Laporan Uji Resistensi Fix 2015

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/24/2019 Laporan Uji Resistensi Fix 2015

    1/26

    LAPORAN HASIL KEGIATANUJI RESISTENSI VEKTOR (VECTOR SUSCEPTIBILITY TEST)

    NYAMUKAedes aegyptiTERHADAP INSEKTISIDAMALATHION KONSENTRASI 0,8 % DI WILAYAH KANTOR

    KESEHATAN PELABUHANKELAS II KENDARI

    O

    L

    E

    H

    KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS IIKENDARI

    SEKSI PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGANTAHUN 2015

  • 7/24/2019 Laporan Uji Resistensi Fix 2015

    2/26

    BAB IPENDAHULUAN

    A L!"!# B$!&!'

    Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) merupakan Unit Pelaksana

    Teknis (UPT) Kementerian Kesehatan yang mempunyai Tugas Pokok

    mencegah masuk dan keluarnya penyakit, penyakit menular potensial

    wabah, kekarantinaan, pelayanan kesehatan terbatas, serta

    pengendalian dampak kesehatan lingkungan di wilayah kerja

    pelabuhan, salah satunya Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Kendari

    yang bertindak sebagai perpanjangan tangan Pemerintah Pusat yang

    ada di Provinsi ulawesi Tenggara!"alam melaksanakan tugas pokok di atas, sesuai dengan

    Permenkes #o! $%&'$** KKP menyelenggarakan *+ (enam belas)

    ungsi untuk mendukung tugas tersebut salah satunya adalah program

    pengendalian vektor dan binatang pengganggu dalam rangka untuk

    melindungi masyarakat pelabuhan dan sekitarnya dari aktor risiko

    lingkungan yang akan berdampak pada kesehatan masyarakat yakni

    penularan penyakit melalui vector (vector borne disease) seperti Pes,Leptospirosis, Typhus abdominalis, Yellow Fever, -alaria, ".",

    Filariasis, "emam Chiqungunya, dan penyakit lainnya!Vector Borne Disease merupakan penyakit yang ditularkan

    melalui perantaraan vektor yang dapat menimbulkan Kejadian /uar

    .iasa (K/.) dan 0abah sehingga perlu adanya kegiatan pengendalian

    vektor oleh petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan, salah satunya Kantor

    Kesehatan Pelabuhan Kelas II Kendari beserta 0ilayah Kerjanya!

    "alam kegiatan pengendalian vektor, Kantor Kesehatan

    Pelabuhan Kelas II Kendari saat ini telah melaksanakan upaya

    pemberantasan vektor "." baik jentik maupun nyamuk dewasanya

    dengan menggunakan metode pemberantasan secara kimia dengan

    aplikasi insektisida -alathion dan abate, dengan pertimbangan

    pelaksanaannya praktis dan eekti! #amun disatu sisi metode ini dapat

    memberikan dampak buruk bagi manusia dan lingkungan, antara lain

    dapat menimbulkan keracunan pada manusia, membunuh hewan

    peliharaan serta dapat menimbulkan pencemaran terhadap air dan

    tanah yang dapat mengganggu kehidupan mikroorganisme!

  • 7/24/2019 Laporan Uji Resistensi Fix 2015

    3/26

    -alathion merupakan salah satu insektisida golongan

    organophosphatyang mulai digunakan di Indonesia sejak tahun *12$,

    sedangkan di ulawesi Tenggara -alathion pertama kali digunakan

    sejak ada kasus "." di Kecamatan Poasia tahun *1'% dengan vektor

    utama Aedes albopictusdan sampai saat ini masih tetap digunakan

    untuk memberantas vektor ".", namun sampai saat ini kasus "." di

    Provinsi ulawesi Tenggara semakin meningkat sehingga saat ini

    menjadi daerah endemis!-engingat jangka waktu penggunaannya yang sudah sekian

    lama, kemungkinan akan terjadi seleksi alam pada populasi nyamuk

    yang menjadi sasaran, dimana jentiknyamuk yang rentan akan mati

    dan yang kebal akan tetap hidup! nyamuk yang hidup tersebut akanberkembang biak dan jumlahnya akan bertambah terus, sehingga akan

