Upload
taufik-ghockil-zlaluw
View
222
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
lapsus
Citation preview
Tanggal masuk : 27-10-2015
Tanggal Pemeriksaan : 27-10-2015
1. IDENTITAS PASIEN (AUTOANAMNESIS)
1.I. Data identitas
Nama : Tn. Fertinan Harianto
Umur : 45 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Menikah
Warga Negara : Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. S.Pareman no. 3
1
II. RIWAYAT PSIKIATRI
II.1 Keluhan utama
Gelisah dan susah tidur
II.2. Riwayat penyakit sekarang
Seorang pasien laki-laki umur 45 tahun datang ke poli jiwa dengan keluhan gelisah. Hal
itu sudah dirasakan sejak beberapa tahun yang lalu. Pasien juga mengeluhkan susah untuk tidur.
Jadi pasien harus minum obat agar bisa tidur. Obat yang sering di komsumsi oleh pasien yaitu
alprazolam. Selain itu pasien sudah sering kontrol ke poli jiwa. Terutama jika obat yang
dikonsumsinya sudah hampir habis. Jika pasien tidak meminum obat tersebut, maka biasanya
dada pasien akan terasa nyeri. Pasien juga sering emosi dan mudah tersinggung kepada orang
lain tanpa sebab yang jelas, sehingga ada kemauan untuk memukul orang lain. Jadi untuk
mengatasi hal tersebut, pasien mengkomsumsi obat yang telah diberikan. Setelah mengkomsumsi
obat yang diberikan, maka pasien akan merasa tenang. Pada tahun 2010, pasien pernah di rawat
di RSKD DADI akibat menggunakan narkoba jenis ekstasi. Dari keterangan pasien, dia pernah
memakai obat terlarang tersebut dari tahun 1996-2009. Waktu itu, pasien mengkomsumsi obat
tersebut dikarenakan pengaruh lingkungan serta pergaulan orang-orang disekitarnya. Waktu di
rawat, pasien diberikan obat haloperidol dan chlorpromazine. Pasien keluar dari rumah sakit
setahun kemudian. Pasien tidak memiliki anggota keluarga dengan keluhan yang sama. Nafsu
makan baik serta aktifitas keseharian baik. Pasien tidak memiliki masalah dengan anggota
keluarga maupun lingkungan sosial.
Hendaya /Disfungsi:
Hendaya sosial (+)
Hendaya pekerjaan (+): pasien tidak dapat melakukan aktifitas semaksimal
seperti sebelum sakit
Hendaya waktu senggang (+): pasien sering mengalami gangguan tidur beberapa
malam
Faktor stressor psikososial
Pernah mengkomsumsi NAPZA jenis ekstasi dari tahun 1996-2009
2
II.3 Riwayat gangguan sebelumnya
Riwayat penyakit dahulu
Trauma ( - )
Infeksi ( - )
Kejang ( - )
Riwayat penggunaan zat psikoaktif:
Merokok ( + ) tetapi sudah berhenti merokok sejak menikah
Alkohol ( - )
NAPZA ( + ) pernah memakai narkotika jenis ekstasi dari tahun 1996-2009
II.4 Riwayat gangguan psikiatri sebelumnya
Pasien sudah pernah mengalami keluhan yang sama sejak 1996 yang lalu dan pernah di
rawat di RSKD DADI tahun 2010.
II.5 Riwayat kehidupan pribadi
a) Riwayat prenatal dan perinatal
Pasien lahir normal, cuup bulan dan ditolong oleh bidan
b) Masa kanak awal (1 s/d usia 3 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan normal seperti teman sebayanya
c) Masa kanak ( 4-5 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan normal seperti teman sebayanya
d) Masa kanak pertengahan (6-11 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan sama dengan teman sebayanya dan mulai masuk
sekolah dasar
e) Masa kanak akhir (pubertas s/d remaja)
Pertumbuhan dan perkembangan sama dengan teman sebayanya, sampai pasien tamat
SMA
f) Masa dewasa
Riwayat pekerjaan : ( + ) sebagai wirausaha
3
Riwayat pernikahan dan hubungannya : ( + ) sudah menikah dan telah memiliki 2
orang anak dan memiliki hubungan yang baik
Riwayat keluarga
Pasien merupakan anak keempat dari enam bersaudara
Hubungan antar keluarga baik
Tidak ada keluarga pasien yang pernah sakit dengan gejala yang sama
Riwayat militer
Tidak ada
Riwayat pendidikan
Pasien tamat SMA
Riwayat keagamaan
Pasien cukup taat beribadah
Riwayat aktifitas sosial
Sebelum sakit, pasien dikenal sebagai sosok yang tegas, mudah bergaul, dan dapat
bersosialisasi dengan masyarakat.
