41
Laporan Tutorial Sistem Pencernaan Tutor : Dra. Elizabeth Bahar, M.Kes Ketua : Ismail Fajri Sekretaris : Bunga Saridewi Nurmansyah Susan Insani Putri Anggota : Ashima Sonita Ayu Andrian Putri Fadhila Aini Maressya Silvia Eszy Melati Setia Ningsih Rinaldi Syahputra Wina Hidayati Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Laporan Tutorial

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Tutorial

Laporan Tutorial

Sistem Pencernaan

Tutor :   Dra. Elizabeth Bahar, M.Kes

Ketua : Ismail Fajri

Sekretaris : Bunga Saridewi Nurmansyah

Susan Insani Putri

Anggota : Ashima Sonita

Ayu Andrian Putri

Fadhila Aini

Maressya Silvia Eszy

Melati Setia Ningsih

Rinaldi Syahputra

Wina Hidayati

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

2011

Page 2: Laporan Tutorial

MODUL 1

SKENARIO 1 : DARI MULUT SAMPAI KE ANUS

Dokter Rianti (24 tahun) sedang menjalani internship di RSU Daerah sangat terenyuh

melihat wanita cantik yang baru saja melahirkan menangis tersedu-sedu. Ia tampak syok sekali

dan seakan-akan tidak ikhlas menerima bayi yang baru saja dilahirkannya. Bayi ini menderita

sumbing pada labium, palatum durum sampai ke palatum molenya. Ketika dr. Rianti berusaha

menghibur wanita cantik tersebut, tiba-tiba datang bidan yang baru saja menolong persalinan

yang lain. Bidan ini mengatakan bahwa dia tidak dapat memasukkan termometer kedalam anus

bayi yang baru lahir tersebut.“Oh, ini pasti atresia ani. Ternyata kelainan traktus digestivus ini

memang bisa terjadi dari mulut sampai ke anus,” gumam dr. Rianti.

Dokter Rianti segera berencana mengirim kedua bayi ini ke dokter bedah digestif supaya

traktus digestivus bayi ini normal kembali. Bagaimanakah anda menerangkan keadaan bayi ini?

Page 3: Laporan Tutorial

Step 1. Mengklarifikasi terminology dan konsep

1. Labium

Bibir.

2. Palatum durum

Bagian anterior palatum ,Bagian anterior palatum, ditandai dengan kerangka tulang,

dilapisi selaput lender rongga hidung dan mulut, terdiri dari tulang keras di sebelah

anterior dan bagian daging lunak di anterior.

3. Palatum mole

Bagian berdaging atap mulut, membentang dari tepi posterior palatum durum.

4. Atresia ani

Menetapnya membrane anus hingga anus tertutup.

5. Traktus digestivus

Saluran pencernaan.

6. Digestif

Berhubungan dengan pencernaan.

7. Sumbing

Kelainan formasi bibir akibat terganggunya fusi selama masa intrauterine pada trimester

pertama kelahiran.

Page 4: Laporan Tutorial

Step 2. Menentukan masalah

1. Apa penyebab terjadinya bibir sumbing?

2. Apa penyebab dari atresia ani?

3. Apa saja jenis bibir sumbing?

4. Apa saja jenis atresia ani?

5. Apa akibat dari bibir sumbing?

6. Apa saja bagian dari traktus digestivus?

7. Bagaimana penanganan medis pada atreia ani?

8. Bagaimana penanganan medis bibir sumbing?

9. Bagaimana gejala atresia ani?

10. Apa saja jaringan traktus digestivus?

11. Bagaimana penbentukan traktus digestivus secara normal?

Page 5: Laporan Tutorial

Step 3. Menganalis masalah melalui brainstorming dengan menggunakan prior knowledge

1. Penyebab terjadinya bibir sumbing adalah ketidaksempurnaan menyatunya prominensia

nasalin medialis kanan dan kiri.

2. Penyebab atresia ani

Etiologi secara pasti atresia ani belum diketahui· Putusnya saluran pencernaan dari atas

dengan daerah dubur, sehingga bayi lahir tanpa lubang dubur. Gangguan pertumbuhan,

fusi, dan pembentukan anus dari tonjolan embriogenik.

3. Beberapa jenis bibir sumbing yang diketahui adalah :

Unilateral Incomplete

Apabila celah sumbing terjadi hanya disalah satu sisi bibir dan tidak memanjang hingga

ke hidung.

Unilateral Complete

Apabila celah sumbing terjadi hanya disalah satu sisi bibir dan memanjang hingga ke

hidung.

Bilateral Complete

Apabila celah sumbing terjadi dikedua sisi bibir dan memanjang hingga ke hidung.

Bibir Sumbing & Celah Langit-langit Mulut bisa terjadi bersamaan ataupunterpisah.

Tingkat keseriusan celah ini mempengaruhi proses pemberian makanan pada pasien.

4. Jenis atresia ani

Menurut Ladd dan Gross (1966) anus imperforata dalam 4 golongan, yaitu:

1. Stenosis rektum yang lebih rendah atau pada anus

2. Membran anus yang menetap

3. Anus imperforata dan ujung rektum yang buntu terletak pada bermacam-macam jarak

dari peritoneum

4. Lubang anus yang terpisah dengan ujung rektum

Page 6: Laporan Tutorial

MELBOURNE membagi berdasarkan garis pubocoxigeus dan garis yang melewati ischii

kelainan disebut :

•Letak tinggi ? rectum berakir diatas m.levator ani (m.pubo coxigeus)

•Letak intermediet ? akiran rectum terletak di m.levator ani

•Letak rendah ? akhiran rectum berakhir bawah m.levator ani

5. Akibat dari bibir sumbing

- Infeksi saluran pernafasan

- Infeksi telinga tengah

- Suit bicara

- Pertumbuhan gigi tidak sempurna

- Gangguan psikologis

6. Bagian dari traktus digestivus?

- mulut – faring – esofagus – lambung – duodenum – jejenum - ileum – kolon – rektum-

anus.

7. Penanganan medis pada atresia ani?

Leape(1987) menganjurkan pada :

• Atresia letak tinggi & intermediet ? sigmoid kolostomi atau TCD dahulu, setelah 6 –12

bulan baru dikerjakan tindakan definitive (PSARP)

• Atresia letak rendah ? perineal anoplasti, dimana sebelumnya dilakukan tes provokasi

dengan stimulator otot untukidentifikasi batas otot sfingter ani ekternus,

• Bila terdapat fistula ? cut back incicion

• Stenosis ani cukup dilakukan dilatasi rutin , berbeda dengan Pena dimana dikerjakan

minimal PSARP tanpa kolostomi.

