariasi dari

lurussampai sangat bengkok. Jagung dengan tipe daun erect memiliki kanopi

kecil sehingga dapat ditanam dengan populasi yang tinggi. Kepadatantanaman

yang tinggi diharapkan dapat memberikan hasil yang tinggi pula.

Bunga

Jagung disebut juga tanaman berumah satu (monoeciuos) karena bunga jantan

dan betinanya terdapat dalam satu tanaman. Bunga betina, tongkol,muncul dari

axillary apices tajuk. Bunga jantan (tassel) berkembang darititik tumbuh apikal

di ujung tanaman. Pada tahap awal, kedua bunga memilikiprimordia bunga

biseksual. Selama proses perkembangan, primordiastamen pada axillary bunga

tidak berkembang dan menjadi bunga betina.Demikian pula halnya primordia

ginaecium pada apikal bunga, tidakberkembang dan menjadi bunga jantan

(Palliwal 2000). Serbuk sari (pollen)adalah trinukleat. Pollen memiliki sel

vegetatif, dua gamet jantan danmengandung butiran-butiran pati. Dinding

tebalnya terbentuk dari dualapisan, exine dan intin, dan cukup keras. Karena

adanya perbedaanperkembangan bunga pada spikelet jantan yang terletak di

atas dan bawahdan ketidaksinkronan matangnya spike, maka pollen pecah

secara kontinudari tiap tassel dalam tempo seminggu atau lebih.Rambut

9

Page 10: Laporan Tumpangsari Kcang Kedelai dan Jagung

jagung (silk) adalah pemanjangan dari saluran stylar ovary yangmatang pada

tongkol. Rambut jagung tumbuh dengan panjang hingga 30,5cm atau lebih

sehingga keluar dari ujung kelobot. Panjang rambut jagungbergantung pada

panjang tongkol dan kelobot.Tanaman jagung adalah protandry, di mana pada

sebagian besar varietas, bunga jantannya muncul (anthesis) 1-3 hari sebelum

rambut bungabetina muncul (silking). Serbuk sari (pollen) terlepas mulai dari

spikeletyang terletak pada spike yang di tengah, 2-3 cm dari ujung malai

(tassel),kemudian turun ke bawah. Satu bulir anther melepas 15-30 juta serbuk

sari.Serbuk sari sangat ringan dan jatuh karena gravitasi atau tertiup

anginsehingga terjadi penyerbukan silang. Dalam keadaan tercekam

(stress)karena kekurangan air, keluarnya rambut tongkol kemungkinan

tertunda, sedangkan keluarnya malai tidak terpengaruh. Interval antara

keluarnyabunga betina dan bunga jantan (anthesis silking interval,

 ASI) adalah halyang sangat penting. ASI yang kecil menunjukkan terdapat

sinkronisasipembungaan, yang berarti peluang terjadinya penyerbukan

sempurnasangat besar. Semakin besar nilai ASI semakin kecil sinkronisasi

pembungaandan penyerbukan terhambat sehingga menurunkan hasil.

Cekaman abiotisumumnya mempengaruhi nilai ASI, seperti pada cekaman

kekeringan dantemperatur tinggi.Penyerbukan pada jagung terjadi bila serbuk

sari dari bunga jantanmenempel pada rambut tongkol. Hampir 95% dari

persarian tersebut berasaldari serbuk sari tanaman lain, dan hanya 5% yang

berasal dari serbuk saritanaman sendiri. Oleh karena itu, tanaman jagung

disebut tanaman bersarisilang (cross pollinated crop), di mana sebagian besar

dari serbuk sari berasaldari tanaman lain. Terlepasnya serbuk sari berlangsung

3-6 hari, bergantungpada varietas, suhu, dan kelembaban. Rambut tongkol

tetap reseptif dalam3-8 hari. Serbuk sari masih tetap hidup (viable) dalam 4-16

jam sesudahterlepas (shedding). Penyerbukan selesai dalam 24-36 jam dan biji

mulaiterbentuk sesudah 10-15 hari. Setelah penyerbukan, warna rambut

tongkolberubah menjadi coklat dan kemudian kering.

10

Page 11: Laporan Tumpangsari Kcang Kedelai dan Jagung

Tongkol dan Biji

Tanaman jagung mempunyai satu atau dua tongkol, tergantung varietas.Tongkol

jagung diselimuti oleh daun kelobot. Tongkol jagung yang terletakpada bagian

atas umumnya lebih dahulu terbentuk dan lebih besar dibanding yang terletak

pada bagian bawah. Setiap tongkol terdiri atas 10-16 baris biji yang jumlahnya

selalu genap.Biji jagung disebut kariopsis, dinding ovari atau perikarp

menyatu dengankulit biji atau testa, membentuk dinding buah. Biji jagung

terdiri atas tigabagian utama, yaitu (a) pericarp, berupa lapisan luar yang tipis,

berfungsimencegah embrio dari organisme pengganggu dan kehilangan air;

(b)endosperm, sebagai cadangan makanan, mencapai 75% dari bobot biji yang

mengandung 90% pati dan 10% protein, mineral, minyak, dan lainnya; dan(c)

embrio (lembaga), sebagai miniatur tanaman yang terdiri atas plamule,akar

radikal, scutelum, dan koleoptil (Hardman and Gunsolus 1998).Pati

endosperm tersusun dari senyawa anhidroglukosa yang sebagianbesar terdiri

atas dua molekul, yaitu amilosa dan amilopektin, dan sebagiankecil bahan

antara (White 1994). Namun pada beberapa jenis jagungterdapat variasi

proporsi kandungan amilosa dan amilopektin. Proteinendosperm biji jagung

terdiri atas beberapa fraksi, yang berdasarkankelarutannya diklasifikasikan

menjadi albumin (larut dalam air), globumin(larut dalam larutan salin), zein

atau prolamin (larut dalam alkoholkonsentrasi tinggi), dan glutein (larut dalam

alkali). Pada sebagian besar  jagung, proporsi masing-masing fraksi protein

adalah albumin 3%, globulin3%, prolamin 60%, dan glutein.

2.2 Kandungan Gizi dan Manfaat Tanaman

A. Kedelai

Kedelai mengandung nilai gizi yang sangat tinggi, diantaranya:

Kedelai, biji matang, Nilai gizi per 100 g (3.5 oz)

11

Page 12: Laporan Tumpangsari Kcang Kedelai dan Jagung

Energi 1.866 kJ (446 kcal)

Karbohidrat 30,16 g

Gula 7,33 g

Diet serat 9,3 g

Lemak 19,94 g

jenuh 2,884 g

monounsaturated 4,404 g

polyunsaturated 11,255 g

Protein 36,49 g

Tryptophan 0,591 g

Treonin 1,766 g

Isoleusin 1,971 g

Leucine 3,309 g

Lysine 2,706 g

Metionin 0,547 g

Fenilalanin 2,122 g

Tirosin 1,539 g

Valin 2,029 g

Arginin 3,153 g

Histidine 1,097 g

Alanine 1,915 g

Asam aspartat 5,112 g

Asam glutamat 7,874 g

Glycine 1,880 g

Prolin 2,379 g

2,357 serin g

Air 8,54 g

Vitamin A equiv. 1 mg (0%)

