110
LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL-QUR’AN MENURUT PARA PENGGUNA (STUDI KASUS DI ANNABA CENTER INDONESIA) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Oleh: Tety Juwariyah NIM: 11140340000201 PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2019 M

LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

LEMBAR JUDUL

TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL-QUR’AN

MENURUT PARA PENGGUNA

(STUDI KASUS DI ANNABA CENTER INDONESIA)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

Tety Juwariyah

NIM: 11140340000201

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H/2019 M

Page 2: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara
Page 3: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara
Page 4: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara
Page 5: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

iv

ABSTRAK

Tety Juwariyah

Transliterasi Al-Qur’an Pada Mushaf Al-Qur’an Menurut Para Pengguna (Studi Kasus di Annaba Center Indonesia)

Transliterasi Al-Qur’an dibuat sebagai alat bantu bagi sebagian orang yang tidak

mampu membaca Al-Qur’an dalam aksara Arab. Pengguna Al-Qur’an transliterasi dalam

kalangan muallaf dirasa sangat dibutuhkan, karena mereka belum cukup mengenal huruf

Arab. Dalam praktiknya, para pengguna tidak begitu memahami beberapa simbol dalam

transliterasi yang terdapat pada mushaf. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

pandangan para santri di Pesantren Annaba Center Indonesia dan mengetahui dampak dari

transliterasi Al-Qur’an bagi mereka. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field

research) dengan jenis penelitian kualitatif. Subjek penelitian ini adalah para santri di

Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan Annaba Center Indonesia. Al-Qur’an sebagai pedoman hidup bagi umat Islam ternyata memberikan dampak bagi siapa pun

yang berinteraksi dengannya tidak terkecuali pada mushaf Al-Qur’an Tranliterasi, salah satunya para

santri di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan Annaba Center Indonesia. Dampak Al-Qur’an

bertransliterasi penulis membaginya kepada 2 macam yaitu; dampak positif dan dampak

negatif. Pertama, dampak positifnya yaitu memberikan kemudahan sebagai alat bantu dalam

membaca Al-Qur’an bagi kalangan muallaf yang sebelumnya belum cukup mengenal huruf

Arab dan menjadikan transliterasi Al-Qur’an sebagai alat kontrol bacaan dalam membaca Al-

Qur’an. Kedua, dampak negatifnya yaitu dapat memanjakan para pengguna jikalau tidak

didampingi atau tidak dibimbing intensif. Dari sini dapatlah kita ambil kesimpulan bahwa

pentingnya talaqī musyāfahah.

Dari data yang telah dipaparkan sebelumnya dapat diketahui ada beberapa problematika

pengguna Al-Qur’an bertransliterasi sebagai berikut: Pertama, intensitas membaca Al-Qur’an

yang minim. Kedua, pengetahuan dasar yang minim tentang huruf Arab. Para muallaf di

pesantren Annaba Center Indonesia mengalami kesulitan atau kebingungan dalam melafalkan

huruf-huruf yang tidak ada padanannya seperti huruf ص yang tertulis dalam transliterasi

SKB2M tertulis ṣ. Maka dari itu sangat diperlukan pendamping yang mendengarkan dan

mengajarkan.

Kata Kunci: Transliterasi, Muallaf, Mushaf

Page 6: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

v

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang

senantiasa melimpahkan segala nikmat dan pertolongannya kepada penulis. Berkat izin dari

Allah SWT penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Shalawat serta salam semoga selalu

tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Semoga kita termasuk umatnya yang istiqamah

menjalani perintahnya, dan mendapatkan syafaat pada hari kiamat kelak.

Penulis menyadari betul bahwa skripsi yang berjudul “TRANSLITERASI AL-QUR’AN

PADA MUSHAF AL-QUR’AN MENURUT PARA PENGGUNA (STUDI KASUS DI

ANNABA CENTER INDONESIA)” ini tidak akan selesai jika hanya mengandalkan daya yang

penulis miliki. Ada banyak sosok, kerabat, orang-orang yang secara langsung maupun tidak langsung

telah banyak membantu penulis. Maka dala pengantar skripsi ini penulis banyak mengucapkan banyak

terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Masri Mansoer, MA., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dr. Lilik Ummi Kaltsum, MA., selaku Ketua Prodi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir juga

ketua sidang merangkap penguji I dan ibu Dra. Banun Binaningrum, M.Pd., selaku

Sekretaris Prodi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Bapak Dr. Eva Nugraha, M.Ag., selaku dosen pembimbing skripsi yang meluangkan

waktunya untuk membimbing, menasehati, memberikan ilmu dan arahannya kepada

penulis.

4. Bapak Rifki Muhammad Fatkhi M.A., selaku dosen pembimbing akademik yang telah

mendidik dan mengarahkan penulis selama menjadi mahasiswa.

Page 7: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

vi

5. Bapak Syahrullah, M.A selaku penguji II yang telah menyempatkan waktunya untuk hadir

menguji dan mengkritisi tulisan penulis, demi terwujudnya tulisan yang sesuai dengan

standarisasi akademik.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah mendidik

dengan tulus dan ikhlas memberikan ilmu dan pengalaman berharga kepada penulis.

Semoga segala ilmu yang telah diberikan memberikan keberkahan dalam hidup.

7. Kepada kedua orang tua terkasih bapak Totong Toha, S.E., dan Ibu Jubaedah yang selalu

memberikan semangat kebaikan di setiap kehidupan penulis dan mendoakan penulis di

setiap ibadahnya. Dan juga untuk kedua adikku tersayang Fitriyani Nur Khadijah dan

Hilman Mumtaaz Ramadhan, yang selalu memberikan dukungan kepada penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini.

8. Kepada mas Mohammad Masykur, S.pd. yang selalu memberikan semangat, support, dan

do’anya kepada penulis. Semoga diberikan kemudahan dalam menyusun tesisnya dan

mendapatkan hasil yang memuaskan.

9. Keluarga yang telah mendukung penuh dan tempat penulis berproses di dalamnya,

Keluarga Pesantren Luhur Sabilussalam 2015, Asrama Putri Assyifa, Himpunan Qari dan

Qariah Mahasiswa (HIQMA) UIN Jakarta, Himpunan Mahasiswa Bogor (HIMABO),

Pendidikan Dasar Ulama (PDU) MUI Jakarta Selatan, seta keluarga Alumni Pesantren

Darurrahmah.

10. Kepada teman-teman Muallaf di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan Annaba Center

Indonesia. Terima kasih telah memberikan berbagai pelajaran dan manfaat selama penulis

menjalankan penelitian.

Page 8: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

vii

11. Kepada teman-teman seperjuangan keluarga Tafsir Hadis angkatan 2014, terkhusus TH F

yang telah banyak membantu dan memberikan semangat dan motivasi dalam

menyelesaikan studi penulis. Semoga kita selalu menjalin silaturahmi sampai akhir hayat.

Sekali lagi penulis haturkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah

membantu penulis. Semoga Allah Swt membalas kebaikan yang berlipat ganda dan

mendapatkan keberkahan yang berlimpah. Āmīn yā Rabb al-Ālamīn.

Ciputat, 28 Desember 2018

Tety Juwariyah

Page 9: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

viii

PEDOMAN TRANSLITERASI

Dalam skripsi, tesis, dan disertasi bidang keagamaan (baca: Islam), alih aksara atau

transliterasi, adalah keniscayaan. Oleh karena itu, untuk menjaga konsistensi, aturan yang

berkaitan dengan alih aksara ini penting diberikan. Pengetahuan tentang ketentuan ini harus

diketahui dan dipahami, tidak saja oleh mahasiswa yang akan menulis tugas akhir, melainkan

juga oleh dosen, khususnya dosen pembimbing dan dosen penguji, agar terjadi saling kontrol

dalam penerapan dan konsistensinya. Dalam dunia akademis, terdapat beberapa versi

pedoman alih aksara, antara lain versi Turabian, Library of Congress, Pedoman dari

Kementian Agama dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, serta versi

Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara tersebut

meniscayakan digunakannya jenis huruf (font) tertentu, seperti font Transliterasi, Times New

Roman, atau Times New Arabic. Untuk memudahkan penerapan alih aksara dalam penulisan

tugas akhir, pedoman alih aksara ini disusun dengan tidak mengikuti ketentuan salah satu

versi di atas, melainkan dengan mengkombinasikan dan memodifikasi beberapa ciri

hurufnya. Kendati demikian, alih aksara versi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini disusun

dengan logika yang sama.

1. Padanan Aksara

Berikut adalah daftar aksara Arab dan padanannya dalam aksara latin:

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

Tidak dilambangkan ا

B Be ب

T Te ث

Ts te dan es ث

J Je ج

ḥ h dengan titik bawah ح

Kh ka dan ha ر

D De د

Dz de dan zet ذ

R Er ر

Page 10: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

ix

Z Zet ز

S Es س

Sy es dan ye ش

Ṣ es dengan titik bawah ص

ḍ de dengan titik bawah ض

ṭ te dengan titik bawah ط

ẓ zet dengan titik bawah ظ

koma terbalik di atas hadap kanan ‘ ع

G Ge غ

F Ef ف

Q Ki ق

K Ka ك

L El ل

M Em م

N En ى

w We و

h Ha ه

Apostrof ’ ء

y Ye ي

2. Vokal

Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal tunggal

atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Untuk vokal tunggal, ketentuan alih

aksaranya adalah sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

A Fatḥah ـــ

I Kasrah ـــ

Page 11: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

x

__ U ḍammah

Adapun vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

Ai a dan i __ ي

__ و Au a dan u

3. Vokal Panjang

Ketentuan alih aksara vokal pajang (madd) yang dalam bahsa Arab dilambangkan

dengan harakat dan huruf, adalah sebagai berikut:

Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan

Ā a dengan garis di atas ىا

Ī i dengan garis di atas ىي

Ū u dengan garis di atas ىو

4. Kata Sandang

Kata sandang, yang dalam sistem aksara Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu

dialihaksarakan menjadi huruf /l/, baik diikuti huruf syamsiyah maupun huruf kamariah.

Contoh: al-rijâl bukan ar-rijāl, al-dīwān bukan ad-dīwān.

5. Syaddah (Tasydīd)

Syaddah atau tasydîd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah

tanda (ـــ (dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan menggandakan

huruf yang diberi tanda syaddah itu. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku jika huruf yang

menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf

syamsiyah. Misalnya, kata (الضرورة) tidak ditulis ad-darûrah melainkan al-darûrah, demikian

seterusnya.

6. Ta Marbūtah

Berkaitan dengan alih aksara ini, jika huruf ta marbûtah terdapat pada kata yang berdiri

sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf /h/ (lihat contoh 1 di bawah). Hal

Page 12: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

xi

yang sama juga berlaku jika tamarbûtah tersebut diikuti oleh kata sifat (na‘t) (lihat contoh 2).

Namun, jika huruf ta marbûtah tersebut diikuti kata benda (ism), maka huruf tersebut

dialihaksarakan menjadi huruf /t/ (lihat contoh 3).

No Kata Arab Alih Aksara

Ṭarīqah طريقت 1

اإلسالهيت الجاهعت 2 al-jāmī’ah al-islāmiyyah

الوجود وددة 3 waḥdat al-wujūd

7. Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam alih aksara ini

huruf kapital tersebut juga digunakan, dengan mengikuti ketentuan yang berlaku dalam Ejaan

Bahasa Indonesia (EBI), antara lain untuk menuliskan 35 permulaan kalimat, huruf awal

nama tempat, nama bulan, nama diri, dan lain-lain. Jika nama diri didahului oleh kata

sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan

huruf awal atau kata sandangnya. Contoh: Abū Hāmid al-Ghazālī bukan Abū Hāmid Al-

Ghazālī, al-Kindi bukan Al-Kindi. Beberapa ketentuan lain dalam EBI sebetulnya juga dapat

diterapkan dalam alih aksara ini, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak miring (italic)

atau cetak tebal (bold). Jika menurut EBI, judul buku itu ditulis dengan cetak miring, maka

demikian halnya dalam alih aksaranya, demikian seterusnya. Berkaitan dengan penulisan

nama, untuk nama-nama tokoh yang berasal dari dunia Nusantara sendiri, disarankan tidak

dialihaksarakan meskipun akar katanya berasal dari bahasa Arab. Misalnya ditulis

Abdussamad al-Palimbani, tidak ‘Abd al- Samad al-Palimbānī; Nuruddin al-Raniri, tidak Nūr

al-Dīn al-Rānīrī.

8. Cara Penulisan Kata

Setiap kata, baik kata kerja (fi‘l), kata benda (ism), maupun huruf (harf) ditulis secara

terpisah. Berikut adalah beberapa contoh alih aksara atas kalimat-kalimat dalam bahasa Arab,

dengan berpedoman pada ketentuan-ketentuan di atas:

Kata Arab Alih Aksara

dzahaba al-ustādzu ذھة األستاذ

Tsabata al- ajru ثبج األجر

Page 13: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

xii

al- ẖarakah al-‘ asriyyah الذرمت العصريت

Asyhadu an lâ ilâha illâ Allâh أشھد أى ال إلھ إال هللا

الخ Maulānā Malik al- Ṣālih هوالنا هلل الص

Yu’ atstsirukum Allah يؤثرمن هللا

al- maẓāhir al-‘ aqliyyah الوظاھر العقليت

Page 14: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

xiii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN iii

ABSTRAK ii

KATA PENGANTAR v

PEDOMAN TRANSLITERASI vii

DAFTAR ISI xii

DAFTAR TABEL xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Identifikasi Masalah 8

C. Batasan dan Rumusan Masalah 9

D. Tujuan dan Manfaat Penulisan 9

E. Metodologi Penelitian 10

F. Kajian Pustaka 14

G. Sistematika Penulisan 17

BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG TRANSLITERASI AL-QUR’AN

A. Pengertian Transliterai Al-Qur’an 19

B. Transliterasi Berdasarkan SKB Dua Menteri Tahun 1987 21

C. Tinjauan Hukum Transliterasi dalam Fatwa Ulama 23

D. Perkembangan Penyusunan Mushaf di Indonesia 26

BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN PEMBINAAN MUALLAF ANNABA

CENTER INDONESIA

Page 15: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

xiv

A. Sekilas tentang Yayasan Pembinaan Muallaf Annaba Center Indonesia 30

B. Profil Santri di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan Annaba Center Indonesia 33

C. Profil Mushaf Al-Qur’an Transliterasi 35

D. Waktu Membaca Al-Qur’an 46

E. Kepemilikan Al-Qur’an Transliterasi 47

F. Alasan Ketertarikan Menjadi Muallaf 48

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Transliterasi Al-Qur’an bagi Muallaf 56

1. Definisi dan Pandangan Transliterasi Al-Qur’an 56

2. Alasan Ketertarikan Mempelajari Al-Qur’an 57

B. Upaya Mengenal Bacaan dan Hafalan Al-Qur’an 59

1. Tujuan Membaca Al-Qur’an 59

2. Mempelajari Tajwid/Tahsin 61

3. Mempelajari Bahasa Arab 62

C. Pengajian Setoran Bacaan Al-Qur’an 64

1. Tujuan Mengikuti Pengajian 64

2. Usaha Agar Cepat Membaca Al-Qur’an 65

3. Manfaat Pengajian 66

4. Dampak Membaca Transliterasi bagi Para Muallaf di Annaba Center Indonesia.66

D. Klasifikasi Tingkat Bacaan 69

E. Problematika Al-Qur’an Transliterasi dan Solusinya 71

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN 78

B. SARAN-SARAN 79

DAFTAR PUSTAKA 80

LAMPIRAN-LAMPIRAN 82

Page 16: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

xv

DAFTAR GAMBAR dan TABEL

Tabel 3.1 Identitas Informan (Santri) 33

Tabel 3.2 Identitas Informan (Pengajar Al-Qur’an dan Pembina Yayasan) 35

Gambar 3.3 Mushaf Al-Qur’an Transliterasi Per Kata dan Terjemah Per Kata (AT-

THAYYIB) 37

Gambar 3.4 Mushaf Al-Qur’an Al-Hadi Mushaf Latin 2015 40

Gambar 3.5 Mushaf Al-Qur’an Tajwid Warna Transliterasi Per Ayat Terjemah Per Ayat (Al-

Munawwar) 2015 43

Tabel 3.6 Waktu Membaca Al-Qur’an 47

Tabel 3.7 Kepemilikan Al-Qur’an Transliterasi 48

Tabel 3.8 Alasan Ketertarikan Menjadi Muallaf 48

Tabel 4.1 Alasan Ketertarikan Mempelajari Al-Qur’an 58

Tabel 4.2 Tujuan Membaca Al-Qur’an 59

Tabel 4.3 Alasan Mempelajari Tajwid/Tahsin 61

Tabel 4.4 Alasan Ketertarikan Mempelajari Bahasa Arab 62

Tabel 4.5 Tujuan Mengikuti Pengajian 65

Tabel 4.6 Usaha agar cepat membaca Al-Qur’an 66

Tabel 4.7 Manfaat Pengajian 67

Tabel 4.8 Problematika Tansliterasi Al-Qur’an 69

Tabel 4.9 Solusi Problematika Tansliterasi Al-Qur’an 71

Page 17: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an kitab suci yang wajib dibaca, dipahami maknanya serta

diamalkan bagi umat Islam dalam kehidupan sehari-hari. Kitab yang diturunkan

kepada Nabi Muhammad ini menggunakan bahasa Arab, sesuai dengan bahasa

yang digunakan Rasulullah SAW, sebagaimana firman Allah SWT:

“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Qur‟an berbahasa Arab agar

kamu mengerti.” (Q.S Yusuf/12:2).1

Pada praktiknya, tidak semua umat Islam mampu membaca Al-Qur’an

dalam aksara Arab. Dalam Harian Republika, mengutip dari Wildan, Pimpinan

Akademik Al-Qur’an, menyatakan bahwa jumlah masyarakat Indonesia yang

tidak bisa membaca Al-Qur’an sekitar 60%. Artinya, hanya 40% saja umat Islam

di Indonesia yang bisa membaca Al-Qur’an. Dari 40%, hanya 20% saja yang bisa

membacanya dengan baik dan benar.2 Padahal Indonesia merupakan negara

dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia dan seorang muslim dituntut

untuk bisa beribadah dan berdo’a dalam bahasa Arab. Meskipun mayoritas

penduduk Indonesia beragama Islam, namun tidak semua bisa membaca Al-

Qur’an yang tertulis dalam bahasa Arab.3 Data ini setidaknya memberi gambaran

kondisi masyarakat muslim Indonesia dalam hal membaca Al-Qur’an. Untuk

1 Lihat Q.S Yusuf/12:2. Mushaf Al-Qur‟an Cordoba (Bandung:PT Cordoba Internasional

Indonesia, 2012), h. 235. 2 Republika, “60 Persen Muslim Buta Huruf Al-Qur’an”, Sabtu, 5 Maret 2016.

3 Nur Fauzan Muhammad, “Problematika Transliterasi Aksara Arab-Latin: Studi Kasus

Buku Panduan Manasik Haji dan umrah”, NUSA, Vol 12, No 1, Februari 2017.

Page 18: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

2

membantu masyarakat yang belum bisa membaca huruf Arab diperlukan upaya

pengalih aksaraan huruf Arab ke huruf Latin dalam bahasa Indonesia. Dari sini

kemudian muncul kebutuhan Al-Qur’an bertransliterasi Latin, sebagai jalan keluar

untuk mengatasi masalah membaca Al-Qur’an. Transliterasi Arab-Latin adalah

metode atau pendekatan yang digunakan agar bahasa Arab lisan dan tulisan dapat

diwakili dalam tulisan Latin. Transliterasi itu sendiri dipakai untuk berbagai

keperluan, seperti penulisan judul dan nama orang, pembuatan katalog, dan

pelajaran bahasa Arab. Transliterasi disebut juga dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia, sebagai penyalinan dan penggantian huruf abjad satu ke abjad yang

lain.4

Pemerintah telah menerbitkan SKB Menteri Agama dan Menteri

Kebudayaan atau yang sering disebut “Surat Keputusan Bersama Dua Menteri”

yang selanjutnya disebut SKB2M, No. 158/1987-No. 0543/u/1987 tentang

Transliterasi Arab Latin.5 Kemudian pada tahun 2007 Lajnah Pentashihan Mushaf

Al-Qur’an Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama Republik Indonesia

menerbitkan buku Pedoman Tajwid Transliterasi Al-Qur‟an sebagai

pengembangan dari SKB2M tersebut. Pedoman Tajwid Transliterasi tersebut

dijadikan acuan untuk penerbit yang akan menerbitkan Al-Qur’an bertransliterasi.

Data pentashihan di Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an menunjukkan bahwa

pada tahun 2015 naskah Al-Qur’an transliterasi dengan berbagai variannya

banyak diajukan penerbit untuk ditashih. Ada berbagai model transliterasi, semua

mendapat tempat tersendiri di masyarakat. Fakta ini memperkuat asumsi bahwa

4 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), h. 1070. 5 Departemen Agama RI, “Pedoman Transliterasi Arab-Latin”, Jakarta: Depag, 2003, h.

15.

Page 19: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

3

banyak masyarakat yang menggunakan Al-Qur’an Transliterasi karena tidak bisa

membaca aksara Arab.6

Pelurusan penulisan ejaan kata serapan bahasa Arab juga pedoman

transliterasi Arab-Latin ini sangat mendesak untuk dilakukan. Sebab, saat ini

banyak sekali beredar buku-buku panduan membaca Al-Qur’an, tuntunan ibadah

dan do’a yang menggunakan transliterasi, yakni menuliskan kata (lafal) Arab

dalam huruf latin. Tujuannya untuk memudahkan orang awam belajar membaca

Al-Qur’an secara otodidak. Masalahnya justru terletak dalam praktik transliterasi.

Untuk membaca Al-Qur’an atau melafalkan bacaan Arab harus membutuhkan

bimbingan guru. Tanpa bimbingan guru, dan hanya mengandalkan panduan

transliterasi dikhawatirkan akan menghasilkan cara pengucapan yang tidak tepat.

Transliterasi ini idealnya harus mampu menuntun pembacanya mengucapkan

lafadz-lafadz Al-Qur’an secara tepat. Tentang pengajaran transliterasi ini terdapat

dua perbedaan pandangan. Kelompok pertama berpendapat bahwa transliterasi

adalah symbol huruf Arab saja. Kelompok kedua, terdiri dari mereka yang

menganggap transliterasi bukan hanya symbol saja, tetapi huruf yang sudah

dibakukan menurut Ejaan yang Disempurnakan.7

Tujuan pengalihan huruf Al-Qur’an adalah untuk mendekatkan orang yang

kurang mampu membaca huruf Arab kepada pelafalan teks Al-Qur’an yang

sebenarnya. Pengalih hurufan istilah-istilah Arab ke tulisan Latin menimbulkan

lebih banyak masalah daripada tulisan Arab itu sendiri. Walaupun sangat

dibutuhkan untuk mencari lambang bunyi bahasa Arab dalam tulisan Latin, akan

6Muhammad Musaddad, “Al-Qur’an Transliterasi Latin dan Problematikanya dalam

Masyarakat Muslim Denpasar” Shuhuf, Vol 10, No.1, Juni 2017. 7 Nur Fauzan Muhammad, “Problematika Transliterasi Aksara Arab-Latin: Studi Kasus

Buku Panduan Manasik Haji dan umrah”, NUSA, Vol 12, No 1, Februari 2017.

Page 20: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

4

tetapi belum dapat ditemukan pedoman yang bisa menggambarkan bunyi huruf

Arab dengan tepat.8

Para ulama mempunyai pandangan yang beragam mengenai trasnliterasi

Al-Qur’an, ada yang membolehkan dan ada juga yang tidak membolehkan.