    terjadi pekembangan kekebalan jentiknyamuk terhadap insektisida

    yang digunakan!Peristiwa kekebalan tersebut merupakan salah satu aktor

    penghambat utama dalam pemberantasan vektor, sehingga kasus

    penyakit yang bersumber dari vektor akan terus meningkat salah

    satunya "."! -elihat enomena di atas maka perlunya dilakukan suatu

    uji entomologi (Susceptibility Test) untuk mengetahui status kerentanan

    nyamuk Aedes aegypti terhadap insektisida -alathion di Provinsi

    ulawesi Tenggara khususnya di 0ilayah Kantor Kesehatan Pelabuhan

    Kelas II Kendari!

    B L!'!*!' H+&+*! UU #o! * tahun *1+$ tentang Karantina /aut3$! UU #o! $ tahun *1+$ tentang Karantina Udara3

    %! UU #o! & tahun *1'& tentang 0abah Penyakit -enular3&! UU #o! %+ tahun $1 tentang Kesehatan34! PP #o! & tahun *11* tentang Penanggulangan 0abah Penyakit

    -enular3+! Permenkes #o! %2&-enkesPerIII$*, tentang Pengendalian

    5ektor32! K-K #o! &%*-enkesKI5$2 tetang 6uknis eksi P7/3'! Pedoman Pelaksanaan Teknis Pengawasan "it!6en! PP 8 P/ "ep! Kes

    7I3

    1! International 9ealth 7egulation (I97) tahun $4, (7evisi I97 $2)!

    - T+.+!' K$/!"!'

  • 7/24/2019 Laporan Uji Resistensi Fix 2015

    4/26

    *! Untuk mengetahui persentase kematian nyamuk Aedes aegypti di

    0ilayah KKP Kelas II Kendari setelah kontak dengan insektisida

    -alathion konsentrasi ,' : pada pengamatan $& jam!$! Untuk mengetahui status kerentanan nyamuk Aedes aegypti di

    0ilayah KKP Kelas II Kendari terhadap insektisida -alathion

    konsentrasi ,' :!%! Untuk mengetahui Lethal Time (/T) 4 dan Lethal Time (/T) 14

    Insektisida -alathion konsentrasi ,' :!

    D M!'!!"*! ebagai bahan inormasi dalam perencanaan program pengendalian

    vektor "." di KKP Kelas II Kendari!$! ebagai acuan dalam pemberantasan vektor dengan aplikasi

    insektisida!%! ebagai bahan inormasi bagi jejaring kerja KKP Kelas II Kendari

    mengenai penggunaan -alathion dalam kegiatan pengendalian

    vektor "."!

    E S!*!#!' K$/!"!'asaran dalam kegiatan ini adalah semua #yamuk Uji spesies

    Aedes aegyptidari hasil ternak nyamuk (rearing) di nse!tarium KKP

    Kelas II Kendari mulai dari stadium telur sampai stadium dewasa yangdiperoleh di Perimeter dan .u;er

  • 7/24/2019 Laporan Uji Resistensi Fix 2015

    5/26

    BAB IIMETODE PELAKSANAAN KEGIATAN

    A T!! P$#*/!!'

    *! -elakukan konsultasi ke Unit Utama di ubdit Pengendalian 5ektor

    "it! P$.$ "itjen PP 8 P/ Kemenkes 7I!

    $! -embuat K Petugas Pelaksana Uji 7esistensi 5ektor!

    %! -enyusun instrumen Uji 7esistensi 5ektor!

    &! -enentukan lokasi pengambilan nyamuk uji berdasarkan strata kasus

    "." dan "ogingokus di 0ilayah KKP Kelas II Kendari!

