13
LAPORAN KIMIA DASAR II ACARA II UJI BAEYER UNTUK SENYAWA RANGKAP DAU DAN RANGKAP TIGA Oleh : Yuli Astuti (A1M012019) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN PURWOKERTO 2013

Laprak Kimor, 2. Uji Baeyer Untuk Senyawa Rangkap Dua Dan Rangkap Tiga by A1M012019

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laprak Kimor, 2. Uji Baeyer Untuk Senyawa Rangkap Dua Dan Rangkap Tiga by A1M012019

LAPORAN KIMIA DASAR II

ACARA II

UJI BAEYER UNTUK SENYAWA

RANGKAP DAU DAN RANGKAP TIGA

Oleh :

Yuli Astuti (A1M012019)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIAN

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

PURWOKERTO

2013

Page 2: Laprak Kimor, 2. Uji Baeyer Untuk Senyawa Rangkap Dua Dan Rangkap Tiga by A1M012019

Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penggolongan senyawa organik dapat dibedakan menurut gugus fungsi

yang dikandungnya. Gugus fungsi (functional group) adalah sekelompok atom

yang menyebabkan perilaku kimia molekul induk. Molekul berbeda yang

mengandung gugus (atau gugus-gugus) fungsi yang sama megalami reaksi yang

serupa.

Hidrokarbon merupakan persenyawaan organik yang paling sederhana

yang hanya terdiri dari atom karbon dan atom hidrogen. Meskipun secara biologis

persenyawaan-persenyawaan hidrokarbon tidak penting, akan tetapi

persenyawaan-persenyawaan biologis dapat dipandang sebagai turunan dari

hidrokarbon (hidrokarbon dipandang sebagai persenyawaan induk). Pada dasarnya

terdapat tiga jenis hidrokarbon:

1. Hidrokarbon aromatik, mempunyai setidaknya satu cincin aromatic

2. Hidrokarbon jenuh, juga disebut alkana, yang tidak memiliki ikatan

rangkap atau aromatik.

3. Hidrokarbon tak jenuh, yang memiliki satu atau lebih ikatan

rangkap antara atom-atom karbon.

Semua persenyawaan hidrokarbon bersifat non-polar, sehingga ikatan

antar molekulnya sangat lemah. Karena itu hidrokarbon yang berat molekulnya

rendah berbentuk gas. Karena sifat non-polarnya maka hidrokarbon akan mudah

larut dalam pelarut-pelarut berpolaritas rendah seperti karbontetrakhlorida,

khloroform, benzena, dan eter; selain itu hidrokarbon mempunyai kerapatan yang

lebih kecil dari air.

Selain tumbuh-tumbuhan dan hewan, masih ada sumber senyawa

hidrokarbon sederhana yaitu batu bara dan minyak bumi. Tumbuh-tumbuhan dan

hewan tertentu merupakan senyawa hidrokarbon yang kompleks, mislanya gula,

amilum, protein, glukosida, antibiotika, minyak lemak dan lain-lain. Dari batu

bara diperoleh kokas, gas batu bara, ter batu bara yang mengandung berbagai

Page 3: Laprak Kimor, 2. Uji Baeyer Untuk Senyawa Rangkap Dua Dan Rangkap Tiga by A1M012019

Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED)

senyawa organik. Minyak bumi merupakan campuran senyawa-senyawa karbon,

terutama hidrokarbon jenuh dari zat cait yang mudah menguap. Hidrokarbon

banyak memberi manfaat bagi kebutuhan manusia, baik dalam bidang sandang,

pangan, papan, seni dan estetika.

Identifkasi ini sangat penting untuk mempelajari berbagai reaksi fisika dan

kimia yang terjadi pada senyawa hidrokarbon. Ilmu ini berguna pada sintesis obat-

obatan, pendayagunaan bahan bakar, proses pembuatan sabun, plastik dan lain-

lain.