Jumhur Ulama mengharamkan atau tidak memperbolehkan terkait Al-Qur’an

transliterasi atau mengalih hurufkan Al-Qur’an ke huruf yang lain. Tapi ada juga

Ulama yang membolehkan, diantaranya yaitu Imam al-Ramly.9 Terkait hal ini,

Muhammad Mussaddad mengutip dari Isma’il Raji Al-Faruqi mengatakan, “The

Latin alphabet transliteration of Qur'anic passage is not the holy al-Qur’an al-

Karim, but a means to reaching and understanding it”. Hal ini menegaskan bahwa

transliterasi Arab-Latin dari ayat-ayat Al-Qur’an bukanlah Al-Qur’an yang suci

itu sendiri. Akan tetapi, itu hanya alat untuk mencapai dan memahaminya saja.10

Sebagian kalangan berpendapat bahwa transliterasi bukanlah hal yang

penting untuk diajarkan. Bahkan, transliterasi dianggap bisa mengganggu

penguasaan baca-tulis Arab, terutama dalam pelafalan. Huruf transliterasi

dianggap tidak dapat mewakili makhārij al-hurūf Arab dengan tepat, sehingga

orang yang mampu membaca transliterasi belum tentu dapat melafalkan huruf

Arab dengan benar.11

pada tahun 2011, ada 11 tanda tashih penerbit yang

mencetak mushaf Al Quran lengkap dengan transliterasi. Angka ini meningkat

hingga pada tahun 2016 ada 16 tanda tahsis. Hal ini menunjukan bahwa

8 Muhammad Musaddad, “Al-Qur’an Transliterasi Latin dan Problematikanya dalam

Masyarakat Muslim Denpasar” Shuhuf, h. 195. 9 Imam Muttaqien, Pedoman Transliterasi Al-Qur’an pada Pembinaan Pentashihan

Mushaf Al-Qur’an, Teater Room Fakultas Ushuluddin, 20 Maret 2018. 10 Muhammad Musaddad, “Al-Qur’an Transliterasi Latin dan Problematikanya dalam

Masyarakat Muslim Denpasar” Shuhuf, h. 198. 11

Muhammad Musaddad, “Al-Qur’an Transliterasi Latin dan Problematikanya dalam

Masyarakat Muslim Denpasar” Shuhuf, h. 202.

Page 21: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

5

penggunaan transliterasi dalam membaca Al Quran masih dibutuhkan. Meski

banyak bermunculan metode baca cepat Al Quran di era digital, ternyata

transliterasi mushaf Al-Quran masih dibutuhkan. Akan hal ini, Kementerian

Agama diharapkan dapat terus memfasilitasi keberadaan mushaf Al Quran yang

dilengkapi transliterasi. Namun demikian, menurut Kepala Lajnah Pentashihan

Mushaf Al-Quran (LPMQ) Balitbang Diklat Kemenag RI Muchlis Muhammad

Hanafi, diperlukan rumusan argumen tentang kajian yang lebih akademis terkait

boleh tidaknya penggunaan transliterasi, selain argumen keagamaan, hasil

penelitian digunakan untuk menguatkan transliterasi.12

Berdasarkan paparan di atas, dengan melihat beragam pandangan

mengenai transliterasi Al-Qur’an perlu adanya perjalanan panjang terhadap

penggalian informasi tentang transliterasi dari lapangan. Penelitian ini lebih pada

fakta sosial keagamaan, yakni mengapa sebagian orang menggunakan transliterasi

dalam membaca Al-Qur’an di tengah begitu banyak metode pembelajaran

membaca Al-Qur’an kemudian faktor-faktor apa saja yang melatar belakangi

seseorang menggunakan transliterasi dalam membaca Al-Qur’an. Hasilnya sangat

bermakna, karena akan mengkonfirmasi tentang temuan ulama selama ini terkait

penggunaan transliterasi. Hasil penelitian ini digunakan untuk menguatkan

transliterasi karena banyak ulama mengharamkan transliterasi, umumnya negara

Arab, termasuk juga Malaysia. Tempat yang menjadi sasaran penelitian ini adalah

Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan Annaba Center Indonesia yang berlokasi

di jalan Cenderawsih 1, Kp. Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan. Tempat ini

adalah tempat pembinaan bagi para muallaf yang ingin masuk Islam dan

12

Diakses di https://www2.kemenag.go.id/berita/433175/penggunaan-transliterasi-baca-al-

quran-cenderung-meningkat , Pada tanggal 20 Juni 2018.

Page 22: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

6

mendapatkan arahan seputar ke Islaman. Pengajian setoran membaca Al-Qur’an

ini dilaksanakan setiap subuh mulai dari hari Senin hingga Jum’at. Salah satu

program yang Pesantren sajikan untuk membina para muallaf adalah pengajian/

setoran bacaan Al-Qur’an guna mengajarkan mereka untuk bisa lancar membaca

Al-Qur’an dan selanjutnya Pesantren akan menuntun mereka untuk bisa

menghafal Ayat-ayat Al-Qur’an.13

Menurut Aminah Ashri Hutabarat salah satu

santri di Pesantren Annaba bahwasannya transliterasi Al-Qur’an itu sangat

membantu para pemula untuk membaca Al-Qur’an.

“Transliterasi itu sangat membantu untuk pemula bagi kami karena itu

adalah alat pertama kami agar kami bisa baca Bahasa Arab itu sendiri meskipun

memang kami butuh pendamping tapi itu adalah sebagai bantuan untuk kami

sendiri. Kalau sudah bisa pun perlahan-lahan kami harus lepas dari transliterasi

tapi tetap awal mula kami menggunakan itu bahkan sampai saat ini kalau kami

ingin meyakini atau memastikan bacaannya terkadang kami masih membutuhkan

bantuan itu kalau tidak ada tempat untuk bertanya atau pendamping.”14

Hal ini dirasakan pula oleh Siti Hajar yang mengutarakan bahwa

transliterasi Al-Qur’an itu adalah kebutuhan untuk para pemula karena sangat

membantu dalam membaca Al-Qur’an.

“transliterasi itu adalah kebutuhan untuk kami yang pemula meskipun ada

gurunya atau ada yang mengajarkan juga kadang kalau kita ingin baca kan perlu

liat juga ke transliterasinya itu. Cukup membantu jadinya meskipun kita tidak

boleh terpaku dengan hal itu.“15

Berdasarkan masalah-masalah seperti yang telah disebutkan di atas, maka

penelitian ini saya beri judul “Transliterasi Al-Qur’an pada Mushaf Al-Qur’an

Menurut Para Pengguna (Studi Kasus di Annaba Center Indonesia)”. Kajian ini

13 Wawancara Pribadi dengan Ustz Ernawati Pengajar Al-Qur’an, Asrama Putri Pesantren

Pembinaan Muallaf Yayasan Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang

Selatan, 08 Oktober 2018 pukul 16: 09 WIB. 14

Wawancara Pribadi dengan Aminah Ashri Hutabarat, Musholla Putri Pesantren

Pembinaan Muallaf Yayasan Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang

Selatan, 03 Oktober 2018 pukul 11:05WIB. 15

Wawancara Pribadi dengan Siti Hajar, Musholla Putri Pesantren Pembinaan Muallaf

Yayasan Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang Selatan, 03 Oktober 2018

pukul 12. 39 WIB.

Page 23: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

7

dianggap penting mengingat (1) masih minimnya kajian yang dilakukan terhadap

Transliterasi pada Mushaf Al-Qur’an di Indonesia jika dibandingkan dengan

kajian „ulum al Qur‟an lainnya, dan (2) perlu adanya kajian lapangan mengenai

Transliterasi Al-Qur’an untuk menguatkan argument mengenai Al-Qur’an

bertranliterasi di Indonesia.

Mengingat dua hal diatas. maka penelitian ini diharapkan nantinya bisa

memberikan sedikit kontribusi kepada para pengguna Al-Qur’an bertransliterasi

atau Lajnah Pentashihan Al-Qur’an. Ada beberapa tulisan yang telah membahas

masalah Tranliterasi Al-Qur’an. Di antaranya adalah:

Skripsi karya Romli16

, (2005) melakukan penelitian tentang “Transliterasi

Arab-Latin dan Akselerasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN 03

Serangseng Sawah Balong Kembangan Jawa Barat” Skripsi ini menjelaskan

sejauh mana efektivitas metode yang digunakan terhadap siswa. Skripsi karya

Marjan Chotib17

, (2017) melakukan penelitian tentang “Penerapan Tajwid

Transliterasi Al-Qur’an (Kajian Komparatif Transliterasi 6 Mushaf Al-Qur’an

dengan Transliterasi Al-Qur’an Kemenag)”. Skripsi ini menjelaskan bahwa para

penerbit mushaf transliterasi menyajikan transliterasi dengan metode dan teknis

penulisan yang berbeda. Di dalam penulisannya, ada yang sudah sesuai dan ada

yang belum sesuai dengan hukum dan kaidah tajwid transliterasi. Dan Pedoman

Tajwid Transliterasi Al-Qur’an adalah pedoman transliterasi Arab-Latin yang

secara penulisannya lebih mendekati kaidah tajwid yang baik dan benar. Artikel

16

Romli, Transliterasi Arab-Latin dan Akselerasi Pembalajaran Pendidikan Agama Islan

di SDN 03 Srengseng Sawah Balong Kembangan Jakarta Barat, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2005). 17

Marjan Chotib, Penerapan Tajwid Transliterasi Al-Qur‟an (Kajian Komparatif

Transliterasi 6 Mushaf Al-Qur‟an dengan Transliterasi Al-Qur‟am Kemenag), (Skripsi S1

Fakultas Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017).

Page 24: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

8

karya Muhammad Musaddad, 18

(2017) melakukan penelitian tentang “Al-Qur’an

Transliterasi dan Problematikanya dalam Masyarakat Muslim Denpasar”. Dalam

tulisannya, Musaddad menjelaskan permasalahan yang dihadapi oleh para

pengguna Al-Qur’an bertransliterasi di Kota Denpasar yaitu kemampuan dasar

tentang huruf hijaiah sangat minim sehingga menyulitkan mereka untuk

menerapkan padanan huruf pada huruf latin. Serta intensitas untuk membaca Al-

Qur’an pun minim sehingga menghambat kelancaran dalam membaca Al-Qur’an

transliterasi. Artikel karya Nur Fauzan Ahmad19

dengan judul “Problematika

Transliterasi Aksara Arab-Latin: Studi Kasus Buku Panduan Manasik Haji dan

Umrah”. Dalam tulisannya Fauzan menjelaskan SKB2M tentang pedoman

transliterasi Arab-Latin dinilai kurang efektif dengan mempertimbangkan azas

kebenaran ucapan dan kebiasaan yang ada di masyarakat. Dan buku terbitan JHK

Kudus berupaya untuk menjembatani kesulitan yang dihadapi masyarakat Jawa

Islam dengan membuat system transliterasi sendiri.

B. Identifikasi Masalah

Untuk memperjelas penelitian ini, maka perlu diidentifikasikan beberapa

masalah mengenai Transliterasi Bagaimana Pandangan Para Pengguna

Tranliterasi Al-Qur’an di Mualaf Center untuk kemudian diteliti lebih lanjut

diantaranya sebagai berikut:

1. Apa dampak Al-Qur’an transliterasi bagi para muallaf di Yayasan

Annaba Center Indonesia?

2. Apa saja problematika para pengguna Al-Qur’an bertransliterasi?

C. Batasan dan Rumusan Masalah

18 Muhammad Musaddad, “Al-Qur’an Transliterasi Latin dan Problematikanya Dalam

Mayarakat Muslim Denpasar”, Shuhuf, vol.10, no. 1, Juni 2017. 19

Nur Fauzan Muhammad, “Problematika Transliterasi Aksara Arab-Latin: Studi Kasus

Buku Panduan Manasik Haji dan umrah”, NUSA, Vol 12, No 1, Februari 2017.

Page 25: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

9

Untuk memudahkan pembahasan dalam rumusan skripsi ini, maka perlu

perumusan masalah yang menjadi pokok dalam skripsi. Secara garis besar, yang

menjadi pokok dari skripsi ini adalah analisis kemanfaatan Al-Qur’an

bertransliterasi. Bertitik tolak dari pembatasan masalah di atas, maka penulis

merumuskan masalah “Bagaimana dampak yang diberikan setelah membaca Al-

Qur’an transliterasi menurut para pengguna dari kalangan muallaf di Pesantren

Annnaba Center Indonesia?”

D. Tujuan dan Manfaat Penulisan

1. Tujuan Penulisan

Dengan mengangkat Transliterasi Al-Qur’an pada Mushaf Al-Qur’an menurut

para muallaf, maka diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan untuk

menguatkan transliterasi. Disamping itu, penulisan ini mempunyai beberapa

tujuan lain, yakni:

a. Untuk menjelaskan bagaimana pandangan para muallaf di Ananaba Center

Indonesia tentang transliterasi Al-Qur’an pada mushaf Al-Qur’an.

b. Untuk mengetahui problematika para pengguna Al-Qur’an bertransliterasi.

c. Untuk mengetahui dampak setelah membaca Al-Qur’an Transliterasi bagi

para pengguna di kalangan muallaf.

2. Manfaat Penelitian

Adapun beberapa manfaat dalam penelitian ini, yaitu:

a. Memberi gambaran kepada masyarakat terkait Al-Qur’an Transliterasi,

serta membantu memberikan saran untuk menguraikan problematika yang

biasanya dihadapi oleh para pembaca/ pengguna Al-Qur’an Transliterasi.

Page 26: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

10

b. Memberikan informasi atau sumbang saran untuk para pembaca/pengguna,

penerbit Al-Qur’an. khususnya untuk Lajnah Pentashihan Mushaf Al-

Qur’an, bahwa penelitian ini bermanfaat guna menguraikan problematika

yang ada juga sebagai argumen penguat untuk penggunaan Al-Qur’an

Transliterasi.

c. Menambah khazanah literatur kajian studi tafsir Fakultas Ushuluddin.

Khusunya dalam bidang kajian transliterasi yang selama ini masih sangat

minim.

E. Metode Penelitian

Metode peneletian merupakan ilmu yang mempelajari tentang cara penelitian

dan ilmu tentang alat-alat dalam suatu penelitian.20

Metode penelitian membahas

tentang konsep teoritis berbagai metode, kelebihan dan kelemahan dalam suatu

karya ilmiah serta pemilihan metode yang akan digunakan dalam penelitian

nantinya.21

Penulis menggunakan metode library research22

dan lapangan.

1. Jenis Penelitian dan Pendekatan

Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan dengan pendekatan

campuran yaitu kualitatif. Pendekatan kualitatif ditunjukan untuk memahami

fenomena social dari sudut atau perspektif partisipan. Adapun pendekatan

kuantitatif ditunjukan untuk mengkaji populasi yang beasar maupun kecil

dengan menyeleksi serta mengkaji sampel yang dipilih dari populasi untuk

20 Noeng Muhadjir, Metodologi Peneltian kualitatif (Yogyakarta: Rake Saasin, 2000), h. 6. 21 Noeng Muhadjir, Metodologi Peneltian kualitatif (Yogyakarta: Rake Saasin, 2000), h. 6. 22 penelitian yang mengumpulkan data-data yang memiliki relevansi dengan masalah yang

dibahas, baik yang bersumber dari buku atau sumber tertulis lainnya seperti makalah, artikel, atau

laporan penelitian. Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan

merujuk pada sumber-sumber kepustakaan, Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi

Penelitian Kualitatif (Bandung: Pustaka Setia, 2009), cet 1, h. 140-141.

Page 27: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

11

menemukan idensi, distribusi, dan interelasi relatif23

dari variabel-variabel

sosiologis dan psikologis.24

Penelitian ini ditunjang pula dengan library

research.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data dapat

diperoleh. Adapun yang menjadi subjek sebagai informan dalam peneliti ini

adalah Para Mualaf yang menggunakan Al-Qur’an bertransliterasi, Pengajar Al-

Qur’an dan Pembina Yayasan Annaba Center Indonesia.

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Penelitian kepustakaan (Library Research), yaitu penelitian yang

mengumpulkan data-data yang memiliki relevansi dengan masalah yang

dibahas, baik yang bersumber dari buku atau sumber tertulis lainnya seperti

makalah, artikel, atau laporan penelitian. Dalam penelitian ini penulis

menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan merujuk pada sumber-

sumber kepustakaan, yaitu buku-buku yang membahas ilmu-ilmu Al-

Qur’an, sebagai sumber primer dan kitab-kitab tafsir lainnya sebagai sumber

sekunder.25

b. Penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian secara langsung dan

terjun ke dalam komunitas objek yang diteliti guna memperoleh data yang

23

Hubungan timbal balik antara gejala yang satu dan gejala yang lainnya. 24

Widodo, Metodologi Penelitian Populer & Praktis (Jakarta: Rajawali Press, 2017), h. 66-

67. 25

Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Pustaka

Setia, 2009), cet 1, h. 140-141

Page 28: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

12

otentik.26

Untuk pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

cara pengamatan (observation) langsung ke lapangan dengan mewawancarai

pengguna transliterasi, pengajar Al-Qur’an dan para muallaf di Yayasan

Annaba Center Indonesia. Kemudian dideskripsikan dalam hasil analisis

penelitian

4. Metode Analisis Data

Bogdan dan Biklen seperti yang dikutip oleh Lexy J. Meleong dalam

bukunya mengatakan bahwa analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan

jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data. Memilah-milihnya menjadi

satuan yang dapat dikelola, mensintesikannya, mencari dan menemukan pola,

menemukan apa yang penting dana pa yang dipelajari dan memutuskan apa yang

dapat diceritakan kepada orang lain.27

Adapun langkah-langkah dalam metode analisis data dalam penelitian ini

adalah:

a) Reduksi Data

Reduksi data diawali dengan menerangkan, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting terhadap isi dari suatu data yang

berasal dari lapangan sehingga data yang telah direduksi dapat memberikan

gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan.28

penulis dapat melakukan

26

Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal (Jakarta: Bumi Aksara, 1995),

h. 28

27 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2006), h. 248. 28

Yatim Riyanto, Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif (Surabaya:

YNESA University Press, 2007), h. 32.

Page 29: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

13

pilihan-pilihan terhadap data yang hendak dikode, mana yang dibuang, mana

yang merupakan ringkasan, atau cerita-cerita apa yang sedang berkembang.

b) Display

Display data merupakan proses menampilkan data secara sederhana dalam

bentuk kata-kata, kalimat naratif, table, matrik dan grafik dengan mkasud agar

data yang telah dikumpulkan dikuasai oleh penulis sebagai dasar untuk

mengambil kesimpulan yang tepat.29

c) Verifikasi dan Simpulan

Sejak awal pengumpulan data penulis harus membuat simpulan-simpulan

sementara. Simpulan-simpulan tersebut harus dicek kembali (diverifikasi) pada

catatan yang telah dibuat oleh penulis dan selanjutnya kearah simpulan yang

tepat. Setelah data masuk terus menerus dianalisis dan diverifikasi tentang

kebenarannya, akhirnya didapat simpulan akhir yang lebih bermakna dan lebih

jelas.

Simpulan adalah intisari dari temuan penelitian yang menggambarkan

pendapat-pendapat terakhir yang berdasarkan pada uraian-uraian sebelumnya.

Simpulan akhir yang dibuat harus relevan dengan fokus penelitian yang sudah

dilakukan pembahasan. 30

F. Kajian Pustaka

29 Yatim Riyanto, Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif (Surabaya:

YNESA University Press, 2007), h. 33. 30

Yatim Riyanto, Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif (Surabaya:

YNESA University Press, 2007), h. 34.

Page 30: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

14

Studi terhadap transliterasi, khususnya yang berhubungan dengan transliterasi

Al-Qur’an tampaknya tidak mendapat begitu banyak perhatian dari para pengkaji

Al-Qur’an jika dibandingkan dengan cabang „ulūm Al-Qur‟ān lainnya. Oleh

sebab itu, transliterasi yang merupakan salah satu alat bantu dalam membaca

ayat-ayat suci Al-Qur’an ini seakan-akan terpinggirkan di tengah-tengah

maraknya kajian Al-Qur’an yang semakin hari semakin pesat.

Untuk menghindari kesamaan pembahasan skripsi ini dengan karya

lainnya. Saya menelusuri kajian-kajian yang pernah dilakukan atau memiliki

kesamaan. Dari hasil karya ilmiah yang penulis temukan, ada beberapa literatur

yang berhubungan dengan judul ini, di antaranya:

Romli 31

, (2005) melakukan penelitian tentang “Transliterasi Arab-Latin

dan Akselerasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN 03 Serangseng

Sawah Balong Kembangan Jawa Barat” Skripsi ini menjelaskan sejauh mana

efektivitas metode yang digunakan terhadap siswa. Persamaan dengan skripsi ini

adalah berkaitan dengan pembahasan transliterasi. Sedangkan perbedaanya

adalah pada skripsi ini saya akan membahas tentang Pandangan Para Mualaf di

Mualaf Center Indonesia tentang AlQur’an bertransliterasi.

Marjan Chotib32

, (2017) melakukan penelitian tentang “Penerapan Tajwid

Transliterasi Al-Qur’an (Kajian Komparatif Transliterasi 6 Mushaf Al-Qur’an

dengan Transliterasi Al-Qur’an Kemenag)”. Skripsi ini menjelaskan bahwa para

31

Romli, Transliterasi Arab-Latin dan Akselerasi Pembalajaran Pendidikan Agama Islan

di SDN 03 Srengseng Sawah Balong Kembangan Jakarta Barat, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2005). 32

Marjan Chotib, Penerapan Tajwid Transliterasi Al-Qur‟an (Kajian Komparatif

Transliterasi 6 Mushaf Al-Qur‟an dengan Transliterasi Al-Qur‟am Kemenag), (Skripsi S1

Fakultas Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017).

Page 31: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

15

penerbit mushaf transliterasi menyajikan transliterasi dengan metode dan teknis

penulisan yang berbeda. Di dalam penulisannya, ada yang sudah sesuai dan ada

yang belum sesuai dengan hukum dan kaidah tajwid transliterasi. Dan Pedoman

Tajwid Transliterasi Al-Qur’an adalah pedoman transliterasi Arab-Latin yang

secara penulisannya lebih mendekati kaidah tajwid yang baik dan benar.

Persamaan dengan skripsi ini adalah berkaitan dengan pembahasan transliterasi.

Sedangkan perbedaanya adalah pada skripsi ini saya akan membahas tentang

Pandangan Para Mualaf di Mualaf Center Indonesia tentang AlQur’an

bertransliterasi.

Artikel karya Muhammad Musaddad, 33

(2017) melakukan penelitian

tentang “Al-Qur’an Transliterasi dan Problematikanya dalam Masyarakat Muslim

Denpasar”. Dalam tulisannya, Musaddad menjelaskan permasalahan yang

dihadapi oleh para pengguna Al-Qur’an bertransliterasi di Kota Denpasar yaitu

kemampuan dasar tentang huruf hijaiah sangat minim sehingga menyulitkan

mereka untuk menerapkan padanan huruf pada huruf latin. Serta intensitas untuk

membaca Al-Qur’an pun minim sehingga menghambat kelancaran dalam

membaca Al-Qur’an transliterasi. Persamaan dengan skripsi ini adalah berkaitan

dengan pembahasan transliterasi Al-Qur’an pada masyarakat muslim. Sedangkan

perbedaanya adalah pada skripsi ini saya akan membahas Pandangan Para

Mualaf di Mualaf Center Indonesia tentang AlQur’an bertransliterasi.

33

Muhammad Musaddad, “Al-Qur’an Transliterasi Latin dan Problematikanya Dalam

Mayarakat Muslim Denpasar”, Shuhuf, vol.10, no. 1, Juni 2017.

Page 32: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

16

Artikel karya Nur Fauzan Ahmad34

dengan judul “Problematika

Transliterasi Aksara Arab-Latin: Studi Kasus Buku Panduan Manasik Haji dan

Umrah”. Dalam tulisannya Fauzan menjelaskan SKB2M tentang pedoman

transliterasi Arab-Latin dinilai kurang efektif dengan mempertimbangkan azas

kebenaran ucapan dan kebiasaan yang ada di masyarakat. Dan buku terbitan JHK

Kudus berupaya untuk menjembatani kesulitan yang dihadapi masyarakat Jawa

Islam dengan membuat system transliterasi sendiri. Persamaan dengan skripsi ini

terkait pembahasan transliterasi aksara Arab-Latin. Sedangkan perbedaannya,

skripsi ini membahas Pandangan Para Mualaf di Mualaf Center Indonesia tentang

AlQur’an bertransliterasi.

G. Sistematika Penulisan

Agar masalah yang diteliti dapat dianalisa secara tajam, maka dalam

penulisan penelitian ini, penulis menyusun sistematika sebagai berikut:

Bab pertama adalah pendahuluan, berisikan argumentasi sekitar pentingnya

penelitian. Bagian ini mencakup latar belakang masalah, kemudian rumusan dan

batasan masalah yang dimaksud untuk mempertegas masalah yang akan diteliti

agar lebih terfokus. Setelah itu dilanjutkan dengan tujuan dan manfaat

penelitian, untuk menjelaskan pentingnya penelitian ini. Kajian pustaka

menjelaskan buku-buku yang akan menjdi rujukan. Sedangkan metodologi

penelitian dimaksudkan untuk menjelaskan bagaimana cara dan langkah-langkah

yang akan dilakukan penulis dalam penelitian ini dan sistematika penelitian.

