30

LEMBAGA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN …

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LEMBAGA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN …
Page 2: LEMBAGA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN …

i

Page 3: LEMBAGA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN …

ii

LEMBAGA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN PENJAMINAN MUTU

PROSIDING

Seminar Nasional

“Tantangan dan Peluang Dunia Pendidikan di Era Persaingan

Global”

Diterbitkan Oleh

UNESA UNIVERSITY PRESS

Anggota IKAPI No. 060/JTI/97

Anggota APPTI No. 133/KTA/APPTI/X/2015

Kampus Unesa Ketintang

Gedung C-15 Surabaya

Telp. 031 – 8288598; 8280009 ext. 109

Fax. 031 – 8288598

Email: [email protected]

[email protected]

xi, 499 hal., Illus, 21 x 29,7

ISBN: 978-602-449-269-4

copyright © 2018, Unesa University Press

All right reserved

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang dilarang mengutip atau

memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dengan cara

apapun baik cetak, fotoprint, microfilm, dan sebagainya, tanpa

izin tertulis dari penerbit

Page 4: LEMBAGA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN …

iii

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL MKWU/MKWI

LEMBAGA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN PENJAMINAN MUTU

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

Tema:

“Tantangan dan Peluang Dunia Pendidikan di Era Persaingan Global”

Surabaya, 29 September 2018

Speaker:

Dr. (HC). Ir. Abdulkadir Baraja (Pendiri dan Pemilik Yayasan Al Hikmah dan Al Falah)

Lisnani Sukaidawati, S.Sos, M.Si. (Ketua Yayasan Rumah Parenting)

Dr. (HC) Dahlan Iskan (Menteri BUMN Periode 2011 - 2014)

Page 5: LEMBAGA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN …

iv

PROSIDING

Seminar Nasional MKWU/MKWI Lembaga Pengembangan Pembelajaran Dan Penjaminan Mutu

Universitas Negeri Surabaya

Tema: “Tantangan dan Peluang Dunia Pendidikan di Era Persaingan Global”

Steering Committee:

Prof. Dr. Rusijono, M.Pd. (Ketua LP3M Unesa) Drs. Daryono, M.Si. (Ketua P2KLBK Unesa)

Drs. Mochamad Nursalim, M.Si. (Sekretaris P2KLBK)

Organizing Committee: Dra. Sri Sulistiani, M.Pd.

Dra. Hj. Sri Wahyu Widayati, M.Si Dra. Hermien Laksimawati, M.Psi.

Ni Wayan Sukmawati Puspitadewi, S.,Psi., M.Psi. Drs. Sukarmin, M.Pd.

Supriyanto, S.Pd., M.Pd. Anis Trisusana, SS., M.Si.

Dra. Martini, M.Pd. Henny Dwi Iswati, S.S., M.Pd.

Editor:

Dr. Titik Indarti, M.Pd. Dr. Muttimatul Faidah, S.Ag., M.Ag.

Listyaningsih, S.Pd., M.Pd. Hespi Septiana, S.Pd., M.Pd.

Reviewer:

Dr. Totok Suyanto, M.Pd. Drs. I Made Suwanda, M.Si.

Dr. Hj. Rr. Nanik Setyowati, M.Si. Drs. H. Lamijan Hadi Susarno, M.Pd. Dr. H. Muhammad Turhan Yani, MA.

Publised By:

Lembaga Pengembangan Pembelajaran Dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Negeri Surabaya

Jalan Lidah Wetan Surabaya 64732, Telp. 031-51169397, Fax. 031-51169396 Email: [email protected]

Page 6: LEMBAGA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN …

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunia dan rahmatNya

seminar nasional yang bertema “Tantangan dan Peluang Dunia Pendidikan di Era Persaingan

Global” dapat dilaksanakan pada tanggal 29 September 2018. Seminar ini diselenggarakan oleh

MKWU/MKWI, Pusat Pengembangan Karakter dan Layanan Bimbingan Konseling

(P2KLBK) Lembaga Pengembangan Pembelajaran Dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas

Negeri Surabaya.

