Upload
yurnaafriyana
View
625
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
Laporan Kasus
STROKE HEMORAGIK
Pembimbing
Dr. Lily R, Sp. S
Oleh
Afdal Rosihan Hasbi I1A004082
Aqua Rosalinda Br. Sinaga I1A004036
Hendy Fahlevi Diputra I1A003058
Yurna Afriyana I1A004027
BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT SARAF
FKU NLAM-RSUD PENDIDIKAN ULIN
BANJARMASIN
Mei, 2011
STATUS PENDERITA
I. DATA PRIBADI
Nama : Ny. Y
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 41 tahun
Bangsa : Indonesia
Suku : Banjar
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Status : Sudah Menikah
Alamat : Jl. Yos Sudarso RT.24 No.28 Banjarmasin
MRS : 19 Mei 2011
No RMK : 76 70 95
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama : Kelemahan anggota gerak kanan
Keluhan yang berhubungan dengan keluhan utama : -
Perjalanan Penyakit :
Pagi SMRS saat pasien bangun tidur tiba-tiba kepala os pusing disertai
kelemahan anggota gerak sebelah kanan. Os merasa tangan dan kaki kanan
terasa berat. Sejak bebarapa tahun yang lalu os mulai merasa kesemutan. Os
mengaku mulai darah tinggi saat hamil 9 bulan. Setelah elahirkan tekanan
darah os naik turun.os rutin cek tekanan darah tiap minggu di Puskesmas dan
konsul tia bulan. Os juga rutin minum obat darah tinggi ( amdixal 5 mg ).
Mual (+). Os juga merasa tebal dimuka, awalnya sebelah kanan lalu menjalar
ke kiri.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Menurut pihak keluarga, pasien mempunyai riwayat hipertensi, tidak ada
riwayat penyakit lain seperti asma dan kencing manis.
Intoksikasi :
Menurut pihak keluarga, pasien tidak ada ditemukan riwayat keracunan
obat, zat kimia, makanan dan minuman.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Ada riwayat penyakit hipertensi dalam keluarga. Sedangkan penyakit
lain seperti asma dan kencing manis tidak ditemukan.
Keadaan Psikososial :
Pasien tinggal bersama anaknya dalam satu rumah.
III. STATUS INTERNE SINGKAT
Keadaan Umum : Tensi : 140/90 mmHg
Nadi : 82 kali /menit
Respirasi : 18 kali/menit
Suhu : 36,4 oC
Kepala/Leher :
- Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera tidak ikterik, katarak
(-/-)
- Mulut : Mukosa bibir kering
- Leher : JVP tidak meningkat, KGB tidak membesar
Thoraks
- Pulmo : Bentuk dan pergerakan simetris, suara napas vesikuler,
wheezing tidak ada, ronkhi tidak ada.
- Cor : BJ I/II tunggal, tidak ada bising
Abdomen : Tampak datar, hepar dan lien tidak teraba, perkusi
timpani, bising usus normal
Ekstremitas : akral hangat pada ekstremitas bawah, parese (+) di
ekstremitas sebelah kanan, edema (-) dan atropi (-) pada
semua ekstremitas.
