Upload
rhapsody-andantio
View
46
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
latar belakang urinalisasi
Citation preview
Tubuh manusia senantiasa melakukan proses metabolisme. Selain menghasilkan energi,
metabolisme pada tubuh manusia juga menghasilkan berbagai macam zat sisa seperti karbon
dioksida (CO2), air (H2O), amoniak (NH3) dan urea. Zat-zat sisa metabolisme tersebut harus
dikeluarkan dari tubuh karena sudah tidak berguna lagi dan bersifat racun. Salah satu organ
ekskresi pada manusia adalah ginjal. Organ tersebut merupakan bagian dari sistem ekskresi pada
manusia yang berfungsi untuk mengeluarkan semua zat sisa metabolisme yang sudah tidak
berguna lagi bagi tubuh dalam bentuk urin (Iwak, 2012).
Urin atau air seni adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang
molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk
menjaga homeostasis cairan tubuh. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju
kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam
terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan
interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting
bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan
yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau
berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat
diketahui melalui urinalisis.
Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam
tubuh. Namun, kita dapat mengetahui berbagai penyakit dari perubahan warna urin. Misalnya,
urin dapat menjadi penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak menderita dehidrasi akan
mengeluarkan urin yang bening seperti air. Penderita dehidrasi akan mengeluarkan urin berwarna
kuning pekat atau cokelat. Di samping itu diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi
melalui urin. Hal yang dilakukan untuk menguji apakah seseorang menderita diabetes adalah
dengan melakukan pemeriksaan pada urin orang tersebut. Pemeriksaan urin merupakan
pemeriksaan yang sering diamati dalam membantu menegakkan diagnosa berbagai macam
penyakit, ada kemungkinan bahwa urinalisa adalah pemeriksaan laboratorium yang paling tua.
(Frances K. Widmann. 1995 )
Pemeriksaan pada urin seseorang biasanya dilakukan dengan cara menguji kadar dan
warna glukosa yang terkandung di dalamnya. Urin seorang penderita diabetes akan
mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis melakukan percobaan urinalisasi dengan
menguji glukosa yang terkandung di dalam urin untuk mengetahui kadarnya, sehingga bisa
didapatkan kesimpulan apakah sampel urin tersebut mengandung penyakit (dalam hal ini
diabetes mellitus) atau tidak.