Di era global kompetisi di berbagai bidang kehidupan dirasakan semakin tajam, tidak

terkecuali dalam dunia pendidikan. Pendidikan menjadi salah satu indikator daya saing

bangsa, oleh sebab itu penyelenggaraan pendidikan yang berorientasi pada jaminan mutu

menjadi persyaratan untuk mampu bersaing di era global.

Gambaran mutu pendidikan nasional di era global bisa dilihat dari berbagai berbagai

survei internasional dalam berbagai jenjang pendidikan baik pendidikan tinggi, menengah,

maupun dasar. Dari berbagai survei internasional (PISA, TIMMS, PIRLS) untuk jenjang

pendidikan Dasar dan Menengah baik itu yang mengukur kemampuan Matematika, IPA, dan

Bahasa maka diperoleh data bahwa posisi siswa-siswa Indonesia berada dalam ranking yang

belum menggembirakan. Begitu pula untuk perankingan Perguruan Tinggi baik dalam tingkat

regional (Asia Tenggara, Asia), maupun internasional posisi PT kita masih di bawah negara-

negara tetangga.

Untuk itu penyelenggaraan pendidikan perlu diadaptasikan kepada dinamika

perkembangan masyarakat, perkembangan teknologi, peningkatan daya saing bangsa, dan

memenuhi kebutuhan dunia kerja. Melalui kegiatan seminar nasional ini berbagai

problematika penyelenggaraan pendidikan akan dibedah, diurai permasalahannya. Dengan

dihadirkannya para pembicara yang memiliki pengalaman nyata dalam bidang pengelolaan

pendidikan dan dunia kerja, serta pengembangan sumberdaya manusia maka kegiatan seminar

nasional ini mencoba untuk memberikan kontribusi baik pemikiran maupun pengalaman

untuk mencari solusi efektif bagi berbagai problem pendidikan yang ada.

Hasil seminar nasional ini diharapkan dapat (1) memberikan kontribusi pemikiran dan

solusi efektif terhadap berbagai problematik dunia pendidikan di Indonesia pada jenjang

pendidikan dasar, menengah, dan tinggi dalam menghadapi persaingan global; (2) menularkan

Page 7: LEMBAGA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN …

vi

berbagai pengalaman dan best practice yang diharapkan menjadi masukan bagi pemerintah dan

masyarakat luas.

Surabaya, 29 September 2018

Panitia Seminar Nassional MKWU/MKWI

LP3M Unesa

Page 8: LEMBAGA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN …

vii

DAFTAR ISI

Hal

FUNGSI SOSIAL DALAM PAPAREGAN MADURA DI ERA GLOBAL:

PESAN MORAL DAN KEARIFAN LOKAL UNTUK SISWA SEKOLAH

DASAR

Sama’, Debrine Stefany

1

MEDIA SOSIAL DAN PERUBAHAN PERILAKU PESERTA DIDIK

Nise Samudra Sasanti, Rusmiyati

20

MEMBANGUN MODALITAS BANGSA MELALUI PENGUATAN

IDENTITAS KEINDONESIAAN INDIVIDUAL DI ERA GLOBALISASI

Oksiana Jatiningsih

30

IDENTITAS PENDIDIKAN:REFLEKSI PARADIGMATIK DAN

SUBSTANTIF

Agung Ari Subagio, Muhammad Turhan Yani

42

MEMPERTEBAL JATI DIRI BANGSA UNTUK MENGHADAPI

GLOBALISASI MELALUI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS

KEARIFAN LOKALPADA PENDIDIKAN DI USIA DINI

Sri Wahyu Widayati, Sri Sulistiani

51

SHADOW PUPPET SEBAGAI STRATEGI PENANAMAN PENDIDIKAN

KARAKTER BAGI ANAK USIA DINI

Kenfitria Diah Wijayanti, Djoko Sulaksono

61

EDUKASI PENCEGAHAN KEKERASAN SEKSUAL PADA REMAJA

MELALUI MEDIA BOOKLED

Mutimmatul Faidah

73

STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL LEARNING DAPAT

MENUMBUHKAN ENTERPRENEUR GENERATION’ DI KALANGAN

MAHASISWA DALAM MENGHADAPI TANTANGAN DI ERA MEA

Badruli Martati, Misrin Hariyadi, Wahyuni Suryaningtyas, Siti Maroah

87

Page 9: LEMBAGA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN …

viii

MENUMBUHKEMBANGKAN SEMANGAT BUDAYA LITERASI SISWA

DI LINGKUNGAN SEKOLAH

Meriana Candra Kurniasari, Dian Farihani

98

STRATEGI PENINGKATAN BUDAYA AKADEMIK MAHASISWA FIP

UNESA

Supriyanto, Ulhaq Zuhdi, Ima Kurrotun Ainin

110

IMPLEMENTASI STRATEGI LITERASI PADA SISWA SMP UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN LITERASI

Martini, Dhita Ayu Permata Sari

121

KESANTUNAN BERBAHASA DI ERA PERSAINGAN GLOBAL

(SEBUAH FENOMENA KEDWIBAHASAAN DI SEKOLAH DASAR)

Syaiful Bahri, Surya Fajar Rasyid

138

PENGAJARAN BAHASA JERMAN DI INDONESIA, TANTANGAN,

DAN PELUANGNYA

Fahmi Wahyuningsih

164

SISTEMATIKA MATERI BAHASA INGGRIS PADA BUKU BLOSSOM

KELAS 10 SEMESTER GASAL

Ririn Pusparini, Esti Kurniasih, Arik Susanti, Fithriyah Inda Nur Abida

175

PELATIHAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SASTRA

INGGRIS UNTUK SMA

Lisetyo Ariyanti

190

PENERAPAN METODE PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, AND REVIEW DALAM KEMAMPUAN MEMBACA TEXT DESCRIPTIF

Waode Hamsia, Fitri Eka Wahyuni

201

SEKOLAH MADRASAH DI ERA GLOBALISASI

Dian Ayu Larasati

213

Page 10: LEMBAGA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN …

ix

KONSEPSI ISLAMIC WORLDVIEW GURU SEKOLAH DASAR

MUHAMMADIYAH JAWA TIMUR TERHADAP KEPEMIMPINAN

KEPALA SEKOLAH DAN HASIL BELAJAR SISWA

Sarwo Edy, Sri Uchtiawati,Irwani Zawawi

220

URGENSI PENDIDIKAN DAN ETIKA BISNIS ISLAM DALAM

MENINGKATKAN KINERJA PENGUSAHA

Sri Abidah Suryaningsih

239

EFEKTIVITAS PRODUK PENGEMBANGAN BUKU AJAR PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN PRESTASI MAHASISWA

Yiyin Isgandi, Pandu Prasodjo

257

ADAB MENUNTUT ILMU AGAMA DAN AKTULISASINYA DI ERA

MODERN

Ahmadun Najah

271

KAJIAN PROBLEMA MASYARAKAT MELALUI INFORSIRA

(INFORMASI SIARAN RADIO) DALAM MENINGKATKAN

PEMAHAMAN

MAHASISWA STKIP BIAK

Patma Tuasikal

286

VI-LEARN MEDIA BELAJAR NILAI KESADARAN MENJADI MANUSIA

PANCASILA

Septina Alrianingrum, Listyaningsih

295

PERKULIAHAN DARING DAN PEMAHAMAN MAHASISWA

TERHADAP MATERI HAM

Siti Maizul Habibah, Rr Nanik Setyowati

306

KAJIAN CONTENT MATAKULIAH TELAAH KURIKULUM SEKOLAH

DI ERA GLOBALISASI

Mukhayyarotin Niswati Rodliyatul Jauhariyah

314

Page 11: LEMBAGA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN …

x

PELATIHAN PEMBUATAN VIDEO ANIMASI UNTUK MEDIA

PEMBELAJARAN BAGI GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN

TOSARI KABUPATEN PASURUAN

Hendrik Pandu Paksi, Vicky Dwi Wicaksono, Siradjuddin S

329

PEMBELAJARAN LINGKUNGAN BERBASIS BUDAYA LOKAL DI

SEKOLAH DASAR

Ali Armadi, Yeni Puji Astuti

343

PENGEMBANGAN MATERI READING BERBASIS TEKS OTENTIK

PADA BUKU PENUNJANG BAHASA INGGRIS SMA KELAS X

Anis Trisusana, Oikurema Purwati, Sumarniningsih

359

BMKG MENJAWAB TANTANGAN REVOLUSI INDUSTRI 4.0

MELALUI ONLINE GROUP DISCUSSION (OGD)