34

Nur Fauzan Muhammad, “Problematika Transliterasi Aksara Arab-Latin: Studi Kasus

Buku Panduan Manasik Haji dan umrah”, NUSA, Vol 12, No 1, (Februari:2017), hal. 126.

Page 33: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

17

Bab kedua, menjelaskan sekitar tentang transliterasi, mencakup

seputarpengertian transliterasi Al-Qur’an, bagaimana latar belakang sejarah dan

perkembangan transliterasi Al-Qur’an di Indonesia, dan hukum transliterasi dalam

fatwa ulama.

Bab ketiga, mengenai gambaran umum Pesantren Pembinaan Muallaf

Yayasan Annaba Center Indonesia yang berisikan tentang sejarah berdiri dan

perkembangannya, profil santri yang menjadi informan. Profil mushaf yang

digunakan, waktu-waktu membaca Al-Qur’an, data kepemilikan al-Qur’an

Transliterasi dan alasan ketertarikan menjadi muallaf.

Bab keempat, saya akan memaparkan tentang analisis hasil penelitian dari

skripsi ini, berisikan tentang hasil wawancara para santri di Pesantren Annaba

Center Indonesia mencakup tentang transliterasi Al-Qur’an bagi muallaf, upaya

mengenal bacaan dan menjaga hafalan, tentnag seputar pengajian setoran bacaan

Al-Qur’an dan mengidentifikasi problematika dan solusi bagi para pengguna

transliterasi Al-Qur’an.

Bab kelima, merupakan bagian akhir dari penulisan ini yang berisi

kesimpulan dan saran yang menjadi jawaban atas pokok permasalahan, daftar

pustaka, dan diakhiri dengan lampiran-lampiran.

Page 34: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

18

BAB II

TINJAUAN TEORITIS TENTANG TRANSLITERASI AL-QUR’AN

A. Pengertian Transliterasi Al-Qur’an

Transliterasi berasal dari Bahasa Inggris “transliteration”, yang artinya

lambang bunyi, fonem, atau kata dalam system penulisan, atau lambang yang

ditentukan menurut aturan bahasa.1 Dari pengertian ini, dapat diketahui bahwa

transliterasi berhubungan dengan lambang bunyi dan sistem penulisan.

Dalam Fandom House Webster‟s College Dictionary, transliterasi diambil dari

kata kerja “transliterate” yang berarti to change (letters, words, etc.) into

corresponding characters of another alphabet or language.2 Dalam Webster‟s

New Twentieth Century Dictionary Of The English Language Unabrigde,

transliterasi diartikan sebagai to write or spell (words, etc) in the alphabetical

characters of another language that represent the same sound or sounds.3 Dalam

pengertian ini, transliterasi dapat diartikan sebagai penulisan dan pengucapan

karakter huruf asing dalam bentuk lambang yang mempunyai bunyi yang sama.

Transliterasi adalah penulisan atau pengucapan lambang bunyi bahasa asing

yang dapat mewakili bunyi yang sama dalam sistem penulisan suatu bahasa

tertentu.4 Romli dalam skripsinya menjelaskan bahwa transliterasi dimaksudkan

sebagai pengalih hurufan dari abjad satu ke abjad yang lain.5 Hal ini juga selaras

dengan yang tercantum dalam Ensiklopedi Kebahasaan Indonesia, transliterasi

1 Peter Salim, The Contemporary English-Indonesia Dictionary (Jakarta: Modern English

Press, 1996), h. 2100. 2 Barbara Ann Kipfer, Fandom House Webster‟s College Dictionary (USA: Random

House Edition, 2011), h. 1299. 3 Noah Webster, Webster‟s New Twentieth Century Dictionary Of The English Language

Unabrigde, (William Collins Publisher INC, 1980), h. 1939. 4 Nur Fauzan Muhammad, “Problematika Transliterasi Aksara Arab-Latin: Studi Kasus

Buku Panduan Manasik Haji dan umrah”, NUSA, Vol 12, No 1, Februari 2017. 5 Romli, “Transliterasi Arab-Latin dan Akselerasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

di SDN 03 Srengseng Sawah Balong Kembangan Jakarta Barat,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2005), h. 9.

Page 35: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

19

diartikan sebagai penggatian huruf demi huruf dari abjad yang satu ke abjad yang

lain.6 Menurut Kridalaksana, transliterasi adalah “penggantian huruf demi huruf

dari abjad yang satu ke abjad yang lain (sering lepas dari lafal yang sebenarnya):

misal, penulisan Abd al-Rauf adalah transliterasi, yang berbeda dengan Abdurrauf

yang berupa transkipsi dan sesuai lafalnya.7 Al-Khuli juga menegaskan bahwa

transliterasi adalah „menulis satu Bahasa dengan abjad bahasa lain menggunakan

symbol-aksara yang berbeda‟.8

Sedangkan dalam dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, transliterasi

diartikan sebagai penyalinan dan penggantian huruf abjad satu ke abjad yang

lain.9 Dalam pengertian ini, transliterasi hanyalah sebuah penggatian abjad saja,

bukan penggantian lambang bunyi sebagaimana yang telah tersebut dalam

pengertian sebelumnya.

Marjan Chotib dalam skripsinya menjelaskan bahwa transliterasi dapat

diartikan sebagai penulisan dan pengucapan karakter huruf asing dalam bentuk

lambang yang mempunyai bunyi yang sama.10

Pengalih huruf-an itu harus

dilakukan dengan cara-cara ilmiah atau mengikuti pedoman yang sudah

disepakati. Tidak boleh ada pengurangan atau penambahan di dalamnya. Sehingga

huruf-huruf Arab dapat dilambangkan dengan tepat dalam huruf Latin, agar orang

yang kesulitan dalam membaca huruf Arab dapat membaca huruf Arab dengan

6 Hasanuddin, Ensiklopedi Kebahasaan Indonesia (Bandung: Angkasa Group, 2009), h.

1266. 7 Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik, Edisi IV, (Jakarta: Gramedia, 2008), h. 247. 8 Muhammad Ali Al-Khuli, A Dictionary of Theorical Linguistics: English-Arabic,

(Beirut: Librairie du Liban, 1982), h. 291. 9 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), h. 1070. 10

Marjan Chotib , “Penerapan Tajwid Transliterasi Al-Qur‟an (Kajian Komparatif

Transliterasi 6 Mushaf Al-Qur‟an Kemenag),” (Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam

Negeri Jakarta, 2005), h. 24.

Page 36: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

20

fasih dalam huruf Latin.11

Membaca dengan fasih yang dimaksud adalah

membaca dengan baik dan benar sesuai kaidah tata Bahasa Arab. Singkatnya,

transliterasi di Indonesia diharapkan dapat membantu umat Islam yang berbahasa

Arab.

B. Transliterasi Berdasarkan SKB Dua Menteri Tahun 1987

Pemerintah telah menerbitkan SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan (sering disebut “Surat Keputusan Bersama Dua Menteri”/

SKB2M), No. 158/ 1987- No. 0543 b/u/1987 tentang transliterasi Arab-Latin.

Kemudian pada tahun 2007 Lajnah Pentashihhan Mushaf Al-Qur‟an Badan

Litbang dan Diklat Departemen Agama Republik Indoneisa menerbitkan buku

Pedoman Tajwid Transliterasi Al-Qur‟an sebagai pengembangan dari SKB2M

tersebut. Pedoman Tajwid Transliterasi tersebut dijadikan acuan untuk penerbit

yang akan menerbitkan Al-Qur‟an bertransliterasi.12

Jika dilihat di lapangan, transliterasi berdasarkan SKB2M ini telah banyak

digunakan, khususnya oleh institusi-institusi pemerintah, lembaga pendidikan

negeri maupun swasta, dan terlebih Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur‟an

Kementrian Agama RI. Transliterasi ini tidak dikhususkan untuk mentranskip Al-

Qur‟an tetapi untuk mentransliterasi tulisan Arab secara umum ke aksara Latin

(Indonesia) untuk kepentingan akademis dan lain sebagainya. 13

Menurut Ahmad Musaddad mengutip dari Ismail Raji al-Faruqi mengatakan:

Tujuan pengalihan huruf Al-Qur‟an adalah untuk mendekatkan orang yang kurang

11

Marjan Chotib , “Penerapan Tajwid Transliterasi Al-Qur‟an (Kajian Komparatif

Transliterasi 6 Mushaf Al-Qur‟an Kemenag),” (Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam

Negeri Jakarta, 2005), h. 25. 12 Muhammad Musaddad, “Al-Qur‟an Transliterasi Latin dan Problematikanya dalam

Masyarakat Muslim Denpasar” Shuhuf, Vol 10, No.1, Juni 2017. 13

Abdul Rasyid, “ Romanisasi Al-Qur‟an Transliterasi vs Transkipsi”, (Tesis S2 Fakultas

Ushuluddin, Institut Ilmu Al-Qur‟an Jakarta, 2012), h. 33.

Page 37: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

21

mampu membaca huruf Arab kepada pelafalan teks Al-Qur‟an yang sebenarnya.

Terkait hal ini, Isma‟il Raji al-Faruqi mengatakan, “The Latin alphabet

transliteration of Qur‟anic passage is not the holy al-Qur‟an al-Karim, but a

means to reaching and understanding it”14

ini menegaskan bahwa tranliterasi

Arab-Latin dari ayat-ayat Al-Qur‟an bukanlah Al-Qur‟an yang suci itu sendiri.

Akan tetapi itu hanya alat untuk mencapai dan memahaminya saja.

Pedoman Transliterasi Arab-Latin atau SKB2M digunakan untuk transliterasi

Arab, baik dalam buku sekolah, ataupun untuk teks-teks informal seperti kitab-

kitab kegamaan, termasuk Al-Qur‟an. Pedoman transliterasi tersebut adalah

sebagai berikut:

PEDOMAN TRANSLITERASI

Pedoman Transliterasi Arab Latin yang merupakan hasil keputusan bersama

(SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I. Nomor: 158

Tahun 1987 dan Nomor: 0543b/U/1987.15

1. Konsonan No Arab Latin

Tidak dilambangkan ا 1

B ب 2

T ت 3

ṡ ث 4

J ج 5

ḥ ح 6

Kh خ 7

D د 8

Z ذ 9

R ر 10

Z ز 11

S س 12

Sy ش 13

ṣ ص 14

ḍ ض 15

ṭ ط 16

ẓ ظ 17

14 Muhammad Musaddad, “Al-Qur‟an Transliterasi Latin dan Problematikanya dalam

Masyarakat Muslim Denpasar” Shuhuf, Vol 10, No.1, Juni 2017. 15 Lihat Pedoman transliterasi SKB2M 1987

Page 38: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

22

„ ع 18

G غ 19

F ف 20

Q ق 21

K ك 22

L ل 23

M م 24

N ن 25

W و 26

H ه 27

` ء 28

Y ي 29

C. Tinjauan Hukum Transliterasi dalam Fatwa Ulama

Para ulama sangat berhati-hati dalam masalah ini, karena mereka berusaha

untuk senantiasa menjaga Al-Qur‟an dan sangat peduli terhadapnya, sehingga Al-

Qur‟an bisa terjaga baik dalam masalah melafadzkan maupun dalam masalah

penulisannya. Dia dapat dibaca seperti pada saat diturunkannya, yaitu di zaman

Rasulullah SAW, baik yang menyangkut dengungnya, panjang pendeknya,

harakat-harakat, sukun-sukun, dan lain sebagainya.16

Allah telah menurunkan Al-Qur‟an dengan menggunakan bahasa Arab yang

jelas, sebagaimana telah dijelaskan dalam ayat-ayat Al-Qur‟an, seperti firman

Allah:

“Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk

kaum yang mengetahui.” (Fushilat:3) 17

16 Marjan Chotib , “Penerapan Tajwid Transliterasi Al-Qur‟an (Kajian Komparatif

Transliterasi 6 Mushaf Al-Qur‟an Kemenag),” (Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam

Negeri Jakarta, 2005), h. 24. 17

Lihat Q.S Yusuf/41:3. Mushaf Al-Qur‟an Cordoba (Bandung:PT Cordoba

Internasional Indonesia, 2012), h. 477.

Page 39: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

23

Terjadi perbedaan pendapat dikalangan ulama terkait penulisan Al-Qur‟an

untuk penduduk non-Arab dengan huruf Latin atau transliterasi ini. Al-Imam Al-

Marginani yang pernah menulis kitab Al-Hidayah, berkata “Dilarang untuk

menulis mushaf dengan menggunakan bahasa persia. Dan hal ini sudah menjadi

kesepakatan para Ulama.”18

Abu „Amr al-Dani, mengutip perkataan al-Imam Malik, saat ditanya

mengenai kebolehan untuk menyalahi huruf wa dan alif dalam mushaf, ia berkata

“tidak”.19

Pada riwayat lainnya disebutkan: “...Malik ditanya: apa pendapatmu

mengenai orang yang diminta untuk menulis mushaf saat ini. Apakah ia

menuliskannya sebagaimana huruf hijaiyah yang beredar sekarang. Ia menjawab:

saya tidak memiliki pedapat tentang itu. Akan tetapi dia harus menuliskannya

sebagaimana tulisan yang awal”.20

Fatwa Ibnu Hajar al-Haitami Syafi‟i, seorang yang telah mensyarah kitab Al-

Manahij, beliau pernah ditanya, “Apakah diharamkan menulis Al-Qur‟an dengan

huruf-huruf selain huruf Arab dengan maksud agar orang-orang non Arab bisa

membacanya?” beliau menjawab, “Sudah menjadi kesepakatan para ulama, bahwa

hal itu adalah haram hukumnya.”21

Ada lembaga fatwa dan penelitian di Eropa melakukan sebuah seminar

tentang masalah ini, yang dilkukan di Paris, Prancis pada Juli 2018 dengan

18

Yusuf Al-Qardawi, Fatwa-fatwa kontemporer. Penerjemah suri sudahri dkk. (Jakarta:

Pustaka al-Kautsar, 2009), h. 81. 19

Eva Nugraha, “Konsep al-Nabi al-Ummi dan implikasinya pada penulisan Rasm”,

Refleksi 13, no. 2 (2012): h. 277. 20

Eva Nugraha, “Konsep al-Nabi al-Ummi dan implikasinya pada penulisan Rasm”,

Refleksi 13, no. 2 (2012): h. 278. 21

Yusuf Al-Qardawi, Fatwa-fatwa kontemporer. Penerjemah suri sudahri dkk. (Jakarta:

Pustaka al-Kautsar, 2009), h. 81.

Page 40: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

24

berlandaskan kepada pembahasan lama yang dibahas oleh Salih Al-„Ud.22

Di

dalam seminar itu, telah banyak kritikan tajam yang dilontarkan oleh para peserta

dari kalangan orang-orang muslim Barat sekitar masalah keharusan menulis Al-

Qur‟an dengan tulisan Arab. Mereka menuntut agar diperbolehkan untuk menulis

sebagian Al-Qur‟an dengan tulisan Latin. Kemudian pembahasan pada seminar itu

membeberkan data tentang upaya musuh-musuh Islam untuk menyimpangkan

nash Al-Qur‟an dari yang sebenarnya. Setelah majlis itu melakukan diskusi

dengan cermat dan mendalam, maka pada akhirnya seminar itu memutuskan

untuk mengaharamkan menulis Al-Qur‟an dengan tulisan Latin.

Majlis itu melakukan pengecualian, dibolehkan bagi orang-orang muslim

selain bangsa Arab yang belajar Al-Qur‟an pada tahap pertama, dalam waktu yang

singkat dan terbatas, yaitu pada saat mereka belajar pengucapan huruf-huruf Arab

dan menghafal surat Al-Fātihah dan surat-surat pendek yang diperlukan dalam

pelaksanaan shalat. Hanya saja disyaratkn agar nash-nash itu bisa diucapkan

dengan pengucapan yang benar dan setelah selesai, hendaknya tulisan itu dihapus

dan dimusnahkan. 23

Sedangkan ulama yang membolehkan berpendapat bahwa penulisan Al-

Qur‟an dengan bahasa non-Arab atau transliterasi ini bukan tauqifi dari Nabi,

tetapi hanya merupakan satu cara penulisan yang disetujui dan diterima umat

dengan baik, sehingga menjadi suatu keharusan yang wajib dijadikan pegangan

dann tidak boleh dilanggar. Diantara para ulama ini adalah Syeikhh Izuddīn ibn

22 Yusuf Al-Qardawi, Fatwa-fatwa kontemporer. Penerjemah suri sudahri dkk. (Jakarta:

Pustaka al-Kautsar, 2009), h. 81. 23 Marjan Chotib , “Penerapan Tajwid Transliterasi Al-Qur‟an (Kajian Komparatif

Transliterasi 6 Mushaf Al-Qur‟an Kemenag),” (Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam

Negeri Jakarta, 2005), h. 24. 23

Lihat Q. S Fushilat ayat 3. Mushaf Al-Qur‟an Cordoba (Bandung:PT Cordoba

Internasional Indonesia, 2012), h. 477.

Page 41: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

25

Abdussalām, Badruddīn Muhammad ibn „Abdu al-Lāh al-Zarkasyī dan lain-lain.

Al-Zakarsyī mengatakan bahwa mengikuti penulisan dengan satu model itu

berlaku pada generasi awal saja, karena ilmu berkembang seiring dengan

perkembangan zaman dan sekarang dikhawatirkan terjadi kesalahpahaman

terhadap Al-Qur‟an dikalangan awam.24

D. Perkembangan Penyusunan Mushaf di Indonesia.

1. Periode Tulis

Ulama-ulama pada abad ke-16 telah menghasilkan banyak karya yang

telah disebarkan secara luas. Di beberapa daerah seperti Aceh, Palembang, Jawa

Timur dan Goa di Sulawesi telah menghasilkan banyak tulisan-tulisan penting

tentang ilmu-ilmu ke Islaman. Hamzah Fanshuri, al-Raniri dan Syamsudin dari

Pasai adalah ulama terkemuka pada masa itu yang telah menghasilkan tulisan-

tulisan penting.25

Penulisan Al-Qur‟an di Indonesia diperkirakan telah dimulai sekitar abad

ke-13 M ketika Kerajaan Pasai di Sumatera menjadi kerajaan yang memeluk

Islam secara resmi. Meskipun demikian, mushaf yang ditulis pada masa ini tidak

ditemukan, mushaf tertua ditemukan pada akhir abad ke-16 M tepatnya Jumadil

Awwal 993 H (1585 M) dari koleksi Wiliam Marsden.26

Penyalinan mushaf ini

dilakukan oleh masyarakat muslim diberbagai daerah di Nusantara, yaitu Aceh,

Padang, Palembang, Banten, Cirsssebon, Yogyakarta, Surakarta, Madura,

24 Badruddin Muhammad bin Abdullah az-Zakarsyā, Al-Burhān fī „ulum Al-Qur‟an

(Beirut: Dār al-Fikr, 1988), h. 460. 25

Howard M. Federspiel, Kajian Al-Qur‟an di Indonesia dari Mahmud Yunus hingga

Quraish Shihab (Bandung: Penerbit Mizan, 1996), h. 17. 26

Fadhal AR. Bafadhal dan H. Rosehan Anwar, Mushaf-mushaf Kuno di Indonesia

(Jakarta: Puslitbang Lektur Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Keagamaan Departemen Agama

RI, 2005), h. Vii.

Page 42: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

26

Lombok, Sambas, Pontianak, Banjarmasin, Samarinda, Makassar, Bone, Ambon

hingga Ternate.27

Hasil-hasil penyalinan mushaf tersebut dapat dilihat di museum,

perpustakaan dan di beberapa kolektor mushaf-mushaf kuno. Berdasarkan kajian

dari Syarifuddin dan Muhammad Musaddad, penulisan mushaf Al-Qur‟an sudah

dimulai sekitar abad ke-16 yang ditulis oleh seorang ulama al-Faqih al-Salih

Afifuddin Abdul Baqri bin Abdullah al-„Adami yang diselesaikan pada tahun

1585 M. pada masa selanjutnya, penyalinan mushaf Al-Qur‟an terus dilakukan

oleh masyarakat muslim di beberapa daerah Nusantara yang menjadi pusat ke-

Islamanan.28

2. Periode Cetak

Perkembangan teknologi cetak naskah-naskah keagamaan merambah

Nusantara pada pertengahan abad ke-19. Pada saat yang sama, penyalinan mushaf

Al-Qur‟an secara manual berangsur-angsur mulai ditinggalkan seiring dengan

kemajuan teknologi cetak. Pencetakan mushaf di Nusantara demikian pula di

dunia Islam umumnya menggunakan teknik litografi (cetak batu), dan tidak

menggunakan teknik tipografi (dengan satuan huruf dari logam).29

Di Nusantara,

Mushaf Al-Qur‟an cetakan tertua nerasal dari Palembang, hasil cetak batu

(litografi) Haji Muhammad Azhari Kemas Haji Abdullah, selesai dicetak pada

tahun 21 Ramadhan 1264 (21 Agustus 1848). Sejauh yang diketahui, inilah

mushaf cetakan tertua di Asia Tenggara. Tinggalan ini sampai saat ini hanya ada

27

Abdul Hakim, “Al-Qur‟an cetak Indonesia, Tinjauan Kronologis Pertengahan Abad ke-

19 hingga Awal Abad ke-20” Suhuf, Vol. 5, No.22 (2012). 28

Syaifuddin dan Muhammad Musaddad, “Beberapa Karakteristik Mushaf Al-Qur‟an

Kuno Situs Grigajah Gresik”, Suhuf, Vol. 8, No.01 (Juni, 2015) 29

Ali Akbar, “Perkembangan Mushaf Al-Qur‟an di Indonesia”, Suhuf, Vol. 4, No.02

(2011).

Page 43: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

27

pada koleksi Abd Azim Amin, Palembang.30

Naskahnya berukuran 30 x 20 cm,

tebal 3 cm, 607 halaman.31

Setelah selesai mencetak mushaf tahun 1848 M,

ditemukan juga mushaf Al-Qur‟an yang dicetak oleh Azhari dengan tahun yang

lebih muda, yaitu selesai dicetak tanggal 14 Zulqa‟dah 1270 H atau 7 Agustus

1854 M di Kmapung Pedatu‟an, Palembang.32

Pada akhir abad ke-19 mushaf yang beredar secara luas adalah cetakan

Singapura dan Bombay. Bukti luasnya peredaran mushaf cetakan Singapura ini

adalah dengan ditemukannya mushaf-mushaf tersebut di Palembang, Demak,

Madura, Lombok, Bima dan Filipina Selatan. 33

Dari masa peralihan Al-Qur‟an dari tulis tangan ke cetak ini lahirlah

beberapa penernit lokal yang mulai menerbitkan Al-Qur‟an. Penerbit lokal yang

mulai menerbitkan Al-Qur‟an pada tahun 1933 adalah matba‟ah al-Mishriyyah

kepunyaan Abdullah bin Affin Cirebon. Kemudian diikuti oleh Matba‟ah al-

Islamiyyah Bukit Tinggi (1933), Visser & Co yang menerbitkan Al-Qur‟an dan

terjemahannya dalam Bahasa Belanda di Batavia tahun 1934, Toko buku Ab. Sitti

Sjamsijah yang menerbitkan Al-Qur‟an dan teremahannya dalam bahasa dan

aksara Jawa di Surakarta tahun 1935.34

Setelah kemerdekaan, barulah pencetakan

30

Ali Akbar, “Perkembangan Percetakan Mushaf Al-Qur‟an di Indonesia”, Suhuf, Vol. 4,

No.02 (2011). 31

Ali Akbar, Mencetak Qur‟an, http;//qur‟an-nusantara.blogspot.co.id/2014/08/mencetak-

quran.html#more, diakses 21 Oktober 2018. 32

Ali Akbar, “Perkembangan Percetakan Mushaf Al-Qur‟an di Indonesia”, Suhuf, Vol. 4,

No.02 (2011). 33

Ali Akbar, Mencetak Qur‟an, http;//qur‟an-nusantara.blogspot.co.id/2014/08/mencetak-

quran.html#more, diakses 21 Oktober 2018. 34

Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, Kajjian Al-Qur‟an dan Kebudayaan,

Suhuf, Vol. 4, No.02 (2011).