IV. STATUS PSIKIATRI SINGKAT
Emosi dan Afek : normothym
Proses Berfikir : tidak dilakukan
Kecerdasan : tidak dilakukan
Penyerapan : tidak dilakukan
Kemauan : tidak dilakukan
Psikomotor : dbn
NEUROLOGISA. Kesan Umum:
Kesadaran : komposmentis
GCS : 4-5-6
Pembicaraan : Disartri : negatif
Monoton : negatif
Scanning : negatif
Afasia Motorik : negatif
Sensorik : negatif
Anomik : negatif
Kepala:
Besar : Normal
Asimetri : tidak ada
Sikap paksa : tidak ada
Tortikolis : tidak ada
Muka:
Mask/topeng : tidak ada
Miophatik : tidak ada
Fullmoon : tidak ada
B. Pemeriksaan Khusus
1. Rangsangan Selaput Otak
Kaku Tengkuk : negative
Kernig : Negatif/Negatif
Laseque : Negatif/Negatif
Bruzinski I : Negatif
Bruzinski II : Negatif/Negatif
2. Saraf Otak
N. Olfaktorius
Hyposmia : tidak dilakukan
Parosmia : tidak dilakukan
Halusinasi : tidak dilakukan
N. Optikus
Visus : tidak dilakukan
Yojana Penglihatan : tidak dilakukan
Funduskopi : tidak dilakukan
N. Occulomotorius, N. Trochlearis, N. Abducens
Kanan Kiri
Kedudukan bola mata tengah tengah
Pergerakan bola mata ke
Nasal : Negatif
Temporal : Negatif
Atas : Negatif
Bawah : Negatif
Temporal bawah: Negatif
Eksopthalmus : Negatif Negatif
Celah mata (Ptosis) : Negatif Negatif
Pupil Kanan Kiri
Bentuk : bulat bulat
Lebar : 3 mm 3 mm
Perbedaan lebar : isokor isokor
Reaksi cahaya langsung Positif Positif
Reaksi cahaya konsensuil Positif Positif
Reaksi akomodasi Positif Positif
Reaksi konvergensi Positif Positif
N. Trigeminus
Cabang Motorik
Otot Maseter dbn
Otot Temporal dbn
Otot Pterygoideus Int/Ext dbn
Cabang Sensorik
I. N. Oftalmicus dbn
II. N. Maxillaris dbn
III. N. Mandibularis dbn
Refleks kornea langsung Normal Normal
Refleks kornea konsensuil Normal Normal
N. Facialis
Kanan Kiri
Waktu Diam
Kerutan dahi Normal Normal
Tinggi alis Normal Normal
Sudut mata Normal Normal
Lipatan nasolabial Normal Normal
Waktu Gerak
Mengerutkan dahi dbn
Menutup mata dbn
Bersiul dbn
Memperlihatkan gigi dbn
Pengecapan 2/3 depan lidah sulit dievaluasi
Sekresi air mata Positif
Hyperakusis dbn
N. Vestibulocochlearis
Vestibuler
Vertigo : Negatif
Nystagmus : Negatif
Tinitus aureum : Kanan: Negatif Kiri : Negatif
Cochlearis : tidak dilakukan
N. Glossopharyngeus dan N. Vagus
Bagian Motorik:
Suara : dbn
Menelan : dbn
Kedudukan arcus pharynx : dbn
Kedudukan uvula : dbn
Pergerakan arcus pharynx : sulit dievaluasi
Detak jantung : Normal
Bising usus : Positif Normal
Bagian Sensorik : tidak dilakukan
Pengecapan 1/3 belakakang lidah : tidak dilakukan
Refleks muntah : tidak dilakukan
Refleks palatum mole : tidak dilakukan
N. Accesorius
Mengangkat bahu : dbn
Memalingkan kepala : dbn
N. Hypoglossus
Kedudukan lidah waktu istirahat : dbn
Kedudukan lidah waktu bergerak : dbn
Atrofi : tidak ada
Kekuatan lidah menekan pada bagian
dalam pipi : tidak dilakukan
Fasikulasi/Tremor pipi (kanan/kiri) : Negatif/negatif
3.Sistem Motorik
Kekuatan Otot
Tubuh : Otot perut : tidak dilakukan
Otot pinggang : tidak dilakukan
Kedudukan diafragma : Gerak : normal
Istirahat : normal
Lengan (Kanan/Kiri)
M. Deltoid : +/+
M. Biceps : +/+
M. Triceps : +/+
Fleksi sendi pergelangan tangan : +↓/+
Ekstensi sendi pergelangan tangan : +↓/+
Membuka jari-jari tangan : +↓/+
Menutup jari-jari tangan : +↓/+
Tungkai (Kanan/Kiri)
Fleksi artikulasio coxae : +/+
Ekstensi artikulatio coxae : +/+
Fleksi sendi lutut : +↓/+
Ekstensi sendi lutut : +↓/+
Fleksi plantar kaki : +↓/+
