2
Layang-layang Bebean merupakan salah satu layang-layang Bali yang paling terkenal. Berbentuk ikan, layang- layang raksasa ini sangat dicintai oleh anak-anak dan digemari oleh masyarakat Bali, sehingga diadakanlah festival layang-layang untuk menampung kreasi seni dari sekian banyaknya desa-desa di sekitar Denpasar. Diselenggarakan di Padang Galak, di sebelah utara Denpasar, festival ini sangat menarik perhatian bagi para wisatawan, baik domestik maupun dari luar negeri. Di Bali, di mana manusia dan alam semesta merupakan satu kesatuan (sekala-niskala), langit dicitrakan sebagai lautan luas di mana layang-layang dalam bentuk ikan menari-nari tertiup angin. Layang-layang, dengan demikian, dianggap sakral dan menjadi kesenangan bagi para leluhur dan dewa, selain juga bagi seluruh masyarakat. Lagu Layang-layang Bebean diciptakan untuk mengangkat cerita mengenai warisan budaya ini. Dengan memadukan laras selendro dan pelog, lagu ini mencoba untuk menggambarkan kegembiraan orang-orang kala melihat layang-layang dan nuansa sakral dalam bentuk persembahan seni kepada para leluhur dan dewa. Layang-layang Bebean is one of the most famous Balinese kites. In the form of fish, this giant traditional kite is adored by children and so beloved by Balinese people, thus giving birth to a kite festival which is held annually in Padang Galak, in the northern east of Denpasar. This festivity attracts many visitors, whether from Indonesia or other countries and each Balinese village is so proud of their fish-form kite and very keen to demonstrate their magical artistic work. In Bali, where man and universe are one and the same, it is believed that the sky is the mother ocean of the ethereal world and therefore kites are made to the pleasure of gods, besides to the joy of all people. The song of Layang-layang Bebean is then composed to tell the story of this cultural festivity. While trying to illustrate its joy and its magic, the real and the ethereal world’s atmosphere or the so-called sekala-niskala”, the melody tries to combine two pentatonic scales (Selendro and Pelog) of various Balinese musical tonalities. Layang-layang Bebean Lagu Daerah Bali / Balinese song Song and arrangement : Joseph Sulaksana Word : Luh Ketut Widiasti

Layang-layang Bebean

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Balinese song on the traditional Balinese kites

Citation preview

Page 1: Layang-layang Bebean

Layang-layang Bebean merupakan salah satu layang-layang Bali yang paling terkenal. Berbentuk ikan, layang-

layang raksasa ini sangat dicintai oleh anak-anak dan digemari oleh masyarakat Bali, sehingga diadakanlah

festival layang-layang untuk menampung kreasi seni dari sekian banyaknya desa-desa di sekitar Denpasar.

Diselenggarakan di Padang Galak, di sebelah utara Denpasar, festival ini sangat menarik perhatian bagi para

wisatawan, baik domestik maupun dari luar negeri.

Di Bali, di mana manusia dan alam semesta merupakan satu kesatuan (sekala-niskala), langit dicitrakan

sebagai lautan luas di mana layang-layang dalam bentuk ikan menari-nari tertiup angin. Layang-layang,

dengan demikian, dianggap sakral dan menjadi kesenangan bagi para leluhur dan dewa, selain juga bagi

seluruh masyarakat.

Lagu Layang-layang Bebean diciptakan untuk mengangkat cerita mengenai warisan budaya ini. Dengan

memadukan laras selendro dan pelog, lagu ini mencoba untuk menggambarkan kegembiraan orang-orang

kala melihat layang-layang dan nuansa sakral dalam bentuk persembahan seni kepada para leluhur dan

dewa.

Layang-layang Bebean is one of the most famous Balinese kites. In the form of fish, this giant

traditional kite is adored by children and so beloved by Balinese people, thus giving birth to a kite

festival which is held annually in Padang Galak, in the northern east of Denpasar. This festivity

attracts many visitors, whether from Indonesia or other countries and each Balinese village is so

proud of their fish-form kite and very keen to demonstrate their magical artistic work.

In Bali, where man and universe are one and the same, it is believed that the sky is the mother ocean

of the ethereal world and therefore kites are made to the pleasure of gods, besides to the joy of all

people.

The song of Layang-layang Bebean is then composed to tell the story of this cultural festivity. While

trying to illustrate its joy and its magic, the real and the ethereal world’s atmosphere or the so-called

“sekala-niskala”, the melody tries to combine two pentatonic scales (Selendro and Pelog) of various

Balinese musical tonalities.

Layang-layang Bebean Lagu Daerah Bali / Balinese song

Song and arrangement : Joseph Sulaksana

Word : Luh Ketut Widiasti

Page 2: Layang-layang Bebean

Lirik Bali Lirik Indonesia English Word

Wenten pitutur sané ngandika

Ipun layangan

Kasenengan para dewata.

---- (Kidung Bali) ----

Ipun layangané sampun

Dados tradisi, taler kalestariang

Ring jagad Baliné.

: Ngiring Beli (ngiring Adi)

Mebalih layang-layang

Layang Bébéan

Ring Padang Galak

Ngiring sami mangkin mebalih

Layang-layang :

Gelis-gelisang Beli

Nika cingakin layangané!

Duh nika layang Bébéané

Wenten anaké menékin

Layang Bébéané

Anginé, wus-wus anginé.

: Kuala layangan sané liyanan

Di langité, élak-élok

Ampuang angin :

Sinah becik cingakin ring beten.

Sekadi mangkin layang Bébéané

Kasenengané para semeton

Samian.

Diceritakan bahwa

Layangan sebenarnya dibuat untuk

Menghibur para dewata.

----- (Kidung Bali) -----

Sekarang, layangan sudah menjadi

Tradisi dan dilestarikan

Di tanah Bali.

: Ayo Mas ( Ayo Mbak)

Kita lihat layang-layang

Layangan Bebean

Di Padang Galak

Ayo kita jalan sekarang melihat

Layang-layang :

Ayo, cepatlah sedikit Mas

Lihat layangan itu !

Wah, bagusnya layangan Bebean

Lihat, orang-orang mau menaikkan

Layangan Bebeannya.

Oh, anginnya kencang sekali.

: Sekarang semua layang-layang itu

Meliuk-liuk di langit

Melayang bermain dengan angin

Begitu indahnya dilihat dari bawah.

Sampai sekarang, layangan Bebean

Menjadi kegemaran kami

Dan semua orang.

It is told that, in fact,

Kites were made

to pay homage to the gods.

----- (Balinese chant) -----

Kites have been becoming, since that,

A tradition which is well preserved

In the land of Bali.

: Come brothers ( come sisters)

Let’s go and see the kites festival

And the Bebean kites

In Padang Galak

Let’s see them now

Those beautiful kites :

Hurry up brothers!

Look at those kites!

How wonderful those Bebean kites

Look, the people are trying to lift up

The Bebean kites

O! But what kind of wind!

: There they are, up in the sky,

Those kites dance magnificently

Playing with the wind :

How majestic, how graceful it is seen from below.

Until now, the Bebean kite

Is a great favorite of us

And all of people.