    B T!! P$!&*!'!!'

    *! -empersiapkan alat dan bahan Uji 7esistensi serta nse!tarium#

    $! -elakukan pemasangan ovitrap pada lokasi yang menjadi sumber

    nyamuk uji berdasarkan strata kasus "." dan "ogingokus!

    %! -elakukan ternak nyamuk (rearing) di nse!tarium KKP Kelas II

    Kendari sampai menjadi nyamuk dewasa!

    &! -elakukan Uji 7esistensi terhadap nyamuk uji spesiesAedes aegypti#

    4! -enyusun /aporan 9asil Uji 7esistensi 5ektor!

    +! "iseminasi inormasi ke Unit Utama maupun /intas ektor dan /intas

    Program!

    - W!&"+ !' T$!" P$!&*!'!!'

    1 W!&"+

    Pelaksanaan kegiatan ini direncanakan dari bulan -aret =

    >ktober $*4 (6adwal Kegiatan terlampir)!

    2 T$!"Kegiatan ini dilaksanakan di nse!tarium Kantor Kesehatan

    Pelabuhan Kelas II Kendari, sedangkan pelaksanaan pengambilan

  • 7/24/2019 Laporan Uji Resistensi Fix 2015

    6/26

    nyamuk uji dilaksanakan dengan melakukan pemasangan ovitrap

    disemua 0ilayah Kerja KKP Kelas II Kendari!

    D -!#! P$'++!' D!"!

    1 A!" !' B!!'

    yang terdiri dari ?

    a)

  • 7/24/2019 Laporan Uji Resistensi Fix 2015

    7/26

    *& Compound microscope

    *1) Kapas

    $) Tissu

    $*) Karet gelang

    b) .ahan

    *) Impregnated paper insektisida -alathion konsentrasi ,' :

    $) 0isella oil impregnated paper atau un impregnated paper

    (kertas putih biasa) untuk digunakan pada kelompok kontrol

    %) /arutan gula * :

    &) -armut

    4) 9ati ayam

    +) #yamuk uji sebanyak + ekor untuk satu kali pengujian

    2) Papan observasi

    ') Aorm pencatatan hasil uji entomologi

    2 P#3*$+# K$#.!

    a) Pengadaan #yamuk Uji

    *! -elakukan pengumpulan telur nyamuk Aedes aegypti dari

    habitatnya baik di dalam dan luar rumah dengan menggunakan

    ovitrap

    $! Telur nyamuk pada ovitrap dipelihara di nse!tarium sampai

    menjadi larva

    %! -elakukan identiBkasi larva dengan menggunakan compound

    microscope, selanjutnya larva yang positi Aedes aegypti

    dipelihara di dalam traydan diberi makanan hati ayam sampai

    menjadi pupa

    &! /arva yang telah menjadi pupa dipindahkan ke dalam kandang

    nyamuk sampai menjadi dewasa, setelah dewasa diberi larutan

    gula * : yang disimpan pada kapas dalampetridish!

    4! etelah nyamuk dewasa berumur *@$ hari, dilakukan uji

    kerentanan

    b) Pelaksanaan Uji Kerentanan (Susceptibility Test)

    *! Uji kerentanan mempergunakan nyamuk dari hasil ternak

    (rearing) dengan jumlah nyamuk sebanyak *4 ekor tiap

    ulangan dengan % (tiga) ulangan dan * kontrol

    $! #yamuk betina yang diambil dari kandang dengan kondisi

    1siologis sama (umur yang sama dengan kondisi perut sama

  • 7/24/2019 Laporan Uji Resistensi Fix 2015

    8/26

    kenyang air gula) diambil dengan menggunakan aspirator

    kemudian dimasukkan ke dalam tabung penyimpanan (holding

    tube) bertanda hijau yang dilapisi dengan un impregnated

    paper (kertas putih biasa) sebanyak *4 ekor dan dilakukan

    pengamatan selama C@* jam untuk melihat apakah ada

    nyamuk uji yang matilemah sebelum nyamuk dipindahkan ke

    dalam e)posure tube!