Page 44: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

28

makin marak dan ramai dilakukan. Tidak hanya mencetak Al-Qur‟an tapi juga

mencetak kitab-kitab.35

35 Marjan Chotib , “Penerapan Tajwid Transliterasi Al-Qur‟an (Kajian Komparatif

Transliterasi 6 Mushaf Al-Qur‟an Kemenag),” (Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam

Negeri Jakarta, 2005), h. 24.

Page 45: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

29

BAB III

GAMBARAN UMUM YAYASAN PEMBINAAN MUALLAF ANNABA

CENTER INDONESIA

A. Sekilas Tentang Yayasan Pembinaan Muallaf Annaba Center Indonesia

Yayasan Pembinaan Muallaf Annaba Center Indonesia adalalah pesantren

muallaf pertama yang didirikan di Indonesia dibangun pada tahun 2008 diatas

tanah seluas 1.200 meter yang merupakan wakaf dari kaum muslimin, bermula

dari asrama pembinaan untuk putra yang berlokasi di Jl. Cenderawasih IV, No. 1

Rt 02 Rw 03 Kel. Sawah Baru, Kec. Ciputat. Kemudian setelah itu pada tahun

2014 dibangunlah asrama khusus putri dan diresmikan pada tahun 2016. 1 Latar

belakang pendirian Yayasan Annaba Center Indonesia ini bermula dari

pengalaman pribadi Ust Syamsul Arifin Nababan atau yang biasa disapa Ust

Nababan. Ustadz Nababan adalah ustadz berlatar belakang muallaf yang merasa

prihatin dan terpanggil untuk menyelamatkan akidah para muallaf karena sebagian

besar para muallaf merasa kehilangan arah ketika pertama kali masuk Islam.

Mereka tidak mendapatkan sentuhan pembinaan agama setelah berirkrar

mengucapkan 2 kalimat syahadat dan kemudian mendapatkan sertifikat beragama

Islam.

“Saya merasa prihatin dan terpanggil untuk menyelamatkan akidah para

muallaf ini yang mana sebagian besar para muallaf itu ketika baru masuk Islam

mereka tidak mendapatkan sentuhan pembinaan agama kecuali mereka hanya

ikrar 2 kalimat syahadat kemudian diberikan sertifikat beragama Islam setelah itu

dilepas.”2

1 Wawancara Pribadi dengan Ust Nababan, Ruang tamu Pesantren Pembinaan Muallaf

Yayasan Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang Selatan, 12 Oktober 2018

pukul 20:01 WIB. 2 Wawancara Pribadi dengan Ust Nababan, Ruang tamu Pesantren Pembinaan Muallaf

Yayasan Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang Selatan, 12 Oktober 2018

pukul 19:51 WIB.

Page 46: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

30

Sepanjang perjalanan safari dakwah yang dilakukan oleh Ust Nababan dari

kota ke kota, dari daerah ke daerah, hingga keberbagai negara tak jarang ia selalu

mendapatkan sebuah permintaan untuk membangun rumah pembinaan khusus

untuk para muallaf karena melihat fakta yang terjadi tak sedikit para muallaf yang

tidak mendapatkan sentuhan pembinaan yang kemudian kehilangan arah sehingga

para muallaf tersebut murtad dan kembali kepada agama sebelumnya. Setelah itu

sepanjang perjalanan dakwahnya Ust Nababan selalu mengutarakan niatnya

untuk membangun sebuah tempat pembinaan bagi para muallaf dan Alhamdulillah

mendapatkan respon yang positif sehingga beliau dapat mendirikan Yayasan

Pembinaan Muallaf Annaba Center Indonesia.3

“Ketika itu saya spontan saja karena saya tidak punya modal tidak punya

apa-apa kemudian secara spontan saja saya ber‟azzam bertekad ingin

mendirikan pesantren muallaf atau sebuah tempat pembinaan bagi para muallaf

dan bermula dari yang putra saya Alhamdulillah ketika itu ada kesempatan untuk

berdakwah ke Australia Alhamdulillah ketika saya di Australia itu saya utarakan

hajat saya kepada teman-teman saya disana Alhamdulillah saya mendapatkan

dukungan waktu itu dalam membeli tanah yang putra kemudian tidak lama dari

itu saya diundang ceramah ke Amerika ke Kanada dan akhirnya cita-cita untuk

mendirikan pesantren itu berlanjut dari membeli tanah kemudian saya bangun,

mula-mula saya bangun yang putra dulu. Kemudian ternyata yang berminat itu

ternyata tidak hanya laki-laki banyak juga yang akhwatnya maka pada tahun

2014 saya bangun ini Pesantren Mullaf Putri.” 4

Setelah dibangunnya Pesantren Pembinaan yang dikhususkan untuk muallaf

ini Ust Nababan akhirnya memutuskan 2 ketetapan untuk para muallaf yang ingin

tinggal di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan Annaba Center Indonesia.

Pertama, semua muallaf yang ingin menetap dan belajar di Pesantren semuanya

gratis tidak dipungut biaya, kedua harus belajar sungguh-sungguh dan dalam

3 Wawancara Pribadi dengan Siti Hajar, Ruang tamu Pesantren Pembinaan Muallaf

Yayasan Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang Selatan, 03 Oktober 2018

pukul 13:05 WIB. 4 Wawancara Pribadi dengan Ust Nababan, Ruang tamu Pesantren Pembinaan Muallaf

Yayasan Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang Selatan, 12 Oktober 2018

pukul 19:59 WIB.

Page 47: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

31

waktu 1 bulan harus bisa mengaji Al-Qur‟an kemudian setelah selesai belajar

disini minimal selesai pendidikan S1 diwajibkan bagi mereka untuk pulang ke

kampung masing-masing dan berdakwah menyampaikan ajaran-ajaran Islam. 5

“Kami disini diizinkan untuk menetap sekaligus belajar, ust hanya meminta

agar kami terus belajar menuntut Ilmu Allah dengan sungguh-sungguh setelah itu

kami berdakwah karena kami yang berlatar belakang muallaf ini kami harus bisa

mengajak saudara-saudara kami teman-teman kami yang non muslim untuk mau

masuk Islam menyebarkan dan mengajarkan bahwa ajaran Islam ini tidak keras

dan tidak seburuk yang mereka pikirkan selama ini.”6

Tidak sampai disitu Ust Nababan terus memperluas dakwahnya tidak hanya

melalui ceramah hingga ke berbagai negara akan tetapi Ust Nababan membangun

kembali 2 Pesantren Pembinaan Muallaf di Kupang Nusa Tenggara Timur yang

dikhususkan bagi yang sudah berumah tangga sedangkan untuk yang di

Tangerang dikhususkan bagi yang belum berumah tangga.

“Kebetulan saya sudah membangun 4 buah seperti ini 2 disini dan 2 lagi itu

di Kupang Nusa Tenggara Timur bagi yang sudah berumah tangga kita alihkan

bukan di Tangerang sini tapi kita taro di Kupang sana semua kita biayai. Mereka

disini dari pendidikan formal pendidikan tingkat SMP, SMA dan Perguruan

Tinggi itu semua kita biayai dan dalam waktu dekat InsyaAllah saya akan

membangun yang seperti ini lagi tapi bertaraf Internasional bertempat di Puncak,

saya baru saja dapat tanah 2 kapling yang satu 5 hektar yang satu lagi 1 hektar

2000 meter di Puncak Bogor InsyaAllah dalam waktu dekat ini saya akan

membangun mudah-mudahan Allah mudahkan segalanya karena yang kita

pikirkan jangan sampai muallaf ini tidak mengerti apa-apa apalagi kembali

murtad itulah latar belakang pendirian Yayasan Muallaf ini.”7

5 Wawancara Pribadi dengan Ust Nababan, Ruang tamu Pesantren Pembinaan Muallaf

Yayasan Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang Selatan, 12 Oktober 2018

pukul 20:10 WIB. 6 Wawancara Pribadi dengan Sakinatuudiniyyah, Ruang tamu Pesantren Pembinaan

Muallaf Yayasan Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang Selatan, 8

Oktober 2018 pukul 20:31 WIB. 7 Wawancara Pribadi dengan Ust Nababan, Ruang tamu Pesantren Pembinaan Muallaf

Yayasan Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang Selatan, 12 Oktober 2018

pukul 20:51 WIB.

Page 48: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

32

B. Profil Santri di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan Annaba Center

Indonesia

Sebuah Yayasan Pesantren tidak akan terlepas dari adanya siswa atau santri

yang bermukim, maka dari itu profil umum santri di Pesantren Pembinaan

Muallaf Yayasan Annaba Center Indonesia ini penulis akan tunjukan dan

rincikan lebih detail pada lembar lampiran, profil inilah yang membuat kajian ini

dirasa penting untuk penulis karena mayoritas santri adalah pelajar yang sedang

menempuh pendidikan formal pada salah satu sekolah baik itu di Sekolah

Menengah Pertama (SMP) maupun Sekolah Menengah Atas (SMA) di sekitar

Pesatren.

Pesantren Annaba Center Indonesia saat ini memiliki santri berjumlah 70

orang, terdiri dari 32 santri putri dan 38 santri putra. Waktu belajar santri

dilaksanakan pada dua waktu yaitu seusai shalat magrib dan seusai shalat subuh.

Penulis disini hanya mewawancarai santri putri dikarenakan terdapat peraturan

yang membatasi kegiatan putra dan putri. Berikut ini adalah data informan

muallaf yang merupakan pengguna dari Al-Qur‟an transliterasi. Adapun daftar

santri yang menjadi informan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Identitas Informan (Santri)

No Nama TTL Asal Daerah Usia Latar Belakang

Pendidikan

1 Cerjina Ximenes Tuapukan, 11

Januari 2002

Timor Leste 16 Madrasah

Aliyah (MA)

2 Julia Freitas

Riberio (Sofia)

Tuapukan, 01

Januari 2001

Timor Leste 17 Sekolah

Menengah Atas

(SMA)

Page 49: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

33

3 Madalena Ribeirio

(Nurul

Komariyah)

Tuapukan, 28

Januari 2003

Kupang, NTT 15 Madrasah

Aliyah (MA)

4 Graciela Victoria

Safira

Jakarta, 04

September

2001

Jakarta

17 Madrasah

Aliyah (MA)

5 Siti Hajar Tanah Toraja,

11 Juni 1987

Kalimantan

Timur

31 S1 Kesehatan

Masyarakat

6 Aminah Ashri

Hutabarat

Padang, 03

Januari 1995

Padang,

Sumbar

23 S1 Akutansi

7 Yuliana Grasia

Dasilva (Aisyah)

Kupang, 30

Maret 2005

Naibonat,

NTT

13 Madrasah

Tsanawiyah

(MTS)

8 Alita Soatar Pitas

(Munawwaroh)

11 Desember

2004

Timor Leste 14 Sekolah

Menengah

Pertama (SMP)

9 Amel Bandung, 21

Oktober 1999

Bandung 19 Sekolah

Menengah Atas

(SMA)

10 Yuliana Natalia

(Fatmah Azzahra)

Bengkulu, 30

Juli 1991

Bengkulu 27 Sekolah

Menengah Atas

(SMA)

11 Sakinah

Tuddiniah

Ambukha, 13

Februari 2001

Nias, Sumut 17 Madrasah

Aliyah (MA)

12 Aisyah Giawa Amuri, 09

Maret 2003

Nias, Sumut 15 Sekolah

Menengah Atas

(SMA)

13 Nuur Hidayah

Rumahorbo

Dumai, 11 Juli

1991

Riau 27 Sekolah

Menengah Atas

(SMA)

14 Ibu Endang - Pamulang - -

15 Z.A Bandung, 1996 Bandung 22 Sekolah

Menengah Atas

Page 50: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

34

(SMA)

16 R.S Nias, 28

November

1997

Nias, Sumut 21 Sekolah

Menengah Atas

(SMA)

17 S.B - Medan - S1 Kimia

18 N.D - Nias 25 Sekolah

Menengah Atas

(SMA)

Tabel 3. 2 Identitas Informan (Pengajar Al-Qur‟an dan Pembina)

No Nama TTL Asal

Daerah Usia

Latar

Belakang

Pendidikan

Ket.

1

Syamsul

Arifin

Nababan

Tebing

Tinggi, 10

November

1966

Sumatera

Utara 52 S1 Syariah

Pembina

Yayasan

2 Ernawati

Nias, 15

November

1995

Nias,

Sumut 23

Madrasah

Aliyah (MA)

Pengajar

Al-

Qur‟an

C. Profil Mushaf Al-Qur’an Transliterasi

Dalam penelitian ini, penulis meneliti 3 mushaf Al-Qur‟an Transliterasi yang

digunakan oleh para santri di Pesantren Pembinaan Muallaf Annaba Center

Indonesia. Berikut penulis menyediakan penjelasan singkat, guna mengetahui

informasi masing-masing mushaf yang diteliti.

1. Mushaf Al-Qur‟an Transliterasi Per Kata dan Terjemah Per Kata (AT-

THAYYIB) 2011

Page 51: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

35

Untuk menjelaskan dan mendeskripsikan mushaf-mushaf al-Qur‟an

Transliterasi ini, penulis membaginya menjadi tiga poin pembahasan yaitu :

Pengenalan mushaf, tampilan mushaf, dan telaah atas konten mushaf. Pengenalan

mushaf bertujuan untuk menguraikan beberapa hal mengenai mushaf yang

berhubungan dengan penerbit mushaf, tahun terbit, latar belakang diterbitkannya

mushaf menurut penerbit dan metode yang digunakan dalam menyusun mushaf.

Tampilan mushaf bertujuan untuk memberikan gambaran tentang tampilan

mushaf baik itu dari segi sampul maupun penggunaan kertas, sedangkan telaah

atas konten mushaf bertujuan untuk menguraikan konten-konten tambahan

terutama konten-konten yang berkaitan dengan transliterasi.

a) Pengenalan Mushaf

Gambar 3.3 Mushaf Al-Qur‟an Transliterasi Per Kata dan Terjemah Per Kata

(AT-THAYYIB)

Page 52: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

36

Mushaf ini diterbitkan oleh penerbit Cipta Bagus Segara yang beralamat di

Jln. Raya Jati Bening Dua, No. 36 Rt. 02 Rw 04, Jati Bening Baru, Pondok Gede,

Kota Bekasi, Jawa Barat, 17412. Mushaf ini dilengkapi dengan transliterasi per

kata dan terjemah per kata, transliterasi yang digunakan adalah pedoman

transliterasi Arab-Latin keputusan bersama Menteri Agama dan Menteri P dan K

No: 158 Tahun 1987- Nomor:0543 b/u/1987. Tujuan diterbitkannya mushaf ini

menurut keterangan yang ada dalam “Prakata” mushaf adalah diharapkan

“kehadiran Mushaf At-Thayyib dapat melipat gandakan pahala para pembacanya

karena mengantarkan pembaca untuk lebih tepat dan lebih benar dalam membaca

Al-Qur‟an serta menuntun pembaca untuk dapat memahami seluruh kata dalam

Al-Qur‟an yang dibaca, sehingga mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-

hari.”8

Berdasarkan telaah penulis terhadap Mushaf Al-Qur‟an Transliterasi Per Kata

dan Terjemah Per Kata At-Thayyib, diketahui bahwa mushaf ini telah mendapatkan

persetujuan tanda tashih dari Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an Departemen Agama

RI pada tanggal 13 Rabiul Awal 1433 H, atau bertepatan dengan tanggal 6 Februari 2012

M. Tim pelaksana yang menandatangani adalah H. Muhammad Shohib Thahar sebagai

ketua, dan Dr. H. Ahsin Sakho selaku sekretaris.

b) Tampilan Mushaf

Dari segi tampilan, Mushaf Al-Qur‟an Transliterasi Per Kata dan Terjemah Per

Kata At-Thayyib ini berisi 631 halaman dengan ukuran panjang 17,5cm x 25,5cm. Bahan

yang digunakan sebagai sampulnya adalah model hard cover dengan background warna

8 Lihat Prakata Mushaf Al-Qur‟an Transliterasi Per Kata dan Terjemah Per

Kata At-Thayyib (Bekasi: Cipta Bagus Segara, 2011)

Page 53: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

37

yang digunakan adalah warna hijau pekat dan terdapat tulisan “Al-Qur‟an Al-Karim” dari

huruf Arab yang nampak timbul dalam satu bingkai lingkaran.

Dari segi kertas, mushaf ini menggunakan jenis kertas “Qur‟an Print & Paper (QPP)”

yaitu jenis kertas yang biasa digunakan untuk mencetak Al-Qur‟an.

c) Tela‟ah Konten Mushaf

Pada pembahasan ini penulis akan mengklasifikasikan menjadi tiga

pembahasan dalam konten, yaitu: Lampiran awal, sisipan, dan lampiran akhir.

a. Lampiran Awal

Lampiran awal yang terdapat dalam mushaf ini, yaitu lembar cover bagian

dalam, lembar tanda tashih dari Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an

Kementerian Agama RI, lembar tim penyusun, prakata penerbit, Pedoman

Transliterasi Arab-Latin sesuai Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan RI no 158 tahun 1987 dan do‟a sujud tilawah, serta

lembar daftar isi.

b. Sisipan

Sisipan yang terdapat dalam mushaf ini adalah:

1) Transliterasi per kata terletak di bawah setiap kata ayat al-Qur‟an

2) Terjemah per kata terletak di bawah setiap kata ayat al-Qur‟an

3) Footnote penjelasan lanjutan di terjemahan kata pada ayat–ayat tertentu

4) Terjemah per ayat terletak disebelah kiri ayat Al-Qur‟an versi

Kementerian Agama RI.

c. Lampiran Akhir

Page 54: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

38

Lampiran akhir yang terdapat dalam mushaf ini, yaitu: do‟a khatmil Qur‟an,

indeks do‟a dalam Al-Qur‟an, indeks alfabet, Panduan Praktis Hukum Tajwid,

wawasan umum seputar Al-Qur‟an, dan panduan etika membaca Al-Qur‟an.

2. Mushaf Al-Qur‟an Al-Hadi Mushaf Latin 2015

a) Pengenalan Mushaf

Mushaf ini diterbitkan oleh penerbit Maktabah Al-Fatih Rasyid Media, yang

beralamat di Jl. Ikan Hias Batu Ampar1 No 36 Kramat Jati, Jakarta Timur.

Mushaf ini dilengkapi dengan transliterasi latin Al-Qur‟an standar Kementerian

Agama Republik Indonesia per kata, terjemah versi Kementerian Agama

Republik Indonesia yang dilengkapi dengan judul dan sub judul tiap-tiap tema

dalam terjemah, asbabun nuzul, Terjemah per kata, serta kode tajwid dan

keterangan cara baca pada tiap halaman. Tujuan diterbitkannya mushaf ini

menurut keterangan yang ada dalam “Kata Pengantar” mushaf adalah “untuk lebih

bisa memberikan warna-warni dalam penerbitan Al-Qur‟an agar setiap muslim

yang ada di Indonesia khususnya dan seluruh dunia pada umumnya mencintai,

memiliki, dan membagi ilmu yang telah kita pelajari dengan meneliti jalan diatas

Al-Qur‟an dan As-Sunnah.” 9

9 Mushaf Al-Qur‟an Al-Hadi Mushaf Latin (Jakarta: Maktabah Al-Fatih Rasyid Media, 2015)

Page 55: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

39

Gambar 3.4 Mushaf Al-Qur‟an Al-Hadi Mushaf Latin 2015

Berdasarkan telaah penulis terhadap Mushaf Al-Qur‟an Al-Hadi Mushaf

Latin, diketahui bahwa mushaf ini telah mendapatkan persetujuan tanda tashih

dari Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an Departemen Agama RI pada tanggal

12 Rabi‟u Al-Tsani 1436 H atau 2 Februari 2015 M, yang ditandatangani oleh

Ketua Lajnah Pentashihan Al-Qur‟an H. „Abdul Halim Ahmad, LC. M.M. dan Dr.

H. Ahsin Sakho selaku sekretaris.

b) Tampilan Mushaf

Dari segi tampilan, Mushaf Al-Qur‟an dalam huruf Arab dan Latin ini

berukuran panjang 18, 2 cm lebar 25, 7 cm. Bahan yang digunakan sebagai

sampulnya adalah model hard cover dengan background warna yang digunakan

adalah merah pekat hampir kehitaman dan terdapat tulisan “Al-Qur‟an Al-Karim”

Page 56: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

40

dari huruf Arab yang nampak timbul dalam satu bingkai lingkaran berwarna hijau dengan

warna dasar kuning keemasan, dan tidak hanya itu untuk memperindah sampul depan

warna kuning keemasan diletakan di sudut kanan dan kiri.

Dari segi kertas, mushaf ini menggunakan jenis kertas “Qur‟an Print & Paper

(QPP)” yaitu jenis kertas yang biasa digunakan untuk mencetak Al-Qur‟an.

c) Tela‟ah konten mushaf

Pada pembahasan ini penulis akan mengklasifikasikan menjadi tiga

pembahasan dalam konten, yaitu: Lampiran awal, sisipan, dan lampiran akhir.

a. Lampiran Awal

Lampiran awal yang terdapat dalam mushaf ini, yaitu: cover bagian dalam,

lembar tanda tashih dari Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an Kementrian

Agama RI, lembar kata pengantar penerbit, deskripsi mushaf Al-Hadi, Pedoman

Transliterasi Arab-Latin sesuai Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan RI no 158 tahun 1987 dan do‟a sujud tilawah,

panduan ilmu tajwid, makharijul huruf, daftar ayat sajdah, dan do‟a sujud tilawah.

b. Sisipan

Sisipan yang terdapat dalam mushaf ini adalah:

1) Teks terjemah versi Kementerian Agama RI.

2) Dilengkapi dengan judul dan sub judul tiap-tiap tema dalam terjemah.

3) Dilengkapi dengan Asbab al-Nuzul.

4) Dilengkapi dengan terjemah per kata terletak dibawah setiap kata ayat

Al-Qur‟an.

Page 57: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

41

5) Kode tajwid dan keterangan cara baca pada tiap halaman.

6) Footnote penjelasan lanjutan di terjemahan kata pada ayat–ayat tertentu.

7) Dilengkapi dengan Al-Qur‟an Text Message untuk beberapa istilah pada

ayat-ayat tertentu.

8) Transliterasi Al-Qur‟an per kata terletak dibawah setiap kata ayat Al-

Qur‟an.

c. Lampiran Akhir

Lampiran akhir yang terdapat dalam mushaf ini, yaitu: daftar isi, indeks

tematik, do‟a-do‟a pilihan dari Al-Qur‟an dan Sunnah tentang dzikir dilengkapi

pula oleh zikir setelah shalat, zikir pagi dan petang yang bersumber dari Al-

Qur‟an dan Hadis lengkap dengan sanad periwayatannya, do‟a para Nabi,

panduan etika membaca Al-Qur‟an, do‟a khatmil Qur‟an, dan terjemah doa

khatmil Al-Qur‟an.

3. Mushaf Al-Qur‟an Tajwid Warna Transliterasi Per Ayat Terjemah Per Ayat

(Al-Munawwar) 2015

a) Pengenalan Mushaf

Mushaf ini diterbitkan oleh penerbit Cipta Bagus Segara yang beralamat di

Jln. Raya Jati Bening Dua, No. 36 Rt. 02 Rw 04, Jati Bening Baru, Pondok Gede,

Kota Bekasi, Jawa Barat, 17412. Mushaf ini dilengkapi dengan Tajwid Warna,

transliterasi per ayat, terjemah per ayat. Tujuan diterbitkannya mushaf ini menurut

keterangan yang ada dalam “Prakata” mushaf adalah “agar umat Islam Indonesia

Page 58: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

42

bisa semakin mudah dan terpacu untuk terus belajar, mengajarkan, dan

mengamalkan Al-Qur‟an.”10

Gambar 3.5 Mushaf Al-Qur‟an Tajwid Warna Transliterasi Per Ayat Terjemah Per Ayat (Al-

Munawwar) 2015

Berdasarkan telaah penulis terhadap Al-Qur‟an Tajwid Warna Transliterasi

Per Ayat Terjemah Per Ayat (Al-Munawwar), diketahui bahwa mushaf ini telah

mendapatkan persetujuan tanda tashih dari Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an

Departemen Agama RI pada tanggal 3 Sya‟ban 1436 H, atau bertepatan dengan tanggal

10

Lihat Al-Qur‟an Tajwid Warna Transliterasi Per Ayat Terjemah Per Ayat (Al-

Munawwar) (Bekasi: Cipta Bagus Segara, 2015)

Page 59: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

43

21 Mei 2015 M. Tim pelaksana yang menandatangani adalah Dr. H. Mukhlish Hanafi

sebagai ketua, dan Dr. H. Ahsin Sakho selaku sekretaris.

b) Tampilan Mushaf

Dari segi tampilan, Al-Qur‟an Tajwid Warna Transliterasi Per Ayat

Terjemah Per Ayat (Al-Munawwar) ini berisi 631 halaman dengan ukuran panjang

21 cm x 29 cm. Bahan yang digunakan sebagai sampulnya adalah model hard

cover dengan background warna yang digunakan adalah warna merah pekat dan

terdapat tulisan “Al-Qur‟an Al-Karim” dari huruf Arab yang nampak timbul

dalam satu bingkai lingkaran berwarna keemasan.