Ekstensi dorsal kaki : +↓/+
Gerakan jari-jari kaki : +↓/+
Besar Otot :
Atrofi : Negatif
Pseudohypertrofi : Negatif
Respon terhadap perkusi : Normal
Palpasi Otot :
Nyeri : Negatif
Kontraktur : Negatif
Konsistensi : Normal
Tonus Otot :
Lengan Tungkai
Kanan Kiri Kanan Kiri
Hipotoni Negatif Negatif Negatif Negatif
Spastik Negatif Negatif Negatif Negatif
Rigid Negatif Negatif Negatif Negatif
Rebound Negatif Negatif Negatif Negatifphenomen
Gerakan Involunter
Tremor : Waktu Istirahat : Negatif/ Negatif
Waktu bergerak : Negatif/ Negatif
Chorea : Negatif/ Negatif
Athetose : Negatif/ Negatif
Balismus : Negatif/ Negatif
Torsion spasme : Negatif/ Negatif
Fasikulasi : Negatif/ Negatif
Myokimia : Negatif/ Negatif
Koordinasi : tidak dilakukan
Gait dan station : tidak dilakukan
4.Sistem Sensorik
Kanan/kiri
Rasa Eksteroseptik
Rasa nyeri superfisial : tidak dilakukan
Rasa suhu : tidak dilakukan
Rasa raba ringanRasa Proprioseptik
Rasa getar : tidak dilakukan
Rasa tekan : dbn
Rasa nyeri tekan : dbn
Rasa gerak posisi : dbn
Rasa Enteroseptik
Refered pain : dbn
Rasa Kombinasi
Streognosis : tidak dilakukan
Barognosis : tidak dilakukan
Grapestesia : tidak dilakukan
Two point tactil discrimination : tidak dilakukan
Sensory extimination : tidak dilakukan
Loose of Body Image : tidak dilakukan
Fungsi luhur
Apraxia : negatif
Alexia : negatif
Agraphia : negatif
Fingerognosis : tidak dilakukan
Membedakan kanan-kiri : dbn
Acalculia : tidak dilakukan
5. Refleks-refleks
Reflek kulit
Refleks kulit dinding perut : normal
Refleks cremaster : Tidak dilakukan
Refleks gluteal : Tidak dilakukan
Refleks anal : Tidak dilakukan
Refleks Tendon/Periosteum (Kanan/Kiri):
Refleks Biceps : Normal/Normal
Refleks Triceps : Normal/Normal
Refleks Patella : Normal/Normal
Refleks Achiles : Normal/Normal
Refleks Patologis :
Tungkai
Babinski : Negatif/negatif
Chaddock : Negatif/negatif
Oppenheim : Negatif/negatif
Rossolimo : Negatif/negatif
Gordon : Negatif/negatif
Schaffer : Negatif/negatif
Lengan
Hoffmann-Tromner : Negatif/negatif
Reflek Primitif : Grasp : Negatif
Snout : Negatif
Sucking : Negatif
Palmomental: Negatif
6. Susunan Saraf Otonom
Miksi : Positif
Defekasi : Positif
Sekresi keringat : Positif
Salivasi : Positif
Ggn tropik : Kulit, rambut, kuku : Negatif7. Columna Vertebralis
Kelainan Lokal
Skoliosis : tidak ada
Khypose : tidak ada
Khyposkloliosis : tidak ada
Gibbus : tidak ada
Nyeri tekan/ketuk : tidak ada
Gerakan Servikal Vertebra
Fleksi : normal
Ekstensi : normal
Lateral deviation : normal
Rotasi : normal
Gerak Tubuh : tidak dilakukan
8. Pemeriksaan Tambahan CT-scan : Gambaran hiperdens pada thalamus yang menggambarkan
perdarahan intra serebral ( 2 slices)
Hasil laboratorium 19/5/2011
Hasil Pemeriksaan Normal
Hb : 14 gr %
Leukosit: 9,5 ribu/ μl
Eritrosit : 4,94 juta/μl
Hematokrit : 40 vol%
Trombosit : 276 ribu/μl
RDW-CV : 11,1 %
MCV : 80,9 fl
MCH : 28,3 pg
MCHC : 35 %
SGOT : 21 U/L
SGPT : 19 U/L
Ureum : 15 mg/dl
Kreatin : 0,5mg/dl
GDS : 85 mg/dl
11 – 15 gr %
4.0-10.5 ribu/μl
3,9 – 5,5 juta/μl
35 – 45 vol%
150 – 350 ribu/μl
11,5 – 14,7 %
80 -97 fl
27 – 32 pg
32 – 38 %
16 – 40 U/L
8 – 45 U/L
10-45 mg/dl
0,5 – 1,7 mg/dl
< 200 mg/dl
RESUME
1. ANAMNESIS
Lemah lengan dan tungkai bagian kanan (+), kurang dari 24 jam, saat
aktivitas, muntah (+), kejang (-), nyeri kepala (+), gangguan bicara (-),
inkontinentia urine (-), Inkontinentia alvi (-), riwayat hipertensi (+).