8. Penanganan medis bibir sumbing

Operasi bisa dilakukan umur 3 bulan, juga diperlukan konsultasi dengan bagiab gigi.

9. Gejala atresia ani

Page 7: Laporan Tutorial

1. Perut kembung

2. Muntah

3. Tidak bisa buang air besar

4. Pada pemeriksaan radiologis dengan posisi tegak serta terbalik (jungkir) dapat dilihat

sampai dimana terdapat penyumbatan (foto dilakukan pada umur lebih dari 24 jam, oleh

karena pada umur tersebut dalam keadaan normal, seluruh traktus digestivus sudah berisi

udara dan bayi dibalik selama 5 menit).

5. Pemasukan termometer melalui anus

6. Pemeriksaan urin untuk mengetahui apakah terdapat meconeum di dalamnya, sehingga

fistula dapat diketahui lebih dini.

10. Jaringan traktus digestivus

- Mukosa

- Epitel

- Submukosa

- Serosa

11. Pembentukan traktus digestivus secara normal?

Pelipatan mudigah kea rah sefalokaudal dan sefalolateral sehingga terbentuk usus sederhana

yang disebut firegut, midgut daan hindgut yang nantinya akan berkembang menjadi system

pencernaan.

Page 8: Laporan Tutorial

Step 4. Membuat pengkajian yang sistematik dari berbagai penjelasan yang didapat pada

langkah 3

Sumbing, atresia ani

Sumbing, atresia ani Penanganan

medis

Penanganan medis

Anatomi Anatomi

Histology Histology

Kelainan kongenital

Kelainan kongenital

Traktus digestivus

Traktus digestivus

EmbriologiEmbriologi

Page 9: Laporan Tutorial

Step 5. Memformulasikan tujuan pembelajaran

Menjelaskan tentang embriologi system pencernaan

Menjelaskan tentang anatomi system pencernaan

Menjelaskan tentang histology sistem pencernaan

Menjelaskan tentang kelainan pada sistem pencernaan

Page 10: Laporan Tutorial

Step 6. Mengumpulkan Informasi sesuai dengan Learning Objective

Step 7. Sintesa Informasi dari Learning Objective

1. Embriologi Sistem Pencernaan

Tabung usus primitif (primitive gut) terbentuk dari masuknya sebagian rongga yolk sac (yang

dilapisi endoderm) ke dalam mudigah. Hal ini merupakan efek dari pelipatan mudigah ke

sefalokaudal dan lateral. Bagian-bagian tabung usus dan mudigah-mudigahnya tergantung pada

dinding tubuh dorsal dan ventral oleh mesenterium, yaitu lapisan ganda peritoneum yang

membungkus suatu organ dan menghubungkannya ke dinding tubuh.

Mesenterium dorsal di bagian lambung membentuk mesogastrium dorsal atau omentum mayus.

Di daerah duodenum membentuk mesoduodenum dorsal. Dan di colon membentuk mesocolon

dorsal. Mesenterium dorsal di lengkung ileum dan jejunum membentuk mesenterium propia.

Mesenterium ventral hanya terdapat di daerah bagian terminal esofagus, lambung, dan bagian

atas duodenum. Mesenterium ini terbentuk dari septum transversum. Akibat pertumbuhan hati

menembus septum ini, mesenterium ventral terbagi menjadi omentum minus dan ligamentum

falsiformis.

Perkembangan usus primitif dan turunan-turunannya biasanya dibagi menjadi empat bagian,

yaitu: usus faring, usus depan (foregut), usus tengah (midgut), dan usus belakang (hindgut).

a. Usus Faring

Bagian ini membentang dari membrana bukofaringeal hingga divertikulum trakeobronkus.

Bagian ini sangat penting untuk pembentukan kepala dan leher.

b. Usus Depan

Usus depan terletak kaudal dari tabung faring dan berjalan ke kaudal sejauh tunas hati. Usus

depan akan membentuk organ-organ berikut: esofagus, lambung, duodenum, hati, kantung

empedu, dan pankreas.

Esofagus

Page 11: Laporan Tutorial

Esofagus terbentuk sebagai hasil pemisahan divertikulum respiratorius dari usus depan.

Divertikulum respiratorius tersebut muncul pada minggu ke-4 perkembangan dan

semakin lama semakin berkembang dan kemudian dihubungkan dengan bagian utama

usus depan oleh septum trakeoesofageal. Seiring dengan perkembangan primordium

pernafasan ini, septum trakeoesofageal kemudian memisahkan diri dari usus depan,

sehingga usus depan terbagi menjadi dua bagian, yaitu: bagian ventral (primordium

respiratorius) dan bagian dorsal (esofagus).

Pada mulanya, esofagus berukuran pendek. Namun dengan turunnya jantung dan paru-

paru, esofagus kemudian cepat memanjang sampai ke diafragma. Lapisan otot esofagus

terbentuk dari mesenkim splanknik di sekitarnya. Dua per tiga bagian atas esofagus

merupakan otot lurik dan diinervasi oleh nervus vagus. Sementara sepertiga bawah

esofagus merupakan otot polos yang diinervasi oleh pleksus splanknikus.

Lambung

Lambung muncul sebagai suatu pelebaran fusiform usus depan pada minggu ke-4

perkembangan. Selama masa perkembangannya, lambung mengalami dua rotasi, yaitu

rotasi pada sumbu longitudinal dan rotasi pada sumbu anterolateral. Oleh karena kedua

rotasi inilah, lambung kemudian memeroleh bentuk dan posisi normalnya seperti pada

masa pasca kelahiran.

Rotasi terhadap sumbu longitudinal adalah sebesar 90 derajat searah jarum jam. Sehingga

sisi kiri lambung yang awal sekarang terletak pada sisi anterior, dan sisi kanan lambung

yang awal sekarang terletak pada sisi posterior. Selama pemutaran ini, dinding posterior

lambung yang awal (yang sekarang terletak pada sisi kiri lambung) tumbuh lebih pesat

daripada sisi anteriornya. Sisi posterior awal tersebut kemudian membentuk kurvatura

mayor di sisi kiri lambung, dan sisi anterior awal tersebut membentuk kurvatura minor di

sisi kanan lambung.