Situasi sekarang
Pasien tinggal di rumah bersama istri dan kedua anaknya
Keadaan ekonomi cukup
Riwayat hukum
Tidak pernah menjadi korban, pelaku, maupun saksi dalam keterlibatan hokum.
Riwayat psikoseksual
Tidak ditemukan adanya gangguan
III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
III. 1. Deskripsi Umum
Penampilan
tampak seorang laki-laki umur 45 tahun mengenakan kemeja biru serta celana kain
coklat. Berpakaian bersih dan rapi. Wajah sesuai umur. Pembawaan tenang serta cara
berjalan biasa.
Kesadaran
4
Kuantitatif : GCS 15 (Kompos Mentis)
Kualitatif : komposmentis
Perilaku dan aktifitas psikomotor
Cukup tenang
Sikap terhadap pemeriksa
Cukup kooperatif
III.2. Keadaan afektif
Mood : eutimik
Afek : appropriate
Keserasian : cukup serasi
Empati : dapat dirabarasakan
III.3. Verbalisasi : baik
III.4. Fungsi intelektual (kognitif)
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan : sesuai taraf pendidikan
2. Orientasi
Waktu : tidak terganggu
Tempat : tidak terganggu
Orang : tidak terganggu
3. Daya ingat
Jangka panjang : tidak terganggu
Jangka sedang : tidak terganggu
Jangka pendek : tidak terganggu
Jangka segera : tidak terganggu
4. Konsentrasi dan perhatian : tidak terganggu
5. Pikiran abstrak : tidak terganggu
6. Bakat kreatif : tidak ada
7. Kemampuan menolong diri sendiri : baik
5
III.5. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi : tidak ada
2. Ilusi : tidak ada
3. Depersonalisasi : tidak ada
4. Derealisasi : tidak ada
III.6. Pikiran
1. Preokupasi : tidak ada
2. Gangguan isi pikiran : tidak ada
III.7. Pengendalian Impuls : tidak terganggu
III.8. Daya Nilai Dan Tilikan
Norma sosial : cukup
Uji daya nilai : cukup
Penilaian realitas : cukup
Tilikan : derajat 6 ( pasien sadar dirinya sakit dan perlu
pengobatan)
III.9. Taraf Dapat Dipercaya : dapat dipercaya
IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LANJUTAN
Status Internus:
Tekanan darah : 120/80 mmHg Suhu : 36,2 0C
Nadi : 88x/menit pernapasan : 20x/menit
Status neurologis:
GCS E4M6V5 (Compos Mentis), pupil isokor 2,5 mm/2,5mm, RCL+/+, RCTL
+/+, Refleks patologis (-) pada keempat ekstremitas, sensorik dan motorik dalam
batas normal.
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
6
Seorang pasien laki-laki umur 45 tahun datang ke poli jiwa dengan keluhan gelisah. Hal
itu sudah dirasakan sejak beberapa tahun yang lalu. Pasien juga mengeluhkan susah untuk tidur.
