laptut

Embed Size (px)

DESCRIPTION

j78ji8677hki87tik87

Citation preview

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME atas rahmat, taufik serta hidayahnya sehingga penyusunan laporan pengganti tutorial GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN UNTUK ANAK dapat terselesaikan dengan baik. Laporan tutorial ini merupakan tugas yang diberikan pada Blok Kuratif dan Rehabilitatif II sebagai syarat untuk memenuhi tugas dari dosen yang bersangkutan.Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:1. Drg. Niken Probosari, M. Kes. selaku tutor atas masukan dan bimbingan yang telah diberikan pada penulis selama ini.1. Para dosen pemateri Blok Blok Kuratif dan Rehabilitatif Iyang telah memberikan ilmu. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan tutorial ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diperlukan dalam penyusunan yang akan datang. Harapan penulis semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca.

Jember, Desember 2013

Penulis

BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar BelakangSemakin hari kebutuhan masyarakat semakin bertambah. Tidak hanya mengenai kebutuhan menjalani hidup, tetapi dalam kebutuhan akan estetikapun semakin penting bagi masyarakat. Salah satu contoh adalah estetika dalam bidang perawatan gigi. Tidak hanya untuk orang dewasa, bagi anak-anakpun kebutuhan estetik ini sangat diperlukan menyangkut bahwa anak-anak memerlukan perawatan khusus dalam bidang perawatan gigi. Salah satu contoh hal yang menyebabkan berkurangnya estetik bagi anak-anak adalah ketika anak-anak kehilangan gigi akibat dari berbagai macam penyebab, misalnya trauma, akibat karies atau adanya kelainan kongenital.. Untuk memenuhi kebutuhan estetik dan untuk mengembalikan fungsi pengunyahan, diperlukan perawatan gigi yaitu menggunaan gigi tiruan bagi anak-anak. Tanggalnya gigi pada anak, dapat menyebabkan terjadinya migrasi gigi tetangga dan antagonisnya untuk mengisi ruang kosong yang ditinggalkan oleh gigi tersebut, sehingga lambat laun akan mengakibatkan maloklusi selain itu lengkung gigi tidak berkembang secara optimal, bahkan dapat menyebabkan terjadinya gangguan bicara, mastikasi, dan estetik. Ruang kosong dalam lengkung rahang anak, dapat dioptimalkan fungsinya yaitu dengan menggunakan suatu alat gigi tiruan sebagian lepasan (removable partial denture) atau gigi tiruan cekat ( fixed partial denture). Penggunaan gigi tiruan sebagian lepasan ditujukan pada keadaan hilangnya gigi, termasuk diastema, dan terjadinya resorpsi tulang. Gigi tiruan bagi anak-anak sebenarnya memiliki prinsip yang hampir sama dengan gigi tiruan untuk orang dewasa, perbedaan yang mendasar adalah apabila pada anak-anak masih dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan, sedangkan untuk orang dewasa telah berhenti tumbuh kembangnya.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apakah akibat dari tanggalnya gigi?2. Apakah fungsi gigi tiruan sebagian lepasan anak?3. Apakah indikasi dan kontra indikasi dari gigi tiruan sebagian lepasan pada anak?4. Bagaimana desain dari gigi tiruan sebagian lepasan meliputi syarat, prosedur pembuatan dan pemilihan bahan? 5. Bagaimana cara insersi dan instruksi pada penggunaan gigi tiruan sebagian lepasan pada anak?6. Apakah keuntungan dan kerugian dari gigi tiruan sebagian lepasan pada anak?

1.3. Tujuan

1. Menjelaskan akibat dari tanggalnya gigi.2. Menjelaskan fungsi gigi tiruan sebagian lepasan anak.3. Menjelaskan indikasi dan kontra indikasi dari gigi tiruan sebagian lepasan pada anak.4. Mampu mengatahui dan memahami desain dari gigi tiruan sebagian lepasan meliputi syarat, prosedur pembuatan dan pemilihan bahan. 5. Menjelaskan cara insersi dan instruksi pada gigi tiruan sebagian lepasan pada anak.6. Menjelaskan keuntungan dan kerugian dari gigi tiruan sebagian lepasan pada anak.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Akibat dari gigi yang tanggalPada kasus tanggalnya gigi tanpa adanya gigi pengganti dapat mengakibatkan, yaitu :a. Migrasi dan rotasi gigiHilangnya kesinambungan pada lengkung gigi dapat menyebabkan pergeseran, miring atau berputarnya gigi. karena gigi ini tidak lagi menempati posisi yang normal untuk menerima beban yang terjadi pada saat pengunyahan, maka akan mengakibatkan kerusakan struktur periodontal. Gigi yang miring lebih sulit dibersihkan, sehingga aktivitas karies dapat meningkat.b. Erupsi berlebih Bila gigi sudah tidak mempunyai antagonis lagi, maka akan terjadi erupsi berebih (overeruption). Erupsi berlebih dapa terjadi tanpa atau disertai pertumbuhan tulang alveolar. Bila hal ini terjadi tanpa pertumbuhan tulang alveolar, maka struktur periodontal akan mengalami kemunduran sehingga gigi mulai ekstrusi. Bila terjadinya hal ini disertai pertumbuhan tulang alveolar berlebih, maka akna menimbulkan kesulitan jika pada suatu hari penderita perlu dibuatkan gigi tiruan lengkap.c. Penurunan efisiensi kunyahMereka yang sudah kehilangan cukup banyak gigi, apalagi yang belakang akan merasakan betapa efisiensi kunyahnya menurun. Pada kelompok orang yang ditnya cukup lunak, hal ini mungkin tidak terlalu berpengaruh maklum pada masa kini banyak jenis makanan yag dapat dicerna hanya dengan sedikit proses kunyah saja.d. Gangguan pada sendi temporo-mandibulaKebiasaan mengunyah yang buruk, penutupan berlebih (over closure) hubungan rahang yang eksentrik akibat keilangan gigi, dapat menyebabkan gangguan pada struktur sendi rahang.e. Beban berlebih pada jaringan pendukungBila penderita sudah kehilangn sebagian gigi aslinya, maka gigi yang masi ada akan menerima tekanan mastikasi lebih besar sehingga terjadi pembebanan berlebih (over loading). Hal ini akan mengakibatkan kerusakan membrane periodontal dan lama kelamaan gigi tadi menjadi goyang dan akhirnya terpaksa dicabut.f. Gangguan fungsi bicaraOrgan bicara yang tidak lengkap dan kurang sempurna dapat mempengaruhi suara pasien, misalnya pasien kehilangan gigi anterior rahang atas dan rahang bawah. Kehilangan gigi anterior dapat menyebabkan gangguan bicara yang bersifat sementara, setelah menggunakan gigi tiruan mampu meningkatkan fungsi bicara.Terbentuknya suara berawal dari laring, lidah, palatum dan dibantu gigi-gigi. Rongga mulut dan sinus maksilaris dalam hal ini berfungsi sebagai ruang resonansi. Menurut tempat terjadinya suara yang dapat dihasilkan dibedakan sebagai berikut : LabialMerupakan huruf yang diucapkan oleh bibir, antara lain huruf b,p,m. LabiodentalsHuruf yang diucapkan antara bibir bawah dengan tepi insisal gigi anterior rahang atas, antara lain huruf f,v,ph LinguodentalHuruf yang diucapkan antara lidah dengan gigi anterior rahang bawah antara lain huruf t, th LinguopalatalHuruf yang diucapkan antara lidah dengan palatum, antara lain huruf d,s,c,j NasalHuruf yang terdengar seperti huruf , ng.