2. PEMERIKSAAN
Interna
Kesadaran : composmentis
GCS : 4-5-6
Tekanan darah : 140/90 mmHg
Nadi : 82 kali/menit
Respirasi : 18 kali/menit
Suhu : 36,9oC
Kepala/Leher : tidak ada kelainan
Thorax : tidak ada kelainan
Abdomen : tidak ada kelainan
Ekstremitas : tidak ada kelainan
Status psikiatri :
Status Neurologis
Kesadaran : Composmentis
GCS : 4-5-6
Pupil isokor, diameter 3/3mm refleks cahaya +/+, gerak mata normal
Rangsang selaput otak: KK (+), kernig (-/-),Br I (-/-), Br II (-/-)
Motorik : hemiparese dextra
Tonus : Lengan : hipotoni/normal, Tungkai : hipotoni/normal
Sensorik : Lengan : sulit dievaluasi, Tungkai : sulit dievaluasi
Reflek fisiologis BPR : normal/normal, TPR: normal/normal,
KPR: normal/normal, APR : normal/normal
Refleks patologis tidak ada
Susunan saraf cranialis : dalam batas normal
Columna Vertebralis tidak ada kelainan
SSO : BAB (+), BAK (+), Salivasi (+), keringat (+)
Pemeriksaan Diagnostik :
CT-Scan : Perdarahan intraserebral a.r thalamus (2 slices),
Hasil laboratorium 19/5/2011
Hasil Pemeriksaan Normal
Hb : 14 gr %
Leukosit: 9,5 ribu/ μl
11 – 15 gr %
4.0-10.5 ribu/μl
Eritrosit : 4,94 juta/μl
Hematokrit : 40 vol%
Trombosit : 276 ribu/μl
RDW-CV : 11,1 %
MCV : 80,9 fl
MCH : 28,3 pg
MCHC : 35 %
SGOT : 21 U/L
SGPT : 19 U/L
Ureum : 15 mg/dl
Kreatin : 0,5mg/dl
GDS : 85 mg/dl
3,9 – 5,5 juta/μl
35 – 45 vol%
150 – 350 ribu/μl
11,5 – 14,7 %
80 -97 fl
27 – 32 pg
32 – 38 %
16 – 40 U/L
8 – 45 U/L
10-45 mg/dl
0,5 – 1,7 mg/dl
< 200 mg/dl
DIAGNOSIS
Dx klinis : hemiparese dextra
Dx Etiologis : Stroke hemoragik
Dx Topis : Perdarahan intraserebral thalamus
4. PENATALAKSANAAN
1. Pengobatan Umum : 5 B (Brain, Breath, Blood, Bowel, Bladder)
2. Pengobatan Medikamentosa :
IVFD RL 20 tetes/menit
Farmadol 3 x1 flash
Inj ondansentron 3 x 8 mg
Inj ranitidine 3x 1 amp
Brain act 2 x 50 mg
Coten 3 x 1 tab
Blopress 8 mg ½-0-0
Follow Up :
20 mei 2011
Hari perawatan 2
S/ pusing (+), mual (+)
O/ Status Internus
TD = 140/90 mmHg RR = 22 x/menit
N = 88 x/menit T = 36,6oC
K/L : Konjungtiva anemis (-/-)
Sklera ikterik (-/-)
Peningkatan JVP (-)
Pembesaran KGB (-)
Thorax : Cor : S1 & S2 tunggal, bisisng (-), murmur (-)
Pulmo : Sn. Vesikuler, wheezing (-/-), rhonki (+/+)
Abdomen : Bising usus (+) normal, H/L/M tidak teraba
Ekstremitas : edem parese akral hangat
Status Neurologis :
Kesadaran : CM, GCS : 4-5-6
Pupil : Bulat, isokor, Ө 3 mm/3 mm, reflek cahaya (+/+)
MS : KK (-), L (-), K (-), Br I (-), Br II (-)
NC : -
Motorik : Hemiparese dextra
RF : BPR (+/+) TPR (+/+), KPR (+/+), APR (+/+), BHR (-/-)
RP : Babs (-/-), chad (-/-), hoffman (-/-) tromner (-/-)