    %! etelah itu nyamuk yang ada dalam holding tubedipindahkan

    ke dalam tabung kontak (e)posure tube) bertanda merah yang

    sudah dilapisi dengan impregnated paper malathion

    konsentrasi ,' : dengan cara meniup perlahan@lahan secara

    berurutan! Untuk kelompok kontrol digunakan * (satu) buah

    tabung uji bertanda hijau yang telah dilapisi kertas tanpa

    insektisida (un impregnated paper) dan masukkan sebanyak *4

    ekor nyamuk uji! Putarlah pengatur waktu untuk menentukan

    lamanya kontak dan lakukan pencatatan temperatur serta

    kelembaban nisbi udara, masing@masing dengan thermometer

    ma)2mindan sling hygrometer

    &! etelah terjadi kontak antara nyamuk uji dengan impregnated

    paperdan kontak pada kelompok kontrol, kemudian melakukan

    pengamatan dan pencatatan jumlah nyamuk mati setelah

    masa kontak * 6am (+ menit)!

    4! etelah waktu kontak selesai, pindahkan nyamuk@nyamuk yang

    masih hiduplemas dengan cara meniup perlahan@lahan ke

    dalam holding tubedan diberi makanan larutan gula * : pada

    kapas yang diletakkan dipetridish!

    +! #yamuk yang telah disimpan ke dalam holding tube,

    selanjutnya disimpandipelihara pada tempat penyimpanan

    yang sejuk dan diamati selama $& jam! /akukan pencatatan

    temperatur dan kelembaban nisbi udara selama

    penyimpananpemeliharaan!

  • 7/24/2019 Laporan Uji Resistensi Fix 2015

    9/26

    dikatakan mati bila sudah tidak mampu bergerak lagi, nyamuk

    yang masih bergerak dan tidak dapat terbang dinyatakan

    sebagai nyamuk yang lumpuh dan dianggap mati!

    '!

  • 7/24/2019 Laporan Uji Resistensi Fix 2015

    10/26

    /T 4 adalah waktu yang dibutuhkan untuk mematikan 4 :

    dari populasinyamuk uji, sedangkan /T 14 adalah waktu yang

    dibutuhkan untuk mematikan 14 : dari populasinyamuk uji!

    BAB IIIHASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

    A H!*/ K$/!"!'

    Kegiatan Uji 7esistensi nyamukAedes aegyptidi 0ilayah KKP Kelas

    II Kendari terhadap insektisida -alathion konsentrasi ,' : dilaksanakan

    dari .ulan -aret sd >ktober $*4, dengan hasil sebagai berikut ?

    T!6$ 2P$#*$'"!*$ K$!"/!' N7!+&Aedesaegypti/ W/!7! KKP

    K$!* II K$'!#/S$"$! K3'"!& $'!' I'*$&"/*/! M!!"/3' K3'*$'"#!*/ 0,8 %

    P!! P$'!!"!' 2 J!

    W/!7!J

    K3'"#3

    JN7!+

    & U./

    JK$!"/!

    'N7!+&

    U./

    %K$!"/!'N7!+&

    U./

    %K$!"/!'K3'"#3

    KKP Induk *4 &4 4 **,** ,

  • 7/24/2019 Laporan Uji Resistensi Fix 2015

    11/26

    0ilker .aubau *4 &4 $ &,&& ,

    0ilker .andara9> *4 &4 4 **,**

    ,

    0ilker Pomalaa *4 &4 & *%,%% ,

    0ilker Kolaka *4 &4 + ','1 ,

    0ilker 0anci *4 &4 % ++,+2 ,Sumber 4ata 5 4ata Primer

    .erdasarkan tabel di atas terlihat bahwa persentase kematian

    nyamukAedes aegyptidi 0ilayah KKP Kelas II Kendari setelah kontak

    dengan insektisida -alathion konsentrasi ,' : pada pengamatan $&

    jam adalah bervariasi! Untuk KKP Induk sebesar **,** :, 0ilker .aubau

    sebesar &,&& :, 0ilker .andara 9> **,** :, 0ilker Pomalaa ','1 :,

    0ilker Kolaka *%,%% : dan 0ilker 0anci ++,+2 :!