g. Memburuknya penampilanMenjadi buruknya penampilan (loss of appearance) karena kehilangan gigi depan akan mengurangi daya tarik wajah seseorang. Apalagi dari segi pandang manusia modern.h. Terganggunya kebersihan mulutPada ruang kosong akibat kehilangan gigi akan mengakibatkan adanya sisa makanan yang tertinggal dan sulit dibersihkan, sehingga lama kelamaan akan menimbulkan akumulasi plak pada daerah tersebut. Setelah terjadinya akumulasi plak , maka kemungkinan yang akan terjadi adalah munculnya keradangan pada daerah tak bergigi tersebut dan daerah disekitarnya. Kemudian keradangan tersebut dapat menimbulkan adanya gingivitis,periodontitis maupun karies gigi.i. AtrisiPada kasus tertentu dimana membrane periodontal gigi asli masih menerima beban berlebihan, tidak akan mengalami kerusakan, malahan tetap sehat. Toleransi terhadap beban ini biasa berwujud atrisi pada gigi-gigi tadi, sehingga dalam jangka waktu panjang akan terjadi pengurangan dimensi vertical wajah pada saat gigi dalam keadaan oklusi sentrik.j. Efek terhadap jaringan lunak mulutBila ada gigi yang hilang, ruang yang ditinggalkannya akan ditempati jaringan lunak pipi dan lidah. Jika berlangsung lama, hal ini menyebabkan kesukaran adaptasi terhadap geligi tiruan yang kemudian dibuat, karena terdesaknya kembali jaringan lunak tadi dari tempat yang ditempati protesis. Dalam hal seperti ini, pemakaian geligi tiruan akan dirasakan sebagai suatu benda asing yang cukup mengganggu.k. Space closurePenyempitan ruangan yang dapat berlanjut menjadi penutupan ruangan (Space Closure) sehingga dapat mengakibatkan mal posisi gigi pengganti yang akan erupsi. Penutupan ruangan akibat premature loss gigi sulung ini dapat terjadi selama 6 bulan setelahnya, tetapi dapat juga terjadi dalam hitungan minggu.l. Adanya perkembangan kebiasaan buruk Adanya perkembangan kebiasaan buruk, karena Iidah akan bergerak menuju ruang kosong yang apabila tidak diterapi maka akan mengakibatkan maloklusi. Studi Miyamoto dalam Mc Donald pada 255 anak dengan usia 11 tahun dengan premature Loss 1 atau Iebih gigi sampai usia 9 tahun menunjukkan kecenderunganmengalarni perawatanmaloklusi.m. Trauma psikis Sehuburgan dengan benturan yang dapat mengakibatkan hilangnya gigi anterior suhingga anak mengalami gangguan estetik dan rendah diri/minder.2.2 Fungsi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan AnakPenggunaan gigi tiruan sebagian lepasan dapat memulihkan dan mengembalikan fungsi gigi dengan mempertahankan gigi yang masih ada. Fungsi gigi tiruan sebagian lepasan antara lain:1. Pemulihan fungsi estetik.Masalah estetik menjadi salah satu alasan utama pasien dalam perawatan pembuatan gigi tiruan. Pasien yang kehilangan gigi anterior, akan memperlihatkan wajah dengan bentuk bibir masuk ke dalam, sehingga pada dasar hidung tampak lebih ke dalam dan dagu menjadi lebih ke depan.Pada anak-anak kehilangan gigi anterior sering terjadi karena kecelakaan, sehingga tidak sedikit perawatannya dengan cara mencabut gigi yang terkena trauma akibat kegoyangan yang sangat besar. Tanggalnya gigi tersebut akan mengakibatkan migrasi ke gigi tetangga ke arah gigi yang hilang.2. Peningkatan fungsi bicara. Organ bicara yang tidak lengkap dan kurang sempurna dapat mempengaruhi suara pasien, misalnya pasien kehilangan gigi anterior rahang atas dan rahang bawah. Kehilangan gigi anterior dapat mengakibatkan gangguan bicara yang bersifat sementara, setelah menggunakan gigi tiruan mampu meningkatkan fungsi bicara dengan cara membiasakan menggunakan gigi tiruan.3. Perbaikan dan peningkatan fungsi pengunyahan. Salah satu bagian terpenting dalam proses pencernaan makanan adalah mulut. Makanan akan diproses di dalam rongga mulut dengan gigi, agar proses tersebut dapat berjalan dengan baik harus disertai dengan perawatan dan pemeliharaan yang optimal dari gigi dan mulut tersebut. Penelitian Farrel (1962) menunjukkan bahwa jenis makanan tertentu dapat dicernakan dengan sempurna tanpa perlu dikunyah sama sekali. Penderita yang sudah kehilangan gigi biasanya mengalami perubahan pada mastikasi. Tekanan kunyah akan terpusat pada satu sisi atau satu bagian saja. Penggunaan gigi tiruan sebagian lepasan akan memperbaiki penyaluran tekanan kunyah secara merata ke seluruh bagian jaringan pendukung.4. Mempertahankan jaringan mulut yang ada.Jaringan mulut yang ada akan dipertahankan dengan pemakaian gigi tiruan sebagian lepasan, karena dengan gigi tiruan dapat mencegah atau mengurangi efek yang timbul karena hilangnya gigi.5. Pencegahan migrasi gigi.Tanggalnya gigi sulung yang terlalu dini pada anak, dapat mengakibatkan migrasi gigi tetangga dan antagonisnya untuk mengisi ruang kosong yang ditinggalkan oleh gigi tersebut, sehingga lambat laun akan mengakibatkan maloklusi dan lengkung gigi tidak berkembang secara optimal, bahkan akan menyebabkan terjadinya gangguan bicara, mastikasi, dan estetisRuang kosong pada gigi yang tanggal akan mengakibatkan makanan tertinggal pada daerah yang kosong, sehingga mudah terjadi akumulasi plak interdental, serta akan mengakibatkan peradangan jaringan periodontal dan dekalsifikasi permukaan proksimal gigi. Akibat lain dapat terjadi erupsi berlebih gigi antagonis.