Rotasi terhadap sumbu anteroposterior mengakibatkan bagian kaudal (pilorus) bergerak

ke kanan atas, dan bagian sefalik (kardia) bergerak ke kiri bawah. Dengan demikian,

Page 12: Laporan Tutorial

lambung memperoleh posisi akhirnya, dengan sumbunya berjalan dari atas kiri ke bawah

kanan.

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, lambung tergantung ke dinding dorsal tubuh

melalui mesogastrium dorsal dan ke dinding ventral tubuh melalui mesogatrium ventral.

Dengan terjadi kedua rotasi di atas, terjadi pula perbubahan posisi dan bentuk dari kedua

mesogastrium di atas.

Rotasi terhadap sumbu longitudinal menarik mesogastrium dorsal ke arah kiri,

menciptakan suatu ruangan di bagian belakang lambung, yang disebut dengan bursa

omentalis (ruang peritoneum minor). Rotasi ini juga menarik mesogastrium ventral ke

arah kanan.

Rotasi lambung terhadap sumbu anteroposterior mengakibatkan mesogastrium dorsal

menonjol ke bawah. Seiring dengan semakin besarnya pertumbuhannya, mesogastrium

ini akan membentuk suatu kantong berlapis ganda (yang nantinya akan bersatu

membentuk satu lembaran tunggal) yang memanjang hingga kolon transversum dan

lengkung usus halus seperti sebuah celemek. Lembaran ini disebut dengan omentum

mayus.

Duodenum

Duodenum terbentuk dari bagian kaudal usus depan dan bagian sefal usus tengah.

Tepatnya, pertemuan kedua usus ini terdapat pada distal tunas hati.

Sewaktu lambung berotasi, duodenum mengambil bentuk lengkung C dan berputas ke

kanan. Perputaran ini bersama dengan pertumbuhan pesat kaput pankreas, menggeser

duodenum dari posisinya yang semula di garis tengah menjadi ke sisi kiri rongga

abdomen.

Duodenum dan kaput pankreas menekan dinding tubuh dorsal, dan permukaan kanan

mesoduodenum menyatu dengan peritoneum di dekatnya. Sehingga kedua lapisan

kemudian lenyap dan duodenum serta kaput pankreas tefiksasi dalam posisi

Page 13: Laporan Tutorial

retroperitoneum. Selama bulan ke-2, lumen duodenum mengalami obliterasi akibat

proliferasi sel-sel dindingnya. Namun, setelah itu mengalami rekanalisasi.

Hati

Primordium hati muncul pada pertengahan minggu ke-3 sebagai suatu tonjolan epitel

endodermis di ujung distal usus depan. Divertikulum hati terdiri dari sel-sel yang

berproliferasi secara cepat menembus septum transversum, yaitu suatu lempeng

mesoderm di antara rongga perikardium dan tangkai yolk sac.

Selama perkembangan selanjutnya, korda-korda hati epitel bercampur dengan vena

umbilikalis dan vena vitelina yang membentuk sinusoid hati. Korda-korda hati

berdiferensiasi menjadi parenkim (sel hati) dan membentuk lapisan saluran empedu. Sel

hematopoietik, sel Kupffer, dan sel jaringan ikat berasal dari mesoderm septum

transversum.

Ketika sel-sel hati menginvasi septum transversum sehingga organ ini menonjol ke arah

kaudal ke dalam rongga abdomen, mesoderm septum transversum yang terletak antara

hati dan usus depan serta hati dan dinding abdomen ventral menjadi membranosa.

Masing-masing membentuk omentum minus dan ligamentum falsiformis. Kedua

membran inilah yang disebut dengan mesenterium ventral.

Kantung Empedu

Sementara hati terus tumbuh menembus septum transversum, hubungan antara

divertikulum hati dengan usus depan semakin menyempit, membentuk ductus billiaris

(saluran empedu). Dari ductus billiaris ini tumbuh suatu penonjolan ventral kecil yang

kemudian akan membentuk kantung empedu

Pankreas

Pankreas dibentuk oleh dua tunas, yaitu tunas ventral dan dorsal, yang berasal dari

endoderm yang melapisi duodenum. Tunas pankreas dorsal terletak di mesenterium

dorsal, sementara tunas pankreas ventral terletak dekat dengan duktus billiaris.

Page 14: Laporan Tutorial

Ketika duodenum berputar ke kanan dan menjadi berbentuk C, tunas pankreas ventral

bergerak ke arah dorsal dengan cara serupa seperti bergesernya muara ductus billiaris.

Akhirnya, tunas ventral berada tepat di bawah dan belakang tunas dorsal.

Kemudian parenkim dan sistem duktus tunas pankreas ventral dan dorsal menyatu. Tunan

ventral membentuk prosesus unsinatus dan bagian inferior kaput pankreas. Bagian

pankreas yang lainnya dibentuk oleh tunas dorsal. Duktus pankreatikus utama (Wirsung)

dibentuk oleh bagian distal duktus pankreatikus dorsalis dan seluruh duktus pankreatikus

ventralis.

c. Usus Tengah

Usus tengah merupakan bagian tabung usus yang masih berhubungan dengan yolk sac atau

duktus vitellinus. Pada orang dewasa, usus tengah dimulai di sebelah distal muara duktus billiaris

ke dalam duodenum (papila duodenum) dan berakhir pada dua per tiga proximal colon

transversum.

Perkembangan usus tengah ditandai oleh pemanjangan cepat usus dan mesenteriumnya sehingga

terbentuk lengkung usus primer. Perkembangan usus tengah yang cepat ini mengakibatkan

rongga abdomen menjadi terlalu kecil untuk menampung semua lengkung usus tersebut. Apalagi

dengan adanya juga desakan dari pertumbuhan hati yang semakin besar. Oleh karena kedua hal

di atas, pada minggu ke-6, terjadilah herniasi umbilikalis fisiologis, yaitu keluarnya lengkung

usus dari ringga abdomen ke dalam rongga ekstraembrional di tali pusat. Lengkung usus ini akan

kembali ke dalam rongga abdomen seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan rongga

abdomen itu sehingga sudah cukup besar untuk menampung semua lengkung usus. Kembalinya

lengkung usus tersebut terjadi pada minggu ke-10 perkembangan.