Juniarto Widodo

374

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATAKULIAH PARAGRAPH

WRITING BERBASIS E LEARNING PADA PRODI PENDIDIKAN

BAHASA INGGRIS

Henny Dwi Iswati

386

PENILAIAN KETERAMPILAN KINERJA SISWA PADA MATERI

PEMANTULAN GELOMBANG TALI

Frida U. Ermawati, Nurita

397

TRIGONOMETRY HAND TRICK SEBAGAI METODE DALAM

PENGAJARAN FISIKA: STUDI KASUS MATERI VEKTOR

Siti Tabahyati, Frida Ulfah Ermawati

413

MENGAPA AL HIKMAH

Dr. (Hc) Ir. Abdulkadir Baraja

427

Page 12: LEMBAGA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN …

xi

POLA PENGASUHAN KARAKTER ANAK DALAM ERA TEKNOLOGI

DIGITAL

Lisnani Sukaidawati, S.Sos., M.Si.

448

TANTANGAN DAN PELUANG DUNIA PENDIDIKAN DI ERA PERSAINGAN

GLOBAL

Dahlan Iskan

490

Page 13: LEMBAGA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN …

IDENTITAS PENDIDIKAN: REFLEKSI PARADIGMATIK DAN SUBSTANTIF

oleh

Agung Ari Subagio dan Muhammad Turhan Yani Email : [email protected]

Email : [email protected]

Universitas Negeri Surabaya

Abstrak

Institusi pendidikan baik formal, non formal, maupun informal, di dalamnya termasuk

sekolah umum, madrasah, pesantren, keluarga, dan masyarakat memiliki peran penting dalam

pembentukan karakter anak didik. Namun, semakin hari institusi pendidikan tersebut semakin

kehilangan ruh pendidikannya, sebagian tenaga pendidik dan anak didik tidak merasa sedang

mendidik dan dididik. Justru yang muncul adalah rasa mengajar dan diajar saja. Pendidik

seolah kehilangan jiwa mendidiknya, dan anak didik kehilangan jiwa dididiknya. Slogan

patner belajar dan fasilitator pendidikan, tanpa disadari telah mendekonstruksi secara efektif

terhadap identitas pendidikan itu sendiri. Perlunya sebuah dekonstruksi paradigmatik

pendidikan untuk menemukan kembali rumah asal bagi pendidikan agar dapat melahirkan

generasi genuin dan bukan generasi biasa.

Kata kunci: Identitas pendidikan, paradigma, substansi, dan pendidikan karakter

Page 14: LEMBAGA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN …

Pendahulan

Berpikir baik akan diikuti oleh kebaikan. Berpikir buruk akan diikuti oleh keburukan.

Kita adalah apa yang kita pikirkan sepanjang hari. Demikian yang dikemukakan oleh Joseph

Murphy dalam Azura. (Azura : 2014, 9). Namun jikalau pintu keabadian tak kunjung terkuak,

maka aku beserta sebagian keindahan jiwaku akan tetap menyatu dan menilai masa lalu

sebagai masa kini. Aku akan menghargai kehidupan seperti apa yang dilakukan musim semi

dalam menghargai musim dingin. Demikian yang dikemukakan oleh Kahlil Gibran (Gibran

:2010, 16).

Tidak bisa dipungkiri bahwa realitas pendidikan kita seolah kehilangan jenis

kelaminnya, tidak memiliki status yang jelas. Seakan pribadi yang gampang berganti

identitas tanpa peduli lagi pada DNA-nya. Ibarat seorang imam shalat dhuhur, pada rakaat

kedua merubah niat sholat dhuhurnya menjadi sholat ashar, dan menjelang salam berubah

lagi niatnya menjadi shalat sunnah. Makmumnya bahkan ada yang merubah niat shalatnya

menjadi niat maksiat.