2.3 Indikasi dan Kontraindikasi Penggunaan Gigi Tiruan Sebagian Lepaan pada AnakKasus tanggalnya gigi secara dini pada anak memerlukan pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan, oleh karena itu perlu indikasi yang tepat dalam pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan. Gigi tiruan sebagian lepasan anak dibuat pada keadaan antara lain sebagai berikut :1. Gigi penyangga tidak mampu mendukung alat prostodonti cekat, akibat adanya resorpsi akar, trauma atau karies luas yang melibatkan pulpa.2. Tanggalnya gigi anterior sulung akibat trauma.3. Pada kasus tidak adanya gigi secara kongenital, misalnya oligodonsia sebagian. Oligodonsia dapat terjadi pada gigi sulung maupun gigi tetap.4. Adanya celah pada palatum yang harus ditutup dengan protesa.5. Kehilangan gigi tetap muda akibat trauma.6. Pasien kooperatif, tidak ada keluhan jika dilakukan perawatan.7.Usia di atas 2,5 tahun merupakan anjuran dan prasyarat untuk menggunakan gigi tiruan sebagian lepasan.8. Secara radiografi, mempunyai gambaran gigi tetap pengganti akan erupsi lebih dari enam bulan9. Avulsi gigi yang disebabkan oleh trauma; 10. Amelogenesis imperfecta.11. Dentinogenesis imperfecta12. Tanggalnya gigi molar sulung secara dini, sehingga memerlukan penahan ruang untuk perbaikan fungsi mastikasi.13. Pertimbangan estetik.Indikasi yang tepat diperlukan dalam membuat gigi tiruan sebagian lepasan, selain itu ada beberapa hal yang menjadi kontraindikasi dalam pembuatan gigi tiruan diantaranya:1. Pasien yang tidak kooperatif, dapat dikatakan termasuk dalam kelompok hysterical mind.2. Faktor kesehatan secara umum yang tidak mendukung untuk dilakukan perawatan.3. Keadaan sosial ekonomi dapat menjadi pertimbangan dalam melanjutkan rencana perawatan.4. Kasus hilangnya semua gigi yang memerlukan pembuatan gigi tiruan penuh.5. Usia dibawah 2,5 tahun 6. Alergi terhadap bahan, misalnya akrilik.7. Dalam foto rontgen terlihat gigi pengganti yang akan erupsi.8. Pasien yang mengalami keterbelakangan mental akan sulit untuk memberikan penjelasan dalam perawatan penggunaan gigi tiruan.

2.4 Syarat dari Gigi Tiruan Sebagian Lepasan pada AnakApabila memang diperlukan penggunaan gigi tiruan sebagian lepasan pada anak, maka gigi tiruan sebagian epasan harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat yang diperlukan antara lain:1. Alat yang dipakai dapat mengembalikan dan memperbaiki fungsi mastikasi, estetik dan bentuk muka pasien.2. Alat memiliki kekuatan yang baik untuk mengunyah dan stabil bila digunakan.3. Tidak mengganggu fungsi bicara.4. Tidak menghambat pertumbuhan normal lengkung rahang.5. Dapat mencegah erupsi berlebihan gigi antagonis, migrasi dan kemungkinan terjadinya kebiasaan buruk.6. Mudah untuk dibersihkan.7. Disain harus disesuaikan, agar mudah dipasang dan dikeluarkan oleh pasien.8. Disain harus seimbang, agar dapat diperbaiki untuk penyesuaian erupsi gigi tetap.9. Alat tidak menyebabkan karies dan tidak mengiritasi jaringan pendukungnya.10. Stabil dan kuat untuk daya kunyah.11. Mudah pemasangannya dan mudah melepaskannya.12. Sayap landasan tidak bolehmenekan mucobuccalfold.13. Tidakboleh terlalu tebal.