Jadi pasien harus minum obat agar bisa tidur. Obat yang sering di komsumsi oleh pasien yaitu
alprazolam. Selain itu pasien sudah sering kontrol ke poli jiwa. Terutama jika obat yang
dikonsumsinya sudah hampir habis. Jika pasien tidak meminum obat tersebut, maka biasanya
dada pasien akan terasa nyeri. Pasien juga sering emosi dan mudah tersinggung kepada orang
lain tanpa sebab yang jelas, sehingga ada kemauan untuk memukul orang lain. Jadi untuk
mengatasi hal tersebut, pasien mengkomsumsi obat yang telah diberikan. Setelah mengkomsumsi
obat yang diberikan, maka pasien akan merasa tenang. Pada tahun 2010, pasien pernah di rawat
di RSKD DADI akibat menggunakan narkoba jenis ekstasi. Dari keterangan pasien, dia pernah
memakai obat terlarang tersebut dari tahun 1996-2009. Waktu itu, pasien mengkomsumsi obat
tersebut dikarenakan pengaruh lingkungan serta pergaulan orang-orang disekitarnya. Waktu di
rawat, pasien diberikan obat haloperidol dan chlorpromazine. Pasien keluar dari rumah sakit
setahun kemudian. Pasien tidak memiliki anggota keluarga dengan keluhan yang sama. Nafsu
makan baik serta aktifitas keseharian baik. Pasien tidak memiliki masalah dengan anggota
keluarga maupun lingkungan sosial.
Hendaya /Disfungsi:
Hendaya sosial (+)
Hendaya pekerjaan (+): pasien tidak dapat melakukan aktifitas semaksimal seperti
sebelum sakit
Hendaya waktu senggang (+): pasien sering mengalami gangguan tidur beberapa malam
Dari pemeriksaan status mental didapatkan tampak seorang laki-laki umur 45 tahun
mengenakan kemeja biru serta celana kain coklat. Berpakaian bersih dan rapi. Wajah sesuai
umur. Pembawaan tenang serta cara berjalan biasa. Kesadaran baik dan GCS 15, saat
dianamnesis pasien cukp kooperatif.
Selain itu didapatkan mood eutimik, afek appropriate, empati dapat dirabarasakan
perilaku dan aktifitas psikomotor tenang. Pembicaraan spontan dengan intonasi sedang, suara
jelas dan lancar. Sikap terhadap pemeriksa cukup kooperatif,, taraf pendidikan, pengetahuan
7
umum dan kecerdasan sesuai tingkat pendidikan. Daya konsentrasi cukup, orientasi(waktu,
tempat dan orang) tidak terganggu. Tidak terdapat halusinasi auditorik. Tidak ditemukan
gangguan isi pikir. Pengendalian impuls dan daya nilai tidak terganggu. Serta didapatkan tilikan
6, pasien sadar dirinya sakit dan perlu pengobatan. Taraf dapat dipercaya, pasien dapat
dipercaya.
VI. DIAGNOSIS MULTI AKSIAL ( BERDASARKAN PPDGJ III)
Aksis I.
Berdasarkan Autoanamnesis didapatkan adanya gejala klinis yang bermakna dimana
pasien datang dengan keluhan gelisah, mudah tersinggung, cepat emosi, susah tidur. Hal ini
menimbulkan penderitaan yang bermakna bagi pasien dan keluarganya. Juga mengakibatkan
hendaya dalam hubungan sosial, pekerjaan, dan penggunaan waktu senggang, sehingga
dikatakan gangguan jiwa. Tidak ditemukan gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik dan
visual pada pasien ini sehingga dikatakan gangguan jiwa non organik,. Pada pasien ini
ditemukan informasi bahwa pasien pernah mengkomsumsi obat-obatan zat psikoaktif sehingga
digolongkan kedalamam gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat. Zat
psikoaktif yang digunakan yaiu berupa ekstasi dimana dalam hal ini termasuk kedalam zat
halusinogen sehingga dikategorikan sebagai gangguan mental dan perilaku akibat
penggunanaan halusinogenika
Aksis II.
Dari hasil autoanamnesis dan pemeriksaan status mental, tidak dapat dinilai karena
informasi yang didapatkan tentang riwayat masa kecil pasien minim.
Aksis III.
Tidak ditemukan adanya kelainan organobiologik.
Aksis IV.
Pernah mengkomsumsi NAPZA jenis ekstasi dari tahun 1996-2009
Aksis V.
8
GAF scale 70-61 (beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi,
secara umum masih baik.
