Lembaga Bahtsul Masail NU

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 Lembaga Bahtsul Masail NU

    1/26

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Sebelum kita membahas tentang istinbath dan istidlal di kalangan

    ulama Nahdlatul Ulama kurang lengkap rasanya jika kita tidak membahas

    sejarah berdirinya Nahdlatul Ulama (NU). Nahdlatul Ulama (NU) merupakan

    organisasi jami’iyyah diniyah yang didirikan pada tanggal 31 Januari 19! di

    Surabaya oleh sekelompok ulama’ yang merupakan kepentingan "slam

    tradisional# terutama sistem kehidupan pesantren. $imana %ilayah ajaran dan

     praktik "slam tradisional telah tergeser akibat pesatnya perkembangan

    modernisme "slam saat itu.

    &ahirnya Jami’iyyah Nahdlatul Ulama didahului dengan beberapa

     peristi%a penting. 'ertama adalah berdirinya grup diskusi di Surabaya pada

    tahun 191 dengan nama *as%irul +,kar- yang dipimpin /. 0ahab

    /asbullah dan /. as ansyur. 'ada tahun 191! grup diskusi ini telah

     berkembang dan berubah dengan nama Nahdlatul 0athan- (kebangkitan

    tanah air). 'eristi%a yang lain adalah pembentukan komite /ija2 sebagai

    utusan ke +rab Saudi guna mengikuti konggres khila,ah pada tahun 19!.

    'ada akhirnya munullah kesepakatan untuk membentuk organisasi

    yang bernama Nahdlatul Ulama (kebangkitan ulama) pada 1! 4ajab 13 /

    (31 Januari 19!) yang dipimpin oleh ./. /asyim +sy’ari sebagai 4ais

    +kbar. ./. /ayim +sy’ari merupakan tokoh pendiri NU# dan

     pemikirannyapun paling berpengaruh di dalam internal NU.

    $an salah satunya pemikirannya rentang bermad2hab# beliau

    mena%arkan empat pilihan bermad2hab. $alam pandangannya yang kemudian

    menjadi pandangan resmi NU. 5eliau sendiri telah menetapkan memilih

    mad2hab Sya,i’i# sebab mad2hab ini dianut oleh sebagian besar bangsa

    "ndonesia dan selalu mengambil jalan tengah dalam menentukan ("stinbat)

    hukum6hukum "slam.

    1

  • 8/17/2019 Lembaga Bahtsul Masail NU

    2/26

    B. Rumusan Masalah

    1. 5agaimana sejarah singkat lembaga bahtsul masail7

    . 5agaimana urgensi lembaga bahtsul masail73. +pa saja ruang lingkup ,at%a lembaga bahtsul masail7

    . +pa saja ontoh ,at%a kontemporer lembaga bahtsul masail7

    C. Tujuan

    1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah singkat lembaga bahtsul masail

    . Untuk mengetahui bagaimana urgensi lembaga bahtsul masail

    3. Untuk mengetahui apa saja ruang lingkup ,at%a lembaga bahtsul masail

    . Untuk mengetahui apa saja ontoh ,at%a kontemporer lembaga bahtsul

    masail

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Sejarah Singkat Lemaga Bahtsul Masail

    2

  • 8/17/2019 Lembaga Bahtsul Masail NU

    3/26

     Nahdlatul Ulama (NU) atau kebangkitan ulama adalah sebuah

    organisasi yang didirikan oleh para ulama’ pada tanggal 31 Januari 19!8 1!

    4ajab 13 / di Surabaya. &atar belakang berdirinya NU berkaitan erat

    dengan perkembangan pemikiran keagamaan dan politik dunia "slam kala itu.

    Salah satu ,aktor pendorong lahirnya NU adalah karena adanya tantangan

    yang bernama globalisasi yang terjadi dalam dua hal# pertama lobalisasi

    0ahabi# pada tahun 19# Syarie, /usein# 4aja /ija2 (akkah) yang

     berpaham Sunni di taklukkan oleh +bdul +2i2 bin Saud yang beraliran

    0ahabi. *ersebarlah berita penguasa baru itu akan melarang semua bentuk 

    amaliyah keagamaan kaum sunni# yang sudah berjalan berpuluh6puluh tahun

    di *anah +rab# dan akan menggantikan dengan model 0ahabi. 'engamalan

    agama dengan system berma2hab# ta%assul# 2iarah kubur# maulid nabi# dan

    lain sebagainya akan segera dilarang.

    edua globalisasi imperialism ,isik kon:ensional yang di "ndonesia

    dilakukan oleh 5elanda# "nggris# Jepang# sebagaimana juga terjadi di belahan

     bumi +,rika# +sia# +merika &atin# dan negeri6negeri lain yang dijajah oleh

     bangsa ;ropa.

    'endiri resminya adalah /adrotusy Syekh /. . /asyim +sy’ari#

    'engasuh 'ondok 'esantren *ebuireng Jombang# Ja%a *imur. Sedangkan

    yang bertindak sebagai arsitek dan motor penggerak adalah /. 0ahab

    /asbullah. 'engasuh 'ondok 'esantren 5ahrul Ulum *ambak beras Jombang.

    yai 0ahab adalah seorang murid utama yai /asyim yang linah# enerjik 

    dan banyak akal. 1

     Nahdlatul Ulama’ sebagai  jam’iyyah sekaligus gerakan dak%ah

    diniyyah dan ijtima’iyyah adalah %adah bagi ulama dan pengikut6pengikutnya

     bertujuan untuk memelihara# melestarikan# mengembangkan dan

    mengamalkan ajaran "slam yang berhaluan ahlussunnah wal jama’ah  dan

    menganut salah satu dari empat ma2hab. asing6masing itu adalah "mam +bu

    hani,ah an6Nu’man# "mam alik bin +nas# "mam uhammad "dris +sy6

    1Sahal ah,udl , Bahsul Masail dan Istinbath Hukum NU  < Sebuah Catatan Pendek # dalam kata pengantar buku  Kritik Nalar Fiih NU - # et. "# (Jakarta < &akpesdan# ==) hlm. >.

    3

  • 8/17/2019 Lembaga Bahtsul Masail NU

    4/26

    Sya,i’" dan "mam +hmad bin /ambal sebagai pegangan dalam ber,i?ih serta

    untuk mempersatukan langkah para ulama dan pengikut6pengikutnya dalam

    melakukan kegiatan6kegiatannya yang bertujuan untuk meniptakan

    kemaslahatan masyarakat# kemajuan bangsa dan ketinggin harkat dan martabat

    manusia.