2.5 Penentuan Desain Gigi Tiruan Sebagian Lepasan pada Anak Disain gigi tiruan sebagian lepasan pada anak sama dengan prinsip dasar pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan pada orang dewasa. Perbedaan yang harus diperhatikan dalam pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan pada anak adalah waktu pemakaian yang disesuaikan dengan usia pertumbuhan dan perkembangan gigi.Pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan memerlukan beberapa tahap:1. Menentukan kelas dari masing-masing daerah tak bergigi.Daerah tak bergigi pada suatu lengkung gigi dapat bervariasi, anatara lain dalam hal panjang, macam, jumlah dan letaknya. Semua ini akan mempengaruhi rencana pembuatan disain gigi tiruan, baik dalam bentuk sadel, konektor maupun pendukungnya.Klasifikasi gigi tiruan pada periode gigi campuran adalah sebagai berikut:Kelas I : Kehilangan gigi posterior rahang atas satu sisiKelas II : Kehilangan gigi posterior rahang bawah satu sisiKelas III : Kehilangan gigi posterior rahang atas dua sisiKelas IV : Kehilangan gigi posterior rahang bawah dua sisiKelas V : Kehilangan gigi anterior-posterior rahang atasKelas VI : Kehilangan gigi anterior-posterior rahang bawahKelas VII : Kehilangan satu atau lebih gigi susu/ gigi tetap anteriorKelas VIII : Kehilangan semua gigi susuPada kasus kehilangan gigi kelas VII, akan membutuhkan pemakaian gigi tiruan lepasan. Menurut penelitian bahwa kehilangan gigi anterior pada periode gigi campuran akan mengakibatkan gangguan dalam proses erupsi gigi tetap. Tanggalnya gigi tersebut akan mengakibatkan migrasi gigi tetangga ke arah yang hilang.2. Menentukan macam dukungan dari setiap sadel.Bentuk daerah tidak bergigi ada dua macam yaitu daerah tertutup (paradental) dan daerah berujung bebas (free end). Bentuk sadel dibagi menjadi dua yaitu sadel tertutup dan berujung bebas. Menentukan macam-macam dukungan dari setiap sadel. Terdapat 3 (tiga) macam jenis dukungan gigi tiruan, yaitu:a. Tooth borneDukungan gigi tiruan diperoleh dari gigi tetangga / gigi yang masih dapat dijadikan sebagai pendukung.b. Mucose/tissue borneDukungan gigi tiruan diperoleh dari mukosa.c. Mucosa and toothDukungan gigi tiruan diperoleh dari gigi dan mukosa.Dukungan terbaik untuk protesa sebagian lepasan hanya dapat diperoleh bila factor-faktor berikut ini diperhatikan dan dipertimbangkan. Faktor-faktor tersebut adalah kejadian jaringan pendukung, panjang sadel, jumlah sadel, dan keadaan rahang yang akan dipasangi geligi tiruan.1. Keadaan jaringan pendukung 2. Panjang sadel3. Jumlah sadel4. Keadaan rahang3. Menentukan jenis penahan.Penahan yang akan dipilih dapat ditentukan dengan memperhatikan faktor-faktor berikut:1) Dukungan sadelDukungan sadel berkaitan dengan indikasi macam cangkolan yang akan dipakai dan gigi penyangga yang diperlukan.2) Stabilitas gigi tiruanBerhubungan dengan jumlah dan macam gigi pendukung yang ada dan yang akan dipakai.3) EstetikaBerhubungan dengan bentuk dan tipe cangkolan dan lokasi gigi penyangga.Menentukan macam retainer / penahan yang digunakan dalam pemakaian gigi tiruan. Terdapat 2 (dua) macam jenis yang retainer yang dapat digunakan sesuai kebutuhan desain gigi tiruan. a. Direct RetainerMerupakan bagian dari cangkolan GTS yang berguna untuk menahan terlepasnya gigi tiruan secara langsung. Direct retainer ini dapat berupa klamer/cengkeram dan presisi yang berkontak langsung dengan permukaan gigi pegangan. Ciri khas cangkolan tuang oklusal adalah lengan-lengannya berasal dari permukaan oklusal gigi dan merupakan cangkolan yang paling sesuai untuk kasus-kasus gigi tiruan dukungan gigi karena konstruksinya sederhana dan efektif.Fungsi direct retainer adalah untuk mencegah terlepasnya gigi tiruan ke arah oklusal. Prinsip desain cangkolan yaitu pemelukan, pengimbangan, retensi, stabilisasi, dukungan, dan pasifitas. Macam-macam cangkolan menurut Ney, yaitu: 1. Akers clasp2. Roach clasp3. Kombinasi Akers-Roach4. Back Action clasp5. Reverse back Action clasp6. Ring clasp7. T clasp8. I clasp 9. Compound clasp / Embrasure clasp.b. Indirect RetainerIndirect Retainer adalah bagian dari GTS yang berguna untuk menahan terlepasnya gigi tiruan secara tidak langsung. Retensi tak langsung diperoleh dengan cara memberikan retensi pada sisi berlawanan dari garis fulkrum tempat gaya tadi bekerja. Retensi itu dapat berupa lingual bar atau lingual plate bar.4. Menentukan jenis konektor.Menentukan macam konektor yang akan digunakan sesuai desain dan kebutuhan bagi pasien pemakai gigi tiruan. Terdapat 2 (dua) jenis konektor yang dapat dipilih sesuai kebutuhan dan desain:a. Konektor UtamaMerupakan bagian dari GTSL yang menghubungkan komponen-komponen yang terdapat pada satu sisi rahang dengan sisi yang lain atau bagian yang menghubungkan basis dengan retainer.Fungsi konektor utama adalah menyalurkan daya kunyah yang diterima dari satu sisi kepada sisi yang lain. Syarat konektor utama adalah:1. Rigid2. Tidak mengganggu gerak jaringan3. Tidak menyebabkan tergeseknya mukosa dan gingiva4. Tepi konektor utama cukup jauh dari margin gingiva5. Tepi dibentuk membulat dan tidak tajam supaya tidak menganggu lidah dan pipi.Konektor utama dapat berupa bar atau plate tergantung lokasi, jumlah gigi yang hilang, dan rahang mana yang dibuatkan. Pada rahang atas dapat berupa single palatal bar, U-shaped palatal connector, antero-posterior palatal bar dan palatal palate. Pada rahang bawah dapat berupa lingual bar dan lingual plate.b. Konektor minorKonektor minor merupakan bagian GTSL yang menghubungkan konektor utama dengan bagian lain, misalnya sandaran oklusal. Biasanya diletakkan pada daerah embrasur gigi dan harus berbentuk melancip ke arah gigi penyangganya. Fungsi konektor minor adalah meneruskan tekanan oklusal / beban oklusi ke gigi peganggan, membantu stabilisasi dengan menahan gaya pelepasan, menghubungkan bagian-bagian GTS dengan konektor utama, menyalurkan efek penahan, sandaran dan bagian pengimbangan kepada sandaran serta mentransfer efek retainer/klamer serta komponen gigi lain ke gigi tiruan.Dasar pertimbangan pemilihan konektor adalah :1. Pengalaman pasien 2. Stabilisasi3. Bahan geligi tiruan