Vitamin B6 0,377 mg (29%)

Vitamin B12 0 mg (0%)

Vitamin C 6.0 mg (10%)

Vitamin K 47 mg (45%)

12

Page 13: Laporan Tumpangsari Kcang Kedelai dan Jagung

Kalsium 277 mg (28%)

Besi 15,70 mg (126%)

Magnesium 280 mg (76%)

Fosfor 704 mg (101%)

Kalium 1797 mg (38%)

Natrium 2 mg (0%)

Seng 4,89 mg (49%)

Sumber: USDA Nutrient database

Karena kangdungan gizinya yang sangat tinggi, kedelai memiliki banyak

manfaat, diantaranya sebagai bahan pangan yaitu tahu, kecap, tempe. Selain

itu, kacang kedelai yang diolah menjadi tepung kedelai secara garis besar

dapat dibagi menjadi 2 kelompok manfaat utama, yaitu: olahan dalam

bentuk protein kedelai dan minyak kedelai. Dalam bentuk protein

kedelai dapat digunakan sebagai bahan industri makanan yang diolah

menjadi: susu, vetsin, kue-kue, permen dan daging nabati serta sebagai

bahan industri bukan makanan seperti : kertas, cat cair, tinta cetak

dan tekstil.

Sedangkan olahan dalam bentuk minyak kedelai digunakan sebagai bahan

industri makanan dan non makanan. Industri makanan dari minyak kedelai

yang digunakan sebagai bahan industri makanan berbentuk gliserida

sebagai bahan untuk pembuatan minyak goreng, margarin dan bahan lemak

lainnya. Sedangkan dalam bentuk lecithin dibuat antara lain: margarin,

kue, tinta, kosmetika, insectisida dan farmasi.

B. JAGUNG

Kandungan gizi

Biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada endospermium.

Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan kering biji.

Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa

13

Page 14: Laporan Tumpangsari Kcang Kedelai dan Jagung

campuran amilosa dan amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar atau

seluruh patinya merupakan amilopektin. Perbedaan ini tidak banyak

berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi lebih berarti dalam pengolahan

sebagai bahan pangan. Jagung manis diketahui mengandung amilopektin lebih

rendah tetapi mengalami peningkatan fitoglikogen dan sukrosa.

Kandungan gizi Jagung per 100 gram bahan adalah:

Kalori : 355 Kalori

Protein : 9,2 gr

Lemak : 3,9 gr

Karbohidrat : 73,7 gr

Kalsium : 10 mg

Fosfor : 256 mg

Ferrum : 2,4 mg

Vitamin A : 510 SI

Vitamin B1 : 0,38 mg

Air : 12 gr

Dan bagian yang dapat dimakan 90 %.

Untuk ukuran yang sama, meski jagung mempunyai kandungan karbohidrat

yang lebih rendah, namum mempunyai kandungan protein yang lebih banyak.

Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya

diselesaikan dalam 80-150 hari.

Pemanfaatan

Selain sebagai bahan pangan dan bahan baku pakan, saat ini jagung juga

dijadikan sebagai sumber energi alternatif. Lebih dari itu, saripati jagung dapat

14

Page 15: Laporan Tumpangsari Kcang Kedelai dan Jagung

diubah menjadi polimer sebagai bahan campuran pengganti fungsi utama

plastik. Salah satu perusahaan di Jepang telah mencampur polimer jagung dan

plastik menjadi bahan baku casing komputer yang siap dipasarkan.

2.3 Teknik Budidaya

A. Teknik Budidaya Jagung

1. Tanah di cangkul sampai halus dan gembur, setelah lahan dicangkul

sampai halus, barulah ditajuk dengan kedalaman tiga sentimeter untuk

menaruh bibit yang akan ditanam.

2. Bibit ditimbun sekadarnya. Tekstur tanahnya harus gembur. Tidak boleh

diinjak karena dapat menyebabkan tanah menjadi padat. Setiap lubang diisi

sebutir benih dengan jarak 20–70 sentimeter.

3. Pada umur empat hari setelah bibit tumbuh, pupuklah dengan pupuk

berimbang (Urea, TS, dan KCL).

4. Pada umur 35 hari pemupukan kedua dengan jenis pupuk sama. Usai

pemupukan, jagung tidak dirawat lagi walaupun ditumbuhi rerumputan

untuk menjaga agat tidak mengganggu proses perbungaan sampai siap

dipanen.

5. Dalam satu batang, jagung manis memiliki satu–tiga tongkol, tapi untuk

menjaga agar buah maksimal satu batang ditinggalkan satu tongkol.

6. Dalam satu hektare menghabiskan 200 kg Urea, 100 kg TS, dan 100 kg

KCl, untuk dua kali pemupukan. Tetapi, lebih memuaskan dibantu dengan

pupuk kandang untuk mengurangi pupuk kimia.

B. Hama dan Penyakit Jagung

Hama Jagung

Hama yang sering menyerang tanaman jagung adalah :

15

Page 16: Laporan Tumpangsari Kcang Kedelai dan Jagung

1).Lalat bibit (Atherigona exigua Stein)

Setelah 4-5 hari ditanam biasanya biji mulai tumbuh. Penyemprotan

untuk mencegah/memberantas lalat bibit segera dilakukan setelah biji tumbuh

dan tersembul di atas tanah. Penyemprotan dilakukan dengan interval 2-3 hari

sekali. Pestisida dipergunakan adalah Basudin (Diazinon), Surecide dan lain-

lain, dengan dosis 1,5- 2,5 cc/ liter air. Serangan lalat bibit ini berlangsung

sampai tanaman berumur tanaman ± 3 minggu.

2).Ulat daun (Prodenia litura F).

Menyerang pupuk daun pada waktu tanaman berumur 1 (satu) bulan.

Pemberantasan agar dilakukan secepatnya dengan insektisida seperti terdapat

pada serangan lalat bibit.

3).Penggerek daun (Sesamia inferens WLK).

Menyerang pada waktu tanaman telah berbunga.

Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan penyemprotan segera setelah

terlihat adanya telur-telur yang biasanya terletak di bawah daun pada saat

menjelang berbunga.

4).Ulat tanah (Leucania unipuncta, HAW)

Menyerang daun tanaman dewasa, biasanya pada malam hari, sampai

mencapai jumlah ratusan. Penyemprotan harus dilakukan setelah gejala

pertama terlihat dan jangan sampai terlambat.

5).Ulat tongkol (Heliothis armigera),

Merupakan, ulat perusak tongkol yang penting. Penyemprotan harus

segera dilakukan bilamana terlihat telur-telur yang biasanya diletakkan pada

rambut (silk) dan bakal buah atau tongkol: Secara umum, penyemprotan

sebaiknya dilakukan bilaman diperlukan saja, sehingga penggunaan- pertisida

lebih efisien. Waktu yang baik untuk menyemprot adalah pagi hari antara jam

06.00 – 09;00 atau sore hari jam 16.00 -18.00.