    T!6$ 2S"!"+* K$#$'"!'!' N7!+&Aedesaegypti/ W/!7! KKP K$!*

    II K$'!#/S$"$! K3'"!& $'!' I'*$&"/*/! M!!"/3' K3'*$'"#!*/ 0,8 %

    P!! P$'!!"!' 2 J!

    W/!7!% K$!"/!'N7!+& U./

    S"!"+*K$#$'"!'!'

    KKP Induk **,** 7esisten0ilker .aubau &,& 7esisten0ilker .andara 9> **,** 7esisten0ilker Pomalaa *%,%% 7esisten0ilker Kolaka ','1 7esisten0ilker 0anci ++,+2 7esisten

    Sumber 4ata 5 4ata Primer

    "ari tabel di atas menunjukkan bahwa nyamukAedes aegyptidari

    semua 0ilayah KKP Kelas II Kendari telah mengalami resistensi

    terhadap insektisida -alathion konsentrasi ,' :!

  • 7/24/2019 Laporan Uji Resistensi Fix 2015

    12/26

    "iagram *! Persentase Kematian #yamuk Aedes aegypti di 0ilayahKKP Kelas II Kendari etelah Kontak dengan Insektisida-alathion Konsentrasi ,' : Pada Pengamatan $& 6am!

    ambar di atas menunjukkan bahwa persentase kematian nyamuk

    Aedes aegyptiterendah berada di 0ilker .aubau yakni sebesar &,&& :

    dan yang tertinggi berada di 0ilker 0anci yakni sebesar ++,+2 :!

    "engan demikian rata@rata persentase kematian nyamukAedes aegyptidi 0ilayah KKP Kelas II Kendari F ++,+2 :!

    T!6$ 4N/!/ Lethal Tie(LT) 50 !' Lethal Tie(LT 95) I'*$&"/*/!

    M!!"/3'K3'*$'"#!*/ 0,8 % D//"+' D!! W!&"+ (J!) T$#!! N7!+&

    Aedes aegypti

    / W/!7! KKP K$!* II K$'!#/ P!! P$'!!"!' 2 J!

    W/!7! LT 50 LT 95

    KKP Induk *&,$' *2',&$

    0ilker .aubau ',' *$+,&10ilker .andara 9> 1',+1 *+',*'0ilker Pomalaa '+,$+ *&$,+40ilker Kolaka *1,24 *1*,20ilker 0anci '*,%1 *'$,'$

    Sumber 4ata 5 4ata Primer

    "ari tabel di atas terlihat bahwa nilai Lethal Time (/T) 4 dan

    Lethal Time(/T) 14 insektisida -alathion konsentrasi ,' : dari semua

    0ilayah KKP Kelas II Kendari memerlukan waktu lebih dari $& jam yang

    merupakan batas waktu penentuan status kerentanan! #ilai /T 4 dan

    /T 14 untuk KKP Induk sebesar *&,$' jam (&,% hari) dan *2',&$ jam

    (2,& hari), 0ilker .aubau ',' jam (%,& hari) dan *$+,&1 jam (4,& hari),

  • 7/24/2019 Laporan Uji Resistensi Fix 2015

    13/26

    0ilker .andara 9> 1',+1 jam (&,* hari) dan *+',*' jam (2 hari), 0ilker

    Pomalaa '+,$+ jam (%,+ hari) dan *&$,+4 jam (4,1 hari), 0ilker Kolaka

    *1,24 jam (&,+ hari) dan *1*,2 jam (' hari) dan 0ilker 0anci '*,%1

    jam (%,& hari) dan *'$,'$ jam (2,+ hari), seperti terlihat pada graBk di

    bawah ini ?