SSO : BAB (+) BAK (+) salivasi (+) keringat (+)
A/ Dx klinis : Hemiparese dextra
Dx Etiologis : ICH
Dx Topis : Thalamus
P/ IVFD RL 20 tetes/menit
Inj ondansentron 3 x 8 mg
Inj ranitidine 3x 1 amp
Brain act 2 x 250 mg
PO Coten 3 x 1 tab
Blopress 8 mg ½-0-0
- -
--
-
-
-
-
+
+
+
+
Zaldiar 3 x 1 Alfrazolam 1x ½ tab ( malam)
21 mei 2011
Hari perawatan 3
S/ pusing (+), mual (+), susah tidur (<)
O/ Status Internus
TD = 140/90 mmHg RR = 20 x/menit
N = 96 x/menit T = 36,6oC
K/L : Konjungtiva anemis (-/-)
Sklera ikterik (-/-)
Peningkatan JVP (-)
Pembesaran KGB (-)
Thorax : Cor : S1 & S2 tunggal, bisisng (-), murmur (-)
Pulmo : Sn. Vesikuler, wheezing (-/-), rhonki (+/+)
Abdomen : Bising usus (+) normal, H/L/M tidak teraba
Ekstremitas : edem parese akral hangat
Status Neurologis :
Kesadaran : CM, GCS : 4-5-6
- -
--
-
-
-
-
+
+
+
+
Pupil : Bulat, isokor, Ө 3 mm/3 mm, reflek cahaya (+/+)
MS : KK (-), L (-), K (-), Br I (-), Br II (-)
NC : -
Motorik : Hemiparese dextra
RF : BPR (+/+) TPR (+/+), KPR (+/+), APR (+/+), BHR (-/-)
RP : Babs (-/-), chad (-/-), hoffman (-/-) tromner (-/-)
SSO : BAB (+) BAK (+) salivasi (+) keringat (+)
A/ Dx klinis : Hemiparese dextra
Dx Etiologis : ICH
Dx Topis : Thalamus
P/ IVFD RL 20 tetes/menit
Inj ondansentron 3 x 8 mg
Inj ranitidine 3x 1 amp
Brain act 2 x 250 mg
PO Coten 3 x 1 tab
Blopress 8 mg ½-0-0
Zaldiar 3 x 1
22 mei 2011
Hari perawatan 4
S/ pusing (+), mual (+), susah tidur (+)
O/ Status Internus
TD = 140/90 mmHg RR = 20 x/menit
N = 96 x/menit T = 36,6oC
K/L : Konjungtiva anemis (-/-)
Sklera ikterik (-/-)
Peningkatan JVP (-)
Pembesaran KGB (-)
Thorax : Cor : S1 & S2 tunggal, bisisng (-), murmur (-)
Pulmo : Sn. Vesikuler, wheezing (-/-), rhonki (+/+)
Abdomen : Bising usus (+) normal, H/L/M tidak teraba
Ekstremitas : edem parese akral hangat
Status Neurologis :
Kesadaran : CM, GCS : 4-5-6
Pupil : Bulat, isokor, Ө 3 mm/3 mm, reflek cahaya (+/+)
MS : KK (-), L (-), K (-), Br I (-), Br II (-)
NC : -
Motorik : Hemiparese dextra
RF : BPR (+/+) TPR (+/+), KPR (+/+), APR (+/+), BHR (-/-)
RP : Babs (-/-), chad (-/-), hoffman (-/-) tromner (-/-)
- -
--
-
-
-
-
+
+
+
+
SSO : BAB (+) BAK (+) salivasi (+) keringat (+)
A/ Dx klinis : Hemiparese dextra
Dx Etiologis : ICH
Dx Topis : Thalamus
P/
IVFD RL 20 tetes/menit
Inj ondansentron 3 x 8 mg
Inj ranitidine 3x 1 amp
Brain act 2 x 250 mg
PO Coten 3 x 1 tab
Blopress 8 mg ½-0-0
Zaldiar 3 x 1
23 mei 2011
Hari perawatan 5
S/ pusing (+), nyeri dari kepala sampai leher, kepala terasa panas
O/ Status Internus
TD = 140/90 mmHg RR = 20 x/menit
N = 88 x/menit T = 36,5oC
K/L : Konjungtiva anemis (-/-)
Sklera ikterik (-/-)