    Sebagai organisasi "slam yang mempunyai tradisi keilmuan yang akrab

    dengan khasanah lama atau klasik (al6utub al6u’tabarah)# seara ,ungsional

    salah satu tugas yang dipikulnya adalah penunjuk pelaksanaan ajaran "slam

    dalam segala aspek kehidupan# dengan jalan menghimpun# membahas dan

    memeahkan masalah6masalah wai’yyah (aktual) yang terjadi ditengah

    masyarakat. &e%at ,orum ini# hokum atas maslah6masalah atual tersebut

    dapat ditemukan berdasarkan nash al6@ur’an dan as6Sunnah (al!nushush as!

     syariyyah) baik melalui penelusuran pendapat6pendapat ahli hokum dalam

    kitab klasik yang diakui keabsahannya# maupun dilakukan seara langsung

     beristinbath /ukum dari al!Nushush al!Syariyyah"

    $alam merumuskan sebuah hukum# NU memiliki sebuah ,orum

    5ahtsul asa’il-# yang seara hari#ah berarti pembahasan berbagai masalah6

    masalah. arena seara hari#iyah  pengertian 5ahtsul asa’il diatas masih

     bersi,at umum. Sahal ah,udl menspesi,ikasikan lagi pengertian 5ahtsul

    asail pada persoalan yang bersi,at wai’iyyah# dan pembahasannya melalui

    maraji’ al!Kutub al!Fuaha’" Sehingga ia memiliki rumusan bah%a 5ahtsul

    asa’il diartikan sebagai pembahasan masalah6masalah wai’iyyah melalui

    re,erensi kitab6kitab karangan ulama.

    5ahtsul asa’il ini dikoordinasi oleh lembaga Syuriyyah (legislati:e)

     NU. Aorum ini bertugas mengambi keputusan tentang hokum6hukum "slam

     baik yang berkaitan dengan masa’il #ihiyyah maupun masalah ketauhidan

    dan bahkan masalah6masalah tasa%u, seperti halnya tarekat.

    2enurut Sahal ah,udl# dengan mengikuti salah satu dari keempat ma2hab ,i?ih tersebut#menunjukkan elastisitas dan ,leksibelitas sekaligus memungkinkan bagi NU untuk beralih seara

    total atau dalam beberapa hal dipandang sebagai kebutuhan (hajat) meskipun kenyataan keseharian para ulama NU menggunakan ,i?ih yang bersumber dari ma2hab Sya,i’i.

    4

  • 8/17/2019 Lembaga Bahtsul Masail NU

    5/26

    $alam kegiatan dan pelaksanaan ,orum ini biasanya diikuti oleh

    Syuriyyah dalam ulama NU#  yang berada diluar struktur organisasi

    termasukpengaruh pesantren . $an sebagai ,orum yang bertugas membahas

    masalah6masalah kegamaan yang menjadi polemi dimasyarakat# 5ahtsul

    asa’il telah munul bersama dengan kemunulan NU sebagai Jam’iyyah

    diniyyah.

    emunulan 5ahtsul asa’il juga dilandasi karena tuntunan akan

     perlunya memberikan tuntunan kepada masyarakat dalam mengamalkan

    ajaran agama "slam. $engan demikian seara ,ormal dan substansial# usia

    ,orum 5ahtsul asa’il sudah setua NU. Aorum ini diselenggarakan sejak 

    uktamar NU di Surabaya pada tanggal 1 Bktober 19! (13 4obi’ul

    *sani 13C /). +kan tetapi sebagai sebuah tradisi# ,orum 5ahtsul asa’il

    sudah ada sejak jauh sebelum NU berdiri. arena tradisi musya%arah untuk 

     penggalian hokum sudah menjadi bagian integral dari mekanisme pemeahan

    masalah ala pokok pesantren yang melibatkan kyai# ustad2# santri (terutama

    santri senior).3

    Senada dengan Sahal ah,udh yang menyatakan 5ahtsul asa’il

    merupakan suatu tradisi diskusi pesantren yang ada sebelum NU berdiri pada

    saat itu hasil keputusan diterbitkan dalam bulletin &"NB ( $ailatul Ijtima’ 

     Nahdlatul %elama’&"*erlepas dari a%al perdebatan a%al praktek 5ahtsul

    asa’il# ternyata ,orum 5+htsul asa’il yang ada belum menjadi sebuah

    lembaga yang seara resmi menangani masalah6masalah keagamaan sebab

    selama bertahun6tahun masalah6masalah keagamaan dibiarakan dan

    dipeahkan oleh ulama yang hanya tergabung dalam de%an Syuriah.

    5arulah pada tahun 19D9# ketika NU mengadakan muktamar di ''. +l6

    una%%ir rapyak Eogyakarta# para ulama yang tergabung dalam ,orum

    5ahtsul asa’il yang bertugas menangani persoalan keagamaan yang munul

    dalam organisasi dalam kalangan masyarakat.

    3Sumanto al6@urtubi# 'radisi Bahsul Masail NU ( h)w l)w *an y)u +) dalam "mdadur 4ahmat(ed.) Nalar Kritik NU-, hlm. 1DF.

    5

  • 8/17/2019 Lembaga Bahtsul Masail NU

    6/26

    5erdasarkan usulan tersebut# '5NU lalu membentuk sebuah badan

    komisi dengan nama komisi 5ahtsul asa’il. aka dari rekomendasi komisi "

    muktamar GGH""" di rapyak# '5NU dengan surat keputusan No.3=8 +.=C8

    199= seara resmi membentuk lajnah 5ahtsul asa’il diniyyah.

    $alam perkembangannya# lajnah 5ahtsul asa’il ini dibagi menjadi

    sub komisi# yaitu  Bahtsul Masa’il .d/0iniyyah al!wai1yyah (pengkajian

    masalah6masalah keagamaan atual) dan 5ahtsul asa’il ad6$iniyyah al6

    auludiyyah (pengkajian masalah6masalah konseptual).