    raBk $! #ilai /T 4 dan /T 14 Insektisida -alathion Konsentrasi ,' :"ihitung "alam 0aktu (6am) Terhadap #yamuk Aedes aegypti

    di 0ilayah KKP Kelas II Kendari Pada Pengamatan $& 6am!

    B P$6!!*!'

    .erdasarkan hasil Uji 7esistensi nyamukAedes aegyptiterhadap

    insektisida -alathion konsentrasi ,' : seperti yang terlihat pada tabel

    *, $ dan %, menunjukkan bahwa persentase kematian nyamuk Aedes

    aegypti pada semua 0ilayah KKP Kelas II Kendari setelah kontak

    dengan -alathion konsentrasi ,' : pada pengamatan $& jam rata@rataF ++,+2 : dengan /T 4 rata@rata E % hari dan /T 14 E 4 hari!

    "ari data /T 4 dan /T 14 menandakan bahwa nyamuk Aedes

    aegyptitelah resisten terhadap insektisida -alathion konsentrasi ,' :

    untuk semua 0ilayah KKP Kelas II Kendari, karena telah melebihi batas

    waktu pengamatan penentuan status kerentanan pada Uji 7esistensi

    yakni $& jam!

    /T 4 dan /T 14 merupakan jumlah waktu yang diperlukan

    insektisida -alathion untuk membunuh 4 : dan 14 : populasi

    nyamukAedes aegypti! Tingginya nilai /T mengindikasikan waktu yang

    dibutuhkan untuk membunuh serangga uji semakin lama demikian pula

  • 7/24/2019 Laporan Uji Resistensi Fix 2015

    14/26

    sebaliknya, sehingga dapat dikatakan serangga uji sudah resisten

    terhadap insektisida tersebut!

    "engan melihat data tersebut, maka penggunaan insektisida

    -alathion dalam pengendalian vektor "." di 0ilayah KKP Kelas II

    Kendari harus dihentikan karena sudah tidak eekti dan eBsien,

    sehingga untuk mengendalikan nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor

    "." harus menggunakan insektisida golongan lain yang tidak satu

    golongan dengan -alathion!

    6ika kita hubungkan nilai /T dengan perilaku mengigit nyamuk

    Aedes aegyptiyang mengigit berulang kali (multi biter), maka dengan

    waktu kematian E % hari setelah terpapar insektisida -alathion

    memungkinkan nyamuk tersebut untuk menularkan penyakit kepada

    manusia dan berkembangbiak dengan menghasilkan keturunan yang

    resisten akibat adanya deto!si1!asi(09>, *11$)!

    4iagonse 4ose("") adalah suatu dosis insektisida tertentu yang

    merupakan dosis aplikasi untuk populasi yang masih rentan terhadap

    insektisida yang mengakibatkan kematian E 1' : populasi terget dalam

    pengamatan kematian setelah $& jam pemaparan insektisida! -enurut

    09> 4iagnose 4oseuntuk insektisida -alathion adalah ,' :!

    Perkembangan kekebalan dapat terjadi akibat seringnya

    dilakukan penyemprotan dengan "oging pada daerah@daerah kasus

    ".", serta penggunaan konsentrasi yang tidak teratur baik oleh

    Pemerintah, wasta maupun perorangan, salah satunya di Provinsi

    ulawesi Tenggara! /aju perkembangan kekebalan serangga terhadap

    insektisida dipengaruhi oleh beberapa aktor antara lain ? aktor

    genetik, aktor ekologi dan aktor Bsiologis yang saling berkaitan!