Peningkatan JVP (-)
Pembesaran KGB (-)
Thorax : Cor : S1 & S2 tunggal, bisisng (-), murmur (-)
Pulmo : Sn. Vesikuler, wheezing (-/-), rhonki (+/+)
Abdomen : Bising usus (+) normal, H/L/M tidak teraba
Ekstremitas : edem parese akral hangat
Status Neurologis :
Kesadaran : CM, GCS : 4-5-6
Pupil : Bulat, isokor, Ө 3 mm/3 mm, reflek cahaya (+/+)
MS : KK (-), L (-), K (-), Br I (-), Br II (-)
NC : -
Motorik : Hemiparese dextra
RF : BPR (+/+) TPR (+/+), KPR (+/+), APR (+/+), BHR (-/-)
RP : Babs (-/-), chad (-/-), hoffman (-/-) tromner (-/-)
SSO : BAB (+) BAK (+) salivasi (+) keringat (+)
A/ Dx klinis : Hemiparese dextra + cephalgia
Dx Etiologis : ICH
Dx Topis : Thalamus
P/
- -
--
-
-
-
-
+
+
+
+
IVFD RL 20 tetes/menit
Inj ondansentron 3 x 8 mg
Inj ranitidine 3x 1 amp
Brain act 2 x 250 mg
PO Coten 3 x 1 tab
Blopress 8 mg ½-0-0
Zaldiar 3 x 1
24 mei 2011
Hari perawatan 6
S/ pusing (+), nyeri dari kepala sampai leher, kepala terasa panas
O/ Status Internus
TD = 140/90 mmHg RR = 20 x/menit
N = 84 x/menit T = 36,5oC
K/L : Konjungtiva anemis (-/-)
Sklera ikterik (-/-)
Peningkatan JVP (-)
Pembesaran KGB (-)
Thorax : Cor : S1 & S2 tunggal, bisisng (-), murmur (-)
Pulmo : Sn. Vesikuler, wheezing (-/-), rhonki (+/+)
Abdomen : Bising usus (+) normal, H/L/M tidak teraba
Ekstremitas : edem parese akral hangat
- -
- +-
+-
+-
+-
-
Status Neurologis :
Kesadaran : CM, GCS : 4-5-6
Pupil : Bulat, isokor, Ө 3 mm/3 mm, reflek cahaya (+/+)
MS : KK (-), L (-), K (-), Br I (-), Br II (-)
NC : -
Motorik : Hemiparese dextra
RF : BPR (+/+) TPR (+/+), KPR (+/+), APR (+/+), BHR (-/-)
RP : Babs (-/-), chad (-/-), hoffman (-/-) tromner (-/-)
SSO : BAB (+) BAK (+) salivasi (+) keringat (+)
A/ Dx klinis : Hemiparese dextra + cephalgia
Dx Etiologis : ICH
Dx Topis : Thalamus
P/
IVFD RL 20 tetes/menit
Inj ondansentron 3 x 8 mg
Inj ranitidine 3x 1 amp
Brain act 2 x 250 mg
PO Coten 3 x 1 tab
Blopress 8 mg ½-0-0
Zaldiar 3 x 1
DISKUSI
Pasien datang dengan keluhan utama kelemahan pada bagian kanan. Dari
anamnesa pasien ditemukan adanya kelemahan lengan dan tungkai bagian kanan,
onset kurang dari 24 jam, mual ada, kejang tidak ada, inkontinentia urine tidak ada,
inkontinentia alvi tidak ada, nyeri kepala ada, gangguan bicara tidak ada, ada riwayat
hipertensi. Menurut WHO, Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi
serebral, baik fokal maupun menyeluruh (global), yang berlangsung dengan cepat,
berlangsung lebih 24 jam atau berakhir dengan maut, tanpa ditemukannya penyebab
selain daripada gangguan vaskular(1,2). Dari anamnesis bisa disimpulkan pasien
mengalami serangan stroke.