Karikatur pendidikan kita bukan lagi sebagai produsen atau konsumen, debitur atau

kreditur, penjual atau pembeli, akan tetapi hanya sebatas combe, atau makelar pendidikan.

Orientasi combe adalah kanan-kiri oke. Ashabul yamin dan ashabussyimal didekonstruksi

sedemikian rupa tidak lagi sebagai topeng kebenaran atau topeng penyimpangan, akan tetapi

keduanya adalah sosok yang sama yaitu topeng keuntungan.

Istilah anak didik hanyalah sebuah utopi, nyatanya adalah anak jalanan yang mencari

belas kasihan dan bukan kasih sayang. Pengamen dan pengemis pendidikan, tidak

dipedulikan nyanyiannya, yang ada hanya satu nada, satu irama, satu lirik dan satu narasi

yaitu satu untuk semua dan semua untuk satu; kepentingan pragmatis.

Dunia pendidikan dengan bangganya mensyiarkan operasi ganti kelaminnya tanpa

peduli dan risih dengan kualitas materialnya. Tidak peduli apakah itu bekas kelamin mayat

atau bahkan hewan, yang penting bisa mengobati disfungsinya. Ibarat orang buta, tuli, dan

bisu yang hanyut dalam arus deras sungai isme-isme jahiliyah kontemporer. Menamakan diri

globalisasi, modernisasi dan millennialisasi. Namun secara pragmatis meraih apa saja sebagai

pegangan hidup, tidak peduli apakah berasal dari yang Maha Hidup, ataukah dari yang baru

hidup, kadang hidup, yang terpenting dapat meningkatkan kualitas hidup, walaupun pada

hakekatnya hanya menambah beban hidup.

Page 15: LEMBAGA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN …

Otak Kanan dan Otak Kiri Pendidikan

Katanya berbagi peran, katanya berbagi tugas, katanya saling melengkapi, bersinergi,

tapi nyatanya malah saling mempecundangi. Fakta dan realita nilai dan norma kemanusian

mempromotori nilai dan norma ketuhanan. KeTuhanan yang berkacamata kemanusiaan

ataukah kemanusiaan berkacamata keTuhanan? Iqro' bismi rabbika, bacalah dengan

kacamata ketuhanan. Mata kanan keTuhanan adalah kasih sayang, kebijaksanaan dan mata

kiriNya adalah keadilan.

Memang semua untuk manusia, akan tetapi bukan berarti beralih peran dari yang baru

tahu menjadi yang Maha Tahu. Ini pada ranah ideologis belum pada ranah teknis. Apalah

artinya penempatan pada sila pertama kalau tidak punya otoritas pada sila-sila di bawahnya.

Bukankah keadilan itu tidak berarti menyamakan antara hak dan kewajiban, akan tetapi

menempatkan hak dan kewajiban pada tempatnya sesuai skala prioritasnya.

Standarisasi prestasi menjadi regulasi layaknya standarisasi iman. Rasulullah saw.

saja sebagai otorita hukum menyatakan bahwa iman itu yaziidu wa yanqushu, fluktuatif,

kreatif dan dinamis, (Syafi'i, 5,2015), kenyataannya sebagian orang bangga dengan figur

pasif sistem nilai yang dipaksakan untuk semua, dan semua untuk yang sama? Kulla yaumin

huwa fii sya'nin.(QS.55.29) Tuhan itu diteladani kedinamisanNya bukan keabsolutanNya.

Topeng Pendidikan

Manakah yang layak menjadi pemeran utama dalam pendidikan? Sistem, miliu,

ataukah pendidik? Dalam diri pendidik terdapat sistem dan miliu. Pendidik bahkan dapat

menciptakan sistem dan miliu sekaligus, tidak demikian dengan sistem dan miliu, belum

tentu dapat mencetak pendidik tanpa kehadiran figur pendidik (Lihat Zaini,127-128, Tt).