    Proses seleksi perkembangan resistensi insektisida terjadi dalam

    waktu yang cukup lama, selama banyak generasi yang diakibatkan oleh

    paparan insektisida secara terus menerus, maka siat resistensi dapat

    diturunkan dari generasi ke generasi (Tarumingkeng, *11$)! 9al ini

    disebakan karena adanya gene resisten yang mengendalikan enJim

    untuk deto!si1!asiinsektisida (.eaty dan -aruardt, *11+)!

    Aaktor lain penyebab terjadinya resistensi adalah penggunaan

    dosis yang rendah atau dosis yang tidak mematikan! Aaktor yang

    mempengaruhi tingkat resistensi nyamuk terhadap insektisida antara

  • 7/24/2019 Laporan Uji Resistensi Fix 2015

    15/26

    lain konsentrasi insektisida, rekuensi penyemprotan dan lama

    penyemprotan! (Kasumbogo $&)!

    Penggunaan -alathion sebagai insektisida dalam pengendalian

    vektor "." sudah dilaksanakan di Indonesia sejak tahun *12$,

    sedangkan di Provinsi ulawesi Tenggara penggunaan -alathion dimulai

    sejak pertama kali munculnya kejadian "." pada tahun *1'% dan

    sampai sekarang masih digunakan dalam pengendalian vektor "."!

    -elihat waktu penggunaannya yang cukup lama, maka akan

    menimbulkan terjadinya kekebalan (09>, *124)!

    aat ini penggunaan -alathion di Provinsi ulawesi Tenggara

    tidak hanya dilaksanakan oleh Pemerintah tetapi juga dilaksanakan oleh

    swasta mapun perorangan tanpa ada pengawasan oleh Petugas

    Kesehatan yang berkompeten dibidang pengendalian vektor, sehingga

    konsentrasi yang digunakan tidak terpantau! "alam Permenkes 7I #o!

    %2&-enkesPerIII$* tentang Pengendalian 5ektor, dimana

    dijelaskan pada pasal + bahwa Lpengendalian vektor yang

    menggunakan bahan kimia harus dilakukan oleh Tenaga Mntomolog

    Kesehatan dan Tenaga lain yang terlatih! Untuk tenaga lain yang

    terlatih harus telah mengikuti pelatihan pengendalian vektor yang

    dibuktian dengan sertiBkat dari lembaga pendidikan dan pelatihan yang

    telah terakreditasi dan dalam melaksanakan pengendalian vektor harus

    tetap dibawah pengawasan Tenaga Mntomolog KesehatanN! "engan

    diberlakukannya Permenkes 7I #o! %2&-enkesPerIII$* tentang

    Pengendalian 5ektor, maka penggunaan insektisida dalam

    pengendalian vektor dapat terpantau dan memberikan hasil yang

    eekti dan eBsien!

    -elihat kondisi di lapangan dalam pengendalian vektor "." di

    Provinsi ulawesi Tenggara, terjadi perbedaan konsentrasi yang

    digunakan oleh KKP Kelas II Kendari dengan "inas Kesehatan setempat,

    dimana saat ini KKP Kelas II Kendari masih menggunakan konsentrasi 4

    : sedangkan "inas Kesehatan setempat menggunakan konsentrasi E 4

    :! 9al inilah yang menjadi salah satu aktor pemicu terjadinya

    resistensi nyamuk Aedes aegypti terhadap insektisida -alathion di

    0ilayah Provinsi ulawesi Tenggara!

    "ari hasil 67i 8io Assay eek partikel insektisida -alathion

    konsentrasi 4 : terhadap nyamuk Aedes aegypti di Kota Kendari

  • 7/24/2019 Laporan Uji Resistensi Fix 2015

    16/26

    diperoleh nilai /O 4 sebesar 4,*4 :, sehingga penggunaan -alathion

    sudah tidak eekti lagi dalam pengendalian vektor "."! (

  • 7/24/2019 Laporan Uji Resistensi Fix 2015

    17/26

    BAB IV

    KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

    A K$*/+!'