    $i kalangan Nadlatul Ulama# 5ahtsul asail merupakan tradisi

    intelektual yang sudah berlangsung lama. Sebelum Nahdlatul Ulama (NU)

     berdiri dalam bentuk organisasi ,ormal (jam’iyah)# akti:itas 5ahtsul asail

    telah berlangsung sebagai praktek yang hidup di tengah masyarakat muslim

    nusantara# khususnya kalangan pesantren. /al itu merupakan

     pengeja%antahan tanggung ja%ab ulama dalam membimbing dan memandu

    kehidupan keagamaan masyarakat sekitarnya.

     NU kemudian melanjutkan tradisi itu dan mengadopsinya sebagai

     bagian kegiatan keorganisasian. 5ahtsul asail sebagai bagian akti:itas

    ,ormal organisasi pertama dilakukan tahun 19!# beberapa bulan setelah NU

     berdiri. *epatnya pada ongres " NU (kini bernama uktamar)# tanggal 163

    September 19!. Selama beberapa dekade# ,orum 5ahtsul asaIil

    ditempatkan sebagai salah satu komisi yang membahas materi muktamar.

    5elum di%adahi dalam organ tersendiri.

    'ada tingkat nasional# bahtsul masail diselenggarakan bersamaan

    momentum ongres atau uktamar# on,erensi 5esar (onbes)# 4apat

    $e%an 'artai (ketika NU menjadi partai) atau usya%arah Nasional (unas)

    +lim Ulama. ulanya 5ahtsul asail skala nasional diselenggarakan setiap

    tahun. /al itu terjadi sejak uktamar " (19!) sampai uktamar GH (19=).

     Namun situasi politik yang kurang stabil akibat meletusnya 'erang $unia ""#

    membuat kegiatan 5ahtsul asail yang menyertai ongres# setelah periode

    19=# menjadi tersendat6sendat. *idak lagi tiap tahun.

    6

  • 8/17/2019 Lembaga Bahtsul Masail NU

    7/26

    Sejak tahun 19! sampai ==F telah diselenggarakan 5ahtsul

    asaIiltingkat nasional sebanyak kali. +da beberapa uktamar yang

    dokumennya belum ditemukan# yaitu uktamar GH"" (19F)# GH""" (19C=)#

    G"G (19C)# GG" (19C!)# GG"" dan GG"H. $ari dokumen yang terlaak# baru

    ditemukan 3! kali 5ahtsul asail skala nasionalyang menghasilkan C3!

    keputusan.

    Setelah lebih setengah abad NU berdiri# 5ahtsul asail baru dibuatkan

    organ tersendiri bernama &ajnah 5ahtsul asail $iniyah. /al itu dimulai

    dengan adanya rekomendasi uktamar NU ke6D di Eogyakarta tahun 19D9.

    omisi " uktamar 19D9 itu merekomendasikan '5NU untuk membentuk 

    &ajnah 5ahtsul asail $iniyah# sebagai lembaga permanen.

    Untuk memperkuat %aana pemben6tukan lembaga permanen itu# pada

    Januari 199=# berlangsunghala?ah (sarasehan) di'esantren amba’ul a’ari, 

    $enanyar Jombang# yang juga merekomen6dasikan pembentukan &ajnah

    5ahtsul asaIil $iniyah. /arapannya# dapat mengonso6lidasi ulama dan

    endekia%an NU untuk melakukan ijtihad jama’i.

    ;mpat bulanan kemudian# pada tahun 199= pula# '5NU akhirnya

    membentuk &ajnah 5ahtsul asail $iniyah# dengan S '5NU nomor 

    3=8+.".=C8C8199=. Sebutan lajnah ini berlangsung lebih satu dekade. Namun

    demikian# status lajnah dinilai masih mengandung makna kepanitian ad ho#

     bukan organ yang permanen. arena itulah# setelah uktamar ==# status

    lajnah- ditingkatkan menjadi lembaga-# sehingga bernama &embaga

    5ahtsul asail Nahdlatul Ulama.

    $alam sejarah perjalanan 5athsul asail# pernah ada keputusan

     penting yang berkaitan dengan metode kajian. $alam unas +lim Ulama di

    &ampung tahun 199 diputuskan bah%a metode pemeahan masalah tidak lagi

    seara ?a%ly tetapi seara manhajiy. Eakni dengan mengikuti metode dan

     prosedur penetapan hukum yang ditempuh mad2hab empat (/ana,iyah#

    7

  • 8/17/2019 Lembaga Bahtsul Masail NU

    8/26

    alikiyah# Sya,i’iyah# /anbaliyah). 5ukan sekadar mengikuti hasil akhir 

     pendapat mad2hab empat.

    B. Urgensi Lemaga Bahtsul Masail

    &5NU selayaknya lembaga yang bertugas memperbinangkan masalah6

    masalah agama sekaligus menari solusinya# hanya memberikan ,at%a kepada

     NU. 'ara kalangan NU tidak %ajib patuh dan tunduk kepada apa yang

    diputuskan oleh NU. /asil keputusan bahsu masail diberbagai tingkat tidak 

    ubahnya hasil dari ijtihad. etika ada %arga NU yang patuh terhadap hasil

    5ahsu masail# maka hal itu hanyalah ikatan moral saja# bukan ikatan yangharus dipatuhi dan diikuti. $engan demikian keputusan komisi bahtsul 

    masa2il  tersebut# meski telah merupakan kesepakatan# hanyalah bersi,at amar 

    maru, atau menampakkan alternati, yang dianggap terbaik di antara sekian

    alternati, yang ada. Sebab# sekali keputusan menyangkut masalah khila,iyah

    (yang masih diperselisihkan)# NU tetap menghargai hak seseorang untuk 

    memilih pendapat yang dipilih# terutama jika menyangkut soal ubudiyah# yang

    notabenya lebih merupakan urusan pribadi seseorang dengan *uhannya.emudian bahsu masail tersebut akan semakin kuat ketika disahkan oleh

     pengurus syuriah oleh tingkat pusat.+dapun maam6maam bahsu masail NU

     berkembang pada saat ini dibagi menjadi empat maam

    1. *ingkat tingkat nasional. berskala muktamar# musya%arah alim ulama#

    dan ko,rensi besar 

    . *ingkat %ilayah# berskala pro:insi dan dilaksanakan di tingkat %ilayah

    3. *ingkat abang8 kabupaten dan keamatan

    . *ingkat desa. 'ermasalahan6permasalahan dilaksanakan dalam rapat

    ,orum anggota.