Salah satu cara untuk mengetahui sebuah larutan tersebut mengandung

senyawa hidrokarbon jenuh atau tidak jenuh dengan cara uji bayer. Prinsip dari

Uji Baeyer ini adalah untuk mendeteksi ikatan rangkap dua dan tiga suatu

senyawa hidrokarbon dengan uji Baeyer adalah berdasarkan hilangnya warna

ungu dari ion MNO4, karena bereaksi dengan alkena atau alkuna membentuk

glikol (diol) dan endapan coklat dari MnO.

B. Tujuan

Praktikan dapat mengetahui adanya ikatan rangkap pada senyawa karbon.

Page 4: Laprak Kimor, 2. Uji Baeyer Untuk Senyawa Rangkap Dua Dan Rangkap Tiga by A1M012019

Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Semua senyawa organik merupakan turunan dari golongan senyawa ynag

dikenal sebagai hidrokarbon (hydrocarbon) sebab senyawa tersebut hanya dari

hidrogen dan karbon (Chang, 2003).

Hidrokarbon adalah senyawa organik yang hanya terdiri dari karbon dan

hidrogen. Golongan senyawa ini amat penting peranannya dalam abad teknologi

ini. Karena, begitu banyak produk yang dapat diturunkannya : tekstil, plastik,

bahan anti beku, obat-obatan, anestatika, cat, pupuk, bahan peledak dan

sebagainya. Hidrogen dan senyawa turunannya, umumnya terbagi menjadi tiga

kelompok besar yaitu:

1. Hidrogen alifatik terdiri atas rantai karbon yang tidak mencakup bangun

siklik. Golongan ini sering disebut sebagai hidrokarbon rantai terbuka.

Yang termasuk hidrokarbon alifatik adalah alkana, alkena, dan alkuna.

2. Hidrokarbon alisiklik atau hidrokarbon siklik terdiri atas atom karbon

yang tersusun dalam satu lingkar atau lebih.

3. Hidrokarbon aromatik merupakan golongan khusus senyawa siklik yang

biasanya digambarkan sebagai lingkar enam dengan ikatan tunggal dan

ikatan rangkap bersilih–ganti.

Kelompok ini digolongkan terpisah dari hidrokarbon asiklik dan alifatik

karena sifat fisika dan kimianya yang khas. Hidrokarbon dapat diklasifikasikan

menurut macam-macam ikatan karbon yang dikandungnya. Hidrokarbon dengan

karbon-karbon yang mempunyai satu ikatan dinamakan hidrokarbon jenuh.

Hidrokarbon dengan dua atau lebih atom karbon yang mempunyai ikatan rangkap

dua atau tiga dinamakan hidrokarbon tidak jenuh (Fessenden, 1997). Berikut

adalah penggolongannya :

1. Alkana adalah hidrokarbon jenuh yang memiliki jumlah atom hydrogen

maksimum. Rumus umumnya CnH2n+2. Sifat-sifatnya antara lain larut

dalam pelarut nonpolar dan tidak larut dalam pelarut polar, dapat

mengalami reaksi halogenasi, dll.

Page 5: Laprak Kimor, 2. Uji Baeyer Untuk Senyawa Rangkap Dua Dan Rangkap Tiga by A1M012019

Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED)

Hidrokarbon yang paling sederhana adalah alkana, yaitu hidrokarbon yang

hanya mengandug ikatan kovalen tunggal. Hidrokarbon merupakan

senyawa yang struktur molekulnya terdiri dari hidrogen dan karbon.

Molekul yang paling sederhana dari alkana adalah metana. Metana

merupakan gas pada suhu dan tekanan baku, merupakan komponen utama

gas alam (Wilbraham, 1992).

2. Alkena adalah senyawa hidrokarbon yang memiliki kekurangan 2 atom H

dan mempunyai ikatan rangkap 2 pada atom C=C. alkena memiliki rumus

umum CnH2n dan merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh. Hidrokarbon

tak jenuh ini berisomer dengan sikloalkana. Sifat-sifatnyua antara lain tidak

larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organic, lebih reaktif dari alkana,

dll. Dalam struktur molekulnya, alkena mengandung hidrogen lebih sedikit

hal ini yang menjadikan alkena sering disebut senyawa tak jenuh.

