13
BAB I PENDAHULUAN I.1 Tujuan Praktikum - Untuk mengetahui cara pembuatan eliksir dengan baik dan benar. - Untuk mengetahui sifar preformulasi zat aktif (parasetamol) dan eksipiennya. - Dapat mengetahui khasiat eliksir parasetamol I.2 Latar Belakang Eliksir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau yang sedap, mengandung selain obat juga zat tambahan seperti gula sebagai zat pemanis, zat pengawet, zat warna dan zat pewangi untuk digunakan sebagi obat dalam. Sebagai pelarut utama digunakan etanol 90% yang dimaksudkan untuk mempertinggi kelarutan obat. Dapat ditambahkan gliserol, sorbitol dan propilen glikol. Sebagai pengganti gula dapat ditambahkan sirup simpleks. Konsentrasi alkohol yang terdapat dalam sediaan berdasarkan FDA : Anak < 6 tahun maksimal 0,5 % Anak usia 6-12 tahun maksimal 5% Anak > 12 tahun dan dewasa maksimal 10 % Pada RSP 2005 halaman 756 disebutkan bahwa eliksir termasuk ke dalam golongan larutan non-aqueous dengan kandungan alkohol bervariasi mulai dari 3-5 % smapi 21-23%. Tujuan pembuatan sediaan eliksir : 1. Mempertinggi kelarutan zat berkhasiat 2. Agar homogenitas lebih terjamin 1

lapran eliksir parasetamol

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan Praktikum Semi solid pembuatan eliksir parasetamol

Citation preview

Page 1: lapran eliksir parasetamol

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Tujuan Praktikum

- Untuk mengetahui cara pembuatan eliksir dengan baik dan benar. - Untuk mengetahui sifar preformulasi zat aktif (parasetamol) dan eksipiennya. - Dapat mengetahui khasiat eliksir parasetamol

I.2 Latar Belakang

Eliksir adalah sediaan berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau yang sedap, mengandung selain obat juga zat tambahan seperti gula sebagai zat pemanis, zat pengawet, zat warna dan zat pewangi untuk digunakan sebagi obat dalam. Sebagai pelarut utama digunakan etanol 90% yang dimaksudkan untuk mempertinggi kelarutan obat. Dapat ditambahkan gliserol, sorbitol dan propilen glikol. Sebagai pengganti gula dapat ditambahkan sirup simpleks.

Konsentrasi alkohol yang terdapat dalam sediaan berdasarkan FDA :

Anak < 6 tahun maksimal 0,5 %

Anak usia 6-12 tahun maksimal 5%

Anak > 12 tahun dan dewasa maksimal 10 %

Pada RSP 2005 halaman 756 disebutkan bahwa eliksir termasuk ke dalam golongan larutan non-aqueous dengan kandungan alkohol bervariasi mulai dari 3-5 % smapi 21-23%.

Tujuan pembuatan sediaan eliksir :

1. Mempertinggi kelarutan zat berkhasiat 2. Agar homogenitas lebih terjamin 3. Zat berkhasiat lebih mudah terabsorbsi dalam keadaan terlarut. 4. Sediaan berasa manis dan aroma lebih sedap. 5. Dapat digunakan oleh orang yang sukar menelan obat seperti anak-anak dan

orang tua.

Hal-hal yang dianggap perlu dalam pembuatan eliksir :

1. Pertumbuhan kristal yang disebabkan oleh perubahan suhu, keseragaman ukuran dan lain-lain.

2. Keterampilan zat aktif dengan pelarut campur ataupun zat tambahan untuk menghindari terjadinya pengendapan. Dasar pemilihan pelarut campur, toksisitas, kelarutan, konstanta dielektrik pelarut, keterampilan bahan.

1

Page 2: lapran eliksir parasetamol

3. Untuk penambahan sirupus simpleks lebih dari 30% harus diperhatikan terjadinya cap locking pada tutup botol sediaan, karena itu perlu diberikan anti caplocking.

4. Peningkat rasa seperti pemanis perlu diberikan untuk meningkatkan penerimaan, ditambahkan juga rasa dan warna yang sesuai.