Pendidikan adalah kesatuan figur pendidik, sistem dan miliu. Pendidikan kemanusiaan

haruslah dilaksanankan oleh manusia. Semata tidak bisa didelegasikan kepada robot sistem

dan miliu saja. Pendidikan bukanlah pengajaran. Pengajaran adalah salah satu metode

pendidikan. Namun, Selama ini pengajaran dijadikan topeng pendidikan menutupi

hakekatnya. Ibarat dalam dunia perfilm-an, pemeran figuran menjadi pemeran utama. Hanya

manusialah yang dapat melahirkan kemanusiaan. Sementara sistem hanya akan melahirkan

sistem robotik yang jauh dari nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab.

Demikian pula miliu, selama ini dijadikan topeng paling ampuh untuk melacurkan

pendidikan bagaikan barang dagangan. Menjual mahal pendidikan dengan tawaran pelayanan

Page 16: LEMBAGA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN …

yang menjanjikan. Mempropagandakan bahwa figur materiil seolah lebih utama daripada

figur moril dan personil. Sekolah, madrasah, dan perguruan tinggi sudah kehilangan figur ini,

sementara pesantren ada yang mampu bertahan namun banyak yang mulai kehilangan. Peran

kiai dan ustadz sudah layaknya peran guru dan dosen. Hanya menjadi figur ilmu bukan figur

kepribadian.

Pendidikan substantif sesungguhnya sangat dibutuhkan dalam dunia yang penuh

kompetitif dewasa ini. Pendidikan substantif tidak berdasarkan pada lembar kertas yang

bernama ijasah, sertifikat, atau sejenisnya akan tetapi berdasarkan pada kompetensi

kepribadian, kompetensi profesional, dan pengalaman seseorang dalam bidang ilmu yang

digeluti dengan penuh tanggung jawab dan bermartabat, bukan sekedar formalitas pada

jenjang pendidikan, lamanya belajar yang kadang untuk keperluan tertib administrasif saja.

Trilogi Pendidikan

Apakah trilogi pendidikan itu? Apakah kognitif, afektif ataukah psikomotorik?

Ataukah pendidikan, penelitian dan pengabdian? Ataukah sistem, miliu dan pendidik? Tidak

bisa dipungkiri itu semua merupakan hal krusial dalam pendidikan. Namun bila diamati,

kesemuanya itu krusial dalam satu komponen dari tiga komponen inti pendidikan yang

sebenarnya. Komponen yang dimaksud adalah komponen ketuhanan, komponen

kemanusiaan dan komponen kealaman, adalah trilogi utama pendidikan yang harus menjadi

capaian dalam pendidikan. Walaupun semua komponen bisa dikategorikan pada ranah

ketuhanan, kemanusiaan dan alam, akan tetapi yang terjadi sering kali terabaikan, macet dan

terpusat hanya pada komponen kemanusiaan.

Pendidikan karakter kita, hanya fokus pada bagaimana menghasilkan karakter yang

serba kemanusiaan. Memanusiakan kemanusiaan, memanusiakan alam dan bahkan

memanusiakan ketuhanan. Semua demi prinsip kepentingan kemanusiaan. Mazhab

kesejajaran, linieritas memperkosa obyektifitas. Eksploitasi Tuhan, alam dan manusia atas

nama kemanusiaan. Padahal, manusia dianggap sempurna apabila dapat berjalan tegak kepala

di atas dan bukan merayap.

Pendidikan kita hanya puas membentuk kepribadian taat sistem, taat hukum, taat

aturan, taat pimpinan dan taat kepentingan. Ketaatan yang bersandarkan pada ketakutan atau

keuntungan pragmatis dan bukan ketaatan berdasarkan cinta. Pendidik lebih nyaman untuk

Page 17: LEMBAGA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN …

disegani dihormati karena ditakuti daripada dicintai. Idealnya ada ikatan emosional antara

pendidik dan anak didik. Ikatan cinta bukan hanya ikatan fungsional dan struktural. Capaian

kebermanfaatan ilmu dan keberkahannya seringkali ditentukan oleh kualitas hubungan dan

ikatan emosional antara pendidik dan anak didik (Lihat Asrori, 9, 2010).

Dilema Prestasi Pendidikan

Semenjak kecil pertanyaan yang paling kita ingat adalah tentang cita-cita. Anak

dijejali dengan berbagai cita-cita profesi. Ditanamkan sebagai capaian prestasi dan ukuran

kebahagiaan. Menjadi dokter, polisi, pilot adalah favorit cita-cita anak TK atau PAUD.