    .erdasarkan hasil Uji 7esistensi 5ektor nyamuk Aedes aegypti

    terhadap insektisida -alathion konsentrasi ,' : di 0ilayah KKP Kelas II

    Kendari, dapat disimpulkan sebagai berikut ?

    *! Persentase kematian nyamuk Aedes aegyptydari + (enam) 0ilayah

    KKP Kelas II Kendari setelah kontak dengan insektisida -alathionkonsentrasi ,' : pada pengamatan $& jam adalah bervariasi, Untuk

    KKP Induk sebesar **,** :, 0ilker .aubau sebesar &,&& :, 0ilker

    .andara 9> **,** :, 0ilker Pomalaa ','1 :, 0ilker Kolaka *%,%% :

    dan 0ilker 0anci ++,+2 :!

    $! tatus kerentanan populasi nyamuk Aedes aegypti dari + (enam)

    0ilayah KKP Kelas II Kendari adalah resisten!

    %! #ilai /T 4 dan /T 14 insektisida -alathion konsentrasi ,' : dari +(enam) 0ilayah KKP Kelas II Kendari rata@rata E % hari dan E 4 hari!

    B R$&3$'!*/

    *! Perlu dilakukan UjiSusceptibility, Uji8io Assay, Uji Suspensibilitydan

    Uji Partikel dalam waktu yang bersamaan, sehingga diperoleh data

    yang valid sebagai bahan evaluasi dan dasar dalam menentukan

    metode pengendalian vektor "." di KKP Kelas II Kendari!

    $! Perlu dilakukan penggantian insektisida -alathion dengan insektisida

    lain yang tidak satu golongan dengan -alathion dalam program

  • 7/24/2019 Laporan Uji Resistensi Fix 2015

    18/26

    pengendalian vektor ".", dimana insektisida pengganti harus diuji

    kerentanannya sebelum digunakan!

    %! Perlu dilakukan rotasi penggunaan insektisida dalam setiap tahun,

    dalam rangka menekan laju perkembangan resistensi vektor

    terhadap insektisida!

    L!/#!' 1

    P$#*$'"!*$ K$!"/!' N7!+&Aedes aegypti!#/ : ($'!)W/!7! KKP K$!* II K$'!#/ S$"$! K3'"!& $'!' I'*$&"/*/!

    M!!"/3' K3'*$'"!*/ 0,8 %P!! P$'!!"!' J! K$;2

    T!6$ 1H!*/ U./ R$*/*"$'*/ N7!+&Aedesaegypti/ W/!7! KKP K$!* II

    K$'!#/S$"$! K3'"!& $'!' I'*$&"/*/! M!!"/3' K3'*$'"#!*/ 0,8 % P!!

    P$'!!"!' 2 J!

    W/!7!

    JN7!

    +&K3'"#3

    JN7!&U./

    K$!"/!'N7!+&U./ T/!

    U!'!'

    T3"!K$!"/!'

    % K$!"/!'

    1 2 4N7!&U./

    N7!&

    K3'"#3

    N7!&U./

    N7!+&

    K3'"#3

    KKP Induk *4 &4 $ $ * 4 **,** ,

    0ilker .aubau *4 &4 * * $ &,&& ,

    0ilker .andara 9> *4 &4 * % * 4 **,** ,

    0ilker Pomalaa *4 &4 * $ * & ','1 ,

    0ilker Kolaka *4 &4 $ % * + *%,%% ,

    0ilker 0anci *4 &4*$ ' * % ++,+2 ,

  • 7/24/2019 Laporan Uji Resistensi Fix 2015

    19/26

    L!/#!' 2

    H!*/ A'!/*/* Pro!it$'!' B!'"+!' P#3#! "inita!V$#*/ 19 **! ''!

    T3"!2419400

    0