Penyakit pada Jagung

16

Page 17: Laporan Tumpangsari Kcang Kedelai dan Jagung

Penyakit pada tanaman jagung adalah:

1). Penyakit bercak daun (Leaf bligh)

Penyebab: cendawan Helminthosporium turcicum. Gejala: pada daun tampak

bercak memanjang dan teratur berwarna kuning dan dikelilingi warna coklat,

bercak berkembang dan meluas dari ujung daun hingga ke pangkal daun,

semula bercak tampak basah, kemudian berubah warna menjadi coklat

kekuning-kuningan, kemudian berubah menjadi coklat tua. Akhirnya seluruh

permukaan daun berwarna coklat. Pengendalian: (1) pergiliran tanaman. (2)

mengatur kondisi lahan tidak lembab; (3) Prenventif diawal dengan GLIO

2). Penyakit karat (Rust)

Penyebab: cendawan Puccinia sorghi Schw dan P.polypora Underw. Gejala:

pada tanaman dewasa, daun tua terdapat titik-titik noda berwarna merah

kecoklatan seperti karat serta terdapat serbuk berwarna kuning kecoklatan,

serbuk cendawan ini berkembang dan memanjang. Pengendalian: (1) mengatur

kelembaban; (2) menanam varietas tahan terhadap penyakit; (3) sanitasi

kebun; (4) semprot dengan GLIO.

3). Penyakit busuk tongkol dan busuk biji

Penyebab: cendawan Fusarium atau Gibberella antara lain Gibberella zeae

(Schw),. Gejala: dapat diketahui setelah membuka pembungkus tongkol, biji-

biji jagung berwarna merah jambu atau merah kecoklatan kemudian berubah

menjadi warna coklat sawo matang. Pengendalian: (1) menanam jagung

varietas tahan, pergiliran tanam, mengatur jarak tanam, perlakuan benih; (2)

GLIO di awal tanam.

Hama Kedelai

a. Aphis SPP (Aphis Glycine)

Kutu dewasa ukuran kecil 1-1,5 mm berwarna hitam, ada yang bersayap

dan tidak. Kutu ini dapat dapat menularkan virus SMV (Soyabean Mosaik

Virus). Menyerang pada awal pertumbuhan dan masa pertumbuhan bunga

dan polong.

Gejala: layu, pertumbuhannya terhambat.

17

Page 18: Laporan Tumpangsari Kcang Kedelai dan Jagung

Pengendalian: (1) menanam kedelai pada waktunya, mengolah tanah

dengan baik, bersih, memenuhi syarat, tidak ditumbuhi tanaman inang

seperti: terung-terungan, kapas-kapasan atau kacangkacangan; (2)

membuang bagian tanaman yang terserang hama dan membakarnya; (3)

menggunakan musuh alami (predator maupun parasit); (4) penyemprotan

insektisida dilakukan pada permukaan daun bagian atas dan bawah.

b. Melano Agromyza Phaseoli, kecil sekali (1,5 mm)

Lalat bertelur pada leher akar, larva masuk ke dalam batang memakan isi

batang, kemudian menjadi lalat dan bertelur. Lebih berbahaya bagi kedelai

yang ditanam di ladang.

Pengendalian: (1) waktu tanam pada saat tanah masih lembab dan subur

(tidak pada bulan-bulan kering); (2) penyemprotan Agrothion 50 EC,

Azodrin 15 WSC, Sumithoin 50 EC, Surecide 25 EC

c. Kumbang daun tembukur (Phaedonia Inclusa)

Bertubuh kecil, hitam bergaris kuning. Bertelur pada permukaan daun.

Gejala: larva dan kumbang memakan daun, bunga, pucuk, polong muda,

bahkan seluruh tanaman. 

Pengendalian: penyemprotan Agrothion 50 EC, Basudin 50 EC, Diazinon

60 EC, dan Agrothion 50 EC.

d. Cantalan (Epilachana Soyae)

Kumbang berwarna merah dan larvanya yang berbulu duri, pemakan daun

dan merusak bunga. 

Pengendalian: sama dengan terhadap kumbang daun tembukur.

e. Ulat polong (Etiela Zinchenella)

Ulat yang berasal dari kupu-kupu ini bertelur di bawah daun buah, setelah

menetas, ulat masuk ke dalam buah sampai besar, memakan buah muda.

Gejala: pada buah terdapat lubang kecil. Waktu buah masih hijau, polong

bagian luar berubah warna, di dalam polong terdapat ulat gemuk hijau dan

kotorannya.

Pengendalian: (1) kedelai ditanam tepat pada waktunya (setelah panen

padi), sebelum ulat berkembang biak; (2) penyemprotan obat Dursban 20

18

Page 19: Laporan Tumpangsari Kcang Kedelai dan Jagung

EC sampai 15 hari sebelum panen.

f. Kepala polong (Riptortis Lincearis)

Gejala: polong bercak-bercak hitam dan menjadi hampa.

Pengendalian: penyemprotan Surecide 25 EC, Azodrin 15 WSC.

g. Lalat kacang (Ophiomyia Phaseoli)

Menyerang tanaman muda yang baru tumbuh.

Pengendalian: Saat benih ditanam, tanah diberi Furadan 36, kemudian

setelah benih ditanam, tanah ditutup dengan jerami . Satu minggu setelah

benih menjadi kecambah dilakukan penyemprotan dengan insektisida

Azodrin 15 WSC, dengan dosis 2 cc/liter air, volume larutan 1000 liter/ha.

Penyemprotan diulangi pada waktu kedelai berumur 1 bulan.

h. Kepik hijau (Nezara Viridula)

Panjang 16 mm, telur di bawah permukaan daun, berkelompok. Setelah 6

hari telur menetas menjadi nimfa (kepik muda), yang berwarna hitam

bintik putih. Pagi hari berada di atas daun, saat matahari bersinar turun ke

polong, memakan polong dan bertelur. Umur kepik dari telur hingga

dewasa antara 1 sampai 6

bulan. 

Gejala: polong dan biji mengempis serta kering. Biji bagian dalam atau

kulit polong berbintik coklat.

Pengendalian: Azodrin 15 WCS, Dursban 20 EC, Fomodol 50 EC.

i. Ulat grayak (Prodenia Litura)

Seranggan: mendadak dan dalam jumlah besar, bermula dari kupu-kupu

berwarna keabu-abuan, panjang 2 cm dan sayapnya 3-5 cm, bertelur di

permukaan daun. Tiap kelompok telur terdiri dari 350 butir.

Gejala: kerusakan pada daun, ulat hidup bergerombol, memakan daun, dan

berpencar mencari rumpun lain.

Pengendalian: (1) dengan cara sanitasi; (2) disemprotkan pada sore/malam

hari (saat ulat menyerang tanaman) beberapa insektisida yang efektif

seperti Dursban 20 EC, Azodrin 15 WSC dan Basudin 50 EC.

19

Page 20: Laporan Tumpangsari Kcang Kedelai dan Jagung

B. Teknik Budidaya Kedelai

1.Pembukaan Lahan, pembersihan tanaman gulma dan batu-batu

2. Pengolahan tanah (menggemburkan lahan)

3. Menentukan jarak tanam

- Ukuran petak : 5 m X 3 m

- Jarak tanam kedelai : 30 cm X 25 cm

4. Penanaman benih kedelai dengan bertaburan furadan, (monokultur.)

dengan satu lubang tanam masing-masing di beri 2 butir benih kedelai

5. Penyiraman tanaman dilakukan sehari 2X pagi dan sore hari.

6. Dilakukan penyulaman

7. Dilakukan pencabutan gulma dalam jarak 1 minggu sekali dengan tujuan

agar tanaman tumbuh dan berkembang dengan baik.