Pasien memiliki riwayat hipertensi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan
darah 140/90 mmHg dan pemeriksaan diagnostik ditemukan gambaran CT Scan
perdarahan thalamus sebanyak 2 slices. Hipertensi secara umum merupakan faktor
resiko terbanyak dari stroke selain aterosklerosis, obesitas, DM, merokok
penyalahgunaan alkohol, kontrasepsi oral, hematokrit meningkat, hiperurisemia dan
dislipidemia(3,4).
Stroke hemoragik, menurut WHO dalam International Statistical Classification of
Diseases and Related Health Problem 10th Revision dibagi atas :perdarahan
intraserebral (PIS) dan perdarahan subaraknoid (PSA). Stroke akibat PIS mempunyai
gejala prodromal yang tidak jelas, kecuali nyeri kepala karena hipertensi. Serangan
seringkali siang hari saat aktivitas atau emosi atau marah. Sifat nyeri kepalanya hebat
sekali. Mual dan muntah sering terdapat pada permulaan serangan.
Hemiparesis/hemiplegi biasa terjadi pada permulaan serangan dan biasanya
kesadaran bisa menurun 2.
Diagnosis banding antara Perdarahan intraserebral (PIS), Perdarahan
subarachnoid (PSA) dan Stroke non hemoragik (SNH).
No. Gejala Klinis PIS PSA SNH
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Gejala defisit fokal
SIS sebelumnya
Onset
Nyeri kepala
Muntah pd awalnya
Hipertensi
Kesadaran
Kaku kuduk
Hemiparese
Deviasi mata
Gangguan bicara
Likuor
Perdarahn subhialoid
Paresis/Gangguan N.III
Berat
Amat jarang
Menit/jam
Hebat
Sering
Hampir selalu
Biasa hilang
Jarang
Sering sejak awal
Bisa ada
Sering
Sering
berdarah
Tidak ada
Ringan
-
1-2 menit
Sangat hebat
Sering
Biasanya tidak
Bisa hilang sebentar
Biasa ada
Permulaan
Tidak ada
Tidak ada
Jarang
Selalu
Darah bisa ada
Mungkin (+)
Berat/ringan
+ (biasa)
Pelan (jam/hari)
Ringan/tdk ada
Tidak ada kcl lesi MO
Sering kali
Dpt hilang
Tidak ada
Sering dr awal
Mungkin ada
Sering
Jernih
Tidak ada
Tidak ada
Gambar 1. Stroke hemoragik intra serebral dan ekstra serebral (subarachnoid).
Perdarahan intraserebral biasanya timbul karena pecahnya mikroaneurisma
(Berry aneurysm) akibat hipertensi maligna. Hal ini paling sering terjadi di daerah
subkortikal, serebelum, dan batang otak. Hipertensi kronik menyebabkan pembuluh
arteriola berdiameter 100 – 400 mikrometer mengalami perubahan patologi pada
dinding pembuluh darah tersebut berupa lipohialinosis, nekrosis fibrinoid serta
timbulnya aneurisma tipe Bouchard. Pada kebanyakan pasien, peningkatan tekanan
darah yang tiba-tiba menyebabkan rupturnya penetrating arteri yang kecil. Keluarnya
darah dari pembuluh darah kecil membuat efek penekanan pada arteriole dan
pembuluh kapiler yang akhirnya membuat pembuluh ini pecah juga. Hal ini
mengakibatkan volume perdarahan semakin besar 5.