Khusus untuk kasus berujung bebas, hal-hal berikut ini perlu diperhatikan:1. Perlu adanya penahan tak langsung 2. Desain cengkram harus dibuat sedemikian sehingga tekanan kunyah yang bekerja pada gigi penahan jadi seminimal mungkin 3. Perlu dilakukan pencetakan ganda agar keseimbngan penerimaan beban kunyah antara gigi dan mukosa dapat dicapai 4. Sandaran oklusal hendaknya diletakkan menjauhi daerah tak bergigi5. Dalam pembun hal ini harus mudatan deasain perlu dipikirkan kemungkinan perlunya pelapisan atau penggantian basis di kemudian hari dan hal ini harus mudah dilakukan.Sebelum gigi tiruan sebagian lepasan dipasang dalam mulut anak, sebaiknya persiapan dalam mulut dilakukan terlebih dahulu. Persiapan mulut ini bertujuan untuk mendapatkan keadaan mulut yang mampu mendukung dan memberikan retensi pada gigi tiruan sebagian lepasan, serta memelihara sisa gigi dan jaringan pendukungnya. Persiapan mulut ini dapat meliputi berbagai cabang kedokteran gigi, antara lain:1. Persiapan bedahGigi yang tidak dapat dipertahankan lagi sebaiknya harus dilakukan pencabutan sebelum pembuatan gigi tiruan.2. Persiapan konservasi dan endodontikPerawatan konservasi dilakukan untuk memperbaiki gigi yang karies atau untuk melindungi gigi penyangga pada pasien yang rentan karies, serta untuk memperoleh bentuk mahkota gigi yang dapat mendukung gigi tiruan agar cukup retensi. Selain itu, perawatan konservasi dapat mengurangi resiko akumulasi plak pada gigi yang mengalami karies. Perawatan endodontik akan memungkinkan pemeliharaan gigi yang dapat menjadi penyangga gigi tiruan yang akan dibuat.3. Persiapan periodontikPasien anak sering membutuhkan prosedur periodontik terutama untuk penderita gingivitis karena adanya karang gigi dan akumulasi plak. Kebersihan mulut anak perlu diperhatikan, agar mendapatkan hasil yang baik dalam perawatan.Dokter gigi perlu memberikan penjelasan yang dapat dimengerti anak sebelum melakukan pencetakan rahang karena anak-anak belum memiliki pengalaman mengenai tahap pencetakan. Hasil yang optimal dapat diperoleh dengan mengetahui beberapa pertimbangan dalam pencetakan, antara lain:1. Pemilihan sendok cetakPencetakan pada anak menggunakan sendok cetak ukuran kecil. Berbagai macam ukuran sendok cetak yang cocok pada anak sudah tersedia dan dapat digunakan dalam berbagai macam keadaan. Sendok cetak kaku yang berlubang telah tersedia dalam berbagai ukuran yang sesuai untuk anak-anak. Ukuran yang telah dianjurkan untuk pencetakan adalah jarak anatara gigi dan sendok cetak sekitar 3 mm, dengan perluasan distal yang cukup.2. Pemilihan bahan cetakPemilihan bahan cetak akan menentukan keberhasilan suatu pencetakan. Bahan cetak yang sebaiknya digunakan adalah alginat, dapat digunakan jenisregular settingmaupunfast setting. Alginat yang digunakan untuk anak-anak biasanya yang masa pengerasannya relatif pendek. Perlu diperhatikan perbandingan air dan bubuk sesuai dengan petunjuk dari pabrik untuk mendapatkan hasil yang optimal.3. Mengatasi refleks mualPasien pada umumnya akan merasa mual pada saat melakukan pencetakan, oleh karena itu perlu penanganan yang tepat untuk mencegah atau mengontrol refleks mual. Refleks mual pada anak dapat dicegah dengan menggunakan bahan cetak yang memiliki rasa, meminta anak berkumur dengan air hangat yang berisi cairan anastetik sehingga memberikan rasa kebal, anak diminta bernafas teratur, atau juga mengalihkan perhatian anak pada hal-hal lain sampai pencetakan selesai dilakukan. Kelebihan bahan cetak sebaiknya dihindari agar tidak mengalir ke orofaring. Anak dapat juga dialihkan perhatiannya dengan memberikan sedikit bahan cetak yang belum mengeras pada jarinya. Anak diinstruksikan untuk bernapas melalui hidung serta menundukkan kepalanya ke depan. Penggunaan suctionatau penyedot saliva untuk membuang saliva dapat digunakan untuk mencegah refleks mual pada anak.4. Pencetakan rahang bawahPencetakan rahang bawah biasanya dilakukan dahulu untuk menghindari rasa mual dan rasa takut anak. Dokter gigi berdiri di samping kanan depan anak saat menyiapkan sendok cetak. Jari tangan diletakkan di daerah molar sendok cetak dan ibu jari di bawah rahang bawah, pada posisi tersebut anak tidak akan dapat merubah posisi sendok cetak, demikian juga dengan pergerakan badan atau kepal. Anak diminta untuk mendorong lidahnya keluar untuk mendapatkan kontraksi otot milohioid. Hasil cetakan jika sudah baik tidak terdapat cacat atau rusak maka dilanjutkan dengan pencetakan rahang atas.5. Pencetakan rahang atasPosisi dokter pada pencetakan rahang atas yaitu berdiri di samping kanan belakang anak, kemudian sendok cetak dimasukkan. Penekanan dengan jari tengah atau telunjuk kedua tangan pada daerah posterior sendok cetak dan ibu jari berada di atas arkus zigomatikus. Penekanan pada sendok cetak yang berada dalam mulut anak pada rahang atas maupun rahang bawah adalah pada bagian posterior terlebih dahulu kemudian pada daerah anterior.Gigi tiruan pada anak terdiri atas landasan gigi tiruan, cangkolan dan elemen gigi tiruan. Landasan pada umumnya dibuat dari resin akrilik karena mudah dimodifikasi mengikuti pertumbuhan dan perkembangan gigi serta erupsi gigi. Landasan sebaiknya dibuat transparan dan cukup kuat saat dipakai maka. Gigi tiruan rahang atas didisain dari landasan akrilik, tetapi gigi tiruan sebagian rahang bawah dapat dirancang dari konektor logam untuk menambah retensi yang lebih baik. Landasan gigi tiruan sebagian lepasan dibuat menutupi