Sekolahpun meresponnya dengan kejuruan-kejuruan. Perusahaan-perusahaanpun ramai-ramai

mengulurkan tangannya. Jadilah sebuah simbiosis, kolonialisasi, dan dehumanisasi.

Penghargaan hanya pada prestasi simbolik dan normatif, bukan prestasi substansif.

Prestasi bahkan bisa diperjual-belikan. Festivalisasi prestasi dikemas dengan berbagai bentuk

pernak-pernik yang memukau indera visual, tak peduli membutakan indera nalar.

Seyogyanya anak didik lebih bangga dengan prestasi non akademik daripada prestasi

simbolik normatifnya. Bangga menjadi orang baik dan yang memperbaiki, bukan hanya

sekedar prestasi portofoliotik. Ajining rogo soko busono, ajining diri soko lathi. (Lihat

Pamilu,55-56, 2006)

Anomali Kurikulum Pendidikan

Kurikulum sedianya adalah standarisasi bekal pengetahuan dan keterampilan. Akan

tetapi kemudian berkembang menjadi tolok ukur capaian dan beban yang melebihi muatan.

Anak didik dipaksa menelan materi yang tidak dibutuhkan. Materi tersier diprimerkan, dan

yang primer ditersierkan. Problem ini sangat tampak pada hampir semua jenjang pendidikan,

mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Ibarat kapasitas anak sudah

penuh dengan materi akan tetapi masih terus ditambah materi tanpa mempertimbangkan

kemampuan dan kapasitas anak dalam mereseptif materi tersebut.

Masa belajar menjadi tolok ukur kedewasaan. Dewasa akademis belum tentu dewasa

psikis. Masa pengajaran itu tidak perlu waktu lama, yang memerlukan masa ekstra adalah

masa pembelajaran. Masa sekolah, mondok, dan kuliah telah banyak merenggut masa

pendidikan, yang itu adalah masa bermain, berkeluarga, bermasyarakat dan berketuhanan.

Live long education, thalabul 'ilmi minal mahdi ilallahdi, adalah kontinuitas pendidikan dan

Page 18: LEMBAGA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN …

bukan pengajaran. Pendidikan hidup dan bukan pembelajaran akademis. ( Lihat Baharun, 33,

2012).

Secara substantif, anak didik lebih membutuhkan pelajaran prinsip hidup daripada

sekedar cara hidup. Pembelajaran praktek daripada teori. Sekolahnya adalah rumah,

masyarakat, alam dan tempat ibadah, itulah laboratorium mereka, selebihnya adalah penjara,

neraka yang berpoleskan surga. Rata-rata usia kenabian adalah 40 tahun. Awal kematangan

usia pendidikan pemaknaan prinsip hidup, sebelumnya melalui usia pemdidikan cara dan

penanaman prinsip hidup.

Jahiliyah Millennial

Imam al-Raghib al-Asfahani mengklasifiksikan jenis-jenis kebodohan sebagai musuh

abadi pendidikan ada tiga hal. Pertama adalah ketiadaan pengetahuan. Kedua, kesalahan

dalam melakukan. Ketiga, kesalahan dalam meyakini. ( Al-Asfahani: 113, 2012).

Jahiliyah atau kebodohan adalah ketiadaan dan kesalahan yang disertai

ketidaksadaran akan hal itu. Merasa mengetahui padahal tidak. Merasa berbuat benar padahal

salah, dan merasa meyakini sesuatu yang benar padahal tidak benar. Sebenarnya ada lagi

tingkat dan jenis jahiliyah yang juga tidak kalah berbahayanya bagi pendidikan, yaitu

pembodohan. Suatu upaya sistematis, terstrukur, massif, regulatif dan provokatif

menyembunyikan fakta, memanipulasi data, mencipta opini serta mengerahkan segala daya

demi mencetak kebodohan. Melahirkan generasi yang tidak tahu, tidak mau tahu dan seakan-

akan tahu sendiri. Menjadikan kesalahan sebagai kebenaran, dan menjadikan kebenaran

sebagai kesalahan. Mengacaukan skala prioritas, mana sarana mana tujuan, sekularisasi,

stigmaisasi dan pragmatisasi.