Bagian proximal jejunum merupakan bagian pertama yang masuk kembali ke dalam rongga

abdomen, dan kemudian terletak di sisi kiri rongga abdomen. Lengkung-lengkung yang masuk

belakangan secara bertahap menetap semakin ke kanan. Tunas saekum merupakan bagian

terakhir usus yang masuk kembali ke rongga abdomen.

Page 15: Laporan Tutorial

Bersamaan dengan pertambahan panjang ini, lengkung usus primer berputar mengelilingi suatu

sumbu yang dibentuk oleh arteri mesenterika superior. Rotasi terjadi selama herniasi (sebesar 90

derajat berlawanan arah jarum jam) dan selama kembalinya lengkung usus ke dalam rongga

abdomen (sebesar 180 derajat berlawanan arah jarum jam). Sehingga total seluruhnya adalah 270

derajat berlawanan arah jarum jam.

d. Usus Belakang

Usus belakang menghasilkan sepertiga distal kolon transversum, kolon desenden, dan bagian

kanalis analis. Endoderm usus belakang juga membentuk lapisan dalam kandung kemih dan

uretra.

Bagian terminal usus belakang masuk ke dalam daerah posterior kloaka, kanalis anorektalis

primitif. Alantois masuk ke dalam bagian anterior, sinus urogenitalis primitif. Kloaka itu sendiri

merupakan suatu rongga yang dilapisi oleh endoderm dan dibungkus di batas ventralnya oleh

ektoderm permukaan. Batas antara endoderm dan ektoderm ini membentuk membrana kloakalis.

Suatu lapisan mesoderm, septum urorektale, memisahkan regio antara alantois dan usus

belakang. Septum ini berasal dari penyatuan mesoderm yang menutupi yolk sac dan alantois di

sekitarnya. Seiring dengan pertumbuhan mudigah dan berlanjutnya lipatan di kaudal, ujung

septum urorektale akhirnya berada dekat dengan membrana kloakalis, meskipun kedua struktur

tidak pernah berkontak.

Pada akhir minggu ke-7, membrana kloakalis pecah dan menciptakan lubang anus untuk usus

belakang dan lubang ventral untuk sinus urogenitalis. Di antara keduanya, ujung septum

urorektale membentuk badan perineal. Pada saat ini, proliferasi ektoderm menutup bagian paling

kaudal kanalis analis.

Selama minggu ke-9, regio ini mengalami rekanalisasi. Karena itu, bagian kaudal kanalis analis

berasal dari ektoderm, dan didarahi oleh arteri rektalis inferior, cabang dari arteri pudenda

interna.

Page 16: Laporan Tutorial

Taut antara regio endoderm dan ektoderm kanalis analis ditandai oleh linea pektinata, tepat di

bawah kolumna analis. Di garis ini, epitel berubah dari epitel silindris selapis menjadi epitel

gepeng berlapis.

II. Anatomi Sistem Pencernaan

Rongga Oral

Rongga oral adalah jalan masuk menuju sistem pencernaan dan berisi organ asesoris yang

berfungsi dalam proses awal pencernaan. Rongga vestibulum (bukal) terletak antara gigi dan

bibir/pipi sebagai batas luarnya. Rongga oral utama dibatasi gigi dan gusi di bagian depan,

palatum durum dan palatum moleh di bagian atas, lidah di bagian bawah, dan orofaring di bagian

belakang.

1. Lidah

Lidah dilekatkan pada dasar mulut oleh frenulumm lingua. Lidah berfungsi untuk menggerakkan

makanan saat dikunyah atau ditelan, untuk pengecapan, dan dalam produksi wicara.

Lidah terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian radiks yang terletak di pangkal lidah dan peka

terhadap rasa pahit, bagian corpus atau bagian badan lidah, serta bagian apeks atau bagian ujung

lidah yang peka terhadap rasa manis.

Sisi dorsum lidah berkontur kasar karena terdiri dari papila-papila lidah. Papila-papila ini terbagi

atas tiga jenis, dan akan dijelaskan lebih lanjut pada LO histologi.

Di bagian tengah lidah, terdapat suatu lekukan dari arah radiks sampai apeks dn membagi lidah

menjadi bagian kiri dan kanan lidah. Lekukan ini disebut dengan sulcus mediana. Di bagian

belakang lidah juga terdapat sulcus terminalis, yang berbentuk seperti huruf V, dengan ujung

dari huruf V tersebut mengarah ke orofaring. Pada sulcus terminalis tersebut terdapat banyak

papila sirkumvalata.

2. Gigi

Setiap lengkung barisan gigi pada rahang membentuk lengkung gigi. Lengkung bagian atas lebih

besar daripada lengkung bagian bawah sehingga gigi-gigi atas secara normal akan menutup

(overlap) gigi bawah.

Secara susunan vertikal, gigi terbagi atas bagian korona (mahkota) yang merupakan bagian gigi

Page 17: Laporan Tutorial

yang terlihat, serviks (leher) yang menghubungkan bagian mahkota dengan akar, serta bagian

radiks (akar) yang tertanam ke dalam prosesus alveolar maksila/mandibula.

Secara lapisan, gigi terdiri atas:

a. Email

Email merupaka lapisan terluar dari mahkota gigi dan berfungsi untuk melindungi gigi. Namun,

email ini dapat tererosi oleh enzim dan asam yang diproduksi bakteri mulut dan mengakibatkan

karies gigi. Fluorida dalam air minum atau yang sengaja dikenakan pada gigi dapat memperkuat

email.

b. Dentin

Dentin merupakan bagian gigi yang menyelubungi rongga pulpa dan membentuk bagian terbesar

gigi.

c. Rongga Pulpa

Rongga pulpa dalam mahkota melebar ke dalam saluran akar. Pulpa ini berisi pembuluh darah

dan saraf. Saluran akar membuka ke tulang melalui foramen apikal.

3. Kelenjar Saliva

Kelenjar saliva ada yang terdapat di luar cavum oris (masing-masing sepasang), di dalam dinding

cavum oris, dan di dalam cavum oris.