VII. PROGNOSIS
1. Faktor Penghambat :
Ketidakpatuhan pasien terhadap pengobatan
Onset yang lama
2. Faktor Pendukung :
Adanya keinginan pasien untuk berobat
Tidak ada kelainan neurologi
System support yang baik
Tidak ditemukan adanya riwayat keluarga (genetik) yang mengalami ganguan jiwa
Karena itu prognosis pasien dubia
VIII. DAFTAR MASALAH
- Organobiologik : Tidak ditemukan kelainan fisik yang bermakna. Tetapi karena terdapat
ketidakseimbangan neurotransmitter, maka diperlukan farmakoterapi.
- Psikologik : Ditemukan adanya hendaya ringan berupa hendaya dalam bidang
pekerjaan dan hendaya sosial yang menimbulkan gejala psikis sehingga pasien
memerlukan psikoterapi.
- Sosiologik : Ditemukan hendaya sosial, pekerjaan, dan penggunaan waktu senggang
sehingga memerlukan sosioterapi.
IX. RENCANA TERAPI
9
Psikofarmakoterapi:
R/ Alprazolam tab 1 mg no III
∫1 dd I
R Neurodex tab no III
∫1 dd I
R Sizoril tab 25 mg no III
∫1 dd I
Psikoterapi
Suportif :
Berupa
1. Ventilasi : awalnya membiarkan pasien mengeluarkan isi hati sesukanya.
2. Sugesti : secara halus dan tidak langsung menanamkan pikiran pada pasien
atau membangkitkan kepercayaan padanya bahwa gejala-gejala akan hilang.
3. Bimbingan : memberi nasihat-nasihat yang praktis dan khusus sehingga pasien
lebih sanggup dalam mengatasi masalahnya misalnya cara mengadakan
hubungan antar-manusia, cara berkomunikasi dan cara bekerja yang efektif.
4. Terapi interpersonal.
5. terapi kognitif-perilaku.
Sosioterapi
Memberikan penjelasan kepada pasien, keluarga pasien dan orang-orang di sekitarnya. Sehingga
dapat menerima dan menciptakan suasana lingkungan yang membantu.
X. DISKUSI
10
Berdasarkan PPDGJ III, gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat yg
bervariasi luas dan berbeda keparahannya (dari intoksikasi tanpa komplikasi dan penggunaan yg
merugikan sampai gangguan psikotik yg jelas dan demensia, tetapi semua itu diakibatkan oleh
karena penggunaan satu atau lebih zat psikoaktif (dengan atau tanpa resep dokter). Identifikasi
dari zat psikoaktif yang digunakan dapat dilakukan berdasarkan: data laporan individu, analisis
objektif dari spesimen urin, darah dsb, bukti lain (adanya sampel obat yg ditemukan pada pasien,
tanda dan gejala klinis atau dari laporan pihak ketiga.
Pada laporan kasus ini didapatkan data laporan penggunaan zat psikoaktif dari pasien itu
sendiri, yaitu pasien menggunakan ekstasi dari tahun 1996-2009. Selain itu, pasien pernah
dirawat di rumah sakit DADI akibat penggunaan zat tersebut. Berdasarkan PPDGJ III,
didapatkan diagnosis sebagai gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan halusinogenika
dalam hal ini ekstasi yang di gunakan oleh pasien di golongkan sebagai zat halusinogen. Dimana
dalam kepustakaan Kaplan & sadock edisi 2, disebutkan bahwa halusinogen adalah zat alami dan
sintetik yang disebut dengan berbagai istilah seperti psikedelik atau psikotomimetik karena
selain menginduksi halusinasi, halusinogen juga menyebabkan hilnagnya kontak dengan realitas
dan suatu pengalaman kesadaran yang meluas dan meningkat. Dalam kepustakaan tersebut
disebutkan bahwa salah satu jenis zat yang menyebabkan halusinogen yaitu MDMA atau
dirumuskan sebagai 3,4-metil-endioksimetamfetamin yang merupakan senyawa dari ekstasi yang
telah di konsumsi oleh pasien dahulu. Gejala-gejala pasien seperti sering mearasa cemas, gelisah,
tidak sabaran, mudah tersinggung, sulit untuk tidur merupakan gangguan ansietas yang
terinduksi halusinogen sehingga diberikan pengobatan sesuai dengan gejala pasien. Menurut
DSM IV, pengobatan terpilih untuk gejala psikiatrik akut yang berhubungan dengan intoksikasi
halusinogen adalah konseling suportif, menenangkan ( talking down). Pengobatan terbaik untuk
seseorang yang mengalami pengalaman yang sangat tidak menyenangkan adalah perlindungan,
pendampingan dan penentraman. Kadang-kadang suatu pemberian singkat obat psikoterapeutik
mungkin diperlukan, biasanya dengan antagonis reseptor dopamine untuk gejala psikotik atau
dengan benzodiazepin untuk gejala kecemasan. Pada pasien ini, diberikan obat anti kecemasan
berupa alprazolam untuk membantu menenangkan keadaanya saat terjadi serangan.
