11
LEMBAGA PENUNJANG PERBANKAN LEMBAGA KLIRING • Lembaga penunjang perbankan untuk penyelesaian kewajiban antar Bank sehubungan dengan diterbitkannya warkat-warkat, berupa : Cek, Giro Bilyet Bukti penerimaan transfer Wesel bank u/transfer kredit Nota Debet dan Nota Kredit (LLG) Warkat-warkat dinyatakan dalam rupiah bernilai nominal penuh (100% face value)

LEMBAGA PENUNJANG PERBANKAN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

LEMBAGA PENUNJANG PERBANKAN. LEMBAGA KLIRING Lembaga penunjang perbankan untuk penyelesaian kewajiban antar Bank sehubungan dengan diterbitkannya warkat-warkat, berupa : Cek, Giro Bilyet Bukti penerimaan transfer Wesel bank u/transfer kredit Nota Debet dan Nota Kredit (LLG) - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

Page 1: LEMBAGA PENUNJANG PERBANKAN

LEMBAGA PENUNJANG PERBANKAN

LEMBAGA KLIRING • Lembaga penunjang perbankan untuk

penyelesaian kewajiban antar Bank sehubungan dengan diterbitkannya warkat-warkat, berupa :

Cek, Giro Bilyet Bukti penerimaan transfer Wesel bank u/transfer kredit Nota Debet dan Nota Kredit (LLG)

• Warkat-warkat dinyatakan dalam rupiah bernilai nominal penuh (100% face value)

Page 2: LEMBAGA PENUNJANG PERBANKAN

– BANK UMUM

– )Penyerahan Warkat

– 9) Konfirmasi dan Penyelesaian

– 3) Penyerahan Warkat – Kliring Penyerahan

– – – 6) Kliring retur

– PENYELENGGARA/– LEMBAGA KLIRING

– – 8) Wakil Peserta Kliring kembali– – untuk penyelesaian kliring

2)Pemeriksaan kelengkapan isi warkatStempel KliringPencatatan dalam Daftar Kliring

5) Peserta Kliring melakukan :Konfirmasi warkat Pembuatan tolakan kliring4)

Pemeriksaan Neraca Kliring Penyerahan

7) Pembuatan : Neraca Kliring Retur Neraca Kliring Gabungan/Lengkap (Daftar Rekapitulasi) Bilyet Saldo Kliring

Page 3: LEMBAGA PENUNJANG PERBANKAN

Peserta Kliring • Bank umum yang berada dalam wilayah kliring tertentu, baik peserta

langsung maupun tidak langsung

Wakil Peserta Kliring : Golongan A, berwenang membuat, mengubah, memberi tanda terima

dan menanda tangani Daftar Rekapitulasi, Neraca dan Bilyet Saldo Kliring

Golongan B, selain sama dengan golongan A, juga berwenang untuk mengubah, menambah dan menandatangani SKP (Surat Keterangan Penolakan)

Mekanisme Kliring Pertemuan kliring dilakukan dalam 2 tahap, yaitu : • .Kliring Penyerahan, pada saat ini peserta menyerahkan Nota

debet/kredit keluar kepada peserta lainnya dan menerima Nota debet/kredit masuk.

• .

Page 4: LEMBAGA PENUNJANG PERBANKAN

• Kliring Retur, peyerahan atas warkat debet ditolak karena tidak memenuhi persyaratan (misal karena dana tidak tersedia) . Pada saat ini disusun Neraca Kliring Retur, Neraca Gabungan, Bilyet Saldo Kliring sehingga diketahui peserta yang menang kliring, demikian pula peserta yang kalah kliring, dimana ybs. harus menutup kekalahannya segera pada hari yang sama untuk menghindari kemungkinan sanksi yang akan dikenakan.