3. Alkuna adalah senyawa hidrokarbon rangkap tiga dengan rumus umum

CnH2n-2. Alkuna berisomer dengan alkena yang memiliki 2 ikatan rangkap 2

atau suatu senyawa yang memiliki 1 ikatan rangkap dua dan 1 siklik. Sifat-

sifatnya antara lain mudah mengalami reaksi adisi seperti alkena, dapat

mengalami reaksi oksidasi, dll. (Hart, 1990).

Alkena dan alkana dapat dioksidasi menjadi aneka ragam produk,

bergabungpada regensiayang digunakan. Regensia yang paling sering untuk

mengubah alkena menjadi suatu 1-2 diol asalah kalium permanganat atau yang

sering disebut dengan KMnO4 (dalam air). Reaksi larutan permanganat dingin

merupakan uji Baeyer untuk ketidakjenuhan dalam senyawa yang tidak diketahui

strukturnya. Larutan uji (Kmenghilang MnO4) berwarna ungu menghilang dan

nampak endapan MnO2 cokelat. Sewaktu reaksi berlangsung, warna ungu dari ion

ion permanganat digantikan oleh endapan cokelat dari mangan dioksida.

Sehubungan dengan adanya perubahan warna ini, maka reaksi ini dapat

digunakan sebagai uji kimia untuk membedakan alkena dan alkuna dari alkana

yang pada umumnya tidak bereaksi. Uji Baeyer untuk ikatan rangkap meskipun

digunakan secara meluas, mempunyai suatu kekurangan ; gugus apa saja yang

mudah dioksidasi (aldehida, alkena, alkuna) akan menunjukkan hasil positif.

Page 6: Laprak Kimor, 2. Uji Baeyer Untuk Senyawa Rangkap Dua Dan Rangkap Tiga by A1M012019

Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED)

Uji bayer merupakan suatu uji untuk menunjukkan kereaktifan

hidrokarbon alifatik, alisiklik, dan aromatic tehadap oksidator KMnO4 yang

merupakan katalis. Pada uji bayers ini dilakukan dengan mencampurkan larutan

KMnO4. Hasil yang positif adalah hilangknya warna ungu dari larutan kalium

permanganate. Contohnya, jika alkena dioksidasi menggunakan pereaksi Baeyer

maka akan menghasilkan glikol dengan menghilangkan warna dari reagen Baeyer.

Ini merupakan uji pada senyawa yang memiliki ikatan rangkap. Reaksi oksidasi

menggunakan pereaksi yang lebih kuat seperti asam dikromat atau asam

permanganate atau yang lainnya akan menghasilkan asam dan senyawa keton,

tergantung pada alkenanya.(Wilbraham, 1992)

Reagensia permanganat dingin merupakan uji baeyer untuk

ketidakjenuhan dalam senyawa yang tak diketahui strukturnya. Larutan uji

(KMnO4) berwarna ungu. Ketika reaksi berjalan, warna ungu menghilang dan

nampak endapan MnO2 coklat (Fessenden, 1982).

Kalium permanganat digunakan secara luas sebagai pereaksi oksidasi

selama seratus lebih. Ia merupakan suatu pereaksi yang mudah diperoleh, tidak

mahal, dan tidak memerlukan suatu indikator, kecuali kalau digunakan larutan-

larutan yang sangat encer. Satu tetes 0,1 N permangant memberikan suatu warna

merah muda yang jelas kepada volume larutan yang biasanya digunakan dalam

suatu titrasi. Warna ini digunakkan untuk menunjukan kelebihan pereaksi.

Permanganat mengalami pereaksi kimia yang bermacam-macam, karena mangan

dapat berada dalam keadaan-keadaan oksidasi +2, +3, +4, +6, dan +7 (Day, 1990).