Kelenjar saliva yang terdapat di luar cavum oris, yaitu:

a. Kelenjar Parotid

Merupakan kelenjar saliva terbesar. Terletak agak ke bawah dan di depan telinga. Membuka

melalui duktus parotid (Stensen) menuju suatu elevasi kecil (papila) yang terletak berhadapan

dengan gigi molar kedua pada kedua sisi.

b. Kelenjar Sublingualis

Terletak di dasar mulut dan membuka melalui duktus sublingua kecil menuju ke dasar mulut.

c. Kelenjar Submandibularis

Berukuran kurang lebih sebesar kacang kenari. Terletak di permukaan dalam pada mandibula

serta membuka melalui duktus Wharton menuju ke dasar mulut pada kedua sisi frenulum ligua.

b. Faring

Faring terbentang dari basis cranii sampai dengan tulang vertebra segmen cervikal 6, dengan

Page 18: Laporan Tutorial

panjang kurang lebih 12 cm. Faring terdiri atas bagian nasofaring, orofaring, dan laringofaring.

Nasofaring merupakan bagian faring yang terletak posterior dari nares posterior (coana) dan

terbentang dari bagian belakang cavum nasi tersebut sampai dengan palatum mole. Orofaring

terbentang dari palatum mole sampai ke epiglotis. Sedangkan laringofaring terbentang dari

posterior epiglotis sampai esofagus.

c. Esofagus

Esofagus adalah tuba muskularis dengan panjang sekitar 9 sampai 10 inci (25 cm) dan

berdiameter 1 inci (2,54 cm). Esofagus berawal pada area laringofaring, melewati diafragma dan

hiatus esofagus (lubang) pada area sekitar vertebra toraks ke-10, dan membuka ke arah lambung.

Esofagus terbagi menjadi esofagus pars cervikalis, pars thorakalis, dan pars abdominalis.

Esofagus mendapatkan suplai darah dari A. Thyroidea Inferior, cabang Aorta Thoracalis, dan A.

Dastrica Sinistra.

Esofagus berfungsi untuk menggerakkan makanan dari faring ke lambung melalui gerak

peristaltik. Mukosa esofagus memproduksi sejumlah besar mukus untuk melumasi dan

melindungi esofagus. Namun, esofagus tidak memroduksi enzim pencernaan.

d. Lambung

Lambung adalah organ berbentuk J, terletak di bagian superior kiri rongga abdomen di bawah

diafragma. Semua bagian, kecuali sebagian kecil, terletak pada bagian kiri garis tengah. Regia-

regia lambung terdiri dari bagian kardia, fundus, corpus, dan pilorus.

1. Kardia

Merupakan perbatasan antara esofagus dengan lambung. Di bagian ini terdapat musculus

sphincter kardia.

2. Fundus

Fundus merupakan bagian atas lambung yang menonjol ke sisi kiri atas mulut esofagus.

3. Corpus

Corpus merupakan bagian yang terdilatasi di bawah fundus, membentuk dua per tiga bagian

lambung. Tepi medial corpus lambung yang konkaf disebut kurvatura minor, dan yang terdapat

di tepi lateral yang konveks disebut dengan kurvatura mayor.

4. Pilorus

Page 19: Laporan Tutorial

Bagian pilorus lambung merupakan bagian yang menyempit di ujung bawah lambung dan

membuka ke duodenum. Antrum pilorus mengarah ke mulut pilorus yang dikelilingi muskulus

sphincter pilorus tebal.

Lambung diperdarahi oleh A. Gastrica Sinistra, A. Gastroepiploica, dan A. Gastrica Brevis.

e. Intestinum Tenue

Intestinum Tenue terdiri atas tiga bagian, yaitu duodenum, jejunum, dan ileum.

Duodenum berbentuk seperti huruf C. Terdiri atas empat bagian, yaitu pars superior, descenden,

inferior, dan ascenden. Pada bagian duodenum pars descenden terdapat muara dari duktus

choledochus (billiaris) dan ductus pancreaticus.

Duodenum diperdarahi oleh A. Gastroepoploica Sinistra, A. Pancreatico Duodenale (cabang A.

Mesenterica Superior).

Duodenum terletak di belakang lapisan peritoneum parietal dorsalis, sehingga disebut juga

sebagai organ retroperitoneum.

Jejunum dan ileum mengisi sebagian besar rongga abdomen. Kedua saluran pencernaan ini

memiliki panjang kurang lebih 6 m. Keduanya diperdarahi oleh cabang A. Mesenterica Superior

yang kemudian akan bercabang lagi menjadi A. Jejunalis dan A. Ilealis.

Perbedaan keduanya terletak pada struktur, letak, panjang, dan jaringan limphoidnya. Jejunum

terletak lebih proximal dan lebih pendek. Perbedaan lainnya akan lebih diterangkan pada

pembahasan LO histologi.

f. Intestinum Crasum

Intestinum crasum terdiri atas colon ascenden, colon transversum, dan colon descenden.

Karakteristik utama dari intestium crassum ini adalah adanya haustra, appendix epiploica, dan

taenia. Haustra merupakan bentuk bersegmen-segmen yang dimiliki oleh usus besar. Appendix

epiploica merupakan suatu lapisan lemak yang terdapat pada usus besar. Sedangkan tenia

merupakan suatu struktur berbentuk seperti tali yang terdapat di tengah-tengah haustra.

Usus besar terbagi atas:

1. Caecum

Caecum merupakan bagian usus esar yang paling proximal dan merupakan tempat bermuaranya

hasil pencernaan ileum melalui valvula ileocecal. Pada area caecum ini terdapat suatu struktur

Page 20: Laporan Tutorial

yang disebut dengan appendix atau umbai cacing. Jika appendix mengalami peradangan, disebut

dengan appendicitis atau usus buntu dan biasa ditangani dengan jalan operasi pengangkatan usus

buntu tersebut. Fungsi dari usus buntu belum diketahui secara pasti, namun diduga appendix ini

merupakan suatu struktur limfoid.

2. Colon Ascenden

Bagian usus besar lanjutan dari caecum yang mengarah ke ata (naik) dan kemudian menjadi

colon transversum. Lipatan antara colon ascenden dengan colon transversum yang terletak di

regio hipochondria kanan disebut dengan fleksura coli dekstra atau fleksura hepatica (karena

dekat dengan lokasi hati).

3. Colon Transversum

Bagian usus besar lanjutan dari colon ascenden dan akan diteruskan menjadi colon descenden.

Pada pertemuan colon transversum dengan colon descenden di regio hipochonria kiri terdapat

lipatan yang disebut dengan fleksura coli sinistra atau fleksura splenika (karena dekat dengan

limpa).