DAFTAR PUSTAKA
11
1) Sadock BJ, Sadock VA, Kaplan&Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis, Edisi Kedua,
Penerbit Buku Kedokteran EGC,Jakarta,2010
2) Puri, B.K. dkk. Buku Ajar Psikiatri edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta, 2011
3) Sylvia D. Elvira, Gitayanti Hadisukanto, Buku Ajar Psikiatri, Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, 2010
AUTOANAMNESIS
12
Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 27-10-2015 pukul 14.30 WITA
DM (Dokter Muda); P (Pasien)
DM : Selamat siang pak.
P : selamat siang dok.
DM : Saya taufiq, dokter muda yang bertugas disini dan saya ingin menanyakan beberapa
pertanyaan kepada bapak.
P : Oh iya, boleh dok.
DM : siapa namanya bapak?
P : Fertinan Harianto, dok.
DM : siapa nama panggilannya bapak?
P : Biasa dipanggil pak fertinan.
DM : Umurnya berapa?
P : 45 tahun
DM : Alamat rumahnya dimana bapak?
P : Di Jl. S. Pareman no. 3
DM : Pendidikan terakhirnya apa pak?
P : SMA dok.
DM : Pekerjaan bapak apa?
P : wiraswsta dok.
DM : bapak sudah menikah?
P : Sudah dok
DM : Anaknya bapak berapa?
13
P : 2 orang dok.
DM : Keluhannya datang kesini karena apa pak?
P :begini dok, saya sering gelisah kalau di rumah, sering mondar-mandir, susah untuk tidur
terutama jika tidak minum obat,. Karena kebetulan obat yang saya konsumsi habis,
makanya saya datang kesini lagi dok.
DM : Sejak kapan bapak merasakan hal itu?
P : sudah lama dok, kira-kira beberapa tahun yang lalu.
DM : itu berarti bapak sudah sering datang kemari ya? Biasanya obat apa yang diberikan?
P : obat yang biasa diberikan yaitu alprazolam, sizoril dan neurodex dok. Obat itu diberikan
untuk 1 bulan dok.
DM : jadi, bapak harus minum obat agar bisa tidur ya pak?
P : iya. Terutama jika perasaan emosi saya lagi kambuh, biasanya ada dorongan untuk
memukul orang lain dok . jadi untuk mengatasi hal tersebut, saya harus mengkonsumsi
alprazolam agar hal-hal yang tidak diinginkan biasa diatasi dok.
DM : apa alasan bapak ingin memukul orang lain?
P : saya juga tidak tahu dok kenapa bisa seperti itu. Tiba-tiba saja ada dorongan seperti itu.
Dan hal itu terjadi terutama jika tiba-tiba muncul perasaan emosi, atau perasaan jengkel
terhadap orang lain. Jadi umtuk mengatasinya, saya harus mengkonsumsi obat yang
diberikan oleh dokter yaitu alprazolam. Apalagi kalau saya tidak mengkonsumsi obat
tersebut, dada saya biasanya terasa nyeri, seperti terasa sesak, dan pikiran saya menjadi
kacau dok. Kebetulan dimasa lalu, saya pernah menggunakan obat-obatan terlarang dok.
DM : obat-obatan terlarang yang bagaimana maksudnya pak?
P : narkoba jenis ekstasi dok.
DM : sejak kapan bapak menggunakan obat-obatan tersebut?
14
P : itu sudah cukup lama dok, saya menggunakan ekstasi itu dari sekitar tahun 1996 sampai
tahun. Bahkan, saya pernah konsumsi pil ekstasi tersebut sampai 30 butir tiap harinya dok.