Kalium permanangat yang digunakan pada uji baeyer ini memang secara

luas bisa dipakakai sebagai pemerupakan suatu pereaksi yang mudah diperoleh,

tidak mahal dan tidak memerlukan suatu reksi oksidasi selama seratus tahun lebih.

KMnO ini, indikator kecuali kalau digunakan larutan-larutan yang sangat encer.

Kelebihan yang dimiliki dari kalium permanganat adalah pada titik akhir suatu

titrasi cukup untuk menyebabkan pengendapan beberapa MnO2 akan tetapi karena

reaksinya lambat, maka MnO2 biasanya tidak diendapkan pada akhir titrasi

permanganat.

Page 7: Laprak Kimor, 2. Uji Baeyer Untuk Senyawa Rangkap Dua Dan Rangkap Tiga by A1M012019

Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED)

Uji Bayer yang dilakukan pada minyak nabati seperti pada minyak kelapa,

dan minyak sawit dilakukan untuk mengetahui adanya suatu ikatan rangkap atau

tidak agar mengetahui bahwa minyak tersebut jenuh atau tidak. Molekul minyak

nabati dan lemak hewani mengandung rantai hidrokarbon yang panjang. Dalam

minyak nabati rantai ini tak-jenuh ganda (poly unsturated; memiliki beberapa

ikatan rangkap). Minyak nabati seperti pada contohnya minyak kelapa dan

minyak sawit dapat diubah menjadi zat yang lebih bersifat padat oleh hidrogenasi

parsial ikatan-ikatan rangkapnya.

Reaksinya adalah:

R R R R

| | | |

C=C + MnO4- R – C – C – R + MnO2

| | | |

R R R R

Umumnya zat yang polar dapat larut dalam pelarut yang bersifat polar,

namun tidak dapat larut dalam pelarut nonpolar. Begitu juga sebaliknya. Hal ini

dikarenakan adanya momen dipol pada zat atau pelarut sehingga dapat berikatan

dan berinteraksi dengan sesamanya. Sedangkan pada pelarut nonpolar tidak

memiliki momen dipol, sehingga tidak bisa berinteraksi dengan zat yang polar,

jadi tidak dapat larut.

Senyawa berbobot molekul rendah berwujud gas dan cair, dan zat yang

berbobot molekul tinggi berwujud padat. Alkana merupakan zat nonpolar, zat

yang tak larut dalam air dengan kerapatan zat cair kurang dari 1,0 g/ml. Selain

alkana juga ada alkena yaitu hidrokarbon yang memiliki satu atau lebih ikatan

rangkap dua karbon–karbon. Senyawa ini dikatakan tidak jenuh karena tidak

mempunyai jumlah maksimum atom yang sebetulnya dapat ditampung oleh setiap

karbon (Pettruci, 1987).

Page 8: Laprak Kimor, 2. Uji Baeyer Untuk Senyawa Rangkap Dua Dan Rangkap Tiga by A1M012019

Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED)

III. METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Alat :

1. Tabung reaksi

2. Pipet ukur

3. Pipet tetes

Bahan :

1. Minyak kelapa

2. Minyak sawit

3. Aquades

4. Aseton

5. Etanol 95%

6. KMNO4

B. Prosedur Kerja

6 buah tabung reaksi disiapkan

Sebanyak 2 ml tabung reaksi diisi

dengan air, aseton, dan etanol 95%

(masing-masing 2 tabung)

Sebayak 2 tetes sampel dimasukan

kedalam tabung reaksi (minyak sawit

dan minyak kelapa)

Sebanyak 5 tetes larutan KMNO4

ditambahkan kedalam tabung reaksi

sambil dikocok

Selama 2 menit larutan dibiarkan dan

dicatat apa yang terjadi

Page 9: Laprak Kimor, 2. Uji Baeyer Untuk Senyawa Rangkap Dua Dan Rangkap Tiga by A1M012019

Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

MINYAK SAWIT MINYAK KELAPA

Awal Akhir Awal Akhir

Air Warna ungu,

minyak dan air

memisah

Warna ungu,

minyak dan air

memisah

Warna ungu,

minyak dan air

memisah

Warna ungu,

minyak dan air

memisah

Etanol Warna ungu Warna cokelat

terdapat endapan

cokelat dan serbuk

hitam

Warna ungu Warna cokelat

endapan berupa

gel

Aseton Warna ungu Warna ungu

kemerahan dan

banyak terdapat

endapan cokelat

dan serbuk

Warna ungu

kecokelatan

Warna cokelat

bening dan

terdapat

endapan kecil

(serbuk)

cokelat tua

Page 10: Laprak Kimor, 2. Uji Baeyer Untuk Senyawa Rangkap Dua Dan Rangkap Tiga by A1M012019

Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED)

B. Pembahasan

Uji baeyer adalah uji yang digunakan untuk mengidentifikasi adanya

ikatan rangkap pada larutan uji. Sampel yang digunakan dalam uji baeyer ini

adalah minyak kelapa dan minyak sawit dengan tiga macam pelarut yaitu air,

asetom dan etanol 95%.

Larutan uji (KMnO4) berwarna ungu ketika reaksi berjalan, warna ungu

akan menghilang dan nampak endapan MnO2 ceklat. Sewaktu reaksi berlangsung,

warna ungu dari ion permanganat digantikan oleh endapan cokelat dari mangan

dioksida. Larutan KMnO4 yang digunakan disini sebagai katalis. Uji Bayer

dilakukan dengan mencampurkan larutan KMnO4 terhadap suatu cairan sampel.

Penambahan KMnO4 bertujuan untuk mengetahui terjadinya reaksi oksidasi.

KMnO4 merupakan zat pengoksidasi yang kuat .Rekasi oksidasi terjadi bila warna

ungu dari KMnO4 hilang dari campuran tersebut. Hilangnya warna ungu ion

MnO4- disebabkan oleh adanya reaksi ion MnO4

- dengan alkena atau alkuna

membentuk glikol (diol) dan endapan coklat dari MnO2- . (Fessenden,1986).

Dari data pengamatan yang diperoleh dari hasil Uji Baeyer ini

menunjukkan bahwa terdapat suatu reaksi yang berjalan, hal ini dapat dilihat dari

warna ungu yang menghilang dan nampak endapan MnO2 coklat. Endapan

berwana cokelat ini menunjukkan adanya suatu ikatan rangkap pada larutan.

Selain itu apabila terdapat pergeseran warna di dalam larutan yaitu dari ungu ke

coklat menandakan adanya reaksi.

Page 11: Laprak Kimor, 2. Uji Baeyer Untuk Senyawa Rangkap Dua Dan Rangkap Tiga by A1M012019

Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED)

Percobaan Baeyer dengan menggunakan sample yaitu air, aseton, dan

etanol 95% (Alkohol) menunjukkan hasil yang berbeda-beda setelah didiamkan

selama 1-2 menit. Pada larutan minyak kelapa yang menggunakan pelarut air

aquadest berwarna ungu pekat dan minyak melayang di atas permukaan

larutan. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada pergeseran warna yang terjadi..

pada pelarut etanol 95% (Alkohol), larutan berubah menjadi cokelat dengan

endapan bening berupa gel. Sedangkan pada pelarut aseton, warna larutan

berwarna cokelat bening, minyak larut dan terdapat endapan kecil-kecil berwarna

cokelat.

Pada larutan minyak sawit yang menggunakan pelarut aquadest, larutan

berwarna ungu dan minyak terpisah. Hal ini juga menunjukkan bahwa tidak ada

pergeseran warna yang terjadi. Pada pelarut yang digunakan yaitu etanol

95%(Alkohol) warna larutan menjadi cokelat dan terdapat endapan minyak yang

berwarna cokelat. Sedangkan pada pelarut aseton larutan berwarna ungu

kemerahan, minyak membentuk endapan cokelat serta serbuk hitam dan memisah

dengan larutan pada bagian dasar larutan.