permukaan palatal/lingual gigi-gigi yang ada dan daerah interdental dengan tujuan mendapatkan stabilitas dan retensi.Cangkolan dibuat dari kawat logam tahan karat dan diperlukan untuk mendapatkan retensi serta dukungan dari gigi atau jaringan lunak. Jenis cangkolan yang digunakan pada gigi tiruan sebagian lepasan antara lain cangkolan Adam, cangkolan bola, dan cangkolan sirkumferensial. Cangkolan suatu gigi tiruan perlu dirancang dengan akurat, karena jika tidak akan mempengaruhi terhadap peningkatan aktivitas karies.Disain gigi tiruan perlu diperhatikan faktor-faktor di bawah ini:1. Garis fulkrum merupakan garis khayal yang membagi dua daerah tidak bergigi dan berfungsi untuk menentukan tempat dan arah cangkolan, selain itu perluasan landasan gigi tiruan harus memperhatikan nilai beban kunyah di sebelah kanan dan kiri garis fulkrum.2. Arah pemasangan cangkolan pada gigi kaninus dari mesial ke distal, cara tersebut disesuaikan dengan bererupsinya gigi insisif tetap dan bergesernya gigi kaninus sulung ke arah distal. Cangkolan tidak menempel pada gigi dan diberi jarak 0,5 mm, dengan tujuan tidak menghambat pertumbuhan.3. Pemakaian pada rahang bawah dalam jangka waktu yang panjang sebaiknya dibuatlingual bardari logam dengan arah 2 mm lebih ke lingual dari jaringan lunak.4. Perkembangan alveolar akan berjalan ke arah lateral, maka disain landasan dibuat sampai 1/3 forniks atau kurang lebih sejajar dengan puncak alveolar (alveolar crest), dengan tujuan agar tidak menghambat pertumbuhan.5. Perluasan sayap bukal pada rahang atas dibuat rendah dan warna harus sesuai dengan jaringan sekitarnya. Landasan akrilik pada rahang atas harus menutupi seluruh bagian palatum dengan tujuan untuk mendapatkan retensi dan stabilisasi.6. Jurusan pemasangan gigi tiruan memudahkan pasien dalam pemakaian.7. Kesehatan jaringan yang tersisa dalam pemakaian gigi tiruan sebagian lepasan lebih ditujukan untuk memelihara dan mempertahankan jaringan yang tersisa.8. Faktor estetis berpengaruh pada penampilan, maka harus disesuaikan dengan kepribadian pasien, antara lain dalam hal warna gigi, bentuk gigi, penyusunan gigi, dimensi vertikal, panjang dan lebar gigi.Pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan pada anak dapat dilihat dari pertimbangan berdasarkan usia, dapat digolongkan sebagai berikut:1. Usia 2,53 tahunCangkolan pada gigi kaninus sulung tidak boleh memberikan tekanan, hal ini ditujukan untuk memberikan kesempatan rahang bergerak ke anterior. Cangkolan untuk gigi molar sulung harus dibuat dengan tangan cangkolan harus mengelilingi permukaan terluar gigi. Hal ini ditujukan karena mahkota gigi molar sangat pendek. Selain itu pada rahang atas perluasan landasan harus menutupi palatum sampai batas daerah getar atauvibrating line. Perluasan ke arah bukal atau labial pada umumnya pendek tidak melebihi sampai ke forniks. Pada rahang bawah dianjurkan menggunakan lingual bar yang ditempatkan 2 mm dari jaringan lunak.2. Usia 5,5 6 tahunCangkolan yang digunakan adalah cangkolan Adamdan cangkolan C. Cangkolan C harus dilepas dari landasan pada saat erupsi gigi incisivus tetap dan gigi molar pertama dan dilakukan perbaikan. Gigi molar pertama yang telah bererupsi seluruhnya dapat dijadikan gigi sandaran untuk perawatan selanjutnya. Landasan yang digunakan berupatissue conditionerpada bagian labial dan bukal dengan tujuan agar pertumbuhan rahang tidak terhambat.3. Usia 7 8 tahunUsia 78 tahun terjadi pertumbuhan pada daerah anteroposterior, sehingga panjang landasan harus pendek dan sesuai dengan warna jaringan lunak, selain itu digunakantissue conditionerpada daerah pertumbuhan. Cangkolan C digunakan untuk gigi molar pertama tetap.4. Usia 12 tahunErupsi gigi telah lengkap, kecuali gigi molar ketiga, selain itu pertumbuhan rahang berjalan lambat, sehingga untuk penyesuaian gigi tiruan sebagian lepasan dapat lebih mudah.Prinsip biomekanik merupakan prinsip mekanika yang memperhitungkan respon dari jaringan hidup. Prinsip biomekanik merupakan dasar penting dalam mendisain gigi tiruan sebagian lepasan. Prinsip biomekanik yang harus diperhatikan dalam mendisain gigi tiruan meliputi :1. Timbulnya ungkitan dari gigi tiruan yang menyebabkan terjadinya daya pada gigi sandaran (daya torsi).Perbedaan kompresibilitas antara jaringan periodontal dan jaringan lunak akan menyebabkan landasan akan bergerak menurun pada saat terkena beban fungsional/beban kunyah. Turunnya landasan ini, menimbulkan ungkitan dan menyebabkan gigi sandaran menjadi longgar.2. Penyebarluasan beban kunyah pada masing-masing jaringan.Gigi tiruan harus di dukung oleh gigi dan linggir alveolar, selain itu beban fungsional seimbang di antara jaringan lunak dan gigi yang masih ada.3. Faktor yang mempengaruhi besarnya daya yang disalurkan pada gigi sandaran.4. Pertimbangan kemampuan fisiologis.Mendapatkan prognosa yang baik dapat ditentukan dengan membagi daya fungsional secara seimbang antara gigi sandaran dan linggir alveolar, sehingga efek ungkitan dapat dikurangi serta tidak menerima daya oklusal yang melebihi batas kemampuan fisiologis.Rencana perawatan gigi tiruan sebagian lepasan pada anak dengan kehilangan gigi sejak lahir yang disebabkan oleh faktor genetik lebih sulit, terutama jika dibandingkan dengan tanggalnya gigi dengan keadaan masih terdapat gigi kodratnya, sebab pada kehilangan gigi sejak lahir akan sulit untuk menentukan disain yang akan dibuat karena tidak terdapat oklusi gigi sebelumnya.