Pada perdarahan intraserebral (ICH), perdarahan terjadi secara langsung ke
dalam parenkim otak. Mekanisme yang biasa terjadi dianggap sebagai kebocoran dari
arteri intraserebral kecil yang rusak oleh hipertensi kronis. Mekanisme lainnya
termasuk diatesis pendarahan, antikoagulasi iatrogenik, amiloidosis otak, dan
penyalahgunaan kokain. Perdarahan intraserebral terjadi di beberapa lokasi dalam
otak, termasuk talamus, putamen, otak kecil, dan batang otak. Selain daerah otak
yang terluka oleh pendarahan, daerah sekitar otak dapat rusak oleh tekanan yang
dihasilkan oleh efek gumpalan hematoma. Kenaikan umum dalam tekanan
intrakranial dapat terjadi5.
Prognosa pasien stroke dipengaruhi oleh tingkat kesadaran yaitu sadar 16%
meninggal, somnolen 39% meninggal, stupor 71% meninggal, dan koma 100%
meninggal. Prognosa juga dipengaruhi oleh faktor usia diatas 70 tahun, jenis kelamin,
adanya riwayat hipertensi serta kecepatan dan ketepatan penanganan (1). Pada pasien
ini prognosisnya dubia ad bonam karena pasien ini kesadarannya composmentis ,
umur pasien (41 tahun) lebih muda dari usia 70 tahun (prognosis baik), ada riwayat
hipertensi (prognosis jelek), jenis kelamin wanita (angka kematian lebih banyak pada
laki-laki), pasien cepat dibawa ke Rumah sakit dan mendapatkan penanganan
maksimal (prognosis baik).
Brainact mengandung citicholin 500 mg merupakan asam nukleat yang
merupakan prekursor fosfatidilkolin, yaitu suatu zat gizi penting untuk integritas dan
fluiditas membran sel otak. Senyawa ini juga dapat berubah menjadi asetilkolin, suatu
neurotransmiter penting untuk komunikasi antar sel sehat serta untuk menyimpan
memori dan mengeluarkannya. Untuk membantu menangani penurunan kemampuan
kognitif 6.
Coten mengandung Ubidecarenone merupakan suplemen antioksidan.
Ubidecarenone sebagai electron transport pada beta-oksidasi dalam
matriks mitokondria.7
Blopress merupakan obat hipertensi candesartan cilexetil 8 mg antagonis reseptor
angiotensin II, yang selektif terhadap reseptor AT1. ikatannya sangat kuat dan
terlepas dari reseptor secara periahan-lahan. Candesartan tidak menghambat ACE
yang mengubah angiotensin I menjad angiotensin II dan mengubah bradikinin. Tidak
mempengaruhi ACE dan tidak ada efek potensiasi terhadap bradikinin atau substansi
P. Pada percobaan klinis terkontrol yang membandingkan Blopress dengan ACE-
inhibitors, frekuensi batuk lebih rendah pada pasien yang menerima Blopress.
Candesartan tidak berikatan atau menghambat reseptor hormon lain atau saluran ion
yang diketahui penting dalam pengaturan kardiovaskular8.
Daftar pustaka
1. Aliah A, Kuswara FF, Limoa RA, Wuysang G. Gambaran Umum Tentang Gangguan Peredaran Darah Otak dalam : Harsono ed Kapita Selekta Neurologi. Yogyakarta: UGM Press, 2000; 84-89
2. Mansjoer A, Soprohaita, Wardhani WI, Setowulan W. Stroke dalam Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius FK UI, 2000; 17-26
3. Chandra, B. Stroke dalam Neurologi klinik. Surabaya : FK Unair, 1994; 28-32
4. Mardjono M dan Sidharta P. stroke dalam Neurologi Klinis Dalam Praktek umum Edisi 8. Jakarta : Dian Rakyat, 2000; 290
5. Caplan LR. 2000. Stroke a Clinical Approach. 3rd ed. Boston: Butterworth-Heinemann
6. Anonim. 2009. Brainact. http://www.drugbank.ca/drugs/DB00742.
7. Anonim. 2009. Coten. http://www.drugbank.ca/drugs/DB00742.
8. Anonim. 2009. Blopress . http://www.drugbank.ca/drugs/DB00742