8. Dilakukan Pengukuran Tanaman kedelai baik tinggi tanaman maupun

perhitungan jumlah daun, setiap minggu sekali.

B.Hama dan Penyakit Kedelai

Hama

a. Aphis SPP (Aphis Glycine)

Kutu dewasa ukuran kecil 1-1,5 mm berwarna hitam, ada yang bersayap

dan tidak. Kutu ini dapat dapat menularkan virus SMV (Soyabean

Mosaik Virus). Menyerang pada awal pertumbuhan dan masa

pertumbuhan bunga dan polong.

Gejala: layu, pertumbuhannya terhambat.

Pengendalian: (1) menanam kedelai pada waktunya, mengolah tanah

dengan baik, bersih, memenuhi syarat, tidak ditumbuhi tanaman inang

seperti: terung-terungan, kapas-kapasan atau kacangkacangan; (2)

membuang bagian tanaman yang terserang hama dan membakarnya; (3)

20

Page 21: Laporan Tumpangsari Kcang Kedelai dan Jagung

menggunakan musuh alami (predator maupun parasit); (4) penyemprotan

insektisida dilakukan pada permukaan daun bagian atas dan bawah.

b. Melano Agromyza Phaseoli, kecil sekali (1,5 mm)

Lalat bertelur pada leher akar, larva masuk ke dalam batang memakan isi

batang, kemudian menjadi lalat dan bertelur. Lebih berbahaya bagi

kedelai yang ditanam di ladang.

Pengendalian: (1) waktu tanam pada saat tanah masih lembab dan subur

(tidak pada bulan-bulan kering); (2) penyemprotan Agrothion 50 EC,

Azodrin 15 WSC, Sumithoin 50 EC, Surecide 25 EC

c. Kumbang daun tembukur (Phaedonia Inclusa)

Bertubuh kecil, hitam bergaris kuning. Bertelur pada permukaan daun.

Gejala: larva dan kumbang memakan daun, bunga, pucuk, polong muda,

bahkan seluruh tanaman. 

Pengendalian: penyemprotan Agrothion 50 EC, Basudin 50 EC, Diazinon

60 EC, dan Agrothion 50 EC.

d. Cantalan (Epilachana Soyae)

Kumbang berwarna merah dan larvanya yang berbulu duri, pemakan

daun dan merusak bunga. 

Pengendalian: sama dengan terhadap kumbang daun tembukur.

e. Ulat polong (Etiela Zinchenella)

Ulat yang berasal dari kupu-kupu ini bertelur di bawah daun buah, setelah

menetas, ulat masuk ke dalam buah sampai besar, memakan buah muda.

Gejala: pada buah terdapat lubang kecil. Waktu buah masih hijau, polong

bagian luar berubah warna, di dalam polong terdapat ulat gemuk hijau

dan kotorannya.

Pengendalian: (1) kedelai ditanam tepat pada waktunya (setelah panen

padi), sebelum ulat berkembang biak; (2) penyemprotan obat Dursban 20

EC sampai 15 hari sebelum panen.

f. Kepala polong (Riptortis Lincearis)

Gejala: polong bercak-bercak hitam dan menjadi hampa.

Pengendalian: penyemprotan Surecide 25 EC, Azodrin 15 WSC.

21

Page 22: Laporan Tumpangsari Kcang Kedelai dan Jagung

g. Lalat kacang (Ophiomyia Phaseoli)

Menyerang tanaman muda yang baru tumbuh.

Pengendalian: Saat benih ditanam, tanah diberi Furadan 36, kemudian

setelah benih ditanam, tanah ditutup dengan jerami . Satu minggu setelah

benih menjadi kecambah dilakukan penyemprotan dengan insektisida

Azodrin 15 WSC, dengan dosis 2 cc/liter air, volume larutan 1000

liter/ha. Penyemprotan diulangi pada waktu kedelai berumur 1 bulan.

h. Kepik hijau (Nezara Viridula)

Panjang 16 mm, telur di bawah permukaan daun, berkelompok. Setelah 6

hari telur menetas menjadi nimfa (kepik muda), yang berwarna hitam

bintik putih. Pagi hari berada di atas daun, saat matahari bersinar turun ke

polong, memakan polong dan bertelur. Umur kepik dari telur hingga

dewasa antara 1 sampai 6

bulan. 

Gejala: polong dan biji mengempis serta kering. Biji bagian dalam atau

kulit polong berbintik coklat.

Pengendalian: Azodrin 15 WCS, Dursban 20 EC, Fomodol 50 EC.

i. Ulat grayak (Prodenia Litura)

Seranggan: mendadak dan dalam jumlah besar, bermula dari kupu-kupu

berwarna keabu-abuan, panjang 2 cm dan sayapnya 3-5 cm, bertelur di

permukaan daun. Tiap kelompok telur terdiri dari 350 butir.

Gejala: kerusakan pada daun, ulat hidup bergerombol, memakan daun,

dan berpencar mencari rumpun lain.

Pengendalian: (1) dengan cara sanitasi; (2) disemprotkan pada

sore/malam hari (saat ulat menyerang tanaman) beberapa insektisida yang

efektif seperti Dursban 20 EC, Azodrin 15 WSC dan Basudin 50 EC.

Penyakit

a. Aphis SPP (Aphis Glycine)

Kutu dewasa ukuran kecil 1-1,5 mm berwarna hitam, ada yang bersayap

dan tidak. Kutu ini dapat dapat menularkan virus SMV (Soyabean

22

Page 23: Laporan Tumpangsari Kcang Kedelai dan Jagung

Mosaik Virus). Menyerang pada awal pertumbuhan dan masa

pertumbuhan bunga dan polong.

Gejala: layu, pertumbuhannya terhambat.

Pengendalian: (1) menanam kedelai pada waktunya, mengolah tanah

dengan baik, bersih, memenuhi syarat, tidak ditumbuhi tanaman inang

seperti: terung-terungan, kapas-kapasan atau kacangkacangan; (2)

membuang bagian tanaman yang terserang hama dan membakarnya; (3)

menggunakan musuh alami (predator maupun parasit); (4) penyemprotan

insektisida dilakukan pada permukaan daun bagian atas dan bawah.

b. Melano Agromyza Phaseoli, kecil sekali (1,5 mm)

Lalat bertelur pada leher akar, larva masuk ke dalam batang memakan isi

batang, kemudian menjadi lalat dan bertelur. Lebih berbahaya bagi

kedelai yang ditanam di ladang.

Pengendalian: (1) waktu tanam pada saat tanah masih lembab dan subur

(tidak pada bulan-bulan kering); (2) penyemprotan Agrothion 50 EC,

Azodrin 15 WSC, Sumithoin 50 EC, Surecide 25 EC

c. Kumbang daun tembukur (Phaedonia Inclusa)

Bertubuh kecil, hitam bergaris kuning. Bertelur pada permukaan daun.

Gejala: larva dan kumbang memakan daun, bunga, pucuk, polong muda,

bahkan seluruh tanaman. 