2.6 Menjelaskan Keuntungan dan Kerugian dari Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Pada Anak

Terdapat keuntungan dan kerugian pada penggunaan Gigi tiruan sebagian lepasan pada anak. Keuntungan penggunaan gigi tiruan lepasan pada anak adalah :1. Mengembalikan fungsi mastikasi dan estetik.2. Mudah dalam membersihkan.3. Pasien serta orang tua pasien dapat memasang dan mengeluarkan gigi tiruan.4. Perawatan gigi tiruan lebih mudah, karena dapat diperbaiki mengikuti perkembangan rahang anak.5. Alat mudah dipasang dan dilepas serta prosedur pemeliharaan yang relatif mudah.6. Dapat memudahkan pembersihan gigi tetangga.7. Dapat memperbaiki profit dan estetik.8. Pasien atau orang tua dapat selalu melepas gigi tiruan ketika pasien merasakan sakit atau keluhan yang lain9. Biaya lebih murah10. Dibutuhkan sedikit perawatan Kerugiannya penggunaan gigi tiruan sebagia lepasan pada anak adalah : 1. Sangat bergantung pada kerjasama pasien dan orang tua . Apabila tidak ada kerjasama yang baik dapat menimbulkan kegagalan perawatan.2. Kegagalan dalam menjaga kebersihan mulut dapat meningkatkan insiden karies dan penyakit ginggiva seperti ginggivitis.3. RPD mudah patah dan hilang; 4. Diperlukan kooperasi antara anak dan orang tua dalam penggunaan dan pemeliharaannya di rumah, sebab apabila kebersihan mulut anak tidak terjaga maka akan dapat mengakibatkan keadaan patologis seperti meningkatnya karies dan gingivitis. Bila tidak ada kooperasi anak, orang tua dan dokter gigi, maka hasil yang diinginkan tidak akan terjadi bahkan akan mengakibatkanganguanmastikasi, bicaradan estetik.5. Peningkatan akumulasi plak.6. Penyaluran daya kunyah yang tidak seimbang.7. Terjadi peradangan mukosa.8. Resorpsi tulang alveolar, jika terjadi kontak prematur.9. Halitosis pada pasien yang kurang memperhatikan oral higiene yang baik.10. Kelainan gigi penyangga dapat berupa gingivitis dan periodontitis.11. Karies dan kegoyangan pada gigi sandaran.

2.7 Mengetahui Cara Insersi dan Instruksi pada Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Pada Anak

Insersi pada penggunaan gigi tiruan sebagian lepasan merupakan hal yang penting, yang perlu diprhatikan adalah: 1. Beri penjelasan dan instruksi pada orang tua dan anak meliputi cara insersi, melepas dan home care2. Tunjukkan cara yang tepat untuk insersi dan melepas Gunakan kaca, pasien meniru3. Tekankan pentingnya penggunaan alat ketepatan bentuk dan ukuran partial denture supaya pasien/orang tua menyimpannya dengan baik4. Memberikan informasi secara langsung mengenai pemakaian gigi tiruan kepada pasien maupun orang tua pasien sehingga mempermudah dalam penggunaan dan pemeliharaan, selain itu orang tua yang berpengalaman dalam pemakaian gigi tiruan lepasan dapat membantu anaknya dalam memakai dan merawat gigi tiruan tersebut.Keberhasilan dalam pemakaian gigi tiruan sebagian lepasan pada anak, dapat ditentukan dengan memberikan informasi dan instruksi-instruksi khusus pada pasien maupun orang tua, yaitu :1. Instruksi pada anakAnak diberi penjelasan dengan bahasa yang sederhana, sehingga anak dapat memberikan kerjasama yang baik, selain itu anak dianjurkan untuk memberitahukan kepada orang tuanya jika ada keluhan pada pemakaian gigi tiruan.Memberikan motivasi terutama pada anak usia 2 5 tahun agar gigi tiruan tidak dilepas dari dalam mulut tanpa sepengetahuan orang tua. Pemasangan gigi tiruan pertama kali dilakukan oleh dokter dengan menggunakan cermin untuk melihat cara memasang dan melepas gigi tiruan, setelah itu anak dapat mencoba sendiri. Gigi tiruan sebagian lepasan sebaiknya dilepas pada saat berolah raga dan pada saat malam hari, gigi tiruan direndam dalam air dan dibersihkan setiap hari dengan bantuan orang tua.2. Instruksi orang tuaOrang tua diharapkan ikut melihat pada saat anak memasang dan melepas gigi tiruan, selain itu jika anak tidak memakai gigi tiruan karena ada keluhan rasa sakit pada gusi maka orang tua diharapkan segera untuk menghubungi dokter gigi untuk mengatasi masalah yang dikhawatirkan mengganggu pemakaian gigi tiruan tersebut.Pemakaian gigi tiruan sebagian lepasan dapat mengakibatkan perubahan patologis, jika tidak mengikuti instruksi mengenai pemeliharaan kebersihan mulut. Dampak yang timbul antara lain bertambahnya akumulasi plak, meningkatnya frekuensi karies, terjadidenture stomatitisdan menyebabkan gigi tetangga menjadi goyang.Perawatan yang dilakukan untuk mengurangi faktor-faktor yang mengakibatkan keluhan pada pasien yaitu:1. Pasien dianjurkan untuk menyikat gigi setiap hari terutama sebelum tidur.2. Gigi tiruan pada waktu tidur dilepas dan disimpan dalam gelas yang berisi air, setiap hari harus dibersihkan.3. Denture stomatitisterjadi karena pemakaian gigi tiruan yang diakibatkan trauma pada mukosa. Perawatan yang diperhatikan antara lain posisi cangkolan agar tidak melukai jaringan sekitar.4. Pengurangan bagian oklusal dari gigi tiruan dilakukan jika terjadi kontak prematur antara gigi antagonisnya.5. Cangkolan dan sayap landasan yang merupakan retensi dari gigi tiruan harus sesuai dengan disain, agar gigi tiruan tidak mudah lepas.Setelah gigi tiruan sebagian lepasan digunakan anak, untuk tahap berikutnya dilakukan pengontrolan secara berkala kurang lebih 4 6 minggu, jika tidak ada keluhan dan perkembangan normal,soft acrylicyang digunakan sebagai sayap landasan akan keluar dan dilakukan penyesuaian dengan cara mengurangi akrilik tersebut. Bertambahnya usia anak, maka suatu gigi tiruan sebagian lepasan memerlukan penyesuaian secara periodik untuk mengikuti pola pertumbuhan dan perkembangan rahang, serta erupsi gigi tetap anak.