4. Colon Descenden

5. Colon Sigmoid

Bagian dari usus besar sebelum masuk ke rectum. Berbentuk seperti S.

g. Rectum

Rectum merupakan saluran pencernaan lanjutan dari colon sigmoig dengan panjang sekitar 12-

15 cm. Rectum menembus diafragma pelvis hingga sampai ke canalis analis.

h. Canalis Analis

Lanjutan dari rectum.

i. Anus

Lubang bawah canalis analis yang berwarna coklat kemerahan dan berkerut. Pada anus terdapat

M. Sphincter Ani Externa dan Interna yang kontraksinya dapat membantu proses defekasi.

j. Hati (Hepar)

Hati terdiri atas empat lobus, yaitu lobus dekstra (lobus terbesar), lobus sinistra, lobus caudatus,

Page 21: Laporan Tutorial

dan lobus kuadratus. Di bagian posterior hepar, terdapat porta hepatica atau bagian pusat dari

hati, yang menjadi tempat lewat tiga saluran, yaitu Arteri Hepatica, Vena Porta Hepatica, dan

Ductus Hepatica.

k. Kantung Empedu

Di bagian posterior hati juga terdapat kantung empedu yang berbentuk seperti buah jambu.

Kantung empedu atau vesica fellea ini mengalirkan hasil sekresinya (cairan empedu) melalui

ductus systicus. Ductus systicus kemudian akan bergabung dengan ductus hepatica dan

membentuk ductus choledocus atau ductus billiaris yang kemudian akan bermuara di papila

duodenum.

l. Pankreas

Pankreas memiliki struktur seperti huruf J dan terletak serong. Terdiri dari capur, collum, corpus,

dan cauda. Pada daerah corpus berjalan A. Lienalis, dan di caudanya kita dapat menemukan lien

(ginjal). Pankreas merupakan salah satu organ retroperitoneum.

Pankreas berfungsi sebagai penghasil enzim-enzim pencernaan yang akan mengkatalis proses

pemecahan molekul makro dari makanan yang kita makan menjadi mikromolekul yang dapat

diserab oleh tubuh kita. Enzim-enzim pencernaan tersebut disalurkan dari pankreas ke papila

duodenum melalui ductus pankreaticus.

III. Histologi Sistem Pencernaan

Secara garis besar, dinding saluran pencernaan terdiri atas empat lapisan yang sama. Namun

tentu pada masing-masing organ akan ada variasi yang akan memberikan ciri khas bagi setiap

organnya. Empat lapisan tersebut dimulai dari yang paling dalam (paling dekat dengan lumen),

antara lain: lapisan mukosa, lapisan submukosa, lapisan muskularis eksterna, dan lapisan serosa

(adventisia).

a. Lapisan Mukosa

Lapisan mukosa saluran pencernaa terbagi lagi menjadi tiga lapisan, yaitu:

1. Epitel

Epitel dinding saluran pencernaan bagian ujung (rongga mulut, esofagus, dan anus) terdiri dari

Page 22: Laporan Tutorial

epitel berlapis gepeng tidak bertanduk. Epitel jenis ini berfungsi sebagai protektor atau untuk

perlindungan bagi dinding saluran pencernaan tersebut dari trauma.

Sementara epitel bagian saluran pencernaan lain selain tiga bagian di atas, terdiri dari epitel

selapis gepeng. Epitel jenis ini lebih ditujukan untuk fungsi sekresi dan juga absorpsi.

2. Lamina Propia

Lamina propia terdiri atas jaringan ikat longgar atau disebut juga sebagai jaringan ikat areolar.

Lamina propia ini mengikatkan lapisan epitel ke lapisan muskularis mukosa.

Pada lamina propia ini terdapat pembuluh darah, pembuluh limfe, nodulus limfe, dan juga

kelenjar linfe.

3. Muskularis Mukosa

Lapisan muskularis mukosa merupakan lapisan serabut otot polos tipis yang terdiri dari lapisan

otot sirkuler di bagian dalam dan lapisan otot longitudinal di bagian luar.

b. Lapisan Submukosa

Lapisan submukosa merupakan suatu lapisan jarigan ikat areolar yang mengandung pembuluh

darah, pembuluh limfe, dan juga suatu struktur persarafan beserta sel-sel ganglionnya yang

disebut dengan pleksus submucosa atau pleksus Meissner. Lapisan submucosa mengikatkan

lapisan mukosa ke lapisan muskularis eksterna.

c. Lapisan Muskularis Eksterna

Lapisan muskularis eksterna terdiri atas lapisan otot sirkuler di bagian dalam dan lapisan otot

longitudinal di bagian luar. Kontraksi otot sirkuler akan mengakibatkan berkontraksinya

(mengecilnya) lumen saluran pencernaan. Sementara kontraksi otot longitudinal akan

memperpendek dinding saluran pencernaan sehingga lumennya semakin besar. Kontraksi kedua

otot ini berperan dalam terjadinya gerakan peristaltik pada saluran pencernaan yang

mengakibatkan “berjalannya” makanan dari mulut sampai ke lambung dan bagian saluran

pencernaan lainnya.

Di antara lapisan otot sirkularis dengan lapisan otot longitudinal ini terdapat serabut-serabut saraf

beserta sel-sel ganglionnya yang disebut dengan pleksus mienterik atau pleksus Auerbach.

d. Lapisan Serosa

Page 23: Laporan Tutorial

Lapisan serosa merupakan lapisan terluar dari dinding saluran pencernaan. Lapisan serosa ini

biasanya dilindungi oleh selapis sel mesothelium. Lapisan serosa pada dasarnya terdiri dari

jaringan ikat. Pada lapisan serosa yang tidak diliputi oleh mesotel, jaringan ikatnya akan

langsung berhubungan dengan jaringan ikat lain yang terdapat di sekitarnya sehingga

membentuk struktur yang disebut lapisan adventisia.

Terdapat beberapa variasi pada setiap segmen saluran pencernaan dan organ-organ asesoris

pencernaan. Berikut adalah penjelasan selengkapnya:

a. Lidah

Pada permukaan dorsum lidah terdapat banyak sekali papila lidah yang terdiri atas tiga jenis

utama, yaitu:

1. Papila Filiformis

Papila filiformis berbentuk kerucut dan tersebar merata di seluruh permukaan dorsum lidah.

Papila jenis ini tidak memiliki kuncup pengecap. Ujung-ujung papila ini mengandung epitel

berkeratin.