Setelah dilakukan suatu percobaan ini didapat suatu hasil. Pada uji coba

yang menggunakan aquades pada sample minyak kelapa dan minyak sawit tidak

terjadi pergeseran warna. Hal ini menunjukkan bahwa dengan aquades tidak

menunjukkan adanya suatu ikatan rangkap. Pada percobaan yang menggunakan

aseton, minyak kelapa menunjukan pergeseran warna menjadi cokelat bening

sedangkan minyak sawit pergeseran warna sedikit dari ungu menjadi ungu

kemerahan atau dan endapan cokelat yang dihasilkan banyak. Pada percobaan

menggunakan etanol 95% (Alkohol ) dengan sample minyak kelapa dan minyak

sawit warna dari ungu berubah menjadi cokelat. Endapan cokelat terbentuk pada

minyak sawit dan endapan gel terbentuk pada minyak kelapa.

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa minyak kelapa

dan minyak sawit yang diberi pelarut etanol mengandung ikatan rangkap.

“Pereaksi-pereaksi ini menyerang elektron (pi) pada ikatan rangkap. Alkena

bereaksi dengan kalium permanganat membentuk glikol (glycols) yaitu senyawa

dengan dua gugus hidroksil berdampingan” (Hart, 1983).

Page 12: Laprak Kimor, 2. Uji Baeyer Untuk Senyawa Rangkap Dua Dan Rangkap Tiga by A1M012019

Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, praktikan dapat menarik

kesimpulan bahwa.

1. Uji baeyer digunakan untuk menentukan ada tidaknya ikatan rangkap

dalam suatu larutan.

2. Minyak kelapa dan minyak sawit yang dilarutkan dengan etanol 95%

memberikan hasil positif terhadap uji baeyer ini karena menghasilkan

perubahan warna menjadi cokelat dan membentuk endapan cokelat yang

berarti ada ikatan rangkap dalam larutan tersebut.

3. Pada pelarut aseton, minyak sawit membentuk endapan tetapi tidak

menghilangkan warna ungu. Sedangkan pada minyak kelapa, warna

berubah menjadi coklat bening tetapi endapan hanya berupa serbuk.

B. Saran

Praktikum ini sangat berhubungan dengan warna. Pada praktikum ini

ditemukan beberapa kendala yaitu kurangnya alat untuk pembanding warna. Oleh

karena itu, diperlukannya alat pembanding warna untuk mendapatkan hasil yang

akurat. Selain itu, hendaknya masing-masing praktikan melakukan uji baeyer ini,

agar dapat memahami dengan jelas.

Page 13: Laprak Kimor, 2. Uji Baeyer Untuk Senyawa Rangkap Dua Dan Rangkap Tiga by A1M012019

Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED)

DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar Jilid I. Erlangga, Jakarta.

Day, Jr.R.A. dan Underwood, A.L.1990. Analisa Kimia Kuantitatif. Erlangga,

Jakarta.

Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasar Kimia Organik.

Baina Aksara, Jakarta.

Fessenden, Ralp J dan Joan S. Fessenden. 1982. Kimia Organik. Edisi Ketiga.

Jilid 1. Erlangga, Jakarta.

Fessenden, Ralph J. 1986. Kimia Organik. Jilid I. Edisi Ketiga. Eralangga,

Jakarta.

Hart, Harold. 1983. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat. Edisi Keenam.

Terjemahan Suminar. Erlangga, Jakarta

Hart, Harold. 1990. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat. Edisi ke VI. Erlangga,

Jakarta

Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Jilid

3. Erlangga, Jakarta

Wilbraham, Antony. 1992. Pengantar Kimia Organik Dan Hayati. Institut

Teknologi Bandung, Bandung.