BAB IIIPENUTUP

3.1 KesimpulanGTSL pada anak dapat digunakan sesuai dengan tujuan penggunaannya yaitu sebagai alat pemeliharaan lengkung rahang atau spacemaintainer sebagai akibat premature loss gigi sulung, dan digunakan sebagai denture atau protesa untuk mengganti gigi yang hilang akibat extraksi gigi tetap atau agenesis. Terdapat hal hal penting yang harus dipertimbangkan dalam penggunaan GTSL pada anak yaitu lamanya pemakaian GTSL dan adanya penambahan lengkung rahang pada anak secara fisiologis sebagai akibat adanya proses pertumbuhan dan perkembangan rahang. Apabila digunakan sebagai spacemaintaine maka pemakaiannya adalah sampai saat gigi tetap pengganti erupsi, sedangkan apabila digunakan sebagai protesa maka penakaiannya lebih lama bahkan dapat seterusnya, sehingga membutuhkan monitoring dokter gigi untuk melihat apakah terjadi perubahan lengkung rahang. Apabila terjadi perubahan lengkung rahang sebagai akibat proses perumbuhan dan perkembangan rahangmaka protesa harus diganti dan dibuat yang baru. Hal lainnya yang penting ialah disain sayap, cangkolan, tidak boleh mengakibatkan hambatan pertumbuhan rahang. Selain itu instruksi dokter gigi pada orang tua dan anak dalam penggunaan dan pemeliharaan. GTSL wajib ditekankan untuk nendapatkan hasil yang optimal. Apabila hal ini tidak dilakukan maka akan terjadi kegagalan dalam penggunaan GTSL dan akan mengakibatkan maloklusi.

DAFTAR PUSTAKAAndajani, T. 1993. Penanggulangan Kerusakan Gigi yang Parah dengan Gigi Tiruan Tumpang. Volume 2. Hal 571-580. Jakarta: Majalah Ilmiah Kedokteran Gigi Usakti. Andlaw, R.J. and W.P. Rock. 1993. A Manual of Paedodontics. 3rd ed. London: Churchill Livingstone. Andlaw RJ, Rock WP. 1992. Perawatan Gigi Anak Edisi ke2. Widya Medika: JakartaBlakesslee, R.W., et al. 1980. Dental Technology Theory and Practice. Hal: 113-5, 120-1, 313-15. St. Louis-Toronto-London: C.V. Mosby CompanyDykema, E.W, Cunningham, D.M, and Johnston, J.F. 1978.Modern practice in removable partial prosthodontics.Philadelphia- London- Toronto: W.B Saunders Company.Dyson, J.E. 1988. Prosthodontic for Children. Hal: 259-68. Philadelphia: Lea and Febriger. Finn, S.B. 2003. Clinical Pedodontics. 4th ed. Hal 309-31, 360-3. Philadelphia: W.B Saunders Company inc.Foster, T.D. 2000. Buku ajar ortodonsi. Ed 3rd. EGC: JakartaGoodarce, C.J dan Brown, T.D, 1994. Prosthodontic Treatment of the Adolescent Patient Care. Editor: Sthephen H.Y.Wei. Philadelphia: Lea and Febiger. Graber TM. 1972. Orthodontict principles and practice. Ed3rd. W.B. Saunders Co:PhiladelphiaGunadi, H.A. 1995. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan. Jilid 1. Hal 12, 30-50, 108-111 Jakarta: HipokratesHeartwell, C.M. and Rahn, A.O. 1986.Glossary of Prosthodontics. Fourth edition. Philadelphia: Lea and Febriger.Herman, W. 1980.Majalah Kedokteran Gigi. Volume 1. Bandung: Yabina.Lindahl, R.L. 1964. Removable Denture Prosthetis. 4th ed. Hal: 271-285. McGraw-Hill Book Company Inc McDonald, R.E. and D.R. Avery, 2000. Dentistry forThe Child and Adolescent. 7th ed. Saint Louis: Mosby McCrackens. 1995.Removable Partial Prosthodontics. 9th ed. St. Louis: C.V. Mosby Company.Mathewson, R.J and Primosch, R.E. 1995.Fundamentals of Pediatric Dentistry.3rded. Hal: 356-9. Chicago: Quintessence Books.