2. Papila Fungiformis

Papila fungiformis berbentuk seperti jamur. Tersebar di antara papila-papila filliformis.

Warnanya merah karena banyak mengandung pembuluh darah.

3. Papila Sirkumvalata

Papila sirkumvalata adalah papila dengan kuncup pengecap (taste bud) terbanyak di lidah. Papila

sirkumvalata biasa terdapat berderet-deret di sulcus terminalis (hingga 10-12 buah). Permukaan

atasnya yang licin lebih rendah daripada permukaan membrana mukosa.

Papila ini dikelilingi oleh celah melingkar. Di dasar celah akan bermuara kelenjar von ebner

yang menyekresikan cairan yang dapat membersihkan celah tersebut dari sisa-sisa makanan yang

larut di celah itu. Dengan demikian, celah dapat menerima makanan baru untuk dideteksi

rasanya.

Terdapat satu jenis papila lagi, yaitu papila foveola, yang terdapat di lipatan-lipatan samping

lidah. Papila ini mengalami rudimenter pada manusia, namun berkembang pesat pada hewan

pengerat.

Page 24: Laporan Tutorial

b. Kelenjar Saliva

Kelenjar saliva ada menghasilkan sekret berupa mukosa murni, serosa murni, atau campuran

mukosa dan serosa. Cairan mukosa mirip dengan musin, lebih kental daripada serosa. Sedangkan

cairan serosa terdiri atas air, enzim, dll sehingga lebih encer daripada cairan mukosa.

c. Esofagus

Sepertiga atas esofagus terdiri dari otot lurik, sepertiga tengah terdiri dari campuran otot lurik

dan otot polos, sedangkan sepertiga bawahnya merupakan otot polos esofagus.

Di dalam lapisan submucosa esofagus terdapat kelenjar esofagus yang menghasilkan mukus.

Pada lamina propia daerah dekat lambung juga terdapat kelenjar kardioesofageal yang

menghasilkan mukus.

d. Lambung

Lapisan submukosa dan mukosa lambung tersusun berlipat-lipat membentuk rugae. Pada lapisan

mukosa, epitel permukaannya mengalami perubahan dari epitel esofagus, yaitu epitel selapis

silindris tanpa sel goblet. Lamina propianya mengandung glandula gastrica yang sekretnya akan

bermuara di sumur-sumur lambung atau foveola gastrica. Terdapat sekitar 15 juta glandula

gastrica akan bermuara pada 3,5 juta foveola gastrica.

Glandula gastrica ini terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian isthmus, leher, dan dasar. Glandula ini

juga terdiri atas beberapa jenis sel, yaitu: sel mukosa leher, sel utama, sel parietal, dan sel entero-

endokrin.

Sel utama/zymogen menempati 1/3 atau ½ bagian bawah pars sekretoria. Sel ini berbentuk

kuboid, dalam sitoplasmanya terdapat butir-butir zymogen, dan intinya bulat terdapat di dasar.

Sel ini akan menghasilkan pepsinogen yang akan diubah menjadi pepsin.

Sel perietal lebih banyak terdapat di bagian atas pars sekretorik. Sitoplasmanya penuh dengan

mitokondria. Sel ini akan menyekresikan HCl dan faktor intrisik lambung untuk absorbsi vitamin

B12 di ileum.

Sel enteroendokrin terdiri atas jenis ECL yang menghasilkan histamin, EC yang menghasilkan

serotonin, dan G yang akan menghasilkan gastrin.

Lapisan muskularis eksterna lambung terdiri atas tiga lapis, yaitu otot longitudingal, sirkuler, dan

obliqum.

Page 25: Laporan Tutorial

e. Intestinum Tenue

Pada usus halus akan terjadi proses penyerapan makanan yang telah dicerna secara mekanik

maupun secara kimiawi. Oleh karena itu, diperlukan suatu teknik perluasan bidang penyerapan

oleh dinding saluran pencernaan. Upaya tersebut telah dilakukan dalam bentuk:

1. Pada tingkat sel

Berupa mikrovili pada permukaan sel epitel.

2. Pada tingkat submucosa

Terbentuknya plica circularis/valvula kerckringi

3. Pada tingkat mucosa

Terbentunya villi intestinalis.

Pada lapisan mukosa intestinum tenue juga dapat ditemukan glandula intestinalis atau disebut

juga dengan crypta lieberkuhn yang berinvaginasi sampai mencapai muskularis mukosa pada

dasar villus. Di bagian dasar crypta lieberkuhn ini terdapat kelompok sel paneth yang fungsinya

diduga untuk menghasilkan lisosin yang berfungsi seperti lisosom.

Jaringan limphoid pada intestinum tenue tersear di seluruh lamina propia dalam bentuk nodulus

limfatikus soliter. Khusus di ileum, jaringan limfoidnya berkelompok-kelompok membentuk

nodulud limfatikus agregatus yang disebut dengan bercak peyer.

f. Intestinum Crassum

Permukaan dalam colon licin, tidak membentuk plica circularis dan villus intestinalis. Pada

lapisan epitelnya terdapat sel absostif. Crypta lieberkuhnnya tidak memeiliki sel paneth. Lapisan

muskularisnya pars longitudinalisnya ada yang bermodifikasi menmbentuk taenia coli.

Appendix yang terdapat pada bagian caecum memiliki ciri-ciri lumennya kecil bersudut, dan

memiliki jaringan limfoid yang mencolok karena memenuhi seluruh lamin propia. Lapisan

muskularis mukosanya kurang berkembang, dan di lapisan submukosanya terdapat jaringan

pengikat yang tebal serta anyaman pembuluh darah.

g. Rectum

Rectum dibagi menjadi bagian ampula recti dan canalis analis. Bagian ampula recti berbentuk

membesar. Membrana mukosanya memiliki struktur yang sama dengan kolon, dengan crypta

Page 26: Laporan Tutorial

lieberkuhn yang lebih panjang.

Canalis analisnya memiliki diameter yang lebih kecil daripada bagian ampula recti (mengecil).

Membranan mukosanya memiliki columna rectalis morgagni, dan epitel silindris selapisnya

berubah menjadi epitel gepeng berlapis.

h. Anus

Epitelnya sudah menjadi epitel berlapis gepeng. Semakin ke bawah, epitelnya akan brubah

menjadi epidermis kulit, pada bagian setinggi M. Sphincter Externa (otot lurik). Di bagian ini

juga terdapat kelenjar sebasea dan kelenjar cirkumanalis (apokrin).