    *ingkat muktamar diselenggarakan C tahun sekali yang dihadiri oleh

     pengurus pusat# %ilayah# abang#. Seluruh permasalahan diputuskan oleh para

    ulama6ulama NU yang berkompeten dibidangnya. 'ada tingkat muktamar 

    tidak hanya memperbinangkan masalah agama saja akan tetapi lebih dari itu

    *ingkat muktamar lebih jauh membahas program pengembangan NU#

    laporan6laporan pertanggung ja%aban NU.

    4ohamad Sobary# NU dan Keind)nesiaan# (Jakarta< '* ramedia 'ustaka Utama# =1=)# hlm.!.

    8

  • 8/17/2019 Lembaga Bahtsul Masail NU

    9/26

    $isamping muktamar# bahsu masail NU terdiri dari

    unas(usya%arah Nasional) +lim Ulama. 5ahsu masail tingkat unas

    dihadiri oleh alim ulama# pengasuh pondok pesantren yang berkompeten

    dalam bidangnya baik pengurus maupun diluar pengurus NU# dimana munas

    diselenggarakn oleh pengurus besar Syuriah yang dipimpin oleh 4ais +m

    sebagai pimpinan NU tertinggi. +dapun pelaksanaan unas dilaksanakan

    dalam satu tahun sekali. 'ermasalahan6permasalahan yang di bahas dalam

    unas dikhususkan untuk permasalahan agamut yang menyangkut kehidupan

    umat dan bangsa.

    *ingkat ko,erensi dihadiri oleh pengurus tingkat pusat atau sekurang6

    kurangnya separuh tingkat %ilayah. o,erensi ini berguna untuk menge:aluasi

    dan memonitoring pelakasanaan keputusan muktamar dan mengkaji

     perkembangan organisasi NU# peranannya dalam masyarakat# dan membahas

    masalah sostial agama.

    +dapun permusya%aratan yang lain di tingkat %ilayah8propinsi#

    daerah8kabupaten dan kota madya# dan majelis %akil abang8keamatan seara

     berurutan bernama on,eresi 0ilayah# on,erensi Kabang# dan on,erensi

    ajelis 0akil Kabang. etiga6tiganya digelar sekali dalam lima tahun#

    dihadiri oleh pengurus pada tingkat masing6masing dan pengurus satu tingkat

    di ba%ahnya# keuali on,erensi Kabang yang diikuti oleh 'engurus Kabang#

     pengurus 0akil Kabang# dan 'engurus 4anting. +genda utama yang dibahas

    dalam ,orum ini adalah disamping membahas tentang laporan

     pertanggungja%aban kerja dari pengurus lama# e:aluasi keorganisasian#

     pemilihan pengurus baru termasuk program kerja dan tugas6tugas terkait# juga

    membahas masalah6masalah sosial dan keagamaan.

    +dapun Si,at keputusan &5NU sebagai berikut<

    1. Seluruh keputusan bathsul masa’il di lingkungan NU yang diambil dengan

     prosedur yang telah disepakati dalam keputusan ini# baik diselenggarakan

    dalam struktur organisasi maupun di luarnya mempunyai kedudukan yang

    sederajat dan tidak saling membatalkan.

    9

  • 8/17/2019 Lembaga Bahtsul Masail NU

    10/26

    . Suatu hasil keputusan bathsul masa’il dianggap mempunyai kekuatan daya

    ikat lebih tinggi setelah disahkan oleh 'engurus 5esar Syuriah NU tanpa

    harus menunggu unas Ulama maupun uktamar.

    3. Si,at keputusan dalam bathsul masa’il tingkat unas dan uktamar 

    adalah<

    a. engesahkan ranangan keputusan yang telah dipersiapkan

    sebelumnya dan8atau#

     b. $iperuntukan bagi keputusan yang dinilai akan mempunyai dampak 

    yang luas dalam segala bidang

    C. Pr!se"ut Istinath Hukum Lemaga Bahtsul Masail

    'engambilan ?aul (pendapat imam ma2hab) ataupun %ajah (pendapat

     pengikut ma2hab)# yang kemudian disebut metode ?auly# merupakan metode

    utama yang digunakan dalam menyelesaikan masalah keagamaan# terutana

    yang menyangkut hokum ,i?h#dengan merujuk langsung pada teks kitab6kitab

    yang disusun para pengikut mad2hab empat (/ana,i# aliki# Sya,i’i# /anbali)#

    %alaupun dalam prakteknya didominasi oleh kitab Sya,i’iyah.

    +pabila menghadapi masalah yang tidak dapat dirujukkan langsung

     pada kitab6kitab sebagaimana tersebut di atas# maka ditempuhlah. (ilhaa?ul

    masaa’ili bi nad2haa’iriha) yakni mengaitkan masalah baru yang belum ada

    ketetapan hukumnya# %alaupun ketetapan hukum itu-hanya- berdasarkan teks

    suatu kitab yang dianggap mu’tabar#yang kemudian dikenal dengan metode

    ilha?iy.

    $isamping dua metode di atas masih tetap dipakai# unas 5andar 

    &ampung mempopulerkan metode istinbath hukum lain manakala kedua

    metode tersebut tidak dapat digunakan# yaitu apa yang disebut metode

     berma2hab seara manhajy# yakni menelusuri dan mengikuti metode istinbath

    hukum (manhaj) yang ditempuh oleh mad2hab empat#/ana,i#aliki#Sya,i’"#

    dan /anbali.

    'endekatan ma2haby menegaskan kepada %arga Nahdiyyin agar hanya

    memakai empat ma2hab yang masih di anggap rele:an dengan tuntunan

    kehidupan beragama#sesuai +nggaran $asar NU. 0alaupun kalau merujuk 

    10

  • 8/17/2019 Lembaga Bahtsul Masail NU

    11/26

     pada kitab6kitab andalan dalam &ajnah 5ahtsul asa’il yang hampir semua

    keputusannya mengau pada kitab6kitab tersebut# ternyata bermad2hab kepada

    selain empat ma2hab diperbolehkan dengan syarat mad2hab dimaksud telah

    terkodi,ikasi# sehingga dapat diketahui persyaratan6persyaratan dan hasil6hasil

    ijtihad dari mad2hab itu. /al ini didasarkan pada kitab "’anah at6*alibin yang

    naskah lengkapnya berbunyi<

    3id4a tamassaka -----------&

    +pabila seorang a%am telah mengikuti suatu mad2hab# maka dia harus

    mematuhinya. Jka tidak# dia harus bermad2hab pada salah satu mad2hab

    empat# bukan yang lain. /al ini manakala suatu mad2hab itu belum

    dibukukan# maka boleh(bermad2hab pada selain mad2hab empat)