5. Untuk sediaan oral, pemilihan zat aktif perlu memperhatikan pemerian. 6. Pemanis yang dapat digunakan adalah gula, dirupus simpleks, sorbitol, siklamat,

aspartam. 7. Karena ada komponen air dalam sediaan maka perlu ditambahkan pengawet. 8. Sediaan eliksir yang baik harus mempunyai viskositas yang cukup untuk

memudahkan penuangan. Pelarut campur yang digunakan adalah etanol, propilenglikol, gliserol, dan sorbitol.

I.3 Efek Farmakologi

Parasetamol merupakan salah satu obat golongan analgetik-antipiretik, yaitu obat yang digunakan dalam terapi untuk mengatasi rasa nyeri ringan hingga sedang, demam dan diantaranya juga untuk mengatasi peradangan.

Efek analgesiknya terhadap rasa nyeri diduga bersifat efek perifer begitu pula dalam hal peradangan. Sedangkan efeknya terhadap demam berpengaruh pada hipotalamus, yaitu pusat pengaruh suhu tubuh. Efeknya terhadap peradangan diduga terjadi penghambatan pada sintesis prostaglandin, selain itu prostaglandin juga dapat menurunkan suhu tubuh dan penurunan suhu demam.

I.4 Dosis dari Parasetamol

Dosis lazim untuk anak dan bayi6-12 bulan : sekali 50 mg sehari 200 mg 1-5 tahun : sekali 50-100 mg

sehari 200-400 mg 5-10 tahun : sekali 100-200 mg

sehari 400-800 mg >10 tahun : sekali 250 mg

Sehari 1 g Dosis lazim untuk dewasa

Sekali 500 mg, sehari 500 mg – 2g

2

Page 3: lapran eliksir parasetamol

BAB II

ISI

II.1 Monografi Zat

Preformulasi Zat Aktif Parasetamol (Asetaminofen)

a. Struktur Kimia

b. Pemerian Hablur atau serbuk hablur putih; tidak berbau; rasa pahit.

c. Kelarutan Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95%)P dalam 13 bagian aseton P, dalam 40 bagian gliserol P dan dalam 9 bagian propilenglikol P; larut dalam larutan alkali hidroksida.

d. Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik dan terlindungi dari cahaya.

Preformulasi Eksipien 1) Gliserol

a. Pemerian Cairan seperti sirup, jernih, tidak berwarna;tidak berbau.; manis dulu siikuti rasa hangat, higroskopis. Jika disimpan beberapa lama pada suhu rendah dapat memadat membentuk massa hablur tidak berwarna yang tidak melebur hingga suhu mencapai lebih kurang 20.

b. Kelarutan Dapat campur dengan air dan dengan etanol (95%)P, praktis tidak larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam minyak lemak.

c. Bobot Jenis 1,255-1,260

d. PenyimpananDalam wadah tertutup baik

2) Propylenglycoluma. Pemerian

Cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak manis, hidrokropik.

b. Kelarutan Dapat bercamput dengan air, etanol(95%)P dan dengan kloroform P, larut dalam 6 bagian eter, tidak dapat campur dengan eter minyak tanah P dan minyak lemak.

3

Page 4: lapran eliksir parasetamol

c. Oksidasi Pada 5ml dalam labu bersumbat tambahkan 5ml air, 2ml larutan kalium iodida P dan 2ml asam sulfat encer P biarkan ditempat gelap selama 15 menit. Titrasi dengan natrium tiosulfat 0,005 N menggunakan indiktor larutan kanji P, diperlukan tidak lebih dari 0,2 ml natrium tiosulfat 0,005 N.

d. Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik

3) Sorbitolum a. Struktur

b. Pemerian Serbuk, butiran atau kepingan; putih; rasa manis; higroskopik.

c. Kelarutan Sangat mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol (95%)P dalam metanol P dan dalam asam asetat P.

d. Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.