Sistem Penyelenggaraan Kliring Dengan semakin meningkatnya volume kegiatan kliring dantransfer antar bank, saat ini telah digunakan teknologi

informasi yang disebut dengan : SOKL (Sistem Otomasi Kliring Lokal) dengan tujuan

untuk mempercepat proses pelaksanaan kliring RTGS (Real Time Gross Settlement) yaitu transfer antar

bank untuk jumlah diatas Rp 1 miliar, dilakukan melalui Bank Indonesia (tidak dilaksanakan melalui kliring)

Page 5: LEMBAGA PENUNJANG PERBANKAN

PASAR UANG ANTAR BANK (Interbank Call Money Market)

Tujuan pembentukan :• Untuk membantu mengerahkan dana-dana masyarakat

guna menunjang pelaksanaan pembayaran dan stabilisasi moneter.

P e s e r t a : Bank Umum peserta kliring

Setiap Bank diwakili kantor pusat atau cabang yang ditetapkan oleh direksi bank yang bersangkutan.

Page 6: LEMBAGA PENUNJANG PERBANKAN

Penawaran dan permintaan : Dapat dilakukan langsung antar Bank. Dapat menggunakan LKBB yang diizinkan Menkeu. Transaksi dengan jangka waktu kurang atau sama dengan

7 (tujuh) hari. Apabila belum lunas setelah 7 hari akan diberlakukan

seperti pemberian kredit biasa dengan syarat-syarat melengkapi akad kredit, pembayaran bea meterai, mengikatkan jaminan dll.

Tata Cara Pelaksanaan Transaksi Kedua belah pihak bersedia melakukan transaksi. Pihak pertama mempunyai kelebihan dana (Lending Bank) Pihak kedua membutuhkan / Peminjam (Borrowing Bank) Persetujuan meliputi jumlah pinjaman, jangka waktu

pinjaman dan tingkat diskonto

Page 7: LEMBAGA PENUNJANG PERBANKAN

Realisasi Persetujuan :Jika Persetujuan Tercapai

Pihak lending Bank 30 menit setelah kliring retur

menyerahkan bilyet giro BI untuk memindahkan

dananya ke rekening peminjam (Borrowing Bank).

Borrowing Bank mengeluarkan surat

aksep/promes yang ditujukan kepada lending

Bank, yaitu pernyataan janji akan membayar

kembali sesuai waktu yang disebutkan dalam

aksep/promes tersebut.

Page 8: LEMBAGA PENUNJANG PERBANKAN

PENGGABUNGAN USAHA BANK ( M E R G E R )

KONSOLIDASI • Adalah penggabungan dua bank atau lebih dengan

cara mendirikan bank baru serta membubarkan bank yang ada dengan atau tanpa melikuidasi

Page 9: LEMBAGA PENUNJANG PERBANKAN

AKUISISIAdalah pengambil-alihan kepemilikan suatu bank

M E R G E RAdalah penggabungan dua bank atau lebih dengan cara tetapmempertahankan berdirinya salah satu bank dan membubarkan bank-bank lainnya dengan atau ranpa melikuidasi

Page 10: LEMBAGA PENUNJANG PERBANKAN

Bentuk / Cara Merger :• Membeli seluruh saham bank • Mengadakan persetujuan bersama Masalah yang dialami bank :• Modal bank yang relatif kecil• Manajemen yang kurang terarah• Sistem administrasi & mekanisme tidak teratur • Tidak mampu membendung pengaruh luar

Tujuan Merger :• Untuk dapat memberikan pelayanan yang lebih

baik, lebih beraneka ragam, lebih efektif dan lebih efisien.

Page 11: LEMBAGA PENUNJANG PERBANKAN

Harapan Setelah Merger : Jumlah modal bertambah Bank besar, menarik kepercayaan masyarakat Ruang lingkup operasi Bank makin luas Nilai saham semakin tinggi Bank besar, pelayanannya menjadi lebih baik Hambatan Merger :• Jika bank merupakan warisan, sulit dilepas• Ditafsirkan sebagai pencaplokan terhadap bank kecil• Sulit menciptakan kerjasama antar Direksi • Penyesuaian sistem dan mekanisme kerja • Para Direksi takut kehilangan jabatan dan wibawa• Masing-masing bank mempunyai karakter dan budaya yang sulit

digabung• Modal formalitas, asset semu, berbagai penyakit bank sulit diatasi.