    etode manhajiy memang ukup ideal# namun belum terlaksana

    dengan baik. Sebab konsekuensi bermad2hab seara manhajiy adalah mengau

     pada metode istinbat hukum mad2hab empat yang begitu banyak dan

    mempunyai hierarki berbeda. $ari tela’ah penulis terhadap keputusan6

    keputusan &ajnah 5ahtsul asa’il yang dilaksanakan sesudah unas 5andar 

    &ampung(16C Juni 199) saat mana metode manhajiy seara resmi

    disepakati untuk diterapkan# hanya ditemukan dua keputusan yang menempuh

    ara dan prosedur sebagaimana dijelaskan di atas# yaitu tentang bunga bank 

    dan asuransi yang diuraikan ukup detil dan pendekatan ekonomi# merujuk 

     pendapat para ahli dan menerapkan beberapa kaidah ,i?hiyyah.

    *erhadap keputusan6keputusan &ajnah 5ahtsul asa’il mulai

    uktamar " (19!) sampai uktamar GGG (1999) ada yang menarik 

     berkaitan dengan metode istinbat hukum yang digunakan dalam menetapkan

    hukum ,i?h#yaitu seara keseleruhan metode ?auliy mendominasi keputusan

    &ajnah 5ahtsul asa’il karena dari D keputusan hukum ,i?h# 3! masalah

    (D#! L) diputuskan dengan metode ?auliy# karena memang metode inilah

    yang disepakati untuk diterapkan sebagai metode prioritas guna

    menyelesaikan masalah yang munul dalam &ajnah 5ahtsul asa’il. +da 33

    masalah (F#F L) yang diputuskan dengan metode ilha?iy dan D masalah (1#9

    L) diputuskan dengan metode manhajiy. engenai metode manhajiy sebagai

    11

  • 8/17/2019 Lembaga Bahtsul Masail NU

    12/26

    metode resmi berdasarkan keputusan dengannya# sementara ! masalah lainnya

    adalah masalah yang munul sebelum unas ketika metode manhajiy belum

    diresmikan pemakaiannya. Bleh karena itu# penulis menggunakan istilah

    manhajiy (dalam tanda kutip) karena metode tersebut sebenarnya sudah

    diterapkan sebelum unas %alaupun saat itu tanpa nama. Sedang C masalah

    (C#D L) diputuskan tanpa menyebutkan kitab rujukan.

    engaju pada pendekatan mad2habiy#baik dengan metode ?auliy#

    ilha?iy# manhajiy sebagaimana telah dijelaskan dalam pandangan penulis ada

     beberapa ja%aban dari &ajnah 5ahtsul asa’il yang seara metedologis perlu

    ditelaah dan kritisi. "ni dapat dilaak dari beberapa hal berikut.

    eputusan &ajnah 5ahtsul asa’il dalam uktamar " tahun 19! yang

    menegaskan bah%a penetapan hukum suatu masalah harus dirujukkan seara

     berurutan kepada<

    1. 'endapat yang disepakati asy6Syaikhain ("mam Na%a%i dan 4a,i’i)

    . 'endapat yang dipegang "mam Na%a%i sajaM

    3. 'endapat yang dipegang "mam 4a,i’" sajaM

    . 'endapat yang didukung mayoritas ulamaM

    C. 'endapat ulama yang terpandaiM!. 'endapat ulama yang paling %ara’.

    eputusan ini disamping Sya,i’i6sentris juga tidak terdapat penjelasan

    legal6institusional mengenai mengapa "mam Na%a%i diprioritaskan#

     bagaimana menentukan kriteria bah%a suatu pendapat disokong oleh ulama

    terbanyak# apa standar bah%a seorang ulama itu lebih pandai dari yang lain#

    dan apa pula tolok ukur ke%ara’an (kemampuan menjaga diri dari syubhat)

    seorang ulama.

    enurut /+.+2i2 ansyhuri pengutamaan untuk merujuk kepada

     pendapat "mam Na%a%i daripada "mam 4a,i’" adalah seperti yang terjadi atas

    "bn /ajar yang lebih diutamakan dari pada "mam ar64amli. +dapun

    alasannnya adalah berdasar pertimbangan penampilan karya ilmiahnya yang

    ahsan (lebih berbobot) dan alimnya orang orang itu. Sedangkan maksud

    didukung oleh mayoritas ulama adalah pendapat ulama tersebut banyak 

    dikutip dan dijadikan rujukan oleh para ulama dalam karya6karya mereka.

    'enentuan ulama terpandai adalah jika pendapat ulaa tersebut sering dijadikan

    12

  • 8/17/2019 Lembaga Bahtsul Masail NU

    13/26

    rujukan oleh para ulama lain dalam kitab6kitab mereka. Sementara seorang

    ulama disebut paling %ara’ adalah apabila dilihat dari biogra,inya tidak 

     bersinggungan dengan hal6hal syubhat (tidak jelas halal haramnya) apalagi

    yangmenjadi larangan agama# dan juga dilihat dari aspek 

    karamah(kekeramatan)Nya.

    alau diamati# pertanyaan tentang hukum bersedekah kepada

    mayat(uktamar "# 19!)# hukum meminum bir#obat beranak# dan air 

    gadung(uktamar H#193=)# dan hukum menairkan ek mundur dengan

     potongan berdasarkan presentase (uktamar GGH""#19D)# pertanyaan6

     pertanyaan tersebut dija%ab langsung merujuk pada kitab6kitab hadits#

    %alaupun sebagian disertai kutipan dari teks suatu kitab. 5egitu pula halnya

    dengan ja%aban mengenai suami yang diberi na,kah oleh istrinya(uktamar 

    G"H#1939) dan tentang sighat pernikahan(uktamar GG"""#19!) langsung

    merujuk pada ayat +l6@ur’an# padahal bahts al6masa’il yang menja%ab hal6

    hal di atas dilaksanakan sebelum unas 5andar &ampung tahun 199 yang

    mempopulerkan diterapkannya manhajiy. /al ini menunjukakkan bah%a

    sebenarnya seara implisit para ulama terdahulu sudah menerapkan metode

    manhajiy dalam istinbat hukum# %alaupun tidak dengan istilah tersebut#yaitu

    merujuk langsung pada +l6@ur’an ataupun as6Sunnah setelah tidak 

    ditemukannya ja%aban dalam kitab6kitab mu’tabarah.