4) Etanola. Pemerian

Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah bergerak, bau khas, rasa panas. Mudah terbakar dengan memeberikan nyala biru yang tidak berasap.

b. Kelarutan Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam eter P.

c. Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, rapat, terlindungi dari cahaya, ditempat sejuk, jauh dari nyala api

5) Aquadesta. Pemerian

Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa. b. Oksidasi

Didihkan 100ml dengan 10 ml asam sulfat encer P dan 0,5 ml kalium permanganat 0,01 N, warna tidak hilang.

c. Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik

4

Page 5: lapran eliksir parasetamol

II.2 Permasalahan Farmasetika

a) Parasetamol memiliki kelarutan yang rendah dalam air dan mudah terhidrolisis. b) Parasetamol memiliki rasa yang pahit.c) Sediakan multiple dose rentan terhadap kentiman mikroba. d) Eliksir parasetamol bersifat cair sehingga mudah tumpah.

II.3 Penyelesaian Farmasetika

a) Parasetamol dibuat eliksir menggunakan pelarut etanol. b) Rasa pahit diatasi dengan penambahan pemanis.c) Untuk menghindari mikroba ditambahkan pengawet.d) Agar tidak encer ditambahkan sirup simpleks untuk menaikkan viskositas.

II.4 Formulasi Lengkap

Nama Jumlah KegunaanParasetamol 120 mg/5ml Analgetik-antipiretikGliserol 2,5 ml Wetting agentPropilenglikol 500 µl Wetting agentSorbitol 70% 1,25 ml PemanisEtanol 500 µl PelarutPemanis q.s Zat tambahanPewarna q.s Zat tambahanAquadestilata ad 60 ml Pelarut

II.5 Perhitungan dan Penimbangan Bahan

1. Parasetamol ¿ 60 ml5 ml

× 120 mg=1440 mg

2. Gliserol ¿ 60 ml5 ml

× 2,5 ml=30 ml

3. Profil paraben ¿ 500 µl1000

=0,5 ml

= 60ml5 ml

× 0,5 ml=6 ml

4. Sorbitol 70% ¿ 60 ml5 ml

× 1,25 ml=15 ml

5. Etanol ¿ 60 ml5 ml

× 0,5 ml=6 ml

6. Pemanis Stoberi = q.s 7. Pewrna stoberi (merah rose) = q.s

5

Page 6: lapran eliksir parasetamol

8. Aquadestiata = ad 60 ml

II.6 Prosedur Kerja

1. Alat dan bahan disiapkan 2. Disetarakan timbangan 3. Masing-masing bahan ditimbang 4. Ditandai pada botol 60 ml 5. Dilarutkan parasetamol dengan etanol sedikit demi sedikit dalam gelas kimia,

diaduk hingga larut6. Ditambahkan propilenglikol sedikit demi sedikit, diaduk. 7. Ditambahkan gliserol diaduk merata 8. Ditambahkan sorbitol, diaduk merata 9. Dilarutkan dalam cawan pewarna dan pemanisnya dengan air secukupnya. 10. Dimasukan ke dalam gelas kimia campuran eliksirnya, diaduk hingga merata11. Di masukan ke botol dan ditutup rapat, kemudian dikocok. 12. Diberi etiket.

II.7 Etiket

6

KOCOK DAHULU

APOTEK POLTEKKES TASIKMALAYAJl. Cilolohan No.35 Tasikmalaya

Telp. 0265-340186

APA: Ine Ciptanisah Pratiwi SIK : P2.06.30.1.14.015

No. 15 tgl. 18-3-15

Pro : Eliksir Parasetamol

“Sehari 3x 1 sendok teh (5ml)

Page 7: lapran eliksir parasetamol

BAB III

PENGAMATAN

III.1 Evaluasi Sediaan

- Organoleptik = merah muda, bau strobery dan rasanya manis. - Viskositas = 10 detik - Ph = 7,1 - Volume terpindahkan = 60 ml