Dari segi kertas, mushaf ini menggunakan jenis kertas “Qur‟an Print &

Paper (QPP)” yaitu jenis kertas yang biasa digunakan untuk mencetak Al-Qur‟an.

c) Tela‟ah konten mushaf

Pada pembahasan ini penulis akan mengklasifikasikan menjadi tiga

pembahasan dalam konten, yaitu: Lampiran awal, sisipan, dan lampiran akhir.

a. Lampiran Awal

Lampiran awal yang terdapat dalam mushaf ini, yaitu: cover bagian dalam,

lembar tim redaksi, prakata penerbit, Pedoman Transliterasi Arab-Latin sesuai

Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI

no 158 tahun 1987, daftar Isi, daftar ayat sajdah, do‟a sujud tilawah, dan panduan

warna tajwid.

b. Sisipan

Sisipan yang terdapat dalam mushaf ini adalah:

Page 60: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

44

1) Teks terjemah per ayat versi Kementerian Agama RI.

2) Asbab al-Nuzul ayat.

3) Terjemah per ayat terletak disamping setiap ayat Al-Qur‟an.

4) Tesaurus yang memuat berbagai informasi dan wawasan yang berkaitan

dengan Al-Qur‟an.

5) Footnote penjelasan lanjutan di terjemahan kata pada ayat–ayat tertentu.

6) Transliterasi Al-Qur‟an per ayat terletak dibawah setelah seluruh ayat Al-

Qur‟an disetiap lembar

7) Lima tajwid warna, khat dilengkapi dengan lima warna yang berbeda

sesuai hukum tajwid berdasarkan penelitian Lajnah Pentashihan Mushaf

Al-Qur‟an.

8) Kertasnya bervarian warna disetiap 2 juz Al-Qur‟an.

c. Lampiran Akhir

Lampiran akhir yang terdapat dalam mushaf ini, yaitu: do‟a khatmil Qur‟an,

terjemah doa khatmil Al-Qur‟an, ilmu tajwid praktis, panduan bacaan gharib,

Ulmul Qur‟an, Sejarah Kodifikasi Al-Qur‟an, indeks do‟a dalam Al-Qur‟an,

panduan etika dalam membaca Al-Qur‟an, indeks al-fabet, lembar tanda tashih

dari Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an Kementrian Agama RI,

D. Waktu Membaca Al-Qur’an

Dalam belajar Al-Qur‟an, para pelajar atau santri memiliki waktu belajar atau

waktu untuk membaca Al-Qur‟an yang berbeda-beda. Akan tetapi sebagian besar

informan membaca Al-Qur‟an seusai shalat subuh karena adanya setoran bacaan

sehingga menuntut mereka untuk membaca Al-Qur‟an seusai shalat Subuh. Di

Page 61: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

45

dalam perjanjian atau komitmen yang ditetapkan oleh pembina sekaligus

pimpinan Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan Annnaba Center Indonesia Ust.

Syamsul Arifin Nababan bahwasannya setiap muallaf yang ingin menjadi santri di

Annaba di wajib kan untuk bisa membaca Al-Qur‟an dalam kurun waktu 1

bulan,11

akan tetapi penulis menemukan bahwa beberapa santri baru bisa

membaca Al-Qur‟an lebih dari 1 bulan. Penulis juga menemukan bahwa semua

yang mencapai target 1 bulan bisa membaca Al-Qur‟an melakukan waktu atas

perutinan dalam membaca Al-Qur‟an selain di waktu setoran atau seusai solat

subuh, mereka pun merutinkan untuk membaca Al-Qur‟an setelah shalat fardhu,

setelah shalat sunnah, bahkan di waktu senggang ketika disekolah. Berbeda

dengan yang tidak mencapai target selama 1 bulan mereka melakukan bacaan Al-

Qur‟an hanya ketika setoran saja bahkan penulis juga menemukan bahwa setoran

yang sifatnya wajib diikuti bagi santri akan tetapi pada faktanya tidak semua

santri mengikuti setoran bacaan kepada ustadzah atau pengajar Al-Qur‟an dan

setelah ditelusuri dan melakukan wawancara lebih mendalam bahwa mereka yang

dianggap mencapai target 1 bulan dalam membaca Al-Qur‟an pun belum

sepenuhnya lancar dalam membaca Al-Qur‟an, maka dari itu sebagian dari

mereka mengakui bahwa mereka masih menggunakan Al-Qur‟an Transliterasi

agar melancarkan atau sekedar memastikan bacaan mereka ketika membaca Al-

Qur‟an. Berdasarkan hasil temuan penulis waktu yang digunakan oleh para santri

untuk membaca Al-Qur‟an sangat berpengaruh atas capaian kelancaran membaca

Al-Qur‟an mereka.

11

Wawancara Pribadi dengan Ust Nababan, Ruang tamu Pesantren Pembinaan Muallaf

Yayasan Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang Selatan, 12 Oktober 2018

pukul 20:10 WIB

Page 62: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

46

Berikut adalah tabel urutan waktu yang sering sekali para santri lakukan

berdasarkan jumlah pernyataan atas jawaban yang diberikan kepada penulis.

Tabel 3.6 Waktu Membaca Al-Qur‟an

No Waktu membaca Al-Qur‟an Jumlah penyebutan

1 Setiap selesai Shalat Subuh 16

2 Setiap selesai Shalat Ashar 5

3 Setiap disekolah 1

4 Setiap malam jum‟at 1

5 setiap selesai shalat fardhu 1

6 Kalau lagi mood aja 1

7 Seminggu 5x 1

E. Kepemilikan Al-Qur’an Transliterasi

Dari penelusuran penulis, data yang diperoleh menunjukkan bahwa

kebanyakan para santri memiliki Al-Qur‟an transliterasi dan sebagiannya lagi jika

ingin membaca bisa meminjam di Musholla. Berikut penulis sajikan data

kepemilikan santri yang memiliki Al-Qur‟an transliterasi dari data ini penulis

menghitung atas jawaban hasil wawancara yang sama dan penulis sajikan dalam

tabel dibawah ini:

Tabel 3.7 Kepemilikan Al-Qur‟an Transliterasi

No. Kepemilikan Al-Qur‟an Transliterasi Jumlah Penyebutan

1 Milik pribadi 11

2 Pinjam ke Mushalla 7

3 Pinjam ke teman-teman dan kakak-kakak 2

Page 63: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

47

F. Alasan ketertarikan menjadi muallaf

Ketika seseorang memutuskan untuk berpindah keyakinan pasti ada alasan

tertentu yang membuat seseorang bisa yakin untuk mengambil keputusan tersebut.

Berikut akan penulis sajikan latar belakang para santri di Pesantren Pembinaan

Muallaf Yayasan Annaba Center Indonesia yang berkeyaninan untuk pindah

Agama. Berikut penulis akan tampilkan tabel berbagai alasan ketertarikan menjadi

muallaf yang dirasakan oleh para santri Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan

Annaba Center Indonesia data ini penulis menghitung atas jawaban hasil

wawancara yang sama dan penulis sajikan dalam tabel dibawah ini:

Tabel 3.8 Alasan Ketertarikan Menjadi Muallaf

No. Alasan Ketertarikan Menjadi Muallaf Jumlah Penyebutan

1 Cara berpakaian 6

2 Akhlak yang baik 4

3 Sopan santun 7

4 Tutur kata yang baik 2

5 Ajaran Islam yang terarah 4

6 Lantunan ayat suci Al-Qur‟an 5

7 Suara adzan 3

8 Shalawat 1

9 Trinitas 4

10 Nyaman 2

11 Adem 3

12 Tenang dan tenteram 2

13 Suara takbir 1

Sesuai dengan data yang penulis peroleh diatas dalam alasan ketertarikan

menjadi muallaf ini menjadi bagi tiga bagian: a. Pendengaran, b. Peraasaan, c.

Perilaku. Berikut penulis sajikan beserta data hasil temuannya:

a. Pendengaran

Page 64: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

48

Beberapa informan yang penulis wawancarai menyebutkan bahwasannya

salah satu alasan mereka memutuskan untuk menjadi muallaf yaitu melalui

pendengaran, diantaranya yaitu informan yang berasal dari Bandung berinisial

Z.A dan Amel. Dua orang adik-kakak ini memutuskan untuk menjadi muallaf

karena adzan, mereka hidup dalam lingkungan muslim yang setiap hari bahkan

dari kecil selalu mendengar adzan akan tetapi hidayah Allah datang melalui yang

setiap hari mereka dengar yaitu suara adzan. Ketika mereka sedang gundah gulana

menghadapi problematika kehidupan dan merasakan kehampaan serta kehilangan

arah kemana mereka harus mengadu, Allah getarkan hati mereka untuk datang

kepadaNya.

“Memang bagi kami saya dengan adik saya Islam itu tidak asing karena

lingkungan kami memang muslim seperti shalat, puasa, adzan itu tidak asing bagi

kami tapi ketika itu mata hati kami masih tertutup hingga kami tidak merasakan

apa-apa belum tersentuhlah untuk masuk Islam. Pada mulanya ketika saya masih

kuliah saya tertimpa masalah keluarga, saya putus kuliah, kuliah saya berantakan

hancur dan melihat keadaan orangtua saya tidak harmonis lagi disitu saya

merasa hampa hilang tujuan hidup saya berantakan sampai puncaknya saya

bingung mau kemana disitu saya seperti kehilangan kepercayaan entah kenapa

saya bingung ingin mengadu atau berdoa kepada siapa tapi saya tetap meyakini

bahwa Tuhan itu ada akhirnya saya berdoa walau ketika itu saya tidak tau doa

saya tunjukan kepada Tuhan siapa Tuhan yang mana saya berdoa minta untuk

diberikan petunjuk apa yang harus saya lakukan saya harus bagaimana.

Kemudian saya tertidur dan ketika saya bangun yang saya dengar adalah suara

adzan subuh entah mengapa hati saya begitu bergetar saya meyakini bahwa itu

adalah petunjuk Tuhan untuk saya dan ternyata hal yang saya rasakan dirasakan

pula oleh adik saya Amel. Alhamdulillah hidayah Allah turun untuk kami melalui

adzan tersebut.” 12

Tidak hanya Z.A dan Amel yang tertarik untuk menjadi muallaf melalui

pendengaran. Aminah Ashri Hutabarat seorang sarjana Akutansi yang berasal dari

12 Wawancara Pribadi Z.A dan Amel, Asrama Putri Pesantren Pembinaan Muallaf

Yayasan Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang Selatan, 13 November

2018 pukul 14:47 WIB

Page 65: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

49

Padang Sumatera Barat pun mendapatkan hidayah melalui pendengaran yaitu

dengan lantunan ayat suci Al-Qur‟an dan suara takbir ketika hari raya idul fitri

yang bisa membuat hati dan jiwanya bergetar hingga meneteskan air mata.

”Alhamdulillah saya dari kota Padang yang memang banyak orang Islamnya

bahkan lingkungan saya Islam dan saya juga punya banyak teman yang Islam

jadi pas saya dengar mereka mengaji itu hati saya tersentuh malah saya suka

bercucuran air mata, saya juga kepo sendiri cari sendiri maknanya itu apa sih

artinya itu apa sih. Keyakinan saya bertambah ketika saya mendengar takbir

ketika hari raya „idul fitri semua beramai-ramai datang ke masjid untuk takbiran

dan setiap muslim bertakbir menyebut nama Allah itu pula menggetarkan hati

saya dibuat takjub saya oleh ajaran-ajaran tersebut”13

Bukan hanya tertarik dengan lantunan ayat suci Al-Qur‟an yang merdu dan

suara adzan yang berkumandang saja alasan lain mereka tertarik dengan Islam

yaitu karena mendengar shalawat, seperti yang diungkapkan oleh R.S. setelah

mendengar shalawat ia merasakan ketenangan dan ketenteraman jiwa berbeda

dengan lagu-lagu pada umumnya shalawat dirasakan bagaikan obat yang bisa

menentramkan hati dan jiwa.

“saya bertambah yakin untuk masuk Islam setelah mendengar orang mengaji

dan shalawat dengan suara merdu duh bikin adem kak, apalagi sekarang banyak

sekali macam-macam shalawat, kayak memberikan efek ketenangan dan

ketenteraman jiwa bagi aku kayak obat bagi hati. karena berbeda juga kan yah

dari segi lirik bahasa tapi bisa dinikmati segala kalangan berbeda sekali dengan

lagu-lagu pada umumnya.”14

Dari uraian diatas dapat penulis simpulkan bahwasannya para santri di

Pesantren Annaba Center Indonesia memutuskan menjadi muallaf salah satu

faktornya yaitu melalui pendengaran bisa melalui lantunan ayat suci Al-qur‟an,

suara adzan yang berkumandang, suara takbir maupun shalawat. Hal tersebut bisa

13

Wawancara Aminah Ashri Hutabarat, Asrama Putri Pesantren Pembinaan Muallaf

Yayasan Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang Selatan, 06 Oktober 2018

pukul 20: 52 WIB 14

Wawancara R.S Asrama Putri Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan Annaba Center

Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang Selatan, 13 November 2018 pukul 13:38 WIB

Page 66: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

50

meggetarkan hati dan jiwa mereka sehingga menuntun mereka untuk memeluk

ajaran Islam.

b. Perasaan

Allah memberikan hidayahNya kepada manusia dengan berbagai cara salah

satunya melalui hati yang berbetuk perasaan yang dapat mereka rasakan hingga

menuntun mereka untuk bergerak kepada jalan Allah SWT dan memeluk ajaran

Islam. Dari data yang penulis peroleh para santri yang berlatar belakang muallaf

ini ragu akan konsep trinitas yang diajarkan pada agama sebelumnya. Hal ini

diungkapkan oleh Aisyah Giawa seorang pelajar di bangku Sekolah Menengah

Atas (SMA) yang telah menetap di Pesantren Annaba semenjak Sekolah

Menengah Pertama (SMP). Awal mula dari keterbatasan ekonomi yang dapat

menghantarkan seorang Aisyah Giawa yang ketika itu baru saja lulus dari Sekolah

Dasar (SD) dan ingin melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Melalui

informasi dari sepupunya bahwasannya ia dapat melanjutkan sekolah di Jakarta

asalkan ia mau memeluk Islam dan pada akhirnya ia menjadi seorang muallaf

kemudian di antarkan ke Pesantren Annaba Center Indonesia. Setelah ia belajar

mengenai ke Islaman ia tersadar jikalau konsep trinitas dalam agama yang ia anut

sebelumnya itu berbeda dengan ajaran Islam yang saat ini ia anut. Dalam Islam

ternyata diakui pula bahwa Isa itu ada tapi kedudukannya adalah sebagai Nabi

bukanlah Tuhan dan bagaimana bisa seorang manusia bisa menjadi Tuhan dan

bagaimana bisa Tuhan itu diperanakan. Berikut ungkapan Aisyah Giawa

mengenai keraguannya :

“Pertamanya sih ga ada yang bikin tertarik atau yakin banget untuk masuk

Islam, tapi pas sudah masuk sini baru merasa cocoknya. Jadi, sebelumnya mamak

tuh sudah tidak mampu untuk membiayai lagi sekolah saya karena kita ada 3

Page 67: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

51

bersaudara terus ada sepupu yang nawarin untuk sekolah ke Jakarta selapas saya

SD katanya syaratnya Islam dan harus siap untuk belajar sungguh-sungguh

yaudah saya ikut-ikut aja sampai saya disini baru saya yakin Islam adalah agama

yang benar. Karena di agama sebelumnya Tuhan itu banyak sedangkan di Islam

itu kan satu dan entah kenapa hati sayapun membenarkannya gitu. Saya berpikir

bahwa Isa seorang manusia bisa dianggap Tuhan dan Tuhan bisa beranak,

seperti manusia sekali bisa beranak ya kan kak, dan ternyata di Islam itu ada Isa

tapi sebagai Nabi bukan sebagi Tuhan. Nah, setelah saya pelajari justu Islam

yang selama ini dianggap jahat, ekstrim gitu malah ajaran Islam yang masuk

sama akal pikiran manusia dan Islam itu agama yang damai.”15

Hal ini pun diarasakan oleh Z.A ia merasakan keraguan kepada konsep

trinitas yang diajarkan oleh agama sebelumnya, berikut penuturannya:

“Saya sharing dengan adik saya Amel ternyata adik saya merasakan hal yang

sama dia ragu tentang trinitas ketuhanan dalam agama saya sebelumnya apa

yang kami rasakan itu sama cuma adik saya takut untuk mengungkapkannya

kemudian kami memutuskan untuk datang ke Masjid menemui ust disana kami

berdiskusilah disana tentang Islam dan agama kami sebelumnya. Pokoknya point

penting yang diambil yaitu tentang Nabi Isa ternyata di dalam Islam itu juga

mengimani bahwa Nabi Isa itu ada sebagai Nabi yang di agama kami sebelumnya

itu dianggap Tuhan bukan Nabi kok saya merasa bahwa agama ini lebih logic

dari pada agama kami sebelumnya dan keesokannya kami bersyahadat di masjid

Bandung.”16

Faktor lainnya yang dapat dirasakan yaitu perasan nyaman, tenang, tenteram,

dan adem ketika berkumpul atau melihat orang Islam berkumpul atau berinteraksi.

Hal ini salah satunya dirasakan oleh Sakinatuddiniah berikut penuturannya:

“Saya dan ayah saya diajak oleh kakak saya ke Riau terus disana banyak

sekali orang-orang Islam. Ada perasaan yang aneh disana kok nyaman banget

berbeda sekali dengan di Nias biasalah karena kan hati-hati terkunci ya. Terus

hati ini begitu senang dan nyaman sekali melihat orang-orang Islam beda dengan

yang di Kristen karena semuanya terasa damai dan adem.”17

15

Wawancara dengan Aisyah Giawa, depan ruang tamu Pesantren Pembinaan Muallaf

Yayasan Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang Selatan, 18 Oktober 2018

pukul 21:31 WIB 16

Wawancara Z.A, Asrama Putri Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan Annaba Center

Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang Selatan, 13 November 2018 pukul 14:53 WIB 17

Wawancara Sakinatuddiniah, depan ruang tamu Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan

Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang Selatan, 08 Oktober 2018 pukul 20:

34 WIB

Page 68: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

52

Perasaan yang samapun dirasakan oleh Yuliana Grasilva Dasilva yang biasa

dipanggil saat ini yaitu Aisyah. Berikut ungkapannya :

“Keinginan sendiri dan melihat kakak saya masuk Islam kayak seneng aja,

kakak saya sudah masuk Islam sebelum saya pas dulu dia memutuskan masuk

Islam itu saya marah kesel gitu ngapain masuk Islam, nah setelah itu kakak saya

pergi dari rumah karena cekcok dengan orang tua saya sampai pas dia pulang

saya melihat dia berkerudung adem banget, merasa kakak saya itu berbeda

banget saya liat dia shalat ngobrol dengan orang-orang Islam itu luar biasa hati

saya tenang, nyaman, adem lah kak, akhirnya saya bertanya-tanya seputar

Islam.”18

dari beberapa penuturan diatas dapat penulis simpulkan bahawasannya, Allah

memberikan hidayah kepada manusia salah satunya melalui hati yang dapat

dirasakan oleh manusia itu sendiri. Dan faktor lain seseorang menjadi muallaf

yaitu keraguan tentang trinitas, perasaan nyaman, adem, tenang juga tenteram

yang menggetarkan perasaan mereka dan menutun mereka untuk memeluk ajaran

Islam.

c. perilaku

faktor lainnya para santri menjadi muallaf yaitu dengan perilaku. Menurut

data yang penulis peroleh dalam perilaku ini ada empat alasan yang membuat para

santri ini yakin untuk memeluk agama Islam yaitu cara berpakaian, akhlak yang

baik, sopan santun, dan Islam yang teratur. Seperti yang diutarakan oleh Julia

Freista Ribeiro atau biasa disapa Sofia ia memutuskan untuk menjadi muallaf

karena melihat ajaran Islam yang begitu tertata, kemudian cara berpakaian umat

Islam khususnya perempuan yang tertutup dan diwajibkan berhijab, juga tutur

katanya yang baik, sopan terhadap semua manusia. Berikut ini penuturannya:

18

Wawancara Yuliana Grasilva Dasilva (Aisyah), gazebo depan asrama putri Pembinaan

Muallaf Yayasan Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang Selatan, 08

Oktober 2018 pukul 16:10 WIB

Page 69: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

53

“Awal mula itu tertarik dari segi cara berpakaian umat muslim yang selalu

tertutup dan menggunakan hijab terus tutur katanya yang sopan, baik terhadap

semua manusia. Semuanya telah tertata dalam Islam”19

Ungkapan lainnya di ungkapkan juga oleh Nurul Komariyah alasan yang

membuat ia memutuskan untuk memeluk Islam yaitu dikarenakan pakaian umat

Islam yang lebih sopan dan tutur kata umat Islam yang teratur. Berikut

ungkapannya:

“Dari cerita-cerita yang disampaikan oleh kakak katanya Islam itu lebih

berbeda dari yang lain, kalau di agama Katolik patung yang kita sembah itu

bukan Tuhan tapi Nabi Isa dan yang kita sembah itu patung bukan Tuhan.

Pakaian-pakaian umat muslim itu lebih sopan tidak terbuka terus tutur katanya

diatur dibandingkan yang katolik perkataannya lebih kasar dan pakaiannya

terbuka semua.” 20

Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Siti Hajar, ia mengutarakan

bahwasannya yang membuat ia yakin terhadap ajaran Islam yaitu dari segi

tatacara beribadah dan semua hal telah diatur oleh Islam dari mulai membukakan

mata hingga memejamkan mata semuanya ada aturannya.