    *erhadap pertanyaan tentang hukum hasil perse%aan kursi dan lain6

    lain untuk pertunjukan tari6tarian dan sebagainya (uktamar H#193=)# tentang

     pelanggaran terhadap baiat (uktamar GGH#19F1)# tentang terjemahan 8

    ta,siran +l6@ur’an oleh orang yang tidak beragama islam (uktamar 

    GGH"#19F9)# semuanya dija%ab dengan tanpa merujuk pada kitab apa pun

    sebagai dasarnya. /al ini tentu problematis jika dikaitkan dengan ketentuan

    adanya keharusan bermad2hab# baik seara ?auliy# ilha?iy maupun manhajiy.

    *etapi jika dipandang dari perspekti, metodologis langkah itu sekali lagi

    menunjukan bah%a ulama terdahulu (sebelum unas 199) sudah berani

    menapak lebih jauh dalam istinbat hukum. $engan tanpa merujuk suatu kitab#

    13

  • 8/17/2019 Lembaga Bahtsul Masail NU

    14/26

    dapat diduga ada kemungkinan bah%a seara implisit mereka telah

    menerapkan metode manhajiy.

    D. Ruang Lingku# $at%a Lemaga Bahtsul Masail

    Istinbath hukum langsung dari sumber primer yang

    cenderung kepada pengertian ijtihad mutla! bagi ulama "#

    masih sangat sulit dilakukan karena keterbatasan yang

    memang disadari terutama dalam ilmu$ilmu penunjang dan

    perlengkapan yang harus dikuasai %leh se%rang mujtahid&

    'ementara ijtihad dalam batas ma(hab di samping lebih

    praktis dapat dilakukan %leh semua ulama "# yang telah

    mampu memahami kitab$kitab )ih yang sesuai dengan

    termin%l%ginya yang baku&'ecara de)niti* "# memberikan arti istinbath hukum

    dengan upaya mengeluarkan hukum syara+ dengan al$a,aid

    al$)hiyyah dan al$a,aid al$ushuliyyah baik berupa adillah

    ijmaliyah! adillah ta*shiliyyah maupun adillah ahkam& -engandemikian pr%duk hukum yang dihasilkan ./"# merupakan

    hasil ijtihad ulama atas nash$nash al$ur+an dan sunnah yang

    sesuai dengan prinsip$prinsip mujtahid temp% dulu& 'ecara

    umum kaidah )hiyyah dengan aidah ushuliyyah

    mempunyai perbedaan yang k%mplementer& #ntuk

    mengetahui perbedaan tersebut perlu diidenti)kasi bah,a

    kaidah )hiyyah adalah kaidah yang timbul dari pemahamanmujtahid terhadap nash$nash syara+! yang penekanannya

    dalam k%nteks hukum praktis& 'edangkan kaidah ushul timbul

    dari k%nteks kebiasaan dalam rangka memahami nash$nash

    al$ur+an dan sunnah& 'elain itu! kaidah )hiyyah merupakan

    hasil penelitian induksi dari hukum$hukum yang telah ada!

    sedangkan kaidah ushul merupakan saran untuk memahami

    pesan$pesan nash dalam bentuk praktis! hukum$hukum Islam&

    14

  • 8/17/2019 Lembaga Bahtsul Masail NU

    15/26

    -ari beberapa pertimbangan di atas! ada dua istinbath hukum

    yang dilakukan yakni melalui pendekatan kaidah )hiyyah

    dan kaidah ushuliyyah& aidah )hiyyah lebih didahulukan

    dari pada kaidah ushuliyyah yang secara umum telah

    disepakati %leh para ulama sebagai thariat istinbath hukum!

    di samping itu juga mengingat eksistensi kaidah )hiyyah

    yang sangat penting dalam studi )ih&.enggunaan kaidah )hiyyah dikalangan ulama "#!

    nampaknya dilatarbelakangi %leh k%nsep berma(hab dalam

    mengembangkan hukum Islam! yang menjadi pilihan bagi

    para *%unding *athers "# di masa a,al& .ilihan ini

    dilatarbelakangi %leh situasi masyarakat Ind%nesia yang telah

    menganut ma(hab 'ya)+i secara kultural& -engan demikian

    apa yang dipilih "# merupakan akumulasi pendapat

    masyarakat dalam memahami dan mengamalkan hukum

    Islam yang dielab%rasi dari al$ur+an dan as$'unnah&

    kumulasi itu selanjutnya ter*%rmat dalam k%nsep berma(hab!

    dengan cara mengikuti pendapat$pendapat yang sudah

    menjadi di kalangan ma(hab tertentu yakni berupa a,al

    hasil istinbath yang dilakukan %leh se%rang mujtahid sekaligus

    menggunakan manhaj tersebut! bila memang diperlukan&

    /erma(hab secara auli a,al berarti mengikuti hasil

    istinbath yang telah dilakukan %leh mujtahid terdahulu!

    sedangkan berma(hab secara manhaji adalah berma(hab

    dapat mengikuti jalan pikiran dan kaidah penetapan hukum

    yang telah disusun %leh Imam ma(hab&.engaruh ajaran$ajaran te%l%gi sy+ari dan ma(hab

    'ya)+i sangat kental di kalangan masyarakat muslim

    Ind%nesia& hususnya di berbagai pesantren sala* yang

    biasanya memberikan mata pelajaran ilmu kalam dan )ih&

    idat al$,am! #mm al$/arahim dan a,ahir al$alamiyah

    15

  • 8/17/2019 Lembaga Bahtsul Masail NU

    16/26

    menjadi kitab pegangan dalam mengajarkan akidah bagi para

    santri& /egitu juga dengan kitab$kitab *aiih mad(hab 'ya)+i

    inhaj al$alibin %leh Imam "a,a,i! ath al$ahab karya

    :akaria al$nsh%ri! "ihayat at$uhtajnya %leh Imam ;amli!