Pengendalian: penyemprotan Agrothion 50 EC, Basudin 50 EC, Diazinon

60 EC, dan Agrothion 50 EC.

d. Cantalan (Epilachana Soyae)

Kumbang berwarna merah dan larvanya yang berbulu duri, pemakan

daun dan merusak bunga. 

Pengendalian: sama dengan terhadap kumbang daun tembukur.

e. Ulat polong (Etiela Zinchenella)

Ulat yang berasal dari kupu-kupu ini bertelur di bawah daun buah, setelah

menetas, ulat masuk ke dalam buah sampai besar, memakan buah muda.

Gejala: pada buah terdapat lubang kecil. Waktu buah masih hijau, polong

bagian luar berubah warna, di dalam polong terdapat ulat gemuk hijau

23

Page 24: Laporan Tumpangsari Kcang Kedelai dan Jagung

dan kotorannya.

Pengendalian: (1) kedelai ditanam tepat pada waktunya (setelah panen

padi), sebelum ulat berkembang biak; (2) penyemprotan obat Dursban 20

EC sampai 15 hari sebelum panen.

f. Kepala polong (Riptortis Lincearis)

Gejala: polong bercak-bercak hitam dan menjadi hampa.

Pengendalian: penyemprotan Surecide 25 EC, Azodrin 15 WSC.

g. Lalat kacang (Ophiomyia Phaseoli)

Menyerang tanaman muda yang baru tumbuh.

Pengendalian: Saat benih ditanam, tanah diberi Furadan 36, kemudian

setelah benih ditanam, tanah ditutup dengan jerami . Satu minggu setelah

benih menjadi kecambah dilakukan penyemprotan dengan insektisida

Azodrin 15 WSC, dengan dosis 2 cc/liter air, volume larutan 1000

liter/ha. Penyemprotan diulangi pada waktu kedelai berumur 1 bulan.

h. Kepik hijau (Nezara Viridula)

Panjang 16 mm, telur di bawah permukaan daun, berkelompok. Setelah 6

hari telur menetas menjadi nimfa (kepik muda), yang berwarna hitam

bintik putih. Pagi hari berada di atas daun, saat matahari bersinar turun ke

polong, memakan polong dan bertelur. Umur kepik dari telur hingga

dewasa antara 1 sampai 6

bulan. 

Gejala: polong dan biji mengempis serta kering. Biji bagian dalam atau

kulit polong berbintik coklat.

Pengendalian: Azodrin 15 WCS, Dursban 20 EC, Fomodol 50 EC.

2.4 Pola Tanam

Tumpang sari adalah suatu bentuk pertanaman campuran (polyculture)

berupa pelibatan dua jenis atau lebih tanaman pada satu areal lahan

tanam dalam waktu yang bersamaan atau agak bersamaan. Tumpang sari

yang umum dilakukan adalah penanaman dalam waktu yang hampir

24

Page 25: Laporan Tumpangsari Kcang Kedelai dan Jagung

bersamaan untuk dua jenis tanaman budidaya yang sama,

seperti jagung dan kedelai, atau jagung dankacang tanah. Dalam

kepustakaan, hal ini dikenal sebagai double-cropping. Penanaman yang

dilakukan segera setelah tanaman pertama dipanen (seperti jagung dan

kedelai serta jagung dan cabai) dikenal sebagai tumpang gilir.

Tumpang sari dapat pula dilakukan pada pertanaman tunggal (monokultur)

suatu tanaman perkebunan besar atau tanaman kehutanan sewaktu tanaman

pokok masih kecil atau belum produktif. Hal ini dikenal sebagai tumpang 

sela (intercropping). Jagung atau kedelai biasanya adalah tanaman sela yang

dipilih. Dalam kehutanan hal ini disebut sebagai wana tani. Suatu konsep

serupa juga diterapkan bagi budidaya padi dan ikan air tawar yang dikenal

sebagai mina tani.

2.5 Pupuk

1). Pupuk Urea

Pupuk Urea adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N)

berkadar tinggi. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan

tanaman. Pupuk Urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih, dengan

rumus kimia NH2 CONH2, merupakan pupuk yang mudah larut dalam air

dan sifatnya sangat mudah menghisap air (higroskopis), karena itu sebaiknya

disimpan di tempat kering dan tertutup rapat.

Kegunaan pupuk Urea

Unsur hara Nitrogen yang dikandung dalam pupuk Urea sangat besar

kegunaannya bagi tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan, antara

lain:

1. Membuat daun tanaman lebih hijau segar dan banyak mengandung

butir hijau daun (chlorophyl) yang mempunyai peranan sangat

25

Page 26: Laporan Tumpangsari Kcang Kedelai dan Jagung

panting dalam proses fotosintesa

2. Mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang

dan lain-lain)

3. Menambah kandungan protein tanaman

4. Dapat dipakai untuk semua jenis tanaman baik tanaman pangan,

holtikultura, tanaman perkebunan, usaha peternakan dan usaha

perikanan

Gejala kekurangan unsur hara Nitrogen

1. Daun tanaman berwarna pucat kekuning-kunigan

2. Daun tua berwarna kekuning-kuningan dan pada tanaman padi warna

ini dimulai dari ujung daun menjalar ke tulang daun

3. Dalam keadaan kekurangan yang parah daun menjadi kering dimulai

dari daun bagian bawah terus ke bagian atas

4. Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil

5. Perkembangan buah tidak sempurna atau tidak baik, sering kali

masak sebelum waktunya.

2). Pupuk SP 36

Sifat, manfaat dan keunggulan pupuk SP 36

Tidak higroskopis

Mudah larut dalam air

Sebagai sumber unsur hara Fosfor bagi tanaman

Memacu pertumbuhan akar dan sistim perakaran yang baik

Memacu pembentukan bunga dan masaknya buah/biji

Mempercepat panen

Memperbesar prosentase terbentuknya bunga menjadi buah/biji

Menambah daya tahan tanaman terhadap gangguan hama, penyakit

26

Page 27: Laporan Tumpangsari Kcang Kedelai dan Jagung

dan kekeringan

Cara penggunaan pupuk SP 36

Untuk tanaman semusim, pupuk SP 36 sebaiknya digunakan sebagai

pupuk dasar. Sedangkan untuk tanaman tahunan diberikan pada awal

atau akhir musim hujan atau segera setelah panen.

3). Pupuk KCL(Kalium Klorida)

Pembuatan pupuk KCl melalui proses ekstraksi bahan baku (deposit K)

yang kemudian diteruskan dengan pemisahan bahan melalui penyulingan

untuk menghasilkan pupuk KCl. Kalium klorida (KCl) merupakan salah

satu jenis pupuk kalium yang juga termasuk pupuk tunggal. Kalium satu-

satunya kation monovalen yang esensial bagi tanaman. Peran utama

kalium ialah sebagai aktivator berbagai enzim. Kandungan utama dari

endapan tambang kalsium adalah KCl dan sedikit K2SO4. Hal ini

disebabkan karena umumnya tercampur dengan bahan lain seperti kotoran,

pupuk ini harus dimurnikan terlebih dahulu. Hasil pemurniannya

mengandung K2O sampai 60 %. Pupuk Kalium (KCl) berfungsi

mengurangi efek negative dari pupuk N, memperkuat batang tanaman,

serta meningkatkan pembentukan hijau dan dan dan karbohidrat pada buah

dan ketahanan tanaman terhadap penyakit. Kekurangan hara kalium

menyebabkan tanaman kerdil, lemah (tidak tegak, proses pengangkutan

hara pernafasan dan fotosintesis terganggu yang

pada akhirnya mengurangi produksi. Kelebihan kalium dapat menyebabkan

daun cepat menua sebagai akibat kadar Magnesium daun dapat menurun.