“Banyak sih, dari tata cara ibadahnya orang Islam terus dalam Islam itu kan

ada aturannya dari kita bangun tidur sampe tidur lagi jadi tertarik aja, ibadah

aja diatur kan merasa hidup itu lebih terarah. Modelnya nih ya orang Islam kan

ibadah itu sehari 5 waktu masih bisa melakukan maksiat atau melakukan dosa

apalagi kita yang non-muslim gitu yang ibadah cuma seminggu sekali bahkan

kalau udah males malah kadang cuma sebulan sekali itu kita dapet apa. Terus

juga kalau liat orang Islam shalat tuh lebih adem pas dicoba shalat tuh bener-

bener adem dan lebih merasa dekat dengan sang maha pencipta. Awalnya juga

sempet sebelum fix masuk Islam tuh keluarga suka ngomongin Islam itu teroris

hatiku tuh yang sakit karena setiap ajaran itu baik itu karena ada oknum-oknum

tertentu aja jadi jangan salahkan Islamnya itu orang-orangnya aja yang salah

dan pas ibadah ke Gerejapun aku merasa sudah ga ada feell nya lagi bahkan aku

sudah gak hafal dengan nyanyian-nyanyiannya itu.”21

19

Wawancara Julia Friesta Ribeiro (Sofia), Mushalla Putri Pesantren Pembinaan Muallaf

Yayasan Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang Selatan, 06 Oktober 2018

pukul 18:31 WIB 20

Wawancara Nurul Komariyah, Mushalla Putri Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan

Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang Selatan, 06 Oktober 2018 pukul

18:52 WIB 21

Wawancara Siti Hajar, Asrama Putri Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan Annaba

Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang Selatan, 06 Oktober 2018 pukul 19:47 WIB

Page 70: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

54

Hal lainnya pun diungkapkan oleh Alita Soatar Pitas atau Munawwaroh

yang mengungkapkan bahwa ajaran Islam semuanya luar biasa karena ia

menyukai Islam awal mulanya dari segi cara berpaikan, akhlak yang baik dan

sopan santun. Berikut penulis sajikan ungkapannya:

“Karena agama Islam itu akhlaknya baik terus sopan santunnya juga luar

biasa banget terus dari cara berpakaiannya pun luar biasa baiknya itu yang

mebuat saya makin yakin dengan Islam.”22

Amel seorang gadis berkelahiran Bandung pun mengutarakan hal yang

senada bahwasannya ia tertarik dengan Islam dari segi ajaran yang diajarkan oleh

Islam misalnya dari segi berpakaian dan segala hal itu pasti ada adabnya. Berikut

ungkapannya:

“Percarian jatidiri dan merasa bahwa Islam adalah agama yang benar,

kita bisa lihat dari segi pengajarannya semua hal itu ditata rapih misalkan

perempuan harus memakai jilbab terus setiap apa yang akan kita lakukan itu ada

adabnya beda kalau di Kristen itu ya suka-suka kita aja.”23

22

Wawancara Alita Soatar Pitas (Munawwaroh), Gazebo depan asrama putri Pesantren

Pembinaan Muallaf Yayasan Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang

Selatan, 08 Oktober 2018 pukul 16:32 WIB 23

Wawancara Amel, Asrama Putri Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan Annaba

Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang Selatan, 08 oktoer 2018 pukul 18:46 WIB

Page 71: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

55

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Transliterasi Al-Qur’an Bagi Muallaf

1. Definisi dan Pandangan Transliterasi Al-Qur‟an

Sebagaimana yang telah dibahas pada bab sebelumnya, bahwa transliterasi

dapat diartikan sebagai penulisan dan pengucapan karakter huruf asing dalam

bentuk lambang yang mempunyai bunyi yang sama.1 Sedangkan menurut

Kridalaksana, transliterasi adalah “penggantian huruf demi huruf dari abjad yang

satu ke abjad yang lain (sering lepas dari lafal yang sebenarnya): misal, penulisan

Abd al-Rauf adalah transliterasi, yang berbeda dengan Abdurrauf yang berupa

transkipsi dan sesuai lafalnya.2

Dari hasil analisis yang penulis peroleh pemahaman tentang definisi

Transliterasi dalam Al-Qur‟an menurut para santri Pesantren Pembinaan Muallaf

Yayasan Annaba Center Indonesia dibagi menjadi dua kelompok pemahaman,

yaitu transliterasi Al-Qur‟an itu Arab-latin (Bahasa Indonesianya) dan transliterasi

Al-Qur‟an sebagai alat bantu dalam membaca Al-Qur‟an. Dari 18 orang informan

11 orang diantaranya memahami bahwa transliterasi Al-Qur‟an adalah Arab-Latin

(Bahasa Indonesianya) sedangkan 7 orang memahami bahwa Transliterasi Al-

Qur‟an sebagai Alat bantu untuk membaca Al-Qur‟an.

Pandangan transliterasi Al-Qur‟an menurut para santri di Pesantren

Annaba Center Indonesia pun menurut hasil data yang penulis peroleh dibagi

menjadi 2 kelompok pandangan. Ada yang memandang bahwa transliterasi Al-

Qur‟an itu memudahkan dan ada yang memandang bahwa transliterasi Al-Qur‟an

1 Noa Webhster, Webster‟s New Twentieth Century Dictionary Of The English Language

Unabrigde, (William Collins Publisher INC, 1980), h. 1939. 2 Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik, Edisi IV, (Jakarta: Gramedia, 2008), h. 247.

Page 72: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

56

sebagai sebuah cara untuk membantu membaca Al-Qur‟an. Dari 18 informan

yang memandang transliterasi Al-Qur‟an itu memudahkan ada 8 orang dan 10

orang lainnya memandang transliterasi Al-Qur‟an itu cara untuk membantu

membaca Al-Qur‟an.

Menurut salah satu santri yaitu Siti Hajar mengutarakan bahwa

transliterasi Al-Qur‟an itu adalah kebutuhan untuk para pemula karena sangat

membantu dalam membaca Al-Qur‟an.

“transliterasi itu adalah kebutuhan untuk kami yang pemula meskipun ada

gurunya atau ada yang mengajarkan juga kadang kalau kita ingin baca kan perlu

liat juga ke transliterasinya itu. Cukup membantu jadinya meskipun kita tidak

boleh terpaku dengan hal itu.“3

Hal tersebut selaras dengan apa yang diungkapkan oleh Aminah Ashri

Hutabarat bahwasannya transliterasi Al-Qur‟an itu sangat membantu para pemula

untuk membaca Al-Qur‟an.

“Transliterasi itu sangat membantu untuk pemula bagi kami karena itu

adalah alat pertama kami agar kami bisa baca Bahasa Arab itu sendiri meskipun

memang kami butuh pendamping tapi itu adalah sebagai bantuan untuk kami

sendiri. Kalau sudah bisa pun perlahan-lahan kami harus lepas dari transliterasi

tapi tetap awal mula kami menggunakan itu bahkan sampai saat ini kalau kami

ingin meyakini atau memastikan bacaannya terkadang kami masih membutuhkan

bantuan itu kalau tidak ada tempat untuk bertanya atau pendamping.”4

2. Alasan ketertarikan Mempelajari Al-Qur‟an

Menurut penelusuran penulis para santri di Pesantren Pembinaan Muallaf

Annaba Center Indonesia yang berlatar belakang muallaf salah satu alasan

memutuskan untuk berpindah agama kemudian masuk Islam adalah karena bahasa

Al-Qur‟an yang begitu menarik untuk didengar yang mempunyai dampak bagi

3 Wawancara Pribadi dengan Siti Hajar, Musholla Putri Pesantren Pembinaan Muallaf

Yayasan Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang Selatan, 03 Oktober 2018

pukul 12. 39 WIB. 4 Wawancara Pribadi dengan Aminah Ashri Hutabarat, Musholla Putri Pesantren

Pembinaan Muallaf Yayasan Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang

Selatan, 03 Oktober 2018 pukul 11:05WIB.

Page 73: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

57

ketenteram hati dan jiwa.5 Hal ini pun menjadi salah satu alasan ketertarikan para

santri untuk mempelajari Al-Qur‟an lebih mendalam. Berikut penulis sajikan data

beragam alasan ketertarikan mempelajari Al-Qur‟an dari data ini penulis

menghitung atas jawaban hasil wawancara yang sama dan penulis sajikan dalam

tabel dibawah ini:

Tabel 4.1 Alasan Ketertarikan Mempelajari Al-Qur‟an

No. Alasan Ketertarikan Mempelajari Al-Qur‟an Jumlah Penyebutan

1 Pedoman bagi umat Islam 2

2 Terasa lebih dekat dengan Allah 5

3 Unik berbeda dari kitab suci sebelumnya 3

4 Membuat lebih tenang, nyaman, dan tenteram 3

5 Bahasanya sangat indah 2

6 Penyejuk hati 2

7 Solusi dari berbagai masalah 1

Menurut Graciella Victoria Safira bahwasannya yang menarik untuk

belajar Al-Qur‟an yaitu keunikan Al-Qur‟an dari segi bahasa, karena Al-Qur‟an

diturunkan menggunakan bahasa yang berbeda dari pada kitab-kitab lainnya tetapi

bisa dihafalkan.

“Soalnya di agama sebelumnya kan meskipun kitab sucinya pake bahasa

Indonesia tapi belum ada yang bisa menghafalnya kalau waktu sebelum masuk

Islam tuh melihat orang-orang Islam tuh pada bisa menghafal Al-Qur‟an kayak

anaknya Ust Yusuf Mansyur Wirda tuh bisa keliling dunia Cuma karena dia bisa

hafalin Al-Qur‟an itu sih yang bikin aku tertarik buat belajar. Ya keren aja gitu

padahal pake Bahasa Arab tapi bisa dihafal padahal kan Bahasa Arab lebih

sulit.”6

5 Wawancara Pribadi dengan Nuur Hidayah Rumahorbo, Musholla Putri Pesantren

Pembinaan Muallaf Yayasan Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang

Selatan, 09 Oktober 2018 pukul 06: 10 WIB. 6 Wawancara pribadi dengan Graciella Victoria Safira, Asrama Putri Pesantren

Pembinaan Muallaf Yayasan Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang

Selatan, 06 Oktober 2018 pukul 19:38 WIB.

Page 74: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

58

Berbeda dengan Cerjina Ximenes yang merasa bahwasannya wajib bagi

umat muslim untuk belajar Al-Qur‟an karena Al-Qur‟an adalah pedoman hidup.

“Karena itukan kitab suci kita semua jadi merasa wajib mempelajarinya”7

Sakinatuddiniyyah menuturkan dampak yang ia rasakan dan kemudian

menarik ia untuk mempelajari Al-Qur‟an pada mulanya adalah karena

mendengarkan orang mengaji Al-Qur‟an dengan merdu dan merasa penjelasannya

indah.

“Karena merdu banget pas saya dengar orang-orang baca Al-Qur‟an,

semuanya teratur dan penjelasannya tuh indah yang ada di dalamnya tuh.

Apalagi ada tertera dalam Al-Qur‟an bahwa ini adalah benar-benar jalan yang

lurus, makannya saya tertarik dengan Al-Qur‟an agar saya juga selalu dekat

dengan Allah SWT.” 8

B. Upaya Mengenal Bacaan dan Hafalan Al-Qur’an

1. Tujuan Membaca Al-Qur‟an

Menurut data yang penulis dapatkan pada Tabel 3.3 para santri di

Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan Annaba Center Indonesia mayoritas

membaca Al-Qur‟an seusai shalat subuh dengan tujuan yang berbeda-beda.

Berikut penulis sajikan tabel tujuan membaca Al-Qur‟an. Dalam hal ini dihitung

atas jawaban hasil wawancara yang sama dan penulis sajikan dalam tabel dibawah

ini:

Tabel 4.2 Tujuan Membaca Al-Qur‟an

No. Tujuan Membaca Al-Qur‟an Jumlah Penyebutan

1 Melancarakan bacaan 2

2 Berkomunikasi dengan Al-Qur‟an 3

3 Lebih ringan menjalani hidup 2

7 Wawancara pribadi dengan Cerjina Ximenes, Musholla Putri Pesantren Pembinaan

Muallaf Yayasan Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang Selatan, 06

Oktober 2018 pukul 17: 40 WIB. 8 Wawancara pribadi dengan Sakinatuddiniyyah, didepan Ruang Tamu Pesantren

Pembinaan Muallaf Yayasan Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang

Selatan, 08 Oktober 2018 pukul 20: 57 WIB.

Page 75: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

59

4 Menambah bekal untuk akhirat 4

5 Kewajiban bagi umat muslim 2

6 Motivasi bagi diri sendiri 1

7 Orang yang ahli dalam Al-Qur‟an 1

8 Mendapatkan ilmu dan informasi dari Al-

Qur‟an

3

Tujuan dari membaca Al-Qur‟an bervariasi salah satunya yaitu untuk

menambah bekal untuk akhirat. Seperti yang dikatakan oleh Nuur Hidayah

Rumahorbo sebagai berikut:

“Yang pastinya aku ingin masuk surga dan untuk menambah bekal aku disana

soalnya aku pernah lihat di Youtube itu perbedaan orang yang meninggal dalam

keadaan yang mengaji karena aku juga seneng nonton juga kayak serial hidayah

gitu dan aku merasakan itu benar deh, jadi motivasiku ya ingin meninggal dalam

keadaan yang baik khusnul khatimah sih.” 9

Berbeda dengan pendapat Amel bahwa ia merasa membaca Al-Qur‟an itu

adalah sebuah kewajiban bagi dirinya karena Al-Qur‟an memberikan dampak

ketenangan juga mendapatkan ilmu lewat terjemahan Al-Qur‟an.

“Alasannya sih kan ya wajib baca Al-Qur‟an terus kalau membacanya itu lebih

tenang dan pas kita membacanya itu jadi dapet ilmu lewat terjemahannya.”10

Munawwaroh merasa bahwa yang menarik untuk mempelajari adalah

karena membuatnya jadi semakin dekat dengan Allah SWT.

“Karena Al-Qur‟an membuat saya semakin dekat dengan Allah SWT itu sih yang

rasa menarik dari Al-Qur‟an”11

9 Wawancara pribadi dengan Nuur Hiadayah Rumahorbo, Mushalla Putri Pesantren

Pembinaan Muallaf Yayasan Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang

Selatan, 09 Oktober 2018 pukul 06: 36 WIB. 10 Wawancara pribadi dengan Amel, Asrama Putri Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan

Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang Selatan, 08 Oktober 2018 pukul 19:

06 WIB. 11

Wawancara pribadi dengan Munawwaroh, Gazebo depan Asrama Putri Pesantren

Pembinaan Muallaf Yayasan Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang

Selatan, 08 Oktober 2018 pukul 16: 46 WIB.

Page 76: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

60

2. Mempelajari Tajwid/ Tahsin

Selain belajar membaca Al-Qur‟an para santri di Pesantren Pembinaan

Muallaf Yayasan Annaba Center Indonesia juga mempelajari tajwid/tahsin dan

bahasa Arab. Menurut Ustz Erna selaku pengajar Al-Qur‟an di Pesantren

Pembinaan Muallaf Yayasan Annaba Center Indonesia mengutarakan bahwa

tujuannya mengajarkan para santri tajwid/ tahsin diharapkan para santri bisa lebih

lancar dan fasih sesuai kaidah-kaidah makhrajnya dan hukum tajwidnya ketika

sedang membaca Al-Qur‟an sedangkan bahasa Arab sebagai alat pendukung agar

para santri bisa lebih memahami isi/kandungan yang ada dalam Al-Qur‟an.12

Berikut ini penulis akan sajikan data mengenai alasan para santri

mempelajari tajwid/tahsin Al-Qur‟an. Data dibawah ini penulis dapatkan dari

menghitung atas jawaban hasil wawancara yang sama dan penulis sajikan dalam

tabel dibawah ini:

Tabel 4.3 Alasan Mempelajari Tajwid/Tahsin

No Alasan Mempelajari Tajwid/Tahsin Jumlah Penyebutan

1 Memperbaiki bacaan 13

2 Mengasah lidah sesuai hukum tajwidnya 3

3 Mengetahui kaidah-kaidah membaca Al-Qur‟an 2

Menurut data yang penulis peroleh mayoritas alasan para santri belajar

mempelajari tajwid/tahsin itu guna memperbaiki bacaan dan sebagaian lainnya

yaitu untuk mengasah lidah agar bacaannya sesuai dengan hukum tajwid dan

untuk mengetahui kaidah-kaidah ilmu tajwid. Menurut Ciella, ia mempelajari

tajwid/tahsin agar apa yang kita baca dalam Al-Qur‟an sesuai dengan kaidah-

kaidahnya.

12 Wawancara Pribadi dengan Ernawati Pengajar Al-Qur‟an, Asrama Putri Pesantren

Pembinaan Muallaf Yayasan Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang

Selatan, 08 Oktober 2018 pukul 17: 36 WIB.

Page 77: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

61

“Iya, biar kita tuh enggak asal baca kan itu semua ada aturannya ada tajwidnya

ada tahsinnya gimana makhraj nya terus juga kan kalau kita baca tidak sesuai

dengan kaidah-kaidahnya itu kan bisa menyalahi arti atau maknanya juga. Jadi

belajar tajwid atau tahsin itu harus suapaya tau bagaimana pengucapannya.”13

Sedangkan menurut Sakinatuddiniyyah, ia mempelajari tajwid/tahsin

untuk memperbaiki bacaan agar bacaannya baik dan benar.

“Iya belajar, karena tajwid itu bisa membenarkan bacaan kita dengan baik dan

benar agar jelas bacaannya. Jadi kita harus mentaati bagaimana panjang

pendeknya, makhrajnya.”14

3. Mempelajari Bahasa Arab

Selain sebagai alat bantu untuk memahami isi/kandungan Al-Qur‟an bagi

Aminah Ashri Hutabarat salah satu santri di Pesantren Pembinaan Muallaf

Yayasan Annaba Center Indonesia mempelajari Bahasa Arab adalah hal yang unik

sangat berbeda dari bahasa-bahasa yang ada di dunia ini.15

Dari data yang penulis dapatkan ada beberapa alasan ketertariakan para

santri mempelajari Bahasa Arab. Berikut penulis sajikan data tetang alasan

ketertarikan para santri mempelajari Bahasa Arab, data dibawah ini penulis

dapatkan dari menghitung atas jawaban hasil wawancara yang sama dan penulis

sajikan dalam tabel dibawah ini:

Tabel 4.4 Alasan Ketertarikan Mempelajari Bahasa Arab

No Alasan ketertarikan mempelajari Bahasa Arab Jumlah Penyebutan

1 Bahasa Arab bahasanya Islam 3

2 Agar dapat memahami isi dari Al-Qur‟an 2

13

Wawancara pribadi dengan Graciella, Asrama Putri Pesantren Pembinaan Muallaf

Yayasan Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang Selatan, 06 Oktober 2018

pukul 19:11WIB. 14

Wawacara pribadi dengan Sakinatuddiniyyah, depan ruang tamu Pesantren Pembinaan

Muallaf Yayasan Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang Selatan, 08

Oktober 2018 pukul 20:21WIB. 15 Wawancara Pribadi dengan Aminah Ashri Hutabarat, Musholla Putri Pesantren

Pembinaan Muallaf Yayasan Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang

Selatan, 06 Oktober 2018 pukul 21:01WIB.

Page 78: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

62

3 Bahasa Arab bahasanya Al-Qur‟an 6

4 Seru mempelajarinya 2

5 Agar dapat hafal do‟a-do‟a dalam shalat 2

6 Agar dapat menjawab pertanyaan dalam kubur 1

7 Bahasa Arab Bahasa Syurga 1

8 Agar bisa berinteraksi dengan orang-orang Arab 1

Menurut penelusuran penulis, para santri di Pesantren Annaba Center

Indonesia begitu antusias mempelajari Bahasa Arab karena disamping bahasa

Arab adalah bahasa yang baru mereka pelajari, mereka menyukai Bahasa Arab

karena agar bisa berinteraksi dengan orang-orang Arab dan memahami apa yang

mereka katakan.16

Hal ini sependapat dengan yang diutarakan oleh Aminah Ashri

Hutabarat, berikut penuturannya:

“Nanti kita di surga menggunakan Bahasa Arab jadi saya harus mempelajarinya.

Masa iya saya tahu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris tapi saya tidak tahu

dengan Bahasa agama saya sendiri. Nah, dengan Bahasa Arab pun kita jadi tahu

apa isi kandungan dari Al-Qur‟an itu sendiri atau bisa juga kita

menggunakannya untuk berkomunikasi dengan orang-orang Arab kan jadi

tambah teman juga kita.”17

Akan tetapi menurut data yang penulis dapatkan dari hasil wawancara

mayoritas para santri menjawab merasa tertarik untuk mempelajari Bahasa Arab

karena Bahasa Arab adalah bahasa Al-Qur‟an, bahasa syurga dan bahasanya umat

Islam. Hal tersebut diutarakan oleh Amelberikut penuturannya:

“Ya bagi saya wajib belajar Bahasa Arab karena itu kan Bahasanya Al-Qur‟an

bahasanya Allah dan bahasanya Surga.”18

16

Wawancara pribadi dengan Aisyah Giawa, Cici dan Riri, depan ruang tamu Pesantren

Pembinaan Muallaf Annaba Center Indonesia Kampung Samawah Ciputat Tangerang Selatan, 06

Oktober 2018 pukul 22. 10 WIB. 17

Wawancara Pribadi dengan Aminah Ashri Hutabarat, Asrama Putri Pesantren

Pembinaan Muallaf Yayasan Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang

Selatan, 03 Oktober 2018 pukul 13:11WIB. 18 Wawancara Pribadi dengan Amel, Asrama Putri Pesantren Pembinaan Muallaf

Yayasan Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang Selatan, 08 Oktober 2018

pukul 19:31WIB.

Page 79: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

63

C. Pengajian Setoran Bacaan Al-Qur’an

Dalam proses penyetoran bacaan, setiap ba‟da subuh pada hari senin

hingga kamis para santri di Pesantren Pembinaan Muallaf Annaba Center

Indonesia membaca Al-Qur‟an masing-masing terlebih dahulu kemudian bacaan

yang telah mereka baca disetorkan kepada ustz. Para santri pun bebas ingin

membaca di sekitaran mushalla ataupun diluar itu misal ada yang membaca di

depan musholla, di gazebo maupun dikamar masing-masing. Hal ini didasari

beberapa alasan yang dikemukakan oleh Ustz Erna pengajar Al-Qur‟an di

Pesantren Pembinaan Muallaf Annaba Center Indonesia :

“Saya bebaskan mereka ingin mengaji atau membaca Al-Qur‟an

dimanapun mereka senyaman mereka yang terpenting mereka mau membaca Al-

Qur‟an karena para santri disini mayoritas adalah pelajar yang harus sekolah

jadi kalau di disiplinkan untuk mengaji seperti membuat halaqah dibuat lingkaran

kemudian membaca bersama-sama terus di tes satu-satu itu membuat waktu yang

cukup lama yah dan pengajar juga hanya saya sendiri, jadi saya putuskan agar

mereka setoran masing-masing ke saya kalau untuk halaqah seperti itu ya saya

adakan sesekali melihat situasi dan kondisi mereka. Oh iya kita juga perlu

melihat latar belakang mereka karena mereka muallaf baru masuk Islam jadi kita

tidak bisa samakan dengan kehidupan santri pada umumnya dengan kedisiplinan

dan peranturan yang ketat nanti dikhawatirkan mereka tidak nyaman dan malah

akan pindah lagi ke agama sebelumnya. “19

Dalam setoran bacaan ini penulis membagi menjadi 3 bagian yaitu: 1.

Tujuan mengikuti pengajian, 2. Usaha agar cepat membaca Al-Qur‟an, 3. Manfaat

pengajian. Berikut penulis sajikan beserta data hasil temuannya:

1. Tujuan mengikuti pengajian

Para santri di Pesantren Pembinaan Muallaf Annaba Center Indonesia

mayoritas berasal dari Nias Sumatera Utara yang kemudian dikirim ke Pesantren

19 Wawancara Pribadi dengan Ernawati, Asrama Putri Pesantren Pembinaan Muallaf

Yayasan Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang Selatan, 08 Oktober 2018

pukul 16: 05 WIB.

Page 80: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

64

Annaba yang terletak di Tangerang Selatan.20

Salah satu program yang Pesantren

sajikan untuk membina para muallaf adalah pengajian/ setoran bacaan Al-Qur‟an

guna mengajarkan mereka untuk bisa lancar membaca Al-Qur‟an dan selanjutnya

Pesantren akan menuntun mereka untuk bisa menghafal Ayat-ayat Al-Qur‟an.21

Setiap santri yang datang ke Pesantren Annaba pasti memiliki tujuan tersendiri,

menurut data yang penulis peroleh dari hasil wawancara sebagian besar dari

mereka adalah ingin belajar dan memperdalam ilmu agama Islam dan sebagian

lainnya ingin mendapatkan tempat binaan utuk melindungi mereka dari paksaan-

paksaan atau doktrinan-doktrinan yang mengajak mereka untuk kembali kepada

ajaran agama sebelumnya. Berikut ini penulis sajikan data tentang tujuan para

santri datang ke Pesantren Annnaba Center Indonesia yang kemudian diwajibkan

untuk mengikuti pengajian/ setoran Al-Qur‟an. Data dibawah ini penulis dapatkan

dari menghitung atas jawaban hasil wawancara yang sama dan penulis sajikan

dalam tabel dibawah ini:

Tabel 4.5 Tujuan Mengikuti Pengajian

No. Tujuan Mengikuti Pengajian Jumlah Penyebutan

1 Mendalami agama Islam 4

2 Memahami Al-Qur‟an 2

3 Lancar baca Al-Qur‟annya 6

4 Agar cepat jadi hafidzah 2

5 Mencari jati diri sesungguhnya 1

6 Agar bisa masuk syurga 2

7 Agar selalu dalam jalan Allah 1

2. Usaha agar cepat membaca Al-Qur‟an

20 Wawancara Pribadi dengan Ust Nababan Pimpinan Pesantren, Ruang tamu Pesantren

Pembinaan Muallaf Yayasan Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang

Selatan, 12 Oktober 2018 pukul 20: 10 WIB. 21 Wawancara Pribadi dengan Ustz Ernawati Pengajar Al-Qur‟an, Asrama Putri Pesantren

Pembinaan Muallaf Yayasan Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang

Selatan, 08 Oktober 2018 pukul 16: 09 WIB.