    ughni al$uhtaj karya 'yarbini! serta l$uharr%rnya Imam

    ;%)+i sangat mend%minasi pengajaran ilmu )ih di pesantren&

    arya$karya ini selalu dikaji baik secara s%r%gan indiani*ah n$"um+an >ana)! Imam alik bin nas

    aliki! Imam uhammad bin Idris sy$'ya)+i 'ya)+i

    serta Imam hamd bin >ambal >ambali&3. -i bidang tasa,u* mengikuti aliran tasa,u* Imam l$unaid

    l$/ugdadi! Imam l$?ha(ali serta imam$imam yang lain&

    .ada prinsipnya "# menggenggam pendirian dasar

    bah,a Islam adalah agama yang )tri atau suci! yang bersi*at

    menyempurnakan segala kebaikan yang secara asasi sudah

    16

  • 8/17/2019 Lembaga Bahtsul Masail NU

    17/26

    dimiliki %leh manusia& /erdasarkan prinsip tersebut! "# tidak

    pernah berniat menghapus nilai$nilai yang sudah menjadi

    milik masyarakat& "# hanya ingin menyempurnakan dan

    membimbing nilai$nilai atau tradisi yang telah ada di

    masyarakat! sehingga selaras dengan ajaran Islam& /ertitik

    tumpu pada dasar keagamaan seperti itu maka dalam

    perilaku kemasyarakatan "# mengambil sikap antara lain=

    1. enjunjung tinggi nilai$nilai dan n%rma$n%rma ajaran Islam. endahulukan kepentingan bersama dari pada

    kepentingan pribadi3. enjunjung tinggi si*at keikhlasan dan berkhidmat serta

    berjuang. enjunjung tinggi persaudaraan ukhu,ah! persatuan

    ittihad serta kasih mengasihiC. eluhurkan kemuliaan m%ral akhlakul karimah dan

    menjunjung tinggi kejujuran ash$shidu baik dalam

    berpikir! bersikap maupun dalam bertindak

    !. enjunjung tinggi kesetiaan l%yalitas kepada agama!bangsa dan negara

    F. enjunjung tinggi nilai amal! kerja dan prestasi sebagai

    bagian dan ibadah kepada llah 'D. enjunjung tinggi ilmu pengetahuan serta para ahlinya9. 'elalu siap untuk menyesuaikan diri dengan setiap

    perubahan yang memba,a man*aat bagi kemaslahatan

    umat1=. enjunjung tinggi kepel%p%ran dalam usaha mend%r%ng!

    memacu dan mempercepat perkembangan masyarakat11. enjunjung tinggi kebersamaan di tengah$tengah

    kehidupan berbangsa dan bernegara

    -engan prinsip$prinsip tersebut! dapat dimengerti jika

    "# senantiasa bersikap @lunakA terhadap beragam nilai atau

    tradisi yang telah menyatu dengan kehidupan masyarakat& "#

    tak pernah menyulut @api peperanganA terhadap tradisi! yang

    penting bagaimana agar pelaksanaan berbagai tradisi itu

    17

  • 8/17/2019 Lembaga Bahtsul Masail NU

    18/26

    sesuai dengan Islam& /iarlah @kulitnyaA masih di,arnai tradisi

  • 8/17/2019 Lembaga Bahtsul Masail NU

    19/26

    5agaimana pendapat muktamar atas pendapat salah satu sahabat

    atau ulama’ yang tidak ook dengan pendapat ahli ma2hab empat# bahkan

    ahli ma2hab telah menerangkan kelemahan pendapat itu. +pakah boleh

    menjalankan pendapat tersebut atau tidak7 Ja%ab< tidak boleh

    menjalankan pendapat yang bertentangan dengan pendapat ma2hab empat#

    apabila tidak mengetahui syarat6syaratnya dan segala ketentuannya.

    +pabila orang a%am berpedoman pada satu ma2hab# maka ia harus

    ook dengan ma2hab tersebut# jika tidak maka ia harus berma2hab

    dengan ma2hab tertentu dari empat ma2hab yang ada dan tidak boleh

    dengan ma2hab lainnya# yakni selain empat ma2hab.

    /al ini jika ma2habnya itu memang belum terkodi,ikasi# jika sudah

    terkodi,ikasi maka boleh sebagaimana dalam al6*uh,ah# redaksinya yaitu <

    boleh bertaklid kepada siapapun dari empat ma2hab yang ada (aliki#

    /ana,i# Sya,i’i# /ambali)# dan juga imam ma2hab lainnya yang

    ma2habnya terjaga dalam masalah terkait# dan terkodi,ikasi# sehingga

    diketahui syarat6syarat dan semua ketentuannya.F

    7*im &ajnah *a’li, 0an Nasyr (&*N) '5NU. =11. halista< Surabaya# hal.1C1

    19

  • 8/17/2019 Lembaga Bahtsul Masail NU

    20/26

    BAB III

    PENUTUP

    A. &esim#ulan

    5agi ulama NU# term ini lebih dikonotasikan pada 3istikhr5j al!

    hukmu min an!nas )  (mengeluarkan hukum dari teks6teks primerM al6@ur’an

    dan as6Sunnah) yang dilakukan oleh mujtahid mutlak# yang menurut ulama

     NU sangat berat untuk dilakukan ulama sekarang dengan segala

    keterbatasannya baik dalam ilmu pokok yaitu penguasaan ilmu tentang al6

    @ur’an dan assunnah maupun ilmu bantu yaitu penguasaan dalam bidang

     bahasa +rab dan sebagainya. Untuk itu sebagai gantinya adalah

    istilah ukm ) itti#5 al!h (kesepakatan hukum).

    enurut Sahal ah,ud# istinbat hukum langsung dari sumber primer

    yang enderung kepada pengertian ijtihad mutla?# bagi ulama NU masih

    sangat sulit dilakukan karena keterbatasan6keterbatasan yang memang disadari

    terutama dalam ilmu6ilmu penunjang dan pelengkap yang harus dikuasai oleh

    seorang mujtahid. Sementara jika ijtihad dilakukan dalam batas ma2hab yang

    20

  • 8/17/2019 Lembaga Bahtsul Masail NU

    21/26

    lebih praktis# dapat dilakukan oleh semua ulama NU yang telah mampu

    memahami ibarat kitab6kitab ,i?h sesuai dengan terminologinya yang baku.