Lamina propianya mengandung pleksus venosus yang besar. Pada kasus wasir atau ambeyen,

pleksus venosus ini mengalami pembesaran, sehingga disebut juga dengan hemoroid.

i. Hepar

Secara mikroskopik, hepar terdiri atas lobulus hepatis klasik, lobulus portalis, dan acinus hepatis.

Komponen parenkimnya terdiri atas hepatosit (sel hati), sinusoid yang dibatasi oleh sel-sel

endotel Kupffer, dan sel perisinosuidal.

j. Kantung Empedu

Dinding kantung empedu terdiri dari lapisan tunika serosa, tunika subserosa, tunika muskularis,

dan tunika mukosa.

Tunika serosanya merupakan lanjutan tunika serosa dari selubung hati. Terdiri ari jaringan ikat

padat, da terkadang mengandung ductus Lushka. Lapisan ini dilapisi oleh sel-sel mesotel.

Tunika subserosanya juga terdiri dari jaringan pengikat, dan langsung menutupi jaringan otot

polos.

Tunika muskularisnya terdiri dari lapisan tipis jaringan sel-sel otot polos.

Tunika mukosanya melipat-lipat tidak teratur. Epitelnya adala epitel silindris selapis dengan

mikrovili. Lamina propianya merupakan jaringan ikat longgar dengan anyaman serabut elastis

dan retikuler.

k. Pankreas

Pada pankreas terdapat jaringa kelenjar asiner dan pulau-pulau langerhans penghasil insulin.

Page 27: Laporan Tutorial

Jaringan kelenjar pancreas ini terbagi dalam lobulus yang dipisahkan oleh jaringan pengikat

longga tipis. Berisi ductus interlobularis, pembuluh darah, dan saluran limfe, serta serabut saraf.

Lobulus ini tersusun atas beberapa acinus kelenjar yang tersusun oleh 40-50 sel-sel piramidal.

IV. Kelainan Sistem Pencernaan

1. Atresia Esofagus dan Fistula Esofagotrakealis

Kelainan ini terjadi akibat penyimpangan septum esoafagotrakealis ke posterior dan faktor-faktor

mekanik yang mendorong dinding dorsal usus depan ke arah anterior.

Bentuk yang paling sering ditemukan adalah bagian proximal esofagus berakhir sebagai kantong

buntu dan bagian distalnya membentuk hubungan dengan trachea melalui saluran sempit. Bentuk

lain, saluran fistula diganti oleh tali ligamentum. Keadaan yang jarang lainnya adalah kedua

bagian (proximal dan distal) sama-sama bermuara ke dalam trachea.

Anak yang baru lahir dengan atresia, kelihatannya mungkin normal. Tetapi ketika minum susu

untuk pertama kalinya, bagian proximal esofagus akan penuh terisi susu dan anak bisa muntah

atau malah susu akan masuk ke dalam paru-paru (pada jenis kedua bagian bermuara ke trachea).

2. Stenosis Pilorus

Kelainan ini disebabkan oleh otot-otot sirkuler di daerah pilorus yang menebal sehingga terjadi

penyempitan rongga pilorus. Akibatnya, perjalanan makanan tersumbat sehingga anak muntah

hebat dan proyektil.

3. Atresia Kantong Empedu

Pada mulanya, kandung empedu merupakan alat yang berongga. Akibat proliferasi epitel yang

melapisinya, kandung ini menjadi padat untuk sementara waktu. Kemudian akan terjadi

rekanalisasi epitel, sehingga rongga tetap terbentuk. Bila rekanalisasi tida terjadi, kandung

empedu akan tetap padat dan terjadi atresia kandung empedu.

4. Atresia Saluran Empedu

Saluran di dalam dan di luar hati juga mengalami perpadatan. Bila rekanalisasi tidak terjadi, akan

mengalami atresia. Biasanya, hanya terbatas pada hanya sebagian kecil ductus choledocus.

Kantung empedu dan ductus hepaticus proximal terhadap atresia sangat melebar. Anak yang

Page 28: Laporan Tutorial

lahir akan tampak kuning yang tambah lama tambah parah.

5. Bentuk Vesica Felea

6. Pembelahan Sebagian Vesica Felea

7. Divertikula pada Kandung Empedu

8. Pankreas Anular

unas pankreas terdiri atas dua bagian yang dalam keadaan normal, tunas ventral akan berputasr

di sekeliling duodenum (ke belakang), sehingga tunas ventral terletak di belakang tunas dorsal

dan kemudian menyatu.

Kadang-kadang, bagian kanan berputar secara normal, tetapi bagian kiri bergeser ke arah yang

berlawanan. Akibatnya duodenum dikelilingi oleh pankreas yang berbentuk cincin.

Kelainan ini kadang-kadang menjepit duodenum dan menyebabkan penyumbatan.

9. Pankreas Heterotopik

Keadaan dimana jaringan pankreas dapat ditemuka mulai dari ujung distal esofagus sampai

punjak jerat usus sederhana. Yang paling sering ditemukan pada selaput lendir lambung dan

divertikulum Meckel.

10. Omphalocele

Kelainan yang disebabkan oleh kegagalan lengkung usus kembali ke rongga abdomen. Sehingga

lengkung usus tersebut tetap berada di dalam ruang ekstraembrional dari tali pusat. Pada saat

lahir, herniasi lengkung usus ini menyebabkan pembengkakan yang besar pada tali pusat dan

hanya ditutupi oleh amnion.

11. Anus Imperforatus dan Atresia Ani

Pada kasus yang ringan, canalis analis berakhir buntuk pada membran analis yang hanya

dipisahkan oleh sekat pemisah.

Pada kasus yang berat, dapat ditemukan lapisan jaringan ikat yang tebal, yang dapat

menyebabkan kegagalan perkembangan lobang anus dan atresia ani.

12. Fistula Recti

Page 29: Laporan Tutorial

Sering berhubungan dengan anus imperforatus. Pada kelainan ini dapat ditemukan adanya

hubungan antara rectum dengan vagina, rectum dengan vesica

urinaria atau uretra, dan hubungan dengan daerah perineum lainnya. Sehingga feses tidak keluar

melalui anus, namun melalui vagina atau penis.