Page 81: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

65

Pada tabel sebelumnya diatas yaitu tabel 4...tujuan para santri datang ke

Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan Annaba Center Indonesia kemudian

mengikuti pengajian/setoran Al-Qur‟an menunjukkan bahwa banyak tujuan yang

ingin dicapai, sehingga diperlukan usaha untuk mencapai tujuan tersebut. Berikut

penulis sajikan usaha yang dilakukan oleh para santri untuk mencapai tujuannya.

Dari situ dihitung atas jawaban hasil wawancara yang sama dan penulis sajikan

dalam tabel dibawah ini:

Tabel 4.6 Usaha agar cepat membaca Al-Qur‟an

No. Usaha agar cepat membaca Al-Qur‟an Jumlah Penyebutan

1 Sering setoran ke kakak-kakak yang sudah lancar

mengaji

7

2 Sunguh-sungguh dan niat karena Allah 3

3 Baca transliterasi kemudian bahasa Arabnya 1

4 Menulis sambil mendengarkan murattal 2

5 Disiplin dan rajin 2

6 Semangat untuk terus belajar 2

7 Diulang-ulang sampai lancar 1

3. Manfaat pengajian

Setiap perbuatan baik yang disyariatkan dalam Islam pasti mengandung

manfaat, bisa dalam bentuk manfaat yang dirasakan bersifat jasmani ataupun

rohani, tidak terkecuali dalam belajar Al-Qur‟an. Siapapun yang berkecimpung

dengan Al-Qur‟an bisa dipastikan mendapatkan keberkahan Al-Qur‟an. Jika Al-

Qur‟an diperlakukan sebagai sahabat setia bergaul dengannya secara intensif,

maka ia akan mendapatkan keberkahan lebih banyak lagi. Orang yang bersahabat

dengan Al-Qur‟an akan mendapatkan predikat yang baik dimata Allah SWT dan

Page 82: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

66

dimata manusia. Sebaliknya mereka yang memusuhi Al-Qur‟an akan terjungkal

sendiri dan nasibnya akan jelek di dunia maupun di akhirat.22

Seseorang yang berinteraksi dengan Al-Qur‟an pasti akan mendapatkan

manfaat yang dirasakan. Begitupula bagi orang yang mempelajari Al-Qur‟an

mempunyai manfaat yang dirasakan, berikut penulis akan tampilkan tabel manfaat

pengajian membaca Al-Qur‟an yang dirasakan oleh para santri Pesantren

Pembinaan Muallaf Yayasan Annaba Center Indonesia. Dihitung atas hasil

jawaban wawancara serta diurutkan serta diurutkan berdasarkan jawaban yang

terbanayak dibawah ini:

Tabel 4.7 Manfaat Pengajian

No. Manfaat Pengajian Jumlah Penyebutan

1 Bisa baca Al-Qur‟an dengan cepat 12

2 Belajar memahami Al-Qur‟an 3

3 Untuk mengoreksi bacaan 1

4 Menambah pengetahuan tentang Al-Qur‟an 2

4. Dampak Membaca Transliterasi bagi Para Muallaf di Annaba Center

Indonesia.

Dari data yang penulis peroleh hasil wawancara mendalam terhadap para

muallaf sebagai pengguna dari Al-Qur‟an transliterasi. Dampak Al-Qur‟an

bertransliterasi penulis membaginya kepada 2 macam yaitu; dampak positif dan

dampak negatif.

1. Dampak positif yang sangat dirasakan oleh para muallaf yang menggunakan

Al-Qur‟an transliterasi yaitu memberikan kemudahan untuk membaca Al-

Qur‟an. hal ini salah satunya diutarakan oleh Amel berikut penuturannya:

22

Akhsin Sakho Muhammad, Keberkahan Al-Qur‟an: Memahami Tema-Tema Penting

Kehidupan dalam Terang Kitab Suci Al-Qur‟an. h. 19

Page 83: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

67

“sangat memudahkan sih kak, menolong banget buat kalau mau baca Al-Qur‟an

tapi belum tau atau lupa gimana cara baca yang Arabnya.”23

Hal tersebut selaras dengan yang dikatakan oleh Aminah, bahwasannya

transliterasi itu sangat membantu dan menjadi alat bantu pertama bagi mereka

yang belum mengenal huruf Arab tetapi ingin membaca Al-Qur‟an atau aksara

Arab.

“Transliterasi itu sangat membantu untuk pemula bagi kami karena itu adalah

alat pertama kami agar kami bisa baca Bahasa Arab itu sendiri meskipun

memang kami butuh pendamping tapi itu adalah sebagai bantuan untuk kami

sendiri. Kalau sudah bisa pun perlahan-lahan kami harus lepas dari transliterasi

tapi tetap awl mula kami menggunakan itu bahkan sampai saat ini kalau kami

ingin meyakini atau memastikan bacaannya terkadang kami masih membutuhkan

bantuan itu kalau tidak ada tempat untuk bertanya atau pendamping. “24

Dampak yang dirasa lainnya dari Al-Qur‟an transliterasi yaitu dapat menjadi

alat kontrol bagi mereka yang belum lancar membaca Al-Qur‟an untuk sekedar

meyakinkan bagaimana ayat Al-Qur‟an itu seharusnya dibaca. Hal ini diutarakan

oleh Aisyah Giawa berikut penuturannya:

“Cara bantu biar bisa baca Al-Qur‟an kalau kita engga tahu bacaan kita

benar atau engga kita bisa liat ke bawahnya aja jadi bisa meyakinkan kita

gimana seharusnya itu dibaca”25

Melihat dari data yang telah dipaparkan diatas dapat disimpulkan bahwasannya

dampak positif yang dirasakan oleh para muallaf sebagai pengguna Al-Qur‟an

transliterasi yaitu memudahkan menjadi alat bantu dalam membaca Al-Qur‟an

juga sebagai alat kontrol guna meyakinkan bagaimana bacaan itu semestinya

dibaca.

23 Wawancara pribadi dengan Amel, Asrama Putri Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan

Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang Selatan, 08 Oktober 2018 pukul

20:42 WIB. 24 Wawancara pribadi dengan Aminah Ashri Hutabarat, Asrama Putri Pesantren

Pembinaan Muallaf Yayasan Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang

Selatan, 06 Oktober 2018 pukul 21:02 WIB. 25 Wawancara pribadi dengan Aisyah Giawa, halaman depan ruang tamu Pesantren

Pembinaan Muallaf Yayasan Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang

Selatan, 18 Oktober 2018 pukul 21:42 WIB.

Page 84: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

68

2. Dampak negatifnya dari Al-Qur‟an transliterasi yang dirasakan oleh pengguna

Al-Qur‟an transliterasi yaitu dapat memanjakan para pengguna jikalau tidak

didampingi atau tidak dibimbing intensif. Hal ini dinyatakan oleh Ciella,

menurut pengalaman yang ia rasakan Tranliterasi al-Qur‟an dapat memanjakan

jikalau tidak ada usaha untuk bisa lancar membaca aksara Arab berikut

penuturan Ciella:

“itu sih bisa keenakan jadi manja kalau baca yang Latinnya soalnya aku

terbiasa dan nyambung pas bacanya. Kan, ada tuh yang kesulitan bacanya yang

katanya gak sesuai sama bacaan arabnya tapi kalau aku karena kebiasaan jadi

suka liat latinnya tapi bagus membantu untuk pemula kayak kita. Sebenernya biar

gak memanjakan itu ya harus usaha kak, bisa belajar sama yang udah lancar

atau setoran ke kak Erna bisa juga sering dengerin ngaji-ngaji gitu”26

Berbeda dengan Ibu Endang, Ibu Endang merasa tidak bisa membaca Al-

Qur‟an jikalau tidak membaca transliterasi Al-Qur‟an tersebut. Berikut penuturan

Ibu Endang:

“Alhamdulillah sangat membantu karena kalau tidak ada itu saya tidak bisa

membaca Al-Qur‟an. itu mungkin sangat bermanfaat bagi saya saja karena saya

kan belum bisa membacanya jangankan membaca ayat Al-Qur‟an yah hijaiyyah

saja saya belum tau maklum sudah tua faktor umur juga.” 27

Dari sini dapatlah penulis ambil kesimpulan bahwa dampak negatifnya selain

mereka para pengguna Al-Qur‟an tidak bisa membaca Al-Qur‟an dalam aksara

Arab, Al-Qur‟an transliterasi dapat memanjakan penggunanya jikalau tidak

diiringi dengan pembelajaran atau pendampingan yang intensif maka disini

membuktikan betapa pentingnya talaqī musyāfahah.

Menurut Muhajir Musyāfahah yang bermakna dari mulut ke mulut

(pelajar belajar Al-Qur‟an dengan memperhatikan gerak bibir guru untuk

26 Wawancara pribadi dengan Graciella, Asrama Putri Pesantren Pembinaan Muallaf

Yayasan Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang Selatan, 06 Oktober 2018

pukul 19: 24 WIB. 27 Wawancara pribadi dengan Ibu Endang, Asrama Putri Pesantren Pembinaan Muallaf

Yayasan Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang Selatan, 08 Oktober 2018

pukul 17:04 WIB.

Page 85: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

69

mendapatkan pengucapan makhraj yang benar). Musyāfahah juga dikenal dengan

talaqī dari segi bahasa diambil dari pada perkataan yaitu belajar secara

berhadapan dengan guru. 28

Metode pengajaran dimana guru dan murid berhadap-hadapan secara

langsung, pembelajaran Al-Qur‟an dengan cara guru membaca terlebih dahulu

kemudian disusul oleh siswa. Dengan penyampaian seperti ini, guru dapat

menerapkan cara membaca huruf dengan benar melalui lidahnya. Sedangkan anak

dapat melihat dan menyaksikan langsung praktek keluarnya huruf dari lidah guru

untuk ditirukannya, yang disebut Musyāfahah (adu lidah) penyampaian seperti ini

diterapkan oleh Rasulullah SAW kepada para sahabat. Dengan kata lain istilah

yang digunakan pada masa kini yaitu mempelajari Al-Qur‟an secara face to face

bersama seorang guru yang mahir. 29

Didalam Al-Qur‟an Allah SWT menyebut perkataan talaqī sebagaimana

firmanNya dalam surah al-Naml ayat 6 yang berbunyi:

“Dan Sesungguhnya engkau (wahai Muhammad) benar-benar di talaqī kan

Al-Qur‟an dari sisi (Allah) yang Maha Bijaksana lagi Maha mengetahui (melalui

perantara Jibril)”.

Talaqī musyāfahah dilakukan dengan cara seorang murid duduk di hadapan

gurunya untuk memperdengarkan bacaan Al-Qur‟an secara langsung dimana saja

dengan syarat bersemuka tanpa perantaraan alat lain. Guru akan menegur si murid

28 Muhajir Sulthon, Belajar Baca Tulis Al-Qur‟an, (Surabaya: Sinar Wijaya, 1993), h. 5. 29 Muhammad Habibilah dan Muhammad Asy Syinqithi, Kiat Mudah Menghafal Al-

Qur’an, (Surakarta: Gazzamedia, 2011), h. 75.

Page 86: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

70

jika terdapat kesalahan dalam bacaannya serta membetulkan kesalahan tadi secara

terus menerus.30

Hal ini diambil dari peristiwa turunnya wahyu yang pertama

kepada Nabi Muhammad SAW yaitu semasa Nabi Muhammad SAW didatangi

oleh malaikat Jibril A.S di Gua Hira. Malaikat Jibril A.S membacakan ayat 1-5

dari surah al-„Alaq kemudian Nabi SAW membacakan pula ayat yang berkenaan

sebagaimana bacaan malaikat Jibril A.S. Proses pembacaan yang dilakukan oleh

Nabi SAW bersama malaikat Jibril A.S ini adalah bersemuka dan bukan di dalam

mimpi atau melalui perantara yang lain.31

Hal ini pula dinyatakan oleh Allah SWT

di dalam Al-Qur‟an yang berbunyi:

“Janganlah engkau (wahai Muhammad) menggerakkan lidahmu untuk

(membaca) Al Quran karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya. Sesungguhnya

atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu

pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya Maka ikutilah

bacaannya itu.” (Surah al-Qiyamah; 16-18)

Dari data diatas dapat diketahui bahwasannya talaqī musyāfahah menjadi

syarat utama dalam pembelajaran Al-Qur‟an, sedangkan transliterasi Al-Qur‟an

30 Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), h. 69 31

Shabri shaleh Anwar, Quality Konsep Anak Didik Dalam Islam, (Yayasan Inndragiri:

Tembilahan, 2014), h. 119.

Page 87: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

71

merupakan alat bantu dalam membaca Al-Qur‟an bagi para pemula dan orang

yang belum cukup mengenal aksara Arab.

D. Klasifikasi Tingkat Bacaan

Dari data yang penulis peroleh di Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan

Annaba Center Indonesia, para santri dalam tingkat bacaanya dapat

diklasifikasikan menjadi 2 tingkatan. Pertama, Iqra bagi yang belum bisa

membaca Al-Qur‟an dan kedua, Al-Qur‟an bagi yang sudah bisa membaca Al-

Qur‟an dalam aksara Arab.

Dari 18 informan dari para pengguna Al-Qur‟an transliterasi yang penulis

teliti ada 7 santri yang masih tahap Iqra dan 11 santri yang sudah tahap Al-

Qur‟an. Penulis melakukan wawancara mendalam terhadap 11 santri yang sudah

pada tahap Al-Qur‟an ini. Dari hasil wawancara yang penulis peroleh, S.H

mengatakan bahwasannya ia bisa pada tahap Al-Qur‟an ini karena ia belajar

otodidak tanpa didampingi seorang guru.

“Semenjak ust pergi tidak mengajar disini lagi saya kebingungan harus

bagaimana karena pada saat itu saya masih Iqra 4, sedangkan kak Erna baru

masuk 2 bulanan ini. Saya bisa saja langsung membaca Al-Qur‟an karena bisa

juga belajar lewat transliterasi itu. Tapi saya usahakan saya belajar sendiri

tanya-tanya sendiri sama yg sudah bisa dan Al-hamdulillah saat ini saya sudah

Al-Qur‟an walau masih baca transliterasi untuk meyakinkannya ditakutkan saya

salah membaca”. 32

Hal ini selaras dengan yang dituturkan oleh N.D ia belajar Iqra tidak

beruntut teratur sesuai jilid Iqranya. Sehingga dalam pembacaan Al-Qur‟an saat

ini ia masih memakai Al-Qur‟an transliterasi.

32 Wawancara pribadi dengan S.H, Asrama Putri Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan

Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang Selatan, 10 Oktober 2018 pukul

13:32 WIB.

Page 88: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

72

“Saya waktu pindah ke Al-Qur‟an masih Iqra 5 terus lanjut ke Al-Qur‟an

karena tulisannya sama seperti yang ada dalam Al-Qur‟an. nyambung-nyambung

gitu kan kak”33

Penulis juga melakukan wawancara lebih mendalam kepada Sofia seorang

pelajar yang memutuskan untuk menjadi muallaf 3 bulan yang lalu. Sofia masih

berada pada tingkat Iqra dalam pembelajaran Aksara Arab. Sofia mengatakan

meskipun ia masih pada tingkat Iqra ia sudah membaca Al-Qur‟an dengan

menggunakan transliterasi.

“iya kak, masih belajar Iqra tapi suka baca yang Latinnya kalau sedang

menghafal juz „amma atau kalau malam jum‟at kan suka ikut baca Al-Qur‟an nah

saya baca yang Latinnya aja.”34

Tak hanya Sofia yang mengalaminya, Ciella menceritakan

pengalamannya ketika ia baru menjadi muallaf ia bisa menghafal juz „amma

menggunakan bantuan transliterasi Al-Qur‟an tersebut.

“Iya masih, dari dulu ketika menghafal Juz „Amma juga aku pake yang

latin karena kan aku belum lancar bacanya kadang masih suka liat yang latinnya,

apalagi pas aku masih dirumah itu gak ada gurunya jadi bingung mau nanyanya

kesiapa. Terus, pas aku awal masuk Islam kan aku belum bisa shalat berdo‟a, nah

aku beli buku panduan shalat gitu kan ada latinnya juga karena aku belum bisa

baca Arabnya jadi yang latinnya aku tulis di papan tulis sambil aku gerakan

shalat aku baca tuh doa-doa shalatnya sampai aku hafal kalau udah hafal aku

hapus pelan-pelan”. 35

Dari data diatas dapat penulis simpulkan bahwasannya transliterasi Al-

Qur‟an masih digunakan baik untuk yang berada pada tingkatan Iqra maupun

yang sudah tingkatan Al-Qur‟an dan bermanfaat bagi semua yang pernah

menggunakan transliterasi dalam pembacaan aksara Arab.

33 Wawancara pribadi dengan N.D, Mushalla Putri Pesantren Pembinaan Muallaf

Yayasan Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang Selatan, 09 Oktober 2018

pukul 19:12 WIB. 34 Wawancara pribadi dengan Sofia, Mushalla Putri Pesantren Pembinaan Muallaf

Yayasan Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang Selatan, 06 Oktober 2018

pukul 07:42 WIB. 35 Wawancara pribadi dengan Ciella, Mushalla Putri Pesantren Pembinaan Muallaf

Yayasan Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang Selatan, 06 Oktober 2018

pukul 19:08 WIB

Page 89: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

73

E. Problematika dan Solusi Al-Qur’an Transliterasi

Dari data yang diperoleh oleh penulis dapat diketahui bahwa para santri di

Pesantren Annaba masih menggunakan transliterasi Al-Qur‟an sebagai alat bantu

dalam membaca Al-Qur‟an ataupun sekedar meyakinkan bacaan yang dirasa ragu

dalam membacanya.36

Dengan melihat latar belakang para santri yaitu muallaf

dirasa bagi para pemula pengetahuan dasar tentang Al-Qur‟an ataupun huruf Arab

masih minim, tentunya ini menjadi kesulitan lebih tinggi karena mereka belum

cukup mengenal huruf Arab sebelumnya.

Dalam sub bab ini penulis akan membagi menjadi dua bagian yaitu: 1.

Problematika pengguna Al-Qur‟an Transliterasi, 2. Solusi terhadap problematika

pengguna Al-Qur‟an Transliterasi.

1. Problematika Pengguna Al-Qur‟an Transliterasi

Dari data yang penulis peroleh bahwasannya para santri di Pesantren

Annaba Center Indonesia mempunyai kesulitan ketika dihadapakan dengan Al-

Qur‟an Transliterasi. Kesulitannya yang dihadapi beragam, sebagian besar dari

kesulitannya yaitu kebingungan ketika melafalkan huruf-huruf yang tidak ada

padanannya seperti huruf ص dan ض yang menurut tranliterasi lama tertulis sh

dan dl atau dalam transliterasi SKB2M tertulis dengan ṣ dan ḍ. Hal ini selaras

dengan yang diungkapkan oleh Nuur Hidayah Rumahorbo, berikut ungkapannya:

“Iya ada kesulitan tuh aku kan bacanya ra yah ternyata orang-orang

bacanya itu ro tulisannya a padahal dibacanya o gitu sih, masih banyak yang

suka membingungkan tapi saya lupa kalau tidak sedang membacanya. ” 37

36

Lihat ungkapan hasil wawancara Siti Hajar dan Aminah Ashri Hutabarat pada sub.

Definisi dan Pandangan Transliterasi Al-Qur‟an 37

Wawancara Pribadi dengan Nuur Hidayah Rumahorbo, Mushalla Putri Pesantren

Pembinaan Muallaf Yayasan Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang

Selatan, 09 Oktober 2018 pukul 06:09 WIB.

Page 90: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

74

Begitupun dengan ungkapan Siti Hajar, ia mengalami kesulitan ketika

membaca Al-Qur‟an Transliterasi selain huruf-huruf yang tidak sepadan dengan

pelafalan ia juga bingung mengukur seberapa panjang mad yang sedang ia baca.

“Kadang ada kendala juga sih tapi gak terlalu karena memangkan ada

ust/ustz nya sebagai pendamping. Mungkin kalau tidak didampingi bisa bingung

atau bahkan sesat salah bacaannya, misalkan panjang mad itu segimana nah

kalau ada pendamping atau pengajar kan kita bisa tanya, terus misalkan huruf ط itu kalau liat latinnya kan baca dan tulisannya berbeda tapi dengan cara غ ظ

mendengarkan murattal juga biar tau gimana cara bacanya, sambil liat

transliterasi atau cocokin ke Bahasa Arabnya sambil dengerin yang

ngajinya/murattalnya.”38

Begitupun dengan Aminah Ashri Hutabarat ia mengatakan bahwasannya

tajwid dan makhraj dalam Al-Qur‟an Transliterasi belum mewakili bacaan yang

semestinya.

“Problem nya sih ada kayak tajwid dan makhrajnya dalam transliterasi

itu tidak dijelaskan jadi kita agak bingung bagaimana membacanya, contohnya

seperti ikhfa, idgham bila ghunnah itu tidak dijelaskan bagaimana cara

membacanya. Maka, bagi yang tidak ada gurunya itu bisa salah membacanya.” 39

Berbeda dengan Graciella Victoria Safira atau biasa disapa Ciella, ia

mengungkapkan bahwasannya Al-Qur‟an Transliterasi itu bisa memanjakkan bagi

penggunanya karena hal ini dirasakan oleh Ciella sendiri. Berikut ungkapannya:

“itu sih bisa keenakan jadi manja kalau baca yang Latinnya soalnya aku

terbiasa dan nyambung pas bacanya. Kan, ada tuh yak kesulitan bacanya yang

karena gak sesuai sama bacaan Arabnya tapi kalau aku karena kebiasaan jadi

suka liat latinnya tapi bagus membantu untuk pemula kayak kita.”40

38

Wawancara Pribadi dengan Siti Hajar, Mushalla Putri Pesantren Pembinaan Muallaf

Yayasan Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang Selatan, 06 Oktober 2018

pukul 20:02 WIB. 39

Wawancara Pribadi dengan Aminah Ashri Hutabarat, Asrama Putri Pesantren

Pembinaan Muallaf Yayasan Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang

Selatan, 06 Oktober 2018 pukul 20:59 WIB. 40

Wawancara Pribadi dengan Graciella Victoria Safira, Mushalla Putri Pesantren

Pembinaan Muallaf Yayasan Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang

Selatan, 06 Oktober 2018 pukul 19:22 WIB.

Page 91: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

75

Berikut ini penulis sajikan dalam tabel tentang apa saja problematika yang

mereka hadapi ketika membaca Al-Qur‟an Bertransliterasi dari data ini penulis

menghitung atas jawaban hasil wawancara yang sama dan penulis sajikan dalam

tabel dibawah ini:

Tabel 4.8 Problematika Tansliterasi Al-Qur‟an

No. Problematika Transliterasi Al-Qur‟an Jumlah Penyebutan

1 Penulisan transliterasi yang membuat bingung

tidak sesuai dengan bunyi huruf aslinya.

12

2 Memanjakan para pengguna 1

3 Tajwid dan makhrajnya yang belum jelas 3

4 Panjang pendeknya yang tidak sesuai 4

Dari data tabel diatas sebagaimana hasil wawancara yang penulis lakukan

ada 1 orang yang tidak merasa kesulitan dalam membacanya dikarenakan ia

membaca Al-Qur‟an hanya ketika setoran kepada pengajar Al-Qur‟an atau harus

selalu didampingi agar tidak kebingungan dalam membacanya. Berikut

penuturannya:

“saya belum tau karena saya kalau baca itu suka dibetulkan oleh teman-

teman dan kaka-kakak meskipun saya baca yang Bahasa Indonesianya. Karena

saya membaca itu ketika setoran ke Ustz Erna saja”.41

Selain itu penulis juga menemukan seorang Ibu, yang biasa disapa Ibu

Endang ia datang ke Pesantren Annaba untuk ikut belajar mengaji bacaan Al-

Qur‟an tetapi tidak ikut menetap di Pesantren. Ibu Endang tidak ingin membaca

Al-Qur‟an Transliterasi lagi dikarenakan ia pernah salah dalam membaca Q.S

Yāsīn. Ibu Endang bercerita bahwa ia pernah mengikuti pengajian ibu-ibu dan

membaca Q.S Yāsīn dan ia menggunakan Al-Qur‟an Transliterasi ketika itu

selama pengajian ia menemukan banyak kesalahan pada transliterasi Al-Qur‟an

41

Wawancara Pribadi dengan Cerjina Ximenes, Mushalla Putri Pesantren Pembinaan

Muallaf Yayasan Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang Selatan, 06

Oktober 2018 pukul 17:32 WIB.