III.2 Hasil Pengamatan

Hari Kristal Warna Rasa Bau

Kamis - Merah muda Manis Arom stoberry

Jum’at - Merah muda Manis Aroma stoberry

Sabtu - Merah muda Manis Aroma stoberry

Minggu - Merah muda Manis Aroma stoberry

Senin - Merah muda Manis Aroma stoberry

7

Page 8: lapran eliksir parasetamol

BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam percobaan pembuatan eliksir dengan zat aktif parasetamol terlihat bahwa percobaan tersebut memberikan hasil yang maksimal dengan parasetamol yang terlarut dengan sempurna. Hal ini dapat dilihat dari kejernihan sediaan eliksir yang dibuat. Hal ini dapat disebabkan karena parasetamol larut dalam 70 bagian air, dan dalam 7 bagian etanol (95%), yang berarti bahwa 1 g parasetamol larut dalam 70 ml air dan 1 g parasetamol larut dalam 7 ml etanol, sehingga parasetamol yang dilarutkan dalam etanol, parasetamol akan lebih cepat larut. Disini etanol berfungsi mempertinggi kelarutan obat pada eliksir dapat pula ditambahkan propilenglkol sebagai pelarut campur (pelarut tambahan) yaitu untuk menambah kelarutan parasetamol. Lalu di tambahkan gliserol yang dapat bercampur dengan etanol dan air, larutan pun semakin jernih dan parasetamol semakin larut. Lalu ditambhakan sorbitol 70 % sebagai pemanis karena pemerian sorbitol yaitu serbuk, berwarna putih, higroskopis dan mempunyai rasa manis sehingga sorbitol dapat menutupi rasa pahit pada parasetamol. Dilakukan evaluasi terhadap eliksir yang mencakup evaluasi organoleptik (warna, rasa, bau), pH, viskositas, dan volume terpindahkan. Dari hasil pengamatan organoleptik (rasa.warna,bau) warnanya merah muda, bau stroberry dan rasanya manis. pH yang didapat dari sediaan adalah 7,1 . Pengontrolan pH sangat penting karena untuk menjaga kestabilan eliksir. Profil laju katalis asam spesifik dengan stabilitas maksimumnya pada jarak pH 5-7 (Connors, et, al., 1986).Dan viskositas, kekentalannya selama 10 detik,menunjukan cukup kental dan stabil. Dan volume terpindahkannya memenuhi syarat 60ml. Eliksir Parasetamol merupakan salah satu obat golongan analgetik-antipiretik, yaitu obat yang digunakan dalam terapi untuk mengatasi rasa nyeri ringan hingga sedang, demam dan diantaranya juga untuk mengatasi peradangan.

8

Page 9: lapran eliksir parasetamol

BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilaksanakan, saya dapat mengetahui cara membuat sediian oral obat berbentuk eliksir. Dan mengetahui sifat-sifat parasetamol serta preformulasi eksipiennya yang membantu dalam menyelesaikan permasalahan zat aktifnya sehingga dapat membentuk eliksir parasetamol. Serta dapat mengetahui khasiat elikir parasetamol yaitu analgetik-antipiretik.Obat yang digunakan dalam terapi untuk mengatasi rasa nyeri ringan hingga sedang dan demam.

9

Page 10: lapran eliksir parasetamol

DAFTAR PUSTAKA

- Andajaningsih, Dra.Msc.dkk. 1995. FARMAKOPE EDISI IV. Jakarta:DEPKES RI. - Anief, Moh. 1987 ILMU MERACIK OBAT. Yogyakarta:Gadjah Mada.- Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi.Jakarta : UI Press- Kasim, Fauzi dkk. 2013.ISO INDONESIA Volume 48 2013/2014. Jakarta:DEPKES

RI.- Agueos,Goeswin.2013. Pengembangan Sediaan Farmasi.Bandung:ITB. - Purwanto, Hardjosaputra(alm) dkk. 2008. Data obat di Indonesia. Jakarta : PT.

Muliapurna Jayaterbit. - Sihombing, M. P. Drs, dkk. 1979. FARMAKOPE EDISI III. Jakarta:DEPKES RI- Zubaidah, Dra.Apt. 2011. ILMU RESEP UNTUK SEKOLAH MENENGAH

KEGURUAN FARMASI. Jakarta : P2B, SMT-SMKT.

10