Simpulan

Identitas pendidikan adalah pendidikan karakter. Identitas pendidikan karakter adalah

pendidikan prinsip, cara, tujuan dan makna hidup yang berketuhanan, berkemanusiaan, dan

berkealaman. Figur utama pendidikan adalah figur jiwa dan sosok pendidik, figur sistem,

figue miliu, dan kualitas ikatan emosional antara pendidik dan anak didik. Sedangkan musuh

abadi pendidikan adalah kebodohan dan pembodohan. Solusi bagi bangsa ini, khususnya

dunia pendidikan adalah melestarikan dan menerapkan nilai dan pola pendidikan pesantren

Page 19: LEMBAGA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN …

murni dalam berbagai bidang kehidupan, sebagai warisan kearifan lokal yang senantiasa

kontekstual.

Daftar Pustaka

Kementerian Agama RI. 2018. Al-Qur'an dan Terjemahannya

Al- Asfahani, al-Raghib. 2012.. Al-Mufradat fii Gharib al-Qur'an.Kairo: Daar Ibn jauzy.

Asrori, Ahmad. 2010. Nuqthoh dalam Hakikat Makna Rabithoh. Surabaya: Al-Wava.

Azura, Umma. 2014. Berpikir Positif. Jakarta: Pustaka Gramedia.

Baharun, Muhammad. 2012. Islam Idealitas Islam Realitas. Jakarta: Gema Insani.

Gibran, Kahlil. 2010. Rahasia Hati. Yogyakarta: Bukubiru.

Pamilu, Anik .2006. Mendidik Anak Sejak dalam Kandungan. Yogyakarta: Citra Media.

Syafi'i, Musta'in, Ahmad. 2015. Memahami Makna Al-Qur'an. Jombang: Pustaka Tebuireng.

Zaini, Syahminan (tt). Hakekat Agama dalam Kehidupan Manusia. Surabaya: Al-ikhlas.

View publication statsView publication stats

Page 20: LEMBAGA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN …

Identitas Pendidikanby Turhan Yani

Submission date: 17-Apr-2020 04:43PM (UTC+0700)Submission ID: 1299941237File name: 8._Identitas_Pendidikan-14-20.pdf (26.51K)Word count: 1753Character count: 11773

Page 21: LEMBAGA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN …
Page 22: LEMBAGA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN …
Page 23: LEMBAGA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN …
Page 24: LEMBAGA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN …
Page 25: LEMBAGA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN …
Page 26: LEMBAGA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN …
Page 27: LEMBAGA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN …
Page 28: LEMBAGA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN …

6%SIMILARITY INDEX

6%INTERNET SOURCES

0%PUBLICATIONS

3%STUDENT PAPERS

1 1%

2 1%

3 1%

4 1%

5 1%

6 1%

7 1%

8 <1%

Identitas PendidikanORIGINALITY REPORT

PRIMARY SOURCES

hospital-motivation.blogspot.comInternet Source

menuntu.blogspot.comInternet Source

Submitted to Universitas Islam Negeri SunanGunung DjatiStudent Paper

repository.unpas.ac.idInternet Source

zyadahsite.blogspot.comInternet Source

pt.scribd.comInternet Source

Submitted to Universitas Negeri Surabaya TheState University of SurabayaStudent Paper

id.scribd.comInternet Source

Page 29: LEMBAGA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN …

9 <1%

10 <1%

11 <1%

12 <1%

Exclude quotes Off

Exclude bibliography On

Exclude matches Off

es.scribd.comInternet Source

agunglutfiandaru.blogspot.comInternet Source

mysharing.coInternet Source

mazidatulkhoir.wordpress.comInternet Source

Page 30: LEMBAGA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN …

FINAL GRADE

/30

Identitas PendidikanGRADEMARK REPORT

GENERAL COMMENTS

Instructor

PAGE 1

PAGE 2

PAGE 3

PAGE 4

PAGE 5

PAGE 6

PAGE 7