     Istinbat   hukum diartikan bukan untuk memgambil hukum seara

    langsung dari sumber hukum yang asli yakni al6@ur’an dan as6Sunnah# tetapi

    melakukan tatbi  (penerapan) seara dinamis terhadap Nas!nas  (teks6teks)

    yang telah dielaborasi ulama ,i?h periode klasik dan menengah kepada

     persoalan wai’iyyah (kasuistik) yang diari hukumnya. Seara de,initi,# NU

    memberikan de,inisi istinb5t   hukum sebagai suatu upaya mengeluarkan

    hukum syara’ denganal!aw5’id #ihiyyah  dan al!aw5’id al!

    us6liyyah ( Islami* le+al te)ry) baik berupa adillah ijm5liyyah (dalil global) ,

    adillah ta#s7liyyah (dalil terperini) maupun adillah al!ahk5m (dalil hukum).

    $engan demikian produk hukum yang dihasilkan merupakan hasil ijtihad

    ulama atas nas6nas al6@ur’an dan assunnah yang sesuai dengan prinsip6prinsip

    ijtihad yang di gunakan para mujtahid (tempo dulu.

    'enggunaan kaidah #ihiyyah di kalangan NU# nampaknya

    dilatarbelakangi oleh konsep berma2hab dalam mengembangkan hukum

    "slam# yang menjadi pilihan bagi NU di masa a%al. 'ilihan ini

    dilatarbelakangi oleh situasi masyarakat "ndonesia yang telah menganut

    ma2hab Sya,i’i seara kultural. $engan demikian# apa yang dipilih NU adalah

    akumulasi pendapat masyarakat dalam memahami dan mengamalkan hukum

    "slam yang dielaborasi dari teks al6@ur’an dan assunnah. +kumulasi tersebut

    selanjutnya ter,ormat dalam konsep berma2hab# dengan ara mengikuti

     pendapat6pendapat yang sudah jadi dalam lingkungan ma2hab tertentu# yakni

     berupa awal (pendapat6pendapat) hasil ekplorasi hukum yang dilakukan oleh

    seorang mujtahid# sekaligus menggunakan manhaj (metode) tersebut# bila

    memang diperlukan

    B. Saran

    $emikianlah makalah yang kami buat# dan kami sadar karena

    keterbatasan pada diri kami# maka kami berharap kritik dan saran yang

    membangun dari para pembaa demi kesempurnaan makalah ini. +tas segala

    21

  • 8/17/2019 Lembaga Bahtsul Masail NU

    22/26

  • 8/17/2019 Lembaga Bahtsul Masail NU

    23/26

    &ATA PEN'ANTAR 

    +ssalammu’alaikum %arahmatullahi %abarakatuh

    'uji dan syukur penulis uapkan atas kehadirat +llah S0* #karena atas

    karunia#tau,i? dan hidayah6Nya lah#penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

    akalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas pertama penulis dalam

    mata kuliah ini# yang alhamdulillah dapat penulis selesaikan tepat pada %aktunya.

    *erima kasih penulis uapkan kepada pihak6pihak yang telah membantu

    dalam penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini dapat berman,aat tidak hanya untuk penulis #namun juga untuk pihak6pihak yang berkenan meluangkan

    %aktunya untuk membaa makalah ini.

    engingat keterbatasan penulis sebagai manusia biasa yang tak luput dari

    salah dan dosa# penulis menyadari bah%a makalah ini sangat jauh dari kata

    sempurna. Bleh karena itu kritikan dan saran yang membangun sangat penulis

    harapkan. +gar kedepannya penulis bisa lebih baik lagi.

    Salah dan khila, penulis mohon maa,. kepada +llah# penulis mohon

    ampun. 0assalammu’alaikum %arahmatullahi %abarakatuh.

    5engkulu# =1!

    'enulis

    23

    i

  • 8/17/2019 Lembaga Bahtsul Masail NU

    24/26

    DA$TAR ISI

    /+&++N JU$U& ............................................................................................

    +*+ ';N+N*+4............................................................................................i

    $+A*+4 "S"..........................................................................................................ii

    BAB I PENDAHULUAN

    +. &atar 5elakang....................................................................1

    5. 4umusan asalah..............................................................

    K. *ujuan 'embahasan.............................................................

    BAB II PEMBAHASAN

    +. Sejarah Singkat &embaga 5ahtsul asail..........................................3

    5. Urgensi &embaga 5ahtsul asail......................................................D

    K. 'rosedur "stinbath /ukum &embaga 5ahtsul asail.........................1=

    $. 4uang &ingkup Aat%a &embaga 5ahtsul asail...............................1

    ;. Kontoh Aat%a ontemporer &embaga 5ahtsul asail......................1F

    BAB III PENUTUP

    +. esimpulan................................................................................................=

    5. Saran .........................................................................................................1

    $+A*+4 'US*++ ............................................................................................iii

    24ii

  • 8/17/2019 Lembaga Bahtsul Masail NU

    25/26

    MA&ALAHMA&ALAH

    $I(H &)NTEMP)RER II$I(H &)NTEMP)RER IILemaga Bahtsul Masa*il NULemaga Bahtsul Masa*il NU

    Disusun )leh +Neni Trisna%ati

    Sisu Santi

    D!sen +

    Su%arjin Irs,a"

    PR)DI PENDIDI&AN A'AMA ISLAM

    $A&ULTAS TARBI-AH DAN TADRIS

    INSTITUT A'AMA ISLAM NE'ERIIAIN/

    BEN'&ULU

    25

  • 8/17/2019 Lembaga Bahtsul Masail NU

    26/26

    0123DA$TAR PUSTA&A

    Sahal ah,udl , ==. Bahsul Masail dan Istinbath Hukum NU   < Sebuah Catatan

     Pendek # dalam kata pengantar buku  Kritik Nalar Fiih NU - # et. ". Jakarta

    < &akpesdan.

    Sumanto al6@urtubi# 'radisi Bahsul Masail NU ( h)w l)w *an y)u +) $alam

    "mdadur 4ahmat (ed.) Nalar Kritik NU-,

    ohamad Sobary# =1=. NU dan Keind)nesiaan. Jakarta< '* ramedia 'ustaka

    Utama.

    *irakat’1. N+aji Fiih. =1.'urna Sis%a """ +&iyah =1< &irboyo# ediri.

    *im &ajnah *a’li, 0an Nasyr (&*N) '5NU. =11.Surabaya< halista.

    ahro +hmad. ==.'radisi Intelektual NU( $ajnan Bahtsul Masa’il 89:;!8999.

    Eogyakarta< &kiS.

    iii