Kadang-kadang menjadi tingkat terendah sehingga aktivitas fotosintesa

terganggu.

27

Page 28: Laporan Tumpangsari Kcang Kedelai dan Jagung

BAB III

BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu

Kegiatan pelaksanaan penanaman (praktikum) dilakukan pada:

Tempat: Kebun percobaan di daerah sekitar KP3B (Kantor Pusat Pemerintah

Provinsi Banten) Kecamatan Curug.

Waktu : 17 Maret 2010 (Asistensi) s.d. 15 Juni 2010 (Panen)

3.2 Alat dan Bahan

Alat–alat yang digunakan dalam kegiatan praktikum ini, adalah

sebagai

berikut :

1) Cangkul 5) Meteran

2) Kored 6) Ember

3) Tali Rafia 7) Label Percobaan

4) Patok 8) Ajir (bambu)

Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:

1) Benih jagung dan kacang kedelai

2) Pupuk (Urea, KCL,SP-36)

3) Carbufuram

3.3 Prosedur Kerja

a).Perlakuan

Ukuran petak tanam adalah 3x5 m, tanaman jagung sebagai tanaman

pokok dan tanaman kacang sebagai tanaman sela.

Perlakuan 1 (T1) : adalah monokultur jagung

28

Page 29: Laporan Tumpangsari Kcang Kedelai dan Jagung

Perlakuan 2 (T2) : adalah monokultur kacang tanah

Perlakuan 3 (T3) : 1 baris jagung + 1 baris kacang tanah

b).Penanaman

Jarak tanam jagung baik mono atau tumpang sari 80x20 cm, jarak

tanam kacang kedelai monokultur 40x20 cm. Tanaman kacang kedelai

sebagai tanaman sela pada perlakuan (T3) ditanam tepat ditengah antar

barisan jagung. Dengan jarak tanam dalam barisan 20 cm.

c). Langkah-langkah Penanaman

1) Lihat penjelasan penentuan jarak tanam. Pada sudut-sudut lahan beri jarak

tanam 40cmx40cm.

2) Arah barisan tanaman adalah arah Timur-Barat.

3) Buatlah lubang tanam dengan tugal sedalam 2-3 cm, masukan benih

untuk jagung 1 benih ke lubang, kacang kedelai 1 benih per lubang dan

furadan 5 butir per lubang.

4) Buatlah alur pupuk dengan jarak 7 cm dari lubang tanam kedalam alur

pupuk sekitar 7 cm. Pada tumpang sari hanya jagung yang dipupuk.

5) Campurkan pupuk Urea, SP 36 dan KCL secara merata, setelah itu bagi

menjadi alur sejumlah barisan tanaman.

6) Tabur pupuk kedalam alur secara merata dari ujung ke ujung.

7) Tutup alur pupuk dan lubang tanam dengan tanah yang gembur .

8) Pasang label percobaan dengan tepat.

9) Siram air secukupnya apabila tanah kering.

3.4 Pelaksanaan Praktikum

Rangkaian proses pelaksanaan praktikum adalah sebagai berikut :

1). Asistensi Praktikum

Dimulai dari pertemuan pertama sebelum melakukan praktikum dan

29

Page 30: Laporan Tumpangsari Kcang Kedelai dan Jagung

dilakukan didalam kelas. Pada tahap ini diberikan panduan dan pengarahan

sebelum melakukan praktikum pada tanggal 15 maret 2011.

2). Pembersihan Areal Tanam

Pertama kalinya turun kelahan pada tanggal 22 maret 2011, pada

tahap ini seluruh mahasiswa membersihkan lahan tanaman dari ilalang dan

gulma disekitar lahan. Pembersihan dilakukan dengan menggunakan tangan

secara langsung maupun dengan menggunakan alat seperti cangkul, parang

dan kored.

3). Pengolahan Lahan

Pengolahan lahan dilakukan dengan menggunakan cangkul yakni

pada tanggal 22 maret 2011 dikerjakan pada pagi hari dan dilanjutkan pada

sore hari. Luas lahan yang diolah adalah 3x5 m, tanah dicangkul berulang-

ulang sehingga menjadi gembur setelah itu tanah dibentuk menyerupai

gundukan-gundukan seseuai dengan perlakuan masing-masing.

4). Penanaman

Pada tanggal 2 april 2011 semua mahasiswa melakukan penanaman

pada lahan yang telah selesai diolah dan ditata sesuai dengan perlakuan

masing-masing. Penanaman dilakukan serempak oleh semua mahasiswa pada

pagi hari, caranya yaitu :

a). Pada setiap barisan di lubangi sedalam 2-3 cm dengan menggunakan

tugal, setiap barisan terdapat sebanyak 72 lubang tanam.

b). Setelah dibuat lubang tanam masukan benih kacang kedelai dan

jagung masing-masing 1 butir pada setiap lubang tanam dan diberi

furadan sebanyak 5 butir.

c). Tutupi lubang tanam tersebut dengan tanah disekitar lahan secara

perlahan agar tanah tidak menjadi padat.

30

Page 31: Laporan Tumpangsari Kcang Kedelai dan Jagung

5). Pemberian Pupuk

Setelah proses penanaman selesai tahap selanjutnya adalah pemberian

pupuk pada lahan tanaman. Pupuk yang digunakan adalah Urea, SP 36 dan

KCL. Pemupukan diawali dengan pembuatan alur pupuk yang berjarak 7 cm

dari tanaman jagung, pada tumpang sari hanya jagung yang dipupuk.

Campurkan pupuk urea. SP 36 dan KCL secara merata setelah itu bagi

menjadi sejumlah barisan tanaman lalu tabur pupuk kedalam alur yang telah

dibuat dari ujung keujung secara merata, setelah itu tutup alur tersebut

dengan tanah gembur.

Komposisi pupuk yang digunakan :

Urea 300 kg/ha

KCL 150 kg/ha

SP 36 200 kg/ha

Perhitungan pupuk adalah :

Jumlah Pupuk = X

10000 Luas Lahan

Keterangan:

Luas lahan 3 m X 5 m = 15 m2

1 ha = 10.000 m2

Dari hasil perhitungan diperoleh berat bersih pupuk yang digunakan

untuk menanam tumpang sari tanaman jagung dan kacang tanah pada lahan

seluas 3m X 5m adalah :

Urea = 450 gr/ m2 (setengah dosis urea di aplikasikan pada 4 MST,

jadi hanya 225 gr/ m2)

KCL = 225 gr/ m2

31

Page 32: Laporan Tumpangsari Kcang Kedelai dan Jagung

SP 36 = 300 gr/ m2

6). Penyiraman

Setelah proses pemberian pupuk selesai tahap selanjutnya adalah

dengan melakukan penyiraman pada lahan yang telah ditanami. Penyiraman

dilakukan untuk menjaga agar permukaan tanah tetap lembab dan tidak

kekeringan. Penyiraman dilakukan sebanyak 2 kali dalam sehari yakni pada

pagi dan sore hari selama proses penanaman kecuali pada kondisi hujan.