Page 92: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

76

yang tidak sesuai dengan pelafalannya karena ketika itu bacaan yang ia baca tidak

sesuai dengan teman-teman pengajian baca. Saat itulah ibu Endang menyadari

betapa pentingnya belajar membaca Al-Qur‟an, tetapi setelah itu ibu Endang tidak

ingin lagi membaca transliterasi Al-Qur‟an. saat ini ia hanya membaca terjemah

Al-Qur‟an saja untuk menghindari kesalah-kesalahan jikalau ia membaca Al-

Qur‟an transliterasi.

“Banyak sekali sih kendalanya, karena kalau kita membaca tanpa ada

pemandu itupun juga pasti salah karena bacaan yang ada ditulisan dan nyatanya

terkadang yang saya dengar itu berbeda tidak sesuai. Untuk saat ini saya masih

menggunakan transliterasi saja untuk membacanya itupun saya membacanya

kalau lagi mood, terus terang kenapa saya begini karena disamping saya belum

bisa baca Al-Qur‟an saya juga baca transliterasi nya pun takutnya salah jusrtu

saya lebih sering membaca artinya karena menurut saya lebih baik membaca

artinya barangkali dengan artiannya itu bisa menuntut saya kejalan yang lebih

baik. Jadi setelah saya baca artinya begini InsyaAllah saya terapkan dalam

kehidupan saya. Jujur waktu saya baca Yasin bareng-bareng pas saya baca

transliterasi kok malah enggak sama dengan apa yang dibacakan oleh teman-

teman saya maka dari itu saya menghindari hal itu. Karena hal itulah saya

seperti menghindari transliterasi dan ingin belajar lagi baca Al-Qur‟an” 42

2. Solusi terhadap Problematika Pengguna Al-Qur‟an Transliterasi

Dengan melihat problematika yang dirasakan oleh para santri di Pesantren

Annaba Center Indonesia tentang Al-Qur‟an transliterasi. Ada beberapa usaha

yang dapat dilakukan untuk mengurai problematika penggunaan Al-Qur‟an

transliterasi, dari data yang penulis peroleh ini penulis menghitung atas jawaban

hasil wawancara yang sama dan penulis sajikan dalam tabel dibawah ini:

Tabel 4.9 Solusi Problematika Tansliterasi Al-Qur‟an

No. Solusi Problematika Jumlah Penyebutan

1 Ditunjukan untuk lajnah pentashihan mushaf Al- 6

42

Wawancara Pribadi dengan Ibu Endang, Mushalla Putri Pesantren Pembinaan Muallaf

Yayasan Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang Selatan, 08 Oktober 2018

pukul 17:02 WIB.

Page 93: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

77

Qur‟an agar transliterasi ditulis sesuai dengan

penyebutan huruf aslinya

2 Sering mendengarkan murattal 2

3 Ada pendamping/pemandu yang mendengarkan 7

4 Minta diajarkan lebih intesif 2

5 Rajin setoran kepada pengajar/ustz 1

Melihat dari data diatas penulis menyimpulkan ada 3 solusi yang diberikan

oleh para santri di Pesantren Annaba Center Indonesia sebagai pengguna dari Al-

Qur‟an Transliterasi yang berlatar belakang muallaf. Pertama,yaitu dibutuhkan

aturan yang tepat dari pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama- Lajnah

Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an. Diharapkan mushaf-mushaf yang mencantumkan

transliterasi hendaknya menyertakan panduan cara baca yang juga

mengakomodasi bacaan tajwid. 43

Hal ini diungkapkan oleh Siti Hajar berikut

penuturannya:

“Lebih di perbaiki lagi sih agar bisa lebih cocok dengan Bahasa Arabnya

dari penulisan dan pelafalan itu sesuai, sinkron gitu.”

Dalam rangka menguatkan dan melengkapi pendapat Siti Hajar diatas,

Aminah Ashri Hutabarat pun mengutarakan hal yang selaras dengan Siti Hajar.

Berikut penuturan Aminah Ashri Hutabarat:

“Saran saya sih lebih dimajukan lagi seperti baik dari segi huruf yang

selaras dengan cara bacanya kemudian juga ada ikhfa atau idgham nah dibawahnya itu seperti ada tanda bintang atau apa gitu, ini semisal aja ya dan

kemudian dibawahnya dikasih penjelasan bahwa ini ikhfa ini idgham gitu agar

kami pembaca itu paham.contoh lainnya panjnag mad juga seberpa panjang nih

agar kami tahu”44

43

Wawancara Pribadi dengan Siti Hajar, Mushalla Putri Pesantren Pembinaan Muallaf

Yayasan Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang Selatan, 06 Oktober 2018

pukul 20:15 WIB. 44

Wawancara Pribadi dengan Amniah Ashri Hutabarat, Mushalla Putri Pesantren

Pembinaan Muallaf Yayasan Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang

Selatan, 06 Oktober 2018 pukul 21:32 WIB.

Page 94: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

78

Amel seorang wanita asal Bandung ini pun mengungkapkan hal yang

senada, yaitu meminta agar dipadankan huruf-hurufnya dari segi penulisan ke segi

pelafalannya yang juga diiringi dengan pembelajaran cara baca Al-Qur‟an:

“Solusinya ya digimanain gitu biar sesuai aja ama huruf aslinya kayak ر

malah ditulisnya ra bukan ro. Jadi, memang harus diiringinya dengan belajar

Bahasa Arabnya bener-bener biar gak salah ya biar gak lama juga nunggu

diganti biar Al-Qur‟annya sesuai dengan pengucapannya.”45

Kemudian yang kedua,dibutuhkan pendamping yang mendengarkan atau

memperhatikan bacaanya guna menjauhi kesalahan-kesalahan dan mendapatkan

pengasahan dalam membaca Al-Qur‟an. Dalam hal ini diperlukan kerajinan,

tekad, semangat dan niat yang sungguh-sungguh untuk mendapatkan pengajaran

yang intensif baik itu dari ustz pengajar Al-Qur‟an maupun dari kakak-kakak atau

teman-teman yang sudah baik dan lancar dalam membaca Al-Qur‟an. Yuliana

Grasilva Dasilva atau yang biasa dipanggil Aisyah telah membuktikan hal

tersebut, setelah melakukan penelusuran yang lebih mendalam oleh penulis

Aisyah mengungkapkan bahwasannya ia selalu bersemangat dalam pengajian

setoran bacaan Al-Qur‟an karena cita-citanya ingin menjadi seorang hafidzah.

Maka dari itu Aisyah berusaha keras agar bisa membaca Al-Qur‟an dan

menghafalnya. Terbukti ia mampu membaca Al-Qur‟an dalam kurun waktu 1

bulan dan Alhamdulillah saat ini ia sudah mulai menghafal Al-Qur‟an.

“Yang penting suka setoran sama ustz atau kakak-kakaknya dan jangan

malu kalau mau nanya ke kakak-kakaknya. Kalau aku suka dibaca dulu buat ngaji

subuh besok pas malemnya, nah sebelum ke ustz aku juga baca dulu baru setoran

ke ustz. aku suka jadi yang pertama kalau maju setoran.”46

45

Wawancara Pribadi dengan Amel, Mushalla Putri Pesantren Pembinaan Muallaf

Yayasan Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang Selatan, 08 Oktober 2018

pukul 19:12 WIB. 46

Wawancara Pribadi dengan Gracia Dasilva (Aisyah), Mushalla Putri Pesantren

Pembinaan Muallaf Yayasan Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang

Selatan, 08 Oktober 2018 pukul 16:22 WIB.

Page 95: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

79

Menurut Aisyah salah seorang santri di Pesantren Annaba beranggapan

yang terpenting itu didampingi oleh kakak-kakak atau siapapun itu yang sudah

lancar membaca Al-Qur‟an sebagai tempat bertanya dan tempat perbaikan.

“Harus ada kakak-kakak atau ada yang bisa ditanya biar kita nya gak

bingung kalau ada yang bingung.”47

Dan yang ketiga, yaitu solusi dari problematika pengguna Al-Qur‟an

Transliterasi adalah membaca Al-Qur‟an trasliterasi diiringi dengan

mendengarkan murattal Al-Qur‟an. hal ini diungkpakan oleh Nuur Hidayah

Rumahorbo berikut penuturannya.

“Nah aku sempat berpikir tuh kenapa engga ditulis ro aja kenapa ditulis

ra kami kan jadi salah baca kalau gitu. Maka dari itu yang baca translate itu

memang harus dibarengi dengan mendengar ditunjukkan juga sih harusnya oleh

pengajar atau kalau memang yang lingkungannya muslim kan enak ya kalau kita

salah itu dibenerin. Padahal sebelumnya itu saya malu sekali itu saya meyakini

sekali percaya diri sekali saya bahwa yang ditulis oleh translate itu benar tapi

pas dibenerin sama teman-teman dan mendengar langsung murattalnya oh iya

yah saya selama ini bacanya salah.” 48

47

Wawancara Pribadi dengan Aisyah Giawa, depan ruang tamu Pesantren Pembinaan

Muallaf Yayasan Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang Selatan, 08

Oktober 2018 pukul 21:42 WIB. 48

Wawancara pribadi dengan Nuur Hidayah Rumahorbo, Mushalla Putri Pesantren

Pembinaan Muallaf Yayasan Annaba Center Indonesia Kampung Sawah Ciputat Tangerang

Selatan, 09 Oktober 2018 pukul 06:32 WIB.

Page 96: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

80

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil analisis yang penulis peroleh Pengguna Al-Qur’an

transliterasi dalam kalangan muallaf dirasa sangat dibutuhkan, karena mereka

dirasa belum cukup mengenal huruf Arab. Dalam praktiknya, para pengguna tidak

begitu memahami beberapa simbol dalam transliterasi yang terdapat pada mushaf.

Al-Qur’an memberikan dampak bagi siapa pun yang berinteraksi dengannya

tidak terkecuali pada mushaf Al-Qur’an Tranliterasi, salah satunya para santri di

Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan Annaba Center Indonesia. Dampak Al-

Qur’an bertransliterasi penulis membaginya kepada 2 macam yaitu; dampak

positif dan dampak negatif.

1. Dampak positifnya yaitu memberikan kemudahan sebagai alat bantu dalam

membaca Al-Qur’an bagi kalangan muallaf yang sebelumnya belum cukup

mengenal huruf Arab dan menjadikan transliterasi Al-Qur’an sebagai alat

kontrol bacaan dalam membaca Al-Qur’an.

2. Dampak negatifnya yaitu dapat memanjakan para pengguna jikalau tidak

didampingi atau tidak dibimbing intensif. Dari sini dapatlah kita ambil

kesimpulan bahwa pentingnya talaqī musyāfahah.

Dari data yang telah dipaparkan sebelumnya dapat diketahui ada beberapa

problematika pengguna Al-Qur’an bertransliterasi sebagai berikut: Pertama,

intensitas membaca Al-Qur’an yang minim. Kedua, pengetahuan dasar yang

minim tentang huruf Arab. Para muallaf di pesantren Annaba Center Indonesia

mengalami kesulitan atau kebingungan dalam melafalkan huruf-huruf yang tidak

ada padanannya seperti huruf ص yang tertulis dalam transliterasi SKB2M tertulis

Page 97: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

81

ṣ. Maka dari itu sangat diperlukan pendamping yang mendengarkan dan

mengajarkan.

B. Saran-saran

Setelah penulis menyelesaikan penelitian ini, penulis sangat menyadari bahwa

penelitian ini jauh dari cukup apalagi sempurna. Sehingga penulis yakin bahwa

penelitian ini meninggalkan banyak kesalahan dan kekurangan di dalamnya.

Karena itu penelitian ini sesungguhnya tidak dapat dikatakan telah selesai, masih

banyak hal yang dapat dikaji dari penelitian ini lebih dalam lagi.

Perlu pengkajian secara mendetail mengenai dampak dari al-Qur’an

Transliterasi bagi para pengguna yang berasal dari kalangan muallaf, yang masih

perlu dilakukan di tempat lain kepada pengguna yang bukan muallaf sebagai

pembuktian selanjutnya. Mengingat data yang diperoleh penulis pada penelitian

ini sangat terbatas sehingga rasa harus dilakukan observasi yang mendalam untuk

penelitian selanjutnya.

Page 98: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

82

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Ahmad Saebani, Afifuddin, Beni Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung:

Pustaka Setia, 2009), cet 1.

Ali Al-Khuli, Muhammad , A Dictionary of Theorical Linguistics: English-

Arabic, (Beirut: Librairie du Liban, 1982)

Ann Kipfer, Barbara Fandom House Webster‟s College Dictionary (USA:

Random House Edition, 2011).

Anwar, Shabri shaleh, Quality Konsep Anak Didik Dalam Islam, (Yayasan

Inndragiri: Tembilahan, 2014).

AR. Bafadhal dan H. Rosehan Anwar, Fadhal , Mushaf-mushaf Kuno di Indonesia

(Jakarta: Puslitbang Lektur Keagamaan Badan Litbang dan Diklat

Keagamaan Departemen Agama RI, 2005).

Chotib, Marjan Penerapan Tajwid Transliterasi Al-Qur‟an (Kajian Komparatif

Transliterasi 6 Mushaf Al-Qur‟an dengan Transliterasi Al-Qur‟am

Kemenag), (Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2017).

Departemen Agama RI, “Pedoman Transliterasi Arab-Latin”, Jakarta: Depag,

2003.

Hasanuddin, Ensiklopedi Kebahasaan Indonesia (Bandung: Angkasa Group,

2009)

J. Moleong, Lexy , Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2006).

Kridalaksana, Harimurti , Kamus Linguistik, Edisi IV, (Jakarta: Gramedia, 2008)

M. Federspiel, Howard Kajian Al-Qur‟an di Indonesia dari Mahmud Yunus

hingga Quraish Shihab (Bandung: Penerbit Mizan, 1996)

Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal (Jakarta: Bumi Aksara,

1995), h. 28

Muhadjir, Noeng , Metodologi Peneltian kualitatif (Yogyakarta: Rake Saasin,

2000).

Page 99: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

83

Muhammad bin Abdullah az-Zakarsyā, Badruddin, Al-Burhān fī „ulum Al-

Qur‟an (Beirut: Dār al-Fikr, 1988)

Mushaf Al-Qur‟an Cordoba , Bandung:PT Cordoba Internasional Indonesia,

2012.

Al-Qardawi, Yusuf Fatwa-fatwa kontemporer. Penerjemah suri sudahri dkk.

(Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2009)

Al-Qur‟an Al-Hadi Mushaf Latin (Jakarta: Maktabah Al-Fatih Rasyid Media,

2015)

Al-Qur‟an Tajwid Warna Transliterasi Per Ayat Terjemah Per Ayat (Al-

Munawwar) (Bekasi: Cipta Bagus Segara, 2015)

Al-Qur‟an Transliterasi Per Kata dan Terjemah Per Kata At-Thayyib (Bekasi:

Cipta Bagus Segara, 2011)

Rasyid, Abdul “ Romanisasi Al-Qur’an Transliterasi vs Transkipsi”, (Tesis S2

Fakultas Ushuluddin, Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta, 2012)

Riyanto, Yatim , Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif

(Surabaya: YNESA University Press, 2007).

Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001).

Romli, “Transliterasi Arab-Latin dan Akselerasi Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam di SDN 03 Srengseng Sawah Balong Kembangan Jakarta Barat,”

(Skripsi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri

Jakarta, 2005).

Salim, Peter The Contemporary English-Indonesia Dictionary (Jakarta: Modern

English Press, 1996).

Asy Syinqithi, Muhammad Habibilah dan Muhammad, Kiat Mudah Menghafal

Al-Qur‟an, (Surakarta: Gazzamedia, 2011).

Sulthon, Muhajir, Belajar Baca Tulis Al-Qur‟an, (Surabaya: Sinar Wijaya, 1993).

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1994).

Webster, Noah Webster‟s New Twentieth Century Dictionary Of The English

Language Unabrigde, (William Collins Publisher INC, 1980).

Page 100: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

84

Jurnal dan Artikel

Akbar, Ali “Perkembangan Percetakan Mushaf Al-Qur’an di Indonesia”, Suhuf,

Vol. 4, No.02 (2011).

Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, Kajian Al-Qur’an dan

Kebudayaan, Suhuf, Vol. 4, No.02 (2011).

Fauzan Muhammad, Nur, “Problematika Transliterasi Aksara Arab-Latin: Studi

Kasus Buku Panduan Manasik Haji dan umrah”, NUSA, Vol 12, No 1,

Februari 2017.

Hakim, Abdul “Al-Qur’an cetak Indonesia, Tinjauan Kronologis Pertengahan

Abad ke-19 hingga Awal Abad ke-20” Suhuf, Vol. 5, No.22 (2012).

Muhammad Musaddad, Syaifuddin ,“Beberapa Karakteristik Mushaf Al-Qur’an

Kuno Situs Grigajah Gresik”, Suhuf, Vol. 8, No.01 (Juni, 2015)

-------, “Al-Qur’an Transliterasi Latin dan Problematikanya dalam Masyarakat

Muslim Denpasar” Shuhuf, Vol 10, No.1, Juni 2017.

Nugraha, Eva “Konsep al-Nabi al-Ummi dan implikasinya pada penulisan Rasm”,

Refleksi 13, no. 2 (2012).

Republika, “60 Persen Muslim Buta Huruf Al-Qur’an”, Sabtu, 5 Maret 2016.

Page 101: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

85

WAWANCARA PENELITIAN SKRIPSI

PENGGUNA AL-QUR’AN TRANSLITERASI

“Transliterasi Al-Qur’an Pada Mushaf Al-Qur’an Menurut Para Pengguna”

No. Responden Kode Responden TTD

Tanggal Waktu

Pengantar:

Penelitian Skripsi ini diajukan atas nama Tety Juwariyah, pada Jurusan Ilmu Al-

Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian Skripsi ini bertujuan untuk mencari tahu dua hal. Pertama, dampak Al-

Qur’an transliterasi bagi para muallaf di Yayasan Annaba Center Indonesia.

Kedua, problematika yang dihadapi para muallaf ketika membaca Al-Qu’an

bertransliterasi.

Keterlibatan Bapak/Ibu/Sdr sebagai informan/responden menjadi penting untuk

membantu peneliti dalam memahami poin pertama dan kedua di atas. Saudara/I

akan diminta untuk memberikan jawaban dan tanggapan atas pertanyaan-

pertanyaan mengenai identitas informan/responden, pandangan tentang

transliterasi Al-Qur’an, dan problematika Al-Qu’an bertransliterasi. Kerahasiaan

jawaban dan tanggapan dari saudara/I akan dijaga sesuai kode etik penelitian.

A. IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama* :

2. TTL :

3. Umur :

4. Jenis Kelamin : [a] laki-laki [b] perempuan

5. Pendidikan

Terakhir

:

6. Profesi :

7. Asal Daerah :

8. Alamat :

*) Boleh tidak dicantumkan

LAMPIRAN

Page 102: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

86

(Pertanyaan untuk pengajar Al-Qur’an)

B. PENGETAHUAN

1. Berapa banyak para mualaf yang mengaji di Yayasan ini?

2. Apakah ada absen untuk para mualaf yang mengaji di Yayasan ini?

3. Sejak kapan ustz menjadi pengajar Al-Qur’an di Yayasan ini?

4. Apa yang melatar belakangi ustz untuk mengajar para mualaf?

5. Apa yang membantu para mualaf dalam membaca Al-Qur’an?

6. Apakah para mualaf menggunakan Al-Qur’an bertransliterasi?

7. Apa saja faktor-faktor yang melatar belakangi penggunaan Al-Qur’an

bertransliterasi?

8. Apakah para mualaf di Yayasan ini belajar tahsin/tajwid juga?

9. Jikalau ada, apakah terdapat program lanjutannya?

10. Apakah ada buku pedoman atau buku tugas untuk para mualaf?

11. Sudah berapa lama pengajian ini berlangsung?

C. PEMAHAMAN

1. Menurut ustz, apa itu Transliterasi Al-Qur’an?

2. Bagaimana pandangan ustz tentang Al-Qur’an bertransliterasi?

3. Menurut ustz, apa saja problematika/kendala yang dihadapi oleh para

mualaf ketika menggunakan Al-Qur’an bertransliterasi?

4. Apa saja yang melatar belakangi penggunaan Al-Qur’an

bertransliterasi?

5. Menurut ustz, bagaimana manfaat dari transliterasi Al-Qur’an?

6. Apa saran ustz untuk solusi dari problematika/kendala dari Al-Qur’an

bertransliterasi?

7. Menurut ustz, apa manfaat dari pengajian ini bagi para mualaf?

D. PERILAKU

1. Bagaimana proses pengajaran Al-Qur’an melalui transliterasi?

Page 103: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

87

(Pertanyaan untuk Pembina Yayasan)

B. PENGETAHUAN

1. Sejak kapan bapak/ibu menjadi pembina?

2. Berapa banyak mualaf yang sudah bersyahadat di Yayasan ini?

3. Bagaimana sejarah Yayasan ini?

4. Bagaimana Perkembangan Yayasan ini?

5. Apa tujuan dibangunnya Yayasan ini?

6. Sudah berapa lama pengajian ini berlangsung?

7. Apa saja manfaat dari pegajian ini?

8. Apa saja faktor-faktor berdirinya Yayasan ini?

9. Selain dari pengajian ini, apa program-program lain yang dibuat oleh

para pengurus untuk para muallaf?

E. PEMAHAMAN

1. Menurut ustz/ust, apa itu Transliterasi Al-Qur’an?

2. Bagaimana pandangan ustz/ust tentang Al-Qur’an bertransliterasi?

3. Menurut ustz/ust, apa saja problematika/kendala yang dihadapi oleh

para mualaf ketika menggunakan Al-Qur’an bertransliterasi?

4. Apa saja yang melatar belakangi penggunaan Al-Qur’an

bertransliterasi?

5. Menurut ustz/ust, bagaimana manfaat dari transliterasi Al-Qur’an?

6. Apa saran ustz/ust untuk solusi dari problematika/kendala dari Al-

Qur’an bertransliterasi?

7. Menurut ustz/ust, apa manfaat dari pengajian ini untuk para mualaf?

Page 104: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

88

(Pertanyaan untuk Para Muallaf)

B. PENGETAHUAN

1. Sejak kapan anda menjadi mualaf?

2. Apa saja faktor-faktor yang melatar belakangi anda menjadi muallaf?

3. Mengapa anda tertarik untuk belajar Al-Qur’an?

4. Apakah anda menggunakan transliterasi dalam membaca Al-Qur’an?

mengapa?

5. Apakah anda memiliki al-Qur’an bertransliterasi?

6. Apakah anda mempelajari tajwid/tahsin Al-Qur’an? mengapa?

7. Apa latarbelakang anda mempelajari bahasa Arab? mengapa?

8. Sudah berapa lama anda mengikuti pengajian ini?

9. Apa tujuan anda mengikuti pengajian ini?

10. Apa tujuan anda membaca Al-Qur’an?

11. Bagaimana usaha/cara anda agar dapat membaca atau memahami Al-

Qur’an dengan cepat?

C. PEMAHAMAN

1. Menurut anda, apa itu Transliterasi Al-Qur’an?

2. Bagaimana pandangan anda tentang transliterasi Al-Qur’an?

3. Apa saja problematika/kendala ketika menggunakan Al-Qur’an

bertransliterasi?

4. Apa yang melatar belakangi anda untuk menggunakan transliterasi Al-

Qur’an?

5. Menurut anda, bagaimana manfaat dari transliterasi Al-Qur’an?

6. Apa saran anda untuk solusi dari problematika/kendala dari

transliterasi Al-Qur’an?

7. Menurut anda, apa manfaat dari pengajian ini?

D. PERILAKU

1. Seberapa sering anda membaca Al-Qur’an? kapan saja?

Page 105: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

89

Lampiran Dokumentasi

Page 106: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

90

Page 107: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

91

Page 108: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

92

Page 109: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

93

Page 110: LEMBAR JUDUL TRANSLITERASI AL-QUR’AN PADA MUSHAF AL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Paramadina.Umumnya, kecuali versi Paramadina, pedoman alih aksara

94