DM : bagaimana awalnya bapak sampai bisa menggunakan barang haram tersebut?
P :yah, awalnya cuma ikut-ikutan dari teman-teman dok. Tetapi lama kelamaan jadi
ketagihan akan barang tersebut. Oleh karena hal itulah yang membuat saya tidak bisa
berhenti.
DM : jadi sewaktu bapak menggunakan atau mengkonsumsi obat tersebut, bagaimana persaan
bapak waktu itu? apakah bapak pernah mendengar suara-suara ataupun melihat sesuatu
yang hanya bapak bisa melihatnya?
P : Iya dok,waktu itu saya merasakan sensasi yang luar biasa dok, kepala jadi ringan,
bersemangat, semua masalah waktu itu jadi hilang, selain itu saya sering mendengar
bisikan-bisikan di telinga saya pada saat saya menggunakan barang tersebut. Tetapi hal itu
terjadi pada waktu yang lalu dok. Sekarang sudah tidak lagi, karena saya memikirkan
bagaimana keluarga saya, istri saya, anak-anak saya jika hal tersebut terus berlanjut dan
tidak segera dihentikan. Oleh karenanya, pada saat itu keluarga saya membawa saya ke
rumah sakit untuk megatasi serta menyembuhkan apa yang telah saya perbuat pada saat itu.
DM : Jadi sebelumnya bapak pernah dirawat dimana?
P : pada tahun 2010, saya pernah dirawat di rumah sakit DADI kurang lebih sekitar satu
tahun dok.
DM : pada waktu bapak dirawat disana, siapa dokter yang merawat bapak? Lalu obat apa yang
diberikan sewaktu dirawat?
P : Selama di DADI, saya dirawat oleh dr theodorus dan diberikan obat haloperidol dan CPZ.
Obat tersebut saya konsumsi selama saya dirawat disana dok.
DM : iya pak. Jadi setelah bapak keluar dari rumah sakit tersebut, apakah bapak sudah tidak
mengkonsumsi obat itu lagi?
15
P : saya sudah tidak mengkonsumsi obat yang diberikan itu lagi dok. Oleh karena itu, saya
berobat ke rumah sakit pelamonia ini untuk mendapatkan resep dari dokter novri. Karena
sebelumnya, saya pernah mencoba obat racikan dari salah satu teman dok, tetapi tidak
berhasil.
DM : Obat racikan sepeti apa itu pak?
P : saya juga kurang mengerti obat racikan tersebut dok. Karena sudah dicampur aneka
macam macam ramuan.Tetapi kata teman saya, obat itu bagus buat saya, jadi saya
mencobanya. Karena dia bilang saya sudah mengalami gangguan jiwa. Jadi saya mencoba
obat tersebut. Tetapi tidak berhasil dok.
DM : iya pak, selain sering gelisah, mudah tersinggung, serta sulit tidur, apakah bapak pernah
mengamuk atau membanting barang-barang di rumah?
P : kalau saya tidak minum obat dok, biasanya mengamuk, bahkan sampai membuat anak-
anak saya ketakutan dok. Oleh sebab itu, saya rutin mengkonsumsi obat yang diberikan,
terutama jika obat yang saya konsumsi tersisa sedikit, maka saya akan kembali ke rumah
sakit untuk meminta kembali resep obat yang diberikan oleh dr novri.
DM : iya pak, kalau boleh tahu, apakah ada masalah lain yang menyebabkan keluhan pada diri
bapak? Atau munkin ada pikiran yang membebani bapak selama ini?
P : tidak ada dok, semuanya baik-baik saja. Bahkan keluarga serta teman-teman mendukung
apa yang saya lakukan dok.
DM : iya pak, terima kasih banyak atas informasi yang di berikan pada saya
P : Iya dok sama-sama.
DM : cepat sembuh yah pak. sehat-sehat terus pak. jangan banyak dipikir pak. Mudah-mudahan
dengan apa yang kita lakukan serta usaha yang bapak kerjakan, dapat mendapatkan hasil
yang baik
P : iye dok. Makasih banyak dok
DM : selamat siang pak.
16