7). Pemeliharaan

Selama proses penanaman berlangsung dilakukan beberapa

pemeliharaan , yaitu :

a) Penyulaman

Sulam benih yang tidak tumbuh atau mati, untuk penyulaman lebih

cepat lebih baik (setelah yang lain kelihatan tumbuh ± 3-7 hari setelah

tanam).

d). Penyiangan dan Pembumbunan

Penyiangan dilakukan 2 kali umur 1 dan 6 minggu dengan hati-hati

agar tidak merusak bunga dan polong.

Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan untuk

memperkokoh posisi batang agar tanaman tidak mudah rebah dan

menutup akar yang bermunculan di atas permukaan tanah karena

adanya aerasi

Tanah di sebelah kanan dan kiri barisan tanaman diuruk dengan

cangkul, kemudian ditimbun di barisan tanaman. Dengan cara ini akan

terbentuk guludan yang memanjang.

8). Pengukuran tanaman

Pengukuran tanaman dilakukan ketika tanaman sudah tumbuh semua

yakni dimulai dari 2 MST pada tanggal 19 april 2011 dan dilakukan pada

32

Page 33: Laporan Tumpangsari Kcang Kedelai dan Jagung

pagi hari. Pengukuran dilakukan sampai pada fase vegetatif yakni pada 6

MST tanggal 24 mei 2011 pada tanaman jagung, sedangkan pada fase

berikutnya yaitu generatif sudah tidak dilakukan pengukuran karena telah

tumbuh bonggol jagung. Pada tanaman kacang kedelai pengukuran

dilakukan sampai pada 3 MST yaitu pada tanggal 24 april 2011 karena pada

4 MST telah tumbuh bunga sebagai tanda berakhirnya fase vegetatif.

9). Panen

Pemanenan dilakukan pada tanggal 14 juni 2011 pada pagi hari, tidak

semua hasil panen dibawa ke lab, namun hanya tanaman sampel saja yang

diukur untuk keperluan data praktikum. Tanaman sampel yang terdiri dari 3

tanaman sampel kacang kedelai dan 4 tanaman sampel jagung. Tanaman-

tanaman tersebut kemudian dibawa ke lab untuk ditimbang hasilnya, tanaman

jagung ditimbang mulai dari berat akar, berat keseluruhan tanaman jagung,

berat bonggol dan berat bonggol tanpa kulit. Sedangkan untuk tanaman

kacang tanah ditimbang dari berat keseluruhan tanaman kacang tanah, jumlah

polong yang dihasilkan dan berat polong.

3.4 Parameter Pengamatan

Parameter yang digunakan dalam pengamatan yaitu :

1) Jumlah Tanaman

Dihitung berdasarkan banyaknya jumlah tanaman yang tumbuh dalam

lahan tersebut.

2) Tinggi Tanaman

Diukur setelah 2 MST sampai pada vase vegetatif selesai yaitu ditandai

33

Page 34: Laporan Tumpangsari Kcang Kedelai dan Jagung

dengan munculnya bunga pada tanaman kacang tanah dan tanaman jagung.

Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dari permukaan tanah sampai pada

titik tumbuh daun paling atas.

3) Jumlah Daun

Dihitung mulai dari 2 MST dan yang hanya dihitung adalah daun yang

telah tumbuh sempurna.

4) Jumlah Cabang

Cabang dihitung setiap minggunya seiring dengan pertumbuhan

tanaman. Jumlah bunga

Bunga dihitung setelah fase vegetatif selesai yaitu pada 4 MST yang

diawali sebagai fase generatif.

5) Jumlah Bonggol

Bonggol dihitung setelah fase generatif yaitu pada 7 MST sampai

panen.

6) Posisi Bonggol

Posisi bonggol dihitung dari ketiak daun pertama dari bawah sampai ketiak

dimana bonggol tersebut tumbuh.

7) Jumlah Polong

Banyaknya polong dihitung dari mulai tumbuh sampai polong berisi

kacang.

34

Page 35: Laporan Tumpangsari Kcang Kedelai dan Jagung

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

A. Kedelai

Berikut adalah hasil panen pada tanggal 14 juni 2011, tabel dan grafik 4.1

dibawah ini merupakan perbandingan berat tanaman kedelai, jumlah polong

dan berat polong.

Tabel 4.1

SampelBerat Total

(gr)Jumlah Polong

Berat Polong

(gr)

1 82,5 49 11

2 62 39 21,5

3 53,5 21 16,5

Grafik 4.1

35

Page 36: Laporan Tumpangsari Kcang Kedelai dan Jagung

1 2 30

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Grafik perbandingan polong

Berat Total (gr)Jumlah PolongBerat Polong (gr)

Tabel dan grafik di bawah ini menunjukkan perbandingan berat basah dan

berat kering tanaman kedelai yang dipanen pada tanggal 14 juni 2011.

Tabel 4.2 perbandingan berat basah dan kering kedelai

Sampelberat kering

(gr)

berat basah

(gr)

1 42,03 53,5

2 34,68 62

3 24,22 82,5

Grafik 4.2

36

Page 37: Laporan Tumpangsari Kcang Kedelai dan Jagung

1 2 30

10

20

30

40

50

60

70

80

90

berat kering (gr)berat basah (gr)

Berikut adalah tabel dan grafik perbandingan panjang akar, panjang batang

dan jumlah daun tanaman kedelai pada saat dipanen tanggal 14 juni 2011.

Tabel 4.3

Sampe

l Panjang akar

Panjang

batang

Jumlah

daun

1 31 59 25

2 52 66 25

3 14,2 62 27

Grafik 4.3

37

Page 38: Laporan Tumpangsari Kcang Kedelai dan Jagung

1 2 30

10

20

30

40

50

60

70

Panjang akarPanjang batangJumlah daun

B. Jagung

Berikut adalah hasil panen tanaman jagung per tanggal 14 juni 2011, tabel

dan grafik 4.4 menunjukkan perbandingan jumlah tongkol, panjang batang,

jumlah daun dan panjang akar.

Tabel 4.4

Sampe

l

jumlah

tongkol

panjang

batang jumlah daun

panjang

akar

1 2 185 9 21,3

2 3 196 8 13,5

3 1 200 10 15,8

4 2 172 10 17,4

Grafik 4.4

38

Page 39: Laporan Tumpangsari Kcang Kedelai dan Jagung

1 2 3 40

50

100

150

200

250

jumlah tongkolpanjang batangjumlah daunpanjang akar

Tabel dan grafik 4.5 menggambarkan perbandingan berat tongkol, berat

basah serta berat kering tanaman.

Tabel 4.5

Sampelberat

tongkol (gr)

berat basah

(gr)

berat kering

(gr)

1 240 350 146,55

2 250 350 114,23

3 150 150 99,07

4 250 250 106,42

Grafik 4.5

39

Page 40: Laporan Tumpangsari Kcang Kedelai dan Jagung

1 2 3 40

50

100

150

200

250

300

350

400

berat tongkol (gr)berat basah (gr)berat kering (gr)

Tabel dan grafik rata-rata pertumbuhan tanaman kedelai, terdiri dari rata-rata

tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah bunga dan jumlah polong.

Tabel 4.6 Rata-rata pertumbuhan

Sampe

l

Tinggi

pohon (cm)jumlah daun

jumlah

polong

jumlah

bunga

1 41,44 16 44 15

2 38,72 14 34 34

3 38,11 17 19 34

Grafik 4.6

40

Page 41: Laporan Tumpangsari Kcang Kedelai dan Jagung

1 2 30

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Tinggi pohon (cm)jumlah daunjumlah polongjumlah bunga

Tabel dan grafik rata-rata pertumbuhan jagung, terdiri dari tinggi tanaman,

jumlah daun dan banyak bonggol.

Tabel 4.7

Sampeljumlah

daun

tinggi pohon

(cm)

jumlah

bonggol

1 7 102 2

2 10 103 2

3 7 108 2

4 7 101 2

Grafik 4.7

41

Page 42: Laporan Tumpangsari Kcang Kedelai dan Jagung

1 2 3 40

20

40

60

80

100

120

jumlah dauntinggi pohon (cm)jumlah bonggol

4.2 Pembahasan

Berdasarkan observasi kami dilapangan, tanaman jagung dan kedelai

yang ditanam dapat tumbuh dengan baik, hanya saja terdapat perbedaan

tinggi tanaman, banyak bunga, serta jumlah polong dan bonggol. Hal ini

tampak pada perbedaan 4 sampel tanaman jagung dan 3 sampel tanaman

kedelai.

Berdasarkan grafik tanaman kedelai pada tabel 4.6 sampel 1

menunjukkan pertumbuhan yang paling cepat, hal ini tampak pada tinggi

rata-rata yang mencapai 41,44cm per minggu. Adapun pada sampel-sampel

tersebut terdapat tanaman yang pertumbuhannya lambat, seperti tampak pada

sampel 3 yang tinggi rata-ratanya mencapai 38,11cm per minggu. Perbedaan

rata-rata tinggi tanaman kacang kedelai disebabkan oleh beberapa faktor,

yaitu antara lain tanaman kacang kedelai bersaing dengan jagung dalam

pemanfaatan unsur hara, air dan oksigen sehingga pertumbuhan kacang

kedelai tidak optimal. Selain itu tanaman kacang kedelai kurang

mendapatkan cahaya matahari secara langsung karena penyinaran terhalanga

oleh tanaman jagung yang pertumbuhannya lebih tinggi.

42

Page 43: Laporan Tumpangsari Kcang Kedelai dan Jagung

Dari ke-3 sampel tanaman kacang kedelai yang ditanam secara

tumpang sari, rata-rata fase vegetatif atau masa pertumbuhannya berlangsung

sampai 4 MST setelah itu tanaman mengalami fase generatif yang di tandai

dengan munculnya bunga mulai pada minggu ke – 5 . Pada fase generatif

bunga yang tumbuh menentukan jumlah polong yang dihasilkan pada setiap

tanaman kacang kedelai.

Dari ke-3 sampel tampak bahwa pada sampel ke-1 tanaman kedelai

menghasilkan jumlah polong yang paling banyak, yaitu 44 buah. Adapun

pada sampel ke-3 menunjukkan pertumbuhan polong yang sedikit, yaitu 19

buah polong. Hal tersebut terjadi karena kandungan unsur hara dan cahaya

matahari yang diserapnya tidak sama antara satu tanaman dengan tanaman

yang lainnya.

Begitu pula dengan tanaman jagung, terlihat adanya perbadaan rata-

rata tinggi yang tidak begitu mencolok dari kelima sampel tersebut. Diantara

ke-4 sampel tersebut, sampel nomor 3 menunjukkan pertumbuhan yang

paling tinggi, yaitu 108 cm, sedangkan sampel ke-4 menunjukkan

pertumbuhan tinggi yang rendah, yaitu 101 cm. Namun, pertumbuhan jumlah

bonggol tiap sampel menunjukkan hasil yang relatif sama.

43

Page 44: Laporan Tumpangsari Kcang Kedelai dan Jagung

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Tumpangsari merupakan suatu usaha menanam beberapa jenis

tanaman pada lahan dan waktu yang sama, yang diatur sedemikian rupa

dalam barisan-barisan tanaman.Untuk dapat melaksanakan pola tanam

tumpangsari secara baik perlu diperhatikan beberapa faktor lingkungan yang

mempunyai pengaruh di antaranya ketersediaan air, kesuburan tanah, sinar

matahari dan hama penyakit. Sistem tanam tumpangsari mempunyai banyak

keuntungan yang tidak dimiliki pada pola tanam monokultur. Penanaman

dengan sistem tumpangsari memiliki beberapa kelebihan atau keuntungan,

dianataranya yaitu:

1. Meningkatkan produksi tanaman, frekuensi panen dan pendapatan

atau dengan kata lain peningkatan produksi secara keseluruhan.

2. Meningkatkan produktifitas lahan.

3. Mengurangi resiko kegagalan panen suatu jenis tanaman.

4. kombinasi beberapa jenis tanaman dapat menciptakan stabilitas

biologis sehingga dapat menekan serangan hama dan penyakit

serta mempertahankan kelestarian sumber daya lahan dalam hal

ini kesuburan tanah

5. Menyerap tenaga kerja sehingga distribusi tenaga kerja lebih

merata sepanjang tahun.

6. Efisien dalam penggunaan energi atau cahaya matahari.

Selain itu pada saat penanaman ditambahkan pupuk sebagai salah satu

upaya untuk meningkatkan hasil pertanian namun pemberian pupuk harus

44

Page 45: Laporan Tumpangsari Kcang Kedelai dan Jagung

disesuaikan dengan dosis yang dianjurkan.

5.2 Saran

Pada praktikum selanjutnya diharapkan sarana dan prasarana

praktikum lebih ditingkatkan sehingga hasil yang diperoleh akan lebih baik

dan maksimal, contohnya ketersediaan air untuk penyiraman tanaman.

45

Page 46: Laporan Tumpangsari Kcang Kedelai dan Jagung

DAFTAR PUSTAKA

AAK. (1993). Teknik Bercocok Tanam Jagung. Yogyakarta. Kanisius.

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (1998). Budidaya Kedelai dan

Jagung.

Palangkaraya. Departemen Pertanian.

Capricorn Indo Consult. (1998). Studi Tentang Agroindustri & Pemasaran

JAGUNG & KEDELAI di Indonesia.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (1988).

Jagung .Bogor.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Saenong, Sania. (1988). Teknologi Benih Jagung. Pusat Penelitian dan

Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. Badan Penelitian dan

Pengembangan

Pertanian.

Surani dan I.U. firmansyah. 2005. Pengaruh Umur Panen Terhadap

Kandungan Nutrisi Biji Jagung Beberapa Varietas. Hasil penelitian

balitsereal Maros. belum dipublikasi. 14 p.

46

Page 47: Laporan Tumpangsari Kcang Kedelai dan Jagung

3,

47

Page 48: Laporan Tumpangsari Kcang Kedelai dan Jagung

48

Page 49: Laporan Tumpangsari Kcang Kedelai dan Jagung

49